» » » » » » » FREEPORT telah "direbut" hingga Neno Warisman dan Abu Jibril yang "Anti Jokowi" dan Guru Sekumpul kembali "Dibela"

FREEPORT telah "direbut" hingga Neno Warisman dan Abu Jibril yang "Anti Jokowi" dan Guru Sekumpul kembali "Dibela"

Penulis By on Kamis, 12 Juli 2018 | No comments

Tolak Radikalisme dan Penghinaan Terhadap Ulama Aswaja, Ini Empat Poin Petisi Itu

PETISI yang diteken puluhan ribu umat Islam untuk membela para ulama, khusus Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani yang dikenal dengan sebutan Guru Sekumpul Martapura, benar-benar melibatkan para tokoh lintas Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
AKSI yang dimulai dengan menggelar shalat Zuhur dan Ashar berjamaah di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Kamis (12/7/2018), dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Alquran, serta amalan yang diajarkan ulama-ulama ahlul sunnah wal jamaah (Aswaja).
Di atas surat pernyataan bermaterai Rp 6.000, sang penggagas Sayyid Ahmad Hanafi Bahasyim membubuhkan tandatangan serta didukung sekitar 20 tokoh ulama dari berbagai daerah, seperti Habib Rizky Banjarmasin, H Kamran Tanah Bumbu, H Syarifuddin Tanah Laut, Hasan Kalteng, Syarif Ahmad Al Idrus, H Akhwan Tanjung, H Haris Fadilah, H Ahmad Mubarak,  HM Bayani, Habib Alwi Ba’bud, Guru Saman (kaltim),  KH M Abdul Hamid, H Abdul Rahim (Balikpapan, Kaltim), M Haidhar (Kandangan), H Syarifuddin Balangan, dan HM Affan HR Barabai.



Tergabung dalam Pencinta Ulama Aswaja Kalsel, para ulama dan habaib pun membuat petisi yang berisi empat pernyataan, yakni :
  1. Menolak segala bentuk ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
  2. Menolak paham radikalisme.
  3. Menolak segala bentuk fitnahan daam bentuk apapun kepada para ulama dan habaib, yang berpedoman kepada itiqod ahlul sunnah wal jamaah (aswaja) yang berlandaskan kepada Alquran, Hadits, Ijma Ulama dan Qiyas.
  4. Saling menciptakan suasana yang aman, kondusif di dalam kebebasan beragama.
Para penandatangan petisi ini dimaksudkan dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat sebagai kekuatan hukum tetap di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2018/07/12/tolak-radikalisme-dan-penghinaan-terhadap-ulama-aswaja-ini-empat-poin-petisi-itu/

Jaga Marwah Guru Sekumpul, Ribuan Umat Islam Kalsel Bikin Petisi

SERUAN agar umat Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya, bersatu membela marwah Syekh Zaini Abdul Ghani yang dikenal dengan sebutan Guru Sekumpul, diwujudkan dengan ribuan jamaah memutihi Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Kamis (12/7/2018).
MEREKA mengikuti shalat Zuhur hingga Ashar berjamaah untuk membuktikan bahwa umat Islam di Kalsel berada di garda pendukung almarhum Guru Sekumpul yang dalam beberapa video ustadz-ustadz muda terkesan melecehkan ulama kharismatik asal Martapura itu.
“Petisi yang ditandatangani ribuan jamaah ini di atas kain putih serta surat pernyataan ini sebagai bentuk kecintaan kami kepada ulama Kalsel, khususnya lagi almarhum Guru Sekumpul,” ucap sang penggagas petisi, Habib Ahmad Hanafi Bahasyim kepada wartawan di ruang Sekretariat Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin.

Dia menegaskan upaya silaturahmi umat Islam khususnya dari Banjarmasin, Martapura, Banjarbaru, Samarinda (Kaltim), Palangka Raya (Kalteng) serta daerah lainnya untuk menekan keributan antar jamaah, khususnya umat Islam. Terutama, menurut Habib Ahmad Hanafi Bahasyim, terhadap beredarnya ceramah-ceramah yang terkesan melecehkan Guru Sekumpul, terutama dilakoni para ustadz-ustadz muda dari kelompok tertentu.
“Contohnya, ada foto Abah Guru Sekumpul yang dibuat mainan di medsos. Kita semua melindungi ulama-ulama kita, sebab mereka adalah panutan bagi kita, terkhusus lagi Abah Guru Sekumpul,” kata Habib Hanafi Bahasyim.
Dia memastikan tak hanya menggalang petisi, tindakan penghinaan terhadap ulama Kalsel, khususnya Guru Sekumpul juga tengah didata. “Para pelakunya akan kita laporan ke aparat penegak hukum. Petisi yang digalang pada hari ini adalah bertujuan untuk melindungi ulama ahlul sunnah wal jamaah,” tegas Habib Hanafi Bahasyim.
Ia pun mengungkapkan aksi dukungan dan penggalangan petisi ini juga didukung Imam Masjid Raya Sabilal Muhtadin, KH Saiful Rahman, Habib Hasan Al Kaff serta 20 tokoh utama ulama dari berbagai daerah Banjarmasin, Martapura, Samarinda, Palangka Raya dan lainnya.

Salah satu jamaah yang ikut membubuhkan tanda tangan seperti Herman mengatakan sangat antusias untuk menjaga marwah Guru Sekumpul yang terus dilecehkan dan dihina ustadz-ustadz muda dari video yang beredar di medsos.
“Tercatat, ribuan  jamaah yang menandatangani petisi di atas kain putih sepanjang 10 meter. Ini bentuk dukungan kami dan bentuk kecintaan kepada ulama kita, khususnya Abah Guru Sekumpul,” kata Herman.

Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2018/07/12/jaga-marwah-guru-sekumpul-ribuan-umat-islam-kalsel-bikin-petisi/

ABU JIBRIL & TERORISME

Sepak terjang Abu Jibril dalam radikalisme dan terorisme sudah sangat lama..
Nama aslinya Fihiruddin Muqti. Dia asli Lombok. Dan ilmu agamanya dia dapat dari Abdullah Sungkar, pengelola pesantren Ngruki Solo.
Bersama Abu Bakar Baasyir, mereka ingin membangkitkan kembali gerakan DI/TII. Dan tahun 1985 mereka kabur ke Malaysia, kemudian tertangkap. Di Malaysia mereka mengubah nama gerakan mereka menjadi Jamaah Islamiyah. Gerakan ini mengirim banyak pengikut mereka untuk ikut perang di Afghanistan.
Anak Abu Jibril sendiri -Muhammad Jibriel bin Abdulrahman- dikirim ke Pakistan dan bergabung bersama Osama bin Laden. Dia pernah ditahan tiga tahun karena tuduhan terorisme.
Di Indonesia Muhammad Jibril mendirikan situs arrahmah.com, situs radikal yang isinya memecah belah bangsa. Salah satu anak abu Jibril sendiri, mati di Suriah tahun 2015, bergabung dengan kelompok teroris al-Qaeda.
Dengan semua "prestasi" itu, bisa dilihat apa visi abu Jibril terhadap Indonesia dan Pancasila. Dan sekarang ia bergabung dengan gerakan lawan politik Jokowi untuk menumbangkannya karena visi Jokowi terhadap Indonesia sangat berseberangan dengannya.
Inilah yang harus kita lawan. Radikalisme dan terorisme, yang bermutasi menjadi dukungan politik untuk melebarkan sayapnya. Jika mereka menang nanti, tumbuh suburlah apa yang mereka semai sekarang ini.
Membela Jokowi bukan hanya membela sosok, tetapi membela simbol perlawanan terhadap intoleransi, radikalisme dan terorisme yang ingin mencari jalan supaya hidup di negeri ini..
Jangan sampai Indonesia nanti seperti Suriah, jika mereka berkuasa disini. Angkat secangkir kopi.
Al Qaeda Anak Abu Jibril

MEDAN PERTARUNGAN FREEPORT

Tanpa keributan berarti, mayoritas saham Freeport sudah berhasil kita kuasai. "Saya telah mendapatkan laporan bahwa holding industri pertambangan kita, PT Inalum, telah mencapai kesepakatan awal dengan Freeport pengolahan untuk meningkatkan kepemilikan kita menjadi 51 persen dari yang sebelumnya 9,36 persen. Alhamdulillah," begitu kata Jokowi seperti dimuat di media-media.
Jokowi patut bersyukur.
3,5 tahun waktu diperlukan untuk negosiasi mendapatkan Freeport kembali. Dan itu bukan pekerjaan mudah. Freeport Mc Moran sebagai pemegang saham terbesar di Freeport tentu tidak mau menyerahkan tambang itu kepada Indonesia begitu saja. Mereka menebarkan banyak ancaman melalui pengamat-pengamat yang dibayar bahwa Indonesia bisa rusuh jika merebut miliknya.
Belum lagi pesimisme yang ditebar bahwa tambang Freeport sudah tidak ada lagi emasnya sehingga Indonesia rugi jika mengeluarkan dana triliunan rupiah untuk membeli saham mayoritas.
Freeport bahkan melakukan pemecatan kepada 3000 karyawannya sebagai bagian dari gertakan itu, berharap ada imbas kepada pemerintah pusat supaya berfikir ulang untuk merebut tambangnya.
Tapi yang tidak dihitung oleh Freeport adalah bahwa tambang itu sudah menjadi sebuah simbol. Simbol kedaulatan Indonesia di tanahnya sendiri. Inilah yang membuat Jokowi bersikeras untuk "merebutnya", tentu dengan melalui negosiasi diatas meja.
Panglima terbaikpun disiapkan. Mulai Ignasius Jonan dipanggil kembali menjadi Menteri, sampai Sri Mulyani turun tangan.
Dan berhasil. Freeport mengalah untuk menjual sahamnya sebesar 51 persen. Kepemilikan mayoritas ini menandakan Indonesia berkuasa atas segala keputusan didalamnya.
Siapapun tahu, tidak mudah mengambil alih Freeport. Kontrak-kontrak sejak lama dikunci supaya Indonesia tidak bisa memiliki. Lobi-lobi politik dan uang bertebaran untuk menghalangi niat pemerintah dalam gerakannya.
Tapi Jokowi membuktikan bahwa dialah macan Asia sebenarnya. Tanpa perlu menepuk dada, ia dengan halus berhasil membuat nama Indonesia harum kembali dimata Internasional.
Penanda-tanganan kesepakatan antara PT Inalum sebagai wakil pemerintah dan Freeport, adalah sebuah sejarah yang harus dicatat oleh generasi muda. Bahwa ada orang-orang yang tidak mementingkan diri sendiri dan berjuang demi bangsa. Mereka bisa saja kaya raya jika mau disuap, tapi mereka tahu bahwa tinta hitam suatu saat akan mencoreng mereka jika melakukan itu.
Indonesia adalah bangsa yang besar jika diisi orang-orang seperti ini.
Angkat secangkir kopi untuk para macan asia ini.
Inalum Penandatanganan

HUTANG UNTUK BELI FREEPORT

"Hutang lagi. Hutang lagi. Beli Freeport aja pake hutang. Yang dibanggain apanya?? Hutang makin bengkak. Indonesia bisa bangkrut !!"
Tulis seorang teman di dinding facebooknya. Hari-harinya memang begitu, penuh dengan kenyinyiran yang sempurna.
Saya tersenyum bacanya. Baginya Jokowi sama sekali gada baiknya. Sama seperti ia melihat mertuanya yang menuntut ia untuk cari kerja, jangan hanya nongkrong di rumah saja.
Ingin saya menjelaskan. Tapi mana dia mau ngerti?? Wong namanya sudah benci. Ah, tapi siapa tau mertuanya baca. Mertuanya membela saya. Bukan karena suka, tapi karena ia lebih benci pada menantunya.
Gini saya jelasin kepada bapak mertua..
Yang mengambil 51 persen saham Freeport adalah PT Inalum, perusahaan pelat merah. Sebenarnya Inalum tidak sendiri, tetapi dia adalah pemimpin dari 3 perusahaan BUMN khusus untuk pertambangan. Mereka menamakan gabungan ini sebagai holding.
Nah, dana dari gabungan perusahaan ini dikumpulkan ada sekitar 88 triliun rupiah. Besar sekali. Dan khusus untuk pengambil alihan saham Freeport, Inalum grup menyediakan dana sebesar 21 triliun rupiah.
"Berapa sih dana untuk mengambil 51 persen saham Freeport ?"
Dari hitung-hitungan, total dana yang harus disiapkan sekitar 54 triliun rupiah.
Wah, berarti Inalum grup kurang 33 triliun rupiah lagi dong? Darimana dana sisanya?
"Pasti pake hutang!" Suara mertua temanku terdengar keras sambil melirik menantunya yang pura-pura sibuk cuci celana. Saking gagapnya, temanku malah mencuci celana dalam ibu mertuanya. Pantas, suaminya marah..
Ya pak mertua, betul. Inalum grup akhirnya hutang. Lebih tepatnya, ditawarin hutang.
"Lha, siapa memangnya yang jaman segini nawarin hutang?? 33 triliun lagi. Kan gede tuh?? Segede biji menantu gua.." Kata mertua sinis, sambil nyindir2 menantunya.
Ada. 11 bank siap memberikan hutang kepada Inalum grup sebesar 33 triliun rupiah. Nah, Inalum tinggal milih tuh, bank mana saja yang bisa memberikan bunga paling rendah. Kan enak..
"Kok bisa? Gimana bayarnya??"
Inilah yang orang banyak tidak tahu. Direktur Freeport McMoran sendiri mengatakan, bahwa dengan kepastian investasi dan operasi sampai tahun 2041, Indonesia bisa mendapatkan untung lebih dari 860 triliun rupiah..
Woww, 860 triliun ??
Dari tahun 2018 ke tahun 2041, ada waktu 23 tahun.
Jadi, kalau 860 triliun dibagi 23 tahun, maka setiap tahunnya Indonesia bisa untung hampir sekitar 35 triliun rupiah.
Jika bisa untung segitu, berarti hutang 33 triliun ke bank gak ada artinya. Ibaratnya, setahun aja selesai tuh hutang. Sisa 22 tahun, tinggal untungnya doang. Pendapatan Indonesia jadi besar. Bisa buat bayar apa saja dan sejahterakan rakyatnya..
"Pantas bank-bank ngiler untuk ngutangin. Soalnya mereka tahu, kalau pendapatan di Freeport besar.. " Akhirnya si mertua mengerti dengan penjelasan ala anak SMP ini. Semakin mengerti, semakin benci dia sama menantunya.
Akhirnya gak tahan, si mertua laki mengangkat sarungnya. Dia berjalan mendekati menantunya yang semakin gagap dengan mencuci beha ibu mertuanya.
"Oi mantu!" Tereak si mertua. "Dengerin tuh penjelasannya. Jangan cuman tereak-tereak hutang hutang aja. Hutang gak papa. Asal bisa bayar.."
Dan mulailah pengadilan terjadi di rumah itu. "Emangnya elu, mantu. Hutang ke gua kagak pernah bayar. Penghasilan aja kagak ada. Kuota minta ma anak gua. Kerjaan nyinyir ke pemerintah. Titel doang sarjana. Ngapain kek elu. Jual jual diri gitu. Kan lumayan meski tampang lu murah..."
Temanku makin gugup. Dia langsung lari sambil membawa celana dalam ibu mertuanya.
"Hei kampret. Lu bawa lari kemana celana istri gua?? Mau lu guna-guna??" Mereka tampak kejar-kejaran sepanjang gang rumah.
Saya tersenyum sambil seruput secangkir kopi. Hidup ini memang indah..
Inalum Tanda Tangan Freeport-Indonesia
Sumber Opini : https://www.dennysiregar.com/2018/07/hutang-untuk-beli-freeport.html

FREEPORT BISA GRATIS, NGAPAIN BAYAR?

"Ngapain beli saham 51 persen?? Tunggu tahun 2021 aja, Freeport sudah 100 persen milik kita. Gratis lagi. Jokowi buang-buang uang!!".
Pagi-pagi tulisan teman saya si mantu muncul lagi. Rupanya dia fesbukan sambil sembunyi diatas genteng. Mertua lakinya nyari di bawah kesana kemari.
Memang secara kontrak, ijin Freeport akan habis di tahun 2021. Dan pemerintah Indonesia bisa tidak meneruskan ijin itu kalau mau, apalagi Freeport sering melanggar janji untuk membayar hak negara.
Dan jika pemerintah tidak meneruskan kontrak, berarti tambang tutup. Freeport hengkang dari bumi Indonesia dan 100 persen tambang jadi punya kita.
"Emangnya kite bisa garap, woi mantuu ?" Teriak si mertua yang baca status mantunya.
Dia pagi ini gemas, karena selain celana dalam istrinya dibawa lari, dompetnya juga. Padahal isi dompet tinggal ceban doang, cuman cukup buat beli kuota.
"Elu aja, mantu, gua tinggalin bengkel. Noh, peralatan ada, tempat ada, cuman elu skill kagak ada. Kerjaan elu cuman ngeceprok di bengkel sambil bayangin warisan gua. Bengkel gua tinggalin seminggu, hancur kagak ada yang mampir.
Gimane Freeport? Itu tambang bukan sembarang tambang. Peralatan mereka khusus dan mahal. Kalo kontrak gak diperpanjang, trus mereka pulang, siapa yang garap? Mau nunggu orang laen yang garap? Butuh waktu 5 tahun lagi, baru orang lain bisa ngerjain tambang itu. Lu kira gampang, kulkas bekas?".
Si mertua laki histeris. Istrinya teriak-teriak dari kamar mandi nanyain celananya. Dia gak bisa keluar, kan malu masa telanjang. Mending kalo bodi masih bagus, ini sudah awut2an..
"Itu di Freeport ada 33 ribu karyawan, tu. 90 persennya pekerja Indonesia. Trus mereka mau dipecatin gitu ?? Rusuh tuh Papua. Orang lapar lu suruh puasa. Papua rusuh, Amerika ikut maen. Mereka juga gak rela investasi mereka di Freeport sia-sia. Bisa kacau Indonesia kayak tahun '65 kalau kita mau maen keras2an kayak gitu..."
Dari kamar mandi teriakan ibu mertua makin kencang. Ditambah gedor-gedor pintu segala. Mertua laki makin histeris, soalnya pake ancaman entar malam gak dapat jatah.
"Belum lagi Freeport pasti bawa masalah ini ke pengadilan Internasional. Kita harus keluar duit lagi untuk bayar pengacara mahal. Dan sesudah tahunan berperkara, kita bisa kalah.
Iklim investasi pasti goncang. Indonesia bisa gak dipercaya investor kalau gini, kagak ada jaminan investasi aman. Rupiah pasti terpuruk karena investor tarik uang dollarnya pulang.
Elu sih senang. Kerjaan cuman ngupil doang, berharap Indonesia rusuh, trus elu demo. Pulang-pulang bawa nasi bungkus, lu bilang habis kerja.. Kerja apaann ?? Cuman tereak2 doang modal gamis ma sorban. Itu juga mukenah istri gua lu pake ke jalan.."
Tiba-tiba terdengar suara genting pecah. Rupanya atap rumah gak tahan menahan bobot temanku si mantu yang naudzubillah. "Brakkkkk!!!" Si mantu terjun bebas ke bawah.
Entah Tuhan punya rencana, si mantu jatuh tepat di kamar mandi dimana emak mertua sedang gak pakaian. Makin menjerit si emak liat mantu jelek melongo kebingungan, dikira dia sekarang sudah di surga bersama bidadari di kayangan. Tapi bidadari kok kisut gitu, pikirnya.
Gemparlah satu kelurahan. Tidak lama ada yang mem-videokan dan menyebarkan di fesbuk dengan caption, "Viral! Seorang menantu pengangguran hendak memperkosa ibu mertua disaat suaminya tidak ada!!". Komen-komenpun berhamburan, "Astaghfirullah, menantu kurang ajar!! Semoga mendapat hidayah!!".
Bahkan ada komen, "Menantu itu pasti Syiah! Syiah bukan Islam!!" Apa hubungannya coba?
Ah, ada ada saja. Mending kuseruput kopi dulu sambil menikmati hidup yang sederhana..
Papua Jonan, Sri Mulyani dan Freeport
 
Re-Post by MigoBerita / Jum'at/13072018/10.26Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya