Merinding! Pidato Presiden Erdogan, 'Jika Kehilangan Al Quds, Mekah, dan Ka'bah Akan Hilang'
BANJARMASINPOST.CO.ID - Bukan hanya Indonesia yang berani mengutuk keputusan Presiden Amerika, Donald Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.Turki yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan terus melontarkan pernyataan keras kepada Trump.
Dalam pidatonya, Erdogan bahkan menjelaskan mengapa harus mempertahankan mati-matian Yerusalem atau Al Quds.
Pidato Erdogan ini menjadi viral, menjelaskan jika Al Quds jatuh, maka umat muslim tidak akan bisa melindungi Madinah.
Jika Madinah jatuh, maka umat muslim tak akan bisa melindungi Mekah, dan jika Mekah jatuh umat muslim akan kehilangan Ka'bah.“Maka, jika kita kehilangan Al-Quds, kita tidak akan sanggup menjaga Madinah Al-Munawwarah. Bila kita kehilangan Madinah, kita tidak akan mampu melindungi Mekah. Dan ketika Mekah jatuh, kita akan kehilangan Ka’bah,” tegas Erdogan Jum’at malam (16/12) di kota Istanbul, Turki, dilansir MINA dari kantor berita Palestina Felesteen al Youm.
Dalam pidatonya yang tersebar viral tersebut, Erdogan menyebutkan Al Quds sebagai bagian dari Istanbul, Islamabad, dan Jakarta.
"Jangan lupakan, Al Quds adalah Istanbul, Islamabad dan juga Jakarta. Madinah adalah Kairo, Damaskus, dan Baghdad".
Video ini juga dibagikan fanpage sahabat Erdogan dan telah ditonton 51 ribu kali dan dibagikan 4.299 akun facebook.
Berikut beberapa komentar dari ratusan komentar terkait pidato Erdogan.
Sapdan Nasution, "Masya allah menyentuh hati atas kata2nya indonesia tak boleh tinggal diam harus waspada mari kita kuatkan iman kita disetiap sholat kita kita wajibkan harus ada yg namanya palestine.
mg di benteng allah saudara2 kita yg dalamkesusahan/dalam kesedihan amin".
Erfan Panca Putra, "Mari semua rakyat indonesia satukan kekuatan dengan doa yang tidak pernah putus buat sodara kita yang di plestina,
Ya Allah butakanlah musuh umatmu sehingga mereka tidak bisa lagi mengangkat senjata, bisu, buta, tidak bisa mendengar... Ya Allah".
More Na, "Ayo para pemimpin islam bersatu.Palestina dan negara islam yg di jajah butuh pembelaan bukti kongkrit.
Bismillah esok kita lihat kejayaan umat islam".
Sementara itu dilansir The Guardian, langkah Erdogan untuk mempertahankan Al Quds terus dilakukan.
Erdogan akan membuka kedutaan Turki di Timur Yerusalem, seperti diungkapkannya dalam pertemuan negara muslim.
Hal ini sebagai langkah penegasan bahwa Yerusalem adalah ibu kota dari Palestina.
Dalam pidatonya di Provinsi Karaman, Erdogan menjelaskan duta besar untuk kedutaan Turki di Timur Yerusalem sudah ditunjuk.
"Insya Allah akan segera diresmikan, dengan izin Allah kita akan membuka kedutaan di sana", tegas Erdogan.
Tidak diketahui bagaimana Erdogan akan melakukan langkahnya, sebab situasi saat ini seluruh Yerusalem dikendalikan Israel.
youtube
Dalam pidatonya, Erdogan bahkan menjelaskan mengapa harus mempertahankan mati-matian Yerusalem atau Al Quds.Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/12/18/merinding-pidato-presiden-erdogan-jika-kehilangan-al-quds-mekah-dan-kabah-akan-hilang?page=allDK PBB Hari Ini Voting Resolusi Penolakan Yerusalem Ibu Kota Israel
SALAFYNEWS.COM, NEW YORK
– Dewan Keamanan PBB pada Senin akan melakukan pemungutan suara
(Voting) tentang rancangan resolusi penolakan keputusan Presiden Amerika
Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel,
ungkap diplomat, Minggu waktu setempat.
Baca: TEGAS! Tak Ikuti Langkah Trump, Uni Eropa Tolak Pindah Kedutaannya ke Yerusalem
Kemarin, Mesir menuntut pemungutan suara
tersebut, sehari setelah mereka menyajikan langkah yang kemungkinan
akan diveto oleh AS.
Trump bulan ini mengumumkan bahwa dia
mengakui Yerusalem ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS disana
dari Tel Aviv, sehingga memicu protes dan menuai kecaman.
Wakil Presiden AS Mike Pence akan
mengunjungi Yerusalem Rabu pekan ini demi mengatasi krisis dari salah
satu isu paling kontroversial dalam konflik yang terjadi antara Israel
dan Palestina itu.
Baca: Indonesia dan Eropa Kompak Dukung Status Quo Yerusalem
Israel merebut bagian timur kota itu
menyusul Perang 1967 dan menganggap semua wilayah Yerusalem sebagai ibu
kotanya yang tak terbagi. Sementara itu, Palestina menegaskan bahwa
bagian timur kota itu adalah ibu kota negara masa depan mereka.
Rancangan resolusi yang diperoleh AFP
itu menekankan bahwa Yerusalem adalah masalah yang “harus diselesaikan
melalui negosiasi” dan mengungkapkan “penyesalan mendalam atas keputusan
terbaru yang berkaitan dengan status Yerusalem” tanpa secara rinci
menyinggung langkah Trump.
“Setiap keputusan dan aksi yang
dimaksudkan untuk mengubah karakter, status atau komposisi demografis
Kota Suci Yerusalem tidak memiliki pengaruh hukum, tidak berlaku dan
batal dan harus dicabut,” kata mereka.
Baca: Demo Serempak di Dunia Kecam Keputusan Gila Trump Jadikan Yerusalem Ibu Kota Israel
Beberapa diplomat mengatakan mereka
memperkirakan AS akan menggunakan hak vetonya untuk memblokir langkah
itu, tetapi sebagian besar dari 14 anggota lain diperkirakan akan
mendukung rancangan resolusi tersebut.
Dewan tersebut akan menggelar pertemuan
tertutup pada Senin untuk mendiskusikan rancangan resolusi sebelum
pemungutan suara, ungkap sejumlah diplomat, demikian AFP. (SFA)
Sumber Berita : http://www.salafynews.com/dk-pbb-hari-ini-voting-resolusi-penolakan-yerusalem-ibu-kota-israel.html
Arab Saudi Batasi Liputan Media Soal Yerusalem, dan Perintahkan Bidik Iran
ARRAHMAHNEWS.COM, RIYADH
– Arab Saudi telah memerintahkan seluruh media di kerajaan untuk tidak
terlalu fokus “memperhatikan” keputusan kontroversial Washington
mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, kata beberapa sumber.
Pengadilan kerajaan Saudi mengirim
sebuah “peringatan keras” kepada bos surat kabar dan stasiun televisi
serta radio minggu ini mengenai masalah yang telah memicu protes di
seluruh dunia Arab, sejumlah sumber mengatakan kepada The New Arab pada
hari Kamis. Berbicara dengan syarat anonim, mereka menambahkan bahwa
perintah tersebut memerintahkan media untuk sebaliknya “membidik Iran
dan negara-negara regional lainnya” dalam liputannya.
Presiden AS Donald Trump mengakui
Yerusalem sebagai ibukota Israel pada hari Rabu dalam sebuah langkah
yang telah membuat orang-orang Palestina marah dan menimbulkan kutukan
internasional. Trump juga memulai proses pemindahan kedutaan AS dari Tel
Aviv ke Yerusalem.
Dewan Tertinggi Ulama Saudi – badan
keagamaan kerajaan yang paling senior – merilis sebuah pernyataan yang
“mengkonfirmasikan status besar Yerusalem” di dunia Muslim. Beberapa
komentator menganggap komentar dewan ulama Saudi sangat mengecewakan
karena tidak mengkritik keputusan Trump yang memberi wewenang untuk
pemindahan kedutaannya dan malah memusatkan perhatian pada kepentingan
religius kota suci tersebut.
Pada hari Kamis, seorang menteri Israel
mengatakan bahwa Trump telah mendapatkan “lampu hijau” dari para
pemimpin Arab sebelum membuat keputusan yang memecah belah. Berbicara
kepada Saluran 10 Israel, Yisrael Katz mengklaim bahwa pemerintah AS
telah mengkoordinasikan langkah tersebut dengan para pemimpin Arab
sebelum keputusan tersebut, untuk memastikan bahwa mereka akan membantu
reaksi Palestina dan Arab.
Mengenai posisi Arab Saudi atas keptusan
Trump, Katz mengklaim bahwa Riyadh akan mempertimbangkan “kepentingan
keamanan bersama dengan Israel”, terutama yang berkaitan dengan musuh
mereka, Iran.
Israel menganggap Yerusalem sebagai
ibukotanya, sebuah posisi yang hampir seluruh dunia menolak mengatakan
bahwa statusnya harus ditentukan dalam perundingan damai dengan
Palestina.
Yerusalem Timur dan Barat, termasuk Kota Tua, adalah wilaayh Palestina yang diduduki berdasarkan hukum internasional.
Orang-orang Palestina berharap ini akan
menjadi ibukota negara masa depan mereka setelah menyetujui negosiasi
status akhir dengan Israel, sesuai dengan Persetujuan Oslo 1993. Langkah
Trump menempatkan harapan ini dalam bahaya serius. [ARN]
Sumber: The New Arab.Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2017/12/18/arab-saudi-batasi-liputan-media-soal-yerusalem-dan-perintahkan-bidik-iran/
Ini Tanggapan Gus Nadirsyah pada Kaum Sawah Soal Menteri Agama Diteriaki Peserta Aksi Bela Palestina
ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA
– Ketua PCI NU Australia Nadirsyah Hosen angkat bicara menanggapi
tuduhan miring terhadap Menti Agama Lukman Hakim oleh sejumlah peserta
aksi bela Palestina di Monas, Ahad (17/12/2017). Gus Nadir memuji mentri
lukman karena tetap mendoakan meskipun disorak beberapa peserta aksi.
Pernyaan Gus Nadir ini disampaikan
melalui akun Twitternya Nadisyah Hosen di hari yang sama. Dia
mengatakan, mentri Lukman adalah orang yang penuh komitmen melayani umat
atas dasar persaudaraan Islam
“Diteriaki saat orasi, mas menteri
@lukmansaifuddin tentu tdk butuh support kita. Beliau penuh komitmen
melayani umat atas dasar persaudaraan Islam, kebangsaan &
kemanusiaan. Beliau maklum, malah mendoakan secuil umat yg teriak2 itu.
Thd mrk yg tdk sopan, beliau tetap santun,” tulis Gus Nadir.
Hingga Senin (18/12/2017) pagi cuitan
Gus Nadir telah mendapat 1.130 komentar dan 1.710 like. Banyak akun yang
mendukung pernyataan Gus Nadir dan menyayangkan sikap peserta aksi.
Misalnya akun bernama Nadif. Menurut
Nadif, mereka adalah orang-orang yang selalu berteriak atas nama agama
tapi suka mencaci orang yang beda pemahaman.
“Mereka berteriak atas nama agama tapi selalu mencaci maki orang yg beda pemahaman. Meski satu akidah,”tulis Nadif.
Akun M Anin berkomentar serupa. Dia
menyesalkan karena mereka tak memiliki akhlakul karimah. Hal itu
menurutnya berbahaya. Anin juga berterima kasih atas cuitan Gus Nadir.
“Datang dengan niat bela Palestina eh
lupa gak bela akhlakul karimah dulu. Bela Palestina tanpa akhlakul
Karimah itu berbahaya ya. Umat Islam harus cerdas. Terima kasih prof
cuitannya mencerahkan. Semoga secuil umat tadi bisa belajar kesantunan
akhlak nabi Muhammad SAW,” tulis Anin.
Tak ketinggalan, Mentri Lukman juga
menanggapi cuitan Gus Nadir tersebut. Menag menilai, yang berteriak atas
dirinya bukan tidak hormat. Melainkan karena mereka salah paham
sehingga diliputi kejengkelan.
“Pak Kiai, hemat saya, mereka bukannya
tidak sopan, tapi mungkin karena diliputi “kejengkelan” akibat adanya
kesalahpahaman. Mohon maaf, terima kasih atas apresiasi dan doanya,”
tulis Menag Lukman.
Menteri Lukman Hakim disoraki sejumlah
peserta aksi saat berorasi di acara Aksi Bela Palestina di Monas. Mentri
lukman dituding lebih pro ke Barat. Bahkan karena tidak tahun sopan
santun sebagian peserta berterak agar mentri Lukman diusir.
Hoo.. dasar Menag pendukung barat. Usir aja jangan kasih orasi,” demikian kata peserta aksi sebagaimana dikutip dari Tribun.Com.
Astaghfirullah. Innalillah. Mentri lukman yang saat itu duduk bersila hanya tersenyum. Subhanallah. [ARN]
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2017/12/18/ini-tanggapan-gus-nadirsyah-pada-kaum-sawah-soal-menteri-agama-diteriaki-peserta-aksi-bela-palestina/
Bendera Rayah dan Liwa’ di Aksi Bela Palestina, Cara HTI Provokasi Pemerintah
ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA
– Bendera adalah lambang yang bermakna tertentu sesuai pemahaman orang
yang memegangnya. Makna satu bendera sangat beragam karena sebagai
simbol makna bendera tergantung kesepakatan sosial dan komunitas
penggunanya.
Kehadiran bendera Rayah, bendera tauhid
warna hitam pada Aksi Bela Palestina di Monas, Ahad (17/12/17)
menggiring opini umum bahwa ada aktivis HTI di tengah-tengah massa. Bagi
HTI ajang perkumpulan massa umat Islam sangat tepat untuk mengibarkan
bendera Rayah yang dikontraskan dengan bendera merah putih. Dengan kata
lain kibaran bendera Rayah bermakna seruan halus HTI kepada massa untuk
menegakkan Khilafah ala HTI empunya bendera Rayah.
Kehadiran bendera Rayah di sejumlah aksi
umat Islam bisa juga dimaknai bentuk ejekan HTI kepada penguasa.
Diharapkan aparat negara dalam hal ini terprovokasi lalu mengambil
tindakan merampas bendera Rayah kemudian dijadikan bahan oleh HTI untuk
menyudutkan polisi dan penguasa secara umum di dunia maya dan media
sosial. Idealnya terjadi insiden antara polisi dengan pemegang bendera
Rayah.
Bagi umat Islam non HTI yang memegang
bendera Rayah, bendera itu bermakna bendera persatuan, kesatuan dan
solidaritas umat Islam sedunia tanpa memandang madzhab, ormas, bangsa
dan negara. Bendera Rayah bagi mereka bermakna spiritual dan moral tanpa
tendensi politik.
Kalangan pengusung demokrasi ada juga
yang membawa bendera Rayah. Bagi mereka bendera Rayah simbol kebebasan
berpendapat. Mereka tidak dalam konteks solidaritas umat Islam sedunia
apalagi konteks memperjuangkan khilafah ala HTI.
Adapun bagi stasiun televisi, wartawan
foto media massa elektronik, cetak dan online, bendera Rayah punya nilai
berita untuk disajikan kepada publik. Karena kehadiran bendera Rayah di
ruang publik seolah-olah mempertanyakan konsistensi pemerintah dalam
membendung gerakan radikal yang mengancam eksiatensi NKRI dengan
mendirikan khilafah yang sudah diketahui publik bahwa Rayah benderanya
dan HTI pengusungnya.
Bendera Rayah yang berkibar di Aksi Bela Palestina yang dimotori MUI ini mengandung banyak makna. [ARN]
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2017/12/18/bendera-rayah-dan-liwa-di-aksi-bela-palestina-cara-hti-provokasi-pemerintah/
Mengintip “Istana Putih” Super Mewah Erdogan
SALAFYNEWS.COM, ANKARA –
Istana kepresidenan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang terletak
di pinggiran ibukota Ankara, dibangun dengan menghabiskan dana sebesar $
615 juta. Mari kita intip bersama-sama “Istana Putih” super mewah milik
Erdogan. (Baca: 6 Soal yang Harus Dijawab Oleh Pendukung Erdogan)
Tidak ada biaya cuma-cuma dalam
pembangunan 1.150 kamar di ” White Palace” yang meliputi area seluas
300.000 meter persegi yang dilindungi dengan lingkungan cagar yang
disebut Ataturk Forest Farm.
“Istana Putih” Itu awalnya dibangun
sebagai kantor perdana menteri Turki, tapi setelah Erdogan muncul
sebagai pemenang dari pemilihan presiden 2014, ia mengumumkan bahwa
bangunan akan digunakan sebagai istana Presiden Turki. (Baca: Erdogan Berlumuran Darah Rakyat Turki dan Suriah)
Erdogan mengatakan pembangunan “White
Palace” -dengan biaya dua kali lebih besar dari apa yang diperkirakan
sebelumnya- meningkatkan profil internasional Turki. Kritikus mengatakan
itu akan membuatnya seperti diktator Irak Saddam Hussein, yang dikenal
karena selera borosnya dan hidup glamour.
White Palace (Istana Putih) mirip dengan
Gedung Putih, termasuk ruang situasi dan bunker yang mampu menahan
serangan bom biologi, kimia dan serangan nuklir. (SFA)