» » » » » » » Mapolsek Daha Selatan Kandangan di "Serang"..!!! : Belajar dari Libya, Indonesia harus Bebas dari ideologi ala Teroris ISIS

Mapolsek Daha Selatan Kandangan di "Serang"..!!! : Belajar dari Libya, Indonesia harus Bebas dari ideologi ala Teroris ISIS

Penulis By on Senin, 01 Juni 2020 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -  Belajar dari Libya, Indonesia harus Bebas dari ideologi ala Teroris ISIS.
Kalimantan Selatan "Terhenyak", Kandangan sebagai salah satu Kabupaten dari provinsi Kalimantan Selatan ternyata "Terpapar" ideologi ala Teroris ISIS, tanpa rasa "Iba" mereka "Membunuh" salah satu Polisi yang bertugas disalah satu Mapolsek didaerah tersebut.
Oleh karenanya, kita sebagai masyarakat Banua Banjar harus terus waspada akan upaya "Provokasi" orang atau kelompok yang ternyata hanya membuat kegaduahan, keresahan di tengah masyarakat Banua Banjar yang selama ini selalu kondusif.
InsyaAllah Bersinergi Bersama kita bisa melawan TERORISME seperti ini..InsyaAllah.

MENGUNGKAP KEBENARAN

LIBYA ADALAH BUKTI KETERKAITAN ERAT "AMERIKA" DENGAN KAUM "RADIKALIS" .
.
Tidak ada bukti yg bisa mempersalahkan Amerika atas kematian Khadafi, karena Khadafi tewas ditangan kaum radikalis rakyatnya sendiri.
Namun apa yg terjadi setelah Qadafi tewas? sebagian besar asset Libya dikuasai Amerika.
Belajar dari situasi Libya di negara kita saat ini, gonjang ganjing peristiwa politik berawal dari ketegasan pemerintah Jokowi atas bertahtanya Freeport di Papua selama bertahun-tahun. Amerika dan Freeport terganggu dengan kebijakan pemerintah Jkw hingga mendanai aksi2 kaum radikalis merongrong pemerintahan negara ini.
Philipina tidak pernah diganggu ISIS saat pemerintahnya pro ke Amerika. Sekarang saat dipimpin Duterte yg tegas thd Amerika, negara ini mulai mengalami serangan ISIS.
Radikalis adalah gerakan yg berbahaya. Jangan sampai kita menyesali hal setelah kita juga ikut mengalami kejadian-kejadian spt yg dialami di Syria dan Libya.
.
.
Apa kesalahan Qaddafi hingga dunia terkesan merestui aksi kaum radikalis membunuh presidennya sendiri.?
Berikut kondisi di Libya era Qaddafi:
1. Listrik gratis utk seluruh warga Libya
2. Tidak ada bunga jika rakyat pinjam uang di bank, semua bank adalah milik pemerintah.
3. Memiliki rumah adalah HAM
4. Setiap pengantin baru menerima 60,000 dinars (£34,470) dari pemerintah untuk membeli apartemen.
5. Pendidikan dan kesehatan gratis, sebelum Qaddafi berkuasa, tingkat melek huruf 25%, kini 83%.
6. Jika ada warga Libya yg mau bekerja sebagai petani, ia akan diberi tanah, rumah, peralatan, benih, dll, gratis.
7.Jika perawatan kesehatan di dalam negeri tdk memadai, pemerintah akan memberi bantuan kpd mereka yang mau berobat ke luar negeri (diberi bantuan dana £1585/bulan)
8. Jika warga Libya ingin membeli mobil, disubsidi 50%
9. Harga bensin £0.09 per liter (=1500 rupiah, cmiiw)
10. Libya tak punya utang luar negeri dan bahkan menyimpan dana £103 billion [tapi skrg dibekukan Barat]
11. Jika ada warga Libya belum dapat pekerjaan stlh lulus kuliah, dia akan diberi gaji UMR hingga dapat kerjaan.
12. Setiap warga Libya mendapat bagian dari penjualan minyak Libya, langsung dikirim ke rek mrk.
13. Seorang ibu yang melahirkan anak menerima tunjangan £3447 (58,7 juta rupiah).
14. 40roti hanrganya cuma t £0.10 (1700 rupiah)
15. 25 % warga Libya punya gelar sarjana
16. Gaddafi sedang membangun bendungan terbesar di dunia yang bisa mengairi seluruh kawasan padang pasir Libya.
Gaddafi menulis, "Mereka [Barat] ingin melakukan ke Libya apa yang mereka lakukan ke Irak dan Iran. Mereka ingin mengambil kembali minyak yang dinasionalisasi oleh negara-negara ini. Mereka ingin membangun kembali pangkalan militer yang ditutup oleh revolusi dan untuk menginstal rezim boneka yang akan menyerahkan kekayaan dan hasil kerja bangsa tersebut untuk kepentingan korporasi imperialis.Yang lainnya [jargon2/propaganda lainnya] adalah kebohongan dan penipuan."
DAN SEBELUM LUPA: siapa yang dipakai Barat untuk menumbangkan Qaddafi?
Tak lain: mereka yang mengaku "MUJAHIDIN" (Al Qaida Libya) dengan jargon "ingin mendirikan khilafah di Libya". Siapa ormas pendukung aksi penggulingan ini di Indonesia? Google saja, cari ormas atau web yang gencar menulis bahwa "Qaddafi thoghut" atau diktator sesat. Mereka ini berjejaring secara internasional dan dipakai sewaktu-waktu oleh Imperium untuk mengacaukan negara yang tidak disukainya.

Sumber:
http://www.mintpressnews.com/sex-slavery-isis-illegal-ar…/…/ http://ireport.cnn.com/docs/DOC-884508 http://www.globalresearch.ca/hillary-clintons-email…/5502444 https://sarahabed.com/20…/…/21/the-us-crusader-of-democracy/
Sarah Abed translate by Dina Sulaiman.
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/posts/3172698002794073?__tn__=K-R

Polda Kalsel Dalami Kasus Penyerangan ke Mako Polsek Daha Selatan

MARKAS Polsek Daha Selatan, Polres Hulu Sungai Selatan (HSS), Senin (1/6/20), sekitar pukul 02.15 Wita dini hari, diserang oleh orang tak dikenal. Akibatnya, seorang anggota polisi Brigadir Leonardo Latupapua, yang kala itu bertugas melaksanakan piket, dilaporkan gugur usai mengalami luka bacok serius.
SEMENTARA, pelaku yang sempat melakukan perlawanan saat akan diamankan, terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas, juga dilaporkan tewas setelah mendapatkan perawatan.
Informasinya, kejadian berawal saat rekan korban yang kala itu juga piket di ruang SPKT Polsek Daha Selatan, Bripda Muhammd Azmi mendengar keributan di ruang SPKT, yang pada saat itu posisi Azmi sedang berada di ruang unit Reskrim.
BACA : Pengedar ‘Buaya Kuning’ Digaruk Tim Lukah Polsek Daha Selatan
Mendengar itu, Bripda Muhammd Azmi kemudian mendatangi ke ruangan SPKT dan langsung melihat keadaan rekannya Brigadir Leonardo sudah berlumuran darah akibat luka bacok, pada lehar, tangan dan belakang, sebelum akhirnya gugur dalam tugas karena kehabisan darah.
Seketika itu, Bripda Azmi pun langsung melaporkannya ke Kanit Intel Polres setempat, yakni Brigadir Sahat guna meminta tolong dan bersama-sama mendatangi ruang SPKT.
Melihat korbannya mendapat pertolongan, orang tak dikenal yang kala itu menenteng senjata tajam (sajam) jenis samurai, justru kembali mendatangi ruang SPKT, dan coba kembali menyerang anggota polisi lainnya.
BACA JUGA : Galang Dana, 9 Kabupaten/Kota di Kalsel Rawan Dimasuki Kelompok Teroris
Karena dikejar, karuan anggota Polri itu lari ke ruang Intel dan Binmas Polsek setempat, sekaligus mengunci ruangan, dan dari dalam langsung meminta bantuan dengan menelepon Polres Hulu Sungai Selatan (HSS).
Melihat rombongan anggota polisi lainnya berdatangan ke lokasi, orang tak dikenal tersebut berbalik arah, melarikan diri dan bersembunyi ke ruangan unit Reskrim.
BACA JUGA : BNPT dan FKPT Kalsel Perkuat Pelibatan Masyarakat Cegah Terorisme
Namun, hingga bantuan dari Polres HSS datang, pelaku tidak mau menyerah, sehingga dilakukan tindakan. Pelaku sebelum menyerang masuk ke Mako Polsek Daha Selatan, terlebih dahulu sempat membakar mobil patroli.
Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol M Rifa’i, membenarkan kejadian penyerangan yang terjadi di Mako Polsek Daha Selatan, dan saat ini pihak Polda Kalsel sudah menurunkan Tim Inafis untuk mengidentifikasi Tempat Kejadian Perkara.
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2020/06/01/polda-kalsel-dalami-kasus-penyerangan-ke-mako-polsek-daha-selatan/  

Dimakamkan Secara Militer, Brigadir Leonardo Dikenal Suka Bergaul

BRIGADIR Leoardo Latupapua tewas bersimbah darah usai diserang orang tak dikenal saat piket di Markas Komando Polsek Daha Selatan, Senin (1/6/2020) dini hari, sekitar pukul 02.15 Wita.
PRIA penyerang yang diduga terlibat jaringan teroris itu membacok Brigadir Leonardo di ruangan SPKT Mapolsek Daha Selatan. Begitu mendengar keributan, rekannya Bripda Azmi bersama Kanit Intelijen Polsek Daha Selatan Brigadir Djoman Sahat Manik mendatangi rekannya.
Ternyata, orang itu dengan membabi buta juga menyerang anggota Polsek Daha Selatan lainnya dengan senjata tajam jenis samurai. Namun, berhasil lari ke ruang Intel dan Binmas Polsek Daha Selatan, hingga dikunci dari dalam.
Dua polisi ini kemudian meminta bantuan ke Polres Hulu Sungai Selatan (HSS) di Kandangan. Hingga, pelaku bersembunyi di Ruang Unit Reskrim Polsek Daha Selatan, hingga bantuan pun datang dari Polres HSS.
Akibat tak mau menyerah, polisi terpaksa melakukan tindakan tegas dengan menembak pelaku.
Camat Daha Selatan Nafarin mengaku selama ini mengenal korban, Brigadir Leonardo Latupapua merupakan sosok yang sangat mudah bergaul dengan masyarakat. Brigadir Leonardo tercatat tinggal di Desa Tumbukan Bayu, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten HSS.
“Saya sering mengobrol dengan almarhum. Untuk pelaku yang melakukan penyerangan, saya belum berani memberi keterangan. Sebab, kasus ini masih dalam proses penyelidikan pihak berwajib,” ucap Camat Daha Selatan, Nafarin saat dikontak jejakrekam.com, Senin (1/6/2020) malam.
Dijelaskan Nafarin, Brigadir Leonardo yang menjadi korban keganasan pelaku telah dimakamkan secara militer di pemakaman umum Desa Sungai Pinang, Kecamatan Daha Selatan, Senin (1/6/2020), sekitar pukul 15.30 Wita.
“Korban memiliki keluarga dan anak dua masih kecil kecil usia 7 tahun dan 4 tahun,” ucap Nafarin.
Dirinya pun turut mendampingi Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta dalam prosesi pemakaman secara militer untuk jenazah Brigadir Leonardo. Bahkan, berdasar instruksi Kapolri Jenderal Idham Aziz, diusulkan kenaikan pangkat luar biasa untuk Brigadir Leonardo.
“Kami tadi mengunjungi rumah duka. Saya informasikan juga, Kapolda Kalsel siap membantu biaya sekolah anak-anak korban yang masih kecil itu. Termasuk, korban juga dinaikkan pangkatnya,” ucapnya.
Usai kejadian penyerangan itu, pihak Polda Kalsel dan Polres HSS pun langsung menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan barang bukti. Sedangkan, pelaku yang terluka tembak langsung dievakuasi ke RSUD Hasan Basry Kandangan.
Sebelum menyerang Mapolsek Daha Selatan, pelaku juga terlebih dulu membakar mobil patroli polisi yang terparkir di halaman kantor polisi itu.
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2020/06/01/dimakamkan-secara-militer-brigadir-leonardo-dikenal-suka-bergaul/

Ada Surat Wasiat, Pengamat Intelijen Sebut Pelaku Penyerangan Mapolsek Daha Selatan Merupakan Jaringan ISIS

PENGAMAT intelijen, Surya Fermana menyebut pelaku penyerangan Markas Polsek Daha Selatan di wilayah hukum Polres Hulu Sungai Selatan pada Senin (1/6/2020), sekitar pukul 02.15 Wita, diduga kuat merupakan jaringan dari ISIS.
HAL ini berdasar barang bukti yang didapat pihak Polda Kalimantan Selatan di tempat kejadian perkara. Sebelum menewaskan anggota Polsek Daha Selatan yang tengah lagi piket malam, Kepala SPKT III Brigadir Leonardo Latupapua, pelaku juga membakar mobil patroli.
Hingga akhirnya, pelaku pun meregang nyawa usai ditembak petugas gabungan bantuan dari Polres HSS. Jenazah pelaku pun dievakuasi ke RSUD Hasan Basry di Kandangan.
Barang bukti yang berhasil diamankan di lokasi kejadian adalah sebilah pedang samurai berikut kompangnya, satu unit sepeda motor dan anak kunci. Hingga, berbendera hitam identitas ISIS berbentuk syal, satu lembar KTP, satu lembar surat wasiat hingga Alquran kecil.
Dalam surat wasiatnya di atas kertas tulis buku sekolah, pelaku berinisial AR ini mengutarakan isi hatinya. Ia juga menyebut pihak yang berseberangan sebagai thogut dan harus diperangi.
“Dari modus penyerangan ini, jelas ini merupakan bagian dari aksi teror jaringan ISIS. Apalagi, pimpinan ISIS sudah menyerukan kepada anggota dan simpatisan untuk melakukan teror di tengah pandemi Covid-19,” ucap Surya Fermana kepada jejakrekam.com, Senin (1/6/2020).
Ia mengutarakan sebelum melakukan penyerangan, pelaku sudah lama mengamati dan mengintai, hingga memetakan dan merencanakan secara matang aksinya.
“Berarti pelaku itu sudah beberapa kali mengamati Mapolsek Daha Selatan. Ia tahu betul, kapan penjagaan itu longgar, dan siapa yang berjaga. Apalagi, di tengah wabah Covid-19 ini, fokus masyarakat telah terkonsentasi soal ancaman kesehatan,” imbuh Surya.
Menurut dia, sel ISIS itu masih hidup dan tumbuh subur di tengah masyarakat Indonesia, tak terkecuali Kalimantan Selatan yang punya sejarah kuat terhadap gerakan semacam ini.
“Inilah pentingnya membangun kesadaran masyarakat khususnya di Kalsel, jangan menganggap enteng apalagi menilai hal sebuah rekayasa dari kejadian ini. Selama kita menganggap para teroris ini bukan musuh bersama, semakin subur mereka hidup di tengah kita,” kata lulusan Fakultas Filsafat Universitas Indonesia (UI) ini.
Menurut Surya, masyarakat harus menolak keberadaan para teroris dan jangan permisif, apalagi sampai mengatakan insiden penyerangan pelaku di Mapolsek Daha Selatan sebagai rekayasa aparat atau mengaitkannya dengan teori konspirasi.
“Jaringan ISIS itu masih hidup di Indonesia, termasuk di Kalsel. Kita harus waspada, apalagi mereka sudah membentuk sel-sel. Satu sel hilang, maka sel lainnya akan tumbuh. Berita penyerangan hingga gerakan aparat ini pun mereka amati dengan seksama,” kata Surya.
Menurut dia, semua pintu masuk jaringan teroris ISIS ini begitu mudah, karena Kalsel merupakan wilayah terbuka. Bahkan, Surya mengungkapkan jaringannya pun betebaran hingga ke provinsi tetangga, Kalteng.
“Inilah mengapa saya katakan pentingnya menggugah kesadaran masyarakat kita agar peduli dengan lingkungannya. Sikap masyarakat yang apatis apalagi bersimpatik dengan mereka, justru akan menyuburkan gerakan radikal dan teror semacam ini,” pungkasnya.
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2020/06/02/ada-surat-wasiat-pengamat-intelijen-sebut-pelaku-penyerangan-mapolsek-daha-selatan-merupakan-jaringan-isis/

Tangkal Radikalisme, Banjarmasin Bentuk Forum Kewaspadaan Dini Setiap Kecamatan

DERADIKALISASI melalui aktualisasi nilai-nilai kebangsaan menjadi topik diskusi menjelang bedug Maghrib yang dihelat organisasi sayap PDI Perjuangan, Taruna Merah Putih (TMP) Kalimantan Selatan di Antung Sari Resto, Jalan Sultan Adam, Banjarmasin, Jumat (25/5/2018).
DISKUSI ini makin menarik, ketika akar masalah terorisme dan radikalisme serta  mencari upaya dan solusi untuk memutus rantai gerakan ini dibahas segenap aktivis pemuda, akademisi dan elemen masyarakat lainnya.
Ketua TMP Kalsel, M Syaripuddin mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka mencari benang merah problem radikalisme dan terorisme yang marak terjadi akhir-akhir ini. “Apalagi, gerakan ini mulai menyasar kaula muda untuk ditanamkan ideologi radikal yang bertentangan dengan Pancasila. Kalimantan Selatan banyak gerakan  yang harus diwaspadai, karena ada kesenjangan ekonomi dan berpikir singkat untuk berjihad  mendapatkan tiket masuk surga,” kata Syaripuddin.
Anggota DPRD Tanah Bumbu ini memang mengakui porsi dan beban kerja pemerintah harus ekstra untuk menangkal gerakan-gerakan radikal.
Sementara itu, Wakil Walikota Hermansyah menuturkan Pemkot Banjarmasin mendukung dan mengapresiasi apa yang dilakukan TMP untuk mendiskusikan tentang terorisme dan radikalisme yang marak terjadi belakangan ini di Indonesia.
“Pemuda dan mahasiswa harus saling bersinergi untuk menangkal radikalisme dan terorisme. Jangan sampai merugikan kalangan masyarakat khususnya di Kota Banjarmasin,” ucap politisi PDIP ini.
Mantan anggota DPRD Kalsel ini berpesan agar selalu menjaga kebhinnekaan dan kerukunan antar umat beragama demi keutuhan NKRI  agar bisa membendung gerakan-gerakan yang mengancam kedaulatan bangsa Indonesia.
“Pemkot Banjarmasin sendiri telah membentuk Forum Kewaspadaan Dini di setiap kecamatan demi mendeteksi gerakan-gerakan yang berbahaya agar tidak merugikan masyarakat,” tandasnya
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2018/05/25/tangkal-radikalisme-banjarmasin-bentuk-forum-kewaspadaan-dini-setiap-kecamatan/ 

Lembaga Keagamaan Wadah Menangkal Paham Radikalisme

FORUM Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalsel menggelar sosialisasi penguatan aparatur dan masyarakat terhadap isu-isu radikalisme di Sinar Hotel, Pelaihari, Tanah Laut, dengan narasumber dari BIN, Noorhalis Majid, dan Ridhani Fidzi.
PERWAKILAN BIN menyatakan, radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara ekstrim atau drastis. Dimana, indikator radikalisme dari sikap dan tingkah laku, misalnya fanatisme yang sempit terhadap agama,
fanatisme berlebihan terhadap suatu ideologi, tidak mau hormat kepada bendera merah putih,
menolak menyanyikan lagu kebangsaan, tidak mengakui norma-norma universal yang berlaku, seperti hukum dan HAM,
mudah mengkafirkan kelompok yang tidak sejalan, menganggap toghut pemerintah atau aparat, sikap intoleransi di lingkungan masyarakat, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan rendah, serta keberadaan warga simpatisan igaras dan keberadaan napiter atau exnapiter.
Noorhalis Majid dalam pemaparannya mengatakan, radikalisme terbagi, yakni radikalisme statis dan radikalisme destruktif. “Di Kalimantan sudah mendapatkan nilai 55 potensi dari radikalisme itu sendiri,” ucapnya.
Sementara, DR Ridhani Fidzi mengatakan, lembaga keagamaan, seperti masjid, langgar, mushalla, majelis taklim, lembaga pendidikan Islam dan ormas Islam, seperti NU dan Muhammadiyah dapat berperan sebagai tempat berlangsung pengintegrasian nilai-nilai Islam dan iptek untuk menciptakan ulama intelektual dan intelektual ulama.
Serta, lanjutnya, sebagai tempat berlangsung pengintegrasian tiga  jenis ilmu: ilmu empiris (tajribi), rasional (burhani), dan illuminatif (irfani/ladunni).
“Serta menjadi jendela Islam dalam membuka wawasan kemodernan, dan keindonesiaan, tempat berlangsungnya kemampuan dasar manusia, seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih, mempertimbangkan segi moral/agama dalam melihat masalah, toleran, menjadi warga yang baik, berminat luas pada kehidupan, memiliki keterampilan khusus untuk bekerja, dan hidup dalam masyarakat global,” tuturnya.
Diungkapkannya, ada lima gagasan/kepercayaan berbahaya, yakni superioritas, ketidakadilan, kerentanan, ketidakpercayaan, dan ketidakberdayaan.
Tentang jihad, ia mengatakan, sebutan jihad sudah populer di kalangan umat Islam, bahkan dalam beberapa ayat terdapat perintah untuk berjihad. “Namun dalam memaknai kata jihad sering terdapat perbedaan indikasi dan makna jihad ini. Hal ini semakin jelas dengan adanya tindakan kekerasan yang dilakukan segelintir orang yang diakuinya sebagai jihad,” bebernya.
Diungkapkannya, organisasi Islam seperti NU dan Muhammadiyah menjadikan NKRI sebagai nation state dengan Pancasila dan demokrasinya adalah final.
Sementara masih ada ormas keagamaan lainnya yang menganggap NKRI secara sistem politik merupakan sistem yang kafir, meski tidak harus diperangi, tetapi didakwahi.
“Bahkan NII (Negara Islam Indonesia) dan Jama’ah Islamiyyah (JI) menganggap NKRI bukan saja sistem yang kafir, tapi harus diperangi, dimana pengusung dan pendukungnya halal darah dan hartanya,” ucapnya.
Berbeda, lanjutnya, dengan Muhammadiyah yang dalam Tanwirnya pada Juni 2012 di Bandung, yang menetapkan NKRI sebagai final. Menurut Muhammadiyah, Indonesia yang berdasar Pancasila merupakan negara perjanjian atau kesepakatan (Darul ‘Ahdi), negara kesaksian atau pembuktian (Darus Syahadah), dan negara yang aman dan damai (Darussalam).
Sementara, NU menerima NKRI berdasarkan keputusan Muktamar NU tahun 1935 di Banjarmasin, bahwa kawasan Hindia Belanda wajib dipertahankan secara agama dan juga Resolusi Jihad mempertahankan republik yang dikeluarkan PBNU pada 22 Oktober 1945.
“Mengutip Gus Dur: mendirikan negara Islam tidak wajib bagi kaum muslimin, tapi mendirikan masyarakat yang berpegang pada ajaran Islam adalah sesuatu yang wajib,” pungkasnya.
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2018/12/05/lembaga-keagamaan-wadah-menangkal-paham-radikalisme/

Galang Dana, 9 Kabupaten/Kota di Kalsel Rawan Dimasuki Kelompok Teroris

PROVINSI Kalimantan Selatan terbilang masih rawan untuk dimasuki kelompok teroris. Terutama, dari jaringan Negara Islam Indonesia (NII) atau Darul Islam, yang memasuki 9 daerah di Kalimantan Selatan. Paling rawan justru berada di Kabupaten Tabalong.
FAKTA ini diungkap Kepala Unit 3 Subdit 4 Direktorat Intelkam Polda Kalsel, Kompol I Wayan Suardiyasa dalam rapat koordinasi pencegahan terorisme dan radikalisme se-Kalsel di Hotel Aria Barito Banjarmasin, Selasa (9/7/2019).
“Dari data yang ada, 9 kabupaten dan kota di Kalsel masih tergolong rawan radikalisme dan terorisme. Terutama, Kabupaten Tabalong, karena salah satu pelaku teror yang tergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan tewas di Poso, Sulawesi Tengah, ternyata berasal dari kabupaten ini,” ucap I Wayan Suardiyasa.
Sementara, beber dia, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dijadikan tempat konsoliasi dan pencarian dana atau usaha dari para mantan narapidana (napi) terorisme. “Selanjutnya, di Kabupaten Tapin direncanakan akan dibangun cabang Ponpes Nguruki, Solo dengan pengajarnya didatangkan dari alumni pesantren ini,” tutur I Wayan Suardiyasa.
BACA : Polisi Amankan Satu Keluarga Terduga Teroris di Palangka Raya
Sementara, menurut dia, di Banjarmasin ditemukan foto simpatisan ISIS depan Masjid Sabilal Muhtadin, teror Duta Mall dan Polresta Banjarmasin, serta sebaran mantan anggota NII dan penyebaran buku tadzikirah karya Ustadz Abu Abu Baasyir.
“Begitupula, kerawanan juga terjadi di Banjarbaru, karena tersebarnya mantan anggota NII dengan melakukan penggalangan dana untuk dana operasionalnya. Termasuk, teror di Simpang Empat Banjarbaru serta penyebaran buku aqidah karangan Ustadz Aman Abdurrahman alias Oman Rochman alias Abu Sulaiman, pendiri Jamaah Ansharut Daulah (JAD),” tutur Suardiyasa.
BACA JUGA : Dua Terduga Teroris Masih DPO  
Menurut dia, di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) justru dijadikan tempat konsolidasi serta penggalangan dana. Sedangkan, di Kotabaru, justru ada keterlibatan dengan salah satu pelaku bom Bali 1, karena proses perakitan bom justru dilakukan di kabupaten tersebut.
“Sedangkan, daerah tetangganya, Kabupaten Tanah Bumbu dijadikan tempat transit dan pelarian para pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Poso, pengiriman logistik baik dana maupun barang serta sebaran mantan NII, alumni Ponpes Nguruki yang merupakan teman satu angkatan pelaku teror asal Kabupaten Tabalong. Ada pula para mantan napi teror dan kelompok radikal ini sudah masuk ke wilayah Asam-Asam, Angsana dan Batulicin,” beber Suardiyasa.
Masih menurut dia, penggalangan dana serta wadah berkumpul para militan radikal ini juga memilih di Kabupaten Banjar. Dengan begitu, kata Suardiyasa, Kalsel sebenarnya dijadikan tempat persembunyian dan jalur transportasi dan persinggahan.
BACA LAGI : Duta Damai Dunia Maya Perangi Penyebaran Paham Terorisme
Fakta ini terungkap usai para pelaku teror yang ditangkap di Kaltim pada Agustus 2018 dan di Kalteng, pada 10 Juni 2019 lalu, menyebutkan Kalsel sebagai daerah transit dan penggalangan dana. “Saat ini, dalam kasus terorisme di Kalteng telah dikembangkan, dan ditahan 34 orang yang merupakan anggota JAD. Bahkan, di Tanah Bumbu dan Kotabaru telah berdiri dan berkembang para militan yang berafiliasi dengan ISIS,” tuturnya.
Masi di Tanah Bumbu, Suardiyasa mengungkapkan ada salah seorang mantan napi teror dari Lapas Tangerang yang masih terlibat jaringan hacker Medan, telah berhasil meretas situs hingga menghasilkan uang Rp 500 juta. “Patut diwaspadai, saat ini tokoh NII menjadi pendakwah di masjid-masjid. Mereka melakukan pengajian dengan mengharuskan para jamaah untuk berbaiat,” tutur Suardiyasa.
BACA LAGI : Ketua FSKN Sultan Khairul Saleh Ingatkan Indonesia Tak Boleh Kalah dengan Teroris
Ia menerangkan bahkan pola semacam ini pernah ada di wilayah Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalsel serta di Kabupaten Banjar, karena ditengarai ada satu tokoh Jamaah Islam (JI) yang berkomunikasi intens dan klandestin dengan jaringannya di Kalteng.
Sedangkan, menurut Suardiyasa, jalur masuk terorisme atau kelompok radikal di Kalsel berbagai cara, di antaranya dengan masuk melalui paham yang tumbuh di masyarakat, sekolah atau lembaga pendidikan, dakwah agama, komunitas masyarakat serta melalui media sosial atau internet.
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2019/07/09/galang-dana-9-kabupaten-kota-di-kalsel-rawan-dimasuki-kelompok-teroris/

Sepakat untuk Bersama-sama Memerangi Terorisme dan Radikalisme

SELASA (9/7/2019) digelar rapat koordinasi pencegahan terorisme/radikalisme di Kalsel, di Hotel Aria Barito.
RAPAT ini dalam rangka cipta kondisi, kesiapsiagaan, dan keterlibatan pemerintah daerah dalam menagntisipasi gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, serta dalam rangka upaya diteksi dini dan kewaspadaan dini.
Kepala Kesbangpol Kalsel Adi Santoso mengatakan, elemen masyarakat di Kalsel harus ikut menutup ruang gerak terorisme dan radikalisme, dengan satu pemahaman menjaga persatuan dan kesatuan.
“Dalam rapat koordinasi ini kami mengundang beberapa elemen, seperti Forum Kerukunan Umat Beragama, organisasi masyarakat, mahasiswa, pelajar, forum kelurahan, forum kecamatan, serta Kesbangpol seluruh kabupaten dan kota se-Kalsel, sebab mereka yang mengetahui secara langsung di lingkungan masyarakatnya,” ujarnya.
Dalam rapat koordinasi ini, peserta membubuhkan tanda tangan dalam pernyataan sikap bersama, yang isinya menyadari bahwa radikalisme/ rerorisme merupakan musuh bersama yang sangat membahayakan NKRI, dan Bersama-sama tidak menganggap remeh ancaman radikalisme/terorisme, serta segera mengambil langkah-langkah nyata mencegah lingkungan masyarakat masing-masing tidak terpapar pengaruh sesat ideologi radikalisme/terorisme.
Serta, tidak membuat pernyataan yang bisa menyebabkan makin membesarnya semangat radikalisme/terorisme.
Gubernur Kalsel yang diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setdaprov Kalsel Fathurahman sangat mengapresiasi rapat koordinasi ini. “Rapat koordinasi ini tidak sebatas sebagai seremonial saja, tetapi bisa dikomunikasikan langsung di tengah masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam NKRI,” katanya.
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2019/07/09/sepakat-untuk-bersama-sama-memerangi-terorisme-dan-radikalisme/  

BNPT dan FKPT Kalsel Perkuat Pelibatan Masyarakat Cegah Terorisme

BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) menyelenggarakan diskusi terbatas pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di Swissbell Hotel Banjarmasin, Jumat (9/8/2019). Hadir perwakilan dari Polda Kalsel, Korem 101/Antasari, Kesbangpol, Dinas Pendidikan, organisasi kepemudaan.
KASUBDIT Pemberdayaan Masyarakat BNPT Andi Intang Dulung mengatakan, FKPT sudah ada di Kalsel sejak tahun 2012. Berbagai kegiatan sudah dilakukan. “Tinggal dievaluasi, apakah signifikan mampu mengurangi ancaman radikalisme dan terorisme. Daerah ini sangat aman, namun bukan berarti potensinya tidak ada. Karena itu, FKPT berfungsi mencegah dengan cara berkoordinasi dengan semua pihak,” katanya.
Adi Santoso, Kepala Kesbangpol Kalsel Adi Santoso menyampaikan soal koordinasi selama ini yang terjalin antara Kesbangpol dengan FKPT Kalsel, bahwa selama ini berjalan dengan baik. Kedepan diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi. Kegiatan kedepan bisa disederhanakan, tidak perlu di hotel, sehingga bisa melibatkan peserta lebih banyak lagi.
Mariatul Asiah, sekeretaris FKPT Kalsel, mewakili FKPT, memaparkan kegiatan yang sudah dilakukan sepanjang tahun 2018 dan 2019. Kegiatan dari berbagai bidang, dipaparkan satu persatu, termasuk kegiatan yang bersumber dari dana hibah Pemprov Kalsel.
Peserta yang lebih 30 orang, mengapresiasi yang sudah dilakukan FKPT Kalsel. Kerjasama dan pelibatan sudah sangat baik. Penting ditingkatkan dalam soal siber, karena anak muda lebih banyak menggunakan media online. Pelibatan facebooker, youtuber, dan lain-lain sudah menjadi suatu keharusan. Hanya dengan itu bisa mencegah perkembangan isu ini di dunia maya.
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2019/08/09/bnpt-dan-fkpt-kalsel-perkuat-pelibatan-masyarakat-cegah-terorisme/

Anggota Komisi I DPR RI Serukan Intelijen TNI-Polri Segera Bertindak

ANGGOTA Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha menyerukan agar jajaran Polri dan TNI segera meningkatkan kewaspadaan kemungkinan adanya simpatisan ISIS meniru aksi penyerangan yang terjadi di Mapolsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan, Senin (1/6/2020) dini hari.
“MESKI sampai saat ini, pihak kepolisian khususnya Polri maupun Polda Kalimantan Selatan mengumumkan hasil penyidikan atas modus pelaku penyerangan terhadap Mapolsek Daha Selatan, namun kewaspadaan harus dilakukan aparat Polri dan TNI,” ucap Syaifullah Tamliha kepada jejakrekam.com, Senin (1/6/2020).
Menurut dia, apa yang dilakukan pelaku yang diduga simpatisan ISIS di Mapolsek Daha Selatan bisa ditiru gaya dan cara melalui media sosial (medsos).
“Inilah mengapa sangat penting agar radikalisme di Kalimantan Selatan harus segera ditumpas agar tidak menjalar ke masyarakat lainnya,” ucap wakil rakyat asal Kalsel ini.
Ketua DPP PPP ini mengatakan pelibatan tokoh ulama sangat penting di Kalimantan Selatan, karena mayoritas penduduknya menganut agama Islam sehingga pesan yang diberikan kepada masyarakat bisa dicerna secara kaffah atau menyeluruh.
“Program deradikalisme hendaknya terus-menerus dilakukan, meskipun dalam suasana pandemi Covid-19,” ucap Syaifullah.
Anggota DPR RI bidang pertahanan, intelijen negara dan luar negeri ini mengatakan kewaspadaan TNI dan Polri mesti dilakukan. Sebab, menurut Syaifullah, kedua institusi negara ini mendapat tugas sebagaimana hasil revisi UU tentang Tindak Pidana Terorisme.
“Intelijen TNI dan Polri harus cepat bertindak sebelum terjadinya aksi teror kembali, usai kejadian di Mapolsek Daha Selatan ini,” cetusnya.
Syaifullah juga menyerukan agar para ulama dan tokoh masyarakat Kalsel agar terus membina warga Banua agar tidak terpapar paham radikalisme dan terorisme.
“Akan sangat berbahaya bagi Kalsel jika pemahaman agama yang dicerna masyarakat itu hanya sepotong-potong. Akhirnya, muncul kelompok radikal yang mengarah ke tindakan teror yang jelas meresahkan dan merugikan masyarakat,” tandasnya.
Anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha

Coba Tuan menipu jama'ah umroh, membohongi konsumen rumah islami, mengibuli para investor kebun pohon kurma atau berdusta atas nama arisan dan pinjaman syariat, atau sebar HOAX maka tak banyak orang akan menunjuk Tuan dengan jarinya seraya berkata: "Tuan telah menyalahi islam!"
Coba Tuan mendukung Jokowi atau Ahok, maka dengan mudahnya Tuan akan dituding sebagai orang munafik atau kafir (av - 2020).
Relevansi Ucapan Bung Karno
"Selamat Hari Lahir Pancasila"

(Salam Damai)
Ali Valentino
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R

Dia ngaku ulama, gak ngerti kasus sebenarnya, dan mengumbar cerita versinya sendiri untuk tujuan memprovokasi.
Apa namanya kalau bukan ulama hoax ?
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R

ITU KARENA....
Kerusuhan meluas di 25 negara bagian di Amerika, begitu sekilas saya lihat beritanya. Mengerikan melihat bagaimana negara sebesar dan se heterogen Amerika dicabik-cabik kerusuhan. Tentu saja pemicu kerusuhan itu adalah isu rasial, tapi yang tidak kalah menjadi penyebab adalah gelombang pengangguran, kebosanan masal dan perasaan tak berdaya saat Pandemi Covid 19 yang menimbulkan perasaan marah yang laten di bawah sadar masyarakatnya. Untung Indonesia juga segera menyadari situasi semacam ini, kalau tidak, bukan tidak mungkin kerusuhan yang sama hanya tinggal menunggu pemicunya saja.
Namun demikian, ada hal yang menarik saya amati terkait kerusuhan di Amerika ini.
Sekalipun tampak sekali ada gelombang kemarahan, kemuakan terhadap Trump, terhadap aparat dan terhadap pemerintah Amerika, tapi saya perhatikan tidak ada tuntutan untuk ganti sistem, robohkan rezim, atau bahkan tuntutan untuk referendum, dan juga gelombang pemberontak bersenjata berat yang membanjiri kota-kota dengan panji-panji kekerasan tersistematis, menuntut demokrasi liberal dg jurnalis-jurnalis asing yang menyiarkan segala berita absurd yang bahkan tak kuasa di klarifikasi oleh intitusi paling valid sejagat seperti Kompas, Tempo dan tentu saja Mafindo sebagaimana hal yang mungkin akan terjadi kalau peristiwa yang sama terjadi di salah satu negara timur tengah, atau hongkong dan Papua Indonesia misalnya.
Lama saya renungkan sebabnya, hingga saya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa tidak adanya tuntutan pemecah belah semacam itu adalah karena; " DI 25 NEGARA BAGIAN ITU DAN SEKITARNYA KAN ENGGAK ADA KEDUTAAN BESAR AMERIKA"
Khaerun Fajin Arif
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R

Indonesia masuk 5 negara terbaik didunia dalam hal economic outcome dan better public Health outcome dalam menghadapi pendemi COVID-19.
Fakta Jokowi hebat.
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R


PKI KADRUN
BERBUNGKUS PEMBELA ISLAM.

Lahir dgn nama Ahmad Aidit,
Lalu setelah dewasa berganti nama
menjadi Dipa Nusantara Aidit.( DN Aidit )

Siapa dia ?
Benar, dia lah pemimpin senior PKI,
seorang keturunan Arab dari seorang
Ayah yg bernama Abdullah Aidit. Lahir di Belitung 93 tahun yg lalu, namun banyak menghabiskan masa kecilnya di Agam Sumatera Barat.
What Sumatera Barat ?
Ya, wilayah dimana suara
Jokowi kalah telak di pilpres kemarin.
Lalu apa kaitannya
DN Aidit PKI dgn ocehan kadrun saat ini ?
Tentu sgt berkaitan ? Krn mrk menganggap bahwa orang orang PKI itu pasti non Muslim, Atheis, China & anti Arab.
Nyatanya ?
PKI itu sendiri adalah sempalan dari partai Sarekat Islam, tentu berbasiskan Islam pula.
Dan faktanya lagi, pendirinya
sendiri adlh keturunan Arab, yg Ayahnya sendiri adalah pendiri organisasi Nurul Islam yg berafiliasi dengan ormas Muhamadiyah.
Jadi, di manakah Atheis,
Anti Arab maupun anti Islam nya ?

Dan tuduhanmu bahwa
PKI bangkit lagi sdh bisa dimentahkan
oleh adanya TAP MPR no 25 tahun 1966, yg berfungsi mengunci rapat aliran komunis bangkit lagi.
Apalagi tuduhan mu bahwa PKI itu anti Arab ?
Bukankah pendiri PKI itu orang Arab juga ?
PKI sdh tdk relevan di era
kemajuan digital saat ini. Lihatlah Korea Utara itulah contoh nyata gagalnya idiologis ini.
Sedangkan Tiongkok hanya sloganya
saja yg komunis ? Namun pada prakteknya, liberalisasi malah getol diterapkan oleh mereka
So, baca dulu sejarah berdirinya partai
terlarang ini, baru berkomentar tentang mereka
Toh syariat khilafah yg kalian
perjuangkan itu juga sama2 produk gagalnya.
Andai produk idiologis itu berhasil,
tentu akan masih eksis hingga saat ini ?

Namun nyatanya ?
Semua ambyar tak tersisa,
gara gara penyalahgunaan jabatan & kekuasaan dgn mengatasnamakan Tuhan.
Jgn sekali2
Pembela org yg ngebet khilafah sbb disono Palestina mlh tumbuh subur PKI-nya ?
Krna ternyata PKI pun tumbuh pesat di sana.
Hayo...
*Kritis boleh, guoblookk jangan...!!!!*
https://id.m.wikipedia.org/wiki/D.N._Aidit
https://majalah.tempo.co/…/keluarga-besar-aiditsesudah-mala…
https://kaltimkece.id/…/jejak-pki-di-kaltim-dipimpin-bangsa…
Iwan Rasta Satu
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R

PARA PENJUAL AGAMA
Apapun yang dilakukan pemerintah akan selalu salah di mata kadrun.
Mereka memang kaum yang tidak tahu diri, tidak tahu malu dan tidak tahu terima kasih.
Padahal di kitab suci mereka Tuhan memerintahkan taatilah ulil amri (pemimpin) di antara kamu.
Tapi demi ambisi politik mereka menganggap ayat itu tidak ada. Mereka hanya akan pake ayat untuk mendukung kepentingan mereka.
Mereka bahkan korupsipun menggunakan kode ayat di kitab suci.
Saya bukan orang luar. Saya mantan kadrun yang sudah tobat bahkan murtad dari kemunafikan mereka.
Mereka berpedoman : fitnah & hoax adalah sebagian dari iman. Sampaikanlah walaupun satu hoax.
Alhamdulillah sekarang saya sudah dapat hidayah.
Tidak mau lagi jadi sampah peradaban.
Muhammad Zazuli
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R
 
BERGERAK ATAU MATI
Kondisi new normal itu bukan lagi pilihan, tapi sudah menjadi keharusan..
Para pengusaha yang mempekerjakan ratusan ribu karyawan di Indonesia, sudah mengibarkan bendera putih. Mereka bilang cuma bisa bertahan sampai Juni, kalau tidak, mereka terpaksa harus PHK besar-besaran bahkan mungkin harus menutup perusahaannya.
Dan kalau itu terjadi, maka dampak sosialnya akan dahsyat. Pengangguran bisa membawa api kerusuhan dan bisa menggoyang kestabilan negara.
Situasi inilah yang ditunggu para politikus busuk yang "sok pro rakyat" bahwa new normal adalah pembunuhan massal. Jika terjadi goncangan ekonomi, mereka juga yang akan ngompor2i untuk demo besar dan tujuan akhirnya menggoyang pemerintahan.
New normal adalah konsep menjalankan kembali kehidupan yang normal dgn gaya baru, gaya yang disesuaikan dgn keadaan. Yang biasanya kerja tanpa masker, harus pake masker. Yang biasanya berdesak2an harus jaga jarak.
Tapi intinya tetap, yaitu kembali kerja. Karena kalau kita tidak bergerak, kita mati sendiri.
Pilihannya memang sama2 tidak enak, antara kesehatan atau kelaparan. Memangnya Jokowi dgn senang mengambil keputusan itu ? Dia hanya mengambil keputusan yang buruk dari situasi yang paling buruk..
Bangsa kita sudah berkali-kali dihadapkan pada situasi paling sulit dalam perjalanannya. Tapi kita mampu beradaptasi, bertahan bahkan menyeimbangkan diri lagi.
Dulu saja tahun 98, ekonomi kita runtuh. Negara hampir jatuh. Tapi kita akhirnya mampu menyeimbangkan lagi meski awalnya tertatih.
Percaya dirilah, bahwa kita terlahir bukan sebagai bangsa cengeng. Yang terus sembunyi dan menangisi diri, dengan rasa ketakutan yang amat sangat. Kita bangsa petarung, yang mampu melewati badai seberapa besarnyapun ia mengurung.
Bergerak atau mati. Cuma itu pilihan yang ada, mau ambil yang mana ??
Denny Siregar
Sumber Utama :  https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R

KADROEN BERUK TERCYDUK
Entah apa yang merasukimu pak Tua ini. Tapi miris juga rakyat seperti ini, gegara kepentingan politik oleh elit oknum tertentu, akhirnya kakek2 seperti ini otaknya keracunan virus hoax.
Parahnya, virus hoax itu disebarkan lewat media sosial dan kemudian menginveksi netizen lainnya, terutama mereka yang punya kebencian sama membabibuta terhadap Jokowi.
Tampang-tampang manusia seperti ini sudah banyak bertebaran di media sosial. Mereka seperti gak ada kapoknya, mungkin karena keyakinannya bahwa sebar hoax adalah jalan menuju jihad?
Mereka para kadroen beruk ini rata2 tampang luarnya suka dibungkus pakai gamis dan sorban, tapi kelakuannya mirip Iblis dan Setan.
Makhluk model kadroen beruk memang tak perlu dikasihani, kalau bisa sisir di semua media sosial dan diviralkan agar cepat dikarantina sama aparat kepolisian.
Ketahuilah, bahwa virus hox dan kebencian yang dilakukam kadroen beruk ini jauh lebih berbahaya daripada virus corona.
Oh ya, ditunggu komentar para kadroen beruk lainnya yang ingin ngatain "rezim sedang kriminalisasi ulama".
Dan balas dengan ucapan, "Ulama matamu suwek!"
Yusuf Muhammad

FB Andy Black Swan :  Para Pembenci akan selalu mencari kesalahan orang yang dibencinya, dan para pecinta/pendukung akan selalu membela orang yg dicinta/didukungnya.
Betul kata Alm. Soekarno, perang tebesar dan tersulit adalah perang melawan saudara sebangsa tanah air.
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R
Jokowi Panggil Ganjar Pranowo ke Istana Bahas Percepatan ...
DUA PEMIMPIN YANG MENGINSPIRASI
Hari pertama masuk kerja setelah Idul Fitri kemarin, Presiden Jokowi langsung turun ke lapangan. Ia hendak mengetahui apakah sarana sosial kita sudah siap jika PSBB dibuka kembali. Jokowi mendatangi mall, stasiun kereta, dan tempat layanan publik.
Kita tahu, meski Covid19 belum bisa dipangkas seluruhnya, tapi hidup harus jalan terus. Istilahnya kita memasuki suasana hidup normal yang baru --new normal.
Hal yang sama dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Kemarin pria berambut putih ini sigap mengecek sekolah, terminal, perkantoran, sampai ke masjid. Selain ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat, Gubernur juga ingin memastikan virus tidak menyebar.
Ada dua hal disini : kesehatan harus dijaga, tapi ekonomi tidak boleh loyo. Kedua pemimpin itu ingin keduanya berjalan beriringan. Ekonomi bergerak, kesehatan tetap nomor satu.
Mungkin begitulah mestinya sikap seorang pemimpin. Ia tidak puas hanya ongkang-ongkang kaki menunggu laporan dari bawahan. Ia perlu melihat langsung kondisi riil masyarakat. ia harus terjun ikut menikmati denyut nafas rakyatnya.
Ada pemimpin bergaya manajer. Ia mengkoordinasikan jajarannya untuk menjalankan misi organisasi. Ada yang tipe bos, hanya mau terima laporan bawahan lalu sibuk konfrensi pers. Ada yang tipe kosmetik, tangannya gak mau kotor tetapi sibuk dengan pencitraan belaka.
Ada juga pemimpin yang inspiratif : ia menggerakkan orang. Sebab dia sendiri terjun langsung ke lapangan. Ia mengerti betul masalah yang terjadi. Dan, karena itu ia bisa mengambil terobosan-terobosan.
Type pemimpin inspiratif ini tidak segan untuk mengerjakan hal-hal remeh tetapi bermakna dalam. Saat sedang bersepeda, bertemu genangan air rob di Semarang yang bikin kemacetan, Ganjar langsung turun dari sepedanya. Ia membantu melancarkan arus lalu lintas. Setelah itu ia menelepon pejabat terkait, menanyakan penanganan rob yang bikin macet tersebut.
Walhasil, keesokan harinya rob sudah ditangani dengan baik. Jalanan tidak macet lagi.
Fadli Zon boleh nyinyir menyindir Ganjar yang katanya mengambil lahan tukang parkir. Tapi, yang tidak diketahui Fadli, saat Ganjar turun ikut mengatur lalu lintas, berapa banyak pejabat yang malu hatinya. Lalu mereka cepat-cepat ikutan turun memastikan semuanya beres.
Fadli menilai mengatur lalu lints hanya sekadar mengatur kendaraan. Tapi Ganjar bertindak jauh dari jangkauan Fadli. yang dia lakukan adalah memberi teguran kepada pejabat berwenang, memberi contoh sekaligus inspirasi bahwa masalah kecil di lapangan harus cepat diselesaikan.
Dan sebagai pimpinan publik, ia punya kewajiban melayani rakyatnya sampai hal yang sekecil itu.
Demikian juga saat Ganjar berkeliling Jawa Tengah, mendatangi asrama-asrama mahasiswa dari berbagai daerah sambil membawa sembako. Saat Covid19 ini, para mahasiswa perantau itu mendapat uluran tangan dari Gubernur Jateng.
Jangan dilihat sembakonya. Tapi lihatlah, langkah itu mampu menggerakkan masyarakat Jateng untuk saling tolong dan memperhatikan kebutuhan tetangganya. Didahului dengan langkah-langkah kecil, Ganjar menyebarkan inspirasi ke masyarakat bagaimana seharusnya bersikap dalam kondisi pendemi ini.
Bersamaan dengan itu, Ganjar memperkenalkan program Jogo Tonggo, atau jaga tetangga. Sebab kitalah yang paling mengetahui keadaan tetangga sebelah rumah kita. Bukan pejabat yang di ujung sana. Gerakan itu sukses menjadi modal masyarakat Jateng menghadapi pendemi ini.
Tidak seperti Jakarta atau Jawa Barat. Propinsi Jateng tidak menerapkan PSBB. Paling hanya di beberapa Kabupaten atau Kota saja.
Tapi Ganjar adalah Gubernur yang paling sibuk keliling, menemui warganya, bahkan via zoom, untuk memastikan virus tidak menyebar di wilayahnya. Ia mengedukasi, mencontohkan, mendekati orang dari hati ke hati. Ia
sekaligus menggerakkan.
Ketika kita siap-siap memasuki suasana new normal, pemimpin seperti Ganjar dan Jokowi memilih terjun langsung ke lapangan. Mengecek suasana kebathinan masyarakat. Mereka butuh informasi real, sebelumnya memutuskan bagaimana sebaiknya aturan new normal nanti dijalankan.
Indonesia butuh pemimpin yang menginspirasi. Pemimpin yang bisa dijadikan tauladan.
"Iya mas, Pak Jokowi dan Mas Ganjar itu pemimpin yang mampu jadi contoh. Fokus kerja dan menginspirasi. Bukan jenis pemimpin yang kebanyakan ngomong tapi kerjanya nol persen," celetuk Kumkum.
"Itupun, kerjanya nol persen masih butuh dinormalisasi lagi," katanya seraya terkekeh...
Eko Kunthadi
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/posts/3173032879427252?__tn__=K-R

Kebangkitan Orba atau PKI ?
Kalau baru-baru ini ramai isu PKI, itu tandanya antek2 orba sedang bergereliya ingin kembali berkuasa. Jangan heran, mereka banyak juga yang pakai topeng agama.
Jadi jangan heran kalau ada yang tiba-tiba bakar bendera Palu arit secara serentak. Lha wong mereka mbikin sendiri trus dibakar sendiri. Sampai sekarang kita juga gak tahu markas PKI ada dimana. Kalau markas Orba sudah jelas keberadaannya.
Yang perlu diwaspadai itu bukan hantu yang bernama PKI, tapi sel-sel para antek orba yang ingin berkuasa kembali merampok uang rakyat.
Sebagai bahan renungan, yang mendukung penguasa orba dan antek2nya saat ini pasti bangga melihat ‘prestasi’ junjungannya:


Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R

ULAMA ITU BERNAMA SYAFII MAARIF
Lelaki tua itu mendekati meja petugas dan bertanya “Masih lama saya antrinya?”. Sembari berjalan memeriksa lokasi chek up si pegawai menjawab “Masih pak, karena lagi banyaknya pasien,”.
Mungkin itu percakapan biasa di sebuah rumah sakit. Namun bayangkan jika sosok tua itu adalah Buya Ahmad Syafii Maarif, ketua umum PP Muhammadiyah 1997-2005, dan rumah sakit yang dimaksud adalah RS PKU Muhammadiyah, rumah sakit milik organisasi yang dulu pernah dipimpin oleh Buya Syafii.
Buya pun kembali duduk di deretan bangku antri pasien. Sama seperti kebanyakan pasien lainnya. Biasanya setiap jadwal chek-up rutin, Buya mengantri seorang diri.
Sosok berusia 85 tahun itu tidak menunjukkan wajah marah meski harus antri lama. Apalagi merasa harus diperlakukan istimewa. Justru Buya tak pernah mau diperlakukan lebih dan diprioritaskan.
Para pegawai RS PKU mungkin pernah ingin memberi akses terlebih dahulu ke Buya Syafii, dan para pasien lain tentu akan sangat memaklumi. Justru Buya-nya sendiri yang tidak mau diistimewakan seperti ini. Berkebalikan dengan layaknya kebanyakan elit dan para pejabat hari ini, senang dan minta untuk terus dilayani.
Bukan kali ini saja, sudah berulang kali di berbagai tempat, Buya Syafii membuat banyak orang terkagum-kagum. Pernah ‘tercyduk’ makan di angkringan, membeli sabun cucian di warung, berangkat ke acara seminar dengan mengayuh sepeda, naik kereta umum ke Istana Negara, hingga momen lain berbaur dengan rakyat jelata.
Semua itu menjadi biasa bagi Buya. Namun sangat tidak biasa di tengah situasi bangsa yang kerap kehilangan teladan dan kearifan. Para elit justru mempertontonkan kemewahan dan keserakahan di tengah kesengsaraan rakyat. Minta dilayani dan diperlakukan melangit, padahal konstribusinya untuk bangsa sungguh tidak seberapa
Seperti beliaulah contoh seorang Ulama.
Kelembutan yang dibawakan beliau bagaikan mutiara di tengah tumpukan sampah, dan kepada orang seperti beliaulah para pejabat negeri ini seharusnya banyak belajar.
Juga bagi sebagian orang yg mengaku dirinya sebagai ulama, tapi berperilaku kasar suka menghina, menghasut, memfitnah dan menebar berita2 bohong...
Salam hormat pak Buya Syafii Maarif.. Minal 'aidin walfa'izin. Ma'af lahir & bathin...
Wassalam... !!!
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/photos/a.796322787098285/3172486942815179/?type=3&theater
 
"DIAM ADALAH TRIK JOKOWI MEMBUNUH LAWAN - LAWAN'NYA"
Mayoritas pendukung Bapak Jokowi pasti terkesima dengan judul seperti ini.
Merasa terlalu yakin bahwa diamnya "Bapak Jokowi terhadap lawan-lawannya hanyalah trik membunuh".
Salah satu contoh yang paling menonjol belakangan ini adalah diamnya Bapak Jokowi terhadap Abas.
Beberapa pengamat/penulis bahkan berpendapat bahwa "riwayat politik Abas sudah tamat"
Semua mungkin...
Tapi perlu kita sadari bahwa soal Abas beda persoalan nya.
Saya pun tahu mayoritas pendukung Bapak Jokowi menganut jalan berfikir seperti judul diatas.
Tapi yang menjadi konsentrasi saya bukan soal "Trik Jokowi", melainkan soal "Konspirasi Politik Tingkat Tinggi" yang tidak banyak masyarakat tahu.
Boleh percaya, boleh tidak, posisi Bapak Jokowi saat ini tidak sedang baik-baik saja.
Ini tidak sebatas persoalan Abas, ini soal kekuatan Oligarki yang ada dibelakangnya.
Dampak Kepemimpinan Abas memang sangat buruk bagi masyarakat umum, itu pasti. Tapi para Mafia membutuhkan orang seperti Abas untuk memuluskan segala bisnis kotor mereka dan hanya Abas yang mampu bahkan tega melakukan itu, meskipun yang menjadi korbannya adalah rakyat sendiri.
Seperti apapun cara kita beropini, waktu'lah yang akan membuktikan semuanya secara pasti.
Dan saya berani taruhan, siapapun yang bakal Nyapres di tahun 2024 nanti, bisa jadi rival terberatnya adalah Abas.
Misi saya untuk menguburkan Abas dari peredaran informasi ga akan berpengaruh banyak, saya pun menyadari itu, namun intinya saya berusaha dan tidak diam.
Waktunya nanti, mata para pendukung Bapak Jokowi akan terbuka, bahwa Misi yang sedang saya jalankan ini benar...
"Bayangkan kamu sedang melihat seseorang terjatuh dari gedung tinggi. Kamu mungkin berteriak sekencang-kencangnya. Tapi plisss... Tolong percaya sama saya bahwa teriakanmu tidak akan membuat orang yang sedang jatuh itu tertarik kembali keatas. Dia pasti terhempas kebumi, itu hukum alam" !
Seperti ketika kamu percaya "Ahok sungguh-sungguh tidak bersalah", namun fakta hari ini Ahok tetap SAH sebagai "orang bersalah".
Seperti ketika kamu percaya bahwa "Bung Karno telah dilengserkan saja oleh Soeharto", namun fakta hari ini Soeharto tetap SAH sebagai "penyelamat Negara"
Apa yang saya maksutkan dengan mengibaratkan kasus-kasus diatas ?
Maksut saya adalah: "Jangankan suaramu, bahkan jantungmu kau congkil dan kau sobek-sobek, tetap saja apa yang telah didesain oleh kekuatan Oligarki, itulah yang akan berlaku !
Bapak Jokowi terlalu tulus mengabdi kepada Bangsa dan rakyat, saya pun tahu...
Beliau berniat merombak secara total "Sistem dan Bisnis Politik Pengelolaan Negara" yang sedang bejalan, yang dianggapnya salah. Hal itu dilakukannya demi keadilan sosial dan kesejahteraan hidup seluruh rakyat Indonesia.
Tentu saja niat tersebut sungguh mulia.
Tapi saya harus jujur bahwa langkah Bapak Jokowi diakhir periode pertama Kepemimpinannya hingga jalan periode kedua ini terlalu kasar sehingga menciderai tubuh Oligarki yang juga telah turut menopang kepemimpinannya diperiode pertama.
Oh andai pengelolaan Lahan HGU tidak diusik Jokowi...
Andai permintaan JK untuk tetap mendampingi beliau di periode kedua itu dikabulkan...
Andai sistem Impor Migas tidak diusik Jokowi...
Saya yakin Negara ini jauh lebih "aman"
Mestinya periode saat ini jauh lebih kuat ketimbang periode sebelumnya. Mengapa..?
Karena parlemen didominasi oleh koalisi Pemerintah !
Bahkan rival terberat Jokowi di 2014 dan 2019 yakni Prabowo telah menjadi bagian dari Kepemerintahan.
Namun apa yang kita saksikan sejauh periode kedua ini berjalan ?
Meskipun saya tetap percaya pada kemampuan dan bijaksananya seorang Jokowi, namun saya tidak bisa pungkiri bahwa periode kedua kepemimpinan Jokowi sangat rentan dan rapuh.
Bapak Jokowi nyaris hilang semaraknya dimata masyarakat yang tidak memahami apa persoalan sesungguhnya dibalik semua hiruk-pikuk dunia politik.
Tidak sesederhana yang kita bayangkan.....
Bapak Jokowi tersandera diantara kepentingan Politik dan rasa cintanya terhadap rakyat.
Beliau begitu mencintai dan ingin sekali berbuat sebanyak-banyaknya untuk kesejahteraan rakyat selama kesempatan dirinya menjabat sebagai Presiden RI, namun dari sisi yang tersembunyi dirinya diserbu oleh kepentingan.
Saya tahu ada campur tangan pihak internal Partai Pengusung juga, padahal Partai pengusung tersebut bisa melambung dan berjaya berkat nama Jokowi.
Jadi sampai disini kita bisa memahami kenapa diperiode pertama kepemimpinan Bapak Jokowi terasa lebih greget ketimbang periode saat ini.
Karena diperiode pertama ada kawan dan ada lawan, sedangkan diperiode saat ini kawan ikut-ikutan jadi lawan. Dan dia benar-benar tersandera !
Sedikit menelisik kebelakang....
Andaikata Jokowi berhasil dilengserkan diperiode yang lalu, apakah pernah terlintas difikiran anda bahwa Prabowo'lah yang akan naik menjadi Presiden RI menggantikan Jokowi ???
Kalo anda pernah berfikir seperti itu, maka saya ingin katakan bahwa anda keliru.
Pemikiran tersebut terlalu lugu dan lucu.
Dan saya ingin anda tahu saat ini bahwa andaikata Jokowi berhasil dilengserkan kala itu, maka yang berpotensi menjadi Presiden RI menggantikan Jokowi adalah Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla.
Itulah hukum pemindahan kekuasaan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia.
Beruntung Bapak Jokowi mampu menyatu eratkan POLRI dan TNI secara emosional dalam waktu singkat, meskipun belum sempurna.
Saya kira itulah konci keselamatan Negara saat itu dan Doa-doa kita juga.
Tubuh Oligarki memang berisi orang-orang Nasionalis, tapi mereka juga punya bisnis. Dan siapa yang rela jika sistem usahanya diusik ?
Bapak Jokowi perlu belajar "ilmu semut"
Oligarki itu seperti "Semut rangrang"
Dia akan menggigit dan menghambat anda agar tidak mendekati sarang/tempat segala aktifitas produksi dan reproduksi berlangsung.
Ketika anda ngotot menerobos hingga mencapai sarangnya kemudian mengobrak-abrik itu, apakah dia akan musnah ? TIDAK !!!
Besoknya anda akan melihat mereka telah merakit sarang lagi, dan bukan hanya satu. Itulah Oligarki.
Anda hanya bisa membasminya menggunakan semut juga, yakni semut hitam/ada yang menyebutnya semut gila.
Semut hitam ini saya ibaratkan "orang-orang kecil yang siap digigit bahkan siap mati"
Ketika anda melepaskan semut hitam diarea kekuasaan semut rangrang, semut hitam tersebut akan langsung disergap dan digigit hingga mati. Tapi beberapa detik kemudian jika anda perhatikan, semut rangrang itupun mabuk kemudian mati.
Jadi langkah Bapak Jokowi menerobos dan mengobrak-abrik itu baik. Niat tulusnya sungguh mulia yakni demi menegak'kan keadilan sosial dan kesejahteraan hidup seluruh rakyat Indonesia.
Tapi apakah langkah itu akan efektif ???
Saya yakin tidak !!!
Seperti semut rangrang mereka akan membangun sarang lagi, dan tidak hanya satu.
Yang saya sesalkan adalah, mereka telah mebangun sarang-sarang baru dibelakang Abas...
Kembali ke apa yang telah saya ketengahkan diatas bahwa tubuh Oligarki berisi orang-orang Nasionalis, tapi mereka juga punya bisnis dan tidak rela bisnisnya diusik.
Mereka tidak membutuhkan orang pintar dan hebat untuk memimpin Bangsa ini, mereka hanya butuh sosok yang bisa dikendalikan agar dapat memuluskan segala urusan bisnis mereka, tidak peduli rakyat yang dikorbankan "yang penting usaha saya mancur", begitulah prinsip mereka.
Dan hanya Abas yang mampu dan tega melakukan itu.
Sampai disini paham sayang....?
Salam Waras
Krisyanto Yen Oni

Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/posts/3167887943275079?__tn__=K-R

Re-post by MigoBerita / Selasa/02062020/11.29Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya