Subhanallah, Penarik Becak Naik Haji Setelah Nabung 20 Tahun, Ia Yakin Ayat di Surah Yasin Ini
BANJARMASINPOST.CO.ID - Semua umat Islam pastilah mendambakan bisa berangkat haji.Salah satu syarat berhaji adalah, mampu.
Kemampuan dimaksud di sini baik kemampuan fisik, mental, terutama finansial.
Karena ibadah haji memerlukan biaya tidak sedikit.
Namun, bagi seorang hamba yang memiliki tekad dan keinginan kuat, tentu tak ada yang tidak mungkin.
Karena haji juga merupakan panggilan Allah.
Mreka yang berhaji diidentifikasi sebagai orang yang mendapat panggilan.
Tak jarang mereka yang memiliki kemampuan harta,tidak juga terpanggil berangkat haji.
Namun, ada orang yang miskin di mata manusia, tiba-tiba bisa menunaikan ibadah haji dengan cara tak terduga.
Itulah panggilan panggilan Allah.
Seperti yang terjadi pada Maksum Sapii Bunet bin Wahab.
Kakek berusia 79 tahun inj dilihat secara materi rasanya tidak mungkin bisa membayar biaya haji puluhan juta rupiah.
Bagaimana tidak, Maksum hanyalah seorang penarik becak.
Dari pekerjaannya itu, pria asal Madura mendapat penghasilan yang tidak menentu. Bisa sampai Rp 50 ribu sehari. Bisa juga kurang dari itu.
Kondisi ini tidak menyurutkan niatnya untuk berhaji.
Pelajaran rukun iman yang didapatnya sewaktu kecil, menjadi pondasi dasar akan keyakinannya untuk menunaikan rukun Islam kelima ini.
“Saya dulu ngaji arkanul iman (rukun iman). Satu, harus percaya kepada Allah, baik dan buruknya takdir Allah,” ujarnya saat ditemui di hotel 605 tempatnya menginap yang berada di wilayah Syisyah, Makkah, Rabu (23/8/2017).
“Kedua, saya meyakini pesan ayat Surat Yasin, Innama amruhu idza arada syaian an yaquula lahu kun fayakun. Kalau Allah menghendaki, tidak ada yang bisa menghalangi. Saya percaya itu,” sambungnya
“Jadi kuncinya percaya kepada Allah, lalu berusaha sambil meminta. Kalau Allah mentakdirkan, saya yakin. Kalau Allah menghendaki, saya akan berangkat,” katanya lagi.
Kepercayaan akan kekuasaan Allah adalah pondasi utama. Selanjutnya, Maksum berusaha untuk mewujudkan niatnya berhaji di Baitullah.
Dengan becak, Maksum mencari nafkah untuk dirinya yang kini sudah tidak lagi direpoti anak-anaknya.
Enam dari empat belas keturunannya yang masih hidup sudah mempunyai kehidupan sendiri-sendiri.
Maka, jika masih ada sisa dari hasil menarik becak, Maksum mengumpulkannya sampai 20 tahun hingga dia bisa mendaftar haji pada 2010 lalu.
“Saya nabung sedikit demi sedikit. Sebab, pendapatannya tidak tentu, kadang dapat 50ribu, kadang kurang,” kenangnya.
“Saya narik becak di Pasar Atum Surabaya. Tiap hari. Tapi kalau nabungnya tidak tentu,” sambungnya.
Setelah menunggu selama tujuh tahun, Maksum bisa berangkat haji tahun ini.
Tergabung dalam kelompok terbang (keloter) 6 Embarkasi Surabaya (SUB 06), dia mengaku bahagia dan kaget bisa memenuhi panggilan Allah, sesuai yang dicitakannya sejak lama.
“Alhamdulillah. Sampai di sini juga. Saya merasa kagum dan kaget,” tuturnya dalam Bahasa Jawa.
Maksum mengaku sampai sekarang masih menarik becak, meski usianya sudah mulai senja.
Sepulang haji, dia juga mengaku ingin terus menarik becak, karena profesi itu yang selama ini ia jalani.
“Setelah haji, tetap narik becak. Kalau masih kuat kerja, masih pengen terus agar tidak merepotkan anak,” katanya.
“Kita ke sini kehendak Allah. Kalau Allah tidak menghendaki ya tidak bisa,” tutupnya.
Selamat menunaikan ibadah haji. Semoga Mashum beroleh haji mabrur. Amiin.
Kemenag.go.id
Maksum didatangi petugas haji di hotelnya.
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Kamis/24082017/10.29Wita/Bjm