Menengok Pulau Bromo di Kota Banjarmasin, Berpotensi Wisata Namun Minim Fasilitas
BANJARMASINPOST.CO.ID - KAWASAN perkampungan yang dikelilingi sungai ini termasuk wilayah Kelurahan Mantuil, Banjarmasin Selatan atau berjarak sekitar 3 Km dari Kota Banjarmasin. Pulau Bromo demikian nama kampung berbentuk delta (pulau kecil di tengah sungai) di Kota Banjarmasin yang meliputi empat RT, yakni 04, 05, 06, dan 07.Jika menggunakan speedboat memerlukan waktu tempuh dari Banjarmasin sekitar 45 menit sedangkan kapal ferry harus melintasi jalur darat menuju kantor kelurahan Mantuil sekitar 30 menit, kemudian diteruskan jalan kaki menuju dermaga.
Yang menarik, baik lurah maupun warga tidak mengtahui kenapa kampung yang diapit sungai Barito dan sungai Martapura itu dinamakan Pulau Bromo. Pastinya, nama yang mirip nama gunung di Jawa Timur itu telah melekat sejak lama.
Warga di Pulau Bromo berjumlah sekitar 1.250 jiwa dari 750 KK yang terbagi 4 rukun tetangga (RT). Sebagian besar warga Pulau Bromo berprofesi sebagai petani dan buruh bangunan.
Sebagai kampung yang terhubung melalui transportasi air, keberadaan dermaga di sana sangat vital. Sayangnya, kondisi dermaga sudah memprihatinkan.
Dermaga berbahan kayu ulin itu banyak kayunya patah dan berlubang, sebagian ditambal dengan papan seadanya. Selain itu jika dilintasi dermaga bergoyang-goyang. Apalagi jika sepeda motor yang melintas di dermaga tersebut.
Kondisi serupa dengan sebuah jembatan kayu ulin, penghubung antara dermaga ke titian kampung. Rusak dan cukup riskan untuk dilintasi.
Ibu Nur, warga kampung Bromo yang ditemui Minggu (27/8), berujar, dermaga ferry itu sudah ada sejak perusahaan Autral Bina masih aktif. “ Sudah ada puluhan tahun, saat masih ada perusahaan, kondisi dermaga masih terjaga,” ucapnya.
Namun sejak tidak lagi aktif, kondisi dermaga seadanya. Hanya pengelola dan swadaya masyarakat memperbaiki, tanpa ada bantuan perbaikan dari pemerintah.
Ibu Nur berharap, dengan adanya proyek titian beton dari pemerintah, diikuti pula proyek perbaikan dermaga karena sangat diperlukan sekali oleh warga.
“Bukan hanya pejalan kaki saja yang menggunakan dermaga, kendaraan roda dua juga melintas untuk ke ferry,” ujarnya.
Karena kondisi dermaga cukup memprihatikan, warga pun harus hati-hati melewati, takut kayunya patah.
BANJARMASINPOST.co.id/isti rohayanti
Toko lanting di kawasan Pulau Bromo.
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Senin/28082017/10.42Wita/Bjm