1 saudaranya 9 = 10
2 saudaranya 8 = 10
3 saudaranya 7 = 10
4 saudaranya 6 = 10
5 saudaranya 5 = 10
6 saudaranya 4 = 10
7 saudaranya 3 = 10
8 saudaranya 2 = 10
9 saudaranya 1 = 10
10 saudaranya 0 = 10
kalau kita perbandingkan dengan Fakta, bahwa Jokowi -Ma'ruf Amin mendapat Angka 1 dan Prabowo -Sandiaga Uno mendapatkan angka 2, "Sepertinya'' ada korelasinya secara langsung atau tidak langsung, yaitu :
Nomor 1 koalisinya nomor urut 9 adalah Partai PERINDO , sedangkan
Nomor 2 koalisinya nomor urut 8 adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Nah.. Pembaca MigoBerita tinggal menentukan pilihan, tetapi tetap kita kedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa, bukan kepentingan diri sendiri dan golongan apalagi kepentingan "Berita HOAX", Salam Cinta NKRI, Persatuan NKRI dan NKRI Harga Mati untuk Indonesia yang ber Bhineka Tunggal Ika.
Unik, Inilah Misteri di Balik Angka 1-10
Liputan6.com, Jakarta Di dunia ini, kita tak bisa terlepas dari angka. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menjumpai angka-angka. Angka memiliki kegunaan yang sangat banyak, misalnya untuk menentukan kalender, menyebut bilangan, dan lainnya.Angka tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan ditemukan. Tahukah kamu misteri dari angka 1 sampai 10?
Mari kita lihat terlebih dahulu, angka 1 sampai 9 :
1 = Satu
2 = Dua
3 = Tiga
4 = Empat
5 = Lima
6 = Enam
7 = Tujuh
8 = Delapan
9 = Sembilan
Sadarkah sebelumnya bahwa angka tersebut memiliki saudara di nama depannya? Jika saudara ini dijumlahkan, maka hasilnya adalah sepuluh. Misalnya, angka dua dan delapan, sama-sama berhuruf awal 'd', jika dijumlahkan hasilnya adalah 10. Begitu juga dengan tiga dan tujuh, empat dan enam, lima dengan lima, serta satu dan sembilan.
Sumber Berita : https://www.liputan6.com/citizen6/read/2548728/unik-inilah-misteri-di-balik-angka-1-10
Catat, Inilah Nomor Urut Parpol Peserta Pemilu 2019!
Estu Suryowati Kompas.com - 18/02/2018, 20:50 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 14 partai politik (parpol) yang lolos verifikasi faktual telah mendapatkan nomor urut peserta Pemilu 2019. Pengundian nomor itu dilakukan di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Minggu (18/2/2018). Mereka yang mewakili mengambil nomor urut ialah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan. Ada pula Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy.
Sementara itu, dari partai pendatang baru, hadir Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie, Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Tommy Soeharto, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana. Dua Ketua Umum yang berhalangan hadir adalah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. SBY diwakili Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan dan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh juga tidak hadir dan diwakili Sekretaris Jenderal Johnny G Plate. Berikut adalah hasil pengundian nomor urut parpol.
Nomor urut 1: Partai Kebangkitan Bangsa
Nomor urut 2: Partai Gerindra
Nomor urut 3: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Nomor urut 4: Partai Golkar
Nomor urut 5: Partai Nasdem
Nomor urut 6: Partai Garuda
Nomor urut 7: Partai Berkarya
Nomor urut 8: Partai Keadilan Sejahtera
Nomor urut 9: Partai Perindo
Nomor urut 10: Partai Persatuan Pembangunan
Nomor urut 11: Partai Solidaritas Indonesia
Nomor urut 12: Partai Amanat Nasional
Nomor urut 13: Partai Hanura
Nomor urut 14: Partai Demokrat
Sebelum mengambil nomor urut peserta pemilu, perwakilan parpol terlebih dulu mengambil nomor antrean. Proses itu disaksikan komisioner KPU yang dipimpin Arief Budiman, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), peserta pemilu, dan media.
Sumber Berita : https://nasional.kompas.com/read/2018/02/18/20502821/catat-inilah-nomor-urut-parpol-peserta-pemilu-2019
Jokowi-Ma'ruf No 1 Prabowo-Sandiaga No 2, Ini Hasil Undian Nomor Urut Capres Cawapres Pilpres 2019
BANJARMASINPOST.CO.ID - Hasil undian nomor urut capres cawapres Pilpres 2019, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dapat nomor 1 dan Prabowo-Sandiaga Uno nomor 2 .
Sebelumnya, Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sudah tiba di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat.
Keduanya tiba sekira pukul 19.25 WIB dengan menaiki mobil Toyota Lexus putih secara bersama-sama.
Sebelumnya, Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sudah tiba di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat.
Keduanya tiba sekira pukul 19.25 WIB dengan menaiki mobil Toyota Lexus putih secara bersama-sama.
Prabowo yang duduk di kursi depan, turun terlebih dahulu.
Mengenakan pakaian kemeja putih, berkopiah, serta celana panjang krem, Prabowo langsung mendapatkan penjagaan ketat dari ajudannya.
Mengenakan pakaian kemeja putih, berkopiah, serta celana panjang krem, Prabowo langsung mendapatkan penjagaan ketat dari ajudannya.
Sandi yang terlihat duduk di kursi belakang, turun kemudian.
Berbalut kemeja biru muda dengan lengan digulung, Sandi terlihat lebih santai.
Sebelum keduanya masuk ke dalam Gedung KPU, Prabowo-Sandiaga menyempatkan memberi salam kepada awak media yang sudah menunggu kehadirannya.
Sembari melambaikan tangan, tak sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka.
Sementara, Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menaiki mobil mobil Land Rover bercat hijau saat menuju Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jumat (21/9/2018).
Pantauan Tribunnews.com, Jokowi tampak mengenakan jaket berwarna merah.
Berbalut kemeja biru muda dengan lengan digulung, Sandi terlihat lebih santai.
Sebelum keduanya masuk ke dalam Gedung KPU, Prabowo-Sandiaga menyempatkan memberi salam kepada awak media yang sudah menunggu kehadirannya.
Sembari melambaikan tangan, tak sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka.
Sementara, Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menaiki mobil mobil Land Rover bercat hijau saat menuju Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jumat (21/9/2018).
Pantauan Tribunnews.com, Jokowi tampak mengenakan jaket berwarna merah.
Sedangkan Ma'ruf Amin tampak mengenakan baju warna putih dengan sarung.
Keduanya lalu menaiki mobil Land Rover B 2741 FK yang telah terparkir di pintu utama Tugu Proklamasi.
Usai keduanya naik, mobil tersebut kemudian menunjukan keunikannya karena dihiasi lampu kelap kelip merah, hijau, biru, dan putih.
Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Erich Thohir terlihat naik bersama mobil tersebut.
Sebelumnya, Jokowi-Ma'ruf Amin ke Tugu Proklamasi untuk menemui para pendukungnya.
Saat beranjak ke KPU pun, ratusan relawan Jokowi-Ma'ruf turut mengantar dengan iring-iringan mobil kelap-kelip.
Adapun sejumlah relawan yang tampak mengenakan kostum Ironman, Wori Sableng dan sejumlah tokoh-tkoh super hero turut mengantar Jokowi-Ma'ruf Amin menuju KPU.
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/09/21/jokowi-maruf-no-1-prabowo-sandiaga-no-2-ini-hasil-undian-nomor-urut-capres-cawapres-pilpres-2019?page=all
Keduanya lalu menaiki mobil Land Rover B 2741 FK yang telah terparkir di pintu utama Tugu Proklamasi.
Usai keduanya naik, mobil tersebut kemudian menunjukan keunikannya karena dihiasi lampu kelap kelip merah, hijau, biru, dan putih.
Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Erich Thohir terlihat naik bersama mobil tersebut.
Sebelumnya, Jokowi-Ma'ruf Amin ke Tugu Proklamasi untuk menemui para pendukungnya.
Saat beranjak ke KPU pun, ratusan relawan Jokowi-Ma'ruf turut mengantar dengan iring-iringan mobil kelap-kelip.
Adapun sejumlah relawan yang tampak mengenakan kostum Ironman, Wori Sableng dan sejumlah tokoh-tkoh super hero turut mengantar Jokowi-Ma'ruf Amin menuju KPU.
TribunWow.com
Jokowi dan Prabowo
Arti Nomor 1 Bagi Jokowi Usai Undian Nomor Urut Capres Cawapres Pilpres 2019 Didapat Jokowi-Ma'ruf
BANJARMASINPOST.CO.ID - Nomor urut capres cawapres pada Pilpres 2019 telah ditetapkan oleh KPU. Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat nomor urut satu untuk Pilpres 2019.
Nomor urut 1 untuk capres cawapres di Pilpres 2019 tersebut memiliki makna tersendiri bagi Jokowi (Joko Widodo).
"Satu untuk Indonesia, Indonesia ber-satu," ucap Jokowi sambil mengacungkan jari telunjuknya, sesaat keluar dari gedung KPU, Jumat (21/9/2018).
Nomor urut 1 untuk capres cawapres di Pilpres 2019 tersebut memiliki makna tersendiri bagi Jokowi (Joko Widodo).
"Satu untuk Indonesia, Indonesia ber-satu," ucap Jokowi sambil mengacungkan jari telunjuknya, sesaat keluar dari gedung KPU, Jumat (21/9/2018).
Setelah itu, Jokowi didampingi Ma'ruf Amin,
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP, M Romahurmuziy dan
sejumlah politikus dari partai koalisi pendukung meninggalkan kompleks
gedung KPU.
Sebelumnya, Jokowi menyapa rivalnya di Pilpres 2019,
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai sahabat baiknya dalam awal
pidato politiknya di KPU, usai pengundian nomor urut, Jumat (21/9/2018).
"Yang saya hormati, yang saya cintai, sahabat baik saya Bapak Prabowo Subianto dan bapak Sandiaga Uno," sapa Jokowi disambut tepuk tangan para undangan dalam acara pengundian nomor urut peserta Pilpres 2019.
Didampingi KH Ma'ruf Amin, Jokowi tampil menyampaikan pidato politik pada kesempatan pertama usai mendapat nomor urut 1.
"Yang saya hormati, yang saya cintai, sahabat baik saya Bapak Prabowo Subianto dan bapak Sandiaga Uno," sapa Jokowi disambut tepuk tangan para undangan dalam acara pengundian nomor urut peserta Pilpres 2019.
Didampingi KH Ma'ruf Amin, Jokowi tampil menyampaikan pidato politik pada kesempatan pertama usai mendapat nomor urut 1.
Sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat nomor urut dua.
Rencananya KPU akan memberi kesempatan kepada kedua calon Presiden untuk berpidato di hadapan para pendukungnya.
Target 55 Persen Suara
Tim Kampanye Nasional Jokowi-Mar'uf menargetkan meraih 55 persen suara dalam pemilihan presiden 2019.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja, Abdul Kadir Karding mengatakan dakam Pilpres 2019 pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menargetkan meraih suara di atas 55 persen.
"Target suara yang sudah kita kumpulkan, Pak Jokowi paling tidak minimal 55 persen," ujar Karding di kantor Komisi Pemilihan Umum, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018).
Karding mengatakan, tim kampanye akan mengimplementasikan keinginan Jokowi untuk menciptakan kampanye yang damai.
Rencananya KPU akan memberi kesempatan kepada kedua calon Presiden untuk berpidato di hadapan para pendukungnya.
Target 55 Persen Suara
Tim Kampanye Nasional Jokowi-Mar'uf menargetkan meraih 55 persen suara dalam pemilihan presiden 2019.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja, Abdul Kadir Karding mengatakan dakam Pilpres 2019 pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menargetkan meraih suara di atas 55 persen.
"Target suara yang sudah kita kumpulkan, Pak Jokowi paling tidak minimal 55 persen," ujar Karding di kantor Komisi Pemilihan Umum, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018).
Karding mengatakan, tim kampanye akan mengimplementasikan keinginan Jokowi untuk menciptakan kampanye yang damai.
Ia berharap, kedua kubu tidak saling serang secara berlebihan.
"Yang kira-kira bisa memecah persatuan. Yang penting semua itu persatuan Indonesia dan persaudaraan kita sebagai satu bangsa," ucap Karding.
Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja, ucap Karding, akan berkampanye dengan tidak memecah belah.
Terutama menyebarkan konten yang positif melalui media sosial.
"Yang santun, yang kira-kira dapat membangun kesejukan dan kedamaian," kata Karding.
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/09/21/arti-nomor-1-bagi-jokowi-usai-undian-nomor-urut-capres-cawapres-pilpres-2019-didapat-jokowi-maruf?page=all
#JokowiLagi
"Yang kira-kira bisa memecah persatuan. Yang penting semua itu persatuan Indonesia dan persaudaraan kita sebagai satu bangsa," ucap Karding.
Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja, ucap Karding, akan berkampanye dengan tidak memecah belah.
Terutama menyebarkan konten yang positif melalui media sosial.
"Yang santun, yang kira-kira dapat membangun kesejukan dan kedamaian," kata Karding.
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon
Presiden Joko Widodo bersama Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin menemui
relawan di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (21/9/2018). Capres dan
Cawapres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin menyempatkan menyapa relawan
sebelum berangkat menuju gedung KPU RI untuk melakukan prosesi
pengambilan nomor urut Pilpres 2019.
Komentar Jokowi dan Prabowo Usai Pengundian Nomor Urut Capres Cawapres Pilpres 2019
BANJARMASINPOST.CO.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan pengundian nomor urut Pilpres 2019, Jumat (21/9/2018).
Hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat nomor urut 1.
Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat nomor urut 2.
Hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat nomor urut 1.
Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat nomor urut 2.
Dalam sambutannya usai pengundian nomor urut,
Jokowi menyebut Prabowo Subianto sebagai teman baik. Pun juga Cawapres
Sandiaga Uno.
Jokowi yang saat itu didampingi Cawapres KH Ma'ruf Amin menyebut bahwa kontestasi Pilpres 2019 ini jadi ajang adu program dan bukan ajang saling cemooh.
Jokowi mengaku bahwa pesaingnya di Pilpres yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno adalah sahabat.
"Pak Prabowo adalah sahabat lama, Pak Sandiaga juga sahabat lama," kata dia.
Usai sambutan, dilakukan doa yang dipimpin langsung KH Ma'ruf Amin.
Jokowi mengaku bahwa pesaingnya di Pilpres yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno adalah sahabat.
"Pak Prabowo adalah sahabat lama, Pak Sandiaga juga sahabat lama," kata dia.
Usai sambutan, dilakukan doa yang dipimpin langsung KH Ma'ruf Amin.
Sementara itu, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam sambutannya berharap bahwa kontestasi Pilpres ini bukan untuk ajang mencari kesalahan.
Tujuan besar untuk NKRI, Prabowo berharap semua pihak mau bersikap tenang dan tidak emosional.
"Marilah kita kawal proses demokrasi dengan tenang," kata dia didampingi Sandiaga Uno.
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/09/21/komentar-jokowi-dan-prabowo-usai-pengundian-nomor-urut-capres-cawapres-pilpres-2019
Tujuan besar untuk NKRI, Prabowo berharap semua pihak mau bersikap tenang dan tidak emosional.
"Marilah kita kawal proses demokrasi dengan tenang," kata dia didampingi Sandiaga Uno.
Twitter TVonews
Pengundian Nomor Urut Capres Cawapres Pilpres 2019
Kena Batunya! Dulu Nomor Dua Dikafir-kafirkan, Sekarang Masih Berani Konsisten?
Tuhan
itu tidak tidur. Tuhan itu bekerja melalui alam semesta. Tuhan adalah
pencipta langit dan bumi. Manusia yang serumit, sekompleks, semulia itu
saja dengan mudah diciptakan.
Untuk urusan
nomor? Bagi Tuhan itu urusan kecil. Selama ini Tuhan seolah diam
membiarkan kalian menganggap nomor dua itu adalah nomor kafir dan nomor
sial.
Bahkan
kalian pakai ayat untuk membenarkan bahwa nomor ganjil itu selalu
benar. Sekarang masih berani konsisten sama ayatnya? Masih berani
kafir-kafirkan nomor dua? Awas ada hengpong melayang!
Joko
Widodo mendapatkan nomor urut pertama, itu kalau dilihat dari kacamata
dunia, itu semua adalah probabilitas alias kemungkinan. Kemungkinan itu
adalah sebuah kepastian yang belum terkonfirmasi.
Di
dalam ilmu alam, kemungkinan itu akan tetap menjadi kemungkinan jika
kejadian itu belum terjadi. Tapi di dalam ilmu dan pikiran makrokosmos,
kemungkinan itu hanyalah realita yang tertunda.
Tuhan
tidak sedang bermain dadu. Tuhan itu adalah Tuhan atas sejarah. Tuhan
yang menguasai sejarah, sudah tahu betul apa yang Dia akan kerjakan,
meskipun belum masuk ke waktu linear dunia.
Bagi
Tuhan, waktu linear yang dialami oleh manusia beribu-ribu tahun, bahkan
sampai mungkin ada yang percaya ratusan ribu sampai jutaan tahun,
hanyalah sebuah titik yang ada di mata Tuhan.
Jadi
dari pandangan tentang konsep waktu yang berbeda secara kualitatif
antara Tuhan dan manusia, manusia seharusnya tidak boleh sombong dan
merasa selalu benar.
Maka untuk menahan
kerusakan manusia, Tuhan menurunkan kitab suci. Kitab suci dipakai untuk
menahan kejatuhan dan kejahatan manusia.
Tapi
manusia malah menggunakan kitab itu untuk merusak tatanan kemanusiaan.
Ini adalah keterbalikan tujuan utama Tuhan menciptakan kitab suci, baik
dari agama manapun. Kita harus sepakat bahwa semua agama mengajarkan
kebaikan dan menolong manusia untuk menahan kejatuhan.
Meski
demikian, masih ada saja orang-orang yang menggunakan ayat untuk
merusak. Ayat dicomot dan dilepas dari konteks, lalu digunakan untuk
menyerang orang, bahkan menghalalkan darah orang. Salah satu korbannya
adalah mereka-mereka yang ada di nomor urut dua.
Karena
ada ayat yang mengatakan bahwa Allah itu suka yang ganjil atau Allah
kita adalah Allah yang Esa, maka angka 1 dan 3 dipolitisasi sedemikian
rupa dengan cara-cara agama. Ini adalah kegagalan berpikir dari kaum
kufur nikmat.
Kaum
pencemooh dan pengumpat ini menjadi sekelompok orang yang nanti pada
hari akhir, akan bersembunyi di gunung-gunung batu. Mereka bersembunyi
karena takut akan amarah Allah yang menyala-nyala.
Bahkan
di sebuah kitab dicatat bahwa pada hari penghakiman, mereka yang
menghina Tuhan dan tidak menganggap Tuhan sebagai Tuhan akan ketakutan.
Mereka yang kaya, miskin, raja, penguasa, budak dan berbagai golongan
dari berbagai latar belakang, akan bersembunyi ke gunung-gunung batu.
Lalu
apa yang mereka lakukan? Kitab suci itu mencatat bahwa mereka akan
berbicara dan menyuruh gunung-gunung dan batu-batu itu untuk menutup
mereka, menimpa mereka, menghancurkan tulang mereka dan melumat daging
mereka. Apa? Mereka meminta untuk dimatikan oleh gunung batu? Kenapa?
Karena
mereka ketakutan dengan kemarahan Tuhan yang akan diberikan dan
dimuncratkan kepada mereka. Mereka adalah kaum-kaum buangan yang
menggunakan ayat-ayat suci dalam mengisi hasrat dan nafsu sesaat mereka.
Nomor
dua itu kafir. Haram. Tidak boleh memilih nomor dua. Harus ganjil. Dulu
di DKI bahkan sempat ada meme dengan gambar angka 2 dicoret, sambil ada
satu ayat yang menuliskan bahwa Tuhan suka yang ganjil.
Ini
adalah penyelewengan makna dan tujuan. Padahal jika kita analisis
secara benar, kesukaan Tuhan akan angka ganjil itu sebenarnya sedang
membicarakan diri Tuhan yang esa. Ketuhanan yang maha esa. Itu adalah
sebuah atribut Allah.
Di dalam agama Islam kita
mengenal Tauhid alias keesaan Tuhan. Ketunggalan mutlak. Mungkin untuk
hal ini, penulis tidak akan terlalu menjelaskan terlalu jauh.
Di
dalam agama Kristen, kita juga mengenal Trinity alias Allah Tritunggal.
Tiga pribadi dan satu pribadi. Utuk hal ini, penulis juga tidak akan
menjelaskan terlalu jauh.
Dalam kepercayaan, angka 7 itu angka sempurna. Jadi apakah dengan demikian, semua yang genap pasti sampah? Tidak.
Tapi,
belakangan ini Tuhan sepertinya mulai iseng. Ia meletakkan Ridwan
Kamil, Ganjar Pranowo, Khofifah, Edy tukang tampar, dan Jokowi di nomor
satu. Dan pendukung Prabowo diberikan nomor dua. Inikah namanya… Balasan
Tuhan? Semoga saja tidak ya.Para Ulama Layak Menomorduakan Prabowo-Sandi! Tanya Mengapa?
Ini
sudah menjadi takdir Ilahi. Prabowo-Sandi minta dinomerduakan. Mereka
sendiri yang pilih nomor dua, kok. Bukan Jokowi - MA yang
mengambilkannya. Maka bagi para kampret janganlah lagi salahkan Jokowi.
Saatnya para kampret dewasa. Menyambut Pilpres 2019 dengan hati gembira.
Tidak gampang salahkan orang lain. Apalagi jadi kaum salawi. Apa-apa
kok salah Jokowi. Hi hi hi... pret, kampret!
Ayo
para kampret! Jadilah dewasa! Dengan cara sambut Pilpres 2019 dengan
gembira. Tidak apa Prabowo - Sandi dapat nomor dua. Ingat, Pilpres 2014
Jokowi - JK nomor urut dua dan menang. Maka tidak ada alasan bagi kalian
untuk tidak bergembira.
"Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang."
Seruan
Amsal di atas kiranya cocok untuk para kampret, yang sering alami sakit
hati, hingga gampang sekali salahkan orang lain. Ingat, hati yang
gembira adalah obat! Prabowo - Sandi memang bukan nomer satu. Prabowo
bukan nomer satu lagi. Sudah waktunya bagi Prabowo untuk dinomerduakan.
Terutama oleh para ulama. Mengapa?
Alam bawah
sadar Prabowo ternyata sudah mengarahkan hatinya untuk mengambil nomer
dua. Padahal nomer satu ada di depan mata. Boleh saja para pendukungnya
berseru gembira. Itu sudah semestinya. Nomer dua simbol kemenangan.
Victory. Memang benar. Jokowi - JK juga sudah membuktikannya. Maka para
kampret harus bergembira mengingat kemenangan Jokowi - JK. Tak perlu
sakit hati lagi. Prabowo - Sandi memilih nomer dua. Mari sambut dengan
gembira. Apalah arti sebuah angka?
Angka dua
bagi Prabowo - Sandi bisa bermakna victory, bukan? Berarti kemenangan!
Prabowo - Sandi pun bisa menang! Benar. Maka sekali lagi, para kampret
mesti bergembira. Walau nanti Prabowo - Sandi benar-benar menang.
MENANGis lagi, MENANGgung malu. Tidak apa. Jangan sakit hati. Tetaplah
bergembira. Ingat kata Amsal. "Hati yang gembira membuat muka
berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat."
Ketika
Prabowo memilih nomer dua berarti layak untuk dinomerduakan. Tidak
mungkin pada Pilpres 2019 menomersatukan Prabowo. Kasihan Pak Jokowi,
bukan? Karena Jokowi - MA mendapat anugerah nomer satu. Sudah semestinya
seluruh rakyat Indonesia dipimpin para ulama menomersatukan Jokowi -
MA. Tanya juga mengapa?
Prabowo sudah
mengabaikan Ijtima Ulama. Rekomendasi cawapres dari mereka sudah
dicampakkan. Masihkah para ulama yang sehat jiwa dan raga percaya pada
dia yang mencampakkannya? Tiba saatnya para ulama menomerduakan Prabowo
dan Sandi. Ini hanya demi keadilan. Tidak ada unsur balas dendam. Toh
ijtima ulama II juga tak ada artinya lagi, ketika Sandi memilih jadi
ubaru dan menolak label ulama. Implisit, Sandi pun menghendaki Ijtima
Ubaru dengan kekuatan kardusnya.
Bagi Sandi
sudah jelas. "Jadi... yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru
sudah datang." Yang lama tidak lain label ulama bagi dia, dan yang baru
adalah ketika dia menyebut sebagai ubaru. Sandiaga memang ula la la
cerdasnya.
Nah, sekarang sudah jelas bukan,
mengapa para ulama layak menomerduakan Prabowo - Sandi? Prabowo sendiri
memilih nomer dua, setelah lebih dahulu menomerduakan ijtima ulama
dengan memilih Sandiaga sebagai wakilnya.
Bagi
kaum yang mencintai ulama, mari nomersatukan Allah SWT. Jokowi - MA
dengan nomer satu yang didapatkan jelas ingin mengajak menomersatukan
Allah dengan menghormati ulama. Jokowi - MA hendak mengajak bersikap
pantang menyerah dengan berserah pada Allah. Dengar, takbir pun bergema
untuk pasangan Jokowi - MA:
Allahu Akbar Jokowi-MA nomer satu
Allah maha besar Jokowi-MA mendapat nomer satu
Nomer satu adalah Allah
Itulah manusia yang berserah
Pantang menyerah untuk Indonesia berkah
Takdir Ilahi namanya
Nomer satu milik Jokowi - MA
Itulah kehendak Yang Maha Kuasa
Jokowi - MA pun satukan energi Indonesia
Nomer satu bukan sembarang angka
Angka satu muncul setelah angka dua
Dari angka satu muncul kehendak mencari penyatu
Menyatukan keragaman, menyatukan Indonesia
Angka satu ingin bicara soal kestabilan
Dalam angka satu ada kesadaran
Di antara banyak keragaman harus ada yang menyamakan
Jokowi - MA mendapatkan angka satu
Angka satu untuk Indonesia bhinneka tunggal ika
#JokowiLagi
#JokowiOneMoreTime
#JokowiOnceAgain
#JokowiSatuKaliLagi
#JokowiMASatukanEnergiIndonesia
Sumber Opini : https://seword.com/spiritual/para-ulama-layak-menomorduakan-prabowosandi-tanya-mengapa-ilTUw1XY6
SATU KALI LAGI, PAKDE JOKOWI
Selamat ya, pakdeku..
Engkau mendapat nomor urut SATU
Begitu banyak makna yang didapat
dengan nomer itu..
Bahwa kita harus ingat sejarah
dulu
Dimana kita sebagai bangsa yang
terdiri dari banyak suku, ras dan agama..
Tapi kita berikrar dalam Sumpah
Pemuda
Bahwa kita SATU nusa
Bahwa kita SATU bangsa
Dan kita SATU bahasa..
Cita-citamu sejak dulu, ingin
menSATUkan Indonesia
Dari Papua sampai Sumatera
Kau bangun infrastruktur di semua
daerah
Kau SATUkan laut Indonesia
Kau selalu bermimpi bagaimana
supaya negeri ini maju.
Tapi tidak mungkin terjadi jika
kita tidak berSATU.
Engkau bukan pemimpin SATU
golongan
Tapi engkau pemimpin SATU bangsa
Karena dari tanganmu lah..
Papua sekarang kembali menjadi
SATU keluarga
Mungkin inilah petunjuk saat
engkau mencanangkan Bbm SATU harga
Bahwa engkau ingin menSATUkan
semua bangsa
Selamat ya, pakde Jokowi..
Pimpin kami SATU kali lagi
Menjadi bangsa nomer SATU
Supaya kepala kami bisa tegak
kembali
Saat kami berada di luar negeri..
Selamat juga kepada bapak Prabowo
Yang mendapat nomor DUA
Semoga ini adalah petunjuk
Supaya kelak bisa berSATU
kembali.
Dan tidak sendirian lagi..
Angkat SATU cangkir kopi lagi..
Joko Widodo
Jangan Biarkan Mereka Menghancurkan Ruang Sosial Kita
Dan keributan itu terjadi lagi..
Whatsapp Grup atau WAG
sekolah-sekolahku dulu, kembali ramai dengan postingan politik. Persis seperti
tahun-tahun politik lalu. Situasi yang sempat memecah teman-teman masa kecil
menjadi dua kubu. Dan akhirnya mereka membentuk grup-grup baru yang sevisi
dengan mereka.
Tetapi kali ini ada yang
berbeda..
Ada kejenuhan terhadap keributan
politik disana. Dan ketika beberapa orang dengan seenaknya memposting fitnahan
dan hoax terhadap satu kubu di dalam grup utama, beberapa orang yang selama ini
diam dan netral mendadak marah.
Mereka kali ini tidak diam dan
mulai bersuara. "Ini grup untuk kita silaturahmi, untuk bersenang-senang,
untuk bercanda, bukan untuk politik. Kalau mau bicara politik, bikin grup
sendiri disana, berantem disana. Jangan libatkan teman lainnya. Disini bukan
tempat kampanye apalagi menshare fitnah. Kalau tidak mau ikut peraturan, kami
sepakat menendang anda..."
Luar biasa. Aku yang selama ini
aktif sebagai pengamat grup tanpa terasa senyum melihat situasi disana.
Memang ada kelompok teman yang
kerjaannya mendominasi grup sekolah dan teman lama. Mereka biasanya mulai dari
posting-posting ayat, hadis maupun kata-kata nasihat berbau agama. Mereka tidak
perduli dengan teman lain yang tidak seagama. Postingan itu lebih sering berupa
copasan panjang yang memenuhi ruang pembicaraan.
"Sampaikan walau satu
ayat.." Kata mereka. Mereka lupa, bahwa diri mereka sendirilah yang perlu
disampaikan satu ayat terkait etika.
Dan mereka yang dulu
sering-sering posting yang berbau agama, sekarang mulai posting copas dukungan
politik mereka. Tidak lupa fitnah dan hoax sebagai bumbunya.
Tetapi tahun ini berbeda. Ada
perlawanan dari mereka yang selama ini diam tak bersuara. Mereka yang diam ini
bukan tidak kesal, tetapi ingin tetap menjaga hubungan baik yang sudah terjalin
lama. Hanya, semakin dibiarkan malah semakin ditekan. Mereka sekarang muak
dicekoki hal-hal yang membuat mereka saling bermusuhan.
Dan akhirnya satu teman
ditendang. Teman lama yang ngotot ingin memposting apa yang dia bela, tanpa
perduli perasaan lainnya.
Mungkin yang ditendang tidak
perduli, tetapi yang penting grup aman. Biarlah dia membentuk grup sendiri,
disana dia bisa posting-posting sendiri, maki-maki sendiri, hoax-hoax sendiri.
Biar menjadi pelajaran juga buat lainnya bahwa dalam kehidupan sosial ada yang
bernama aturan untuk menghormati orang sekitar..
"Jangan diam.. " Kata
saya dahulu. "Lawan mereka. Karena jika mereka mengira kalian menerima
dominasi mereka, mereka akan terus menguasai ruang sosial kita.." Dan
teman-temanku baru menyadari kata-kataku setelah sekian tahun berlalu.
Kembalikan ruang sosial kita ke
ruang seharusnya.
Seandainya kita sudah dewasa, dan
politik itu hanya ejek-ejekan becanda seperti masa kecil kita, tentu tidak akan
begini jadinya. Tapi banyak yang belum dewasa, berpolitik dengan ceria. Mereka
sibuk dengan hoax dan memaksakan pilihannya dengan kasar dan penuh amarah. Jadi
lebih baik kita cari percakapan yang aman-aman saja..
Mending seperti saya. Kalau
pengen bicara politik, cukup di facebook saja. Silahkan mau komen apa saja,
yang penting tidak masuk ke ruang privat kita.
Sudah malam. Masih ada sebatang
tapi koreknya habis gasnya. Mau seruput kopi, air panasnya tidak ada. Ya sudah,
tidur saja.
Re-Post by MigoBerita / Sabtu/22092018/11.06Wita/Bjm