Kader PDIP Dikeroyok, Bu Mega Minta Kadernya Tenang, Tak Ada Konpres Provokatif
Hoax
dan propaganda yang dilakukan oleh elite partai oposisi, Gerindra, PAN,
PKS dan Demokrat, bukan sekedar soal berbohong dan menyebarkan
kebohongan. Tidak. Tapi lebih dari itu semua, ini soal propaganda dan
sikap politis yang sangat provokatif. Menggunakan hoax untuk kepentingan
politik.
Soal kasus pengeroyokan terhadap
Ratna, sekalipun ini hoax atau bohong-bohongan, saya jadi teringat
dengan kader PDI Perjuangan yang tahun lalu dikeroyok oleh oknum laskar
FPI. Ini dikeroyok sungguhan lho ya, bukan hoax.
Widodo,
kader PDI Perjuangan ranting Jelambar Jakarta Barat saat itu ikut
mengamankan Djarot yang sedang berkampanye. Namun kemudian laskar FPI
ini menghadang dan sempat terjadi gesekan. Cekcok adu mulut.
Karena
tak puas adu mulut, 7 orang laskar FPI mendatangi rumah Widodo dan
langsung melakukan pengeroyokan. Widodo akhirnya dibawa ke rumah sakit
dan mengalami gegar otak. Badannya lemas. Sekali lagi ini bukan hoax,
ini benar-benar terjadi.
Teman-teman kader PDIP
yang mengetahui hal ini langsung mendatangi kantor polisi terdekat,
membuat laporan. Emosi kader PDIP sempat memanas, sehingga kasus
pemukulan ini sampai pada telinga ketua umum, Ibu Megawati.
Di
saat kader PDIP begitu emosi dan bahkan ada yang berencana melakukan
perhitungan atau pembalasan, Bu Mega datang menjenguk kadernya yang
menjadi korban pengeroyokan. Beberapa elite partai juga turut hadir
mendampingi.
Pesan Bu Mega kepada elite partai
yang menemaninya waktu itu cukup sederhana “Saya minta semua kader tetap
tenang. Kita tetap jaga persatuan Indonesia.”
Ajaibnya,
tensi tinggi di tingkat kader pun mendingin. Segala niat pembalasan pun
otomatis padam. Semua kader kembali kepada aktifitas masing-masing,
mengawal pelaporan, mendoakan dan menjenguk Widodo di rumah sakit. Tidak
ada lagi niat membalas atau membuat perhitungan dengan laskar FPI.
Jujur
saya tak dapat membayangkan jika Bu Mega bertindak seperti Prabowo dan
elite partai oposisi. Menebar ketakutan dan provokasi di kalangan
kadernya atau bahkan konpres terbuka kepada masyarakat luas. Bisa-bisa
seluruh simpatisan dan kader partai emosi lalu bergerak di luar batas.
Sehingga kerusuhan dan saling balas dendam antara PDIP dan FPI akan
semakin meluas ke urusan agama.
Meski tanpa
konpres provokatif, dan malah meminta kadernya untuk tetap tenang, oknum
FPI yang melakukan pengeroyokan menyerahkan diri ke polisi. Mereka
cukup ketakutan dengan aksi balasan, sehingga mencari perlindungan ke
polisi.
Hari
ini saya baru sadar, betapa pentingnya sikap pimpinan partai dalam
menghadapi isu atau persoalan. Saya baru sadar betapa pentingnya memilih
partai politik yang bisa memberikan nilai-nilai persatuan, menghargai
nikmat kemerdekaan dan menempatkan kepentingan NKRI di atas kepentingan
partai.
PDIP sebagai partai penguasa dan partai
terbesar di Indonesia saat ini tidak melakukan tindakan-tindakan
politis. Dari ketua umum sampai kader rantingnya sepakat menyerahkan
kasus pengeroyokan kepada Polisi. Padahal pengeroyokan ini benar-benar
terjadi, bukan hoax seperti yang dimainkan Gerindra, PAN, PKS dan
Demokrat.
Sampai di sini akhirnya saya paham.
Bahwa kita punya pilihan dan dituntut untuk memilih. Jika 2019 nanti
kita masih memilih partai-partai provokator yang menggunakan hoax untuk
membenci dan menyerang lawan politiknya, hanya demi kuasa mereka rela
memecah belah bangsa, maka 5 tahun ke depan kita masih akan melihat
provokasi-provokasi mereka.
Sudahlah, ini bukan
kebetulan atau spontanitas. Sejak Pilpres 2014 mereka sudah buat quick
count palsu. Menakut-nakuti Indonesia bubar berdasarkan novel fiksi.
Belum lagi soal hoax PKI. Kita sudah muak!
Pemilu
serentak 2019 bukan hanya soal memenangkan Jokowi Amin. Tapi juga
memenangkan partai-partai yang mau meletakkan kepentingan dan persatuan
bangsa Indonesia di atas kepentingan partai. Karena kalaupun nanti
Jokowi Amin menang, tapi partai oposisi masih punya banyak suara, ke
depan Jokowi akan terus direcoki oleh komentar, fitnah dan tuduhan yang
selalu membuat kita emosi. Mengganggu Presiden kita dengan segala cara.
Menghambat laju kerja Presiden, dan kita disibukkan dengan menjawab
fitnah-fitnah yang terus mereka produksi.
Sumber Opini : https://seword.com/politik/kader-pdip-dikeroyok-bu-mega-minta-kadernya-tenang-tak-ada-konpres-provokatif-nfi39Rx5Y
Usai Diperiksa Penyidik, Harga Diri Amien Setara Sepiring Nasi?
Ada
yang menarik sekaligus menggelitik menyaksikan Amien Rais yang berbicara
pada hari Rabu, (10/10/18) kemarin usai memenuhi panggilan penyidik dan
menjalani proses pemeriksaan penyidik Polda Metro Jaya sebagai saksi
terkait kasus berita bohong atau hoax yang telah menjadikan Ratna
Sarumpaet sebagai tersangka.
Ada bahasan
mengenai makanan Gudeg, Ayam Kampung, Tongseng dan Sate yang diantaranya
disajikan para penyidik, hingga tentang Amien yang masih sempat meminta
agar dilakukan tes tekanan darahnya kepada Dokter Polisi sela-sela
pemeriksaannya. Pernyataan-pernyataan menggelitik tersebut menjadi
antiklimaks karena sebelumnya Amien terkesan menyatakan hal-hal bernada
ancaman dan tekanan.
Seperti
banyak dibahas di media baik mainstream maupun sosial, sebelum memenuhi
panggilan penyidik yang ke dua kalinya setelah pada panggilan
pertamanya mangkir, Amien mengeluarkan beberapa pernyataan bernada
ancaman.
Pernyataan bernada ancaman Amien yang
diberitakan media dan berlanjut menjadi bahasan Netizen di media sosial
tersebut menyangkut kasus hukum yang menurutnya banyak mandek.
Tak
tanggung-tanggung, beberapa saat sebelum memasuki ruang penyidik di
Polda Metro, Amien masih sempat bersuara dengan nada kerasnya meminta
agar Presiden memecat Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menurutnya
terlibat kasus suap ketika masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.
Kehebohan
Amien itu mengundang banyak kalangan untuk menanggapinya, tak
terkecuali para Netizen. Banyak diantaranya yang menganggap Amien
ketakutan dan berbicara ngelantur karena akan diperiksa penyidik.
Sementara sebagian lainnya menanggapi dengan mengungkapkan
keprihatinannya. Pasalnya, di usianya yang sudah berkepala 7 itu Amien
dianggap semakin ngawur dan asal berkomentar.
Hingga
Amien Rais menjalani proses pemeriksaan sebagai saksi hingga sekitar
enam jam kemudian ia keluar, Netizen terus menerus mengomentari fenomena
yang terjadi pada Amien. Komentar-komentar yang ada masih senada dengan
komentar-komentar di hari-hari sebelumnya.
Namun
setelah Amien Rais berbicara lagi di hadapan awak media usai menjalani
pemeriksaan, komentar atau tanggapan Nerizen mulai berkembang menjadi
guyon atau candaan. Amien yang kemudian mengungkap bahwa para penyidik
yang ada di dalam salah satu ruangan Ditreskrimum Polda Metro ternyata
baik. Bahkan menurut Amien, para penyidik menyuguhinya Gudeg dan Ayam
Kampung di sela-sela proses pemeriksaan.
Seperti
dirilis Tribunnews pada Rabu (10/10), Amien Rais mengaku mendapat
suguhan spesial saat menjalani pemeriksaan penyidik di Polda Metro Jaya.
Selain itu, ia juga merasa dihormati, dan dimulyakan serta
pertanyaannya bagus dan tidak menjebak.
""Siang tadi makan gudeg, ayam kampung," ungkap Amien usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya Jakarta, Rabu (10/10/18).
"Jadi
itu demikian smooth, bagus dan pertanyaannya itu straight. Tidak
muter-muter apalagi jebak. Saya merasa dihormati, dimuliakan. Tanyakan
ke penyidik (hasil pemeriksaan)," ucap Amien selanjutnya.
Pernyataan-pernyataan
Amien Rais usai menjalani pemeriksaan di ruang Ditreskrimum Polda Metro
Jaya tentu saja berbanding terbalik dengan apa yang disampaikannya
beberapa wakru sebelum menjalani proses pemeriksaan. Karena itu pulalah
masyarakat terutama para Netizen yang sejak semula mengikuti
perkembangannya menanggapi dengan berbagai guyonan atau candaan disertai
sindiran.
Yang menarik adanya komentar bernada canda dan sindiran yang diakhiri dengan tanda tanya dan hastag. "Usai
disuguhi Gudeg dan Ayam Bakar, bapak itu melunak ternyata. Padahal
sebelumnya galak bin garang. Apakah berarti harga dirinya setara
sepiring nasi? #SeriusNanya."
Pernyataan
yang sekaligus pertanyaan tersebut sebenarnya bukan hal baru yang
dilontarkan Netizen menanggapi sikap-sikap politik Amien Rais
sebelumnya. Ketua Dewan Pembina Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut
seringkali mebdapatkan kritik dan sindiran serupa. Bahkan ia kerap
disamakan dengan Sengkuni, tokoh dalam kisah pewayangan yang memiliki
karakter buruk sebagai penghianat dan suka bersilat lidah.
Pernyataan
dan sikap Amien Rais yang selama ini kerap dianggap ngawur dan
cenderung membuat gaduh publik tanah air mengakibatkan dirinya terstigma
sebagai tokoh politik yang citra dan karirnya ke belakang bukan lebih
baik, tetapi sebaliknya makin menjadi buruk. Berbagai pernyataan
publiknya yang mengkritisi presiden dan pemerintah dianggap sebagai
kepanikan Amien di masa tuanya yang semakin tidak baik.
Sumber Opini : https://seword.com/politik/usai-diperiksa-penyidik-harga-diri-amien-setara-sepiring-nasi-oIhmAsDBw
Anies Dibilang Tak Kerja, Setelah Ditelusuri, Hasil Kerjanya Fantastis
Apa
hasil kerja keras Anies di DKI selama satu tahun menjadi Gubernur? Amat
banyak. Selain kerja keras mencabut berbagai izin seperti hotel Alexis,
tanah reklamasi, juga bekerja amat keras membaca proposal-proposal ormas
dan partai pendukungnya.
Anies bekerja keras
namun senyap di balai kota DKI. Ia menerima silih-berganti kedatangan
orang-orang yang mendukungnya. Mereka semua menagih upeti. Biaya
operasional Anies sebesar Rp 2,7 miliar per bulan, harus dibagi-bagi
dengan cerdas oleh Anies sendiri. Anies harus bekerja keras membagi duit
operasionalnya untuk berbagai proposal.
Ada
kalanya Anies mengeluarkan duit dari APBD seperti permintaan Ratna
Sarumpaet sebesar Rp 70 juta itu. Saking sibuknya menatapi APBD DKI Rp
70 triliun itu, Anies kemudian ternganga. Gagasannya tentang penggunaan
duit itu beribu-macam.
Begitu banyaknya gagasan
yang berseliweran di pikirannya, sampai-sampai serapan anggaran di DKI
hingga bulan Oktober ini masih di bawah 50 persen. Serapan itu terendah
dalam sejarah. Padahahal saat serapan anggaran di DKI rendah sebelumnya,
Anies menyerang Ahok habis-habisan. Itu sudah dilupakan Anies. Yang
penting sudah jadi gubernur.
Jadi apa kerja
Anies di DKI selama setahun? Ya itu tadi. Ia sibuk membaca proposal,
menghitung duit operasionalnya. Ia juga mencari celah di APBD
kalau-kalau bisa dimanfaatkan untuk membalas budi para pendukungnya.
Para kepala Dinas di DKI pun dicoba kocok-kocok Anies. Ibarat catur, ia
coba tukar, ganti, masukan, keluarkan.
Balai
kota memang sengaja disunyi-senyapkan Anies dengan cara mengalihkan
keluhan warga ke kelurahan. Alasannya agar tidak terlalu crowded
seperti di era Ahok. Bedanya di era Ahok, warga ramai karena mengadukan
berbagai persoalannya langsung kepada Ahok. Sebaliknya di era Anies,
warga ramai karena mau menyampaikan proposal meminta bantuan aneka
ragam.
Selain warga yang antri menyampaikan
proposalnya, pihak yang hilir-mudik di balai kota, juga adalah para
mafia, makelar, broker-broker kakap. Di antara mereka, ada yang meminta
izin ini-itu, meminta kemudahan ini dan itu atau menagih upeti ini-itu
atas jasa mereka kepada Aneis.
Dengan kegiatan
super sibuk itu, maka tak heran rumah DP nol persen ala Anies tidak ada
ujung pangkalnya. Usaha OK-OC terbengkalai ala Sandi yang diwariskan
kepada Anies bangkrut dan tinggal kenangan. Tetapi tak mengapa. Anies
akan menebusnya dengan sebuah proyek unik dalam sejarah, KTP anjing.
Sementara
dari Februari sampai sekarang, pengerukan sungai di DKI sudah tidak ada
dilakukan. Anies sedang kerja keras membaca dan meneliti proposal.
Tidak ada waktu untuk memikirkan kamajuan fisik kotanya. Karena yang
diutamakan Anies adalah kebahagiaan warganya, pendukungnya dan
loyalitasnya.
Penataan kota DKI di era Anies
autopilot. Kecuali mungkin beberapa hambatan yang mengganggu, Anies
tangani dengan ide cemerlang. Jembatan penyeberangan orang (JPO) di
Bundaran HI yang menutupi patung selamat datang, dihancurkan Anies tanpa
ampun. Lalu ia membuat pelican crossing. Di sana ia berdiri gagah
meresmikannya. Sungai di belakang wisma atlet Asian Games ditutup dengan
kain hitam.
Cara Anies menata kotanya sungguh
luar biasa. Ia membuat instalasi bambu dengan dua makhluk yang sedang
memadu cinta. Instalasi bambu itu dibuat untuk menunjukkan bahwa betapa
hebatnya citra seni Anies. Walaupun hanya ia sendiri yang menikmatinya.
Jakarta
dibiarkan Anies macet-macetan, sumpek dan pengap. Mengapa? Karena saat
macet, warga bisa pelan-pelan jalan. Itu mengurangi angka kecelakaan.
Pun kalau macet, warga berlatih untuk sabar. Orang yang sabar akan masuk
surga. Jadi macet adalah bagian dari iman.
Saat
ada Asian games, Anies cukup santai. Ada pusat yang mengurusinya. Anies
hanya sedikit sibuk untuk mengatasi kemacetan lalulintas di tengah
kota. Tetapi dengan segera Anies memperoleh solusinya. Ia menutup
sejumlah pintu tol. Hasilnya kemacetan parah dipanen Anies.
Sekarang
Anies ketagihan dengan konsep kendaraan ganjil-genapnya. Ia mungkin
akan memperluasnya sampai ke gang-gang sempit. Tujuannya agar
kebijakannya juga dirasakan oleh gang-gang sempit di ibu kota.
Tugas
lain Anies jika sudah membaca proposal, adalah kadang-kadang turun ke
tengah masyarakat DKI untuk meresmikan gardu listrik. Proyek gardu
listrik adalah proyek fantastis Anies. Gagasan lewat gardu sangat
brilian. Tanpa gardu, cahaya di rumah-rumah penduduk akan mati-hidup.
Begitu pentingnya penyelesaiannya gardu listrik, sampai-sampai Anies
meresmikannya dengan riang gembira, sukacita penuh kebanggaan. Gubernur
gardu.
Sesekali juga Anies mengendari motor gede
Dishub DKI yang menurutnya gagah perkasa. Seumur-umur Anies belum
pernah mengendarai motor gede ala Dishub. Pertama kali mencoba, Anies
jatuh. Kedua kali ia sukses. Kesuksesan Anies mengendarai moror gede
adalah kesuksesan Anies yang luar biasa di DKI. Lebay.
Kerja
keras Anies memang fokus untuk membahagiakan warganya. Ia sibuk
memikirkan cara memotivasi warganya agar terus berbahagia. Caranya
memberi kebebasan sesuka hati mereka.
Anies
kini amat senang melihat warganya bahagia kini di Tanah Abang. Para
pedang musiman, preman, tukang parkir liar, kini sangat bahagia di era
Anies.
Mereka kini boleh berdagang di badan
jalan sesuka hati. Kemacetan pun semakin membahagiakan para pedagang
kaki lima. Semakin macet, semakin banyak rezeki. Para pedagang asongan
juga ikut kecipratan rezeki jika macet. “Rezeki selalu datang pada
waktunya,” kata Anies.
Infrastruktur jalan,
jembatan, rusun, rumah sakit, tidak perlu ada. Bangunan dalam pandangan
Anies tidak perlu. Bahkan Kalijodo dan RPTRA yang susah payah dibangun
Ahok, kini terlantar. Rumah susun juga dihentikan pembangunannya.
Kata
Anies, jalan dan rumah yang nyaman, ada di hati. Mantap. Maju kotanya,
bahagia warganya. Ternyata kerja Anies adalah mengutak-atik gagasan,
gagasan dan gagasan. Fantastis.Sumber Opini : https://seword.com/politik/anies-dibilang-tak-kerja-setelah-ditelusuri-hasil-kerjanya-fantastis-SRhdKa49L
Tantangan Yusril Kepada Amien dan Ketakutan Amien Rais Terkait Hoax Ratna Sarumpaet?
Amien
Rais dipanggil pihak kepolisian untuk mempertanyakan kasus penyebaran
hoax yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet. Ketika panggilan pertama Amien
Rais mangkir, untuk panggilan yang ke dua ia datang dengan membawa
gerombolan masa.
Sebelum masuk Mapolda, Amien
membuat kegaduhan dengan meminta Jokowi untuk mencopot Tito. Selain itu
juga, ia mengancam akan membongkar kasus korupsi yang masih mengendap di
KPK.
Yusril
Ihza Mahendra mungkin gemas atas pernyataan Amien Rais yang terkesan
memprovokasi. Jangankan dia, saya aja geram melihat pernyataan Amien
Rais yang gak jelas, meskipun tidak kaget, karena Amien sudah sering
membuat pernyataan-pernyataan konyol yang minim data kebenaranya.
"Kalau
Pak Amien punya bukti kasus korupsi serahkan saja ke KPK. Jangan
membuat kegaduhan di tengah suasana politik yang sedang hangat," kata
Yusril seusai menghadiri sidang di Pengadilan Negeri Surabaya, Rabu
(10/10/2018). Seperti yang dilansir laman kompas.com.
"Diperiksa
sebagai saksi itu sudah biasa, tidak usah risau. Tapi saya menghargai
beliau datang ke kantor polisi untuk diperiksa," jelasnya.
Secara
rasional apa yang diungkapkan oleh Yusril benar adanya. Gak perlu
membentuk spekulasi publik yang menyudutkan KPK atau pihak kepolisian.
Jika memang ada bukti, ya silahkan ungkap ke publik dan datangilah KPK,
supaya masyarakat menjadi saksi, apakah yang dikatakan Amien Rais
tersebut hoax atau fakta.
Entah mengapa, kubu
oposisi ini seringkali menggiring opini publik bahwa KPK itu terkesan
buruk, dan tebang pilih penanganan kasus korupsi. Ini sudah menjadi
rahasia umum, bahwa KPK dianggap oleh kubu oposisi main politik dan
sebagainya. Tetapi seperti yang kita ketahui bersama, KPK itu gak
mungkin sembarangan menangkap tanpa bukti yang kuat. Bahkan KPK sering
melakukan operasi tangkap tangan.
Sebagai
contohnya adalah kader kebanggaan PAN, Zumi Zola yang tercyduk KPK.
Semua ada bukti yang jelas. Tidak bisa dibantah, sehingga ia ditetapkan
sebagai tersangka dan siap untuk dibui.
Bukan
hanya Zumi Zola, ada adik dari ketua umum PAN ditangkap KPK. Zainudin
Hasan bupati Lampung Selatan yang sekaligus adik dari Zulkifli Hasan
saat ini menjadi tersangka karena kasus suap infrastruktur di Lampug
Selatan.
Jadi
jika memang Amien Rais mengancam membuka kasus korupsi petinggi
kepolisian dan lain sebagainya pun tidak masalah, jika memang ada bukti,
pasti akan diproses. Di era ini, rakyat akan membantu dalam kontrol
karena akses informasi yang begitu mudah disebarkan. Tetapi jika Amien
menyebarkan hoax, ya resikonya harus ditanggung sendiri.
Yang
menjadi pertanyaan kita selanjutnya adalah, mengapa jika Amien Rais
tidak merasa bersalah terkait hoax yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet, ia
begitu ketakutan serta berusaha memberi tekanan dan ancaman?
Orang
yang tidak merasa bersalah, tidak akan gentar ketika diperiksa oleh
pihak yang berwajib. Contohnya adalah Ahok. Meskipun ia di demo
berjilid-jilid, dengan jantan tanpa pengawalan ia aktif mendatangi
kantor polisi untuk melakukan klarifikasi. Ini Amien Rais ditanya untuk
klarifikasi sudah ketakutan bawa rombongan segala, ditambah pakek
ancam-mengancam segala, sampai-sampai minta Jokowi untuk mencopot Tito
dari jabatan Kapolri, ini kan konyol.
Sebenarnya,
apa sih yang ditakutkan Amien Rais terkait hoax Ratna yang ia sebarkan?
Mungkin itu yang akan menjadi pertanyaan kita semua. Lalu pertanyaan
selanjutnya, apa sih yang akan dibongkar oleh Amien Rais terkait kasus
yang dianggap mengendap di KPK? Kita pun akan melakukan berbagai
spekulasi.
Asumsi yang akan muncul di masyarakat
terkait ketakutan Amien Rais tersebut diantaranya adalah, ada ketakutan
hal buruk lainnya yang dapat terbongkar. Karena seperti yang kita
ketahui bersama, pihak yang berwajib biasanya dari satu penyeledikan
bisa mendapatkan petunjuk untuk membongkar yang lainnya. Oleh sebab itu,
supaya tidak menimbulkan spekulasi buruk, Amien semestinya gak perlu
ketakutan seperti itu.
Untuk asumsi ke dua yang
kemungkinan muncul di benak masyarakat terkait ancaman membuka bukti
kasus yang mengendap di KPK adalah, itu Cuma sekedar gertakan dan
pembentukan opini publik saja. Karena kalau memang ada bukti, Amien Rais
seharusnya mendatangi KPK serta menyerahkan bukti tersebut. Jika takut
KPK akan mengendapkan kasus tersebut, Amien Rais bisa membukanya di
publik sebagai kontrol. Kalau ternyata Amien gak melakukan itu, maka
akan ada anggapan bahwa apa yang dikatakan oleh Amien Rais itu hoax. Udah ah, itu aja…Sumber Opini : https://seword.com/politik/tantangan-yusril-kepada-amien-dan-ketakutan-amien-rais-terkait-hoax-ratna-sarumpaet-Xh3X7_Wp3
Lucu! Ketika Kubu Prabowo Tuding Pemerintahan Jokowi Miskin Koordinasi! Kaca Mana Kaca?!
Yang
lagi digoreng oleh gerombolan Prabowo sekarang ini salah satunya adalah
soal pembatalan kenaikan BBM jenis Premium. Sedianya akan naik sekitar
7% pada Rabu malam tadi, namun tidak jadi. Ya, kita sih percaya, pasti
ada yang mungkin perlu diurus dulu. Katanya sih menunggu kesiapan PT
Pertamina. Apakah ini berarti terbukti kalau Jokowi itu PKI? Apakah ini
membuktikan bahwa Jokowi antek asing dan aseng? Apakah ini merupakan
bukti bahwa Jokowi korupsi? Apakah in iberarti Jokowi gampang ditipu
nenek-nenek yang bilangnya dianiaya padahal habis sedot lemak?
Jawabannya tidak dong. Lagian itu kan memang tupoksinya pemerintah,
memutuskan mana yang terbaik buat rakyatnya.
Bedakan
dengan menyiarkan kasus penganiayaan seluas-luasnya bahkan sampai
menghujat presiden, eh ternyata yang disiarkan itu fiksi alias hoax.
Lalu minta maaf, kan. Saya kira karena soal kenaikan dan penurunan harga
BBM Premium adalah tupoksi pemerintah, jadi absurd kan kalau minta
pemerintah minta gara-gara nggak jadi menaikkan harga BBM Premium.
Betul? Aneh kan jadinya?
Ya
namanya kesel kali, sudah mempersiapkan amunisi buat membantai
pemerintah lagi soal harga BBM yang naik, terus nggak jadi dipakai,
berasa gimana gitu. Akhirnya dicari-carilah narasi buat menembak
pemerintah Presiden Jokowi. Seperti yang dilakukan oleh Koordinator
Jubir Prabowo – Sandiaga, Dahnil Anzhar Simanjuntak. Pemerintahan
Jokowi disebut miskin perencanaan dan miskin koordinasi.
"Pak
Jokowi sebagai presiden di waktu yang tersisa tidak mengulangi
terus-menerus kepemimpinan yang miskin perencanaan dan koordinasi
seperti yang beliau tunjukkan selama ini," kata Dahnil hari ini. Dahnil
juga menilai sikap maju-mundur tersebut menunjukkan pemerintah miskin
koordinasi. Akibatnya, malah akan mempermalukan pemerintah di mata
publik. "Mempermalukan pemerintahan dan mengorbankan anak buah tanpa ada
kata maaf sama sekali," ujarnya. Sumber
Sok iya ya kalau melontarkan tudingan dan tuduhan. Ini sama nih kondisinya ketika Sandiaga disuruh ngaca
oleh Ridwan Kamil. Ingat kan? "Gubernur-gubernur ini terpilih atas
dasar pilkada yang panjang dan melelahkan. Tugas mereka sebenarnya
bagaimana melayani masyarakat dan berfokus di wilayah masing-masing.
Jangan ditarik-tarik ke wilayah pilpres," ucap Sandiaga pada pertengahan
bulan September 2018 lalu. "Itu realitas politik, pembelajaran untuk
kita semua. Tapi kami, koalisi Prabowo-Sandi, sudah perintahkan gubernur
maupun kepala daerah untuk fokus membangun wilayahnya. Mereka punya
tugas bangun ekonomi, pastikan harga terjangkau," kata Sandiaga.
Sandiaga pun mencontohkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Halah
temen sendiri jadi contoh. "Pak Anies dapat perintah yang sama dan ada
beberapa gubernur yang dapat pesan yang sama," kata Sandiaga.Sumber
Besoknya,
argumen telak dilontarkan oleh Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat yang
baru dilantik. "Pak Sandiaga Uno yang terhormat, tolong sebelum
memberikan statement berkaca kepada pengalaman pribadi," kata Ridwan
Kamil. Emil mengingatkan Sandiaga saat Pilgub Jabar beberapa waktu lalu.
Saat Sandiaga menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, ia juga ikut
turun mengkampanyekan beberapa kandidat peserta Pilgub yang diusung
oleh partai koalisi pengusungnya saat ini. "Pada (Pilgub) 2018 dia
datang ke Jateng menjadi jurkam (juru kampanye) Sudirman Said, datang ke
Priangan (Jabar) jadi jurkam pasangan Asyik (Sudrajat-Ahmad Syaikhu).
Beliau kapasitas wakil gubernur dalam kapasitas wakil publik," kata dia.
Menurutnya tidak masalah bila ada seorang gubernur yang mendukung salah
satu pasangan calon di Pilpres 2019. Tapi yang penting tidak melanggar
aturan. "Jadi yang penting enggak melanggar aturan, enggak melanggar
hukum, kemudian jangan bawa nama institusi dan Jabar. Tolong melihat
pada pengalaman pribadi," ujarnya.Sumber MAKJLEBB kaannn….
(pojoksatu.id)
Sama
saja dengan tudingan Dahnil di atas, sungguh lucu. Bahkan dia minta
Jokowi minta maaf ke anak buahnya. Tapi ini saya anggap karena dia ini
kan belum pernah jadi staf nya Presiden, jadi nggak paham mungkin soal begitu. Dia juga tidak pernah bekerja dengan seorang pejabat publik dengan langkah sigap dan cepat
seperti Jokowi. Dia ini tahunya kan Prabowo saja dan Gubernur Anies?
Sesigap apa sih Anies? Secepat apa sih langkah Anies dalam problem solving (pemecahan masalah) dan decision making (pengambilan keputusan)?
Dahnil yang terbiasa
dengan gubernur santun dan capres abadi, pasti akan kaget seandainya
dia jadi menterinya Jokowi. Kerja, kerja dan kerja, dengan pengambilan
keputusan kilat tanpa basa basi. Itu lah gaya kepemimpinan Jokowi.
Tegas, mantap, nggak pake basa basi, dan kalau nggak bisa kerja ya
monggo silakan keluar, karena tidak ada tempat buat orang pemalas dan
bisanya cuma ngoceh di dalam Kabinet Kerja punya Jokowi. Makanya Anies
pun dipecat.
Beda
lah sama suasana kerja di dalam gerombolan Prabowo. Ada kasus
penganiayaan, nggak perlu diverifikasi, nggak perlu dicek, langsung
kokang senjata dan tembaaakkkk! Buatlah konferensi pers di sana sini.
Kalo bisa dikibulin, itu sudah nggak ngomong miskin perencanaan dan
koordinasi lagi karena memang sudah nol! Paham?Sumber Opini : https://seword.com/politik/lucu-ketika-kubu-prabowo-tuding-pemerintahan-jokowi-miskin-koordinasi-kaca-mana-kaca-Pp1jG4nqR
Pertahankan !!! 10 Nama Penghancur Koalisi Prabosan
Dalam
diskusi (?) ILC 9 Oktober 2018, Wakil Ketua DPR tanpa fraksi, Bapak
Fahri Hamzah menghendaki dihentikannya kampanye berbasis hoaks. Beliau
menginginkan terjadinya gagasan perang dan perang narasi yang lebih
cerdas.
Tanggapan langsung diberikan oleh Pak
Budiman Sudjatmiko, anggota DPR Komisi II, bahwa beliau sering melempar
narasi yang sayangnya tidak pernah mendapatkan tanggapan yang
semestinya. Kontra narasi yang sama cerdasnya tidak pernah
diperolehnya. Justru nyinyiran dan narasi yang membuat kewarasan
manusia Indonesia menuju jurang terendahnya.
Hal
ini sesuai pendapat pengamat komunikasi politik Pak Ari Junaedi,
pengajar di Universitas Indonesia. Hal ini beliau sampaikan menanggapi
sikap pihak oposisi terkait terungkapnya kebohongan Ratna Sarumpaet.
"Jadi,
kesannya itu elite-elite pendukung Prabowo-Sandi hanya 'rajin'
memproduksi kecaman terhadap semua hal yang punya potensi merusak
reputasi pemerintah. Namun malas ketika diminta pertanggungjawaban
terhadap statement yang meresahkan masyarakat," ujar Pak Ari, Senin (8/10).
Selanjutnya
Pak Ari menjelaskan, kubu Prabowo - Sandi harus mampu mencari tokoh
yang benar-benar paham permasalahan yang dihadapi masyarakat. Jangan
hanya berbicara untuk menyerang kubu Jokowi.
”Saya
kira, sepanjang kubu Prabowo - Sandi memakai juru bicara seperti Dahnil
Anzar Simanjuntak, Hanum Rais, Andi Arief, Rachland Nashidik, Ferdinand
Hutahaean, Fadli Zon, Amien Rais, Eggy Sudjana, Natalis Pigay, Rachel
Maryam misalnya, hanya akan menurunkan elektabilitas Prabowo - Sandi," pungkas Ari.
‘Tokoh-tokoh’
tadi paling tidak mempengaruhi persepsi masyarakat bahwa kubu Prabowo -
Sandi tidak berani bertanggung jawab ketika sebuah kebohongan
terungkap. Selain itu, kesemuanya dinilai kurang produktif memberikan
keterangan kepada masyarakat.
Pak Ari mantol, mantap betol.
Tapi memang begitulah. Selama ini tokoh-tokoh tersebut selalu
mengeluarkan pernyataan yang hanya menimbulkan ketidaksukaan kepada
pemerintahan Presiden Jokowi. Bahkan, untuk dianggap kritik pun tidak
cukup layak.
Kritikan akan memancing masyarakat
untuk berpikir cerdas mencari perbandingan, mencari penjelasan, dan pada
akhirnya ada solusi alternatif sebagai usulan.
Lalu,
apa kira-kira ”prestasi” tokoh-tokoh tadi, hingga Pak Ari menyebutnya
dapat menurunkan elektabilitas Pak Pak Prabowo ? Berikut beberapa hal
konyol yang pernah dilakukan tokoh-tokoh tersebut.
Pertama,
Dahnil Anzar Simanjuntak adalah Koordinator Juru Bicara Badan
Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Contoh pernyataan konyolnya adalah bahwa Pak Prabowo tidak melakukan
pencitraan.
Sebagai juru bicara, Dahnil juga
tidak mampu menyampaikan gagasan apa yang akan dilakukan Pak Prabowo
jika nantinya terpilih sebagai presiden. Bahkan Pak Fahri Hamzah
menilai juru bicara ini tidak berkelas.
Berikutnya,
dr. Hanum Rais yang adalah putri Mbah Amien Rais. Hal yang paling
diingat adalah saat beliau menyamakan pelaku hoaks, Bu Ratna Sarumpaet
dengan Pahlawan Nasional Aceh, Cut Nyak Dien. Yang tidak kalah, adalah
turut sertanya menyebar hoaks Bu Ratna.
Dalam sebuah unggahan, si mbak yang dokter ini menuliskan lewat akun Twitter @hanumrais begini,
”Saya
juga dokter ... saya melihat, meraba dan memeriksa luka Bu Ratna
kemarin. Saya bisa membedakan mana gurat pascaoperasi & pasca
dihujani tendangan, pukulan,"
"Hinalah
mereka yang menganggap sebagai berita bohong. Karena mereka takut,
kebohongan yang mereka harapkan, sirna oleh kebenaran,"
Berikutnya
adalah Pak Andi Arief, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai
Demokrat Andi Arief mengaku menarik segala kritiknya terkait IMF dan
biaya Annual Meeting IMF-World Bank di Bali pada 8-14 Oktober 2018.
Pengakuan
tersebut membuktikan ketidakmampuannya sebagai oposisi untuk
mengeluarkan kritik yang berkelas. Dapat diartikan juga sebagai
pengakuan terhadap keberhasilan pemerintah.
Selanjutnya
Pak Amien Rais yang merupakan Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional
(BPN) pasangan capres – cawapres nomor urut 02, Pak Prabowo-Sandi.
Sudah tak terhitung, berapa banyak “kelucuan” yang beliau sampaikan.
Diantaranya adalah narasi perang Badar pada Pilkada, partai Allah vs
partai setan, pengibulan pembagian sertifikat, hingga tantangan mengenai
pengambil-alihan blok Rokan yang terjawab hanya dalam hitungan jam.
Kemudian
apa yang aneh dari Rachland Nashidik, politisi Demokrat ini ?
Perhatikan cuitan di akun Twitter miliknya @RachlanNashidik, yang
diunggah pada Kamis dini hari, 26 Juli 2018 pukul 00.28 WIB berikut ini.
"Saya
mau ganti Presiden! Kalau demi itu saya harus bekerja sama dengan
setan, saya akan lakukan. Apalagi cuma kerjasama dengan Prabowo,"
Eggy Sudjana, aduhhh
dia lagi. Beliau pernah berceramah (?) yang isinya, bahwa presiden
yang membuat rakyat miskin. Selain itu.beliau diduga terkait Saracen,
pabrik ujaran kebencian.
Lalu ada Pace noge
mantan anggota Komnas HAM, Natalius Pigai. Beliau mengatakan bahwa,
dirinya menjamin pada Pemilu 2019 mendatang, tidak ada suara pemilih
dari Papua yang mencoblos Joko Widodo.
"Saya yang jamin, Jokowi tidak dapat suara di Papua. Tulis kata-kata saya," tegasnya.
Tidak
sampai di situ, Pace Natalius menilai amunisi Pak Jokowi hari ini,
tidak jauh lebih banyak dibandingkan dengan amunisi calon kandidat
presiden lainnya, seperti Pak Prabowo Subianto.
Dengan begitu, menurutnya, sudah hampir pasti Pak Jokowi tidak akan melanjutkan kepemimpinannya pada periode mendatang.
"2019 presiden akan berganti. Jokowi sudah tidak punya lagi amunisi," kata dia. Pace, pace. Pica bunga saja ko ini..
Di
lain pihak, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) DKI Jakarta M
Rico Sinaga meminta Pak Prabowo mulai melakukan screening terhadap
orang-orang dekatnya, baik yang berada di Ring 1 maupun Ring 2.
Kasus
hoaks Bu Ratna Sarumpaet seharusnya jadi pelajaran bagi Pak Prabowo
Subianto. Calon presiden nomor urut 02 itu dinilai perlu mengevaluasi
orang-orang di sekitarnya.
"Dalam hal ini,
saya juga melihat ada kesalahan fatal yang dilakukan Prabowo. Karena dia
maupun tim pemenangannya tidak lebih dulu melakukan pengecekan apa yang
dikatakan Ratna kepadanya, sehingga mereka semua kini terkelabui," ujar Pak Rico.
Ah, tidak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Bung Rico di atas. Justru untuk Pak Prabowo, *demi Indonesia yang lebih baik,
beliau harus mempertahankan tokoh-tokoh ini. Kalau perlu ditambahkan
lagi dengan Novel Bamukmin, Arief Poyuono, Rocky Gerung, atau bahkan
Jonru Ginting.
Biar ramai nggak karu-karuan, dan tambah jeblok elektabilitasnya Pak Prabowo. Dan, Pak Jokowi lah yang akhirnya menang.Sumber Opini : https://seword.com/umum/pertahankan-10-nama-penghancur-koalisi-prabosan-j4w-2J9an
Dua Kali Kebijakan Jonan Dibatalkan Jokowi
Strategi
pengurangan BBM sebenarnya merupakan strategi yang tepat dan jitu.
Dengan mengurangi subsidi BBM, banyak hal bisa dicapai, seperti optimasi
APBN karena selama ini terlalu besar alokasi digunakan untuk subsidi
BBM sehingga program lain terbengkalai (infrastruktur, intervensi
pendidikan, kesehatan, pertanian dsb).
Pengurangan
BBM juga bisa mengubah budaya konsumtif menjadi budaya produkti, karena
selama ini BBM banyak digunakan untuk kenikmatan mobil pribadi.
Pengurangan subsudi BBM dapat mendorong eksploitasi energi baru
terbarukan yang sampai saat ini masih di bawah lima persen serta
konversi BBM ke energi lain seperti batu bara dan gas. Kesimpulannya
dalam jangka panjang, pengurangan subsidi BBM lebih menjamin kinerja
ekonomi secara keseluruhan.
Kesalahan
yang terjadi dengan strategi pengurangan subsudi BBM selama puluhan
tahun ini adalah karena strategi tidak diikuti dengan taktik-taktik
(rencana aksi) yang relevan. Misalnya, ingin mengurangi subsudi BBM,
tapi penggunaan kendaraan pribadi tidak dibatasi, harga BBM tidak
dinaikkan malah penggunaan sepeda motor malah seperti didorong dan
memperpanjang ukuran jalan di kota-kota besar untuk menampung kendaraan
dan sepeda motor pribadi.
Kebijakan penyesuaian
BBM bukan merupakan kebijakan populer. Tapi semua Presiden pernah
melakukannya. Hal ini menjadi indikasi bahwa BBM memang perlu
penyesuaian sesuai dengan kondisi.
Terbaru
Presiden Joko Widodo membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
jenis premium. Keputusan Jokowi ini sekaligus mengoreksi pernyataan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Awalnya,
Jonan yang menyampaikan bahwa premium akan naik pada pukul 18.00 WIB,
Rabu (10/10/2018) kemarin.
Pernyataan itu
disampaikan Jonan saat ditemui di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Rabu sore, di
sela-sela pertemuan IMF-Bank Dunia. Baca juga: Jokowi Batalkan Kenaikan
Harga Premium, Miskoordinasi atau Cari Simpati? Harga premium naik
menjadi sebesar Rp 7.000 per liter untuk di daerah Jawa, Madura, dan
Bali (Jamali) dan Rp 6.900 per liter untuk di luar Jamali.
Jonan
bahkan menyebut bahwa kenaikan harga premium ini sesuai arahan Presiden
Jokowi. "Pemerintah mempertimbangkan, sesuai arahan Presiden, bahwa
premium, premium saja ya, mulai hari ini pukul 18.00 WIB paling cepat,
tergantung Pertamina (sosialisasi) ke 2.500 SPBU di seluruh nusantara,
disesuaikan harganya," kata Jonan.
Namun,
tak sampai satu jam, pernyataan Jonan itu langsung dikoreksi oleh anak
buahnya. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, Publik dan Kerja
Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, harga premium batal naik
berdasarkan arahan Presiden Jokowi. Baca juga: Tak Konsisten Soal
Kenaikan Harga Premium jadi Blunder Pemerintah "Iya ditunda, sesuai
arahan Pak Presiden (Jokowi). Kami evaluasi lagi kenaikan tersebut,"
kata dia.
Pembatalan ini tentu saja menjadi
sasaran empuk oposisi. Padahal bisa saja pembatalan tersebut terjadi
karena Presiden mendengarkan aspirasi publik. Presiden selalu
menghendaki adanya kecermatan di dalam mengambil keputusan, termasuk
juga menyerap aspirasi publik.
Koreksi
Jokowi atas sikap Jonan ini mengingatkan pada peristiwa pada penghujung
tahun 2015. Saat itu, Jonan yang masih menjabat sebagai Menteri
Perhubungan menerbitkan surat larangan pengoperasian ojek atau
transportasi umum berbasis layanan online. Alasan pelarangan itu karena
berbenturan dengan aturan, salah satunya penggunaan kendaraan pribadi
sebagai transportasi umum. Kebijakan Jonan itu langsung menimbulkan
reaksi publik.
Tak menunggu lama, Presiden Joko
Widodo langsung mengoreksi kebijakan tersebut. Baca juga: Timses Sebut
Jokowi Tak Ragu dalam Pembatalan Kenaikan Harga Premium Koreksi pertama
kali disampaikan Kepala Negara lewat akun twitternya, @Jokowi. "Saya
segera panggil Menhub. Ojek dibutuhkan rakyat. Jangan karena aturan
rakyat jadi susah. Harusnya ditata -Jkw," kicau Jokowi saat itu.
Akhirnya,
pemerintah membatalkan larangan pengoperasian ojek online. Sekitar enam
bulan kemudia, pada Juli 2016, Jokowi melakukan perombakan atau
reshuffle kabinet. Jonan dicopot dari posisi Menhub dan digantikan
mantan Dirut Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi. Tak ada penjelasan
mengenai alasan pencopotan Jonan. Namun, pada Oktober 2016, Jonan
kembali masuk dalam Kabinet Kerja. Kali ini ia dipercaya menjabat
menteri ESDM menggantikan Arcandra Tahar yang dicopot karena masalah
kewarganegaraan. Arcandra pun akhirnya menjadi wakil menteri ESDM
mendampingi Jonan.
Saya kira para menteri harus
lebih cerdas dalam berkoordinasi apalagi ditahun politikini. Kesalahan
kecil saja apalagi besar bisa menjadi sasaran serangan oposisi. Isu
biasa bisa menjadi isu sangat sensitif.
Sumber :
Rekam Jejak Apa yang Bisa Ditawarkan? Mardani: Prabowo Pernah Mendaki Puncak Everest, Nyambung? Miki...
Rekam
jejak adalah kata kunci ketika kita memilih seorang pemimpin, karena
potensi jaminan untuk berhasil dalam kepemimpinan antara lain: Akan
banyak dipengaruhi apakah rekam jejak sang calon pemimpin itu jelas,
clear, positif atau tidak, itu menjadi hal yang penting sekali lagi,
bagaimana kita melihat rekam jejaknya Pak Jokowi, dimana ketika beliau
belum menjadi Presiden, Jokowi sudah mencoba memulai dari level paling
bawah.
Pertama dimulai dari memimpin sebagian
kecil daerah di Indonesia, Solo, dilanjutkan menjadi Gubernur untuk
Jakarta, lalu kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke 7,
dimana itu semuanya memberikan bekal dan bukti kerja beliau sebagai
portofilio yang bisa dipertanggung jawabkan, lalu kemudian ditawarkan
kepada masyarakat, sebagai bukti ini hasil saya bekerja, ini tawaran
saya untuk kembali memimpin negara ini kembali, ini adalah kerja keras
saya yang saya usahakan dengan penuh cinta bersama masyarakat.
Saya
(Jokowi) diberikan amanat oleh rakyat, oleh karenanya semua itu saya
pegang teguh untuk benar-benar dilakukan, Sehingga semuanya kini, tidak
lagi merasa terasingkan, terkucilkan, atau segala macamnya, melainkan
sekarang semua tau dan mengerti, bahwa dirinya adalah Indonesia satu
bangsa dan negara, kesejahteraan yang beliau sudah coret dinegara ini
dengan pembangunan yang real atau nyata, yang lebih besar dari jaman
Soeharto dengan anggaran yang kecil dibanding sebelumnya, dan paling
penting semuanya bersih tanpa korupsi.
Rekam
jejak ini adalah bukti nyata yang Jokowi punya, dan bagaimana dengan
lawan politiknya? Karena sampai detik ini mereka tidak bisa menawarkan
alternatif kebijakan, melainkan hanya kritikan tanpa penyelesaian
semata.
Artinya apa? Artinya akan teramat sulit
bagi lawannya(pesaing Jokowi) yang selalu merasa dia adalah pimpinan,
seorang bos yang harus di ikatkan tali sepatunya, mengklaim dirinya
militer tangguh padahal dipecat, mengklaim dirinya tegas tapi cuma
karena soal urusan uang maka abangpun sayang, dan mengklaim dirinya
adalah pemikir cerdas tapi bisa kena tipu oleh nenek tua.
Ketika
Mardani Ali Sera berorasi 90 detik lamanya, yang menjadi perhatian
malam ini, seluruh rakyat Indonesia yang menonton Mata Najwa akan geli,
mengapa? Kalian wajib nonton ucapan Mardani itu saat orasi 90 detik,
karena akan tertawa terbahak-bahak
Berikut saya
coba kutip pernyataan dia: "Sekarang ekonomi susah, petani nelayan
kesusahan. Prabowo rekam jejaknya tahun 1997 menjadi orang Asia pertama
yang mendaki gunung everest" Hahahahahaha apa hubungannya? Bisa mendaki
everest jadi rekam jejak terbaik Prabowo menurut Mardani Ali Sera
Kesimpulan pernyataan Mata Najwa malam ini soal rekam jejak maka jawabannya adalah sebagai berikut:
Nomor
urut 01 pernah membuktikan sukses walikota solo, gubernur jakarta,
presiden RI. sedangkan nomor urut 02 pernah mendaki gunung everest.
Lebih
uniknya lagi dalam acara televisi yang ditonton live malam tadi, Mardni
lagi-lagi berbicara dengan karangan fiksi. Mengklaim Prabowo pendaki
puncak gunung everest pertama dimana sebenarnya pendaki itu adalah Pratu
Asmuji https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-pratu-asmuji-orang-asia-tenggara-pertama-taklukan-everest/indonesia-tak-mau-kalah-dari-malaysia-taklukan-everest.html Dimana Prabowo hanya disebut sebagai pengagasnya http://www.tribunnews.com/nasional/2014/04/26/prabowo-taklukkan-puncak-everest-digagas-sejak-1980
Tim
Nasional Ekspedisi Everest terpilih sebanyak 43 orang yang terdiri dari
Kopassus, Wanadri, FPTI, Rakata, dan Mapala UI. Setelah ekspedisi
besar, tersisa 16 orang yang kemudian dibagi menjadi dua tim yakni enam
orang dari sebelah utara melalui Tibet.
Sedangkan
10 orang dari sebelah selatan melalui Nepal termasuk Asmujiono yang
berhasil mencapai puncak Everest masuk di tim selatan.
Akhirnya,
Asmujiono sampai ke puncak Everest pada Sabtu 26 April 1997 pukul 15.40
waktu Nepal. Informasi keberhasilan ini disampaikan langsung oleh
Koordinator Umum Tim Nasional Ekspedisi Mount Everest Letkol Inf Pramono
Edhie Wibowo dari Katmandu Nepal.
Prabowo tidak
ada mencapai puncak everest, silahkan dibuktikan sendiri dan dicari
datanya, karena sejauh mata media bersama netizen memandang, tidak ada
pengakuan bahwa Prabowo pernah menginjakan kaki dipuncak everest selain
pengagasnya saja.
Artinya disini, sudah ditanya
rekam jejak jawabannya malah ke everest, eh ngomongin everest ternyata
Hoax juga soal pencapaian puncak pertama. Kan begini namanya tidak ada
inkonsistensi diantara mereka yang benar-benar punya bakti buat bangsa
ini.
Selain jadi bos untuk nyuruh anak buah ikat
sepatu, mau nyalonin gubernur harus dengan mahar besar(La Nyala),
panggil wartawan rame-rame untuk press conference hoaxnya Ratna, mungkin
itu saja kura-kura Prestasinya Capres tetangga.
Sumber Opini : https://seword.com/politik/rekam-jejak-apa-yang-bisa-ditawarkan-mardani-prabowo-pernah-mendaki-puncak-everest-nyambung-mikir-sF0fpS_zV
Pendukung Khilafah di Barisan Pengawal Amien Rais
"Ganti Presiden. Ganti
sistem. Takbirrr!"
Begitulah orasi dari koordinator
alumni 212 saat mengawal sidang Amien Rais di Polda Metro Jaya kemarin. Orator
terus berorasi supaya mengganti sistem di Indonesia dengan sistem khilafah
Islamiyah disambut teriakan takbir di tengah cuaca panas Jakarta.
Kaget bahwa ternyata pendukung
khilafah masih ada? Tidak juga. Mereka memang ada. Meskipun organisasinya HTI
dibubarkan, tetapi ideologi mereka masih dipegang. Dan mereka sedang mencari
inang untuk berkembang.
Seperti tulisan saya sebelumnya,
para pengusung khilafah ini dendam sekali dengan Jokowi, karena Jokowi lah yang
menghalangi ruang gerak mereka. Pembubaran HTI dijadikan seruan
"perang" oleh mereka.
Dan para pengusung khilafah tahu
bahwa jika Jokowi kembali memimpin di periode kedua, mereka bisa terpojok dan
mungkin habis selamanya. Karena bisa saja Jokowi akan menangkapi mereka yang
masih setia dengan ideologi anti Pancasila. Dan untuk itu mereka menunggangi
koalisi Prabowo-Sandi untuk mencapai tujuannya.
Prabowo sendiri pernah berkata
bahwa ada propaganda licik yang ingin menjatuhkan dia dengan tuduhan bahwa ia
mendukung khilafah. Tapi bukti-bukti seperti orasi di depan Polda Metro Jaya
berbicara, bahwa kelompok pengusung khilafah ini ada di dalam barisan dia.
Menurut survei Denny JA, 1-6
September, kelompok Alumni 212 meningkatkan dukungannya kepada Prabowo. Hasil
survei Denny bicara bahwa ada kenaikan dari 61 persen menjadi 75 persen dari
alumni 212 yang di dalamnya banyak
pengusung khilafah pasca-ijtima ulama II. Sedangkan yang pro Pancasila di kubu
Prabowo cenderung menurun....
Jadi tidak salah kan jika saya
bilang, bahwa Pilpres 2019 sejatinya adalah pertarungan yang Pro NKRI versus
yang pro HTI?
Kalau tidak ingin negeri ini
hancur karena sistem diganti, mari pilih Jokowi. Mendukungnya sama dengan
berjuang supaya Indonesia tidak seperti Suriah nanti.Amien Rais Diperiksa
Sumber Opini : https://www.dennysiregar.com/2018/10/pendukung-khilafah-di-barisan-pengawal.html
KOALISI PANIK
Kenapa mendadak koalisi sebelah
mengalihkan isu dari operasi plastik ke isu ekonomi dan menyerang pertemuan tahunan
IMF dan World Bank di Bali?
Sejak awal situasi koalisi di
sana memang sedang buruk-buruknya. Situasi itu dipicu oleh isu adanya uang 1
triliun rupiah yang dikucurkan si "tempe ATM" kepada dua partai
pendukungnya.
Kabar burung berkicau bahwa uang
yang disetor sebenarnya baru 70 M saja, sebagai depe tanpa persik, tapi sisanya
belum keluar juga sampai sekarang. Kalau pun keluar cuman incrit-incrit saja.
Memang darimana sisa uangnya? Ya,
tentu dari investor lah. Strategi yang dipakai memang strategi ala Hedge Fund
Manager. Taruh dikit dulu untuk kepastian, jika sudah sah baru tunjukkan ke
investor, "Tuh gua dah jadi kan? Sekarang mana duit sisanya?"
Nah, investor juga tidak go to
the block. Mereka butuh kepastian yang lebih pasti lagi. Uang keluar setahap
demi setahap menunggu perkembangan yang terjadi karena hasil survey kok tidak
naik-naik meski si "tempe ATM" sudah disana. Sudah jual ganteng, kaya
dan milenial, tapi kok survey tidak bereaksi.
Supaya uang investor keluar semua
untuk pembiayaan gerakan kampanye yang rakus dana, maka dirancanglah sebuah
gerakan massa. Dibikinlah strategi operasi plastik itu.
Gagal. Malah jadi blunder total.
Investor malah pelan-pelan mundur karena tidak mau ketahuan. Disinilah
kepanikan melanda karena cadangan kas sudah terkuras.
Akhirnya diputuskan, "Supaya
biaya kampanye murah, ya kita undang-undang wartawan aja, jangan bikin acara
apa-apa dulu sampe ada investor baru. Kita kritik-kritik aja, siapa tahu dapat
tanggapan dan isunya jadi meluas..".
Koalisi sebenarnya berharap uang
dari "keluarga kaya tujuh turunan itu", tapi mereka baru tahu bahwa
keluarga itu peditnya naudzubillah.
Sampai sini paham, kan? Belum
selesai. Kita kembali ke awal ke isu 1 triliun itu..
Beredar kabar bahwa salah satu
partai pengusung sedang pecah. Perpecahan diawali rebutan uang mahar itu.
"Pusat dapat uang kok tidak disebar ke daerah? Daerah udah megap-megap.
Jangan dimakan sendiri dong.." Itulah akibat uang mahar terbongkar, daerah
jadi tahu berapa-berapanya.
Daerah tidak mau tahu bahwa pusat
masih cuman terima sekian puluh miliar saja dari yang dijanjikan ratusan.
Akhirnya goyahlah daerah. Apalagi si partai memang ada perpecahan internal,
sehingga lawannya di internal makin ampuh mengacak-acak untuk mencari pengaruh
di dalam. Dan kita dengar kabar di beberapa daerah, para pejabat internal
mundur total.
Politik memang tidak seperti
tampak di permukaan. Permukaan seperti air tenang tapi di dalamnya terjadi
gemuruh besar. Ada yang mata duitan, ada yang pengen cari keuntungan di depan,
ada juga yang lagi deg-degan menunggu ketokan pintu polisi yang berhasil
membongkar isi hape tersangka operasi.
Ruwet, kan?
Begitulah koalisi berdasarkan
kepentingan uang dan kekuasaan. Tali temali diantara mereka rapuh dan mudah
terurai. Bentar lagi juga rontok dan saling memakan..
Kita nikmati aja sambil seruput
kopi dan bernyanyi, "Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kalian.
Yang selalu salah dan dan bangga dengan dosa-dosa..."
Sumber Opini : https://www.dennysiregar.com/2018/10/koalisi-panik.html
KONSULTAN HOAKS INTERNASIONAL
Dalam setiap survey, angka
pemilih PS bertahan di angka 30 persenan.. Tidak naik dan tidak turun. Ini
menandakan, itulah pemilih tetapnya atau disebut hardcore voters. Pemilih ini
tidak akan berubah sampai hari pencoblosan.
Jika terus bertahan diangka ini,
jelas ia akan kalah. Oleh karena itu, ia harus melakukan langkah ekstrim, yaitu
bermain spin atau pelintiran untuk menaikkan elektabilitasnya. Yang diincar
adalah pemilih ngambang atau swing voters yang ada diangka sekitar 20
persenan..
Untuk memainkan plintiran ini,
diundanglah seorang spin doctor atau ahli plintiran kelas Internasional.
Namanya Rob Allyn..
Rob Allyn ini adalah master
dibidangnya. Ia pernah memenangkan Pilpres Presiden Amerika dengan
menghancurkan reputasi John mc Cain. Poster Mc Cain tersebar dimana-mana dalam
jumlah yang massif, berdampingan dengan foto anak kulit hitam.
Judul poster itu menuduh bahwa Mc
Cain punya anak diluar nikah dengan seorang kulit hitam. Padahal anak kulit
hitam itu adalah anak seorang miskin yang sedang dibantu putrinya untuk
berobat.
Mc Cain pun kalah karena isu ras
masih sangat dominan di Amerika sana. Kemampuan Allyn memelintir dengan fitnah,
sudah diakui dunia. "Saya seorang pebisnis, bukan politisi.." kata
Allyn, yang menandakan bahwa semua strategi kotornya dia hanyalah bisnis saja.
Jangan tanya moral disini apalagi kemanusiaan..
Allyn melanglang buana dengan
perusahaan konsultan politiknya. Di Meksiko, ia pun pernah menjadi pendamping
saat pilpres dan berhasil menang dengan strategi fitnahnya.
Tahun 2014, saat Pilpres, jejak
Rob Allyn terlihat di Indonesia. Fitnah bahwa Jokowi anak PKI, antek komunis
dan lain sebagainya adalah ciri khas Allyn. Meski ia tidak mengakui, tetapi ia
mengaku bahwa ia yang membuat kampanye iklan untuk PS.
Jika ingin membalikkan situasi
kekalahan menjadi kemenangan, Allyn lah orang yang tepat untuk disewa sebagai
konsultan..
Polisi sudah mempelajari ini
sejak lama. Mereka belajar dari Pilpres 2014 yang penuh hoaks dan fitnah.
Karena itulah polisi sudah
berjaga, ketika dalam Pilpres kali ini ada yang sudah merancang strategi hoaks
besar yang diharapkan mengguncang dunia politik Indonesia. Yaitu dengan
membangun isu PKI terlebih dahulu, lalu memunculkan seorang tokoh yang mengaku
dianiaya, baru gelombang demo besar akan muncul sebagau tsunami untuk menaikkan
popularitas mereka yang melawannya.
Sayangnya, masyarakat dan polisi
sudah pintar. Mungkin disini Allyn salah, dikira orang Indonesia goblok semua.
Pelintiran itu layu sebelum berkembang besar.
Kali ini polisi tidak mau hanya
bertahan saja. Gelombang tsunami baru akan diciptakan untuk menghajar para
pembuat hoaks dan penggagas dibelakangnya. Satu persatu akan dipanggil dan
diminta keterangan, dan jika terbukti ada percakapan di hape RS, maka jaket
oranye bisa jadi pakaian baru yang harus dikenakan..
Mau Indonesia ribut dan perang
saudara karena hoaks, seorang Rob Allyn tidak akan perduli. Baginya, "Its
just business, nothing personal.."Satu atau Dua :
Siapa Paling Merakyat, Jokowi atau Prabowo?
Masa kampanye telah bergulir, barisan tim pemenangan telah bergerak.
Beragam isu diolah untuk saling menyerang atau mengunggulkan calon
presiden dari masing-masing kubu. Mata Najwa menghadirkan barisan tim
pemenangan masing-masing kandidat, di antaranya Budiman Sudjatmiko dari
kubu Jokowi-Ma’ruf dan Dahnil Anzar Simanjuntak dari kubu Prabowo-Sandi.
Lembaga Survei Poltracking pernah merilis hasil survei mengenai
preferensi pemilih yang mengungkap sifat atau kriteria presiden yang
diharapkan rakyat. Terdapat tegas dan merakyat.
Menurut Budiman, Jokowi dan Maruf sangat merakyat dan dipanggil sejarah
untuk memimpin. “Ini menjungkirbalikkan teori-teori pembangunan atau
politik, yang biasanya hadir dari klan politik atau dinasti. Namun
berhasil membangun bangsa ini, dan jadi role model kepemimpinan,” kata
Budiman.
Sementara Dahnil, melihat Prabowo keras dalam prinsip, tapi pro rakyat.
Hari ini, kata Dahnil, Indonesia butuh kepemimpinan yang berani dan
tidak bisa dikontrol oleh bangsa lain. “Beliau sangat otentik. Hidup dan
tampil sesuai dirinya sendiri. Beliau mengajarkan kepada publik untuk
hidup jujur, tanpa harus dibuat-buat,” kata Dahnil. (Narasi)
Debat Panas Soal Hoaks : (Video)
Selain di dunia nyata, masing-masing kandidat juga memiliki tim
pemenangan yang bergerilya di dunia maya. Para penggiat ini selain
dikenal sangat aktif di medsos juga tergabung di partai koalisi
masing-masing kubu, yakni Mohamad Guntur Romli dari kubu Jokowi-Ma’ruf
dan Ferdinand Hutahean dari Prabowo-Sandi.
Menurut Ferdinand, dirinya juga menjadi korban dari hoaks di media
sosial. Terkait hoaks yang melibatkan salah satu anggota tim pemenangan
Prabowo-Sandi, pihaknya meminta maaf. Namun saat itu pihaknya tergerak
karena rasa kemanusiaan.
Guntur Romli sendiri mengkritik langkah tim Prabowo-Sandi yang tetap
mengambil Ratna Sarumpaet sebagai bagian dari timses. “Ratna itu orang
yang terkenal dengan timbunan hoaks. Banyak jejaknya. Anehnya, tetap
diambil sebagai timses. Artinya ini hoaks yang dilakukan secara
sistematis, “ ujar Guntur. (Narasi)
Adu Rekam Jejak Capres
Salah satu poin dari survei Poltracking terkait preferensi pemilih
adalah soal pengalaman atau rekam jejak. Lalu, bagaimana masyarakat
menilai rekam jejak pasangan nomor satu maupun nomor dua? Tugas tim
pemenangan di sini sangat penting untuk menjelaskan rekam jejak
jagoannya di Pilpres 2019.
Mardani Ali Sera, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.
Prabowo Sandi fokus pada penyelesaian masalah lapangan kerja dan membuat
harga lebih murah. “Satu periode Jokowi banyak yang tidak tercapai,
seperti pertumbuhan ekonomi yang tidak tercapai, listrik dan BBM yang
naik,” katanya.
Arsul Sani, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf rekam jejak
adalah kata kunci memilih pemimpin. Pasalnya, potensi keberhasilan itu
terlihat dari rekam jejak. “Pak Jokowi sudah jelas berhasil memiliki 51
persen saham Freeport. Lalu Blok Migas yang juga puluhan tahun dimiliki
asing, berhasil diambil juga oleh Jokowi,” jelas Arsul. (Narasi)
`Maaf` Jadi Ukuran Kualitas Capres
Perdebatan kualitas kepemimpinan dan rekam jejak sangat penting bagi
pemilih. Hal itu, kata Dahnil Anzar, Koordinator Jubir Prabowo Sandi,
diperlihatkan saat Prabowo meminta maaf kepada publik, ketika dibohongi
oleh Ratna Sarumpaet.
“Beliau langsung meminta Ratna dipecat. Sementara Jokowi tidak pernah
minta maaf saat salah mengangkat Arcandra, yang diduga warga negara
Amerika Serikat menjadi menteri,” kata Dahnil.
Sementara menurut anggota tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf, Budiman
Sudjatmiko, syarat dan tanda kepemimpinan Prabowo itu gugur saat
peristiwa penghilangan aktivis, yang mana anak buahnya dipenjara. “Saat
itu apakah Prabowo hadir? Tidak. Dia meninggalkan anak buahnya yang
dipenjara dan dipecat. Prajurit tidak pernah salah, tapi komandan yang
salah,” kata Budiman. (Narasi)
The Power of Emak-Emak vs Ibu Bangsa
Persoalan ekonomi, khususnya harga-harga bahan pokok menjadi isu yang
selalu mencuat menjelang pemilu. Terkait masalah harga bahan pokok,
perempuan kerap diasosiasikan sebagai sosok yang paling dekat dan
mengetahui.
Rahayu Saraswati, Juru Bicara Tim Pemenangan Prabowo-Sandi mengatakan
isu-isu tentang perempuan sangat diperhatikan oleh Prabowo. Selain itu,
Rahayu mengatakan, kritik-kritik Prabowo-Sandi terhadap fundamental
ekonomi Indonesia itu berdasarkan data-data Bank Dunia.
Irma Chaniago, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf membantah
pernyataan Sandi soal mahalnya harga makan di Indonesia dibandingkan
Singapura. “Riset The Economist itu justru menunjukkan Singapura itu
kota termahal di dunia. Artinya, pernyataan itu salah,” kata Irma.
(Narasi)
Debat Harga Tempe vs Telur
Persoalan ekonomi sangat penting untuk dibahas karena mempunyai dampak
langsung terhadap masyarakat. Dari hasil survei Charta Politika,
terlihat permasalahan yang dikeluhkan masyarakat adalah persoalan
sulitnya lapangan pekerjaan dan harga bahan pokok yang tinggi. Bagi
Guntur Romli, timses Prabowo Sandi harus menggunakan data yang benar
saat melakukan kritik. “Ketika kita bicara data, tentunya harus akurat,”
ujarnya.
Menurut Koordinator Jubir Badan Pemenangan Prabowo Sandi, Dahnil Anzar,
pemerintah sibuk membantah data-data yang diambil dari rakyat. “Survei
itu dari lembaga yang kredibel dan valid datanya. Tapi pemerintah itu
terus membantah suara rakyat. Selain itu, masalah pemerintah saat ini
terkait kekacauan data, Bulog bilang jangan impor, tapi Kemdag bilang
impor,” jelasnya. (Narasi)
Satu atau Dua
Kampanye masih panjang. Namun timses masing-masing kubu terus bergerilya
untuk meyakinkan pemilih tentang kelebihan kandidatnya. Mardani Ali
Sera, Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Prabowo Sandi mengatakan
kandidatnya mendengar rakyat. “Sulitnya lapangan kerja dan harga mahal
itu hal yang nyata. Nanti akan dibereskan Prabowo-Sandi,” jelasnya.
Sementara Arsul Sani, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi Ma’ruf
mengatakan pemilih harus dilihat secara empiris di daerah-daerah
pinggiran seperti Papua dan Kalimantan yang dibangun oleh Jokowi.
“Jokowi sudah terbukti membangun dengan konsep yang jelas. Sementara
kandidat lain tidak menawarkan konsep alternatif atau jalan keluar yang
lain,” katanya. (Narasi)
"Di Balik Drama Hoax Ratna Sarumpaet"
Indonesia Lawyers Club #ILC 9 Oktober 2018 mengangkat tema "Di Balik Drama Hoax Ratna Sarumpaet"
Aktivis #RatnaSarumpaet
telah ditahan oleh Polda Metro Jaya sejak Jumat malam, 5 Oktober 2018.
Dia telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penyebaran berita
bohong atau hoax terkait penganiayaan dirinya.
Ratna tampak keluar dari ruang pemeriksaan pada pukul 00.10 WIB, Sabtu 6
Oktober 2018, mengenakan baju oranye tahanan Polda Metro Jaya.
Merespons keputusan penahanannya oleh polisi, Ratna mengatakan bahwa itu
adalah risiko dari apa yang telah dia perbuat.
"Enggak apa-apa ini sudah risiko," ujar Ratna kepada wartawan di Mapolda
Metro Jaya, Sabtu dini hari, 6 Oktober 2018.
Perempuan berumur 70 tahun tersebut sebelum dimasukkan ke rumah tahanan
Polda Metro Jaya harus menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu
di Gedung Biddokes Polda Metro. Tak berlangsung lama, ia kemudian
kembali dibawa ke Gedung Ditreskrimum.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono mengakui bahwa
Ratna masih terancam pidana atau kurungan penjara selama 10 tahun. Hal
itu sesuai dengan Undang-undang dan Pasal yang dikenakan kepada Ratna
yakni Pasal 14 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum
Pidana dan Pasal 28 jo Pasal 45 Undang Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik atau ITE.
Sumber Utama : YOUTUBE
TONTON video dari Mata Najwa episode "Satu atau Dua" dilink
berikut :
PART 2 : https://youtu.be/A2ZQxTgqcGE
PART 3 : https://youtu.be/CyZH5a8b1tM
PART 4 : https://youtu.be/9yGNmqPvwVc
PART 5 : https://youtu.be/xTCvdyX_Sag
PART 6 : https://youtu.be/ROcytw_jfKk
PART 7 : https://youtu.be/6GGmEtAkfO4
Sumber Utama : YOUTUBERe-Post by MigoBerita / Kamis/11102018/17.40Wita/Bjm