» » » » » » » » Prabowo dan Jokowi serta Para Pendukung, Demi NKRI hati-hatilah "Aktor ke-3" yang terus mengadudomba sesama anak bangsa NKRI

Prabowo dan Jokowi serta Para Pendukung, Demi NKRI hati-hatilah "Aktor ke-3" yang terus mengadudomba sesama anak bangsa NKRI

Penulis By on Kamis, 03 Januari 2019 | No comments

Diserang Hoax 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos, KPU Ijinkan Capres Tes Ngaji

Undangan tes baca Alquran oleh Dai Aceh nampaknya akan menjadi bola salju sampai hari H pencoblosan. Maka jangan heran kalau kubu Prabowo mulai kelabakan dan terus melancarkan isu dan hoax-hoax baru, berharap masyarakat beralih bahasan.
Namun salahnya, ada satu strategi pengalihan komunikasi yang meleset atau blunder. Hoax soal 7 kontainer surat suara dan sudah tercoblos nomer 01 Jokowi Maruf sebenarnya diniatkan untuk menyerang kubu Jokowi. Tapi mereka lupa bahwa ada nama KPU yang dipertaruhkan dan terseret dalam hoax tersebut. Sehingga KPU juga tersinggung dan langsung mengadakan konpres bahwa pernyataan kader Demokrat, Andi Arief adalah hoax. Ketua KPU juga meminta polisi untuk segera menangkap penyebar hoax 7 kontainer surat suara sudah dicoblos.
Di lain pihak, komisioner KPU Hasyim Asyari mengomentari undangan tes baca Alquran. pada prinsipnya dia menyatakan bahwa itu hak masyarakat dan mempersilahkan Capres dan Cawapres untuk memenuhi undangan atau tidak.

Sumber Pic : Google Image
 
“Masyarakat itu kan punya hak gambaran tentang kategori pasangan capres yang digambarkan mewakili aspirasi mereka seperti apa. Maka masyarakat juga berhak mengundang pasangan calon untuk diajak diskusi, diajak pengajian, itu untuk masyarakat,” paparnya.
Pernyataan Hasyim Asyari ini jelas pernyataan sangat telak kepada kubu Prabowo yang jauh-jauh hari sudah menolak undangan tes mengaji. Lebih dari itu, mereka selama ini berlindung di balik aturan dan agenda KPU. Lalu sekarang, setelah KPU buka suara, kubu Prabowo sepertinya akan sulit tidur selama beberapa hari ke depan.
Sekilas, apa yang dilakukan oleh kubu Prabowo adalah tindakan bodoh dan naif. Sebagai partai politik dan elite partai, mereka seperti tak punya harga diri. Sehingga berani menyebarkan hoax berkali-kali. Bukan kali ini saja, dari hoax Ratna, 212, Haiti, sampai 7 kontainer. Seperti tak punya malu.
Tapi sebenarnya mereka punya tujuan. Seperti hoax Ratna misalnya, andai Polisi tak buru-buru klarifikasi, hampir bisa dipastikan aksi massa menggunakan ormas HTI dan 212 akan kembali terjadi. Kelompok mereka mudah digerakkan, asal ada uangnya. Maka jangan heran kalau ada Capres begitu yakin dengan jumlah massa yang hadir di reuni 212, karena dia tahu betul berapa anggaran yang harus dikeluarkan.
Namun sayangnya, penyebaran 7 kontainer surat suara sudah dicoblos ini secara tidak langsung mengganggu KPU. Mempertanyakan kredibilitas dan nama baik KPU. Sehingga tujuan pengalihan isu dari tes baca Alquran, sekalipun katakanlah akan berhasil, tetap saja merugikan mereka sendiri.
Dalam urusan politik, saya jarang bisa percaya dengan istilah kebetulan. Maka membaca pernyataan KPU yang mempersilahkan Capres Cawapres untuk menghadiri undangan membaca Alquran di Aceh, yang saya lihat adalah respon. Ini adalah reaksi natural KPU saat mereka diserang dan difitnah oleh kubu Prabowo.
Meskipun pada prinsipnya KPU harus netral dari urusan pilih nomer satu atau nomer dua, tapi bagaimanapun mereka juga manusia biasa yang bisa emosi dan merespon sesuatu.
Kenapa saya sangat yakin pernyataan komisioner KPU yang mempersilahkan Capres Cawapres menghadiri undangan tes ngaji adalah komentar respon atau balasan atas penghinaan kubu Prabowo pada KPU? Karena sebenarnya KPU bisa menjawab lebih netral, misalnya mereka menjawab: kami hanya menjalankan tugas sesuai tahapan yang sudah diatur dalam undang-undang. Dan cukup sampai di situ.
Maka ketika KPU malah menuturkan bahwa masyarakat boleh mengetes pasangan Capres Cawapres, ini bisa menjadi pertanda buruk bagi Prabowo Sandi. Karena isu tes mengaji yang diperkirakan akan distop atau dihalang-halangi oleh KPU, kini justru dibuka lebar dan dipersilahkan.
Nampaknya konsultan politik Prabowo bukanlah orang yang paham akan kultur dan budaya Indonesia. Sehingga cara-cara yang dilakukan justru menghabisi kliennya sendiri.
Bagi kita masyarakat awam, tentu akan menarik untuk melihat serangkaian tragedi politik 3 bulan ke depan: Andi Arief ditangkap polisi karena menyebar hoax 7 kontainer surat suara dicoblos sementara Jokowi Maruf Amin datang ke Aceh untuk tes baca Alquran. Ditambah lagi dengan sikut-sikutan antar partai dan Sandiaga sang penyandan dana kampanye. Sikut-sikutan untuk posisi Wagub DKI yang sampai kini belum jelas milik siapa. Padahal dulu saat Jokowi maju sebagai Capres, PDIP menunjuk Djarot sebagai Wagub pada 3 Desember dan dilantik 17 Desember. Bandingkan dengan posisi Wagub DKI sekarang yang hingga Januari ini belum jelas siapa yang ditunjuk, pun belum jelas juga posisi itu milik PAN, PKS atau Demokrat? Semua masih terus sikut-sikutan. 
Diserang Hoax 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos, KPU Ijinkan Capres Tes Ngaji

Andi Arief Akan DiBui Telah Menyebar Hoax Surat Suara Telah Dicoblos. Dasar Koalisi Hoax

"Kami telah melakukan pengecekan isu surat suara dalam tujuh kontainer yang masing-masing berisi 10 juta surat suara yang infonya sudah dicoblos untuk nomor 01. KPU memastikan hal itu adalah berita bohong," Begitulah kata Ketua KPU Arief Budiman usai melakukan pertemuan dengan pihak Bea dan Cukai Tanjung Priok.
Hal ini dikarenakan ciutan Andi Arief yang mau melemparkan fitnah, jadi sebenarnya bukan lagi kategori hoax tapi fitnah besar yang akan mengganggu jalannya pesta demokrasi, maka wajar saja kalau pihak KPU melaporkan hal ini ke Bareskrim. Bukankah hukum itu untuk memberikan efek jera agar ke depannya lebih berhati-hati bercuit. 
KPU dan Bawaslu pun bersama-sama turun tangan untuk memastikan apakah cuitan itu benar adanya, ternyata benar-benar bohong, orang demokrat yang satu ini memang keblinger, bahkan hoaxnya itu tak tanggung-tanggung menuduh pihak Petahana yang telah mencoblos 10 juta surat suara. Padahal surat suara belum final dikerjakan, masih dalam proses.
Jadi hampir semua orang-orang yang bergabung dalam koalisi Prabohong selalu membuat kebohongan, karena itulah cocoknya memang namanya #02KoalisiHoax atau Prabohong, yang bertujuan untuk merebut kekuasaan dengan cara yang curang. Mereka sudah kelihatan niatnya mau menuduh pihak nomor 1 curang, padahal segala manuver yang dilakukan pihak kubu oposisi penuh dengan #SandiwaraUno, penuh dengan kebusukan, segala macam cara dilakukan demi bisa berkuasa. Sungguh sangat busuk cara berpolitik mereka.
Maka sudah dipastikan bahwa semua janji-janji yang ada di dalam spanduk-spanduk mereka atau broadcastnya adalah KEBOHONGAN BESAR, Janji kampanye yang tidak bisa dipercaya lagi. Demokrat sebenarnya mau bermain dua kaki, tapi ternyata tak mampu memperlihatkan simpatinya kepada petahana malah bermain playing victim atau baperan, seperti masalah spanduk yang telah dirobek dijadikan ratapan ruqiyah berjamaah. Sungguh miris. Tak ada lagi manuver-manuver yang bisa mengangkat citra partai mereka.
Selicik-liciknya Andi Arief membuat cuitan hoax atau kubu oposisi membuat sandiwara, mereka sering lupa elemen-elemen lain yang justru membantah atau menelanjangi fitnah dan hoax mereka. Sungguh memalukan. Surat suara yang masih dalam proses tahapan dan belum dicetak, tentu aneh kalau disebutkan bahwa sudah ada dalam kontainer, lalu tuduhan itu diarahkan ke petahana, Dan pastinya KPU juga sangat dirugikan, karena seakan-akan menggiring opini bahwa KPU berpihak ke kubu Petahana.
Sungguh kejam dan bau mulutnya si Andi Arief ini. Untung saja ia tidak dikarungi dan hilang waktu zaman orba.
Tapi apa yang dilakukan si Andi Arief ini akan menguntungkan pihak Petahana, karena orang yang difitnah akan terkabul doanya, dan sudah makin jelas bahwa pihak petahana akan meraih kemenangan, karena kemenangan sejati itu adalah proses kejujuran, bukan menyebarkan hoax. Jokowi-KH Ma'ruf Amin akan menang dan menjadi Presiden dan Wakil Presiden sampai tahun 2024. insyaAllah..
Tentu kita tak bisa melupakan bagaimana kasus Ratna Sarumpaet bisa blunder dan merugikan pihak oposisi, Saat Prabowo menerima berita hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet yang ternyata adalah proses operasi plastik, Prabowo pun dengan bangganya jumpa pers dan memberitakan, dan seakan-akan membela dengan menyinggung HAM,
Padahal kasus HAM yang pernah terjadi di orde baru masih belum tuntas. Nah, itulah mungkin karma. Secara perlahan-lahan akan terungkap semuanya. Hanya orang-orang jujur ikhlas seperti Jokowi - KH Ma'ruf Amin yang bisa memimpin bangsa ini dan keluar dari penderitaan yang disebabkan oleh kelakuan oknum orba terkait dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Jadi sulit dipercaya kubu oposisi yang hanya suka menebar ketakutan, bersandiwara masuk pasar tidak beli apa-apa lalu keluar pasar bilang kalau harga-harga mahal. Dan berbagai iklan boombastik yang tidak masuk akal, misalnya membangun infrastruktur tanpa utang, sementara usaha yang pernah dijalani Sandiaga sudah pasti ada aktivitas utang. Benar-benar kubu pemain sandiwara yang bisa mengacaukan pesta demokrasi.
Cuitan hoax Andi Arief ini terbantah dengan sendirinya dengan adanya nanti pertemuan pada hari jumat tanggal 4 Januari ini, berarti besok, yaitu undangan validasi kepada dua calon dan pengurus DPP Partai politik untuk surat suara. Artinya, Pengadaan surat suara belum berjalan. Maka cuitan Andi Arief memang bisa masuk ranah hukum, harus diproses. KPU dipastikan belum mencetak surat suara. Jadi benar-benar kali ini Andi Arief akan dipermalukan.
Dan kabar terbaru, KPU meminta kepolisian menangkap penyebar berita bohong soal penemuan tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos untuk pasangan 01 di Tanjung Priok. "Kami telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian. Kami meminta kepolisian mencari siapa yang menyebar informasi itu. Siapapun itu," kata Ketua KPU Arief Budiman di Kantor Bea dan Cukai Tanjung Priok.
Mmmhhh... ini akan lebih seru, Wasekjen Partai Demokrat ini akan panas dingin, mungkin dia bermaksud mau menjatuhkan kubu petahana, tahu-tahunya mirip Ratna Sarumpaet, malah blunder. Duh...kasihan ini, partai ini pun akan ikut nyungsep bersama partai-partai yang tergabung dalam koalisi Prabohong.
"Orang yg sering mengulang kebohongan lama kelamaan akan percaya kepada kebohongannya sendiri. Bayangkan bagaimana nasib negeri ini bila dipimpin oleh orang yang percaya pada kebohongannya sendiri. Pilihlah pemimpin yg sudah jelas jujur, sederhana, dan merakyat. Bukan pembohong" Abdillah Toha (Mantan Pendiri Partai Amanat Nasional)
#02KoalisiHoax
#2019KalahLagi
Andi Arief Akan DiBui Telah Menyebar Hoax Surat Suara Telah Dicoblos. Dasar Koalisi Hoax

Alasan Milih Jokowi Lagi 2019, Oposisi Bikin Hoax Lagi.

Masing-masing kita pasti punya alasan konkrit kenapa Jokowi harus dikawal untuk melanjutkan amanah sebagai presiden Indonesia lagi. Dari banyak hal yang bisa dibandingkan dengan calon presiden tetangga, yang paling penting adalah satu perbedaan paling mendasar tentang kinerja timses mereka selama ini. Ada pola menarik yang harusnya sudah dipahami oleh pemilih cerdas bangsa Indonesia, jika memang berharap ada perubahan positif kedepannya.
Selain beberapa alasan yang saya kemukakan dituliskan sebelumnya, kali ini saya akan berikan alasan paling konkrit kenapa Jokowi harus sekali lagi, dan jangan pernah biarkan ia berjuang sendiri ditengah gempuran keserakahan berkuasa orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dan berharap negeri ini kacau.
Sebelum saya lanjutkan, saya hanya ingin mengatakan kepada seluruh pembaca seword.com bahwa semua calon sejatinya baik, tapi pola kampanye yang kreatif dan santun serta beretika menjadi ukuran paling penting siapa yang akan kita pilih sebagai pemimpin kedepannya.
Kita semua sudah tahu betapa banyak ukuran kinerja Jokowi yang sudah bisa dirampungkan hanya dengan durasi 4 tahun, atau kurang dari 10tahun.
Lengkapnya silahkan baca artikel saya disini, serta beberapa sumber lain yang saya cantumkan juga. Diantaranya adalah :
Dan, disini :
Artinya, ada komitmen serius Jokowi yang ingin membangun Indonesia untuk terus memiliki daya saing hebat dan sejajar dengan negara lain dibelahan dunia lainnya.
Sedangkan, jika melirik tim sukses sebelah justru sebaliknya. Mereka justru membuat isu-isu yang kontra-produktif dan cenderung nyinyir. Padahal, pembangunan yang dilakukan pemerintahan Jokowi tidak hanya untuk dilewati keluarga Jokowi saja, tapi justru itu untuk seluruh bangsa Indonesia secara keseluruhan. Hal ini membuktikan bahwa Jokowi ternyata mang bekerja membangun bangsa dengan contoh kerja yang nyata, sedang oposisi hanya bisa mengkritisi dengan cara nyinyir tanpa menawarkan solusi konkrit yang jelas. Bahkan hoaxpun sengaja diproduksi untuk membenarkan kebencian yang mereka budidayakan walaupun entah buat apa tujuannya.
Contohnya saja, kasus Ratna Sarumpaet yang konon memang sengaja dirancang tapi berhasil dibongkar kepolisian. Menurut Tempo, begini kronologinya :
Atau yang terbaru Hoax soal 7 kontainer surat suara dan sudah tercoblos nomer 01 Jokowi Maruf sebenarnya diniatkan untuk menyerang kubu Jokowi.
Bahkan, Tengku Zulkarnaen diakun Twitternya dengan birahi yang menggebu-gebu menyebar hoax ini tanpa sedikitpun ingin mengklarifikasi ke KPU. Atau memang ini sengaja?
Begini twit @ustadtengkuzul “7 kontainer Surat Suara Pemilu yg Didatangkan dari Cina Sudah Tercoblos untuk Pasangan Nomor 01? (Kompas TV). Nampaknya pemilu sudah Dirancang untuk CURANG..? Kalau NGEBET Banget Apa Tidak Sebaiknya Buat Surat Permohonan agar Capres yg Lain Mengundurkan Diri Saja?. Siapa Tahu Mau.
Bisa dibayangkan jika urusan remeh-temeh begini ternyata yang katanya ulama dengan sangat tidak hati-hati menyebar informasi yang tidak benar bahkan hoax. Apa tujuannya? Masihkan sudi dibohongi oleh orang-orang yang berjubah agama bermain politik seperti mereka?
Secara pribadi, saya kadang kasihan dengan orang-orang yang terlanjur dibodohi komunitas politik seperti mereka ini. Mereka dimanfaatkan oleh para penjual agama demi untuk sebuah popularitas, dan kesejahteraan mereka sendiri. Mereka tak akan peduli kalian makan tempe atau hanya nasi saja, yang mereka tahueteka makan enak, kendaraan mewah, dan keliling Indonesia atas nama perjuangan dan Islam dengan nilai traksaksi-transaksi dengan para politisi yang juga tidak pernah berpikir bagaimana nasib kalian kedepan, yang penting mereka menang dan berkuasa. Itu saja. Sedang kalian, tetap bekerja banting tulang + dan tak pernah sedikitpun dilirik oleh mereka. Mereka hanya perduli bagaimana tetap menjadikan kalian tidak waras dengan beragam provokasi yang mereka produksi, tak sedikitpun peduli bagaimana nasib kalian kedepan.
Mereka ini berkelompok, Andi "Kardus" Arif juga membangun narasi bahwa 7 kontainer Suara yang tercoblos itu seolah-olah benar.
Mereka lupa, bahwa hoax kali ini bukan tentang Jokowi, tapi tentang Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang secara tidak langsung mereka anggap curang. Hehe
Masih belum paham juga?
Ya sudahlah...
Saya cuma mau bilang tolong dicatat bahwa ada perbedaan mencolok yang harus jadi pertimbangan para pemilih untuk memilih presiden Indonesia yang baik dan benar, untuke menghindari para penguasa jahiliah berkuasa. Dan hanya ada solusi konkrit yaitu Jokowi harus dikawal dan jangan dibiarkan berjuang sendiri. Kita harus satukan suara bahwa Jokowi adalah harus menang dan menjadi presiden lagi.
Salam.
#01IndonesiaMaju #JokowiLagi
IG : @lukman_opomaneh
Alasan Milih Jokowi Lagi 2019, Oposisi Bikin Hoax Lagi.

Dasar Setan! Ferdinand Hutahaean Rendahkan Kesucian Alquran!

Sebagian penduduk negeri ini, sepertinya memang benar-benar sedang mabuk. Sebutlah Ahok. Oleh karena pidatonya yang menyinggung Al Maidah 51, yang kemudian dipelintir dan diedit itu, sosok yang telah membaktikan segenap hidupnya untuk warga Jakarta itu, lantas dibenci ramai-ramai. Ia dihujat, ia dimaki sejadi-jadinya. Ia dituduh sebagai penista agama.
Minimnya pengetahuan mereka tentang ajaran agama yang dianutnya, membuat mereka cepat terbakar atas isu-isu yang mereka sendiri sebenarnya tidak pahami. Ketika Ahok disebut sebagai seorang penista agama misalnya, apakah semua para penghujat Ahok itu paham atas apa yang mereka tuduhkan? Tidak. Kebanyakan dari mereka hanya ikut-ikutan saja.
Dan ketika Rizieq Shihab, sosok yang mereka puja-puji itu, terbukti telah melakukan chat mesum dengan seseorang yang bukan muhrimnya, mereka justru pasang badan dengan menyebutnya sebagai upaya kriminalisasi terhadap ulama. Pun ketika suatu waktu Rocky Gerung secara nyata-nyata telah menista agama dengan menyebut bahwa kitab suci adalah fiksi, mereka diam. Mereka tidak berdemo.
Kenapa? Karena Rocky Gerung adalah bagian dari mereka. Rocky Gerung “memusuhi” Jokowi. Bagi mereka, siapa saja yang berseberangan dengan Jokowi, mereka anggap sebagai sahabat. Namun, sebaik dan sehebat apa pun seorang ulama misalnya, jika mereka “dekat” dan kerap memuji kinerja Jokowi, mereka adalah musuh.
Mungkin itu pula yang terjadi dengan Ferdinand Hutahaean. Dalam sebuah cuitannya pada penghujung tahun 2018, sesungguhnya ia telah secara nyata-nyata merendahkan kesucian Alquran, kitab suci umat muslim itu. Namun kembali lagi ke hal yang tadi, karena Ferdinand ada di pihak mereka, mendukung capres yang sama, sehingga untuk kali ini ia aman.
Jika saja yang melakukan itu Jokowi atau para elite pendukungnya misalnya, sudah pastilah mereka akan dibully ramai-ramai. Cuitannya itu akan diretweet sebanyak-banyaknya. Cuitannya akan digoreng hingga gosong segosong-gosongnya. Dilaporkan ke polisi sebagai penista agama. Lalu didemo berjilid-jilid, dengan tema “Bela Alquran.”
Apa yang selama ini mereka perjuangkan, sesungguhnya bukankah untuk bela agama Islam, bela tauhid, atau bela Allah SWT. Mereka melakukannya semata-mata hanyalah untuk kepentingan politik Prabowo, junjungan mereka. Acara reuni 212? Itu untuk kepentingan Prabowo. Ijtima Ulama I dan II? Itu juga untuk kepentingan Prabowo.
Beruntunglah Ferdinand jika kali ini ia tidak didemo. Sekalipun tidak menutup kemungkinan ia akan dilaporkan oleh pihak-pihak yang merasa agamanya dinista, atau yang merasa kitab sucinya direndahkan. Saya sangat berharap, akan ada pihak yang merasa keberatan, lalu melaporkannya ke polisi. Sebab orang seperti Ferdinand ini perlu diberi pelajaran.
Ia sudah terlalu lancang. Bahkan setiap kali ia mencuit, setiap kali itu pula cuitannya akan melukai hati banyak orang, melukai hati para pendukung Jokowi. Sudah tidak terhitung lagi entah berapa banyak ia menghina, merendahkan, dan memfitnah Jokowi. Dalam satu hari saja, ia bahkan bisa beberapa kali meyampaikan nyinyirannya kepada presiden ketujuh itu.
“Test DNA itu akan membuktikan kebenaran, sementara test baca Quran akan membuktikan kemampuan membaca bahasa Arab. Bagi saya, jauh lebih penting kebenaran daripada kemampuan. Kejujuran dekat dengan kebenaran, sementara kemampuan bisa saja mampu berbohong bertahun-tahun.” (31/12/2018, 19:57)
Cuitan Ferdinand itu berawal dari kekesalannya atas adanya usul dari Ikatan Dai Aceh untuk mengadakan tes baca Alquran bagi calon presiden dan wakil presiden pada 15 Januari nanti. Tidak mampunya Prabowo, capres yang saat ini ia dukung membaca Alquran, membuatnya dan seluruh pendukung kelabakan membela capresnya itu.
Sebelumnya Ferdinand beralasan bahwa tes baca Alquran itu tidak perlu diadakan sebab Indonesia terdiri dari berbagai suku dan agama. Ia berkilah bahwa Indonesia tidak membutuhkan pemimpin yang pandai membaca Alquran tetapi pemimpin yang majemuk yang mampu menyejahterakan rakyat. 
Ferdinand pura-pura lupa bahwa pada Pilkada DKI Jakarta lalu, betapa isu agama begitu gencar dimainkan oleh kubunya. Ahok diserang tanpa henti. Ia disebut tidak pantas memimpin Jakarta yang berpenduduk mayoritas Islam, hanya karena Ahok beragama Kristen. Lah, sekarang kenapa mereka seakan begitu paranoid dengan isu agama tersebut?
Karena Prabowo sudah tersudut. Ia kerap melakukan blunder atas ketidaktahuannya tentang ajaran agama Islam yang konon sejak tahun 1980-an telah ia anut. Lantas seluruh tim tiba-tiba nampak sangat nasionalis. Mereka membangun narasi baru bahwa tidak baik memainkan isu SARA, tidak baik mempolitisasi agama, sebab Indonesia sangat majemuk.
Dengan segala kegoblokannya, Ferdinand lalu mencoba mengalihkan isu menuntut agar Jokowi segera melakukan tes DNA untuk membuktikan apakah ia seorang PKI atau tidak. Untuk hal yang satu ini, sepertinya tidak perlu dibahas. Sebab tuntutan Ferdinand itu adalah sebuah tuntutan tidak waras. Sejak kapan seseorang bisa dibuktikan PKI atau tidak hanya dengan melakukan tes DNA? Lucu sekali anda ini!
Sementara tes membaca Alquran, memberi banyak manfaat. Selain rakyat akan semakin tahu kualitas kerohanian calon presidennya, rakyat juga akan disadarkan, siapa sebenarnya yang selama ini berpolitik hanya bertopengkan dan jualan agama dan siapa yang benar-benar menjadikan agama sebagai penuntun dalam kegiatan politiknya.
Namun Ferdinand justru menganggap bahwa kemampuan membaca Alquran hanya akan membuktikan bahwa seseorang itu mampu membaca bahasa Arab saja. Ia tidak menganggapnya sebagai sebuah kebenaran. Tetapi hanya sebatas kemampuan yang bisa saja ada kebohongan di dalamnya.
Mampu berbahasa Arab, bukan berarti akan mampu juga membaca Alquran. Itu dua hal yang sangat berbeda. Ada banyak para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab sana fasih berbahasa Arab, namun mereka tidak mampu membaca Alquran. Pun sebaliknya, ada umat Muslim yang fasih membaca Alquran, tetapi tidak mampu berbahasa Arab.
Membaca Alquran bukanlah hanya sekedar membaca, tetapi juga harus dipahami dan diamalkan. Alquran adalah pedoman bagi umat muslim baik untuk urusan duniawi maupun untuk urusan akhirat. Alquran memuat firman Allah. Dan firman Allah itu adalah kebenaran. Lalu kenapa Ferdinand menganggapnya hanya sebatas kemampuan saja?
Jadi sekali lagi, jika Ferdinand menganggap bahwa membaca Alquran bukan sebuah kebenaran, menurut saya ini adalah sebuah penistaan terhadap agama Islam. Ini adalah sebuah penghinaan terhadap kesucian Alquran. Laporkan saja orang ini. Sudah saatnya Ferdinand yang congkak itu diberi hukuman setimpal. Biar tahu rasa dia.
Selain karena telah merendahkan Alquran, ia juga telah menuduh Jokowi PKI dengan selalu menuntut agar Jokowi melakukan tes DNA. Gini aja deh! Bolehlah Jokowi tes DNA, tetapi Prabowo harus dites DNA juga, apakah darah pemberontak mengalir di tubuhnya. Setelah sama-sama tes DNA, lalu keduanya lakukan tes baca Alquran. Cocok kaurasa Ferdinand?
#01JokowiLagi
Follow my twitter: @PurbaHermanto 
Dasar Setan! Ferdinand Hutahaean Rendahkan Kesucian Alquran!

Faldo Bela HBO (Hoaks Berkontainer Oposisi), Tuding Penguasa Paranoid

Penguasa yg paranoid dengan hoax adalah rezim yang memang tidak dipercaya oleh publik. Harusnya, tidak perlu takut karena punya semua alat pengungkap fakta. Sebuah catatan kecil perjalanan ke Dapil Kab. Bogor hari ini, setelah membaca buku "Trust" karya Francis Fukuyama #Trust@@FaldoMaldini. Itulah cuitan terkini Faldo Maldi yang omdo.
Dari profilnya, simak : Caleg DPR RI Kab.Bogor #PAN #NoUrut2l Wasekjen DPP PAN | Belajar retorika, logika, wacana di twitter | Silahkan Kritik, Hina Jangan | Jubir Koalisi Adil-Makmur. 
Cuitannya bukan kritik tapi justru hina dan merendahkan derajat dirinya sebagai seorang jebolan dari UI serta jebolan luar negeri tepatnya Imperial College London. Kirain cerdas eh ternyata abal-abal alay bin lebay. Betapa tidak, sok membaca sebuah buku lalu menuding penguasa saat ini paranoid dengan hoax. Seharusnya penguasa tak perlu takut, begitulah inti cuitannya.
Kalau kubunya tak menyebar hoaks dengan kata lain kubunya juga ikut meredam ya tak akan separah ini. Masalahnya kubunya tidak menertibkan hoax sama sekali malahan hoaks yang ditebar kubunya santa masif, berisi konten fitnah yang sangat keji, biadab dan provokatif. Sebagai sumber hoax termasuk dirinya, Faldo akhirnya melihat rentetan klarifikasi dan aksi Pemerinttah untuk meng-counter hoaks yang mereka lempar secara liar.
Kalau oposisi waras dan baik, hoaks tak akan berjilid-jilid atau berkontainer di tebar secara masif. Pemerintah akan terbantu kalau oposisi mau bekerjasama memberantas hoax. Masalahnya senjata dan kekuatan oposisi itu terletak pada menciptakan hoax dan mendaur ulang hoaks lama. Itu Namanya budaya, sulit diberantas mereka dan jadi identitas kubu ini.
Jadi Faldo ini memang asbun alias omdo, mengecilkan hoaks dan menyebutnya tak perlu ditakluti. Memang wajar karena produser dan pengedar hoax terbesar di negeri ini adalah dari kelompoknya. Tak heran Faldo ini membelanya pakai teori yang tak cocok dengan konteks di negara kita saat ini.
Faldo secara sengaja mengutip dari buku Francis Fukuyama, seolah mau menampilkan kritiknya sebagai kritik yang berbobot dan berkelas. Tapi kritiknya salah alamat. Harusnya dia melakukan otokritik untuk kubunya yang sejak masuk tahun baru langsung nge-gas dengan hoax yang berkontainer-kontainer, berjilid-jilid mulai dari bosnya sendiri yang lalu diimprovisasi dengan fanatik oleh anak buahnya.
Permadi Arya@permadiaktivis langsung membalas cuitan Faldo dengan tudingan yang pedas berbobot:
Suriah itu perang saudara 6 tahun jutaan sipil tewas akibat HOAX hate speech agitasi hasutan permusuhan terhadap negara & aparat. bang @FaldoMaldini sebagai yang muda berpendidikan dari kubu oposisi seharusnya paham bahaya hoax & hate speech dapat menyebabkan disintegrasi bangsa.
Faldo langsung ngeles, begini jawabannya : Iya, saya setuju Mas. Tidak ada yang salah dengan pernyataan anda. Yang saya kritisi bukan itu. Tetapi, kemampuan negara mencapai trust. Negara kan bukan eksekutif saja, tetapi semuanya. Saya tidak lagi bicara soal pemerintah @FaldoMaldini.
Netizen menyinggung ngelesnya Faldo @eys_bejo “Anda jelas kok bilang penguasa yg paranoid hoax.. makin bingung saya dgn cara pikir anda. Knapa tdk kampanyekan stop hoax? Bukan jgn parno ama hoax.. Oh iya harus beda ya. Biar mmbuka jalan anda masuk senayan. Ckckckck
Permadi Arya kembali menegaskan bahwa “akibat hoaxnya masif, kounter hoax nya juga sering, jadi terkesan paranoid, padahal akibat hoax rutin”.
Jelas Faldo dengan pernyatannya itu menunjukkan dirinya tukang ngeles dan asal njepak serta asal bacot. Justru pernyataan itu jadi blunder dan bumerang bagi kubunya.
Mau bela hoax dan menyalahkan pemerintah? Justru kubu mereka sempat panik ketika Pak Prabowo dikritik keras dan tajam dan itu bukan hoaks tapi fakta. Giliran hoaks dari kubunya ditebar lalu seakan-akan omongannya adalah tak perlu ditakuti! Kan sakit jiwa.
Menganggap hoaks tak berbahaya, tak perlu ditakuti adalah gejala manusia yang pikirannya serta otaknya terbalik. Faldo membenarkan hoaks itu untuk tetap eksis dan dibiarkan klarena kubu mereka sangat familiar dengan hoaks.
Memalukan jawaban asbun si Faldo dalam usaha ngelesnya untuk membela kubunya yang pro hoaks. Publik akan tercerahkan dengahn segala aksi dukung dan bersimpati pada hoaks yang diiciptakan mereka sendiri. Faldo dan kubunya bukan hanya berjalan mundur tapi membawa kubu Prabowo makin punah.
Ya, kepunahan kubu ini akan terlihat ke depannya. Membela hoaks karena sudah terbiasa, akhirnya ssiklus hoaks-klarifikasi-hoaks lagi, tak akan pernah putus dari kubu Prabowo-Sandi.
#JokowiLagi
Faldo Bela HBO (Hoaks Berkontainer Oposisi), Tuding Penguasa Paranoid

PAK KYAI, SAYA JUGA MINTA MAAF

Mungkin ini edisi pertama saya menulis tentang KH Maaruf Amin. Saya seperti bersumpah tidak akan menulis tentang beliau, sejak disahkan menjadi Cawapres Jokowi. Biar saya menulis tentang Jokowi saja, saya anggap Cawapresnya tidak ada.
Kenapa? Bisa jadi saya sakit hati. Meski saya tidak terkena langsung dari dampak apa yang dilakukan KMA, tapi pada waktu kejadian Ahok itu saya menganggap beliaulah pintu utama dari besarnya gerakan radikalisme berbaju agama di Indonesia pada saat Pilgub DKI.
KMA dulunya adalah Rais Aam PBNU, yang berarti beliau berada pada posisi tertinggi di jajaran Nahdlatul Ulama. Dan seharusnya NU adalah pintu gerbang untuk menjaga mewabahnya gerakan radikali, bukan malah membukanya dan menyambut mereka dengan senang.
Tulisan saya berjudul, "Duh, Kyai.." beredar dimana-mana dan dijadikan senjata oleh kaum kampret untuk menyerang posisi saya sebagai pendukung Jokowi. Tetapi saya tidak menyesal dan tidak akan menarik artikel saya yang saya tulis saat KMA menjadi saksi yang memberatkan Ahok.
Karena saya harus jujur dan tidak ingin tersandera oleh kecintaan saya kepada NU. Cinta bagi saya bukan hanya bersifat pemujaan, tetapi juga kritikan supaya semuanya tertata dengan benar.
Dan ketika membaca KH Maaruf Amin meminta maaf dan menyesal atas apa yang pernah dilakukannya, seketika rasa sakit hati itu luruh dan menghilang tertiup angin. Saya tahu betapa berat meminta maaf dan mengungkapkan penyesalan pada posisi beliau sekarang. Ia harus menghancurkan egonya dan mengalahkan dirinya sebelum mengucapkan kata yang bisa berdampak padanya.
Jika beliau saja bisa begitu, lalu kenapa saya yang bukan siapa-siapa ini tidak bisa berbuat hal yang sama?
Kyai, saya juga meminta maaf sebesar-besarnya atas apa yang pernah saya tulis dan yang saya ucapkan. Semoga permohonan maaf ini diterima sebagai bagian dari silaturahmi dari anak ke bapaknya. Masa lalu adalah masa lalu, dan kita bangun masa depan.
Tidak ada manusia yang bisa lepas dari salah, tetapi semua manusia bisa meminta dan menerima maaf, sebesar apapun kesalahan yang diperbuat. Karena jika Tuhan saja Maha Pengasih dan Maha Penyayang, janganlah kita menjadikan sombong sebagai pakaian..
Ah, berasa nikmat sekali kopi ini. Rasanya begitu lega sudah meluapkan apa yang ada di dada ini.
Ahok Wawancara Kyai Ma'ruf Amin

Obat Pahit dari Jokowi

"Zaman Jokowi pahit."
Kata seseorang dalam statusnya. Dan ia mengeluhkan banyak hal mulai dari sulitnya lapangan kerja, BBM juga listrik mahal dan segala rupa yang bisa dia keluhkan. Saya senyum-senyum saja baca statusnya.
Zaman Jokowi pahit? Memang iya. Itu harus diakui bahwa pada masa inilah banyak orang yang menelan pil pahit. Tapi nanti dulu, orang yang mana dulu yang merasakan pil pahit Jokowi?
Selama 10 tahun ini, bangsa Indonesia dimanjakan oleh SBY dengan banyaknya subsidi. Seperti orangtua yang kaya raya, SBY terus menerus mengasupi "anak-anaknya" dengan semua fasilitas. Ia melanjutkan kebijakan Soeharto selama 32 tahun dengan membuat si "anak" kenyang tanpa banyak bekerja.
Yang terjadi si anak menjadi manja, pengeluh, mental lembek, malas dan bergantung pada orang tua. SBY tanpa sadar membuat "anak-anaknya" lumpuh dengan tangan selalu menadah ke atas. Bantuan Langsung Tunai digerojok dari segala arah supaya si anak tenang, diam karena perutnya kenyang.
Dari mana duitnya untuk semua itu? Ya, utang. Utang untuk bayar subsidi BBM, utang untuk bayar subsidi listrik sampai utang untuk BLT. Semakin lama beban utang kita semakin besar sedangkan kemampuan bayar mengecil.
Bayangkan hanya untuk subsidi BBM saja, selama 10 tahun SBY membakar uang 1.300 triliun rupiah. Dan itu dari utang.
Dahsyat memang.
Nah, kemanjaan inilah yang dicabut-cabuti oleh Jokowi. Daripada bakar-bakar duit, mendingan uangnya buat bangun infrastruktur. Tetap utang, tapi jelas buat membangun lapangan pekerjaan.
Jokowi memperlakukan bangsa Indonesia sama seperti anaknya sendiri. Anaknya dibentuk mandiri, pekerja dan punya kebanggaan diri. Ketika mereka sudah besar dan ingin berusaha, Jokowi memberikan mereka utang usaha, tapi harus bisa membayar kembali utangnya kelak.
Bagi anak-anak Jokowi, mereka tidak merasakan pil pahit karena sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu. Mereka tidak merasakan fasilitas meskipun bapaknya kaya dari usaha. Semakin diberi tantangan, mereka semakin gembira. Jokowi hanya memberikan mereka arah, mereka sudah jalan sendiri.
Tidak mudah memang mengubah apa yang sudah menjadi budaya selama ini. Bayangkan, Jokowi harus mengubah mental mereka yang terbiasa disuapi dan manja, untuk mulai mandiri dan bekerja. Terbiasa tidur di rumah dan makan enak, harus berdiri dan memulai dari awal. Akhirnya mengeluh dengan situasi yang tidak seenak sebelumnya.
Itulah kondisi yang sebenarnya terjadi. Yang bekerja semakin lama semakin sukses ke depan, yang terus mengeluh lama-lama jadi pecundang.
Jokowi paham, lebih baik memberi kopi pahit untuk menyadarkan. Karena selama ini kopi manis terus yang terhidang yang menumpuk gula dalam tubuh sehingga badan menjadi tambun dan malas jalan.
Seruput kopi pahitnya, kawan.
Joko Widodo Jokowi turun dari Pesawat

Ini Dia Terduga Pelaku Penyebar Hoaks Surat Suara Tercoblos

Jakarta, (Tagar 3/1/2019) - Relawan Jokowi-Ma'ruf, Negeri Indonesia Jaya (Ninja) datangi Bareskrim Polri, melaporkan tiga orang pelaku yang diduga menyebarkan berita hoaks terkait surat suara yang telah dicoblos, Kamis (3/1).
"Yang dilaporkan ada tiga orang, dua di antaranya berinisial A. Satunya saya belum tahu karena bentuknya voice ada di video. Jadi itu biar kita serahkan ke penyidik untuk ditelusuri siapa orang tersebut. Sebetulnya banyak kalau saya lihat. Tapi saya gak mau terlalu melebar persoalan ini. Saya liat hanya orang-orang tertentu aja yang kita laporkan," kata Ketua Umum Negeriku Indonesia Jaya C. Suhadi SH di Bareskrim Polri, Gambir Jakarta Pusat, Kamis (3/1).
Suhadi mengatakan, perbuatan para pelaku yang membuat dirinya tergerak membuat laporan kepada polisi, untuk segera ditindak lanjuti melalui jalur hukum. Lantaran perbuatan ketiga pelaku telah merugikan masyarakat.
"Kami sebagai warga sangat dirugikan dengan  berita tersebut, karena kita mau menginginkan adanya Pilpres yang tanpa hoaks dan tanpa ada ribut-ribut yang sifatnya merugikan semua pihak. Kalau berita ini didiamkan ini juga nanti jadi antipati bagi masyarakat, jangan-jangan masyarakat udah gak mau lagi ke TPS," ujar dia.
Suhadi melanjutkan, oleh karena itu diklarifikasi hari ini. Hal itu tidak benar, dan bentuknya sebagai ketidakbenaran. Untuk itu, dilaporkan agar yang menyebarkan hoaks ditindak secara hukum.
Dengan adanya laporan ini, Suhadi berharap Pemilu 2019 berjalan dengan baik tanpa ada unsur hoaks atau apapun yang bersifat merugikan berbagai pihak.
"Kami laporkan persoalan ini kesini karena kita menginginkan adanya Pilpres ataupun Pileg yang bersih tanpa hoaks. Itu yang kita harapkan," pungkasnya. []
https://www.tagar.id/Asset/uploads/670212-relawan-jokowi-ma'ruf.jpeg
Relawan Jokowi-Maruf, Negeri Indonesia Jaya (Ninja) datangi Bareskrim Polri. (Foto: Tagar/Ronauli Margareth)
Sumber Berita : https://www.tagar.id/ini-dia-terduga-pelaku-penyebar-hoaks-surat-suara-tercoblos

Hoaks Surat Suara, Mendagri: Racun Demokrasi Harus Dilawan

Jakarta, (Tagar 3/1/2019) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melaporkan hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos ke Bareskrim Polri. Ia mengatakan hoaks tersebut merupakan racun demokrasi dan harus dilawan.
"Kami meminta polisi untuk mengusut tuntas dan disaring siapa orang-orang yang bertanggung jawab menyebarkan isu yang berkaitan dengan 7 kontainer surat suara yang dicoblos," kata Tjahjo Kumolo di Bareskrim Polri, Gambir Jakarta Pusat, Kamis (3/1).
Adanya berita hoaks yang belakangan ini terjadi, ia khawatir hal tersebut dapat menciderai Presiden Joko Widodo. Itu karena berita hoaks mengenai dugaan surat suara yang telah dicoblos memilih pasangan 01.
"Saya meminta kepada Kabareskrim untuk mengusut yang memfitanah Pak Jokowi sebagai Presiden, bukan capres. Saya sebagai pembantu Bapak Presiden, sama juga lambang-lambang negara. Tolong dijaga, racun demokrasi harus dilawan yaitu politik uang, ujaran kebencian, SARA, dan fitnah harus distop. Apalagi yang memfitnah lambang negara," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kabareskim Mabes Polri Komjen Arief Sulistyanto menyatakan pihaknya akan melakukan tindakan tegas terhadap semua gangguan atau kekacauan jelang Pemilu 2019.
"Pasti semua yang ingin melakukan kekacauan dan gangguan kepada Pemilu ini pasti akan kita selesaikan," ucap Arief Sulistyanto.
"Bareskrim, Cyber bergabung dengan Polda Metro akan melakukan kegiatan investigasi sampai dengan saat ini. Kapolri pun sudah memberikan instruksi kepada saya untuk melakukan penyelidikan kepada masalah ini," lanjutnya. []
https://www.tagar.id/Asset/uploads/747840-tjahjo-kumolo.jpeg
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Bareskrim Polri, Gambir Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2019). (Foto: Tagar/Rona Margareth)
Sumber Berita : https://www.tagar.id/hoaks-surat-suara-mendagri-racun-demokrasi-harus-dilawan

Hoaks Awal Tahun Andi Arief, PSI: Dia Politikus Paling Jahat

Jakarta, (Tagar 3/1/2019) - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni angkat bicara menanggapi hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos yang Rabu (2/1) malam, dicuitkan oleh akun Twitter politikus Partai Demokrat Andi Arief.
Sebagaimana dimaksudkan Raja Juli, hal itu merupakan sebuah fitnah di awal tahun yang dilakukan oleh seorang politikus tersohor yang sangat tidak berintegritas.
Di mata Raja Juli, dengan kejadian itu Andi Arief memiliki sisi kerusakan moral karena mengyebarkan kabar hoaks ke publik, yang menurutnya dapat membahayakan demokrasi di Indonesia. Tudingan hoaks Andi, menurut Raja Juli dapat membahayakan institusi atau lembaga penyelenggara pemilu 2019, yang dalam hal ini adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Entah apa maksudnya. Tetapi ini berbahaya untuk bangunan demokrasi kita, dimana terjadi semacam demoralisasi terhadap demokrasi itu sendiri. Terutama kepada institusi penyelenggara pemilu yang menjadi penting, menjadi lembaga yang netral, yang independen di mata rakyat," ujar Raja Juli Antoni.
Sebelumnya, beredar kabar adanya 7 kontainer surat suara telah tercoblos yang datang dari China. Desas-desusnya, kontainer itu membawa 10 juta surat suara yang telah tercoblos untuk pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Terkait rumor itu, pada Rabu 2 Januari 2019 politikus Partai Demokrat menuliskan pendapatnya melalui akun Twitter, @AndiArief yang berisikan teks, "Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya, karena ini kabar sudah beredar."
Saat Tagar News mengecek keberadaan cuitan tersebut, justru telah lenyap dari timeline Twitter Andi Arief, lantaran telah dihapus olehnya. Namun, jejak digital kicauan Andi Arief yang lenyap itu masih tersimpan dalam database Twitter, karena telah diabadikan terlebih dahulu oleh sebagian warganet.
"Sekali lagi, ini adalah preseden buruk bagi perjalanan politik kita. Ini adalah contoh paling jahat, politikus paling jahat bahkan," ujar Raja Juli melalui keterangan personal yang diterima Tagar News pada Kamis, 3 Januari 2019.
Bila Andi Arief ada di tubuh PSI, kata dia, maka harus diberi sanksi berat berupa penonaktifan. Sehingga, lanjutnya, citra partai tidak terganggu dengan kelakuan kadernya yang bisa menimbulkan sorotan dari publik, bahwa partai yang dipimpin oleh mantan orang nomor satu di Indonesia, identik dengan hoaks.
"Harus dinonaktifkan, sehingga citra partai tidak terganggu oleh orang ini yang sampai publik kemudian mengidentikkan Partai Demokrat dengan partai hoaks. Karena sekali lagi, ini sebuah isu yang jahat dilakukan oleh seorang politikus yang tidak berintegritas," tegasnya.
Komisioner KPU Hasyim Ashari telah membantah perihal kabar 7 kontainer surat suara dari China yang telah dicoblos. "Mencetak surat suara saja belum. KPU belum mencetak sampai sekarang. Kalau sudah ada yang dicetak, surat suara siapa?" kata Hasyim kepada wartawan pada Kamis (3/1) pagi.
Hasyim menegaskan untuk saat ini pengadaan logistik berupa surat suara masih dalam proses lelang. Rencananya, kata Hasyim, surat suara baru mulai diproduksi pada pertengahan Januari 2019.
Untuk diketahui, pada Rabu 2 Januari 2019 pukul 19.00 WIB Ketua KPU Arief Budiman bersama beberapa jajaran komisioner KPU langsung mengecek ke Tanjung Priok, melakukan penyisiran ke Bea Cukai yang ditengarai menyimpan 7 kontainer surat suara yang disebut-sebut oleh Andi Arief telah dicoblos, namun setelah dilakukan pengecekan langsung ke lapangan, ternyata hasilnya nihil.

KPU dan Bawaslu Akan Lapor ke Bareskrim
Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU)  bersama Badan Pengawas Pemilu  (Bawaslu) RI akan membuat laporan ke Bareskrim Polri terkait kabar hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos.
"Kami sedang mengumpulkan bukti-bukti yang cukup. Jika dirasa perlu nanti siang kami akan sampaikan secara resmi ke kepolisian. Ya biasa saja seperti laporan biasa, nanti kami kumpulkan buktinya, kami serahkan kepada pihak kepolisian, kami meminta ditindaklanjuti," kata Ketua KPU RI Arief Budiman di KPU RI Jalan Imam Bonjol Jakarta Pusat, Kamis (3/1).
Arief Budiman mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan barang bukti yang nantinya akan diserahkan ke kepolisian.
"Ya itu, rekaman audio yang dikirim banyak orang, kemudian tulisan-tulisan di media sosial ada di Twitter ada di Instagram, lalu Facebook. Nah itu nanti kita kumpulkan dulu, nanti kita sampaikan kepada kepolisian," ucap Arief.
Ia memastikan berita yang beredar sekarang ini memang hoaks karena KPU belum melakukan pencetakan surat suara Pemilu 2019. Surat suara tersebut baru akan dicetak pada pertengahan Januari.
"Surat suara sudah ada jadwalnya, sekarang masih proses lelang. Nanti pertengahan Januari (dicetak)," ujarnya.
"Kami memutuskan ini harus betul-betul kita lawan. Kalau kemarin kami hanya menjawab saja, menjelaskan dengan fakta dengan data supaya masyarakat juga belajar dan masyarakat juga cerdas menyikapi persoalan-persoalan, informasi-informasi yang terus berkembang makin gencar ini," ungkapnya.
Ia berharap masyarakat supaya tidak ikut termakan oleh berita hoaks yang beredar belakangan ini. Maka dari itu, KPU tidak akan tinggal diam terhadap berita-berita hoaks yang menyangkut nama baik KPU.
"Silakan kami sudah sampaikan faktanya bahwa kejadian itu tidak ada, bahwa KPU tidak pernah menyita 7 kontainer. Itu bohong. Saya ingin semua menyebarkan ini, menyebarkan faktanya. Tidak usah ikut-ikutan berpolemik soal ini. Sampaikan saja faktanya, KPU sudah sampaikan data dan faktanya," tegasnya. []
https://www.tagar.id/Asset/uploads/904003-andi-arief.jpeg
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief.(Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
Sumber Berita : https://www.tagar.id/hoaks-awal-tahun-andi-arief-psi-dia-politikus-paling-jahat

Timses Jokowi: Sandiaga Uno Mengawali 2019 Sudah Berani Bicara Bohong

Jakarta, (Tagar 3/1/2019) - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan cawapres Sandiaga Uno mengawali 2019 sudah berani bicara bohong soal Jalan Tol Cikampek-Palimanan, Jawa Barat, dibangun tanpa utang sama sekali.
Ace dalam keterangan pers dilansir kantor berita Antara Rabu (2/12) menjelaskan, berdasarkan data, dana pembangunan tol ini antara lain dibiayai sindikasi 22 perbankan dan keuangan yang memasok Rp 8,8 triliun untuk PT Lintas Marga Sedaya, di mana PT Saratoga perusahaan Sandi pemegang saham bersama perusahaan patungan dengan Malaysia.
Disebutkan, dalam sindikasi itu, Bank Central Asia (BCA) dan Bank DKI menjadi kreditor terbesar sehingga menjadi pemimpin sindikasi tersebut.
BCA mengucurkan Rp 3,3 triliun, sementara Bank DKI mengucurkan Rp 2,06 triliun. "Apakah kucuran dana dari perbankan itu bukan utang," kata Ace.
Ia mengatakan, skema seperti ini biasa dalam pembangunan infrastruktur yang dikenal dengan Public Private Partnership (PPP). Model seperti ini dalam pembangunan infrastruktur sudah dijalankan di era Presiden Jokowi.
Hal tersebut juga berlaku hampir di semua proyek jalan tol di Jawa.
Menurut Ace, sekali lagi, ini menunjukkan Sandi tidak punya data. "Sandi mengulang-ulang sandiwara soal harga bahan pokok dan lapangan.
"Faktanya harga stabil bahkan saat Natal dan tahun baru. Pengangguran terbuka menurun justru di era Presiden Jokowi. Ini sandiwara Sandi yang kasetnya diputar terus-menerus," katanya. []
https://www.tagar.id/Asset/uploads/317328-sandiaga-uno.jpeg
Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno (kanan) mencicipi makanan saat berkampanye di Pasar Harjosari, Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (24/10/2018). Kunjungan itu dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat terutama para pedagang dan pengunjung pasar. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)
Sumber Berita : https://www.tagar.id/timses-jokowi-sandiaga-uno-mengawali-2019-sudah-berani-bicara-bohong
 
Jakarta, (Tagar 3/1/2018) - Rencananya debat capres dan cawapres Pilpres 2019 akan disiarkan di sejumlah stasiun televisi (TV) di Indonesia.
Jadwal debat Pilpres 2019 dimulai 17 Januari 2019. Nantinya bisa diikuti melalui siaran langsung di TV yang sudah ditentukan KPU RI.
Selain itu, ditentukan tema atau isu yang dibahas, mulai dari debat pertama hingga kelima.
Berikut jadwal debat Pilpres 2019 di beberapa TV Nasional di Indonesia. []
Infografis: Jadwal Debat Pilpres 2019Jadwal Debat Pilpres 2019. (Infografis: Tagar/Rully Yaqin)
 Sumber Berita : https://www.tagar.id/berikut-jadwal-debat-capres-dan-cawapres-pilpres-2019

PBNU: Bencana di Indonesia Bukan Azab, Tapi Musibah

islamindonesia.id – PBNU: Bencana di Indonesia Bukan Azab, Tapi Musibah
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa berbagai bencana alam, seperti gempa dan tsunami yang menerjang sebagian wilayah Indonesia bukan azab, melainkan musibah.
“Semua itu musibah, bukan azab,” kata Kiai Said saat mengisi acara Istighotsah dan Doa Keselamatan Bangsa di Masjid PBNU, Jakarta, Senin (31/12), sebagaimana dilansir dari NU Online.
Kiai Said yang merupakan alumnus Universitas Ummul Qurra Mekkah, Arab Saudi, tersebut menjelaskan bahwa musibah merupakan ujian yang datang dari Allah kepada makhluk-Nya.
Menurutnya, jika masyarakat dan bangsa Indonesia berhasil menghadapi ujian tersebut, yakni menerimanya dengan sabar, maka mereka dapat menaikan derajatnya. Sebaliknya, ketika menghadapinya dengan bersu’udhan (prasangka buruk) kepada Allah, maka mereka akan menjadi bangsa yang gagal.
“Mari kita anggap ini sebagai musibah,” ajaknya.
Kiai Said pun mengajak jamaah yang hadir untuk mendoakan para korban agar menjadi syahid di akhirat dan untuk keluarga yang ditinggalkan supaya bersabar.
Hadir pada acara tersebut Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Ketua LD PBNU KH Agus Salim, Sekretaris LD PBNU Ustadz Bukhori Muslim.
Sebagaimana diketahui, selama kurun waktu 2018, beberapa daerah di Indonesia diterjang bencana alam, seperti gempa dan tsunami. Pada Juli-Agustus, sebagian wilayah Nusa Tenggara Barat diguncang gempa. Musibah itu menghilangkan sekitar 401 jiwa.
Sementara gempa dan tsunami juga terjadi di Sulawesi Tengah akhir September. Akibat kejadian itu, sedikitnya 2073 orang meninggal. Dan musibah yang terbaru berupa tsunami di sebagian wilayah Banten dan Lampung yang menghilangkan lebih dari 430 jiwa.
PH/IslamIndonesia
PBNU, Bencana di Indonesia Bukan Azab, Tapi Musibah
Sumber Berita : https://islamindonesia.id/berita/pbnu-bencana-di-indonesia-bukan-azab-tapi-musibah.htm

Habib Luthfi bin Yahya: NKRI itu Syariah

islamindonesia.id – Habib Luthfi bin Yahya: NKRI itu Syariah
Di Indonesia barangkali sangat jarang ditemui seorang ulama yang memajang dua bendera Merah Putih di ruang tamu. Di sudut lain, digantung foto Presiden dan Wakil Presiden RI. Ada juga foto sejumlah menteri yang lagi menjabat. Itulah yang terlihat di ruang tamu Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah.
Bagi Habib Luthfi bin Yahya—begitu dia kerap dipanggil—bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final. Siapa pun presidennya, harus dihormati dan dihargai.
Soal bentuk NKRI, selain final, Habib Luthfi menyebut bahwa itu sudah syariah. “Syariah dari dulu sudah syariah, kalau NKRI tidak syariah kita tidak mengusir Belanda,” kata Habib Luthfi sebagaimana dilansir dari detik.com.
Menurut Habib Luthfi, Islam melarang keras adanya penjajahan di mana pun, sehingga anak bangsa di masa perjuangan kemerdekaan kala itu menjalankan kewajiban tersebut dengan mengusir penjajahan dari Indonesia. “Mengusir Belanda, mengusir penjajah bagian dari syariah. Nggak usah dikasih embel-embel syariah lagi,” kata pria kelahiran 10 November 1947 itu.
Habib yang dalam dakwahnya selalu lemah lembut itu pun mengajak semua masyarakat menghargai presiden yang sedang menjabat. Menurut dia, jika bukan bangsa sendiri yang menghargai, jangan salahkan jika ada negara lain yang tak menghargai.
Sosok yang berada di urutan 37 dari 500 tokoh muslim berpengaruh versi Pusat Studi Strategis Islami Kerajaan Yordania itu juga bicara tentang Islam Nusantara. Menurut dia, Islam di mana pun sama, hanya wilayah dakwah dan adat istiadatnya yang berbeda.
Habib Luthfi bin Yahya, NKRI Itu Syariah
Ketika ajaran Islam datang pertama kali di suatu daerah tak jarang pengaruh dari adat-adat terdahulu masih ada, sehingga sulit untuk mengubahnya. Habib pun mencontohkan cara Sunan Kudus menyebarkan syariat Islam di Kudus yang ketika itu masyarakatnya mayoritas beragama dan berfaham lain.
Simak cuplikan wawancara Habib Luthfi tentang NKRI itu syariah di bawah ini:
 Sumber Youtube : https://youtu.be/S73tCQFYrMA
Sumber Berita : https://islamindonesia.id/berita/habib-luthfi-bin-yahya-nkri-itu-syariah.htm

Nabi Yusuf Butuh 7 Tahun Hadapi Krisis, Sandiaga Uno: Cukup 3 Tahun

DutaIslam.Com - Wakil Presiden nomor urut 2 Sandiaga Uno sesumbar ia akan bisa memulihkan perekonomian Indonesia dalam waktu 3 tahun saja. Ia juga membandingkan dengan Nabi Yusuf yang butuh waktu 7 tahun untuk mengahadapi krisis.
"Kalau Nabi Yusuf butuh waktu 7 tahun untuk mengatasi krisis. InsyaAllah, saya dengan pak Prabowo cukup tiga tahun untuk memulihkan perekonomian Indonesia," kata Sandi, Dikutip dari Detik.com (4/12/2018). 
Sandi mengaku memiliki rencana yang lebih matang, dengan menghentikan Pengimporan dan Pembangunan Infrastruktur yang lebih terprogram. Dengan begitu bisa memulihkan perekonomian bangsa menurutnya.
Mengutip dari Jawapos.com (05/12/2018) Sandiaga juga berharap ada peran dari pemerintah. Yakni, dengan melakukan kemudahan dalam perizinan. Terutama, dalam hal mengurus permodalan. Apalagi, mayoritas masyarakat Indonesia adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah(UMKM).
Wah memang keren bang Sandi ini ya, Kalo soal perkonomian memang jagonya. [dutaislam.com/ab]

Sumber Berita : https://www.dutaislam.com/2018/12/nabi-yusuf-butuh-7-tahun-hadapi-krisis-sandiaga-uno-cukup-3-tahun.html

Andi Arief Ikut Sebarkan Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Sudah Dicoblos

JAKARTA – Sepertinya sudah mendarah daging kubu Prabowo-Sandi sebar hoaks. Tanpa klarifikasi pihak terkait – bila berita itu menguntungkan kubunya – langsung disebarkan dengan dalih minta diklarifikasi.
Persis seperti kasus Ratna Sarumpaet, kabar penemuan 7 kontainer surat suara sudah tercoblos untuk pasangan capres-cawapres 01 beredar di media sosial. Kemudian kubu Prabowo-Sandi langsung mempertanyakan di media sosial lain. Seperti Andi Arief menyebarkan di akun Twitternya:
Baca: HOAX Sandi Bangun Tol Tidak Pake Hutang, Ini Datanya?
*”Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. Karena ini kabar sudah beredar.1″*
Andi Arief sendiri sudah menghapus cuitannya. Dia berdalih supaya dicek kebenarannya karena kabar tersebut sudah beredar di WhatsApp Group (WAG) selama 3 jam. Dia meminta dicek agar tidak terjadi fitnah.
Salah satu netizen ikut mengomentari cuitan Andi Arief, bahwa 7 kontainer berisi 70 juta surat suara itu tidak masuk akal. Per-kontainer 10 juta surat suara berarti sudah 50 ton dan overload, sementara standarnya adalah 28 ton untuk 40 HC.
Baca: Keulamaan Tengku Zulkarnain Diragukan

Ini tidak jauh beda dengan kasus Ratna Sarumpaet. Muka oplas Ratna Sarumpaet beredar di media sosial. Lalu akun-akun elite seperti Fadli Zon, Mustofa, Fahri, dan lain sebagainya berperan sebagai buzzer penyebaran hoaks.
Kalau memang dia merasa tidak merasa bersalah, kenapa menghapus cuitan ya? Toh dia dapat berdalih hanya minta klarifikasi. Masalahnya memang di cuitannya tidak terdapat tujuan kepada siapa di bertanya. Andaikan jelas ada pihak yang di tuju, maka tidak ada masalah.
Tak lama berselang, hanya 30 menitan, Rmol.co langsung menyambar cuitan Andi Arief. Lalu menambahkan bahwa di media sosial sebelumnya beredar rekaman suara yang menyebutkan adanya 7 kontainer surat suara sudah tercoblos untuk pasangan capres-cawapres 01 di Tanjung Priok di mana setiap kontainer berisi 10 juta suara. Rmol sendiri tidak menyertakan suara tersebut. Dan menunggu klarifikasi KPU.
Kenapa pula Rmol memberitakan berita yang belum terkonfirmasi? Saya sudah pernah membedah peran serta Rmol terhadap penyebaran hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet. Kesimpulan saya kala itu adalah Rmol ambil bagian dalam penyebaran hoaks Ratna Sarumpaet. Saya juga menemukan bahwa salah satu petinggi Rmol dekat dengan Rizal Ramli. Maka patut diduga kali ini Rmol memiliki peran yang sama.
Menurut KPU sendiri, tidak mungkin ada surat suara sudah dicoblos sebab mereka sendiri belum mencetak surat suara. Kalau pun ada, surat suaranya siapa. KPU sendiri menyatakan hoaks perlu ditelusuri.
*”Nyetaknya aja belum, Mas! KPU belum nyetak surat suara, kalau sudah ada yang dicetak, surat suaranya siapa. Tunjukkan di mana kontainernya, supaya bisa ditelusuri.”* (Komisioner KPU Hasyim Asy’ari, Rmol.co)
Kenapa Rmol memberitakan klarifikasi bila mereka bagian dari penyebaran hoaks? Karena mereka bisa dengan mudah lari dari tanggung jawab sebab didasarkan pada sumber media sosial. Itulah kekuatan media berita kurang ajar. Sama seperti kasus Ratna Sarumpaet, mereka bersembunyi di belakang kebohongan Ratna Sarumpaet.
Kenapa Andi Arief menyebarkan berita hoaks dan kemudian menghapus? Karena yang penting beredar adalah isunya. Sebab mereka sudah tahu karakter asli para kampret yang sangat senang dengan hoaks. Sudah terbiasa kampret asal dapat berita buruk soal kubu Jokowi – entah benar atau tidak, tidak peduli – langsung menyebarluaskan. Kampret mah gitu orangnya.
Polanya selalu sama. Lemparkan hoaks ke publik. Soal kebenarannya tunggu dulu. Kemudian publik menikmati hoaks. Kalau viral dan ternyata ketahuan hoaks, nanti akan minta maaf. Mulai dari kasus-kasus sebelumnya selalu seperti itu.
Kebohongan Ratna Sarumpaet, kalau tidak cepat dibongkar kepolisian, maka akan tetap dianggap sebagai benar-benar penganiayaan. Sambil menunggu terbongkar atau tidak, mereka sudah mengumpulkan massa untuk demo bela Sarumpaet. Setelah terbongkar, mereka cukup minta maaf di depan publik dengan muka temboknya. Setelah itu, sebar hoaks lagi.
Soal Indonesia bubar 2030, Isu TKA China 10 juta serbu Indonesia, isu 99% penduduk Indonesia hidup pas-pasan, isu 1 selang ganti darah digunakan untuk 40 pasien, serta isu-isu hoaks lainnya juga seperti itu. Mereka memang sudah terbiasa dengan hoaks.
Itulah mungkin yang perlu diperhatikan kepolisian. Kenapa orang-orang ini masih bebas berkeliaran sementara terus-menerus menyebarkan hoaks? Apakah karena takut? Kalau memang tidak takut, ya sikat saja. (SFA) 

KPU Lapor Bareskrim Soal Hoax 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos

JAKARTA – KPU memastikan kabar adanya tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos di Pelabuhan Tanjung Priok merupakan kabar bohong. KPU mengatakan saat ini pihaknya telah melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim melalui telepon.
“Sudah dilaporkan ke Bareskrim, sementara via telepon dulu,” ujar komisioner KPU Hasyim Asy’ari di kantor Pelayanan Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (2/1/2019) malam.
Baca: Andi Arief Ikut Sebarkan Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Sudah Dicoblos
Namun Hasyim mengatakan pihaknya akan mengumpulkan bukti-bukti lain untuk kembali dilaporkan. Berdasarkan informasi yang diterima, pelaporan ini dilakukan KPU pada pukul 21.00 WIB, Rabu malam.
“Nanti konten-kontennya itu akan dikumpulkan dan dilaporkan,” tuturnya.
Ketua KPU Arief Budiman juga meminta agar penyebar berita bohong tersebut ditangkap. Serta meminta pihak kepolisian melacak penyebar berita bohong tersebut, di antaranya penyebar dan pembuat rekaman yang menyatakan adanya tujuh kontainer surat suara yang telah tercoblos.
“Jadi orang-orang jahat yang mengganggu pemilu kita, yang mendelegitimasi penyelenggara pemilu, harus ditangkap. Kami akan lawan itu. Jadi kami sangat berharap pelakunya segera ditangkap,” ujar Arief seusai sidak di kantor Pelayanan Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (2/1/2019) malam.
“Saya ingin menyampaikan kepada pihak keamanan, pihak kepolisian, untuk melacak, untuk mencari, siapa yang menyebarkan dan membuat rekaman suara ini,” tutupnya. 

Wasekjen Demokrat Ikut Sebar Isu
Sebelumnya, kabar ini juga diinformasikan melalui Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief di akun Twitternya. Andi meminta agar kabar adanya tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok itu dicek. Namun, saat dicek kembali, cuitan Andi Arief ini sudah dihapus.
Kabar hoax yang beredar itu menyebut ada 70 juta surat suara yang sudah dicoblos di nomor urut 01 dalam tujuh kontainer. Di rekaman itu juga menyebutkan surat suara itu berasal dari China dan sudah disita TNI AL.
Namun KPU memastikan itu berita bohong alias hoax. (SFA) 

RSCM Mentahkan Prabowo Soal Selang Cuci Darah Dipakai 40 Orang

JAKARTA – Manajemen Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mementahkan pernyataan Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang mengaku mendapat laporan bahwa satu selang alat cuci darah pasien di RSCM pernah dipakai oleh 40 orang. RSCM menyatakan selang untuk hemodialisis (cuci darah) hanya digunakan sekali pakai.
Pernyataan Prabowo itu disampaikan dalam ceramah akhir tahun yang digelar di kediamannya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/12/2018). Video ceramah Prabowo tersebut kemudian diunggah Prabowo dalam laman Facebook-nya.
Dalam ceramahnya, Prabowo membahas banyak hal, salah satunya menyebut banyak uang di negara ini mengalir ke luar sehingga tidak cukup untuk melayani bangsa Indonesia. Salah satunya masalah kesehatan. Dia mengatakan ada dokter tidak digaji hingga menjadi problem di rumah sakit.
“Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal dan seharusnya hal itu punya saluran-saluran dari plastik, dari karet, dan tentunya dipakai satu orang satu kali. Saya dengar ada yang melaporkan kepada saya di RSCM hari ini dipakai 40 orang,” ujar Prabowo.
Membantah pernyataan Prabowo, Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, dr. Sumaryono menyatakan, selang untuk hemodialisis hanya digunakan sekali pakai.
“Pelayanan pasien di RSCM selalu mengutamakan mutu pelayanan dan keselamatan pasien demikian juga dengan pelayanan hemodialisis (cuci darah). Pelayanan hemodialisis di RSCM menggunakan selang dan dialiser satu kali pakai (single use),” ujar Sumaryono di kantornya, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (2/1).
Sumaryono mengatakan peralatan hemodialisis memerlukan tiga komponen utama, yaitu mesin hemodialisis, selang hemodialisis (blood tubing), dan dialiser (artificial kidney/ginjal buatan).
Mesin dialisis berfungsi sebagai pengatur proses dialisis dan tidak ada kontak langsung dengan darah pasien. Mesin dialisis digunakan bergantian untuk beberapa pasien.
“Sedangkan selang hemodialisis digunakan untuk mengalirkan darah dari tubuh pasien ke dialiser dan mengembalikan darah yang sudah didialisis kembali ke tubuh pasien. Selang hemodialisis hanya digunakan untuk satu pasien, demikian juga dengan di RSCM,” ujar Sumaryono.
Dialiser, lanjut Sumaryono, merupakan ginjal buatan yang berfungsi membersihkan darah dari toksin sisa metabolisme tubuh. Dialiser pada proses hemodialisis dapat digunakan satu kali (single use) atau berulang kali pada pasien yang sama setelah dilakukan proses sterilisasi dan uji kelayakan.
“RSCM menggunakan sekali pakai (single use), baik untuk selang hemodialisis (blood tubing) maupun dialiser,” tutur Sumaryono. [Sfa] 

Pendukung Prabowo Rusak Haul Habib Ali di Solo, Habib Lutfi Pantas Marah!

JAKARTA – Sangat mengherankan kalau Habib Luthfi bin Yahya yang selama ini berpenampilan kalem tiba-tiba marah. Kemarahan Habib Luthfi ini dapat disaksikan pada video yang beredar luas di media sosial. Kalau sampai Habib Luthfi yang kalem saja sampai marah, maka pemicu kemarahan Habib Luthfi tersebut sudah sangat luar biasa menyakiti perasaan Habib Luthfi.
Video yang beredar luas di media sosial itu memperlihatkan Habib Luthfi yang marah kepada sekelompok orang yang berpakaian putih. Terdengar Habib Luthfi menanyakan upah mereka.
“Haul adalah haul, bukan yang lain. Dapat upah berapa kalian? Jangan kotori haul ini! Jangan kotori haul ini!” kata Habib Luthfi dalam video berdurasi 33 detik itu.
Pertanyaannya kenapa Habib Luthfi yang terkenal kalem tersebut tiba-tiba bisa marah? Apa pemicunya? Ternyata terdengar mereka meneriakkan ‘2019 ganti presiden’. Kalau sudah begitu tidak salah kalau Habib Luthfi sampai marah. Tidak pada tempatnya pendukung Prabowo tersebut meneriakkan ‘2019 ganti presiden’ karena pada saat itu bukan acara kampanye dan juga bukan dalam rangka dukung mendukung calon presiden.
Pada saat Habib Luthfi marah adalah pada acara Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi di Solo, pekan kemarin. Acara yang seharusnya diisi dengan ceramah dan renungan itu telah dikotori oleh pendukung Prabowo yang berteriak ‘2019 ganti presiden’.
Seperti kelompok pendukung Prabowo ini memang ingin memprovokasi Habib Luthfi. Karena insiden tersebut terjadi bukan di area Masjid Riyadh, pusat diselenggarakannya haul tersebut. Mereka ingin membuat Habib Luthfi marah. Karena mereka tahu Habib Luthfi ini mendukung Jokowi. Mereka tidak rela Habib khatismatik tersebut mendukung Jokowi yang merupakan rival dari Prabowo.
Dan kelihatannya Habib Luthfi sudah tahu bahwa mereka adalah pasukan ‘nasi bungkus’. Sehingga Habib Luthfi menanyakan kepada mereka dapat upah berapa. Jika ini benar, sungguh miris sekali. Ketika sebuah acara haul yang seharusnya sakral tersebut dinodai oleh segelintir orang yang tidak tahu adab. Menggunakan kesempatan tersebut justru untuk berkampanye. Kampanye yang salah tempat.
Kelakuan pendukung Prabowo ini memang aneh-aneh saja. Mereka seakan tidak melihat situasi dan kondisi. Tak melihat lagi acara apa yang mereka hadiri. Tetap saja mereka teriak ‘2019 ganti presiden’. Dan tak salah kalau Habib Luthfi menanyakan mereka diupah berapa untuk meneriakkan kata tersebut.
Seseorang yang telah diupah akan melakukan kehendak sang pengupah. Ketika mereka sudah menerima upahan, mereka harus melaksanakan apa yang telah diperintahkan. Tak mungkin dong mereka diupah tapi tidak melakukan apa-apa, bukan? Karena mereka sudah diupah maka mereka harus tetap meneriakkan ‘2019 ganti presiden’ meski pun mereka tahu bahwa acara tersebut bukan acara kampanye tetap acara haul, tetapi mereka tak peduli. Karena mereka sudah menerima upah.
Kita sungguh kasihan melihat pendukung Prabowo ini. Sampai segitunya mereka memprovokasi Habib Luthfi yang tidak tahu apa-apa itu. Habib Luthfi yang semata-mata datang ke acara Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi itu diprovokasi oleh mereka sampai marah.
Ini sungguh sudah keterlaluan. Mereka, pendukung Prabowo ini tidak menghormati sama sekali kepada seorang Ulama seperti Habib Luthfi. Mereka seakan melecehkan Habib Luthfi dengan teriakan mereka itu. Mereka seakan-akan mengejek Habib Luthfi yang mendukung Jokowi. Jokowi yang bukan pilihan ijtima ulama versi mereka. Mereka seakan mengejek Habib Luthfi yang salah mendukung capres. Dan mereka menghendaki Habib Luthfi mendukung Prabowo seperti yang telah diputuskan oleh ijtima ulama itu.
Tapi bagaimana mungkin Habib Luthfi mendukung seorang capres yang keislamannya diragukan itu? Habib Luthfi tentu mempunyai pertimbangan-pertimbangan kenapa sampai mendukung Jokowi, bukan? Habib Luthfi tentu sudah melihat bagaimana perlakuan Jokowi selama ini kepada Ulama. Bagaimana Jokowi begitu mencintai Ulama. Sehingga tidak salah jika Habib Luthfi menjatuhkan pilihannya kepada Jokowi.
Tetapi pendukung Prabowo seakan tidak rela Habib Luthfi mendukung Jokowi. Sehingga mereka memprovokasi Habib Luthfi sampai marah. Sungguh keterlaluan bukan? Dan saya kira mereka tidak punya etika. Tidak punya adab. Dan tidak menghormati Ulama.
Jadi, memang sudah selayaknya kalau Habib Luthfi sampai marah. Karena kelakuan pendukung Prabowo ini sudah di luar batas. Dan tidak beradab. [Sfa] 

HOAX Sandi Bangun Tol Tidak Pake Hutang, Ini Datanya?

JAKARTA – Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin Ace Hasan Syadzily, menyebut calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno bicara bohong lantaran mengklaim pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dibangun tanpa utang.
“Awal tahun 2019, cawapres Sandiaga sudah berani bicara bohong,” ujar Ace melalui keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (2/1).
Berdasarkan datanya, Ace menyebut dana pembangunan Tol Cipali ini dibiayai sindikasi 22 perbankan dan keuangan yang memasok Rp8,8 triliun bagi PT Lintas Marga Sedaya. Sementara PT Saratoga Investama Tbk (SRTG) sebagai perusahaan yang sebagian sahamnya dipegang Sandiaga, memiliki saham bersama di tol tersebut.
Dalam sindikasi itu, BCA dan Bank DKI menjadi kreditur terbesar sehingga menjadi pemimpin sindikasi tersebut. Ace mengatakan, BCA mengucurkan Rp3,3 triliun, sementara Bank DKI mengucurkan Rp2,06 triliun.
“Apakah kucuran dana dari perbankan itu bukan utang?” ujarnya retoris.
Ace, yang juga Ketua DPP Partai Golkar ini, menuturkan bahwa pembangunan jalan Tol Cipali sama dengan pembangunan jalan tol lain yang menggunakan mekanisme utang oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Artinya, pihak yang berutang adalah BUJT, bukan pemerintah.
Menurut Ace, mekanisme ini sudah dijalankan dan dikenal dengan Public Private Partnership. Tercatat ada lebih dari 50 perjanjian pembangunan jalan tol seluruh Indonesia dengan total nilai investasi lebih dari Rp500 triliun.
“Hal tersebut berlaku hampir semua proyek jalan tol di Jawa, tidak dengan utang pemerintah tapi dengan skema seperti ini. Sekali lagi ini menunjukkan Sandi tidak punya data,” tuturnya.
Sandi sebelumnya mengaku pernah mengerjakan beberapa proyek besar tanpa membebani uang rakyat. Salah satunya adalah pembangunan jalan Tol Cipali sepanjang 116 Km yang diklaim tidak memakai uang negara ataupun membebani negara dengan utang.
“Saya pernah turut membangun infrastruktur jalan Tol Cipali sepanjang 116 Km, tidak memakai uang negara dan membebani utang untuk negara dan BUMN,” ujar mantan Wagub DKI ini usai mengikuti acara Maulid Nabi di Rantau Prapat Labuhan Batu, Selasa (11/12).
Sandi juga menyebut penting untuk melibatkan dunia usaha dan swasta, dan bukan hanya BUMN dengan menggunakan APBN atau APBD. [Sfa] 

Heboh 4 Dosen di Surabaya Tolak Pembubaran Organisasi Terlarang HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)

SURABAYA – Mei 2018 lalu, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta mengesahkan pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Tak berapa lama, muncul meme berisi kutipan 4 dosen di Surabaya yang menolak putusan tersebut.
Keempat dosen itu terdiri atas tiga dosen Institut Teknologi 10 November dan satu dosen Universitas Airlangga. Foto kutipan mereka yang dianggap pro HTI itu pun menjadi viral dan ramai diperbincangkan di media sosial.
Salah satu dosen yang dikutip pernyataannya adalah Guru Besar Teknologi Kelautan ITS, Prof Daniel M Rosyid.
“Pencabutan BHP HTI oleh pemerintah jelas mengada-ada dan sebuah upaya untuk menekan kebiasaan berkumpul dan menyatakan pendapat, sambil mengaburkan ancaman yang sebenarnya sudah dan sedang terjadi atas NKRI neokolonialisme,” ujar Rosyid.
Rosyid menganggap tindakan pengadilan dalam membubarkan HTI merupakan tindakan yang sewenang-wenang. Ia juga menyebut keputusan itu sebagai intentionally crafted hoax atau tipuan yang sengaja dibuat untuk menyembunyikan kebenaran dari publik. 
“Jadi tindakan sewenang-wenang pemerintah atas HTI itu adalah intentionally crafted hoax sambil menyembunyikan kebenaran dari kesadaran publik,” imbuhnya.
Tak hanya Rosyid, ada pula Kepala Laboratorium Teknik Fisika ITS Surabaya, Arif Rahmadiansah. Ia menyatakan bahwa secara substansi, pemerintah tak mampu membuktikan bahwa HTI bertentangan dengan Pancasila.
“Jika kemudian ajaran yang dituduhkan adalah ajaran Islam, maka bukankah ini sama saja menuding agama Islam dan kaum muslimin. Oleh karena itu majelis hakim wajib mengabulkan gugatan HTI,” tegasnya.
Hal senada juga diutarakan Andi Firmansyah, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Menurutnya, pembubaran HTI merupakan bukti pemerintah sangat lemah dalam argumentasi hukumnya.
“Jalannya persidangan PTUN terbukti pemerintah sangat lemah argumentasi hukum atas pencabutan status BHP HTI. Bahkan memperkuat gambaran abuse of power pemerintah terhadap HTI secara de facto dan de jure,” tutur Arif.
Dalam meme tersebut, ada pula beberapa tagar yang ditulis, di antaranya #HTILayakmenang, #DukungHTIUntukIslam, #DukungHTIUntukUmat hingga #DukungHTIUntukDakwahdanKhilafah.
Namun saat dikonfirmasi, keempat dosen yang namanya tercantum dalam meme tersebut membantah keterlibatan mereka.
“Itu memenya bukan buatan saya, hashtag dan nama ITS itu yang ngerjakan orang lain, ndak tau saya,” ujar Rosyid.
Akan tetapi Rosyid mengaku jika kutipan yang tertulis di meme tersebut merupakan pernyataan pribadinya saat dimintai pendapat oleh seseorang, tepatnya pada tanggal 2 Mei silam.
“Saya hanya dimintai pendapat tentang pembubaran HTI, memang sikap saya seperti itu. Saya pernah nulis tentang Perppu ormas itu setahun yang lalu di Jawa Pos,” paparnya.
Namun Rosyid menegaskan penolakan ini tak hanya ditujukan untuk HTI saja, melainkan juga untuk semua ormas yang merasakan kesewenang-wenangan pemerintah. “Jadi sikap saya memang menolak Perppu itu, tentang kesewenang-wenangan pemerintah, sikap saya bukan hanya untuk HTI tapi juga seluruh ormas,” lanjut Rosyid.
Menanggapi desas-desus ini, Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana juga turun tangan. Bahkan ia langsung memanggil dan memeriksa ketiga dosen yang kutipannya dicatut semenjak meme itu beredar beberapa hari sebelumnya.
“Dari klarifikasi awal mereka mengaku bukan anggota dan fungsionaris HTI. Mereka hanya dimintai pendapat secara pribadi dan tidak ada penjelasan jika akan dikemas apalagi diviralkan. Mereka juga mengaku keberatan,” ungkap Joni.
Ketiga dosen itu juga menegaskan kutipan mereka dimanipulasi sehingga seolah-olah mendukung HTI.
“Waktu saya panggil, mereka meminta maaf kepada ITS karena menyebabkan nama baik ITS tercemar, dan membawa nama ITS. Mereka mengaku kata-katanya dipoles, seakan-akan mendukung HTI,” lanjutnya.
Upaya serupa juga dilakukan Rektor Universitas Airlangga, M Nasih. Bahkan kabarnya ia telah memanggil dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dicatut namanya dalam meme pro HTI tersebut hingga dua kali untuk klarifikasi.
Ia juga diminta menandatangani perjanjian yang mengatakan ketidakterlibatannya dalam organisasi kemasyarakatan tersebut. Namun bila terbukti benar, maka dosen itu sepakat untuk menerima konsekuensi yang ada.
“Yang bersangkutan tiga atau empat bulan lalu sudah menandatangani terkait kasus ini. Tinggal nanti kita melakukan verifikasi kebenaran dari pihak yang bersangkutan,” tutur Nasih.
Proses klarifikasi pun tengah dilakukan oleh kampus Unair. “Kalau itu memang benar maka akan kami tindak sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditandatangani oleh yang bersangkutan,” kata Nasih.
Namun karena tak terbukti, keempat dosen diperbolehkan kembali mengajar. Joni menjelaskan, pihaknya memegang asas praduga tak bersalah. Jadi, sembari proses pemeriksaan terus berlangsung, ketiga dosen masih aktif seperti biasa.
Kendati demikian, keberadaan meme tersebut cukup menarik perhatian publik, apalagi menyangkut nama-nama staf pengajar di dua perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. [Sfa] 
 

Ali Kalora Teroris Berseragam Pemberontak Suriah Diburu di Poso

POSO – Ali Kalora penerus generasi ketiga dari Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) saat ini tengah diburu oleh pihak kepolisian.
Dari tayangan Youtube channel Official iNews pada Selasa (1/1/2019), Ali Kalora diduga menjadi dalang di balik penembakan terhadap dua polisi di Kabupaten Parigi, Moutong, Sulawesi Tengah.
Diketahui saat penembakan terjadi, polisi sedang menggelar olah TKP kasus mutilasi penambang emas yang diduga bentuk teror dari kelompok MIT.
Dalam video itu, Ali Kalora tampil dengan mengenakan kaos berbendera pemberontak Suriah (FSA; Free Syrian Army) dan bertuliskan ‘Tebar Cinta di Bumi Syam atau Suriah.
Ali Kalora yang merupakan penerus Santoso dan Basri diketahui memiliki kemampuan yang jauh dibawah dua dedengkot kelompok MIT tersebut.
Kendati demikian, Ali Kalora dan enam anggotanya masih menjadi buruan pihak kepolisian.
Saat ini Satuan Tugas (Satgas) Tinambola Polda Sulawesi Tengah terus mengejar sisa anggota kelompok MIT yang dipimpin Ali Kalora.
Diketahui terdapat tujuh orang yang diburu yakni Ali Kalora alias Ali Ahmad, Qatar alias Farel, Abu Alim, Kholid, M Faisal alis Namnung, Nae alias Galuh, dan Basir alias Romzi.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, ketujuh orang tersebut dihimbau untuk segera menyerahkan diri.
“Mereka (Kelompok MIT) yang aktif di hutan dan terus dikejar oleh Satgas dan diimbau untuk menyerahkan diri,” tutur Dedi seperti dikutip dari Kompas.com.
Dirinya mengungkapkan, untuk melakukan operasi penegakan hukum kepada kelompok MIT, polisi mengerahkan dua satuan setingkat peleton (SST) atau 120 personel Brimob. [Sfa] 

Tengku Zulkarnain Ikut Sebar Isu Hoax “Surat Suara Tercoblos 7 Kontainer”

JAKARTA – Heboh kabar Surat Suara Tercoblos untuk Pemilu, Pilpres 2019 sebanyak 7 kontainer dari China.
Kabar tersebut awalnya beredar melalui grup percakapan aplikasi pesan instan WhatsApp dan kicauan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Andi Arief Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di tanjung priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebernarannya. karena ini kabar sudah beredar.1,” demikian kicauan Andi Arief melalui akunnya pada Twitter, @AndiArief_
Cuitan Andi Arief
Cuitan Andi Arief

Serta akun twitter tengkuzulkarnain @ustadtengkuzul 7 kontainer Surat Suara Pemilu yg Didatangkan dari Cina Sudah Tercoblos untuk Pasangan Nomor 01? (Kompas TV). Nampaknya pemilu sudah Dirancang untuk CURANG..? Kalau NGEBET Banget Apa Tidak Sebaiknya Buat Surat Permohonan agar Capres yg Lain Mengundurkan Diri Saja?. Siapa Tahu Mau.
Baca: Ustad Tengku Kena Damprat Yenny Wahid

Hoak Kontainer
Cuitan Tengku Zulkarnaen

Namun, kicauan Andi Arief dan Tengku Zulkarnain itu sudah dihapus. Namun kami sempat mendapatkan screen shotnya.
Pihak KPU dan Bawaslu RI kemudian melakukan pengecekan di kantor Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, di Jakarta Utara, Rabu (2/1/2019) malam.
Saat ini, pengecekan sedang berlangsung.
Namun, hingga berita ini dilansir, belum ada konfirmasi soal penemuan Surat Suara Tercoblos tersebut.
Update!
Baca: MEMALUKAN! Larang Rokok, Ustadz Tengku Gunakan Hadis Palsu
Kabar soal Surat Suara Tercoblos untuk Pemilu, Pilpres 2019 sebanyak 7 kontainer adalah hoax.
Ketua KPU RI, Arief Budiman meminta polisi menangkap penyebar hoax tersebut. KPU juga membantah pihaknya telah menyita 7 kontainer.
Berikut pernyataan Arief Budiman di kantor Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok.
“Katanya ada 7 kontainer dari China, masing-masing 10 juta (lembar) isinya”. “Katanya sudah dibuka 1 kontainer, kemudian ketahuan sudah ada coblosannya untuk nomor 01”. “Disampaikan juga katanya disita oleh KPU.”
Baca: Yusuf Muhammad: Bersihkan Indonesia dari Pengkhianat Bangsa
“Kemudian temuan pertamanya katanya dilakukan temuannya oleh salah satu marinir dari TNI AL. Jadi di berita-berita yang beredar seperti itu.”
“Hari ini kami memastikan berdasarkan keterangan yang diberikan pihak bea cukai, tidak berita tentang 7 kontainer tersebut.”
“Itu tidak benar dan tidak ada juga kabar bahwa ada TNI AL yang menemukan itu.”
“Tidak ada juga, tidak benar KPU telah menyita kontainer tersebut.”
“Jadi, semua berita (penyitaan 7 kontainer) itu bohong.”
Lanjut, kata Arief Budiman, pihaknya meminta polisi mencari pelaku penyebar hoaks sejak siang hingga malam ini.
“Saya ingin menyampaikan kepada pihak keamanan, pihak kepolisian untuk melacak, mencari, siapa yang menyebarkan dan membuat rekaman suara ini. Termasuk siapa yang menulis.”
“Jadi ada capture tulisan yang memuat tentang berita-berita bohong ini.”
“Orang-orang jahat yang mengganggu pemilu kita, yang mendeligitimasi penyelenggara pemilu, harus ditangkap. Kami akan lawan itu,” kata Arief Budiman.
Saat ini, KPU telah berkoordinasi dengan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri untuk melacak para penyebar dan pembuat kabar bohong tersebut.
Sebelumnya, diberitakan Kompas.com, KPU baru berencana memproduksi surat suara Pemilu awal Januari 2019.
Sementara untuk logistik lainnya seperti kotak suara dan bilik suara, KPU sudah memproduksi dan bahkan mendistribusikan ke daerah-daerah.
Harapannya, awal tahun ini, KPU bisa fokus mengerjakan pengadaan surat suara.
“Jadi mulai 2 Januari 2019 kita sudah fokus ke surat suara saja. Yang lain-lain sudah clear, nanti Januari hanya fokus ke surat suara,” kata Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat.
Menurut Pramono Ubaid Tanthowi, saat ini tahap pengadaan surat suara baru sampai ke proses lelang.
Jumlah surat suara yang akan dicantumkan saat lelang berdasar pada DPT hasil perbaikan I yang sebelumnya ditetapkan pada 16 September 2018.
Sementara itu, nantinya surat suara yang benar-benar akan diproduksi jumlahnya didasarkan pada DPT paling mutakhir.
Pramono Ubaid Tanthowi melanjutkan, logistik pemilu yang saat ini telah selesai diproduksi dan didistribusikan antara lain adalah kotak dan bilik suara.
Hingga saat ini, proses distribusi dua jenis logistik tersebut sudah mencapai 77 persen.
Bersamaan dengan itu, KPU tengah memproduksi logistik Pemilu lainnya seperti sampul, segel, formulir, dan tinta.
KPU tingkat kabupaten/kota juga sudah mulai menggelar pengadaan perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara.
Perlengkapan yang dimaksud di antaranya, bantalan surat suara, paku, dan pulpen.
Tahapan Pemilu 2019 saat ini menginjak masa kampanye. Kampanye sudah dimulai sejak 23 September 2018 dan akan berakhir 13 April 2019.
Sementara itu, terhitung sejak 14-16 April 2019 merupakan masa tenang. Hari pemungutan suara serentak dilakukan 17 April 2019. (ARN/TribunNews)
Hoak Kontainer Cuitan Tengku Zulkarnaen

Strategi Licik ISIS, HTI, dan PKS Mengubur Cinta Tanah Air

 Posted on Agu 22, 2018 by in Focus, Nasional, Suara Rakyat // 4 Comments
JAKARTA – Ketika ISIS menguasai sebuah wilayah, apa yang pertama dihancurkan? Semua ornamen sejarah dan artefak yang menjadi simbol kebesaran bangsa tersebut. Kenapa perlu dihancurkan? Agar tidak tersisa lagi rasa nasionalisme dan kebanggan masyarakat kepada bangsanya.
Dengan cara itulah ISIS atau Alqaedah menguasai sebuah bangsa. Mereka merusak semua hal yang bisa dijadikan sebagai pengikat masyarakat. Mereka menghancurkan sejarahnya. Mereka merubuhkan semua kebesaran bangsa tersebut.
Strategi yang sama juga dilakukan di Indonesia. Mereka mengharamkan hormat bendera. Mengharamkan nyanyi Indonesia Raya. Pokoknya mereka berusaha membendung segala sesuatu yang dapat membuat orang berbangga hati menjadi bagian dari Indonesia.
Tapi, mengharamkan hornat bendera terlaku vulgar. Mengharamkan lagu Indonesia Raya terlaku kentara. Mereka Gunakan cara yang lebih lembut. Yang paling mudah adalah rusaklah rasa bangga menjadi orang Indonesia. Rendahkan mereka yang berusaha membawa nama harum bangsa ini. Hujat mereka. Agar tidak tersisa kebanggan sedikitpun terhadap sesuatu yang bernama Indonesia.
Jika rasa bangga bernegara sudah dikikis habis, akan mudah menguasai Indonesia. Rakyat akan merusak persatuannya sendiri. Akan menghancurkan prestasi-prestasi bangsanya sendiri.
Wajar saja jika kader PKS memuja Erdogan, pemimpin bangsa lain, dan melecehkan Presidennya sendiri. Sebab satu-satunya cara PKS bisa berkuasa adalah dengan merobohkan kecintaan rakyat terhadap Indonesia. Jika rakyat membenci segala yang berbau Indonesia, itulah kesempatan mereka untuk berkuasa.
Itu juga yang dilakukan HTI. Felix Siauw akan berkampanye terus untuk menghancurkan nasionalisme kita. Caranya dengan membenturkan rasa nasionalisme dengan Islam. Tujuannya agar publik bingung dan akhirnya neninggalkan kecintaan pada bangsanya. Jika nasionalisme sudah tercerabut dari hati rakyat maka khilafah baru bisa ditegakkan. Khilafah tidak mungkin tegak dalam masyarakat yang masih ada rasa cinta pada tanah airnya. HTI tahu benar soal yang satu ini.
Kampanye anti Islam Nusantara adalah salah satu strategi untuk membenturkan agama dan nasionalisme. Sesuatu yang sebetulnya sudah selesai dibahas oleh para pendiri bangsa, kini diungkit-ungkit lagi untuk dibenturkan. Tradisi nasional dituding sesat. Cara berpakaian, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan sederhana yang khas Indonesia berusaha digerus.
Jika tidak mempan juga, susupkan perayaan-perayaan yang menjadi simbol nasionalisme dengan propaganda anti nasionalisme. Anak-anak TK yang masih polos, diseragamkan dengan pakaian ala jihadis. Kampanyekan bahwa para jihadis yang suka menghancurkan berbagai negara itu juga bagian dari Indonesia. Bilang saja itu pakaian perjuangan ala Rasul. Dengan tentara perempuan bercadar memanggul senapan AK 47. Padahal pakaian itu lebih mirip teroris.
Ada momen Asian Games. Seluruh dunia memuji acara pembukaanya. Itu menyebabkan rasa bangga kita sebagai orang Indonesia membuncah. Jangan dibiarkan. Ini harus dicegah. Jangan sampai rakyat tambah cinta dengan tanah airnya.
Maka coba saksikan sekarang. Lihat komentar akun-akun PKS di medsos. Mereka berusaha merusak kebanggaan Anda sebagai orang Indonesia. Mereka berusaha membuat acara itu jadi jelek. Mereka berusaha sekuat tenaga mempermalukan bangsanya. Segala hal remeh temeh dikomentari. Tujuannya agar Anda jangan pernah berbangga jadi orang Indonesia.
Lihat juga akun-akun simpatisan HTI, mereka berusaha mencerabut kecintaan Anda pada Indonesia. Tujuan mereka untuk merobek rasa cinta tanah air bersambut dengan politisi kacangan. Mereka juga mempermasalahkan hal-hal kecil seolah tidak ikhlas jika bangsanya dipuji seluruh dunia. Kenapa? Karena kalau pemerintah mampu menghadirkan kebesaran kita sebagai bangsa, mereka merasa kalah. Merasa terpojok. Sebab bagi mereka lebih untung bangsa ini rusak dan kerdil, dengan begitu nanti bisa merebut kekuasaan.
Maka lihatlah komentarnya. Aksi Presiden yang bermaksud terlibat intens dalam pembukaan Asian Games, untuk memeriahkan pesta olahraga itu jadi bahan nyinyiran. Apa tidak ada cara lain untuk mengkritisi?
Saya amat yakin sebagai manusia yang punya nilai artistik, apapun pilihan politik Anda, pasti kagum juga menyaksikan pembukaan acara Asian Games kemarin. Itu normal. Memang keren kok.
Bahkan seluruh dunia yang tidak punya urusan dengan copras-capres, memujinya. Dengan tampilan itu, mereka jadi penasaran tentang Indonesia. Mereka kagum denga kekayaan dan keindahan budaya dan keragaman etnis kita.
Tapi, sekali lagi. Jangan biarkan rasa bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia🇮🇩 mengaliri semangat rakyat. 
Jangan biarkan rasa cinta tanah air membuncah di hati setiap orang.
Sebab mereka yakin. Hanya dengan menanam kebencian pada tanah airlah, mereka bisa berkuasa di Indonesia. Jika rakyat masih memiliki rasa cinta pada bangsanya, orang-orang seperti mereka tidak akan pernah mendapat tempat di kursi kekuasaan.
“Padahal kalau makan bubur ayam, mereka masih memakai mangkok cap ayam jago, mas. Itu Indonesia banget, (ARN)
 
Re-Post by MigoBerita / Kamis/03012019/17.18Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya