Dicap Trump Sebagai Musuh Amerika, Begini Reaksi Indonesia
islamindonesia.id – Dicap Trump Sebagai Musuh Amerika, Begini Reaksi IndonesiaSeperti diberitakan sebelumnya, saat menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya di hadapan rakyat Amerika, Trump memasukkan Indonesia di antara 128 negara yang dicapnya sebagai musuh Amerika.
Menanggapi hal itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pun angkat bicara soal pidato kenegaraan pertama Presiden Amerika Serikat yang kembali menyinggung krisis Yerusalem tersebut.
Seperti diketahui, Indonesia adalah bagian dari 128 negara yang mendukung resolusi soal pembatalan status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Kemlu menyatakan, posisi Indonesia tidak berubah meski presiden AS membuat pernyataan seperti itu.
”Posisi Indonesia terkait masalah Palestina dan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina tidak pernah berubah, dan secara konsisten kita nyatakan itu selama berpuluh-puluh tahun, baik di tingkat bilateral atau pun multilateral,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir, dalam briefing mingguan Kemlu pada Kamis (1/2/2018).
”Apapun pernyataan yang mereka sampaikan, dan langkah yang mereka lakukan, mereka sudah mengerti posisi Indonesia,” ujar diplomat Indonesia tersebut.
Terkait dengan hubungan antara Indonesia dan AS, Arrmanatha mengklaim masih terjalin sangat baik. Indikasinya, kata dia, terlihat dari banyaknya komunikasi yang dilakukan oleh pejabat kedua negara, termasuk antara Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson yang turut membahas krisis Palestina.
Selain komunikasi rutin, kedatangan Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis ke Indonesia pada awal tahun ini juga menjadi bukti lain bahwa hubungan kedua negara masih baik.
Sebelumnya juga diberitakan bahwa sebelum dibacakan, naskah pidato kenegaraan Trump sudah menyebar ke media. “Puluhan negara memilih di Majelis Umum PBB melawan hak kedaulatan Amerika untuk membuat pengakuan ini,” bunyi pidato Trump.
”Pembayar pajak Amerika dengan murah hati mengirim uang bantuan miliaran dolar ke negara yang sama setiap tahun. Karena itulah, malam ini, saya meminta Kongres untuk mengeluarkan undang-undang untuk membantu memastikan dolar bantuan luar negeri Amerika selalu melayani kepentingan Amerika, dan hanya tertuju ke teman-teman Amerika,” lanjut pidato Trump.”Bukan musuh Amerika,” lanjut pidato tersebut.
Pernyataan dalam pidato Trump itu terang-terangan melabeli 128 negara yang menentang Yerusalem Ibu Kota Israel sebagai musuh AS.
Sumber Berita : https://islamindonesia.id/berita/dicap-trump-sebagai-musuh-amerika-begini-reaksi-indonesia.htm
Dapat 'Kartu Kuning' dari Ketua BEM Saat Pidato di Dies Natalis UI, Begini Tanggapan Presiden Jokowi
BANJARMASINPOST.CO.ID - Ketua BEM Universitas Indonesia (UI), Zaadit Taqwa, mendadak viral setelah melakukan aksi memberikan 'kartu kuning' untuk Presiden Jokowi.Saat Jokowi memberikan pidato pidato acara Dies Natalis ke-68 UI dan dilanjutkan melakukan Peresmian Forum Kebangsaan UI di Balairung UI, Depok, Jumat (2/1/2018), Ketua BEM UI itu mengangkat kartu kuning yang sebenarnya adalah buku paduan suara Universitas Indonesia yang kebetulan memiliki kesamaan warna kuning.
Aksi Zaadit tentu saja membuat heboh kampusnya. Layaknya wasit, sang juru pengadil di pertandingan sepakbola, Zaadit mengacungkan 'kartu kuning' tersebut dengan tangan kanan.
Aksi Zaadit kemarin terpaksa harus diamankan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan ditariknya ke luar ruangan Balairung, serta dibawa ke Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK).
"Tidak ada (kekerasan), cuma diminta keterangan saja, diminta identitasnya. Aksi ini dilakukan spontan, karena sebenarnya niatnya sudah ada tapi berubah-ubah rencana, menyesuaikan kondisi di dalam juga," ujar Zaadit.
"Itu tadi buku paduan suara, karena pengawasan lumayan ketat tadi pas masuk ke dalam, makanya kita pakai buku itu, biar bisa masuk," tutur Zaadit, seperti dilansir Boost Online dari Tribunnews.
Zaadit menjelaskan, pengacungan buku panduan berwarna kuning sebagai gambaran jika Presiden mendapatkan kartu kuning dengan maksud memberikan peringatan agar menyelesaikan permasalahan bangsa.
"Kita bawa tiga tuntutan, dan kita sudah sampaikan lewat aksi di stasiun (Universitas Indonesia)," tutur Zaadit.
Adapun tiga tuntutan tersebut, kata Zaadit, pertama terkait gizi buruk di Papua untuk segera diselesaikan oleh pemerintah karena lokasi kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, merupakan bagian dari Indonesia.
"Kami ingin mau dipercepat penyelesaiannya karena sudah lama dan sudah banyak korban," ucapnya.
Kemudian, tuntutan kedua yang disuarakan Zaadit, terkait Plt atau penjabat gubernur yang berasal dari perwira tinggi TNI/Polri.
"Kita tidak ingin kalau misalnya kembali ke zaman Orde Baru, kita tidak pengen ada dwifungsi Polri, dimana Polisi aktif pegang jabatan gitu (gubernur) karena tidak sesuai dengan UU Pilkada dan UU Kepolisian," papar Zaadit.
Sedangkan tuntutan ketiga, yaitu persoalan Permenristekdiktir tentang Organisasi Mahasiswa (Ormawa) karena dapat mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa.
"Kita tidak pingin mahasiswa dalam bergerak atau berorganisasi dan berkreasi itu dikekang, oleh peraturan yang kemudian dibatasi ruang gerak mahasiswa," papar Zaadit.
Dalam kesehariannya Zaadit Taqwa merupakan mahasiswa jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, angkatan 2014.
Zaadit Taqwa menempuh pendidikan sekolah menengahnya di SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah.
Sementara, pendidikan SMP dia selesaikan di MTs Negeri 4 Jakarta dan pendidikan dasar di SDIT Ummul Quro, Depok, Jawa Barat.
Aksi Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa ternyata tidak membuat Presiden Jokowi tersinggung.
"Terhadap aksi ini Presiden Jokowi biasa aja, tidak tersinggung," ujar Juru Bicara Presiden, Johan Budi dilansir Boost Online dari Tribunnews.
Menurut Johan, sebenarnya Presiden telah dijadwalkan untuk menerima Ketua BEM UI selepas acara, karena mahasiswa UI ingin menyampaikan pesan secara langsung kepada Presiden.
"Tapi, tidak tahu tiba-tiba saat acara di dalam ada mahasiswa yang mengacungkan buku berwarna kuning. Acara (pertemuan Presiden dan Ketua BEM UI) batal karena aksi tersebut," tutur Johan.
Inilah 5 Aksi Super Nekat Jokowi Kunjungi Tempat Beresiko Tinggi dan Berbahaya
SALAFYNEWS.COM, JAKARTA
– Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkenal dengan aksinya yang langsung
turun lapangan. Tidak hanya menemui warga dengan blusukan, Jokowi kerap
turun di daerah yang berbahaya.
Baca: Denny Siregar: Langkah Jokowi Mematikan
Jokowi tidak segan mendatangi
tempat-tempat terjadinya konflik dan teror. Padahal resiko mengunjungi
tempat konflik amatlah sangat tinggi. Ancaman bisa datang kapanpun.
Berikut SalafyNews merangkum aksi super
nekat Jokowi kunjungi lokasi dengan risiko keamanan tinggi dilansir dari
berbagai sumber, Senin (29/1).
Baca: Jokowi Anak Kandung Ibu Pertiwi Kenapa Harus Dihabisi?1.Jokowi kunjungi kota Kabul, Afghanistan. Padahal itu wilayah tersebut sedang dilanda teror bom ambulans dan beberapa ledakan di sudut kota.
2.Ketika terjadi ledakan bom sarinah, Jokowi meninjau langsung lokasi kejadian. Bahkan ia tidak mengenakan pakaian pengaman.
3.Ketika di Monas sedang aksi 212, Jokowi memutuskan menemui mereka dengan sangat tenang sekali.
4.Usai menjenguk korban ledakan bom Kampung Melayu, Jokowi justru memutuskan mendatangi lokasi rawan tersebut. Ia datang didampingi Wapres Jusuf Kalla.
5.Nduga Papua ialah lokasi yang dianggap zona merah karena kerap terjadi konflik. Namun Jokowi justru mengunjungi lokasi tersebut dan menjadi presiden pertama yang menginjakkan kaki di zona merah Papua.
Itulah Lima aksi nekat yang pernah dilakukan oleh presiden Joko Widodo. (SFA)
Sumber Berita : http://www.salafynews.com/inilah-5-aksi-super-nekat-jokowi-kunjungi-tempat-beresiko-tinggi-dan-berbahaya.html
Surat Terbuka Yusuf Muhammad Kepada Ketua BEM UI
SALAFYNEWS.COM, SURABAYA
– Aksi kartu kuning oleh Zaadit Taqwa Ketua BEM UI saat Dies Natalis
Presiden Jokowi di Kampus itu mendapat beberapa reaksi dari Netizen,
salah satunya dari Yusuf Muhammad, seorang pegiat medoso lulusan kampu
ITS Surabaya, Yusuf menulis surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua
BEM UI, berikut isi suratnya:
SURAT TERBUKA UNTUK ZAADIT TAQWA (KETUA BEM UI)
Assalamu’alaikum wr.wb.
Bagaimana kabarmu wahai Zaadit Taqwa,
ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI)?.
Sebelumnya perkenalkan, aku Yusuf Muhammad, alumni mahasiswa Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Aku tak menyangka, seorang Mahasiswa dan
ketua BEM UI ternyata bisa demen juga sama postingan Jonru yang kini
jadi pesakitan di kursi pengadilan akibat kelakuan bejatnya. Jonru yang
kerjanya tiap hari tiap detik nyinyirin dan memfitnah Jokowi.
Dan lebih gilanya lagi, kok bisa ketua BEM juga demen sama PKS sampai
rela jadi ‘budak’ untuk mempromosikan PKS? Tapi sudahlah, itu hak kamu
dan aku cukup tahu bagaiman orang-orang di PKS.
Mungkin malam ini kamu sedang susah
tidur, karena kau sudah mulai terkenal lewat aksi penolakan dan “kartu
kuning” yang kau berikan untuk Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Dan
melalui surat terbuka ini, aku akan membatumu agar lebih terkenal lagi
dijagad dunia maya al-pesbuki.
Aku tak habis pikir, mahasiswa UI dan
menjabat sebagai ketua BEM ternyata masih buta terhadap kinerja Presiden
Jokowi. Padahal, aku perhatikan fisikmu juga semua normal,
penglihatanmu juga sepertinya tidak bermasalah. Namun mengapa kau
seperti orang buta?
Kau beri “kartu kuning” kepada Jokowi
karena kau anggap kinerja Jokowi buruk? Apa kau bisa beberkan data-data
fakta untuk menguatkan opinimu itu?
Baiklah, aku juga harus akui memang
masih banyak pekerjaan dan janji Jokowi yang belum terealisasi, akan
tetapi mengapa kau seakan buta terhadap apa yang sudah diwujudkan Jokowi
selama tiga tahun ini?
Wahai Adik ku Zaadit Taqwa, buka mata
dan hatimu, akan aku tunjukkan beberapa perubahan positif yang telah
dilakukan oleh Jokowi.
Apakah kau buta? Warga Desa Tutukembong,
di pulau Saumlaki provinsi Maluku 70 tahun Indonesia merdeka baru dapat
merasakan listrik. Kau tahu itu karena siapa? Siapa lagi kalau bukan
Jokowi. Penduduk setempat berterima kasih pada Jokowi.
Apakah kau buta? Selama 72 tahun
merdeka, jalan aspal baru bisa dirasakan oleh warga di desa Hilimbowo,
Nias Barat, Sumatera Utara berkat dari bantuan Pemerintahan Jokowi.
Apakah kau buta? Selama Indonesia
merdeka, Papua seperti ‘dianak tirikan’, tidak banyak pembangunan
sehingga banyak lokasi warga yang terisolasi dan sulit dijangkau. Dan
kini lihatlah, betapa banyak pembangunan yang dikerjakan oleh
pemerintahan Jokowi di Papua.
Apakah kau buta? Berapa banyak proyek
mangkrak yang sudah habiskan dana triliunan dan kini sudah berhasil
diselesaikan oleh pemerintahan Jokowi?
Ingat itu baru soal listrik, jalan dan
proyek mangkrak, masih banyak lagi pencapaian yang diwujudkan oleh
pemerintahan Jokowi, dan semua itu akan percuma jika aku paparkan semua,
kecuali penglihatanmu dan hatimu sudah kembali normal.
Oh ya, pesanku belajar jadi mahasiswa
yang jentel, kalau ketahuan promosi PKS ya gak usah pakai ngeles dan
ganti nama akun twitter. Jejak digital emang kejam, kau kini sudah
terkenal. Tapi sayang kau terkenal karena seperti anak cabe-cabean.
Sekian terima kasih, Wassalamu’alaikum wr.wb. (SFA)
Eko Kuntadhi Jawab Nyinyiran Anak Amien Rais Soal Kunjungan Jokowi ke Afganistan
SALAFYNEWS.COM, JAKARTA
– Pegiat media sosial Eko Kuntadhi dalam akun fanpage facebooknya
menjawab nyinyiran anak Amien Rais terkait kunjungan Jokowi ke
Afganistan, berikut tulisannya:
Kata Hanafi Rais, Jokowi tetap ke
Afganistan padahal negara itu sedang dilanda serangan teroris, tujuannya
cuma mau menarik simpati. Simpati siapa? Hanafi tidak menjelaskannya.
Mungkin yang dimaksud Hanafi, Jokowi hendak menarik simpati warga Kabul
dan Kandahar. Atau warga Afganistan lain. Entahlah. Mungkin saja dia
menghitung pada Pilpres nanti warga Afganistan juga akan mencoblos
Jokowi.
Baca: Putra Amien Rais Serang Jokowi dengan Isu Rasis, Ini Jawaban Pedas Iyyas Subiakto
Jika seorang Presiden memutuskan untuk
tetap melanjutkan kunjungan diplomatik ke sebuah negara sahabat, meski
negara itu sedang dilanda serangan teroris, itu bukan cari simpati. Itu
hanya sebuah keputusan yang berani.
Saat pesawat kepresidenan take-off
meninggakkan Afganistan. Menlu Retno Marsudi dan Komandan Paspampres
langsung sujud syukur. Mereka deg-degan dengan keberanian Presidennya.
Mereka juga respek dengan nyali pemimpinnya.
Kedatangan Jokowi ke Afganistan di
tengah serangan teroris menunjukan sikapnya untuk tidak gentar
menghadapi kelompok radikal yang menjajakan ayat dan kitab suci mencari
kekuasaan. Menunjukan keberaniannya sekaligus kepasrahannya, bahwa
urusan nyawa, semata milik Allah.
Baca: Surat Pedas Iyyas Subiakto Kepada Amien Rais
AS, Denmark, Selandia Baru bisa saja
mengeluarkan travel warning melarang warganya masuk Afganistan. Mereka
meninggalkan pemerintahan Afganistan sendirian untuk berjuang menghadapi
radikalisme. Sebenarnya berjuang menghapus jejak AS dan sekutunya yang
dulunya membesarkan Taliban.
Negara itu jatuh bangun dengan bom bunuh
diri dan jerit kematian. Serangan yang didahului dengan menyebut nama
Tuhan, lalu dengan bengis membunuh siapa saja. Korbannya tidak
pilih-pilih. Anak-anak, perempuan, orang tua, warga lokal, warga asing,
muslim, kristen atau siapa saja.
Tapi di tengah itu semua, sehari setelah
bom mobil meledak di Kabul menewaskan 103 orang, Jokowi dan rombongan
mendarat di sana. Di tengah salju, Presiden RI itu menuruni tangga
pesawat kepresidenan disambut Presiden Afganistan dengan hangat.
Jokowi memahami betapa repotnya mengurus
pemerintahan yang dirongrong kelompok radikal. Betapa susahnya
menyejahterakan rakyat di tengah gempuran orang bengis berjubah agama.
Kehadiran Jokowi ke Afganistan selain kunjungan dari negara sahabat,
juga sejenis empati. Empati pada sebuah negara yang tak kunjung sembuh
dari pekik kebencian dan kemarahan.
Baca: Sujud Syukur Menlu Retno & Danpaspampres di Pesawat Pasca 6 Jam di Afghanistan
Pemerintah Afganistan layak
berterimakasih atas keberanian Jokowi. Kedatangan tamu negara lain ke
sebuah negara, adalah tanda bahwa dunia masih percaya pada kemampuan
pemerintahan Afganistan mengurus keamanan negerinya. Betapapun
ambudardulnya.
Rakyat dan pemerintahan Afganistan
adalah korban. Tidak layak seorang sahabat meninggalkan negara
tetangganya sendirian menghadapi itu semua. Jokowi hadir untuk
menyatakan diri sebagai sahabat. Indonesia dengan penduduk muslim
terbesar di dunia adalah sahabat rakyat Afhanistan.
Kedua negara berharap, agama tidak dijadikan alat merusak. Justru Islam harusbl ditransformasi sebagai pendorong kemajuan.
Tidak salah jika penghormatan pemerintah
Afganistan pada Presiden Jokowi dengan mempersilakan Jokowi menjadi
imam sholat. Sementara Presiden dan pejabat tinggi Afganistan sendiri
menjadi makmum di belakangnya.
Kehadiran Presiden RI ke Afganistan
sekaligus juga menunjukan sebuah sikap, jangan pernah takut dengan para
bigot radikal yang haus kekuasaan dan haus darah. Jangan pernah gentar
menghadapi penunggang kitab suci untuk tujuan politik. Jangan pernah
menyerah kepada kampret yang memanipulasi nama Tuhan untuk melegitimasi
kebiadabannya.
Lalu Hanafi Rais berteriak bahwa kehadiran Jokowi ke Afganistan cuma mau cari simpati?
Begini mas bro. Kalau ada duit dua
karung yang ditemui polisi di Bantul, Jogja, bersama bendera partai dan
foto serta brodur sampeyan sebagai peserta Pemilu, itu baru namanya
usaha mencari simpati. Tepatnya membeli simpati rakyat. Cara-cara
seperti itu karena sampeyan gak yakin telah berbuat baik kepada rakyat.
Makanya simpati rakyat kudu dibeli.
Kalau dari barang bukti orang yang ada
dalam brosur kampanye itu sampeyan menolak saat ingin dimintai
keterangan, ini yang disebut pengecut. Jadi jangan gunakan ukuranmu
untuk menilai orang lain.
“Mas, gak mungkin Jokowi mau cari simpati,” ujar Bambang Kusnadi.
“Kok gak mungkin?”. “Masa Presiden kartunya prabayar, sih. Lagipula paket datanya mahal…”. (SFA)
Sumber Berita : http://www.salafynews.com/eko-kuntadhi-jawab-nyinyiran-anak-amien-rais-soal-kunjungan-jokowi-ke-afganistan.html
BNPT: Kampus Tak Aman dari Virus Radikalisme
ARRAHMAHNEWS.COM, BANDUNG
– Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol
Suhardi Alius mengatakan bahwa lingkungan kampus tidak luput dari virus
radikalisme.
“Hasil identifikasi beberapa kampus
mahasiswanya telah tersusupi oleh paham radikal dan terorisme,” kata
Kepala BNPT saat memberikan kuliah umum di hadapan 350 mahasiswa dan
sivitas akademika Universitas Andalas Padang, Jumat.
Selain mahasiswa, kata Suhardi dikutip
dari siaran pers, beberapa dosen juga terindikasi mengajarkan
radikalisme ke mahasiswanya.
Ia menuturkan, beberapa waktu lalu ada
pemilihan rektor di sebuah kampus. Namun, setelah diteliti ternyata
calon rektor tersebut diidentifikasi menjadi simpatisan kelompok
radikal.
“Dengan kejadian itu maka kami segera
ambil tindakan dengan memberikan bukti bahwa tidak bisa kita biarkan
orang yang telah terindikasi radikal menjadi rektor,” kata mantan
Kapolda Jawa Barat ini.
Saat memberikan kuliah umum di ITB
Bandung, kata Suhardi, ia pun memberikan pesan yang sama, yakni mengajak
mewaspadai radikalisme di kampus.
“Saya katakan harus bangga karena
presiden pertama dari ITB Bandung. Namun, harus juga mawas diri karena
teroris juga ada yang barasal dari ITB Bandung,” katanya.
Ia berharap ke depan mahasiswa dan pihak kampus turut terlibat secara aktif dalam upaya menanggulangi paham radikal terorisme.
“Terutama jika telah mulai terindikasi
ada pergerakan di kampus,” kata perwira tinggi bintang tiga yang pernah
menjabat sebagai Kabareskrim Polri itu.
Dalam kesempatan itu Suhardi juga
mengingatkan perlunya mewaspadai penyebaran radikalisme melalui telepon
pintar yang terhubung dengan internet.
“Banyak yang tidak menyadari bahwa
propaganda radikalisme masuk melalui `smartphone` yang dikirimi berbagai
macam konten di grup-grupnya. Oleh karena itu, harus hati-hati
menggunakan `smartphone`,” katanya.
Turut mendampingi Kepala BNPT dalam
kuliah umum tersebut Rektor Universitas Andalas Prof Husni, Wakil Rektor
III Bidang Kemahasiswaan Prof Hermansah, dan salah satu anggota
kelompok ahli BNPT Prof Hamdi Muluk. [ARN]
BNPT: Jangan Identikkan Teroris dengan Agama Tertentu
ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan publik untuk
tidak memberikan stigma bahwa teroris identik dengan agama tertentu.
“Jangan stigmakan teroris kepada agama
apapun yang bertujuan menciptakan ketakutan adalah terorisme,” kata
Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius di Padang, Jumat usai memberikan
kuliah umum di Universitas Andalas.
Ia menyampaikan memang secara kebetulan pelaku teror adalah mereka yang menyimpang dalam menafsirkan ajaran agama.
Baca: BNPT: Kampus Tak Aman dari Virus Radikalisme.
“Tapi dalam Islam sekali pun tidak ada
mengajarkan kekerasan,” kata dia. Menurutnya, kalau ada yang mencap
orang bertakbir adalah radikal harus melihat kontennya dulu.
“Takbir untuk kebaikan itu boleh, tapi kalau untuk berbuat tidak benar itu yang tidak boleh,” katanya.
Ia menyatakan tidak sependapat dengan pihak yang menyatakan takbir adalah radikal.
Baca: Kepala BNPT: Paham Radikal Wahabi Sudah Menyasar Lembaga Pendidikan.
“Lain halnya membunuh orang lalu bertakbir itu namanya penyimpangan,” lanjutnya.
Ia mengatakan Islam tidak pernah
mengajarkan kekerasan dan stigma yang ada juga akan membuat sulit dalam
melakukan pemberantasan teroris. [ARN]
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/02/03/bnpt-jangan-identikkan-teroris-dengan-agama-tertentu/
Anggota DPR Pakistan Tepuk Tangan Sampai Pukul-pukul Meja Dengar Pidato Jokowi
SALAFYNEWS.COM, ISLAMABAD
– Dalam kunjungan kenegaraan di Pakistan pada Jumat (26/1/2018),
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato sambutan di
depan Sidang Session of the Parliament.
Baca: KEREN, Jokowi, Panglima TNI dan Kapolri Tunggangi Kendaraan Tempur Buatan Anak Negeri
Diambil dari akun YouTube @Jokowi
Presiden RI ke 7, saat memberikan pidato sambutan, anggota-anggota DPR
Pakistan memberi reaksi yang tak biasa. Selain memberikan tepuk tangan,
mereka juga terlihat memukul-mukul meja saat Jokowi menyampaikan
pidatonya.
Berikut ini pidato yang disampaikan oleh Presiden Jokowi.
“Lima puluh lima tahun kemudian,
Presiden Republik Indonesia kembali mendapatkan kehormatan untuk
berbicara di depan Parlemen Pakistan.
Saya ingin menggunakan kesempatan ini
untuk menggelorakan kerja sama kerja sama untuk perdamaian dan
kesejahteraan dunia. Persahabatan Indonesia dan Pakistan bukan
persahabatan yang baru terjadi kemarin. Indonesia tidak akan lupa akan
dukungan rakyat Pakistan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca: Ki Entus: Jokowi Seorang Pengabdi Negara Sejati
Sebagai wujud penghargaan, pada 17
Agustus 1995, bertepatan dengan perayaan 50 Tahun Kemerdekaan Indonesia,
Republik Indonesia menganugerahkan Bintang Kelas 1 Adipurna kepada
Bapak Bangsa Pakistan, Muhammad Ali Jinnah atas jasa-jasa Almarhum
mendukung kemerdekaan Indonesia.
Selain persahabatan banyak sekali
kesamaan di antara dua negara kita. Indonesia dan Pakistan adalah dua
negara berpenduduk Muslim yang besar.
Kita sama-sama menjadi negara anggota
D-8, sesama negara OKI, sesama negara Non-Blok, kita sama-sama inisiator
Konperensi Asia Afrika dan yang tidak kalah penting, kita sama-sama
negara demokrasi.
Indonesia juga merupakan dua negara yang terus konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.
Melalui Forum ini, saya kembali
menyerukan agar kita terus memberikan dukungan bagi Saudara-saudara kita
di Palestina. Mari kita terus dukung perjuangan Palestina!,” kata
Presiden Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga mengungkapkan
apabila Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di
dunia. Sekitar 87% dari 260 (226,2) juta penduduk Indonesia merupakan
Muslim. Video yang tersebut mendapat beragam komentar dari netizen.
Baca: Denny Siregar: Jokowi Semakin Perkasa di Tahun Politik
@indra joni: Tepuk tangan serentakkk, plak plak plak, plik plik plik.
@Info Wow: Pakistan ngehargain indonesia
karna peran indonesia dlm membantu kemerdekaanya dr india kala itu oleh
soekarno melalui bantuan senjata dn kapal selam dr indonesia.
@Smiley Me: Miris yah….Presiden kita
sangat di hormati di luar negri, tapi di dalam negri sendiri masih ada
yang ingin menjatuhkannya bahkan sampai beredar isu2 kejam seperti
korupsi lah, gara2 beliau harga2 naiklah dll dll.
Padahal semuanya itu adalah imbas dari perekonomian dunia secara global.
@Ira Ira: Kenapa bukan tepuk tangan yah.kok tepukin meja.klo di indonesia gk etis.hhhhh different ways to uplous.
@Sri Puji: Kt patut berbangga punya presiden yg di hormati diluar negeri maupun d dlm negeri.
@Mila Indo: Bangga banget..bpk kita…membawa Indonesia harum di seluruh dunia.
Selain memberikan sambutan di depan
anggota parlemen, Presiden Jokowi juga menemui warga negara Indonesia
(WNI) di Shamandan Hall, Hotel Serena.
Jokowi dan Ibu Negara Iriana kemudian melanjutkan agenda menuju National Assembly of Pakistan pada Jumat malam.
Di sana, rombongan Presiden Jokowi
disambut oleh Perdana Menteri Republik Islam Pakistan Shahid Khaqan
Abbasi serta Ketua Senat dan Ketua Majelis Nasional Pakistan.
Selanjutnya, Presiden Jokowi bersama PM Pakistan menuju tempat menaruh karangan bunga secara bersama-sama.
Pada saat jamuan kenegaraan, Presiden
Jokowi dan Iriana disambut oleh Presiden Republik Islam Pakistan Mamnoon
Hussain dan Ibu Begum Mahmooda Mamnoon, di Aiwan-e-Sadr, Istana
Kepresidenan.
Jamuan kenegaraan yang berlangsung
khidmat, hangat dan penuh persahabatan tersebut menjadi akhir dari
rangkaian agenda hari pertama Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana di
Pakistan.
Dalam jamuan tersebut, tampak tentara-tentara Paksitan mengiringi dengan memainkan musik Bengawan Solo.
Selanjutnya, pada Sabtu (27/1/2018),
Presiden Jokowi dan beberapa pihak akan membahas mengenai sejumlah
kerjasama antara kedua negara. Indonesia dan Pakistan akan membahas
beberapa hal terkait kerjasama ekonomi kedua negara hingga nasib
Palestina. (SFA)
Sumber Berita : http://www.salafynews.com/anggota-dpr-pakistan-tepuk-tangan-sampai-pukul-pukul-meja-dengar-pidato-jokowi.html
Ahmad Zainul Muttaqin: Jokowi Lelaki Tangguh
SALAFYNEWS.COM, JAKARTA – Pegiat media sosial Ahmad Zainul Muttaqin dalam akun facebooknya membeberkan tentang keberanian Jokowi, berikut tulisannya:
Sebenarnya keberanian Presiden Jokowi
yang datang ke Kabul Afghanistan dua hari bahkan dua jam setelah
serangan bom di Kabul dan Jalalabad oleh Taliban dan ISIS itu bukan hal
mengejutkan. Di dalam tubuh kerempeng itu tersimpan mental lelaki
tangguh, bukan mental cowok kaburan yang cuma berani keroyokan.
Baca: Jokowi Pemberani, Ini Kesaksian Staf USAID di Afganistan
Menurut saya yang lebih mengagumkan dari
itu adalah saat demo 212 kemarin, dimana dia berani mendatangi “7 juta”
massa yang bisa dipastikan mayoritas mutlak mereka adalah anti dirinya,
yang tak sedikit diantaranya adalah muslim garis keras yang bisa
“beringas” kapan saja dan berbuat apa saja pada dirinya.
Saya yakin kalau “7 juta” orang (pakai
tanda kutip ya) itu mengamuk, 1 pleton Paspamres yang membentengi
dirinya pun tak bisa berbuat banyak, tapi apa yang dia lakukan? Dia
tetap maju, naik ke atas podium, menunjukkan dirinya di depan khalayak,
berbicara di depan “jutaan” massa yang bisa saja di antara mereka ada
Sniper yang sejak lama menargetkan kepalanya.
Baca: Eko Kuntadhi Jawab Nyinyiran Anak Amien Rais Soal Kunjungan Jokowi ke Afganistan
Ya, dia maju, tanpa raut wajah cengeng
ataupun takut. Dia orang yang punya jutaan massa, tapi di saat itu ia
masuk ke tengah2 jantung jutaan massa lawan tanpa ragu.
So, 21 Februari anda menakut2i orang ini
dengan ancaman ketakutan agar tak berbuat apapun terhadap kepulangan
seorang buronan? Hellaaaw… Masuk ke jantung jutaan massa lawan saja ia
lakukan, lalu anda menakut-nakutinya dengan amukan pasukan pentung? Dia
itu panglima tertinggi TNI Polri. Kalau dia mau, cukup sebuah komando
tak bersisa itu markas Petamburan.
Baca: Inilah 5 Aksi Super Nekat Jokowi Kunjungi Tempat Beresiko Tinggi dan Berbahaya
Kalau anda samakan Presiden ini dengan seorang bermental kaburan yang hanya berani jika keroyokan, anda salah besar!
Dia itu Jokowi. Presiden bernyali, bukan Presiden bernyanyi. (sfa)
Jokowi Pemberani, Ini Kesaksian Staf USAID di Afganistan
SALAFYNEWS.COM, JAKARTA
– Ini tulisan Akbar Wibowo, salah seorang Staf USAID di Afganistan yang
memberikan kesaksian betapa bernyalinya Presiden Jokowi untuk
mengunjungi Afganistan di saat kondisi genting sekali, berikut
kesaksiannya:
Baca: Muhammad Zazuli: Sang Pemberani Itu Bernama Jokowi
Pada saat kunjungan Bapak Jokowi ke
Kabul, saya sempat berucap terimakasih untuk tetap datang ke Kabul.
Mengingat kondisi keamanan di Kabul yang baru saja terjadi ledakan bom
besar di sekitar KBRI
Dan adanya serangan di kamp militer pada
pagi hari sebelum kedatangan beliau serta cuaca yang tidak cerah
sehingga pendaratan ke Kabul tidak tepat waktu.
Lantas apa jawaban Bapak Jokowi?
Beliau sejenak terdiam, lalu berkata,
“Saya sudah berjanji”
Jawaban yang singkat, menunjukkan ketulusan hati dan keberanian jiwa untuk menepati janji meskipun bahaya besar di hadapannya.
Baca: Inilah Pidato Super Jokowi
Bapak Jokowi, semoga ketulusan dan
keberanian Bapak memberikan semangat bagi masyarakat Afghanistan dan
masyarakat Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di Afghanistan.
Selamat dan tetap semangat untuk Bapak Dubes dan jajarannya dalam melaksanakan tugas mulia ini.
Untuk rekan-rekan WNI, peran serta kita
dalam mewujudkan perdamaian di Afghanistan sangat diperlukan sebagaimana
telah kita lakukan selama ini.
Tetap semangat semuanya. Jadikan usaha
perwujudan perdamaian di Afghanistan adalah janji kita. Bukan janji
Bapak Jokowi saja, tetapi janji Bangsa Indonesia. Semoga. (SFA)
Sumber Berita : http://www.salafynews.com/jokowi-pemberani-ini-kesaksian-staf-usaid-di-afganistan.html
Inilah Pidato Super Jokowi
SALAFYNEWS.COM, JAKARTA
– Semalam saya sangat berbesar hati menyimak pidato Presiden Joko
Widodo yang tidak biasa. Di depan lebih dari seratus ribu hadirin yang
memadati Stadion Utama Senayan, Jakarta, Presiden menyampaikan pesan
yang sangat penting. Sebuah pidato yang sudah lama dinanti-nanti oleh
mayoritas diam yang selama beberapa waktu belakangan ini dibuat gundah
oleh berbagai peristiwa sebelum, selama, dan sesudah Pilkada DKI
baru-baru ini. Selengkapnya pidato itu sebagai berikut.:
Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Merdeka!
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Hari ini saya ingin menyampaikan
beberapa hal yang berkaitan dengan keselamatan bangsa. Seperti telah
sama-sama kita saksikan dan rasakan, belakangan ini media cetak,
televisi, dan media sosial dipenuhi berbagai berita, debat, dan
pembahasan tentang kelompok-kelompok masyarakat yang bersuara lantang
tentang berbagai hal. Hampir tiap minggu jalanan kita dipenuhi oleh
tuntutan-tuntutan yang memekakkan telinga dalam unjuk rasa yang tidak
jarang menganggu ketertiban umum. Udara ibu kota menjadi pengap oleh
ungkapan-ungkapan yang penuh polusi. (Baca: Pesan Tegas Jokowi, Jangan Takut Lawan Intoleransi Atas Nama Apapun)
Tidak ada larangan bagi anggota masyarakat manapun untuk berbicara menyampaikan aspirasinya. Namun, yang mengkhawatirkan, suara-suara itu tampaknya makin lama makin tak terkendali dan sudah sampai pada tahap membahayakan kerukunan dan persatuan bangsa, ketika menyangkut hal-hal yang peka seperti kebinekaan, dasar, dan ideologi negara, serta kemajemukan yang menjadi landasan bagi keutuhan bangsa ini.
Pikiran, waktu, dan tenaga kita semua
kemudian tercurahkan pada gonjang ganjing ini, sedangkan banyak urusan
yang lebih penting dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat yang
memerlukan perhatian kita berisiko terabaikan. Terlalu besar biaya yang
harus ditanggung rakyat ketika aparat negara habis waktunya untuk terus
menerus berupaya mencegah kekacauan yang bisa ditimbulkan oleh
perseteruan yang tidak perlu.
Lebih mengkhawatirkan lagi ketika apa
yang disebut sebagai gerakan-gerakan masyarakat ini kemudian menjurus
kepada ekstremisme dalam bentuk ujaran-ujaran kebencian, eksklusivisme,
dan rasisme. (Baca: Pesan Penting Denny Siregar kepada Jokowi, IM Ancam Indonesia)
Tempat-tempat ibadah yang seharusnya
digunakan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik telah disalahgunakan
untuk menyampaikan agitasi politik. Bukan saja masyarakat awam, tetapi
banyak di antara warga terdidik juga termakan oleh isu-isu berbau fitnah
yang disebarkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab. Tekanan dan
intimidasi terus menerus dilontarkan ke arah lembaga peradilan yang
sedang melaksanakan tugas mulia negara hukum.
Sudah terlalu banyak contoh hancurnya sebuah negara dengan akibat penderitaan jutaan rakyatnya yang disebabkan oleh perselisihan antar warga negeri sendiri yang tak terkendali, seperti yang terjadi di Afghanistan, Irak, Libya, dan Suriah. Ekstremisme yang ditandai dengan kekerasan verbal kemudian berkembang menjadi kekerasan fisik.
Sebagaimana bagian besar rakyat
Indonesia yang sejauh ini diam menyaksikan semua ini, karena tidak ingin
menambah masalah mulai kehilangan kesabaran, saya sebagai Kepala Negara
dan Presiden, penerima mandat rakyat dalam sebuah pemilihan umum yang
konstitusional, juga tidak bisa terus menerus diam dan membiarkan semua
ini berlarut-larut tanpa bersikap dan bertindak. Kesabaran bukan tidak
ada batasnya. (Baca: Inilah Kenapa Jokowi dan Bashar Assad Dihancurkan)
Ketika kepentingan bangsa dan negara
yang lebih besar terganggu dan terancam oleh ulah kelompok yang ingin
merusak tatanan kehidupan yang berkeadaban, maka saatnya kita bangun
untuk menertibkan yang tidak tertib hukum dan menindak yang bertindak
tak beradab.
Kita sebagai bangsa sudah sepakat untuk
menerapkan kehidupan berdemokrasi yang sehat. Sejauh ini demokrasi kita
telah berjalan dengan relatif baik, meski di sana-sini masih banyak yang
harus terus disempurnakan. Kita tidak boleh lengah dengan membiarkan
kekuatan-kekuatan anti-demokrasi yang ikut serta berdemokrasi tetapi
dengan tujuan mengambil untung dari alam kebebasan berdemokrasi untuk
menghancurkan demokrasi itu sendiri.
Demokrasi memang memberikan hak lebih
kepada suara terbanyak, tetapi tidak berarti menghilangkan hak asasi
kelompok kecil dan hak hidup orang kecil. Tidak ada hak khusus mayoritas
dan minoritas di negeri ini. Semua punya hak dan kewajiban yang sama.
Di negara berhaluan Pancasila, semua penganut agama, baik Islam,
Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, dijamin oleh konstitusi
bebas melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya dan penganutnya mempunyai
hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.
Semua warga baik dari suku Jawa, Madura,
Sunda, Batak, Aceh, Dayak, Bugis, Papua, Tionghoa, Arab, India, dan
lainnya, mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara. Hak
untuk hidup layak, hak berpolitik, hak ekonomi, hak budaya, hak
berbicara, hak untuk dapat perlindungan negara, hak untuk memilih, dan
hak untuk dipilih.
Berpolitik boleh, mempunyai ambisi
politik tidak dilarang, tetapi semua itu harus dilaksanakan dalam
koridor konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
wajib dilakukan sesuai norma-norma kehidupan bermasyarakat yang sehat,
yang menuntut kita untuk tetap santun, beretika, bermoral, dan berakhlak
mulia. Apa yang diklaim sebagai suara mayoritas juga harus dibuktikan
dalam sistem demokrasi representatif, bukan dengan berbagai tekanan dan
intimidasi di jalanan.
Hukum tanpa demokrasi berarti penindasan otoriter, sedangkan demokrasi tanpa hukum berujung kepada anarkisme. Toleransi dan penghormatan atas perbedaan keyakinan dan pendirian warga negara harus terus dipelihara bila kita ingin mempertahankan kerukunan hidup bersama. Batas toleransi adalah intoleransi atau ketiadaan toleransi itu sendiri, pada saat mana kita harus bersikap untuk menghentikannya.
Saudara-saudaraku setanah air.
Saya sadar bahwa selama dua setengah
tahun lebih saya memegang kendali pemerintahan, masih banyak pekerjaan
rumah yang belum selesai. Kesenjangan ekonomi warga negara dan jurang
perbedaan antara kaya dan miskin masih merupakan momok yang menakutkan.
Resesi ekonomi dunia yang belum sepenuhnya pulih juga berpengaruh sampai
ke negeri kita.
Semua ini saya sadari dan menggugah saya
untuk terus mencari jalan cepat mengentaskan kemiskinan dan sekaligus
menciptakan pertumbuhan ekonomi untuk menampung jumlah pencari kerja
baru yang setiap tahun bertambah. Saya sadar betul dan saya memahami
tuntutan rakyat agar berpihak kepada orang kecil dan warga negara yang
lemah. Kebijakan pemerintah akan terus diarahkan ke sana sehingga
ketidakadilan ekonomi yang menguntungkan hanya sekelompok kecil warga
negara di tingkat atas tidak terus berlanjut.
Semua itu bisa kita lakukan bila rakyat
bersama pemimpinnya bersatu padu menuju ke satu arah kesejahteraan yang
kita dambakan. Menggunakan hati yang bersih dan nalar yang jernih dalam
menggapai cita-cita bersama kita. Tidak tercerai berai dan sibuk
mengobarkan kebencian antar sesama.
Saudara-saudara,
Mari kita jaga bersama negeri tercinta
ini agar selamat mencapai tujuan adil dan makmur seperti yang
dicita-citaka oleh para pendiri bangsa ini. Mari kita jaga bangsa ini
agar tetap utuh bersatu dalam kebinekaan dari Sabang sampai Merauke.
Mari kita junjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa yang telah dengan arif
dan bijak dititipkan kepada kita dalam sila-sila yang tercantum pada
Pancasila.
Saya dengan segala kekuatan lahir dan
batin yang saya miliki akan berada di garis depan bersama
saudara-saudara semua dalam upaya menyelamatkan negeri ini dari segala
bentuk rongrongan dari manapun datangnya.
Jangan pernah ada yang berspekulasi dan
berpikir lain. Jangan ada yang mencoba menghalangi. Ketika saya menerima
mandat sebagai presiden dan kepala pemerintahan, saya telah bertekad
untuk mengerahkan segala kekuatan saya demi mengabdi untuk bangsa ini.
Saya akan menggunakan semua wewenang yang melekat pada diri saya sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara dalam batas hukum yang berlaku untuk memastikan bahwa negeri tercinta ini selamat dari segala bentuk ancaman kehancuran dari dalam maupun luar negeri.
Semoga Tuhan bersama kita.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Merdeka!
Begitu riuh rendahnya teriakan
berulang-ulang “hidup Jokowi” dan ramainya tepuk tangan rakyat di akhir
pidato yang menakjubkan itu, saya tersentak dari mimpi saya yang lelap,
bangun melompat dari tempat tidur di subuh yang dingin itu. Penulis
Abdillah Toha (SFA)
Sumber: Geotimes
Sumber Berita : http://www.salafynews.com/inilah-pidato-super-jokowi.html
Sebelumnya Jadi Iman, Kini Viral Foto Jokowi Jadi Makmum Salat di Afghanistan, Ini Penjelasan Istana
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA — Bikin heboh. Sebuah foto viral di jagat maya menunjukkan Presiden Joko Widodo menjadi makmum salat di Afghanistan. Foto tersebut memperlihatkan Jokowi bersama Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berada di saf makmum pertama.Adalah Ahmad Fawad Lami, penyiar TV VOA Afghanistan, yang pertama kali membagikan foto tersebut ke akun Twitter-nya, @fawadlameh.
Foto itu lantas banyak dipertanyakan warganet. Sebab, dalam video dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden yang sudah beredar sebelumnya dan banyak diberitakan media, Presiden Jokowi-lah yang menjadi imam shalat.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang ikut dalam kunjungan Jokowi ke Afghanistan pada Senin (29/1/2018) mengatakan, shalat berjamaah memang dilakukan dua kali.
Pertama, dilakukan shalat Dzuhur, di mana Jokowi menjadi imam shalat. Setelah itu, dilakukan shalat sunah, di mana Jokowi sudah tidak lagi menjadi imam.
Jokowi mundur dari posisi imam dan mengisi saf pertama, berdiri tepat di samping Presiden Ghani. Sementara pria yang semula ada di samping Ghani lalu mengambil posisi imam.
"Itu (foto yang beredar) waktu shalat sunah," kata Pramono kepada Kompas.com, Rabu (31/1/2018).
Menurut Pramono, shalat sunah yang dilakukan setelah shalat Dzuhur itu dilakukan dua rakaat. Shalat sunah dilakukan untuk mendoakan warga Afghanistan yang tewas dalam berbagai serangan teror beberapa hari terakhir.
"Itu sebenarnya salat sunah untuk peristiwa (yang terjadi di Afghanistan), mereka berdoalah," kata Jokowi.
Sebelum kedatangan Jokowi, peristiwa teror memang melanda Afghanistan.
Pada 21 Januari 2018 atau delapan hari sebelum ketibaan Jokowi, bom meledak di Hotel Intercontinental menewaskan lebih dari 20 orang. Serangan ini diklaim kelompok Taliban.
Lalu 27 Januari 2018 atau dua hari sebelum ketibaan Jokowi, bom bunuh diri menghantam pusat kota Kabul. Pelaku menggunakan ambulans berisi penuh bahan peledak. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 103 orang.
Bahkan, pada hari ketibaan Jokowi, Senin (29/1/2018), tepatnya dua jam sebelumnya, markas akademi militer di Kabul kembali diserang.
Sebanyak lima tentara Afghanistan tewas dan 10 lainnya mengalami luka dalam serangan yang diklaim dilakukan ISIS tersebut.
Kendati demikian, Presiden Jokowi tetap bersikeras ke Afghanistan sebagai bagian dari rangkaian kunjungan kerjanya ke lima negara di Asia. (*)
(Istimewa)
Foto menunjukkan Presiden Joko Widodo shalat berjamaah dan menjadi makmum di Afghanistan, Rabu (31/1/2018).
Terungkap, Identitas Sebenarnya Wanita Cantik Bodyguard Presiden Jokowi Selama Bangladesh
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sebagai seorang kepala negara, Presiden Jokowi kerap melakukan beberapa kunjungan kenegaraan ke negara lain.Salah satunya yang dilakukannya baru-baru ini.
Sejak Sabtu (27/1/2018) hingga Senin (29/1/2018) kemarin, Presiden Jokowi bertolak ke negara Bangladesh untuk melakukan kunjungan kenegaraan.
Sama seperti kepala negara lainnya, keberangkatan Presiden Jokowi ini turut didampingi oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang selalu siaga 24 jam untuk mengawal dan melindunginya selama melakukan kunjungan.
Setibanya di Bangladesh, seperti dilansir dari Kumparan, Presiden Jokowi rupanya mendapatkan pengawalan ekstra dari SSF atau Special Security Force dari Bangladesh.
Selama berada di Bangladesh, gabungan dari Paspampres Indonesia dan SSF Bangladesh selalu menemani perjalanan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
Pengamanan ekstra dan ketat yang dilakukan SSF rupanya cukup menarik perhatian publik di tanah air.
Ini karena ada salah satu pengawal dari SSF yang penampilannya cukup membaut siapapun yang melihatnya menjadi tertarik.
Perempuan ini awalnya menjadi viral di tanah air karena berani tampil maskulin dengan kondisi rambut dikuncir ke belakang dan menggunakan kacamata hitam.
Penampilannya yang cukup mencolok membuat sebagian netizen sempat bertanya-tanya siapa gerangan pengawal wanita cantik ini.
Ternyata setelah ditelusuri, pengawal wanita ini bernama Tania.
Tanpa merasa canggung Tania bersama rekan-rekan dari SSF dan Paspampres turut mengawal Jokowi selama di Bangladesh.
Saat diwawancarai oleh awak media, Tania rupanya tak terlalu banyak bicara.
Meski begitu, Tania mengaku dirinya merasa bangga bisa mengawal sosok Presiden Indonesia bersama ibu negara.
Paspamres dan SSF bangladesh
Tidak hanya itu, Duta Besar RI untuk bangladesh, Rina P Soemarno, juga turut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tania dan rekan-rekannya dari SSF yang sudah ikut membantu mengawal kunjungan Presiden Jokowi.
Walaupun mendapat tugas yang cukup berat, Tania justru tak ragu berfoto bersama beberapa Paspampres dan staff dari KBRI Dhaka.
Bahkan senyum ramah turut ditunjukkan Tania saat berfoto.
Dilansir dari Kumparan, SSF adalah angkatan bersenjata militer.
Dibentuk pada 15 Juni 1986, SSF mengemban tugas untuk mengawal presiden, perdana menteri dan tamu-tamu penting lainnya.
Awalnya SSF bernama VPF atau Angkatan Bersenjata Kepresidenan dan dibawah komando langsung presiden dan pengelolaannnya diatur oleh seorang direktur.
Namun pada 15 Juni 1986, VPF berubah menjadi PSF atau Pasukan Keamanan Presiden.
Pada 27 September 1991, namanya kembali berubah menjadi SSF.
TRIBUNNEWS.com
Sosok perempuan pengawal Presiden Joko Widodo menjadi perbincangan warganet.
Usai Bertukar Tutup Kepala, Jokowi Jadi Imam Salat Presiden Ashraf Ghani di Afganistan
BANJARMASIPOST.CO.ID, JAKARTA — Presiden Joko Widodo menunaikan salat Dzuhur berjemaah saat melakukan kunjungan ke Kabul, Afghanistan, Senin (29/1/2018) waktu setempat.Jokowi menjadi imam salat, sementara Presiden Ashraf Ghani menjadi makmum.
Salat berjemaah itu dilakukan di masjid kompleks Istana Kepresidenan Agr, Kabul.
Berdasarkan video Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, terlihat Jokowi dan Ashraf Ghani berjalan menuju masjid saat hujan salju.
Keduanya dipayungi Pasukan Pengamanan Afghanistan.
Setibanya di masjid, Jokowi dan Ghani bertukar tutup kepala. Presiden Ghani memberikan ikat kepala berupa sorban untuk Jokowi.
Adapun Jokowi memberikan peci untuk Ghani.
Jokowi kemudian mengambil saf paling depan dan menjadi imam salat Dzuhur. Terlihat ada dua saf makmum di belakang Jokowi. Presiden Ghani berada di saf pertama.
Setelah menunaikan salat, Jokowi menyapa jemaah yang ada di masjid. Ia terlihat berbincang dengan sejumlah anak-anak.
Kemudian Jokowi dan Ghani meninggalkan lokasi untuk melanjutkan pertemuan bilateral. (*)
Datangi Kamp Pengungsian Rohingya, Presiden Jokowi Berikan Barang-barang Ini
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Dalam kunjungan kerjanya ke Bangladesh, Presiden Jokowi mengunjungi para pengungsi dari wilayah Rakhine, Myanmar.Jokowi menyambangi mereka yang tinggal di kamp pengungsian Jamtoli di Cox's Bazar, Bangladesh, Minggu (28/1/2018).
Kedatangan Jokowi di sana disambut oleh Kepala Baznas Bambang Sudibyo, Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Junjungan Tambunan, dan Koordinator Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) dr. Corona Rintawa.
"Alhamdulilah, hari ini (kemarin) saya dapat berkunjung di kamp pengungsi Jamtoli di Cox'z Bazar," kata Presiden Jokowi di Kompleks Pelayanan Medis IHA melalui keterangan tertulis, Senin (29/1/2018).
Presiden Jokowi pun menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Bangladesh yang telah menerima para pengungsi.
Jokowi juga memberikan secara simbolis paket bantuan kepada mereka. Paket yang diberikan antara lain sarung, selimut, dan perlengkapan sekolah.
Bantuan kemanusiaan lain diberikan oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan kebutuhan mendesak para pengungsi di kamp.
"Dalam waktu dekat Indonesia akan memberikan bantuan berupa rumah sakit lapangan, shelter, pusat edukasi dan trauma healing, panel solar, dan penjernih air," sambung Jokowi.
Kunjungan Presiden Jokowi ini merupakan solidaritas dan kepedulian besar pemerintah Indonesia terhadap krisis kemanusiaan yang menimpa warga Rakhine di Myanmar.
Selama berkunjung ke Cox's Bazar, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri, Sekretaris Kabinet serta Duta Besar Indonesia untuk Bangladesh.
Sementara itu Pemerintah Bangladesh diwakili oleh Menteri Luar Negerinya selama di Cox's Bazar.
Sementara itu, program utama IHA di sana untuk para pengungsi mencakup 4 sektor, yaitu kesehatan, water and sanitation for health (WASH), relief, serta hunian dan fasilitas umum.
Perwakilan IHA, dr Corona, menyampaikan bahwa penerima manfaat untuk pelayanan kesehatan hingga 10 Januari 2018 sejumlah 15.950 jiwa, sedangkan program nutrisi bagi anak-anak berjumlah 1.863 jiwa.
Terkait dengan program kesehatan, IHA memberikan pelayanan medis seperti pengobatan dokter yang dibantu perawat, penyediaan obat-obatan, pendirian klinik darurat, dan mobile clinic.
Menurut dr Corona, jenis penyakit yang dominan ditangani IHA seperti infeksi pernafasan, kulit, demam, dan diare. Berdasarkan pantauan lapangan, kondisi kamp berdebu dan sanitasi sangat buruk.
Berdasarkan data Inter Sector Coordination Group (ISCG) per 20 Januari 2018, jumlah pengungsi Rohingya berjumlah 688.000 jiwa yang terhitung sejak gelombang pengungsian pada Agustus tahun lalu.
Sebagian besar pengungsian terkonsentrasi di Distrik Cox’s Bazar, seperti di Kutupalong, Mainnerghona, Hakimpara, Balukhali dan Jamtoli.
Pada dokumen Humanitarian Response Plan terkini menyebutkan bahwa 3 tujuan strategi untuk penanganan krisis kemanusiaan pengungsi Rohingya yang berada di wilayah Bangladesh.
Ketiga hal tersebut mencakup penyediaan kebutuhan dasar di resettlement, kamp dan masyarakat setempat, peningkatan kondisi fisik dan manajemen, termasuk infrastruktur dan perencanaan wilayah.
Terakhir ialah penyediaan perlindungan dan keamanan bagi para pengungsi.
via KOMPAS.com
(Foto:
Dokumentasi BNPB) Presiden Joko Widodo saat mengunjungi pengungsi
Rohingya di Coxs Bazar, Bangladesh, Minggu (28/1/2018).
Mengejutkan, Presiden Jokowi Tolak Pakai Rompi Antipeluru di Afganistan, Ini Alasannya
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA — Pengamanan maksimal disiapkan untuk Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Afghanistan, Senin (29/1/2018). Pengamanan ekstra diberlakukan karena kondisi di Afghanistan yang tengah bergejolak.Dua hari sebelum kunjungan Jokowi, terdapat serangan teror bom ambulans di Kabul yang sedikitnya menewaskan 103 orang.
"Tentu pihak Afghanistan juga prepare. Ketika kunjungan itu sebenarnya sudah disiapkan ada mobil antipeluru, misalnya. Kemudian, rompi antipeluru sudah disediakan," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Namun, Presiden Jokowi menolak menggunakan rompi antipeluru yang sudah disiapkan. Presiden merasa pengamanan yang diberlakukan Afghanistan bekerja sama dengan Pasukan Pengamanan Presiden sudah cukup.
"Tetapi, Presiden juga enggak pakai rompi, enggak mau pakai," ucap Johan.
Johan mengakui, situasi di Afghanistan yang tidak stabil membuat Jokowi mendapatkan banyak masukan untuk tidak berkunjung ke sana. Namun, Jokowi tetap berkeras dengan keputusannya.
"Teman-teman, kan, tahu Pak Presiden kita. Ingat enggak waktu peristiwa bom Thamrin. Sebenarnya dilarang juga oleh pembantunya untuk hadir. Tetapi, kan, Pak Presiden ingin selalu dekat dengan rakyatnya, ingin menunjukkan bahwa kita tidak boleh takut teror," ucap Johan.
Hal yang sama, lanjut Johan, juga menjadi alasan Presiden tetap ngotot berkunjung ke Afghanistan. Menurut Johan, Presiden ingin menunjukkan pada dunia dan Afghanistan, komitmen Pemerintah Indonesia ikut mengambil bagian dalam kaitan dengan perdamaian di Afghanistan.
Keinginan kuat Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Jokowi itu tidak menghalangi niat atau suasana keadaan yang tidak aman itu," katanya.
Terpisah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menceritakan, Pemerintah Afghanistan memberlakukan pengamanan yang sangat ketat kepada Presiden Jokowi dan rombongan. Pengamanan ketat mengawal delegasi setibanya di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, sampai Istana Agr, tempat Presiden Afghanistan Asraf Ghani menunggu.
"Sepanjang jalan dari bandara ke Istana Presiden Afganistan melalui jalan-jalan berbeton, kendaraan lapis baja dan 2 helikopter terbang di atas mobil Presiden," kata Pramono.
Link Opini untuk tambahan referensi :
- Sisi Mana Jokowi Melanggar HAM ? klik disini https://seword.com/politik/sisi-mana-jokowi-melanggar-ham-ryAMfTfLG
- Ketika "Orang" PKS "Merusak" Nama Universitas Indonesia ! klik disini https://seword.com/umum/ketik-orang-pks-merusak-nama-universitas-indonesia-B19ISVGUM
- Siapa Zaadit Taqwa Yang Mengacungkan "Kartu Kuning" kepada Presiden Jokowi Dan "Hubungannya" Dengan PKS ? klik disini https://seword.com/politik/siapa-zaadit-taqwa-yang-mengacungkan-kartu-kuning-kepada-presiden-jokowi-dan-hubungannya-dengan-pks-Bk2TvxfLz
- Inilah Jawaban Cerdas dari Akun papua_satu Untuk Wasit UI yang Salah Lapangan klik disini https://seword.com/politik/inilah-jawaban-cerdas-dari-akun-papuasatu-untuk-wasit-ui-yang-salah-lapangan-rJIYx5fUz
- Ketika Jokowi Berhasil Lulus saat Diuji Mentalnya Oleh Anak Kemarin Sore klik disini https://seword.com/umum/ketika-jokowi-berhasil-lulus-saat-diuji-mentalnya-oleh-anak-kemarin-sore-S1V5XhfIM
- Ketua BEM UI Klarifikasi Terkait PKS, Alumni UI “Tolak Jokowi” Caleg Gerindra klik disini https://seword.com/politik/ketua-bem-ui-klarifikasi-terkait-pks-alumni-ui-tolak-jokowi-caleg-gerindra-ryDYmxzUG
- Dialah Sang Pemimpin Sejati! klik disini https://seword.com/politik/dialah-sang-pemimpin-sejati-Bkl8TMMIf
- Jebakan Serba Salah Dari Kelompok Gagal Move On (menjawab salawi edisi 13) klik disini https://seword.com/politik/jebakan-serba-salah-dari-kelompok-gagal-move-on-menjawab-salawi-edisi-13-rJGSuElLM
- Bolehlah Ketua BEM UI Bantah Jadi Kader PKS, Tapi Tak Berarti Bukan Simpatisan Kan? klik disini https://seword.com/politik/bolehlah-ketua-bem-ui-bantah-jadi-kader-pks-tapi-tak-berarti-bukan-simpatisan-kan-HydZEFG8G
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Sabtu/03022018/13.55Wita/Bjm