Banjir Banjarmasin, Ibnu Sina Salahkan Kabupaten Banjar
KabarKalimantan, Banjarmasin – Walikota Banjarmasin Ibnu Sina menyalahkan Kabupaten Banjar atas banjir yang menggenangi sejumlah titik di Kota Banjarmasin. Menurut dia, Pemkab Banjar salah mengelola Kecamatan Gambut setelah dijadikan sentra pembangunan.Padahal, Kecamatan Gambut sejatinya berfungsi sebagai daerah resapan air dan kawasan pertanian. Apalagi, ia melihat pola pebangunan seperti perumahan dilakukan dengan sistem uruk yang berdampak memicu banjir di Banjarmasin.
”Dulunya itu kawasan resapan air dan lahan produktif untuk persawahan, kemudian dikonversi sehingga tumbuhlah bangunan disitu, dan dampaknya ke kita ini, karena Banjarmasin bagian paling rendah,” ucapnya di gedung DPRD Banjarmasin, Rabu (13/12/2017).
Dia menambahkan, semula pembangunan di kiri-kanan Jalan Ahmad Yani mulai Banjarmasin hingga Gambut tersebut dibatasi maksimal 750 meter. Setelah ada usulan yang diminta Kabupaten Banjar untuk perluasan pembangunan hingga menjadi 1.250 meter.
“Zaman kami di Dewan Provinsi dulu ada usulan itu dari Bupati (Banjar) yang akhirnya diakomodir. Jadi kawasan itu ada penambahan 500 meter kiri-kanan jadi 1.000 meter. Coba bayangkan berapa itu kawasan yang diizinkan untuk pemukiman, untuk bangunan dan sebagainya,” imbuhnya.
Perihal jangka panjang penangulangan banjir, dia akan membahas persoalan ini ke Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) agar pembangunan di wilayah resapan air itu dapat dikendalikan. Ibnu berharap cara semacam ini bisa mengantisipasi air menggenangi Banjarmasin.
Menurut dia, peran provinsi penting karena suda lintas kabupaten/kota. Ibnu Sina aka meminta kepada Gubernur mengendalikan bangunan di sepanjang KM 7 sampai ke Gambut, karena berdampak pada kota Banjarmasin.
Selain menyinggung soal pembangunan daerah Gambut, Ibnu melakukan evaluasi bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin terhadap pembangunan jalur Lingkar Selatan. Dia mengatakan, jalur tersebut juga salah satu penyebab banjir di Banjarmain, khususnya di kawasan Banjarmasin Timur dan Selatan.
“Juga semakin kokohnya dan permanennya Lingkar Selatan. Ada tambahan dua jalur lagi di situ. Itu kan diuruk semua, akhirnya berfungsi sebagai tanggul yang biasanya saluran air itu lancar keluar akhirnya terjadi penyumbatan. Walaupun ada gorong-gorongnya tetapi tidak selancar semula kaerena jalanan itu berubah menjadi tanggul,” katanya.
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Minggu/17122017/13.57Wita/Bjm