Soal Ucapan Selamat Natal, Menteri Agama Minta Masyarakat Bersikap Begini
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta masyarakat menghargai perbedaan pendapat tentang hukum mengucapkan 'Selamat Hari Natal', yang biasanya kembali mengemuka menjelang hari raya umat Kristiani tersebut."Tentu kita bisa memahami bahwa kita masyarakat yang beragama. Di kalangan umat IsIam sendiri terjadi keragaman dalam menyampaikan ucapan 'Selamat Natal' kepada saudaranya yang umat Kristiani," kata Lukman usai meluncurkan terjemahan Alquran berbahasa daerah di Jakarta, Rabu.
Menag menuturkan, ada kalangan umat Islam yang mengharamkan Muslim menyampaikan ucapan 'Selamat Natal' kepada warga Kristiani dengan alasan itu merupakan bentuk pengakuan terhadap kelahiran Yesus Kristus.
"Yang dalam aqidah dan keyakinan umat Islam tentu bukanlah Tuhan sebagai yang diyakini oleh umat Kristiani, sehingga mereka mengharamkannya," katanya.
Namun, dia melanjutkan, ada juga kalangan umat Islam yang berpandangan mengucapkan 'Selamat Natal' kepada umat Nasrani tidak haram; diperbolehkan; karena merupakan ucapan selamat atas kelahiran Nabi Isa AS.
"Jadi yang dipersepsikan dalam peringatan Natal itu Nabi Isa AS, yang jangankan terhadap nabi, terhadap orang tua, anak kita dan saudara kita, setiap tahun merayakan hari ulang tahunnya. Apalagi terhadap seorang nabi yang itu adalah Nabi Isa, tentu ini tidak hanya semata boleh, tapi dianjurkan," tuturnya.
Intinya, katanya, perbedaan pandangan mengenai hukum menyampaikan ucapan 'Selamat Natal' itu terjadi karena persepsi dan interpretasi terhadap makna Natal yang tidak sama.
Oleh karena itu, Menteri Agama mengajak pihak-pihak yang berbeda pandangan tidak saling menyalahkan tapi agar saling menghormati.
Dia mengajak pihak yang mengharamkan ucapan 'Selamat Natal' untuk memahami pihak lain yang membolehkannya, sehingga perbedaan pendapat itu tidak harus mengganggu hubungan persaudaraan antara sesama saudara sebangsa dan sesama manusia.
Hanya saja Menteri Agama menegaskan, umat Islam sepakat mengenai tidak diperbolehkannya mempraktikkan ritual perayaan Hari Natal.
"Jadi yang dilarang itu adalah melakukan ritual keagamaannya, peribadatannya. Tapi kalau ucapan 'Selamat Natal' itu terjadi keragaman dan dengan adanya keragaman ini mudah-mudahan kita bisa saling memahami," kata dia.
Dia juga berharap umat Kristiani memahami bahwa umat Islam memiliki keyakinan yang berbeda mengenai ucapan Selamat Natal sehingga umat Kristen juga harus berjiwa besar bahwa ada sebagian saudara-saudaranya yang karena keyakinannya, karena pemahamannya, dia tidak mengucapkan 'Selamat Natal'.
kemenag.go.id
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Beda Pandangan Felix Siauw dan Prof Quraish Shihab Terkait Ucapan Selamat Natal
ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Beda pandangan Felix Siauw dan Prof Quraish Shihab terkait ucapan selamat Natal.
Provokasi berbahaya menjelang perayaan
natal 25 Desember 2017 oleh Felix siauw yang membahas soal ucapan Natal
dan ada tudingan-tudingan yang sangat berbahaya.
Baca: Soal Bendera Rasulullah, Propaganda Bohong HTI dan ISIS
Ini statementnya beserta videonya.
“Setiap kali menjelang bulan desember,
senantiasa umat Islam dituding sebagai umat yang tidak bertoleransi
beragama. Apalagi ketika masuk penghujung desember dimana seolah-olah
kaum muslimin yang dianggap bertoleransi itu harus mengucapkan selamat
kepada hari raya agama yang lain.” (Felix Siauw)
“Jadi tidak dikatakan toleransi apabila anda menuduh kaum muslim yang
tidak mau mengucapkan selamat natal sebagai intoleran. justru ini juga
sebagai bentuk intoleransi itu sendiri” (Felix Siauw)
Dua video ini adalah potongan dari video utuh yang bisa di tonton.
