Indonesia Tak Takut Ancaman Trump Setop Bantuan bagi Negara Tolak Yerusalem Ibu Kota Israel
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Indonesia Tak Takut Ancaman Presden AS Donald Trump Setop Bantuan ke Negara Pendukung Resolusi PBB Tolak Yerusalem Ibu Kota Israel.Kementerian Pertahanan (Kemenhan)RI menilai Ancaman Trump Putus Dana Bantuan Tak Pengaruhi Indonesia.
Ancaman Trump ditujukan kepada negara-negara yang pada pemungutan suara di PBB menentang keputusan Amerika soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Sejauh ini kita jalan seperti biasa. Kita adalah negara besar yang tidak bisa dikendalikan atau disetir semudah itu. Itu bukan hibah yang sudah ada tapi the coming procurement," ujar Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ekonomi, Bondan Tiara dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2017).
Ancaman Trump tersebut, menurut Tiara, sudah dibahas dalam rapat koordinasi terbatas yang dipimpin Menteri Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto. Pembahasan juga telah dilakukan secara rinci.
Hasil pemungutan suara ditampilkan di hadapan anggota Majelis Umum PBB yang membatalkan pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel usai voting yang dilakukan di markas besar PBB, Kamis (21/12/2017).
Tiara menegaskan, Indonesia merupakan negara yang memiliki kedaulatan sehingga tak bisa semena-mena diinjak oleh negara lain.
"Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, kita memastikan dampaknya akan sangat minimal terhadap Indonesia terhadap sanksi tersebut," tuturnya.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa sebelumnya telah meloloskan rancangan resolusi mengenai status Yerusalem setelah pemungutan suara yang digelar di New York pada Kamis (21/12/2017).
Sebanyak 128 negara anggota memilih setuju dengan rancangan resolusi yang menolak keputusan Amerika Serikat untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Selain AS dan Israel, tujuh negara lain yang tak setuju dengan rancangan resolusi Majelis Umum PBB itu adalah Guatemala, Honduras, Togo, Mikronesia, Nauru, Palau, dan Kepulauan Marshall.
Terkait hasil tersebut, Donald Trump mengancam pemutusan bantuan keuangan kepada negara-negara yang mendukung resolusi PBB untuk menentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Mereka mengambil jutaan dollar dan bahkan miliaran dollar. Mereka memberi suara yang menentang kami," kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih.
"Biarkan mereka bersuara menentang kami. Kami akan menghemat banyak. Kami tidak peduli," ucapnya.
Komentarnya itu disampaikan menjelang pemungutan suara di Majelis Umum PBB, Kamis (21/12/2017), untuk menghasilkan resolusi yang menentang pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Istimewa
Gelombang
protes dengan menggelar aksi demo tersebar di banyak negara akan
keputusan Presiden AS, Donald Trump terkait Yerusalem.
Turuti Israel, NBA Hapus kata ‘Palestina Wilayah Pendudukan’ dari Websitenya
SALAFYNEWS.COM, AMERIKA
– Menyerah pada tekanan dari Israel, NBA memperbarui situsnya setelah
sebelumnya menulis Palestina sebagai “wilayah yang diduduki.” Menteri
olahraga Israel sebelumnya mengecam liga NBA karena bertentangan dengan
posisi resmi Washington.
Baca: Yerusalem Ibu Kota Israel Cara Trump Usir Warga Palestina
Menyebutnya sebagai “negara imajiner,”
Menteri Kebudayaan dan Olahraga Israel Miri Regev meminta National
Basketball Association (NBA) untuk menghapus Palestina yang “diduduki”
dari situsnya. NBA mematuhi dan meminta maaf atas “daftar yang salah
itu.”
Seperti yang terlihat pada tangkapan
layar di media Israel, situs tersebut tampaknya menawarkan pilihan
“Wilayah Palestina, Pendudukan” Palestina sebagai negara asal mereka
setelah memberikan suara kepada pemain dari Timur dan Barat untuk
berpartisipasi dalam 2018 All Star Game.
Regev mengatakan bahwa dia “terkejut”
mengetahui pilihan di situs web tersebut, dimana “ratusan juta penggemar
bola basket” memilih bintang all-star mereka. Ini bisa “membahayakan
dan mendistorsi fakta dan kenyataan sejarah,” tambahnya.
Baca: Menlu Palestina Kecam Keras Putusan Guatemala Pindahkan Kedubes ke Yerusalem
Memilih kata-kata langsung, menteri
tersebut menulis kepada Komisaris NBA Adam Silver bahwa “Negara ini,
seperti semua orang tahu, tidak ada.” Dia mengatakan bahwa dia melihat
masuknya wilayah Palestina yang diduduki “sebagai legitimasi pembedahan
Israel,” dan “campur tangan terang-terangan, eksplisit, berdiri
bertentangan dengan sikap resmi pemerintah Amerika dan pernyataan
Presiden Donald Trump, yang baru saja mengakui Yerusalem sebagai ibu
kota Israel.”
Liga tersebut mengatakan bahwa segera
setelah mereka mengetahui, mereka memperbarui situs tersebut, yang
sekarang “Wilayah Palestina” terdaftar sebagai pilihannya. “Itu ditulis
oleh pihak ketiga,” kata NBA Executive Vice President Communications
Michael Bass, mencatat bahwa ungkapan awal itu “bukan sikap mereka.”
Selama Perang Enam Hari pada tahun 1967,
Israel menguasai Yerusalem Timur, serta merebut Tepi Barat, Gaza, dan
Dataran Tinggi Golan. Sementara PBB mengacu pada Tepi Barat, termasuk
Yerusalem Timur, sebagai wilayah Palestina yang diduduki, pemerintah
Israel memandang wilayah itu sebagai sengketa, dan Yerusalem dipandang
sebagai ibukota yang tak terbagi.
Baca: Hizbullah dan Liga Arab Kecam Veto AS atas Resolusi PBB Soal Yerusalem
Pada tanggal 6 Desember, Presiden AS
Donald Trump mengumumkan keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu
kota Israel, sekaligus memindahkan kedutaannya ke Kota Suci itu, yang
memicu longsoran kritik. Langkah tersebut mendorong demonstrasi
anti-Israel dan anti-Amerika, dimana bentrokan berat terjadi di
Jerusalem, Tepi Barat, dan Gaza.
Dewan Keamanan PBB memilih sebuah
resolusi yang menuntut Washington membatalkan keputusannya. AS,
bagaimanapun, menggunakan hak veto-nya dan menghalangi mosi tersebut.
(SFA)
Sumber: RTSumber Berita : http://www.salafynews.com/turuti-israel-nba-hapus-kata-palestina-wilayah-pendudukan-dari-websitenya.html
Inilah Kisah Keluarga Jokowi yang Tak Banyak Terekspos
SALAFYNEWS.COM, SURAKARTA
– Inilah sekelumit cerita keluarga Presiden Jokowi yang tidak banyak
terekspos di media. Jika Jokowi yang mempunyai latar belakang pengusaha,
sementara ketiga adiknya belum diketahui secara pasti pekerjaannya.
Baca: Muhammad Zazuli: Takdir Jokowi Si Tukang Kayu
Jokowi sebenarnya memiliki seorang adik
laki-laki bernama Joko Lukito, namun meninggal saat persalinan. Jokowi
ternyata punya nama lain. Semasa kanak-kanak, dia memiliki nama Mulyono.
Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan neneknya berasal dari sebuah desa di Boyolali.
Pendidikannya diawali dengan masuk SD Negeri 112 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke bawah.
Dengan kesulitan hidup yang dialami,
Jokowi dulu terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul
untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari.
Baca: Muhammad Zazuli: Sang Pemberani Itu Bernama Jokowi
Saat anak-anak lain ke sekolah dengan
sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian
bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di
umur 12 tahun.
Jokowi kecil telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali.
Penggusuran yang dialaminya sebanyak
tiga kali pada masa kecil mempengaruhi cara berpikirnya dan
kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus
menertibkan permukiman warga.
Baca: Denny Siregar: Jokowi Nahkodai Kapal “NKRI” yang Telah Lama Hilang Arah
Setelah lulus SD, ia kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Ketika ia lulus SMP,
ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal sehingga
pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta. (SFA)
Sumber: Tribun NewsSumber Berita : http://www.salafynews.com/inilah-kisah-keluarga-jokowi-yang-tak-banyak-terekspos.html
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Sabtu/30122017/12.20Wita/Bjm