Pemuda Banjarmasin pembikin MEME Jokowi buat Efek Terkenal

Penulis By on Sabtu, 10 Juli 2021 | No comments

Migo Berita - Banjarmasin - Pemuda Banjarmasin pembikin MEME  Jokowi buat Efek Terkenal. Beri 10 Pemuda bikin MEME HINA Presiden Jokowidodo, Hanya terkenal yang didapat bukan Solusi. Tunjukkan Pemuda itu Mengguncang Dunia dan Memberikan solusi. Bukan Kritik membangun, malah menghina dengan bernaung Meme agar terkenal. Kita tahu siapa jejak rekam anda yang sebenarnya hanya "Pembenci Tiada Henti". Jangan-jangan Anda SALAwi (Semua selalu Salah Jokowi). Dan kita Bukan BENAwi (Selalu Benar Jokowi). Tapi kita rakyat Indonesia yang selalu Mendukung Presiden NKRI yang SAH...pahamlah piyan..!!!!! Seharusnya pemuda apalagi mahasiswa di Banua Banjar Kalimantan Selatan lebih memperjuangkan rakyat KalSel seperti rencana kenaikan tarif kwh meter PDAM, tentang Dana Bansos selama Covid 19 dan Banjir melanda, solusi agar masyarakat bervaksin terpenuhi semua bagaimana solusi mahasiswa dalam penyalurannya dan lain sebagainya, Jangan hanya melihat masalah nasional, tetapi fokuslah pada masalah daerah sendiri, sehingga mahasiswa kita di Banua menjadi pioner penanggulangan permasalahan apapun yang dihadapi suatu daerah dan jangan mau disetir oleh dosen atau atasan yang memang dari awal ANTI pemerintahan Jokowidodo, walau kita mesti akui KalSel dimenagnkan kubu Prabowo dari tahun 2014 dan 2019, jadi kita memahami begitu seriusnya rasa kecewa karena pemimpin nasional dimenangkan pak Jokowi, tapi perlu di ingat walau Jokowi kalah di KalSel, namun para pendukungnya juga ada, jadi bersatulah untuk kesejahteraan rakyat dengan otonomi daerah yang kekuasaannya dimenangkan pak Prabowo di KalSel , jangan Baperan ^_^ (Baca kumpulan artikel yang kita kumpulkan hingga kahir, agar tidak gagal paham).

Klik juga Bongkar Habis Aksi Demo yg mengatasnamakan mahasiswa & bilang Covid HOAX !!!

Posting Kritik Presiden Jokowi, Akun Ketua BEM ULM Ahmad Rinaldi Diserang Buzzer

USAI Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogkarta, kini giliran BEM Keluarga Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melontarkan kritik tajam kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

MELALUI postingan di akun sosial media, BEM ULM menyebut saat menjadi calon presiden hingga menjadi presiden, Joko Widodo kerap kali menyampaikan janji-janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras.

“Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari HAM, pembangunan pangan, penguatan KPK, dan rentetan janji. Lantas, kapan janji tersebut akan terealisasi?,” ujar Ketua BEM ULM,  Ahmad Rinaldi saat dihubungi jejakrekam.com, Jum’at (9/7/2021).

Dia membandingkan antara sejumlah pernyataan-pernyataan Presiden Jokowi yang terekam melalui berita-berita media dengan kebijakan yang ternyata dipilih dan diterapkan.

Tak ayal kritik yang disampaikan BEM ULM mendapatkan serangan balik, akun instagram @di._.rante dan @bobby_thecat321 kompak melakukan doxing kepada Ketua BEM ULM. Rinaldi mengakui beberapa saat setelah kritikan kepada Presiden Jokowi, akun sosial medianya gencar diserang akun anonim.

“Mungkin sekitar 80 dm (direct message) ke IG ulun (saya) yang masuk, isinya perkataan sampah, setelah saya cek, paling pengikutnya cuman belasan hingga puluhan saja,” ujar Rinaldi.

BACA : Dua Aktivis Mahasiswa Jadi Tersangka, Wakil Rektor III ULM : Jangan Sampai Perkara ke Pengadilan

Dia menanggapi hal itu dengan santai. Menurutnya, upaya doxing yang diindikasikan datang dari buzzer atau pendukung, imbas kritik yang disampaikan BEM ULM.

“Ketika mereka (buzzer) tidak bisa menyanggah substansi, ya pastinya menyampaikan fitnah, saya kira masyarakat sudah cerdas menilai, mana yang benar mana yang salah,” tegas Rinaldi.

Postingan BEM ULM di akun IG dan serangan doxing yang dialami Ketua BEM ULM. (Foto Tangkapan Layar)

Dia menyebut Wakil Rektor III ULM (Muhammad Fauzi Makki) juga telah memanggil pengurus BEM untuk mengklarifikasi unggahan tersebut. Rinaldi mengaku telah diperintahkan Wakil Rektor III ULM untuk mencabut unggahan tersebut.  Mereka dengan tegas menolak untuk mencabut unggahan tersebut.

“Mereka menegur kami, ini (unggahan) tidak pantas, tetapi kebijaksanaan kalian saja, yang penting kami (Rektorat ULM) sudah menegur,” imbuh Rinaldi, meniru pernyataan salah satu petinggi kampus itu.

BACA JUGA : Mahasiswa Minta Dugaan Tindak Represif Aparat saat Demo #SaveKPK Diusut Tuntas

Terpisah, pengamat politik Uniska MAB Banjarmasin, Dr Muhammad Uhaib As’ad menilai tindakan mahasiswa beramai-ramai mengkritik orang nomor satu di negeri ini merupakan panggilan jiwa, dengan melihat kenyataan yang ada.

Uhaib berpendapat apa yang dilakukan oleh aktivis mahasiswa berangkat dari kegelisahaan intelektual. Ini dengan mengukur dengan fenomena yang terjadi belakangan waktu.

“Mahasiswa gelisah kemana arah pembangunan dan demokrasi dibawa, semuanya abu-abu di tengah situasi ekonomi yang karut marut akhir-akhir ini,” tegas pengajar FISIP Uniska ini.

BACA JUGA : Kecewa Sikap Ketua DPRD Kalsel, Sederet Kisah Aksi Demonstrasi #SaveKPK

Uhaib menekankan agar negara harus arif dan bijak merespon kritikan dari mahasiswa, bukan dengan merespon dengan cara-cara yang intimidatif. Bagi Uhaib, pendapat dan kritik mahasiswa, merupakan hal yang wajar di ranah demokrasi yang dilindungi undang-undang. 

“Respon dengan doxing, dan intimidasi, lanjutnya menandakan gejala-gejala otoritarianisme yang kian nampak,” ucap doktor lulusan Universitas Brawijaya Malang ini.

“Kalau suara kritis dari mahasiswa, masyarakat sipil dan akademisi itu dibungkam, maka menurut saya kita mengalami jalan mundur berdemokrasi, kembali ke zaman Orde Baru, kepemimpinan yang menampilkan watak otoritarianisme,” pungkas Uhaib

Ketua BEM ULM
Ketua BEM ULM Ahmad Rinaldi (jaket kuning) sat aksi demonstrasibeberapa waktu lalu.

Sumber utama :  https://jejakrekam.com/2021/07/09/posting-kritik-presiden-jokowi-akun-ketua-bem-ulm-ahmad-rinaldi-diserang-buzzer/

“PDAM Bandarmasih Dulu dan Sekarang” Dalam Diskusi Virtual, Simak Kata Subhan Syarief

BERBAGAI kebijakan Direksi PDAM Bandarmasih kerap menuai kontroversi. Ketika memberlakukan tarif pukul rata ala ‘angkot’ untuk pemakaian minimum 10 meter kubik, hingga teranyar rencana menaikkan sewa meter mengundang protes hebat dari publik.

BORNEO  Law Firm (BLF) sebuah firma yang memayungi para engacara muda ini pun membedah PDAM Bandarmasih dalam diskusi virtual. Bertajuk “PDAM Bandarmasih Dulu dan Sekarang”, diskusi online via Zoom yang disiarkan secara live dihelat pada Jumat (9/7/2021) pukul 14.00-16.00 Wita.

Salah satu narasumber untuk membedah pabrik air milik Pemkot Banjarmasin tergolong berkompeten di bidangnya yakni pakar hukum konstruksi dan tokoh masyarakat, Dr H Subhan Syarief MT. 

“Ada beberapa persoalan terkait PDAM Bandarmasih yakni , filosofi dibentuknya PDAM, bertujuan membantu dari hal pemenuhan kebutuhan air yang layak bagi kehidupan masyarakat, sehingga PDAM dalam kerjanya tidak mencari keuntungan materi,” sebut Subhan Syarief.

Ia memaparkan, hal tersebut berkaitan erat dengan pasal 33 ayat (3) UU 45. “Bumi, Air dan Kekayaan Alam yang terkandung di dalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk Kemakmuran Rakyat”. 

BACA: Perlu Keadilan Harga Air Bersih, Ini Kiat yang Bisa Diterapkan PDAM Bandarmasih

Kemudian PDAM bukanlah perusahaan yang dapat diharapkan banyak memberikan PAD (jadi sangat salah kaprah bila dewan berharap banyak dari pemasukan PDAM). “Dalam hal keuntungan (PAD) yang diberikan PDAM dasarnya adalah bukan dalam bentuk dana tapi terkompensasi dalam bentuk layanan air bersih yang baik dan terjangkau oleh masyarakat,” tambah mantan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Kalsel ini.

Lalu ungkap Subhan, perlu dipahami masalah sejak dulu yang dialami PDAM adalah ketidak-seimbangan antara biaya produksi dengan biaya jual / lebih besar biaya produksi dibandingkan pendapatan sehingga otomatis selalu disubsidi.

“Dengan pertambahan jumlah penduduk / menambah pelanggan yang membutuhkan air bersih, artinya menambah biaya produksi yang secara hitungan akan bertambah beban kerugian,” beber alumni doctor Universitas Sultan Agung ini.

Begitu juga, sambungnya, kondisi prasarana infrastruktur penunjang pengolahan air bersih dan penyaluran air bersih (pipa , mesin produksi , dan lain lainnya) yang semakin menua serta perlu peremajaan.

Tak kalah penting, tandas Subhan, kondisi perubahan geografis / lingkungan  dari sumber air baku yang semakin sulit didapatkan di kawasan Kota Banjarmasin. “Ini memaksa PDAM berakselerasi menyiapkan jalan keluar. Apalagi bila kita kaitkan dengan kondisi ketergantungan Kota Banjarmasin dengan air baku dari sungai. Padahal sisi lain sungai dan air di Kota Banjarmasin sudah semakin memprihatinkan bahkan membahayakan. Itu akibat kemungkinan kenaikan air laut yang semakin masuk ke dalam Kota Banjarmasin sehingga menganggu pemenuhan kebutuhan air baku yang akan di olah,” ucapnya. 

Semua itu, ujarnya, tentu membutuhkan biaya yang cukup besar bagi persiapan menangganinya. Ia pun berpendapat, dimana Ilustrasi PDAM ke depan, harus lah diperlukan manajemen yang handal dan mampu melihat berbagai alternatif dalam mencari konsep pengelolaan air. “Sebab tantangan semakin komplek, mengingat kondisi air baku yang semakin sulit dipenuhi.  Sisi lain pertumbuhan Kota Banjarmasin semakin tinggi dan memerlukan air bersih yang juga lebih banyak,” pangkasnya.

Bisa saja 5 tahun ke depan, nilai Subhan, sudah mencapai 2 kali lipat saat ini.  “Kondisi infrastruktur dan teknologi pengolahan air bersih yang perlu peremajaan sehingga membutuhkan biaya yang tidak kecil,” bebernya.

Untuk itu, Ia berharap, ada kerjasama dengan daerah lain yang sumber air bakunya lebih mudah didapat dan tersedia. “Antara lain konsep SPAM Banjar Bakula bisa menjadi alternatif pengembangan bagi penyedian air bersih. Bahkan bisa saja ada perusahan holding bagi semua PDAM di kawasan Banjar Bakula,” tuturnya.

Pada akhir sesi, Subhan Syarief pun menyimpulkan. Ia menilai perlu potret diri dari PDAM. “Apakah kinerjanya betul-betul bisa efisien efektif dalam pengoperasian dan pengunaan biaya,” katanya.

BACA: Sisakan Lubang Menganga, Tiga Box Valve Milik PDAM Bandarmasih Digasak Maling

Lalu, katanya lagi, perlu potret diri kondisi kekinian pelanggan sehingga bisa diketahui mana kelompok strata ekonomi menengah ke atas dan juga ekonomi menengah ke bawah. “Ya, perlu juga dibedakan pelanggan yang berupa lembaga / organisasi dan yang sejenis dengan yang individu / keluarga,” kata alumni ITN Malang ini.

Tak terkecuali, pintanya,  dibutuhkan roadmap baru PDAM (sisi bisnis dan model layanan bagi pelanggan yang perlu untuk lebih dikaji lagi agar bisa lebih proporsional dan profesional). 

Subhan pun menekankan penyediaan dan pengelolaan air adalah menjadi tanggung jawab Negara terhadap rakyat / warga sesuai bunyi pasal 33 ayat (3) UU 45. “Tugas PDAM adalah mewakili negara / pemerintah untuk mengelola air bagi kepentingan kebutuhan masyarakat. Jadi tidak bisnis oriented yang menghasilkan bagi PAD saja tapi lebih mengutamakan kearah layanan yang prima kepada masyarakat. Hal ini keberhasilan adalah dari segi peningkatan mutu layanan yang lebih baik dan ekonomis,” tutup Subhan dalam pendapat akhir “PDAM Bandarmasih Dulu dan Sekarang” tersebut.


Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2021/07/10/pdam-bandarmasih-dulu-dan-sekarang-dalam-diskusi-virtual-simak-kata-subhan-syarief/

Perlu Keadilan Harga Air Bersih, Ini Kiat yang Bisa Diterapkan PDAM Bandarmasih

PENGAMAT perkotaan, Akbar Rahman PhD mengurai apa persoalan yang dihadapi PDAM Bandarmasih dulu dan sekarang dalam diskusi virtual gelaran Borneo Law Firm (BLF) dan LP2DH Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

AKADEMI Fakultas Teknik (FT) ULM Banjarmasin ini memaparkan konsep water flows and urban design, without water no life (aliran air dan desain perkotaan, tanpa air tak ada kehidupan), Jumat (9/7/2021).

“Inilah mengapa pentingnya keberadaan PDAM. Pabrik air yang harus mengolah sumber air menjadi bersih atau air minum, bukan hanya air mandi. Selama ini, air yang diolah bersumber dari sungai, bukan air laut,” ucap Akbar Rahman.

Selain dosen FT ULM ini, mantan Ketua PWI Kalsel Fathurrahman, Direktur Operasional PDAM Bandarmasih H Supian, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setdakot Banjarmasin Doyo Pudjadi,  Dr Subhan Syarief (pemerhati sosial) dan Ketua Komisi II DPRD Banjarmasin HM Faisal Hariyadi, turut ambil bagian. Di samping, Ketua BEM ULM Ahmad Rinaldi dan M Pazri, Presdir BLF menjadi narasumber.

Menurut Akbar, sumber air yang bisa diolah itu bisa berasal dari air hujan, air tanah, air sungai, air limbah dan air minum dalam kebutuhan warga perkotaan (urban). Meski faktanya, stok air tawar itu hanya 2 persen, sisanya 98 persen berasal dari laut atau air asin.

BACA : Berlaku Sejak 2016, BLF Nilai Sistem Sewa Meter PDAM Bandarmasih Rawan Penyimpangan

Sedangkan, beber dia, berdasar standar kelayakan Unesco, kebutuhan air bersih mencapai 49,5 liter/kapita/hari. Sedangkan, hak dasar manusia atas air sebesar 60 liter/orang/hari.

“Dari Kementerian PUPR, Banjarmasin masuk kategori kota besar maka kebutuhan air 130 liter per kapita/hari. Sedangkan, Kemendagri mematok standar kebutuhan pokok air minum sebanyak10 meter kubik/kepala keluarga/bulan atau 60 liter/orang/hari,” ucapnya.

Doktor urban design University Saga, Jepang ini mengurai ada permasalahan pengelolaan air bersih yang sangat perlu dibenahi, karena menyangkut hajat orang banyak. “Peningkatan mutu dan kualitas air bersih merupakan bagian pelayanan terhadap warga yang dilakukan oleh pemerintah melalui PDAM,” ucap Akbar.

BACA JUGA : Dibanjiri Protes, PDAM Bandarmasih Akhirnya Tunda Naikkan Biaya Sewa Meter Air

Kemudian, beber dia, perlu mengelola air secara berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) untuk penggunaan dan pengelolaan air bersih yang berwawasan lingkungan. “Sebab, permasalahan ‘air bersih’ lebih dahulu disebutkan di SDGs sebelum persoalan energi. Ini menunjukkan secara gelobal permasalahan air menjadi perhatian khusus,” kata arsitek muda ini.

Akbar menegaskan perlu adanya keadilan harga untuk warga, karena ada indikasi penetapan pemakaian kuota minimal air 10 meter kubik tidak adil bagi keluarga yang jumlah anggota keluarganya di bawah empat orang.

“Ini berdasar simulasi standar perhitungan Unesco, Kementerian PUPR, dan Kemendagri. Dalam hal ini, maka PDAM Bandarmasih harus strategi pengembangan pelayanan air bersih. Termasuk, menghitung ulang biaya dan potensi pengembangan,” urai Akbar.

BACA JUGA : Jual Air Leding PDAM Bandarmasih Bisa Bukukan Laba Bersih Puluhan Miliar

Ia menyarankan PDAM Bandarmasih juga bisa menerapkan teknologi hijau dalam peningkatan pelayanan. Berikutnya, melakukan terobosan dalam bisnis air minum dan memberdayakan masyarakat dalam pengelolan air. “PDAM harus berkreasi dalam meningkatkan peluang pendapatan melalui terobosan yang inovatif. Namun tidak merugikan dan memberatkan warga, khususnya yang kurang mampu,” ingat Akbar.

Menurut dia, persoalan air di Banjarmasin perlu dibenahi dengan melibatkan seluruh unsur dan sektor kota. Penanganan air tidak bisa diselesaikan hanya oleh PDAM, maka perlu keterbukaan dan komunikasi antar sektor.

“Peningkatan  layanan untuk warga melalui penyediaan air siap minum perlu dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari strategi klasifikasi dan klaster pelanggan hingga pengunaan teknologi tepat guna seperti layanan filter air dengan teknologi RO yang juga telah awam digunakan di negara-negara maju, seperti jepang,” bebernya.

Terakhir, Akbar menyarankan agar memberdayakan masyarakat untuk peningkatan kualitas layanan dan mengedukasi masyarakat. “Mereka harus bisa menggunakan air seefisien mungkin untuk budaya hemat air dan mengantisipasi kelangkaan ketersediaan air bersih atau air minum,”  pungkas Akbar

Akbar Rahman
Pengamat perkotaan FT ULM Banjarmasin, Akbar Rahman PhD

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2021/07/09/perlu-keadilan-harga-air-bersih-ini-kiat-yang-bisa-diterapkan-pdam-bandarmasih/

Telak! Anies Kena “Tuabok” Jokowi, Lamban Dan Gak Becus!

Beberapa minggu terakhir ini, Anies memang banyak bikin salah. Nggak tanggung-tanggung, kesalahannya besar dan nampak sekali di mata publik. Bisa saja dimulai dari ketika Anies bertemu Ridwan Kamil dan panen padi di Sumedang, Jawa Barat pada tanggal 11 Juni 2021 lalu. Saat itu angka Covid di Jakarta sedang beranjak naik. Yang katanya sudah diprediksi oleh epidemiolog dari UI Sumber. Tapi kok Anies sempat-sempatnya keluyuran ke Sumedang selama beberapa hari?

Padahal banyak hal yang harus dipersiapkan di DKI Jakarta. Yang paling urgent adalah ketersediaan tempat tidur di rumah sakit buat pasien Covid. Entah lucu atau buodoh, balik dari Sumedang, Anies pun berpidato di depan peserta apel bersama dalam rangka penegakan pendisiplinan PPKM berskala mikro pada hari Minggu malam (13/6). Memaparkan peningkatan angka-angka Covid, lalu menyebut jika kondisi tidak terkendali, DKI Jakarta akan masuk fase genting Sumber. Lah, sudah tahu begitu kenapa Anies sempat-sempatnya ke Sumedang? Tepok jidat!

Benar saja, pada tanggal 21 Juni, Kapolri menagih tambahan tempat isolasi pasien Covid Sumber. Tambahan tempat ini sudah tertuang dalam KepGub yang ditandatangani Anies pada tanggal 31 Mei 2021, termasuk di antaranya adalah Rusun Nagrak Cilincing Sumber. Rusun Nagrak jadi terkenal karena dalam 2 kesempatan, Pemprov DKI Jakarta minta-minta bantuan peralatan seperti ember, sapu, lap dan lain-lain. Pertama, minta-minta ke warga masyarakat. Kedua, minta-minta ke para dubes asing, sampai Kemenlu turun tangan. Blunder besar, memalukan nama negara dan bangsa.

Kesalahan Anies berikutnya, yang masih fresh, yakni salah sidak. Belagak sidak sambil marah-marah ke perusahaan di sebuah gedung di Jalan Sudirman pada Selasa lalu (6/7). Eh ternyata itu perusahaan asuransi yang termasuk sektor esensial. Anies nampak makin buodoh. Seperti pejabat yang tidak tahu peraturan. Pihak perusahaan dan OJK pun menyentil Anies, lengkapnya di tulisan saya sebelumnya : https://seword.com/politik/salah-sidak-kena-sentil-ojk-ini-3-cara-anies-EvXk8884kC

Kelakuan Anies ini memalukan. Juga tidak produktif. Mungkin Presiden Jokowi sudah sempat menegurnya di balik layar. Namun, memang bukan gaya Presiden Jokowi untuk menegur atau pun memarahi bawahannya di depan umum. Padahal kurang apa pemerintah pusat sama Anies? APBD kurang, dikasih pinjeman, yang angkanya triliunan. Kurang pasokan oksigen, Menteri Luhut langsung kontak Krakatau Steel buat bantu. Anies sendiri terkesan lamban, tidak sigap, bahkan sepertinya tidak tahu mau ngapain. Kelihatan dari ngawurnya skala prioritas ketika dia berkegiatan.

Contohnya ya dalam mempersiapkan Rusun Nagrak itu. Begitu lama sampai berhari-hari. Sesudah ditagih Kapolri, baru deh Anies inspeksi ke Rusun Nagrak pada tanggal 23 Juni lalu. Anies menyebut Rusun Nagrak mampu menampung 2.500 orang dan memastikan sudah siap. Padahal pada tanggal 24 Juni keluar postingan Pemprov DKI di akun medsos mereka, minta bantuan warga masyarakat melengkapi peralatan di Rusun Nagrak Sumber. Lalu pada tanggal 28 Juni 2021, dibuatlah surat minta-minta peralatan ke para dubes asing yang jadi blunder besar itu Sumber. Kenapa sebelumnya Anies menyatakan sudah siap? Lucunya, pada hari yang bersamaan (23/6), Camat Cilincing, Muhammad Andri menjelaskan kepada media bahwa kapasitas Rusun Nagrak Tower 3 yang dibuka untuk fasilitas isolasi adalah 1.020 unit tempat tidur. Beda dengan pernyataan Anies Sumber. Saya sih percaya Camat Andri ketimbang Anies. Buktinya, Pemprov waktu itu masih minta-minta sumbangan peralatan kan?

Bagi orang yang terbiasa kerja macam Presiden Jokowi, Anies ini jadi kayak keledai tambun yang lamban. Mesti diarahkan dan dipecut dulu, baru gerak bener. Salah satu cara Presiden Jokowi “nuabok” Anies adalah dengan bergerak sendiri di Jakarta. Anies sepertinya lupa bahwa Jakarta ini ibu kota negara. Presiden juga ngantor di sini. Gampang memantau kinerja Anies, gampang pula “nuabok” Anies dengan mengambilalih kerjaan Anies.

Awalnya Presiden Jokowi, ditemani Menteri Kesehatan dan Menteri PUPR, meninjau persiapan Asrama Wisma Haji Pondok Gede di Jakarta Timur, pada Senin malam lalu (5/7). Di sana disiapkan 900 tempat tidur isolasi, 50 ICU (intensive care unit), dan 40 HCU (high care unit). Presiden memerintahkan Kementrian PUPR untuk menyelesaikannya dalam waktu 2 hari, sehingga hari Kamis, hari ini, sudah bisa dipakai Sumber. Urusan asrama haji memang jatuhnya di Kementrian Agama ya, bukan bagian Anies. Namun itu kan buat menolong wilayah Anies. Kenapa Anies nggak diajak oleh Presiden Jokowi meninjaunya? Ini adalah salah satu sentilan dari Jokowi.

Lokasi berikutnya yang dicek oleh Presiden Jokowi adalah Rusun Pasar Rumput. Nah, ini betul-betul proyek Anies. Tercantum dalam KepGub yang dia tandatangani pada 31 Mei itu. Pada Rabu malam kemarin (7/7), Presiden meninjau kesiapan Rusun Pasar Rumput, bersama Menteri PUPR dan Kepala BNPB. Lokasi ini akan diperuntukkan bagi pasien yang bergejala ringan atau tanpa gejala. Menurut Presiden Jokowi, Tower 1 sudah siap digunakan dengan kapasitas 2.060 tempat tidur. Sedangkan Tower 2 dan 3 akan siap dalam 2-3 hari ini dengan kapasitas 5.950 tempat tidur Sumber. Jadi boleh dibilang, presiden sedang mengerjakan tugas seorang gubernur yang dijuluki pemujanya sebagai “gubernur rasa presiden”, tapi terbukti tidak becus mengerjakan pekerjaan sebagai gubernur hehehe…

Selain meninjau kesiapan Rusun Pasar Rumput, Presiden Jokowi juga menyampaikan instruksi yang menyentil Anies. “Saya minta seluruh gubernur, bupati dan wali kota baik yang berada di pulau Jawa dan pulau Bali, maupun yang di luar pulau Jawa semuanya untuk terus turun ke bawah mengecek lapangan. Mengontrol kesiapan-kesiapan, baik itu obat-obatan, baik itu alat-alat kesehatan, baik itu tabung oksigen dan juga tempat isolasi yang selalu dan harus dipersiapkan,” ujar Presiden Jokowi. Juga beliau mengucapkan terima kasih kepada para dokter, para nakes dan para relawan yang bekerja pagi siang malam menangani Covid Sumber.

Presiden menyebut gubernur, usai mengambilalih kerjaan seorang gubernur, yang tidak mendampinginya. Presiden memaparkan instruksinya buat dilakukan oleh gubernur, tanpa kehadiran gubernur wilayah itu, ketika presiden selesai melakukan tugas si gubernur. Anies seakan tidak dianggap ada sebagai pemimpin Jakarta. Bahwa Presiden Jokowi yang super sibuk mengurus seluruh Indonesia, masih sempat mengerjakan tugasnya Anies. Itu menunjukkan bahwa kemampuan Presiden Jokowi jauh di atas dan beberapa kali lipat Anies. Anies hanya sok saja disebut gubernur rasa presiden. Nyatanya, mengerjakan tugas seorang gubernur saja sudah keteteran dan tidak becus, sampai presiden turun tangan mengambilalih. Memalukan dan telak “menampar” Anies.

Video di bawah ini menunjukkan kondisi Presiden Jokowi yang nampak sudah kecapean. Tapi harus kerja terus sampai malam, gara-gara seorang gubernur yang kerjanya tidak jelas dan tidak becus. Hanya orang-orang zholim yang menyebut Presiden Jokowi harus menyerah dan mundur! Duhh, hati saya jadi trenyuh… Sehat selalu Pak Jokowi! 

Telak! Anies Kena “Tuabok” Jokowi, Lamban Dan Gak Becus!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/telak-anies-kena-tuabok-jokowi-lamban-dan-gak-C30HsS4eDJ

Ada Bokep Ganggu Peluncuran Buku Putih TP3 Laskar FPI! Netizen Pun Ngakak!

Ada kalanya bosen juga ya berkutat di tulisan tentang politik. Yang orang-orangnya sebenarnya itu itu saja. Dia lagi, dia lagi. Yang beda hanya bentuk-bentuk “serangan” mereka saja. Strateginya kurang lebih sama lah. Tentunya memang kita harus terus menyampaikan kezholiman mereka terhadap pemerintah yang sah. Agar terus terungkap agenda busuknya dan membuat makin banyak orang sadar akan tipu daya mereka.

Tapi ada saatnya saya ingin mengajak para pembaca ngakak bersama. Dengan tema tulisan yang ringan, walaupun masih terkait politik. Tulisan yang bisa meningkatkan imun. Eeh, gak nyangka, ketemu beneran dengan yang saya harapkan. Orang-orangnya tetap sama. Namun, dalam kondisi yang berbeda.

Masih ingat kan dengan insiden penyerangan aparat polisi oleh laskar FPI tahun lalu di Cikampek, yang menyebabkan 6 orang laskar FPI tewas? Sekelompok orang yang menamakan diri mereka Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Laskar FPI meluncurkan Buku Putih TP3 pada hari Rabu kemarin (7/7). Mereka yang tercatat sebagai anggota TP3 ini antara lain : Amien Rais, Abdullah Hehamahua, Marwan Batubara, Busyro Muqoddas, Neno Warisman, dan Adi Prayitno. Total ada 18 orang Sumber.

Acara peluncuran Buku Putih TP3 tersebut digelar secara online. Ada beberapa kata sambutan dan ajang diskusi. Juga disiarkan secara live streaming di Youtube, oleh beberapa kanal. Dalam sambutan pembukaan acara, Amien Rais menjelaskan bahwa apa yang ada di dalam buku putih itu adalah fakta-fakta objektif. Sebagian besar berdasarkan data dari sumber primer. Di antaranya hasil wawancara dengan saksi yang berani bersuara, wawancara dengan keluarga korban dan fakta-fakta dari video dan sebagainya Sumber. Selain Amien Rais, hadir pula Abdullah Hehamahua, Haikal Hasan, Slamet Maarif, Marwan Batubara dan beberapa tokoh lainnya. Acara dipandu oleh Taufik Hidayat.

Nah, dilansir detik.com, sebelum Amien Rais berbicara, ketika acara baru dibuka oleh Taufik, acara peluncuran itu sempat terhenti. Penyebabnya bikin kaget dan ngakak! Karena ada kemunculan video bokep dari salah satu peserta diskusi online. Wkwkwkwkwk….

Tak lama sesudah Taufik membuka acara, muncul suara seorang perempuan yang mengerang. Kemudian para peserta diskusi termasuk Taufik mulai menyadari adanya gangguan acara. Taufik meminta semua peserta untuk mematikan suara. "Tolong ini yang lain di-mute dulu ya. Mohon kesediaan kepada seluruh peserta untuk secara sukarela mematikan miknya karena khawatir akan mengganggu peluncuran buku putih TP3 ini," kata Taufik.

Setelah itu, suara wanita mengerang terdengar semakin kencang. Selain itu, muncul juga tayangan video porno di salah satu tampilan peserta diskusi. Namun tidak diketahui identitas peserta diskusi tersebut. Acara diskusi pun terjeda beberapa saat. Acara kembali dimulai setelah Taufik berhasil memegang kendali forum. Dia lalu mematikan suara dari para peserta diskusi. "Tadi ada beberapa hal yang tidak senonoh, yang tidak pantas, ada yang mengganggu. Sekali lagi, ini memang karena ada beberapa hal teknis yang di luar kendali kami. Memang koordinasi pada saat pandemi ini ada beberapa teman kita yang sakit yang seharusnya diamanahkan mengurus ini, mohon maaf terjadi hal seperti ini, saya juga mendadak ini," papar Taufik Sumber. Ada pembaca yang bisa membayangkan reaksi Amien Rais dan Abdullah Hehamahua? Hehehe…

Berita ini sontak membuat para netizen ramai ngakak dan berkomentar. Denny Siregar pun ikut berkomentar. “Hahahaha.. kaum selangkangan. Sempet2nya mau zoom peluncuran buku setel bokep :D :D,” cuit Denny sambil ngakak dan membagikan artikel beritanya Sumber. “Maksud hati bela diri, apa daya Tuhan tidak suka,” tulis Muannas Alaidid, pengacara dan politisi dari PSI Sumber.

Berikut beberapa komentar netizen lainnya :

@Solid01 : “Tak pernah jauh dari selangkangan... Artis kadrun yg hadir Amin Rais, Abdullah Hehamahua dan Haikal Hasan gimana ekspresinya ya saat mulai terdengar suara "Oh yes" "Oh yes"..… :D :D :D”

@sungganteng : ”Kebayang ekspresi Amien Rais, Abdullah Hehamahua dan Haikal Hasan nobar bokep :D :D :D Sange berjamaah…”

@tolakbigotnkri : ”Ngakunya pejuang tapi kok kayak begini laskar FPI. Untung udah dibubarin FPI”

@Lady_Zeebo : ”Revolusi Akhlak ala pasukan nasi bungkus..”

@bin_martakusuma : ”Ternyata kelakuan mesum imam jumbo memberi pengaruh besar pada akhlak hambanya. “

@jowotulen58 : ”Harusnya kasih judul "Nonton video porno diganggu peluncuran buku putih tp3 laskar efpei""

@Ilhm141 : ”Namanya juga bani selangkangan, ga bisa milih2 waktu nonton bokep… :D :D”

Hehehe… Insiden ini memang sangat memalukan. Mencoreng muka FPI, Rizieq Shihab dan gerombolannya yang sok jadi pemilik kunci sorga itu. Ngakunya ahli sorga, pemimpinnya imam besar umat Islam se-Indonesia, menggaungkan revolusi akhlak. Ternyata… Maka akan jadi lebih sempurna lagi jika nanti Rizieq disidang untuk perkara chat porno. Saya yakin sidangnya pasti rame.

Ada Bokep Ganggu Peluncuran Buku Putih TP3 Laskar FPI! Netizen Pun Ngakak!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ada-bokep-ganggu-peluncuran-buku-putih-tp3-laskar-Yk5Lf0n9xB

Polemik Game Fornite, Johnny Plate “Ajarkan” Kecerdasan Bernalar

Dunia maya kembali diramaikan dengan isu konten game Fornite milik Epic Games, perusahaan asal Amerika. Pasalnya konon pada game ini terdapat tantangan atau adegan untuk menghancurkan bangunan mirip Ka’bah. Harusnya pertanyaan kita saat ini, apakah ini bagian dari permainan pada game Fornite? Begitu sebaiknya nalar kita berpikir bijak dan cerdas di era digital. Tidak lagi terjebak atau terkondisi mudah dipancing. Kemudian berujung antara jalan di tempat, jalan mundur, atau bahkan baku hantam.

Terbukti Epic Games menyatakan bahwa pihaknya menghormati seluruh agama di dunia. Kita pun tahu Amerika sebagai negara demokrasi tidak menghalangi warganya untuk berekpresi dalam bentuk apapun, tetapi tidak untuk berunsur kriminal misalnya.

Bahkan Amerika pernah tercatat melakukan pemblokiran games dengan pertimbangan terdapat unsur kekerasan, melibatkan unsur pornografi anak, ataupun ada unsur kesadisan. Sebagai contohnya, Thrill Kill, Death Race, The Guy Game, Baby Shaker, Custer's Revenge.

Sehingga mengenai games Fornite alangkah baiknya kita tidak langsung mengambil kesimpulan sendiri. Sementara mungkin kita sendiri tidak tahu bagaimana aturan main pada games Fornite.

"Tim Fortnite ingin mengklarifikasi tentang tudingan pelecehan tempat ibadah di dalam game. Konten yang dimaksud mengacu pada pulau buatan pemain di dalam mode kreatif," terang perusahaan tersebut pada 29 Juni lalu. Dikutip dari: suara.com

"Kami ingin menekankan bahwa tim kami menghormati semua agama," tegas Epic Games seperti dikutip dari CNN Arab

Sekilas saja, serupa tapi tak sama jika kita pernah mendengar games minicraft yang sempat booming. Pemain harus bertahan hidup sampai akhir permainan menjadi tujuan utama dalam kedua games ini. Sama halnya dengan minicraft, pada games Fornite harus diketahui oleh awam daya tarik dan keunikannya adalah fitur build mode.

Dalam hal ini, struktur bangunan yang digunakan bisa dijadikan penghalang gempuran musuh. Pemain wajib mengerti dan kuasai mode ini. Intinya pemain harus belajar tentang sistem crafting yang ada di game. Sistem ini sangat vital dalam build mode dan juga untuk berhasil mendapatkan victory royale atau memenangkan permainan.

Logikanya, jelas disini bentuk bangunan menyerupai Ka’bah ada bukanlah bagian dari game Fornite untuk melecehkan agama. Tetapi bangunan tersebut dibangun/ dibentuk oleh user atau pemainnya sendiri untuk menghalangi gempuran musuh. Bahkan tidak tahu juga persisnya apakah bangunan menyerupai Ka’bah adalah Ka’bah yang dengan sengaja dibangun oleh usernya untuk melecehkan. Ini menjadi isu yang berbeda tentunya, antara pengunggah konten dan “kreasi” user atau pemain ketika membangun.

Namun adalah sangat bijak dan cerdas cara Johnny Plate menyingkapi kehebohan ini. Konten kontroversial yang sebenarnya berdasarkan penyelusuran Kementrian Komunikasi dan Informasi diunggah pertama kali di Youtube pada 17 Februari 2019 silam. Berarti, ini bukanlah isu baru, sehingga perlu dicermati maksud dari pengunggah.

Sikap tepat Johnny Plate menggandeng Kepolisian Republik Indonesia untuk menelusuri dan menindak pelaku yang mengkreasi konten tersebut. Ketimbang memblokir games Fornite yang notabene tidak menjadikan Ka’bah sebagai bagian dari permainan pada games tersebut.

Sangat setuju dengan pendapat Johnny Plate melihat ini sebagai kemungkinan pelanggaran di ruang digital. Kita tidak dapat memungkiri ke depan kondisi seperti ini akan sangat mungkin berulang. Tidak mungkin kita mengatur aturan main games dari luar. Terlebih jika itu melibatkan “kreatifitas” seperti contohnya bangunan menyerupai Ka’bah yang dibangun oleh pemainnya sendiri.

Membicarakan game, mengingat kembali Indonesia pada tahun 2017 pernah memblokir Fight of Gods, salah satu game yang dikembangkan oleh PQube. Seperti namanya Fight of Gods merupakan permainan satu lawan satu dimana para karakter yang dimiliki dalam game ini merupakan tokoh agama. Sehingga tidak heran jika game ini disinyalir melecehkan agama sebab melibatkan tokoh agama seperti Zeus, Yesus, Buddha dan Anubis.

Ketika itu tidak hanya Indonesia, Malaysia dan Thailand pun melakukan pemblokiran sebab disini kental isu SARA. Tentunya kita sepakat dengan keputusan pada game Fight of Gods sebab sangatlah sarat dengan unsur pemecah belah, dan tidak sesuai nilai bangsa Indonesia.

Menjaga ruang digital adalah poin penting Johnny Plate dalam rangka mencerdaskan Indonesia siap memasuki era digital. Diperlukan kedewasaan masyarakat untuk menyingkapi berita atau pun konten yang beredar di dunia maya.

Berjalan parallel sikap Johnny Plate mendukung upaya lembaga yudikatif serta Kementerian/ Lembaga terkait untuk memperjelas penafsiran atas beberapa pasal dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Menurutnya UU ITE harus memiliki semangat untuk menjaga ruang digital Indonesia agar bersih, sehat, beretika, bahkan produktif atas dasar prinsip keadilan.

"Pemerintah akan secara lebih selektif menyikapi dan menerima pelaporan pelanggaran UU ITE dan pasal-pasal yang bisa menimbulkan multitafsir diterjemahkan secara hati-hati," tegasnya. Dikutip dari: Kominfo.go.id

Era digitalisasi harusnya membuat kita lebih cerdas dalam bernalar, karena arus informasi akan sangat pesat dimasa datang. Rakyat Indonesia dituntut mampu mencerna, dan bertanggungjawab untuk setiap informasi yang disampaikan di dunia maya.

Terkait polemik game Fornite, disinilah pentingnya literasi digital. Bahwa masyarakat harus memiliki kecakapan yang cukup untuk menavigasikan diri di tengah era disrupsi informasi maupun dalam membuat mengelola dan menghormati konten-konten digital. Sehingga kecerdasan nalar menuntun untuk membedakan antara game itu sendiri, dan unggahan tak bertanggungjawab pemicu keresahan di masyarakat.

Era digital dan arus informasi global akan sulit dibendung seiring kemajuan zaman. Disinilah pentingnya masyarakat Indonesia siap mengimbanginya dengan cerdas bernalar. Mencerna dan menyaring setiap informasi dengan bertanggungjawab.

Polemik Game Fornite, Johnny Plate “Ajarkan” Kecerdasan Bernalar

Sumber Utama : https://seword.com/umum/polemik-game-fornite-johnny-plate-ajarkan-48LuS0nuFy

Modyarr! Aib Ibas Dibongkar Sesama Anggota DPR, Kerap Absen, Magabut Di DPR RI?

Nama Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono) dalam beberapa hari ini sedang naik. Ditayangkan di berbagai media. Karena mengkritik kemampuan pemerintah menangani pandemi. “Begini ya, COVID-19 makin 'mengganas'. Keluarga kita, sahabat kita, dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar, bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai 'failed nation' atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,” ujar Ibas Sumber.

Istilah failed nation pun jadi topik perbincangan para netizen. Tentu saja para netizen tidak melupakan kenangan manies yang ditinggalkan oleh era SBY, yakni Hambalang yang mangkrak karena dikorupsi itu. Sehingga failed nation diplesetkan jadi failed building hehehe… Atau failed project buat proyek mangkrak? Bisa dong. Intinya, mau sok garang bagaimana pun, Ibas maupun Partai Demokrat tidak bisa lepas dari citra partai dengan kader yang banyak korupsi ketika jadi partai berkuasa.

Sehingga kritikan Ibas tidak mengundang simpati atau pun dukungan publik. Malah dilihat sebagai orang yang merecoki kerja keras pemerintah dalam menangani pandemi dan memulihkan ekonomi. Kemudian Ibas pun ditanya, sudah berbuat apa buat negara? Tidak berhenti sampai di situ saja. Kritik Ibas ini pun berbuntut panjang, hingga aibnya sendiri malah dibongkar oleh sesama anggota DPR RI. Siapa? Andre Rosiade dan Achmad Baidowi (Awiek). Mereka sama-sama dengan Ibas merupakan anggota Komisi VI DPR RI, yang menangani bidang : Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM, BUMN, Investasi, dan Standarisasi Nasional.

Hari Kamis kemarin (8/7), Komisi VI DPR RI menggelar rapat kerja dengan Menteri BUMN Erick Thohir, membahas soal penyertaan modal negara tahun 2022. Ternyata Ibas tidak hadir dalam rapat tersebut Sumber. Hal ini lah yang memicu Andre dan Awiek melontarkan sindiran keras (juga membuka aib Ibas) pada Ibas terkait kritik failed nation terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.

"Saya sebagai sesama anggota komisi VI, saya mengajak Mas Ibas untuk hadir dalam rapat-rapat di Komisi VI dengan mitra-mitra kita. Hadir ini bisa hadir secara fisik maupun secara virtual,” ujar Andre di depan para awak media. Loh? Jadi Ibas ini jarang hadir di dalam rapat Komisi? Terus jadi anggota DPR RI ngapain aja? Sok kritik, tapi dianya nggak kerja bener.

Kemudian Andre memaparkan panjang lebar, apa yang bisa dilakukan oleh Ibas, apa kontribusi yang bisa diberikan Ibas seabagi anggota Komisi VI. Misalnya dengan mitra Kementrian BUMN. "Untuk BUMN, Mas Ibas bisa memberikan masukan bagaimana BUMN farmasi kita bisa meningkatkan pelayanan vaksin kepada masyarakat,” ujar Andre. Paparannya panjang seperti ngasih kuliah ke mahasiswa. Lengkapnya bisa dilihat di sumber detik.com. "Jadi, daripada berteriak di luar, lebih baik Mas Ibas hadir dalam rapat. Kan sayang sekali, Mas Ibas dipilih oleh ratusan ribu orang tapi Mas Ibas tidak hadir dalam rapat. Sekali lagi, hadir bisa bisa secara fisik maupun virtual," pungkas Andre. Telak! Makjleb! Oww gitu kelakuannya?

Apa kata Achmad Baidowi (Awiek)? “Saya itu satu komisi dengan Mas Ibas. Dia juga mengikuti perkembangan di Komisi VI. Nah, alangkah produktif jika hal tersebut disampaikan dalam rapat resmi, bukan di media,” ujar Awiek, menyindir Ibas. “Ada pepatah jangan main api jika tidak mau terbakar. Giliran dikritik balik kok malah sewot. Kami sebagai partai koalisi sama sekali tidak ABS (asal bapak senang). Jika ada kebijakan pemerintah tidak pas, kami kritik ataupun memberikan saran/masukan, terutama melalui jalur konstitusional yang tersedia,” lanjut Awiek Sumber.

Sebelumnya, Awiek memang membalas kritik Ibas dengan menyayangkan sikap pesimistis yang digaungkan oleh Ibas dan AHY. Awiek mempertanyakan apakah Ibas dan AHY mau ikut bersama-sama negara menangani pandemi? Jika berjiwa negarawan, harusnya Ibas dan AHY membantu negara. "Kritik boleh, yakni kritik yang membangun. Bukan justru melemahkan dengan sikap pesimisme," ujar Awiek Sumber. Sindiran Awiek ini dibalas Partai Demokrat lewat Andi Arief, dengan menyebut partai-partai koalisi, termasuk partainya Awiek PPP agar tidak ABS (asal bapak senang) Sumber.

Ya gimana Demokrat bakal tahu bahwa partai-partai koalisi juga bersikap kritis terhadap pemerintah, rapat saja Ibas nggak ikut. Sebagai anggota DPR RI, harusnya Ibas aktif di segala lini. Nggak cuma koar-koar di media. Betul itu apa yang dikatakan Andre maupun Awiek. Mereka yang rajin dan aktif mengikuti rapat Komisi. Mungkin mereka berdua kesel juga. Gajinya sama, tapi yang satu ini jarang ikut rapat, tapi sok tahu dan sok melontarkan kritik. Gaji dari rakyat, buat apa? Buat menebar provokasi di masyarakat? Wakil rakyat kok kelakuannya gitu? Magabut ya? Jadi, jangan hanya menudingkan jari ke arah Jokowi, menuduhkan kegagalan. Kalau diri sendiri saja gagal ikut rapat! Padahal bisa diikuti secara virtual. Jangan sok, emang bisa kerja keras sekeras Presiden Jokowi?

Modyarr! Aib Ibas Dibongkar Sesama Anggota DPR, Kerap Absen, Magabut Di DPR RI?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/modyarr-aib-ibas-dibongkar-sesama-anggota-dpr-h8AFQx7pUb

Setelah Gudang Vaksin Terbakar, Kini Anak Buahnya Langgar PPKM, Anies Ke Mana?

DKI Jakarta kini akan terus menjadi buah bibir. Bukan hanya sebagai penyumbang kasus harian tertinggi, tapi karena ulah nakal jajaran pemprovnya. Setelah Gubernurnya tak tahu malu mengemis bantuan Covid ke kedutaan besar, kini anak buahnya ramai-ramai melanggar aturan. Mulai dari berita anak buah Anies gelar hajatan, berlanjut pada kebakaran gudang farmasi dan vaksin hingga kepergok ngopi. Pertanyaannya ke manakah Anies hingga ia begitu lengah dan tak punya wibawah di mata buah?

Padahal beberapa waktu lalu kita sempat terkejut melihat Anies keluar sarang memaki-maki perusahaan yang tetap buka. Usut punya usut ternyata mereka adalah perusahaan asuransi yang memang diperbolehkan buka. Tapi, lebih ngenes lagi saat satu persatu anak buah Anies melakukan pelanggaran tanpa ada teguran langsung darinya. Ini artinya Anies memang bodoh dan terus salah sasaran. Bukannya memotong anggaran bawahannya malah ngemis ke kedutaan. Giliran anak buahnya salah ia menghilang, tapi pada kelompok tak bersalah ia caci maki.

Sebelumnya dilansir kompas.com, beredar rekaman video yang viral di sosial media memperlihatkan delapan petugas berseragam Dishub DKI Jakarta.

Terdengar suara dari perekam video kesal lapaknya dibubarkan oleh aparat pemerintahan karena alasan PPKM darurat, namun petugas Dishub justru nongkrong.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, ada dua pelanggaran yang dilakukan delapan petugas Dishub DKI Jakarta yang nongkrong di warung kopi saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

Kasus itu terungkap setelah perilaku mereka direkam warga dan videonya viral di media sosial.

"Jadi dari hasil pemeriksaan itu ada dua pelanggaran yang dilakukan," kata Syafrin dalam rekaman suara, Jumat (9/7/2021).

Pertama, delapan petugas Dishub berstatus PJLP (penyedia jasa lainnya orang perorangan) itu tidak melaksanakan apel malam yang digelar di Polda Metro Jaya.

Pelanggaran kedua, kata Syafrin, delapan petugas itu melanggar ketentuan dalam Keputusan Gubernur Nomor 875 Tahun 2021 tentang PPKM darurat.

"Khususnya terkait dengan pengaturan makan dan minum di warung, rumah makan, warkop, PKL dan juga sejenis lainnya, yaitu dilarang makan di tempat," kata Syafrin.

Dua pelanggaran itu dinilai cukup untuk memberikan sanksi berat berupa pemberhentian.

"Dari pemeriksaan terpenuhi pemberian sanksi dalam kategori berat, oleh sebab itu langsung per tanggal 9 Juli 2021 ini delapan anggota PJLP dilakukan pemutusan hubungan kerja," ucap Syafrin.

Syafrin bertutur, sanksi berat ini sekaligus menjadi peringatan kepada jajaran Dishub DKI Jakarta untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam menjalankan tugas.

"Ini sebagai peringatan kepada seluruh jajaran Dishub dalam melaksanakan tugas selalu taat akan regulasi yang ada," kata dia.

Berita ini tentunya menampar rakyat kecil yang kini sedang memperjuangkan ekonomi imbas dari pandemi. Karena sebelumnya ramai diberitakan mulai dari tukang bubur hingga tukang bakso di Tasikmalaya didenda 5 juta karena melanggar PPKM. Ini belum sanksi kuruangan selama 6 hari. Harusnya pegawai negeri yang ketahuan melanggar bisa dihukum lebih berat lagi. Tak hanya sanksi pemecatan, tapi denda uang dan kurungan agar bisa merasakan derita rakyat di bawah.

Anies juga harus terbuka mengakui kegagalannya karena sampai saat ini selalu lalai dalam mengawai anak buah. Termasuk bertanggung jawab atas kebakaran gudang farmasi dan vaksin. Ketimbang selalu pesimis dan melempar kesalahan ke pusat. Anies harusnya bisa mengejar oknum dibalik kebakaran yang terjadi. Mau berhadapan dengan mafia kakap sekalipun, itu sudah jadi tanggung jawabnya. Ketimbang pencitraan memaki-maki perusahaan asuransi, Anies akan terlihat lebih gentle kalau bisa mengungkap oknum pembakar dan menyeretnya ke muka hukum.

Akhirnya kita sadar kalau Jakarta 58 tak hanya mengambil keputusan yang fatal, tapi juga traumatis. Hilang sudah kemegahan dan kedisiplinan Jakarta yang sekian lama dibangung Jokowo Ahok, bahkan oleh gubernur-gubernur sebelumnya. Anies tak hanya tak tegas ke bawahan, tapi juga lalai dalam menjaga kota, bahkan cenderung membuat rusak dan amburadul. Semoga sejarah terpilihnya gubernur ayat dan mayat tak lagi teurulang. Cukup Anies satu-satunta Gubernur yang gagal, namun sombong dan tak tahu malu.

Setelah Gudang Vaksin Terbakar, Kini Anak Buahnya Langgar PPKM, Anies Ke Mana?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/setelah-gudang-vaksin-terbakar-kini-anak-buahnya-GC0x1orLfL

Nies, Anies! Ente Pecat 8 Petugas Nongkrong, Tapi Diam Soal Solat Jumat, PPKM!

Anies ini sepertinya sadar siapa dirinya. Dia ini sebenarnya tahu kalau dia ini adalah PPKM. PPKM yang merupakan kependekan dari Pemenang Pilkada Karena Mayat. Jadi untuk urusan WFO 50% PT Equity Life Indonesia, dia boleh marah-marah meskipun salah kamar. Tapi untuk solat jumat, dia diam.

Kira-kira kenapa? Anies berutang sama orang-orang yang ada di sana. Karena saat Pilkada DKI beberapa tahun silam, dia ini berutang banyak sama toa-toa rumah ibadat yang selalu mengumandangkan haramkan pemimpin kafir dan para pendukungnya tidak boleh disolatkan.

Apalagi selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta, ada lampu hijau dari Eep Saefullah yang mengatakan bahwa gerakan kampanye rumah ibadat ini sangat gencar dan sangat efektif, berkaca dari pilkada atau pilpres negara-negara Timur Tengah yang sekarang nggak tahu nasibnya serusak apa.

Pemimpin yang dipilih dari hasil politisasi agama, menjadi sebuah petaka bagi bangsa. Petaka ini tidak bisa diprediksi, sampai pemimpin itu datang dan mulai bekerja. Awalnya masyarakat Jakarta hanya terpengaruh sama politisasi agama, sehingga mereka takut memilih Ahok, meski Ahok kerjanya bagus.

Ada teman saya yang merupakan warga DKI Jakarta, salah satu teman dekat saya yang sempat mengatakan bahwa ketika ada 3 pilihan, yakni Ahok Djarot, Anies Sandiaga dan AHY Sylvi, yang terlintas di pikirannya adalah hanya dua pilihan, Anies dan AHY. Padahal dia ini moderat loh.

Tapi kenapa bisa tidak melihat Ahok? Karena dia moderat, penulis pun tak ragu untuk bertanya lebih jauh soal Ahok Djarot. Dia mengatakan Ahok Djarot itu bukan pilihan, karena sebab Ahok, meski Djarot memiliki pemahaman agama yang jauh lebih tinggi dari Anies dan AHY, tetap tidak bisa dibenarkan.

Ternyata setelah diselidiki, teman saya ini salah masuk rumah ibadat. Mungkin masa mudanya yang saya kenal, adalah orang yang cukup bisa diajak bercanda soal agama. Akan tetapi usia-usia sekarang, dia malah pindah ke haluan lain. Bayangkan saja, sampai bisa dibuat pemikiran bahwa Ahok bukan pilihan.

Ini adalah sebuah hal yang menakutkan saat itu terjadi. Penulis pun was-was melihat keadaan di Jakarta yang semakin mencekam. Apalagi dengan keberadaan AHY dan Anies yang mendiamkan hal-hal tersebut. Bukan hanya mendiamkan, bahkan Rizieq pun diajak doa bersama oleh mereka.

Kita tahu sama-sama Rizieq itu siapa. Jadi kira-kira latar belakang ini bisa menjelaskan kenapa si Nies Anies tidak marah-marah soal pelanggaran PPKM di masjid Sunter. Anies ini kelihatan sekali, otaknya tidak adil sejak dalam pikiran. Ada yang mengunci dia dalam bertindak.

Kontrak politik dan ikatan-ikatan dengan kaum radikalisme macam FPI dan HTI, membuat Anies sulit bergerak. Kalau kita melihat dari marah-marahnya di PT Equity Life, bahkan ada pendukungnya yang membawa-bawa ras dan suku.

Ada pendukung yang mengatakan Anies berani sama cukong, patut jadi pemimpin, kalau perlu pesinden. Dia mengatakan Anies berani sama orang sesuku sama Ahok, tapi Presiden Joko Widodo tidak berani. Ketahuan sekali kan? Lalu juga ada yang saat Anies marah-marah sama Aviani Malik Metro TV.

Kadrun dungu pemuja air kelapa sawit yang diminum itu mengatakan Anies berani dan membela rakyat sampai harus marah-marah sama Aviani Malik. Bahkan ada yang lebih jauh lagi, Aviani Malik memang katanya memang pantas dimarahi karena tidak menggunakan kerudung. Buset.

Pada pendukung Anies dan Novel Baswedan yang juga merupakan tim dari SJW pemuja Veronica Koman yang nggak suka sama Joko Widodo, membangun narasi-narasi nggak jelas seperti ini. Dan kelihatan sekali bahwa mereka masih belum bisa move on dari isu SARA.

Isu SARA ini sudah sangat menghancurkan bangsa ini. Kemenangan Anies Baswedan di DKI Jakarta terhadap Ahok menjadi awal mula bagaimana radikalisme ini semakin terlihat nyata, setelah didiamkan selama 10 tahun oleh penguasa sebelumnya.

Akhir kata, semoga saja kita bisa melihat bagaimana si Nies Anies ini diam soal pelanggaran PPKM di rumah ibadat, namun dengan songongnya pecat 8 petugas Dishub DKI, bereaksi saat ditanya dan diwawancara sama Aviani Malik lagi, kalau pun dia masih bernyali untuk diundang.

Begitulah nyali ciut.

Nies, Anies! Ente Pecat 8 Petugas Nongkrong, Tapi Diam Soal Solat Jumat, PPKM!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nies-anies-ente-pecat-8-petugas-nongkrong-tapi-4wuYDKEgg3

Ayo Gelar Tikar Adu Kuat Demokrat vs Gerindra

Dalam dunia politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi tapi yang ada kepentingan bersama. Barangkali kalimat ini sudah amat populer di kalangan kita semua.

Sebelum kita bicarakan apa yang terjadi di tataran tingkat elit politik, kita sedikit intermezo soal pandemi covid-19 justru dari ke hari nampak hendak di India kan saja negara kita tercinta.

Hari ini dan entah sampai kapan, 'life is mystery' meminjam ucapan Luhut Binsar Panjaitan (LBH) di podcast Deddy Corbuzier. Tak tahu mau sampai kapan pandemi yang sudah memporak-porandakan nyaris sisi sendi kehidupan ini segera enyah.

Ya, hari ini kita masih berjuang, berjibaku dengan segala kekuatan dan keterbatasan yang ada menghadapi persoalan akibat imbas pagebluk. Ada yang menjaga betul prokes, ada pula yang abai bahkan tak mempercayainya hingga detik ini dengan segala argumentasinya. Semua sah-sah saja.

Di luaran sana banyak orang yang ambil sikap diam dan hanya menerima keadaan atas kondisi, menahan lapar perut di malam yang dingin menusuk tulang. Untungnya orang-orang seperti ini jauh dari dari narkoba seperti yang sedang dialami Nia dan Ardy, mantu dan anak Aburizal Bakrie karena pandemi konon stres lantas konsumsi. Ah, alasan yang kurang seksi.

Tak kurang pemerintah nampak mengeluarkan kebijakan-kebijakan dengan harapan dapat menstimulan keadaan tapi antara kebijakan dengan kenyataan kadang tidak sesuai demgan harapan. Akan tetapi jauh lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Korban pandemi tiap hari berjatuhan. Belum juga usai teror varian alpha, beta, gamma dan 'delta' yang konon datang dari India kini ada lagi 'lambda' dari Peru yang dikabarkan sudah berkembang di 30 negara di dunia.

Ah, lumayan pusing juga kalau menonton, membaca atau mendengar berita-berita terkait covid yang serinya tak habis-habis.

Makanya saya sendiri lebih asik kalau melihat tontonan badut-badut politikus yang sedang akrobatik menor dan genit mencari perhatian kita semua. Terkadang tingkah polah mereka lebih lucu dari para pelawak. Dan ini mungkin yang dapat menjaga imun kita tetap terjaga.

Gambaran besarnya biasanya begini, politikus yang berada dalam lingkaran kekuasaan saat diserang berusaha mempertahankan kekuasaannya, dengan bertahan dan sesekali balik menyerang.

Sedang yang di luar kekuasaan berusaha menyerang dan sesekali bertahan ketika dapat serangan balik. Jadi di sini sebetulnya kita juga melihat ada nuansa film action hanya dalam format narasi, kata kalimat yang terucap. Adu argumentasi hingga sampai suatu titik tak terdengar lagi hanya meninggalkan jejak digital

Jika ada dua atau lebih organisasi partai yang berseteru maka dipastikan media menyambutnya dengan tangan terbuka. Karena di sanalah terjadi banyak perputaran ekonomi yang tersembunyi. Dari penulis atau jurnalis, owner media sampai pengiklan pun dapat imbasnya.

Jadi kalau ada yang ribut biarin saja, tugas media menyajikan di hadapan kita yang sebelumnya diberi bumbu penyedap rasa agar kian legit saat ditelan.

Seperti yang sedang terjadi akhir-akhir ini antara kader Partai Demokrat yang memiliki ikon seorang SBY dan kader Partai Gerindra dengan ikon Prabowo.

Dua partai ini rupanya telah memberi sinyal kuat jika di tahun 2024 nanti sulit untuk berkoalisi. Demokrat mengajukan AHY sebagai calon presiden atau calon wakil presiden sedang Gerindra sudah pasti mendorong Prabowo sebagai calon presiden. Dan rasanya tidak mungkin Prabowo yang Jendral gandeng AHY yang cuma Mayor lagi pula minim pengalaman.

Saling serang dua partai pada episode ini berawal dari seorang Ibas. Pangeran Cikeas ini melontarkan kritik kepada pemerintah soal 'Failed Nation' atau Negara yang Gagal. Konteks yang dimaksudkan Ibas terkait pandemi dan penanganan pemerintah dalam menghadapinya. Dengan amat dangkal Ibas menyebut bahwa negara bisa gagal menyelamatkan rakyatnya dari wabah covid-19.

Kemudian setelah cukup ramai di media dengan berbagai beritanya soal failed nation ini, lantas ada koleganya di Komisi VI DPR-RI Andre Rosiade mengingatkan Ibas untuk hadir atau ikut memberi kontribusi melalui rapat.

Ucapan Andre seperti membuka borok Ibas yang ternyata makan gaji buta sebagai senator. Ketidakhadiran Ibas seperti telah mengkhianati ratusan ribu rakyat yang berada dari dapil tempatnya dipilih.

Ajakan Andre bukannya disambut dengan baik justru para kader Partai Demokrat tidak menerimanya. Ramai-ramai menyerang Andre dan seolah tidak rela jika Wakil Ketua Umumnya mereka Ibas dipermalukan sedemikian rupa.

Pecah sudah diantara mereka saling sindir dan saling serang, saling mengancam, jual beli ilmu kanuragan siapa yang paling lihai berkelit dan membangun narasi agar dipandang masyarakat paling benar.

Padahal buat masyarakat sendiri itu hanya jadi tontonan. Tak peduli siapa yang menang atau yang kalah, siapa yang benar atau yang salah. Toh itu hanya permainan politik para elit digunakan sebagai ajang mencari panggung.

Buat mereka semakin sering diliput media kian senang saja rasanya. Lantas menjadi obrolan diantara mereka sendiri seraya ketawa ketiwi. Sedang rakyat bisa apa, dikondisi seperti sekarang selain menonton drama mereka dan berharap esok masih ada beras yang bisa dimasak dan gizi anak istri tercukupi. Sesederhana itu.

Ayo Gelar Tikar Adu Kuat Demokrat vs Gerindra

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ayo-gelar-tikar-adu-kuat-demokrat-vs-gerindra-SXTQky7q7J

Abaikan Empat Catatan Politik Denny Siregar Ini, Kalau Mau Menangis karena Salah Pilih!

Dalam ulasan yang diberinya judul Kenapa Saya Membela Jokowi? di channel YouTube 2045TV, pegiat media sosial Denny Siregar menjelaskan dengan panjang lebar dengan gaya khasnya mengapa dirinya berada di barisan yang membela pemerintahan yang dipimpin oleh Joko Widodo. Militansi yangdiakuinya bermula dari pemikiran Gus Dur, yang mendapat kesempatan memimpin sebagai Presiden RI meski waktunya tidak lama, lalu disambut dengan sikap apatis luar biasa selama 10 tahun pemerintahan SBY, Peponya AHY dan Ibas, dengan peninggalan terkenal bangunan mangkrak di Hambalang itu.

Harapan pun dilihatnya ketika mendengar sosok Jokowi yang waktu itu masih menjadi pemimpindi Solo, dengan gaya yang unik dan dianggapnya belum pernah ada. Berlanjut dengan pencermatan ketika ayah Gibran, Kaesang, dan Kahiyang itu dicalonkan secara resmi menjadi Capres Ri pada Pilpres 2014 lalu. Denny Siregar yang semula melihat Indonesia tidak punya arah dalam pembangunan dan masa depan bangsa pada era SBY, mulai melihat adanya harapan yang lebih jelas sejak munculnya Jokowi, lalu terpilih menjadi Presiden RI dengan militansi luar biasa dari para pendukung yang datang dari berbagai elemen masyarakat.

Nah, ada poin menarik ketika Denny Siregar mengungkapkan sedikitnya empat halyang dapat menjadi pencermatan kita bersama ketika nanti akan memilih Presiden RI berikutnya pada Pilpres 2024 nanti. Daftar yang bahkan dapat kita terapkan pada pribadi-pribadi yang diperkirakan masih haus kekuasaan, lalu mencalonkan diri kembali sebagai Calon Anggota Dewan, meskipun kinerjanya selama bertahun-tahun tampak tak ada hasil, bahkan merecoki pemerintahan dengan komentar-komentar tak berisi bahkan mengarah ke provokasi, seperti yang kerap dilakukan Fadli Zon misalnya.

Pertama, politik pencitraan. Rasanya kita harus lebih cerdas menilai para politisi yang hanyamuncul dan menyeringai di baliho-baliho berukuran raksasa hanya pada masa menjelang PIlpres. Terlebih jika selama ini mereka relatif hanya ada di belakang layar, dengan tidak berbuat apa-apa pada masa pandemi. Termasuk di dalamnya, figur dari parpol yang elektabilitasnya sangat rendah, dengan prestasi biasa saja, tetapi mendadak muncul wajahnya di mana-mana. Saya tidak sebut nama, lho!

Kedua, para politisi atau siapa saja yang berpotensi mengorek kekayaan dari negeri kita. Bagi saya penandanya jelas, mereka yang terkesan membela atau diam terhadap perilaku para koruptor, atau yang terus mendzolimi pemerintahan Jokowi dengan narasi-narasi ora mutu padahal ketika mendapat kesempatan berkuasa, eh malah kadernya banyak yang korupsi … mikirlah seribu kali sebelum memilih kader atau jagoan yang diusung oleh kelompok atau partai seperti ini. Orang-orang model begini, ketika sedikit saja melihat kesempatan … pesta poralah mereka …bangkrutlah negeri kita dibuat akibat perilaku mereka!

Ketiga,orang-orang yang membiarkan, atau lebih parah lagi mendukung dan menjadi pentolan kelompok-kelompok radikal, yang kalau sampai menguasai kabinet dipemerintahan dengan jumlah cukup banyak … rasanya perang saudara hanya akan menunggu waktu. Dulu pernah kan, muncul nama-nama seperti Rizieq dan Felix Siauw, hingga Rizal Ramli dan Rocky Gerung dalam komposisi kabinet yang diperkirakan akan diusung oleh Prabowo-Sandiaga jikalau memenangi Pilpres 2019?

Bayangkan jika kumpulan wajah atau nama seperti itu yang menghiasi kabinet era 2024-2029 jika sampai negeri ini salah memilih duet pemimpin?

Keempat,mereka yang menyetujui segala praktik yang mengarah pada intoleransi, bahkan menjadi pelakunya secara langsung maupun tidak langsung. Lihat apa yang terjadi 10 tahun ke belakang sebelum 2014, lalu bagaimana sukarnya mengubah hal itu sampai hari ini? Semua itu karena praktik intoleransi yang terlalu lama dipelihara dan dibiarkan, termasuk membiarkan perilaku ormas tertentu yang kerap menyuarakan dan berperilaku intoleran di negeri ini.


Wahai penduduk Indonesia, mumpung maasih ada tiga tahun lagi … meleklah dan berpikirlah dari sekarang dengan setidaknya memakai empat parameter di atas sebelum kita memilih Capres dan Cawapres, juga para anggota dewan dan pemimpin daerah yang kelakakan bertarung dalam pesta demokrasi di negeri ini.

Potensi salah pilih itu tentu saja ada, yang akan membuat negeri ini menderita kerugian besar selama mereka menjabat, tetapi juga akan membutuhkan waktu lama untuk memperbaikinya, kalau sudah kadung dirusak oleh rezim yang berkuasa.

Namun, masa' iya pada zaman yang semakin maju dengan segala upaya dari berbagai pihak yang ingin memperingatkan bangsa ini agar jangan salah pilih pada 2024 nanti, tetapi masih juga diabaikan? Kalau itu sampai terjadi .... maaf kalau harus keluarkan perkataan pedas ini ... ya berarti karena kegoblokan sendiri!

Pikirkan sejenak sambil merenung. Tidakkah kita akan menangis sejadi-jadinya, kalau sampai seluruh kerja keras dan perjuangan Jokowi selama10 tahun nanti … menjadi hancur dan bangsa kita berjalan mundur selama 5 tahun berikutnya, karena kesalahan dalam memilih pemimpin?

Cukuplah Jakarta menjadi pelajaran bagi kita semua, ketika 58 persen warganya memilih menyerahkan kepemimpinan kepada sosok yang tidak becus dan cenderung membuat Ibu Kota Indonesia berjalan mundur seperti 5-10 tahun, padahal sudah berusaha dibetulkan pondasinya, lalu bersama-sama diajak menjadi daerah yang maju sejak dipimpin Ahok? Mau yang begitu terulang secara nasional?

Abaikan Empat Catatan Politik Denny Siregar Ini, Kalau Mau Menangis karena Salah Pilih!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/abaikan-empat-catatan-politik-denny-siregar-ini-Kv8gIr5FDI

Usai Marahin Host MetroTV dan Pegawai Equity ... Sifat Otoriter Anies Semakin Terlihat?

Blunder Anies Baswedan terkait inspeksi mendadak (sidak) karena salah alamat masih menarik untuk dibahas. Apalagi lantas bermunculan opini demi opini dari berbagai pihak yang intinya justru mempertanyakan balik, juga sebagian malah menertawakan, kok bisa seorang Gubernur DKI Jakarta sampai salah sasaran (ke PT Enquity Life Indonesia) beberapa waktu lalu?

Sebagian masyarakat dan netizen, dikurangi pendukung militan Anies Baswedan tentunya, semakin bersorak dan layak memberikan "Huuuuuu....!" kepada Gubernur yang seperti menjadi idola baru bagi Rocky Gerung itu, ketika orang itu malah marah-marah ketika aksinya coba diklarifikasi oleh host Metro TV dalam wawancara secara langsung.

Jadi ceritanya ... host MetroTV tadi hendak menanyakan kepada Anies soal sidak di kantor PT Equity Life Indonesia itu dengan bertanya begini:

"Dari pihak merasa Anda sudah melakukan tindakan ada proses pidana yang berjalan, proses hukum yang berjalan. Ini pendidikan publik. Kemudian perusahaan jiwa yang Anda sidak kemarin mengatakan justru tidak ada pelanggaran yang mereka lakukan. Sektor usahanya masuk dalam sektor esensial. Sudah menerapkan WFO (Work From Office) 50 persen. Supaya kemudian ada satu kesepahaman untuk tujuan keselamatan yang Anda gaungkan."

Sampai di sini, saya coba baca sampai lima kali, tidak ada yang salah dengan kalimat-kalimat di atas. Saya bahkan dengan sangat mudah memahami maksud dari si penanya, yang kurang lebih intinya mempertanyakan tindakan Anies kepada perusahaan yang justru sudah benar menaati aturan yang berlaku. Apalagi, kalau masih ingat ulasan saya sebelumnya soal ini, dalam aturan yang ditaati PT Enquity Life Indonesia tersebut ada aturan yang dibuat dan ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta lho. Siapa yang mau disalahkan karena tidak membaca aturan sendiri ... masak Ahok atau Jokowi?


Nah, respons selanjutnya justru menjadi seru karena Anies langsung ngegas, seakan nggak terima dirinya disalahkan ... tanpa menjawab esensi dari pertanyaan yang diajukan oleh host MetroTV tadi:

"Silakan mengadu ke pengadilan, ada PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negera) silakan diproses. Dan silakan bila Metro mengambil sikap membela kepada mereka yang membahayakan keselamatan sesama. Tapi saya menggarisbawahi bahwa sikap kami untuk melindungi setiap warga Jakarta, Setiap warga Indonesia. Bila langkah yang kita lakukan tidak benar ajukan ke PTUN. Kami siap menghadapi. Kami akan tegaskan bahwasanya seluruh langkah untuk melindungi setiap warga Indonesia."

Susah memang bicara sama orang model begini, yang bagi saya sudah memiliki bibit-bibit pemimpin otoriter lewat ucapan yang disampaikannya itu. Kalau misalnya Pak Jokowi kan, dengan keyakinan bahwa dirinya benar (karena memang tidak melanggar aturan), lantas dipersilakan bagi yang tidak puas atau merasa suatu kebijakan keliru, bisa mengajukan gugatan lewat pengadilan ... apabila memang mekanismenya seperti itu.

Namun, beda dengan Gubernur yang mendapat dukungan kuat pada masa lalu oleh (eks) organisasi FPI tersebut. Sudah terkesan tidak memahami pertanyaan yang diajukan, jawaban yang tidak sesuai, eh masih sok meyakini bahwa dirinya sedang melakukan aksi penyelamatan jiwa untuk warga DKI Jakarta. Kalau saya sih tidak percaya ... pretlah...! Apalagi disertai marah-marah, seperti yang ditunjukkan saat melakukan sidak perusahaan asuransi tadi ke gedung Sudirman Centre beberapa waktu lalu.

Orang dengan bibit otoriter, sepemahaman saya mencermati perilaku beberapa pemimpin, sangat berbahaya, kawan! Orang yang bukan bawahannya langsung saja dimarah-marahin kok, meskipun mereka tidak salah. Apalagi kalau sama bawahannya sendiri, bisa main pecat tanpa ada dasar yang kuat ... atau malah mungkin ada anggapan dijadikan kambing hitam atas suatu kebijakan keliru yang justru dibuat oleh sang pemimpin itu sendiri?

Contoh terbaik (atau bisa disebut terburuk?) bisa kita lihat di Korea Utara di bawah Kim Jong Un. Pria yang terlihat wagu, dengan sikap kekanak-kanakan, tetapi diberi jabatan selevel dewa, yang tidak boleh atau tidak bisa keliru .... dengan kebijakan seenak udelnya, lalu menghukum orang-orang yang tidak sejalan dengan pemikirannya atau yang dianggapnya berbuat salah. Mau orang model begini menjadi pemimpin dengan ruang lingkup nasional?


Akhirnya, dengan tanda ketidakmampuan yang semakin terlihat, dikombinasikan dengan sikap otoriter yang nampak semakin jelas ... rasanya hanya partai politik dengan ambisi atau niatan terselubung yang tetap nekat mempertimbangkan akan mengusung Anies Baswedan pada Pilpres 2024 nanti. Atau kalau bicara dari kalangan luar parpol, berarti kelompok tertentu yang merasa bisa menitipkan sesuatu, yang tentunya menguntungkan mereka juga, dengan mendukung pencalonan Anies untuk kandidat RI-1.

Bagi saya terlalu berisiko memberi kesempatan orang ini agar bisa tampil wajahnya di surat suara pencoblosan pada Pilpres 2024, meskipun pada akhirnya toh akan tetap kalah juga. Apa yang pernah terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan residu yang masih tersisa hingga sekarang, sungguh di luar nalar atau logika orang waras jika hendak diulangi lagi dengan mengusung figur yang sama pada pesta demokrasi secara nasional pada 2024 nanti.

Usai Marahin Host MetroTV dan Pegawai Equity ... Sifat Otoriter Anies Semakin Terlihat?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/usai-marahin-host-metrotv-dan-pegawai-enquity-nZO30POcua

Murka Ustad Somad dan Viral Pemuda yang Siap Perang

Ustad Somad sang pengantin baru ini kembali viral, terlihat murka dan kecewa, melalui unggahan video terkait keputusan pemerintah dan Menag menutup sementara tempat ibadah selama pemberlakuan PPKM Darurat.

Ustad yang satu ini menurut saya terlalu banyak drama agar dapat menjaga pengikutnya yang "rata-rata". UAS dan timnya memang saya akui sangat pandai memanfaatkan situasi yang sedang hangat dengan atas nama umat.

Sebelumnya UAS juga ngamuk-ngamuk soal penundaan pemberangkatan haji pada tahun 2021. Juga melalui video yang viral dan disebarkan oleh para pemujanya, dengan mimik wajah khasnya, nafas yang tersengal tanda geram, dia mengatakan umat bisa marah karena duit tak ada dipakai infrastruktur. Tak ayal lalu diikuti umat kadrun dengan berbagai narasi.

Tentu saja tuduhan UAS tidak benar, setelah dijelaskan panjang lebar oleh pihak terkait juga penggiat sosmed. Belakangan saat dikonfirmasi awak media, dia hanya mengatakan, 'Tak paham soal itu". Jadi siapa yang mgamuk-ngamuk di video itu? Kadrun pun kena prank, kapok dan terhadap UAS berubah? "Tidak!"

Dan sekarang kembali ngomel-ngomel soal penutupan tempat ibadah karena pemberlakuan PPKM darurat. Tentu saja keputusan pemerintah berat tapi sudah dikalkulasi dengan sangat matang demi keselamatan rakyat.

Pengertian tempat ibadah tak hanya masjid tapi juga gereja, pura, vihara, klenteng, dan lain sebagainya. Jadi semua umat beragama mengalami hal yang sama, tak hanya umat islam.

Alasan UAS sebetulnya cukup masuk di akal versi narasinya, mengapa masjid ditutup sementara mall, pasar, kantor buka. Dan berikut pernyataan UAS dalam videonya.

Dalam video ceramahnya yang viral di media sosial, UAS tak sanggup menyembunyikan kekecewaannya atas digulirkannya kebijakan menutup masjid selama PPKM darurat diberlakukan.

UAS beralasan sementara tempat umum lainnya seperti pasar, mall, kantor tetap dibuka. “Dimana letak hati nuranimu,” ujar UAS dengan nada menggebu-gebu, dikutip dari video viral di Youtube, Minggu (4/7/2021).

Padahal jelas tempat ibadah dan tempat untuk menghidupi perut anak istri itu dua hal yang berbeda. Ibadah bisa di rumah sedang pasar, layanan kantor, kebutuhan pokok tidak mungkin serta merta pindah ke rumah. UAS sih enak dapat duit dari masjid makanya geram saat ditutup.

UAS kemudian menyinggung pihak yang telah melarang orang ke masjid karena khawatir akan menjadi kluster penyebaran wabah.

Sedang di Arab Saudi sana pun lakukan hal yang sama. Kenapa dia diam?

Kita percaya sama pendapat ahli. Bukan percaya sama orang yang ahli berpendapat. Masjid ditutup sensi, ada perawan muda ereksi, pengen kawin galang donasi. Ah, So Much.

Bahkan Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla mengapresiasi langkah pemerintah.

"Kita harus terima dengan baik, dengan besar hati, ibadah itu dapat dilakukan di mana-mana, bisa dilakukan di masjid, di rumah, sendiri," ujar Kalla, dalam video yang diterima kompascom, Kamis (1/7/2021).

Tad, "Bener kui durung mesti pener", benar itu belum tentu tepat. Apa yang disampaikan UAS ada benarnya tapi jika konteksnya saat ini tentu tidak tepat. Jika tempat ibadah tak dibatasi lalu terjadi banyak korban pemerintah juga yang disalahkan.

Saya percaya Somad bukan ustad abal-abal seperti orang-orang yang ngaku-ngaku ustad dengan modal jenggot panjang, jidat hitam, jubah, sorban, tasbih besar melingkar dan berbekal hapal satu dua ayat lantas berdiri di atas mimbar, mengumbar dan menyebar berbekal ilmu konstektual yang dangkal.

Somad lulusan Al-Azhar Mesir dan Universitas Islam Omdurman, Sudan. Jadi bukan kalemg-kaleng. Materialnya original bukan KW.

Lalu mengapa yang bersangkutan cenderung mengambil sikap terbalik dan terkesan menentang amirul mukminin? Seolah terlihat bodoh d mata banyak pihak?

Menurut saya ada 3 faktor yang paling mendasar, selain faktot-faktor yang lainnya, sehingga Somad memutuskan mengambil jalur itu.

Pertama, kita dapat asumsikan dia salah satu ulama residu pilpres dua kali. Masih ingat? Dia 'diendorse' Prabowo soal mimpi-mimpi akan jadi presiden (mungkin) project mimpi baru masuk DP. Tapi ternyata tak terbukti. Prabowo bertekuk lutut atas fakta bukan mimpi Somad tapi mimpi rakyat yang menghendaki Jokowi. Dan ketika Prabowo dirangkul Jokowi residu itu tetap di hati maka masih suka kontroversi.

Kedua, saya salut kemampuannya memainkan emosi jamaah. Maka dia berusaha menyamakan persepsi pola pikir pengikutnya. Maka dia terlihat bodoh, itu hanya cara dia merangkul umat. Nah, ceruk pasar umat islam yang tidak suka Jokowi (kadruners) banyak sekali. UAS dan tim mengambil pasar itu. Perhatikan saja akun sosmednya. Dari ranah ini saja pundi-pundi mengalir deras. Belum undangan kesana kemari. Dia sudah bertransformasi dari Dai kampung menjadi selebritis tak ubahnya Aa Gym mulai ketularan daun muda.

Ketiga, sebagai branding diri. Rekam jejak Somad dapat dilihat. Menyambung faktor pertama dan kedua maka Somad konsisten sebagai tokoh ulama yang memiliki massa (jamaah) cukup diperhitungkan oleh tokoh politik baik pusat maupun daerah. Beberapa kali Somad mendukung (diendorse) salah satu paslon di daerah tertentu.

Jadi meskipun Somad acap kontoversi para pengikutnya senang sekali. Sebab Somad mewakili perasaan hati. Jadi bagi yang berakal sehat mungkin terheran-heran tapi jangan salah justru di mata kadrun mereka yang justru mengaku berakal sehat berdasarkan ucapan-ucapan Somad sebagai kiblat.

Maka bagi kadrun atau jamaah rata-rata ini ucapan Somad adalah titah. Dan efeknya seperti yang terjadi di Situbondo, Jatim.

Sejumlah pemuda melalui video yang diunggah dan viral menyatakan siap perang atas keputusan pemerintah menutup sementara masjid karena pemberlakuan PPKM Darurat

Video tersebut kemudian diunggah ulang oleh akun instagram @situbondoinfo.

“Kami umat islam Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo menyatakan menolak dan menentang surat Sekda Kabupaten Situbondo tertanggal 2 Juli 2021, khususnya angka 4 yang menyatakan penutupan masjid. Apabila Sekda Kabupaten Situbondo tetap melakukan penutupan masjid kami nyatakan siap perang,” ujar pria yang memimpin seruan penolakan penutupan masjid tersebut dikutip SuaraMalang.id, Minggu (4/7/2021).

Coba dapat kita bayangkan jika hal di atas dibiarkan bisa saling bunuh antar sesama saudara. Nah, ini salah satu contoh nyata bahayanya para Ustad seperti Somad pernyataannya dijadikan dasar untuk bergerak, memupuk otak kadrun menjadi mabuk asal sruduk.

Murka Ustad Somad dan Viral Pemuda yang Siap Perang

Sumber Utama : https://seword.com/umum/murka-ustad-somad-dan-viral-pemuda-yang-siap-tzpnPRmVDf

Bobby Nasution Berani, Segel Mal Centre Point Gegara Tunggak Pajak dan Tak Punya IMB

Gebrakan demi gebrakan dilakukan oleh Bobby Nasution, Wali Kota Medan ke-18 setelah resmi dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubsu, Medan pada Jumat (26/2/2021) lalu, mulai pukul 09.05 WIB. Pelantikan disiarkan langsung melalui channel YouTube Info Sumut.

Usai dilantik, menantu Presiden Jokowi tersebut langsung tancap gas. Dia usahakan blusukan seperti Presiden Jokowi, menelusuri gang-gang kota Medan, sungai deli dan memastikan ketika ada banjir, mencarikan solusinya, ketika ada perizinan yang tidak beres, melakukan gerak cepat, dan ketika ada aturan dilanggar, seperti adanya drainase di kota Medan yang tersumbat akibat bangunan-bangunan liar, maka gerak cepat Bobby Nasution menjadi kunci dan pembeda dari walikota-walikota Medan sebelumnya yang tidak becus menangani permasalahan di kota Medan, kota nomor tiga terbesar di Indonesia ini.

Terbaru, usai melakukan langkah pemecatan terhadap pegawai-pegawai terasnya yang tersandung kasus pungli dan yang tidak cakap bekerja? Kini, orang nomor satu di kota Medan ini kembali membuat gempar dengan menyegel Mal Centre Point, salah satu mall termewah dan terbagus di kota Medan ini.

Merunut sedikit ke belakang, mall ini dibangun kurang lebih sepuluh tahun lalu, dibangun diatas lahan yang memang awalnya sudah bermasalah. Namun, mungkin karena permainan oknum, maka bangunan mall ini bisa berdiri megah di Jalan Jawa, Kelurahan Gang Buntu Kecamatan Medan Timur.

Hal itu terungkap seperti dikatakan oleh Politisi Muda Partai Keadilan Sejahtera, Syaiful Ramadhan yang mendukung langkah berani Wali Kota Medan, Bobby Nasution yang dengan tegas menyegel Centre Point dengan berbagai alasan.

“Jadi berdirinya bangunan megah itu bermasalah, dari mulai izinya dikarenakan alas hak tanah nya juga bermasalah. Jadi saat itu PKS menolak,” ucapnya.

Jadi begini ceritanya, Mal Centre Point di Jalan Jawa, Kelurahan Gang Buntu Kecamatan Medan Timur disegel pada Jumat (9/7/2021).

Di halaman depan gedung telah terpasang spanduk bertuliskan "Gedung ini disegel oleh Pemerintah Kota Medan".

Sementara di seluruh pintu masuk personel Satpol PP Kota Medan telah menempelkan sriker dan spanduk penyegelan. Penyegelan ini dilakukan selama tiga hari ke depan hingga Minggu (11/7/2021). Adapun penyebab penyegelan ini adalah tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Mal Centre Point yang sudah menunggak selama 10 tahun.

Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan penyegelan Mal Centre Point terkait tunggakan pajak sebesar Rp 56 miliar. Bobby menjelaskan, PT ACK selaku pengelola mall, belum bayar pajak dari tahun 2010 sampai 2021.

“Hanya 1 tahun bayar pajak, tahun 2017," kata Bobby menjelaskan.

Dikatakan Bobby, pihaknya telah meminta untuk dilakukan pembayaran namun pihak Mal tidak menunjukkan itikad baik.

Bobby pun menuturkan pembayaran PBB harus disertai denda. jika PT ACK tidak membayar pajak sesuai kesepakatan sampai waktu yang ditentukan maka pihaknya akan menempuh jalur hukum sesuai peraturan perundang-undangan.

Adapun beberapa bulan lalu Wali Kota Bobby Nasution sempat menyinggung persoalan tunggakan pajak dan masalah IMB Mal Centre Point saat melakukan pertemuan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di gedung Balai Kota April 2021 lalu.

Saat itu Bobby meminta dukungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Kejaksaan Negeri (Kejari) dalam memungut pajak Mall Centre Point yang beroperasi sejak 18 Juli 2013.

"Mall Centre Point belum memiliki IMB dengan nilai retribusi Rp175 miliar lebih. Selain itu, pajak termasuk PBB beberapa tahun terakhir juga belum dibayarkan," ucap Bobby melalui rilis resmi Humas Pemko Medan, Selasa (27/4/2031).

Hal itu ditegaskan Bobby di hadapan Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar, dan Kepala Kajari Medan Teuku Rahmatsyah pada rapat koordinasi dan monitoring pencegahan korupsi Kota Medan.

Bobby mengaku bahwa memang hingga kini belum ada titik temu di lahan berdirinya Mall Centre Point, antara pemilik bangunan dan PT Kereta Api Indonesia.

Namun, Menantu Presiden Jokowi itu mengatakan pusat perbelanjaan megah tersebut sudah beroperasi bertahun-tahun dan menjadi salah jika hal ini tidak dianggap oleh Pemkot Medan sebagai potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Saya tidak bisa kerja sendiri, tentu perlu dukungan dari semua pihak. Seperti hari ini terlaksana berkat bantuan Kejari Medan, sehingga kami juga dapat apa yang seharusnya milik Pemkot Medan," tutur Bobby Nasution, suami dari Kahiyang Ayu ini menjelaskan bagaimana usahanya untuk mendapatkan apa yang harusnya menjadi milik Pemko Medan, pajak dari Mall Centra Point yang selama 10 tahun beroperasi tidak memberikan apa yang menjadi hak pemerintah Kota Medan.

Wah mantap Bobby, saya salut dengan cara Anda bekerja, jadi teringat yang juga segel perkantoran di DKI yang salah alamat penyegelan...sudah salah, marah-marah pulak...

Saatnya gaberner DKI itu meniru cara Bobby, menyegel tepat sasaran dan tidak pake marah-marah pulak..yang disegel itu mall nakal yang nga mau bayar kewajiban..

Lah ente Anies? Nyegel kantor yang belum tentu salah, plus rapi dan tepat waktu bayar pajak?

Ente kaleng-kaleng....

Bobby Nasution Berani, Segel Mal Centre Point Gegara Tunggak Pajak dan Tak Punya IMB

Sumber Utama : https://seword.com/motivasi/bobby-nasution-berani-segel-mal-centre-point-QD6RseX7Lr

Mendandani Anies, Tokoh dengan Pesona Sejuta Kata

Anies Baswedan, tokoh dengan pesona sejuta kata, bukan kerja nyata. Kalimat ini menjadi sangat familier di sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satu tokoh yang dekat dan digandrungi oleh kelompok garis keras di negara kita.

Beradasarkan survei, tingkat popularitas atau dikenalnya Anies Baswedan oleh masyarakat Indonesia setara dengan tokoh Prabowo Subianto yang sudah nyapres tiga kali dan Sandiaga Uno yang baru sekali menjadi konstetan pemilihan presiden sebagai wakil.

Secara angka cukup fantastis berdasar survei di atas 85% tingkat dikenalnya. Bandingkan dengan Ganjar Pranowo yang hanya 54% tingkat diikenalnya.

Dengan demikian Anies Baswedan sebetulnya memiliki modal yang cukup bagus. Karena salah satu komponen yang cukup penting untuk menjadi seorang pemimpin nasional adalah dikenal masyarakat.

Akan tetapi yang menarik kendati secara personal ia dikenal tapi tingkat keterpilihan Anies Baswedan untuk menjadi calon presiden tak sebanding dengan tingkat dikenalnya tersebut. Ini juga berlaku buat Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Justru yang menarik perhatian nama Ganjar Pranowo yang secara personal hanya dikenal 54% tapi mampu menyodok di tingkat teratas sebagai calon presiden dengan elektabilitas rata-rata 19 - 20%. Aneh tapi nyata. Jadi kalau tingkat keterkenalan Ganjar bisa di atas 85% maka tidak menutup kemungkinan elektabilitas bisa mencapai 30%.

Terkhusus kasus Anies Baswedan cukup unik. Lantas apa yang menyebabkan Anies Baswedan elektabilitas tidak sebanding dengan tingkat keterkenalannya?

Nah, tingkat keterkenalan atau dikenal ini gambaran bahwa tokoh yang dimaksud memiliki branding kuat di benak rakyat. Hanya pertanyaannya branding seperti apa yang dikuat melekat pada rakyat.

Ada banyak faktor berdasarkan tingkat sosio masyarakat akan tetapi yang paling diingat masyarakat secara umum adalah sikap atau karakter tokoh, kinerjanya, kedekatan dengan warga, dan lain sebagainya.

Anies Baswedan yang lahir dan besar dari akademisi memiliki kemampuan komunikasi yang baik, bahkan sangat baik. Setiap kata kalimat yang terucap sangat runtut tak perlu banyak edit.

Faktor ini yang membuat Anies Baswedan menjadi terlihat hebat dan kuat. Bagi orang awam akan mudah terpukau. Setiap kalimatnya mengandung diksi dan metafora yang istimewa. Dia pandai memainkan intonation nada.

Tapi masyarakat makin kesini semakin cerdas. Jika dulu ada SBY dengan tata bahasa yang oke meski agak kaku yang ditiru Agus tapi model seperti Anies sekarang sudah tidak laku.

Empat tahun sudah menjadi gubernur DKI Jakarta tapi sama sekali tidak ada terobosan yang nendang. Bahkan sebaliknya banyak menimbulkan kontroversi yang tak berkesudahan. Semestinya yang mendapat julukan "The King of Lips Service" yang paling tepat adalah Anies bukan Jokowi. Mungkin bukan 'king" bisa diganti "The Governor of The Lips Service."

Tapi rasanya tidak mungkin mengingat daya kejutnya tak sehebat jika sentuh seorang Jokowi sang president. Anak-anak BEM UI itu tentu sudah berhitung. Untung dan rugi. Meski dibully mereka tetap untung dari bohir dan mnimal modal terkenal dapat. Ini bagus buat menggantikan para senator yang duduk di senayan nanti.

Kembali ke Anies Baswedan yang rata-rata disukai etnik Minang ini. Sudah banyak kiranya program atau janji Anies semasa kampanye pilgub 2017 banyak yang belum terwujud. Untuk yang satu ini lain kali akan saya tulis dalam artikel tersendiri. Daftar konroversi Anies selama menjadi gubernur DKI Jakarta.

Anies Baswedan yang beberapa kali terlihat blunder terkait sikapnya akhir-akhir ini di masa pandemi semakin memperlihatkan ketidakmaampuan dan ketidakpantasan yang bersangkutan untuk menjadi salah satu kandidat kuat sebagai capres di 2024.

Praktis Anies hanya dipilih atau disukai oleh kelompok-kelompok tertentu yang tidak memandang kinerja tapi hanya berdasar suka saja.

Kelompok penyuka Anies Baswedan tidak jauh petanya seperti di pilgub DKI Jakarta tahun 2017. Secara umum dapat kita kelompokkan sebagai berikut:

  • Simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
  • Eks massa Front Pembela Islam (FPI)
  • Alumni 212
  • Eks kelompok HTI
  • Etnik Minang
  • Wahabi, Salafi, Muhammadiyah (yang garis keras)
  • Para Ustad dan jamaah yang berseberangan dengan pemerintah
  • Dll

Pertanyaan besarnya mampukah kelompok di atas bersatu kemudian berusaha memake over atau mendandani tokoh idolanya tersebut? Tutup mata tutup telinga atas kinerjanya yang acak kadut bak badut.

Dan Apakah ada kelompok massa yang lain menurut Anda? Silahkan bagikan di kolom komentar.

Mendandani Anies, Tokoh dengan Pesona Sejuta Kata

Sumber Utama : https://seword.com/politik/mendandani-anies-tokoh-dengan-pesona-sejuta-kata-3VUdV0JstQ

Inggris Siap Full Normal, Indonesia Bisa Menyusul

Saya sering mendengar komentar bahwa masyarakat di luar negeri, seperti Amerika dan Eropa, mereka taat protokol kesehatan. Ga ngeyelan, ga ngelawan. Lockdown pun bisa berlangsung dengan sempurna, katanya.

Lalu membandingkan dengan Indonesia. Yang dianggap bebal dan seterusnya. Maka wajar kalau di Indonesia kasus copidnya ga selesai sampai sekarang.

Padahal demo penolakan masker dan lockdown di luar negeri itu selalu terjadi. Kalau dibandingkan dengan Indonesia, setelah setahun ini, penolakan lockdown atau anti masker hanya ada di sosial media. Itupun tidak terang-terangan, hanya kritik dan cerita kasus sederhana.

Nah di benua Amerika dan Eropa sana, tidak hanya di sosial media, mereka benar-benar turun ke jalanan melakukan aksi kerumunan tanpa masker.

Kalau soal vaksinasi. Di tengah banyak keraguan dan perdebatannya, pun sebenarnya sama saja. Di negara-negara yang dianggap ga ngeyelan itu, dan selalu diagungkan oleh sebagian masyarakat kita, sebenarnya jauh lebih buruk dari Indonesia.

Ya mungkin beginilah nasib masyarakat yang selalu mengagungkan bule. Sama seperti sebagian lain yang mengagungkan arab. Padahal kita sama-sama manusianya.

Namun pada intinya Singapura sudah mulai bersiap membuka negaranya, full normal. Tidak mau hidup begini terus, penuh ketakutan dan keterbatasan. Lalu yang terpenting adalah berhenti menghitung kasus copid.

Inggris juga sama. Setelah melakukan lockdown, pemerintah akan membuka kegiatan sosial masyarakat secara penuh. Berlaku pada 19 Juli mendatang.

Tak akan ada lagi kewajiban memakai masker. Tidak perlu jaga jarak untuk semua aktifitas. Kegiatan dapat berlangsung normal kembali seperti sebelumnya.

Mendengar berita seperti ini, mestinya kita semua senang. Karena sudah ada negara yang sejalan dengan pemikiran Presiden Jokowi. Bahwa selamanya kita akan hidup berdampingan dengan virus, dari dulu sampai nanti. Apapun namanya, termasuk copid.

Tapi masyarakat kita justru malah pesimis dengan membandingkan kengeyelan warga. Padahal sekali lagi, di Indonesia belum pernah ada demo menolak masker dan protokol kesehatan. Satu-satunya demo dalam rangka copid ya hanya di Suramadu. Itupun bukan menolak Prokes, tapi menolak penyekatan yang bikin antrian panjang setiap harinya.

Saya paham, copid ini seperti panggung besar dan mewah yang sangat menyenangkan. Ada banyak orang mendapat perhatian dan sorot kamera. Ada pula yang mendapat banyak manfaat dan cuan darinya.

Jika copid berakhir, maka panggung mereka otomatis hilang. Tak ada lagi media yang mau mengundang mereka cuap-cuap. Tak ada lagi tes-tesan yang untungnya besar. Tak ada lagi WFH sehingga biaya operasional dan bensin kembali harus dikeluarkan.

Tapi, bukankah memang begitu cara kita hidup selama ini? Kenapa sekarang malah takut dan mau agar kondisi pandemi bisa berlangsung lebih lama lagi? Atau bahkan selamanya.

Segala upaya yang dilakukan negara-negara Eropa itu juga sudah kita lakukan. Mereka lockdown, kita ada PSBB dan PPKM. Secara tekhnis sama saja. Bahkan cenderung lebih ketat kita. Yang sampai lampu kota dimatikan total. Coba cek negara lain, ada ngga yang selebai itu?

Soal vaksinasi, kita juga sama. Pemerintah sudah menyediakan stok puluhan juta dosis dan terus bertambah. Amerika yang dulu rakus menyimpan banyak vaksin, pun sekarang sudah dihibahkan dan disalurkan ke negara lain, termasuk salah satunya 5 juta dosis untuk Indonesia.

Saat ini targetnya adalah 1 juta dosis perhari. Bulan depan, target 2 juta dosis perhari. September diharapkan sudah bisa 4 juta dosis perhari untuk mempercepat penyerapan dan herd immunity.

Untuk penambahan kasus dan kasus aktif, pun relatif sama. Italia, Amerika, India sudah pernah mengalami puncak penambahan. Dengan ratusan ribu kasus perharinya.

Tapi itu tidak sepenuhnya buruk. Bukan sepenuhnya musibah. Melainkan kolaborasi antara alam dan ikhtiar pemerintah dalam menyelesaikan dan keluar dari pandemi ini.

Bukankah herd immunity juga dapat terbentuk dari banyaknya jumlah kasus? Sehingga semakin banyak penambahan kasus, itu artinya kita mendekati akhir dan akan drastis mengalami penurunan. Polanya selalu sama dan itu sudah terjadi di banyak negara.

Maka kalau sekarang ada oposisi seperti Demokrat yang ceriwis mengingatkan negara gagal, Tempo membuat cover Jokowi perlu kibarkan bendera putih, sebenarnya itu karena mereka tahu bahwa kasus ini akan segera berakhir.

Sebelum benar-benar berakhir, mereka mau ambil manfaat untuk sebuah kepentingan politik. Entah itu kerusuhan atau transisi kepemimpinan, atau minimal untuk melabeli bahwa Presiden Jokowi adalah Presiden gagal.

Kita sebagai warga mestinya tak perlu terprovokasi dengan propaganda copid yang dilancarkan oleh oposisi. Karena mereka hanya memanfaatkan momentum, dan sadar bahwa copid dengan segala dramanya segera berakhir.

Dalam kondisi seperti sekarang, yang paling dibutuhkan masyarakat Indonesia adalah ketenangan. Karena hanya dengan ketenanganlah, maka jumlah kematian dapat terkontrol. Maksudnya yang meninggal hanya kelompok yang rentan saja. Sementara yang sehat tetap sehat.

Saya teringat dengan cerita dalam sebuah kitab Hilyatul Awliya. Pernah seorang Wali berpapasan dengan rombongan wabah yang sedang menuju Damascus.

Dalam percakapan singkat, Wabah menjawab semua pertanyaan sang Wali. Pada intinya mereka ditugaskan untuk memberi ujian selama 2 tahun. Dengan target kematian sebanyak seribu orang.

Tapi setelah pulang, Wabah kembali berpapasan dengan Wali tadi. Dan Wali kaget karena kasus kematian karena Wabah ternyata 50 ribu orang. Jauh sekali dari target awal yang hanya seribu orang.

Wabah menjawab, target mereka tetap seribu. 49 ribu lainnya meninggal karena ketakutan. Takut melihat orang sakit. Dan takut melihat orang meninggal.

Maka kita sepatutnya bisa belajar dari kisah ini untuk tetap tenang. Tak perlu beli tabung oksigen jika tidak memerlukan. Tak perlu borong susu beruang ataupun obat-obatan.

Karena kunci kesehatan secara medis dan agama sejatinya sama. Makan dan tidur. Selama dua hal itu bisa kita lakukan dengan sempurna, maka pasti kita akan baik-baik saja. 

Inggris Siap Full Normal, Indonesia Bisa Menyusul

Sumber Utama : https://seword.com/umum/inggris-siap-full-normal-indonesia-bisa-menyusul-Ddr30TrAwX

Parpol Tukang Nyinyir Harusnya Contoh Nasdem dan PSI Yang Ikut Bantu Pemerintah

Sebenarnya penanganan pandemi ini tidak akan terlalu kisruh kalau semua pihak menahan diri. Simpel tapi tidak mudah, bahkan sulit. Semua pihak bisa saja melepas ego untuk sementara, bersatu untuk sementara sampai pandemi ini selesai atau setidaknya krisis akibat pandemi ini bisa reda.

Tapi kenyataan yang kita lihat adalah sebaliknya. Ada kesan berantakan, chaos dan upaya provokasi. Kepala daerah ada yang bandel dan ingin cari panggung sendiri. Pusat menginstruksikan A, mereka jalan sendiri dan membuat kebijakan B. Oposisi yang kebelet selalu membuat narasi miring dan menebar pesimisme. Mereka hanya memperkeruh situasi, membuat isu menjadi makin liar dan meresahkan. Para kadrun membuat hoax dan narasi meresahkan bernuansa SARA agar terjadi gesekan dan kerusuhan. Para barisan sakit hati juga terus melontarkan hasutan terselubung agar pemerintah menyerah dan mundur. Bahkan ada media juga yang membuat opini liar seperti ini. Belum lagi pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dari pandemi ini seolah berharap pandemi ini berlangsung sampai kiamat.

Dengan kondisi seperti ini, pemerintah yang memberi satu komando satu arah, menjadi sulit eksekusinya karena masing-masing pihak jalan sendiri-sendiri ke arah yang berbeda. Tarlalu banyak yang berselancar di atas ombak pandemi demi berbagai kepentingan. Terlalu banyak nafsu-nafsu politik yang membuat pandemi ini terkesan sangat mengerikan dan mengkhawatirkan.

Kali ini saya bicara soal partai politik. Ada belasan partai di negara ini. Ada yang pro dan ada yang oposisi. Yang oposisi ini, saya lihat, kerjanya hanya merepet kayak emak-emak. Bukannya diam, malah menebar pesimisme dan menggiring opini busuk.

Salah satu kata bijak Dalai Lama adalah, "Tujuan utama kita dalam hidup ini adalah membantu orang lain. Dan jika Anda tidak dapat membantu mereka, setidaknya jangan menyakiti mereka."

Oposisi kebalikannya. Mereka tidak banyak atau bahkan tidak membantu pemerintah pusat, malah membuat repot dan kisruh karena ucapan dan manuvernya. Mereka hanya mencari keuntungan sendiri di balik masalah yang terjadi. Tak ada niat untuk membantu.

Partai NasDem meminjamkan 20 ambulans dan mobil jenazah untuk membantu mobilitas penanganan Covid-19 di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Rincinanya, 10 unit ambulans dipinjamkan ke RSUD di DKI Jakarta dan 10 armada lainnya siaga di Posko Satgas Covid-19 yang berada di lima wilayah DKI Jakarta.

Peminjaman ambulans dan mobil jenazah ini termasuk dalam rangkaian program "Vaksinasi NasDem Peduli" di lima wilayah di DKI Jakarta yang berlangsung sejak 5 Juli hingga 29 Agustus 2021

Partai lainnya PSI juga ikut membantu. Selama PPKM Darurat Jawa-Bali yang berlangsung dari tanggal 3-20 Juli 2021, PSI ikut membantu mencegah persebaran Covid-19, sekaligus membantu masyarakat yang terdampak di Jawa Tengah.

Bekerja sama dengan DPD Kudus, Surakarta, dan Kota Semarang, DPW PSI Jateng terjun langsung ke masyarakat dengan membagikan nasi bungkus kepada warga kurang mampu. “Setiap hari, sampai 20 Juli 2021, kami membagikan 100 bungkus makanan siap saji yang dibagikan bergantian ke daerah. Diharapkan bantuan ini mampu sedikit meringankan beban saudara-saudara yang mengalami kesulitan dan berada dalam keterbatasan,” kata Ketua DPW PSI Jateng, M Farchan.

Saya pikir, kalau semua partai politik, termasuk oposisi tukang nyinyir ikut membantu seperti ini, rasanya beban akan lebih ringan, pandemi lebih cepat diatasi, badai lebih cepat berlalu, setidaknya narasi busuk berkurang drastis yang berefek pada berkurangnya panas suhu politik yang berpotensi menciptakan keributan.

Ada banyak yang bisa dilakukan. Entah itu membantu ambulans, oksigen, obat-obatan, fasilitas rumah sakit, bantuan kepada masyarakat terdampak, sosialisasi terkait Covid-19 dan vaksinasi, seruan agar masyarakat patuh pada anjuran pemerintah, menghalau provokasi, menawarkan bantuan kepada pemerintah. Semua partai bergerak dari jajaran pusat hingga cabang-cabang di tempat kecil. Bayangkan efeknya seperti apa.

Prinsip gotong royong seperti inilah yang harusnya digencarkan. Bukan terus nyinyir tanpa solusi demi mencari muka di depan publik. Menggosok isu agar makin panas, lalu dengan senyum licik menusuk pemerintah dari belakang, sambil menghasut agar pemerintah menyerah dan mundur.

Bagaimana menurut Anda?

Parpol Tukang Nyinyir Harusnya Contoh Nasdem dan PSI Yang Ikut Bantu Pemerintah

Sumber Utama : https://seword.com/politik/parpol-tukang-nyinyir-harusnya-contoh-nasdem-dan-fT39RaBZ1t

Re-post by Migo Berita / Sabtu/10072021/14.59Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya