» » » » 5 September adalah Ritual Sembahyang Bulan atau Hari Perebutan bagi Komunitas Tionghoa di Banjarmasin hingga dunia

5 September adalah Ritual Sembahyang Bulan atau Hari Perebutan bagi Komunitas Tionghoa di Banjarmasin hingga dunia

Penulis By on Selasa, 05 September 2017 | No comments

Lestarikan Kebudayaan Tionghoa di Banjarmasin
PROKAL.CO, BANJARMASIN - Halaman Klenteng Sutji Nurani dipenuhi dengan kudapan-kudapan serta berbagai minuman.  Komunitas Tionghoa di Banjarmasin sedang melangsungkan ritual Sembahyang Bulan atau Hari Perebutan, Selasa (5/9).


Setiap tanggal 5 September, mereka memperingati ritual untuk mengirim persembahan kepada arwah-arwah yang sudah meninggal dunia. "Jadi, makanan-makanan ini kita berikan kepada arwah-arwah yang sudah tiada," kata Tiono Husin, perwakilan Klenteng Sutji Nurani.
Uniknya, kudapan-kudapan nantinya bakal dibagikan kepada masyarakat yang sedang berada di sekitar Klenteng. "Terbuka untuk umum, kalangan siapa saja boleh mendapatkan makanannya," kata dia. 

Terlihat pada meja-meja beralas merah di halaman tersebut, berbagai varian buah-buahan, kue khas, serta beragam daging. "Kita membagikannya kepada orang-orang sebagai tanda kepedulian juga terhadap masyarakat," ujarnya. Menurut Tiono, budaya etnis Tionghoa yang satu ini harus tetap dilestarikan.

PERSEMBAHAN : Warga keturunan Tionghoa di Banjarmasin sedang memperingati Sembahyang Bulan atau Hari Rebutan. | Foto: Donny Muslim / Radar Banjarmasin
Sumber Berita : http://kalsel.prokal.co/read/news/11070-lestarikan-kebudayaan-tionghoa-di-banjarmasin.html

Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Rabu/06092017/11.16Wita/Bjm 
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya