» » » » » » » Agama dijadikan "Senjata dan Kedok" untuk melakukan revolusi atau penggulingan rezim

Agama dijadikan "Senjata dan Kedok" untuk melakukan revolusi atau penggulingan rezim

Penulis By on Kamis, 21 November 2019 | No comments

Yusuf Muhammad: Ada Pembangkangan di “Tubuh” KPK

Arrahmahnews.com, Jakarta – Inilah sebuah bentuk pembangkangan yang jelas ditunjukkan oleh Badan Amal Islam KPK. Ternyata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak berdaya hadapi bawahannya, ujar pegiat medsos Yusuf Muhammad dalam akun facebooknya.
Ketua KPK Agus Raharjo seakan hanya bisa pasarah dan tak berdaya ketika himbauan sekaligus larangannya untuk mengundang Abdul Somad (UAS) jadi penceramah di gedung KPK diabaikan oleh bawahannya.
Baca: Ngotot Undang UAS, Badan Amal Islam KPK Tak Taat Pimpinan dan Buat Gaduh
Diketahui kelompok pegawai KPK yang mengundang Abdul Somad (UAS) itu disebutnya BAIK (Badan Amal Islam) KPK. Hal ini tentu semakin membuka tabir soal adanya kabar “Taliban” di KPK yang sebelumnya sempat viral di media sosial.
Saya sebenernya tidak terlalu tertarik dengan kabar Abdul Somad ceramah di KPK, tapi ada hal lain yang menjadi catatan penting dan menarik menurut saya. Apa itu?
Baca: Mantan Penasehat KPK Gelar Aksi Halal Bihalal Akbar 212 depan MK Hari Ini
Yaitu hadirnya seorang mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Batam, Hendriyanto. Hendriyanto tampak sempat foto bersama Novel Baswedan dan Abdul Somad.
Pertanyaannya: Siapa dan bagaimana rekam jejak Hendriyanto mantan Ketua KPU Batam tersebut?
Dari forensik digital yang saya dapatkan, rekam jejak Hendriyanto adalah seorang terpidana korupsi yang pernah divonis 1 tahun dan 8 bulan penjara, oleh pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor) Tanjungpinang pada tahun 2013.
Sebagaimana diketahui, Hendriyanto telah ditetapkan sebagai ditersangka dalam kasus korupsi dana hibah Pemko Batam ke KPU Batam tahun 2010 dan 2011.
Sungguh sangat disayangkan, gaya berpakaian yang agamis Hendriyanto tersebut tidak disertai akhlaq yang baik. Ternyata dia masih doyan korupsi. Forensik digital ini hanya untuk pengetahuan netizen saja, bahwa baik buruknya seseorang tidak mutlak ditentukan dari gaya berpakaian saja.
Baca: Netizen: Somad Sudah Dikenal Tukang Fitnah dan Mengejek
Nah, bagaimana gaya berpakaian Hendriyanto saat ini? Masih sama, tetap terlihat agamis dan seakan tanpa dosa.
Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana bisa Hendriyanto berada di KPK bersamaan dengan pengajian Abdul Somad? Apakah Hendriyanto jamaah Abdul Somad? Atau dia pegawai KPK yang juga ikut dalam organisasi BAIK ? Entahlah sampai saat ini saya masih belum menemukan jawabannya.
Saya juga semakin heran, kok bisa Ketua KPK sama sekali tidak dianggap oleh anak buahnya yang berorganisasi “BAIK” itu.
Banyak organisasi di suatu lembaga maupun perusahaan yang saat ini kita ketahui justru berpotensi dapat merongrong kewibawaan pemimpinnya. Apakah ini akibat kesalahan organisasinya? Tentu bukan, karena yang salah tetap pimpinan organisasinya.
Baca: Catatan Gus Nadirsyah atas Ceramah Viral Somad Soal Mati Syahid
Hal ini tidak jauh beda dengan organisasi serikat pekerja yang ada di Pertamina, PLN dll. Sebagaimana yang kita ketahui, beberapa hari sebelumnya viral soal ketua serikat pekerja Pertamina yang terindikasi berpaham khilafah dan benci terhadap pemerintah. Mereka kompak menolak Ahok jadi bos di salah satu BUMN.
Jika bawahan KPK saja berani membangkang kepada himbauan pimpinannya, apakah ini pertanda bahwa Ketua KPK sedang ‘dikebiri’ bawahannya? Hanya ada satu kata, lembaga KPK harus diselamatkan dari rongrongan para gerombolan Taliban. (ARN)
Foto Ustadz Abdul Somad

Studi: White Helmets Terlibat Perdagangan Organ di Suriah

Arrahmahnews.com, RUSIA Sebuah survei oleh sebuah institusi Rusia mengungkap bahwa Helm Putih, yang beroperasi dengan kedok kelompok bantuan di Suriah, telah terlibat dalam pengambilan paksa organ dari warga sipil yang tinggal di daerah-daerah yang dikontrol oleh militant teror.
Survei, dengan judul “White Helmets: pelaku teror dan sumber disinformasi,” ini dilakukan oleh Yayasan untuk Studi Demokrasi.
Saat menyampaikan temuan penelitian pada hari Kamis (21/11), Maxim Grigoryev, direktur organisasi, mengatakan bahwa White Helmets mengevakuasi orang-orang dengan janji bantuan medis, tetapi kemudian mengembalikan tubuh orang-orang ini dengan beberapa organ vital yang hilang, kepada kerabat mereka.
Ia menambahkan bahwa pengambilan organ terungkap setelah jasad diperiksa.
“Mereka (White Helmets) adalah elemen kunci dalam skema ilegal pengambilan organ ini. Kami mempelajari tentang insiden-insiden itu dari orang-orang yang kami wawancarai. Informasi ini datang sebagai kejutan yang tidak menyenangkan bagi kami, ”kata Grigoryev.
Ia lebih lanjut mencatat bahwa survei ini didasarkan pada wawancara dengan anggota White Helmets, mantan militan dan penduduk daerah Suriah di mana White Helmets paling aktif, termasuk Aleppo, Damaskus, Douma, Deir Ezzor dan Saqba. (ARN)
Studi: White Helmets Terlibat Perdagangan Organ di Suriah White Helmets

Yusuf Muhammad: Pecat Petinggi Serikat “Khilafah” Pertamina

Arrahmahnews.com, Jakarta – Isu Ahok akan menempati kursi bos Pertamina membuat banyak pihak kepanasan, entah apa yang membuat mereka kepanasan, dan yang lebih menggelikan lagi adalah para petinggi serikat pekerja Pertamina yang menolak dengan getol, tapi setelah dilihat rekam jejaknya mereka adalah orang-orang yang diduga pendukung “Khilafah” seperti yang kita ketahui bersama bahwa kelompok inilah yang anti kepada pemerintah saat ini.
Ada sebuah tulisan dari pegiat medsos Yusuf Muhammad dalam akun facebooknya menyerukan pemecatan kepada para petinggi serikat pekerja Pertamina yang dukung Khilafah, berikut ulasannya:
Baca: Netizen Bongkar Rekam Jejak ‘Khilafah’ Ketua Serikat Pekerja Pertamina yang Tolak Ahok
Saya perhatikan banyak ketua Serikat Pekerja Pertamina yang terlihat agamis. Mereka yang terlihat agamis itu kompak menolak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang digadang-gadang akan menempati salah satu bos di BUMN. Isu yang sedang ramai saat ini kemungkinan Ahok akan menjadi bos di Pertamina.
Kabar Ahok akan menjadi bos di Pertamina rupanya membuat para tikus-tikus kebakaran jenggot. Mereka resah dan gelisah karena pasti gak akan lagi bisa santai dalam bekerja, apalagi kalau sampai mau korup dan mainin proyek.
Baca: Dina Sulaeman: Waspadai Bisnis Penggulingan ‘Rezim’
Di Indonesia ini orang-orang cerdas sangat banyak, tapi yang cinta tanah air dan loyal kepada negaranya belum tentu. Banyak juga yang dari segi penampilan terlihat agamis tapi kelakuannya Iblis.
Nah, yang paling lucu, di Indonesia ini ada kelompok yang merasa dirinya paling beragama tapi takutnya bukan sama Tuhan melainkan sama Ahok.
Baca: Erizeli Bandaro Jawab Komentar ‘Rasis’ Rizal Ramli Sebut ‘Ahok Kelas Glodok’
Setelah sebelumnya ada nama Arie Gumilar sebagai Ketua Serikat Pekerja Pertamina yang menolak Ahok, kini muncul lagi nama baru Muhammad Yunus yang juga diketahui sebagai ketua umum Federasi Serikat Pekerja Pertamina Refinery unit III Plaju Palembang.
MY juga menyatakan menolak Ahok jadi bos di Pertamina. AG dan MY ini diketahui satu spesies dan diduga berafiliasi paham Khilafah serta pembenci pemerintah. Keduanya adalah alumni Tugu Monas.
Baca: Wahyu Sutono: BTP “Ahok” Mimpi Buruk Jajaran BUMN Nakal
Mengapa Ahok begitu menakutkan bagi mereka?
Tidak perlu saya jawab karena netizen +62 tentu sudah pada tahu jawabannya. Semoga saja dengan ada isu Ahok menjadi salah satu bos di BUMN akan memancing tikus-tikus serta para pengkhianat negara ini keluar semua.
Pantas saja BUMN kita selama ini begitu-begitu saja, ternyata banyak Kadrun di daamnya. Mereka sudah lama bersarang di sana dan berkembang biak selama puluhan tahun.
Baca: Prof Sumanto: HTI Ormas Gemblung dan Sontoloyo
Sudah saatnya Erick Thohir selaku Menteri BUMN bertindak tegas terhadap pegawai yang terindikasi terpapar virus kadrun.
Kita dorong agar para petinggi di BUMN berani bertindak tegas. Pecat serikat pekerja Pertamina pendukung khilafah dan pembenci pemerintah. (ARN)
Yusuf Muhammad: Pecat Petinggi Serikat Rekam Jejak Digital Akang Yunus

Erizeli Bandaro Jawab Komentar ‘Rasis’ Rizal Ramli Sebut ‘Ahok Kelas Glodok’

Arrahmahnews.com, Jakarta – Memilih 34 dan 11 Wakil Menteri tak seheboh menyebut 1 orang yang namanya BTP alias Ahok ada apa gerangan? Bahkan Rizal Ramli ikut-ikutan mengeluarkan komentar tendensius rasis kepada Ahok. Pegiat medsos Erizeli Jely Bandaro dalam akun facebooknya menanggapi komentar Rizal Ramli terkait Ahok, berikut ulasannya:
Rizal Ramli sebagai mantan Menteri dan pengamat ekonomi kawakan, tidak seharusnya tendesius terhadap Ahok dengan menyebut “Ahok cuma kelas Glodok”, sehingga tidak pantas memimpin BUMN sekelas Pertamina. Satu satunya yang saya tidak suka adalah apabila ada orang menyerang secara personal, apalagi dikaitkan dengan rasis dan bersifat pembunuhan karakter. Saya ingin membuka gambar utuh terhadap satire merendahkan dengan sebutan “Kelas Glodok”.
Baca: Ahok Mimpi Buruk Para Bedebah
Ok. Semua tahu kalau glodok itu identik dengan etnis China. Apa salahnya kelas Glodok. Rendah? Pastinya tidak. Mereka pedagang ulet yang tidak dapat fasilitas dari pemerintah. Mereka berdagang di kios yang harganya mahal. Mereka tidak dapat fasilitas lapak kaki lima di trotoar atau bahu jalan, yang bayar ala kadarnya. Mereka bayar pajak dan tidak hidup dari subsidi. Mereka tidak berbisnis rente yang menguras APBN lewat proyek fiktif atau mark-up. Mereka tidak terlibat mafia komoditas yang mengontrol stok dan harga, yang mengakibatkan ekonomi nasional tidak efisien. Mereka terbiasa berkompetisi dan mengambil resiko karena itu.
Namun apakah kehidupan “Kelas Glodok” itu lebih rendah dari kelas pejabat dan atau ekonom? Tidak. Mereka yang berdagang di Glodok itu punya standar penghasilan kelas menengah atas. Sebagian besar putra-putri mereka sekolah di Amerika. Tinggal di real estate. Liburan di pusat wisata kelas dunia. Mereka bukan komunitas kaleng-kaleng yang ngeluh rumahnya digusur. Yang mengeluh pasar sepi pengunjung. Mereka tangguh dan kreatif mengatasi masalah yang tidak ramah. Mental mereka bukan mental KW yang doyan nasi bungkus dan uang lend**.
Baca: Netizen Bongkar Rekam Jejak ‘Khilafah’ Ketua Serikat Pekerja Pertamina yang Tolak Ahok
Apakah kehidupan seperti “Kelas Glodok“ itu mudah? tidak! Pastinya butuh kecerdasan luar biasa untuk survival. Tapi pastinya lebih mudah hidup sebagai Rizal Ramli. Pengamat ekonomi, modal cuma cong** dapat uang. Modal retorika dapat fee. Modal kasak kusuk dapat jabatan Menteri dan hasilnya hanya cerita tanpa bukti, dan pantas dipecat. Modal gaya intelek dapat istri artis yang janda. Tentu dengan kemudahan dan kemelimpahan pujian itu memabuat RR dengan mudah pula merendahkan orang lain. Tapi pada waktu bersamaan jusru merendahkan dirinya sendiri.
Ahok itu secara pendidikan, dia mumpuni. Dia insinyur geologi. Mendapatkan master di bidang Managemen. Punya pengalaman sebagai pengusaha dan profesional. Punya pengalaman sebagai politisi dan berkantor di Senayan, dengan track record bersih. Jadi bupati terbaik. Menurut Sri Mulyani, semasa kepemimpinan Ahok, terjadi penghematan APBD DKI yang sangat luar biasa. Dengan modal sekecil-kecilnya Ahok mampu membangun dengan maksimal. Ahok juga berhasil membongkar Dana Siluman di Jakarta sebesar Rp 12 Trilyun. Dari hasil audit terbukti dari pendapatan APBD DKI yang spektakuler.
Baca: Duet Erick Thohir dan Ahok Siap “Obrak-abrik” BUMN
Bagaimana pendapat Jokowi? Pujian diberikan Jokowi karena Ahok dan jajarannya di DKI dinilai cerdas mencari sumber pendanaan pembangunan di luar APBD. Atau Ahok jago mengelola APBD berdasarkan kinerja. Sebagai contoh konkrit adalah Simpang Susun Semanggi alias Semanggi Interchange tanpa menggunakan dana APBD. Semua pembiayaan di luar APBD itu didukung dengan legalitas yang kuat dan transfarance. Jadi kalau Rizal Ramli bilang Ahok mendapatkan dana non budgeter itu ilegal, jelas salah total. RR tidak paham aturan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan kinerja.
Kalau sampai Ahok jadi Preskom atau Dirut Pertamina, itu jelas bukanlah politik balas budi. Itu murni karena alasan kompetensi dan kapabilitas serta trust. Secara hukum tidak ada yang dilanggar bila Ahok terpilih jadi bos pertamina. Saya tidak mengerti, mengapa selalu menilai orang dengan cara merendahkan profesi dan etnis. Apakah kehilangan alasan rasional untuk menjegal Ahok jadi pejabat BUMN. Kalau memang tidak bisa cerdas berargumen, sebaiknya diam. (ARN)
Erizeli Bandaro Jawab Komentar 'Rasis' Rizal Ramli Sebut 'Ahok Kelas Glodok' Ahok Sang Pendobrak

Analis: Revolusi Berkedok Agama di Bolivia, Suriah dan Indonesia

Arrahmahnews.com, Jakarta – Pengamat geopolitik Timur Tengah Dina Sulaeman dalam akun facebooknya membahas bagaimana agama dijadikan senjata dan kedok untuk melakukan revolusi atau penggulingan rezim, contoh nyatanya adalah di negara Suriah, Bolivia dan Indonesia. Contohnya adalah kelompok Wahabi Takfiri mereka menggunakan senjata “Agama” untuk menjelek-jelekkan rezim saat ini dengan bahasa sok Islami seperti “Rezim Thoghut”, Berikut ulasannya:
Di status sebelumnya (Lithium di Bolivia), saya tuliskan kesamaan pola agenda “penggulingan rezim” antara Bolivia dan Suriah, yaitu perebutan sumber daya alam. Nah, di video ini terlihat kesamaan kedua: Elang Gundul (AS) menggunakan kelompok agama radikal/fundamentalis sebagai proxy. Apa itu proxy? Istilah lainnya “kaki tangan”. Mereka dibiayai, dilatih, didukung melalui propaganda media, dll, oleh AS, untuk menggulingkan rezim-rezim yang tidak sejalan dengan kepentingan AS. Tapi pelakunya tetap saja orang lokal.
Biasanya kalau saya bilang: “di belakang ISIS/Al Qaida ada AS” yang ngamuk ada 2: pembela AS dan pendukung ISIS. Pembela AS biasanya akan mengolok-olok “kamu pakai teori konspirasi!”. Di kolom komen saya taruh video anggota parlemen AS yang berpidato di depan parlemen AS, mengecam pemerintahnya yang selama bertahun-tahun mendanai ISIS dan Al Qaida. Kalian mau lebih Amerika dari anggota parlemen Amerika?



Sementara para pendukung ISIS/Al Qaida jelas tidak mau terima kalau dibilang antek AS, karena karena merasa sedang berjihad. Padahal, yang namanya proxy, tentu ada 2 level, yaitu elit (penerima dana) dan pelaku (mereka yang berdarah-darah di lapangan). Si pelaku mungkin merasa jihad lillahi ta’ala dan tidak terima duitnya (malah merogoh kocek untuk menyumbang). Makanya, supaya tidak dibodoh-bodohi melulu oleh “industri radikalisme”, kita perlu paham geopolitik.



The rich oligarch leader of Bolivia's right-wing coup, Luis Fernando Camacho, was the leader of an explicitly fascist paramilitary group.

Here are some clips from a promotional historical documentary it published:https://thegrayzone.com/2019/11/11/bolivia-coup-fascist-foreign-support-fernando-camacho/  



Nah di Bolivia, ternyata, proxy AS adalah kelompok yang diberi istilah “ultra kanan” atau “sayap kanan”. Maksudnya adalah kelompok penganut Kristen yang radikal/fundamentalis/tekstualis. Mereka ini merasa hanya Kristen (versi mereka) yang berhak berkuasa di Bolivia. Mereka benci sekali pada suku Indian yang menurut mereka “melakukan ritual setan”.
Mirip sekali kan dengan perilaku Wahabi/takfiri di Indonesia? Bencinya setengah mati pada orang-orang yang menurut mereka “sesat” dan “pelaku bid’ah”. Dengan alasan bahwa “rezim Assad kafir” maka mereka angkat senjata berupaya menggulingkan Assad. Di Indonesia, narasi mereka adalah “rezim thoghut” dan “rezim pendukung penista agama”.
Di video ini disebutkan: pemimpin kudeta “sayap kanan” Bolivia adalah Luis Fernando Camacho, seorang miliarder Kristen fundamentalis, yang punya ikatan mendalam dengan kelompok paramiliter ultra-kanan, Santa Cruz Youth Union (UJC). UJC punya rekam jejak kekerasan rasisme dan bahkan terlibat dalam upaya pembunuhan kepada Evo Morales.
Ketika Morales menyatakan diri mundur untuk menghentikan kekerasan yang terjadi pada kaum pribumi (Indian), Camacho menyerbu istana presiden dan menyatakan bahwa “Bolivia adalah milik Kristus”. Tujuannya adalah untuk membubarkan kepemimpinan orang-orang pribumi [Indian] di Bolivia.
Pendukung Camacho antara lain adalah Branko Marinkovich, orang kaya raya yang juga berpaham Kristen fundamentalis. Marinkovich adalah “korban” nasionalisasi tambang & tanah yang dilakukan Morales.
Umat Islam yang rahmatan lil alamin tentu saja menolak paham kekerasan ala Wahabi/takfiri, sebagaimana kaum Kristiani yang berpegang pada ajaran kasih Yesus pasti tidak sepakat dengan kelompok “ultra kanan” ala Bolivia ini.
Menarik untuk dicermati juga: kelompok Kristen fundamentalis biasanya sangat fanatik pada Israel (atas dasar keyakinan teologis), sebaliknya, Evo Morales secara terang-terangan pro Palestina dan menyatakan bahwa Israel adalah “negara teroris”. (ARN)
Revolusi Berkedok Agama

Ngotot Undang UAS, Badan Amal Islam KPK Tak Taat Pimpinan dan Buat Gaduh

Arrahmahnews.com, Jakarta – Jagat medsos sedang dihebohkan oleh berita ustadz Abdul Somad (UAS) memberikan tausiah di KPK yang diduga Badan Ama Islam (BAIK) yang mengundangnya tanpa dapat restu dari petinggi KPK. Ada apakah gerangan?
Badan Amal Islam (BAIK) yang mengundang UAS sangat jelas sekali tidak taat kepada pimpinan dan ini bisa jadi sebuah jebakan yang ingin membuat gaduh di internal KPK dan masyarakat, nanti isu yang akan diangkat ada petinggi KPK anti ulama, ada petinggi KPK yang anti Islam. Dan banyak lagi nanti pastinya isu yang akan digoreng.
Baca: Netizen: Somad Sudah Dikenal Tukang Fitnah dan Mengejek
Dan yang lebih aneh lagi kenapa wadah seperti BAIK ini dengan berani sekali perintah para pimpinan KPK?
Kehadiran ustadz Abdul Somad (UAS) untuk mengisi tausiah di KPK rupanya bukan atas undangan resmi dari lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pegawai yang mengundang UAS untuk berceramah di KPK akan diperiksa.
“Ya itu nanti kepada pegawainya kita periksa,” kata Ketua KPK Agus Rahardjo di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2019).
Agus mengatakan sekelompok pegawai yang menyampaikan undangan tausiah kepada Somad bukan dari Wadah Pegawai (WP) KPK. Ada organisasi lain yang disebut Agus sebagai BAIK (Badan Amal Islam) KPK.
Ketua KPK Agus Rahardjo menyebut akan memeriksa stafnya yang mengundang Ustaz Abdul Somad (UAS) ceramah di kantornya, Selasa (19/11). Stafnya itu tergabung dalam Badan Amal Islam KPK (BAIK).
Baca: Netizen Kecam Klarifikasi Ustad Abdul Somad Lecehkan dan Hina Nabi Muhammad
Terkait kegiatan tausiah ustadz Somad di KPK, Agus mengaku sudah berupaya untuk mencegahnya. Agus beralasan pencegahannya itu terkait keberpihakan UAS pada Pemilu 2019, bukan secara keilmuan Somad sebagai ustadz.
“Bukan mencegah kapasitas UAS, tapi kan di beberapa waktu lalu pernah ada kontroversi ya mengenai beliau. Kami mengharapkan kalau yang khotbah di KPK itu orang yang inklusif, orang yang tidak berpihak pada aliran tertentu. Harapan kita semuanya begitu,” imbuh dia.
Baca: Inilah Jawaban Telak Kepada Ustadz Abdul Somad Terkait Fakta Suriah dan Bashar Assad
Di sisi lain pada hari ini, KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq hadir ke KPK mengisi tausiah. Agus menyebut kehadiran Gus Muwafiq berbeda dengan Ustadz Somad.
UAS mengisi ceramah di KPK, Selasa (19/11) petang. Pengajian UAS ini tertutup, tidak seperti yang dilakukan Gus Muwafiq siang ini.
“Kalau yang hari ini itu memang sudah direncanakan pimpinan sejak lama. Jadi beda, yang kemarin ada beberapa orang yang mengundang kajian Zuhur, kemudian sebetulnya tidak disetujui pimpinan. Kalau yang hari ini memang programnya pimpinan,” ujar dia. (ARN)
Ngotot Undang UAS, Badan Amal Islam KPK Tak Taat Pimpinan dan Buat Gaduh Ustadz Abdul Somad

Cerita Menag Ada “Pengantin” Bom Bunuh Diri di Instansi Pemerintah: Untung Terungkap

Arrahmahnews.com, Jakarta – Menteri Agama Fachrul Razi berbagi pengalamannya ketika mendapat cerita ada seorang yang bekerja di instansi pemerintah siap menjadi pelaku bom bunuh diri. Dia menyebut pelaku aksi tersebut sebagai ‘pengantin’.
“Saya masih ingat salah satu teman, pimpinan di sebuah instansi yang hukum juga, mengatakan kepada saya, mohon maaf di depan sidang kabinet terbatas, ‘Pak, kalau di saya, harus saya akui, malah ada yang sudah siap menjadi ‘pengantin’ dan malah perempuan lagi”, kata Fachrul saat memberi sambutan dalam acara Sarasehan Bintalad TA 2019 di Mabes AD Binas Pembinaan Mental, Jalan Kesatrian VI, Matraman, Jakarta Timur, seprti dilansir Detik, Rabu (20/11).
Baca: Polwan “Pengantin Bom” yang Terpapar Radikalisme Dipecat
Dia mengaku bersyukur hal tersebut bisa diungkap sebelum aksi tersebut terjadi. Menag mengatakan, jika hal tersebut tidak terungkap, akan memunculkan kondisi yang berbahaya.
“Untung terungkap. Kalau nggak terungkap, bagaimana bahayanya. Dia berada di lingkaran dekat kita, tahu-tahu dia siap jadi ‘pengantin’,” ucapnya.
Baca: BPIP: Ada Riset Beberapa Lembaga, Banyak ASN yang Tak Suka Pancasila
Menag kemudian memberi analogi jika orang yang siap menjadi ‘pengantin’ itu beraksi. Menurutnya, orang-orang bisa saja tidak sadar karena pelaku adalah orang yang dikenal.
“Mungkin kita lihat dia dadanya keliatan membusung, seksi, padahal di dalam dadanya itu mungkin ada sesuatu yang disembunyikan. Tiba-tiba meledak di dekat pimpinan,” ucap Fachrul. (ARN)
Cerita Menag Ada  
Menag, Fachrul Razi

OC Kaligis Gugat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Soal Pengangkatan BW di TGUPP

Arrahmahnews.com, Jakarta – OC Kaligis mengajukan gugatan perdata yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait pengangkatan Bambang Widjojanto (BW) selaku Ketua Komite Pencegahan Korupsi di Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). OC meminta Anies mencopot BW dari jabatan itu.
“Menjatuhkan putusan provisi dengan menyatakan bahwa pengangkatan Bambang Widjojanto selaku Ketua Komite Pencegahan Korupsi pada Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan dibatalkan sebelum diadakan pemeriksaan pokok perkara,” bunyi petitum permohonan OC Kaligis seperti dikutip dari website Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2019).
Permohonan gugatan itu terdaftar dengan nomor perkara 397/Pdt.G/2019/PN Jkt.Pst. Dalam permohonannya, Kaligis menggugat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, seperti dilansir Detik (20/11).
Kaligis juga meminta Anies membayar kerugian materiil sebesar Rp 1 juta. Sebab, dia merasa dirugikan oleh pengangkatan BW itu.
“Menghukum tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada penggugat atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh tergugat dengan rincian sebagai berikut: Kerugian materiil, bahwa sebagai akibat dari Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh tergugat, maka penggugat mengalami kerugian materiil sebesar Rp 1 juta,” bunyi permohonan itu. (ARN)
OC Kaligis Gugat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Soal Pengangkatan Bambang Widjojanto di TGUPP 
 OC Kaligis

Geledah Rumah Terduga Teroris Sukoharjo, Densus 88 Sita Atribut HTI-ISIS dan Buku Jihad

Arrahmahnews.com, Jawa Tengah – Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri telah menyita berbagai atribut ormas terlarang HTI, ISIS, CD jihad dan replika senjata dari penggeledahan di rumah yang ditempati terduga teroris Muhammad Irfan di RT 1/19 Dusun Waringinrejo, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Senin (18/11) kemarin. Bahkan total jumlah barang sitaan dari satu lokasi penggeledahan ini mencapai 55 jenis dan ratusan item, barang-barang tersebut dibawa dalam beberapa kantong besar oleh pihak kepolisian.
Kepala Desa Cemani, Hadi Indrianto menjelaskan, polisi meminta dirinya menjadi saksi penggeledahan di rumah yang ditempati M Irfan secara mendadak. Banyak barang yang disita dan merupakan barang yang dilarang, seperti bendera HTI, Bendera ISIS, puluhan keping CD soal jihad, buku catatan cara pembuatan bom, stiker HTI, ISIS dan jihad, dan buku-buku jihad.
Baca: Soal Bendera Rasulullah, Propaganda Bohong HTI dan ISIS
Polisi juga mengamankan ketapel, replika senjata laras panjang, dan senjata api rakitan. Tak hanya itu, dua buah tas yang berisi penuh dengan barang-barang berupa uang tunai, dan sejumlah telepon genggam juga disita. “Ada buku catatan kecil bertuliskan tangan tentang cara pembuatan bom. Kalau telepon genggam rata-rata dalam keadaan rusak,” ungkapnya, seperti dikutip Elshinta, Selasa (19/11).
Barang-barang tersebut, lanjut Hadi Indrianto, dikumpulkan dari sejumlah ruangan yang ada di dalam rumah, memang tidak ditemukan bahan kimia dalam penggeledahan yang berlangsung sekitar dua jam pada Senin sore, hanya saja barang-barang yang ditemukan merupakan barang yang dilarang. Namun, M Irfan tidak berada di lokasi saat dilakukan penggeledahan sehingga kemungkinan besar sudah ditangkap terlebih dahulu. Sedangkan terkait jaringan tertentu tidak dijelaskan oleh pihak polisi. “Orangnya tidak ada pada saat penggeledahan, hanya ibu dan saksi serta puluhan polisi,” bebernya.
Baca: Jawaban Menohok Gus Nadir ke HTI
Sri Warningsih, tetangga M Irfan menyampaikan, warga masih sempat melihat yang bersangkutan berada disekitar kampung pada Senin siang, tetapi saat dilakukan penggeledahan sudah tidak terlihat hingga saat ini. M irfan diketahui bekerja sebagai penjual buku dan bendera keliling, sudah menetap di Waringinrejo selama 16 tahun sejak menikah dengan salah satu warga asli Waringin Rejo. Dalam keseharian cukup aktif bergaul dengan warga. M irfan tinggal dengan istri, kakak ipar, dan ibu mertuanya di rumah tersebut. “Orangnya membaur tapi kalau ada coblosan pemilu tidak pernah berpartisipasi,” ujarnya. (ARN)
Penggeledahan Rumah Terduga Teroris di Sukoharjo

Terbongkar! Masjid Telkom Jadi Tempat Pembaiatan Teroris JAD Hingga Serukan Perang

Arrahmahnews.com, Jakarta – Badan Intelijen Negara (BIN) menyampaikan ada 100 masjid yang dimiliki gabungan kementerian, lembaga, dan BUMN. Dari 100 masjid, 41 di antaranya terpapar paham radikal.
BIN merinci, ada 11 masjid di kementerian, 11 masjid di lembaga, dan 21 masjid di BUMN yang terpapar paham radikalisme. Dari 41 masjid itu, 17 di antaranya berkategori tinggi. Dan menjelaskan pula bagaimana jaringan teroris ini semakin terorganisir dengan baik.
Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta menghukum 2 tahun penjara Sendi Hidayat (25) karena menjadi anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAD). Dalam dakwaan jaksa, terungkap struktur JAD Bandung yang sangat rapi.
Baca: Tagar #TelkomProIntoleran Trending Topic, Indihome Jual Ceramah Ustadz Wahabi
Kasus bermula saat kelompok pendukung Daulah Islamiyah (ISIS) di Indonesia mengadakan pertemuan dengan narapidana terorisme, Aman Abdurrahman dan Abu Bakar Ba’asyir, di LP Nusakambangan pada tahun 2015. Dalam pertemuan itu, Amman menekankan pentingnya manhaj bagi para pendukung Daulah Islamiyah di Indonesia.
Setelah pertemuan itu, diadakan pertemuan di Batu, Malang, Jawa Timur. Dalam pertemuan itu disamakan pemahaman Daulah Islamiyah. Oleh sebab itu, dibentuk struktur JAD dan akan melatih para anggota untuk perang.
Salah satu peserta, Soleh, diberi mandat oleh Ketua JAD Jabar Khoerul untuk membuat pengurus JAD Bandung. Lalu dibuatkan struktur JAD Bandung:
  1. Pemimpin yaitu Ustad Ujang Kusnandang alias Abu Zahra.
  2. Wakil Pimpinan yaitu Rizal Dzurrahman alias Abu Arham.
  3. Sekretaris yaitu Ivan alias Abu Djakir.
  4. Bendara yaitu Teguh.
  5. Pemateri yaitu Ustad Iqbal alias ustad Kiki dan Ustad Muslih.
  6. Askari yaitu Opick dan Ichwan Nurul Salam alias Iwan.
Selain itu, dibuat pula JAD tingkat kecamatan yang disebut dengan qoriah. Yaitu:
  1. Amir Qoriah Bandung Barat diketuai Fani alias Abu Sabit.
Anggota:
  1. Deden
  2. Riza
  3. Jajang Iqin Shodiqin alias Abu Reffan.
  4. Ade Sumarlin alias Ade bin Widaryat.
  5. Ivan
  6. Amir Qoriah Bandung Tengah yaitu Sholeh Abdurrahman alias Sholeh alias Abu Pursan alias Kang Sholeh.
Anggota:
  1. Abu Rofiq.
  2. Syukron.
  3. Ilham.
  4. Angga.
  5. Krisna.
  6. Jejen Rusdiana.
  7. Sendi Hidayat
  8. M Rahmat alias Dede bin Endi Parman.
  9. Teddy Bahtera Lesmana.
  10. Roni Hamdani alias Hasan Abdurrohim bin Ujang Syamsudin.
  11. Amir Qoriah Bandung Selatan yaitu Yayat Cahdiyat alias Abu Salam.
Anggota:
  1. Yosep.
  2. Ahmad.
  3. Asep Karpet.
  4. Abu Sofi
  5. Fahri.
  6. Danang.
  7. Abu Almer.
  8. Abu Rehan.
  9. Fauzan Amir.
  10. Agus Muslim.
  11. Agus Dapur.
  12. Ridho.
  13. Amir Qoriah Bandung Timur yaitu Muslih Afifi Affandi.
Anggota:
  1. Kiki Muhammad Iqbal.
  2. Opik.
  3. Seno.
  4. Teguh.
  5. Ichwan.
  6. Heri.
  7. Tris.
  8. Aahmad Syukri.
  9. Ade Sumarlin.
  10. Amir Qoriah Bandung Utara yaitu Teja
Anggota: Agus.
Bagaimana dengan Sendi yang menjadi anggota Qoriah Bandung Tengah? Ia masuk kelompok itu sejak aktif di HTI di kelas 3 SMK pada 2015. Sendi dkk melaksanakan taklim dan i’dad. Kegiatan taklim dilaksanakan di Masjid As-Sunnah dengan pengisi ustad Muslih Afifi Affandi.
Baca: BIN: 41 Masjid Pemerintah Terpapar Radikalisme
Dalam pengajian itu diajarkan soal jihad, bom bunuh diri, mengkafirkan orang (takfiri), hijrah ke Suriah, hingga perang dengan aparat negara.
“Sendi Hidayat telah berbait kepada Abu Bakar Al Baghdadi pada sekitar pertengahan tahun 2016 di Masjid Telkom (Masjid Darul Ikhsan) di daerah Gegerkalong, Bandung,” demikain urai jaksa.
Isi Baiat:
Kami berbaiat kepada amirul mukmimin Abu Bakar Albaghdadi Al Quraisyi untuk mendengar dan taat dalam keadaan sempit dan lapang, dalam keadaan susah dan senang. Tidak merebut kekuasaan dari pemiliknya, berkata jujur. Di mana saja tanpa takut celaan orang yang mencela dan Allah sebagai saksinya.
Baca: BPIP: Ada Riset Beberapa Lembaga, Banyak ASN yang Tak Suka Pancasila
Kegiatan tersebut diadakan sebelum kajian dan yang terlibat dalam baiat itu adalah Agus dan Jejen. Usai berbaiat, Sendi menjadi pendukung Daulah Islamiyah Abu Bakar Al Baghdadi. Setelah itu, kajian serupa kerap diadakan di sejumlah masjid di Bandung.
Setelah itu, kelompok ini melakukan persiapan fisik dengan latihan di Gunung Putri, Sumedang dengan tujuan menempa diri agar siap berperang. Belakangan, kelompok ini melakukan sejumlah serangan, di antaranya:
  1. Rizal, Ivan, Abu Faiz dan Abu Sofi merencanakan membunuh polisi di Pospol Senen. Tapi Densus 88 melakukan penangkapan sebelum mereka beraksi pada 25 Desember 2016.
  2. Yayat Hidayat berencana melakukan bom bunuh diri. Namun bom itu meledak terlebih dahulu dan Yayat lari ke Kelurahan Arjuna pada 27 Februari 2017. Yayat melakukan perlawanan sehingga dilumpuhkan dengan timah panas dan tewas. Orang yang membantu membuat bom, Agus Suanto dan Soleh Abdurrahman ditangkap di tempat berbeda.
  3. Ichwan Nurul Salam melakukan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Selatan. Sejumlah warga dan anggota Polisi jadi korban.
Baca: Hakim PN Jaksel Nyatakan JAD Sebagai Organisasi Teroris dan Dibekukan
Akhirnya Sendi bersama 11 orang lainnya ditangkap Densus 88 dan diadili dengan berkas terpisah. Pada 31 Juli 2019, jaksa menuntut Sendi selama 5 tahun penjara. Atas tuntutan ini, Sendi dijatuhi hukuman 2 tahun penjara oleh PN Jaktim pada 12 Agustus 2019.
Jaksa tidak terima dan mengajukan kasasi. Apa kata majelis tinggi?
“Menguatkan putusan PN Jaktim Nomor 502/Pid.Sus/2019/PN.Jkt.Tim tanggal 14 Agustus 2019 yang dimintakan banding tersebut”, putus majelis tinggi sebagaimana dilansir website MA, Selasa (5/11/2019). Duduk sebagai ketua majelis Sanwari dengan anggota I Nyoman Adi Juliasa dan Herdi Agusten. (ARN)
Terorisme, Radikal, Teroris Ilustrasi Skema Teroris di Indonesia @Detik

Pelaku Bom di Seluruh Dunia Hingga Bangil adalah Wahabi

JAKARTA – Ibrahim Eissa seorang wartawan senior di Mesir, mengeluarkan kritikan pedas kepada para ulama Saudi yang telah meracuni pemikiran kaum muslimin dengan ideologi ekstrimnya. Dia juga menegaskan bahwa ideologi sesat Wahabi adalah sumber terorisme di dunia.
Kantor berita Al-Alam News mengutip sebuah program televisi satelit Mesir dalam sebuah acara bersama “Ibrahim Eissa” menyatakan, “Ulama Saudi sedang meracuni pemikiran kaum muslimin dengan fatwa-fatwa takfirinya”.
Dia juga meminta para Sheikh “pembuat fatwa takfiri” diseret ke pengadilan, dan mengungkapkan, “Para teroris dan ekstrimis telah diadili dan dieksekusi mati, sementara tidak ada satupun dari para ulama Wahabi yang meracuni pemikiran mereka ditangkap dan diadili”.
Eissa juga mengatakan, “semua teroris yang melakukan bom bunuh diri adalah Salafi Wahabi”.
Ibrahim Eissa juga mengatakan “Para ulama Wahabi mengatakan Syiah, Sunni adalah kafir, orang-orang yang tertipu dengan fatwa ini pun melakukan serangan bom bunuh diri. Namun, tiba-tiba para ulama Wahabi ramai-ramai mengecam serangan bom bunuh diri itu. Padahal mereka-lah yang telah merancuni pemikiran orang-orang itu hingga mendorong mereka melakukan aksi teroris. Jujur, para ulama Wahabi lebih kejam dari pelaku teror itu sendiri.”
Dia juga menambahkan, “Para teroris yang telah teracuni oleh pemikiran Wahabi, mereka melakukan serangan bom bunuh diri di salah satu Masjid yang sedang menyelenggarakan shalat Jum’at di Arab Saudi. Anehnya, kerajaan Saudi langsung mengutuk serangan itu. Padahal mereka-lah yang telah menghidupkan para ulama Wahabi untuk terus memproduksi fatwa-fatwa “Pengkafiran”. Seharusnya mereka-lah yang diseret ke pengadilan karena telah meracuni pemikiran para pemuda Saudi dan muslimin di dunia”.
“Saudi dan para ulama Wahabi adalah penyebab kehancuran umat manusia. Maka yang harus diperangi adalah para ulama penghasut itu dan pemikirannya bukan teroris yang telah tertipu, karena teroris terlahir dari pemikiran itu”, katanya.
PBNU: Semua Teroris di Republik ini Adalah Wahabi
Di sisi lain, Ketum PBNU mengingatkan kepada Kapolri supaya memantau beberapa pondok pesantren di Indonesia yang menjadi penyebar paham radikalisme yang selangkah lagi menjadi gerakan terorisme yang dapat mengancam keutuhan NKRI.
KH.Said Aqil Siradj berani memastikan bahwa pelaku teroris lokal adalah keluaran pesantren wahabi. Contohnya pelaku bom bunuh diri di Polresta Cirebon, Saifuddin, adalah alumni dari Pesantren As-Sunnah di Desa Kali Tanjung, Kecamatan Graksan, Cirebon Selatan.
Kemudian pelaku bom hotel Ritz Charton, Syarifufin, dari Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat, juga keluaran As-Sunnah. Dan direktur pesantren itu bernama Salim Bajri Yusuf Ba’itsa.
BacaSemua Teroris di Republik ini Adalah Wahabi.
Selain itu, Ahmadd Yusuf dari Cirebon Timur, pelaku bom Gereka Bethel di Solo, juga keluaran pesantren Wahabi. Kemudian yang mati di Jalan Thamrin Jakarta itu semua alumni dari pesantren beraliran Wahabi seperti Bahrun Naim, Afifi dari Subang, Dian Ali dari Tegal, Muazzam dari Desa Kedung Wungu, Kecamatan Karang Ampel, Indramayu.
Senada dengan  KH.Said Aqil Siradj, Sam Aliano mengatakan bahwa otak bom surabaya adalah Wahabi. Bahkan yang terbaru peristiwa ledakan bom di Bangil, juga dari kaum cingkrang dan janggot.
Menurut saksi yang tidak mau disebutkan namanya, istri pelaku pernah mengenyam pendidikan di Pesantren Persis Bangil Pasuruan. Sementara pelaku berinisial AB dan Istri adalah mantu dan anak salah satu pengajar di Ponpes Persis. [ARN]

Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Sasar Polisi

Arrahmahnews.com, Medan – Terduga pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, diduga hendak mengincar polisi yang bertugas disana. Sebab, pelaku tidak mengarah ke kerumunan warga yang sedang mengurus SKCK di kantor Polrestabes Medan, melainkan ke pihak kepolisian.
“Terduga pelaku mengarah ke utara ke gedung seksi propam, diduga menyasar personel polisi, namun belum pelaku sampai tempat ia tuju, sudah terjadi ledakan,” kata jurnalis Kompas TV, Ferry Irawan, seperti dilansir dari siaran langsung Kompas TV, Rabu pagi.
Baca: Bom Bunuh Diri Meledak di Polrestabes Medan
Kondisi terduga pelaku diduga tewas. Sementara seorang polisi dilaporkan terluka akibat kejadian ini. Petugas yang jadi korban itu telah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Pada 13 November 2019 pukul 08.45 wib di Polrestabes Medan Jl HM Said Medan diperoleh informasi telah terjadi bom bunuh diri yang dilakukan diduga satu orang menggunakan atribut Gojek dan meledak di sekitar kantin Polrestabes Medan.
Baca: Kenapa Semua Serangan Bom Bunuh Diri Pelakunya Wahabi?
Terdengar suara ledakan keras sekira pukul 08.35 WIB di sekitar Polrestabes Medan. Getaran terasa sampai ke Kantor Kejaksaan Negeri Medan.
Dari keterangan salah seorang masyarakat yang sedang membuat SKCK di Bagian Intelkan Polrestabes Medan, merupakan Bom Bunuh Diri.
Salah seorang berpakaian Jaket Hitam dan membawa ransel diantara kerumunan masyarakat yang akan membuat SKCK. Terlihat asap di dalam gedunf Polrestabes Medan, dan terlihat Ambulan keluar dai Polrwstabes Medan. (ARN)
Bom Bunuh diri di Polrestabes Medan Ledakan Bom Bunuh diri di Polrestabes Medan

Buntut Meme Anies Baswedan Seperti Joker, Fahira Idris Polisikan Ade Armando

Arrahmahnews.com, Jakarta – Buntut unggahan meme Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerupai Joker, Ade Armando dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Dan saat ini tagar #TangkapAdeArmando jadi trending twitter.
Terkait laporan itu, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) tersebut malah heran. Pasalnya, Fahira Idris selaku pelapor tak mempunyai hubungan dengan Anies.
“Saya heran apa urusan Fahira Idris menggugat saya. Memang dia apanya Anies?” kata Ade saat dikonfirmasi, Sabtu (2/11/2019), seperti dikutip Suara.com.
Baca: Jawaban Telak Ahok ke Anies: Sistem e-Budgeting Baik Jika Tak Ada Niat Maling
Jika unggahan ala Joker yang diunggah di Facebook hendak digugat, maka Anies lah sosok yang harus melapor.
“Kalaulah ada yang mau menggugat saya, orang itu seharusnya Anies Baswedan,” sambungnya.
Ade mengakui, meme Anies ala Joker bukanlah garapan dirinya. Namun, ia mengakui ikut serta menyebarluaskan di dunia jagad maya.
“Meme itu sendiri bukan buatan saya. Tapi saya secara sadar menyebarkannya karena isinya memang sesuai dengan apa yang ingin saya sampaikan pads Anies dan pada publik,” imbuh Ade.
Sebelumnya, laporan tersebut dibuat oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Fahira Idris di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Jumat (1/11) malam.
Baca: Jawab Kritikan ‘Bambu Getah Getih’ Warganet dengan Narasi Politik SARA, Anies Diserang Netizen
Fahira melaporkan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tersebut lantaran mengunggah meme Anies di media sosial Facebook. Fahira mengaku, baru melihat unggahan tersebut hari ini.
“Foto (yang diunggah) di facebooknya Ade Armando adalah foto Gubernur Anies Baswedan yang merupakan dokumen milik Pemprov DKI atau milik publik yang diduga diubah menjadi foto seperti (tokoh) Joker,” ujar Fahira di lokasi.
Fahira mengaku kaget terkait unggahan Ade di akun Facebook pribadinya. Sebab, dalam meme tersebut terdapat tulisan “Gubernur Jahat Berawal dari Menteri yang Dipecat”.
Laporan tersebut teregister dalam nomor laporan LP/7057/XI/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus, tanggal 1 November 2019. Ade disangkakan Pasal 32 Ayat 1 Jo Pasal 48 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. (ARN)
Joker, Anies Baswedan, Ade Armando Fahira Idris DPD RI

Danai Rencana Penggagalan Pelantikan Jokowi hingga Rp700 Juta, Wanita Ini Ditangkap

Arrahmahnews.com, Jakarta – Seorang wanita bernama Suci Rahayu alias Ayu telah diamankan pihak kepolisian dengan dugaan memberikan uang senilai Rp 700 juta untuk mendanai pembuatan peluru karet yang akan digunakan untuk menyerang polisi.
“Iya betul, Suci Rahayu alias Ayu,” ucap Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto, saat dikonfirmasi Kamis (24/10/2019).
Baca: Polisi: Dosen IPB Abdul Basith Mau Gagalkan Pelantikan Jokowi dengan Lempar Bom di Roxy
Diketahui, Ayu memberikan uang untuk membuat peluru karet itu kepada tersangka SH, yang sebelumnya diciduk pihak kepolisian dengan kasus dugaan penggagalan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR RI.
SH ditangkap pihak kepolisian Polda Metro Jaya bersama lima rekannya, yaitu E, FAB, RH, HRS, dan PSM.
“Yang bersangkutan memberikan dana kepada tersangka Samsul Huda Rp700 juta untuk membeli perlengkapan katapel, peluru katapel, dan bom hidrogen untuk menyerang polisi,” tuturnya.
Baca: Permadi Kader Gerindra Beberkan Rencana Lengserkan Jokowi Sebelum Pelantikan
Suyudi menyebutkan bahwa Ayu terdaftar dalam WhatsApp Group berinisial F yang dibuat tersangka SH. Diketahui, grup tersebut bernama ‘Fisabilillah’.
Ayu ditangkap di kediamannya, kawasan Mekarsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, pada Senin (21/10/2019). Hingga saat ini, Ayu masih diperiksa di Polda Metro Jaya.
Baca: Denny Siregar: Jokowi “The Last Samurai” Indonesia
Diketahui, peluru karet itu hendak digunakan untuk menyerang aparat keamanan yang berjaga di Gedung DPR RI. Peluru bola karet tersebut dapat meledak karena mempunyai konsep seperti mercon banting di mana ada perantara bahan peledak di dalamnya.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 169 ayat 1 KUHP dan atau Pasal 187 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Undang-Undang Darurat dengan ancaman hukuman lima sampai dua puluh tahun penjara. (ARN/OkeZone)
Pelantikan Jokowi, Kriminal, Dana Para Tersangka

Blak-blakan Ninoy Karundeng Bongkar Peran Penting Dokter Insani dan Suami dalam Kasus Penculikannya

Arrahmahnews.com, Jakarta –  Penganiayaan pegiat medsos Ninoy Karundeng, terus bergulir. Polisi telah menetapkan beberapa tersangka, termasuk seorang dokter wanita yang bernama Insani Zulfah Hayati.
Namun, pengacara Insani, Gufroni memprotes. Kata dia, justru kliennya yang membantu mengobati Ninoy. Akan tetapi, itu juga dibantah Ninoy.
“Bukan dia yang ngobati saya. Yang obati saya di Masjid Al-Falaah seorang bergamis hitam. Dia yang menetesi obat di bibir saya yang berdarah usai dipukul,” ujar Ninoy kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jumat (18/10/2019).
“Ini saya dengar obat ini yang bikin namanya Bapak Endang ini, dari keterangan ibu yang pakai hijab hitam. Ini tidak benar Dokter Insani memberikan obat ke saya, justru yang kasih obat orang lain,” sambungnya.
Ninoy mengungkap peran dr Insani dalam penganiayaan dirinya. Insani kata Ninoy berperan menginterogasinya. Ninoy bahkan sempat meminta pertolongan kepada Insani untuk membantunya memulangkannya.
“Saya pernah minta kalau jangan dibunuh itu sekitar pukul 20.00 WIB, saat interogasi pertama. ‘Tolong saya dipulangkan’ dia (Insani) mengatakan ‘bukan wewenang saya’. Dia bilang ‘kamu jangan minta ke saya minta saja ke Allah untuk keselamatan’,” jelas Ninoy.
Kemudian lanjutnya, Insani berperan mengerahkan massa untuk menggeledah barang-barang Ninoy. Insani dan suaminya menggeledah laptop dan HP Ninoy, lalu diserahkan kepada tersangka lainnya untuk dibuka.
“Peran dia sejak awal, dia dan suaminya yang sekarang belum tahu keberadaannya di mana, itu dia yang membuka tas laptop saya dan juga tas yang satu lagi,” kata Ninoy.
Ninoy juga menyebut Insani tidak ikut memukulnya selama kejadian itu berlangsung.
Baca: Waspada Teror Kelompok Radikal, Penculikan Ninoy Karundeng Hingga Penusukan Wiranto
“Dia tidak ikut mukul, tapi dia orang-orang yang memberikan instruksi, berikan perintah-perintah dan suaminya untuk membuka laptop, memberikan ke Fauzan dan tersangka lain dan juga melihat-lihat isi,” kata Ninoy.
Dokter Insani Zulfah Hayati disebut ikut menginterogasi Ninoy Karundeng bersama suaminya, Shairil Anwar. Shairil Anwar sendiri saat ini masuk daftar pencarian orang (DPO) polisi.
“Suaminya sudah jadi DPO,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto, Kamis (17/10/2019).
Seperti diketahui, dalam kasus ini, polisi sudah menetapkan 15 tersangka dalam kasus tersebut. Ke-15 tersangka itu adalah AA, ARS, YY, RF, Baros, S, TR, SU, ABK, IA, R, F, Bernard Abdul Jabbar yang juga Sekjen PA 212, Jerri, dan Dokter Insani. (ARN)
Dokter Insani, Ninoy Karundeng, Penculikan Penculina Ninoy Karundeng

Polisi Kembali Tangkap Eggi Sudjana, Rumah Digeledah

Arrahmahnews.com JAKARTA – Eggi Sudjana kembali berurusan dengan hukum. Di masa penangguhan penahanan terkait kasus makar, dirinya kembali diamankan polisi.
“Benar dan sekarang sedang dilakukan pemeriksaan,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra ketika dikonfirmasi detikcom, Minggu (20/10/2019).
Polda Metro Jaya melakukan penggeledahan terhadap rumah Eggi dini hari tadi. Asep menambahkan, Eggi saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
“Polda Metro Jaya (yang menggeledah). Benar, saat ini Pak Eggi Sujdana dibawa dan diperiksa di Polda Metro,” Asep menegaskan.
Kendati demikian, Asep enggan menjelaskan lebih detil soal kasus yang menjerat Eggi kali ini. “Nanti mungkin Polda Metro akan memberikan penjelasan lebih lengkap. Bisa ditanyakan ke Pak Argo (Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono),” sambung Asep.
Eggi Sudjana saat ini berstatus tersangka kasus dugaan makar dan keonaran atas pidatonya di depan kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakata Selatan, Rabu (17/4) lalu. Dia sempat ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, namun status penahanannya ditangguhkan.
Terkait pidato di kediaman Prabowo, Eggi menyerukan ajakan people power di hadapan pendukung kubu Prabowo-Sandiaga di masa pilpres. (ARN)

5 Fakta Mengejutkan Terduga Teroris Bangil-Pasuruan, Terlibat Bom Medan Hingga Bom Bangil

Arrahmahnews.com, Pasuruan – Terduga teroris Arif Darmawan Muhammad (ADM) umur 35 tahun yang diamankan Tim Densus 88 Antiteror di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Ia juga diduga terlibat dalam jaringan bom bunuh diri di Polrestabes Medan, bom Bangil tahun 2018 hingga pernah dikirim ke Suriah.
ADM tercatat sebagai warga Pesanggrahan RT 04 RW 02, Kelurahan Gempeng, Kecamatan Bangil. Meski begitu, ia sudah tak tinggal di Gempeng sejak 2018.
Baca: Tim Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Bangil-Pasuruan, Diduga Terkait Bom Medan
“Selama di Gempeng, informasi dari warga, dia nggak kerja. Yang bersangkutan ikut pengajian-pengajian”, kata Lurah Gempeng, Arfian Fachrudin seperti dilansir detik, Selasa (19/11/2019).


Silahkan klik videonya disini : https://youtu.be/oV9WzpKc5kc

Arfian menambahkan, ADM pernah pergi ke Suriah. Namun sampai di Turki, ia dikembalikan ke tanah air. “Dia pernah mau dikirim ke Suriah sampai di Turki dikembalikan,” terang Arfian.
Baca: Pelaku Bom di Seluruh Dunia Hingga Bangil adalah Wahabi
Informasi yang kami dapatkan dilapangan tentang fakta mengejutkan terkait terduga teroris Bangil-Pasuruan:
  1. Terlibat bom bunuh diri di Polrestabes Medan.
  2. Merupakan Derportan ISIS pada tahun 2016 bersama dengan Istrinya.
  3. Yang bersangkutan membantu Temannya (DPO Kasus Bom Plaza Sarinah dan Pos Polisi di Jl. M.H. Thamrin Jakarta pada tahun 2016) memberikan fasilitas tempat tinggal di Pasuruan pada saat melarikan diri.
  4. Arif DM merupakan salah satu Taklim kajian dari Nibras dan Adam (Diamankan Densus 88)
  5. Arif DM dimungkinkan terlibat dalam kasus Bom Bangil tahun 2018.
Baca: Blarr.. Ledakan Bom di Pogar Bangil, Video
Pada hari Senin tanggal 18 Nopember 2019 sekitar pukul 08.00 Wib team Densus 88 AT telah mengamankan salah satu warga Pasuruan bernama Arif Darmawan Muhammad saat belanja di sebuah toko masuk Perumahan Taman Permata Indah (TPI), Bakalan Kel. Pagak Kec. Beji Kab. Pasuruan. (ARN)
5 Fakta Mengejutkan Terduga Teroris Bangil-Pasuruan, Terlibat Bom Medan Hingga Bom Bangil Rumah Terduga Teroris Bangil

Re-post by MigoBerita / Jum'at/22112019/10.22Wita/Bjm


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya