» » » NGIBUL atau Takut KALAH

NGIBUL atau Takut KALAH

Penulis By on Kamis, 28 April 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
NGIBUL atau Takut KALAH. Memang tidak ada hubungannya dengan Foto artis legendaris  BENYAMIN Tukang Ngibul, namun ini berkenaan dengan karakter manusia. Mungkin persepsi berbeda, namun kenyataannya KEBENARAN lah yang akan menemukan Jalan-Nya.

Mudik Gratis, Kok Ada Kaos Gambar Anies Presiden?

Tahun ini, setelah dua tahun banyak yang tak bisa mudik akibat dihantam pandemi Covid-19, pemerintah memperbolehkan masyarakat mudik ke kampung halaman untuk merayakan lebaran bersama keluarga.

Tahun ini juga, ada banyak program mudik gratis dengan jumlah yang terbatas, tak terkecuali DKI Jakarta.

Tapi ada sebuah foto yang menarik. SINDONews melakukan liputan di Terminal Pulogebang pada pagi hari. Terlihat sejumlah peserta mudik menggunakan baju berwarna putih bertuliskan "Anies Baswedan Presiden Indonesia".

Cepat sekali jualan nama Anies, kata saya dalam hati. Tapi setelah diingat-ingat, Anies memang sangat cepat kalau urusan terima penghargaan dan menjual namanya.

Mungkin ada yang bertanya apa bedanya dengan bantuan dari presiden dengan gambar Jokowi. Ya beda dong. Kaos bergambar Anies itu adalah bentuk kampanye secara tidak langsung. Kalau cuma gambar Anies atau tulisan 'Terima kasih Pak Anies', masih bisa diterima. Tapi kalau narasi Anies Presiden?

Tidak jelas siapa yang mencetak kaos tersebut. Tidak diketahui juga apakah kaos itu dibuat relawan, atau penumpang tersebut bikin sendiri atau dari APBD. Ini bisa disebut sebagai memanfaatkan kesempatan sebelum lengser.

Di berita lain disebut, Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan anggaran senilai Rp 13,7 miliar untuk penyelenggaraan program mudik gratis hari raya Idul Fitri 2022. Total kuota untuk mudik dan balik sebanyak 19.000 orang.

Yang pakai kaos ini mungkin hanya secuil, tapi sebenarnya sudah cukup. Hanya butuh 1-2 orang yang memakai kaos tersebut, maka tidak butuh waktu lama bagi media untuk mengendus dan memberitakannya. Dan pasti akan viral dan disorot.

Ini entah kerjaan siapa. Rasanya tidak mungkin peserta mudik gratis yang mencetak sendiri. Logikanya, mudik aja mau yang gratis. Apa mungkin mau keluarkan uang pribadi untuk mencetak kaos tersebut dan memakainya di tempat umum? Biasanya sih ini adalah pemberian. Asumsi yang paling logis adalah ini kerjaan relawan atau simpatisan. Tapi tetap harus diusut siapa yang mencetak kaos tersebut dan dananya dari mana.

Harusnya sekalian aja cetak ukiran di bodi bus dengan gambar Anies tersenyum dan tulisan Anies presiden paling diimpikan sepanjang masa. Sekalian peserta dalam bus wajib meneriakkan yel-yel 'Anies presiden' minimal seribu kali atau menyanyikan lagu Mars Anies Baswedan (kalau ada).

Mari kita tertawa saja. Sampai segitunya kubu ini melakukan hal-hal konyol seperti itu. Saya paham, mereka ingin menciptakan sebuah persepsi bahwa Anies adalah the next Indonesian president. Ini terlalu to the point, langsung menyebut Anies sebagai presiden. Mungkin dirasa setelah lengser, bakal vakum dua tahun, makanya habis-habisan tanpa perlu malu-malu lagi. Selagi ada kesempatan memanfaatkan momen, why not?

Belum juga memasuki tahun 2023, tapi permainannya sudah keras dan curi start. Bagaimana di tahun 2024 nanti? Mungkin segala cara akan ditempuh untuk memastikan Anies berada di top spot.

Saya ingat dulu juga ada tagar sampah #2019GantiPresiden yang diusung oleh partai munafik sok suci. Tagarnya masif. Bahkan dulu ada takjil gratis yang berstiker tagar ini. Tapi kebenaran memang selalu menang. Kemunafikan selalu menemui jalan menuju jurang kekalahan.

Sesuatu yang terlalu dipaksakan oleh orang-orang yang berkepentingan, biasanya tidak akan berhasil. Terlalu tajam aroma nafsu politiknya. Sebelum turun dari jabatan, gelagat Anies memang sudah kelihatan.

Anies tidak lagi fokus mengerjakan tugasnya sebagai gubernur. Wagub DKI yang lebih cocok disebut sebagai gubernur DKI. Urusan rapat, Anies seolah tak mau tahu lagi. Dalam waktu yang kurang 6 bulan lagi, Anies harus banyak-banyak terima penghargaan, harus sering ketemu warga agar dipersepsikan sebagai pemimpin yang peduli dengan rakyat kecil, harus pintar-pintar mengelak dari masalah agar nama baiknya tidak ternoda setitik pun.

Jabatan gubernur seolah tidak lagi bergengsi, tidak berharga lagi. Matanya sekarang tertuju ke tahun 2024. Pikirannya terus membayangkan 2024. Satu hal yang masih tersisa yaitu Formula E yang akan diadakan Juni nanti. JIS dan Formula E akan dia bawa sebagai bekal untuk pamer prestasi.

Urusan Jakarta? Serahkan pada wakil saja.

Bagaimana menurut Anda?

Mudik Gratis, Kok Ada Kaos Gambar Anies Presiden?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/mudik-gratis-kok-ada-kaos-gambar-anies-presiden-nyViBDR6JZ

Wow, Manusia Ini Tuding Denny Siregar sebagai Tokoh Syiah dan Dibayar Negara 74 Miliar

Aplikasi TikTok rupanya juga tak luput dari upaya propaganda manusia yang disebut sebagai pemuka agama, tapi isi ceramahnya sama sekali tidak mendidik, menuding seenaknya, hingga bernada fitnah yang disampaikan dengan asal mangap.

Salah satunya adalah tudingan seorang bernama Andri Kurniawan (AK), yang bisa kita saksikan omongannya (kalau belum dihapus) di akun @mujahidd_bandung pada Selasa (26/04/2022), soal trio yang dimulai dari Ade Armando, lalu ada juga Abu Janda, dan tentu saja Denny Siregar.

Ade Armando disebut oleh AK ditugasi pemerintah untuk melecehkan Allah, Rasulullah, Islam, Al-Quran dan melecehkan ulama, tapi anehnya kok tidak pernah ditangkap. Itu karena Ade disebut oleh AK ditugasi oleh negara. Hahaha ... kok bisa kepikiran begitu ya?

Abu Janda juga begitu, disebut AK: memang ditugaskan negara untuk menghancurkan Islam di Indonesia.


Nah, bagian ini yang menarik dan perlu saya ulas dengan lebih banyak menyangkut tudingan ke Denny Siregar, yang memang kerap membuka kedok busuk pada pengasong agama dan pengasong khilafah di Indonesia.

"Denny Siregar juga ditugaskan negara untuk melecehkan Islam, ulama, dan Al-Quran. Dia juga tokoh syiah yang digaji oleh pemerintah Rp74 milliar dari APBN," ujar AK, yang sebaiknya jangan disebut panggilan khasnya sebagai pemuka agama itu.

Kok bisa begitu ya, omongan seorang yang seharusnya memberi pengajaran yang menyejukkan hati dan membangun keimanan dari pendengarnya. Omongan yang kalau diseriusi akan dengan mudah mengantarkan Andri Kurniawan ke kursi pesakitan sebagai terdakwa yang bisa berujung hukuman penjara karena omongannya diduga kuat tanpa bukti sahih alias nggak punya data yang bisa dipertanggungjawabkan.

Eh, sudah begitu disampaikan ke publik lewat tayangan video. Apa.maksudnya sih, dri? Biar terkenal? Mau dianggap hebat? Mau disebut pahlawan karena berani menuding pemerintah sebagai pelindung orang tertentu dengan membayar sampai puluhan miliar? #ngawur

Jujur saja, terkadang saya kasihan setiap kali membaca ada pemuka agama model Andri Kurniawa ini, terutama terhadap para pengikut atau mereka yang mendengar isi ceramahnya, yang lebih mirip provokasi daripada menguatkan iman. Kok kalian pada mau sih? Logika dipakai dong, euy!

Padahal kita manusia kan diberi otak dan logika untuk berpikir dan menilai segala sesuatu, bahkan kalau perlu diuji dengan baik sesuai standar kebenaran yang sejati, dan memegang (meyakini) apa yang baik. Ya kan?

Itu yang diajarkan oleh Kitab Suci saya sih, yang rasanya pas juga kok kalau diterapkan sebagai ajaran umum, yakni agar kita menguji segala sesuatu, lalu memegang apa yang baik. Artinya, kalau nggak baik ... ya kudu ditinggalkan sebelum dampak dan kerusakannya semakin fatal. Kalau perlu, ya ganti pengajar atau ganti pemuka agama. Kan banyak tuh ...!

Kembali ke tudingan gaji 74 miliar Tudingan yang mengarah ke Denny Siregar ini bagi saya sangat ngawur. Entah kesurupan dari mana, eh maksudnya dapat data dari mana sampai Andri Kurniawan bisa menyebut angka 70 miliar lebih itu. Kenapa nggak sekalian Rp 1 triliun sekalian? Nanggung amat sih, nuduhnya? Hahahaha...!

Daaan ... seperti biasa Demny Siregar menanggapi tudingan semacam itu dengan santai, malah djadikan guyonan dan bahan sindiran, seperti bisa kita lihat di akun Instagram pribadinya. Bang Denny gitu loh ... nggak akan gampang emosi sama perkara sepele seperti ini.


Jadi, kita pun sebaiknya juga santai menghadapi ujaran-ujaran semacam ini, meski sesekali perlu juga dicounter dengan narasi yang berisi fakta maupun bantahan yang memang diperlukan.

Sementara ini, tepikan dulu harapan bahwa penceramah model AK tadi bisa diseret ke pengadilan atau malah sampai dibui. Serahkan saja pada "pengadilan ilahi" yang pastinya akan berlaku sesuai hukum tabur-tuai buat orang ini.

Hukum ilahi seperti ini saya yakin sekali tidak pernah salah orang, selalu adil dalam memutuskan, juga pastinya takkan pernah tunduk pada tekanan massa atau lambaian cek bernilai fantastis yang kerap membutakan hati nurani, hingga membebaskan mereka yang seharusnya dihukum berat. Hati-hati saja ya, dri ... Andri...!

Wow, Manusia Ini Tuding Denny Siregar sebagai Tokoh Syiah dan Dibayar Negara 74 Miliar

Sumber Utama : https://seword.com/politik/wow-manusia-ini-tuding-denny-siregar-sebagai-F0YARBoiLF

Sebentar Lagi Mau Lengser, Anies dan Pendukungnya Lakukan Pencitraan Murahan

Waktu berjalan terasa begitu cepat. Peraasan baru kemarin Anies menyampaikan pidato .yang menyinggung soal pribumi. Eh gak tahunya sekarang dia uda mau lengser.

Diketahui kalau tidak ada aral melintang, mantan Mendikbud pecatan Jokowi itu akan lengser pada Oktober 2022 mendatang.

Artinya kalau dihitung dari sekarang, ia menjabat sebagai gubernur DKI kurang lebih tinggal 6 bulan lagi.

Waktu yang singkat untuk mempersiapkan diri bertarung di Pilpres 2024.

Apalagi selama ini prestasinya tidak ada yang menonjol. Malah yang terlihat adalah kegagalan demi kegagalan.

Seperti program rumah DP nol rupiah. Tertera di RPJMD DKI targetnya membangun 232 ribu unit rumah. Cukup ambisius.

Tapi terbangun hanya 780 doang.

Gak sampai 1 persen dari target yang telah ditetapkan.

Pemprov DKI berdalih kenapa rumah DP nol itu gak capai target? Karena ada pandemi Korona.

Tapi gak segitunya juga kelez.

Kalau yang terbangun 80 persen, orang masih bisa harap maklum karena Kovid.

Lha yang ini gak sampai 1 persen.

Menjalankan program kok kayak bercanda gitu. Hehehe

Dan yang bikin miris hati teriris, sudah gak capai target, program rumah DP nol itu dijadikan ladang untuk memperkaya diri sendiri pula oleh anak buah Anies.

Sekarang Dirut PD Sarana Jaya, Yoory Corneles Pinontoan sudah mendekam di penjara lantaran korupsi proyek rumah DP nol itu.

Termasuk nama mantan Wakil Ketua DPRD DKI, M Taufik juga disebut turut memberi arahan terkait pembayaran pembelian tanah untuk program rumah DP nol di Manjul.

Saat ini KPK tengah mendalami peran politisi Gerindra yang juga kakak kandung M Sanusi itu.

Jadi kalau ada pertanyaan, kenapa Taufik tiba-tiba dicopot dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI?

Bisa jadi salah satu penyebabnya karena ini. Namanya disebut di korupsi proyek rumah DP nol rupiah.

Sementara program unggulan Anies yang lain OK Oce, sekarang yang tersisa tinggal namanya saja.

Tapi perkembangannya kita gak tahu.

Dulu saat masa kampanye beredar spanduk program OK Oce itu yang bunyinya, ‘Dimodalin punya bisnis, disediain tempat usaha dan dicariin pembeli’.

Eh gak tahunya itu hanya strategi untuk meraup suara doang. Karena hanya bo’ongan.

Sementara OK Oce Mart beberapa sudah tutup alias tidak beroperasi lagi.

Yang beroperasi memang masih ada yakni OK Oce Mart Al Azhar Rawamangun. Tapi gerai itu sudah tidak lagi menjadi bagian dari program OK Oce Pemprov DKI. Lantaran pengelolanya sudah gak ada lagi.

Dengan demikian, kalau ada pertanyaan, apa sih yang bisa dibanggakan dari Anies selama memimpin DKI?

Agak bingung juga untuk menjawabnya. Selain dari JIS.

Padahal do’i pengen banget jadi Capres lho.

Memang perlu usaha ekstra untuk bisa bertarung di Pilpres 2024 dengan kondisi minim prestasi seperti itu.

Oke-lah Anies punya modal logistik cukup besar yang didapat selama jadi gubernur DKI, dan Ormas-ormas di DKI sudah berhasil ia ambil hatinya lewat dana hibah Rp 352 miliar.

Bahkan MUI DKI sudah pasang badan untuk menjadi buzzer kepala daerah yang didukung oleh FPI itu.

Tapi apakah cukup hanya dengan bermodalkan segitu bisa terpilih jadi presiden?

Tidak ferguso. Ormas di DKI gak seberapa jumlahnya jika dibandingkan dengan Ormas yang ada di seluruh Indonesia.

Artinya apa? Para LSM banyak ini belum tentu mendukung Anies karena tidak kebagian dana hibah dari Pempov DKI.

Termasuk partai, belum jelas partai mana yang akan mendukung Anies pada Pilpres 2024 mendatang.

Padahal partai itu seperti pasangan yang mau menikah. Gak sah orang menikah kalau pasangannya belum ada.

Begitupun dengan Capres. Gak sah disebut Capres kalau belum didukung oleh partai minimal 20 persen kursi di DPR.

NasDem sih kabarnya yang tertarik mendukung Anies. Tapi itu baru sebatas di bibir saja. Karena sampai sekarang belum ada partai besutan Surya Paloh itu melakukan deklarasi dukungan secara resmi kepada Anies.

Di samping itu, perolehan suaranya hanya 9,05 persen. Masih perlu koalisi dengan partai lain.

Sementara PKS, masih keukeuh memperjuangkan kadernya sendiri Salim Segaf Al Jufri sebagai Capres.

Entah mungkin karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, Anies pun melakukan pencitraan murahan menjelang masa jabatannya berhakhir. Seperti tanpa bersalah program mudik gratis Pemprov DKI dimanfaatkan untuk ajang kampanye.

Pertama, ia ikut-ikutan membagikan hand sanitizer kepada peserta mudik. Dengan harapan para pemudik tersebut akan mengira Anies orang baik, dan menceritakannya kepada sanak keluarga yang ada di kampung halaman. Sehingga mereka pun turut memilih Anies di Pilpres 2024 mendatang.

Kedua, para pemudik memakai kaos yang bertuliskan ‘Anies Presiden Indonesia’.

Memang sih TGUPP sempat ngeles itu bukan dari Pemprov DKI. Tapi gak akan mungkin juga kaos itu pemudik sendiri yang buat. Pasti ada yang memberi mereka.

Karena kalau inisiatif sendiri, masa cuma dipakai saat mudik doang?

Di samping itu, Anies juga menikmati kampanye gratis dirinya yang menunggangi kegiatan Pemprov DKI tersebut.

Terbukti, dia diam saja saat tahu ada pemudik pakai kaos putih bergambar dirinya yang bertuliskan ‘Anies Presiden’.

Ayo mau ngeles apa lagi? Hehehe

Kalau jadi Capres beneran, sepertinya Bawaslu bakal sibuk nanti ngurusin nih gubernur beserta pendukungnya.

Karena belum juga dapat dukungan dari partai, sudah curi start duluan.

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sebentar-lagi-mau-lengser-anies-dan-pendukungnya-syNS3xxxW6

Jokowi Dan Sirkuit Formula E : Ini Proyek Siapa?

Ini menarik! Ketika Jokowi meninjau Sirkuit Formula E di bilangan Ancol kemaren, banyak pihak yang merasa ke-ge-er-an. Berbagai macam spikulasi atas kunjungan Presiden Indonesia tersebut pun memenuhi lini-lini media. Ada yang beranggapan bahwa kunjungan Jokowi ke Sirkuit Formula E sebagai signal positif yang diharapkan mampu mencairkan ketegangan pendukung kedua belah pihak. Ada juga yang beranggapan bahwa kunjungan ini akan mengarah ke dukungan di tahun 2024, bahkan ada yang beranggapan bahwa dengan datangnya Jokowi ke proyek garapan Anies Baswedan itu artinya Jokowi masih membutuhkan Anies. Membutuhkan untuk apa dan bagaimananya saya tidak tahu. Yang pasti berbagai narasi seakan bersaing menggema. Padahal sebenarnya hal itu adalah sebuah kewajaran, bukan hal yang istimewa, apalagi diembel-embeli pesan-pesan terselubung. Saya tidak melihat hal itu sama sekali. Bagaimana pula dengan atmosphere "kemesraan" yang juga diteriakkan sebagian orang? Tidak juga, biasa saja. Pada siapapun Joowi selalu bersikap seperti itu.

Ajang Formula E itu adalah event internasional dimana nama Indonesia, sebagai negara penyelenggara, dipertaruhkan. Kesuksesan event internasional seperti Asean Games dan Balapan Motor GP, jelas harus bahkan wajib diikuti oleh kesuksesan Formula E. Dunia internasional tidak akan melihat apakah Formula E ini agendanya Jokowi atau agendanya Anies Baswedan. Dunia internasional hanya tahu bahwa ini adalah hajatannya Negara Indonesia.

Ibarat nasi sudah menjadi bubur, dalam kondisi negara sedang berjibaku melawan pandemi corona, memang lebih bijaksana jika Indonesia memfokuskan diri pada penanggulangan pandemi. Event-event internasional, yang dari sisi biaya sangat mahal, sedianya harus ditolak dulu. Apalagi di ajang balap sekelas formula E, tak ada satupun pembalap nasional Indonesia ikut andil berlaga. Nyck de Vries, pembalap tim pabrikan Mercedes-EQ saja hanya mengaku memiliki seperempat darah Indonesia dari kakeknya. Lalu apa urgensinya Indonesia harus memaksakan diri menjadi tuan rumah ajang balap yang super mahal ini?

Apalagi kalau bukan kerjaan Anies Baswedan yang tidak memiliki sistem algoritma yang baik alias tidak punya elemen kalkulator di pemikirannya. Anieslah yang melakukan approach ke FIA selaku pengelola Formula E di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, pada 13 Juli 2019 lalu untuk menjadi penyelenggara balapan.

"Alhamdulillah, berhasil! Jakarta akan menjadi salah satu tuan rumah balap mobil bergengsi Formula E di pertengahan tahun 2020," tulis Anies di akun Instagram-nya, Minggu (14 Juli 2021). Kalimat yang saya tebalkan adalah bukti bahwa Anieslah yang menginginkan balapan Formula E diadakan di Jakarta.

Ya memang saat itu, tanda-tanda pandemi covid-19 akan terjadi, sama sekali belum ada. Lalu kemudian pandemi muncul dan Indonesia dibelit ketat oleh virus ini. Sedianya Anies langsung membatalkan saja karena seberapa lama Indonesia, terutama Jakarta, akan terbelit virus corona, tak seorangpun yang tahu. Kita hanya tahu bahwa Presiden Jokowi menginstruksikan pengalihan anggaran besar-besaran untuk menjaga roda perekonomian rakyat di tengah balutan kemelut kesehatan. Tak ada yang lebih prioritas selain melepaskan Indonesia dari kemelut pandemi corona. Tapi Anies keukeuh ingin mewujudkan ide besar dengan penyelenggaraan Formula E di Jakarta, yakni mewujudkan visi transportasi Jakarta bebas emisi dan kegiatan perlombaan yang mendatang dampak perekonomian besar bagi Jakarta. Ratusan miliar rupiah yang dibutuhkan oleh warga Jakarta untuk berjibaku melawan covid-19, pun mengalir ke luar negeri. Akibatnya, DKI Jakarta mulai kekurangan anggaran. Pendapatan devisit dan sektor kesehatan semakin genting untuk diperhatikan.

Selama guncang gancing Formula E ini, apa yang dilakukan oleh pihak Istana Negara? Hanya memantau saja. Pihak pemprov DKI sepertinya tak kulo nuwun atau meminta saran pemerintah pusat atas penyelenggaraan Formula E ini. Karena saya yakin, Jokowi akan menyarankan untuk membatalkan ajang mahal di tengah pandemi ini. Anies seperti sudah akut masuk ke dunia halu-nya. Ketika kondisi pandemi sedikit mereda, Anies langsung menerbitkan Instruksi Gubernur yang meminta agar ajang Formula E menjadi isu prioritas yang harus terselenggara di tahun 2022.

"Formula E: target keluaran: terselenggara lomba Formula E, target waktu: Juni 2022," tulis Anies dalam Instruksi yang diteken 4 Agustus 2021. Instruksi tersebut memuat tentang penyelesaian isu prioritas daerah tahun 2021-2022 dan ditujukan kepada Sekretaris Daerah Marullah Matali. Anies meminta agar isu prioritas yang dia berikan bisa segera dikerjakan oleh jajaran Pemprov DKI Jakarta. "Memastikan tercapainya penyesuaian isu prioritas daerah tahun 2021-2022," kata Anies.

Sampai di sini pemerintah pusat masih tak bergerak, seakan menunggu apa hasil dari aksi para wakil rakyat di DPRD DKI Jakarta, yang mengajukan hak interpelasinya dengan meminta Anies untuk mengembalikan uang yang telah disetorkan agar bisa digunakan oleh masyarakat yang sedang susah menghadapi pandemi.

Alih-alih memenuhi perminyaan DPRD, pihak Jakpro menyampaikan "kabar gembira" bahwasanya angka pembiayaan Rp 2,3 triliun untuk commitment fee dalam lima tahun penyelenggaraan Formula E diskon menjadi Rp 560 miliar. "Kabar gembira" ini sekaligus menjadi jawaban bahwa Pemprov DKI Jakarta tidak akan pernah mundur untuk menjadi penyelenggara Formula E.

Kalau sudah begini, apa yang bisa dilakukan pemerintah pusat selain harus memastikan bahwa Anies Baswedan tidak akan mencoreng muka Indonesia di kancah Internasional. Saya mensinyalir bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Sirkuit Formula E adalah hanya untuk mengatakan, "Kerja serius, jangan memalukan Indonesia!" pada Anies Baswedan atas segala sesuatunya terkait penyelenggaraan Formula E dari A sampai Z. Dan hal itu dilakukan tanpa tendensi apapun, termasuk gimmick politik. Karena bukan gayanya Jokowi kalau melakukan gimmick politik secara vulgar. Cuma karena kondisi Indonesia sekarang sedang dalam keadaan euforia 2024, apapun yang terjadi pasti dikaitkan dengan politik yang mengarah ke 2024.

Jokowi Dan Sirkuit Formula E : Ini Proyek Siapa?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/jokowi-dan-sirkuit-formula-e-ini-proyek-siapa-0z2pzkrxu6

Demokrat Yakin Bukan AHY Yang Disindir Puan. Yakin Nggak Ganteng atau...?

Jelang berakhirnya bulan suci Ramadhan dan mendekati hari Raya Idul Fitri, suhu politik di negeri ini semakin menghangat. Bukannya cooling down dulu, para elit politik malah saling melontarkan sindiran dan mengkritik kinerja lawan politiknya.

Tapi namanya politisi, kritikan ditujukan kepada siapa juga bias, nggak jelas. Semua serba mengambang di permukaan yang akhirnya menimbulkan pertanyaan di benak tiap orang, karena bisa saja multitafsir.

Terbaru, Ketua DPR RI Puan Maharani menyindir sosok calon pemimpin yang ganteng, sering muncul di medsos, tapi tidak bisa kerja. Puan sempat berbicara terkait pemimpin yang paling tepat untuk dipilih. Dia meminta para kadernya tidak memilih pemimpin karena sering muncul di media sosial tapi tidak bisa bekerja.

Pernyataan itu disampaikan Puan Maharani saat kunjungan ke DPC Wonogiri, pada Selasa (26/4).

Sementata itu, Partai Demokrat buru-buru mengeluarkan komentar dan berusaha menampik sindiran Puan tersebut. PD meyakini sindiran Puan itu bukan untuk Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Nggak ada yang perlu dikomentari sebenarnya, karena itu pasti bukan Ketum PD, AHY, yang dimaksud," kata Kepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dikutip dari detik.com.

Herzaky menjelaskan alasan AHY pastinya bukan yang disindir oleh Puan Maharani. Dia menyebut AHY tidak hanya ganteng, tetapi juga cerdas, berprestasi, merakyat, lulusan S2 Harvard, lulusan terbaik akmil, hingga memimpin ribuan anggota Dewan dan kepala daerah kader Demokrat.

Lebih lanjut, Herzaky juga memastikan AHY dekat dengan rakyat lantaran bersikap kritis terhadap kesulitan rakyat. Dia juga memastikan AHY tidak hanya dekat dengan rakyat di media sosial, tapi bersikap nyata.

Tak hanya itu, Herzaky juga memastikan AHY salah satu sosok yang selalu ramai dikelilingi masyarakat yang antusias ketika turun ke lapangan. Dia, menurutnya, juga kerap menyapa jutaan pengikutnya di media sosial, termasuk anak-anak muda.

Nggak usah baper deh, maszeh. Hahaha.

Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY memang terkenal berwajah ganteng, berbadan tinggi tegap mirip Pepo waktu masih muda. AHY memang dikenal punya penggemar militan emak-emak yang mengangumi kegantengan suami Anisa Pohan ini.

Saya pernah menyaksikan sendiri ketika AHY berkunjung ke kota kediaman saya 4 tahun yang lalu, tepatnya di 2018. Ketika ia masih menjabat sebagai ketua Kogasma Partai Demokrat. Ia datang langsung menemui warga di sebuah pasar.

Pedagang dan pengunjung pasar sontak heboh melihat kehadiran pria tampan berkulit putih berbadan tinggi tegap. Emak-enak rempong pun bersiap dengan kamera handphone mereka untuk berselfie ria.

Pesona kegantengan AHY pun semakin terpancar empat tahun kemudian, tepatnya di bulan April 2022. Ketika pada suatu momen tertentu, ia dinobatkan sebagai keturunan Kerajaan Majapahit sekaligus keturunan Rasulullah dalam waktu semalam.

Tak terbantahkan, ia adalah calon pemimpin masa depan idaman emak-emak.

Sindiran "tak bisa kerja" oleh Puan juga diyakini bukan untuk AHY. Selama ini memang AHY belum terbukti bekerja sama sekali, terutama untuk bangsa.

Ia terbukti pensiun dini dari TNI Angkatan Darat, demi ambisi politik sang Pepo. Demi meneruskan tongkat estafet kepemimpinan Partai Demokrat yang turun temurun.

Cerita ini mirip seorang pemuda yang bekerja pada Perusahaan BUMN, menduduki jabatan katakanlah manajer, sudah nyaman. Lalu oleh orang tuanya disuruh berhenti dari pekerjaannya, demi meneruskan menjaga toko milik ayahnya.

Lalu bagaimana ia bisa membuktikan diri bisa bekerja kalau kalian warga DKI Jakarta tak memberi kesempatan pada dia untuk memimpin kalian. Gara-gara ia gagal nyalon pada Pilkada DKI 2017 lalu, ia belum bisa membuktikan pada dunia bahwa ia bisa bekerja.

Lalu sekarang, bermodalkan ketampanan, kecerdasan, ditambah garis keturunan yang luar biasa. Ia mau membuktikan ke seluruh dunia bahwa ia bisa bekerja.

Ia selalu turun ke lapangan menemui "rakyat"nya, berusaha mendengarkan keluh kesah mereka yang merasa belum mendapat keadilan, kesenjangan sosial hingga belum meratanya kesejahteraan.

Ia hadir mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendukung dia dan partainya, demi memberikan solusi yang selama ini belum diberikan oleh pemerintah yang ada.

Ayo emak-emak. Bantu ia membuktikan bahwa ia tak hanya ganteng tapi juga bisa bekerja.

Yakin?

Demokrat Yakin Bukan AHY Yang Disindir Puan. Yakin Nggak Ganteng atau...?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/demokrat-yakin-bukan-ahy-yang-disindir-puan-yakin-DuYRzy1oM2

Pemudik Jakarta Berbaju "Anies Presiden" Ternyata Tidak Organik! Settingan?

Saya kira apa yang terjadi di Indonesia dan khususnya di Jakarta dalam menyambut mudik sudah terlihat sekali aroma politisnya. Ada gerakan-gerakan politik yang secara khusus ingin mengangkat nama Anies Baswedan untuk menjadi presiden di Indonesia.

Baju Anis presiden 2024 digunakan oleh pemudik yang diberikan fasilitas mudik gratis oleh Pemprov DKI Jakarta. Anies ada disana untuk mengantar mereka mudik juga. Apakah mereka organik? Pasti tidak. Mereka adalah orang-orang yang tidak organik. Suruhan siapa?

Terlihat sekali dari wajahnya yang lusuh. Para warga yang mukanya serius banget, mereka bukannya nggak berbusana. Mereka berbusana. Tapi mereka menggunakan baju Anis Presiden di luar baju yang mereka pakai. Kelihatan sekali mereka itu dipakaikan saja. Mukanya seolah malu pakai baju itu.

Para rakyat Jakarta yang melakukan dan mendapatkan fasilitas mudik gratis ada beberapa yang memakai baju Anis presiden dan mereka bergerombol dan berkerumun untuk mempertontonkan keberpihakan mereka kepada orang yang menang di DKI Jakarta karena membawa isu suku agama ras dan antargolongan.

Lalu beberapa kali mereka juga meneriaki Anies Baswedan dengan sebutan Anis presiden. Padahal kita tahu dengan mata kepala kita sendiri dan fakta membuktikan bahwa orang yang menang atas isu suku antar golongan ras dan agama, tidak bisa memenangkan kinerja.

Apa yang dikerjakan oleh orang ini kelihatannya tidak bisa membawa faedah apapun kepada rakyat Jakarta dan justru memberikan dampak yang sangat buruk bagi demokrasi di negara ini. Orang-orang menggunakan mudik gratis untuk melancarkan aksi politik mereka dan itu adalah menunggangi agama.

Bagi saya ini adalah hal yang tidak bisa kita terima dengan akal sehat apalagi bicara soal agama yang jelas-jelas sudah menjadi komoditas politik di DKI Jakarta. Ahok dan ade Armando adalah korban dari kebiadaban para pendukung Anies.

Ahok yang memiliki kinerja dan mendapatkan predikat kepuasan tertinggi di DKI Jakarta harus kalah hanya karena penggorengan isu dari agama yang memakan korban nenek yang bernama Hindun. Sudah begitu mengerikan kondisi demokrasi di negara Indonesia khususnya di DKI Jakarta.

Seharusnya ketika mau mudik orang-orang yang datang haruslah sekelompok orang-orang yang netral dan bukan menjadi orang-orang yang menyatakan diri mereka sebagai pendukung salah satu orang yang belum tentu ada yang mau angkat untuk menjadi calon presiden.

Saya nggak yakin partai-partai ada yang mau mengambil Anies Baswedan karena dia tahu bahwa orang ini tidak bisa bekerja dan nggak mungkin bisa mendapatkan hati rakyat. Karena di DKI Jakarta pun sebetulnya dia tidak mendapatkan hati rakyat.

Dia menang di DKI Jakarta adalah karena mencangkokkan isu agama ke politik sehingga orang-orang dibuat tidak punya pilihan. Bahkan ketika itu sangat miris keadaan rumah ibadah di Jakarta. Ketua dewan rumah ibadat pada saat itu juga tidak berbuat apa-apa dan seolah-olah membiarkan aksi tragis yang terjadi dan yang menimpa Ahok pada saat itu.

Sampai sekarang hal ini pun tidak pernah bisa kita lupakan lagi sampai mati. Lebih tragis dari peristiwa 1998 bahwa ada orang yang menggoreng isu politik agama yang memakan korban.

Demonstrasi yang dilancarkan oleh pendukungnya Anies Baswedan begitu masif dan besar dikerjakan seolah-olah mereka akan mati kalau Ahok yang menjadi pemimpin di ibukota. Dan mentalitas seperti inilah yang seharusnya sudah dihabisi di tahun-tahun kemarin oleh presiden Joko Widodo.

Menghapuskan radikalisme dan pemahaman intoleransi yang dibalut oleh kepentingan politik dan agama. Indonesia saat ini sudah mengalami kecelakaan terbesar khususnya di dalam demokrasi. Demokrasi dikoyak-koyak oleh Anies Baswedan dengan cara memberikan ruang kepada Rizieq Shihab dan kawan-kawan untuk melakukan provokasi dan menjatuhkan karakter dari Ahok yang kinerjanya nya itu sebenarnya sangat baik secara fakta dan data.

Fakta membuktikan bahwa Basuki cahaya purnama adalah sosok yang begitu luar biasa dan memberikan kepuasan kepada rakyat DKI Jakarta. Ketika Anies melepas para pemudik yang mendapatkan fasilitas mudik gratis oleh Pemda DKI Jakarta, dia bertemu dengan orang-orang yang menggunakan seragam Anis presiden.

Ini adalah satu bukti nyata bahwa masih ada politik yang membalut agama dan radikalisme intoleransi yang dipelihara oleh Anies Baswedan dan dia menikmatinya. Saya kira presiden Joko Widodo sudah mengambil langkah tegas dalam memberantas terorisme dan radikalisme di Indonesia lewat gabungan kerjasama antara TNI polri dan BIN.

Tapi sepertinya presiden Joko Widodo masih membiarkan dan tidak melihat radikalisme yang dipelihara oleh pemerintah khususnya mereka-mereka yang bekerja sebagai ASN dan pemimpin sebuah daerah.

Saya berharap bahwa rakyat Indonesia matanya bisa terbuka untuk melihat bahwa orang yang bernama Anies Baswedan ini adalah orang yang berbahaya dan sosok ini adalah sosok yang tidak bisa dianggap sebagai sebuah hal yang boleh dibiarkan. Dia ini adalah ancaman bagi demokrasi dan ancaman bagi kesatuan dan persatuan negara republik Indonesia.

Dia didukung oleh partai keadilan sejahtera dan sepertinya itu sudah cukup untuk memperlihatkan kita bahwa orang ini harus kalah agar Indonesia selamat. Karena orang yang mempermainkan agama demi ambisi politik itu adalah orang yang merupakan ancaman yang serius bagi keutuhan negara ini. Sebagai keturunan dia harusnya tahu diri dong.

Kok ada kecenderungan orang-orang keturunan dari Timur tengah memiliki arogansi yang begitu lebih dan gak jelas merasa lebih tinggi daripada orang orang Indonesia asli. Tentu saya tidak terima dengan hal ini wajar bukan?

Begitulah wajar-wajar.

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pemudik-jakarta-berbaju-anies-presiden-ternyata-4cJz0QjJ42

Persaingan Capres Makin Panas, Puan Mulai Menyerang “Ganteng Tak Bisa Kerja”

Pemilihan Pilpres masih dua tahunan lagi. Tensi politik makin hangat menuju panas. Beberapa lembaga survey telah rajin melakukan pekerjaannya dan memunculkan kandidat kuat Capres 2024.

Tiga kandidat paling kuat yang menjadi langganan hasil survey adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Putri mahkota PDI Perjuangan tidak pernah masuk 3 besar. Tetapi PDI Perjuangan seolah menutup mata dan memaksakan diri mendorong Puan Maharani menjadi Capres 2024 nanti.

Persaingan kandidat Capres mulai panas. Puan Maharani mulai melakukan manuver panasnya di Jawa Tengah. Ketua DPR RI Puan Maharani sempat berbicara terkait pemimpin yang paling tepat untuk dipilih.

Dia meminta para kadernya tidak memilih pemimpin karena sering muncul di media sosial tapi tidak bisa bekerja. Pernyataan itu disampaikan Puan Maharani saat kunjungan ke DPC Wonogiri pada Selasa (26/4). Puan awalnya berbicara terkait pemimpin yang cinta Indonesia dan mau bergotong-royong.

Puan lantas membeberkan alasannya terkait kriteria pemimpin tersebut. Dia menyinggung banyak orang yang suka memilih pemimpin asalkan ganteng, bukan perempuan, hingga sering muncul di media sosial meski tidak bisa kerja.

Lalu siapakah gerangan Capres ganteng tak bisa kerja yang dimaksud Puan? Seperti biasa politikus bicaranya tidak jelas, ngambang dan multitafsir. Tidak menyebut orang hanya berani menyebut ciri-cirinya. Sedangkan ciri-ciri seperti ini relatif dan banyak orang tidak tertuju pada satu atau dua orang.

Tapi ya sudah kita telusuri saja, kira-kira apa maksud dan siapa yang dimaksud Puan “Ganteng tapi tidak bisa kerja”. Maksud sindiran Puan ini mungkin menyerang 4 sosok bakal capres yang selama ini beredar di masyarakat. Mereka adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Walaupun untuk menelisik kriteriak ganteng dan tidak bisa kerja yang susah juga karena relatif. Kriteria ganteng ya bisa sangat luas. Orang bilang semua laki-laki itu ganteng karena yang cantik adalah wanita. Betul juga sih tapi tidak sepenuhnya tidak salah.

Karena tidak semua laki-laki bisa dikatakan ganteng. Kakek-kakek misalnya. Sangat jarang kakek-kakek bisa disebut ganteng. Jadi ganteng itu tidak semua laki-laki. Jangankan orang yang sudah berumur, yang masih muda pun tidak semuanya bisa dibilang ganteng.

Oleh karena itu Capres Ganteng itu bisa Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Empat orang ini menurut penilaian publik masuk kategori ganteng.

Puan Maharani ingin tegaskan untuk urusan capres jangan hanya lihat fisik, tapi lihat rekam jejaknya. Ini kritik bagus agar siapapun yang mau maju harus pamer kinerja ke rakyat. Kita tinggal nunggu sindiran balik capres yang merasa ganteng seperti apa.

Ganjar Pranowo bisa dilihat kinerjanya karena beliau adalah pemimpin Jawa Tengah. Sangat mudah menilainya, bagaimana pembangunan di Jawa Tengah sampai saat ini. Kemampuan memimpin seorang Ganjar Pranowo saya kira sudah sangat teruji. Sebelumnya Ganjar pernah menjadi Anggota DPR RI, dan sekarang menjadi Gubernur Jawa Tengah 2 periode. Prestasi yang patut dibanggakan saya kira. Dibandingkan Puan sendiri yang belum pernah menjadi pemimpin daerah.

Anies Baswedan sekarang ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jika Ganjar sudah 2 periode, Anies baru akan menyelesaikan 1 periode pemerintahannya. Kemungkinan besar Anies tidak akan nyalon lagi jadi Gubernur DKI Jakarta. Karena dirinya akan maju jadi Calon Presiden di Pilpres mendatang.

Prestasi kerjanya dapat dilihat selama Anies memimpin Jakarta. Tentu saja setiap orang berbeda-beda. Ada yang menganggap Anies sukses jadi Gubernur ada juga yang tidak. Termasuk para pembaca setia Seword.

Yang jelas bagaimana pun kinerja Anies selama menjabat Gubernur DKI Jakarta, mengantarkan dia menjadi kandidat serius Capres 2024 bersama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Lalu ada AHY. Nah AHY ini belum pernah menjadi pemimpin masyarakat sipil alias pemimpin daerah. Beliau pernah memimpin di intern TNI dan sekarang jadi Ketua Umum Partai Demokrat. Dulu pernah maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, tetapi kalah telak.

Menurut penggemar AHY tentu saja prestasi AHY membanggakan. Pihak penggemar tersebut tidak jauh ya dari intern kader Partai Demokrat sendiri. Karena kinerja AHY belum bisa terasa oleh masyarakat umum.

Sindiran Puan tersebut sebetulnya berlaku secara umum kepada pesaing-pesaing Puan di Pilpres 2024. Namun dia mungkin sebetulnya Puan secara khusus menyasar sindiran itu kepada Ganjar Pranowo.

Serangan Puan seperti ini ya wajar saya menurut saya. Tidak sampai memantik kehebohan yang berlebihan. Tapi lebih baik Puan fokus untuk memperbaiki elektabilitas dirinya. Jangan sampai kejadian di pasar terulang kembali. Pedagang pasar sama sekali tidak mengenal Puan Maharani.

Persaingan Capres Makin Panas, Puan Mulai Menyerang “Ganteng Tak Bisa Kerja”

Sumber Utama : https://seword.com/politik/persaingan-capres-makin-panas-puan-mulai-t01QoiGawW

Pemerintah Difitnah Gaji Buzzer 74 Miliar Untuk Menghancurkan Islam

Saya baru saja mendapat kiriman link video melalui Whatsapp dari seorang teman. Link itu kemudian merujuk ke kanal YouTube dengan nama Al Faruq Channel. Video itu berjudul "ABU JANDA CS DI GAJI PEMERINTAH 74 M DARI APBN II Ustdz Andri Kurniawan".

Tertulis disitu, video diupload satu tahun yang lalu. Dari penulisan kata "DI GAJI" itu saja terlihat kualitas pemilik channel kan? Hahaha.

Dalam thumbnail video itu, terlihat foto beberapa orang yang diklaim buzzer. Mereka adalah Eko Kunthadi, M. Guntur Romli, Teddy Gusnaidi, Dewi Tanjung, Ade Armando, Abu Janda, Denny Siregar, Nong Darol Mahmada dan Husin Alwi Shihab.

Sementara di sebelahnya terdapat pria berkacamata dengan jenggot tebal dan ada titik hitam berjumlah dua biji di jidatnya. Pria itu ternyata yang ada dalam video, yakni Andri Kurniawan.

Andri Kurniawan menuding para buzzer di Indonesia digaji oleh negara lewat anggaran APBN. Tak tanggung-tanggung, ia menyebut buzzer seperti Denny Siregar memperoleh gaji yang fantastis, yakni Rp 75 miliar untuk tujuan menghancurkan Islam.

Andri menilai keberadaan buzzer andalan pemerintah, seperti Ade Armando, Denny Siregar, Abu Janda, dan Eko Kuntadhy berbahaya bagi Indonesia karena keram mengadu domba agama lewat media sosial.

"Ade Armando ini orang minang, dosen Universitas Indonesia dan seorang muslim. Tapi ditugasi oleh pemerintah untuk melecehkan Allah, Rasulullah, Islam, Al-Quran dan melecehkan ulama," ujar Andri.

Andri mempertanyakan mengapa pemerintah rela membayar mahal para buzzer tersebut. Ia juga tak habis pikir mengapa keempat buzzer itu tak pernah ditangkap, mesti laporan polisi yang menuding mereka melakukan penistaan agama sering muncul.

"Di Indonesia ini kan ada undang-undang KUHP pasal 156 A tentang penodaan agama. Indonesia kan negara hukum, kira-kira pernah tidak Ade Armando ditangkap. Tidak pernah, karena dia ditugasi negara," ujarnya.

Selain itu, Andri juga menyinggung Abu Janda yang mendapat perlakuan yang sama dengan Ade Armando yang sampai detik ini kasus mereka tidak diproses hukum.

"Deni Siregar juga ditugaskan negara untuk melecehkan Islam, ulama, dan Al-Quran. Dia juga tokoh syiah yang digaji oleh pemerintah Rp74 milliar dari APBN," imbuhnya.

Kalau video ini diupload setahun yang lalu, kemungkinan direkam pada 2020 atau 2021. Lalu APBN tahun berapa yang digunakan untuk menggaji buzzer sebesar 74 Miliar itu? APBN atau Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara bisa diakses di website Kementerian Keuangan di laman kemenkeu.go.id. Tinggal masukkan angka tahun yang diinginkan.

Saya sudah melacaknya mulai tahun 2019 hingga 2021, disana terpampang jelas target penerimaan negara baik dari pajak maupun non pajak. Serta belanja negara mulai dari pendidikan, kesehatan, pertanian, infrastruktur serta peningkatan SDM. Semua angka tertulis jelas disana. Tapi kadrun mana paham?

Lalu dana buzzer masuk alokasi yang mana Mas Andri? Bisa tunjukkan data konkritnya? Atau sekedar tudingan tak berdasar? Kebiasaan kadrun menuduh tanpa data, yang penting jamaah manggut-manggut tanda setuju dibodohi.

Untuk laporan tentang Penista agama yang tak pernah diproses, itu karena tidak cukup bukti yang mengarah kesana. Untuk penetapan tersangka dibutuhkan dua alat bukti yang kuat, kalau nggak bukti ada lalu menetapkan tersangka atas dasar apa?

Kalau yang kalian anggap ulama ditetapkan tersangka macam Rizieq dan Bahar, karena alat bukti sudah memenuhi unsur penetapan. Tapi kadrun mana ngerti, yang kalian tahu kriminalisasi ulama. Padahal ulamanya memang berbuat kriminal hahaha.

Terkait penistaan agama, yang dilakukan mereka adalah auto kritik. Sebab mereka juga beragama Islam. Mereka ingin pemeluk agama islam tidak terbelakang, teta menggunakan akal sehat agar bisa menjalankan kehidupan sesuai kaidah kemanusian. Kalau agama tidak bisa merubahmu menjadi pribadi yang lebih baik, bukan agamamu yang salah. Pemahamanmu yang kurang tepat.

Islam hancur justru karena wajah islam yang kalian tonjolkan penuh kekerasan. Pemaksaan kehendak, merasa paling mayoritas sehingga sewenang-wenang. Sweeping warung makan saat puasa. Melarang pendirian tempat ibadah agama lain. Itulah yang merusak islam.

Belum lagi para penceramah termasuk Andri ini yang suka ngomong ngaco tanpa data dan fakta. Yang terlihat sok intelek tapi penuh fitnah macam Felix Siauw. Yang penuh caci maki, hinaan mengajak kekerasan dan takfiri macam Rizieq Shihab dan Bahar Smith. Tapi pemujanya mengatakan mereka ulama tegas yang Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Preet!!!

Saatnya Kementrian Agama mengeluarkan sertifikasi bagi para penceramah.

Setuju?

Pemerintah Difitnah Gaji Buzzer 74 Miliar Untuk Menghancurkan Islam

Sumber Utama : https://seword.com/umum/pemerintah-difitnah-gaji-buzzer-74-miliar-untuk-dDt7QVwu5T

Keturunan Majapahit, Lantik 313 Kiai Langgar, Besok Apa Lagi?

AHY mungkin akan menggunakan pendekatan agama untuk membantu menaikkan nilai jualnya di dunia politik jelang tahun 2024.

Ini berawal dari pernyataan dari seseorang di mana AHY merupakan keturunan Majapahit. Bahkan AHY juga disebut memiliki garis keturunan nabi.

Sungguh luar biasa memang. Dalam waktu singkat, mendadak muncul informasi mengenai latar belakang AHY dengan skala yang sangat menggelegar. Coba pikirkan, sewaktu AHY pensiun dari dunia militer dan ikut pilkada DKI Jakarta, apakah AHY pernah disebut keturunan nabi dan Majapahit? Tidak ada, kan?

Tapi AHY yang diketahui direncanakan untuk diangkat sebagai calon presiden, mendadak dapat gelar yang bombastis seperti itu, dengan latar belakang yang mencengangkan.

Ini namanya memasak biasa tapi kemudian ditambahi bumbu dan kecap yang terlalu banyak, jadi mendengar itu rasanya jadi tidak enak, hehehe.

Bahkan beberapa hari lalu, sebanyak 313 orang Kiai yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kiai Langgar (Fokkal) se Banyuwangi, resmi dilantik oleh AHY. Pertanyaannya adalah, kenapa AHY yang lantik? Dalam kapasitas apa AHY harus ditunjuk untuk melantik mereka?

Ibarat wali kota atau gubernur dilantik presiden atau guru dilantik oleh kepala sekolah, masa kiai dilantik AHY? Apakah AHY seorang ulama besar atau ketua dari seluruh kiai di Indonesia?

Dan lucunya lagi, pelantikan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari Partai Demokrat. Kenapa rame banget Demokrat ada di sana?

Jadi bisa disimpulkan kalau pelantikan tersebut hanyalah acara sampingan saja, dan acara utamanya adalah menjual nama AHY yang akan bertarung di pilpres 2024.

Dari sini kita bisa simpulkan, kalau AHY mungkin akan menggunakan pendekatan agama untuk menuju 2024. Maklum saja, saat menggunakan pendekatan narasi pemimpin muda dan tampan, AHY babak belur di Pilkada DKI Jakarta.

Banyak wanita dan emak-emak yang begitu mengidolakan dia karena tampan dan gagah. Tapi semua itu cuma ilusi dan gagah-gagahan doang. AHY langsung pulang kampung di putaran pertama. Keok dengan telak di putaran pertama.

AHY sekarang sudah semakin berumur, jadi jualan ketampanan pasti tidak laku lagi. Mau jual prestasi? Sama saja ngelawak. Pengalaman politik sangat minim. Setelah kalah, nyaris tidak ada gebrakan apa pun dari AHY, kecuali diangkat sebagai ketua umum partai, itu pun banyak yang protes.

Cara paling gampang adalah menggunakan agama. Praktis, mudah, simpel dan gampang membuai masyarakat. Tidak perlu bicara soal prestasi dan kontribusi seperti apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Cukup gandeng ulama atau pemuka agama yang bisa digandeng. Tambahi dengan embel-embel keturunan entah dari mana, lalu hadiri banyak acara keagamaan dan tinggal tunggu hasil.

AHY juga mengaku sering turun ke lapangan dan mendapati bahwa rakyat menjerit soal naiknya harga kebutuhan. Kemudian dia koar-koar di media sosial seolah dia sudah paham dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Padahal, kerjaanya tak lebih dari bertemu warga, menanyakan apa masalah mereka, mendengarkan dengan seksama lalu memberikan janji entah dalam bentuk apa.

Solusinya apa? Koar-koar di media sosial. Kalau model begini, saya juga bisa. Cukup baca berita maka sudah tahu harga kebutuhan naik dan banyak yang terdampak.

Masyarakat yang sudah kenyang makan janji, akhirnya hampir muntah. Janji lagi, janji lagi. Bosen ah.

Pilkada DKI saja masih belum lulus, malah mau lompat langsung ke kursi presiden atau wakil presiden. Cermin di rumah ditaruh di mana? Besok-besok AHY entah bakal disebut keturunan apa lagi. Besok-besok entah siapa lagi yang mau dilantik. Sekalian aja lantik gerombolan pendemo yang suka nongkrong di Monas sebagai distributor tunggal kavling surga.

Embel-embel agama ini mudah dipakai tapi gak nyambung. Dan parahnya, ini digunakan nyaris oleh semua orang yang tidak punya prestasi dan rekam jejak yang bagus. Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak ada prestasi, jualan agama pun jadi. Yang penting menang dan berkuasa. Peduli amat dengan rakyat. Cukup dengan janji manis dan janji surga, mereka memperlihatkan nafsu politik yang kelewat batas.

Bagaimana menurut Anda?

Keturunan Majapahit, Lantik 313 Kiai Langgar, Besok Apa Lagi?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/keturunan-majapahit-lantik-313-kiai-langgar-99veN7geS0

Ganjar Pranowo yang Kita Perlukan untuk Melawan Khilafah

Masalah bangsa kita yang paling serius dan bahkan genting adalah soal ideologi. Mestinya ini sudah final ketika para bapak pendiri bangsa (founding fathers) sudah sepakat menerima Pancasila. Namun di kemudian hari tetap saja ada pihak atau kelompok yang tidak rela.

Dari waktu ke waktu ada saja yang menginginkan agar dasar falsafah Pancasila itu diganti dengan sistem agama atau khilafah. Sementara Pancasila yang digali dan dirumuskan oleh Bung Karno, memang asli berakar dan digali dari budaya dan karakter umum Nusantara. Sehingga sangat pas dan relevan sepanjang zaman.

Namun geliat kelompok-kelompok yang memaksakan ideologi berdasarkan satu agama tertentu itu tidak lelah menyuarakan keinginan mereka. Di era Soeharto mereka dibuat tidak berdaya, sebab presiden kedua itu sangat keras dan tegas menegakkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar ideologi dan konstitusi bangsa dan negara.

Malang tak dapat ditolak, setelah Soeharto lengser, kepemimpinan nasional sangat tidak mendukung. BJ Habibie dan Gus Dur dipaksa meletakkan jabatan di masa yang sangat singkat. Tapi masih bagus ketika Megawati Soekarnopoetri bisa turun secara konstitusional. Wapres di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu kalah dalam Pilpres 2004 dan 2009 melawan SBY. Jadilah SBY memegang tampuk pemerintahan selama dua periode.

Namun sayang, purnawirawan jenderal TNI ini diduga tidak melaksanakan dengan sungguh dan serius sumpah jabatan sebagai presiden RI yang akan menjaga mengawal dan menegakkan UUD 1945 dan Pancasila.

Soalnya di era kepemimpinannya yang sepuluh tahun itu, anasir-anasir yang tujuannya mencampakkan Pancasila, lalu menggantinya dengan sistem khilafah, bisa menggeliat dengan dahsyat. Tampak sekali ada pembiaran sampai kelompok ini bisa menyelenggarakan acara akbar di Stadion Utama Bung Karno. Mereka juga sempat dengan riang memanfaatkan RRI dan TVRI.

Tapi datanglah Jokowi yang menggantikannya pada 2014. Lambat tapi pasti, presiden ke-7 yang beralatar belakang sipil itu memperlihatkan sikapnya yang tidak mau tunduk atau nurut pada kemauan pengusung khilafah, yang diboncengi ormas-ormas berbasis agama berpaham radikal.

HTI sebagai organisasi yang sudah tegas ingin mengkhilafahkan NKRI, dibubarkan pemerintahan Jokowi. FPI ormas radikal yang dari lagaknya sudah sempat merasa hukum berada di tangan mereka, pun ikut dijadikan organisasi terlarang. Bahkan pentolannya, Rizieq Shihab, sudah sejak 2020 mendekam di penjara, gara-gara melanggar aturan protokol kesehatan di masa covid-19.

Pemerintah memang sudah melarang FPI dan HTI. Namun tetap terasa hambar sebab tidak berlanjut pada tahap penertiban oknum-oknum yang praktis masih leluasa melakukan aksi. Penceramah agama dari kalangan mereka tetap bebas berkeliaran menyampaikan orasi, khotbah memengaruhi pikiran massa, hingga menjadi anti-NKRI.

Maka apabila Jokowi sudah tidak menjabat lagi, kelompok ini akan dengan mudah kembali, terlebih jika suksesornya punya karakter seperti SBY. Soal organisasi yang sudah dibubarkan, bisa saja didirikan secepat kilat. Sebab “modal” mereka relatif masih utuh. Massa simpatisan tetap eksis dan bahkan bertambah dengan aktif dan leluasanya para penceramah atau influencer mereka berkoar-koar, menjaring pengikut.

Mereka bahkan sudah sangat percaya diri, dengan misalnya belum lama ini secara demonstratif menyatakan hasrat untuk bertemu berdialog soal khilafah dengan Menkopolhukham Mahfud MD. Bahkan dengan congkak, jubirnya menyatakan bila perlu diadakan simposium nasional soal khilafah? Kurang ajar betul!

Dan Mahfud MD hanya merespons dengan santainya, bahwa dirinya tidak ada waktu meladeni kelompok-kelompok yang cuma ingin cari sensasi semacam itu. Mahfud MD jelas salah besar, sebab mereka tidak lagi sekadar ingin mencari sensasi. Mereka “nekat” melakukan aksi semacam itu pasti sudah dilandasi berbagai macam perhitungan, berdasarkan situasi dan kondisi yang menurut mereka sudah “matang”.

Sebagai menkopolhukham, Mahfud MD seharusnya menyikapi itu dengan serius, semisal meminta jajarannya untuk melakukan penyelidikan terhadap sosok-sosok yang dengan PD-nya menampilkan diri untuk mengajak dialog tu. Memang apa yang hedak didialogkan? Minta supaya dasar ideologi negara diubah? Ini tergolong makar! Mereka seharusnya ditangkap dan dipenjarakan.

Dengan dibiarkannya mereka berulah semacam itu, artinya langkah selanjutnya, skenario ke depan sudah siap mereka mainkan. Apa dan bagaimana, kita tentu tidak tahu. Tetapi yang jelas, sengaja tampil di publik sambil mengajak dialog Mahfud MD untuk menyoal Pancasila, itu sudah megandung ancaman serius bagi bangsa dan negara ini. Tragisnya negara dan aparat tidak melakukan apa-apa untuk mengkounter. Sikap pemerintah yang masa bodoh, itu sama dengan memberikan lampu hijau!

Upaya kelompok-kelompok itu untuk mempercepat keinginan dengan cara menjatuhkan pemerintahan Jokowi di tengah jalan, sepertinya memang sulit. Tapi jangan lupa, dua tahun lagi Jokowi akan lengser secara konstitusional, lewat pilpres. Dipastikan bahwa kelompok-kelompok yang aslinya cuma mengincar kekuasaan dengan membonceng agama itu pun sudah pasang ancang-ancang dan strategi.

Bahwa mereka punya sosok yang akan diperjuangkan, itu sudah pasti. Dan bukan tidak mungkin sosok itu ada di antara yang muncul di survei-survei. Kita sudah paham di antaranya ada yang pragmatis, dengan misalnya diam-diam ingin mendapatkan dukungan dari kadrun itu. Masa bodoh, yang penting dapat kekuasaan. Itu pasti yang ada di benak oknum-oknum itu.

Namun ada satu sosok yang memberi harapan, yang kita yakini tidak sama dengan mereka. Itulah Ganjar Pranowo, gubernur Jawa Tengah, yang menurut survei terbaru, elektabilitasnya sudah mengungguli Prabowo Subianto yang selama beberapa tahun terakhir selalu nangkring di atas.

Sejauh ini Ganjar telah menampilkan dirinya sebagai sosok nasionalis sejati yang teguh pada Pancasila, UUD 1945, serta kebhinekaan. Pembawaannya yang merakyat, mengisyaratkan suatu kemiripan dengan gaya Jokowi.

Namun di atas segalanya, dia diharapkan memiliki nyali untuk menyatakan “tidak” terhadap gerakan-gerakan inkonstitusional, atau yang kita namakan sebagai pengasong khilafah. Sosok inilah yang kita perlukan untuk melawan khilafah.

Ganjar Pranowo yang Kita Perlukan untuk Melawan Khilafah

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ganjar-pranowo-yang-kita-perlukan-untuk-melawan-2qEKtavXLz

Ngakak, Sponsor Formula E Dermawan Banget, Tak Mau Dipublikasikan

Ada yang lucu dari Formula E. Terkait sponsor yang hingga kini masih belum diketahui. Entahlah, mungkin sponsor gaib.

Hingga kini, sponsor untuk Formula E masih belum dipublikasikan oleh panitia penyelenggara Jakarta E-Prix 2022.

Seperti halnya saat konferensi pers perkembangan penyelenggaraan Formula E Jakarta di Jakarta International Velodrome, tidak ada satu pun terlihat logo sponsor. Yang terlihat hanya ada logo Pemprov DKI Jakarta, Ikatan Motor Indonesia (IMI), dan PT Jakarta Propertindo.

Ketua Komite Pelaksana Formula E Jakarta Ahmad Sahroni mengatakan, sponsorship tidak bisa disebutkan karena banyak pihak sponsor yang tidak mau langsung dipublikasikan. Dia juga tidak membuka nilai sponsor karena alasan bisnis. Yang pasti, Roni menyebut ada sponsorship yang sudah bergabung dan tidak menghitung keuntungan atau kerugian sebelum penyelenggaraan Formula E berlangsung.

"Ada sponsornya yang masalah rugi atau untungnya nanti setelah pelaksanaan," kata dia.

Pemasukan dari event Formula E bukan hanya datang dari sponsorship, tapi juga penjualan tiket yang akan dimulai pada 1 Mei 2022 dengan harga termurah Rp 250.000 dan harga paling mahal dibanderol hingga Rp 10 juta.

Tapi sayangnya, Roni juga tidak menjelaskan secara rinci terkait jumlah tiket yang akan disediakan Formula E. "Tiket masing-masing kita upayakan pokoknya bisa target berapa volume untuk penjualan konser festival, tapi minimal penonton dimaksimalkan sampai 60.000," kata dia.

Ini mantap banget. Baru kali ini saya lihat ada sponsor yang tidak mau dipublikasikan, seolah mereka hanya menyumbang dengan nama anomim atau hamba Tuhan. Berbuat baik tanpa perlu diketahui orang lain, cukup Tuhan saja yang tahu, hehehe.

Yang namanya sponsor itu, pasti mau nama produk atau logonya terpampang segede mungkin untuk keperluan exposure atau menarik perhatian. Ini masalah marketing agar brand menjadi lebih dikenal. Kalau jadi sponsor terus tidak mau diketahui publik, bukannya ini masuk kategori sumbangan sukarela? Dari cara mereka ngeles, kelihatan kalau ada yang disembunyikan, dan ini bakal cukup memalukan kalau terbongkar.

Kayaknya mereka sedang down, beberapa kali ditanya jumlah penonton dan sponsor, jawabannya beda-beda, muter-muter tak jelas yang mengisyaratkan adanya ketidakberesan. Target penonton aja tidak berani dibuat. Dulu Mandalika sempat ditarget 100 ribu penonton, tapi karena pandemi, diturunkan jadi 60 ribu dan sold out.

Hanya orang bodoh yang percaya kalau sponsor itu tidak mau dipublikasikan. Sumbangan gratis dari sponsor? Ngakak aja deh. Saya mau tahu perusahaan mana yang begitu dermawan tidak mau diketahui namanya, ngakak. Adakah logikanya dia ajang balap skala internasional, sponsor yang sudah keluarkan banyak uang tapi tidak mau dipublikasikan brandnya? Mana ada sponsor mau dirahasiakan, kecuali ada deal-deal tertentu sebagai balas budi nanti ke depannya. Nah, ini yang bahaya. Politik belakang layar.

Atau bisa sponsornya adalah dari lingkaran kelompok sendiri sehingga malu atau dicurigai kalau dipublikasikan. Atau bisa jadi tidak ada sponsor dari swasta yang berminat. Kalau nanti pada akhirnya memang tidak ada sponsor, artinya fixed balapan ini banyak memakan APBD.

Baru kali ini saya lihat acara balap yang begitu konyol dan penuh misteri yang tidak terpecahkan. Semakin jelas banyak bau-bau tak sedap yang berusaha ditutupi rapat-rapat.

Di media sosial Formula E bahkan disindir dengan nama balapan Tamiya. Tahu Tamiya? Mobik mini mirip mobil Formula 1 yang ditenagai baterai dan dinamo lalu dibalapkan di trek yang sudah dirakit. Dulu saat saya masih kecil, Tamiya ini cukup populer. Saya waktu itu suka hunting baterai dan dinamo mahal untuk menjadi yang tercepat.

Sebegitu rendahnya kah Formula E sampai disindir netizen sepert itu? Sebenarnya Formula E tidak buruk-buruk amat. Tapi ulah Anies dan gerombolannya yang ngawur dan suka main petak umpet, terpaksa memang harus diberi pelajaran. Bisa dibilang Formula E ini malu-maluin. Target penonton berpotensi minim. Sponsor berpotensi tidak ada. Mungkin di Jakarta ini, Formula E jadi balapan dengan kasta yang sangat rendah. Tidak ada feel classy dan bergengsi.

Bagaimana menurut Anda?

Ngakak, Sponsor Formula E Dermawan Banget, Tak Mau Dipublikasikan

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ngakak-sponsor-formula-e-dermawan-banget-tak-mau-uEKJSAg2Lk

Re-post by Migo Berita / Jum'at/29042022/11.09Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya