Ketika Nada Jokowi Meninggi saat Pidato di Depan Peserta Musrenbang Nasional
- Ada Apa? Kok Tiba-tiba Suara Presiden Jokowi Meninggi dan Kesal!
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Membuka acara Musrembang Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (26/4), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali pidatonya dengan nada tinggi. Intonasi Jokowi yang tinggi itu ketika ia menyinggung soal penyusunan APBN atau APBD serta perencanaan yang menurutnya selalu dilakukan hanya sekedar rutinitas.
Sambil menjelaskan dengan nada tinggi, Jokowi juga mengekspesikan kekesalannya, menggunakan tangan seraya memberikan penegasan dari pernyataannya kepada jajarannya.
"Saya ingatkan bahwa kita ini sudah bertahun-tahun, anggaran kita tidak pernah fokus. Perencanaan kita tidak pernah fokus dan tidak memiliki prioritas yang jelas," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan penyusunan anggaran, baik di tingkat pusat dan tingkat daerah yang rutinitas tersebut tanpa adanya perencanaan yang menjadi prioritas. Ia kemudian memberi contoh, saat ini Pemerintah Pusat memprioritaskan perencanaan pada bidang infrastruktur dan investasi.
"Saya sampaikan ke menteri, kita mau fokus pada infrastruktur dan investasi. Di dinas juga sama, tahun ini kok kita enggak dapat tambahan. Enggak usah fokus pelayanan saja. Hasilnya akan nampak. Tapi kalau mengulang rutinitas kita, hasilnya lupakan," kata Jokowi.
Ketika nada Presiden Jokowi meninggi, terlihat beberapa menteri kabinet kerja maupun para kepala daerah yang hadir serius menyimak apa yang disampaikan oleh Presiden.Hadir juga dalam acara tersebut para kepala lembaga negara. Jokowi melihat, mulai dari kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, mengalokasikan anggaran ke banyak pos. Hal ini menunjukan penganggaran yang sekadar rutinitas saja, tidak berupaya melakukan terobosan.
"Yang namanya prioritas, yang namanya fokus, itu di bawah tiga (program anggaran) saja. Atau kalau masih sulit, ya di bawah lima lah. Jangan semuanya menjadi prioritas. Ini kebiasaan kita. Ini rutinitas yang mengulang-ulang. Ya, saya lihat hampir di semua daerah begitu. APBD saya baca, APBN saya baca," lanjut dia.
Jokowi mempertegas, pemerintah pusat memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan keterbukaan investasi. Dengan demikian, fokus anggaran hanya ke dua program itu saja selain belanja tetap semisal belanja pegawai dan sebagainya. "Saya yakin hasilnya akan nampak. Tapi ya kalau mengulang-ulang, rutinitas saja, hasilnya? Ya lupakan saja," ujar Jokowi.
Di awal bulan, Presiden juga sempat menegur menteri-menterinya dalam sidang kabinet paripurna lantaran masih ada regulasi di tingkat Kementerian yang terbit. "Penyakitnya ada di kita sendiri, yaitu di masalah regulasi masalah aturan-aturan yang masih keluar dari Kementerian dari Dirjen masih keluar. Saya sampaikan jangan buat lagi aturan, jangan. Ini masih keluar," ujar Presiden di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/4) lalu.
Jokowi mengungkapkan hingga kini telah terbit sebanyak 23 regulasi di tingkat menteri bahkan dirjen. Padahal, Jokowi kembali menegaskan, pemerintah tengah berusaha memangkas regulasi-regulasi yang tidak efektif dan tumpang tindih.
"Terakhir masih berapa keluar yang baru? Ada 23. Saya ingin saudara-saudara itu memotong yang sudah ada itu hilang bukan menambah. Ini kalau kita mengulang-ngulang terus Ya sudah, rutinitas saja. Enggak akan ada perubahan," ucap Jokowi.
Menurut Jokowi, keluarnya regulasi di tingkat menteri maupun dirjen adalah bentuk rutinitas yang perlu dihilangkan demi mencapai perubahan.
"Kalau enggak ada keberanian ya enggak ada perubahan, masih setingkat dirjen masih keluar. Masih Permen (Peraturan Menteri) masih keluar. Kalau tambahin sederhana enggak apa-apa. Ini tambah ruwet. Nanti disebut sajalah Permen buat ngerti semua," kata Jokowi.
Kejar ProyekSaat membuka acara Musrembang Nasional kemarin, Presiden juga menyoroti proyek infrastruktur yang masih belum terintegrasi antara pusat dan daerah. Ia mengungkapkan, masih terdapat proyek infrastruktur yang tidak diiringi dengan pembangunan fasilitas pendukung. "Yang saya jumpai, ada waduk, tapi tidak ada irigasi. Ada pelabuhan, tapi tidak ada jalannya. Ini saya lihat benar," ujar Jokowi.
Jokowi juga mengatakan, tidak terkonsolidasinya sebuah proyek infrastruktur dengan baik, mencerminkan tidak adanya fokus pada apa yang ingin dicapai. "Artinya orientasinya hanya proyek. Tapi tidak menghasilkan output apa," ujar Jokowi.
Harapan Presiden, jajaran kementerian, pemerintah provinsi, kabupaten, hingga kota merencanakan sebuah proyek infrastruktur secara matang agar menghasilkan dampak yang langsung dirasakan rakyat. Jokowi juga meminta pembangunan infrastruktur dilaksanakan dengan fokus. "Pertajam prioritas. Semakin sedikit akan semakin baik. Satu, dua prioritas, lebih tajam, lebih baik," ujar Jokowi. (tribunnews/nicolas manafe/kompas.com) / http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/04/27/ada-apa-kok-tiba-tiba-suara-presiden-jokowi-meninggi-dan-kesal?page=all
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Kamis/27042017/09.56Wita/Bjm