Cerita Jokowi Dijemput dan Disopiri Putra Mahkota Uni Emirat Arab
BANDUNG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo bercerita tentang pengalamannya sewaktu berkunjung ke Uni Emirat Arab tiga tahun lalu. Saat itu, Jokowi mendapat sambutan istimewa. Bahkan, dia sempat berkeliling berdua dengan Putra Mahkota Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan menggunakan mobil mewah tanpa pengawalan.Hal itu disampaikan Jokowi saat bersilaturahim bersama keluarga besar Persatuan Islam (Persis) di Masjid PP Persis, Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung, Selasa (17/10/2017) malam.
"Saat saya ke UEA turun di Abu Dhabi disetirin oleh Sheikh Mohammed yang merek mobilnya saya tidak tahu. Kalau Mercy saya masih tahu, BMW saya tahu, itu mereknya enggak jelas. Disetirin sendiri, berdua tidak boleh ada pengawal," sebut Jokowi.
Saat itu, sambung dia, Syeikh Mohammed mengajaknya makan di sebuah restoran. Dua jam waktu dihabiskan untuk berbincang.
"Saya ditanya, 'Presiden Jokowi ndak usah ke Istana yah'. Saya diajak makan, tahu-tahu dibelokkan ke restoran, kaget saya juga. Beliau sangat kaya raya sekali. Tapi begitu sangat sederhana, mau menjemput, diajak makan di restoran, berbincang lebih dua jam di sana. Ditanya enak enggak makannya, setelah itu baru ditanya kebutuhanmu apa, kan enak sekali sudah diberi makan," tuturnya.
Jokowi memetik pelajaran berharga dari pertemuan itu. Menurut dia, gaya pendekatan sederhana para kepala negara di Timur Tengah perlu dicontoh. Sebab itu, dia pun selalu menyempatkan menjemput langsung para tamu negara di tangga pesawat untuk lebih mengakrabkan diri.
"Raja Salman kami jemput di tangga pesawat. Besok Syeikh Tamim juga dijemput di pintu pesawat. Nanti bulan Desember Sheikh Mohammed dari UEA, karena saya ke sana dijemput di depan pesawat juga," katanya.
"Beliau-beliau tahu kita adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, tetapi penjelasan soal investasi dan peluang usaha beliau tidak tahu. Itu cara beliau agar dekat dengan kita, tetapi kita sendiri perlu menjelaskan apa yang diinginkan, apa yang dibutuhkan ternyata mereka sangat tidak formal sekali," tambahnya.
Negara Timur Tengah, kata Jokowi, menjadi sumber datangnya investasi untuk Indonesia. Namun, lanjut Jokowi, pola pendekatan yang baik perlu diperhatikan untuk memikat para petinggi negara agar mau menggelontorkan investasi.
Pendekatan yang intensif terhadap negara-negara di kawasan Timur Tengah sekaligus membantah soal anggapan bahwa investor di Indonesia dikuasai negara barat, Jepang dan China.
"Tadi sudah saya sampaikan kepada ketua dan jajaran pengurus bahwa pemerintah sekarang ini baru berusaha untuk menyeimbangkan agar semua kepentingan yang ada untuk negara bisa dalam posisi seimbang. Karena ada suara-suara bahwa investasi yang banyak dari barat, investasi dari Jepang, Korea Selatan atau Tiongkok," ungkapnya.
"Yang benar adalah bahwa kita sekarang ini dan saya mulai tiga tahun lalu berkunjung melakukan pendekatan dengan negara Timur Tengah. Saya bertemu Sri Baginda Raja Salman, muter bertemu Sheikh Tamim dari Qatar, bertemu lagi dengan Sheikh Mohammed di UEA untuk memberikan keyakinan kepada beliau di sana bahwa negara kita butuh investasi," tambah dia.
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Rabu/18102017/17.19Wita/Bjm