» » » IRAN tetap "BANDEL" vs Amerika cs

IRAN tetap "BANDEL" vs Amerika cs

Penulis By on Jumat, 27 Maret 2020 | No comments



Migo Berita - Banjarmasin - Suka atau tidak suka, Amerika cs sekarang terdampak Virus Corona begitu cepat, ini disebut "Senjata Makan Tuan" oleh orang-orang yang sudah lama mencitrakan Amerika cs (Pemerintahannya) adalah " Musuh Bersama", apalagi KONTROVERSI Amerika cs dan Zionis Israel cs sudah "Dituduh" pembuat sejata Biologis ini (Covid 19).
Tuduhan itu tidak main-main dikatakan oleh Pemerintah CHINA dan Republik Islam Iran, baik secara Tersirat maupun Tersurat..!!
Mampukah Amerika cs dan Zionis Israel cs "MEMBANTAH"nya atau memang mereka sengaja membuat Opini Baru di dunia, ditengah "Kekalahan" Amerika cs dalam perang dagang dengan CHINA dan perang "LANGSUNG" dengan IRAN..???
Begitu juga dengan Zionis Israel cs yang telah lama me LOCKDOWN negara berdaulat PALESTINA dan hingga hari ini Semangat Perjuangan Rakyat Palestina terus Menguat walau mereka (Khususnya di GAZA) di isolasi oleh Zionis Israel dan begitu Juga YAMAN yang merupakan salah satu negara miskin di Timur Tengah yang terus dibombardir oleh Kerajaan Arab Saudi dengan dukungan penuh Amerika cs...!!!
Semoga semua berakhir dengan DAMAI, sehingga DUNIA merasakan Persatuan Sesama Ummat Manusia itu lebih penting menuju AKHERAT yang KEKAL.. Insya Allah.


Kasus Corona di AS Tertinggi di Dunia, China Tawarkan Bantuan

Beijing, LiputanIslam.com—Presiden China, Xi Jinping, menyatakan negaranya siap membantu AS melawan wabah corona yang semakin merajalela di Negeri Paman Sam itu.
Dalam percakapan telepon dengan Trump, Xi mengatakan bahwa “China dan AS harus bersatu melawan wabah”. Demikian laporan dari Kemenlu China pada Jumat (27/3).
“Bekerjasama membawa manfaat bagi kedua belah pihak, [sementara] pertengkaran akan melukai keduanya. Kerja sama adalah satu-satunya pilihan,” tambah Xi.
Dia juga meminta Trump agar mengambil “tindakan substantif” untuk menjalin hubungan  tanpa konflik, yang didasarkan pada sikap “saling menghormati dan kerja sama yang saling menguntungkan.” Ia berharap, AS akan mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi kehidupan warga China di sana.
“Hanya dengan [bersatu], komunitas internasional dapat mengalahkannya [wabah],” katanya.
Setelah percakapan telepon tersebut, Trump mengaku telah menjalin “percakapan yang sangat baik” dengan Xi. Lewat sebuat cuitan di Twitter, ia memuji China karena mereka memiliki “pemahaman yang kuat tentang virus” dan karena itu, kedua negara akan bekerjasama.
Ironisnya, beberapa hari yang lalu Trump berkukuh menyebut COVID-19 sebagai “virus orang China”, sebuah sebutan yang dianggap rasis oleh Beijing.
Menurut data terbaru pada hari Kamis (26/3) kemarin, AS memiliki jumlah infeksi tertinggi di dunia, melampaui China dan Italia, dengan kasus 82.404 yang terkonfirmasi. (ra/presstv)

Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/kasus-corona-di-as-tertinggi-china-tawarkan-bantuan/ 

8 Negara Ini Minta PBB Perintahkan Pencabutan Sanksi di Tengah Wabah

New York, LiputanIslam.com–Delapan negara mengirimkan surat kepada sekjen PBB agar memerintahkan pencabutan sanksi unilateral atas negara-negara tersebut di tengah upaya pemberantasan wabah corona baru.
Kedubes Rusia, China, Iran, Suriah, Korea Utara, Kuba, Nikaragua, dan Venezuela mengirim surat tersebut kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Rabu (25/3).
Surat tersebut berisi peringatan bahwa virus Corona adalah “musuh bersama” umat manusia. Sementara itu, sanksi sepihak yang dijatuhkan kepada negara-negara tersebut mempersulit perjuangan melawan virus.
“Kita harus mengakui bahwa ini adalah tindakan yang sulit.. bagi negara-negara yang saat ini menghadapi tindakan pemaksaan sepihak yang ilegal dan jelas-jelas melanggar hukum internasional dan Piagam PBB,” demikian penggalan surat tersebut yang dirilis oleh kedubes Rusia untuk PBB lewat akun Twitter pada Rabu malam.
“Dampak destruktif dari tindakan tersebut… menghambat kemampuan pemerintah nasional untuk, antara lain, memiliki akses reguler ke sistem keuangan internasional atau perdagangan bebas. Dengan demikian, itu merusak upaya berkelanjutan pemerintah nasional untuk melawan COVID-19,” lanjutnya.
Negara-negara itu juga melaporkan betapa sanksi berdampak langsung pada “hak asasi manusia atas kehidupan, kesehatan, dan pangan.” Untuk itu, mereka mendesak Guterres agar memerintahkan pencabutan sanksi. “Kami dengan hormat mendesak Anda untuk meminta pencabutan lengkap dan segera atas tekanan ekonomi ilegal, memaksa, dan sewenang-wenang.”
Sejauh ini, Amerika Serikat menolak untuk mencabut sanksi terhadap negara-negara seperti Iran dan Venezuela meskipun telah ada seruan dari komunitas global. (ra/presstv)

Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/8-negara-ini-minta-pbb-perintahkan-pencabutan-sanksi-di-tengah-wabah/

Mahfud MD Sebut Pemerintah Siapkan PP Local Lockdown

Jakarta, Liputanislam.com– Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengatakan bahwa pemerintah saat ini sedang menyiapkan Peraturan Pemerintah (PP) terkait kebijakan local lockdown (karantina kewilayahan) untuk mencegah penyebaran virus corona (covid-19). Menurutnya, PP ini diperlukan karena pemerintah tak bisa serta merta menutup satu atau dua wilayah tanpa aturan pasti.
“Pemerintah ini sedang menyiapkan rancangan Peraturan Pemerintah, untuk melaksanakan apa yang disebut karantina kewilayahan,” ucapnya di Jakarta melalui video conference pada Jumat (27/3).
Soal Lockdown atau karantina wilayah ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018. Dalam Pasal 1 angka 10 disebutkan karantina wilayah di masa kedaruratan kesehatan masyarakat dilakukan untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Saat ini, beberapa daerah juga telah menyampaikan permintaan karantina wilayah walaupun formatnya belum disepakati.
Karena itu, lanjut Mahfud, dengan dikeluarkannya PP itu nantinya juga akan diatur format pasti karantina wilayah. Termasuk juga soal  syarat dan larangan yang harus dilakukan hingga kapan sebuah daerah boleh melakukan karantina juga akan dijelaskan dengan rinci melalui PP ini.
“Bagaimana prosedurnya itu sekarang sedang disiapkan, Insya Allah dalam waktu dekat nanti akan keluar peraturan itu agar ada keseragaman policy tentang itu,” ujarnya.
Baca: Update 27 Maret 2020: Total 1.046 Positif Covid-19, 46 Orang Sembuh
Sementara menanggapi ada beberapa daerah yang telah dan berencana melakukan pembatasan atau karantina wilayah, ia mengaku bahwa hal itu akan ditangani langsung oleh Kementerian Dalam Negeri.  “Ya nanti akan dilihat, akan disikapi, nanti kan akan ada aturan peralihan biasanya. Tetapi kalau soal itu langsung ditangani oleh Menteri Dalam Negeri,” tandasnya. (aw/CNN/Liputan6).

Sumber Berita : https://liputanislam.com/nasional/mahfud-md-sebut-pemerintah-siapkan-pp-local-lockdown/

Sejumlah Negara Sahabat Sampaikan Belasungkawa Pada Presiden Jokowi

Jakarta, Liputanislam.com– Sejumlah kepala dan pimpinan negara sahabat menyampaikan belasungkawa kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas wafatnya sang ibunda Sudjiatmi Notomihardjo pada 25 Maret 2020. Saat membuka pertemuan KTT Luar Biasa G20 secara virtual pada Kamis (26/3), Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud menyampaikan duka cita pada Presiden Jokowi.
Ada juga ucapan duka cita disampaikan kepala negara sahabat yang lain, seperti Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Presiden Singapura Halimah Yacob, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Sultan Oman Haitham Bin Tarik, Perdana Menteri Bahrain Shaikh Khalifa Bin Salman Al Khalifa, Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embalo dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin
Sultan Haji Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam menyampaikan secara tertulis melalui surat resmi. “Dengan rasa berdukacita dan amat terharu mendengar berita mengenai kembalinya ke Rahmatullah Ibu kepada Tuan yang terutama. Beta ingin menyampaikan ucapan takziah dan simpati yang mendalam,” tulisnya.
Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, Wakil Presiden sekaligus Perdana Menteri PEA Mohammed bin Rashid Al Maktoum, dan Putra Mahkota Abu Dhabi, PEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), juga menulis untuk Presiden Jokowi.
“Kami turut berduka mendengar kepergian Ibunda Yang Mulia Bapak Presiden, kami turut bersimpati dan belasungkawa tulus kepada Yang Mulia Bapak Presiden, pemerintah Republik Indonesia dan keluarga Bapak Presiden,” ucapnya.
Baca: Ibunda Berpulang, Gubernur BI: Doakan Presiden Jokowi Kuat dan Tabah
“Saya berduka atas meninggalnya Ibunda teman saya, Joko Widodo, Presiden Indonesia. Saya sampaikan simpati yang mendalam untuk keluarga. Semoga Allah mengasihi Almarhumah, mengampuni, dan menjadikan Surga tempat peristirahatannya, dan keluarganya diberikan kesabaran dan ketabahan,” tulis Putra Mahkota MBZ di akun twitternya. (aw/setkab/liputan6).

Sumber Berita : https://liputanislam.com/nasional/sejumlah-negara-sahabat-sampaikan-belasungkawa-pada-presiden-jokowi/

Cegah Covid-19, Kemenag Izinkan Gunakan Dana BOS dan BOP

Jakarta, Liputanislam.com– Kementerian Agama (Kemenag) telah menerbitkan surat edaran yang berisi mengizinkan penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan bantuan operasional pendidikan (BOP) Raudlatul Athfal (RA) untuk pencegahan penyebaran virus corona (covid-19). Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag, Ahmad Umar mengatakan surat edaran itu ditujukan kepada Kanwil Kemenag Provinsi seluruh Indonesia.
“Surat edaran mengatur pembelian atau sewa sarana atau perlengkapan atau peralatan atau pelaksanaan kegiatan yang diperlukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 diperbolehkan,” ucapnya di Jakarta pada Jumat (27/3).
Menurutnya, dengan adanya dana BOS dan BOP RA, hal yang boleh dilakukan adalah pembelian sabun cuci tangan, antiseptik, masker dan sarana lainnya yang dapat menunjang pencegahan Covid-19. Dapat juga digunakan untuk biaya transportasi dan honor bagi petugas kesehatan atau petugas lain yang kompeten dalam rangka melakukan kegiatan pencegahan.
“Juga untuk membiayai sewa peralatan dan membiayai kegiatan lain yang dapat menunjang upaya pencegahan Covid-19 di lingkungan Raudlatul Athfal dan madrasah,” ujarnya.
Baca: Di Tengah COVID-19, Pelayanan Paspor Haji 2020 Tetap Sesuai Jadwal
Sementara untuk mempercepat langkah itu, surat edaran akan segera di kirim ke seluruh daerah. “Surat edaran terbit hari ini, 27 Maret 2020 dan segera dikirim ke Kanwil Kemenag Provinsi untuk diedarkan kepada para Kepala RA dan Madrasah,” tambahnya. (aw/republika/kompas).

Sumber Berita : https://liputanislam.com/nasional/cegah-covid-19-kemenag-izinkan-gunakan-dana-bos-dan-bop/

Mahasiswa Irak Bongkar Kebohongan Media Saudi

Baghdad,LiputanIslam.com-Media-media Saudi dan sejumlah medsos mengklaim bahwa 600 mahasiswa Irak yang belajar di universitas-universitas Iran telah diusir, bahkan dilarang tinggal di hotel atau rumah-rumah mereka di Iran.
Namun klaim ini dibantah oleh sejumlah mahasiswa Irak. Mereka menilai, tuduhan ini bertujuan untuk mencederai hubungan antara Iran dan Irak.
Kabar bohong yang tersebar di media dan medsos ini juga telah ditepis oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pendidikan Tinggi Irak.
Kedua kementerian ini meminta dari media untuk merujuk ke sumber-sumber pemerintahan sebelum menyiarkan berita.
“Kabar di media dan medsos bahwa 600 mahasiswa Irak telah diusir pejabat Iran, sama sekali tidak berdasar. Kementerian Luar Negeri Irak merujuk kepada kedubes Irak di Teheran untuk menangani urusan warga Irak di Iran, baik mahasiswa, turis, atau selainnya,”kata Ahmad al-Sahhaf, juru bicara media Kementerian Luar Negeri Irak.
Republik Islam Iran adalah salah satu negara yang menerima mahasiswa Irak dalam jumlah besar. Ada lebih 6 ribu mahasiswa Irak yang menuntut ilmu di  8 universitas Iran. Ini menunjukkan hubungan erat kedua negara di bidang pengembangan kerjasama pendidikan. (af/alalam)
Baca Juga:
Israel Perlakukan Warga Palestina Secara Rasis dengan Dalih Corona
Iran Angkat Lagi Dugaan AS Penyebab Pandemi Covid-19

Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/mahasiswa-irak-bongkar-kebohongan-media-saudi/

Israel Perlakukan Warga Palestina Secara Rasis dengan Dalih Corona

Gaza,LiputanIslam.com-Sekjen kelompok al-Mubadarah al-Wathaniyah Palestina mengecam keras perlakuan rasis Rezim Zionis terhadap warga Palestina dengan dalih Corona.
Dikutip dari kantor berita Maan, Mustafa al-Burghutsi mengatakan, di saat seluruh penduduk dunia bersatu untuk melawan virus Corona, kabinet Rezim Zionis tetap tak menghentikan perlakuan rasis kepada warga Palestina.
Al-Burghutsi mengkritik perlakuan pemerintah dan korporasi Israel terhadap para pekerja Palestina. Ia menjelaskan, tempat kediaman para pekerja Palestina tidak layak dihuni manusia. Jika ada pekerja yang demam atau jatuh sakit, dia akan dikirim ke jalanan.
Menurutnya, lembaga-lembaga rasis Israel mencegah kerjasama massal antara warga Palestina di al-Quds guna memerangi virus Corona. Rezim Zionis disebutnya berkali-kali menangkap orang-orang yang menyebarkan brosur-brosur berisi himbauan kesehatan.
Petinggi Palestina ini menegaskan, meski tindakan rasis Israel ini menjijikkan, namun itu tidak akan bisa melenyapkan semangat masyarakat Palestina untuk menghadapi Corona. Al-Burghutsi menyatakan, kerjasama antarwarga dalam masalah ini “sangat luar biasa.”
Sebelum ini, harian Yedioth Ahronoth dalam laporannya menyatakan, Israel mengkhawatirkan dampak berlanjutnya blokade Gaza dan Tepi Barat di tengah penyebaran Corona. Tel Aviv cemas perlawanan warga Palestina akan semakin meningkat. (af/alalam/fars)
Baca Juga:
Corona di Palestina
Seorang Palestina Ditembak dan Jenazahnya Ditawan Israel

Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/israel-perlakukan-warga-palestina-secara-rasis-dengan-dalih-corona/

Polri: Hingga Kamis, Hoaks COVID-19 Capai 46 Kasus

LiputanIslam.com — Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan hingga Kamis, jumlah kasus hoaks di media sosial terkait virus corona atau COVID-19 yang telah ditangani Bareskrim Polri dan jajaran polda, mencapai 46 kasus.
“Penanganan kasus hoaks virus corona sampai dengan Kamis, 26 Maret 2020 sebanyak 46 kasus dengan penambahan dari Dittipidsiber Bareskrim Polri sebanyak satu kasus,” kata Brigjen Argo saat dihubungi, di Jakarta, Kamis (26/3).
Berikut data kasus hoaks COVID-19 di media sosial yang telah ditangani oleh Bareskrim Polri dan jajaran polda se-Indonesia hingga Kamis:
1. Siber Bareskrim Polri 5 kasus.
2. Polda Kaltim 3 kasus.
3. Polda Metro Jaya 2 kasus.
4. Polda Kalbar 4 kasus.
5. Polda Sulsel 3 kasus.
6. Polda Jabar 3 kasus.
7. Polda Jateng 2 kasus.
8. Polda Jatim 7 kasus.
9. Polda Lampung 3 kasus.
10. Polda Sultra 1 kasus.
11. Polda Sumsel 2 kasus.
11. Polda Sumut 2 kasus.
12. Polda Kepri 1 kasus.
13. Polda Bengkulu 2 kasus.
14. Polda Sumbar 1 kasus.
15. Polda Maluku 2 kasus.
16. Polda NTB 2 kasus.
17. Polda Sulteng 1 kasus.
Baca juga: Tangkal Covid-19, UIN Malang Buat Produk Kabut Anti Virus
Argo mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan berita hoaks karena bisa diancam pidana. Selain melakukan penegakan hukum, Polri juga berupaya mengedukasi masyarakat berupa imbauan dan kontra narasi melalui media sosial resmi Polri.
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini meminta masyarakat agar tidak langsung menelan mentah-mentah setiap informasi soal COVID-19 yang beredar di media sosial. (Ay/Antara/Republika)

Sumber Berita : https://liputanislam.com/indonesiana/polri-hingga-kamis-hoaks-covid-19-capai-46-kasus/

Iran akan Segera Pasarkan Obat Covid-19

Teheran, LiputanIslam.com –  Kepala Administrasi Makanan dan Obat-obatan Iran (IFDA) Mohammad Reza Shanehsaz mengumumkan bahwa senyawa obat yang dikembangkan oleh para peneliti Iran untuk mengobati infeksi virus corona (Covid-19) akan diproduksi secara massal dan dipasok ke pasar dalam 10 hari ke depan.
“Bahan baku untuk produksi obat-obatan ini telah diimpor ke negara ini kemarin,” kata Shanehsaz kepada FNA, Sabtu (21/3/2020).
Dia menambahkan bahwa proses untuk menghasilkan obat sepenuhnya buatan Iran ini telah dimulai dan rumah sakit Iran akan mulai mengambil obat untuk merawat pasien Covid-19 dalam 7 sampai 10 hari ke depan.
Shanehsaz mengatakan bahwa uji klinis yang berhasil telah dilakukan pada senyawa obat ini, lisensi yang diperlukanpun telah didapat, dan obat ini akan dipasok ke apotek dalam 10 hari ke depan.
Sementara itu, Dirjen IFDA untuk Kedokteran Gholamhossein Mehr Alian dalam sebuah pertemuan di hari yang sama mengatakan bahwa 400.000 liter alkohol diproduksi setiap hari di Iran, dan 25 persen dari produk ini dikirim ke rumah sakit.
Para pejabat Iran Selasa lalu menginformasi bahwa para peneliti Iran telah menemukan senyawa obat yang dapat mengobati kerusakan yang ditimbulkan pada paru-paru karena infeksi Covid-19.
“Senyawa obat baru tidak khusus untuk pasien virus corona, melainkan mengobati penyakit pernapasan dan paru-paru,” kata Ketua Dewan Pengembangan Bioteknologi Iran Mostafa Qaneyee dalam sebuah konferensi pers.
Dia menambahkan bahwa senyawa obat baru ini dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan pasien Covid-19 untuk tinggal di rumah sakit hingga 4 hari. Dia mencatat bahwa 40% pasien Iran yang menerima kombinasi tiga obat telah dipulangkan dari rumah sakit dalam waktu kurang dari 4 hari.
Baca: Khamenei: Sanksi AS Buat Iran Swasembada di Semua Sektor
Menurutnya, dalam metode perawatan ini, selain protokol dari kementerian kesehatan, tiga obat Azithromycin, Prednisolone dan Naproxen telah digunakan sebagai senyawa.
Baca: Sambut Tahun Baru, Rouhani Tegaskan Sanksi AS Gagal Tundukkan Iran
Dia juga mengatakan, “Kami telah mengamati bahwa senyawa tersebut secara cepat mengurangi CRP dan periode rawat inap berkurang secara signifikan.Tentu saja ini merupakan awal dari penelitian kami, dan kami juga akan memberitahu Anda tentang penelitian lain setelah menerima lisensi dari Markas Kampanye Virus Corona.” (mm/fars)

Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/iran-akan-segera-pasarkan-obat-covid-19/

Khamenei: Sanksi AS Buat Iran Swasembada di Semua Sektor

Tehran,LiputanIslam.com—Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi ekonomi yang ketat terhadap Iran sejak Mei 2018 lalu, usai Presiden AS Donald Trump keluar secara sepihak dari kesepakatan nuklir JCPOA dengan Iran.
Dalam pidato perayaan tahun baru Persia yang berlangsung Jum’at (20/3) kemarin, Pimpinan Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, mengatakan bahwa Republik Islam telah berhasil memanfaatkan sanksi AS.
“Sanksi AS telah mendatangkan manfaat buat Iran. Karena itu, Iran bisa mandiri di semua sektor,” ucap Khamenei.
Selain itu, ia juga menggambarkan 2019 sebagai tahun penuh gejolak bagi bangsa Iran. “Mulai dari banjir dan disambung virus corona….,” kata Khamenei, menambahkan bahwa Iran akan melalui semua kesulitan ini dengan persatuan.
Baca: 5 Perusahaan UEA Terkena Sanksi AS Karena Fasilitasi Penjualan Minyak Iran
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa perjuangan Iran begitu luar biasa. Iran berjuang untuk mengatasi virus corona dan gelombang sanksi AS sekaligus. Perjuangan Iran,menurut Rouhani, bahkan tidak bisa dibandingkan dengan negara manapun.
Rouhani menjelaskan, sanksi terbaru yang dijatuhkan AS terhadap Iran telah menyebabkan republik islam itu merugi hingga $200 milyar.
Menteri Luar Negeri Iran, M. Javad Zarif, menyebut AS sengaja menjatuhkan sanksi terbarunya untuk menguras semua sumber daya Iran yang sangat dibutuhkan untuk melawan virus corona.
Zarif menghimbau kepada seluruh dunia untuk tidak membiarkan aksi terorisme ekonomi AS yang telah melampaui batas kewajaran. (fd/Sputnik)

Sumber Berita :  https://liputanislam.com/internasional/khamenei-sanksi-as-buat-iran-swasembada-di-semua-sektor/

Pandemi Covid-19, Ayatullah Khamenei Tolak Tawaran Bantuan AS

Teheran, LiputanIslam.com –  Pemimpin Besar Iran Ayatollah Sayid Ali Khamenei menyatakan negaranya tak percaya kepada tawaran AS untuk pengiriman bantuan ke Iran yang sedang dilanda pandemi Covid-19, karena selain  getol memusuhi Iran AS sendiri kekurangan peralatan medis dalam menghadapi wabah yang sama.
“Hari ini, musuh Republik Islam yang paling kejam adalah AS… Kami tidak kekurangan musuh, tetapi para pejabat AS begitu tidak tahu malu, serakah, penipu…  Mereka juga kejam dan teroris,” tegas Ayatullah Khamenei dalam pidatonya pada momen peringatan Hari Bi’tsah (pengutusan) Nabi Muhammad SAW, Minggu (22/3/2020).
“Allah mengatakan kepada Nabi saw untuk bersabar melawan musuh, tetapi kesabaran tidak berarti duduk diam tanpa melakukan apapun, melainkan berdiri teguh dan tetap percaya kepada perhitungan Anda, terlepas dari tipu muslihat musuh, dan melanjutkan dengan semangat yang tinggi, ” ungkapnya kepada bangsa Iran.
Mengenai pandemi Covid-19 yang melanda dunia di mana Iran termasuk yang terparah di antaranya, dia mengatakan,”Sekarang kita dihadapkan dengan komplikasi global. Virus ini membawa ketakutan dan masalah ekonomi. Yang dibutuhkan adalah kesabaran, serta tindakan yang benar dan bijaksana. Semua pejabat terkait  di negara ini telah diberikan arahan tertentu untuk dilakukan (dalam memerangi penyebaran virus ini).”
Mengenai klaim berulang pemerintah AS untuk mengirim bantuan medis ke Iran, dia mengatakan kepada para pejabat AS, “Kata-kata ini sangat aneh. Pertama, kalian sendiri kekurangan pasokan medis. Jika kalian memiliki bantuan medis maka gunakanlah untuk diri sendiri. Selain itu, kalian, orang Amerika, juga dituduh telah mengembangkan virus itu sendiri. Kalian tak bisa dipercaya. Bagaimana jika obat yang Anda kirim ke Iran malah menyebabkan virus bertahan?”
Ayatullah Khamenei melanjutkan, “Pengalaman 40 tahun kami menunjukkan bahwa Iran memiliki kapasitas untuk menghadapi setiap tantangan dan masalah di tingkat mana pun.”
Baca: Khamenei: Sanksi AS Buat Iran Swasembada di Semua Sektor
Wabah virus corona alias Covid-19 melanda lebih dari 170 negara dunia. Virus yang pertama kali dilaporkan muncul di pusat kota Wuhan, China, pada akhir tahun lalu itu sejauh ini telah menewaskan lebih dari 13.000 orang dan menginfeksi lebih dari 308.000 lainnya di dunia.
Baca: Iran akan Segera Pasarkan Obat Covid-19
Iran sebagai salah satu negara yang terparah dalam laporan terbarunya menyebutkan 1,685 kematian, 21,638 kasus infeksi, dan 7.635 sembuh. (mm/fars/presstv)

Sumber Berita :  https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/pandemi-covid-19-ayatullah-khamenei-tolak-tawaran-bantuan-as/

Wabah Covid-19, Iran Selidiki Dugaan Serangan Biologis

Teheran, LiputanIslam.com –  Para peneliti dan pakar intelijen Iran sedang menyelidiki dugaan wabah Covid-19 di Iran merupakan hasil serangan biologis.
“Hipotesis ini sedang diselidiki secara menyeluruh dan kemungkinan virus corona merupakan serangan biologis belum dikesampingkan,” ungkap Jenderal Nasrollah Fathian, koordinator operasi eksekutif di Markas Nasional Pemberantasan Covid-19, Senin (23/3/2020).
Dia menjelaskan, “Ini sedang diperiksa dari sudut pandang medis dan intelijen. Sejauh ini, kami tidak memiliki bukti kuat yang dapat membuktikan hipotesis ini, tapi akan mengumumkan temuan baru dalam hal ini.”
Dia menambahkan, “Bahkan ada spekulasi bahwa virus ini telah diciptakan untuk secara khusus menyasar populasi Iran mengingat sifat genetik mereka. Tapi untuk sekarang, semua teori ini sedang diteliti.”
Baca: Pandemi Covid-19, Ayatullah Khamenei Tolak Tawaran Bantuan AS
Mengenai upaya Iran menanggulangi wabah ini, dia menyebutkan sebanyak 20 rumah sakit bergerak telah tersedia dan dapat dipasang dengan cepat di tempat mana pun yang diminta oleh Departemen Kesehatan, dan sebanyak 4.000 dari total 6.000 tempat tidur rumah sakit militer telah dialokasikan untuk perawatan pasien korona, yang sebagian besar adalah warga sipil.
Baca: Iran akan Segera Pasarkan Obat Covid-19
Laporan pada Senin kemarin mencatat di negara ini terdapat 1.812 pasien Covid-19 meninggal, 23.049 kasus infeksi, dan 8.376 orang sembuh. (mm/fna)

Sumber Berita :  https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/wabah-covid-19-iran-selidiki-dugaan-serangan-biologis/

Iran Angkat Lagi Dugaan AS Penyebab Pandemi Covid-19

Teheran, LiputanIslam.com –  Kementerian luar negeri (Kemlu) Iran menegaskan kembali sikap negaranya mengenai dugaan bahwa AS berada di balik penyebaran virus corona alias Covid-19 di dunia.
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei Ahad lalu menyebut Washington “musuh bangsa Iran paling bengis” dan “diduga memproduksi virus corona” sehingga tak mungkin beriktikad baik ketika menawarkan bantuan kepada Iran dalam penanggulangan wabah ini.
Baca: Pandemi Covid-19, Ayatullah Khamenei Tolak Tawaran Bantuan AS
Esoknya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, di Twitter menyatakan bahwa apa yang dikatakan Iran tentang kemungkinan AS bertanggungjawab atas penyebaran virus ke seluruh dunia hanyalah “teori konspirasi” belaka.
Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri Iran, Selasa (24/3/2020), menyinggung sebuah artikel di Global Research yang mencecar pemerintah AS dengan 10 pertanyaan mengenai ketidak cakapan dan inefesiensinya dalam merespon wabah Covid-19 yang melanda wilayahnya sendiri.
“Jika Kementerian Luar Negeri AS mengklaim bahwa meningkatnya pertanyaan global tentang peran AS dalam pandemi Covid 19 hanyalah ‘teori konspirasi buatan Iran’, maka AS harus menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Riset Global,” ungkap Kemlu Iran.
Artikel itu menyorot langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah AS, yang dinilai oleh para pengamat lebih merupakan upaya AS berlepas tangan dari tanggungjawabnya kepada khalayak internasional terkait dengan dugaan negara ini memproduksi senjata kuman dan biologi.
Artikel itu menyoal, “Mengapa AS menarik diri dari Konvensi Senjata Biologis dan Racun (BTWC) tahun 1972 pada tahun 2001? Mengapa ia mencoba untuk mencegah mekanisme pemantauan untuk pelaksanaan Konvensi? Apakah itu menghalangi pengembangan senjata biologis untuk AS? “
Baca: Wabah Covid-19, Iran Selidiki Dugaan Serangan Biologis
Artikel itu juga menyinggung penutupan Institut Penelitian Penyakit Menular Angkatan Bersenjata AS di Fort Detrick, Maryland, pada Juli 2019, kemudian menyoal, “Apakah itu karena ada insiden kebocoran virus?” (mm/fna)

Sumber Berita :  https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/iran-angkat-lagi-dugaan-as-penyebab-pandemi-covid-19/

Iran dan Covid-19

Oleh: Dina Sulaeman
Permintaan Iran kepada IMF untuk memberi pinjaman uang dalam rangka penanganan Covid-19 memunculkan banyak pertanyaan, intinya: apakah Iran akhirnya tunduk kepada Barat?
Selama ini, IMF dikenal sebagai perpanjangan tangan negara-negara kaya Barat untuk mengacak-acak perekonomian negara berkembang. Pasalnya , IMF (dan Bank Dunia) saat memberi pinjaman selalu memberi syarat: negara penerima pinjaman harus meliberalisasi ekonominya. Antara lain: harus menghemat fiskal, harus memprivatisasi BUMN, dan menderegulasi keuangan dan pasar tenaga kerja.
Menurut Thomas Gangale, dampak dari kebijakan liberalisasi ekonomi ini justru negatif, antara lain dikuranginya pelayanan pemerintah dan subsidi makanan telah memberi pukulan kepada masyarakat kelas menengah ke bawah. BUMN yang dijual untuk membayar utang kepada IMF justru dibeli oleh perusahaan swasta yang kemudian menghentikan pelayanan bersubsidi dan menaikkan harga-harga untuk mencari keuntungan sebanyak mungkin. Kebijakan fiskal seperti penaikan suku bunga dengan tujuan untuk menarik investor asing justru menghancurkan perusahaan domestik sehingga pengangguran meningkat. [1]
Menariknya, pernyataan Menlu Iran, Javad Zarif, soal utang ke IMF ini begini, “IMF harus mematuhi mandat lembaga ini, berdiri di sisi yang benar dalam sejarah dan bertindak dengan bertanggung jawab.” Pernyataan Direktur Bank Sentral Iran seperti ini, “Respon masyarakat dunia dan IMF dapat menjadi parameter yang baik untuk menilai klaim mereka soal bantuan untuk mengendalikan virus ini dan mengurangi kesulitan masyarakat.”
Nada dua kalimat tersebut adalah “gugatan”. Kata lainnya, “Buktikan klaim-klaim kalian soal kemanusiaan!”
IMF di webnya menulis bahwa mereka “bekerja untuk mendorong kerja sama moneter global, mengamankan stabilitas keuangan, memfasilitasi perdagangan internasional, mempromosikan lapangan kerja yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan mengurangi kemiskinan di seluruh dunia.”
Nah, pengajuan utang dari Iran ini bisa dipandang sebagai ‘batu ujian’ bagi IMF. Apakah IMF akan memberi pinjaman dengan tulus seperti klaimnya atau tetap menetapkan syarat yang merugikan?
(Sebelumnya, IMF sudah menolak permintaan bantuan dari Venezuela, yang sudah kerepotan menangani Covid-19.)
Lalu, apakah IMF (yang anggota terkuatnya adalah AS) mau mentransfer uang itu ke bank Iran, yang artinya melanggar embargo yang ditetapkan oleh AS?
Seperti diketahui, Gugus Tugas Aksi Keuangan (FATF) memasukkan Iran sebagai negara pendukung teroris (semata-mata karena Iran mendukung milisi perjuangan Palestina dan Hizbullah -yang melawan Israel). FATF memutus ekonomi Iran dari sistem keuangan internasional sehingga menyulitkan transaksi keuangan Iran. Dampaknya, perdagangan dan perekonomian negara ini sangat terhambat.
Kini, akibat wabah Covid-19, kondisi ekonomi jelas semakin sulit. Menlu Javad Zarif sudah menulis surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, meminta bantuan agar Iran diberi keleluasaan untuk mendapat pasokan medis. Pejabat AS mengklaim bahwa bahwa sanksi yang diberlakukan tidak menargetkan bidang medis. Pada akhir Februari, pemerintahan Trump mengklaim telah menyetujui pengabaian sanksi untuk mentransfer bantuan kemanusiaan melalui saluran Swiss. Tetapi pada 11 Maret, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan AS tidak mengizinkan Iran untuk menggunakan saluran itu.
Dalam kondisi ini, bisa dilihat bahwa Iran sedang memberikan ‘ujian’ dan menanti komunitas internasional (yang didominasi Barat) memberikan jawaban, membuktikan klaim-klaim HAM mereka.
Kesulitan Iran bukan saja soal ekonomi dan wabah Covid-19, tapi juga bombardir berita fitnah yang tak kunjung henti. Antara lain, banyak berita beredar, mengklaim ada data satelit bahwa Iran telah menyiapkan kuburan massal korban Covid-19 di Qom, padahal cerita sebenarnya tidak demikian. [2]
Beberapa hari yang lalu saya baca di Kompas, berita soal penutupan kompleks makam wali terbesar di Iran, makam Imam Ridho, yang menjadi pusat peziarahan. Berita penutupan itu mungkin benar (saya belum konfirm ke teman di Mashhad; saya cek di Press TV tidak ada), tapi masalahnya: diselipkan info yang jelas sesat: “Makam Suci Imam Reza (AS) di situs kota suci Mashhad, Iran ditutup dari aktivitas haji sampai waktu yang ditentukan.” [3]
Artikel yang sama ditayang ulang oleh Tribun dengan judul lebih ngawur: “Setelah Mekkah, Kini Makam Suci Imam Reza di Iran Ditutup dari Aktivitas Haji Syiah, Dampak Corona.” [4]
Entah, apa sengaja, atau bisa juga wartawannya yang b*doh, sehingga saat copas terjemah dari media asing pakai google translate, pilgrimage diartikan “haji”. Padahal pilgrimage juga bermakna ziarah. Bahkan ziarah orang Kristen ke Jerusalem pun disebut ‘pilgrimage’.
Tapi apapun kata dunia, di tengah berbagai kekurangan dan kesempitan, bangsa Iran terus bergerak semaksimal mungkin melawan virus ini.
Kemarin seorang teman saya di Teheran bercerita, ia tiba-tiba mendapat SMS dari pemerintah, disuruh mengkarantina diri di rumah.
Ternyata, sehari sebelumnya, ia ke pasar. Sebelum masuk pasar, semua pengunjung diminta menunjukkan KTP dan dicatat. Lalu, ketahuan pada jam yang sama dengan kunjungan kawan saya ini, seorang pengunjung pasar terpapar virus Covid-19. Pemerintah langsung bergerak. Kawan saya ini karena usianya sudah di atas 50 dan ada di data base kesehatan pernah mengalami sejumlah penyakit, diperintahkan untuk mengkarantina diri di rumah (dan ditelpon sewaktu-waktu, untuk mengecek apakah ia benar-benar di rumah).
Kisah menarik lain (yang positif) diceritakan oleh Jennifer Green, warga AS yang ‘terpaksa’ memperpanjang masa tinggalnya di Iran gara-gara Covid-19. Ceritanya bisa dibaca di sini [5].
—-
[1]Thomas Gangale, Raising Keynes: Stiglitz’s Discontent with the IMF, http://pweb.jps.net/~gangale/opsa/ir/Raising_Keynes.htm
[2]https://www.facebook.com/cerdasgeopolitik/videos/672734856599763/
[3]https://www.kompas.com/global/read/2020/03/15/205348770/kota-suci-islam-syiah-di-iran-ditutup-karena-wabah-virus-corona?page=all#page2
[4] https://www.tribunnews.com/internasional/2020/03/16/setelah-mekkah-kini-makam-suci-imam-reza-di-iran-ditutup-dari-aktivitas-haji-syiah-dampak-corona
[5]https://liputanislam.com/tabayun/kehidupan-di-iran-selama-wabah-covid-19/

Sumber Berita : https://liputanislam.com/opini/iran-dan-covid-19/

Siapa yang Akan Mendapat Keuntungan Besar dari Covid-19?

Penulis Italia, Fabio Giuseppe Carlo Carisio, meneliti siapa perusahaan yang diperkirakan akan mengambil keuntungan dari wabah Covid-19.
Menurutnya, di antara  perusahaan yang paling besar meraih keuntungan adalah perusahaan vaksin Glaxo Smith Kline (GSK), yang dibiayai oleh berbagai agen Pentagon (Kementerian Pertahanan AS) dan perusahaan ini juga berinvestasi di berbagai hal, antara lain di perusahaan senjata.
Bill & Melinda Gates Foundation juga mendukung GSK dalam menemukan vaksin Covid-19 ini, yang sangat jelas, sudah ditemukan sejak beberapa waktu yang lalu, hanya tinggal diuji coba.
Sebuah studi tentang coronavirus, jenis virus yang menimbulkan flu yang serius dan mematikan (MERS 2012, 858 meninggal dan SARS 2003, 814 meninggal) termasuk, termasuk SARS-CoVid-2 yang baru (sebelumnya 3.045), diluncurkan di AS pada November 2018 melalui paten no. 10130701 dari Pirbright Institute. Institite ini  dengan hati-hati menyatakan bahwa penelitian itu menyangkut genotipe dilemahkan dan ditujukan secara eksklusif pada beberapa penelitian di bidang bronchitis yang menginfeksi unggas.
Bila digali lebih dalam, ditemukan nama-nama dan perusahaan yang terkait dengan GSK. Antara lain, Emma Walmsley (49 tahun), CEO and Executive Director GSK sejak 2017, dan sejak 2019 juga menjadi direktur (non-eksekutif) Microsoft Corporation, yang didirikan oleh Bill Gates.
Meskipun GSK berbasis di London, sebenarnya 15% sahamnya dimiliki oleh beberapa lembaga finansial AS seperti BlackRock, The Vanguard, Capital & Research Management. Mereka ini juga menjadi pemegang saham perusahaan-perusahaan militer paling penting di dunia.
The BlackRock dimiliki oleh tokoh Zionis New York, Larry Fink, memiliki lebih 5% saham GSK. Investor lain yang punya spesialisasi di sektor perang adalah Norge Bank Investment Management.
Lalu, Norwegia, Jerman, Jepang, Ethiopia, Inggris, Kanada, Australia, selama beberapa tahun telah mendukung CEPI (Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi), sebuah lembaga penelitian yang diresmikan di Davos tahun 2017 yang punya 3 kantor, di Oslo, London, dan Washington DC, berkat donasi dari Bill & Melinda Gates Foundation and Wellcome Trust (lembaga amal yang didirikan setelah perusahaan farmasi Wellcome diambil alih oleh GSK).
CEPI dan GSK pada Maret 2020 mengumumkan kolaborasi baru untuk pengembangan vaksin virus 2019-nCoV. GSK juga tengah bersiap menerima bisnis yang sangat besar sebentar lagi, dan telah membuat lab yang sangat besar di Italia. Omzetnya di sektor vaksin ini adalah 19% di seluruh dunia dan meskipun GSK belum memiliki vaksin, ia sudah menandatangani perjanjian dagang dengan industri Cina Clover Biopharmaceuticals, dan kemungkinan akan diikuti dengan perjanjian lain di seluruh dunia dunia.
Menurut Roger Connor, presdir di divisi vaksi GSK, pihaknya sedang membuat gepotidacin, jenis baru antibiotik. Gepotidacin adalah hasil kerjasama GSK dengan the Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA) and the Defence Threat Reduction Agency (DTRA).”
DTRA adalah salah satu agen Pentaton (militer AS) yang membuka minimalnya 25 lab rekayasa biokimia untuk penelitian di bidan senjata bakteri (bacteriological weapons),termasuk senjata biogenetic, yaitu, senjata biologis yang bisa diarahkan pada etnis tertentu, misalnya etnis China, atau Iran, atau Italia.
Pada tahun 2007, GSK juga menandatangani perjanjian dengan DRTA untuk mengidentifikasi dan membangun jenis antibakteri yang baru dan mendapatkan dana riset  41 juta dollar dalam periode 5 tahun. GSK juga berkonsolidasi dengan DARPA, lembaga riset Pentagon yang mendirikan sektor biologi pada 2014 dengan menggelontorkan dana 65 juta dollar untuk pengeditan genetika yang dapat memperbaiki jaringan luka (yang dialami tentara) serta untuk memodifikasi DNA kelelawar atau virus dengan teknik biokimia.
Tidak hanya itu, GSK juga menjadi penyedia vaksin bagi tentara AS. Hal ini memunculkan kecurigaan bahwa GSK sesungguhnya sudah memiliki vaksin Covid-19 karena di tengah pandemik ini, AS justru mengirim 20 ribu tentaranya ke Europa dalam rangka latihan militer NATO terbesar dalam 25 tahun terakhir.
Padahal di saat yang sama, AS melarang perjalanan ke Italia dan Eropa pada umumnya (untuk menghindari virus). American Airlines dan Delta Air Lines sudah membatalkan seluruh penerbangan New York-Milan. Sungguh aneh, dalam kondisi ini, 20.000 tentara dikirim langsung ke Eropa, dan pada April dan Mei, 30.000 tentara AS yang sudah ada di Eropa juga akan bergabung. Mereka bersama dengan 7.000 tentara dari 17 anggota NATO akan melakukan latihan militer bersama.
Terakhir, mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa media massa internasional satu suara dalam memberitakan wabah ini? Ada satu nama yang terkait dengan GSK: Manvinder Singh Banga, pengusaha India berusia 64 tahun yang menjadi anggota dewan perusahaan (beberapa grup GSK terdaftar di pasar saham India). Sejak 2009, Banga juga menjadi direktur independen di Thomson Reuters, perusahaan Kanada yang menguasai kantor berita terbesar dan terkuat di dunia: Reuters.
Kesimpulannya? Terserah Anda.
Diringkas dari tulisan Fabio Giuseppe Carlo Carisio. Sumber.
https://www.veteranstoday.com/2020/03/07/lethal-bioweapon-gsk-golden-vaccines-ring-with-bill-gates-pentagon-and-zionists-blackrock/

Sumber Berita : https://liputanislam.com/tabayun/siapa-yang-akan-mendapat-keuntungan-besar-dari-covid-19/

MUI Keluarkan Fatwa Prosedur Pengurusan Jenazah Terinfeksi Covid- 19

Jakarta, Liputanislam.com– Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020 terkait pengurusan jenazah muslim yang terinfeksi virus corona (covid-19). Dalam fatwa yang ditandatangani pada Jumat 27 Maret 2020 itu disebutkan bahwa penanganan jenazah terpapar covid-19 harus mengikuti protokol medis.
“Pengurusan jenazah (tajhiz al-jana’iz) yang terpapar Covid-19, terutama dalam memandikan dan mengafani harus dilakukan sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak yang berwenang, dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat. Sedangkan untuk menshalatkan dan menguburkannya dilakukan sebagaimana biasa dengan tetap menjaga agar tidak terpapar Covid-19,” bunyi Ketentuan Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020 angka 7, seperti dilansir NU Online Jakarta pada Sabtu (28/3).
Dalam fatwa disebutkan, muslim yang wafat karena wabah Covid-19 dalam pandangan syara’ termasuk kategori syahid akhirat. Karenanya, hak-hak jenazahnya tetap wajib dipenuhi, yaitu dimandikan, dikafani, dishalati, dan dikuburkan. Adapun pelaksanaannya wajib menjaga keselamatan petugas dengan memperhatikan protokol medis.
Jenazah yang dimandikan tanpa harus membuka pakaiannya, dengan petugas harus berjenis kelamin sama dengan jenazahnya. jika petugas yang memandikan tidak ada yang berjenis kelamin sama, maka dimandikan oleh petugas yang ada, dengan syarat jenazah dimandikan tetap menggunakan pakaian yang tengah dikenakan sebelumnya. Memandikan jenazah tersebut dengan cara mengucurkan air secara merata ke seluruh tubuh.
Jika atas pertimbangan ahli yang terpercaya, jenazah tidak mungkin dimandikan, maka dapat diganti dengan tayamum sesuai ketentuan syariah. Bahkan kalau memandikan atau menayamumkan sudah tidak memungkinkan lagi karena membahayakan petugas, maka berdasarkan ketentuan darurat syar’iyyah, jenazah tidak dimandikan atau ditayamumkan.
Adapun cara mengafani, jenazah harus dikafani dengan menggunakan kain yang menutup seluruh tubuh dan dimasukkan ke dalam kantong jenazah yang aman dan tidak tembus air. Hal tersebut sebagai antisipasi untuk mencegah penyebaran virus dan menjaga keselamatan petugas. Kemudian jenazah dimasukkan ke dalam peti jenazah yang tidak tembus air dan udara dengan dimiringkan ke kanan agar menghadap kiblat.
Sementara, proses menyalatkan jenazah dapat segera dilakukan usai pengafanan selesai sebagai bentuk pelaksanaan sunnah. Prosesi shalat jenazah juga harus diilakukan di tempat yang aman dari penularan Covid-19. “Jika tidak memungkinkan, boleh dishalatkan di kuburan sebelum atau sesudah dimakamkan. Jika tidak dimungkinkan, maka boleh dishalatkan dari jauh (shalat ghaib),” bunyi Fatwa poin 5 c.
Baca: Update 27 Maret 2020: Total 1.046 Positif Covid-19, 46 Orang Sembuh
Dalam fatwa juga dinyatakan, bahwa penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur dibolehkan karena darurat (al-dlarurah al-syar’iyyah) sebagaimana diatur dalam ketentuan Fatwa MUI nomor 34 tahun 2004 tentang Pengurusan Jenazah (Tajhiz al-Jana’iz) dalam Keadaan Darurat. Fatwa ditandatangani oleh Ketua Komisi Fatwa MUI H Hasanuddin AF dan Sekretaris HM. Asrorun Niam Sholeh pada Jumat (27/3) dengan diketahui oleh Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyidin Junaedi dan Sekretaris Jenderal MUI H Anwar Abbas. (aw/NU/detik).

Sumber Berita : https://liputanislam.com/nasional/mui-keluarkan-fatwa-prosedur-pengurusan-jenazah-terinfeksi-covid-19/

Salahkah Jika Palestina Mengandalkan Iran?

Gaza,LiputanIslam.com-Rezim Zionis pada hari Selasa (12/11) meneror dua komandan senior Jihad Islam Palestina. Salah satunya, yaitu Baha Abu al-Ata, diteror di Gaza dan yang lain, Akram al-Ajouri, di Damaskus.
Pihak Muqawamah membalas teror ini dengan menembakkan roket ke kawasan dan perangkat militer Israel. Rezim Zionis pun sejak Selasa pagi menghujani kawasan pemukiman di Jalur Gaza dengan rudal, sehingga puluhan warga gugur atau terluka.
Dalam situasi ini, kita menyaksikan bungkamnya mayoritas media-media Arab terkait kejahatan Israel di Gaza. Sebagian dari media-media ini bahkan masih terjebak di rawa rasisme dan sektarianisme. Selaras dengan kebijakan Israel, media-media ini memaparkan opini-opini sektarian dalam berita-berita mereka. Sebagai contoh, dalam mengabarkan gugurnya Abu al-Ata, media-media ini mengklaim,”Abu al-Ata adalah salah satu figur militer (Palestina) yang paling dekat dengan Iran dan mendukungnya.”
Terkait al-Ajouri, media-media ini juga mengklaim,”dia memiliki hubungan dekat dengan Iran, terutama dengan Qassem Soleimani dan Hasan Nasrullah (sekjen Hizbullah). Hal inilah yang membuat Israel mengincar nyawanya.”
Baca: Krisis Gaza, Senyapnya Solidaritas
Pertanyaan utamanya adalah: apakah hubungan kelompok Muqawamah Palestina dengan Iran adalah sebuah tindak kriminal? Selain Iran dan Suriah, siapa lagi yang membantu Muqawamah untuk bisa melawan Israel dengan sedemikian tangguh?
Apakah pejuang Palestina harus berhubungan dengan Saudi, UEA, Bahrain, dan Qatar? Bukankah negara-negara ini yang berkompromi dengan Israel untuk merampas hak rakyat Palestina dan memblokade mereka? Bukankah mereka yang menebar benih perpecahan dan menggunakannya sebagai senjata mematikan untuk melumpuhkan Iran? Padahal Iran menjadikan pembebasan al-Quds sebagai puncak prioritasnya dan membayar sangat mahal untuk tujuan ini. Bukankah negara-negara ini yang meninggalkan perjuangan Palestina? Kalau Palestina tidak boleh berhubungan dengan Iran, dengan siapa lagi mereka harus berhubungan?
Syekh Abdul Amir Qablan (ketua Majelis Tinggi Islam Syiah Lebanon) menanggapi gugurnya Abu al-Ata dengan mengatakan, balasan terbaik terhadap agresi Israel adalah bersatunya negara-negara Islam. Dengan cara inilah semua konspirasi dan agresi Israel bisa dibendung.
Pada hakikatnya, Syekh Qablan telah menyuarakan sebuah fakta yang gamblang. Dia menegaskan bahwa perpecahan dan kerusuhan adalah senjata Israel untuk mengacaukan kawasan demi mewujudkan tujuan-tujuannya.
Harian Israel, Jerusalem Post, menurunkan laporan terkait tiga figur yang paling membahayakan Rezim Zionis. Mereka adalah Sayyid Hasan Nasrullah, Qassem Soleimani, dan Baha Abu al-Ata. Laporan ini menunjukkan, mayoritas negara-negara Arab tidak memedulikan Palestina dan hanya Republik Islam Iran yang memberikan perhatian kepada bangsa tertindas ini.
Munib al-Saih (af/alalam)

Sumber Berita : https://liputanislam.com/opini/salahkah-jika-palestina-mengandalkan-iran/

Re-post by MigoBerita/ Sabtu/28032020/11.15Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya