» » » » » Akankah Donald Trump kembali jadi Presiden Amerika ?!

Akankah Donald Trump kembali jadi Presiden Amerika ?!

Penulis By on Selasa, 28 Juli 2020 | No comments



Migo Berita - Banjarmasin - Akankah Donald Trump kembali jadi Presiden Amerika ?!
Kali ini Migo Berita akan menyajikan kumpulan artikel Berita dari Luar negeri, karena permasalahan dalam negeri mungkin sudah sering dibaca hingga perlu pembanding Berita, contohnya seperti :
Kenapa sih isu China sering digaungkan di Masyarakat Indonesia, apakah dikarenakan China adalah salah satu Raksasa Dunia yang muncul dengan sendirinya, apalagi dengan Hubungan yang makin Baik dengan Penentang Resmi atau Musuh Besar Amerika Sreikat seperti Republik Islam Iran.
Agar tidak terlalu bingung, silahkan dibaca hingga selesai ya , agar tidak gagal paham. Terimakasih

Trump Terjebak dalam Segitiga Corona, Unjuk Rasa, dan Insiden Kapal Induk AS


LiputanIslam.com-Di saat Donald Trump masih berkutat dengan dampak pandemi Corona, unjuk rasa antirasisme, dan kemerosotan ekonomi, insiden kebakaran atau ledakan di kapal induk USS Bonhomme Richard kian menambah kepelikan masalah yang dihadapinya, serta membuat masa depan politiknya dalam kekaburan.

Pemerintah AS, juga Trump sendiri, masih memilih bungkam terkait insiden di USS Bonhomme. Namun yang pasti, insiden ini adalah semacam peringatan terhadap Trump, bahwa “orang yang tinggal di rumah kaca seyogianya tidak melempari orang lain dengan batu.” Dalam pandangan Trump, pertahanan terbaik adalah menuding dan mengkambing hitamkan pihak lain. Namun dalam kasus insiden kebakaran Bonhomme, Trump menghadapi dilema besar.

Dalam situasi sekarang, jika Trump menghubungkan pelaku pembakaran atau peledakan Bonhomme ke pihak mancanegara, berarti praktis dia mengakui kelemahan dan ringkihnya keamanan ‘negara terkuat di dunia.’ Bila dia menyebut pelakunya adalah pihak domestik, ini berarti bahwa rapor kerjanya untuk rakyat AS selama 4 tahun terakhir adalah nol besar. Di waktu bersamaan, Trump masih harus menghadapi pilpres yang akan dilaksanakan 4 bulan mendatang. Ia mesti bergulat melawan rival dari Demokrat, yang hasil sejumlah jajak pendapat terbaru menunjukkan keunggulan atas dirinya.

Pandemi Corona telah membuat kelayakan manajemen Trump dipertanyakan. Perilaku ala Abad Tengahnya dalam menangani gelombang unjuk rasa juga menjadikannya sasaran hujatan. Dua hal ini, ditambah insiden kebakaran USS Bonhomme, telah membentuk Segitiga Ketidakbecusan Trump.

Trump dan timnya selalu bersikeras untuk mengesankan bahwa Poros Perlawanan adalah faktor ketidakamanan, setidaknya di Timteng. Kini, dalam situasi sekarang, apakah Trump siap mengumumkan secara resmi, bahwa klaim-klaim dia sebelum ini hanyalah dalih untuk kabur dari slogan-slogan kampanyenya terkait keluarnya AS dari Timteng? Apakah Trump bersedia mengorbankan prinsipnya untuk “mengedepankan ekonomi atas keamanan?” Jika dalang insiden di USS Bonhomme bisa diungkap, dengan bahasa apa Trump akan mengakui bahwa Tentara AS begitu ringkih dan mudah disusupi?                                             Pertanyaan-pertanyaan di atas, juga pertanyaan-pertanyaan lain, bukan hanya masalah yang dihadapi Gedung Putih saat ini, tapi juga mengungkap terjalnya jalan yang harus dilalui Trump dalam hari-hari mendatang hingga pilpres nanti. Tampaknya, dalam bulan-bulan mendatang, Trump harus menyiapkan diri untuk menghadapi serangan-serangan yang lebih keras. (af/alalam)                                                                                   blank         Sumber Berita : https://liputanislam.com/fokus/trump-terjebak-dalam-segitiga-corona-unjuk-rasa-dan-insiden-kapal-induk-as/

Jebolnya Dinding Blokade Venezuela

Oleh: Atilio A. Boron*

Kedatangan kapal tanker Iran Fortune ke kilang besar El Palito di Venezuela mengandung makna yang jauh lebih besar daripada jumlah bensin dan pasokan penting lainnya yang diangkut di kapal ini. Ada aspek lain yang jauh lebih penting. Saya ingin menunjukkan tiga aspek itu.

Pertama, kapal tanker itu berhasil menentang blokade AS yang menghambat kedatangan semua jenis produk — dari makanan, obat-obatan, onderdil kereta metro Caracas, hingga bahan bakar — ke Republik Bolivarian Venezuela yang diblokade dan diserang. Ini merupakan kemenangan besar bagi pemerintah Nicolás Maduro dan kekalahan besar bagi Gedung Putih. Kemenangan ini lebih terasa ketika kita mempertimbangkan bahwa kapal-kapal militer Armada Keempat AS berpatroli di Karibia selama beberapa bulan hingga sekarang, dan dapat dengan mudah mencegat kapal Iran ini, tapi tidak mereka lakukan.

Kedua, bahwa justru Republik Islam Iran yang berhasil mengatasi sanksi Washington. Iran adalah negara lain yang telah dikenai sanksi kejam Gedung Putih. Bahkan, AS membunuh salah satu tokoh utama pemerintah Iran, Jenderal Qasem Soleimani, pada awal tahun ini. Media internasional, yaitu kaki tangan AS dan terbiasa menutupi kejahatan negara itu, yang dengan berani mengabaikan pembunuhan perlahan Julian Assange di London, nyaris tidak mencatat fakta ini dan tidak memperlihatkan kecenderungan untuk mengungkapkan dan menganalisisnya.

Ketiga, masih harus dilihat apa yang akan terjadi dengan empat tanker lainnya yang sedang dalam perjalanan. Jelaslah bahwa pemerintahan Trump telah membalikkan sikap awalnya dan ancamannya tetap menjadi ancaman, sebuah bualan khas ala bos yang menganggap dirinya sebagai Mesias yang dipanggil untuk mengembalikan supremasi AS yang dipertahankan sejak jatuhnya Uni Soviet hingga serangan 11 September 2001. Seorang sosiopat yang bertanggung jawab atas 100.000 kematian rakyatnya sendiri karena campuran kesombongan dan ketidaktahuan yang telah ia tunjukkan dengan jelas, seperti saat ia memainkan strategi pemilunya saat berhadapan dengan pandemi COVID-19 yang dalam waktu kurang dari 6 bulan telah mengakibatkan resesi ekonomi yang lebih buruk daripada tahun 1930-an.

Namun, jelaslah bahwa kita belum mencapai akhir sejarah ini. Kita harus melihat apa yang terjadi dengan empat tanker lainnya. Tampaknya tidak mungkin bahwa Trump, yang dihantam oleh masalah domestik yang serius, akan memerintahkan kapal-kapal itu dihentikan, diserang, atau ditenggelamkan karena itu akan menjadi tindakan perang serius yang sarat dengan konsekuensi tak terduga yang akan merusak peluang kepemilihannya kembali pada 3 November mendatang. Survei pemilu AS yang paling dapat diandalkan menunjukkan bahwa Trump kekurangan 5 atau 6 poin di belakang lawannya Joe Biden. Semuanya menunjukkan bahwa kesenjangan ini akan meningkat ke tititik yang sama dengan memburuknya situasi internal AS. Masalah lain lagi, ancaman Trump telah ditanggapi dengan tegas oleh Teheran. Presiden Hassan Rouhani memperingatkan Washington bahwa Iran tidak akan diam jika ada “masalah” atas kapal tanker dalam perjalanan ke Venezuela. Lewat sebuah deklarasi yang luar biasa kuat, dia berkata, “Jika AS menciptakan masalah bagi kami di perairan Karibia atau di mana pun di dunia, kami akan membalas dan menciptakan masalah bagi mereka. Kami punya hak yang sah untuk mempertahankan integritas wilayah kami dan kepentingan nasional kami, dan kami berharap AS tidak membuat kesalahan. ”

Jelaslah bahwa pemerintah AS terus menuai kegagalan dalam kebijakan luar negerinya. Kedatangan kapal Fortune adalah satu lagi bukti dari banyak lainnya. Trump tidak berbasa-basi ketika menghina pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada 2017,  dan dua tahun kemudian ia akhirnya melintasi separuh dunia untuk bertemu dengan Kim di Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea.

Mengapa perubahan ini terjadi?

Noam Chomsky telah mengatakan ini ratusan kali: AS hanya menyerang negara-negara tak berdaya. Korea Utara bukan tidak berdaya, mereka telah mengembangkan kekuatan nuklir yang bahkan di bawah agresi AS, tetap bisa menghancurkan kota-kota besar Seoul (hanya berjarak 195 km) dan Tokyo (1.291 km). Venezuela, Kuba, dan Iran juga tidak termasuk dalam kategori negara tak berdaya. Karena alasan itu, mereka mampu melawan tekanan diplomatik, sanksi ekonomi, blokade, dan kampanye tercela dari para “cendekiawan munafik” seperti Vargas-Llosa dan ratusan wartawan Imperial di berbagai media massa raksasa, yang disebut-sebut “pers bebas” di benua kita.

Ketika Presiden Prancis dahulu, Nicolas Sarkozy, meyakinkan Muammar Gaddafi untuk tidak perlu merenovasi angkatan udaranya karena Libya dan Barat sudah menjadi “teman,” Gaddafi seakan-akan menandatangani surat kematiannya. Dia menerima saran dari pemimpin Prancis dan kepala Mafia Italia, Silvio Berlusconi. Maka ketika Washington memobilisasi NATO untuk memblokade ruang udara Libya pada tahun 2011, Gaddafi jatuh ke bawah kekuasaan para musuhnya yang menggulingkannya dan tidak hanya menangkapnya, tetapi juga menghukumnya dengan brutal, serta membunuh ketiga putranya. Gaddafi telah melucuti senjatanya sendiri. Venezuela, Kuba dan Iran tidak melakukan itu dan karenya, mereka tetap menjadi negara bebas, meskipun harus membayar harga selangit untuk harga diri mereka yang berani, yang telah melepaskan amarah Imperial.

Bukan saja mereka tidak melucuti senjata sendiri, tetapi juga mereka belajar dari sejarah semua revolusi. Mereka menciptakan milisi rakyat yang kuat — dalam kasus Venezuela, ada empat juta anggota milisi– yang namanya saja membawa kengerian bagi para penghasut perang AS ketika mereka mengingat kekalahan luar biasa dari Viet Cong selama Perang Vietnam. Kesimpulan pasti dari analisis ini harus menunggu beberapa hari sampai kita melihat apa yang terjadi dengan keempat kapal tanker lainnya. Salah satunya kapal bernama Forest sudah ada di perairan Venezuela. Kami akan kembali ke membicarakan hal ini segera setelah episode ini berakhir. (LiputanIslam.com)

*sosiolog asal Argentina

blank

Atilio A. Boron

Sumber Berita : https://liputanislam.com/analisis/jebolnya-dinding-blokade-venezuela/

Perjanjian Kontroversial Iran-China, Perlawanan Besar terhadap Arogansi AS

LiputanIslam.com –  Mengapa perjanjian strategis rahasia Iran-China meresahkan Rezim Zionis Israel? Apakah perjanjian itu adalah dalam rangka kerjasama intelijen militer, ataukah sebatas investasi 400 miliar dolar di bidang infrastruktur, ataukah untuk keduanya? Kemudian apa yang akan didapat oleh China dari Iran? Pangkalan militer?

Untuk mengetahui seberapa krusial perjanjian rahasia Iran-China itu, yang beberapa rinciannya telah diungkap oleh surat kabar AS New York Times, layak dicermati reaksi gusar Israel yang ditunjukkan oleh pakar militernya, Amir Yar Shalom. Dia menyebut perjanjian itu sebagai satu langkah menuju Timur Tengah baru yang akan mendobrak blokade AS terhadap Iran.

Perjanjian yang dijalin antara pemerintah China dan Iran tanpa gembar-gembor itu mencakup kemintraan ekonomi dan keamanan yang menyeluruh serta memungkinkan masuknya investasi China senilai lebih dari 400 miliar dolar di sektor infrastruktur, energi, jalur kereta api, pelabuhan, dan industri militer Iran. Sebagai imbalannya, Iran akan mendapatkan dari Iran suplai minyak murah dan teratur selama sekitar 25 tahun.  Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif bersama sejawatnya dari China, Wang Yi, adalah arsitek perjanjian ini. Saat menanggapi kritikan dalam negeri atas perjanjian ini, Zarif memastikan negaranya tidak akan pernah mengizinkan China menempati bagian manapun dari wilayah Iran barang sejengkap. Dia menepis rumor bahwa perjanjian ini memperkenankan China mendirikan pangkalan militer di Pulau Kish, Iran.

Perjanjian ini akan membuka Jalur Sutra dengan arus balik antara Iran dan China, berpotensi menyelamatkan industri minyak Iran, dan mengabaikan sanksi AS yang menyurutkan ekspor minyak Iran dari 3 juta barel menjadi kurang dari 100,000 barel per hari. China mengimpor minyak 10 juta barel minyak per hari untuk memenuhi kebutuhan industrinya, dan Iran dapat menyediakan 90 persen di antaranya dan meningkatkan volume produksinya secara bertahap menjadi lebih dari 8 juta barel per hari.

Beberapa poin penting dalam perjanjian ini telah diungkap beberapa hari lalu oleh media AS, termasuk mengenai kemitraan di bidang informasi intelijen, laporan dan pencitraan satelit, penyebaran jaringan seluler 5G untuk telekomunikasi, dan pembukaan pasar Iran untuk produk-produk perusahaan elektronik Cina Huawei.

Perjanjian ini mengusik dan bahkan sangat meresahkan Rezim Zionis Israel karena dapat mematahkan strategi AS yang selama ini menggunakan sanksi dan embargo ekonomi sebagai senjata untuk merongrong pemerintahan Iran dari dalam serta mendorong rakyat negara republik Islam ini untuk bangkit melawannya.

Perjanjian Teheran-Beijing itu merupakan reaksi terkeras China terhadap permusuhan dan perang dagang AS terhadap China. Sedangkan bagi Teheran, perjanjian ini akan menambah tekad tekadnya dalam upaya menyelamatkan ekonomi Iran sekaligus dalam memacu pengembangan industri militer melalui kerjasama dengan sebuah negara besar China yang memiliki segudang keahlian di bidang ini. (mm/raialyoum)  blank         Sumber Berita : https://liputanislam.com/fokus/perjanjian-kontroversial-iran-china-perlawanan-besar-terhadap-arogansi-as/

Tiruan Kapal Induknya Dihancurkan dalam Latihan Perang Iran, Begini Kecaman Militer AS

Washington, LiputanIslam.com – Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengecam latihan perang Iran yang digelar di sepanjang jalur perairan Teluk Persia dan Selat Hormuz, dan mengaku sedang memantau mereka dengan cermat.

Militer AS menyebut latihan perang Iran itu sebagai upaya “untuk mengintimidasi dan memaksa”, tanpa menjelaskan siapa yang hendak diintimidasi dan untuk apa.

“Kami menyadari latihan Iran, yang melibatkan serangan ke tiruan kapal yang mirip dengan kapal induk tak bergerak… Kami selalu waspada terhadap jenis perilaku yang tidak bertanggung jawab dan gegabah Iran di sekitar jalur perairan internasional yang sibuk”, ungkap Juru bicara Armada Kelima AS Rebecca Rebarich dalam sebuah wawancara dengan AFP.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) merudal dan meledakkan tiruan kapal induk USS Nimitz dalam latihan tempur bersandi “Nabi Besar ke-14”, Selasa (28/7/2020).

Rebarich juga menyebutkan bahwa meskipun latihan perang IRGC itu dilakukan di dekat jalur perairan utama regional, termasuk Selat Hormuz, yang dilintasi sebagian besar pengiriman minyak global namun operasi kapal-kapal komersial belum terganggu, dan operasi koalisi maritim internasionalpun juga tidak terpengaruh. AS mengkritik latihan perang Iran, padahal negara adidaya itu sendiri tak mengindahkan peringatan Teheran bahwa operasi maritim AS di kawasan Teluk Persia mengancam stabilitas kawasan. AS berdalih bahwa keberadaan militernya di Teluk Persia bertujuan menjaga keamanan perdagangan maritim, sementara Iran juga bersikukuh bahwa negara-negara regional sendiri dapat menjaga keamanan dengan lebih baik daripada koalisi yang dipimpin AS.(mm/raialyoum/amn)

blank

Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/tiruan-kapal-induknya-dihancurkan-dalam-latihan-perang-iran-begini-kecaman-militer-as/

CEO Tesla Mengaku Berada di Balik Kudeta Bolivia

Washington, LiputanIslam.com–CEO Tesla, Elon Musk, mengakui perannya dalam kudeta bulan November atau disebut juga “kudeta Lithium” untuk menggulingkan mantan Presiden Bolivia Evo Morales.

Pernyataan provokatif itu bermula ketika sang miliuner menyebut bahwa RUU pemerintah AS untuk mendorong ekonomi negara mungkin tidak sesuai dengan kepentingan rakyat Amerika sendiri.

Kemudian, seorang netizen membalas dengan cuitan: “Anda tahu apa yang tidak sesuai dengan kepentingan terbesar rakyat? [Itu adalah ketika] pemerintah AS merancang kudeta terhadap Evo Morales di Bolivia agar Anda bisa mengambil lithium di sana.” Musk pun membalas tudingan itu dengan cuitan: “Kami akan kudeta siapa pun yang kami inginkan! Terima saja.” Kemudian, ia mengklaim bahwa Tesla memperoleh lithium dari Australia.

Unggahan itu pun memancing berbagai kecaman di Twitter, meski sebagian netizen menganggapnya hanyalah lelucon buruk.

“Saya mengerti ini hanyalah lelucon, tapi lelucon yang buruk sekali. Orang-orang tak bersalah menderita ketika kudeta militer yang didukung AS terjadi. Anda menggampangkan penderitaan itu,” demikian isi dari salah satu cuitan netizen.

Mantan Presiden Bolivia, Evo Morales, mengundurkan diri pada November lalu setelah ada tudingan kecurangan pemilu. Dalam sebuah wawancara dengan RT, ia menyebut apa yang terjadi di Bolivia sebagai “kudeta” yang bertujuan untuk memasang pemimpin sayap kanan yang akan membuka cadangan lithium Bolivia untuk kapitalis. Sebelumnya, Bolivia menghentikan proyek lithium raksasa dengan perusahaan Jerman ACI Systems Alemania (ACISA). Meskipun benar bahwa Tesla memperoleh lithium dari Australia, perusahaan itu juga disebut-sebut sebagai salah satu klien ACISA.

Lithium merupakan komponen baterai yang digunakan dalam kendaraan Tesla. Sumber daya alam ini telah menjadi salah satu yang paling penting di dunia karena dibutuhkan untuk baterai mobil listrik, komputer, dan peralatan industri.

Pasca penggulingan Evo Morales, presiden sementara Bolivia Jeanine Añez mengumumkan rencananya untuk mengundang perusahaan multinasional ke Salar de Uyuni, dataran garam luas di Potosi, yang menyimpan lithium. Sementara itu, Menlu Karen Longaric yang tergabung dalam rezim kudeta, sempat menulis surat kepada Elon Musk pada 31 Maret lalu. Isi surat itu menyebutkan bahwa “perusahaan manapun yang dapat Anda berikan kepada negara kami akan disambut dengan penuh terima kasih.” (ra/rt/telesur) blank

Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/ceo-tesla-mengaku-berada-di-balik-kudeta-bolivia/

Survei Pilpres AS, Biden Menang 10 Poin dari Trump

Washington, LiputanIslam.com—Sebuah survei nasional pemilihan presiden AS menunjukkan capres Joe Biden menang 10 poin di atas Presiden AS Donald Trump.

Dalam survei CBS News/YouGov yang dirilis pada Minggu (26/7), 51 persen pemilih AS mengaku akan memilih Biden di pilpres pada November nanti. Sementara itu, 41 persen memilih Trump.

Survei itu juga menunjukkan bahwa empat persen pemilih belum memutuskan. Empat persen lainnya mengaku akan memilih orang lain atau kandidat ketiga.

Jajak pendapat ini diikuti oleh 2.008 respoden dewasa dari 21-24 Juli dengan margin kesalahan 2,5 poin persentase. Keunggulan Biden dalam survei nasional ini membuktikan sentimen anti-Trump yang meningkat di AS akibat krisis Covid-19, konflik ras, kebrutalan polisi, dan isu-isu lainnya. (ra/presstv) blank

Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/survei-pilpres-as-biden-menang-10-poin-dari-trump/

Trump Klaim Dekat dengan Rakyat Iran, Kemenlu Iran: Omong Kosong!

Teheran,LiputanIslam.com-Dalam jumpa pers mingguan, Jubir Kemenlu Iran menyampaikan pernyataan soal beberapa isu aktual, termasuk klaim Brian Hook bahwa Presiden Donald Trump dekat dengan rakyat Iran.

“Brian Hook terlalu banyak bicara, dan kebanyakan omong kosong. Saya tidak membuang-buang waktu orang lain untuk menjelaskan klaimnya, terutama ucapannya bahwa Trump berada di sisi rakyat Iran,”kata Abbas Mousavi.

“Sejak kapan Presiden AS berpihak kepada rakyat Iran? Apakah Tekanan Maksimum, yang menyebabkan kematian anak-anak yang sakit, adalah keberpihakan kepada rakyat Iran? Kami dan rakyat Iran tak akan memedulikan omongan ini. AS telah meneror pahlawan pemberantas terorisme (Qassem Soleimani) secara pengecut. Yang benar adalah, Presiden AS berhadapan dengan bangsa Iran,”tandasnya.

Terkait sikap Iran tentang kebijakan-kebijakan Partai Demokrat dan Pilpres AS mendatang, Mousavi menegaskan bahwa itu adalah masalah internal AS dan tak ada kaitan langsung dengan Iran.

“Iran selama 4 dekade telah mengetes semua Pemerintahan AS dengan berbagai kecenderungan politisnya. Bangsa Iran memiliki ingatan kuat dan telah paham bahwa Pemerintah AS, baik dari Republik atau Demokrat, selalu memusuhi Iran dalam berbagai level dan periode.”

“Tidak penting bagi Republik Islam Iran siapa yang akan berkuasa di AS dan apa kecenderungan politiknya. Iran tak berurusan dengan propaganda mereka saat kampanye. Kami hanya memandang perilaku mereka dan memberikan tanggapan sesuai kondisi,”tandas Mousavi. (af/tasnim)
blank

Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/trump-klaim-dekat-dengan-rakyat-iran-kemenlu-iran-bohong-besar/

Tegang, Hizbullah dan Israel Dilaporkan Terlibat Kontak Senjata Sengit


Beirut, LiputanIslam.com – Beberapa laporan beredar mengenai dugaan kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Libanon berusaha menyerang posisi tentara Zionis Israel di sekitar perbatasan Libanon-Israel.

Sebuah laporan dari Reuters menyebutkan bahwa sumber-sumber Lebanon yang ‘diberi tahu’ mengatakan bahwa Hizbullah melancar operasi serangan terhadap tentara Israel di daerah pertanian Shebaa, Libanon selatan, Senin (27/7/2020).

Laporan lain mengatakan bahwa Hizbullah menembakkan rudal anti-tank Kornet ke sebuah kendaraan militer Israel di Shebaa, yang lantas memicu respons dari militer Israel tak lama setelah serangan itu.

Sputnik melaporkan bahwa Hizbullah telah menyusup ke posisi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di kota Ghajar, ketika berusaha menyerang konvoi militer Israel.

Laporan Sputnik menyatakan bahwa para pejuang Hizbullah terlihat dan terlibat dalam kontak senjata sengit dengan pasukan Israel.

Saluran TV 12 milik Israel melaporkan bahwa telah terjadi kontak senjata tentara Israel dengan para pejuang Hizbullah di kawasan Jabal Al-Rouss, Libanon selatan.

Beredar pula video wartawan saluran TV 13 Israel terkejut dan segera merunduk ketika sedang meliput dan melaporkan keadaan di lapangan lalu terjadi suara ledakan yang disebut-sebut berasal dari artileri yang jatuh di lokasi sekitar.

Komentar Mantan Menhan Israel

Mantan Menhan Israel Avigdor Lieberman menyebut Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasralah sebagai sosok yang kata-katanya selalu menyebabkan ketegangan.

Ketua partai Yisrael Beiteinu itu mengatakan, “Sekjen Hizbullah Hassan Nasralah, sayang sekali, membuktikan bahwa baginya kata dibalas kata, mata dibalas mata, gigi dibalas gigi. Satu anggota Hizbullah terbunuh di Damaskus, semua wilayah utara (Israel) lumpuh”. (mm/amn/alalam)
blank

Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/tegang-hizbullah-dan-israel-dilaporkan-terlibat-kontak-senjata-sengit/

“Tentara Tak Terkalahkan” yang Dipecundangi Sebuah Statemen atau Kebungkaman

LiputanIslam.com-“Ular yang sudah digigit akan takut terhadap tali hitam dan putih.” Pepatah ini mengungkap takut dan horor yang mencekam hati Tentara Israel di perbatasan Lebanon pada malam lalu.

Laporan dan statistik yang dipublikasikan Tentara Israel berisi kepanikan dan fiksi, yang kemudian terbukti bahwa semua itu tak lebih dari khayalan dan merupakan akibat dari ketakutan berlebihan mereka.

Ada beberapa penafsiran yang bisa disimpulkan dari skenario hari Senin lalu. Semuanya mengarah kepada suatu fakta bahwa Tentara Israel, yang diakui sendiri oleh politisi dan media Rezim Zionis, telah menjadi bahan tertawaan.

Sejak awal, media-media Ibrani dan sebagian media Arab, yang tampaknya lebih Zionis dari orang-orang Zionis, mulai memublikasikan berbagai kabar, padahal baik Lebanon atau Hizbullah tidak mengeluarkan statemen atau kabar apa pun.

Yang menarik atensi adalah cuitan-cuitan Jubir Tentara Israel, Avichay Adraee. Dia bicara soal “penyusupan” sekelompok personel Hizbullah ke dalam wilayah Israel, namun bisa digagalkan oleh Tentara Zionis.

Hal menarik lainnya adalah kengototan media-media Arab dalam meliput berita ini. Al-Arabiya dan al-Hadath adalah dua stasiun televisi yang mengutip berita dari sumber Israel dan mengklaim bahwa “empat pejuang Hizbullah tewas dalam operasi tersebut”. Padahal, tak satu pun media cetak, televisi, atau radio Israel yang memublikasikan berita ini atau yang sejenisnya.

Lebih menarik dari itu, adalah manuver Tentara Israel selanjutnya. Setelah mengumumkan berakhirnya baku tembak khayalannya, Tentara Israel mencabut larangan mobilitas pemukim Yahudi di sekitar perbatasan Lebanon. Padahal, dalam konfrontasi-konfrontasi lalu, pencabutan larangan bepergian ini tidak pernah terjadi. Biasanya, para pemukim Yahudi diperintahkan untuk tetap bertahan di rumah atau bunker hingga beberapa jam usai kontak senjata berakhir.

Yang menggelikan adalah Tentara Israel langsung memintahkan para pemukim Yahudi untuk segera memulai aktifitas mereka. Tentara Israel menegaskan, rezim ini masih menghadapi banyak masalah. Hal ini memperkuat bahwa terjadinya “kontak senjata” di perbatasan Lebanon hanya rekaan semata.

Di antara semua ini, yang paling serius dan bisa dipercaya adalah kebungkaman Hizbullah hingga beberapa jam usai insiden. Padahal Rezim Zionis menanti-nanti dirilisnya statemen dari kelompok perlawanan tersebut. Ini menunjukkan bahwa penduduk dan media Israel, bahkan para politisi, tidak memercayai Pemerintahan Netanyahu. Mereka hanya menantikan fakta dari lidah Hizbullah sendiri.

Pernyataan mantan Menlu Israel, Avigdor Lieberman, adalah bukti atas hal ini. Dia berkata, sektor utara Israel keluar dari kendali akibat gugurnya seorang personel Hizbullah. Selain itu, media-media Zionis juga mengkritik sandiwara menggelikan yang digelar Tentara Israel.

Filsuf Romawi, Lucius Seneca, pernah mengatakan,”Ketakutan terhadap perang lebih buruk dari perang itu sendiri.” Ungkapan ini mendeskripsikan secara akurat kondisi Israel saat ini. Ini menunjukkan level tinggi kesiapan dan keunggulan Hizbullah dalam aspek psikologi dan propaganda. Keunggulan ini sama pentingnya dengan kemenangan di lapangan di hadapan Israel. Ketika sektor utara Israel lumpuh dan tak terkontrol saat menantikan sebuah statemen, bukan rudal, dari Hizbullah, ini sendiri merupakan sebuah kemenangan. (af/alalam)
blank

Sumber Berita : https://liputanislam.com/fokus/tentara-tak-terkalahkan-yang-dipecundangi-sebuah-statemen-atau-kebungkaman/

Arab Teluk dan Para Pejuang Palestina Dalam Sorotan Mata Elang Menteri Intelijen Israel

LiputanIslam.com – Menteri Intelijen Israel Eli Cohen menyatakan pihaknya meyakini bahwa pendekatan hubungan negara Zionis ini dengan dunia Arab akan terus menguat kuat dengan alasan bahwa persoalan Timur Tengah terus mengerucut pada apa yang disebutnya ancaman negara Republik Islam Iran.

Dalam wawancara dengan saluran i24news , Cohen yang juga pernah menjabat menteri ekonomi dan industri di masa pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya menambahkan bahwa banyak negara Arab tertarik kepada keterdepanan dan inovasi Israel di bidang teknologi tinggi.

Dia menjelaskan bahwa perkembangan ini terjadi terutama ketika signifikansi minyak dan gas menyusut, sementara signifikansi teknologi meningkat, sehingga Kerajaan Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan negara-negara lain tertarik untuk bekerjasama dengan Israel, dan ini lantas menjadi kepentingan kolektif.

Belakangan ini terjadi pertumbuhan pesat dalam hubungan antara Israel dan negara-negara Arab pesisir Teluk Persia, seperti terlihat antara lain dari kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Oman. Di negara kesultanan itu dia mengadakan pertemuan dengan Sultan Qaboos bin Said dan para pejabat Oman lainnya.

Kemudian, Rabi Amerika terkemuka Marc Schneier berharap Bahrain dapat menjadi lokomotif normalisasi hubungan negara-negara Arab Teluk dengan Israel. Menurut surat kabar Israel Jerusalem Post, Schneier menyebutkan adanya sikap positif Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa mengenai hubungan Arab dengan Israel.

Sementara itu, perusahaan penyiaran semi-resmi Israel KAN, atau saluran pertama TV Israel, belum lama ini menjadi tuan rumah sebuah acara talk show yang menghadirkan menteri Israel dari partai Likud tersebut sebagai narasumber diskusi mengenai perkembangan terbaru seputar konfrontasi Israel dengan faksi-faksi pejuang Palestina di Jalur Gaza.

Pada kesempatan itu dia  menyiratkan pengakuan Israel atas kemampuan para pejuang Palestina melawan pasukan Zionis yang selama ini disebut-sebut sebagai salah satu pasukan paling tangguh di dunia.

Saat menanggapi pertanyaan Diretur Utama Institut Studi Keamanan Nasional Israel (INSS) Udi Dekel, Cohen memastikan daya pencegahan Israel terkikis parah oleh kemampuan para pejuang Palestina. Dia menyebutkan bahwa peluncuran sekitar 500 roket pejuang Palestina ke wilayah selatan Israel dalam satu kurun waktu tertentu merupakan satu bukti nyata bahwa daya pencegahan Israel sudah kadaluarsa.

Selanjutnya, ketika ditanya tentang solusi yang dia usulkan untuk memulihkan daya pencegahan Israel terhadap perlawanan Palestina di Jalur Gaza, dia mengatakan bahwa solusinya yang terbaik adalah menghabisi semua pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza dan menghancurkan bangunan-bangunan yang menjadi tempat tinggal mereka. Menurutnya, operasi serangan yang terfokus sedemikian rupa akan menimbulkan efek jera bagi para pemimpin Hamas.

Jurnalis militer KAN Carmela Menashe yang ikut serta dalam talk show tersebut lantas menyoal opsi penghancuran bangunan tersebut, mengingat di bangunan itu banyak anak kecil dan orang-orang lain yang tak berdosa.

Menghadapi pertanyaan ini, Cohen bersembunyi di balik klaimnya bahwa Israel bukan saja memiliki kekuatan militer yang tangguh, melainkan juga mempunyai perangkat intelijen terkuat di dunia yang memungkinkan rezim Zionis untuk membunuhi para pemimpin Hamas tanpa perlu mengorbankan anak-anak kecil dan warga sipil lainnya.

Seakan tak banyak anak kecil Palestina yang menjadi korban berbagai aksi militer Israel selama ini, Cohen menekankan bahwa pemerintah Israel harus segera kembali menggulirkan misi pembunuhan secara terfokus. Dia menyoal, “Kapan negara Ibrani ini menerapkan pembunuhan secara terfokus? Sudah terlalu lama Tel Aviv menahan diri dari aksi yang akan berdampak positif bagi keamanan nasional negara Ibrani ini.” (mm/raialyoum)
blank

Sumber Berita : https://liputanislam.com/fokus/arab-teluk-dan-para-pejuang-palestina-dalam-sorotan-mata-elang-menteri-intelijen-israel/

CNN: AS Umumkan 2 Pangkalan Militernya di Timteng Siaga Tinggi Saat IRGC Latihan Perang

Baghdad, ARRAHMAHNEWS.COM Latihan perang dan simulasi pertempuran Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) di Selat Hormuz menyebabkan diumumkannya keadaan siaga di dua pangkalan AS di Timur Tengah. Sumber-sumber laporan pada hari Selasa, mengatakan bahwa dua pangkalan AS di Timur Tengah menyatakan keadaan dalam siaga maksimum, hingga memindahkan pasukan AS dan koalisi ke tempat penampungan.

CNN yang mengutip pejabat pertahanan, melaporkan bahwa dua pangkalan udara telah menyatakan keadaan “siaga” untuk “periode singkat” setelah indikator intelijen menunjukkan bahwa Iran telah meluncurkan rudal balistik.

Menurut laporan itu pangkalan Angkatan Udara al-Udeid di Qatar dan pangkalan Al-Dhafra di Emirat diperintahkan untuk berlindung di tempat penampungan ketika mereka mendengar alarm peringatan.

CNN melaporkan bahwa pasukan di dua pangkalan itu diminta untuk memasuki tempat perlindungan atau bangunan.

Pejabat Departemen Pertahanan mengatakan peringatan itu adalah tindakan pencegahan, meskipun tidak ada rudal yang diluncurkan ke daerah tersebut. Para pejabat mengatakan mereka menganalisis informasi yang relevan dalam hal ini.Satu jam sebelum itu, Angkatan Laut AS mengeluarkan pernyataan yang menanggapi tahap terakhir latihan angkatan laut dan rudal skala besar Iran.

“Kami mengetahui latihan Iran, yang mensimulasikan penargetan kapal induk di perairan Teluk Persia,” kata juru bicara Armada Kelima Angkatan Laut AS Rebecca Reparic kepada AFP.

“Kami menyadari latihan Iran dalam mensimulasikan kapal yang mirip dengan kapal induk,” tambah Rebecca Ribarric, juru bicara Armada Kelima, dalam sebuah pernyataan kepada AFP.

Di sisi lain, juru bicara Armada Kelima Amerika di Bahrain mengumumkan kepada Associated Press, “Kami tidak bermaksud memasuki konflik dengan Iran”. (ARN)

Sumber: FNA

CNN: AS Umumkan 2 Pangkalan Militernya di Timteng Siaga Tinggi Saat IRGC Latihan Perang
Militer AS Diungsikan

Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/07/29/cnn-as-umumkan-2-pangkalan-militernya-di-timteng-siaga-tinggi-saat-irgc-latihan-perang/

Re-post by Migo Berita / Rabu/29072020/11.12Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya