» » » » » Jatuh Cinta dengan Tasawuf : Sosok Guru Besar kajian Islam di Universitas Harvard yang dipaparkan oleh MUJIBURRAHMAN Akademisi UIN Antasari Banjarmasin

Jatuh Cinta dengan Tasawuf : Sosok Guru Besar kajian Islam di Universitas Harvard yang dipaparkan oleh MUJIBURRAHMAN Akademisi UIN Antasari Banjarmasin

Penulis By on Minggu, 04 Juni 2017 | No comments

Oleh: MUJIBURRAHMAN
Akademisi UIN Antasari Banjarmasin
Sekitar tahun 1929, seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun asyik membaca buku cerita dongeng terbitan 1872. Satu di antara dongeng di buku itu berjudul “Padmanaba dan Hasan” yang menuturkan tentang misteri kehidupan spiritual manusia. Dongeng itu amat mengesankan hatinya, terutama sebuah kalimat yang konon tertulis di atas pusara seorang raja di ruang bawah tanah.
Siapakah gadis cilik itu? Dialah ilmuwan luar biasa asal Jerman bernama Annemarie Schimmel (1922-2003), Guru Besar kajian Islam di Universitas Harvard, penulis lebih dari 50 buku, menguasai lebih dari sepuluh bahasa asing dan memiliki ingatan fotografis. Sebelum bekerja di Harvard, Schimmel lima tahun meneliti dan mengajar di Turki. Dia juga puluhan kali mengunjungi Pakistan untuk keperluan ilmiah.
Apakah kalimat yang mengesankannya itu? “Semua manusia di dunia ini sedang tertidur. Kelak setelah mati, mereka terjaga.” Setelah Schimmel berusia 18 tahun, barulah dia menyadari bahwa kata-kata itu dipercaya sebagai hadis Nabi Muhammad SAW. Hadis ini sangat digemari oleh kaum sufi. Karena itu wajar jika Schimmel kemudian mencurahkan seluruh hidup ilmiahnya untuk mengkaji tasawuf.
Mengapa kalimat itu mempesona? Mengapa dunia ini laksana mimpi? Mungkin karena kehidupan dunia ini penuh tipu daya dan angkara murka. Mimpi adalah sesuatu yang dialami, dilihat dan dirasakan ketika kita tidur. Orang bilang mimpi itu adalah bunga-bunga tidur. Mimpi itu bisa baik, bisa pula buruk. Mimpi biasanya terasa berlalu dengan cepat dan berhenti secara mendadak tanpa bisa kita kendalikan.


Dalam pemahaman umum, mimpi dihadapkan dengan jaga. Mimpi itu angan-angan belaka, sedangkan jaga itu nyata. Nyata artinya benar-benar dialami oleh pancaindera kita. Dalam kerangka inilah, impian diartikan sebagai harapan yang belum terwujud di alam jaga. Impian dapat mendorong manusia untuk berjuang mewujudkannya di alam nyata. Tetapi impian yang berlebihan akan sulit menjadi kenyataan.
Apakah hadis itu membalik penghadapan mimpi dan jaga dalam pengertian umum di atas? Ya dan tidak. Ya, karena kematian tampak serupa dengan tidur panjang, tetapi hadis itu justru menyebutnya sebagai jaga. Tidak, karena hadis itu tampaknya ingin mengingatkan bahwa kehidupan dunia ini sesungguhnya amat singkat dan penuh angan-angan, dan orang tiba-tiba sadar ketika maut datang menjemputnya.
Hidup manusia jelas singkat. Usia harapan hidup di negeri makmur sekalipun belum ada yang melebihi seratus tahun. Kecanggihan ilmu kesehatan ternyata belum mampu memperpanjang umur manusia menjadi berabad-abad. Andai pun bisa, tubuh manusia yang renta itu akan rapuh dan ringkih, dikelilingi oleh ancaman berbagai penyakit. Ketuaan adalah fakta kehidupan yang tak dapat dihindari.

Kalimat yang Memikat Schimmel

Meskipun hidupnya singkat, angan-angan manusia jauh melampaui keterbatasan dirinya. Tak sedikit orang yang gila kekuasaan, ketenaran, kekayaan dan kenikmatan, seolah dia akan hidup seribu tahun lagi. “Andai manusia diberi satu lembah dari emas, dia ingin dua lembah, lagi dan lagi, sampai mulutnya tertutup tanah,” kata Nabi. Keserakahan membuat hidup manusia dicengkeram angan-angan palsu.
Akibat buruk keserakahan tidak hanya akan dialami setelah kematian, tetapi sejak kehidupan dunia ini. Keserakahan membuat manusia hidup secara berlebihan, dan setiap yang berlebihan akan melahirkan malapetaka. Keserakahan membuat manusia menghalalkan segala cara. Keserakahan membuat manusia tidak peduli bahwa dia merusak alam, menindas sesama manusia dan merusak dirinya sendiri.
Ketika ajal tiba, manusia serakah itu terkejut tiada tara. Dia ingin hidup lebih lama lagi, tetapi tak bisa. Kematiannya sangat menyakitkan, karena harus berpisah dengan segala yang amat dicintainya. Kala itulah dia baru tersadar, terjaga dari mimpinya. Tetapi sayang, semua sudah terlambat. Andai dulu hidup penuh syukur dan sabar. Andai dulu banyak berbuat baik. Andai dia bisa kembali hidup di dunia ini.
Karena itu, bukanlah kebetulan jika di batu pusara Annemarie Schimmel, tertulis dalam bahasa Arab: Annâsu niyâmun, faidzâ mâtû intabahû (Manusia di dunia ini sedang tertidur. Kelak setelah mati, mereka terjaga). Kalimat yang membuat Schimmel jatuh cinta pada tasawuf. Kalimat yang mengingatkan bahwa hidup didunia ini amat singkat. Hidup yang layak dinikmati, tetapi wajib diisi dengan kebaikan.
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/06/05/kalimat-yang-memikat-schimmel

Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Senin/05062017/09.22Wita/Bjm 

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya