Apa yang harus dilakukan untuk melawan ketakutan? Jawaban Ade Armando adalah kekuatan.
Kekuatan seperti apa? Simak selengkapnya di Logika Ade Armando di
https://www.youtube.com/watch?v=KmIJrakh8Nc
Migo Berita - Banjarmasin - Siapa yang tidak kenal Ade Armando, yang saat ini masih
berstatus Dosen dan juga masih menjadi PENGKRITIK "Musuh-musuh" Pemerintah
(Presiden Jokowi) serta Juga Pengkritik Pemerintah dengan SOLUSI versi dia.
Dan Migo Berita kembali me-repost ulang lewat tulisan omongan beliau di Cokro TV
MELAWAN KETAKUTAN DENGAN KEKUATAN | Logika Ade Armando :
Di awal pembicaraan Saya akan beri peringatan Ya : Saya Akan Bicara Optimis.
Anda Boleh saja Menganggap saya Meremehkan Masalah Corona atau apalah.
SAYA TIDAK PEDULI.
Dan kalau Anda tidak suka Mendengar (MEMBACA pen-MigoBerita) ada Orang Bicara dengan
nada optimis tentang penanganan Corona, Anda mungkin sebaiknya TIDAK Mendengar
(MEMBACA pen-MigoBerita) apa yang akan saya sampaikan.
Karena buat Saya, Kita Tidak Mungkin terus KETAKUTAN dengan CORONA.
Seolah-olah ini adalah Terorwongan Gelap Tak Berujung.
Kalau kita terus KETAKUTAN, Corona akan MENGHABISI Kita.
Saya ANTI LOCKDOWN, Karena Saya OPTIMIS Kita BISA MENGALAHKAN Corona TANPA LOCKDOWN.
Saya juga percaya Kampanye WORK FROM HOME, Tetap Tinggal DIrumah, adalah hanya langkah
sementara yang perlahan-lahan HARUS Kita Tinggalkan.
KITA Tentu BISA Menghimbau orang untuk Tidak berkerumun, Menjaga Jarak, Menggunakan Hand
Sanitizer dan seterusnya.
Tapi bagi saya, jawaban yang paling Masuk Akal adalah Memperkuat IMUNITAS Warga.
Sekarang ini saja kita sudah banyak mendengar bahwa dibanyak negara, diprediksi bahwa
mayoritas warganya akan terkena Virus Corona.
Perdana Menteri Jerman sudah bilang,mungkin 70% warganya akan terkena virus Corona.
Karena itu, kita ambil saja skenario terburuk :
di Jakarta misalnya, mungkin saja mayoritas warga memang akan terkena Corona.
Tapi INGAT lho, terkena virus itu bukan berarti Anda akan menderita penyakit Covid-19.
Si Virus bisa saja menempel ditubuh kita, Tapi kalau Daya Tahan Tubuh Kita KUAT, si
VIRUS akan MATI.
Begitu seseorang diserang Virus, ANTIBODY didalam tubuh kita akan melawan.
Bentuk perlawanan dalam diri tiap manusia memang akan berbeda-beda,tergantung pada
kondisi kesehatannya.
Ada yang dengan cepat virus akan kalah.
Ada yang butuh 2 Mingguan.
TAPI yang PENTING, Kalau pertarungan bisa Selesai,orang itu akan IMUN Terhadap Corona.
Bisakah dia diserang lagi oleh Corona?
Ya Tentu saja BISA, Tapi dengan cepat Antibody akan bereaksi dan membunuhnya kembali.
Nah, kalau makin banyak orang SEHAT terjangkit Corona dan MENGALAHKAN Corona,
akan terbentuklah Persekutuan Manusia yang Kebal Corona.
Itu yang sekarang dikenal dengan istilah "HERD IMMUNITY" alias "IMUNITAS KAWANAN".
Kalau kita tahu prinsip dasar itu, sebenarnya masyarakat Tidak Perlu TERLALU PANIK
kalau tahu dirinya terjangkit Corona.
Mereka memang perlu mengisolasi diri selama sekitar 14 hari, karena 2 minggu itulah
kira-kira waktu yang diperlukan bagi si ANTIBODY Mengalahkan Corona.
Tapi setelah 14 hari, ia bisa hidup bebas tanpa harus kuatir lagi pada Corona.
SAYANGNYA, Cerita memang Belum SELESAI
Masalahnya Tidak Semua orang Punya DAYA TAHAN KUAT.
Ada Orang Tua dan ada orang yang memiliki penyakit kronis.
Orang-orang itulah yang harus dilindungi.
Orang-orang itulah yang seharusnya mendapat prioritas perawatan dirumah sakit.
Karena itulah ada ANJURAN agar mereka yang Masih MUDA dan TIDAK MEMILIKI Penyakit
Penyerta SERIUS, sebaiknya tinggal saja dirumah kalau mrasa dirinya sudah terkena Corona.
Si Anak Muda itu akan SEMBUH dengan sendirinya, sementara si orangtua dan berpenyakit
kronis harus mendapatkan perawatan EKSTRA.
Kalaulah sekarang ada upaya untuk memaksa anak muda pun tidak membiarkan diri ter-
ekspos pada Virus Corona,itu sebetulnya bertujuan untuk melindungi kaum yang lebih
rentan.
Mereka yang rentan ini ceritanya agak lain.
ANTIBODY Mereka TETAP Bisa Mengalahkan Corona, tapi harus dengan bantuan obat-obatan
yang hanya bisa disediakan di Rumah Sakit.
Itupun Mayoritas Tetap akan SURVIVE.
Walau peluangnya lebih kecil dibandingkan kaum muda yang tingkat kematiannya bisa jauh
dibawah 1%.
Jadi segenap upaya Social Distancing, MASSIVE TEST, Sterilasasi itu semua dilakukan
untuk memperlambat laju Penyebaran Virus.
Tujuannya agar korban tidak berjatuhan menumpuk disatu waktu.
Kalau terjadi semua bersamaan, yang juga jadi korban adalah Petugas medis.
Dalam hal ini, Petugas Medis ini berpotensi menjadi korban karena mereka kelelahan dan
terus didatangi virus-virus Corona dalam jumlah yang banyak.
ANTIBODY dalam diri belum cukup siap, Si Virus terus berdatangan.
Kalau dokter atau perawat yang masih muda, Mungkin ANTIBODY nya masih PRIMA.
Tapi bagaimana dengan yang sudah senior?
Jadi seperti saya katakan, aktivitas masyarakat harus dibatasi ketat agar Virus tidak
menyebar dan akhirnya memakan korban terutama dikalangan Kaum TUA dan RENTAN.
MEMANG sempat ada IDE, supaya Kaum Tua dan Kaum Muda Tidak Bercampur, Kaum Tuanya saja
yang diberi Tempat KHUSUS.
Di KARANTINA sampai WABAH Mereda.
Tapi realistis sajalah, apa iya ini bisa dilakukan di Indonesia?
Kalau kaum tua dan rentan harus di karantina, mau di karantina dimana?
Dan apa tega kita mengisolasi orang tua- orang tua kita?
Karena itu, buat saya pilihan terbaik adalah MEMBANGUN IMUNITAS Tubuh Kaum MUDA
dan menjaga agar mereka tidak memiliki INTERAKSI yang INTENSIF dengan Kaum TUA dan
yang berpenyakit SERIUS.
PERTANYAANNYA :
Apakah Untuk Tujuan itu, KIta harus menghentikan semua AKTIVITAS?
SAYA RASA TIDAK.
Kalau Kita Sadar bahwa, Cepat atau Lambat, 60-70 persen rakyat Jakarta akan terkena
Virus Corona dan Kalau Kita SADAR bahwa KITA sebenarnya BISA MENGALAHKAN Corona,
Kita mungkin harus dengan segera juga menghentikan KEPANIKAN KITA.
BUKAN Hanya Kita TIdak PERLU lagi berburu MASKER, Sabun, Sanitizer dan GULA.
TAPI Kita juga mungkin TAK PERLU TERLALU TAKUT untuk Hidup Bermasyarakat.
KITA HARUS perlahan kembali Membangun HIDUP NORMAL.
WORK FROM HOME itu BAGUS, tapi pada akhirnya, orang toh terpaksa harus bekerja diluar
rumah.
KALAU TIDAK, EKONOMI akan MACET.
Ekonomi Rumah Tangga, Ekonomi Negara.
Dampaknya sekarang sudah terasa.
Dan masih akan berlanjut di bulan-bulan Mendatang.
TENTU saja Saya TIDAK INGIN mengatakan agar kita tiba-tiba saja KEMBALI berkerumun
dimana-mana, TIDAK PEDULI dengan Hidup HYGIENIS, TIDAK Menjaga Jarak, Bersin dan Batuk
sembarangan.
Kita tentu perlu mengubah cara Hidup Kita, KARENA KITA PERLU
Mencegah PENYEBARAN Corona.
Tapi kita juga harus gunakan akal kita untuk MENGALAHKAN Corona TANPA PERLU TERLALU
Merasa TAKUT.
INGAT, Kita Memiliki ANTIBODY untuk MENGALAHKAN Corona.
KITA Kuatkan imunitas kita sembari melindungi mereka yang berpeluang menjadi korban
SERIUS dari KEJAHATAN GErombolan Virus itu.
Dan kalau itu sudah kita lakukan, MARILAH Perlahan KITA HIDUP NORMAL.
INI BUKAN KARENA KITA layak meremehkan Corona.
Tapi karena kita tidak mungkin terlalu berlindung dibalik rumah-rumah kita
dan menghentikan Roda Kehidupan Kita.
KITA HARUS PERCAYA bahwa KITA Lebih KUAT dari MEREKA.
Ini tentu bukan perubahan yang harus diterapkan secara DRASTIS.
Kita lihat juga data perkembangan penyebaran dari waktu ke waktu.
TAPI yang PENTING KITA HILANGKAN KETAKUTAN Kita terhadap Corona.
PERCAYALAH, dengan PIKIRAN yang lebih TENANG Kita akan BISA ATASI Corona dengan
LEBIH BAIK.
GUNAKAN AKAL SEHAT
GUNAKAN Akal Sehat, agar Bangsa ini SELAMAT.
Re-write by Migo Berita / Jum'at/27032020/09.45Wita/Bjm (Pic : Google Image)
Ade Armando
Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI)
Lahir: Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia, 24 September 1961
Karir
Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI)
Pendidikan
Universitas Indonesia (1988)
Universitas Negeri Florida (1991)
Universitas Indonesia (2006)
Dr. Ade Armando, MSc. adalah seorang ahli komunikasi, pengajar dan jurnalis Indonesia. Ia mengajar di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), serta di beberapa universitas lainnya pada jenjang sarjana maupun pascasarjana.
Ia juga pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia periode 2004-2007, Ketua Program S-1 Ilmu Komunikasi FISIP UI periode 2001-2003 serta menjadi Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi-Internews dari tahun 2001-2002.
Sumber Berita : https://tirto.id/m/ade-armando-UB
Potret Sosial Distancing Ala Trump Vs Pemimpin Dunia
Amerika Serikat – Dalam sebuah laporannya, media Inggris The Guardian menunjukkan bagaimana tampaknya Trump tidak mengerti atau tidak begitu peduli dengan anjuran menjaga jarak (social distancing) demi mencegah pandemi virus Corona. The Guardian juga mengunggah foto-foto yang menyoroti bagaimana sikap tubuh Trump dalam tampilan publiknya terhadap pandemi virus ini yang jauh berbeda dengan para pemimpin dunia lainnya.
Ketika dunia terus memerangi pandemi yang berkembang ini, situasi di AS meningkat dengan cepat. Ada lebih dari 70.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di seluruh AS sejauh ini, dan dengan tidak adanya tes kepada publik secara luas, jumlah kasus sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. Menurut New York Times, proyeksi ini tidak terlihat baik, bahkan jika AS memotong tingkat penularannya menjadi dua, sekitar 650.000 orang akhirnya dapat terinfeksi dalam beberapa bulan mendatang.
Para Pejabat AS saling berdekatan di konferensi pers soal virus corona pada 13 Maret.
Angela Merkel saat pernyataan pers tentang penyebaran virus corona pada 22 Maret.
Sebuah konferensi pers di Roma, Italia, di mana perdana menteri, Giuseppe Conte, mengumumkan langkah-langkah karantina virus corona yang diperluas
Perdana menteri Belanda, Mark Rutte, pada 23 Maret
Robert Jernick, Boris Johnson dan Jenny Harries memberikan konferensi pers di Downing Street pada 22 Maret
Konferensi pers pada tanggal 23 Maret.
Di tengah-tengah krisis ini, Donald Trump justru membuang waktu dengan meremehkan virus ini dan menyamakannya dengan flu, memberi tahu orang-orang bahwa ia ingin mereka kembali bekerja secepat mungkin dan berbicara tentang gereja yang penuh sesak pada Paskah.
Trump tidak menanggapi situasi dengan cukup serius. Saat memimpin suatu negara melalui krisis, sikap tubuh dalam tampilan publik menjadi penting. Foto-foto para pemimpin dunia lainnya yang bereaksi terhadap pandemi Covid-19 ini menunjukkan perbedaan nyata antara bagaimana mereka dan presiden AS memandang situasi ini. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/03/potret-sosial-distancing-ala-trump-vs-pemimpin-dunia/
Putin: Rusia Dapat Kalahkan Corona dalam Waktu Kurang dari 3 Bulan
Moskow – Rusia memberlakukan serangkaian langkah komprehensif untuk mengatasi wabah COVID-19 dalam beberapa minggu terakhir, dengan melakukan pembatasan perjalanan, karantina untuk orang yang terinfeksi, dan upaya untuk membuat vaksin yang efektif.Presiden Vladimir Putin menyatakan keyakinannya bahwa Rusia akan menghentikan penyebaran wabah corona, dan yakin bahwa hal itu hanya masalah waktu dan efektivitas kerja sama antar negara, masyarakat dan bisnis, kantor berita Sputnik melaporkan.
“Ketika situasi berubah, itu pasti akan berubah menjadi lebih baik. Pertanyaannya, tentu saja, adalah dalam durasi, dan efektivitas kerja sama dan semua orang yang menggunakan produk Anda hari ini akan tetap menjadi pelanggan Anda,” kata presiden, berbicara pada pertemuan dengan perwakilan komunitas bisnis pada hari Kamis.
Mengekspresikan kepercayaan terhadap tanggapan Rusia terhadap COVID-19, Putin mengatakan dia setuju dengan gagasan bahwa negara itu dapat melawan virus dalam waktu kurang dari tiga bulan.
“Rekan kami berharap bahwa kami akan menangani virus corona dalam waktu dua atau tiga bulan. Ini sudah merupakan prognosis yang baik, karena di beberapa negara, dikatakan bahwa perang dengan virus (mereka menyebutnya ‘perang’) akan sangat panjang. Tetapi ketika kita berhasil keluar dari situasi ini, dan kita akan melakukannya, saya berharap ini terjadi bahkan mungkin lebih awal dari yang Anda katakan,” kata Putin, menanggapi komentar seorang pengusaha TI tentang kemungkinan dukungan negara untuk perusahaan.
Rusia telah bergabung dengan negara-negara di seluruh dunia dalam memperkenalkan serangkaian tindakan medis dan ekonomi untuk memerangi penyebaran virus corona baru. Ini sudah termasuk pembatasan perjalanan, karantina untuk orang yang terinfeksi dan orang yang berusia di atas 65 tahun, libur selama seminggu untuk pekerja yang tidak penting mulai minggu depan, pendanaan untuk mendorong bisnis dan mengubah menjadi produksi peralatan medis, serta tindakan lain . Ilmuwan Rusia juga telah memulai pengembangan vaksin coronavirus potensial setelah mengurutkan genom COVID-19 pada minggu lalu.
Rusia saat ini memiliki sekitar 840 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, sebagian besar di ibukota, serta tiga kematian, dan Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa sejauh ini, tidak ada alasan untuk karantina keras didirikan di negara itu, mengingat bahwa itu sudah “selangkah lebih maju” dalam perjuangannya melawan virus. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/03/putin-rusia-dapat-kalahkan-corona-dalam-waktu-kurang-dari-3-bulan/
Kata’ib Hizbullah Bongkar Rencana AS Serang PMU Ditengah Pandemi Corona Irak
Irak – Sebuah faksi dari Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak mengungkap rencana militer AS untuk melakukan operasi serangan udara besar-besaran yang didukung oleh pasukan darat, terhadap pangkalan pasukan elit anti-teror itu, yang saat ini sedang sibuk membantu pemerintah Baghdad dalam perjuangan melawan pandemi virus corona baru.Menurut situs web Baghdad al-Youm di Irak, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (25/03), Kata’ib Hezbollah melaporkan “kegiatan mencurigakan oleh AS dan tentara bayarannya” di Irak dalam persiapan untuk sebuah operasi.
“Dalam situasi sulit saat ini, ketika Irak telah memobilisasi semua sumber dayanya untuk menahan penyebaran virus korona dan pasukan populer sibuk membantu pemerintah dalam pertempuran ini, PMU telah memantau “langkah mencurigakan oleh pasukan AS dan tentara bayaran mereka,” yang berniat untuk mengeksploitasi pandemi ini dan menjalankan siasat tertentu di negara ini,” bunyi pernyataan itu.
“AS berencana untuk melakukan operasi heliborne yang didukung oleh pasukan darat dan jet tempur terhadap berbagai posisi milik badan-badan keamanan dan posisi kelompok-kelompok perlawanan Irak,” bunyi pernyataan itu menambahkan.
Pernyataan itu lebih lanjut mengatakan bahwa pasukan militer dan keamanan Irak tertentu akan berpartisipasi dalam operasi itu.
Kata’ib Hizbullah juga memperingatkan terhadap konsekuensi berbahaya dari serangan seperti itu, mengatakan itu akan memperburuk krisis kesehatan di Irak dan membawa bencana kemanusiaan dan sosial di sana.
Menyatakan bahwa rencana AS membahayakan perdamaian internal di Irak, kelompok perlawanan bersumpah akan menanggapi operasi semacam itu.
Pasukan perlawanan Irak akan memiliki banyak pilihan dalam menghadapi langkah seperti itu oleh musuh pendudukan, kata pernyataan itu, menambahkan bahwa pasukan perlawanan harus menanggapi “dengan kekuatan penuh” dengan menargetkan “fasilitas militer, keamanan, dan ekonomi AS” tanpa pengecualian dan mengubah posisi yang direncanakan untuk diserang AS sebagai kuburan mereka sendiri.”
Kata’ib Hizbullah juga memperingatkan partai Irak untuk tidak berkolaborasi dengan AS dalam melaksanakan konspirasi ini.
“Pihak Irak akan diperlakukan seperti musuh, dan pengkhianatan dan kejahatannya tidak akan pernah diampuni … dan akan dihukum berat sesuai undang-undang,” katanya.
Sentimen anti-Amerika telah meningkat di Irak setelah pembunuhan komandan anti-teror Iran Letnan Jenderal Qassem Soleimani bersama dengan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala PMU Irak, dan rekan-rekan mereka pada 3 Januari .
Tindakan teroris ini mendorong parlemen Irak untuk memilih pengusiran pasukan AS dari negara itu, tetapi pemerintah belum bertindak atas keputusan tersebut karena masih bergulat dengan kebuntuan politik.
Setelah pembunuhan itu, PMU Iran dan Irak bersumpah akan membalas dendam, dengan Teheran menargetkan dua pangkalan AS dengan rudal beberapa hari kemudian. PMU juga mengatakan reaksi mereka tidak akan lebih kecil dari serangan rudal Teheran. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/03/kataib-hizbullah-bongkar-rencana-as-serang-pmu-ditengah-pandemi-corona-irak/
Rudi S. Kamri: Ayo Lawan Virus Kebencian yang Akan Membunuh Bangsa Kita
Jakarta – Pegiat medsos Rudi S Kamri menyatakan disaat ini Indonesia berduka. Kita kehilangan seorang seorang Ibu yang luar biasa hebat yang telah melahirkan seorang putera yang juga luar biasa hebat yaitu Presiden Joko Widodo. Beliau adalah Almarhumah Ibu Hj. Sudjiatmi Notomihardjo. Ibu yang disebutkan sebagai “Sang Pembaca Cahaya” itu akhirnya menyerah atas kehendak Sang Pemilik Kehidupan untuk berpulang ke rahmatullah. Bagi bangsa Indonesia ini adalah sebuah kehilangan besar yang tidak ada pilihan lain harus kita ikhlaskan dengan rasa duka yang mendalam.Tapi kesedihan dan kedukaan yang mendalam itu tidak akan menyentuh hati orang yang hatinya sudah dipenuhi kebencian permanen. Ajaran agama yang indahpun ternyata tidak mampu menyentuh dan membuatkan hati para pembenci yang hatinya sudah hitam berkerak. Jangankan menyampaikan rasa duka atau empati, justru mereka seolah mendapat amunisi baru untuk menyerang pribadi Presiden Jokowi dan Almarhumah Ibu Sudjiatmi dengan kata-kata kotor yang hina. Kehinaan ini sejatinya mencerminkan hati diri mereka. Mereka manusia hina dan biadab.
Kebencian yang sudah mendarahdaging dalam darah dan nadi para pembenci biadab ini bagi saya merupakan virus hati yang sangat berbahaya bagi keindonesiaan kita. Kalau aparat negara dan kita mendiamkan kelakuan busuk mereka, virus ini akan berkembang menyebar dan beranak pinak ke hati anak bangsa yang lain di sekitar mereka. Ini sangat berbahaya dan sangat mengkhawatirkan.
Ajaran leluhur kita untuk saling menyayangi dan menghormati antar sesama anak bangsa akan berangsur hilang lenyap di otak kaum yang menuhankan kebencian hati. Ini tragedi kebangsaan yang harus kita atasi bersama. Kita tidak boleh membiarkan keangkaramurkaan yang mereka gaungkan semakin merajalela memenuhi ruang publik.
Caranya, jangan posting ulang ujaran mereka tapi ‘screenshoot’ narasi mereka lalu segera laporkan ke aparat keamanan untuk segera ditindaklanjuti. Memposting ulang ujaran mereka sama saja kita telah menjadi agen distribusi kebencian yang mereka suarakan. Jangan sampai kita mengamplifikasi kebiadaban mereka untuk maksud apapun, karena hal itu akan membuat mereka jumawa dan tertawa karena telah tercapai tujuan hinanya.
Kelakuan mereka jauh lebih kejam dan biadab dibanding ulah jahat para teroris. Kalau para teroris hanya membunuh orang tidak berdosa beberapa orang, tapi kalau teror kebencian yang mereka suarakan akan masif dan sistemik membunuh rasa dan jiwa kebangsaan dan keindonesiaan kita.
Aparat keamanan terutama Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informasi harus tanggap tanggap dan cepat menindak para penyebar teror kebencian ini. Jaksa dan para pengadil (hakim) harus menuntut dan menghukum mereka dengan hukuman maksimal agar menimbulkan efek jera bagi yang lain.
Mereka, para teroris kebencian dari pemeluk agama apapun ini jauh lebih berbahaya dibanding virus apapun termasuk virus corona. Kita tidak bisa biarkan mereka merusak bangsa ini. Hanya satu kata: LAWAN!!!
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/03/rudi-s-kamri-ayo-lawan-virus-kebencian-yang-akan-membunuh-bangsa-kita/
Kebijakan Finansial Pro Rakyat Jokowi: Debt Collector Dilarang Menagih
Jakarta – Judul kalimat di atas sekedar menegaskan sengkarut kondisi lembaga pembiayaan yang sampai ke telinga pemerintah. Debt collector yang sejatinya bukan bagian dari proses transaksi keuangan, keberadaannya menjadi perhatian serius. Sebuah praktik ilegal yang di dunia pembiayaan legal, seolah menjadi buah simalakama yang tak pernah ketemu solusi.
Ya sudahlah, urusan perut penagih hutang tidak penting dibahas disini. Lebih menarik keputusan pemerintah terkait wabah Covid-19 yang memberi kebijakan kelonggaran pembayaran para kreditur terdampak perlambatan (Slowdown) aktifitas ekonomi.
Baca Juga:
- Lockdown Siasat “Kudeta” HTI kepada Jokowi
- Kurang Ajar, Inilah Akun-akun Twitter yang Hina Jokowi dan Ibunya
Perang terhadap wabah belum usai, bahkan baru babak awal, namun Jokowi sudah mengantisipasi dampak sosial ekonomi dengan detil.Para kreditur yang jumlahnya jutaan dengan omset bisa mencapai puluhan Trilyun yang berasal dari Perbankan maupun Non Perbankan diberikan stimulus penundaan tagihan hingga jangka waktu 1 tahun. Hanya penundaan bukan penghapusan, namun itupun sebuah langkah strategis yang berdampak luas.
Di saat kurs dollar yang merangkak 16.300 hari ini, saat cadangan APBN bakalan tergerus untuk menangani wabah, kala masyarakat sedang dilanda ketakutan dengan benda bernama virus, Jokowi mengambil sikap keberpihakan pada rakyat. Bagi yang jeli bisa melihat kondisi APBN teramat riskan menggelontorkan BLT, penurunan bunga bank, menambah subsidi sembako, mempermudah pengajuan kredit UKM UMKM, penghapusan beberapa beban pajak hingga mensubsidi kebijakan penagihan hutang.
Mbak Sri sang Bendahara Negara-pun nampaknya tak banyak berkomentar perihal lonjakan dollar. Membiarkan dollar naik sampai berapapun, cadangan devisa fokus untuk darurat masyarakat, bukan buru-buru mengintervensi “Dollar Trump” yang sebenarnya sedang sama-sama pusing juga diserang virus.
Baca Juga:
Kembali ke masalah penagihan hutang, secara tegas Jokowi mengatakan “Pihak perbankan dan industri keuangan non bank dilarang mengejar-ngejar angsuran. Apalagi menggunakan jasa penagihan atau debt collector. Itu dilarang dan saya minta kepolisian mencatat hal ini”, dikutip dari Detiknews “Jokowi Minta Polri Awasi Penagihan Utang Pakai Debt Collector“.
Pemerintah punya hak melindungi warganya dari ancaman virus dan debt collector dalam waktu bersamaan. Jika suatu saat muncul pertanyaan, bagaimana nasib perut ribuan debt colector yang bertebaran di sekitar kita? Tidak perlu dijawab karena seharusnya dikembalikan lagi pertanyaan itu kepada pihak pengguna jasa tukang tagih. Bunga cicilan yang masyarakat bayarkan kalau untuk menghidupi para perantau berbadan kekar bermuka sangar plus hitam, harusnya cukup.
Baca Juga:
- Taktik ‘Gila’ Jokowi Pimpin Indonesia dan ‘Bajingan’ Ahok Pimpin DKI Jakarta
- Wahyu Sutono: 9 Jurus Jitu Pemerintah Hadapi Covid-19
Wabah Covid-19 baru beberapa minggu kita terima, entah nanti akan berakhir seperti apa, para pakar dan penentu kebijakan hanya bisa memprediksi. Dan setiap kita suatu saat mesti siap terpapar juga pada. Tidak ada yang tahu virus sekarang ada dimana, menempel pada apa atau justru sedang berada di tubuh orang-orang terdekat kita. Tanpa keluhan, tanpa reaksi tanpa disadari. Tuhan membekali manusia dengan akal dan budi untuk bertahan hidup. Di saat semua bekal itu tidak mampu menandingi hal-hal negatif yang terjadi, hanya iman dan ketaqwaan kitalah penyelamat terakhirnya.
Alam sedang menyeleksi manusia terhadap perubahan isi bumi. Dan negara hadir sebagai penampung keluh kesah penghuninya, lalu bergandengan tangan menyelesaikan persoalan, pertanda kita tidak sendiri. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/03/kebijakan-finansial-pro-rakyat-jokowi-debt-collector-dilarang-menagih/
Mekkah, Madinah dan Riyadh Lockdown
Riyadh – Kementerian Dalam Negeri yang telah mendapatkan persetujuan dari Raja Salman resmi mengumumkan tiga kota besar di Arab Saudi mulai hari Kamis (26/3) di-lockdown demi mencegah penyebaran virus Corona, Al-Arabiyah melaporkan.
Seperti dilaporkan kantor berita Saudi Press Agency (SPA) dan dilansir AFP, Kamis (26/3/2020), Arab Saudi menutup ibu kota Riyadh, Mekkah dan Madinah, melarang warga keluar atau masuk ke tiga kota itu. Otoritas Saudi juga melarang 13 wilayah kerajaan melakukan perjalanan di antara berbagai wilayah. Selain larangan bepergian, jam malam juga diberlakukan mulai pukul 3 sore.
Baca Juga:
- Tentara Bayaran Saudi Terinfeksi Virus Corona
- Riyadh Darurat Covid-19, Indonesia Harus Tutup Akses ke dan dari Saudi
Langkah ini diumumkan saat Kementerian Kesehatan Saudi mengumumkan jumlah total kasus virus Corona di negara ini melonjak menjadi 900 kasus, dan mengonfirmasi dua kematian terkait virus corona.
Pemberlakuan lockdown menguatkan dugaan yang baru-baru disuarakan oleh Whistleblower atau Warbler Arab Saudi yang mengatakan bahwa pemerintah Saudi merahasiakan jumlah sebenarnya infeksi COVID-19 di Kerajaan, yang mungkin telah mencapai angka puluhan ribu.
Baca Juga:
- Raja Saudi Berlakukan Jam Malam untuk Batasi Penyebaran COVID-19
- Penasihat Pangeran Bin Nayef: Saudi Rahasiakan Kasus Corona di Negaranya
Mujtahid, warbler Saudi juga mengungkap bahwa jumlah kasus COVID-19 di wilayah Qatif (timur kerajaan) saja lebih dari 5 ribu, sementara Mekkah lebih dari 900 orang, dan di ibukota Riyadh lebih banyak dari kasus yang terjadi di Mekkah. (ARN)