Saya sengaja ambil video point
pentingnya saja, kalau isi video yang lain itu adalah ajaran versi Felix
Siauw yang sudah dibantah oleh banyak ulama hebat, bukan oleh seorang
mualaf kemarin sore lalu sudah seenaknya bicara seolah-olah dia wakil
dari umat Islam.
Baca: Dunia Terkejut Melihat Tradisi Natal di Suriah
Saya jadi membahas tudingan Felix Siauw
ke umat Nasrani karena dari statementnya itu sangat berbahaya dan bisa
memprovokasi segelintir orang yang kebetulan beragama Islam yang tidak
paham dan percaya saja ucapan Felix.
Kalau hanya tudingan Felix pribadi ke
umat Nasrani, saya tidak akan komentar, biarkan umat Nasrani seandainya
mau pidanakan dia, tapi karena Felix bicara menggunakan kata umat Islam,
jadi perlu saya komentari.
Kata Felix, setiap kali bulan desember
umat Islam dituding sebagai umat yang tidak bertoleransi. Artinya apa?
setiap tahun saya sebagai salah satu umat Islam dituding oleh umat
Nasrani sebagai umat yang tidak bertoleransi. Saya katakan pada Felix
bahwa saya tidak pernah merasakan tudingan itu dan saya yakin tidak ada
umat Nasrani menuding seperti itu. Saya lahir dan besar di daerah
mayoritas Nasrani, saya bergaul dan saya tau tidak ada tudingan seperti
itu, dan tidak berkurang iman saya walaupun saya setiap tahun dan setiap
saat mendengarkan dan melihat mereka beribadat.
Jadi siapa yang menuding? Karena bahasan
ini adalah membahas natal, jelas tujuannya adalah umat Nasrani yang
dituduh melakukan tudingan ini terhadap umat Islam. Ini jelas provokasi!
apalagi Felix mengatakan setiap kali bulan desember, artinya tiap tahun
itu terjadi!
Tidak pernah ada yang menuding seperti
itu. Ini jelas penghinaan dan bentuk provokasi kepada umat Islam dan
Umat Nasrani. Kalau ada segelintir umat Islam yang menganggap benar umat
Nasrani berkata begitu, ini bisa jadi masalah. Orang ini berbahaya..
Felix mau sok tau soal agama Nasrani,
saya tidak peduli karena dia akan berhadapan dengan umat Nasrani secara
hukum. Tapi karena membawa-bawa nama umat Islam ini tentu berbahaya.
Apalagi di Video kedua, begitu jelas menguatkan video pertama, Felix
mengatakan “Jadi tidak dikatakan toleransi apabila anda menuduh kaum
muslim yang tidak mau mengucapkan selamat natal sebagai intoleran.
justru ini juga sebagai bentuk intoleransi itu sendiri”
Jelas Felix menuduh kaum Nasrani
mengatakan apabila kaum muslim yang tidak mau mengucapkan selamat natal
sebagai Intoleran. Ini jelas harus dibuktikan oleh Felix Siauw ada umat
Nasrani yang mengatakan seperti itu setiap tahun. Kalau tidak, jelas ini
bentuk provokasi.
Baca: Ikut Nabi atau Ikut Khilafah HTI ala ISIS dan Al-Qaeda?
Semoga saja tidak ada umat Islam yang
terprovokasi dengan statement Felix Siauw ini dan Felix berharap saja
umat Nasrani tidak ada yang mempermasalahkan hal ini ke jalur hukum.
Kalau Felix berkelit yang menuduh itu bukan umat Nasrani, lalu siapa? padahal anda membicarakan soal Natal.
Saya duga keras persoalan ini hanya di
Indonesia. Saya lama di Mesir. Saya kenal sekali. Saya baca di koran,
ulama-ulama Al Azhar berkunjung kepada pimpinan umat kristiani
mengucapkan selamat Natal.
Berikut penjelasan dari Prfo Quraish Shihab terkait ucapan Natal:
Saya tahu persis ada ulama besar di
Suriah memberi fatwa bahwa itu boleh. Fatwanya itu berada dalam satu
buku dan bukunya itu diberikan pengantar oleh ulama besar lainnya, Yusuf
al-Qaradawi, yang di Syria namanya Mustafa Al Zarka’a. Ia mengatakan
mengucapkan selamat Natal itu bagian dari basa-basi, hubungan baik. Ini
tidak mungkin menurut beliau, tidak mungkin teman-teman saya dari umat
Kristiani datang mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri terus dilarang
gitu.
Menurut beliau dalam bukunya yang
ditulis bukan jawaban lisan ditulis, dia katakan, saya sekarang perlu
menunjukkan kepada masyarakat dulu bahwa agama ini penuh toleransi.
Kalau tidak, kita umat yang dituduh teroris. Itu pendapat.
Saya pernah menulis soal itu, walaupun
banyak yang tidak setuju, saya katakan begini, saya ucapkan Natal itu
artinya kelahiran. Nabi Isa mengucapkannya. Kalau kita baca ayat ini dan
terjemahkan boleh atau tidak? Boleh. Ya toh? Boleh.
Jadi, kalau Anda mengucapkan selamat
Natal, tapi keyakinan Anda bahwa Nabi Isa bukan Tuhan atau bukan anak
Tuhan, maka tidak ada salahnya. Ucapkanlah selamat Natal dengan
keyakinan seperti ini dan Anda kalau mengucapkannya sebagai muslim.
Mengucapkan kepada umat Kristiani yang paham, dia yakin bahwa anda tidak
percaya.
Baca: Alwi Shihab: Jangan Gunakan Teks Keagamaan Untuk Politik
Jadi yang dimaksud itu, seperti yang dimaksud tadi hanya basa-basi.
Saya tidak ingin berkata fatwa Majelis
Ulama itu salah yang melarang, tetapi saya ingin tambahkan larangan itu
terhadap orang awam yang tidak mengerti. Orang yang dikhawatirkan
akidahnya rusak. Orang yang dikhawatirkan percaya bahwa Natal itu
seperti sebagaimana kepercayaan umat kristen.
Untuk orang-orang yang paham, saya
mengucapkan selamat Natal kepada teman-teman saya apakah pendeta. Dia
yakin persis bahwa kepercayaan saya tidak seperti itu. Jadi, kita bisa
mengucapkan.
Jadi ada yang berkata bahwa itu Anda
bohong. Saya katakan agama membolehkan Anda mengucapkan suatu kata
seperti apa yang anda yakini, tetapi memilih kata yang dipahami lain
oleh mitra bicara Anda.
Saya beri contoh, Nabi Ibrahim dalam
perjalanannya menuju suatu daerah menemukan atau mengetahui bahwa
penguasa daerah itu mengambil perempuan yang cantik dengan syarat istri
orang. Nah, dia punya penyakit jiwa. Dia ndak mau yang bukan istri
orang.
Nabi Ibrahim ditahan sama istrinya Sarah. Ditanya, ini siapa? Nabi Ibrahim menjawab, ini saudaraku. Lepas.
Nabi Ibrahim tidak bohong. Maksudnya
saudaraku seagama. Itu jalan. Jadi kita bisa saja. Kalau yang kita
ucapkan kepadanya selamat Natal itu memahami Natal sesuai kepercatannya,
saya mengucapkannya sesuai kepercayaan saya sehingga tidak bisa
bertemu, tidak perlu bertengkar.
Jadi syaratnya boleh mengucapkannya asal
akidah anda tidak ternodai. Itu dalam rangka basa-basi saja, seperti
apa yang dikatakan ulama besar suriah itu.
Begitu juga dengan selamat ulang tahun,
begitu juga dengan selamat tahun baru. Memang kalau kita merayakan tahun
baru dengan foya-foya, itu yang terlarang foya-foyanya, bukan ucapan
selamatnya kita kirim. Bahkan, ulama Mustafa Al Zarka’a berkata, ada
orang yang menjual ucapan, kartu-kartu ucapan ini, itu boleh saja, tidak
usah dilarang. Penggunanya keliru kalau dia melanggar tuntunan agama.
Baca: Kaum Pentol Korek Kafirkan Gur Dur dan Quraish Syihab
Ada orang sangat ketat dan khawatir. Itu
kekhawtiran wajar kalau orang di kampung, tidak mengerti agama. Lantas
ada yang mengakan kelahiran Isa itu sebagai anak Tuhan dan sebagainya,
itu yang tidak boleh. Kalau akidah kita tetap lurus, itu tidak ada
masalah. Kita ucapkan selamat Natal, di ayat kita ini, sekian banyak
ucapan selamat yang dutujukan para Nabi. (ARN)
Sumber: Tribun News dan Akun Facebook Teddy Gusnaidi
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2017/12/20/beda-pandangan-felix-siauw-dan-prof-quraish-shihab-terkait-ucapan-selamat-natal/
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Kamis/21122017/11.07Wita/Bjm