» » » » » » PKS dan GERINDRA "Tak Sengaja" bertemu Zionis Israel ??!!

PKS dan GERINDRA "Tak Sengaja" bertemu Zionis Israel ??!!

Penulis By on Senin, 22 November 2021 | No comments

Migo Berita - Banjarmasin - PKS dan GERINDRA "Tak Sengaja" bertemu Zionis Israel ??!! Lalu bagaimana publik Indonesia khususnya warga net +62 menanggapinya?? Baca terus hingga akhir artikel yang kita telah kumpulkan agar tidak gagal paham.

Akhirnya Penganut Paham Radikalisme Memangsa Tuannya Sendiri

Radikalisme dan kekerasan atas nama agama semakin berkembang di Indonesia, seingat saya gerakan radikalisme dan kekerasan atas nama agama ini mulai meningkat dan menunjukan tajinya mulai zaman SBY, dimana saat itu FPI mulai berani beraksi mengangangkangi kepolisian dengan merazia warung-warung dan tempat hiburan malam, terjadi penyerangan jamaah Ahmadiyah di Bogor dan umat Syiah di Sampang, Madura, serta banyak kasus kekerasan agama lainnya.

Berdasarkan catatan yang diterima LSI, era sebelum SBY terdapat 915 kasus kekerasan dengan rata-rata per tahun 150 kasus. Sementara, era pemerintahan SBY sejak 2005 hingga 2012 terdapat 1.483 kasus, atau rata-rata 210 kasus per tahun.

Selain LSI, Komite untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (KontraS) juga mencatat hal serupa. Selama tujuh tahun pemerintahan SBY, terdapat peningkatan kekerasan yang dialami kelompok rentan dengan kekerasan.

Kenapa radikalisme dan kekerasan agama berkembang saat itu?

Sebenarnya jawabannya simple, karena tidak ada tindakan tegas dari pemerintah saat itu atau memang sengaja penganut faham radikalisme ini dipelihara. Tujuannya? Jelas untuk kepentingan sekelompok elite politik, seperti yang terjadi di Amerika dan Negara-Negara eropa yang menganut faham sekuler, bagaimana banyak negara Eropa membuka keran imigrasi bagi pengungsi yang berasal dari negara konflik Timur Tengah.

Namun di sini saya tidak akan membahas Amerika dan Eropa, namun saya akan membahas bahwa memanfaatkan kaum radikal untuk kepentingan politik itu ibarat memelihara macan yang siap memangsa tuannya sendiri ketika besar nanti. Tercatat di tahun 2019 ini, dua partai Nasionalis memelihara kaum radikal demi kepentingan Pemilihan Umum, Gerindra dan Demokrat adalah dua partai tersebut. Sudah bukan rahasia lagi jika gerindra sejak 2014 sangat bersahabat dengan PKS yang merupakan jelmaan organisasi terlarang mesir "Ikhwanul Muslimin" di Indonesia, dan Demokrat yang membiarkan gerakan radikal berkembang sejak era SBY.

Bagi Gerindra mungkin tidak terlalu masalah karena ketua Partai mereka sedang mencalonkan diri menjadi Presiden, namun jelas bagi Demokrat hal tersebut sangat merugikan bagi Partai dan Kader dari partai demokrat. Apa saja kerugian dua partai tersebut karena berkolaborasi dengan penganut faham radikal pada Pemilihan Umum 2019 ini?

A. Bagi gerindra kerugian pertama adalah kerugian material, dari awal saja Sandiaga Uno sudah kehilangan banyak sahamnya untuk membagikan "Kardus" kepada partai PKS dan penganut faham radikal untuk seluruh kegiatan kampanye. Kedua, suara Gerindra yang banyak diprediksi di atas 20% akhirnya digerogoti PKS, sementara PKS yang banyak diprediksi tidak lolos Parlemen malah meningkat suaranya, terbanyak peningkatannya kedua setelah partai NASDEM.

Hal tersebut karena penganut faham radikal tentu saja tidak bodoh, mereka tahu sedang dimanfaatkan Gerindra untuk mendulang suara, sedang mereka tahu kalau Gerindra sejatinya adalah partai Nasionalis, ditambah Prabowo sendiri menegaskan kalau dirinya Pancasilais pada debat Pilpres ke-4. Sedangkan PKS sudah jelas-jelas partai Islam yang didalamnya banyak penganut faham radikal, tentu saja PKS jadi pilihan penganut faham radikal, apalagi dalam setiap acara kampanye 02 seperti Ijtima Ulama, kader-kader dan pentolan PKS jauh lebih sering tampil daripada kader-kader Gerindra.

Kerugian menjadi sempurna saat akhirnya Prabowo kalah dalam pemilihan Presiden saat ini, namun entah bodoh atau menutup mata, tampaknya Prabowo masih sangat mudah dikendalikan oleh penganut faham radikal.

B. Efek bagi Demokrat ternyata jauh lebih buruk, tercatat Demokrat adalah salah satu partai yang penurunannya tajam pada Pemilihan Umum kali ini, beberapa kader yang membela Prabowo mati-matian seperti Jansen dan "si kolor merah" berpotensi tidak lolos Parlemen. Jelas saja karena sekeras apapun kerja mereka, maka bagi penganut faham radikal haram bagi mereka untuk memilih yang tidak se-aliran. Ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi partai Demokrat yang memelihara penganut faham radikal sejak lama, buah yang mereka petik ternyata begitu pahit bagi Demokrat.

Hal ini patut menjadi perhatian kita semua, khususnya pemerintahan Joko Widodo kedepannya, semoga pemerintahan berikutnya bisa bertindak tegas dan mencegah tumbuhnya faham radikalisme di Indonesia (pembubaran HTI hanya langkah awal).

Karena memelihara mereka sama saja dengan kita memasukan "Kuda Troya" ke dalam negara kita, yang siap kapan saja menghancurkan negara kita saat lengah. Cukup negara Timur Tengah saja yang merasakan keganasan mereka. Beruntung masa tenang kampanye Jokowi bertemu Raja Salman yang memang pengalaman dalam membantai organisasi terlarang seperti HTI, IM di negaranya, semoga pak Jokowi belajar dari Raja Salman bagaimana membantai organisasi terlarang dengan baik dan benar. 

Akhirnya Penganut Paham Radikalisme Memangsa Tuannya Sendiri

Sumber Utama : https://seword.com/politik/akhirnya-penganut-faham-radikalisme-memangsa-tuannya-sendiri-HEXYlYMgU

(Sapi VS Kuda) Tidak Sengaja Bertemu Perwakilan Israel, Prabowo Dikecam Tifatul PKS

Saat Revolusi Iran, Khomeini didukung oleh komunis di sana untuk menggulingkan pemerintahan Syah Fahlevi. Para komunis ini berfikir kalau Khomeini bisa dimanfaatkan untuk meraih kekuasaan. Tapi apa yang terjadi? Ketika pemerintahan Syah Fahlevi berhasil diturunkan, komunis inilah yang pertama dibantai habis oleh Khomeini yang kemudian menjadi penguasa di sana.

Prinsip Enemy My Enemy Is My Friend inilah yang dimanfaatkan oleh orang-orang haus kekuasaan, para liberal, dan SJW di sini untuk menjatuhkan pemerintahan Jokowi. Mereka bekerjasama dengan para radikalis karena isu agama dianggap efektif untuk menjatuhkan Jokowi.

Mereka tidak sadar sedang memelihara anak macan, yang suatu saat akan menerkam mereka ketika sudah besar. Gerindra dan Demokrat sebenarnya kalau mereka sadar, mereka sudah merasakan kerugian bekerjasama dengan barisan radikal pada tahun 2019. Walaupun saat itu masih sebatas kehilangan suara, bukan kerugian secara fisik. 

Penulis pernah membuat artikelnya, artikel ini yang penulis rasa salah satu artikel terbaik yang pernah penulis tulis di seword ini (karena dibuat dengan serius). Penulis menulis saat awal gabung dengan seword, berikut linknya :

https://seword.com/politik/akhirnya-penganut-faham-radikalisme-memangsa-tuannya-sendiri-HEXYlYMgU

Tapi namanya manusia, kalau pedang belum menempel dileher atau bom belum meleduk, kebanyakan belum kapok. Apalagi orang yang terobsesi menjadi presiden seperti Prabowo. Mereka masih saja merangkul barisan radikal lewat beberapa kadernya seperti Fadly Zon, Ahmad Dhani dan beberapa orang lainnya.

