Kapolda dan Danrem Salut Sinergitas Amannya Natal
Banjarmasin, KP – Kapolda Kalsel, Brigjen Polisi Rachmat Mulyana dan Danrem 101/Antasari Kolonel Inf Yudianto Putrajaya, salut atas sinergitas semua pihak dalam pengamanan perayaan natal.Situasi dalam kondisi berjalan aman dan lancar, dan diharapkan akan berlangsung hingga perayaan Tahun Baru 2018.
“Saya salut kesiapan semua pihak dalam pengamanan hari besar ini dan akan dilanjutkan perayaan pergantian tahun,’’ kata Kapolda Kalsel didampingi Danrem 101/ Antasari.
Dari pantauan KP hingga Senin dinihari (25/12) pukul 00.00 WITA, sejumlah gereja, mendapat pengamanan ketat dari aparat, termasuk dari Dinas Perhubungan dan pelaksanaan misa umat Kristen kodisi aman.
“Saya sudah cek langsung di beberapa gereja serta menerima laporan dari Kapolres jajaran bahwa pengamanan sudah maksimal dan situasi aman kondusif,’’ kata kapolda, ketika Minggu sore (24/12) mencek serta memastikan pengamanan di sejumlah gereja dan maksimal pengamanannya jelang perayaan Natal.
Kapolda bersama Wakapolda, Kombes Pol Nasri dan sejumlah pejabat utama lainnya cek dua gereja di Kota Banjarmasin yang jemaatnya paling banyak, yakni Gejera Paroki Katedral di Jalan Lambung Mangkurat dan Gereja Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus di Jalan Veteran.
“Kita sudah petakan gereja yang paling banyak jemaatnya, yakni Gejera Paroki Katedral 2.000 sampai 3.000 orang dan Gereja Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus diperkirakan hingga 2.000 orang,‘’ ujar kapolda.
Untuk sterilisasi, ungkap Kapolda, sudah dilakukan Tim Unit K-9 Direktorat Sabhara dan Tim Jibom Brimob pada Sabtu (23/12).
“Selama prosesi Misa pun anggota tetap standby dan melakukan pemeriksaan terhadap setiap jemaat yang memasuki gereja, namun tentu tetap dengan sikap yang humanis, sehingga tidak menimbulkan kesan sangar atau justru membuat takut masyarakat,’’ ungkap Kapolda.
Kehadiran dirinya dan Danrem dalam patroli bersama itu, jelas kapolda, adalah wujud sinergitas antara TNI dan Polri.
“Jika TNI dan Polri solid, NKRI akan aman dan masyarakat pun jadi nyaman dan merasa terlindungi atas kehadiran kami,’’ jelas kapolda.
Selain mengunjungi gereja, rombongan juga mendatangi Pos Pengamanan dan Pos Pelayanan Ops Lilin Intan.
Di antaranya Pos Pengamanan di Duta Mall Banjarmasin, Pos Pengamanan di Lambung Mangkurat serta Pos Pelayanan di perempatan Jenderal Sudirman.
Pada kesempatan itu, Kapolda dan juga Danrem memberikan bingkisan kepada petugas jaga pos yang di dalamnya terdiri dari anggota Polri, TNI dan Saka Bhayangkara serta memberikan bingkisan kepada anggota yang bertugas.
Sumber Berita : http://www.kalimantanpost.com/kapolda-dan-danrem-salut-sinergitas-amannya-natal/
Kapolri dan Panglima TNI: Malam Natal Berlangsung Aman, 'Selamat Natal'
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto usai berkeliling sejumlah gereja di Jakarta, Minggu (24/12/2017) malam.Mereka memantau langsung situasi pengamanan di malam Natal. Gereja terakhir yang mereka singgahi adalah Gereja Katedral, Jakarta Pusat.
Setelah melihat situasi di beberapa gereja dan dari laporan yang disampaikan padanya, Tito memastikan kondisi malam Natal masih aman.
"Sampai hari ini, belum ada informasi-infomasi tentang insiden-insiden yang berarti, berlangsung aman," ujar Tito di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Minggu (24/12/2017) malam.
Kegiatan berkeliling dari satu gereja ke gereja lainnya saat misa Natal dilakukan sebagai pesan simbolik untuk meyakinkan ibadah warga berjalan lancar.
Selain itu, Tito mengakui ada sejumlah persoalan pada arus lalu lintas. Terjadi kepadatan kendaraan di sejumlah titik, seperti di jalur Pantura, daerah Puncak, dan Bandung.
"Tapi (kepadatan lalu lintas) bisa diurai. Ini akan terus kami jalankan dan evaluasi terus menerus," katanya.
Sementara itu, Hadi memastikan TNI mendukung penuh operasi lilin yang akan berlangsung hingga perayaan tahun baru di awal Januari 2018.
"Semuanya kami yakinkan aman dan lancar sampai dengan nanti tanggal 2 Januari. Kami back up full Polri," kata Hadi.
Pada kesempatan itu, Tito dan Hadi juga mengucapkan selamat kepada umat Nasrani yang merayakan Natal. Ucapan juga disampaikan untuk warga yang akan berlibur panjang hingga perayaan Tahun Baru.
(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)
Kepala
Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI
Marsekal Hadi Tjahjanto saat memberikan keterangan pers seusai acara
silaturahim di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin
(11/12/2017).(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)
Begini Ucapan Natal dari Presiden Joko Widodo, Dua Jam 4.000 Komentar
BANJARMASINPOST.CO.ID - Beragam ucapan Natal 2017 menyemarakkan Natal 2017 yang jatuh tepat di hari Senin (25/12/2017).Ya, selain kado, berkirim ucapan memang seakan jadi tradisi setiap hari besar keagamaan, termasuk ucapan Natal 2017.
Macam-macam ucapan natal yang diberikan. Jika sebelum zaman internet berkembang luar biasa seperti sekarang, ucapan Natal biasanya dikitim melalui kartu ucapan Natal.
Namun di era sekarang, tampaknya lumrah melihat seseorang mengirim ucapan Natal melalui jejaring media sosial.
Seperti yang dilakukan orang nomor satu di Indonesia Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga turut meramaikan ucapan Natal 2017 lewat media sosial.
Melalui akun Instagram resmi Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan Natal 2017 kepada umat Kristiani.
Presiden Jokowi juga menyampaikan pesan damai soal keragaman umat beragama di Indonesia yang menurut Jokowi adalah rahmat bagi semua orang.
"Untuk umat Kristiani di seluruh Indonesia, saya mengucapkan selamat merayakan Natal. Keragaman umat beragama di Indonesia adalah rahmat bagi kita semua," demikian caption foto ucapan natal 2017 dari Presiden Joko Widodo.
Selain masyarakat umum, sejumlah pesohor langsung ikut komentar di postingan ucapan Natal 2017 Presiden Jokowi.
Salah satunya selebriti Nafa Urbach yang mengucapkan terimakasih atas ucapan natal 2017 dari Presiden Jokowi.
"tengkyu mr. president" tulis Nafa Urbach lewat akun Instagram miliknya @nafaurbach.
Di dua jam awal, ucapan natal 2017 Presiden Jokowi ini sudah menuai hampir 4000 komentar.
Istimewa
Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan di Istana. Foto Intan
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/12/25/begini-ucapan-natal-dari-presiden-joko-widodo-warganet-dua-jam-4000-komentar
MusliModerat.net - "Orang yang ikut Merayakan Hari Ibu, Orang yang mengikuti tradisi Orang Kafir maka Kafirlah dia"
Itulah Fatwa dari Ustad Abdul Shomad ketika ditanya tentang hukum Hari ibu 22 Desember(Hari Ibu yang ditetapkan Pemerintah Indonesia), karena dia menganggap Hari Ibu itu budaya orang-orang Kafir.
Lihat videonya disini:
Benarkah apa yang disampaikan Ustad Abdul Shomad? mari kita baca sejarah biar otak kita cerdas:
Hari Ibu dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928, di Yogyakarta, tepatnya di pendopo Dalem Jayadipuran milik Raden Tumenggung Joyodipoero.
Kongres ini dihadiri oleh wakil-wakil dari perkumpulannya Boedi Oetomo, PNI, Pemuda Indonesia, PSI, Walfadjri, Jong Java, Jong Madoera, Muhammadiyah, dan Jong Islamieten Bond. Tokoh-tokoh populer yang datang antara lain Mr. Singgih dan Dr. Soepomo dari Boedi Oetomo, Mr. Soejoedi (PNI), Soekiman Wirjosandjojo (Sarekat Islam), A.D. Haani (Walfadjri).
Sekitar 600 perempuan dari berbagai latar pendidikan dan usia hadir dalam kongres Perempuan Indonesia Pertama ini. Organisasi-organisasi yang terlibat dalam penyelenggaraan itu antara lain: Wanita Utomo, Putri Indonesia, Wanita Katolik, Aisyah, Wanita Mulyo, perempuan-perempuan Sarekat Islam, Darmo Laksmi, perempuan-perempuan Jong Java, Jong Islamten Bond, dan Wanita Taman Siswa, demikian yang dicatat Susan Blackburn dalam Kongres Perempuan Pertama: Tinjauan Ulang (2007).Hampir seluruh kongres ini membicarakan relasi mengenai perempuan. Hal itu bisa dilihat dari pertemuan hari kedua kongres, dimana Moega Roemah membahas soal perkawinan anak. Perwakilan Poetri Boedi Sedjati (PBS) dari Surabaya juga menyampaikan tentang derajat dan harga diri perempuan Jawa. Kemudian disusul Siti Moendji'ah dengan “Derajat Perempuan” dan Nyi Hajar Dewantara—istri dari Ki Hadjar Dewantara— yang membicarakan soal adab perempuan.Namun, yang tak kalah pentingnya adalah pidato Djami dari organisasi Darmo Laksmi berjudul “Iboe”. Di awal pidatonya, ia menceritakan pengalaman masa kecilnya yang dipandang rendah karena menjadi seorang perempuan. Pasalnya, di masa kolonial, hanya anak laki-laki yang menjadi prioritas dalam mengakses pendidikan. Sementara perempuan, dianggap tak jauh dari urusan kasur, sumur, dan dapur. Pandangan usang itu mengakar kuat. Pendidikan bagi perempuan juga tak dianggap penting karena selalu berakhir ke dapur.
Tapi, Djami punya pendapat lain soal ini. Ia mengatakan: “Tak seorang akan termasyhur kepandaian dan pengetahuannya yang ibunya atau perempuannya bukan seorang perempuan yang tinggi juga pengetahuan dan budinya.”
Djami melanjutkan: “selama anak ada terkandung oleh ibunya, itulah waktu yang seberat-beratnya, karena itulah pendidikan Ibu yang mula-mula sekali kepada anaknya.”
Itulah kenapa pembangunan sekolah-sekolah untuk memajukan perempuan seperti yang dilakukan Rohana Koedoes, Kartini juga Dewi Sartika memiliki peran penting. Seorang ibu yang pintar dan cerdas akan memiliki modal besar untuk menjadikan anaknya pintar.
Maka, pada 22 Desember 1953, dalam peringatan kongres ke-25, melalui Dekrit Presiden RI No.316 Tahun 1953, Presiden Sukarno menetapkan setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai: Hari Ibu. [mm/tid]
Sumber Berita : http://www.muslimoderat.net/2017/12/meluruskan-ustad-abdul-shomad-yang.html
Habib Ali Aljufri: Zaman Sekarang, Penyebab Haramnya Ucapan Selamat Natal Sudah Tidak ada
MusliModerat.net
- Orang yang mengharamkan mengucapkan selamat Natal kepada orang Nashrani
mereka tidak mendatangkan Hujjah yang melarang mengucapkan selamat Natal, akan
tetapi mereka berhujjah kalau mengucapkan selamat Natal berarti meyakini akan
ketuhanan Yesus. Sungguh tidak ada hubungan sama sekali, sebab seorang Muslim
yang mengucapkan Natal tetap tidak meyakini dengan ketuhanannya Yesus, sama
halnya dengan orang Nashrani mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri atau
Selamat atas kelahirannya Nabi Muhammad saw bukan berarti mereka berikrar
sebagai Muslim.
Selain itu zaman sekarang sudah tidak ada Illat yang menjadikan Ucapan selamat Hari Natal jadi Haram
Selain itu zaman sekarang sudah tidak ada Illat yang menjadikan Ucapan selamat Hari Natal jadi Haram
Inilah Videonya Habib Ali Aljufri tentang Selamat Natal :
Potret Polwan Berhijab Bantu Seberangkan Biarawati Ini Bikin Warganet Terharu dan Bangga
BANJARMASINPOST.CO.ID - Perbedaan itu memang indah, itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan foto yang diunggah oleh akun Instagram Satlantas Polresta Surakarta ini.Foto yang diunggah akun @satlantassurakarta pada malam Natal (24/12/2017) itu menampilkan seorang Polwan berhijab yang membantu menyeberangkan biarawati.
Sosok polwan itu bernama Bripda Mega.
Dan foto tersebut berlokasi di depan Gereja St Antonius Purbayan jalan Arifin Solo.
Momen mengharukan itu diabadikan oleh fotografer asal Solo bernama Yoyok Sunaryo.
Akun Instagram @satlantassurakarta menuliskan keterangan foto yang mengingatkan bahwa kita harus selalu menomorsatukan perdamaian meski memiliki perbedaan keyakinan.
Berikut ini keterangan foto yang dicantumkan seperti TribunSolo.com kutip dari akun Instagram @satlantassurakarta.
"Dia yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudara dalam kemanusiaan” (Ali bin Abi Tholib)
Seorang Polwan Polresta Surakarta yang bertugas di Unit Lantas Polsek Pasar Kliwon,
Bripda Mega menyeberangkan dan membawakan barang bawaan seorang suster
di depan Gereja St Antonius Purbayan jalan Arifin Solo, Jumat ( 23/12/2017)," bunyi keterangan foto itu.
Melihat postingan tersebut, sejumlah warganet pun memberikan komentar.
"salutt...semoga Polri selalu Jaya,"
Komentar netter makin banyak di akun Instagram @tentangsolo yang memposting ulang foto tersebut.
"Indahnya saling menghargai...,"
"Cerminan Toleransi,"
"Toleransi antar umat beragama,"
"Bersatulah walaupun berbeda keyakinan,"
Ditelusuri TribunSolo.com, sosok polwan cantik yang berhijab itu memiliki nama lengkap Susanti Megawati.
Namun sayang saat dilihat akun Instagramnya, akun tersebut digembok alias diprivate.
via TRIBUNSOLO.com
Polwan
di Solo seberangkan seorang biarawati. Foto dirilis Senin (25/12/2917)
Instagram satlantassurakarta/Yoyok Sunaryo IG @yoyoksunaryo_
Ustad Abdul Somad Hingga Zakir Naik Orang Ini Sering Ditolak di Sejumlah Negara
SALAFYNEWS.COM, JAKARTA
– Penolakan Ustad Abdul Somad untuk dakwah ke Hongkong menimbulkan
polemik. Apalagi Hongkong tidak menyebutkan alasan yang jelas atas
penolakan tersebut. Namun hal itu adalah hak negara yang bersangkutan.
Baca: Fakta Kenapa Ustad Abdul Somad di Deportasi dari Hongkong
Di beberapa negara, pernah juga terjadi
seorang pemuka agama ditolak kedatangannya. Sebut saja Zakir Naik, sang
penceramah yang ditolak di Inggris, Kanada, Malaysia, dan bahkan
negaranya sendiri India.
Pada tahun 2010, Zakir Naik ditolak
datang ke Inggris karena perilakunya yang menurut mereka tidak dapat
diterima, salah satunya pandangannya mengenai terorisme. Theresa May
yang pada saat itu masih menjadi Menteri Dalam Negeri.
Otoritas Inggris bisa saja menolak
siapapun untuk datang ke negaranya jika orang itu dianggap mengancam
keamanan negara. Sama seperti di Kanada, Zakir Naik dianggap mendukung
terorisme.
Baca: Paspor Dicabut Pemerintah India, dr Zakir Naik Tak Punya Kewarganegaraan
Tidak hanya itu, ia juga pernah dilarang
melakukan kunjungannya ke Universitas Teknikal di Malaysia karena
dianggap akan menghancurkan keberagaman yang ada di negara tersebut.
Walaupun, pihak penyelenggara mengatakan, warga Malaysia sangat menanti
kehadirannya.
Baca: Dr Zakir Naik Ustad Wahabi Terindikasi Pendukung Al-Qaeda Dicekal di Malaysia
Di India sendiri, Zakir Naik diduga
melanggar undang undang Pasal 153a dan 153b Indian Kanoon tentang
aktivitas menyebarkan permusuhan atas dasar agama dan mengganggu harmoni
sosial dan keagamaan. (SFA)
Sumber: Jawa PosSumber Berita : http://www.salafynews.com/ustad-abdul-somad-hingga-zakir-naik-orang-ini-sering-ditolak-di-sejumlah-negara.html
Ini Klarifikasi KJRI Terkait Ustad Abdul Somad Ditolak Masuk Hongkong
ARRAHMAHNEWS.COM, HONGKONG
– Berikut penjelasan dari Konsulat Jenderal RI di Hongkong telah
meminta klarifikasi atau keterangan dari otoritas Hongkong terkait
penolakan Ustad Abdul Somad untuk memasuki wilayah negaranya.
Baca: Banyak Ujaran Kebencian, Ceramah Ustad Somad Terancam Dihapus dari Youtube
Direktur Perlindungan
WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Muhammad Iqbal melalui keterangan
tertulisnya, menyatakan bahwa setelah mendapat informasi Ustad Abdul
Somad ditolak masuk ke wilayah Hongkong, maka KJRI segera berkomunikasi
dan meminta klarifikasi kepada pihak imigrasi setempat.
“Proses interogasi
Ustadz Abdul somad di bandara Hongkong berlangsung cepat sekitar satu
jam, sehingga staf KJRI yang dikirim tidak sempat bertemu untuk
memberikan pendampingan kekonsuleran kepada Ustad Somad,” kata Iqbal,
Senin (25/12).
Baca: Ustad Abdul Somad Hina Rina Nose, Ini Jawaban Menohok Gus Yaqut
Setalah ditolak masuk, Ustad Somad diterbangkan kembali dengan pesawat yang sama.
Iqbal mengatakan bahwa
sesuai hukum internasional pihak otoritas Hongkong memang tidak ada
kewajiban memberikan penjelasan mengenai alasan penolakan masuk Ustad
Abdul Somad ke wilayahnya.
“Walaupun keputusan
mengizinkan atau menolak seseorang adalah keputusan berdaulat suatu
negara, Perwakilan RI akan berusaha memberikan perlindungan yang sama
kepada semua warga negara sejauh situasinya memungkinkan,” kata Iqbal.
Baca: Ustadz Somad Dilaporkan ke Polisi Terkait Penistaan Agama oleh Ormas PGN dan Gus Yadi
Ustad Abdul Somad
berangkat ke Hongkong untuk memenuhi undangan memberikan ceramah kepada
para TKI yang bekerja di Hongkong. Namun sesampainya di Bandara Hongkong
pada Sabtu, Ustad Somad ditolak masuk oleh otoritas Hongkong dan
dipulangkan ke Indonesia. (ARN)
Sumber: Media IndonesiaSumber Berita : https://arrahmahnews.com/2017/12/25/ini-klarifikasi-kjri-terkait-ustad-abdul-somad-ditolak-masuk-hongkong/
Kritikan Pedas Mantan Katib Syuriah PBNU Tentang Konsep Khilafah Ala HTI
ARRAHMAHNEWS.COM, BONDOWOSO
– Ulama ahli fikih Kiai Haji Afifuddin Muhajir MAg mengemukakan, bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) potensial menjadi negara
“khilafah” secara substansial, bukan secara wadah.
Baca: Gus Sholah; HTI Itu Siapa?“Kelompok sekuler mau dengan Pancasila karena dinilai bukan agama, sementara kelompok Islam menerima karena Pancasila tidak bertentangan dengan Islam, bahkan dinilai sesuai dengan Islam. Bahkan, ada yang menilai bahwa Pancasila itu sendiri Islam,” katanya.
“‘Khilafah’ di sini versi Al-Mawardi,
bukan ‘khilafah’ versi HTI, ya. Pemimpin itu pada hakikatnya pelanjut
tugas kenabian. Pelanjut itu, ya, ‘khilafah’,” katanya kepada wartawan
seusai seminar dan bedah buku “Fikih Tata Negara” karya K.H. Afifuddin
Muhajir di Bondowoso, Jawa Timur, Senin (25/12).
Mantan Katib Syuriah PBNU yang kini
Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo itu
menegaskan, bahwa tugas pemimpin negara dalam konsep Islam itu ada dua,
yakni menjaga agama dan mengurus dunia. “Kalau ada negara yang
pemimpinnya melaksanakan dua tugas itu, sesungguhnya intinya sudah
‘khilafah’. Sementara itu, yang diinginkan HTI, umat Islam seluruh dunia
dipimpin seorang pemimpin,” kata Wakil Direktur Ma’had Aly (program
pascasarjana) di Ponpes Sukorejo ini.
Baca: Maaf Jenderal, PKI Zaman Sekarang Berjubah Khilafah!
Sesuai dengan petunjuk Nabi, katanya,
“khilafah” yang sesungguhnya hanya terjadi 30 tahun. “Kata Nabi,
‘khilafah’ sesudah aku itu 30 tahun. Mulai dari kepemimpinan Sayyidina
Abu Bakar sampai Sayyidina Hasan Bin Ali, itu 30 tahun persis. Sesudah
itu kerajaan-kerajaan yang pemimpinnya diganti melalui suksesi,” kata
ulama yang sering kali menjadi pembicara di forum-forum nasional dan
internasional itu.
Dosen Fakultas Syariah Institut Agama
Islam Ibrahimy Sukorejo ini mengemukakan, bahwa konsep “khilafah” yang
diperjuangkan oleh HTI untuk saat ini sama dengan bermimpi di siang
bolong. Menurut dia, negara itu bukan tujuan, melainkan hanya sarana
untuk mencapai tujuan. Tujuan bernegara dalam Islam itu sama dengan
tujuan syariat, yakni terwujudnya kemaslahatan manusia secara lahir
batin dan dunia akhirat.
“Karena bernegara hanya sarana, tidak
ada acuan pasti dalam Alquran maupun hadis mengenai bentuk negara ini.
Dengan demikian, maka umat Islam bisa melakukan ijtihad mengenai bentuk
negara sesuai dengan kondisi,” katanya.
Dia menjelaskan, bahwa sejak Indonesia
merdeka muncul kelompok dalam memandang negara, yakni kelompok Islam dan
kelompok sekuler. Keduanya kemudian menyepakati Pancasila sebagai dasar
negara.
Baca: Ikut Nabi atau Ikut Khilafah HTI ala ISIS dan Al-Qaeda?
“Kelompok sekuler mau dengan Pancasila
karena dinilai bukan agama, sementara kelompok Islam menerima karena
Pancasila tidak bertentangan dengan Islam, bahkan dinilai sesuai dengan
Islam. Bahkan, ada yang menilai bahwa Pancasila itu sendiri Islam,”
katanya.
Hadir dalam acara itu sejumlah tokoh,
seperti Wabup Bondowoso KH Salwa Arifin, Wakil Ketua DPRD Bondowoso
Irwan Bachtiar, para ulama, seperti KH Imam Barmawi, KH Syaiful Haq, KH
Anwar Syafii, KH Fathussyurur, serta para intelektual NU, seperti Dr KH
Matkur Damiri, Dr Musholli, Dr KH Mas’ud Aly, perwakilan ormas
kepemudaan dan keagamaan. (ARN)
Sumber: ROLSumber Berita : https://arrahmahnews.com/2017/12/25/kritikan-pedas-mantan-katib-syuriah-pbnu-tentang-konsep-khilafah-ala-hti/
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Selasa/26122017/09.17Wita/Bjm