Ingin Pastikan Berita Hoaks atau Basi? Cek Saja di Laman Kominfo Berikut Ini
Berita
atau informasi hoaks marak beredar seiring dengan menggilanya pengguna
media sosial di seluruh dunia. Tak terkecuali Indonesia, yang sebagian
masyarakatnya dikenal punya keingintahuan yang berkolaborasi dengan
tingkat kepo tinggi, plus ditunjang kecepatan gerakan jari yang
terkadang jauh lebih cepat dari kecepatan berpikir ... informasi
mengandung hoaks pun dengan bebasnya berkeliaran di dunia maya dan media
sosial.
Mendeteksinya
terkadang tak semudah mencoret anggaran di DKI Jakarta, eh, maksudnya
tak semudah membalik telapak tangan ... karena semakin ke sini, tingkat
kemiripan informasi yang diunggah atau dibagikan (shared) semakin
mendekati aslinya.
Misalnya
dua informasi yang belum lama ini beredar dan kebetulan mampir di
Beranda media sosial saya. INFORMASI PERTAMA, adanya unggahan info di
Instagram (mengenai seorang turis yang duduk di Pelinggih, sedangkan di
dekatnya ada seorang lagi yang tampak menaiki patung.
Setelah
ditelusuri, informasi itu memang tidak sepenuhnya hoaks atau berita
bohong, tetapi informasi yang sudah kadaluarsa. Label “DISINFORMASI”
disematkan dengan tanda seperti stempel besar berwarna merah untuk
menyimpulkan bahwa informasi tadi benar-benar terjadi, tetapi sudah
basi.
Intinya,
setelah penelusuran dilakukan, diketahui bahwa masalah itu sudah
selesai menurut penuturan Bendesa Agung Majelis Adat (MDA) Bali bernama
Ida Plingsir Agung Putra Sukahet. Peristiwanya pun sudah terjadi sekitar
2017 atau kurang lebih dua tahun silam sehingga sudah tidak relevan
untuk diangkat.
INFORMASI
KEDUA, seorang teman mengunggah video berisi Kim-Jong Un yang terlihat
sedang menuntun seseorang di sebelah kanannya, lalu ketika melewati
seperti gundukan pasir, mendadak di bawah seperti ada pintu yang terbuka
dan orang itu langsung terjatuh ke dalamnya. Biar lebih yakin disertai
caption: “Pejabat koruptor harusnya dihukum seperti ini. Biar gak ada
yang berani korupsi lg.”
Kominfo
pun merilis bantahan dengan menyebut bahwa video itu HOAKS. Video itu
ternyata cuma hasil editing yang bertujuan untuk lelucon, dengan video
asli berupa pertemuan Kim Jong Un dengan Moon Jae In, Presiden Korea
Selatan dimana kedua pemimpin negara itu melalui garis perbatasan yang
disebut dengan Zona Demiliterisasi (DMZ).
Silakan
klik link-nya dan membaca ulasan selengkapnya pada sumber berita di
bagian akhir artikel ini. Atau untuk membaca berita-berita lain yang
dikategorikan DIINSFORMASI atau HOAKS oleh Kominfo dengan mengklik link:
https://www.kominfo.go.id/content/all/laporan_isu_hoaks
Membaca
sekilas dari laman bagian atas sampai bawah agak membuat saya bergidik
karena cukup banyak informasi yang ada di sana, tapi kemungkinan besar
sudah menyebar entah sampai sejauh mana efeknya. Kita tahu bahwa
sebagian netizen ini lebih cepat jarinya daripada logika berpikirnya,
sehingga informasi keliru, basi, atau berita bohong bisa cepat sekali
beredar. Belum lagi adanya dugaan permainan oknum tertentu yang seperti
sengaja ingin negara ini kisruh dengan menyebar informasi yang
meresahkan dan tak jarang memancing amarah.
Oya,
berita soal Wakil Menkominfo yang dikatakan me-LIKE konten pornografi
juga sudah muncul di laman Kominfo tadi (lihat link sumber berita yang
ketiga) dengan stempel HOAKS yang disematkan, berdasarkan pengakuan
Sang Wamen yang berkata bahwa akun Twitter-nya dibajak. Soal informasi
yang ini, silakan cari tahu kebenarannya ya, karena kalau kita telusuri
di belantara dunia maya dan medsos, masih simpang siur beritanya.
Namun
yang jelas, saya menuliskan artikel ini dengan harapan agar para
pembaca SEWORD menjadi pembaca yang cerdas dan tak mudah termakan
informasi atau berita palsu. Kewajiban untuk croscek suatu informasi
sebelum meneruskan, membagikan, atau berkomentar pedas ... sangat
diperlukan supaya kita tidak menjadi penyebab berita basi atau berita
hoaks.
Silakan
pula bagikan kepada netizen lain atau orang-orang yang Anda kenal
supaya mereka juga tidak mudah terpapar berita palsu atau berita basi
dan lebih berhati-hati untuk ke depannya.
Jadi,
silakan berselancar di situs tersebut dan mencari tahu berita-berita
yang selama ini beredar, karena kemungkinan masuk dalam kategori “hoaks”
atau “diinformasi” alias berita basi. Semoga kita tidak terlanjur
menjadi pelaku penyebaran dua informasi tadi, ya!
Re-Post by MigoBerita / Selasa/29102019/18.42Wita/Bjm