» » » Penjelasan Mahfud MD tentang OmniBus Law ''MENCENGANGKAN"

Penjelasan Mahfud MD tentang OmniBus Law ''MENCENGANGKAN"

Penulis By on Selasa, 01 Februari 2022 | No comments


 Migo Berita - Banjarmasin -
Penjelasan Mahfud MD tentang OmniBus Law ''MENCENGANGKAN"

sebut Indonesia mengalami kemunduran, Mahasiswa ini dicecar Menkopolhukam, Sumber Utama Video diatas adalah : https://www.youtube.com/watch?v=jdUPhKFI6Fs

Partai Politik Tak Malu Berburu Capres

Jika melihat hasil survey, 4 besar kandidat Capres terkuat adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Prabowo sekarang menjadi Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Ganjar merupakan Gubernur Jawa Tengah, Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta dan Ridwan Kamil adalah Gubernur Jawa Barat. Konon katanya Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil menjadi kandidat kuat calon pemimpin di Ibu Kota Negara Nusantara.

Prabowo Subianto sudah mempunyai partai Gerindra. Sampai saat ini Partai Gerindra masih menginginkan jika Ketua Umumnya kembali jadi Capres. Kondisi Ganjar Pranowo masih membingungkan.

Beliau merupakan kader PDI Perjuangan. Tapi elektabilitasnya yang tinggi dan potensinya yang besar jadi Capres seolah dicuekin oleh PDIP. Hal ini membuat Ganjar seolah jadi kebingungan. Dipinang oleh partai lain tidak bisa, alias karagok (sungkan dan membingungkan), oleh PDIP dicuekin.

Kondisi lebih baik dialami oleh Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Keduanya belum mempunyai partai, sehingga bebas dipinang oleh partai politik manapun. Sehingga keduanya bebas menghadiri undangan dari berbagai partai politik.

Khusus Kang Emil, sudah menyatakan bahwa dirinya siap jadi Capres, tapi tidak terlalu berambisi, mengikuti air mengalir saja. Menjadi Gubernur Jabar 2 periode menurutnya lebih realistis.

Makin dekat Pemilu membuat partai politik semakin gencar bermanuver. Geliat sejumlah partai politik (parpol) menyambut Pilpres 2024 mulai terpampang jelas. Tanpa malu-malu, sejumlah parpol terlihat bermanuver dengan mengundang para gubernur langganan survei capres 2024.

PPP, PAN dan NasDem menjadi parpol-parpol yang mulai terlihat bermanuver. Gubernurnya tak lain, ada Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan bahkan Khofifah Indar Parawansa.

Manuver terbaru dilakukan oleh PPP. Manuver PPP cukup tajam terlihat untuk Anies, karena tak hanya mengundang ke sebuah acara.

PAN justru sebaliknya. PAN justru lebih condong ke Ridwan Kamil. Itu terlihat dari intensitas Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membagikan momen kebersamaan dengan kandidat calon Kepala Otorita Ibu Kota Negara yang baru.

Sementara manuver NasDem baru ditunjukkan oleh petinggi partai di tingkat provinsi. Manuver petinggi NasDem di pusat belum terlihat.

PPP mengundang Ridwan Kamil, tapi cuma memberi gelar ke Anies Baswedan. PPP beberapa hari lalu mengundang Anies ke acara partai tingkat provinsi, yakni Muskerwil DPW PPP DI Yogyakarta (DIY) di Bantul. Apakah PPP sedang PDKT ke Anies? Tentu saja. Setiap gerakan partai politik pasti ada maksudnya, tidak hanya begitu saja mengundang tanpa maksud dan tujuan tertentu.

Bila diperhatikan dengan cermat, belakangan ini, Anies Baswedan seolah sedang menjadi 'cover boy' PPP. Pasalnya bukan hanya undangan menghadiri acara partai. PPP juga menobatkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sebagai tokoh persatuan dan pembangunan.

DPW PPP DKI Jakarta yang menobatkan Anies sebagai tokoh persatuan dan pembangunan. Penobatan ini dilakukan pada peringatan hari lahir (harlah) PPP ke-49, yang digelar di kantor DPW PPP DKI Jakarta, Jl I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, Minggu (30/1).

PPP juga pernah mengundang Anies, Ganjar, Ridwan Kamil hingga Khofifah ke satu acara yang sama, yakni Munas Alim Ulama PPP pada 17-18 Oktober 2021. Dari empat gubernur, hanya Ganjar yang tidak hadir. Mungkin Ganjar bingung, karena jika hadir bisa dianggap oleh PDIP ingin nyalon Capres tanpa izin dari partai.

Nah, Partai Amanat Nasional saya kira cenderung ke sosok Kang Emil. Manuver PAN juga cukup menukik. Partai yang kini 'dikuasai' besan pendirinya itu belum lama ini juga mengundang Anies dan Ridwan Kamil ke satu acara yang sama.

Partai berlambang matahari putih itu mengundang Anies dan Ridwan Kamil ke acara 'Zulhas Awards', yang digelar di Perpustakaan Nasional, Sabtu (29/1/2022). Dalam acara tersebut Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga menyampaikan pidato tentang 'Islam Tengah'.

Anies dan Ridwan Kamil hadir secara langsung. Keduanya bahkan duduk bersebelahan, sampai-sampai ada yang menjodohkan keduanya menjadi pasangan di 2024.

Berburu calon Capres yang dilakukan oleh parpol adalah suatu yang wajar dalam berpolitik. Khususnya bagi parpol yang tidak mempunyai tokoh yang mempunyai elektabilitas memadai jadi Capres.

Berburu calon Capres, merupakan salah satu cara mereka untuk menyelamatkan diri agar tidak terdegradasi oleh parliamentary threshold 4 persen.

Manuver PAN dan PPP yang paling jadi sorotan, meski ada NasDem yang juga ikut. Manuver mereka juga dianggap sebagai upaya mendapatkan efek ekor jas (coattail effect), yang mana berdampak positif terhadap elektabilitas partai.

Saya tidak sabar menanti, wujud Capres dan Cawapres secara resmi. Karena saya yakin akan terjadi kejutan tokoh yang nantinya berpasangan. Sepertinya halnya Pilpres 2019 lalu.

Partai Politik Tak Malu Berburu Capres

Sumber Utama : https://seword.com/politik/partai-politik-tak-malu-berburu-capres-OqEf1v5qZ4

Aneh! Minyak Goreng Langka, Masyarakat yang Disalahkan

Untuk urusan minyak goreng, saya selalu beli satu karton. Dan tak terlalu memperhatikan harganya. Pokoknya beli. Yang ribut paling istri saya, mengeluh harganya lebih mahal dari biasanya. Dan saya pun kurang paham berapa selisihnya. Tapi daripada saya tanya berapa perbedaan harganya, yang bisa lebih panjang, jadi saya diam saja.

Seingat saya, beberapa waktu lalu sempat membeli minyak goreng seharga 21 ribu perliternya. Dan tetap beli sekarton. Maksudnya demi efisiensi, biar ga bolak balik beli. Karena minyak goreng ini kan kebutuhan harian dan hanya bisa dipakai maksimal 3 kali penggorengan.

Jadi ketika melihat pemerintah sampai menetapkan harga minyak goreng menjadi 14 ribu perliter, saya melihat ini ada yang salah dari sisi pasokan.

Sekarang banyak media memberitakan kelangkaan minyak goreng ini karena masyarakat panik dan semaunya beli minyak goreng. Sehingga mau dipasok berapapun kalau setiap keluarga bergantian beli minyak goreng, ya tetap akan habis.

Jujur ini lucu. Kelangkaan minyak goreng malah menyalahkan masyarakat awam.

Sebagai orang awam, dalam pengalaman saya, yang terjadi terkait minyak goreng ini, awal mulanya, harganya naik gila-gilaan. Tapi stoknya masih banyak. ada di mana-mana.

Sehingga masyarakat yang sudah terlanjur butuh, mau tak mau harus beli. Tapi beli sekedar untuk cukup beberapa hari saja. Karena harganya sedang mahal. Dengan harapan harga bisa turun dan mereka akan beli lagi untuk kebutuhan sebulan.

Nah sekarang, setelah harga benar-benar diturunkan, maka semua orang membeli. Karena selama ini sudah menunggu dan menahan diri. Kalaupun ada orang yang bolak balik ke minimarket gonta ganti baju demi beli minyak goreng, mungkin itu memang ada. Tapi sekali lagi, itu karena ada kebijakan setiap orang hanya boleh beli satu liter.

Jadi kalau ada yang mengatakan kelangkaan minyak goreng ini terjadi karena punic buying, mungkin yang bersangkutan tak paham kondisi di lapangan seperti apa. Lalu hanya melihat satu dua berita dan laporan soal respon dan reaksi masyarakat.

Dalam pandangan saya, persoalan ini terjadi karena ada yang bermain di setiap levelnya. Dari perusahaan yang menguasai 50% minyak goreng nasional. Pasti. Ada yang mempermainkan pasokan, atau sekedar menunda, agar terjadi kelangkaan sehingga harga melambung tinggi.

Setelah itu, saat harga naik di pasaran, maka pedagang dan tengkulak juga mengambil untung dengan aksi borong. Dengan harapan mereka bisa mendapatkan keuntungan besar dari selisih harga minyak goreng ini. Karena memang ini adalah barang yang dibutuhkan sehari-hari, untuk makan.

Tapi sekarang, setelah pemerintah menetapkan harganya 14 ribu, otomatis para pedagang yang sebelumnya sudah beli, atau stok barang, akan mengalami kerugian fantastis. Nah untuk sektor ini, tak ada yang mau bertanggung jawab atau menangani. Karena ini murni swasta. Dan hak mereka juga kalau memilih untuk tidak menjualnya sekarang. Para pedagang tetap akan menjual dengan harga yang sesuai dengan harga saat mereka beli, agar tidak rugi.

Saya tau dan yakin sekali ada yang bermain dan menjadi otak dari kelangkaan minyak goreng ini. Tapi media-media kita justru lebih suka memberitakan soal panic buying, yang ujung-ujungnya masyarakat disalahkan.

Akhir dari kasus ini sebenarnya sederhana, tujuan utamanya perusahaan minyak goreng ingin agar harga naik. Dan aturan pemerintah yang mematok harga 14 ribu itu tak akan berlaku dalam waktu yang lama. Karena pada akhirnya pasarlah yang akan menentukan, dan minyak goreng ini bukan seperti bensin dan solar yang dikuasai BUMN. Jadi ga akan bisa diatur-atur.

Kita juga sudah pernah melihat hal serupa pernah terjadi pada tes swab dan PCR. Meskipun sudah ditetapkan, di bawah harganya masih beragam. Kenapa? Ya karena ini murni bisnis dan setiap orang akan mencari untung dari kegiatan transaksinya. Selain itu, mereka modal sendiri, jadi bebas mau jual berapapun ke masyarakat.

Secara politik, kenaikan minyak goreng ini sudah menganggu psikologi pedagang. Karena barang-barang yang lain jadi ikut-ikutan naik karena adanya ketakutan akan kelangkaan barang. Ujung-ujungnya ya Jokowi juga yang akan disalahkan dan dianggap, barang-barang sudah mahal.
Aneh! Minyak Goreng Langka, Masyarakat yang Disalahkan

Sumber Utama : https://seword.com/umum/aneh-minyak-goreng-langka-masyarakat-yang-UauSEfVkl9 

Hukum Adat MUTLAK Dijalankan ke Edy Mulyadi Pasca Tersangka Hukum Positif!

Kita tahu bagaimana Edy Mulyadi saat ini sudah masuk ke penjara, ditahan selama beberapa minggu. Orang ini sudah terbukti melanggar hukum positif. Tapi kalau bicara perlakuan polisi kepada Edy Mulyadi, saya jadi agak sangsi. Kenapa?

Karena kepada Bahar, Polisi sampai minta maaf saat ngeborgol dia karena kata Bahar, polisi itu takut kualat sama cucu nabi. Padahal kalau mau dilihat secara etimologi, cucu adalah keturunan ketiga. Bahar mah sudah luntur. Kepada Edy Mulyadi pun bisa saja demikian. Jadi untuk hukum adat, dia juga harus dipastikan dapat.

Penulis tidak sedang memanas-manasi situasi. Tapi sekarang kita melihat bagaimana kinerja Polisi di bawah Kapolri Listyo Sigit Prabowo, sangat “bersahabat”. Untuk sikap Kapolri Listyo yang lebih berfokus kepada operasional dan birokrasi, saya kira bisa dimengerti, mengingat banyak yang bisa digoreng.

Kalau Kapolri Listyo sekarang keras kepada kaum radikal dan partai yang mendukung radikalisme dan penghancuran NKRI dengan cara mengubah dasar negara dengan mengatakan bahwa Pancasila harus diubah dan bendera NKRI diinjak-injak dan dipasang terbalik, saya kira bisa runyam.

Jangankan Listyo, Tito Karnavian yang muslim pun bisa digoreng sehabis-habisnya oleh Amien Rais dengan mengatakan Polisi berperan seperti PKI, lalu digoreng oleh pendukung Prabowo saat mengamankan demo ricuh yang terjadi di depan gedung Bawaslu.

Tito Karnavian yang muslim pun bisa dibunuh karakternya. Apalagi kalau Jenderal Listyo Sigit Prabowo? Bisa-bisa dia lebih digoreng, nanti bisa nongol Jargon “Polisi betul-betul Thogut, karena dikepalai oleh...” Saya kira saya tidak perlu melanjutkannya.

Jadi dalam latar belakang ini, saya kira Kapolri Listyo Sigit Prabowo, memang harus dipahami. Posisinya sangat sulit untuk memberantas radikalisme dan partai-partai yang mendukung Felix Siauw, simbol perpecahan bagi bangsa ini dengan ceramahnya yang begitu HTI. Meski HTI dibubarkan, orangnya masih ada.

Secara organisasi, bisa saja Mantan Menkopolhukam Wiranto membubarkan dan sampai bahkan dia ditusuk oleh anggota ormas radikal. Tapi secara kepala dan otak, HTI masih ada saja. Masih ada pengaruh-pengaruh HTI yang ada di pemerintahan. Mereka menyamar sebagai PNS.

Bahkan ada bendera HTI di KPK, dan bahkan jelas-jelas ada studi dari mantan menhan Ryamizard Ryacudu yang mengatakan bahwa di tubuh pertahanan negara ada beberapa persen radikal. Agak mengerikan bukan? Polisi bisa dianggap serba susah dalam keadaan saat ini.

Mungkin Kapolri Kristen rasanya jujur saja kurang cocok untuk negara yang butuh ketegasan kepada kaum radikalisme yang juga bersembunyi di balik agama. Kalau mau, wakapolri Kristen masih oke. Seperti yang terjadi di Jakarta, duet maut di tahun 2012, ketika Jokowi yang Muslim dipasangkan oleh Ahok yang Kristen.

Tapi sekali lagi, presiden dan DPR sudah menyetujui bahwa butuh pembenahan secara profesional oleh Listyo Sigit Prabowo. Makanya jangan heran kalau Edy Mulyadi bisa jadi akan diservis dengan “sangat amat baik” oleh polisi. Biar nggak ada gorengan bahwa kapolri ini penista ulama. Amankan itu.

Maka yang sekarang harus bergerak, adalah hukum adat. Polisi sudah bekerja dengan halus dan dengan cerdas di bawah profesionalitas yang sangat jelas. Polisi di bawah kapolri yang dianggap minoritas, tidak bisa bergerak sebebas Tito Karnavian.

Sekarang, saatnya para tetua-tetua Adat dan satu kesatuan warga Indonesia asal Kalimantan mengawal dan memastikan setelah keluar dari penjara, Edy harus kena hukum adat. Karena penulis agak ragu bahwa hukum positif bisa membuat orang jera. Contohnya Mustofa, Rizieq, Bahar yang nggak kapok.

Semoga saja hukum adat bisa dijalankan kepada Edy Mulyadi, membuat bukan hanya dia, melainkan semua orang akan jera sudah mencoba menghina NKRI. Karena Kalimantan adalah Indonesia, Papua adalah Indonesia. Para radikalisme dan separatis harus kapok.

Hukum adat Kalimantan harus dipastikan masuk ke Edy Mulyadi dan Azam Khan. Jangan sampai Azam Khan yang mengatakan yang mau pindah ke Kalimantan hanya monyet, juga terluput dari hukum adat. Hukum positif boleh lembek, hukum adat jangan lembek! Maju terus NKRI!

Begitulah maju-maju.

Hukum Adat MUTLAK Dijalankan ke Edy Mulyadi Pasca Tersangka Hukum Positif!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/hukum-adat-mutlak-dijalankan-ke-edy-mulyadi-pasca-mAZluOWyUj

Edy Mulyadi dan Eksistensi SARA Menjadi Primadona Politisi Minim Prestasi dan Irasional

Dalam demokrasi, perbedaan menjadi suatu hal yang wajar. Kritik dan saran adalah suatu kontrol sekaligus suatu cara untuk bisa bersama-sama membangun sistem peradaban.

Kritik sangatlah berbeda dengan fitnah apalagi ujaran kebencian. Kritik harus mempunyai landasan rasionalitas yang mampu dicerna akal sehat. Mungkin tak mengapa, jika kritik masih minim solusi yang ditawarkan, tetapi kritik yang mengedepankan irasionalitas dengan menebarkan kebencian terhap perbedaan itulah yang harus dibuang jauh-jauh.

Tak akan pernah mudah menerima perbedaan dengan tulus. Itu butuh proses panjang.Sepanjang usia kita, karena perasaan sebagai orang yang paling benar dan keinginan eksis selalu menyerang jiwa dan pikiran sepanjang kita hidup di dunia.

Meskipun begitu, tak elok bagi kita menyalahkan orang yang membanggakan keyakinan agama, suku hingga partainya. Sama halnya dengan menganggap diri sebagai kelompok yang super benar pun tidak boleh.

Salah satu pintu kehancuran dalam demokrasi, bahkan peradaban manusia yang ditakdirkan majemuk sejak dulu kala adalah menganggap kelompoknya yang paling berhak atas klaim kebenaran dan eksistensi. Kita bisa membayangkan jika semuanya berfikir atau bertindak seperti itu? Bisa hancur tatanan kehidupan dengan ribut tak berkesudahan.

Ada ungkapan bahwa segala sesuatu itu ada kekuarangan dan kelebihannya. Termasuk juga manusia. Membuang kekurangan dan mengumpulkan kebaikan dalam kemajemukan, tentu saja menjadi berkah. Tetapi jika semua saling merasa benar demi sebuah eksistensi, maka kemajukan akan menjadi musibah. Perang atau saling menyakiti berkepanjangan sudah cukup terjadi dari waktu ke waktu peradaban manusia lama. Manusia modern harus bisa mempelajari sejarah untuk memperbaiki peradaban manusia. Salah satu contoh kasus yang rame terkait ujaran kebencian yang bersembunyi dibalik kritik serta demokrasi adalah kasus Edy Mulyadi, mantan caleg gagal dari PKS.

Kritiknya cenderung ngawur dan menuju pada merendahkan sesama anak bangsa. Yaitu terkait Ibu Kota Negara baru yang sudah ditetapkan melalui undang-undang dan disepakati dengan nama Nusantara.

Tidak setuju dengan pindahnya IKN di pulau Kalimantan tidaklah masalah. Tetapi, tidak perlu merendahkan tempat dengan menyebutnya tempat jin membuang anak, genderuwo hingga monyet.

Saya sendiri, sangat setuju dengan IKN. Bukan karena saya sebagai pendukung Jokowi. Tetapi, meskipun Presidennya bukan Jokowi, siapapun yang memindahkan ibu kota dari Jakarta ke provinsi lain saya akan setuju.

Alasannya hampir sesederhana pembangunan konektivitas dan infrastruktur demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kekuatan Indonesia akan merata.

Pusat negara akan membawa magnet ekonomi di sekitarnya. Jabodetabek itu tingkat perekonomiannya tinggi, akibat dari Ibu Kota negara ada di Jakarta. Jangankan ibu kota Jakarta, ibu kota provinsi aja akan menjadi pusat ekonomi di sekitarnya.

Membangun di Jakarta sudah tidak relevan lagi. Semua sudah serba ada di sana. Ditambah dengan kemacetan dan banjir yang dianggap gak ada pada zaman Anies.

Memindahkan ibu kota di tengah-tengah kepulauan Nusantara, juga menjadi cara seluruh rakyat tidak terlalu jauh menggapai ibu kota yang menjadi pusat pemerintahan negara.

Dampaknya tidak akan terasa dalam waktu dekat oleh kita. Tetapi anak cucu kita akan merasakannya. Pemerataan yang membawa kualitas sumber daya manusia serta demokrasi yang juga merata. Kemerataan akan menjadikan Indonesia kuat.

Saya curiga orang-orang seperti Edy ini akan kesulitan mencari sesuap nasi kalau ibu kota pindah. Sebab, situasi di Jakarta dan Kalimantan tentu sangat jauh berbeda. Dari pilkadanya saja kita sudah bisa menilai.

Tetapi harus kita maklumi. Oposisi memang cenderung menjual propaganda yang berbau sentimen seperti itu. Saat ini jarang saya temui yang benar-benar mengkritik dan bisa diterima akal sehat. Padahal kalau kritik mereka masuk akal, saya pun akan ikut mengkritik pemerintahan bersama mereka.

Saya berharap, ke depannya demokrasi di negara kita itu cenderung dengan kegiatan diskusi atau debat dua arah dan saling memberi waktu untuk mencari pembuktiannya, baik argumen pendukung maupun penyangkalannya. Apalagi zaman sekarang sudah canggih. Histori dan data bisa disimpan serta dicari dengan begitu cepat. Dengan begitu, monolog tidak beredar tanpa bantahan meskipun itu salah dan menyesatkan.

Jadi jika ada yang menebar narasi atau monolog, langsung disediakan meja bersama untuk membuktikan narasinya. Udah ah, itu aja..Cak Anton.

Edy Mulyadi dan Eksistensi SARA Menjadi Primadona Politisi Minim Prestasi dan Irasional

Sumber Utama : https://seword.com/politik/edy-mulyadi-dan-eksistensi-sara-menjadi-primadona-qq6v7lHZOY

Gak Ada Akhlak! Trio Kadrun Ini Malah Jadikan Istri Sebagai Jaminan Penangguhan Penahanan

Sepertinya Kadrunista lagi mengalami krisis pria sejati. Pasalnya ketika mereka bermasalah selalu saja menampilkan sikap pengecut.

Contohnya Rizieq yang didaulat sebagai Imam besar oleh kelompok mereka. Bahkan dikatakan oleh Novel Bamukmin posisinya tertinggi di dunia. Lebih tinggi dari presiden negara manapun. Termasuk Presiden Jokowi.

Dan jangan salah-salah, si Rizieq ini juga menjadi panutan pasukan Kadrun dalam bertutur, bersikap, berperilaku serta bertindak.

Eh sudah dapat label tinggi-tinggi (Big Imam), gak tahunya ketika tersandung kasus chat asusila malah kabur ke Arab Saudi.

Hebatnya lagi, kaburnya itu gak pakek sebentar. 3,5 tahun ferguso. Sampai-sampai masa berlaku visanya habis segala dan ia kena denda overstay hingga ratusan juta rupiah.

Penulis yakin banget, Firza kecewa berat dengan pentolan FPI itu. Karena kalau melihat dia ceramah sudah kayak laki paling macho sedunia saja. Hujat sana hujat sini. Termasuk menghujat presiden.

Ketika tersandung kasus, seperti tanpa bersalah, KABUR.......

Kalau diperhatikan, lebih terhormat Bang Toyib daripada si Rizieq ini. Bang Toyib pergi tidak pulang-pulang karena cari duit untuk menghidupi keluarga. Sementara dia, lari dari masalah.

-o0o-

Tidak hanya itu saja kelakuan gak ada akhlak Kadrunista. Terhitung sedikitnya ada 3 di antara mereka yang berusaha menjaminkan istrinya untuk mendapatkan penangguhan penahanan.

Pertanyaannya, siapa sajakah itu?

1. Mustofa Nahrawardaya

Sama seperti Denny Siregar dan Eko Kuntadhi, si Mustofa ini aktif banget di Medsos. Cuma bedanya ia kontra terhadap Jokowi, sedangkan kedua orang itu Jokower banget. Dan Denny serta Eko aktif di YouTube. Sementara Tofa aktif di Partai Ummat.

Di samping itu, Denny dan Eko bukan kader partai, Tofa malah politikus banget. Terhitung sudah 3 partai yang pernah dimasukinya yakni PKS, PAN dan Partai Ummat.

Ia juga pernah 2 kali Nyaleg. Meskipun itu gagal semua.

Pada 2019 lalu, Mustofa ini secara terang-terangan memojokkan polisi dengan memfitnah aparat keamanan itu. Ia mengatakan, ada seorang remaja bernama Harun Rasyid tewas dikeroyok polisi di Masjid Al Huda, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Tidak pelak, karena pernyataannya tersebut meresahkan masyarakat serta dianggap melanggar UU ITE, Tofa pun dicyduk oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

Hingga drama muncul kala itu. Istrinya Cathy Ahadianti mengemis agar Mustofa tidak ditahan lantaran asam uratnya sedang kambuh.

Balasannya, Mustofa jadikan perempuan yang pernah dinikahinya tersebut sebagai penjamin penangguhan penahanan atas dirinya.

Gak ada akhlak banget nih orang.

Kalau seandainya penulis jadi bapaknya Cathy, sudah lama tak suruh ceraikan Tofa.

Masa istri dijadikan seperti BPKB motor?

2. Bahar bin Smith

Si pirang ini dikenal sebagai penceramah agama. Ia juga disebut pendiri salah satu pesantren. Tapi kelakuannya nauzubillahiminzalik. Lebih sadis dari preman desa.

Kalau preman desa, kelakuannya paling mencuri ayam tetangga. Lha yang ini berkali-kali bikin masalah.

Mulai dari melakukan penyerangan terhadap Jemaat Ahmadiyah, menuding tanpa bukti PDIP sarang PKI, mengatakan Presiden Jokowi banci, menganiaya dua anak di bawah umur, menginjak kepala sopir taksi online, melanggar PSBB, hingga menyebarkan hoax.

Karena ulahnya itu juga, Bahar berkali-kali masuk penjara.

Dan sekarang pun masih mendekam di balik jeruji besi.

Tapi bukan Bahar namanya kalau gak pengecut.

Ceramahnya boleh saja kasar, menghujat dan mengumpat. Ujung-ujungnya istrinya juga yang dijadikan jaminan buat dapat penangguhan penahanan.

Hingga tagar #IstrikuBukanBPKB sempat viral kala itu.

"Gadaikan istri. Katanya singa, ehhh nggak taunya cuma curut," ujar salah seorang netizen yang juga membubuhkan tagar itu di postingannya.

Memang betul, orang yang banyak cakap serta doyan merendahkan pihak lain, itulah yang sebenarnya pengecut. Karena pria sejati tidak akan pernah mau mengorbankan istrinya akibat dari kesalahan sendiri.

'Situ yang berbuat, situ yang bertanggung jawab'. Begitu kura-kura kata para macho man.

Ternyata nyalinya gak segondrong rambutnya. Hehehe

3. Edy Mulyadi

Teka-teki kasus penghinaan terhadap Kalimantan yang menyeret nama mantan Caleg PKS, Edy Mulyadi akhirnya menemukan titik terang.

Ia yang awalnya mangkir dari panggilan polisi itu, sekarang sudah menjadi penghuni baru Rutan Bareskrim Polri dengan menyandang status sebagai tersangka ujaran kebencian.

Sekjen GNPF Ulama ini mulai terlihat pengecut ketika dia berusaha berlindung di balik UU Pers dengan mau mengadu ke Dewan Pers segala. Padahal pernyataannya soal 'jin buang anak' tersebut sama sekali bukan merupakan produk jurnalistik tapi murni ujaran kebencian.

Lagian juga, wartawan sejati itu tidak akan pernah menghujat pihak lain ferguso. Karena mereka terikat oleh kode etik. Yang dilakukannya justru menyajikan data-data dan fakta, beserta berita yang diproduksi bermanfaat bagi orang lain.

Yang ini malah menyampaikan statemen yang bikin marah banyak orang. Dan tanpa didukung oleh data pula.

Pucak kepengecutannya, Edy mau menjadikan istrinya sebagai jaminan untuk dapat penangguhan penahanan.


Istri itu tambatan hati belahan jiwa Drun. Bukan sertifikat vaksin.

Gak Ada Akhlak! Trio Kadrun Ini Malah Jadikan Istri Sebagai Jaminan Penangguhan Penahanan

Sumber Utama : https://seword.com/umum/gak-ada-akhlak-trio-kadrun-ini-malah-jadikan-4E5ak1VFfH

Anies Harus Memanggil Orang Ini Agar Formule-E Yang Mepet Itu Cepat Kelar Dan Terwujud!

Formule-E memang formula yang sejak awal rumusan dan niatnya sudah error. Ambisi Anies yang ingin mendapatkan nama dan mencoba melambung nama Jokowi, ternyata semuanya akan amblas.

Jelas beda antara Jokowi dan Anies. Anies hanya jago tata kata, sedangkan Jokowi memang diam-diam bekerja, berbicara seperlunya dan sederhana menyampaikan kata-kata sehingga mudah dipahami. Bahkan Jokowi tak perlu baca buku-buku yang tebal-tebal dan rumit-rumit seperti Anies, cukup baca komik tapi sarat makna untuk bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Mana bisa formula-E terwujud di bawah pemerintahan Anies, sedangkan janji-janji kampanyenya saja tidak ada yang terwujud, semuanya tidak ada yang becus. Anies hanya ingin menikmati hasil kerja pemerintahan sebelumnya, lalu mengklaim bahwa itu hasil kerjanya. Jika hal kecil saja tidak bisa ia penuhi, maka bagaimana dengan hal besar?

Jokowi sebelum ke DKI, beliau sudah terbiasa blusukan dan membenahi apa yang perlu dibenahi di Solo, hingga akhirnya beliau merebut hati rakyat Solo, maka wajar kalau pada periode kedua Jokowi di Solo itu, memperoleh suara yang sangat fantastis.

Sedangkan Anies?

Sejarah Anies masuk dalam dunia politik memang sudah terlihat kelicikannya, sejak di Universitas Paramadina saja, ia begitu licik hingga menduduki kursi Rektor menyingkirkan Yudi Latief, apalagi saat merebut kursi Gubernur DKI dari tangan Ahok, jelas sekali bagaimana brutal dan sadisnya memainkan ayat dan mayat demi kekuasaan kursi Gubernur. Alhasil, kekuasaan yang didapatkan dari cara licik, maka hasilnya pun tidak akan terasa bagi warga.

Tidak ada satu pun program kampanye Anies yang terwujud lalu benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga. Bukannya warga jadi bahagia, justru semakin susah. Banjir pun jadi langganan kembali, padahal di era Ahok, banjir sudah mulai surut karena ditangani dengan cermat. Apalagi macet, tidak mungkin Anies bisa mengatasinya, Anies hanya menyusun kata-kata saja untuk menutupi kekurangannya itu.

Jadi semua kebobrokan Anies ini harus selalu diulang-ulang agar warga atau rakyat Indonesia tidak lupa, sehingga kelak rakyat tidak salah pilih.

Formule-E dalam waktu dekat ini sulit sekali terwujud. Ini bukan program kampanye Anies, tapi sebuah upaya untuk menghabiskan anggaran dan menguntungkan segelintir orang. Tapi ternyata, semua rencananya itu seperti ambyar dan amblas. Anies dalam posisi saat ini sebenarnya tak peduli lagi apakah Formule-E jadi dilaksanakan atau tidak, tapi Anies sedang berusaha menyusun kata-kata untuk mengelak, menyusun siasat bagaimana bisa lolos dari jeratan kasus Formule-E.

Segala cara pasti sudah ditempuh Anies dan koleganya, termasuk bagaimana ia mengajak makam malam beberapa orang DPR demi tidak diusutnya kasus ini. Anies ingin lolos dari proyek yang ambisius ini. Anies tak peduli sudah berapa banyak kerugiaan yang telah diterima bangsa ini karena ulahnya yang tidak bisa kerja tapi hanya ingin berkuasa semata.

Maka karena itulah, kekuasaan yang sedang diburu Anies amat sangat berbahaya, bisa jadi Anies ini adalah utusan dari orang luar atau orang yang dimanfaatkan oleh negara lain, sehingga ketika Anies bisa berkuasa dengan luas di negeri ini, atau misalnya berhasil menjadi presiden, maka bisa lebih fatal dari orde baru, semua perjanjian yang akan merugikan bangsa ini akan ditandatanganinya. Dan, negara ini akan mengalami kerusakan lebih parah, cepat atau lambat, negara ini hanya jadi sapi perahan saja. Amat sangat berbahaya.

Kasus Formule-E yang tidak becus ini harus selalu diusut. Karena hal ini sudah merusak citra Indonesia yang sudah dirawat pemerintahan Jokowi, ehh ada Anies yang sok istimewa mau adain Formule-E, tau-taunya hanya bikin malu! Indonesia akan dicap negara yang tidak komitmen dengan perjanjian kerjasama olahraga balap ini.

Saking kencangnya olahraga ini, mungkin maksud Anies, ingin lebih kencang menghabiskan anggaran juga. Jika sumur resapan kurang kencang, mungkin dengan Formule-E ini, anggaran bisa cepat amblas. Biarkan komitmen fee melayang begitu saja, biarkan anggarannya tidak terpakai karena waktunya mepet, sehingga panggil jin saja untuk menyedot anggaran itu. Dasar memang Gabener! Alias Gotbener! Perusak Jakarta dan merusak negara!

Anies ini bukan tipe pekerja, tapi tipe pembicara, yang memang cocoknya jadi dosen di kelas saja, mengajar, memotivasi, meskipun hanya teori belaka. Yahh...seperti misalnya si Mario Teguh, yang pandai dengan kata-katanya, banyak bertebaran kata-kata motivasinya, bahkan kelas-kelas motivasinya begitu mahal dan banyak dihadiri oleh orang-orang kaya, padahal sebenarnya semua orang punya motivasi dalam dirinya yaitu akal sehat.

Namun pada akhirnya, Mario Teguh hanya berhenti pada kata-kata saja, kasus dan masalahnya sendiri tidak bisa diselesaikannya, hanya mengandalkan egonya, dan kini Mario Teguh sudah tidak laku lagi, dilupakan begitu saja.

Nah, tidak jauh beda dengan Anies Baswedan ini. Anies mengandalkan kata-kata saja. Menjadi Gubernur DKI modalnya adalah kata-kata saja, mulai dari kata “Sunnatullah” hingga kata-kata “Parkir air” dan “Naturalisasi “ serta “kelebihan bayar.” Semua kata-kata itu benar-benar kata-kata yang dibuat untuk ngeles, hanya saja, untuk formule-E ini, Anies terus berkutak dengan kata-kata, kata-kata apa yang akan dirancangnya untuk bisa ngeles nanti? Kita tunggu. Apakah KPK berhasil dipengaruhinya?

Jagonya Anies membuat kata-kata sebagaimana Mario Teguh, tapi pada tataran aplikasinya, sungguh jauh dari kenyataan. Jika Mario Teguh berbicara tentang cinta dan kasih sayang, ternyata pada anaknya sendiri dilupakan tentang kasih sayang itu.

Lalu Anies, yang katanya akan membuat warga bahagia dan maju kotanya, ternyata tidak terwujud, karena memang kata-kata tidak bisa mewujudkan kenyataan itu kalau tidak direalisasikan atau dikerjakan. Makanya Jokowi pernah menekankan slogan “Kerja Kerja dan Kerja” Ini sebenarnya ingin memperjelas bahwa ahli tata kata seperti Anies itu akan pincang maknanya kalau tidak dilaksanakan atau komitmen dengan kata-katanya. Percuma teori tanpa praktek. Begitu kira-kira.

Jadi jangan harap Formule-E itu sukses, kecuali sukses ngeles dan cari-cari alasan. Jangankan Formule-E, program kampanye saja tidak ada yang terwujud, apalagi perhelatan besar dan bergengsi seperti Formule-E ini, padahal dananya sudah tersedia kan? Bahkan bisa disubtitusi dari uang-uang yang berkategori kelebihan bayar kan?

Namun hanya ada satu cara agar formule-E bisa terwujud meskipun sudah mepet waktunya, bahkan kalau misalnya sisa sehari saja, yaitu Anies harus memanggil Bandung Bondowoso agar bisa membangun sirkuti Formule-E hanya semalam saja, sebagaimana Bandung Bondowoso telah membangun seribu candi hanya sehari saja untuk Roro Jongrang. Tapi sayangnya, ini cuma cerita, tapi begitulah kata-kata, hanya cerita tapi sulit terwujud sebagaimana Anies yang hanya berjanji yang katanya akan memajukan Jakarta dan membahagiakan warganya, ternyata hanya slogan yang bau kentut saja.

Anies Harus Memanggil Orang Ini Agar Formule-E Yang Mepet Itu Cepat Kelar Dan Terwujud!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/anies-harus-memanggil-orang-ini-agar-formule-e-TOCPtX7BIX

Kadrun Itu Pada Dasarnya Pengecut! Istrinya Pun Dijadikan Jaminan Agar Tidak Ditahan!

Beda banget dengan Ahok yang waktu itu masih beristrikan Veronika, Ahok tidak bawa-bawa istrinya ketika didesak menjadi penista agama. Semua orang yang berakal sehat tahu betul bahwa video Ahok di kepulauan seribu itu penuh dengan intrik, sudah jelas videonya dipotong dan dicocoklogi sebagai penista agama.

Tapi semua ada hikmahnya, terlihat jelas siapa saja pada akhirnya sebagai bajingan dan penjual agama dalam kasus Ahok itu. Semua orang-orang yang akal sehatnya tergerus oleh nafsu kekuasaan berkumpul menyerang Ahok, jemaah yang manuk-manuk dengan ustadnya pun hanya jadi seperti “kawanan makhluk yang akal sehatnya di bawa ke jurang kebodohan”

Kini, satu per satu orang-orang yang turut andil dalam gerakan intoleransi menyerang Ahok dan pemerintahan, mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, Edy Mulyadi hanya salah satu orang yang mengalami hal yang sangat tidak menyenangkan saat ini. Edy harus merasakan bagaimana rasanya didesak dan didemo sama seperti Ahok dulu dipaksa dan didemo besar-besaran.

Ahok datang sendiri ke kantor polisi, minta maaf dengan jelas dan tegas, lalu menjalani proses pengadilan, dan menghabiskan waktu vonisnya di penjara. Namun setelah itu keluar dengan kebanggaan, sebab Ahok bukanlah napi mantan koruptor, maka karena itulah ia pun dipercaya menjabat sebagai komisaris Pertamina, jabatan yang sangat istimewa, hanya saja di Pertamina tampaknya masih ada sisa-sisa pengaruh mafia sehingga Ahok pun harus berhati-hati. Ahok bicara sedikit dan test the water, ehh tiba-tiba ada yang ngamuk. Tahu sendirilah siapa-siapa itu mereka.

Dan kasus yang menimpa si Edy Mulyadi ini juga penuh desakan, tapi bedanya, Edy memang lantang menyuarkan penghinaan dengan sombongnya, sehingga jelas banget penghinaan itu. Beda dengan Ahok, videonya dipotong, lalu disebarin dan diberi narasi sebagai penistaan agama. Sungguh dholim atau zolim kelompok ini.

Dari kejadian itu pada saat Ahok di demo, betapa mencengangkan bahwa ternyata selama ini HTI dan sekutunya seperti PKS telah berhasil menjejali pikiran para jemaah dengan ideologi intoleransi, agama yang mereka anut bukannya sebagai pencerahan, namun digunakan untuk menekan orang-orang yang berbeda dengan mereka. Dan hal itu tidak bisa hilang begitu saja, sisa-sisanya sampai sekarang masih sangat erat. Ideologi HTI yang subur itu masih menjejali orang-orang yang mengaku ustad lalu menyerang pemerintah, seperti contohnya orang-orang yang mengaku sebagai kumpulan ulama dari Sumbar yang masih menggelorakan jualan khilafah dan menyerang pembahasan pemindahan Ibu Kota Nusantara. Dasar koplak!

Dalam orasinya itu, gerombolan yang mengaku ulama dan aktivis itu, mengatakan bahwa pemindahan Ibu Kota adalah zolim, lalu mengajak pada naungan Khilafah, kempret bener. Ini sudah dari dulu menjadi jargon para kadrun, justru dengan cara berpikirnya itulah yang membuat negara ini makin mundur ngak maju-maju, ribut soal agama melulu, ribut soal kasus-kasus Intoleransi.

Para kadrun itu berpikiran sempit bahwa dengan jargon khilafah saja semuanya beres, padahal di beberapa negara, Hizbut Tahrir ini sudah dicap sebagai kelompok teroris yang sangat berbahaya bagi negara, dan karena itulah Jokowi pun tegas membubarkan HTI, namun sayangnya, karena di zaman SBY mereka ini terus menebarkan virus khilafahnya, maka tidak mudah menggerusnya begitu saja. Sungguh prihatin! Tuhan tidak suka! Tentu saya bisa jelaskan tapi tak perlu!

Para pengusung jargon khilafah inilah yang justru berbuat zolim, pasalnya mereka bawa-bawa agama tetapi menghambat kemajuan negara. Mereka para kadrun ini jualan agama demi syahwatnya, itulah kezoliman yang paling sangat berbahaya dan menjijikkan. Dengan jualan agama, mereka setiap saat selalu membuat kegaduhan, membuat keributan, merasa dirinyalah yang berhak menjaga agama dan perintah-perintah Tuhan, padahal perintah Tuhan itu, ya berbuat baik tanpa membeda-bedakan agama dan sukunya, tetapi berdasarkan kemanusiaan, karena sama-sama manusia.

“Dia yang saudaramu bukan dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan” Inilah konsep beragama yang pas dan sesuai manusia, bukan sesuai kadrun dan para vampir dan pengasong khilafah.

Tapi kalau mereka para kadrun itu memang Iblis, yah berarti kita memang harus memeranginya, yang waras harus melawan narasi dari para Iblis yang berjualan agama itu, para pengikut Dajjal sesungguhnya, yang merusak negara meskipun mengatakan sedang mengadakan perbaikan dengan jargon khilafahnya.

Edy Mulyadi memang terkenal, tapi terkenalnya sungguh membuatnya akan menderita. Baru saja mau ditahan, ehh... istrinya dijadikan jaminan, ini berarti si Edy Mulyadi ini tidak tahan dengan penderitaan, si Edy maunya melontarkan kata-kata arogan tapi tidak mau bertanggungjawab, maunya ia saja yang merasa paling benar sedangkan yang ia soraki adalah posisi salah. Inilah model kelompok yang mengaku oposisi tapi kualitasnya jeblok, pantas saja mereka lebih tepat dinamakan kadrun ngenes, bukan oposisi.

Menjadikan istri sebagai jaminan adalah perbuatan yang tidak satria, tidak jantan, sama halnya dengan si Bahar Smith, yang juga ingin menjadikan istrinya sebagai jaminan. Semua itu adalah perbuatan para pengecut. Saat mereka mendemo Ahok, oohh...congornya muncrat kagak karuan, serasa paling jagoan dan paling menguasai negeri ini, semuanya ingin ditundukkan, mereka ingin menguasai semua rakyat Indonesia dengan mulutnya yang sangat biadab itu.

Tapi kini, baru saja mau ditahan, mereka sudah membayangkan pedihnya penderitaan, banyak alasan yang mereka terus lakukan, intinya, mereka mau terlepas dari segala jeratan hukum, sedangkan orang lain yang menjadi lawan politiknya atau yang tidak disukainya, ingin mereka jebloskan ke penjara. Laknat emang ya!

Cukuplah Ahok menjadi contoh dan martir atas kelakuan bejat mereka. Masyarakat yang sudah waras akan terus melakukan perlawanan.

Menuju negara maju memang butuh kerja keras dan cerdas. Segala hal yang menganggu atau menghambat kemajuan negara ini memang harus dilenyapkan. Jadi semua kadrun yang tidak mau menyadari kesalahannya, yahhh bikin jera saja, kalau tidak jera juga, yahh... ayo gebuk ramai-ramai dengan narasi yang membuat mereka tersandung hingga akhirnya keok. Biarlah semua tokoh Kadrun di dalam penjara saja, hitung-hitung mereka dikasi makan gratis kan? Daripada kerja ngak halal dengan menebar kebencian, mending makan gratis saja di dalam hotel prodeo itu.

Kadrun Itu Pada Dasarnya Pengecut! Istrinya Pun Dijadikan Jaminan Agar Tidak Ditahan!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kadrun-itu-pada-dasarnya-pengecut-istrinya-pun-H4wVMx5YUT

Re-post by MigoBerita / Rabu/02022022/12.34Wita/Bjm

Berita terbaru hari ini / berita terkini : 

nasehat untuk Edy Mulyadi "JIN BUANG ANAK" & "B4JINGAN" dari Pemuda NTT https://youtube.com/watch?v=xjebI9UOA... 

peringatan k3ras untuk Rocky Gerung dari Pemuda NTT yang tak berpendidikan https://youtube.com/watch?v=N1SsiFvzn... 

 meskipun kulit gelap, NTT dan Papua sudah terang karena Presiden Jokowi https://youtube.com/watch?v=5n09BqBqz... 

peringatan k3ras untuk Demokrat dan Benny Harman dari Warga NTT https://youtube.com/watch?v=KawqCdXI8... 

gara² Presiden Jokowi Timor Leste jadi begini, bahagianya Warga Timor Leste bertemu Jokowi https://youtube.com/watch?v=4O5bA8Xp2... 

Waketum Demokrat sindir Presiden Jokowi beri janji palsu, Pemuda NTT semprot Benny K Harman https://youtube.com/watch?v=lxSnMXHzw... 

Bahar Smith hina Presiden Jokowi, warga NTT dan NTB buka suara - ini tanggapan Presiden Jokowi https://youtube.com/watch?v=-1x1EVcfQ... 

Presiden Jokowi robohkan 3 gedung di NTT, kini berubah jadi 3 kota kecil https://youtube.com/watch?v=EWAUp1-fd... 

gara² Presiden Jokowi Labuan Bajo jadi begini, apa kabar para Mantan https://youtube.com/watch?v=6S15XZBA1... 

Gaji Guru 250rb "pesan terbuka untuk Pejabat, Aktivis HAM, & Mahasiswa dari Pemuda NTT" https://youtube.com/watch?v=JIoKmPalE... 

 gara² Presiden Jokowi gedung sekolah di NTT jadi begini, Rakyat NTT tidak makan infastruktur https://youtube.com/watch?v=-0d_HReEb... 

peringatan k3ras untuk Natalius Pigai dari Ras Melanesia "NTT, Maluku, Papua" https://youtube.com/watch?v=nb4mvLQ4r... 

gara² Presiden Jokowi jalan di NTT jadi begini, jangan ngaku sopir kalau belum coba arena di NTT https://youtube.com/watch?v=5hYAQJ_qW... 

orang Jawa kaget bensin di NTT 200rb/3ltr, jawaban warga NTT bikin geleng kepala https://youtube.com/watch?v=023ONRPIT... 

pengakuan Rakyat Papua tak ingin pisah dariNKRI karena Jokowi, orang Jawa senang Jokowi peduli Papua https://youtube.com/watch?v=1R1xmV31b... 

minta Polisi p3njarakan Presiden Jokowi, Rakyat Papua & NTT skakMat Rizal Ramli https://youtube.com/watch?v=VZNTUzqlU... 

surat terbuka untuk kaum pembenci Presiden Jokowi "dari Tanah Toraja - Indonesia Timur" https://youtube.com/watch?v=OLbLAguwE... 

Gubernur NTT minta Jokowi arahkan Rakyat NTT di2024, ini tanggapan Presiden Jokowi..sinyal 3 Periode https://youtube.com/watch?v=raMA8OzJr... 

kadrun teriak "2021 Harus Ganti Presid3n" Papua, NTT, dan NTB buka suara https://youtube.com/watch?v=lf_u-uBmG... 

saking cintanya Rakyat NTT pada Presiden Jokowi, begitu juga sebaliknya saking cintanya Presiden Jokowi pada Rakyat NTT 

 #PresidenJokowi #MahfudMD #Mahasiswa #Nusantara #BEM_SI #ShiwaGoChannel #PemudaNTT #StandUpComedy #AbdurArsyad #KPK #Gibran #Kaesang #IbuKotaNegara #WargaNTT #KondisiJalanNTT #RakyatNTT #YosepNaesoi #GubernurNTT #WagubNTT #RakyatPapua #RakyatMaluku #RakyatSulawesi #RakyatNTT #RakyatNTB #RakyatManado #RakyatToraja #ShiwaGoChannel #PresidenJokowi #RakyatNTT #WagubNTT #ShiwaGoChannel #JosefNaiSoi #PohonAsamJokowi #PatungJokowi #KampungJokowi #BukitJokowi #WisataNTT #WargaNTT #LabuanBajo #BandaraKomodo #BandaraPantar #Belu_NTT #Kupang_NTT #Alor_NTT #ManggaraiBarat #Sikka_NTT #Sumba_NTT #Adonara_NTT #BendunganRatiklot #BendunganNapunGete #BendunganRaknamo #BendunganTemef #MulutSeribu #RoteNdao_NTT #ShiwaGoChannel #PresidenJokowi #RakyatPapua #RakyatMaluku #ShiwaGoChannel #RakyatNTT #RakyatNTB #RakyatSulawesi #SBY #Megawati #WargaPapuaBarat #WargaNTT #NusaTenggaraTimur #NusaTenggaraBarat #WargaAmbon #WargaMakasar #WargaToraja #WargaManado #WargaKendari #JembatanMerahPutih #JembatanYoutefa #TransPapua #JembatanTelukKendari #BandaraToraja #PLBN_Merauke #PLBN_Wini #PLBN_Motamasin #PLBN_Motaain #Kefamenanu_TTU #Atambua_Belu #Malaka #LabuanBajo #HotelInayaBay #Foodestate_SumbaTengah #IndonesiaTimur #Lagu_Lagu #LaguIndonesiaTimur #LaguSedih #ShiwaGoChannel #Mural #Mural_PresidenJokowi #Kritikan #HinaPresidenJokowi

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya