» » » » » » » » » Benarkah Negara Turki jadi "Rujukan" Kaum Pengusung Khilafah seperti ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ?!

Benarkah Negara Turki jadi "Rujukan" Kaum Pengusung Khilafah seperti ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ?!

Penulis By on Senin, 18 Desember 2017 | No comments

Merinding! Pidato Presiden Erdogan, 'Jika Kehilangan Al Quds, Mekah, dan Ka'bah Akan Hilang'

BANJARMASINPOST.CO.ID - Bukan hanya Indonesia yang berani mengutuk keputusan Presiden Amerika, Donald Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Turki yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan terus melontarkan pernyataan keras kepada Trump.
Dalam pidatonya, Erdogan bahkan menjelaskan mengapa harus mempertahankan mati-matian Yerusalem atau Al Quds.
Pidato Erdogan ini menjadi viral, menjelaskan jika Al Quds jatuh, maka umat muslim tidak akan bisa melindungi Madinah.


Jika Madinah jatuh, maka umat muslim tak akan bisa melindungi Mekah, dan jika Mekah jatuh umat muslim akan kehilangan Ka'bah.“Maka, jika kita kehilangan Al-Quds, kita tidak akan sanggup menjaga Madinah Al-Munawwarah. Bila kita kehilangan Madinah, kita tidak akan mampu melindungi Mekah. Dan ketika Mekah jatuh, kita akan kehilangan Ka’bah,” tegas Erdogan Jum’at malam (16/12) di kota Istanbul, Turki, dilansir MINA dari kantor berita Palestina Felesteen al Youm.
Dalam pidatonya yang tersebar viral tersebut, Erdogan menyebutkan Al Quds sebagai bagian dari Istanbul, Islamabad, dan Jakarta.
"Jangan lupakan, Al Quds adalah Istanbul, Islamabad dan juga Jakarta. Madinah adalah Kairo, Damaskus, dan Baghdad".


Video ini juga dibagikan fanpage sahabat Erdogan dan telah ditonton 51 ribu kali dan dibagikan 4.299 akun facebook.
Berikut beberapa komentar dari ratusan komentar terkait pidato Erdogan.
Sapdan Nasution, "Masya allah menyentuh hati atas kata2nya indonesia tak boleh tinggal diam harus waspada mari kita kuatkan iman kita disetiap sholat kita kita wajibkan harus ada yg namanya palestine.
mg di benteng allah saudara2 kita yg dalamkesusahan/dalam kesedihan amin".
Erfan Panca Putra, "Mari semua rakyat indonesia satukan kekuatan dengan doa yang tidak pernah putus buat sodara kita yang di plestina,
Ya Allah butakanlah musuh umatmu sehingga mereka tidak bisa lagi mengangkat senjata, bisu, buta, tidak bisa mendengar... Ya Allah".
More Na, "Ayo para pemimpin islam bersatu.Palestina dan negara islam yg di jajah butuh pembelaan bukti kongkrit.
Bismillah esok kita lihat kejayaan umat islam".
Sementara itu dilansir The Guardian, langkah Erdogan untuk mempertahankan Al Quds terus dilakukan.
Erdogan akan membuka kedutaan Turki di Timur Yerusalem, seperti diungkapkannya dalam pertemuan negara muslim.
Hal ini sebagai langkah penegasan bahwa Yerusalem adalah ibu kota dari Palestina.
Dalam pidatonya di Provinsi Karaman, Erdogan menjelaskan duta besar untuk kedutaan Turki di Timur Yerusalem sudah ditunjuk.
"Insya Allah akan segera diresmikan, dengan izin Allah kita akan membuka kedutaan di sana", tegas Erdogan.
Tidak diketahui bagaimana Erdogan akan melakukan langkahnya, sebab situasi saat ini seluruh Yerusalem dikendalikan Israel.
Merinding! Pidato Presiden Erdogan, 'Jika Kehilangan Al Quds, Mekah, dan Ka'bah Akan Hilang'
youtube
Dalam pidatonya, Erdogan bahkan menjelaskan mengapa harus mempertahankan mati-matian Yerusalem atau Al Quds.Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/12/18/merinding-pidato-presiden-erdogan-jika-kehilangan-al-quds-mekah-dan-kabah-akan-hilang?page=all

