PROKAL.CO, BANJARMASIN – Tren penggunaan angkutan umum di Kota Banjarmasin terus menurun seiring peningkatan jumlah kendaraan pribadi. Lima tahun lalu, jumlah armada 604 unit. Sedangkan pada 2016 jumlah armada berkurang drastis hanya 300 unit saja.
Pemerintah menginginkan semua angkutan kota (angkot) bisa menggunakan AC. Itu sudah diberlakukan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek.
Peremajaan angkot yang lebih tenar di Banjarmasin disebut taksi kuning sebenarnya sudah diwacanakan pemko sejak lama. Namun, karena cicilan yang terlalu tinggi, membuat sopir enggan melakukan peremajaan.
Kini banyak trayek angkot yang mati. Dari total 33 jumlah trayek di Banjarmasin, hanya 13 trayek yang masih berjalan per 2016 lalu. Kabid DLLAJ Dishubkominfo Kota Banjarmasin, Anwari Delmi, menjelaskan Kementerian Perhubungan juga menginginkan pemasangan GPS di setiap angkot.
“Pada intinya untuk memberikan pelayanan pada penumpang. Di Banjarmasin memang sebagian besar seharusnya sudah diremajakan, karena kebanyakan umurnya sudah tua,” ujarnya.
Apalagi, usia angkot di Banjarmasin rata-rata berusia di atas 10 tahun. Bahkan ada angkot yang berusia hingga 20 tahun. Menurutnya, dengan peremajaan maka kenyamanan pelayanan angkutan akan berbanding lurus dengan tingkat penumpang. “Kalau bagus pelayanannya, nyaman, masyarakat bisa kembali lagi ke angkot,” bebernya.
Pihaknya sudah melakukan studi ke Solo, Jawa Tengah terkait peremajaan angkot ini. Dari sana pihaknya sudah meminta konsultan untuk melakukan kajian. “Saat ini masih dihitung bagaimana rasio jumlah rute dan jumlah penumpangnya,” ungkapnya.
SEPI:
Hingga saat ini belum ada formula untuk meremajakan taksi kuning di
Banjarmasin. Para sopir masih bertahan dengan angkutan lama.
Bani sebagai sopir taksi kuning
mengaku sempat ditawari peremajaan. Tapi, mereka tidak sanggup untuk
bayar cicilan armada Rp 3 juta per bulan. Bani mengaku, untuk
mengumpulkan penghasilan per hari saja, saat ini sangat berat.Rata-rata hanya mampu membawa pulang Rp 30 ribuan dari hasil menyopir. Soalnya, mencari penumpang saat ini tidak lagi semudah dulu.
“Sehari itu banyak nunggunya daripada menyopir. Kalau harus nyicil mobil, ya berat sekali,” keluhnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, Ichwan Noor Chalik, mengakui sampai saat ini belum ada pola yang pas untuk melakukan peremajaan taksi kuning. Pihaknya sudah ingin mencoba dengan membentuk Badan Layanan Umum Daerah untuk pengadaan taksi dengan kerjasama pihak ketiga.
“Namun, gagal juga. Banyak sopir yang tidak sanggup,” ujarnya. Diakuinya, tingkat kenyamanan pelayanan dari taksi kuning sendiri masih sangat rendah. Menurutnya, bantuan pemerintah pusat dibutuhkan agar rencana itu tidak sampai memberatkan pengusaha angkot.
Salah satunya adalah dengan memberikan pinjaman kredit dengan bunga relatif murah. APBD sendiri tak akan sanggup untuk menutupi peremajaan taksi kuning.
Sumber Berita : http://kalsel.prokal.co/read/news/9980-susahnya-remajakan-taksi-kuning-di-banjarmasin.html
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Jum'at/07072017/18.03Wita/Bjm