» » » » » » Apa Kabar Palestina yang "Terlupakan"

Apa Kabar Palestina yang "Terlupakan"

Penulis By on Senin, 24 September 2018 | No comments

Tanah Kelahirannya Bergejolak, Warga Palestina Ini Bergerilya di Kota Seribu Sungai


BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Ini kisah warga Palestina Mohammed Almudallal Naima.
Dia 'bergerilya' di Banjarmasin.
Gejolak di kampung halaman membuatnya mendatangi Kota Seribu Sungai.
Apalagi seiring masalah pendudukan Israel yang memindahkan ibu kotanya dari Tel Aviv ke Yerusalem telah menelan korban sebanyak 110 orang dan merupakan kerusuhan terbanyak memakan korban sejak kerusuhan tahun 2014.
Perjalanan Mohammed Almudallal Naima dimulai dari Masjid Hasanuddin Majedi di Kayutangi-Banjarmasin.


Semua Informasi didapat Reporter Banjarmasinpost.co.id dari Divisi Keimigrasian Kalimantan Selatan.
Disebutkan bahwa dia warga kelahiran di Khan Younis tahun 1984 dan pemilik paspor yang dikeluarkan di Ramallah tahun 2014 berlaku sampai tahun 2019, serta berstatus sebagai seorang Mahasiswa Program Doktoral Bidang Manajemen Bisnis di University Tecknology Malaysia (UTM) di Kualalumpur.
Ia memanfaatkan waktu selama dua hari di Banjarmasin untuk “bergelrilya” ke 3 masjid yaitu Masjid Hasanuddin Majedi, Masjid Al Furqon di daerah Bumi Mas serta Masjid Al Haaq di Benua Anyar. Menghimpun sumbangan berbentuk uang dari para jamaah.

(banjarmasinpost.co.id/niakurniawan)
Tanah Kelahirannya Bergejolak, Warga Palestina Ini Bergerilya di Kota Seribu Sungai
istimewa
Dodi Karnida Kepala Divisi Keimigrasian Kalimantan Selatan bersama Naima
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/06/01/tanah-kelahirannya-bergejolak-warga-palestina-ini-bergerilya-di-kota-seribu-sungai

Krisis Timur Tengah, Masihkah Berharap ke PBB?

MALANG – Tulisan menarik oleh Arief Setiawan, Dosen Ilmu Hubungan Internasional (HI) Universitas Brawijaya, Malang soal krisis dan mandulnya PBB.
Dunia seolah-olah diam mendengar jerit tangis anak-anak, orang tua, dan perempuan di Palestina, Yaman, dan Suriah. Juga di belahan bumi lainnya ketika kekuatan negara merampas hak asasi manusia dengan beringas.
Baca: Inilah Tamparan Keras Iran untuk AS, Prancis dan Inggris di PBB Soal Perang Yaman
Berbagai kantor berita hampir tiap hari menampilkan terjadinya kekerasan bersenjata di seluruh penjuru dunia. Berbagai kekerasan tersebut seakan-akan terus berlangsung tanpa solusi karena serangkaian upaya yang dilakukan seringkali hasilnya nihil.
Berbagai forum internasional bermunculan untuk menuntaskan beragam peristiwa kekerasan tersebut. Dialog-dialog tersebut terkesan hanya menjadi komoditas karena tak bisa hentikan hasrat struggle of power suatu negara.
Alih-alih menunjukkan perubahan positif, faktanya cenderung berkebalikan. Kekerasan terus berlangsung sehingga menimbulkan badai pengungsian di negara yang menjadi arena konflik. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun hanya bisa berseru.
Baca: Demo Akbar di Hodeida Kecam Agresi Barbar Saudi dan Kebisuan PBB
Selain itu, mereka hanya melakukan tindakan kuratif yang sifatnya sementara terhadap para korban. Paparan di atas merupakan gambaran dari konflik yang melanda dunia saat ini. Konflik yang di dalamnya berkelindan dengan kepentingan negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.
Kekerasan di Gaza akibat aneksasi Israel, agresi koalisi Arab Saudi di Yaman, konflik berakar dalam di Suriah, genosida terhadap etnis Rohingya di Myanmar, dan diskriminasi terhadap jutaan warga Uighur di Cina menjadi potret dunia masa kini.
Berbagai laporan kredibel tentang situasi hak asasi manusia di wilayah tersebut tak menyurutkan nyali negara tersebut untuk terus bertindak atas nama kepentingan nasional. (Carlsnaes, Risse, dan Simmons, 2002).
Kerja keras masyarakat global untuk mengakhiri kekerasan di bebagai wilayah selalu terhenti ketika dihadapkan pada forum DK PBB. Beberapa negara anggota tetap DK PBB hampir selalu memveto tiap keputusan yang dinilai merugikan koalisi mereka.
Padahal, kita bisa melihat terang benderang itu layak disebut sebagai pelaku kejahatan paling serius. Akibatnya, PBB tak bisa melakukan aksi intervensi kemanusiaan dan/atau penindakan secara hukum terhadap pihak yang dinilai paling bertangggung jawab.
Andaikan muncul resolusi tanpa veto, keputusan DK PBB seringkali terlambat akibat lamanya negosiasi yang dilakukan. Dalam tataran internasional, mekanisme di PBB bukanlah satu-satunya instrumen untuk menuntaskan dugaan kejahatan paling serius.
Baca: Saudi Semakin Frustasi di Yaman
International Criminal Court (ICC) juga bisa menjadi solusi untuk penyelesaian kejahatan paling serius. Namun, ICC dalam hal ini mempunyai yurisdiksi terbatas, yakni hanya bisa mengambil tindakan atau menerima aduan di negara peratifikasi Statuta Roma.
Inilah masalah besar yang harus dihadapi masyarakat dunia ketika kekerasan masif, terpola, dan sistematis terjadi di suatu negara. Dalam hal ini, PBB tak bisa berbuat banyak terhadap sistem internasional.
Mendiskusikan sepak terjang organisasi regional kontemporer, berbagai literatur cenderung memusatkan pada kerja sama pada aspek ekonomi. Membentuk pasar bersama atau melakukan liberalisasi perdagangan dalam kerangka organisasi kawasan.Terlepas, apakah salah satu atau lebih anggotanya melakukan aksi brutal terhadap warganya sendiri atau negara lain. Mereka belum sampai tingkatan akan mengambil aksi kolektif terhadap suatu peristiwa yang membahayakan keselamatan manusia.
Setiap kawasan di dunia ini mempunyai organisasi antarnegara yang ditujukan untuk kepentingan bersama. Namun, seperti paparan di atas, kerja mereka mayoritas masih terbatas di bidang ekonomi. Kekerasan di suatu negara anggota bukan tanggung jawab lainnya.
Di samping itu, organisasi tersebut sengaja diciptakan mandul dengan mengatasnamakan prinsip nonintervensi. Karena itu, reposisi organisasi kawasan perlu dilakukan apabila menyangkut keselamatan orang banyak akibat tindakan rezim di negaranya.
Berharap banyak dari PBB akan memakan waktu panjang dan konflik pun bisa berakar dalam akibat ketiadaan “kepemimpinan” memadai. Termasuk seringnya penggunaan hak veto terhadap resolusi Loeh anggota tetap DK PBB jika objek sangkaan masih satu koalisi.
Inilah realitas politik yang rumit cenderung diabaikan dalam bingkai kawasan. Namun demikian, tindakan suatu organisasi regional terhadap negara yang dinilai melakukan the most serious crime bukan sesuatu yang ahistoris.
Pada 1997, Masyarakat Ekonomi Afrika Barat melakukan blokade ekonomi terhadap Sierra Leone akibat konflik berdarah di negara tersebut (Harijanto, Hasnah, dan Pangastuti, 2004).
Menguatnya regionalisme dalam politik internasional seyogianya menambah kekuatan dalam perlindungan keselamatan manusia. Apa yang terjadi di Palestina, Myanmar, Yaman, Suriah, Cina, dan tempat lainnya perlu juga mendapatkan perhatian dari organisasi kawasan.
Mereka harus berani keluar dari pakem yang selama ini terbentuk dengan meluaskan isu kerjasama. Blokade dan embargo ekonomi, serta sanksi jenis lainnya bisa ditempuh oleh suatu organisasi kawasan untuk menghentikan konflik berdarah di tempat lain. Hal tersebut perlu dilakukan karena menunggu keputusan PBB sama halnya menjadi penonton penggalian kuburan massal. (SFA/Republika)
Karikatur, Krisis

Presiden Lebanon: Israel Gunakan Isu Sektarian untuk Pecah Belah Kawasan

BEIRUT – Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan bahwa rezim Tel Aviv berusaha untuk menciptakan perpecahan di Timur Tengah dengan menggunakan isu sektarian.
“Di Timur Tengah, Israel sedang mencoba untuk mengukir kawasan menjadi potongan-potongan kecil entitas sekuler dan religius, quasi-states, dalam upaya untuk menyusun puzzle sektarian,” kata Aoun dalam sebuah wawancara eksklusif dengan surat kabar harian Prancis Le Figaro yang diterbitkan pada hari Senin (24/09).
Ia kemudian menggambarkan rezim Israel sebagai ancaman terhadap kedaulatan negaranya dan menyalahkan rezim itu karena terus menerus melanggar hak-hak bangsa Palestina.
Presiden Lebanon juga mendesak Eropa untuk “mendukung upaya Lebanon guna memastikan kembalinya pengungsi Suriah dengan selamat ke rumah-rumah mereka,” dan “berkontribusi lebih banyak kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).”
Aoun lebih lanjut mencatat bahwa gerakan perlawanan Hizbullah Libanon memiliki persenjataan dikarenakan adanya krisis Suriah yang sedang berlangsung dan status quo di kawasan Timur Tengah.
“Hizbullah tidak memainkan peran militer apa pun di Lebanon, dan tidak melakukan provokasi apa pun di sepanjang perbatasan dengan tanah yang pendudukan. Kepemilikan senjata partai itu terkait dengan situasi di Timur Tengah dan konflik Suriah, ” jelasnya.
Aoun juga menepis tuduhan bahwa Hizbullah memiliki hak veto terhadap keputusan strategis di tingkat nasional Lebanon.
“Lebanon adalah sistem konsensus dan menyatakan pendapat tidak ada hubungannya dengan hak veto,” katanya.
Aoun menekankan bahwa tekanan internasional terhadap Hizbullah bukanlah sesuatu yang baru dan sebenarnya sedang meningkat.
Presiden Libanon mengatakan beberapa pihak mencari pembalasan politik terhadap Hizbullah setelah gerakan perlawanan mengalahkan Israel dalam beberapa kesempatan.
“Pendukung Hezbollah terdiri lebih dari sepertiga dari masyarakat Lebanon. Sayangnya, beberapa outlet asing bersikeras untuk menggambarkannya sebagai musuh, ”kata Aoun lebih lanjut. (ARN)

Iran Bersumpah Berikan Tanggapan Menghancurkan pada AS dan Israel

TEHRAN – Hossein Salami, wakil kepala Korps Penjaga Revolusi Islam Iran mengomentari serangan parade militer di selatan Iran pada hari Sabtu, yang merenggut nyawa 25 orang, termasuk 12 anggota IRGC, dan menyebabkan 53 orang cedera.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Senin sebelum pemakaman korban di Ahvaz, Salami mengecam Amerika Serikat dan Israel atas serangan mematikan itu.
“Anda telah melihat pembalasan kami sebelumnya … Anda akan melihat bahwa tanggapan kami akan lebih menghancurkan dari sebelumnya dan Anda akan menyesali apa yang telah Anda lakukan,” kata Hossein Salami.
Menteri Intelijen Iran mengatakan jaringan “besar” para tersangka telah ditangkap sehubungan dengan serangan terhadap parade militer, menurut Mizan News Agency.
Pengawal Revolusi Iran dilaporkan menjanjikan pembalasan “mematikan dan tak terlupakan” terhadap penyerang pada parade militer di kota Ahvaz, barat daya Iran, pada 23 September.
Pada hari Sabtu, teroris bersenjata melepaskan tembakan ke arah parade militer, menyebabkan setidaknya 28 orang tewas dan melukai 60 lainnya, menurut laporan media.
Menyusul insiden itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh negara-negara yang didukung AS di Timur Tengah bertanggung jawab atas serangan tersebut. [ARN]

Serangan Israel Gagal Hancurkan Pesawat Iran di Damaskus

SURIAH – Serangan Israel ke Bandara Internasional Damaskus pada awal September gagal menghancurkan jet Boeing 747 milik Angkatan Udara Iran, gambar terbaru dari instalasi membuktikannya.
Menurut foto terbaru yang diterbitkan dari Bandara Internasional Damaskus, Boeing 747 milik Angkatan Udara Iran dapat dilihat sepenuhnya utuh, dengan kerusakan minimal yang disebabkan seranagn udara Israel yang membombardirnya awal bulan ini.
Foto-foto terbaru juga menunjukkan bahwa satu-satunya kerusakan yang dialami pesawat 747 adalah roda pendaratan di bagian depan pesawat.
Militer Israel berusaha untuk menghancurkan pesawat itu awal bulan ini setelah mulai menurunkan muatannya di Bandara Internasional Damaskus, yang terletak di luar ibu kota.
Serangan ini oleh Angkatan Udara Israel menandai kedua kalinya pada tahun ini, bahwa mereka telah menargetkan sebuah pesawat Iran di Bandara Internasional Damaskus.
Setelah serangan di bandara, Angkatan Udara Israel meluncurkan serangan berskala luas di seluruh barat Suriah, yang akhirnya mengakibatkan jatuhnya pesawat pengintai IL-20 Rusia sekitar 35 km di lepas pantai Latkaia. [ARN]

TERBONGKAR! Serangan ke Lattakia Upaya Israel-NATO Bunuh Bashar Assad

LATTAKIA – Dalam laporan terbaru oleh media Rusia, terungkap bahwa sejumlah negara NATO, terutama Prancis dan Inggris terlibat kerjasama dengan Israel dalam rencana pembunuhan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad baru-baru ini. Rencana itu melibatkan serangan jet tempur Israel dimana sebuah pesawat militer Rusia kemudian ditembak jatuh oleh pertahanan udara Suriah.
Media dimpenews, membongkar bahwa NATO mengetahui rencana kunjungan Presiden Bashar al-Assad malam itu ke Moskow untuk bertemu Presiden Putin setelah penandatanganan perjanjian Idlib antara Presiden Rusia dengan Presiden Turki, Erdogan. Ia direncanakan terbang ke Rusia melalui bandara Suriah di Latakia. NATO kemudian memberi lampu hijau untuk melaksanakan pembunuhan Presiden Assad, dengan membom konvoinya sebelum mencapai bandara Latakia. Namun, operasi tersebut gagal mencapai tujuannya malam itu ..!
Rincian upaya penyerangan itu menurut dimpenews adalah sebagai berikut: Serangan bersama didahului oleh penerbangan pesawat Tornado Inggris yang melintasi wilayah udara Turki ke arah Lattakia. Pesawat ini dikenal karena kemampuannya untuk memindai dengan laser untuk mendapat rincian paling akurat di lapangan. Setelah 10 menit penerbangan pesawat Inggris, frigat Perancis mulai membom lokasi-lokasi tertentu di Latakia dengan rudal jarak jauh, diikuti oleh penerbangan jet-jet tempur Israel dalam pencarian menyeluruh dan kemudian membom apa yang mereka sebut sebagai «tujuan ilmiah.»
Seorang jenderal Rusia di bawah anonimitas menyatakan kepada media Rusia bahwa “Dalam operasi terakhir (upaya pembunuhan Assad) ada pengkhianatan seorang pejabat militer Rusia di pangkalan Rusia di Suriah dan penyelidikan rahasia untuk hal ini akan dibuka.
Dua hari lalu, Israel telah menerbitkan foto istana kepresidenan Suriah, dan ini ditafsirkan sebagai ancaman langsung bagi kehidupan Bashar al Assad. Selain itu, banyak artikel muncul di media Amerika tentang Trump yang mengancam membunuh Assad, melalui pemboman. Semua rincian masalah pembunuhan politik oleh Trump ini juga dimuat dalam sebuah buku yang baru-baru ini ditulis dan diterbitkan oleh salah satu mantan penasihatnya.
Inilah yang menyebabkan Sayyid Hassan Nasrallah dalam pidatonya baru-baru ini meningkatkan ancamannya terhadap Israel dan menekankan bahwa arogansi Israel «tidak lagi dapat ditoleransi» dan bahwa hal itu harus dijawab oleh seluruh sumbu perlawanan.
Dalam pertemuan Rusia-Turki di Sochi, Erdogan bersikeras meminta tanda tangan Putin pada perjanjian Idlib dan beberapa makalah lainnya yang ditandatangani kedua pihak. Terkait hal itu, Presiden Putin berjanji untuk bertemu dengan Presiden Assad sesegera mungkin untuk menjelaskan rincian perjanjian.
Oleh karena itu, intelijen Rusia berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Presiden memutuskan bahwa Presiden Suriah akan pergi ke Lattakia di mana pangkalan dan bandara Rusia disana akan memberikan perlindungan yang lebih baik untuk perjalanannya ke Rusia, terutama setelah pemboman Israel di Bandara Internasional Damaskus, hanya dua hari sebelumnya.
Baca: Media Rusia Serukan Serang Israel
Dikabarkan juga bahwa Israel membom Bandara Internasional Damaskus karena memiliki informasi tentang pesawat Boeing yang diduga mengangkut senjata ke poros perlawanan. Setelah peristiwa Lattakia, Presiden Putin yakin bahwa Erdogan, yang menandatangani perjanjian Idlib terlibat dalam upaya pembunuhan Assad di Lattakia, terutama setelah kedatangan Tornado dari wilayah udara Turki menuju Suriah. Intelijen Rusia juga telah mengkonfirmasi kehadiran seorang perwira Rusia di pangkalan Rusia untuk berkoordinasi dengan NATO.
Ditetapkannya Assad dalam daftar pembunuhan oleh Barat telah menjadi kenyataan. Presiden Putin dalam hal ini juga harus dilindungi dengan baik, baik oleh dinas keamanan politik maupun militernya. (ARN)

Re-Post by MigoBerita / Selasa/25092018/10.33Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya