» » » 2024 saatnya Ideologi PANCASILA VS KHILAFAH versi ormas TErlarang HTI dan FPI (KadRun)

2024 saatnya Ideologi PANCASILA VS KHILAFAH versi ormas TErlarang HTI dan FPI (KadRun)

Penulis By on Jumat, 06 Mei 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
2024 saatnya Ideologi PANCASILA VS KHILAFAH versi ormas TErlarang HTI dan FPI (KadRun cs). Mengapa sih perlu mengulang dan mengulang tentang Cerita ini diberbagai tulisan, karena kita tahu bersama Ideologi Khilafah versi mereka hanya membuat pendukungnya malah MENCORENG Agama yang dianutnya, karena tahun 2024 adalah PESTA DEMOKRASI terbesar di Indonesia yang akan di ikuti oleh banyak Anak Muda di INDONESIA, maka merekapun harus tahu, bagaimana pola mereka dalam berpolitik yang hanya menjadikan Agama sebagai TAMENG dari Aksi mereka, dan ini berkesesuaian dengan istilah TAKFIRI (orang yang suka mengkafirkan orang lain dengan JARGON, orang lain pasti SALAH dan hanya dia dan kelompoknya saja yang paling BENAR, sehingga hukumannyapun bisa dipastikan hingga menghukumi orang lain yang salah dengan kalimat HALAL DARAH nya, Horor bukan ??!!! Pilih orang yang RAMAH TAMAH , TEGAS hadapi Kaum Radikal berbaju Agama, selalu Hadir dan Mau MEMBELA dan Bekerja untuk rakyat INDONESIA bukan untuk kelompok dan golongannya saja. 

Satpol PP Siap Bongkar Paksa, Warga Batuah Ditempo 9 Mei Kembalikan Lahan Pasar

TINGGAL menghitung hari, warga Kampung Batuah yang bermukim di sekitar Pasar Batuah, Jalan Manggis dan Veteran ditempo segera menyerahkan aset tanah ke Pemkot Banjarmasin.

HAL ini merujuk surat pemberitahuan yang diteken Sekda Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman kepada warga Kampung Batuah bernomor 800/369.Sekr.02/DPP/IV/2022, tertanggal 26 April 2022.

Dalam surat itu, Sekda Banjarmasin meminta agar warga Kampung Batuah segera membongkar sendiri bangunan atau nanti dibongkar paksa oleh pemerintah kota paling lambat pada Senin (9/4/2022) nanti.

“Memang benar surat pemberitahuan yang ditujukan kepada warga yang bermukim di kawasan Pasar Batuah telah dikeluarkan pemerintah kota,” ucap Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar kepada jejakrekam.com, Jumat (6/5/2022).

BACA : Diancam Digusur Pada 9 Mei 2022, Warga Batuah Gugat Walikota Ibnu Sina Ke PTUN Banjarmasin

Menurut dia, deadline paling lambat pada Senin (9/5/2022), warga Kampung Batuah segera menyerahkan aset berupa lahan milik Pemkot Banjarmasin itu sudah diberitahukan secara resmi.

“Surat pemberitahuan ini sifatnya hanya imbauan atau pemberitahuan agar warga yang menempati lahan di kawasan Pasar Batuah segera mengembalikan aset berupa lahan,” tegas Tezar, sapaan akrab pejabat muda Balai Kota Banjarmasin ini.

Untuk diketahui, lahan Pasar Batuah di Jalan Manggis itu berdasar klaim Pemkot Banjarmasin merupakan milik negara dengan alas dasar Sertifikat Hak Pakai Nomor 98 Tahun 1995, diterbitkan berdasar Surat Keputusan (SK) Kepala Kantor Wilayah Pertanahan Provinsi Kalsel tanggal 6 Juli 1995 Nomor 153/1696/P-2/BN/BPN dengan luasan total 7.320 m2.

BACA JUGA: Jawab Keberatan LBH Ansor, Pemkot Banjarmasin Buka Ruang Dialog dengan Warga Kampung Batuah

“Setelah surat pemberitahaun ini, sesuai arahan pimpinan usai tanggal 9 Mei 2022 nanti akan segera dilimpahkan ke Satpol PP Kota Banjarmasin. Nantinya akan dikeluarkan surat peringatan (SP) 1, 2 hingga 3. Nah, soal eksekusi atau pembongkaran rumah warga Kampung Batuah menjadi kewenangan Satpol PP,” tegas Tezar.

Dia tak menepis jika lahan itu akan dikosong untuk memuluskan program pembantuan revitalisasi Pasar Batuah yang dibantu Kementerian Perdagangan senilai Rp 3,5 miliar. Apalagi, rencana bangunan baru Pasar Batuah sudah disosialisasikan kepada para warga yang bermukim di kawasan itu.

BACA JUGA : Golkan Rencana Revitalisasi Pasar Batuah, Walikota Ibnu Sina yang dulu Kader PKS dan sekarang jadi Petinggi DEMOKRAT versi AHY SBY akan Lobi Irjen Kemendag

Terpisah, Kepala Satpol PP Kota Banjarmasin Ahmad Muzaiyin mengakui belum menerima secara resmi pelimpahan dari Dispedagin, terkait dengan rencana pembongkaran paksa pemukiman warga Batuah.

“Jika nantinya sudah ada pelimpahan secara resmi, maka kami akan siap melaksanakan pembongkaran paksa. Jadi, saat ini, kami masih menunggu prosesnya,” tegas mantan Camat Banjarmasin Timur ini.

Bongkar Paksa
Spanduk penolakan penggusuran yang dipasang warga Kampung Batuah yang kena proyek revitalisasi Pasar Batuah.

Sumber Utama : https://jejakrekam.com/2022/05/06/satpol-pp-siap-bongkar-paksa-warga-batuah-ditempo-9-mei-kembalikan-lahan-pasar/

Makna Lebaran 2022 Bagi Karir Politik Prabowo Subianto

Suasana Lebaran masih terasa, jalan-jalan masih ramai oleh warga yang akan silaturahmi, ke tempat wisata maupun yang melakukan mudik balik. Lebaran tahun ini terasa lebih spesial, lebih ramai karena pemerintah akhirnya mengijinkan masyarakat untuk mudik ke kampung halamannya masing-masing setelah 2 kali lebaran dilarang mudik.

Pihak kepolisian pun cukup kewalahan karena arus lalu lintas yang selalu padat dari kedua arah. Cukup unik, biasanya tahun 2019 arus lalu lintas hanya ramai dari satu arah saja. Arah kota ke desa pada musim mudik, dan dari rah desa ke kota jika musim mudik balik.

Menjelang tahun politik 2024, partai politik dan elit politik selalu memanfaatkan situasi demi kepentingan politik. Seperti yang dilakukan oleh salah satu kandidat kuat Calon Presiden 2024 Prabowo Subianto.

Hasil dari beberapa lembaga survey menyebutkan jika Prabowo merupakan kandidat paling kuat jadi Capres diikuti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Momen Lebaran ini dimanfaatkan oleh Prabowo untuk melakukan safari politik ke berbagai tempat, tokoh kuat negeri ini.

Senin tanggal 2 Mei 2022, setelah Salat Ied di Hambalang Bogor, Prabowo langsung terbang ke Yogyakarta bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi. Prabowo didampingi oleh putranya dan Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara serta putra bungsu Kaesang Pangarep.

Setelah menemui Presiden Jokowi, Prabowo langsung ke Jakarta bertemu dengan Megawati Sukarno Putri. Pertemuan ini tentu saja bukan hanya silaturahmi lebaran biasa tapi ada pertemuan politiknya.

Setelah dari Megawati, Prabowo langsung terbang menuju Surabaya dan dikabarkan bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Silaturahmi politik yang menggetarkan perpolitikan tanah air.

Prabowo di hari lebaran menemui tiga tokoh utama negeri ini, Jokowi, Megawati dan Khofifah. Pertemuan ini mempunyai makna yang begitu dalam dalam proses pencapresan Prabowo di tahun 2024.

Menemui Jokowi, Prabowo menginginkan restu dari Presiden. Walaupun Jokowi bukan ketua partai politik, masa jabatannya sebagai Presiden akan segera habis, tapi kekuatan politik Jokowi masih sangat besar.

Jika Jokowi melakukan kunjungan ke mana saja, seluruh wilayah di Indonesia masyarakat selalu menyambut dengan antusias bahkan histeris. Mereka tumpah ruah ke wilayah atau daerah yang katanya akan dikunjungi Presiden. Melihat langsung Presiden walaupun dari jauh sudah merupakan kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Apalagi bisa bertemu langsung dari dekat dan memperoleh bingkisan, sungguh luar biasa.

Para pendukung Jokowi di berbagai daerah tetap eksis dan cukup besar. Mereka menyatakan kesetiaanya kepada Jokowi. Kemanapun arah dukungan Jokowi komunitas pendukung akan setia, patuh dan taat.

Potensi suara yang besar dari Jokowi, tentu saja disadari oleh para kandidat Capres. Nah Prabowo lebih diuntungkan lebih dekat dengan Jokowi karena posisinya sebagai Menteri Pertahanan. Prabowo lebih mudah berkomunikasi bahkan berbicara langsung dengan Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan. Kebersamaan Prabowo dan Jokowi sendiri menjadi citra positif bagi Prabowo. Masyarakat akan menilai jika Prabowo mempunyai visi misi yang relatif sama dengan Jokowi. Ini bisa jadi nilai plus bagi masyarakat yang cenderung menyukai karakter Presiden Jokowi.

Kunjungan Prabowo kepada Megawati lebih menguatkan restu dari Jokowi. Karena Jokowi merupakan kander dari PDI Perjuangan. Selain itu bisa dikatakan sebagai penjajagan politik berupa kemungkinan jadi mitra koalisi.

Prabowo maju sebagai Capres 2024 membutuhkan Cawapres. Nah dengan berkunjungnya Prabowo ke Megawati seolah ingin menawarkan posisi Cawapres dari PDI Perjuangan. Tentu saja tawaran ini jika memang terjadi akan alot. Karena PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu belum tentu mau hanya diberi posisi Cawapres.

Sedangkan kunjungan ke Jawa Timur tepatnya ke Khofifah Indar Prawansa, mungkin sebagai alternatif. Jika koalisi dengan PDI Perjuangan mentok tidak bisa terwujud, maka Prabowo akan mengajak Khofifah untuk jadi Cawapresnya.

Menurut beberapa lembaga survey, siapapun yang memenangkan suara di Jawa Timur, kemungkinan besar dia akan jadi juara di Pemilihan Presiden nanti. Sosok Gubernur Jatim yaitu Khofifah bisa menjadi simbol suara dari warga masyarakat Jawa Timur.

Jika saja duet Prabowo Subianto-Khofifah Indar bisa terwujud, maka akan menjadi pasangan yang kuat. Tapi apakah duet maut ini benar-benar akan terjadi? Kita nantikan saja kelanjutannya.

Makna Lebaran 2022 Bagi Karir Politik Prabowo Subianto

Sumber Utama : https://seword.com/politik/makna-lebaran-2022-bagi-karir-politik-prabowo-9Fjwv0nGSk

Rekayasa Jalan Tol, Event Tahunan atau Peringatan?

Setelah dua tahun aktifitas mudik dibatasi, tahun ini hampir semua orang melakukan perjalanan dari kota ke desa, tanah kelahiran mereka.

Dan seperti yang kita lihat, jalan tol yang sebelumnya cukup lengang, sekarang sampai harus dibuat satu arah untuk mengakomodir ratusan ribu kendaraan yang melintas sepanjang libur lebaran.

Awalnya saya pikir jalan tol yang dibangun pemerintahan Jokowi sudah sangat siap untuk menyambut pemudik.

Kita juga berkeyakinan, atau mungkin terlalu percaya diri, bahwa peristiwa seperti brexit pada tahun 2016 lalu tidak akan terjadi.

Syukur Alhamdulillah memang tak ada peristiwa seperti brexit, yang sampai lumpuh total dan mengakibatkan kendaraan terjebak hingga 20 jam.

Tapi, ternyata juga tidak seindah bayangan kita. Yang bisa lancar mudik bebas hambatan.

Banyak kendaraan terjebak dan harus lebaran di jalan tol. Rekayasa satu arah yang biasanya diterapkan di jalan-jalan kecil, juga harus diterapkan di jalan tol. Macet hingga beberapa kilometer juga terjadi di beberapa titik.

Beruntung Polri cukup sigap dan responsif. Sehingga meskipun terjadi kemacetan, sampai hari ini setidaknya, kasusnya tidak separah tragedi brexit 2016 silam.

Meski memang di sisi lain, keputusan menutup jalan atau satu arah itu terlihat kurang adil. Karena selalu memprioritaskan akses ke dan dari Jakarta.

Misalnya, ketika arus mudik, maka arus kendaraan yang menuju Jakarta relatif lebih sedikit. Sebaliknya, kendaraan yang mau keluar dari Jakarta sangat padat. Sehingga dilakukan rekayasa lalu lintas. Jalur yang sepi ditutup sementara, agar para pemudik bisa lebih cepat keluar dari Jakarta.

Sebaliknya ketika arus balik, jalur menuju Jakarta jauh lebih banyak. Sehingga kembali dilakukan rekayasa lalu lintas.

Sekilas ini memunculkan satu pertanyaan, kenapa untuk mereka yang sama-sama bayar tiket jalan tol sesuai tempatnya, tapi tidak diperlakukan sama?

Jawaban sederhananya, karena adil bukan berarti harus sama.

Rekayasa lalu lintas semacam itu memang harus dilakukan untuk menghindari kemacetan lebih buruk.

Kemaren saya melintas di jalan tol Semarang Surabaya. Dan memang terlihat jelas untuk jalan arah ke Jakarta, terlihat sangat-sangat padat. Dalam perkiraan saya, sekitar 7 km kendaraan berbaris sangat dekat di jalan tol trans Jawa. Sebuah pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, sekalipun misal ada kecelakaan atau perbaikan bahu jalan, kepadatan kendaraannya tidak sepanjang masa-masa mudik kemarin.

Di jalan tol Semarang Surabaya yang biasanya lengang, jarang ada mobil, kemaren juga saya alami cukup padat. Ya meskipun mobil masih tetap bisa melaju sekitar 100 km per jam, tapi beberapa kali tetap perlu injak rem karena mobil di depan mengurangi lajunya. Entah karena ada gundukan sambungan jembatan, atau ada ke kendaraan pindah jalur.

Padahal ini arus terbalik. Saat banyak orang menuju Jakarta, saya malah menuju Surabaya. Dalam perhitungan saya, mestinya jalur yang saya ambil ini akan sama seperti hari biasa. Rupanya ngga, tetap banyak kendaraan menuju Solo, Jogja, Jombang, Mojokerto dan Surabaya.

Rest area yang biasanya kita bisa parkir di banyak pilihan tempat, kemaren saya lihat semua penuh. Bahkan beberapa rest area ditutup oleh polisi karena parkiran sudah melebihi dari batas normal.

Cafe tenda yang biasa jualan aneka jenis makanan, juga banyak yang kehabisan stok. Apalagi air putih, di beberapa tempat juga kehabisan. Adanya teh dan sejenisnya.

Sepanjang jalan kemaren saya merenung. Apakah ini hanya akan terjadi di mudik lebaran? Atau ini adalah gambaran pertumbuhan jumlah kendaraan yang sangat signifikan? Sejalan dengan makin makmur dan sejahtera nya masyarakat kita?

Karena hari ini, mobil bukan lagi barang mewah. Mobil jadi seperti motor, hampir semua orang sudah punya. Yang beda hanya jenis dan harganya. Tapi selebihnya, sama-sama mobil roda empat yang bisa muat banyak dan nyaman untuk perjalanan jauh.

Kalau ini hanya sebatas event tahunan, kita mungkin tak perlu khawatir. Dua minggu saja kita mengalami kepadatan, selebihnya lengang.

Tapi kalau ini adalah gambaran masa depan dan pertumbuhan kendaraan? Maka kita perlu bersiap untuk membangun lebih banyak jalur tol. Menyiapkan lebih banyak pintu keluar dan jalur penghubung utara dan selatan.

Karena kalau ini tidak disiapkan, maka ke depan, pulau Jawa akan jadi seperti Jakarta. Macet di mana-mana, Sementara jalan baru akan dilebarkan setelahnya.

Rekayasa Jalan Tol, Event Tahunan atau Peringatan?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/rekayasa-jalan-tol-event-tahunan-atau-peringatan-VQKvC2yUD2

Di Hari Ulang Tahunnya, Anies Dibanggakan Pendukungnya Karena Keturunan Bukan Kinerja

Sekedar info nih maszeh, hari ini 7 Mei 2022, Gubernur seiman Anies Baswedan Ulang Tahun yang ke 53 tahun lho. Usia yang cukup matang kan untuk menjadi seorang Presiden, hehehe.

Para relawan dan pendukung setia Anies di media sosial khususnya twitter pun beramai-ramai mengucapkan selamat ulang tahun kepada kunjungan mereka, tak ketinggalan fans Anies garis keras, Geisz Chalifah.

Ucapan selamat ulang tahun mereka pun khas kaum yang mengagung-agungkan budaya Arab. Bagi mereka mengucapkan selamat ulang tahun itu dilarang. Yang boleh diucapkan adalah barakallah fi umrik dan selamat milad. Kental banget nuansa padang pasirnya.

Selain ucapan selamat, para pemuja Anies juga menuliskan kata-kata penyemangat seperti tetap istiqomah berjuang, atau teruskan kinerja, atau lanjutkan prestasi yang kesemuanya ditujukan seolah-olah Anies adalah pemimpin yang paling istiqomah, paling berprestasi dan paling sempurna kinerjanya, tanpa cacat dan celah.

Lalu di hari yang paling bahagia bagi mereka ini, para pemuja mulai memainkan politik identitas. Mereka mulai mengulik silsilah Anies yang merupakan cucu dari Pahlawan Nasional, Abdurrahman Rasyid (AR) Baswedan. Salah satunya seperti terlihat pada cuitan milik akun @Mdy_Asmara 1701.

Akun bernama Maudy Asmara ini menuliskan "Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Abdurrahman Rasyid Baswedan atau AR Baswedan, Kamis, 8 November 2018. AR Baswedan adalah kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

MasyaAllah 🙏😊". Sembari menyematkan link berita yang saya sertakan di bawah artikel ini.

Mirip sekali dengan cara yang dilakukan pendukung AHY saat menyebutkan ia adalah keturunan Raja Majapahit sekaligus keturunan Rasulullah, hehehe.

Anies Baswedan mengatakan kakeknya semasa hidup pernah menjadi wartawan dan Menteri Muda Penerangan pada 1947. Selain itu, AR Baswedan memiliki peran yang cukup penting terhadap kemerdekaan Indonesia.

Anies bercerita, kakeknya pernah mengemban misi diplomatik ke Mesir untuk mendapatkan pengakuan de jure dan de facto atas kemerdekaan Indonesia. Atas peran kakeknya itu, Mesir menjadi negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Menurut Anies, usulan pemberian gelar terhadap AR Baswedan sudah diajukan sejak 2010 oleh Yayasan Nasional Building yang dipimpin oleh Edi Lembong. Bersama AR Baswedan, ada delapan nama lainnya yang akan mendapat gelar pahlawan nasional.

AR Baswedan juga merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang bersidang di gedung Pancasila, dan jadwal pidato dia berbarengan dengan Ir. Soekarno.

Lalu apa sih tujuan pemujanya mengedepankan silsilah dan garis keturunan?

Jelas, karena Anies dan AHY sama-sama nggak punya prestasi dan kinerja yang bisa dibanggakan. Maka di kedepankan lah garis keturunan untuk menutupi itu. Apalagi mereka sadar bahwa pendukungnya sebagian besar adalah kaum otak separuh yang silau dengan gelar dan keturunan, apalagi yang berbau kearab-araban.

Sesuatu yang berbau kearab-araban pasti akan disangkut pautkan dengan agama terutama islam. Jadi Arab sama dengan islam, benci Arab sama dengan benci Islam dan wajib diperangi. Itulah kedunguan yang sengaja mereka pertontonkan di muka publik.

Padahal Anies sendiri, kadangkala mengaku orang Jawa karena kakeknya pernah tinggal di Yogyakarta, kadang mengaku orang Cirebon. Hahaha.

Disaat pemujanya mengagung-agungkan Anies sebagai keturunan Pahlawan Nasional, disaat yang sama penduduk DKI Jakarta merasakan mirisnya kepemimpinan Anies Baswedan yang gagal memenuhi janji kampanyenya.

Bagaimana program rumah DP 0 yang ditargetkan 232.214 unit pada awal kampanye? Empat tahun kemudian target dipangkas jadi 10.000 unit. Realisasinya, baru terbangun 780 unit. Jauh banget. Itupun syaratnya nggak semudah bacotnya Anies.

Lalu program OK-OCE, One Kecamatan One for Center Enterpreneurship. Ditargetkan akan menciptakan 200 ribu wirausaha baru dengan Pemprov DKI yang akan mencarikan pembelinya. Pada kenyataannya? Kita bisa lihat sendiri bagaimana warga DKI yang justru menagih janji kampanye yang belum terealisasi.

Penangan banjir, penggusuran, udara dan air bersih, reklamasi, adalah program kampanye yang sampai hari ini masih ditagih terus oleh warga DKI. Bukti bahwa Anies belum memenuhinya, padahal masa jabatannya akan berakhir pada Oktober mendatang.

Anies justru membanggakan JIS sebagai mahakarya warga DKI, sementara pemujanya membanggakan Anies sebagai keturunan Pahlawan Nasional.

Dirgahayu yang ke 53 buat Anies Baswedan.

Di Hari Ulang Tahunnya, Anies Dibanggakan Pendukungnya Karena Keturunan Bukan Kinerja

Sumber Utama : https://seword.com/politik/di-hari-ulang-tahunnya-anies-dibanggakan-SgXGJbodDf

Mudik Jadi Bukti, Rakyat Indonesia Nggak Lagi Susah

Setelah dua tahun adanya larangan mudik sejak pandemi Covid19, tahun ini pemerintah mengizinkan warganya untuk mudik ke kampung halaman masing-masing. Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan. Herd immunity adalah alasan dibalik itu semua. Betapa tidak, kesuksesan program vaksinasi gratis oleh pemerintah, yang melibatkan pihak TNI dan Polri berdampak luar biasa.

Data Satgas Covid-19 sampai dengan bulan Maret 2022 menunjukkan, makin banyak masyarakat yang divaksinasi. Sebanyak 195.366.825 orang di Indonesia yang sudah divaksinasi dosis 1.

Sementara penerima vaksinasi ke 2 telah mencapai angka 156.336.412 dan penerima vaksin booster (penguat) mencapai 18.155.763. Sedangkan pemerintah mentargetkan sasaran vaksinasi secara nasional mencapai 208.265.720 jiwa. Dengan demikian herd immunity warga Indonesia saat ini telah mencapai 71 persen.

Dibolehkannya mudik tahun ini mendapat sambutan yang luar biasa antusias oleh masyarakat. Betapa tidak, mereka yang telah menahan rindu untuk pulang kampung akhirnya dapat berkumpul bersama keluarga untuk silaturahim.

Bahkan mudik tahun ini menjadi mudik dengan tingkat kemacetan terparah dalam sejarah Indonesia. Kementrian Perhubungan mencatat terjadi lonjakan sebesar 40 persen dibanding mudik tahun 2019 lalu. Ada sekitar 85 juta warga yang mudik ke kampung halamannya.

Laporan arus mudik yang ditampilkan di beberapa media, mulai dari bandara, stasiun kereta api, pelabuhan hingga jalan tol menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi perputaran uang yang signifikan pasca dihantam badai pandemi. Para pekerja dari wilayah perkotaan membawa uang mereka ke kampung halaman dan disanalah terjadinya perputaran uang itu.

Bukan hanya itu saja, belanja kebutuhan lebaran mulai pakaian dan makanan, lalu selama di perjalanan, para pemudik juga membelanjakan uang mereka untuk membeli oleh-oleh atau mampir di warung untuk sekedar melepas lelah. Semakin menunjukkan peningkatan transaksi keuangan yang menjadi modal pemulihan ekonomi nasional.

Kalangan dunia usaha memperkirakan perputaran uang selama libur Lebaran 2022 atau Idulfitri 1443 H tahun ini mencapai Rp 28 triliun hingga Rp 42 triliun, dan diharapkan akan menggerakkan perekonomian daerah dan meningkatkan produktivitas berbagai sektor usaha.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (1/5/2022), mengatakan angka tersebut dihitung berdasarkan asumsi jumlah pemudik mencapai 85 juta orang dengan rata-rata tiga anggota keluarga.

"Dengan asumsi jika jumlah yang mudik sekitar 85 juta orang dan rata rata per keluarga tiga orang, maka jumlah yang mudik lebih kurang 28 juta keluarga. Jika rata-rata per keluarga membawa minimal Rp1 juta saja maka uang yang mengalir ke daerah paling sedikit Rp 28 triliun, jika membawa rata-rata Rp 1,5 juta/keluarga maka potensi perputaran di kisaran Rp 42 triliun," terangnya dikutip dari beritasatu.com.

Sarman menyebut angka tersebut adalah angka minimal mengingat sebagian besar keuangan masyarakat masih belum pulih.

"Uang yang mengalir ke daerah mudik tersebut sekitar 25% dari uang tunai yang disiapkan Bank Indonesia untuk kebutuhan selama Idul Fitri 2022 sebesar Rp 175,2 triliun yang meningkat 13,42% dari periode yang sama tahun 2021," katanya.

Ada pun uang tersebut sekitar 58% mengalir paling banyak di Pulau Jawa antara lain ke Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jabodetabek dan Banten. Kemudian ke wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Bali, NTB, Maluku/Papua.

Dengan demikian, semakin membuktikan bahwa rakyat Indonesia dalam keadaan baik-baik saja secara ekonomi. Rakyat sedang tidak susah. Lalu kemana mereka yang selama ini teriak-teriak rakyat sedang susah? Mana?!

Mana teriakan mereka yang bilang rakyat tidak butuh infrastruktur? Rakyat nggak makan aspal? Buktinya dengan infrastruktur yang memadai seperti sekarang ini, pembangunan yang cukup merata di penjuru nusantara, semakin memudahkan warga untuk mengakses lokasi yang dituju.

Para kadrun yang selama ini teriak-teriak, toh merasakan juga manfaatnya. Mudik lewat jalan tol juga, naik pesawat lewat bandara juga. Makan tuh aspal!

Lalu Raden Habib AHY yang dalam setiap kampanye selalu menggiring opini bahwa rakyat susah karena ketidakadilan, Demokrat siap mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Hahaha, ngimpi! Bokap lu selama 10 tahun memimpin ngapain aja? Diem-diem bae dengan jargon zero enemy.

Oh iya, sibuk bikin album musik ya.

Mudik Jadi Bukti, Rakyat Indonesia Nggak Lagi Susah

Sumber Utama : https://seword.com/umum/mudik-jadi-bukti-rakyat-indonesia-nggak-lagi-iuyZDte7DB

Berlabuhnya Kapal Besar Pendukung Jokowi 2024

Pada bulan September 2023 yang akan datang partai-partai sudah harus menentukan, mengumumkan dan mendaftarkan ke KPU para pasangan Capres dan Cawapres mereka untuk berlaga di Februari 2024.

Dengan ambang batas 20% maka tak menutup kemungkinan akan terjadi 2 bahkan 3 pasangan Capres dan Cawapres. Apakah PDIP dan Gerindra akan menjadi leader? Dan masing-masing memiliki jagoannya?

Atau akan muncul poros tengah yang barangkali digawangi Golkar sebagai leadernya? Apapun prediksinya yang pasti pilpres 2024 nampaknya akan seru melebihi pilpres 2019.

Jika yang terjadi nanti akan ada 3 pasangan dari hasil koalisi antar partai, maka konsekuensinya berpotensi biaya Pemilu akan membengkak 2 kali lipat jika tidak ada pasangan yang berhasil mendominasi 50 persen plus satu.

Dan tak hanya itu, dampaknya masyarakat akan terkuras pikirannya sebab media saban hari sudah barang tentu menyajikan berita yang isinya soal copras capres dan juga dikehidupan nyata mereka sehari-hari.

Sejauh ini dari figure-figure yang muncul ada nama-nama yang paling mendominasi tingkat keterpilihan responden antara lain Prabowo, Ganjar dan Anies disusul kemudian nama-nama yang lainnya yang relatif memiliki tingkat keterpilihan di tengah-tengah.

Tapi yang menarik dari dominasi ketiga nama di atas, yang paling sering saling serang justru para pendukung Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Sedang yang lain relatif landai meskipun tetap ada riak.

Dan yang lebih unik lagi pendukung Ganjar dan Puan juga kerap terlihat saling sindir. Hal ini dapat dimaklumi mengingat Puan Maharani tercatat beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang terkesan menyerang Ganjar Pranowo. Ini memang terlihat absurd. Jika dipikir secara nalar dan logika Ganjar muncul kepermukaan sebagai jawaban atas keberhasilan kaderisasi PDIP. Akan tetapi setelah terlihat justru mendapat serangan dari internal partainya sendiri.

Apa yang dilakukan Puan Maharani tentu tidak akan diketemukan pada elit partai ke sosok di dalam partainya sendiri. Terlepas apakah Puan merasa tersaingi dengan kehadiran Ganjar yang acap mendominasi survei atau bukan tapi yang pasti, teka-teki Puan-Ganjar ditubuh PDIP akan menjadi cerita tersendiri. Sampai akhirnya terjawab oleh waktu nanti.

Nah, yang menjadi pertanyaan kemana nih kira-kira kapal besar Jokowi berlabuh? Dan apakah pilihan Jokowi masih bertuah di pilpres 2024?

Sebuah pertanyaan yang mungkin juga menari-nari di benak Anda. Jokowi sejauh ini mau diakui atau tidak adalah salah satu pemimpin yang terbilang sukses meletakkan pondasi dasar menuju Indonesia yang lebih baik. Dan akan jauh lebih dahsyat lagi jika penggantinya mau meneruskan program-programnya yang telah dibuat.

Jika salah memilih pemimpin maka hanya sia-sia belaka. Kemungkinan pemimpin terpilih akan sibuk membuat legacy baru yang hanya menghabiskan waktu.

Maka dengan demikian jawabannya sudah jelas. Dari sekian banyak figure yang muncul siapa kira-kira yang pantas, mampu membaca dan menjalankannya? Apakah Anies, Prabowo, Ganjar, Puan atau tokoh yang lainnya?

Prabowo oleh Jokowi sudah diberi kesempatan menjadi menteri. Soal prestasi bisa kita nilai. Anies Baswedan juga sama pernah jadi menteri meski dipecat. Lalu menjadi gubernur DKI Jakarta yang hasilnya biasa saja tak ada prestasi fenomenal. Sedang Ganjar juga demikian sudah menjadi gubernur hingga 2 kali periode. Soal prestasi juga biasa saja tak ada yang fenomenal. Baik Anies dan Ganjar sebagai gubernur terbilang stagnan. Malah kesannya banyak heboh di sosial media.

Jika ditanya apakah suara Jokowi masih bertuah di 2024 nanti tentu jawabannya masih. Para pendukung Jokowi yang memilih bersabar sebelum Jokowi menentukan arah kapalnya sudah barang tentu tak sedikit. Mungkin mereka tak banyak bicara di sosial media cukup mengamati perkembangannya saja sebelum ada titah.

Bukti keberadaan pendukung Jokowi yang terbilang besar tapi senyap dapat dilihat berdasarkan survei. Ketika masyarakat dihadapkan pada pilihan jika nama Jokowi dimasukkan ke dalam pilihan ternyata namanya yang paling tinggi.

Ini membuktikan jika Jokowi memiliki bergaining power yang cukup kuat di 2024. Artinya apa yang dipilih Jokowi akan dapat mempengaruhi tingkat keterpilihan sosok Capres yang berlaga. Jadi bisa dikatakan Jokowi termasuk king maker di 2024 yang diperhitungkan. Para kandidat juga tokoh partai akan berebut simpati Jokowi.

Tentu saja yang memungkinkan berhasil menarik Jokowi adalah partai-partai yang masuk dalam jajaran pendukungnya selama ini dan juga Capres yang dirasa kompeten dan memiliki rekam jejak yang ciamik dan mampu menerima tongkat estafet Nawacita.

Jalan menuju September 2023 masih beberapa bulan lagi untuk menentukan penggantinya. Dan direntang waktu tersebut, kita akan diperlihatkan semiotik politik khas Jokowi, untuk menggambarkan kemana kapal besarnya akan dilabuhkan.

Demikian, salam

Berlabuhnya Kapal Besar Pendukung Jokowi 2024

Sumber Utama : https://seword.com/politik/berlabuhnya-kapal-besar-pendukung-jokowi-2024-bE3wt9TCy9

Pesan Anies ke Pendukungnya Rangkul Pendukung Jokowi dan Prabowo

Beredar sebuah pesan melalui dunia maya, yang mengaku dari pendukung Anies Baswedan. Dan kepada para pendukungnya Anies berpesan untuk merangkul para pendukung presiden Jokowi juga para pendukung Prabowo Subianto. Alasannya Jokowi sudah tidak maju lagi di 2024.

Jika benar pesan di atas maka ini sebuah isyarat jika Anies tentu tidak main-main akan mimpinya untuk menjadi presiden Indonesia setelah Jokowi. Dengan catatan jika ada partai yang mengusungnya.

Pertanyaannya tentu dengan cara apa para pendukung Anies Baswedan merangkul para pendukung Jokowi dan Prabowo? Barangkali bisa terjadi jika yang dirangkul 'mereka' yang mau mendukung berdasarkan kepentingan yaitu dengan imbalan janji ini dan itu jika Anies kelak menang. Tapi bagi mereka yang paham betul kemampuan Anies tentu tidak akan kepincut. Masa depan Indonesia tak mudah begitu saja dipertaruhkan.

Lagi pula untuk saat ini masih belum jelas. Apakah Anies Baswedan mendapat satu tiket untuk maju di pilpres 2024. Kecuali pada saat kongres partai NasDem di bulan Juni sosok Anies Baswedan ternyata dipilih oleh Surya Paloh.

Maka dengan demikian akan terjawab sudah. Meskipun konsekuensinya kemungkinan besar partai Nasdem di 2024 bakal ditinggalkan oleh sebagian besar konstituen yang berhaluan nasionalis dan sebagian besar simpatisan non muslim. Utamanya dari wilayah Indonesia timur.

Peta para pendukung Anies berdasarkan hasil survei diketahui adalah 'mereka' yang selama ini mengkritisi presiden Jokowi dengan segala narasinya yang jahat. Bahkan dengan kata lain 'mereka' yang benci presiden Jokowi. Jadi 'hil yang mustahal' para pendukung Jokowi akan mudah begitu saja berpaling ke Anies Baswedan.

Para pendukung Jokowi sebagian besar berangkat dari kumpulan besar masyarakat yang berpikir realistis untuk bangsa Indonesia. Yaitu sosok yang dapat membawa bangsa Indonesia jauh lebih baik.

Jika Jokowi rekam jejak kinerjanya terlihat nyata. Semisal Jokowi yang saat menjadi Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta dirasa memberikan dampak yang baik ke warga, tak hanya secara nasional tapi juga international. Bagi saya, sejauh ini dari sekian banyak tokoh yang muncul dalam survei belum ada satupun namanya yang dapat mengimbangi Jokowi dari sisi kinerjanya.

Jadi dikenal karena kinerjanya bukan karena pandai merangkai kata. Selain faktor-faktor yang lainnya. Seperti kesederhanaan Jokowi dan kedekatannya dengan rakyat kecil. Sehingga membuat orang 'menoleh' kepadanya.

Jadi secara umum watak pendukung Jokowi jauh lebih realistis dibandingkan pendukung Anies Baswedan yang tidak mau melihat fakta atas pencapaian Anies Baswedan selama ini di DKI Jakarta. Banyak janji-janji kampanye Anies Baswedan yang paling mendasar tak terlaksana.

DP 0 rupiah yang gagal total, malah jadi bancakan korupsi anak buah, penanganan banjir yang sifatnya hanya seremonial dan jalan ditempat, program unggulan kewirausahaan (OK-OCE) yang hasilnya juga tak jelas dan lainnya.

Barangkali satu yang dapat dilihat skala nasional dan media luar karena mobilisasi massa saat sholat Ied yaitu JIS. Tapi perlu dicatat itupun dikepemimpinan Jokowi-Ahok sudah disiapkan bumbu-bumbunya, semisal pembebasan lahan, proses pemindahan dan lainnya. Dan Anies tinggal melanjutkannya.

Pada dasarnya membangun benda mati jauh lebih mudah tinimbang membangun mental warganya. Tengok saja stadion international yang tak kalah keren di Deli Serdang yang habiskan anggaran 7 triliun. Padahal itu di sebuah kabupaten kecil. Jadi JIS sebetulnya bukan hal yang istimewa. Apalagi kalau dibandingkan apa yang sudah pernah Jokowi lakukan selama menjadi pemimpin daerah maupun republik ini.

Sehingga saya rasa sulit bagi Anies dan pendukungnya untuk merangkul para pendukung Jokowi. Apalagi Anies dikenal dekat dengan kelompok-kelompok pengasong agama. Brutalnya Pilkada DKI Jakarta 2017 akan menjadi memori yang tak lekang oleh jaman bagi mereka yang waras secara akal dan nurani manusia.

Sebagai bukti baru-baru ini di media sosial ada video yang cukup viral, memperlihatkan ada sekelompok artis (hijrah) yang acap dicap warganet sebagai (agen) pengusung khilafah, sedang berkumpul bersama Anies Baswedan di rumahnya. Memanfaatkan moment lebaran.

Narasi yang beredar selama ini mereka ini (para artis) yang konon memang sengaja direkrut untuk mempengaruhi masyarakat luas. Sebab mereka publik figure yang memiliki jutaan followers.

Lalu bagaimana dengan para pendukung Prabowo Subianto? Apakah pendukung Anies bisa merangkulnya? Saya rasa juga tak mudah. Kecuali Prabowo memilih Anies menjadi calon wakil presidennya.

Tapi kemungkinan kecil Prabowo lirik Anies. Pasalnya Prabowo sudah pasti belajar dari pengalaman pilpres 2014 dan 2019. Saat itu Prabowo didukung oleh para pendukung yang saat ini mendukung Anies Baswedan. Mereka yang tergabung ke dalam kelompok-kelompok besar ormas keagamaan yang berhaluan keras. Dan hasilnya nihil, keok hingga yang ke-2 kalinya lawan Jokowi.

Selain itu para pendukung Prabowo pada pilpres 2014 dan 2019 terutama kelompok PA 212, menyatakan kekecewaan yang dalam, semenjak Prabowo mau menjadi pembantu Jokowi masuk dalam jajaran kabinet. Mereka bahkan menyebut Prabowo Subianto seorang pengkhianat.

Demikian, salam

Pesan Anies ke Pendukungnya Rangkul Pendukung Jokowi dan Prabowo

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pesan-anies-ke-pendukungnya-rangkul-pendukung-iupSsswjsr

Bid’ah kan Baca Pancasila dan Tidak Perlu Cinta Tanah Air, Apakah Aparat Diam Saja ?

“No nation can achieve greatness unless it believes in something and unless that something has the moral dimensions to sustain a great civilization....” (John Gardner)

Untuk kesekian kalinya pemuka agama melecehkan Pancasila dan kecintaan pada tanah air. Beredar sebuah video lawas ceramah ustadz Sofyan Chalid Ruray viral di media sosial. Dalam ceramahnya, ustadz Sofyan Chalid Ruray menyebut Pancasila itu bid’ah.

Video ceramah Ustadz Sofyan Chalid Ruray itu diunggah oleh channel youtube GUDOK Lo-Mak, sebagaimana dilansir Terkini.id, pada Kamis, 5 Mei 2022. “Sama sekali nggak ada dalilnya. Dan bid’ah seperti ini mudah dikenali. Contohnya jamaah sekalian berdzikir kepada Allah dengan lafaz-lafaz yang diciptakan sendiri bukan dari Rasullullah SAW. Sama sekali lafaz-nya tidak ada dalil yang menunjukkan itu dzikir. Contohnya apa? Membaca Pancasila,” ujar Sofyan Chalid Ruray.

Selain Pancasila, Ustad satu ini pun menyebut hadits mencintai tanah air atau hubbul wathan minal iman sebagai hadits palsu. Oleh karenanya tidak ada kewajiban untuk mencintai tanah air, ujaran yang sama persis seperti disampaikan Ustadz jebolan ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Felix Siauw yang menyatakan mencintai tanah air tidak ada dalilnya. Benarkah demikian ?

Saya menemukan sebuah artikel apik dari Prof Dr Syihabuddin Qalyui, Lc, MA , yang ditulis di republika.co.id. Tulisan beliau berjudul, “Cinta Tanah Air, Sunnah Rasulullah Saw yang Utama.” Nah, dari judulnya pun sudah jelas, bertentangan secara diametral dengan ujaran dari Ustad Sofyan Chalid maupun Felix Siauw.

Guru besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengutip pendapat Syekh Mahmoud Ashour, mantan wakil Al-Azhar dan anggota Akademi Riset Islam Mesir menjelaskan tentang konsep al-wathan (tanah air) dalam ajaran Islam, yaitu sebidang tanah yang dihuni sekelompok orang yang menjadi tempat mata pencaharian mereka dan tempat tinggal tetap bagi keluarga dan keturunannya setelah mereka. Menjadi tugas mereka semua untuk membangun dan melindunginya.

Selanjutnya Syekh Mahmoud menjelaskan bahwa Rasulullah SAW telah memberi contoh yang luar biasa bagaimana mencintai tanah air, ketika hijrah dari Makkah Al-Mukarramah ke Al-Madinah Al-Munawwarah beliau berdiri di perbatasan kotaMakkah, lalu menatapnya dengan sedih lantas bersabda:

ما أطيبَكِ من بلدٍ وأحبَّكِ إليَّ، ولولا أنَّ قومي أخرجوني منكِ ما سَكَنتُ غيرَكِ

“Alangkah baiknya kau sebagai negeri (kota) dan betapa cintanya diriku terhadapmu. Seandainya kaumku tidak mengusirku darimu (Makkah), niscaya aku tidak akan tinggal di kota selainmu.” (HR At-Tirmidzi).

Jadi, apa yang disampaikan oleh Sofyan Chalid plus Felix Siauw justru tidak berdasar dan bertolak belakang, misalnya dengan para pejuang dan pahlawan yang memerdekakan negeri ini. Baik Sofyan maupun Felix tidak menyadari adanya Republik ini karena rasa “nasionalisme” para pendahulu kita dan Founding fathers yang berhasil memproklamasikan negeri ini. Justru apa yang dikatakan Sofyan berbanding terbalik dengan contoh dari Rasulullah Saw sendiri seperti yang disebutkan Prof.Syihabuddin dalam artikel yang saya kutipkan di sini. Sikap nasionalisme malah ditunjukkan Rasulullah Saw. Bagaimana sikap Rasulullah Saw ketika meninggalkan kota Mekkah berhijrah ke Madinah ? Beliau menangis dan berkata “aku akan kembali ke tempat tercinta ini” Sikap Rasulullah Saw ini menunjukkan kecintaan Beliau terhadap tanah kelahirannya. Lantas, kata siapa Nabi Saw tidak mengajarkan rasa nasionalisme atau cinta tanah air ?

Lalu, bagaimana dengan Pancasila ? Ulama-ulama besar di tanah air sudah sepakat bahwa Pancasila tidak bertetangan dengan agama, dalam hal ini Islam. Pancasila disebut sebagai sesuatu yang final ataupun dengan sebutan “The Great Oughts” Pancasila diyakini sebagai dasar yang mampu mempersatukan bangsa dari kayanya suku ras dan budaya yang dimilikinya sehingga Pancasila diyakini bahwa nilai-nilai mampu mewujudkan nilai-nilai toleransi anatara ummat beragama. Tanpa pemersatu maka tidak ada kekuatan bangsa sebagaimana pendapat dari cendikiawan Amerika Serikat Jhon Gardner bahwa “tidak ada bangsa yang dapat mencapai kebesaran ataupun keagungan jika tidak memiliki sesuatu yang dipercaya dan yang dipercayainya itu memiliki dimensi moral untuk mempertahankan peradaban warga negaranya."

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman dalam salah satu ceramahnya mengatakan Pancasila yang telah menjadi falsafah bangsa dan sumber bagi nilai-nilai yang terkandung di dalam konstitusi, sejatinya merupakan ijtihad dari para tokoh muslim ketika perjuangan kemerdekaan. Bahkan, banyak tokoh dan cendikiawan yang menyatakan Pancasila merupakan hadiah terbesar dari umat Islam dan tokoh Islam bagi Republik ini. Kita tentu masih ingat akan sejarah pembentukan Pancasila, yang semula bernama Piagam Jakarta.

Dus, apa yang dikatakan oleh Sofyan Chalid atau pun Felix Siauw tidak berdasar sama sekali. Betapapun mereka disebut sebagai Ustad atau ulama sekalipun !

Bid’ah kan Baca Pancasila dan Tidak Perlu Cinta Tanah Air, Apakah Aparat Diam Saja ?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bidah-kan-baca-pancasila-dan-tidak-perlu-cinta-ztb96nDF0D

Sebut Jokowi Kalah Pamor, Refly Harun Disikat Ruhut dan Ngabalin

Anies salat Idul Fitri di JIS, sedangkan Jokowi salat di Gedung Agung Yogyakarta. Nah, ada pasukan sakit hati, salah satunya Refly Harun yang membuat narasi sembarangan, yang semakin merusak nama baiknya sebagai seorang pakar hukum.

Dia mengomentari langkah Presiden Jokowi yang melakukan salat Idul Fitri di Gedung Agung Yogyakarta, ketimbang di Masjid Istiqlal Jakarta.

Refly Harun tidak tahu pasti alasan Jokowi memilih Yogyakarta untuk salat Idul Fitri karena biasanya presiden salat lebaran berjamaah di Istiqlal Jakarta.

Salah satu pasukan sakit hati yang kurang baca berita. Jokowi beberapa kali salat Idul Fitri di berbagai kota di Indonesia, yaitu Banda Aceh, Padang, Jakarta dan Bogor, lalu Yogyakarta.

Tak tahu fakta, Refly malah bikin narasi sampah tak bermutu. Dia mengklaim punya analisis politik tersendiri di balik sikap Jokowi tersebut. Dia menilai bahwa Jokowi takut kalah pamor dari Anies Baswedan.

“Sepertinya presiden takut kalah pamor dengan salat Ied di Jakarta International Stadium,” kata Refly yang katanya hanyalah analisa politiknya, belum tentu benar dan belum tentu salah.

“Saya mengatakan ada dua kemungkinan bahwa Shalat di Jogja itu setelah melihat perkembangan Jakarta International Stadium yang ternyata diperkirakan warga akan antusias salat di sana dan ini tentu akan mencoreng popularitas Presiden Jokowi, kalau seandainya orang atau Warga Jakarta lebih senang datang ke JIS ketimbang ke Istiqlal,” katanya lagi.

Yang melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal tembus 300 ribu orang meskipun target awalnya hanya 250 ribu orang. Sedangkan yang salat di JIS hanya 23 ribu orang, tidak sampai 10 persen dibandingkan dengan warga yang salat di Istiqlal, itu pun harus melalui surat penugasan yang mewajibkan isi daftar hadir, hehehe.

Jadi dari mana ceritanya warga lebih memilih salat di JIS, kecuali itu adalah narasi sakit hati? JIS aja 80 persen dananya dari pemerintah pusat, apanya yang harus dibanggakan?

Tidak heran kalau Refly Harun telah menjual kepintarannya dan memilih menjadi orang konyol.

Ruhut Sitompul pun memberikan balasan menohok kepada Refly Harun. Ruhut menyebut Refly Harun sebagai kelompok ‘Kadrun’ yang selalu berfikir negatif terhadap Presiden Jokowi.

“Beginilah kadrun eh Presiden RI ke 7 Bapak Joko Widodo yang seiman dengan beliau tidak pernah ada yg benar di hidung mereka, semua langkahnya yang baik mau diatur. Tolong belajar sejarah Republik Indonesia tercinta Yogyakarta tempat bersejarah Indonesia Merdeka Maturnuwun MERDEKA,” kata Ruhut.

Ali Mocthar Ngabalin juga memberikan sindiran yang cukup menohok. “Rupanya kawan ini sakit hati banget. Ketahuilah wahai sang Professor tdk ada yg bisa menghancurkan besi kecuali karatnya, tdk ada yg dpt menghancurkan seseorg kecuali pola pikirnya. Bagaimana mungkin ada pakar hukum seperti kamu bersumbu pendek atau Small and low mindset,” kata Ngabalin.

Sejak diberhentikan dari jabatan empuk di BUMN, Refly Harun ini langsung lenyap logikanya. Dulu bicara teori dengan sangat logis dan akademik, tapi sekarang bicaranya seperti Youtuber kemarin sore yang berani ngomong apa pun demi konten, atau demi melampiaskan sakit hatinya.

Heloooow, ngapain juga Jokowi minder atau takut kalah pamor dengan Anies. Kalau Jokowi hadir di Masjid Istiqlal, jumlah warga yang hadir pasti bakal lebih banyak lagi kalau tidak dibatasi. Lagipula ibadah kok harus mikir gengsi atau takut kalah pamor. Menurut saya bodoh sekali kalau ibadah setahun sekali harus ternodai oleh rasa gengsi kalah pamor.

Jokowi dan Anies sama-sama mau lepas jabatan sebentar lagi. Bedanya, Jokowi tidak ada beban lagi, karena memang tidak bisa menjabat lagi dan tidak ada rencana terjun ke politik. Sedangkan Anies, makin kelihatan ambisi dan nafsu politiknya dengan cari muka pakai topeng santun berbalut politisasi agama. Justru Anies yang takut kalah pamor karena usai lepas jabatan gubernur, dia bakal nganggur dua tahun.

Baru kali ini saya melihat seorang pakar hukum, bergelar Doktor pula, tapi analisisnya mirip anak SD yang masih belum bisa mengarang bebas.

Bagaimana menurut Anda?

Sebut Jokowi Kalah Pamor, Refly Harun Disikat Ruhut dan Ngabalin

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sebut-jokowi-kalah-pamor-refly-harun-disikat-snuvWFHTRS

JIS Memang Top, Tapi Harus Tahu Rampung Dibangun Berkat Dana Bantuan Presiden Jokowi

"Siapa yang membantu anggaran pembangunan JIS? Saya kira ini yang harus diketahui masyarakat luas, tak lain adalah Presiden Joko Widodo, ..."


AKURAT.CO, Terlepas dari pujian dan kontroversi yang muncul usai digunakan menjadi tempat pelaksanaan salat Idul Fitri, tuntasnya pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) perlu diapresiasi. Pasalnya, di tengah payahnya keuangan Pemprov DKI akibat pandemi Covid-19, pembangunan stadion megah yang berada di Tanjung Priok itu tetap bisa dituntaskan.

"Siapa yang membantu anggaran pembangunan JIS? Saya kira ini yang harus diketahui masyarakat luas, tak lain adalah Presiden Joko Widodo," kata pengamat perkotaan Sugiyanto Emik kepada redaksi, Rabu (4/5/2022).

Dikatakan Sgy, demikian Sugiyanto Emik disapa, akibat terdampak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 keadaan keuangan daerah hancur lebur. Banyak pembangunan infrastuktur yang terancam terhenti alias mangkrak termasuk untuk kelanjutan pembanguan JIS.

Mengantisipasi hal buruk, Presiden Jokowi mengeluarkan kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dengan kebijakan ini, pemerintah pusat melalui  PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), Badan Usaha Milik Megara (BUMN) yang bergerak di bidang pembiayaan infrastruktur, memberikan bantuan pinjaman kepada pemerintah daerah.

Dan khusus untuk Jakarta, terdapat enam program prioritas milik Pemrov yang diajukan untuk mendapatkan pinjaman PEN sebesar Rp12,5 triliun dari pemerintah pusat melalui PT Sarana Multi Infrastruktur. 

Pada tahun 2020, dikatakan Sgy, Pemda DKI melakukan pinjaman daerah melalui skema program PEN sebesar Rp 3,26 triliun. Pinjaman tersebut digunakan untuk kegiatan peningkatan infrastruktur pengendalian banjir Rp 1 triliun, peningkatan layanan air minum Rp 14,9 miliar, pengolahan sampah Rp 91,67 miliar, transportasi Rp 768,14 miliar. Kemudian sektor pariwisata untuk revitalisasi TIM Rp 200 miliar dan infrastruktur olahraga JIS Rp 1,18 triliun.

"Sampai di sini cukup jelas ya. Jadi singkatnya begini, karena kebijakan PEN Jokowi itu maka akhirnya pembangunan JIS rampung dan  bisa menjadi tempat shalat Id di akhir masa jabatan Gubernur Anies Baswedan," demikian kata Sgy.

Diketahui, JIS jadi sorotan usai digunakan menjadi lokasi salat Id.  Media sosial riuh antara lain dengan berita berisi pujian dan serangan terhadap Anies yang dituduh melakukan politik identitas untuk kepentingan Pilpres 2024.  

Pujian misalnya disampaikan Ketua Umum PAN Zulhas yang melaksanakan salat Id di JIS. Sementara kritik keras salah satunya disampaikan Komisaris Pelni Kristia Budiyarto. 

"JIS top. Pak Anies top. Semoga menjadi berkah untuk Indonesia,” kata Zulhas setelah shalat Id.

"Untuk jualan "Politik Identitas" yg akan digunakan ketika @aniesbaswedan copras capres, maka Stadion JIS digunakan untuk Sholat Ied. Krn Kalo pake area Monas identik dgn gerombolan radikalis. Pdhl dari jaman baheula Sholat Ied warga Jakarta dipusatkan di Masjid Istiqlal," kata Kristia di akun Twitter @kangdede78.[]

JIS Memang Top, Tapi Harus Tahu Rampung Dibangun Berkat Dana Bantuan Presiden Jokowi
Anis Baswedan salat Idul Fitri di JIS. ( detikcom)

Sumber Utama : https://akurat.co/jis-memang-top-tapi-harus-tahu-rampung-dibangun-berkat-dana-bantuan-presiden-jokowi

Ngeri, Jika Anies Presiden Bernarkah Radikal Tumbuh Subur?

Nama Anies Baswedan selama ini memang salah satu yang digadang-gadang bakal nyapres. Meski bukan dari kader partai akan tetapi elektabilitasnya membuat sejumlah partai mulai kasak-kusuk mendekat.

Barangkali soal bagaimana track recordnya selama menjabat tak perlu dilihat. Lupakan DP 0, lupakan penanganan banjir, lupakan OK-OCE dan yang lainnya. Selagi bisa 'kerjasama' seraya kedip mata ya okelah.

Sejauh ini elit partai yang terlihat dekat dan akrab juga kerap membela kebijakan Anies jika dikritik dan ditagih janjinya oleh masyarakat antara lain seperti dari Nasdem, PKS, PAN dan Demokrat.

Selain itu tentu para pengamat yang berhaluan oposisi. Dan kebetulan partai-partai di atas, ketua atau kader partainya juga tak memiliki sosok yang popular di masyarakat. Sungguh ironis, jika sebuah organisasi sekelas partai tak mampu melahirkan calon pemimpin. Akhirnya pungut orang dari luar partai.

Jika dari komposisi partai di atas, andai mereka sepakat seia sekata berkoalisi, maka sudah lebih dari cukup memenuhi syarat ambang batas yang ditentukan untuk mengajukan Anies sebagai Capres di 2024.

Dan terbukti Anies Baswedan adalah satu dari tiga nama yang konon mengemuka di tubuh Nasdem untuk diajukan ke Surya Paloh pada saat Rakernas partai Nasdem pada Juni nanti. Dua nama lainnya Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa.

Dan kiranya yang paling memungkinkan ada pada Anies Baswedan sebab yang bersangkutan bukan kader partai dan nampaknya lebih mudah untuk diajak kerjasama.

Jika Anies yang menjadi pilihan maka Nasdem membuat langkah yang cukup berani. Pasalnya selama ini Nasdem dikenal memiliki basis konstituen dari nasionalis. Ini bisa saja akan menjadi bomerang, manakala simpatisan dari nasionalis dan dari wilayah Indonesia timur terutama yang non muslim akan berpaling dari Nasdem.

Mengapa demikian? Sudah menjadi rahasia umum jika Anies Baswedan selama ini dipahami dekat dan didukung oleh kelompok-kelompok fundamentalis dan turunannya. Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah salah satu buktinya. Dan semakin kemari dukungan kian terlihat nyata.

Memang cukup ironis. Kinerja selama menjabat sebagai gubernur DKI biasa saja tak terlihat wow, malah banyak terget yang meleset dan menjadi kontroversi tapi diminati oleh partai. Apakah ini ada udang dibalik batu?

Jadi teringat dengan kata Mohamad Sobary seperti yang ia sampaikan di kanal YouTube Refly Harun. Sobary menyebut bahwa Anies pernah berada dalam organisasi yang sama dengannya, Saat itu menjadi bawahannya. Lantas menurut dia pengalamannya bahwa sosok Anies nggak bisa kerja.

"Kalau kita berbicara secara dingin, Anies Baswedan anak buah saya dan tidak pandai bekerja. Anak buah saya di Partnership for Governance Reform,” kata Mohamad Sobary.

Nah, lain hanya dengan pegiat media sosial, Zein Assegaf alias Zein Kribo atau Dzurriyah yang memiliki keturunan Nabi Muhammad SAW, kembali membuat pernyataan heboh dengan mengaku takut jika Anies Baswedan menjadi presiden RI pada Pilpres 2024 mendatang.

Menurutnya, jika Anies menjadi Presiden maka negara ini akan hancur.

“Jujur, saya takut dengan Anies kalau jadi presiden. Hancur negeri ini, pecah NKRI, akan dijual negeri ini,” katanya dalam video yang diunggah oleh politikus PDI-P Ruhut Sitompul di akun Twitternya, seperti dilihat, Sabtu (6/5/2022).

Lanjutnya, Habib Kribo mengatakan gerakan radikal akan tumbuh subur jika Anies jadi presiden. “Gerakan-gerakan radikal ini, bawa agama akan tumbuh subur,” tuturnya.

Karena hal itu, dirinya pun meminta kepada masyarakat untuk memilih presiden selanjutnya yang telah didukung Presiden Jokowi.

“Besok kalau anda mau pilih presiden, pilih yang dukung Jokowi. Istilahnya kalau di zaman Nabi, kita-kita yang awam ini, kita ikut orang yang bener. Siapa sekarang kita punya orang bener? Siapa kita punya presiden yang terbaik? Adalah Jokowi,” terangnya

Tentu menjadi sebuah pertanyaan besar, bagi masyarakat awam terlebih yang bukan simpatisan atau yang bukan pendukung Anies Baswedan. Jika faktanya dari hasil kinerja Anies di DKI Jakarta tidak fenomenal tapi mengapa ada partai juga masyarakat yang mendukungnya?

Kalau dukungan itu dari arah partai tentu sesuai dengan kalimat legendaris yang kita kenal selama ini, yaitu "Dalam politik tak ada kawan yang abadi tapi yang ada kepentingan bersama." Nah, kalimat kepentingan bersama inilah yang menyatukan kata sepakat.

Tapi jika yang dukung dari arah masyarakat biasa, maka dikategorikan 2 kelompok besar.  

Pertama dapat dilihat sebagian besar pendukung Anies adalah kelompok etnis tertentu, eks FPI, eks HTI, PA 212, dan yang berafiliasi. Dan sudah pasti mereka ini para pembenci presiden Jokowi.

Lagi pula kelompok ini sudah menyatakan kecewa dengan Prabowo Subianto sejak bergabung di kabinet Jokowi. Bahkan mereka sampai berani menyebut Prabowo berkhianat. Maka jangan heran jika Prabowo kemudian banting setir dekati Nahdatul Ulama (NU).

Sedang yang kedua adalah masyarakat biasa yang terhitung diluar dari etnis tertentu, kelompok, ormas dan turunannya yang membenci setengah mati presiden Jokowi. Tapi kalau ada bansos dari pemerintah berangkat paling pagi. Di kelompok ini juga berkumpul para pegiat medsos yang semula dukung Jokowi tapi karena tak dapat jatah di BUMN jadi sakit hatinya. Dan tugasnya sekarang melalui medsos membuat framing dan narasi busuk.

Jadi, di luar partai dua kelompok besar di ataslah yang menjadi pendukung Anies Baswedan. Harapannya sosok Anies dapat mengobati luka yang selama ini menganga, di mana satu dasawarsa lamanya menahan rasa sakit yang mendalam.

Demikian, salam

Ngeri, Jika Anies Presiden Bernarkah Radikal Tumbuh Subur?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ngeri-jika-anies-presiden-bernarkah-radikal-JHn0Svz7eg

Tujuan Menag Yaqut Serang Simpatisan FPI dan HTI Dikuliti Habis-habisan, Ternyata oh Ternyata….

Analis Politik UIN Jakarta Adi Prayitno mengomentari pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut saat ini simpatisan Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masih terus bergerak di bawah tanah dengan tetap mengusung ideologi berbahaya yang dapat mengancam NKRI dan pancasila.

Menurut Adi, pernyataan orang nomor satu di Kementerian Agama itu bertujuan mengkonsolidasikan kekuatan di kalangan NU, yakni GP Ansor dan Banser. Sebab ketika melontarkan pernyataannya itu, Menag Yaqut secara terang - terangan meminta GP Ansor dan Banser membantu pemerintah untuk memerangi simpatisan kedua  kelompok terlarang itu.  

"Bahwa Menag lebih ingin mengkonsolidasi kekuatan teman GP Ansor dan Banser. Bahwa diluar mereka ada kelompok lain yang sedang mengkonsolidasi kekuatan politiknya," ujar Adi dalam dalam sebuah diskusi virtua dikutip Populis.id Rabu (6/4/2022). 

Adi sependapat dengan pernyataan Menag Yaqut, dia menilai simpatisan kedua kelompok terlarang ini memang hingga kini masih terus bergerak kendati  secara organisasi mereka sudah tak diakui negara.

"FPI dan HTI sekalipun sudah dibubarkan secara organisasi, tapi secara kultural mereka tetap berjejaring, yang mencoba untuk mendakwahkan satu narasi politik besar di luar demokrasi di luar Pancasila," tuturnya. 

Hanya saja Adi meminta Menag Yaqut untuk memperjelas pernyataannya mengenai kedua kelompok ini. Adi menegaskan satu kelompok boleh dikatakan radikal  jika terbukti melakukan kegiatan - kegiatan yang mengancam  keutuhan bangsa dan ingin mengganti dasar negara dengan ideologi mereka 

"Pernyataan Menag itu teman-teman Ansor, NU Banser harus tetap menjadi garda terdepan. Jangan lengah, di depan masih ada harapan, tantangan radikalisme itu ada. Tapi ingat radikalisme itu harus jelas definisinya," kata Adi.

"Yaitu kelompok yang mencoba mengganti NKRI Pancasila dengan yang lain. Kalau yang lainnya debatable, masa orang berpikir bebas tentang mazhab, khilafah nggak boleh, apapun boleh. Tapi yang jelas, kalau sudah membesar menjadi sebuah gerakan politik itu harus diwaspadai," sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengaku bekas simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan eks Front Pembela Islam (FPI) masih mengancam Kebhinekaan di Indonesia  kendati dua organisasi itu telah dibubarkan pemerintah.

Yaqut mengklaim walau secara resmi bekas anggota kedua organisasi itu sudah tidak lagi diakui negara, tetapi mereka masih terus bergerak untuk mewujudkan ideologi mereka yang bertentangan dasar negara ini.

"Meskipun kita mampu membubarkan HTI dan FPI bersama pemerintah, tetapi mereka masih berkelindan di bawah tanah, masih bergerak dengan cara mereka,” kata  Yaqut dalam siaran YouTube GP Ansor ketika memberikan sambutan dalam  Konferensi Besar (Konbes) XXV GP Ansor di Kalimantan Selatan dikutip Populis.id Kamis (31/3/2022). 

Untuk menghalau ideologi berbahaya yang diusung FPI dan HTI, kata Yaqut pemerintah tidak bisa bergerak sendiri, melawan kelompok yang mengancam pancasila adalah tugas seluruh warga negara. Untuk itu dia meminta kepada GP Ansor Banser untuk menjadi garda terdepan melawan kelompok eks FPI dan HTI itu. 

“Ini pekerjaan-pekerjaan semua nih, ini tolong dipikirkan. Tentu kita tidak bisa membiarkan aparatur negara untuk menghadapi mereka sendiri, eks HTI, eks FPI yang sejenis, gitu ya. Kita tidak bisa serahkan kepada aparatur negara untuk menghadapinya sendiri," tuturnya.
"Kita sebagai warga masyarakat, sebagai warga bangsa, sebagai masyarakat sipil kita memiliki kewajiban yang sama, apalagi Ansor dan Banser yang mendeklarasikan dirinya sebagai garda terdepan atas pertahanan NKRI," katanya lagi.

Tujuan Menag Yaqut Serang Simpatisan FPI dan HTI Dikuliti Habis-habisan, Ternyata oh Ternyata….Kredit Foto: Instagram/Yaqut Cholil Qoumas

Sumber Utama :  https://populis.id/read17087/tujuan-menag-yaqut-serang-simpatisan-fpi-dan-hti-dikuliti-habis-habisan-ternyata-oh-ternyata?page=2

Ganjar Ancam Copot ASN Jateng Berafiliasi FPI, HTI dan PKI

Semarang, Gatra.com- Semua aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dilarang terafiliasi dengan organisasi-organisasi terlarang, seperti FPI dan HTI serta PKI. Jika diketahui terbukti ada yang melanggar ketentuan itu, maka akan dikenai sanki tegas dicopot sebagai ASN Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo saat melantik 840 pejabat fungsional Pemprov Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Kamis (11/2). Ganjar mewanti-wanti kepada ASN tentang kesetiaannya pada idiologi Pancasila dan larangan terafiliasi dengan organisasi terlarang.

Oleh karenanya, seluruh ASN yang dilantik menandatangani pakta integritas, antara lain setia dan taat pada NKRI, Pancasila dan UUD 1945, dan tidak boleh bergabung/terafiliasi dengan organisasi-organisasi terlarang.

“Organisasi terlarang sekarang sudah jelas, Partai Komunis Indonesia (PKI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan Front Pembela Islam (FPI). Kalau masih ada ASN yang coba-coba itu (berafiliasi), maka melanggar pakta integritas, melanggar komitmen. Sehingga bisa saya copot dengan gampang,” kata Ganjar.

Kepada seluruh ASN Pemprov Jateng, Ganjar mengingatkan menjaga integritas dengan tidak melakukan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Program penanggulangan KKN sudah berlangsung cukup lama dan berjalan baik. “Kalau masih ada yang nekat hanya satu saja pasti saya copot. Saya ingatkan terus menerus agar semuanya bisa bekerja dengan baik dan menjaga integritas,” ujarnya.

Sementara, Muji Purnomo salah satu pejabat yang dilantik, menyatakan akan berkomitmen melaksanakan pakta integritas yang telah ditandatangani sebagai harga mati harus dilakukan. “Sesuai arahan Bapak Gubernur, kami harus setia dan taat pada NKRI, Pancasila, dan UUD 1945, serta tak bergabung organisasi yang dilarang pemerintah,” kata dia.

Surat Edaran (SE) Bersama Nomor 2/SE/I/2021 oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) melarang seluruh ASN berhubungan maupun mendukung seluruh organisasi terlarang di Indonesia.

Organisasi terlarang itu di antaranya Partai Komunis Indonesia (PKI), Jamaah Islamiyah, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) HTI, Jamaah Ansharut Daulah (JAD), dan FPI.


Sumber Utama : https://www.gatra.com/news-503558-politik--ganjar-ancam-copot-asn-jateng-berafiliasi-fpi-hti-dan-pki.html  

Denny Siregar: Hanya Ganjar Pranowo Harapan Kita

Coba kita teliti lagi calon-calon terkuat hasil survei.

Ada lima calon mulai Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno. Dari lima calon terkuat hasil survei ini, siapa yang punya komitmen kuat melawan kelompok radikalis?

Anies jelas enggak, Pilkada 2017 jelas dia bersekutu dengan mereka. Prabowo dan Sandi juga sama, mereka menunggangi kelompok radikalis demi kemenangan mereka. RK abu-abu, malah mungkin enggak ada gerakan ke sana sama sekali. 

Dari komitmennya melawan kelompok radikal, hanya dialah sekarang yang kita punya.

Ganjar juga paling depan mendesak supaya ASN yang terpapar radikal segera diberhentikan secepatnya. Buat Ganjar, radikalisme itu menular dan harus segera dipisahkan.

Tahun 2024, saya prediksi kelompok yang sudah dibubarkan Jokowi seperti HTI dan FPI akan berkoalisi lagi. Mereka akan masuk dalam perang Pilpres supaya bisa eksis kembali. Ada dendam di hati mereka karena di era Jokowi mereka dibabat habis. Bayangkan, kalau orang yang mereka dukung menang di Pilpres nanti. Akibatnya buat Indonesia terlalu berbahaya.

Saya tidak sedang berkampanye buat Ganjar, kenal saja tidak. Hanya mencoba membuka fakta yang ada. Ganjar Pranowo memang belum tentu sebaik Jokowi jika kelak memimpin negara. Tapi setidaknya, dari komitmennya melawan kelompok radikal, hanya dialah sekarang yang kita punya.

Apa yang sudah dibangun Jokowi selama 10 tahun jangan sampai rusak. Tongkat estafet harus diserahkan kepada orang yang tepat. Cara kita menjaga NKRI, ditentukan nanti, siapa calon pemimpin yang harus kita pilih.

Rekam jejak sangat menentukan di sini. Kita tidak boleh beli radikalis dalam karung. Mereka sedang mengintip, kapan saatnya keluar dan ikut kembali bertarung.

Kalau kita kalah, bersiaplah mereka akan kembali menguasai kita seperti pada masa SBY dulu berkuasa.

Seruput kopinya.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi dan Bukan Manusia Angka

Sumber Utama : https://www.tagar.id/denny-siregar-hanya-ganjar-pranowo-harapan-kita

Ganjar Pranowo Mengulang Kisah Jokowi

"Jokowi tidak akan jadi Capres!"

Begitu perkataan tegas Taufik Kiemas, tokoh besar PDIP pada tahun 2013. Pada saat itu Jokowi baru saja jadi Gubernur Jakarta dan muncul desas-desus bahwa dialah calon terkuat untuk menjadi Capres 2014, karena suara Megawati setiap survei selalu di bawah Prabowo.

Memang bukan sesuatu yang umum waktu itu, seorang kader partai jadi Capres, karena Capres itu wilayahnya ketua partai. Apalagi di PDIP, di mana seorang capres haruslah dari trah Soekarno. Jokowi bukan, dia hanya orang biasa yang ideologinya sangat Soekarno, bukan biologisnya. 

Tapi mau bagaimanapun PDIP menghalangi Jokowi, namanya terus naik. Dalam setiap survei, nama Jokowi selalu unggul dibandingkan Prabowo. Ini yang bikin elite PDIP gelisah luar biasa. Seperti buah simalakama, enggak mencalonkan Jokowi bisa-bisa PDIP kalah, mencalonkan Jokowi terus bagaimana perasaan Bu Mega?

Untunglah pada detik-detik terakhir Bu Mega sangat rasional dan berbesar hati. Jokowi dicalonkan jadi Capres 2014 dan terbukti menang. Dua periode malah. PDIP akhirnya sadar, bahwa zaman sudah berubah. Orang melihat figur atau sosok, bukan lagi partai. Jokowi menyelamatkan PDIP dari kekalahan, seandainya mereka dulu memaksakan Megawati maju perang.

Situasi yang hampir mirip terjadi lagi.

Tiba-tiba terdengar kabar PDIP di bawah kendali Puan Maharani, mencoba menyingkirkan Ganjar Pranowo Gubernur Jateng dari kemungkinan menjadi Capres 2024. Ganjar tiba-tiba dimusuhi, bahkan tidak diundang di acara Puan di Jateng. Dalam surat undangan itu semua perwakilan dan kepala daerah di Jateng diundang ke acara, kecuali Gubernur.

Ada apa?

Jangan-jangan ketika Ganjar disingkirkan Puan, Ganjar malah yang jadi presiden?

"Ganjar terlalu ambisi jadi presiden," kata Bambang Pacul, ketua pemenangan PDIP yang juga Ketua DPD PDIP Jateng. Alasan lain yang lebih lucu dinyatakan Bambang, "Ganjar terlalu sering main medsos, bahkan mau saja diundang jadi host di YouTube."

Ini alasan kocak sebenarnya, lah kenapa memang kalau Gubernur menjalin komunikasi dengan rakyatnya lewat medsos? Ini kan memang zaman digital? Yang salah itu kalau seorang Gubernur gaptek enggak mengerti teknologi. PDIP langsung terasa jadoelnya dengan pernyataan itu. Berasa partai zaman purba di kalangan milenial yang hidupnya ada di internet.

Bambang Pacul seperti mengulang kesalahan Taufik Kiemas. Semakin dihalangi, malah nama Ganjar Pranowo semakin melejit. Sebelum diributkan saja, survei terakhir dari SMRC nama Ganjar ada di atas Prabowo dan Anies Baswedan. Nama Puan jauh di bawah. Halo, ini kenyataan pahit memang tapi harus ditelan. Puan belum laku dijual, jangan dipaksakan.

Tapi saya kok jadi senyum-senyum sendiri baca pola berulang yang hampir tidak disadari. Siapa pun yang digencet PDIP, ndilalah malah jadi presiden.

Bu Mega memecat SBY, SBY malah jadi presiden. Taufik Kiemas menghambat Jokowi, Jokowi malah jadi presiden.

Jangan-jangan ketika Ganjar disingkirkan Puan, Ganjar malah yang jadi presiden?

Kalau saya jadi pemimpin partai selain PDIP, saya sih senang Ganjar Pranowo dihajar di internalnya. Karena buat saya emas tetap emas meski dia dibuang ke tempat sampah. Lebih baik saya lamar dia, dan saya memposisikan diri jadi Cawapresnya. Biar PDIP nanti manyun karena enggak ada barang yang bagus untuk ditawarkan.

Takdir Tuhan enggak bisa ditentang manusia. Kalau Tuhan memang merencanakan seseorang jadi pemimpin, mau dibuang-buang juga tetap akan jadi.

Ada juga yang nafsu banget pengen jadi presiden. Uang ada. Nama ada. Kendaraan ada. Jaringan ada. Tapi berkali-kali nyapres, gagal maning gagal maning.

Ahhh jadi pengin seruput kopi.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi dan Bukan Manusia Angka

Ganjar Pranowo

Sumber Utama : https://www.tagar.id/denny-siregar-ganjar-pranowo-mengulang-kisah-jokowi 

Re-post by Migo Berita / Sabtu/07052022/12.33Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya