» » » Saatnya REFRESH !!! Sambut Ramadhan 1443 H

Saatnya REFRESH !!! Sambut Ramadhan 1443 H

Penulis By on Rabu, 30 Maret 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
Saatnya REFRESH !!! Sambut Ramadhan 1443 H, Alhamdulillah sebentar lagi Republik Indonesia akan menjalani bulan Puasa Ramadhan 1443 H, tentu suasana akan sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Apa sajakah itu?? Simak, baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan agar tidak gagal paham.

Benarkah Haris Azhar dan Fatia “Panik” Setelah Jadi Tersangka?

Gak perlu “mendramatisir” kasus hukumnya, sederhana saja deh!

Tidak usah koar-koar teriak kriminalisasi aktivis, teriak kebebasan berpendapat dilindungi Undang-Undang karena setiap kebebasan berpendapat bukan berarti bebas “asal omong”.

Jika berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab! Sesederhana itu masa sih Haris Azhar tidak paham?!

Fatia Maulidyanti juga aneh!

Setelah jadi tersangka, Koordinator KontraS, Fatia Maulidyanti ini malah meminta Menko Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan untuk mencabut laporannya soal dugaan pencemaran nama baik. Hal itu dikatakan setelah Fatia dan Haris Azhar ditetapkan sebagai tersangka.

“Sebetulnya akan sangat gentelmen kalau misalkan Pak Luhut mencabut laporannya dan menghentikan kasus dan juga membuka fakta bersama untuk memperlihatkan ke publik kalau memang dia tidak terbukti soal konflik tambang di Papua,” ungkap Fatia di Polda Metro. Sumber

Ngakak so hard!

Inilah salah satu alasan kenapa penulis sebagai salah satu rakyat kecil merasa makin “muak” dengan mereka yang mengklaim dirinya (oknum) aktivis!

Apakah mereka pikir ini negara miliknya sehingga dengan mudahnya koar-koar ke publik tentang seseorang tetapi setelah dilaporkan balik lalu teriak kriminalisasi aktivis?

Wajar jika Luhut melaporkan balik Haris Azhar dan Fatia ke Polisi karena Luhut merasa namanya “dicemarkan” oleh kedua orang tersebut.

Logika sajalah, apakah kita akan diam saja jika nama kita “dicemarkan” oleh orang lain, tentu saja tidak!

Jika sekarang Fatia meminta Luhut untuk mencabut laporannya, apakah ini artinya Fatia “panik”?

Jika memang Fatia merasa yakin dengan apa yang dikatakanya terhadap Luhut lalu kenapa dia malah meminta Luhut untuk mencabut laporannya?

Fatia tidak usah berdalih dengan mengatakan jika Luhut akan sangat gentleman jika Luhut mau mencabut laporannya terhadap Haris Azhar dan Fatia.

Bagaimana kalau pernyataan Fatia ini dibalik?

Jika Haris Azhar dan Fatia gentlemen maka mereka akan berani bertanggung jawab atas “tuduhan” mereka terhadap Luhut. Berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab. Simpel bukan?

Rakyat juga jangan terpengaruh dengan narasi sejumlah koalisi masyarakat sipil yang mendukung Haris Azhar dan Fatia karena mereka semuanya berada dalam “satu kubu” makanya tidak heran jika beberapa oknum lembaga atau LSM tersebut “membela” keduanya dengan dalih apa yang disampaikan oleh keduanya adalah fakta…

Article

Karena kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan, Haris Azhar dan Fatia juga sudah jadi tersangka jadi silahkan mereka adu data di Pengadilan nanti secara terbuka sehingga rakyat bisa menilai siapa yang benar dan salah dalam kasus ini.

Kasus seperti ini memang perlu dibawa ke jalur hukum sebagai pendidikan politik agar tidak sembarangan “menuduh” orang tetapi setelah dilaporkan balik lalu membuat narasi jahat teriak kriminlaisasi aktivis.

Ini negara hukum bukan negara milik oknum aktivis/lembaga yang merasa “berkuasa” sehingga bebas mengatakan apapun yang mereka mau dengan dalih kebebasan berpendapat.

Para tersangka dalam kasus ini yaitu Haris Azhar dan Fatia tidak perlu membuat narasi apalagi sampai “panik” meminta Luhut untuk mencabut laporannya dengan dalih gentlemen.

Akan sangat gentlemen jika Haris Azhar dan Fatia berani berbuat maka mereka juga harus berani bertanggung jawab atas ucapan mereka sendiri.

Tinggal ikuti saja proses hukumnya.

Sangat sederhana bukan?

Article 

Benarkah Haris Azhar dan Fatia “Panik” Setelah Jadi Tersangka?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/benarkah-haris-azhar-dan-fatia-panik-setelah-Cx8PT2qKo3

Motor dan Mobil Bukan Lagi barang Mewah, Ojol Pun Ngisi Pertamax

Belakangan ini saya lihat ada operasi khusus soal isu kenaikan harga BBM. Entah siapa yang memesan dan memainkan, namun intinya media diatur sedemikian rupa agar masyarakat bisa maklum kalau besok atau lusa pemerintah menaikkan harga BBM.

Yang menarik adalah, ada seorang pengamat, yang entah dia siapa dan dari mana, tiba-tiba mengusulkan kenaikan harga BBM dan beritanya ditayangkan di hampir semua media mainstream.

Rasanya baru sekarang ya? ada elemen masyarakat, memulai isu dan mengusulkan kenaikan harga BBM. Entah karena saking pedulinya pada Pertamina, atau ini sekedar drama dan skenario yang memang sudah disiapkan entah untuk tujuan apa.

Tapi pada intinya ini adalah usulan yang kurang pas. Meski di sisi lain bisa jadi ini adalah usulan yang sudah tepat, untuk semakin memperburuk kondisi emosional masyarakat. Yang baru saja dikerjain sama harga minyak goreng dan dibuat langka, lalu sekarang mau ditambah lagi sama kenaikan harga BBM yang merupakan kebutuhan utama untuk mudik lebaran nanti.

Alasan soal kenaikan harga minyak dunia menurut saya masih belum terlalu kuat. Karena di bulan Ramadhan, hampir semua kebutuhan makanan naik signifikan. Tidak hanya minyak goreng, beras, ayam, daging, gula, tepung, gas dan sebagainya ikut naik. Ini adalah pola lama jelang Ramadhan.

Maka kalau BBM juga mau dinaikkan dalam minggu ini, itu jadi membuat masyarakat jatuh ketimpa tangga.

Bagi saya, kalaupun mau dinakkan, ya tunggu selesai mudik lebaran dulu. Toh harga minyak dunia itu tak akan selamanya tinggi. Bentar lagi juga turun. Selain itu, Pertamina kan sudah berencana untuk membeli minyak dari Rusia yang secara harga lebih murah dari pasaran.

Meski di sisi lain saya juga kurang setuju misalkan harganya jadi dilepas ke pasar dan Pertamina mengambil untung sebanyak-banyaknya. Maksudnya, sebegai perusahaan Pertamina memang harus untung. Tapi sebagai BUMN, tidak boleh mengambil untung sebanyak-banyaknya selayaknya swasta.

Maka kalau dari hitung-hitungan ekonomi masih untung dan cukup masuk akal untuk perusahaan sekelas Pertamina, mestinya ditahan dulu rencana menaikkan harga BBM. Karena pada akhirnya efek inflasi dari kenaikan harga BBM ini tidak setara dengan keuntungan yang didapat Pertamina yang ga seberapa itu.

Selain itu, banyak juga orang yang beranggapan bahwa BBM itu untuk orang kaya. Sehingga tidak boleh lagi disubsidi.

Saya setuju dengan pendapat itu. Tidak boleh disubsidi. Artinya Pertamina tidak boleh rugi, sampai biaya operasionalnya harus dibayarkan oleh pemerintah atau APBN. Tapi kalau Pertamina untung, menurut data terakhir masih sekitar 1 miliar dollar dalam setahun, artinya kan ini masih cukup oke untuk bertahan di harga yang sekarang?

Sementara, kendaraan motor dan mobil di era sekarang ini sebenarnya sudah bukan lagi barang mewah. Kalau dulu, mungkin iya. Masih jarang orang punya. Tapi kalau sekarang? petani ngarit pun sudah pakai motor. Ojek online juga sudah pakai pertamax. Jadi, motor dan mobil adalah kebutuhan umum manusia modern dan tidak bisa lagi dikategorikan sebagai orang kaya di era ojek online.

Ukuran kekayaan sudah tidak bisa dilihat dari mobil dan motornya. Karena bisa jadi keduanya jadi alat untuk kerja ojek online, atau transportasi harian untuk menunjang dan mempermudah kerja.

Sampai di sini mungkin ada yang bilang bahwa, ya kalo pertamax aja kan gapapa yang dinaikkan. Pertalite biarin. Masalahnya tidak akan sesederhana itu.

Kalau hanya Pertamax yang naik, maka para pembeli pertamax akan beralih pada Pertalite. Terutama yang digunakan untuk operasional kerja. Dan setelah itu, karena permintaan tinggi, maka antrian ga akan sebanding dan akan terjadi kelangkaan. Masalah lagi.

Jadi kalau mau dinaikkan ya harus semuanya disesuaikan. Sehingga narasi orang kaya tidak boleh disubsidi BBM menjadi kurang tepat lagi, untuk semua sisi. Entah itu dari sisi arti kaya, atau arti subsidi. Ya masa kalau Pertamina untung, masih disebut terjadi subsidi?

Tapi ya sekali lagi ini pemikiran orang awam. Para elite tentu lebih paham dan lebih tau cara menyelesaikan isu ini, atau menghentikannya. Karena yang memulai usulan kenaikan harga BBM kan dari pihak elite juga. hehehe

Motor dan Mobil Bukan Lagi barang Mewah, Ojol Pun Ngisi Pertamax

Sumber Utama : https://seword.com/umum/motor-dan-mobil-bukan-lagi-barang-mewah-ojol-pun-mpaNeAE7RB

Capres Merakyat Mengalahkan Capres Tegas

Negara Indonesia merupakan negara yang sangat besar. Wilayah yang sangat luas dan jumlah penduduk yang hampir menyentuh 300 juta orang. Luar biasa. Mereka terdiri dari berbagai suku, bahasa budaya, sehingga mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.

Pemimpin bangsa yang besar seperti Indonesia ini, harus tahu apa keinginan dan kebutuhan masyarakat. Caranya bukan hanya mengutus orang lain, tapi harus terjun langsung ke daerah, masyarakat kecil untuk mengetahui apa keinginan serta kebutuhan mereka.

Pemilu 2024 semakin dekat. Selain Pemilihan Legislatif (Pileg) juga diramaikan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres). Semakin dekatnya Pemilu membuat partai politik semakin sibuk. Mereka berusaha menaikan elektabilitas dan popularitas partai politik masing-masing. 

Partai-partai besar yang mempunyai tokoh yang layak maju sebagai Capres berusaha mendorong tokoh tersebut agar elektabilitas dan popularitasnya semakin bersinar. Sedangkan partai politik yang tidak mempunyai figur Capres mereka sibuk mencari sosok yang layak mereka dukung untuk menjadi Capres.

Melihat Pilpres 10 tahun terakhir, masyarakat cenderung menyukai figur yang sederhana, merakyat dan sering mengunjungi masyarakat kecil. Rakyat memang mengapresiasi, menghormati sosok yang tegas dan berwibawa tetap mereka lebih menyukai pemimpin yang akrab dengan rakyatnya.

Pilpres 2014 dan 2019 mempertemukan Capres Jokowi dan Prabowo Subianto. Jokowi mempunyai karakter yang sederhana, ramah, akrab dengan masyarakat dan hobi blusukan. Sedangkan sosok Prabowo merupakan figur yang berwibara dan tegas karena mempunyai latar belakang militer.

Dua kali Pilpres figur yang akrab dengan rakyat selalu mengalahkan sosok yang berwibawa dan tegas. Masyarakat ternyata lebih antusias dengan pemimpin yang dekat dengan rakyat. Buktinya kemanapun Presiden Jokowi berkunjung, masyarakat kecil begitu antusias menyambut, ingin melihat langsung dan berfoto bersama.

Pilpres 2024 nanti, Jokowi tidak bisa lagu maju Capres. Sehingga sosok pemimpin yang merakyat ini tidak bisa lagi jadi pilihan di Pilpres. Lalu apakah Prabowo akan memenangkan kontestasi Pilpres nanti karena ketiadaan Jokowi?

Beberapa hasil survey menyatakan jika Prabowo Subianto merupakan Capres dengan elektabilitas paling tinggi. Hanya sesekali tersalip oleh Gubernur Jawa Tengah. Tetapi ketiadaan Jokowi seolah ada gantinya yakni ada pada sosok Ganjar Pranowo. Ganjar yang merupakan Gubernur Jawa Tengah mirip dengan Jokowi yang merakyat.

Dalam berbagai berita, unggahan channel youtube Ganjar sering terlihat akrab dengan masyarakat. Berbincang sambil tertawa riang bersama masyarakat kecil, sebagaimana ciri khas Jokowi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo unggul tipis dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam hasil survei calon presiden di Jawa Timur. Hal itu menandakan kandidat dengan citra merakyat lebih dipilih ketimbang yang tegas dan berwibawa.

Hal itu didasarkan survei peta elektoral Pemilihan Presiden (Pilpres) pemilih di Jawa Timur yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Dalam simulasi semi terbuka Ganjar Pranowo dipilih oleh 22,5 persen responden, berbeda sekitar dua persen dari Prabowo Subianto yang memperoleh 20,2 persen. Di bawahnya, ada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 10,6 persen, disusul Menteri Sosial Tri Rismaharini 7,5 persen.

Kenapa survey dilakukan di Jawa Timur? Karena tokoh yang berhasil memimpin suara Pilpres di Jatim berpotensi akan memenangi pertarungan. Hal itu berdasarkan pengalaman Pilpres 2014 dan 2019, bahwa penentu kemenangan adalah kandidat yang memimpin suara di Jatim, yang adalah Joko Widodo.

Lalu apakah Prabowo Subianti akan dikalahkan oleh Ganjar Pranowo?

Pilpres masih 2 tahun lagi, masih susah diprediksi. Selain itu sampai saat ini belum ada pihak yang secara resmi deklarasi untuk maju sebagai Capres dan Cawapres.

Selain itu, sosok Ganjar yang dinilai bisa jadi pengganjal, batu sandungan bagi Prabowo menuju RI 1 masih tak karuan. Ganjar Pranowo menurut berbagai survey merupakan sosok kandidat Capres yang potensial. Elektabilitas tinggi, popularitas tinggi dan akrab dengan masyarakat.

Tetapi potensi dalam diri Ganjar ini seolah tidak diperhatikan oleh PDI Perjuangan selaku partainya. PDIP sampai saat ini seolah memaksakan putri mahkotanya sebagai Capres. Padahal Puan Maharani elektabilitas dan popularitasnya sangat kecil.

PDIP seolah tidak peduli dengan fakta tersebut. Sangat beresiko jika nantinya Puan Maharani jadi Capres di Pilpres 2024. Selain itu, jika Ganjar dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin malah gabung dengan partai lain.

Padahal jika di Pilpres nanti melawan Prabowo, Ganjar lebih memungkinkan menang bila dibandingkan Puan Maharani. Karena sejarah mengatakan Capres tegas selalu kalah oleh Capres merakyat.

Begitu kira-kira.

Capres Merakyat Mengalahkan Capres Tegas

Sumber Utama : https://seword.com/politik/capres-merakyat-mengalahkan-capres-tegas-kStjghbbyO

Ramai-ramai Token Artis, Jangan Jadi Keledai Dungu

Bermunculannya token kripto artis akhir-akhir ini adalah fenomena kekonyolan baru setelah penyesatan ala the King of Murah Banget. Menjamurnya token para artis akhir-akhir ini lantaran euforia kripto di Indonesia yang cukup tinggi.

Itulah sebabnya, para artis pun ikut coba-coba menjajal bisnis kripto, sekalipun bukan talenta mereka di bisnis itu. mereka tidak punya talenta yang sahih pada teknologi blockchain dan sejenisnya.

Sebagai orang yang mengedepankan kewarasan, jujur saya tidak mengerti apa yang ada dibenak orang-orang yang tergiur dengan keuntungan pasar uang digital siluman abal-abal itu. Bisnis token tuh ya sama seperti valas, high risk high return, peluang untung besar tapi juga resikonya tinggi.

Bagaimana tidak, mau untung besar, mau kaya, mau bisinis, kok dengan cara beli token artis. Tapi saya tidak bisa menyalahkan masyarakat yang tegiur rayuan maut para artis yang bertamengkan nama besar mereka di dunia hibran.

Apalagi status izin dagang kripto para artis itu masih belum jelas statusnya. Bappebti merilis bahwa I-COIN milik Wirda mau pun Angel Token punya Angel tak mengantongi izin dagang Bappebti. Sementara token ASIX milik Anang-Ashanty masih dalam proses pendaftaran.

Namun hebatnya para artis itu sudah melakukan promosi besar-besaran meskipun belum mengantongi izin dagang. Mereka sudah perjualbelikan seperti yang dilakukan oleh milik Anang-Ashanty, padahal statusnya masih dalam proses masih dalam proses pendaftaran di Bappebti. Bukankah ini pidana?

Padahal sudah tahu ada aturan tapi mereka tidak sadar hukum, bahkan melanggarnya dengan sesuka hatinya. Sebab, koin atau token yang diperjualbelikan secara resmi harus pedagang legal yang terdaftar di Bappebti. Harusnya koin yang merugikan masyarakat dan belum ada ijin di Bappebti diselidiki oleh polisi karena melanggar aturan.

Boleh-boleh saja para artis meluncurkan koin kripto masing-masing, asalkan sesuai aturan dengan mendaftarkan koinnya ke Bappebti dan mendapat ijin yang sah Tapi nyatanya, itu tidak mereka lakukan. Contohnya blunder yang dilakukan Anang dan Ashanty. Mereka baru panik dan mendaftar ke Bappebti setelah ASIX dinyatakan dilarang dijual.

Bagi saya jelas, token-token artis ngalor ngidul itu adalah penyesatan yang tak terbantahkan. Makanya hati-hati dalam membeli aset kripto yang diluncurkan oleh para artis. Pastikan dulu apakah sudah benar terdaftar Bappebti atau masih illegal. Jangan nanti sudah timbul masalah, baru ramai-ramai geruduk Polda Metro Jaya untuk melaporkan karena rugi.

Sebelum melakukan sesuatu biasakan mempelajarinya dengan detil sebelum membeli aset kripto milik artis, jangan sampai tak menjamin keamanannya dan kebenaran koinnya.

Masyarakat harus berhati-hati dengan token yang belum resmi terdaftar dan belum mendapat ijin di Bappebti. Hati-hati, bro. jangan tergiur. Investasi yang tak berizin adalah investasi bodong dan penipuan, seperti token-token para artis itu.

Sebagai public figure mereka justru tidak mengedukasi masyarakat dengan memberikan informasi yang benar soal risiko dan hanya menjual janji cuan saja. Pasalnya, lewat penjualan token mereka menggalang dana masyarakat dalam jumlah besar.

Sebagai Investor, minimal harus lebih dulu paham risiko yang akan dihadapinya ke depan. Jangan hanya berorientasi cuannya saja, akan tetapi tak siap mental ketika market turun atau aset yang dimilikinya tidak perform.

Cari tahu dulu apakah benar-benar sudah terdaftar secara resmi, memiliki badan hukum dan punya legalitas beroperasi atau belum atau bahkan tidak. Masa mau bisnis, tapi tidak paham betul bisnis yang akan digelut itu seperti apa. Kan begitu.

Jangan kecele dengan nama besar mereka sebagai artis. Sebab, mereka tidak punya kapasitas yang mumpuni dalam pengembangan proyek. Mereka hanya memanfaatkan nama besar mereka saja sebagai artis untuk menjadi brand ambassador untuk kebutuhan marketing saja.

Untuk berbuat baik, tidak pernah ada kata terlambat. Itulah sebabnya kenapa saya menullis ini, untuk setidaknya menngingatkan dan mencerdaskan bangsa. Sebab faktanya, kita seringkali suka dan senang ketika orang-orang jahat mendapatkan balasannya. Kita merasa puas saat mereka-mereka yang masuk dalam golongan Abunawas yang tak punya empati itu dihukum.

Tapi tanpa Anda mendengar atau membaca nasihat baik yang diingatkan adalah hal yang sia-sia dan mubazir. Khilaf itu biasa, asalkan jangan seperti keledai dungu. Sudah tahu illegal, tapi masih saja nekat melakoninya. Sudah itu saja.

Ramai-ramai Token Artis, Jangan Jadi Keledai Dungu

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ramai-ramai-token-artis-jangan-jadi-keledai-dungu-8zmN5fwZZD

Isu Kenaikan Pertamax, Jangan Sampai Pertalite Ikutan Langka Kayak Minyak Goreng!

Sayang sekali di tengah fokus Jokowi pada gelaran MotoGP dan pembangunan IKN, citranya harus dirusak oleh kenaikan hingga kelangkaan komoditas. Awalnya kita dikejutkan dengan menghilangnya minyak goreng di pasaran. Saat itu Mendag bahkan menuduh warga menimbun minyak goreng di rumah masing-masing. Di saat kemarahan warga, bisa-bisanya seorang menteri memberi pernyataan konyol seperti ini. Lalu akhirnya tuduhan terbantahkan sendiri setelah harga eceran tertinggi dicabut dan minyak melimpah di pasaran.

Memang minyak goreng tak bisa disamakan dengan BBM. Satunya diproduksi swasta, satunya lagi oleh perusahaan negara. Jelas berbeda dari segi stok dan distribusi, tapi bisa jadi jalam ceritanya nanti sama. Maksudnya jika pertamax naik dengan alasan kenaikan harga minyak mentah atau hanya dinikmati pengguna mobil mewah seperti kata Stafsus BUMN, maka otomatis permintaan akan beralih ke pertalite. Awalnya stok pertalite aman untuk masyarakat, namun seiring berjalannya waktu, akan ada permintaan yang lebih tinggi dan menyebabkan kelangkaan.

Akhirnya masyarakat yang sudah terpukul akibat tingginya minyak goreng, akan kembali terpukul dengan kenaikan harga BBM. Masyarakat akan terpaksa membeli pertamax karena stok pertalite yang mulai kosong. Jujur pertamax saat ini tak hanya dipakai pengguna mobil mewah, tapi juga pengguna motor yang sadar kalau bahan bakar ini bagus untuk lingkungan dan kendaraan. Tampaknya aturan kenaikan harga harus ditinjau ulang dan jangan sampai jadi beban ganda di masyarakat. Saya memang mendukung UU Omnibus law dan menentang permintaan kenaikan gaji yang cukup drastis tiap tahun. Saya mendukung pemerintah dengan alasan banyak perusahaan yang terdampak selama pandemi. Namun, rasanya tidak adil jika kenaikan gaji yang jumlahnya sangat kecil dan bahkan tak ada bedanya ini harus dibarengi kenaikan kebutuhan. Mulai dari naiknya suku bunga Bank BI yang berimbas ke kenaikan cicilan hingga kini BBM hendak dinaikkan.

Kalau pemerintah tegas, silahkan subsidi kendaraan listrik agar masyarakat bisa beralih dari penggunaan BBM. Jangan sampai harga beli kendaraan listrik masih selangit, tapi BBM sudah dinaikkan gila-gilaan. Sebagai perbandingan, harga motor Gesits on the road sekitar 30 juta lebih, bahkan kemarin waktu saya ke showroom, sudah ditawarkan senilai 38 juta. Kalaupun ada skema cicilan, tentunya DP dan bulanannya sangat memberatkan warga biasa. Mereka akan lebih memilih honda Beat, Vario dan lainnya yang justru lebih murah dengan DP nol rupiah.

Jadi, masalah ini memang kompleks dan harus dipikirkan bersama. Jokowi sudah sangat berkomitmen dengan transisi energi, jangan sampai perusahaan negara di bawahnya malah bermalas-malasan dalam berinovasi. Perusahaan PLN sejauh ini cuma menyediakan infrastruktur fast charging. Kalau mau berbenah, mulai supply listrik lewat angin dan tenaga surya, tinggalkan fosil dan batubara. Baru kemudoan kalau energi terbarukan sudah terjangkau, perlahan harga BBM naikkan. Kalau yang sekarang namanya membunuh perlahan.

Semoga pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya mau mendengar kritikan ini dan segera serius melayani masyarakat. Serius berinovasi ke emergi bersih, memberi subsidi kendaraan listrik dan tanggap terhadap kebutuhan pokok masyarakat. Ini bukan perkara kadrun dan cebong, tapi lebih berpihak pada rasa kemanusiaan. Kalau pemerintah melenceng, kita ingatkan agar kembali pada jalan yang benar. Bahwa mewujudkan misi Indonesia maju dan sejahtera harus melibatkan indikator kepuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.

Kalau ada kebijakan nyeleneh seperti kenaikan pertamax, harus dikaji betul sebelum jadi polemik berkepanjangan. Karena apa yang telah ditetapkan akan sangat susah untuk dihapuskan. Bukannya dulu Ahok berkata akan menghapuskan premiun hingga pertalite karena tak ramah lingkungan. Ahok juga berujar dengan tak naiknnya pertamax, maka Pertamina masih untung. Berita awal tahun ini kenapa berubah begitu cepat. Lagipula kalau pertamax dinaikkan secara tak wajar, masyarakat biasa mau pakai apa? Apalagi harga kendaraan listrik masih mahal.

Kita doakan saja kebijakan baru nantinya tak akan memberatkan. Kalaupun ada kenaikan,tak sampai menyentuh angka 16 ribu. Pemerintah juga harus memastikan stok pertalite aman agar tak ikutan naik setelah menghilang seperti halnya minyak goreng.

Isu Kenaikan Pertamax, Jangan Sampai Pertalite Ikutan Langka Kayak Minyak Goreng!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/isu-kenaikan-pertamax-jangan-sampai-pertalite-hvNgsDWjsv

Lupakan Gli Azzuri, Timnas "Indomitable Lions" Siap Meramaikan Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Italia, yang berjulukan Gli Azzuri gagal tampil di Piala Dunia 2022 yang akan berlangsung di Qatar mulai 21 November 2022. Italia yang kudu memastikan tiket PD 2022 melalui jalur layoff malah takluk dari Makedonia Utara. Meski tim yang membikin publik Italia membisu itu akhirnya tidak lolos juga karena baru saja dikalahkan Timnas Portugal dalam final playoff.

Lolosnya Portugal membuat kontestan PD 2022 menjadi 27 tim, dengan menantikan 5 slot tersisa yang akan menggenapi jatah 32 tim yang akan bertarung di ajang kompetisi elit sepak bola dunia itu. Tim-tim langganan seperti Brasil, Argentina, Inggris, hingga Belanda, Polandia, dan Jerman sudah menyegel tiket putaran final PD 2022, termasuk negara-negara di kawasan Afrika.

Salah satunya adalah Kamerun, yang memiliki julukan cukup unik dan bikin penasaran, yakni Indomitable Lions. Tentu saja julukan ini tidak berkaitan dengan makanan (mie instan) salah satu variannya itu disebut salah satu yang terenak di dunia. Saya pun penasaran lalu coba mencari tahu arti dari julukan yang cukup unik itu.

"Kata Indomitable berarti kuat dan tidak bisa dikalahkan. Kalau dilekatkan dengan "Lions" yang berarti 'singa" menjadi jelas bahwa para pemain Kamerun diibaratkan menjadi sekumpulan singa yang berasal dari Afrika, yang ketika sudah bertarung di lapangan hijau akan menjadi sosok yang kuat dan sukar diikalahkan."

Ada yang bilang juga arti dari julukan "Singa Gigih" tadi sebagai sesuatu (kalau kata "Lions" masuk berarti sekawanan singa) yang sukar dijinakkan oleh para lawan di lapangan hijau.

Julukan ini pun tergambar dari perjuangan Timnas Kamerun saat menyegel satu tiket ke Piala Dunia 2022 di Qatar setelah menyudahi perlawanan Aljazair secara dramatis. Berbekal kekalahan 1-0 pada leg pertama, tampaknya Aljazair akan melenggang ke putaran final setelah skor imbang 1-1 masih tersajit pada leg kedua menjelang akhir laga. Namun, berkat aksi luar biasa dari seorang Karl Toko Ekambi saat menyambar umpang silang rekannya dan menjadi gol ... otomatis membalikkan keadaan, karena Kamerun unggul skor agregat meski secara keseluruhan laga berakhir imbang dengan skor 2-2.

Kemenangan berkat gol tandang pada akhir laga itu pun seperti menebus kegagalan Kamerun lolos ke Piala Dunia Rusia 2018, yang kali ini diraih dengan penuh perjuangan sampai akhir laga. Sungguh merupakan semangat kumpulan singa yang tidak mudah untuk menyerah, ya kaan!

By the way, skuad Kamerun sendiri tidak diisi hanya oleh para pemain yang berkiprah di liga lokal negaranya. Nama-nama seperti Andre Onana, utama yang bermain di Ajax, hingga Coupo Moting (Bayern Munich) dan Karl Toko Ekambi yang bermain bersama Lyon, akan menjadi tumpuan kekuatan pasukan "Singa Gigih" ini pada Piala Dunia 2022 nanti. Sementara, para pemain lainnya sih praktis kurang begitu dikenal, tapi tetap menarik untuk ditunggu aksi-aksi mereka di Qatar mulai 21 November 2022 nanti.

Ah, membaca penafsiran arti julukan Indomitable Lions ini, khususnya di bagian yang sukar dijinakkan tadi, kok malah mengingatkan saya akan fenomena kadrun di negeri ini ya, sebagai kelompok yang susah dijinakkan karena sering bersikap semaunya sendiri, ingin menang sendiri, hingga keras kepala dan suka menganggap yang lain salah.


Ah, bodo amat sama ingatan fenomena kadrun itu, kita lebih baik kembali ke topik sepak bola. Jujur, melihat kiprah Kamerun yang lolos dramatis itu, saya malah penasaran dengan kiprah mereka di PD Qatar 2022 nanti. Bisakah mereka bikin kejutan, minimal dengan melangkah ke babak 16 besar?

Tentu sukar kalau bicara kans juara, karena kita realistis saja dalam menakar peluang tim-tim asal Afrika, yang rasanya butuh keajaiban dan keberuntungan besar kalau mau mengangkat trofi Piala Dunia. Kans juara tetap ada pada tim-tim besar seperti Jerman, Brasil, Inggris, Portugal, atau malah Belanda yang mungkin bisa mengejutkan dunia, mumpung nggak ada Italia, ya kan?

Nah, negara mana yang Anda jagokan pada Piala Dunia 2022 nanti? Kalau saya masih berharap Inggris bisa tampil di laga puncak, meski saya agak deg-dengan karena Harry Maguire masih dipercaya mengisi slot bek tengah, yang kita tahu bersama bagaimana ambyarnya performa Kapten Mag bersama klubnya.

Lupakan Gli Azzuri, Timnas "Indomitable Lions" Siap Meramaikan Piala Dunia Qatar 2022

Sumber Utama : https://seword.com/sport/lupakan-gli-azzuri-timnas-indomitable-lions-ZiuUaXx6sU

Kok HMI Jadi Ikutan AS Tolak Putin Hadir di KTT G20?

Sudah hampir sebulan sejak Rusia menginvasi Ukraina. Sebenarnya ini masalah luar negeri dan saya pribadi pun tidak pernah menulis soal ini karena tidak ada kaitannya dengan politik di dalam negeri meskipun jika terjadi perang dunia, maka mau tak mau Indonesia juga akan terseret.

Secara ringkas Rusia marah karena Ukraina berniat gabung dengan NATO. NATO berambisi memperluas cengkeramannya di timur Eropa. Masuknya Ukraina ke NATO tentu saja sangat mengancam keamanan Rusia karena wilayah perbatasan Ukraina dan Rusia sangat luas. AS dan sekutunya bisa membangun pangkalan militer dekat Rusia.

Makanya tak ada pilihan lain bagi Rusia selain menginvasi. Ini masalah yang sudah berkepanjangan sejak dulu.

Dan Indonesia yang tahun ini menjadi presidensi G20 seolah kena sial. Indonesia menjabat Presidensi G20 akan menggelar KTT forum ekonomi dunia pada Oktober nanti.

Ada kabar kalau presiden Rusia Vladimir Putin akan hadir di KTT tersebut. Sedangkan AS dan sekutunya mendesak Indonesia agar menolak kedatangan Putin. Sebagai presidensi, Indonesia berhak dan wajib mengundang semua kepala negara anggota G20 tanpa kecuali terlepas dari apa pun. Dan tidak ada yang bisa melarang karena status presidensi tersebut. Lagipula Indonesia sebaiknya bersikap netral dan tidak terpengaruh tarik ulur kepentingan blok barat dan timur.

AS semakin berulah kala meminta agar presiden Ukraina juga diundang, padahal entah kapan Ukraina jadi anggota G20. Bahkan PM Australia serukan boikot terhadap KTT G20 jika Putin hadir di Indonesia.

Jelas AS dan sekutunya sedang berulah dan terang-terangan menambah bahan bakar agar situasi kian sulit bagi Indonesia. Seakan membuktikan kalau AS ini tukang kepo, dari luar bersikap santun, tapi diam-diam menikam di belakang. Siapa pun tahu AS dan sekutunya paling kepo saat dua negara bersekutu, apa pun negaranya.

Tapi lucunya, ada sekelompok adek-adek mahasiswa yang sok hebat dan bikin pernyataan ngaco.

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PB HMI) mendesak Pemerintah menolak kehadiran Putin di KTT G20.

"Kita sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana tercermin dalam pembukaan UUD 1945 harus secara terang bersikap untuk mengecualikan Presiden Putin dalam KTT G20 Oktober nanti," ujar Bendahara Umum PB HMI Abdul Robby Syahrir.

Alasan mereka menolak kehadiran Putin karena HMI tidak setuju dengan invasi Rusia terhadap Ukraina dan bertentangan dengan konstitusi Indonesia.

"Pada alinea pertama UUD secara jelas mengatakan bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," kata Robby.

"Siapa pun yang bergetar hatinya melihat tragedi kemanusiaan yang disebabkan oleh invasi Rusia atas Ukraina, kami serukan untuk bersama-sama dengan kami menolak kehadiran Putin di Indonesia, pun jika kehadiran Putin di KTT G20 adalah hal yang wajib maka wajib juga hukumnya selama Putin berada di Indonesia invasi militer Rusia terhadap Ukraina dihentikan," kata dia.

Iya, adek-adek mahasiswa, ke mana aja di saat AS dan sekutunya melakukan invasi ke negara lain? Saya rasa kalian tidak perlu diajari untuk mencari data dan informasi betapa banyaknya invasi mereka ke negara lain secara sepihak. Apakah kalian teriak mengecam atau pura-pura pingsan?

Lucunya, kalian malah sibuk komentari soal ini, yang sebenarnya bukan urusan kalian. Urusan kalian adalah belajar dan berguna bagi nusa dan bangsa, bukan jadi komentator soal geopolitik dunia.

Lebih baik jangan beri statement ngaco kalau tidak mau dituding publik sebagai tim sorak AS dan sekutunya. Kalian menolak Rusia artinya satu frekuensi dengan AS dan sekutunya. Kenapa mereka tidak sekalian tolak AS karena dulu pernah menginvasi Irak sampai porak poranda dengan alasan munafik?

Lebih baik kalian demo saja NATO yang jadi maling teriak maling karena memprovokasi Ukraina. Disuruh jangan perluas jangkauan ke timur Eropa, malah makin menjadi-jadi. Kalau paham soal keamanan dalam negeri, pasti paham alasan Rusia menginvasi Ukraina meski saya pribadi merasa tidak setuju dengan invasi tersebut dan lebih menekankan damai.

Bagaimana menurut Anda?

Kok HMI Jadi Ikutan AS Tolak Putin Hadir di KTT G20?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kok-hmi-jadi-ikutan-as-tolak-putin-hadir-di-ktt-g-gsIkID7w2E

Genderang Perang Gus Yaqut - GP Ansor Hadapi Eks HTI-FPI

NU dengan badan otonomnya GP Ansor selama ini merupakan garda terdepan dalam menghadapi berbagai aksi intoleran-radikal yang dilakukan ormas garis keras seperti HTI dan FPI. Rekam jejak GP Ansor dengan ujung tombaknya Banser (Barisan Ansor Serbaguna) amat terang benderang bagaimana kiprah mereka sebagai penjaga setia NKRI dan Pancasila dari rongrongan ideologi radikal HTI dan FPI. Bahkan beberapa kali mereka sempat terlibat bentrok fisik dengan kedua ormas radikal tersebut.

Pada bulan April tahun 2017 di Makassar terjadi bentrok antara Banser GP Ansor dengan HTI. Kejadian bermula saat ormas radikal pengusung ideologi khilafah itu berencana melakukan tabligh akbar di Lapangan Karebosi dan Menara Bosowa Makassar. Rencana HTI tersebut mendapat penolakan dari berbagai ormas di sana. Namun kelompok HTI yang dipimpin Panglima Laskar FPI Sulawesi Selatan, Abdurrahman, tetap memaksakan diri menyelenggarakan tabligh akbar. Akibatnya pecah bentrokan yang melibatkan kedua kubu.

Masih di bulan April tahun 2017, setelah tidak mendapatkan izin Kepolisian untuk diselenggarakan di Jakarta, HTI berencana memindahkan acara Forum Internasional Khilafah ke Bogor. Namun rencana ini ditentang keras oleh NU dan GP Ansor. Di Jawa Timur, GP Ansor sempat menghadang aksi konvoi HTI yang menggelar “Kirab Panji Rasulullah di perbatasan Trenggalek-Tulungagung. Dan tentunya masih banyak catatan aksi-aksi GP Ansor-Banser yang berupaya mempertahankan NKRI dari serangan-serangan ormas radikal.

Sejak dahulu NU dengan GP Ansor-Banser memang selalu menjadi penjaga terdepan NKRI. Pada tahun 60-an mereka berjibaku menyelamatkan NKRI dari rongrongan kelompok ekstrim kiri PKI/komunis. Dan kini mereka tetap harus bekerja keras dengan adanya gempuran ideologi kelompok ekstrim kanan HTI-FPI. Dengan menumpang kemajuan teknologi informasi, gempuran kelompok ekstrim kanan ini terasa lebih cepat, berat dan masif.

Saat membuka Konferensi Besar (Konbes) XXV di Kalimantan Selatan baru-baru ini, Ketua Umum GP Ansor yang juga merupakan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta GP Ansor untuk menghadapi segala ancaman kebhinekaan. Salah satu ancaman terberat berasal dari ormas-ormas yang mengatasnamakan agama. Karena mereka sangat lihai memainkan sentimen agama demi kepentingan diri dan kelompoknya. Untuk mengelabuhi masyarakat awam, mereka selalu bersembunyi di balik topeng dan jargon agama seperti dakwah atau tarbiyah misalnya. Gus Yaqut meminta GP Ansor untuk merumuskan cara yang tepat bagaimana menghadapi eks HTI-FPI.

Sedangkan di lain pihak, selama ini pemerintah sendiri nampak kesulitan untuk merumuskan langkah-langkah sistematis dalam menghadapi eks HTI-FPI. Pembubaran HTI-FPI yang dilakukan pemerintah hanya bersifat legalitas organisasi saja. Pembubaran ini tidak serta merta menghilangkan aksi intoleran-radikal dari eks kedua ormas terlarang itu. Karena faktanya tokoh dan ideologi mereka masih tetap eksis. Tokoh-tokoh itu masih bebas beraksi dan menyuarakan narasi mereka dengan berbagai nama ormas atau forum seperti PA 212, Forum Ulama dan Habaib atau nama-nama lain seenak udel mereka. Istilahnya baju berganti-ganti tapi orangnya tetap sama, tetap bau, lusuh, degil pula.

Sikap gamang pemerintah nampaknya dipengaruhi oleh kredo demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. Karena terlalu khawatir dengan tudingan anti demokrasi, respon pemerintah terlihat tidak tegas terhadap berbagai aksi eks HTI-FPI. Dampaknya, meskipun secara organisasi telah dibubarkan, namun eks pengurus/anggota kedua ormas terlarang ini masih leluasa menyebarkan paham radikal. Terlebih di dunia maya, narasi HTI-FPI terdengar nyaring. Dengan kata lain, badan HTI-FPI memang telah mati, namun ruh kedua ormas radikal ini masih bebas bergentayangan menaburkan kejahatan yang mengancam ideologi Pancasila dan keberlangsungan NKRI.

Untuk menghadapi ancaman radikalisme, terutama dari eks HTI-FPI, tak ada jalan lain bagi pemerintah kecuali harus meningkatkan sinergitas dengan NU-GP Ansor. Tak ada yang perlu diragukan dalam rekam jejak ormas keagamaan terbesar di Indonesia itu dalam mempertahankan Pancasila dan NKRI. Kerjasama ini perlu dilakukan untuk membendung narasi radikalisme terutama yang berkembang di dunia maya. Dikhawatirkan narasi seperti itu berpotensi besar mempengaruhi pemikiran dan pemahaman keagamaan generasi milenial. Potensi mempengaruhi ini menjadi sedemikian serius karena generasi milenial merupakan generasi anak muda bangsa yang paling banyak menghabiskan waktunya dalam penjelajahan dunia maya terutama di media sosial. Bila seseorang terus menerus terpapar konten radikalisme/terorisme, tak ada yang bisa menjamin bahwa orang tersebut tidak akan terinfeksi virus radikalisme/terorisme.

Karena narasi eks HTI-FPI selalu bermain dalam ranah agama, maka harus dimunculkan juga kontra narasi dalam ranah agama. Kalau eks HTI menarasikan bahwa khilafah adalah sistem yang islami, maka harus ada kontra narasi dari Pemerintah-NU-GP Ansor bahwa NKRI adalah islami, sejalan dengan norma-norma Islam. Kalau eks FPI menarasikan bahwa NKRI Bersyariah adalah islami dan lebih baik dari NKRI, maka harus dimunculkan kontra narasi bahwa NKRI adalah yang terbaik dan islami. Kontra narasi ini harus lebih nyaring dan kuat dari narasi eks HTI-FPI. Pendek kata, eks HTI dan FPI harus dialienasi, harus diasingkan dari umat Islam dan masyarakat Indonesia. Perlu ada stigma bahwa eks HTI-FPI itu tidak islami dan tidak sesuai dengan kultur bangsa Indonesia yang adiluhung. Mungkin sekali waktu kita boleh belajar dari Soeharto bagaimana strategi dan kiat-kiatnya dalam mengalienasi eks PKI sehingga mereka sama sekali tidak bisa bergerak.

Salam waspada

Genderang Perang Gus Yaqut - GP Ansor Hadapi Eks HTI-FPI

Sumber Utama : https://seword.com/politik/genderang-perang-gus-yaqut-gp-ansor-hadapi-eks-Hjn0T3Aed5

Jujur Ya, Kesan Apa yang Muncul saat Sepuluh Nama Ini Disebut?

Saya mengawali tulisan ini dengan pertanyaan sederhana: "Apakah kita punya kesan tertentu yang langsung muncul di pikiran saat mendengar atau mengenal nama seseorang?" Kesan bisa positif atau negatif, bebas ya. Lantas berikutnya, apakah kesan yang sama akan muncul ketika SEWORD-ers berkenalan dengan nama yang sama (bisa nama depan, tengah, atau belakang) meskipun orangnya jelas berbeda?

Lanjutkan dengan pengandaian, bahwa sekiranya besok pagi SEWORD-ers punya anak yang akan lahir, sudikah memberi nama anaknya dengan nama yang sama, t'rus apa alasannya?

Saya yakin jawaban atas pertanyaan yang terakhir akan sangat bergantung pada kesan macam apa yang muncul dari nama tertentu, terutama kalau kesannya negatif, sebisa mungkin kita akan menjauhkan nama itu dari akta kelahiran anak kita, ya kan? Nanti jangan-jangan, perilakunya sama atau lebih parah. Begitu pikiran yang biasanya muncul.

Obrolan ringan soal kesan nama ini baru saja terjadi semalam, saat saya ngobrol santai bersama istri sambil melepas penat setelah seharian bekerja. Dia cerita soal temannya yang nggak setuju ketika ada rekan kerjanya yang memberi nick name mirip dengan anak lain yang dikenal bandel, sukar diatur dan kerap bikin masalah di sekolah.

"Kan bisa dipanggil dengan ..." ujar temannya sambil menyebut nama panggilan yang bisa dipakai dengan menyebut nama belakang anak itu.

Temannya itu khawatir kalau panggilannya sama dengan si trouble maker tadi, nanti anak dari rekan kerjanya bisa ketularan nakalnya.

Kami lantas membahas nama lain, yang entah bagaimana dari beberapa orang yang kami kenal, orangnya sama-sama unik, tapi mengarah pada karakter atau ciri khas yang negatif. Istri saya pun berpesan:

"Nanti kalau sudah punya anak, kalau cewek jangan dikasih nama itu ya," pesannya yang saya sambut dengan tertawa.

Saya lantas menyebut juga nama "Sis", inisial teman masa kecil saya, dengan kesan yang cukup miring karena selain gampang nangis alias cengeng, kalau sudah nangis karena dikerjain temannya, dia suka ambil batu buat dilemparin. Kami pun sepakat kalau punya anak cowok, jangan diberi nama atau jangan dipanggil dengan "Sis". Tarik, Sis ... semongko! Hahahaha...Kok malah ingat jargon itu, yak!

Sebenarnya nggak bisa disalahkan kalau ada stigma tertentu dari hasil kenangan akan sebuah nama, entahkah terkait hal yang positif atau negatif. Terkadang kedua sisi ini bahkan punya efek yang relatif sama besarnya dalam mempengaruhi pikiran dan keputusan soal pemberian nama.

Saya juga ingat ada nama anak, sebut sama "Brave", yang diberikan oleh sang ayah karena terinspirasi dengan rekan komunitas semasa mudanya, yang dikenal kharismatik, sangat berpengaruh, dan menjadi semacam role model bagi komunitas itu karena teladan hidupnya.

"Mantap juga pengaruhnya sampai dijadikan nama anak dari teman komunitasnya ya," pikir saya saat mengetahui fakta unik itu.

Daaan bicara soal nama, tak bisa saya lepaskan dari sosok-sosok di kancah politik Indonesia, yang meskipun kita nggak kenal atau malah nggak pernah ketemu sekalipun, tapi pemberitaan masif di media massa, elektronik, hingga media sosial ikut membentuk stigma mengenai nama-nama itu, yang akan saya sebutkan 10 nama saja sebagai contoh:

(1) Joko

(2) Widodo

(3) Fadli

(4) Ganjar

(5) Prabowo

(6) Anies

(7) Jusuf

(8) Puan

(9) Agus

(10) Sandi

Silakan sebutkan nama lain, tapi izinkan saya menanyakan kesan apa yang muncul begitu pertama kali membaca nama-nama tadi? Sekiranya mungkin, nama pada nomor berapa yang rela Anda jadikan pilihan untuk nama anak Anda? Kalau kebetulan kenalan dengan orang bernama mirip, kesan apa yang lantas muncul?


Membahas soal nama-nama ini rasanya akan seru kalau dilakukan di warung kopi atau resto yang asyik buat nongkrong ya. Namun, jangan dilakukan pas momen "bukber" ya, katanya dari Satgas Covid kan boleh makan bareng tapi nggak boleh sambil ngobrol. Kan jadinya nggak asyik, masa' ngobrolnya via chatting pakai WA atau pakai nulis di kertas? Hahahaha ...!

Oya, mohon maaf kalau ada nama yang kebetulan mirip dengan yang muncul di tulisan ini ya. Tak bermaksud jelek kok, hanya berharap kalau kebetulan kesan yang muncul mengarah ke negatif, maka rasanya Anda punya tugas berat untuk memunculkan citra positif supaya kelak kenangan dari nama Anda bisa bikin orang senang. 

Jujur Ya, Kesan Apa yang Muncul saat Sepuluh Nama Ini Disebut?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/jujur-ya-kesan-apa-yang-muncul-saat-sepuluh-nama-AFW0HiICV3

Misteri Mafia Minyak Goreng, Mana Janji Ungkap Mafia Ala Mendag?

Awal April sudah di depan mata, sudah hampir dua pekan, namun kejutan yang dimaksud Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi untuk ungkap pelaku mafia minyak goreng, belum juga terkuak ke public. Sementara nyata bahwa warga di sejumlah daerah masih terus harus ikut antrian panjang penuh sesak, hingga ngantuk-ngantuk, bahkan ada yang pingsan dan meninggal hanya untuk mendapatkan minyak goreng diskon.

Ya, memang sifat rakus dan jahat mengakibatkan minyak goreng langka dan tak dapat dijangkau dipasaran. Padahal kita adalah penghasil dan pengekspor kelapa sawit terbesar di dunia sekarang, dimana menurut data dari Kementerian Pertanian (Kementan), total nilai ekspor kelapa sawit dari Indonesia mencapai US$ 17,35 miliar pada tahun 2020 lalu. Angka tersebut memberikan kontribusi sebesar 53,46% dari total nilai ekspor kelapa sawit global yang mencapai US$32,48 miliar pada tahun 2020.

Lantas mengapa minyak goreng saja susah didapat dan harganya bisa setinggi langit seperti sekarang? Ini yang paling disorot dan ditunggu masyarakat tentunya, karena Mendag telah terlanjur mengucapkan bahwa akibat kelangkaan dan mahalnya minyak goreng dikarenakan permainan mafia minyak goreng.

Atau apakah karena memang kebijakan Mendag yang salah sehingga minyak goreng langka dan mahal? Ini janji-janji Mendag yang sangat ditunggu public. Public jangan digoreng-goreng seperti gorengan di minyak goreng.

Padahal, kita ikut senang ketika para petani sawit gembira dengan kenaikan harga minyak sawit (CPO) di pasar global, ternyata imbasnya terjadi ke masyarakat juga dimana harga minyak goreng naik melambung tinggi dengan dalih untuk menyesuaikan dengan harga minyak sawit (CPO) di pasar global.

Perlu kita ingat ketika Menteri Lutfi dalam rapat kerja bersama dengan Komisi VI DPR di Jakarta sejak kamis (17/3/2022). Mendag kala itu dengan nada pasti bahwa langka dan tingginya harga minyak goreng selama beberapa bulan disebabkan oleh karena permainan kartel mafia minyak goreng.

Para mafia itu, kata dia, menyelundupkan minyak goreng yang mestinya menjadi konsumsi masyarakat ke industri-industri, bahkan hingga ke luar negeri.

"Ada orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan hasil dari minyak goreng ini. Misalnya minyak goreng yang seharusnya jadi konsumsi masyarakat masuk ke industri atau diselundupkan ke luar negeri," ujar Menteri Lutfi lebih lanjut.

Menurut Menteri Lutfi, mafia-mafia tersebut tidak sepatutnya mendapatkan minyak goreng, tetapi kemudian memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Lebih lanjut Menteri Lutfi pun mengakui bahwa pihaknya tak kuasa mengontrol keberadaan mafia dan spekulan minyak goreng. Ia meminta maaf sekaligus menyebut bahwa hal ini merupakan akibat dari perilaku manusia yang rakus dan jahat.

Janji Kemendag bersama Satuan Tugas Pangan terus menelusuri keberadaan para mafia tersebut dan calon tersangka mafia minyak goreng akan diumumkan Senin (21/3/2022).

"Saya, kita pemerintah, tidak pernah mengalah apalagi kalah dengan mafia, saya akan pastikan mereka ditangkap dan calon tersangkanya akan diumumkan hari Senin," kata Lutfi.

Kartel sendiri merujuk pada sekelompok produsen yang mendominasi pasar yang bekerja sama satu sama lain untuk meningkatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menaikan harga, sehingga pada akhirnya konsumen yang dirugikan. Dugaan kartel ini berkaitan dengan terintegrasinya produsen CPO yang juga memiliki pabrik minyak goreng. Artinya, jika CPO-nya milik sendiri, harga minyak goreng tidak naik secara bersama-sama.

Dan permainan kartel ini kata Menteri Perdagangan akan diungkap ke public plus orang-orang yang bermain dengan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng ini. Janji Mendag membongkar mafia minyak goreng ini jelas diucapkan dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Kamis (17/3/2022). Kala itu, Lutfi mengungkap bahwa langka dan tingginya harga minyak goreng selama beberapa bulan disebabkan terjadi karena permainan mafia minyak goreng. Para mafia itu, kata dia, menyelundupkan minyak goreng yang mestinya menjadi konsumsi masyarakat ke industri-industri, bahkan hingga ke luar negeri.

"Ada orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan hasil dari minyak goreng ini. Misalnya minyak goreng yang seharusnya jadi konsumsi masyarakat masuk ke industri atau diselundupkan ke luar negeri," ujarnya.

Menurut Lutfi, mafia-mafia tersebut tidak sepatutnya mendapatkan minyak goreng, tetapi kemudian memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Lutfi pun mengakui bahwa pihaknya tak kuasa mengontrol keberadaan mafia dan spekulan minyak goreng. Ia meminta maaf sekaligus menyebut bahwa hal ini merupakan akibat dari perilaku manusia yang rakus dan jahat. "Dengan permohonan maaf, Kemendag tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Lutfi mengatakan bahwa tersangka mafia minyak goreng akan segera diumumkan. Dia mengatakan, Kemendag bersama Satuan Tugas Pangan terus menelusuri keberadaan para mafia tersebut. Janji Mendag, calon tersangka mafia minyak goreng akan diumumkan Senin (21/3/2022).

"Saya, kita pemerintah, tidak pernah mengalah apalagi kalah dengan mafia, saya akan pastikan mereka ditangkap dan calon tersangkanya akan diumumkan hari Senin," katanya.

Bahkan, Menteri Perdagangan ini mengaku telah memberikan data terkait praktik mafia minyak goreng tersebut ke Badan Reserse Kriminal Polri agar dapat diproses hukum. Dia menuturkan, praktik yang dilakukan oleh para mafia tersebut antara lain mengalihkan minyak subsidi ke minyak industri, mengekspor minyak goreng ke luar negeri, hingga mengemas ulang minyak goreng agar bisa dijual dengan harga yang tak sesuai HET.

"Saya akan perangi dan memastikan mereka yang mengerjakan itu akan dituntut di muka hukum," ujar Lutfi.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan masih menyelidiki dugaan kartel dalam kenaikan harga minyak goreng secara drastis. Terlebih, minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Komisioner KPPU Ukay Karyadi mengatakan, kartel tersebut terlihat dari kompaknya para produsen CPO dan minyak goreng yang menaikkan harga minyak goreng.

Para produsen minyak selama ini berdalih kenaikan harga akibat lonjakan harga CPO dunia. Menurut pengusaha minyak goreng, mereka harus membeli CPO dengan harga pasar internasional sebelum mengolahnya menjadi minyak goreng. Alasan tersebut, kurang masuk akal. Ini lantaran perusahaan minyak goreng besar di Indonesia juga memiliki perkebunan kelapa sawit milik sendiri yang berada di atas tanah milik negara yang didapat melalui HGU.

Namun paling menarik lagi, pernyataan Mendag untuk mengungkap identitas para mafia minyak goreng ini dibantah pihak kepolisian, yang menyatakan sampai kemarin belum menemukan keberadaan mafia minyak goreng. Padahal, di Medan saja, di Deli Serdang, ditemukan gudang yang menimbun 1,1 juta kilogram minyak goreng di bulan Februari kemarin. Dan setelah diungkap? Sampai sekarang belum tau kejelasan kasus penimbunan minyak goreng sampai jutaan kilogram tersebut.

Pertanyaannya, sampai kapan public akan mendapatkan kejelasan dari janji ungkap mafia minyak goreng ala Menteri Perdagangan? Atau akankah janji itu akan hilang sendiri dan tak akan terungkap sampai ‘lebaran kuda’? Jika ya, maka tak hanya di era SBY ada istilah lebaran kuda, di era pak Jokowi juga bakal ada lebaran kuda? 

Misteri Mafia Minyak Goreng, Mana Janji Ungkap Mafia Ala Mendag?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/misteri-mafia-minyak-goreng-mana-janji-ungkap-GWdNl7NbyR

Modyar! Diduga Jadi Profesor Abal-abal, Musni Umar Digarap Polisi

Ternyata di zaman sekarang ini semua bisa jadi artis. Polisi ada yang jadi artis yakni Aipda Ambarita dan Aiptu Jakaria atau Jacklyn Choppers.

Bahkan, ada juga pembantu rumah tangga yang jadi artis seperti Elly Sugigi serta Farida Nurhan.

Lantas, kenapa orang dapat begitu dengan mudahnya jadi seleb tanah air tersebut?

Ternyata tidak lepas dari kemajuan teknologi informasi. Terutama dengan adanya media sosial.

-o0o-

Tidak hanya itu, rektor yang ngartis ada juga lho. Dia adalah Musni Umar.

Diketahui si Musni ini menjabat sebagai rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta.

Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai ketua komite SMAN 70 Jakarta dan tercatat sebagai mantan pendukung Jokowi.

Kura-kura si Musni ini sebelas dua belas dengan Rizal Ramli, Refly Harun dan Immanuel Ebenezer. Orang yang pernah berada di barisan Jokowi, kemudian kecewa, lalu berbalik arah menyerang orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Lalu, seperti apa keartisan si Musni ini?

Pertama, wajahnya kerap wara-wari muncul di TV, terutama TVOne.

Kedua, ia aktif di Medsos, terutama di Twitter. Beberapa tokoh terkenal diketahui menjadi pengikut akun twitternya tersebut seperti Fadli Zon, Geisz Chalifah, Haris Pertama hingga Fahri Hamzah.

Melalui akun Twitter itu pula Musni menyampaikan pemikiran-pemikirannya yang terkadang koplak. Terutama mengenai Anies.

Dan yang komen serta retweet juga cukup banyak, mencapai ratusan orang.

Hanya saja, apakah supaya terlihat lebih keren gitu atau alasan lain, pendukung Anies tersebut memakai gelar profesor di namanya.

Prof. Dr. Musni Umar, SH., M.Si., Ph.D

Terakhir, gelar profesor itu juga yang membuat dirinya ribet sendiri.

Baru-baru ini (24/3) Musni dilaporkan ke polisi oleh Direktur Pascasarjana Institute Agama Kristen Tarutung, Yusuf Leonard Henuk terkait gelarnya yang diduga kuat profesor gadungan.

Nah buntut dari laporan itu, ia pun dipanggil penyidik Polda Metro Jaya.

Di hadapan polisi Musni membantah kalau dirinya profesor KW. Ia mengatakan mendapatkan gelar tersebut dari lembaga yang sah, yakni dari universitasnya sendiri Ibnu Chaldun.

Itu artinya apa?

Dia ngasih gelar ke diri sendiri. Hahaha

Di samping itu, yang memberatkan Musni ternyata gelar profesornya tidak tercatat pada keputusan presiden atau menteri.

Musni hanya berkilah bahwa semenjak dia menyandang gelar profesor, tidak ada yang dirugikan. Justru yang ada universitas Ibnu Chaldun mahasiswanya semakin banyak. Dari yang awalnya hanya 300 orang, sekarang memiliki 2.751 mahasiswa aktif.

Kalau tidak tercatat di keputusan menteri atau presiden, gelar profesormu tercatat di mana mus?

Di Monas University?

Berarti yang tanda tangan Novel Bamukmin dong. Hehehe

Mungkin Musni kira mendapatkan gelar profesor itu sama seperti mendapatkan gelar Kadrun. Cukup merasa paling benar sendiri, merasa pemegang kunci surga dan mendukung Anies, auto jadi Kadrun.

Untuk mendapatkan gelar profesor yang asli tidak segampang itu ferguso. Diantaranya adalah mesti punya karya ilmiah yang dipublikasi pada jurnal internasional yang bereputasi.

Ternyata di negeri plus 62 ini tidak hanya duit dan jenis kelamin saja yang bisa dipalsukan, gelar profesor juga bisa. Kwkwkwk

Dengan kondisi rektornya koplak seperti itu, kok ada ya mahasiswa yang mau kuliah di Universitas Ibnu Chaldun? Apa gak akan menghabiskan, waktu, tenaga dan pikiran saja belajar di sana?

-o0o-

Sekarang kalau ada pertanyaan, siapa rektor paling harap-harap cemas di dunia?

Pasti jawabannya adalah Musni Umar.

Kenapa? Sudah wara-wiri pakai gelar profesor ternyata tidak tercatat oleh Negara.

Padahal jangankan gelar profesor, ijazah SD saja tercatat di Kemendikbud kok.

Si Musni ini ibarat ada pasangan yang digerebek di hotel oleh Satpol PP. Kemudian mengaku sudah menikah. Tapi ketika diminta dokumen resminya, malah mengatakan pernikahannya tidak tercatat di KUA.

Dan meskipun tidak tercatat, dia mengatakan menginap di hotel tersebut tidak merugikan orang lain. Justru menguntungkan pengusaha hotel karena dapat pelanggan baru.

Hahaha

Persoalannya bukan begitu Bambang! Tapi ada atau tidak dokumen resmi yang dimiliki. Orang yang disebut sudah menikah itu ya pasti ada buku nikah atau minimal kartu nikah digital.

Kalau tidak punya itu meskipun koar-koar mengaku sudah menikah tetap saja orang tidak percaya.

Begitupun dengan gelar profesor, meskipun mengaku mendapatkannya dari beberapa universitas di dalam dan di luar negeri, tetap saja orang butuh bukti.

Kalau gak ada bukti, ya tetap profesor sih. Profesor abal-abal alias profesor kawe. Kayak Rocky Gerung gitu.

Sepertinya bakal seru nih melihat Musni Umar wara-wiri di Pengadilan Negeri sambil menyandang status tersangka pemalsuan gelar profesor.

Siap-siap target jumlah penonton Formula E di Ancol dikurangi lagi. Karena perhatian semua orang mengarah ke dia.

Modyar! Diduga Jadi Profesor Abal-abal, Musni Umar Digarap Polisi

Sumber Utama : https://seword.com/umum/modyar-diduga-jadi-profesor-abal-abal-musni-umar-I4ewGORxkj

Pak Jokowi, Selamatkan Pak Terawan, Dia Dizalimi Kadrun Berbulu Jenggot!

Hari ini saya mendapatkan kabar yang sangat menyedihkan dari dunia kesehatan di Indonesia. Seorang dokter yang begitu berdedikasi kepada pasiennya terus dipecat secara tidak terhormat oleh organisasi yang merupakan lembaga kemasyarakatan yang sebetulnya tidak punya kekuatan sama sekali untuk membunuh hak seseorang untuk menjadi dokter dan melayani pasien.

Jangankan bersaing, harap dunia kedokteran Indonesia bisa maju saja mustahil jikalau dokter pintar dikerdilkan dan dokter kadrun dijadikan pimpinan lalu dikasih jenggot biar kelihatan syahdu padahal semprul. Kadrun!

Dokter Terawan yang memberikan dedikasi kepada Indonesia dengan sepenuh hati meskipun ia ditawari banyak sekali offer dari luar negeri untuk dunia kedokteran. Namun sebagai anggota tentara yang bersumpah di atas tanah air lewat Sapta Marga dan sumpah setia kepada NKRI, dia memilih untuk bertahan di Indonesia dan melayani bangsa ini.

Dr Terawan dengan organisasi masyarakat yang menyerupai LSM ini tidak terlalu mesra dan seringkali konflik satu sama lain. Tapi kalau kita lihat dari kronologinya, kita tahu bahwa yang nyari masalah itu bukan dokter Terawan melainkan orang-orang di organisasi dokter yang haus uang itu.

Saya punya cerita banyak mengenai teman-teman saya khususnya para orangtua yang punya permasalahan di dalam koordinasi saraf dan punya kecenderungan untuk berpenyakit stroke. Beberapa di antara mereka saat ini sedang mengantri namun ada juga yang sudah mendapatkan pelayanan DSA dari dokter Terawan dan timnya.

Testimoni dari masyarakat luas sangatlah positif dengan keberadaan metode yang dianggap membunuh pekerjaan tara dokter-dokter yang beranggotakan organisasi bangkai itu. Harganya murah, setidaknya kalau tidak murah, tentunya tidak terlalu mahal dibandingkan dengan terapi-terapi yang katanya sudah lewat dari skrining organisasi sampah itu.

Bahkan beberapa orang mengaku bahwa tindakan dokter Terawan ini kalau tidak dibilang manjur banget ya manjur. Selama menjadi dokter dia tidak mendendam dan meskipun disikat terus sama organisasi yang nggak dapet bancakan duit itu, dia tetap fokus kepada pekerjaannya sebagai dokter.

Dan ketika dia diberikan kepercayaan dan kekuasaan yang tertinggi di dalam dunia kesehatan oleh presiden Joko Widodo sebagai menteri kesehatan, dia tidak segera membubarkan organisasi dipimpin oleh kadal gurun berjenggot itu.

Kekuatan yang dia miliki sebenarnya cukup untuk membubarkan organisasi yang mirip lah sama MUI. Beberapa orang juga sampai saat ini enggak peduli dengan status dari dokter Terawan yang katanya sudah dicabut itu dari organisasi yang katanya sekumpulan dokter-dokter yang katanya pintar itu.

Booking dokter Terawan di RSPAD saja sampai saat ini masih panjang sekali dan makin panjang ketika orang-orang tahu kalau dia sudah dipecat. Ini buktinya bahwa organisasi kedokteran sampah itu tidak punya kekuatan atas rekam jejak yang sudah terbukti di jalankan dengan luar biasa oleh dokter Terawan dalam menyembuhkan orang-orang yang sakit stroke.

Dokter Terawan yang memberikan dedikasi kepada Indonesia dengan sepenuh hati meskipun ia ditawari banyak sekali offer dari luar negeri untuk dunia kedokteran. Namun sebagai anggota tentara yang bersumpah di atas tanah air lewat Sapta Marga dan sumpah setia kepada NKRI, dia memilih untuk bertahan di Indonesia dan melayani bangsa ini.

Dr Terawan dengan organisasi masyarakat yang menyerupai LSM ini tidak terlalu mesra dan seringkali konflik satu sama lain. Tapi kalau kita lihat dari kronologinya, kita tahu bahwa yang nyari masalah itu bukan dokter Terawan melainkan orang-orang di organisasi dokter yang haus uang itu.

Saya punya cerita banyak mengenai teman-teman saya khususnya para orangtua yang punya permasalahan di dalam koordinasi saraf dan punya kecenderungan untuk berpenyakit stroke. Beberapa di antara mereka saat ini sedang mengantri namun ada juga yang sudah mendapatkan pelayanan DSA dari dokter Terawan dan timnya.

Testimoni dari masyarakat luas sangatlah positif dengan keberadaan metode yang dianggap membunuh pekerjaan tara dokter-dokter yang beranggotakan organisasi bangkai itu. Harganya murah, setidaknya kalau tidak murah, tentunya tidak terlalu mahal dibandingkan dengan terapi-terapi yang katanya sudah lewat dari skrining organisasi sampah itu.

Bahkan beberapa orang mengaku bahwa tindakan dokter Terawan ini kalau tidak dibilang manjur banget ya manjur. Selama menjadi dokter dia tidak mendendam dan meskipun disikat terus sama organisasi yang nggak dapet bancakan duit itu, dia tetap fokus kepada pekerjaannya sebagai dokter.

Dan ketika dia diberikan kepercayaan dan kekuasaan yang tertinggi di dalam dunia kesehatan oleh presiden Joko Widodo sebagai menteri kesehatan, dia tidak segera membubarkan organisasi dipimpin oleh kadal gurun berjenggot itu.

Kekuatan yang dia miliki sebenarnya cukup untuk membubarkan organisasi yang mirip lah sama MUI. Beberapa orang juga sampai saat ini enggak peduli dengan status dari dokter Terawan yang katanya sudah dicabut itu dari organisasi yang katanya sekumpulan dokter-dokter yang katanya pintar itu.

Booking dokter Terawan di RSPAD saja sampai saat ini masih panjang sekali dan makin panjang ketika orang-orang tahu kalau dia sudah dipecat. Ini buktinya bahwa organisasi kedokteran sampah itu tidak punya kekuatan atas rekam jejak yang sudah terbukti di jalankan dengan luar biasa oleh dokter Terawan dalam menyembuhkan orang-orang yang sakit stroke.

Pak Jokowi, Selamatkan Pak Terawan, Dia Dizalimi Kadrun Berbulu Jenggot!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pak-jokowi-selamatkan-pak-terawan-dia-dizalimi-P6sLCDfu3a

Setelah Shalat di Jalanan, Sekarang Ngaji di Trotoar

Mungkin cuma di Indonesia ya, terjadi ketakutan pada sebagian kelompok mayoritas atas eksistensi agamanya, lalu mereka melakukan parade ibadah keagamaan di tempat-tempat umum seperti jalan raya dan trotoar.

Sholat di jalan raya sudah jadi rutinitas demo kelompok orang yang mengaku bagian dari pembela agama. Meski saya masih sulit memahami dari mana korelasi antara membela agama dan shalat di jalan raya, tapi ya begitulah katanya. Kata mereka, aksi itu untuk membela agama Islam.

Ketika kita sudah mulai terbiasa dengan demo shalat di jalan raya itu, sekarang muncul lagi parade mengaji alquran di trotoar Malioboro. Entah untuk alasan apa, dan dalam rangka apa. Intinya parade ini sama halnya seperti shalat di jalan raya tadi, menunjukkan ibadah di muka publik.

Terus terang saya bingung dengan konsep dan cara berpikir mereka dalam beribadah. Lebih bingung lagi dengan ketakutan atau ancaman yang selalu mereka bicarakan selama ini di banyak grup WA. Bahwa komunis berkuasa, bahwa puluhan juta orang China sudah menguasai Indonesia, dan beragam berita bohong lainnya.

Mereka menakuti banyak hal, yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

Maka dari ketakutan-ketakutan itulah muncul aksi, muncul parade. Dengan harapan, aksi mereka ini bisa menyelamatkan Islam di bumi Indonesia. Agar tetap eksis sampai kapanpun. Meski sekali lagi, ketakutan mereka sejatinya tidak pernah ada.

Dua contoh kasus ini menjadi lebih lucu karena mereka mengklaim diri sebagai orang yang paling beragama, peduli Islam, menjunjung tinggi nama baik agama dan sebagainya. Meski di sisi lain, sejatinya mereka tidak terlalu paham ajaran agama Islam seperti apa.

Ambil contoh misalnya mengaji di trotoar. Sejatinya, mengaji bisa di mana saja, yang penting suci dan dalam kondisi suci. Termasuk trotoar, LRT, bus dan sebagainya, boleh saja.

Meski dari sisi tempat, itu kurang pas dan pasti kurang nyaman. Karena konsentrasi ga akan terlalu fokus, sementara lingkungan sekitar juga kurang kondusif untuk mengaji atau membaca ayat-ayat suci yang mestinya penuh keheningan dan ketenangan.

Karena jangankan ayat-ayat suci, yang merupakan firman Tuhan, untuk beberapa novel atau surat dari pacar saja, rasanya akan kurang nikmat kalau bacanya sambil duduk di trotoar atau tempat umum. Iya kan? apalagi kitab suci.

Dalam Islam, sebenarnya aturan-aturan ibadah itu sudah diatur sedemikian rupa. Meski dalam banyak kasus, dalam rangka menunjang aktifitas manusia, agama Islam memberi kelonggaran dan kemudahan sehingga di setiap sudut bumi ini, yang penting bersih, kering dan suci, di sana kita bisa bersujud. Nah tapi, yang namanya kelonggaran atau rekomendasi, mestinya hanya bisa digunakan saat tak punya pilihan lain.

Contoh, orang jumatan di Jakarta memang ada yang shalat sampai di pinggir jalan raya. Karena kapasitas masjidnya kecil dan tak muat untuk menampung semua jamaah. Maka dalam kasus ini, shalat di pinggiran jalan adalah sebuah kelonggaran.

Tapi kalau ada orang yang sengaja tidur di masjid, dan berniat untuk shalat di Monas, ini jelas sudah salah kaprah. Begitupula dengan baca Alquran di trotoar Malioboro. Kalau niatnya dari rumah bawa Alquran, untuk janjian ngaji di trotoar, padahal banyak sekali masjid di sekitarnya bisa dipakai, ini jelas sudah tidak sesuai dengan tempatnya.

Dan inilah yang membuat saya bingung. Ummat mayoritas, masih beratraksi di muka publik, yang sebenarnya mayoritas kita sudah tahu. Jangankan yang muslim, yang non muslim pun tahu Alquran seperti apa dan bagaimana sebagian ayat-ayatnya. Lah wong ummat Islam di Indonesia kan sering kondangan? Kalau acara pembuka, kan selalu ngaji dulu. Belum lagi masjid-masjid di bulan Ramadhan, riuh dengan suara ngaji.

Dengan semua kelonggaran itu, nampaknya sebagian ummat Islam masih merasa kurang. Masih belum cukup. Sehingga sekarang mereka perlu untuk turun ke trotoar mempromosikan cara baca Quran.

Nampaknya, selain mereka ketakutan untuk banyak yang sebenarnya tidak pernah terjadi, mereka juga merasa senang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak menyenangkan. Coba saja tanya pada siapapun yang ngaji di trotoar Malioboro itu, apakah lebih enak ngaji di rumah dan masjid atau trotoar? Kalau masih waras, pasti merasa lebih enak di masjid atau rumah.

Setelah Shalat di Jalanan, Sekarang Ngaji di Trotoar

Sumber Utama : https://seword.com/umum/setelah-shalat-di-jalanan-sekarang-ngaji-di-wnXCPvKlzy

Hentikan Wacana Jokowi 3 Periode!

Belakangan wacana Jokowi 3 periode kerap terdengar. Entah siapa yang memulai gerakan ini, yang jelas ini sudah bertentangan dengan konstitusi. UUD 1945 yang sudah beberapa kali direvisi tegas mengatakan dalam Pasal 7 bahwa Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Artinya undang-undang mencukupkan seseorang menjadi presiden paling lama selama 10 tahun saja. Sehebat apapun prestasinya.

Memang undang-undang ini bikinan manusia, bukan Firman Tuhan yang tidak bisa diubah. Namun kita juga harus paham, amandemen undang-undang ini dulu dibikin karena bangsa kita pernah mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan dengan presiden yang terlalu lama menjabat. Kita sudah berhasil menghasilkan presiden yang sah secara konstitusi dan peralihan kekuasaaan dilakukan secara smooth tanpa drama seperti yang sudah-sudah.

Dimulai dari peralihan kekuasaan SBY ke Jokowi yang dilakukan dengan sangat elegan. Tanpa drama politik apalagi pertumpahan darah seperti yang sudah-sudah. Peralihan kepemimpinan yang sangat mulus inilah yang diinginkan oleh UUD 1945 kita.

Di Jaman SBY, wacana presiden 3 periode juga pernah terdengar, bahkan ada pula yang melemparkan ide supaya Bu Ani mencalonkan diri menjadi presiden menggantikan SBY. Namun isu itu tidak sampai berlarut-larut karena SBY secara tegas menolak ide sinting ini.

Saya tidak sedang membandingkan Jokowi dan SBY, tapi inilah fakta yang terjadi. Kekuasaan itu manis, sangat manis, sehingga manusiawi jika ada yang ingin berlama-lama menikmatinya. Pertanyaannya sekarang, ide ini apakah murni berasal dari Jokowi atau dari orang-orang dekatnya yang terlanjur menikmati kue manis kekuasaan selama delapan tahun ini dan mencari segala cara untuk meneruskan kenikmatan ini sampai semua manisnya berubah menjadi hambar?

Terlalu besar yang dipertaruhkan bangsa ini karena kerakusan politisi-politisi tamak ini. Undang-undang dibuat oleh DPR, dan sekarang sudah terlihat ada gerakan untuk memuluskan rencana ini dengan mendekati partai-partai politik agar kembali mengamandemen UUD supaya jabatan presiden bisa dibuat lebih dari dua periode.

Alasan mereka macam-macam. Ada yang bilang kinerja Jokowi sangat baik, sehingga harus dilanjutkan. Kuatir jika Jokowi diganti maka pekerjaan-pekerjaan besar yang sekarang sudah dimulai akan mangkrak. Pembangunan infrastruktur yang sangat masif di jaman Jokowi dikuatirkan akan terhenti, belum lagi rencana kepindahan ibukota ke Nusantara. Jika presiden bukan Jokowi, siapa yang menjamin rencana perpindahan ibukota ini akan terealisasi?

Saya pemilih Jokowi dua periode. Jujur saya akui perkembangan infrastrukur sangat terasa dalam 8 tahun terakhir ini. Jalan tol dibangun dimana-mana. Secara pribadi saya diuntungkan dengan pembangunan ini. Jalan tol membuat akses ke rumah saya menjadi lebih mudah, dan tentunya membuat nilai rumah saya meningkat.

Namun apakah benar dari 270 juta rakyat Indonesia kita tak bisa menemukan satu orang pengganti Jokowi? Sebegitu takutnya kah kita dapat pemimpin zonk yang cuma bisa merangkai kata-kata manis sambil menjilat-jilat bibir dan diam-diam menghabiskan anggaran? Atau sebegitu traumanya kah kita mendapat pemimpin yang tidak sempat bekerja karena waktunya habis menciptakan lagu?

Saya percaya pasti ada yang mampu menggantikan Jokowi. Bukankah kita bangsa yang beriman? Iman saya mengajarkan bahwa semua pemerintah berasal dan ditetapkan oleh Tuhan. Pancasila yang menjadi dasar negara kita jelas memasukkan unsur Tuhan ini.

Jadi daripada menebarkan isu-isu busuk bahwa tidak ada manusia di Indonesia ini yang bisa bekerja sebaik Jokowi, mending kita fokus menemukan “orang pilihan Tuhan” ini. Partai politik harus melakukan tugasnya menemukan pemimpin negara yang berkualitas. Bukan pemimpin modal muda dan ganteng doang, yang tidak pernah merasakan susahnya hidup karena dari lahir sudah menikmati kemudahan-kemudahan dari bapaknya.

Saya jadi teringat waktu jaman Soeharto dulu sempat ada persyaratan untuk menjadi calon presiden harus punya pengalaman menjadi presiden. Dengan syarat ini, maka calon yang eligible hanyalah Soeharto seorang. Ini konyol, seakan-akan membuka kesempatan orang lain mencalonkan diri menjadi presiden tapi sekaligus membatalkan calon yang lain karena tidak memenuhi syarat.

Bangsa ini terlalu besar untuk dikorbankan demi syahwat politik manusia-manusia picik seperti itu. Kita dukung Jokowi dua periode, kita dukung konstitusi kita. Sudahi kekonyolan ini. 

Hentikan Wacana Jokowi 3 Periode!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/hentikan-wacana-jokowi-3-periode-21GsSjITvb

Re-post by Migo Berita / Kamis/31032022/12.22Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya