Zionis Ingin Mengganti Al Aqsa dengan Haikal Sulaiman
BANJARMASINPOST.CO.ID,ID - Penutupan Masjidil Aqsa, merupakan skenario Zionis Israel untuk menguasai keseluruhan dan meruntuhkannya, lalu diganti dengan bangunan Haikal Sulaiman. Rencana itu sudah lama dan puncaknya pada 14 Juli 2017, sehingga Masjidil Aqsa ditutup, jelas Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Kalimantan Selatan, H Tajuddin Noor.Atas tindakan tersebut, Israel pun mendapat kecaman dari berbagai penjuru dunia, karena jelas-jelas melanggar kebebasan beribadah. Memang sekarang, Israel melunak dan membuka kembali masjid, hanya saja masih ada pembatasan.
Yang boleh masuk masjid itu hanya orang-orang lanjut usia (lansia), sedangkan yang muda dilarang. Areal masjid pun dijaga aparat keamanan. Apa yang dilakukan Israel itu, tentu melanggar kekebasan umat beragama.
Padahal Masjid Aqsa bagi muslimin merupakan tempat suci ketiga setelah Masjidil Haram di Kota Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Apalagi, Masjidil Aqsa merupakan tempat miraj Nabi Muhammad SAW.
Dalam hadis Nabi disebutkan, salat di Masjidil Aqsa pahalanya 500 kali dibanding salat di masjid lain, sedangkan salat di Madinah pahalanya 1000 kali dan di Mekah 100.000 kali keafdalannya. Umat Islam tidak disuruh ziarah, kecuali untuk di tiga masjid itu.
Umat Islam dimanapun mengharapkan pada dunia internasional, khususnya PBB agar memberi tekanan kepada Israel agar segera membuka Masjidil Aqsa dan memberikan kebebasan kepada umat Islam untuk beribadah di tempat tersebut.
Tajuddin menyebutkan, konflik Israel-Palestina berkepanjangan karena Israel merampas dan ingin menguasai tanah Palestina. Ketika Palestina dijajah oleh Inggris sebelumnya Islam, pada zaman penjajahan Inggris 1947 diserahkan ke Israel, sehingga Israel yang berkuasa di tempat itu sampai sekarang.
“Israel itu pendatang yang mencaplok tanah di Palestina. Rakyat setempat diusir dan dianiaya tak diberi kemerdekaan, ujar Tajuddin.
Padahal rakyat Palestina tinggal di tempat itu, karena merupakan tanah kelahiran dan tempat tumpuan hidup sehingga wajar kalau rakyat Palestina berupaya mati-matian mempertahankan dan membela tanah kelahirannya. Masjidil Aqsa itu tempat suci orang Islam, sejak dulu orang Islam yang menguasai, yakni sejak zaman Umar bin Khatab.
Yahudi itu di mana-mana ada, jadi pengembara karena tak punya negeri sendiri. Memag Palestina itu tempatnya nabi-nabi, sebagai nenek moyangnya.
Ketua PW Muhammadiyah Kalsel itu, mengakui konflik di Israel-Palestina menjadi pemicu ketidakamanan dan ketidakstabilan negara-negara di Timur Tengah. Konflik di kedua negara tersebut yang mula-mula memicu pergolakan di negara-negara Timur Tengah, hingga merembet ke Irak, Lebanon dan lainnya.
Sayangnya umat Islam tidak bersatu antara Syiah dan Suni itu tak bersatu, sehingga justru menimbulkan gejolak di negerinya sendiri, seperti Irak, Yaman, Lebanon dan lainnya. Memang sepertinya itu disengaja mereka adu domba, agar tak melawani Zionis Israel yang sedikit, hanya seluas Kota Jakarta. Padahal Israel itu dikelilingi oleh negara-negara Islam.
Seharusnya negara-negara Islam di Timur Tengah bersatu melawan Zionis Israel. Hilangkan perbedaan antara Sunni dan Syiah, bersatu menghadapi Israel. Alangkah baiknya kalau
Indonesia yang mempelopori, karena Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya terbesar, negara yang aman tenteram dan bisa mengatasi konflik.
Indonesia sebagai mediator mengatasi konflik di negara-negara Arab. Kalau tak demikian akan selamanya terjadi perpecaha di negara-negara Timur Tengah dan Israel yang akan bersorak.
Selama ini, pemerintah Indonesia sekadar usul-usul agar diselesaikan secara damai untuk menghentikan peperangan. Namun belum diminta sebagai mediator, selama ini hanya saran-saran untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
Beberapa waktu lalu ada Konferensi Liga Arab, namun hanya mengecam tindakan sewenang-wenang Israel supaya Masjidil Aqsa dibuka kembali. Namun, semua itu tak ada artinya kalau tak ada tindakan nyata, seharusnya dihadapi bersama-sama Israel itu.
Umat Islam di mana pun berada, lupakan perbedaan itu sama-sama hadapi musuh besar. Dalam satu mazhab wajar saja ada perbedaan, sesama muslim beda pendapat itu wajar. Untuk sementara lupakan perbedaan itu, sama-sama hadapi musuh besar Zionis Israel yang akan meruntuhkan Masjidil Aqsa.
“Alquran telah memberikan petunjuk. Berpegang teguhlah kamu pada agama Allah dan bersatu padulah, jangan bercerai berai,” tandas Tajuddin. Sementara Hadis Nabi mengatakan, bersatu padu itu rahmat dan bercerai berai itu azab.
Oleh karena itu, kembalilah pada ajaran agama, bersatu padu jangan bercerai berai. Insya Allah umat Islam akan kuat jaya mampu menghadapi musuh bersama, yaitu Zionis Israel yang sejak lama ingin menguasai Masjidil Aqsa.
Halaman B Serambi Ummah Edisi Jumat (11/8/2017)
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Jum'at/11082017/17.45Wita/Bjm