» » » » » Beda Tafsir pengucapan Selamat Hari Natal , ini pandangan Ustadz Felix Siauw dan Al Habib Prof Quraish Shihab

Beda Tafsir pengucapan Selamat Hari Natal , ini pandangan Ustadz Felix Siauw dan Al Habib Prof Quraish Shihab

Penulis By on Rabu, 20 Desember 2017 | No comments

Soal Ucapan Selamat Natal, Menteri Agama Minta Masyarakat Bersikap Begini

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta masyarakat menghargai perbedaan pendapat tentang hukum mengucapkan 'Selamat Hari Natal', yang biasanya kembali mengemuka menjelang hari raya umat Kristiani tersebut.
"Tentu kita bisa memahami bahwa kita masyarakat yang beragama. Di kalangan umat IsIam sendiri terjadi keragaman dalam menyampaikan ucapan 'Selamat Natal' kepada saudaranya yang umat Kristiani," kata Lukman usai meluncurkan terjemahan Alquran berbahasa daerah di Jakarta, Rabu.
Menag menuturkan, ada kalangan umat Islam yang mengharamkan Muslim menyampaikan ucapan 'Selamat Natal' kepada warga Kristiani dengan alasan itu merupakan bentuk pengakuan terhadap kelahiran Yesus Kristus.


"Yang dalam aqidah dan keyakinan umat Islam tentu bukanlah Tuhan sebagai yang diyakini oleh umat Kristiani, sehingga mereka mengharamkannya," katanya.
Namun, dia melanjutkan, ada juga kalangan umat Islam yang berpandangan mengucapkan 'Selamat Natal' kepada umat Nasrani tidak haram; diperbolehkan; karena merupakan ucapan selamat atas kelahiran Nabi Isa AS.
"Jadi yang dipersepsikan dalam peringatan Natal itu Nabi Isa AS, yang jangankan terhadap nabi, terhadap orang tua, anak kita dan saudara kita, setiap tahun merayakan hari ulang tahunnya. Apalagi terhadap seorang nabi yang itu adalah Nabi Isa, tentu ini tidak hanya semata boleh, tapi dianjurkan," tuturnya.
Intinya, katanya, perbedaan pandangan mengenai hukum menyampaikan ucapan 'Selamat Natal' itu terjadi karena persepsi dan interpretasi terhadap makna Natal yang tidak sama.
Oleh karena itu, Menteri Agama mengajak pihak-pihak yang berbeda pandangan tidak saling menyalahkan tapi agar saling menghormati.
Dia mengajak pihak yang mengharamkan ucapan 'Selamat Natal' untuk memahami pihak lain yang membolehkannya, sehingga perbedaan pendapat itu tidak harus mengganggu hubungan persaudaraan antara sesama saudara sebangsa dan sesama manusia.
Hanya saja Menteri Agama menegaskan, umat Islam sepakat mengenai tidak diperbolehkannya mempraktikkan ritual perayaan Hari Natal.
"Jadi yang dilarang itu adalah melakukan ritual keagamaannya, peribadatannya. Tapi kalau ucapan 'Selamat Natal' itu terjadi keragaman dan dengan adanya keragaman ini mudah-mudahan kita bisa saling memahami," kata dia.
Dia juga berharap umat Kristiani memahami bahwa umat Islam memiliki keyakinan yang berbeda mengenai ucapan Selamat Natal sehingga umat Kristen juga harus berjiwa besar bahwa ada sebagian saudara-saudaranya yang karena keyakinannya, karena pemahamannya, dia tidak mengucapkan 'Selamat Natal'.
Soal Ucapan Selamat Natal, Menteri Agama Minta Masyarakat Bersikap Begini
kemenag.go.id
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin 
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/12/21/soal-ucapan-selamat-natal-menteri-agama-minta-masyarakat-bersikap-begini

Beda Pandangan Felix Siauw dan Prof Quraish Shihab Terkait Ucapan Selamat Natal

ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Beda pandangan Felix Siauw dan Prof Quraish Shihab terkait ucapan selamat Natal.
Provokasi berbahaya menjelang perayaan natal 25 Desember 2017 oleh Felix siauw yang membahas soal ucapan Natal dan ada tudingan-tudingan yang sangat berbahaya.
Baca: Soal Bendera Rasulullah, Propaganda Bohong HTI dan ISIS
Ini statementnya beserta videonya.
“Setiap kali menjelang bulan desember, senantiasa umat Islam dituding sebagai umat yang tidak bertoleransi beragama. Apalagi ketika masuk penghujung desember dimana seolah-olah kaum muslimin yang dianggap bertoleransi itu harus mengucapkan selamat kepada hari raya agama yang lain.” (Felix Siauw)

“Jadi tidak dikatakan toleransi apabila anda menuduh kaum muslim yang tidak mau mengucapkan selamat natal sebagai intoleran. justru ini juga sebagai bentuk intoleransi itu sendiri” (Felix Siauw)
Dua video ini adalah potongan dari video utuh yang bisa di tonton.
Saya sengaja ambil video point pentingnya saja, kalau isi video yang lain itu adalah ajaran versi Felix Siauw yang sudah dibantah oleh banyak ulama hebat, bukan oleh seorang mualaf kemarin sore lalu sudah seenaknya bicara seolah-olah dia wakil dari umat Islam.
Baca: Dunia Terkejut Melihat Tradisi Natal di Suriah
Saya jadi membahas tudingan Felix Siauw ke umat Nasrani karena dari statementnya itu sangat berbahaya dan bisa memprovokasi segelintir orang yang kebetulan beragama Islam yang tidak paham dan percaya saja ucapan Felix.
Kalau hanya tudingan Felix pribadi ke umat Nasrani, saya tidak akan komentar, biarkan umat Nasrani seandainya mau pidanakan dia, tapi karena Felix bicara menggunakan kata umat Islam, jadi perlu saya komentari.
Kata Felix, setiap kali bulan desember umat Islam dituding sebagai umat yang tidak bertoleransi. Artinya apa? setiap tahun saya sebagai salah satu umat Islam dituding oleh umat Nasrani sebagai umat yang tidak bertoleransi. Saya katakan pada Felix bahwa saya tidak pernah merasakan tudingan itu dan saya yakin tidak ada umat Nasrani menuding seperti itu. Saya lahir dan besar di daerah mayoritas Nasrani, saya bergaul dan saya tau tidak ada tudingan seperti itu, dan tidak berkurang iman saya walaupun saya setiap tahun dan setiap saat mendengarkan dan melihat mereka beribadat.
Jadi siapa yang menuding? Karena bahasan ini adalah membahas natal, jelas tujuannya adalah umat Nasrani yang dituduh melakukan tudingan ini terhadap umat Islam. Ini jelas provokasi! apalagi Felix mengatakan setiap kali bulan desember, artinya tiap tahun itu terjadi!
Tidak pernah ada yang menuding seperti itu. Ini jelas penghinaan dan bentuk provokasi kepada umat Islam dan Umat Nasrani. Kalau ada segelintir umat Islam yang menganggap benar umat Nasrani berkata begitu, ini bisa jadi masalah. Orang ini berbahaya..
Felix mau sok tau soal agama Nasrani, saya tidak peduli karena dia akan berhadapan dengan umat Nasrani secara hukum. Tapi karena membawa-bawa nama umat Islam ini tentu berbahaya. Apalagi di Video kedua, begitu jelas menguatkan video pertama, Felix mengatakan “Jadi tidak dikatakan toleransi apabila anda menuduh kaum muslim yang tidak mau mengucapkan selamat natal sebagai intoleran. justru ini juga sebagai bentuk intoleransi itu sendiri”
Jelas Felix menuduh kaum Nasrani mengatakan apabila kaum muslim yang tidak mau mengucapkan selamat natal sebagai Intoleran. Ini jelas harus dibuktikan oleh Felix Siauw ada umat Nasrani yang mengatakan seperti itu setiap tahun. Kalau tidak, jelas ini bentuk provokasi.
Baca: Ikut Nabi atau Ikut Khilafah HTI ala ISIS dan Al-Qaeda?
Semoga saja tidak ada umat Islam yang terprovokasi dengan statement Felix Siauw ini dan Felix berharap saja umat Nasrani tidak ada yang mempermasalahkan hal ini ke jalur hukum.
Kalau Felix berkelit yang menuduh itu bukan umat Nasrani, lalu siapa? padahal anda membicarakan soal Natal.
Saya duga keras persoalan ini hanya di Indonesia. Saya lama di Mesir. Saya kenal sekali. Saya baca di koran, ulama-ulama Al Azhar berkunjung kepada pimpinan umat kristiani mengucapkan selamat Natal.

Berikut penjelasan dari Prfo Quraish Shihab terkait ucapan Natal:
Saya tahu persis ada ulama besar di Suriah memberi fatwa bahwa itu boleh. Fatwanya itu berada dalam satu buku dan bukunya itu diberikan pengantar oleh ulama besar lainnya, Yusuf al-Qaradawi, yang di Syria namanya Mustafa Al Zarka’a. Ia mengatakan mengucapkan selamat Natal itu bagian dari basa-basi, hubungan baik. Ini tidak mungkin menurut beliau, tidak mungkin teman-teman saya dari umat Kristiani datang mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri terus dilarang gitu.
Menurut beliau dalam bukunya yang ditulis bukan jawaban lisan ditulis, dia katakan, saya sekarang perlu menunjukkan kepada masyarakat dulu bahwa agama ini penuh toleransi. Kalau tidak, kita umat yang dituduh teroris. Itu pendapat.
Saya pernah menulis soal itu, walaupun banyak yang tidak setuju, saya katakan begini, saya ucapkan Natal itu artinya kelahiran. Nabi Isa mengucapkannya. Kalau kita baca ayat ini dan terjemahkan boleh atau tidak? Boleh. Ya toh? Boleh.
Jadi, kalau Anda mengucapkan selamat Natal, tapi keyakinan Anda bahwa Nabi Isa bukan Tuhan atau bukan anak Tuhan, maka tidak ada salahnya. Ucapkanlah selamat Natal dengan keyakinan seperti ini dan Anda kalau mengucapkannya sebagai muslim. Mengucapkan kepada umat Kristiani yang paham, dia yakin bahwa anda tidak percaya.
Baca: Alwi Shihab: Jangan Gunakan Teks Keagamaan Untuk Politik
Jadi yang dimaksud itu, seperti yang dimaksud tadi hanya basa-basi.
Saya tidak ingin berkata fatwa Majelis Ulama itu salah yang melarang, tetapi saya ingin tambahkan larangan itu terhadap orang awam yang tidak mengerti. Orang yang dikhawatirkan akidahnya rusak. Orang yang dikhawatirkan percaya bahwa Natal itu seperti sebagaimana kepercayaan umat kristen.
Untuk orang-orang yang paham, saya mengucapkan selamat Natal kepada teman-teman saya apakah pendeta. Dia yakin persis bahwa kepercayaan saya tidak seperti itu. Jadi, kita bisa mengucapkan.
Jadi ada yang berkata bahwa itu Anda bohong. Saya katakan agama membolehkan Anda mengucapkan suatu kata seperti apa yang anda yakini, tetapi memilih kata yang dipahami lain oleh mitra bicara Anda.
Saya beri contoh, Nabi Ibrahim dalam perjalanannya menuju suatu daerah menemukan atau mengetahui bahwa penguasa daerah itu mengambil perempuan yang cantik dengan syarat istri orang. Nah, dia punya penyakit jiwa. Dia ndak mau yang bukan istri orang.
Nabi Ibrahim ditahan sama istrinya Sarah. Ditanya, ini siapa? Nabi Ibrahim menjawab, ini saudaraku. Lepas.
Nabi Ibrahim tidak bohong. Maksudnya saudaraku seagama. Itu jalan. Jadi kita bisa saja. Kalau yang kita ucapkan kepadanya selamat Natal itu memahami Natal sesuai kepercatannya, saya mengucapkannya sesuai kepercayaan saya sehingga tidak bisa bertemu, tidak perlu bertengkar.
Jadi syaratnya boleh mengucapkannya asal akidah anda tidak ternodai. Itu dalam rangka basa-basi saja, seperti apa yang dikatakan ulama besar suriah itu.
Begitu juga dengan selamat ulang tahun, begitu juga dengan selamat tahun baru. Memang kalau kita merayakan tahun baru dengan foya-foya, itu yang terlarang foya-foyanya, bukan ucapan selamatnya kita kirim. Bahkan, ulama Mustafa Al Zarka’a berkata, ada orang yang menjual ucapan, kartu-kartu ucapan ini, itu boleh saja, tidak usah dilarang. Penggunanya keliru kalau dia melanggar tuntunan agama.
Baca: Kaum Pentol Korek Kafirkan Gur Dur dan Quraish Syihab
Ada orang sangat ketat dan khawatir. Itu kekhawtiran wajar kalau orang di kampung, tidak mengerti agama. Lantas ada yang mengakan kelahiran Isa itu sebagai anak Tuhan dan sebagainya, itu yang tidak boleh. Kalau akidah kita tetap lurus, itu tidak ada masalah. Kita ucapkan selamat Natal, di ayat kita ini, sekian banyak ucapan selamat yang dutujukan para Nabi. (ARN)
Sumber: Tribun News dan Akun Facebook Teddy Gusnaidi
 
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Kamis/21122017/11.07Wita/Bjm 
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya