» » » » » » » » » » Lagu Banjar "Viral Lagi" berkat Anak Muda "Banua Banjar" : Gawi Manuntung dan Waja Sampai Kaputing

Lagu Banjar "Viral Lagi" berkat Anak Muda "Banua Banjar" : Gawi Manuntung dan Waja Sampai Kaputing

Penulis By on Jumat, 22 Februari 2019 | No comments

JEF - Gawi Manuntung (Album 2019)

Setelah merilis album lagu banjar perdana-nya di tahun 2017, JEF, yang beranggotakan Niluh (Vocal 1), Winda (Vocal 2), Jefry (Keyboard), dan Eben (Gitar) kembali mengeluarkan album keduanya yang bertajuk "Gawi Manuntung". Album ini berisikan 11 lagu banjar yang menggabungkan nuansa ethnik tradisional dengan musik modern. Tujuan dari rilisnya album ini adalah, untuk mengenalkan kembali lagu banjar kepada masyarakat luas.
Benang merah yang menjadi ciri dari lagu-lagu di album ini adalah kebudayaan lokal. Sebagian besar lagu-lagu terinspirasi dari kegelisahan para personil JEF mengenai lingkungan dan kebudayaan sekitar yang ada di Kalimantan Selatan.




Lagu yang menjadi single andalan pada album ini adalah lagu "Gawi Manuntung". Lagu tersebut terinspirasi dari ungkapan banjar "gawi sabumi, gawi manuntung", yang berarti gotong royong dan kerja hingga tuntas. Gagasan dari lagu ini adalah ajakan kepada masyarakat Kalimantan Selatan untuk "gawi sabumi, gawi manuntung" memajukan budaya Kalimantan Selatan. Di penghujung tahun 2018, lagu "Gawi Manuntung" menjadi juara 1 dalam Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Nusantara (LCLPDN) mengalahkan ratusan lagu daerah lainnya se-Indonesia.
Album ini tersedia dalam 2 bentuk, yakni CD fisik seharga Rp. 50.000, dan Digital Download seharga Rp. 25.000, dimana hasil keuntungan penjualan 100% akan didonasikan ke Sekolah Bawang Banjarmasin (sekolah khusus anak-anak tidak mampu). Untuk pemesanan bisa menghubungi langsung via WA ke 0896-9201-5685 (Anwari).












JEF:
Niluh Putu Ratna Wedhani (Vocal)
Winda Aldina Kesumawati (Vocal)
Jefry Albari Tribowo (Keyboard & Sequencer)
Irwansyah Noor (Guitar)                       

All Songs Composed & Arranged by: Jefry Albari Tribowo & Irwansyah Noor
Recording, Mixing, Mastering: JEF Music Production

Manager: Anwari Firdaus (0896-9201-5685), Budi Rakyat


iTunes:
Spotify:
Youtube:
 
https://youtu.be/L9a6lKhxkK8?list=PLaW0Uf0EII28lt8fp5V_JKNsq1i6CKR1h 
 

'Gawi Manuntung', Album dari JEF di Tahun 2019

Setelah merilis album lagu banjar perdana-nya di tahun 2017, JEF, yang beranggotakan Niluh (Vocal 1), Winda (Vocal 2), Jefry (Keyboard), dan Eben (Gitar) kembali mengeluarkan album keduanya yang bertajuk "Gawi Manuntung".
Album ini berisikan 11 lagu banjar yang menggabungkan nuansa tradisional dengan musik modern. Tujuan dari rilisnya album ini adalah, untuk mengenalkan kembali lagu banjar kepada masyarakat luas.
Benang merah yang menjadi ciri dari lagu-lagu di album ini adalah kebudayaan lokal. Sebagian besar lagu-lagu terinspirasi dari kegelisahan para personil JEF mengenai lingkungan dan kebudayaan sekitar yang ada di Kalimantan Selatan.
Lagu yang menjadi single andalan pada album ini adalah lagu "Gawi Manuntung". Lagu tersebut terinspirasi dari ungkapan banjar "gawi sabumi, gawi manuntung", yang berarti gotong royong dan kerja hingga tuntas. Gagasan dari lagu ini adalah ajakan kepada masyarakat Kalimantan Selatan untuk "gawi sabumi, gawi manuntung" memajukan budaya Kalimantan Selatan. Di penghujung tahun 2018, lagu "Gawi Manuntung" menjadi juara 1 dalam Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Nusantara (LCLPDN) mengalahkan ratusan lagu daerah lainnya se-Indonesia.
Album ini tersedia fisik seharga Rp. 50.000, dan juga tersedia di platform digital seperti Itunes, Spotify dan lainnya, semua hasil keuntungan dari penjualan album ini 100% akan didonasikan ke Sekolah Bawang Banjarmasin, sebuah sekolah khusus di daerah Banjarmasin yang diperuntukkan bagi anak-anak kurang mampu.

https://youtu.be/L9a6lKhxkK8
Info: WA ke 0896-9201-5685 (Anwari).
 
 
https://www.youtube.com/watch?v=-HMyTQ9AgEc&index=3&list=PLaW0Uf0EII28lt8fp5V_JKNsq1i6CKR1h

Gawi Manuntung, Album Terbaru Grup Musik JEF

BARU saja sukses lewat album ‘Waja Sampai Kaputing’ yang dirilis tahun 2017 silam, grup musik Jefry, Eben, and Friends (JEF) kembali menelurkan album terbaru berjudul Gawi Manuntung. Peluncuran album digelar di Jungle Coffee Banjarmasin, Jum’at (28/12) malam. 
ALBUM dengan sampul anak kecil mengenakan kambang goyang dan kain sasirangan ini berisikan 11 lagu berbahasa Banjar. Sebagian karya sebelumnya sudah diunggah lewat saluran Spotify dan Youtube. Ambil contoh karya berjudul Meapung Mancari Razaki, Nanang Galuh Banjar, dan Lastari Bakantan, dan Rumah Bubungan Tinggi.
Jika ditengok, warna yang diusung Jefry CS lewat album Gawi Manuntung tetap sama dengan album sebelumnya: mengenalkan muatan lokal dengan cara nge-pop. Meski begitu, JEF tetap berupaya mempertahankan nafas lagu yang penuh dengan cengkok dan chord yang khas.
BACA: Jefry‘JEF’ Tribowo: Bikin Lagu Banjar Jadi Ngepop
“Seluruh hasil penjualan dari album ini akan kami sumbangkan untuk sekolah bawang yang berada di Kota Banjarmasin,” kata Jefry Albari Tribowo, frontman grup JEF.
Walikota Ibnu Sina pun turut berhadir menyaksikan peluncuran. Dia memberikan apresiasi atas kreativitas yang telah diberikan seluruh anggota grup band JEF. Secara khusus Ibnu memesan 300 keping album.
“Rencanannya, album JEF yang telah dipesan itu akan dibagikan saat launching event Banjarmasin Sasirangan Festival yang akan dilaksanakan pada Bulan Maret 2019,” tandas Ibnu Sina.
Usai agenda peluncuran, Jefry sekaligus memberi tahu bahwa dirinya akan pindah ke Surabaya untuk melanjutkan program pendidikan dokter spesialis dengan durasi rata-rata 3,5 tahun. Itu artinya, dia tak bakal ikut terlibat dalam JEF selama kurun waktu tersebut.
“Tapi, semoga saja, setelah selesai pendidikan saya bisa kembali ke Banjarmasin untuk memajukan dunia kesehatan dan musik daerah,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.
 
 
https://www.youtube.com/watch?v=_siLTbvsj4I&list=PLaW0Uf0EII28lt8fp5V_JKNsq1i6CKR1h&index=4

Jefry‘JEF’ Tribowo: Bikin Lagu Banjar Jadi Ngepop

SEMPAT mengemuka perdebatan bagaimana seharusnya lagu Banjar dikemas, Jef justru merespons itu dengan tenang. Ia menganggap sudah saatnya musik khas daerah dikenalkan secara ngepop. Usahanya terbukti: lagu-lagu ciptaannya seperti “Ayo ke Banjarmasin”, “Waja Sampai Kaputing,” atau “Kayuh Baimbai” laku keras.  
JEF sebenarnya cuma panggilan beken. Nama lengkapnya Jefry Albari Tribowo. Lahir 4 Juni 1992 lalu, sejak bocah lelaki 26 tahun ini sebenarnya tak terlalu kepincut mendalami musik.
“Dulu, diminta keluarga saja. Pernah berulang kali ikut kursus. Dua sampai tiga tahun lalu berhenti,” ujarnya terkekeh ketika ditemui jejakrekam.com, Selasa (16/10/2018).
Kami wawancara pada studio musik milik Jefri. Kamar rekaman kecil-kecilan itu menyatu dengan kediamannya di Kompleks Citra Garden, Ahmad Yani KM 7, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar. Isinya penuh sederet penghargaan musik yang menempel dinding, instrumen musik seperti gitar akustik dan synthesizer, serta buku-buku musik. Melihat seisi ruangannya, sulit rasanya percaya bahwa Jef musisi ‘kemarin sore’.
Rupanya, gairah bermusiknya memang telah berubah saat perjumpaan dengan dunia produksi lagu. Sempat dua kali ikut kursus sejak 2013, dia langsung jatuh hati. Dari sana, tercetuslah gagasan memproduksi lagu-lagu Banjar dan ikut beragam lomba. Bersama grup musik yang juga dinamainya dengan embel-embel JEF. Singkatan dari Jefri, Eben and Friends (JEF).
“Sejak 2012, bersama teman saya Eben (Irwansyah Noor) bikin grup musik kecil-kecilan. Sering gonta-ganti vokalis gara-gara kalau ikut lomba, kalah terus. Tahun 2013, ketemu Niluh Putu Wedha Ridhani sebagai vokalis tetap. Lalu keterusan sampai sekarang,” ceritanya sambil terkekeh.
Awalnya, trio musisi muda itu cuma membuat dua lagu. Diberi judul Ayo ke Banjarmasin dan Kayuh Baimbai. Lirik dan struktur lagunya digagas oleh Jefri dan Eben. Manggung dari pementasan menuju pentas lainnya, tidak disangka respons masyarakat positif. Bahkan, lagu Kayuh Baimbai sempat menyabet juara lima besar pada Lomba Cipta Daerah Nasional Tahun 2014 silam.

Berhasil membawa lagu daerah menuju level nasional, nafsu Jefri mengkomposisi serta menulis lagu Banjar makin meledak-ledak. Lahirlah lagu-lagu Banjar berikutnya seperti Indah Bararatik, Kakanak Sungai Martapura, dan Angin Manyaru.
“Puncaknya dituangkan dalam album mini (Extended Play/EP) berjudul Bungas tahun 2016. Sempat dimainkan saat acara Pemkot Banjarmasin. Rupanya, Walikota Ibnu Sina juga suka. Kami ditantang bikin lagu berjudul Banjarmasin Baiman,” ceritanya.
Satu tahun kemudian, tantangan walikota lantas dijabani Jefry. Banjarmasin Baiman dikemas dengan nada optimistis. Sesuai judulnya, mengajak untuk menjaga kota ini supaya barasih wan nyaman (Baiman).
Lagu Banjarmasin Bungas juga menjadi salah satu lagu yang tercantum dalam album terbaru mereka: Waja Sampai Kaputing (Wasaka). Dirilis tahun 2017 silam, komposisi karya-karya terbaru dari Jef boleh dibilang lebih kaya. Kalau album mini Bungas kelewat nge-pop, Wasaka dihiasi instrumen-instrumen lokal seperti Panting dan Gamelan Banjar.
“Malah, satu lagu dari album itu dijadikan soundtrack resmi film Perang Banjar. Judulnya Waja Sampai Kaputing juga. Karena dianggap tim produksi sesuai dengan filmnya itu maka kami bersedia kolaborasi,” bebernya.
Apakah perjuangan Jefry tuntas saat pamornya melejit dan mendapat apresiasi dari pemerintah? Jelas jawabannya tidak. Jef bukan tipikal seniman yang menjilat. Apalagi cari untung. Sebagai bocoran, dia malah jarang menerima fee ketika karya-karyanya dipakai untuk keperluan komersial. “Asal mencantumkan nama komposer, tidak masalah,” bebernya.

Belakangan waktu, album kedua dari Jefry dan kawan-kawan tengah digodok. Diberi nama Gawi Manuntung. Sebagian single sudah dirilis lewat saluran Youtube. Ambil contoh, lagu berjudul Nanang Galuh Banjar, Rumah Bubungan Tinggi, dan Lastari Bakantan. “Kenapa dirilis satu-satu dulu? Kepengen mengikuti zaman saja. Sekarang sudah eranya memanfaatkan teknologi untuk memasarkan musik,” ucapnya.
Lantas, apa yang mendorong Jef bertahan memproduksi lagu-lagu Banjar sampai sekarang? Ini memang bentuk keprihatinannya. Melihat cipta karya lagu-lagu daerah semakin seret peminat. Sementara gempuran lagu-lagu dari luar secara serampangan sudah mempengaruhi generasi muda.
“Kalau seniman yang melakukan aransemen dan membawakan lagu banjar tempo dulu memang banyak. Tapi, kalau mencipta lagu Banjar? Itu masih sedikit. Hanya bisa dihitung jari. Saya mengambil jalur pop,” imbuhnya.
Dibilang Kurang Banjar, Direspons Santai

Perjalanan Jefry sebagai komposer lokal lagu daerah jelas tak luput dari kritik. Lebih dominan unsur genre pop, karya-karyanya pernah dinilai sebagian seniman sedikit meleset. Dari kebiasaan komposisi yang digunakan untuk lagu Banjar. Alias kurang banjar banar.
Namun, Jef merespons dengan santai. Toh, karya-karyanya juga masih kaya instrumen musik khas daerah serta masih membawa cengkok meski sebagian masih didominasi warna pop. Sebagai contoh, lagu Waja Sampai Kaputing, Banjarmasin Baiman, Angin Manyaru masih menuruti kebiasaan lagu Banjar.
“Kalau bicara pakem, kita bisa melihat Jogja Hip-Hop Foundation. Grup musik asal Yogyakarta membawakan lagu berbahasa Jawa dengan dengan gaya hip-hop. Itu saja bisa berhasil mendapatkan banyak penghargaan,” kata dia. Yang terpenting baginya, berkaryalah dengan jujur alias sesuai passion sendiri tanpa melupakan kebudayaan sendiri.
Tak bisa dibantah, menurut sebagian seniman dan ahli bahasa memang lagu Banjar masih menjadi perdebatan. Contohnya, saat pelaksanaan Diskusi Terbuka Karakteristik Lagu Banjar dan Lagu Berbahasa Banjar di Taman Budaya Kalsel, tahun 2016 silam. Menghadirkan Sirajul Huda (alm), Sirajudin, dan Riswan Irfani sebagai pemantik forum diskusi.
Ambil contoh, menurut seniman lokal Sirajul Huda. Lagu-lagu Banjar kekinian mulai kehilangan ruhnya. Ketimbang lagu Banjar sekarang, Huda mengibaratkan melahap lagu daerah belasan tahun silam seperti mendengarkan alunan air sungai yang mengayun dan menenangkan.
Lain lagi menurut Dino Sirajudin. Mantan Kepala UPTD Taman Budaya Kalsel ini lebih spesifik menuturkan lagu Banjar mesti memiliki pola cengkok. Selain itu menggunakan tangga nada diatonik plus note F1.  Ia bersandar pada analisisnya lewat lagu Lalan Sisip dan Pucuk Pisang.
Sementara, menurut Guru Besar Emeritus Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof MP Lambut, lagu-lagu Banjar mestilah edukatif. Plus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat lokal. Ini terlepas dari segi teknis maupun kebahasaan. “Saya sangat mengapresasi pencipta-pencipta lagu Banjar, bagaimanapun itu,” ucap pengajar FKIP ULM ini.

Singkirkan Sembilan Pesaingnya, Lagu Gawi Manuntung Milik Jefry Sabet Gelar Juara Nasional

 
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN -
Grandfinal final Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Nusantara (CLPDN) 2018 menjadi ajang pembuktian bagi musisi Banua untuk unjuk kebolehan, di Auditorium Abdurrahman Saleh RRI dan disiarkan di RRI, Kamis (6/12) malam.
Lagu daerah asal Banua berjudul Gawi Manuntung yang diciptakan musisi muda, Jefry Albari Tribowo atau biasa disapa Jef menyabet gelar juara I di ajang nasional tersebut.
Lagu Gawi Manuntung menyingkirkan sembilan lagu daerah lainnya dari para musisi seluruh Indonesia yang ikut bersaing.
Di ajang ini sedikitnya ada 108 lagu dari sejumlah provinsi ikut mendaftar.
Dari 108 lagu, terpilih 33 lagu pop daerah di babak penyisihan dan 10 lagu untuk maju ke babak final termasuk Gawi Manuntung dan lagu Siring Sungai milik rekan Jef, Irwansyah Noor.
"Alhamdulillah ya ini berkat doa semuanya termasuk warga Kalsel yang ikut mendoakan," kata Jef dihubungi Jumat (7/12/2018) pagi.
Pemuda kelahiran 4 Juni 1992 lalu ini menceritakan di grandfinal lagunya dibawakan penyanyi Rita Tila.
Sementara dewan juri yang menilai pun cukup mumpuni di bidangnya.
Mereka yakni Tokoh Musisi (Komposer, Pengarang lagu, Penyanyi professional), Pakar Olah Vokal, Sastrawan, Antropolog dan Pakar Dokumenter, Pemerhati Musik, Produser Rekaman Musik Studio yang diwakili Dwiki Dharmawan, Nyak Ubiet, Bens Leo, Eros Djarot, Sundari Sukotjo, Risky.
"Lagu daerah para finalis akan dibuatkan album lagu daerah dan bakal direkam ulang oleh Dwiki Dharmawan," kata Jef.
Banjarmasin post.co.id/Khairil rahim
Singkirkan Sembilan Pesaingnya, Lagu Gawi Manuntung Milik Jefry Sabet Gelar Juara Nasional
Jefry Albari Tribowo
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/12/07/singkirkan-sembilan-pesaingnya-lagu-gawi-manuntung-milik-jefry-sabet-gelar-juara-nasional

Re-Post by MigoBerita / Sabut/23022019/10.02Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya