BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Ini kisah warga Palestina Mohammed Almudallal Naima.
Dia 'bergerilya' di Banjarmasin.
Gejolak di kampung halaman membuatnya mendatangi Kota Seribu Sungai.
Apalagi seiring masalah pendudukan Israel yang memindahkan ibu kotanya dari Tel Aviv ke Yerusalem telah menelan korban sebanyak 110 orang dan merupakan kerusuhan terbanyak memakan korban sejak kerusuhan tahun 2014.
Perjalanan Mohammed Almudallal Naima dimulai dari Masjid Hasanuddin Majedi di Kayutangi-Banjarmasin.
Semua Informasi didapat Reporter Banjarmasinpost.co.id dari Divisi Keimigrasian Kalimantan Selatan.
Disebutkan bahwa dia warga kelahiran di Khan Younis tahun 1984 dan pemilik paspor yang dikeluarkan di Ramallah tahun 2014 berlaku sampai tahun 2019, serta berstatus sebagai seorang Mahasiswa Program Doktoral Bidang Manajemen Bisnis di University Tecknology Malaysia (UTM) di Kualalumpur.
Ia memanfaatkan waktu selama dua hari di Banjarmasin untuk “bergelrilya” ke 3 masjid yaitu Masjid Hasanuddin Majedi, Masjid Al Furqon di daerah Bumi Mas serta Masjid Al Haaq di Benua Anyar. Menghimpun sumbangan berbentuk uang dari para jamaah.
(banjarmasinpost.co.id/niakurniawan)
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/06/01/tanah-kelahirannya-bergejolak-warga-palestina-ini-bergerilya-di-kota-seribu-sungai
Dia 'bergerilya' di Banjarmasin.
Gejolak di kampung halaman membuatnya mendatangi Kota Seribu Sungai.
Apalagi seiring masalah pendudukan Israel yang memindahkan ibu kotanya dari Tel Aviv ke Yerusalem telah menelan korban sebanyak 110 orang dan merupakan kerusuhan terbanyak memakan korban sejak kerusuhan tahun 2014.
Perjalanan Mohammed Almudallal Naima dimulai dari Masjid Hasanuddin Majedi di Kayutangi-Banjarmasin.
Semua Informasi didapat Reporter Banjarmasinpost.co.id dari Divisi Keimigrasian Kalimantan Selatan.
Disebutkan bahwa dia warga kelahiran di Khan Younis tahun 1984 dan pemilik paspor yang dikeluarkan di Ramallah tahun 2014 berlaku sampai tahun 2019, serta berstatus sebagai seorang Mahasiswa Program Doktoral Bidang Manajemen Bisnis di University Tecknology Malaysia (UTM) di Kualalumpur.
Ia memanfaatkan waktu selama dua hari di Banjarmasin untuk “bergelrilya” ke 3 masjid yaitu Masjid Hasanuddin Majedi, Masjid Al Furqon di daerah Bumi Mas serta Masjid Al Haaq di Benua Anyar. Menghimpun sumbangan berbentuk uang dari para jamaah.
(banjarmasinpost.co.id/niakurniawan)
istimewa
Dodi Karnida Kepala Divisi Keimigrasian Kalimantan Selatan bersama Naima
Krisis Timur Tengah, Masihkah Berharap ke PBB?
MALANG – Tulisan
menarik oleh Arief Setiawan, Dosen Ilmu Hubungan Internasional (HI)
Universitas Brawijaya, Malang soal krisis dan mandulnya PBB.
Dunia seolah-olah diam mendengar jerit
tangis anak-anak, orang tua, dan perempuan di Palestina, Yaman, dan
Suriah. Juga di belahan bumi lainnya ketika kekuatan negara merampas hak
asasi manusia dengan beringas.
Baca: Inilah Tamparan Keras Iran untuk AS, Prancis dan Inggris di PBB Soal Perang Yaman
Berbagai kantor berita hampir tiap hari
menampilkan terjadinya kekerasan bersenjata di seluruh penjuru dunia.
Berbagai kekerasan tersebut seakan-akan terus berlangsung tanpa solusi
karena serangkaian upaya yang dilakukan seringkali hasilnya nihil.
Berbagai forum internasional bermunculan
untuk menuntaskan beragam peristiwa kekerasan tersebut. Dialog-dialog
tersebut terkesan hanya menjadi komoditas karena tak bisa hentikan
hasrat struggle of power suatu negara.
Alih-alih menunjukkan perubahan positif,
faktanya cenderung berkebalikan. Kekerasan terus berlangsung sehingga
menimbulkan badai pengungsian di negara yang menjadi arena konflik.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun hanya bisa berseru.
Baca: Demo Akbar di Hodeida Kecam Agresi Barbar Saudi dan Kebisuan PBB
Selain itu, mereka hanya melakukan
tindakan kuratif yang sifatnya sementara terhadap para korban. Paparan
di atas merupakan gambaran dari konflik yang melanda dunia saat ini.
Konflik yang di dalamnya berkelindan dengan kepentingan negara anggota
tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.
Kekerasan di Gaza akibat aneksasi
Israel, agresi koalisi Arab Saudi di Yaman, konflik berakar dalam di
Suriah, genosida terhadap etnis Rohingya di Myanmar, dan diskriminasi
terhadap jutaan warga Uighur di Cina menjadi potret dunia masa kini.
Berbagai laporan kredibel tentang
situasi hak asasi manusia di wilayah tersebut tak menyurutkan nyali
negara tersebut untuk terus bertindak atas nama kepentingan nasional.
(Carlsnaes, Risse, dan Simmons, 2002).
Kerja keras masyarakat global untuk
mengakhiri kekerasan di bebagai wilayah selalu terhenti ketika
dihadapkan pada forum DK PBB. Beberapa negara anggota tetap DK PBB
hampir selalu memveto tiap keputusan yang dinilai merugikan koalisi
mereka.
Padahal, kita bisa melihat terang
benderang itu layak disebut sebagai pelaku kejahatan paling serius.
Akibatnya, PBB tak bisa melakukan aksi intervensi kemanusiaan dan/atau
penindakan secara hukum terhadap pihak yang dinilai paling bertangggung
jawab.
Andaikan muncul resolusi tanpa veto,
keputusan DK PBB seringkali terlambat akibat lamanya negosiasi yang
dilakukan. Dalam tataran internasional, mekanisme di PBB bukanlah
satu-satunya instrumen untuk menuntaskan dugaan kejahatan paling serius.
Baca: Saudi Semakin Frustasi di Yaman
International Criminal Court (ICC) juga
bisa menjadi solusi untuk penyelesaian kejahatan paling serius. Namun,
ICC dalam hal ini mempunyai yurisdiksi terbatas, yakni hanya bisa
mengambil tindakan atau menerima aduan di negara peratifikasi Statuta
Roma.
Inilah masalah besar yang harus dihadapi
masyarakat dunia ketika kekerasan masif, terpola, dan sistematis
terjadi di suatu negara. Dalam hal ini, PBB tak bisa berbuat banyak
terhadap sistem internasional.
Mendiskusikan sepak terjang organisasi
regional kontemporer, berbagai literatur cenderung memusatkan pada kerja
sama pada aspek ekonomi. Membentuk pasar bersama atau melakukan
liberalisasi perdagangan dalam kerangka organisasi kawasan.Terlepas,
apakah salah satu atau lebih anggotanya melakukan aksi brutal terhadap
warganya sendiri atau negara lain. Mereka belum sampai tingkatan akan
mengambil aksi kolektif terhadap suatu peristiwa yang membahayakan
keselamatan manusia.
Setiap kawasan di dunia ini mempunyai
organisasi antarnegara yang ditujukan untuk kepentingan bersama. Namun,
seperti paparan di atas, kerja mereka mayoritas masih terbatas di bidang
ekonomi. Kekerasan di suatu negara anggota bukan tanggung jawab
lainnya.
Di samping itu, organisasi tersebut
sengaja diciptakan mandul dengan mengatasnamakan prinsip nonintervensi.
Karena itu, reposisi organisasi kawasan perlu dilakukan apabila
menyangkut keselamatan orang banyak akibat tindakan rezim di negaranya.
Berharap banyak dari PBB akan memakan
waktu panjang dan konflik pun bisa berakar dalam akibat ketiadaan
“kepemimpinan” memadai. Termasuk seringnya penggunaan hak veto terhadap
resolusi Loeh anggota tetap DK PBB jika objek sangkaan masih satu
koalisi.
Inilah realitas politik yang rumit
cenderung diabaikan dalam bingkai kawasan. Namun demikian, tindakan
suatu organisasi regional terhadap negara yang dinilai melakukan the
most serious crime bukan sesuatu yang ahistoris.
Pada 1997, Masyarakat Ekonomi Afrika
Barat melakukan blokade ekonomi terhadap Sierra Leone akibat konflik
berdarah di negara tersebut (Harijanto, Hasnah, dan Pangastuti, 2004).
Menguatnya regionalisme dalam politik
internasional seyogianya menambah kekuatan dalam perlindungan
keselamatan manusia. Apa yang terjadi di Palestina, Myanmar, Yaman,
Suriah, Cina, dan tempat lainnya perlu juga mendapatkan perhatian dari
organisasi kawasan.
Mereka harus berani keluar dari pakem
yang selama ini terbentuk dengan meluaskan isu kerjasama. Blokade dan
embargo ekonomi, serta sanksi jenis lainnya bisa ditempuh oleh suatu
organisasi kawasan untuk menghentikan konflik berdarah di tempat lain.
Hal tersebut perlu dilakukan karena menunggu keputusan PBB sama halnya
menjadi penonton penggalian kuburan massal. (SFA/Republika)
Presiden Lebanon: Israel Gunakan Isu Sektarian untuk Pecah Belah Kawasan
BEIRUT – Presiden
Lebanon Michel Aoun mengatakan bahwa rezim Tel Aviv berusaha untuk
menciptakan perpecahan di Timur Tengah dengan menggunakan isu sektarian.
“Di Timur Tengah, Israel sedang
mencoba untuk mengukir kawasan menjadi potongan-potongan kecil entitas
sekuler dan religius, quasi-states, dalam upaya untuk menyusun puzzle
sektarian,” kata Aoun dalam sebuah wawancara eksklusif dengan surat
kabar harian Prancis Le Figaro yang diterbitkan pada hari Senin (24/09).
Ia kemudian menggambarkan rezim Israel
sebagai ancaman terhadap kedaulatan negaranya dan menyalahkan rezim itu
karena terus menerus melanggar hak-hak bangsa Palestina.
Presiden Lebanon juga mendesak Eropa
untuk “mendukung upaya Lebanon guna memastikan kembalinya pengungsi
Suriah dengan selamat ke rumah-rumah mereka,” dan “berkontribusi lebih
banyak kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina
di Timur Dekat (UNRWA).”
Aoun lebih lanjut mencatat bahwa gerakan
perlawanan Hizbullah Libanon memiliki persenjataan dikarenakan adanya
krisis Suriah yang sedang berlangsung dan status quo di kawasan Timur
Tengah.
“Hizbullah tidak memainkan peran
militer apa pun di Lebanon, dan tidak melakukan provokasi apa pun di
sepanjang perbatasan dengan tanah yang pendudukan. Kepemilikan senjata
partai itu terkait dengan situasi di Timur Tengah dan konflik Suriah, ”
jelasnya.
Aoun juga menepis tuduhan bahwa Hizbullah memiliki hak veto terhadap keputusan strategis di tingkat nasional Lebanon.
“Lebanon adalah sistem konsensus dan menyatakan pendapat tidak ada hubungannya dengan hak veto,” katanya.
Aoun menekankan bahwa tekanan internasional terhadap Hizbullah bukanlah sesuatu yang baru dan sebenarnya sedang meningkat.
Presiden Libanon mengatakan beberapa
pihak mencari pembalasan politik terhadap Hizbullah setelah gerakan
perlawanan mengalahkan Israel dalam beberapa kesempatan.
“Pendukung Hezbollah terdiri lebih dari
sepertiga dari masyarakat Lebanon. Sayangnya, beberapa outlet asing
bersikeras untuk menggambarkannya sebagai musuh, ”kata Aoun lebih
lanjut. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/09/25/presiden-lebanon-israel-gunakan-isu-sektarian-untuk-pecah-belah-kawasan/
Iran Bersumpah Berikan Tanggapan Menghancurkan pada AS dan Israel
TEHRAN – Hossein
Salami, wakil kepala Korps Penjaga Revolusi Islam Iran mengomentari
serangan parade militer di selatan Iran pada hari Sabtu, yang merenggut
nyawa 25 orang, termasuk 12 anggota IRGC, dan menyebabkan 53 orang
cedera.
Dalam pidato yang disiarkan televisi
pada hari Senin sebelum pemakaman korban di Ahvaz, Salami mengecam
Amerika Serikat dan Israel atas serangan mematikan itu.
“Anda telah melihat pembalasan kami
sebelumnya … Anda akan melihat bahwa tanggapan kami akan lebih
menghancurkan dari sebelumnya dan Anda akan menyesali apa yang telah
Anda lakukan,” kata Hossein Salami.
Menteri Intelijen Iran mengatakan
jaringan “besar” para tersangka telah ditangkap sehubungan dengan
serangan terhadap parade militer, menurut Mizan News Agency.
Pengawal Revolusi Iran dilaporkan
menjanjikan pembalasan “mematikan dan tak terlupakan” terhadap penyerang
pada parade militer di kota Ahvaz, barat daya Iran, pada 23 September.
Pada hari Sabtu, teroris bersenjata
melepaskan tembakan ke arah parade militer, menyebabkan setidaknya 28
orang tewas dan melukai 60 lainnya, menurut laporan media.
Menyusul insiden itu, Pemimpin Tertinggi
Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh negara-negara yang didukung AS di
Timur Tengah bertanggung jawab atas serangan tersebut. [ARN]
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/09/24/iran-bersumpah-berikan-tanggapan-menghancurkan-pada-as-dan-israel/
Serangan Israel Gagal Hancurkan Pesawat Iran di Damaskus
SURIAH –
Serangan Israel ke Bandara Internasional Damaskus pada awal September
gagal menghancurkan jet Boeing 747 milik Angkatan Udara Iran, gambar
terbaru dari instalasi membuktikannya.
Menurut foto terbaru yang diterbitkan
dari Bandara Internasional Damaskus, Boeing 747 milik Angkatan Udara
Iran dapat dilihat sepenuhnya utuh, dengan kerusakan minimal yang
disebabkan seranagn udara Israel yang membombardirnya awal bulan ini.
Foto-foto terbaru juga menunjukkan bahwa
satu-satunya kerusakan yang dialami pesawat 747 adalah roda pendaratan
di bagian depan pesawat.
Militer Israel berusaha untuk
menghancurkan pesawat itu awal bulan ini setelah mulai menurunkan
muatannya di Bandara Internasional Damaskus, yang terletak di luar ibu
kota.
Serangan ini oleh Angkatan Udara Israel
menandai kedua kalinya pada tahun ini, bahwa mereka telah menargetkan
sebuah pesawat Iran di Bandara Internasional Damaskus.
Setelah serangan di bandara, Angkatan
Udara Israel meluncurkan serangan berskala luas di seluruh barat Suriah,
yang akhirnya mengakibatkan jatuhnya pesawat pengintai IL-20 Rusia
sekitar 35 km di lepas pantai Latkaia. [ARN]
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/09/24/serangan-israel-gagal-hancurkan-pesawat-iran-di-damaskus/
TERBONGKAR! Serangan ke Lattakia Upaya Israel-NATO Bunuh Bashar Assad
LATTAKIA – Dalam
laporan terbaru oleh media Rusia, terungkap bahwa sejumlah negara NATO,
terutama Prancis dan Inggris terlibat kerjasama dengan Israel dalam
rencana pembunuhan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad baru-baru
ini. Rencana itu melibatkan serangan jet tempur Israel dimana sebuah
pesawat militer Rusia kemudian ditembak jatuh oleh pertahanan udara
Suriah.
Media dimpenews, membongkar bahwa NATO
mengetahui rencana kunjungan Presiden Bashar al-Assad malam itu ke
Moskow untuk bertemu Presiden Putin setelah penandatanganan perjanjian
Idlib antara Presiden Rusia dengan Presiden Turki, Erdogan. Ia
direncanakan terbang ke Rusia melalui bandara Suriah di Latakia. NATO
kemudian memberi lampu hijau untuk melaksanakan pembunuhan Presiden
Assad, dengan membom konvoinya sebelum mencapai bandara Latakia. Namun,
operasi tersebut gagal mencapai tujuannya malam itu ..!
Rincian upaya penyerangan itu menurut
dimpenews adalah sebagai berikut: Serangan bersama didahului oleh
penerbangan pesawat Tornado Inggris yang melintasi wilayah udara Turki
ke arah Lattakia. Pesawat ini dikenal karena kemampuannya untuk memindai
dengan laser untuk mendapat rincian paling akurat di lapangan. Setelah
10 menit penerbangan pesawat Inggris, frigat Perancis mulai membom
lokasi-lokasi tertentu di Latakia dengan rudal jarak jauh, diikuti oleh
penerbangan jet-jet tempur Israel dalam pencarian menyeluruh dan
kemudian membom apa yang mereka sebut sebagai «tujuan ilmiah.»
Seorang jenderal Rusia di bawah
anonimitas menyatakan kepada media Rusia bahwa “Dalam operasi terakhir
(upaya pembunuhan Assad) ada pengkhianatan seorang pejabat militer Rusia
di pangkalan Rusia di Suriah dan penyelidikan rahasia untuk hal ini
akan dibuka.
Dua hari lalu, Israel telah menerbitkan
foto istana kepresidenan Suriah, dan ini ditafsirkan sebagai ancaman
langsung bagi kehidupan Bashar al Assad. Selain itu, banyak artikel
muncul di media Amerika tentang Trump yang mengancam membunuh Assad,
melalui pemboman. Semua rincian masalah pembunuhan politik oleh Trump
ini juga dimuat dalam sebuah buku yang baru-baru ini ditulis dan
diterbitkan oleh salah satu mantan penasihatnya.
Inilah yang menyebabkan Sayyid Hassan
Nasrallah dalam pidatonya baru-baru ini meningkatkan ancamannya terhadap
Israel dan menekankan bahwa arogansi Israel «tidak lagi dapat
ditoleransi» dan bahwa hal itu harus dijawab oleh seluruh sumbu
perlawanan.
Dalam pertemuan Rusia-Turki di Sochi,
Erdogan bersikeras meminta tanda tangan Putin pada perjanjian Idlib dan
beberapa makalah lainnya yang ditandatangani kedua pihak. Terkait hal
itu, Presiden Putin berjanji untuk bertemu dengan Presiden Assad
sesegera mungkin untuk menjelaskan rincian perjanjian.
Oleh karena itu, intelijen Rusia
berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Presiden memutuskan bahwa
Presiden Suriah akan pergi ke Lattakia di mana pangkalan dan bandara
Rusia disana akan memberikan perlindungan yang lebih baik untuk
perjalanannya ke Rusia, terutama setelah pemboman Israel di Bandara
Internasional Damaskus, hanya dua hari sebelumnya.
Baca: Media Rusia Serukan Serang Israel
Dikabarkan juga bahwa Israel membom
Bandara Internasional Damaskus karena memiliki informasi tentang pesawat
Boeing yang diduga mengangkut senjata ke poros perlawanan. Setelah
peristiwa Lattakia, Presiden Putin yakin bahwa Erdogan, yang
menandatangani perjanjian Idlib terlibat dalam upaya pembunuhan Assad di
Lattakia, terutama setelah kedatangan Tornado dari wilayah udara Turki
menuju Suriah. Intelijen Rusia juga telah mengkonfirmasi kehadiran
seorang perwira Rusia di pangkalan Rusia untuk berkoordinasi dengan
NATO.
Ditetapkannya Assad dalam daftar
pembunuhan oleh Barat telah menjadi kenyataan. Presiden Putin dalam hal
ini juga harus dilindungi dengan baik, baik oleh dinas keamanan politik
maupun militernya. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/09/24/terbongkar-serangan-ke-lattakia-upaya-israel-nato-bunuh-bashar-assad/
Re-Post by MigoBerita / Selasa/25092018/10.33Wita/Bjm