DK PBB Hari Ini Voting Resolusi Penolakan Yerusalem Ibu Kota Israel

SALAFYNEWS.COM, NEW YORK – Dewan Keamanan PBB pada Senin akan melakukan pemungutan suara (Voting) tentang rancangan resolusi penolakan keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, ungkap diplomat, Minggu waktu setempat.
Baca: TEGAS! Tak Ikuti Langkah Trump, Uni Eropa Tolak Pindah Kedutaannya ke Yerusalem
Kemarin, Mesir menuntut pemungutan suara tersebut, sehari setelah mereka menyajikan langkah yang kemungkinan akan diveto oleh AS.
Trump bulan ini mengumumkan bahwa dia mengakui Yerusalem ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS disana dari Tel Aviv, sehingga memicu protes dan menuai kecaman.
Wakil Presiden AS Mike Pence akan mengunjungi Yerusalem Rabu pekan ini demi mengatasi krisis dari salah satu isu paling kontroversial dalam konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina itu.
Baca: Indonesia dan Eropa Kompak Dukung Status Quo Yerusalem
Israel merebut bagian timur kota itu menyusul Perang 1967 dan menganggap semua wilayah Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tak terbagi. Sementara itu, Palestina menegaskan bahwa bagian timur kota itu adalah ibu kota negara masa depan mereka.
Rancangan resolusi yang diperoleh AFP itu menekankan bahwa Yerusalem adalah masalah yang “harus diselesaikan melalui negosiasi” dan mengungkapkan “penyesalan mendalam atas keputusan terbaru yang berkaitan dengan status Yerusalem” tanpa secara rinci menyinggung langkah Trump.
“Setiap keputusan dan aksi yang dimaksudkan untuk mengubah karakter, status atau komposisi demografis Kota Suci Yerusalem tidak memiliki pengaruh hukum, tidak berlaku dan batal dan harus dicabut,” kata mereka.
Baca: Demo Serempak di Dunia Kecam Keputusan Gila Trump Jadikan Yerusalem Ibu Kota Israel
Beberapa diplomat mengatakan mereka memperkirakan AS akan menggunakan hak vetonya untuk memblokir langkah itu, tetapi sebagian besar dari 14 anggota lain diperkirakan akan mendukung rancangan resolusi tersebut.
Dewan tersebut akan menggelar pertemuan tertutup pada Senin untuk mendiskusikan rancangan resolusi sebelum pemungutan suara, ungkap sejumlah diplomat, demikian AFP. (SFA)

Arab Saudi Batasi Liputan Media Soal Yerusalem, dan Perintahkan Bidik Iran

ARRAHMAHNEWS.COM, RIYADH – Arab Saudi telah memerintahkan seluruh media di kerajaan untuk tidak terlalu fokus “memperhatikan” keputusan kontroversial Washington mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, kata beberapa sumber.
Pengadilan kerajaan Saudi mengirim sebuah “peringatan keras” kepada bos surat kabar dan stasiun televisi serta radio minggu ini mengenai masalah yang telah memicu protes di seluruh dunia Arab, sejumlah sumber mengatakan kepada The New Arab pada hari Kamis. Berbicara dengan syarat anonim, mereka menambahkan bahwa perintah tersebut memerintahkan media untuk sebaliknya “membidik Iran dan negara-negara regional lainnya” dalam liputannya.
Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada hari Rabu dalam sebuah langkah yang telah membuat orang-orang Palestina marah dan menimbulkan kutukan internasional. Trump juga memulai proses pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Dewan Tertinggi Ulama Saudi – badan keagamaan kerajaan yang paling senior – merilis sebuah pernyataan yang “mengkonfirmasikan status besar Yerusalem” di dunia Muslim. Beberapa komentator menganggap komentar dewan ulama Saudi sangat mengecewakan karena tidak mengkritik keputusan Trump yang memberi wewenang untuk pemindahan kedutaannya dan malah memusatkan perhatian pada kepentingan religius kota suci tersebut.
Pada hari Kamis, seorang menteri Israel mengatakan bahwa Trump telah mendapatkan “lampu hijau” dari para pemimpin Arab sebelum membuat keputusan yang memecah belah. Berbicara kepada Saluran 10 Israel, Yisrael Katz mengklaim bahwa pemerintah AS telah mengkoordinasikan langkah tersebut dengan para pemimpin Arab sebelum keputusan tersebut, untuk memastikan bahwa mereka akan membantu reaksi Palestina dan Arab.
Mengenai posisi Arab Saudi atas keptusan Trump, Katz mengklaim bahwa Riyadh akan mempertimbangkan “kepentingan keamanan bersama dengan Israel”, terutama yang berkaitan dengan musuh mereka, Iran.
Israel menganggap Yerusalem sebagai ibukotanya, sebuah posisi yang hampir seluruh dunia menolak mengatakan bahwa statusnya harus ditentukan dalam perundingan damai dengan Palestina.
Yerusalem Timur dan Barat, termasuk Kota Tua, adalah wilaayh Palestina yang diduduki berdasarkan hukum internasional.
Orang-orang Palestina berharap ini akan menjadi ibukota negara masa depan mereka setelah menyetujui negosiasi status akhir dengan Israel, sesuai dengan Persetujuan Oslo 1993. Langkah Trump menempatkan harapan ini dalam bahaya serius. [ARN]
Sumber: The New Arab.

Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2017/12/18/arab-saudi-batasi-liputan-media-soal-yerusalem-dan-perintahkan-bidik-iran/

Ini Tanggapan Gus Nadirsyah pada Kaum Sawah Soal Menteri Agama Diteriaki Peserta Aksi Bela Palestina

ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Ketua PCI NU Australia Nadirsyah Hosen angkat bicara menanggapi tuduhan miring terhadap Menti Agama Lukman Hakim oleh sejumlah peserta aksi bela Palestina di Monas, Ahad (17/12/2017). Gus Nadir memuji mentri lukman karena tetap mendoakan meskipun disorak beberapa peserta aksi.
Pernyaan Gus Nadir ini disampaikan melalui akun Twitternya Nadisyah Hosen di hari yang sama. Dia mengatakan, mentri Lukman adalah orang yang penuh komitmen melayani umat atas dasar persaudaraan Islam
“Diteriaki saat orasi, mas menteri @lukmansaifuddin tentu tdk butuh support kita. Beliau penuh komitmen melayani umat atas dasar persaudaraan Islam, kebangsaan & kemanusiaan. Beliau maklum, malah mendoakan secuil umat yg teriak2 itu. Thd mrk yg tdk sopan, beliau tetap santun,” tulis Gus Nadir.
 
Hingga Senin (18/12/2017) pagi cuitan Gus Nadir telah mendapat 1.130 komentar dan 1.710 like. Banyak akun yang mendukung pernyataan Gus Nadir dan menyayangkan sikap peserta aksi.
Misalnya akun bernama Nadif. Menurut Nadif, mereka adalah orang-orang yang selalu berteriak atas nama agama tapi suka mencaci orang yang beda pemahaman.
“Mereka berteriak atas nama agama tapi selalu mencaci maki orang yg beda pemahaman. Meski satu akidah,”tulis Nadif.
Akun M Anin berkomentar serupa. Dia menyesalkan karena mereka tak memiliki akhlakul karimah. Hal itu menurutnya berbahaya. Anin juga berterima kasih atas cuitan Gus Nadir.
“Datang dengan niat bela Palestina eh lupa gak bela akhlakul karimah dulu. Bela Palestina tanpa akhlakul Karimah itu berbahaya ya. Umat Islam harus cerdas. Terima kasih prof cuitannya mencerahkan. Semoga secuil umat tadi bisa belajar kesantunan akhlak nabi Muhammad SAW,” tulis Anin.
Tak ketinggalan, Mentri Lukman juga menanggapi cuitan Gus Nadir tersebut. Menag menilai, yang berteriak atas dirinya bukan tidak hormat. Melainkan karena mereka salah paham sehingga diliputi kejengkelan.
“Pak Kiai, hemat saya, mereka bukannya tidak sopan, tapi mungkin karena diliputi “kejengkelan” akibat adanya kesalahpahaman. Mohon maaf, terima kasih atas apresiasi dan doanya,” tulis Menag Lukman.
 
Menteri Lukman Hakim disoraki sejumlah peserta aksi saat berorasi di acara Aksi Bela Palestina di Monas. Mentri lukman dituding lebih pro ke Barat. Bahkan karena tidak tahun sopan santun sebagian peserta berterak agar mentri Lukman diusir.
Hoo.. dasar Menag pendukung barat. Usir aja jangan kasih orasi,” demikian kata peserta aksi sebagaimana dikutip dari Tribun.Com.
Astaghfirullah. Innalillah. Mentri lukman yang saat itu duduk bersila hanya tersenyum. Subhanallah. [ARN]

Bendera Rayah dan Liwa’ di Aksi Bela Palestina, Cara HTI Provokasi Pemerintah

ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Bendera adalah lambang yang bermakna tertentu sesuai pemahaman orang yang memegangnya. Makna satu bendera sangat beragam karena sebagai simbol makna bendera tergantung kesepakatan sosial dan komunitas penggunanya.
Kehadiran bendera Rayah, bendera tauhid warna hitam pada Aksi Bela Palestina di Monas, Ahad (17/12/17) menggiring opini umum bahwa ada aktivis HTI di tengah-tengah massa. Bagi HTI ajang perkumpulan massa umat Islam sangat tepat untuk mengibarkan bendera Rayah yang dikontraskan dengan bendera merah putih. Dengan kata lain kibaran bendera Rayah bermakna seruan halus HTI kepada massa untuk menegakkan Khilafah ala HTI empunya bendera Rayah.
Kehadiran bendera Rayah di sejumlah aksi umat Islam bisa juga dimaknai bentuk ejekan HTI kepada penguasa. Diharapkan aparat negara dalam hal ini terprovokasi lalu mengambil tindakan merampas bendera Rayah kemudian dijadikan bahan oleh HTI untuk menyudutkan polisi dan penguasa secara umum di dunia maya dan media sosial. Idealnya terjadi insiden antara polisi dengan pemegang bendera Rayah.


Bagi umat Islam non HTI yang memegang bendera Rayah, bendera itu bermakna bendera persatuan, kesatuan dan solidaritas umat Islam sedunia tanpa memandang madzhab, ormas, bangsa dan negara. Bendera Rayah bagi mereka bermakna spiritual dan moral tanpa tendensi politik.
Kalangan pengusung demokrasi ada juga yang membawa bendera Rayah. Bagi mereka bendera Rayah simbol kebebasan berpendapat. Mereka tidak dalam konteks solidaritas umat Islam sedunia apalagi konteks memperjuangkan khilafah ala HTI.
Adapun bagi stasiun televisi, wartawan foto media massa elektronik, cetak dan online, bendera Rayah punya nilai berita untuk disajikan kepada publik. Karena kehadiran bendera Rayah di ruang publik seolah-olah mempertanyakan konsistensi pemerintah dalam membendung gerakan radikal yang mengancam eksiatensi NKRI dengan mendirikan khilafah yang sudah diketahui publik bahwa Rayah benderanya dan HTI pengusungnya.
Bendera Rayah yang berkibar di Aksi Bela Palestina yang dimotori MUI ini mengandung banyak makna. [ARN]

Mengintip “Istana Putih” Super Mewah Erdogan

SALAFYNEWS.COM, ANKARA – Istana kepresidenan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang terletak di pinggiran ibukota Ankara, dibangun dengan menghabiskan dana sebesar $ 615 juta. Mari kita intip bersama-sama “Istana Putih” super mewah milik Erdogan. (Baca: 6 Soal yang Harus Dijawab Oleh Pendukung Erdogan)
Tidak ada biaya cuma-cuma dalam pembangunan 1.150 kamar di ” White Palace” yang meliputi area seluas 300.000 meter persegi yang dilindungi dengan lingkungan cagar yang disebut Ataturk Forest Farm.
46c3cf26-1578-4b95-9103-1d03efadf071 
819cfd98-f4da-4a80-b0c5-5507485f6513 
91154fa9-4693-4284-9506-cc982dff365f 
c8b5429b-ded4-4377-bb88-6ccbe3fb95d3 
f1387f24-bf3f-459b-93bb-d600e9a0705e (1) 
“Istana Putih” Itu awalnya dibangun sebagai kantor perdana menteri Turki, tapi setelah Erdogan muncul sebagai pemenang dari pemilihan presiden 2014, ia mengumumkan bahwa bangunan akan digunakan sebagai istana Presiden Turki. (Baca: Erdogan Berlumuran Darah Rakyat Turki dan Suriah)
Erdogan mengatakan pembangunan “White Palace” -dengan biaya dua kali lebih besar dari apa yang diperkirakan sebelumnya- meningkatkan profil internasional Turki. Kritikus mengatakan itu akan membuatnya seperti diktator Irak Saddam Hussein, yang dikenal karena selera borosnya dan hidup glamour.
White Palace (Istana Putih) mirip dengan Gedung Putih, termasuk ruang situasi dan bunker yang mampu menahan serangan bom biologi, kimia dan serangan nuklir. (SFA)

Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Senin/18122017/18.40Wita/Bjm 
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya