» » » » » » » » Yaumul Quds Banjarmasin dan Surabaya : Save Gaza Palestine, walau di Black List Zionis Israel, Indonesia tetap Bela Palestina !!!

Yaumul Quds Banjarmasin dan Surabaya : Save Gaza Palestine, walau di Black List Zionis Israel, Indonesia tetap Bela Palestina !!!

Penulis By on Jumat, 08 Juni 2018 | No comments

Ahlul Bait Indonesia Tuntut Kemerdekaan Palestina, Kutuk Israel dan Amerika Serikat!

MAMPUS zionis Israel, mampus Amerika Serikat! Kutukan ini terdengar nyaris dari ratusan massa yang tergabung dalam Ahlul Bait Indonesia (ABI) Wilayah Kalimantan Selatan saat menggelar aksi solidaritas untuk Palestina di Jalan Pangeran Samudera, depan kantor Pos Besar Banjarmasin, Jumat (8/6/2018).
DIKOMANDO Habib Abdullah Alhabsyi, secara bergantian para orator menyerukan agar rakyat Indonesia terus bersatu untuk membantu Palestina agar merdeka dan bebas dari cengkeraman zionis Israel. Sesuai fatwa dari Pemimpin Agung Iran, Ruhollah Khoemeini dan dilanjutkan penerusnya, Ayatullah Ali Khamenei bahwa hari Jumat terakhir Ramadhan adalah Yaumul Quds atau Hari Pembebasan Palestina.


Tak cukup hanya kecamanan, massa pun membentangkan bendera bintang David Israel dibentang di Jalan Pangeran Samudera untuk dilindas para pengendara. Takbir dan shalawat berkumandang dari para pengunjuk rasa. Mereka juga menaruh foto Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Israel Benyamin Netanyahu ditaruh di jalan, yang kemudian diinjak-injak sebagai bentuk protes atas kebijakan negara Adidaya itu menyetujui pemindahan ibukota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Ratusan massa yang terdiri dari mahasiswa, ustadz dan anggota majelis ABI Kalsel yang tersebar di Banjarmasin, Martapura dan Banjarbaru pun bersatu padu menyerukan agar terus mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk melawan dan membebaskan diri aksi kekejamaan zionis Israel.
“Bumi Al-Quds (Yerusalem) adalah tanah suci umat Islam yang harus dijaga dan direbut kembali dari tangan zionis Israel yang didukung Amerika Serikat,” cetus Habib Abdullah Alhabsyi.
Kembali teriakan pun mengemuka untuk mengutuk Israel dan Amerika Serikat sebagai biang keladi dan masalah dunia. “Wahai umat Islam, dan semua anak bangsa, mari kita rapatkan barisan untuk bersatu menolak atas semua bentuk penjajahan di bumi, khususnya apa yang kini dialami rakyat Palestina. Mampus Donald Trump, mampus Benyamin Netanyahu!!! Mari kita bebaskan atau merdekakan Masjid Al Aqsa dari kedua zionis ini,” seru mereka.
Sejarah perjuangan dan dukungan rakyat Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina dikatakan para orator tak boleh pupus, karena sejak pendiri bangsa Indonesia, Presiden Soekarno sudah menyatakan selalu menolak Israel dan tak akan menjalin hubungan diplomatik dengan negara penjajah tersebut.
Mereka juga menyerukan agar warga Kalimantan Selatan juga memboikot produk-produk Amerika Serikat dan sekutunya, Israel seperti  KFC, Cocacola, Pizza Hut, Danone, Nescafe, Sprite, Pepsi, Milo dan lain- lain.




Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2018/06/08/ahlul-bait-indonesia-tuntut-kemerdekaan-palestina-kutuk-israel-dan-amerika-serikat/

Fadi Abu Salah, Pejuang Difabel yang Gugur Oleh Sniper Penjajah Israel

GAZA CITY (Jurnalislam.com) – Fadi Abu Salah, 30 tahun, adalah satu dari 62 martir yang tewas di tangan pasukan Israel saat melakukan demonstrasi damai di dekat pagar perbatasan Gaza-Israel. Pria difabel yang sudah lama dikenal sebagai aktivis ini turut memprotes pendudukan Israel dan relokasi kedutaan besar AS ke Yerusalem.
Lahir di Jalur Gaza pada 1988, kedua kaki Fadi harus diamputasi pada 2008, setelah serangan salah satu pesawat nirawak kiriman Israel ke Gaza membuatnya cidera.
Sepuluh tahun kemudian, Fadi tewas akibat peluru menembus dadanya.
Dalam wawancara dengan Anadolu Agency yang dilakukan pada 30 Maret, Fadi sempat berkata dia akan terus berpartisipasi dalam demo-demo di Gaza “sampai Palestina bebas dan pendudukan [Israel] diangkat”.
“Dia berkata kepada saya, jaga baik-baik anak-anak, lalu pergi,” istri Fadi, Amina, berkisah kepada Anadolu Agency tentang pertemuan terakhirnya dengan sang suami.
Berkaca-kaca, Amina mengingat ketika dia bersama mendiang suami dan kelima anak mereka turut ambil bagian dalam protes nahas itu.
“Tentara Israel melempari kursi rodanya dengan bom gas beberapa kali,” tutur dia.
“Fadi ingin menunjukkan kesetiaanya pada Palestina dan Yerusalem; dia ingin musuh tahu kalau kami bersedia mengorbankan nyawa kami untuk Masjid Al-Aqsa,” imbuhnya.
“Saat saya mendengar berita itu dari telepon, saya merasa tak percaya. Saya segera lari ke rumah sakit. Di sana, saya melihat saudara laki-lakinya mendorong kursi roda Fadi yang sudah kosong dan saya tahu dia telah menjadi martir,” kenang Amina penuh duka.
Kepada para pembunuh suaminya, Amina bertanya, “Mengapa mereka harus membunuh dia? Mengapa mereka harus merenggut seorang ayah dari anak-anaknya?”
“Para pembunuh ini tak punya belas kasih; tak punya hati nurani,” ujar dia tentang tentara Israel.
Intisar Abu Salah, ibu Fadi, berkata putranya kehilangan kedua kakinya saat Israel menyerang dengan drone pada 2008.
“Kami mengira saat itu dia telah gugur, namun Allah masih menyelamatkannya,” ujar dia.
“Bulan suci Ramadan sudah datang dan dia kini tidak ada lagi di sini,” tukasnya muram.
“Saya tidak tahu bagaimana menjalani bulan ini tanpa dia.”
*Artikel ini telah dimuat Anadolu Agency Indonesia dengan judul “Aktivis difabel dan kesetiaan pada Yerusalem yang tak pernah mati”
Re-Post by http://migoberita.blogspot.com/ Sabtu/09062018/12.05Wita/Bjm 
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya