Hari Disabilitas Dunia: Kami Butuh Teman Untuk Bisa Terus Bergerak
TRIBUNNEWS.COM - Setiap 3 Desember, masyarakat dunia merayakan Hari Disabilitas Internasional. Begitu juga dengan Indonesia.
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Republik
Indonesia, pada 2010 tercatat jumlah penyandang disabilitas mencapai
sekira 9.046.000 jiwa dari sekira 237 juta jiwa. Jika dikonversi dalam
bentuk persen, jumlahnya sekira 4,74 persen.
Sayangnya, penyandang disabilitas di Tanah Air masih saja
mengalami berbagai diskriminasi dalam pemenuhan haknya. Kehadiran negara
juga dirasa kurang dalam memberikan jaminan dan perlindungan bagi
penyandang disabilitas.
Akses disabilitas
Infrastruktur yang tidak berpihak ini membuat mereka yang
memiliki kebutuhan khusus akhirnya tidak bisa mandiri saat berada di
ruang publik. Sebagian besar dari mereka bahkan harus bergantung pada
bantuan orang lain.
Abdurrahman, misalnya. Sebagai seorang tuna netra, setiap
perjalanan menggunakan kereta adalah sebuah petualangan baginya. Selalu
saja ada yang memberi pengalaman khusus.
Dilansir dari bbc.com, setidaknya dua kali dalam seminggu,
Abdurrahman harus menggunakan kereta dari Jakarta untuk pulang ke rumah
kerabatnya di Depok atau ke rumah orangtuanya di Serang.
Sehari-harinya dia kuliah di jurusan ekonomi syariah pada sebuah kampus keagamaan di Kebayoran Lama, Jakarta.
Bukan hanya harus berebutan naik ke dalam kereta, sebagai
penyandang disabilitas, dia belum tentu mendapat tempat duduk, meskipun
sering ada pengumuman untuk memprioritaskan penyandang disabilitas dan
lanjut usia. Tidak ketinggalan juga ibu hamil.
Tak dapat tempat duduk barulah satu dari daftar kesulitan yang dihadapi Abdurrahman menggunakan layanan kereta.
Dia harus rajin-rajin bertanya jika tak ingin kelewatan
turun di satu stasiun, karena, dari pengalamannya, tak semua kereta
konsisten mengumumkan stasiun yang dimasuki.
Masih banyak Abdurrahman-Abdurrahman lainnya yang merasakan kesulitan dalam bermobilitas di kota-kota besar.
Oleh karena itu, menjawab persoalan di atas, Rexona menginisiasi sebuah gerakan bernama Movement for Movement. Gerakan ini mengajak semua orang untuk ikut #TERUSGERAK guna membantu teman-teman disabilitas agar bisa bergerak dengan nyaman dan aman.
Dengan bergabung di www.movementformovement.id,
kita bisa membantu mereka memberikan informasi mengenai lokasi-lokasi
yang menyediakan fasilitas untuk disabilitas. Gerakan ini juga didukung
oleh beberapa public figure yang ditunjukkan dari akun sosial mereka. Penulis: Dana Delani
Kalau bukan kita yang mendukung mereka, siapa lagi?