Kejadian baru-baru ini sebenarnya kalau Prabowo bijak, dia harusnya sadar betapa bahayanya bekerjasama dengan barisan radikal, termasuk partai SAPI PKS. Prabowo dikecam karena terlihat dalam satu foto non formal, dia mengobrol dengan perwakilan Israel saat kunjungannya ke Bahrain.

Jadi ceritanya Prabowo berkunjung ke Bahrain, kebetulan di sana ada perwakilan Israel. Bahrain termasuk Turki yang dipuja-puja PKS, adalah negara yang melakukan hubungan diplomasi dengan Israel.

Ya gimana? cuma kebetulan ketemu di forum resmi diajak ngomong bagaimana etikanya? Apa PKS maunya pakai etika padang gurun pasir, disapa tidak menoleh pura pura tutup mata, jalan lurus nabrak tembok pun no problem? Seperti Sengkuni saat berkunjung ke istana dan menolak disalami Jokowi?

Bikin malu kalau PKS berkuasa, bisa jadi norak nanti diplomatik indonesia. 

Tapi Tifatul PKS tidak berfikir ke sana, dia langsung mempolitisi kejadian yang dialami Prabowo tersebut. Ini kalau penulis jadi Prabowo, supply kardus ke PKS akan penulis stop. Dilansir suara.com Tifatul berkata :

"HATI-HATI dikadalin. Normalisasi dengan Israel = Mengakui negara Israel, artinya menyetujui status penjajahan Israel atas Palestina. Setuju penjajah, artinya melawan Pembukaan UUD 1945," kata Tifatul di akun twitternya dikutip Suara.com

Komentar penulis : justru seharusnya Prabowo yang hati-hati dengan PKS. Jangan mau diperalat dan dijadikan sapi perah. Korupsi SAPI saja pernah, apalagi cuma menjadikan Prabowo SAPI perah. Kardus habis tapi pemilu ga pernah menang karena PKS bawa sial.

Lalu dimana logikanya mengakui Israel artinya menyetujui penjajahan Israel atas Palestina? PKS mengakui adanya setan apa otomatis setuju kelakuan setan? Pantes perilaku kaya setan, main fitnah sana sini dan menghalalkan segala cara.

Lalu bagaimana dengan Turki yang presidennya dipuji-puji oleh cyber army PKS dan Kadrun? Mereka menjalin hubungan diplomasi dengan Israel loh, kenapa PKS ga protes? Inilah fungsinya internet cepat buat apa, biar ga jadi bego seperti Tifatul yang hobinya follow akun Toket Queen ini.

Kesimpulan : sampai sini penulis tidak berharap orang seperti Prabowo akan mengerti bahayanya merangkul barisan radikal, penulis juga tidak berniat membela Prabowo.

Malah di sini penulis mengkritik kebodohan Prabowo yang merangkul para radikalis lewat beberapa kadernya, sambil menunjukan cara bodoh PKS yang berusaha menyerang donatur kardus mereka sendiri.

Kalau sampai Prabowo hingga saat ini belum menyadari bahayanya bekerjasama dengan radikalis seperti kader-kader PKS, maka benar-benar nafsu berkuasa sudah membuat beliau kehilangan logika dan akal sehat.

Maka sangat wajar orang-orang seperti Fadli Zon dan Ahmad Dhani masih dipelihara oleh beliau. Lewat politik dua kaki, demi merangkul barisan radikal dan barisan nasionalis. Penulis percaya barisan nasionalis sudah memahami politik Prabowo ini dan sebisa mungkin menghindari memilih Prabowo menjadi Presiden jika masih merangkul barisan radikal.

(Sapi VS Kuda) Tidak Sengaja Bertemu Perwakilan Israel, Prabowo Dikecam Tifatul PKS

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sapi-vs-kuda-tidak-sengaja-bertemu-perwakilan-gbTPEVYV7f

Terbukti! Gus Dur 2007: MUI Bodoh, Penyebab Munculnya Radikalis

Sebelumnya mari sedikit bicara soal "Cacing kepanasan dan ketakutan" versi Ketua Umum MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar yang ditujukan kepada para pengkritiknya. Nanti akan ketahuan siapa yang cacing kepanasan dan ketakutan?

Wacana MUI DKI Jakarta yang mau membentuk Cyber Army memang terus memanas di tengah masyarakat. Sang Ketua Umum MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar pihak yang paling diserang habis-habisan oleh tokoh publik, politisi dan masyarakat. Karena ia pihak yang mewacanakan.

Atas serangan tersebut, Ketua Umum MUI DKI KH Munahar Muchtar membantah membentuk 'cyber army' untuk tujuan politik. Dia bingung wacana pembentukan tim siber itu bikin sejumlah pihak ketakutan. Berikut pernyataannya:

"Saya kadang-kadang suka bingung, kami baru mau membentuk, baru rencana saja, kok sudah kayak cacing kepanasan, pada ketakutan," ujar Munahar di Jakarta Islamic Center (JIC) Jakarta Utara, seperti dikutip dari Antara, Senin (22/11/2021).

"Padahal kami tidak ke sana (berpolitik) arahnya, sekali lagi, ini bukan dalam rangka sekadar mengangkat Pak Anies (Baswedan)," imbuhnya.

Munahar membantah tim siber MUI DKI dibentuk untuk mempopulerkan karir politik seseorang. Meski bermitra dengan Pemprov DKI, dia menegaskan kepentingan MUI DKI untuk kemaslahatan warga Jakarta.

"Kalau nanti ada tokoh-tokoh lain di Jakarta yang punya program bagus, punya kebijakan bagus untuk kemaslahatan warga Jakarta, kemajuan Jakarta ke depan, kenapa kami tidak mendukung? Jadi bukan karena satu tokoh saja, begitu," kata Munahar.

Pernyataan-pernyataan yang seolah masyarakat tidak bisa menangkap maksud dan tujuannya saja. Tak perlu beralasan panjang kali lebar pun publik sudah dapat menilai maksud dan tujuan pembentukan Cyber Army alias buzzerRp MUI DKI Jakarta itu untuk Anies Baswedan.

Sudah berulangkali yang bersangkutan sebelumnya mengatakan tujuan dibentuknya Cyber Army untuk menangkal berita hoax dan mengangkat hal positif dari Anies Baswedan dan diikuti dengan pernyataannya yang menyanjung setinggi langit Anies sebagai pahlawan dunia. Rekam jejak digitalnya pun ada.

Lalu dengan entengnya sekarang berkata pembentukan Cyber Army bukan bermaksud untuk politik dan mengangkat seseorang? Ini jelas membuat kita yang waras tertawa terbahak. Nampak tidak sesuai dengan jabatan dan title yang disematkan kepadanya.

Maka saya jadi ingat apa kata Almarhum Gus Dur pada tahun 2007 ketika ditanyakan tentang MUI, Gus Dur mengatakan dengan santai, "MUI itu tak ada orang pintar, semuanya orang bodo-bodo", kata Gus Dur. Bahkan lebih lanjut Gus Dur mengatakan MUI itu penyebab munculnya radikalisme dan fundamentalisme.

Pernyataan Gus Dur pada tahun 2007 tersebut bisa dicek di sini. Seolah Gus Dur bisa memberi gambaran di masa depan. Faktanya Densus 88 pada akhirnya mengungkap dan menangkap salah satu anggotanya yang terduga teroris yaitu Ahmad An Najah.

Maka jika kita hubungkan dengan pernyataan Ketua MUI DKI Jakarta akan terlihat siapa sebenarnya yang seperti cacing kepanasan? Dan siapa pula yang ketakutan?

Dengan mewacanakan Cyber Army itu saja Ketua MUI DKI Jakarta jika yang bersangkutanlah yang sedang kepanasan dan ketakutan luar biasa. Pasalnya dengan ditangkapnya Ahmad An Najah dan Farid Okbah semua dengan sangat terang benderang mengarah ke MUI dan Anies Baswedan.

Ahmad An Najah orang MUI sedang Farid Okbah diketahui teman akrab Anies. Klop! Bagaimana sesederhana itu bukan? Maka Munahar dengan caranya lantas lakukan blunder wacanakan bentuk Cyber Army tangkal hoax untuk Ulama-Anies.

Mengapa Ketua MUI DKI Jakarta Munahar lakukan blunder? Ya ingat saja persis apa kata Almarhum Gus Dur di tahun 2007 tadi. Katanya, "Orang MUI tak ada yang pintar semua bodo-bodo". Terjawab oleh jaman bukan?

Dan tak hanya Gus Dur bahkan setelah itu sekitar tahun 2015 Gus Mus juga memberikan pernyataan yang menohok, "MUI itu makhluk apa?," Gus Mus pun menyebut jika MUI itu adalah bikinan Pak Harto untuk langgengkan kekuasaan.

Melalui MUI Pak Harto bisa memonitor seluruh kegiatan yang terkait dengan sepak terjang agama Islam kala itu. Oleh karenanya MUI ditempati anggota dari berbagai ormas Islam.

Nah, pada perjalanannya MUI yang tak jelas spesiesnya ini kemudian disusupi ormas yang berhaluan keras dan akhirnya melahirkan Ahmad An Najah dan kawan-kawannya.

Jadi kesimpulannya MUI tak hanya sebagai penyebab munculnya paham radikalisme dan fundamentalisme seperti kata Gus Dur tapi juga sebagai pintu gerbangnya. Pintu gerbang dimensi mimpi para teroris.

Demikian, salam

Terbukti! Gus Dur 2007: MUI Bodoh, Penyebab Munculnya Radikalis

Sumber Utama : https://seword.com/politik/terbukti-gus-dur-2007-mui-bodoh-penyebab-7j9OuYPDye

Ormas Kadrun Ciptakan "Buzzer", Demi Rp 10 Miliar

Dari dulu penulis sudah mengingatkan bahwa kaum kadrun itu suka menuduh orang lain. Padahal, kadrun sendirilah yang seperti itu. Tidak jadi soal bagi kadrun, sebab mereka didoktrin untuk menghalalkan segala cara, sekalipun dibalut baju agama.

Dari mulut para kadrun itu mudah terlontar kata-kata makian, ucapan tak senonoh, hoaks dan fitnah untuk menyerang pihak lain. Sementara dari mulut yang sama, fasih terucap ayat-ayat kitab suci, dan tanpa risih mengatasnamakan Tuhan.

Jangan pernah lupa bagaimana pada masa-masa kampanye pilpres 2014 dan 2019 yang lalu. Barisan kadrun yang secara buta dan bodoh mendukung capres Prabowo Subianto, dan serampangan menuduh rival politik mereka sebagai PKI atau komunis.

Mungkin ketika dirasa tudingan atau fitnah ini kurang manjur, lalu diembeli kata "neo". Lalu jadilah istilah: neo-komunis. Dikit-dikit kelompok ini menuduh PKI bangkit dalam wujud neo-komunis. Tapi ketika ditanya apa, siapa atau di mana para neo-komunis itu, jawab kadrun muter, hingga mereka sendiri bingung dan marah-marah.

Begitulah tabiat para kadrun. Tapi siapa sebenarnya yang layak dituduh sebagai PKI, komunis atau neo-komunis? Ya, mereka sendiri dong. Why? Sebab mereka lazim menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dalam konteks ini: kekuasaan.

Mereka mengimpikan bahwa dengan mendompleng salah satu capres yang mereka nilai plin-plan dan mudah dipermain-mainkan, cita-cita mereka akan bisa digapai. Sejak dulu mereka memang mendambakan sebuah negeri khilafah yang dikelola berdasarkan agama.

Mereka tidak peduli bahwa bentuk negara yang ideal sesuai impian mereka sudah tidak laku, bukan zamannya lagi dalam peradaban dunia yang sudah serba modern ini. Lihat saja bagaimana Arab Saudi yang sejak beberapa dekade lalu dianggap sebagai bentuk pemerintahan yang ideal untuk para kadrun, kini sudah mulai menuju peradaban dunia yang sebenarnya.

Misalnya saja, otoritas setempat sudah membolehkan pantai sebagai tempat wisata bebas berbikini bagi kaum wanita. Sementara di Indonesia, kaum kadrun -- yang oleh Sandiaga Uno hendak diserap aspirasinya -- getol memperjuangkan wisata halal di negeri ini.

Bodohnya, mereka ingin mengubah "paksa" kawasan tertentu menjadi wisata halal sebagaimana mereka inginkan. Misalnya, Pulau Bali dan Danau Toba. Sudah pasti ditolak mentah-mentah oleh masyarakat pemilik kawasan. Lihat pula aksi perlawanan dari masyarakat Danau Toba sangat menggelegar. Pikir kadrun, akan mudah mengubah tradisi masyarakat yang sudah ribuan tahun itu dalam sekejap?

Tanpa bermaksud mengajari menteri terkait, kalau mau jadikan wisata halal versi Indonesia, tempatnya di Aceh. Dijamin tak akan ada yang menghalangi. Tapi demi melihat perkembangan di Arab Saudi, apakah masih relevan dengan apa yang disebut sebagai wisata halal itu?

Modernisasi dan keterbukaan di dunia ini memang tidak akan bisa dihentikan, kecuali mungkin dengan cara membantai banyak umat manusia. Tapi siapa gerangan yang tega melakukan hal keji semacam ini? Pihak-pihak yang mabuk agama, tentu saja. Mereka-mereka inilah yang merupakan biang kekacauan di muka bumi ini, termasuk sekarang di Indonesia.

Di masa Orba, kaum mabok agama masih bisa ditekuk, sehingga mereka tidak terlalu mengganggu. Di masa kini, kaum yang diberi ruang kebebasan selama sepuluh tahun oleh SBY, menjadi sumber keonaran di negeri ini.

Banyak contoh bagaimana kelompok yang sudah merasa diri sudah besar ini menjadi biang kekacauan dan keonaran di negeri ini. Salah satunya pada pilkada DKI 2017. Setelah itu mereka selalu ambil bagian dalam peristiwa-peristiwa politik untuk merecoki, membuat kacau dan ribut.

Masyarakat DKI Jakarta saat ini sudah menjadi korban dari gerombolan yang memaksakan kehendak dengan mengatasnamakan agama ini. Terpilihnya oknum gubernur dengan cara yang sangat tidak beradab, berimbas pada kinerja yang tidak sesuai harapan: kacau dan ngawur.

Mirisnya, oknum ini malah dibentengi pula oleh sekelompok kadrun yang tergabung dalam organisasi keagamaan. Mereka menyatakan siap membela gubernur seiman dan sealiran ini dengan segenap daya upaya, bahkan siap mengerahkan buzzer untuk mengkaver sang Gabener.

Terdengar mengharukan dan membanggakan. Namun setelah ditelisik, ternyata sudah ada imbalan sebesar Rp 10 miliar. Pantas saja mereka mau mempertaruhkan reputasi dan ajaran agama untuk oknum yang sangat tidak layak ini. Miris, gara-gara uang, moralitas dan akhlak pun dicampakkan.

Tapi bagi kaum kadrun, yang namanya akhlak dan moralitas itu hanya nomor sekian. Seperti dikatakan di atas, mereka itu sudah terbiasa menghalalkan segala cara untuk kepentingan diri dan kelompok mereka sendiri. Bahkan mereka -- sadar atau tidak sadar -- kerap mengingkari sendiri agama yang sebenarnya justru mengedepankan konsistensi, kejujuran dan keluhuran budi pekerti.

Misalnya yang bikin kita tertawa-tawa menyaksikan perilaku kaum kadrun ini adalah yang tadinya begitu getol mengkritik dan mengutuki apa yang akhir-akhir ini disebut sebagai "buzzer".

Istilah "buzzer" pun awalnya sebagai tudingan kaum kadrun, yang dibuat berkonotasi negatif untuk memfitnah dan mendiskreditkan pendukung pemerintah Jokowi. Mungkin mereka ingin mengimbangi label "kadrun" yang sudah melekat sangat kuat pada diri mereka? Bisa jadi istilah "kadrun" ini akan segera diserap menjadi kosa kata baru dalam KBBI?

Kadrun sangat gigih mengupayakan dan mengarahkan opini publik bahwa yang namanya buzzer itu adalah pandukung pemerintah, yang wajib dilawan dan dimusuhi. Bahkan mengharamkannya.

Namun itulah kadrun yang memang inkonsisten dalam segala hal. Hanya demi dana bansos Rp 10 miliar, mereka menjilat muntahan sendiri dengan tekad membentuk pasukan cyber untuk melindungi "jongos" mereka dari serangan buzzer. Itu artinya buzzer diciptakan untuk melawan buzzer.

Kita doakan oknum-oknum ormas ini segera sadar dari kekhilafannya. Azab itu begitu pedih, Pak.

Ormas Kadrun Ciptakan "Buzzer", Demi Rp 10 Miliar

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ormas-kadrun-ciptakan-buzzer-demi-rp-10-miliar-AxrEc1vzIX

Buzzer/Mujahid Digital/Cyber Army, Deklarasi, dan Pontang-panting agar Anies Tetap Populer

Menuju akhir masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan kubunya tentu saja ketar-ketir. Bukannya apa, bermaksud menjadikan kedudukan istimewanya kali ini sebagai batu loncatan demi ambisi menuju sebagai calon RI-1, tapi yang ada elektabilitasnya tak juga cukup meyakinkan.

Alih-alih mendominasi atau disebut sebagai calon kuda hitam, justru tingkat keterpilihannya stagnan malah cenderung menurun. Meragukan sebagai seorang yang disebut-sebut sebagai capres idaman. Padahal di saat inilah sebenarnya tingkat keterpilihannya harusnya sudah pada level yang menjanjikan.

Kenapa?

Ya karena, setelah masa jabatannya selesai dalam satu tahun ke depan, Anies praktis pengangguran. Memang, nantinya dia akan punya banyak waktu untuk berkeliling memperkenalkan diri. Tapi tetap saja, prestasi dan rekam jejak jabatannyalah yang akan jadi salah satu patokan bagi para calon pemilihnya.

Saat ini sebetulnya adalah momen puncak bagi Anies untuk mendapatkan elektabilitas terbaiknya. Membuktikan diri dapat berprestasi dengan membuat Jakarta menjadi lebih baik, adalah satu-satunya cara tanpa dapat ditawar lagi. Bila sampai hal itu tidak dapat dicapai, dua tahun menuju Pilpres 2024 akan menjadi saat yang sangat berat baginya untuk memperbaiki keadaan.

Anies Baswedan dan segenap para pendukungnya patut waspada. Dalam sebuah survei, https://www.voaindonesia.com/amp/survei-prc-elektabilitas-prabowo-ganjar-dan-anies-tertinggi/6313733.html#aoh=16373804458821&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s Politika Research & Consulting (PRC) menunjukkan bahwa terjadi tren penurunan pada elektabilitas Anies Baswedan. Pada Desember 2020 elektabilitas Anies adalah 11,8 persen, sementara pada November 2021 ini hanya sebesar 7,7 persen saja.

Lalu apakah selama ini sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah gagal?

Tentu kabar di media bisa sedikit memberi gambaran. Banjir masih terjadi. OKE Oce entah bagaimana kabarnya. Rumah DP 0 masih nol. Belum lagi kebiasaannya yang sering kelebihan bayar, main klaim, dan lepas tangan.

Anies cs jelas sadar akan hal itu. Sepenuhnya paham bahwa jalannya ke depan bukannya menjadi lebih mudah, tapi justru semakin berat. Untuk itulah, berbagai ancang-ancang telah dilakukannya sebagai upaya agar elektabilitasnya bisa terjaga atau syukur-syukur bisa naik, atau setidaknya untuk menjaga popularitasnya. 

Anies terlihat semakin rajin berkeliling ke berbagai daerah demi memasarkan dirinya. Kabarnya beberapa kali dia membagikan resep suksesnya dalam memimpin Jakarta. Selain itu juga berkunjung ke daerah sentra produksi yang memang telah menjalin kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta.

Dalam kunjungannya tersebut tak lupa ditambah dengan narasi sedikit politis. Entah itu dari meriahnya sambutan, atau sekedar dalam bentuk dukung-mendukung.

Kemudian, kelimpungan yang sama juga dirasakan oleh mereka para pendukungnya. Mereka dengan segala cara dan kuasa yang dimilikinya, berusaha sedemikian rupa demi menjaga agar Anies tetap populer.

Dana ada, niat ada, dan tinggallah pilihan jenis pelaksanaannya.

Ada yang memilih cara deklarasi. Percayalah, ke depannya kemungkinan besar akan banyak deklarasi dukungan untuk Anies. Melihat begitu maraknya deklarasi dari para pendukung Ganjar Pranowo yang bahkan sempat membuat PDIP gonjang-ganjing, deklarasi kubu Anies tentu tidak ingin kalah.

Deklarasi yang terokestrasi dengan rapi dan menjadi terlihat masif, tentu diharapkan akan menjadi nilai jual tersendiri bagi Anies yang pada kenyataannya sampai sejauh ini belum memiliki kendaraan partai politik.

Pendukung Anies juga sepertinya akan lebih serius menggarap dunia maya. Pencitraan dan pembelaan di lini ini tentu akan lebih digencarkan. Ini penting, karena dengan media sosial resonansi pesan dan konten yang ingin disampaikan diharapkan akan lebih cepat. Diperkuat juga alasan bahwa dari media sosial, tak jarang media berita menjadikannya sebagai sebuah kabar.

Khusus di media sosial ini, bahkan sekelas Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta pun siap menjadi buzzer-nya Anies. Bersembunyi di balik misi keutamaannya, terlihat sekali bahwa lembaga ini secara telanjang telah menunjukkan keberpihakannya secara politis.

Lalu apakah dengan begitu Anies akan tetap populer?

Ya pasti. Dari sekarang juga Anies sudah populer. Dengan berbagai gerakan itu kemungkinan besar Anies akan tambah populer. Karena akan sama, siapa yang suka dan siapa yang tidak, tetap akan membuat popularitasnya meningkat.

Tapi kira-kira siapa yang mau memilih orang yang di-buzzer-i oleh MUI???.....

Buzzer/Mujahid Digital/Cyber Army, Deklarasi, dan Pontang-panting agar Anies Tetap Populer

Sumber Utama : https://seword.com/politik/buzzermujahid-digitalcyber-army-deklarasi-dan-ead1YUWpD8

Bahar Keluar dari Penjara, Apa Tanggapan Netizen?

Memang waktu ini terasa berjalan dengan cepatnya. Perasaan baru kemarin saja Bahar bin Smith dicyduk polisi lantaran ngegebukin sopir taksi online. Eh sekarang dia sudah bebas dari penjara.

Sebelumnya Bahar juga pernah ditangkap polisi lantaran ngegebukin anak-anak di bawah umur. Dan ia sudah mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut juga dengan cara mendekam di balik jeruji besi.

Tapi yang menjadi pertanyaan di sini siapakah si Bahar ini?

Dan bagaimana rekam jejaknya?

Berikut penulis coba sedikit beberkan.

Sama seperti Rizieq, Anies, Haikal Hasan dan Novel Bamukmin. Ia merupakan WNI keturunan Arab.

Sebagian orang menganggapnya sebagai keturunan Rasulullah Muhammad SAW. Tapi sebagian lagi percaya kalau si Bahar tersebut bukan merupakan keturunan baginda Nabi. Mengingat kelakuannya yang buruk itu.

Lantas, seperti apa kelakuan buruk Bahar tersebut?

Persis seperti Laskar FPI. Doyan main hakim sendiri.

Ia kerap menggelar aksi razia dan melakukan penutupan paksa tempat-tempat hiburan di Jakarta.

Aksinya yang paling terkenal adalah saat melakukan aksi sweeping di cafe De Most yang terletak di Jakarta Selatan pada 2012 silam.

Kala itu massa yang dibawanya membawa senjata tajam berupa 10 golok, 4 katana, 17 celurit, 4 stik golf, 12 stik besi dan 13 kayu.

Dan yang unik dari aksi menutup paksa tempat hiburan ala Bahar tersebut, ia kerap melibatkan anak-anak. Seperti saat menggelar aksi sweeping di cafe De Most itu, diketahui pengikut yang diajaknya berjumlah 62 orang. Dan 41 diantaranya adalah anak di bawah umur. Yang si anak-anak ini juga diketahui membawa senjata tajam.

Nah, sebelumnya yakni pada tahun 2010, Bahar juga terlibat dalam penyerangan terhadap Jemaat Ahmadiyah di Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Jadi melihat beberapa kelakuannya yang tidak terpuji itu dapat disimpulkan bahwa si Bahar ini intoleran dan Kadrun banget. Yakni berpikiran sempit.

Di samping itu, ia juga kerap menyerang pihak-pihak yang sebenarnya tidak bersalah sama sekali terhadap dirinya. Seperti Bahar pernah mengatakan PDIP adalah partai sarang PKI.

Bahar juga pernah mengatakan Presiden Jokowi penghianat bangsa dan banci. Serta menyesalkan kenapa Prabowo yang didukung oleh FPI itu bisa kalah pada Pilpres sebelumnya.

Si Bahar ini sempat dilaporkan ke polisi lho karena ulahnya menyebarkan ujaran kebencian tersebut. Tapi ia dibela oleh sesama Kadrun dan pendukung Prabowo. Seperti oleh anggota PA 212 dan Fadli Zon. 

Tapi kelihatannya pemerintah kita terlalu lembek. Sudah jelas-jelas dia merendahkan martabat Presiden. Di depan umum pula. Eh oleh Yasona Laoly yang juga menjabat sebagai Menkumham, si Bahar ini diberi program pembebasan bersyarat asimilasi.

Tidak pelak, Bahar pun ngelunjak dengan melakukan pelanggaran hukum lagi. Seperti tanpa bersalah ia melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hingga ditangkap kembali oleh polisi.

Jadi melihat dari semua kelakuannya itu, si Bahar ini gak mencerminkan sebagai ulama sama sekali. Ia lebih tepat disebut kriminal yang diulamakan.

Lantas, apa tanggapan netizen pasca ia pulang dari penjara?

Berikut diantaranya :

"Ayok Bahar bikin kriminal lagi yok bisa yok," ujar pemilik akun Twitter @wakilgubernurKW

Hahaha

Apa maksud si Wagub KW ini?

Mungkin dia gak suka orang seperti Bahar tersebut bebas berkeliaran. Untuk itu supaya Kadrun tersebut tidak bikin onar lagi memang tempat terbaik baginya adalah penjara.

"Biasanya gua kalau lihat ulama adem tenang. Lha ini ngelihat Bahar bin Smith bawaannya pengen muntah sama berak," lanjut pemilik akun Twitter @inggitababiel

Ini lebih gila lagi. Bahar dianggapnya seperti bakteri Escherichia coli (E. coli) tertentu saja. Yang menghasilkan racun sehingga menyebabkan diare parah.

Sudah seharusnya pemilik akun @inggitababiel itu minum air putih lebih banyak. Supaya tidak mengalami yang namanya dehidrasi.

"Salah satu singa Allah telah keluar dari pembungkaman. Tunjukkan gairahmu wahai singa Allah. Umat Islam menunggu komando dan tetap merapatkan barisan," cuit pemilik akun Twitter @Imamjajuli12

Singa Allah dari Hongkong?

Ngegebukin sopir taksi online dan anak-anak kok disebut singa Allah?

Kalau Raja Singa bisa jadi.

-o0o-

Demikian beberapa tanggapan netizen terkait bebasnya Bahar tersebut. Yang beberapa diantaranya cukup kocak ternyata. Hehehe

Dan menurut hemat penulis sih, bebasnya Bahar ini tidak perlu ditakuti. Karena Presiden Jokowi juga sudah menyiapkan antisipasi sebelumnya, yakni dengan mengangkat musuh bebuyutan Kadrun, Dudung Abdurachman sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD).

Selain itu, beberapa koleganya seperti Rizieq dan Munarman sedang mendekam di penjara kok.

So, keep calm and carry on saja ferguso.  

Bahar Keluar dari Penjara, Apa Tanggapan Netizen?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/bahar-keluar-dari-penjara-apa-tanggapan-netizen-bW9kavC5Jw

Ini Sederet Alasan Fadli Zon Gak Akan Mau Bergabung ke Partai Ummat

Salah seorang kader Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya atau yang lebih dikenal dengan Tofa Lemon, baru-baru ini menawari Fadli Zon untuk masuk ke partainya. Yang mana tawaran itu datang buntut dari ditegurnya kader Gerindra itu oleh Prabowo lantaran nyinyirin Presiden Jokowi.

Tanpa tedeng aleng-aleng Tofa pun mengeluarkan rayuan mautnya. Ia mengatakan Fadli butuh tempat yang nyaman untuk memperjuangkan keadilan. Dan kenyamanan itu akan didapat jika bergabung dengan Partai Ummat.

"Saya sangat memahami situasinya. Jadi, kalau Fadli Zon mau tempat yang nyaman untuk memperjuangkan keadilan serta melawan kezaliman, Partai Ummat-lah tempat yang pas untuk saat ini," ujar Mustofa dengan nada sedikit meyakinkan, (19/11).

Tidak hanya itu saja, Fadli Zon juga dipuja-pujinya setinggi bintang di langit. Wakil Ketua Umum Gerindra itu juga dikatakannya memiliki DNA oposisi terhadap kezaliman dan ketidakadilan. Yang itu satu frekuensi dengan publik.

Terakhir, Tofa mengatakan Fadli Zon adalah makhluk yang langkah di muka bumi ini terkhusus di Indonesia. Hal itu juga yang membuatnya harus masuk ke Partai Ummat. Supaya selamat.

Sebelumnya, memang sudah ada beberapa orang yang masuk ke partai besutan Amien Rais ini. Mulai dari Buni Yani hingga MS Kaban. Yang kedua orang itu bisa jadi masuk Partai Ummat juga karena tegoda rayuan maut Tofa Lemon.

Hanya saja, meskipun ada yang masuk, ternyata banyak juga yang keluar alias tidak betah berlama-lama berkarir di partai berlambang bintang tersebut. Diantaranya yang out adalah Agung Mozin dan Neno Warisman.

-o0o-

Kembali ke Fadli Zon tadi, pertanyaannya apakah ia mau bergabung ke Partai Ummat?

Menurut hemat penulis sih, tidak sama sekali. Hehehe

Pertanyaannya kenapa?

Berikut sederet alasannya,

Pertama, masa depan Partai Ummat tidak menjanjikan.

Kita lihat saja sekarang bagaimana basis massa partai itu. Bukannya bertambah tapi malah berkurang.

Beberapa elit Partai Ummat sudah mengundurkan diri. Seperti Agung Mozin yang juga pernah jadi loyalis Amien Rais serta Neno Warisman si pengancam Tuhan lewat pusisi itu.

Begitupun dengan pengurus daerah. Tidak sedikit yang tidak betah berlama-lama di partai tersebut. Seperti yang dilakukan oleh pengurus DPC dan DPD Batam yang mengundurkan diri secara berjamaah.

Itu artinya apa?

Partai ini sudah layu sebelum berkembang.

Gak menjanjikan masa depan banget.

Beda dengan Gerindra yang sudah menduduki peringkat kedua sebagai partai dengan perolehan suara terbanyak nasional.

Kedua, pendukung Fadli Zon adalah pendukung Prabowo.

Penulis yakin bahwa banyak orang memilih Fadli Zon sebagai anggota DPR bukan karena si Fadlinya atau karena prestasinya. Tapi karena faktor Prabowo.

Karena mayoritas pemilih si Zon ini adalah pemilih Prabowo di Pilpres 2019 lalu.

Nah, ketika Fadli Zon pindah ke Partai Ummat maka secara otomatis ia akan ditinggalkan oleh pendukung Prabowo.

Akibatnya, perolehan suaranya di DPR jadi auto berkurang.

Bisa-bisa Om Fadli gak lolos ke senayan kalau dia gak lagi bersama Prabowo.

Lagian juga Partai Ummat belum tentu lolos parliamentary threshold pada Pemilu 2024 mendatang.

Ketiga, Fadli Zon turut mendirikan Gerindra.

Meskipun sedikit alias tidak banyak, ada peran Fadli Zon dalam pendirian partai berlambang burung Garuda itu.

Sebagai seorang pendiri, tentu Fadli dihormati dan dianggap orang penting di partai tersebut.

Beda dengan kalau dia di Partai Ummat. Tentu yang lebih dihargai oleh kader dan simpatisan adalah Amien Rais. Karena Wan Amien yang mendirikan partai itu.

Keempat, kualitas kader Partai Ummat di bawah rata-rata.

Contohnya saja Buni Yani yang gak punya pengalaman apa-apa di partai. Jadi ketua ranting partai pun tidak pernah. Tiba-tiba diangkat menjadi wakil ketua umum.

Nah, kalau seandainya Fadli Zon jadi gabung ke Partai Ummat, siap-siap ia pun harus bergabung dengan orang-orang sekelas Tofa Lemon dan si Buni Yani ini.

-o0o-

Jadi meskipun Gerindra tidak terlalu rugi kehilangan Fadli Zon karena masih memiliki pemilih yang solid, tapi Fadli Zon yang rugi banyak jika keluar dari partai itu.

Apalagi kalau seandainya dia bukan anggota dewan lagi. Sudah dipastikan suaranya gak akan didengar seperti sekarang ini. Tapi lebih mirip Andi Arief yang terkenal sebagai badut politik itu.

Untuk itulah, dalam waktu dekat atau dalam waktu lama Fadli tidak akan berani meninggalkan Gerindra.

Kecuali karena dua hal :

Ia dilempar pakai Hape oleh Prabowo atau diusir dari partai itu.  

Ini Sederet Alasan Fadli Zon Gak Akan Mau Bergabung ke Partai Ummat

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ini-sederet-alasan-fadli-zon-gak-akan-mau-kBIzDwkQfi

MUI DKI Mau Pakai Dana Hibah Atau Dana Lain, Tetap Saja Itu Uang Rakyat, Kan?

MUI DKI Mau Pakai Dana Hibah Atau Dana Lain, Tetap Saja Itu Uang Rakyat, Kan?

Ketua Umum MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar membantah pembentukan pasukan siber bela ulama Anies Baswedan menggunakan dana hibah.

Dia pun mengatakan pembentukan siber ini untuk melawan hoax yang beredar di masyarakat khususnya umat Islam. "Kami membentuk pasukan siber karena saat ini marak informasi hoaks yang dapat memecah belah umat, terutama umat Islam dan ulama," kata Munahar. 

Katanya dana yang dipakai untuk itu adalah dana yang sudah ada di bidang tersebut.

Hmmm.

Dana apa yang dimaksud? Tidak jelas dan samar-samar, entah kenapa mirip sekali dengan penjelasan Anies yang suka muter-muter tak jelas. Mau pakai dana apa pun, yang jelas ada niat untuk membela Anies. Itu poin yang tidak terbantahkan.

Poin penting lainnya adalah MUI dapat dana hibah dari uang rakyat, kan?

Kalau dana didapat dari kantong pribadi atau sumbangan dari orang lain, tidak masalah uangnya mau diapakan. Tapi ini kita bicara soal uang rakyat yang dipakai MUI DKI untuk membela satu orang bernama Anies.

Ini sama saja menggunakan uang rakyat untuk kepentingan politik kelompok sendiri. Memangnya dari semua uang rakyat itu, semuanya setuju dengan usulan ini? Pasti banyak yang tidak setuju, artinya MUI DKI melenceng dari pertanggung jawaban.

Ngeles model begini hanya akan mengundang makin banyak kecurigaan. Teka-teki yang hingga kini masih misteri, apakah MUI sudah cukup transparan dalam keuangan? Mengapa tidak ada audit? MUI bisa lolos dari itu semua sehingga tidak ada yang tahu kalau mereka gunakan dana hibah untuk apa saja.

Coba tanya deh kepada MUI apakah mereka berani diaudit. Biasanya sih bakal tiarap dan ngeles lagi dengan kalimat-kalimat yang menggelikan. Mirip dengan gaya ngelesnya Anies.

Inti kesimpulannya adalah, pembentukan tim siber ini pasti butuh dana, dan dana tersebut dari uang rakyat. Kalau tujuannya untuk menangkal hoax, masih bisa diterima logika meskipun tetap saja kedengaran aneh. Masa MUI urus masalah penangkalan hoax? Ini MUI atau majelis cyber army? Malah terang-terangan ngaku ingin membela Anies dari serangan buzzer.

Ibarat sebuah perusahaan yang bergerak di bidang elektronik, tapi fokus urus bidang kesehatan. Gak nyambung.

Mereka mau bantah dengan cara apa pun, nyatanya publik sudah tahu ada dana hibah sebesar Rp 10,6 miliar dan ada rencana pembentukan tim penyemangat khusus dan spesial untuk Anies. Mungkin untuk bekal di tahun 2024 nanti.

Tak ada makan siang gratis di dunia ini. Apalagi kalau sampai MUI DKI mempermalukan diri sendiri dengan mendukung Anies, itu butuh lebih dari sekadar muka tembok. Kalau MUI DKI sampai rela dibully habis-habisan hanya karena seorang Anies, apakah kalian percaya MUI DKI melakukan semua ini atas dasar sukarela dan hobi? Orang tak waras pun tidak akan percaya logika seperti ini.

Dari dulu, sudah ada indikasi lembaga ini melenceng dari tujuan dan fungsinya. Bahkan jauh-jauh hari saat Gus Dur masih hidup, dia pernah mengatakan lembaga ini bermasalah dan bahkan mengusulkan agar MUI dibubarkan saja. Kita tahu, Gus Dur tidak asal ngomong, dan ternyata sampai saat ini pun masih relevan.

Jangan salahkan publik kalau terbentuk sebuah persepsi kalau MUI DKI menjadi sebuah kendaraan politik bagi Anies. Entah siapa yang memanfaatkan siapa, tapi ada kesan MUI DKI sedang dimanfaatkan Anies untuk ambisi politiknya. Kata kuncinya, tak ada makan siang gratis. Apalagi ini jelas berkaitan dengan politik.

Memang, politisasi lewat agama itu sangat kencang dilakukan di negara ini. Mudah jualan agama, karena banyak yang percaya tanpa berpikir dengan jernih.

Kalau MUI DKI hanya menyebut akan membela Anies dari serangan buzzer, pasti akan dikecam lebih parah. Tapi kalau diselingi dengan pembelaan terhadap ulama, maka dampak kecaman tidak terlalu terasa. Lagi-lagi ulama yang diseret sebagai alasan untuk pembelaan terhadap satu orang.

Tapi rakyat sudah cerdas. Model politisasi seperti ini sudah sering terjadi dan membuat banyak orang muak. Tinggal tunggu waktunya saja lembaga ini kena batunya sendiri.

Bagaimana menurut Anda?

MUI DKI Mau Pakai Dana Hibah Atau Dana Lain, Tetap Saja Itu Uang Rakyat, Kan?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/mui-dki-mau-pakai-dana-hibah-atau-dana-lain-tetap-WvaiGtTatx

(Joker Kalah Psikopat) Kasus Pria Arab Habisi Istri Siri di Cianjur

Ingin ku bunuh pacarmu, saat dia cium tubuh indahmu, di depan kedua temanku, hatiku terbakar jadinya cantik, aku cemburu. Itu adalah sepenggal lirik lagu berjudul "Cemburu", karangan Ahmad Dhani yang dinyanyikan band Dewa. Lalu bagaimana kalau kejadian tersebut terjadi di dunia nyata?

Ternyata yang terjadi kepada gadis asal Cianjur sedikit berbeda dengan lirik di atas. Alih-alih pacarnya yang kena sikat, malah beliau yang akhirnya meregang nyawa karena di siksa suami sirinya yang adalah Warga Keturunan Arab Saudi. Selama proses penyiksaan, korban yang bernama Sarah disiram oleh air keras.

Menarik untuk kita bahas, kira-kira apa sih alasan warga keturunan Arab tersebut sampai tega menyiksa istrinya, bahkan sampai meninggal? Berikut beberapa kemungkinannya :

  • Bagi sebagian orang wanita adalah budak sex yang bebas diperlakukan semaunya. Wow ngeri banget ya? Tapi ini yang ada di dalam pikiran kelompok teroris seperti ISIS atau Taliban loh. Tentu ini bukan ajaran agama, karena agama manapun mengajarkan cinta kasih. Orang-orang yang berfikir seperti ini, maka tingkatnya sudah psikopat.

  • Itu yang paling parah. Di bawah itu bisa kita sebut tipe kedua yaitu tipe "hampir psikopat". Orang jenis ini tega menyiksa istrinya kalau sang istri dianggap tidak taat dan tidak setia. Penulis jadi ingat jawaban Almarhum Ustad Maheer ketika ditanya bagaimana kalau mendapati istri selingkuh.

Maheer Menjawab "Kau bunuh dia!! Kau antukkan kepalanya 100 kali ke tembok!! Setelah itu kau potong jari jemarinya, kau taruhkan asam jawa dan jeruk nipis. Habis itu, jarinya kau goreng dan kau jejalkan ke mulutnya,” katanya.

Wow sadis ya? Tapi banyak loh yang setuju dengan ajaran seperti ini, yang pasti bukan orang beragama karena agama mengajarkan memaafkan dan cinta kasih. Kalau sudah tidak bisa dimaafkan, maka bisa ditalak atau ceraikan.

  • Kemungkinan ketiga adalah orang yang sedang khilaf atau kalap. Jadi dia melakukan penyiksaan bukan karena didasarkan pemikiran apapun, tapi murni karena saking cemburunya maka melakukan tindakan nekad untuk melampiaskan amarah.

Setelah mengetahui beberapa kemungkinan di atas, maka kita akan masuk ke pertanyaan yang lebih serius. Kenapa warga keturunan Arab Saudi tersebut begitu tega menyiksa istri siri beliau? Kita masuk dulu ke pernyataan yang bersangkutan :

"Dugaan cemburu buta, sehingga pelaku gelap mata dan melakukan aksi keji tersebut. Menyiramkan air keras ke tubuh korban hingga mengalami luka bakar serius," ujar Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Setiawan Adi.

"Apakah memang ada orang ketiga atau hanya cemburu buta, kita masih dalami. Kita masih lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengungkap motif lainnya," ucap Septiawan.

Loh itu kan ucapan polisi? Sebelum protes, mari sedikit berlogika. Polisi tidak mungkin membuat pernyataan tanpa bukti terlebih dahulu. Masalahnya bagaimana bisa mendapatkan bukti soal motif, sedangkan polisi bukan dukun yang bisa menebak isi hati seseorang?

Ya dari hasil wawancara dengan pelaku, itu sebabnya polisi tidak langsung percaya dan akan menyelidiki lagi. Jadi jelas di sini alasan cemburu adalah alasan pelaku, yang didapat polisi dari hasil wawancara. Setuju? Kalau tidak setuju tulis di kolom komentar ya.

Jadi sampai sini kita bisa menganalisa dengan 2 dasar. Yaitu jika pelaku memang benar cemburu, atau cemburu hanya alasan yang mengada-ada.

Di artikel ini penulis akan menganalisa salah satu kemungkinan saja. Yaitu, jika memang benar sang pelaku melakukan aniaya karena cemburu.

Jika benar pelaku melakukannya karena cemburu. Maka ada dua kemungkinan apa yang ada di pikiran si pelaku saat melakukan penyiksaan. Kalau tidak karena saking khilaf nya saat terbakar cemburu, maka WN Arab ini orang yang menganut paham kalau istri boleh disiksa jika tidak taat dan setia. Kira-kira yang mana? Untuk menjawabnya, maka penulis akan kutip bagaimana proses menyiksa korban yang dilakukan pelaku.

Iin Solihin (36), ketua RT setempat, mengatakan sebelum menyiramkan air keras, pelaku mengikat tangan korban menggunakan tali. Pelaku kemudian membenturkan wajah korban ke tembok sambil memukulinya.

Apakah ini sikap yang akan dilakukan orang khilaf karena cemburu? Mungkin saja kalau tiba-tiba saat cemburu, dihadapan pelaku dia melihat tali. Tapi dengan menyiram air keras, lalu membenturkan wajah korban ke tembok, besar kemungkinan pelaku adalah seorang psikopat.

Yang artinya dari 2 kemungkinan, maka pelaku kemungkinan besar orang yang menganut paham kalau seorang istri boleh disiksa jika tidak taat dan setia. Ingat asumsi kita di sini kalau benar pelaku melakukan karena cemburu. Apalagi kemungkinan ini di dukung kuat fakta berikutnya :

Korban disiram air keras yang sudah disiapkan pelaku. Air keras itu mengakibatkan korban mengalami luka bakar serius di sekujur tubuh.

Sempat bersiap dan merencanakan cara menyiksa tidak bisa disebut khilaf. Kalau khilaf itu, contohnya saat adu mulut, tidak sengaja di tempat pelaku melihat pisau lalu menusuk korban. Kalau direncanakan sih artinya pelaku melakukan dalam keadaan sadar.

Jadi kesimpulannya, Warga Negara Arab yang menyiksa sang istri Siri didasarkan keyakinan boleh menyiksa istri jika kedapatan tidak taat dan setia. Dalam hal ini selingkuh, seperti pertanyaan kepada Ustad Maheer yang dijawab bahwa sang istri boleh disiksa.

Apa pembaca punya kesimpulan lain? Atau bahas hal lain seperti misalnya "kenapa ketua RT melihat penyiksaan tapi diam saja?". Silakan tulis di kolom komentar ya.

(Joker Kalah Psikopat) Kasus Pria Arab Habisi Istri Siri di Cianjur

Sumber Utama : https://seword.com/umum/joker-kalah-psikopat-kasus-pria-arab-habisi-JUdIytdzwx

Bandingkan Mandalika dan JIS, Orang Ini Kena Bully Habis-Habisan

Perhelatan IATC, WSSP dan WSBK seri terakhir sudah selesai digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok.

Secara keseluruhan, acara ini terbilang sukses meski ini adalah kali pertama Indonesia menggelar acara balapan motor setelah sekian lama. Ada sedikit kendala yaitu hujan deras beberapa kali yang membuat race harus tertunda dua kali, dan waktunya digeser.

Kalian pasti sudah tahu ada banyak momen lucu dan kocak yang tertangkap kamera media. Ada dua anak kecil mandi hujan sambil push up. Ada pembalap yang malah mandi hujan sambil keramas. Ada yang menaruh mainan bebek ke genangan air. Ada marshal yang duduk di bawah guyuran hujan sambil membolak-balik botol air mineral. Penonton yang memakai jas hujan dari plastik alih-alih memakai payung. Ini tentu saja mengundang kehebohan karena pemandangan tersebut langka meski bagi kita itu hal yang sangat lumrah.

Tapi untuk acara perdana dan menggelar tiga kelas balapan sekaligus, ini sudah bagus dan bisa dikatakan berhasil.

Meskipun begitu, ada beberapa kekurangan yang harus segera diperbaiki. Misalnya tenaga Marshal yang harus mendapatkan pelatihan agar lebih profesional dan cekatan dalam bereaksi. Di acara kemarin, ada belasan Marshal yang didatangkan dari Sirkuit Sepang, Malaysia untuk membantu Marshal lokal.

Begitu juga dengan sarana dan prasarana yang masih belum tuntas 100 persen. Ini bisa dimaklumi karena kejar waktu balapan. Hanya trek sirkuit yang tuntas. Sisanya, paddock, tribun dan fasilitas lainnya yang lebih mantap bisa dikerjakan mulai dari sekarang.

Ini belum seberapa. Maret nanti, MotoGP akan hadir di Mandalika. Dalam balapan motor, MotoGP ini adalah level kelas berat dan paling banyak penggemar. Penonton dipastikan akan membludak. Skala event akan jauh lebih besar dari WSBK. Tekanan otomatis lebih tinggi. Perhatian dunia akan tertuju ke Mandalika. Artinya semua persiapan harus ready.

Kalau kalian baca komentar di video streaming Facebook atau video di Youtube, rata-rata sangat antusias dan bangga dengan acara ini. Banyak yang mengatakan seolah ini mimpi karena selama ini acara balapan motor hanya bisa disaksikan di TV atau terbang ke negara tetangga.

Tukang nyinyir? Banyak juga sih, hahaha. Banyak yang seolah tidak senang. Tapi tidak apa-apa. Itu hanya secuil minoritas saja. Sisanya, mayoritas mendukung dan sangat bangga serta berterima kasih kepada Jokowi.

Satu orang bernama Ali Syarief membuat sebuah cuitan seperti ini.

“Di Stadion Mandalika, balapan berhenti karena hujan besar. Desember ini, di stadion baru yg akan diresmikan Anies, bisa nonton Sepak Bola, saat hujan sekalipun. Ada atapnya. Dan, waktu sholatpun tdk terganggu,” katanya.

Saya tidak kenal orang ini, tapi cuitan ini cukup banyak di-share. Di profilnya tertulis dia ini seorang jurnalis dan Cross Culture Lecturer. Kalau diterjemahkan sih artinya dosen lintas budaya. Benar gak nih? Saya tidak mau cari tahu lebih banyak tentang orang ini. Tapi dari isi cuitannya, you know lah, pengkritik Jokowi. Nge-fans Anies kayaknya.

Heran aja sih, jurnalis tapi cuitannya banyak yang kacau logikanya.

Lihat lagi cuitan di atas. Masa Mandalika dibandingkan dengan JIS? Terus lihat tuh typo, Stadion Mandalika. Sejak kapan di Mandalika ada balapan dilakukan di stadion? Tak bisa bedakan sirkuit dan stadion ya?

Terus bandingkan Mandalika dan JIS ya tidak apple to apple. Orang ini kok lucu ya. Satu balapan motor, satu sepak bola. Apa yang mau dibandingkan? Jelas lah JIS tidak akan terpengaruh hujan karena atapnya bisa ditutup. Sirkuit kan tipe venue terbuka. Di seluruh dunia juga begitu sirkuitnya. Masa dibikin beratap? Mau bikin balapan indoor?

Kalau mau apple to apple, bandingkan Mandalika dengan Formula E. Trek Formula E aja sampai sekarang masih tak jelas. Balapan yang tidak populer tapi dipaksakan demi ambisi politik.

Soal hujan, kalau pas Formula E nanti hujan deras gimana? Sama aja bakal ditunda sebentar atau digeser ke lain waktu kalau cuaca terlalu buruk. Sama aja, kan?

Jadi orang pinteran dikit napa? Mau bela Anies malah kelihatan konyol. Kena bully habis-habisan ini orang.

Bagaimana menurut Anda?

Bandingkan Mandalika dan JIS, Orang Ini Kena Bully Habis-Habisan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bandingkan-mandalika-dan-jis-orang-ini-kena-bully-io15yanwdD

Kondisi Dunia Makin Gawat, Jokowi Dorong Keras PLN dan Pertamina Lakukan Transisi Energi!

Dalam video cuplikan pidato Jokowi yang tersebar di dunia maya saat bertemu dengan jajaran komisaris Pertamina dan PLN, tersirat kemarahan luar biasa di wajah beliau. Jokowi mengungkapkan janji investasi ratusan milyar dollar ke Indonesia tiap tahun gagal karena negara ini dianggap masih bergantung pada fosil.

Dalam konferensi perubahan iklim di Inggris beberapa waktu lalu, fokus Indonesia seperti yang diungkap Jokowi masih seputar deforestasi hutan. Padahal hutan sendiri hanya mampu menyerap dua puluh persen karbon dioksida. Selebihnya perlu upaya serius mengalihkan energi dari berbasis minyak dan batubara ke energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Indonesia sendiri termasuk di antara serratus negara yang dikritik PBB karena dianggap tak serius melakukan transisi energi. Padahal dampak perubahan iklim sendiri yang menyebabkan banjir bandang, kekeringan, tanah longsor, badai ekstrim dan sebagainya telah membuat negara ini keluar ratusan triliun dalam setahun menurut BAPENAS.

Lalu apa dampak perubahan iklim secara global hingga menjadi perhatian serius seluruh dunia?

Melansir dari bbc.com, laporan Keadaan Iklim untuk tahun 2021 menyoroti dunia yang "berubah di depan mata kita." Suhu rata-rata 20 tahun dari tahun 2002 berada di jalur untuk melebihi 1 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri untuk pertama kalinya. Dan permukaan laut global naik ke ketinggian baru pada tahun 2021, menurut penelitian tersebut.

Angka-angka terbaru untuk tahun 2021 ini dirilis lebih awal oleh WMO bertepatan dengan dimulainya konferensi iklim PBB di Glasgow yang dikenal sebagai COP26. Laporan Keadaan Iklim memberikan gambaran tentang indikator iklim termasuk suhu, peristiwa cuaca ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan kondisi laut. Studi ini menemukan bahwa dalam tujuh tahun terakhir termasuk tahun ini kemungkinan akan menjadi rekor terpanas bumi karena gas rumah kaca mencapai rekor konsentrasi di atmosfer.

Kenaikan suhu yang menyertainya mendorong planet ini ke "wilayah yang belum dipetakan" kata laporan itu, dengan peningkatan dampak di seluruh bagian Bumi.

"Peristiwa ekstrem adalah normal baru," kata Prof. Petteri Taalas dari WMO. "Ada banyak bukti ilmiah bahwa beberapa di antaranya menanggung jejak perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia."

Prof Taalas merinci beberapa kejadian ekstrem yang pernah dialami di seluruh dunia tahun ini. • Terjadi hujan - bukannya turun salju - untuk pertama kalinya tercatat di puncak lapisan es Greenland • Gelombang panas di Kanada dan bagian Amerika Serikat yang berdekatan mendorong kenaikan suhu hingga hampir 50C di sebuah desa di British Columbia. • Death Valley, California mencapai suhu 54,4C salah satu dari beberapa gelombang panas yang terjadi di barat daya AS • Curah hujan selama berbulan-bulan turun dalam hitungan jam di wilayah China • Beberapa bagian Eropa mengalami banjir parah, yang menyebabkan puluhan korban jiwa dan miliaran kerugian ekonomi • Tahun kedua berturut-turut kekeringan di sub-tropis Amerika Selatan mengurangi aliran sungai dan memukul pertanian, transportasi dan produksi energi Perkembangan lain yang mengkhawatirkan, menurut studi WMO, adalah kenaikan permukaan laut global. 

Sejak pertama kali diukur dengan sistem berbasis satelit yang akurat pada awal 1990-an, permukaan laut naik 2,1 mm per tahun antara 1993 dan 2002. Tetapi dari tahun 2013 hingga 2021 kenaikannya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 4,4 mm, sebagian besar dipengaruhi oleh akselerasi hilangnya es dari gletser dan lapisan es.

"Permukaan laut naik lebih cepat sekarang daripada waktu lain dalam dua milenium terakhir," kata Prof Jonathan Bomber, Direktur Pusat Glasiologi Bristol.

"Jika kita melanjutkan lintasan seperti saat ini, maka kenaikan itu bisa melebihi 2 meter pada tahun 2100 yang menggusur sekitar 630 juta orang di seluruh dunia. Konsekuensinya tidak terbayangkan."

Dalam hal suhu, 2021 kemungkinan akan menjadi rekor terpanas keenam atau ketujuh. Itu karena dalam bulan-bulan awal tahun ini dipengaruhi oleh peristiwa La Niña, fenomena cuaca alami yang cenderung mendinginkan suhu global. Tetapi laporan itu juga menunjukkan bahwa rekor suhu global berada di jalur untuk menembus 1C untuk pertama kalinya selama periode 20 tahun.

"Fakta bahwa rata-rata 20 tahun telah mencapai lebih dari 1 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri akan memusatkan pikiran para delegasi di COP26 yang bercita-cita untuk menjaga kenaikan suhu global dalam batas yang disepakati di Paris enam tahun lalu," kata Prof Stephen Belcher, kepala ilmuwan di Kantor Met Inggris, yang berkontribusi pada laporan tersebut.

Mengomentari analisis tersebut, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, mengatakan bahwa planet ini berubah di depan mata kita.

"Dari kedalaman laut hingga puncak gunung, dari gletser yang mencair hingga peristiwa cuaca ekstrem yang tak henti-hentinya, ekosistem dan komunitas di seluruh dunia sedang hancur," katanya. "COP26 harus menjadi titik balik bagi manusia dan planet ini," kata Guterres.

Jokowi sadar bahwa amanah presidensi G 20 harus bisa dilaksanakan dengan baik dan menjadikan Indonesia percontohan dunia, termasuk dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Inilah makanya beliau mengumpulkan jajaran dua BUMN terkemuka, yakni PLN dan pertamina sekaligus Erick Tohir selaku Menteri BUMN dan dua Menteri lainnya. Jokowi mengatakan potensi energi terbarukan di Indonesia yang sangat besar jangan sampai disia-siakan.

Menurutnya sumber geothermal sendiri menyumbang 24000 Megawatt, belum lagi energi yang berasal dari hidro. Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan dan memiliki lebih dari seribu sungai besar tentunya memiliki semua sumber energi bersih yang diperlukan. Saat ini upaya pengembangan penelitian dan inovasi diperlukan untuk transisi ini.

"Transisi energi menuju ke sebuah energi hijau itu harus. Itu sudah enggak bisa tawar menawar. Itu tugas saudara-saudara mencari teknologi yang paling murah yang mana, tugasnya ke situ dan ini adalah kerja cepet-cepetan," tegas Jokowi melansir kontan.com.

Dilansir dari replubika.com, Jokowi menyebut, suplai energi di Indonesia terbesar saat ini masih dari batu bara yang sebesar 67 persen, kemudian bahan bakar atau fuel 15 persen, dan gas 8 persen. Ia menilai jika Indonesia bisa mengalihkan energi tersebut, maka akan berdampak pada keuntungan neraca pembayaran yang dapat mempengaruhi mata uang Indonesia.

"Sekali lagi kesempatan untuk investasi di Pertamina, kesempatan untuk investasi di PLN itu terbuka sangat lebar kalau saudara-saudara terbuka, membuka pintunya juga lebar-lebar,” ucapnya. Dalam acara ini, turut dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

Semoga saja upaya Jokowi mendorong keras Pertamina dan PLN untuk transisi energi bisa membuahkan hasil. Kita berharap porsi energi bersih menyumbang setidarknya lima puluh persen dari total kebutuhan energi. Tidak seperti saat ini yang masih di angka 12 persenan. Kita tunjukkan pada dunia bahwa di bawah komando Jokowi, sumber daya manusia di Indonesia mampu mengolah kekayaan alamnya sendiri dan menyulap itu semua menjadi energi di masa depan.

Salam Indonesia Maju!

Kondisi Dunia Makin Gawat, Jokowi Dorong Keras PLN dan Pertamina Lakukan Transisi Energi!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/kondisi-dunia-makin-gawat-jokowi-dorong-keras-pln-JkJDWjUPc5

Re-post by MigoBerita / Selasa/23112021/12.59Wita/Bjm 

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya