» » » » » » Jokowi itu "Apa Adanya", bukan "Ada Apanya" !! : Kontroversi Kasus Ratna Sarumpaet

Jokowi itu "Apa Adanya", bukan "Ada Apanya" !! : Kontroversi Kasus Ratna Sarumpaet

Penulis By on Kamis, 04 Oktober 2018 | No comments

Sejak Awal Jusuf Kalla Tahu Ratna Berbohong, Ini Alasannya

Jakarta, (Tagar 4/10/2018) - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan sejak awal dirinya sudah tahu bahwa informasi pemukulan terhadap Ratna Sarumpaet adalah berita bohong.
"Sejak awal saya sudah duga karena tidak mungkin seorang Sarumpaet dianiaya tanpa berteriak. Keadaan aman saja (dia) berteriak, apalagi kalau keadaan susah, tidak mungkin tidak didengar orang," kata Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis (4/10), mengutip Antara.
Terkait dengan peristiwa tersebut dapat meningkatkan elektabilitas pasangan Jokowi/Ma'ruf, Wapres enggan mengomentari lebih lanjut.
"Itu nantilah, itu urusan politik," kata JK sebelum memimpin rapat penanganan bantuan asing untuk gempa Palu.


Aktivis hak asasi manusia (HAM) Ratna Sarumpaet mengakui tidak terjadi penganiayaan pada dirinya dan membenarkan luka lebam di wajahnya karena melakukan prosedur bedah plastik.
"Tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya dan berkembang seperti itu," katanya dalam konferensi pers di rumahnya, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (3/10).
Ratna Sarumpaet yang didampingi sejumlah rekannya menjelaskan kronologi kebohongan yang beredar tentang dirinya dianiaya oleh sejumlah oknum di Bandung.
Pada tanggal 21 Oktober 2018, dia mendatangi RS Bina Estetika di Menteng untuk melakukan prosedur sedot lemak di pipi kanan dan kirinya. Namun, pada tanggal 22 Oktober saat terbangun, Ratna melihat mukanya lebam berlebihan tidak seperti yang dia alami biasanya.
Anak-anaknya tidak puas dengan jawaban pendek itu. Dalam seminggu, dia terus dikorek sehingga dia berakhir melakukan kebohongan dan mengembangkan ide cerita pemukulan.
Cerita tersebut hanya berputar di lingkungan keluarga dan Ratna tidak bermaksud mengaitkan hal tersebut dengan politik, apalagi setelah fotonya bermuka lebam sepekan lebih kemudian tersebar di media sosial. []
https://www.tagar.id/Asset/uploads/853198-jagoan-jk-di-piala-dunia-rusia-2018.jpeg
Wapres Jusuf Kalla (Foto: Rio Anthony)
Sumber Berita : https://www.tagar.id/sejak-awal-jusuf-kalla-tahu-ratna-berbohong-ini-alasannya

Bukan Ratna Sarumpaet, Polisi Kejar Penyebar Hoax Pengeroyokan

Jakarta, (Tagar 4/10/2018) - Bukan Ratna Sarumpaet namun penyebar berita bohong soal pengeroyokan Ratna yang akan dikejar. Demikian disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Setyo Wasisto, Kamis (4/10), mengutip Antara.
Menurut Irjen Setyo, penyebar hoaks kasus ini bisa dijerat dengan Pasal 14 dan 15 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana atau UU ITE.
"Pelaku pembuat kegaduhan atau keonaran di masyarakat dengan menyebarkan berita bohong, ancamannya 10 tahun penjara atau kami bisa gunakan UU ITE kalau dia menyebarluaskan dengan teknologi," kata Setyo.
Sementara itu, aktivis Ratna Sarumpaet dalam kasus ini masih berstatus sebagai saksi. Pihaknya enggan berspekulasi apakah status Ratna nantinya bakal naik menjadi tersangka atau tidak. "Proses penyidikan itu seperti mengumpulkan potongan puzzle. Nanti kalau sudah lengkap akan tergambarkan peran si A, si B apa," katanya.
Hingga saat ini, Ratna belum dimintai keterangan oleh penyidik.
Hari Kamis, penyidik Polda Metro Jaya menjadwalkan pemanggilan pelapor dan dokter RS Khusus Bedah Bina Estetika untuk diperiksa sebagai saksi.
Sebelumnya Ratna Sarumpaet dikabarkan dikeroyok orang tak dikenal di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jabar, pada Jumat (21/9), usai menghadiri konferensi internasional. Foto seseorang yang diduga Ratna pun beredar di media sosial dengan bengkak di bagian wajah. Dalam foto tersebut, diduga Ratna berada di sebuah ruangan di rumah sakit.
Padahal faktanya pada 21-24 September 2018, Ratna berada di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika, Menteng, Jakarta, untuk menjalani prosedur sedot lemak di pipi.
Ratna pun mengakui bahwa cerita pengeroyokan dirinya adalah karangannya saja. Ia mengklaim awalnya cerita karangannya itu hanya untuk membohongi keluarganya pasca wajahnya bengkak. []
https://www.tagar.id/Asset/uploads/115813-ratna-sarumpaet.jpeg
Ratna Sarumpaet mengakui telah membuat kebohongan terkait heboh kabar penganiayaan terhadap dirinya. Ia mengaku tak ada penganiayaan. Wajahnya bengkak merupakan dampak dari sedot lemak pipi. (Foto: Tagar/Ronauli Margareth)
Sumber Berita : https://www.tagar.id/bukan-ratna-sarumpaet-polisi-kejar-penyebar-hoax-pengeroyokan 

Ratna Sarumpaet Ditangkap

Jakarta, (Tagar 4/10/2018) - Petugas Polda Metro Jaya menangkap aktivis Ratna Sarumpaet diduga terkait pemberitaan tanpa fakta tentang pengeroyokan.
"Ya benar tunggu saja di Krimum (Polda Metro Jaya)," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (4/10) dilansir Antara.
Argo belum menjelaskan kronologis lengkap penangkapan terhadap ibu dari artis Atiqah Hasiholan tersebut.
Namun berdasarkan informasi, Ratna diringkus di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang Banten pada Kamis.
Sebelumnya, beredar kabar aktivis Ratna Sarumpaet menjadi korban pengeroyokan sejumlah orang tidak dikenal di sekitar Bandara Husein Sastranegara Bandung Jawa Barat pada 21 September 2018.
Ratna mengaku dianiaya sejumlah orang usai menghadiri pertemuan internasional bersama dua rekannya warga negara asing saat menuju Bandara Husein Sastranegara.
Usai aparat kepolisian menyatakan tidak menemukan fakta, saksi maupun informasi terkait penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet, kemudian Ratna memohon maaf lantaran telah menyampaikan kebohongan terkait dengan informasi pengeroyokan tersebut.
Saat ini, penyidik Polda Metro Jaya menyelidiki dugaan pemberitaan bohong terkait pengeroyokan yang dialami Ratna yang dilaporkan sejumlah pihak. []
https://www.tagar.id/Asset/uploads/421909-ratna-sarumpaet.jpeg
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet memberikan klarifikasi terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di Kediaman Ratna Sarumpaet, Kawasan Bukit Duri, Jakarta, Rabu (3/10/2018). Dalam konferensi pers tersebut Ratna Sarumpaet mengaku telah merekayasa kabar terjadi penganiyaan terhadap dirinya pada 21 September 2018 di Bandung, namun sesungguhnya dirinya menemui dokter ahli bedah plastik di Jakarta untuk menyedot lemak di pipi sehingga menimbulkan muka lebam. (Foto: Antara/Galih Pradipta)
Sumber Berita : https://www.tagar.id/ratna-sarumpaet-ditangkap

JOKOWI HARUS DIJATUHKAN

Sejak musibah gempa Lombok, mereka memang sudah mengincar Jokowi. Ada upaya-upaya untuk membangun opini dan persepsi bahwa Jokowi gagal menangani gempa Lombok dan berdampak pada elektabilitasnya disana. Mereka memaksakan gempa Lombok masuk pada kategori bencana nasional.
Kenapa? Ada dua tujuan, yaitu pertama supaya Jokowi terlihat tidak mampu menangani musibah bencana sehingga harus minta bantuan asing. Dan kedua, bencana nasional akan mempengaruhi daerah sekitar seperti Bali, yang akan menurunkan tingkat ekonomi pariwisata mereka karena ada travel warning dari negara pengunjung.
Tapi mereka gagal, karena Jokowi ternyata sigap dan mengucurkan bantuan sampai triliunan rupiah untuk mengatasi musibah. Bahkan pembangunan rumah-rumah di Lombok yang terkena gempa sekarang sudah mencapai 90 persen lebih.
Lawan politik gigit jari karena peluru untuk menyerang Jokowi di Lombok tidak ada lagi. Karena itu dicarilah celah lain untuk menyasarnya. Dan masuk ke bulan September mulailah dirancang isu PKI. Seperti biasa, isu musiman.
Isu PKI kali ini harus tidak biasa-biasa seperti nonton bareng. Itu sudah tidak tidak efektif lagi. Beda tahun, beda serangan. Lalu dirancanglah strategi harus ada korban PKI untuk memanaskan situasi.
Disiapkanlah "korbannya". Sebelum korban muncul disiapkan dulu acara ritual seperti pertemuan ormas berupa doa-doa kepada junjungan yang ndilalah visanya habis. Ini pemanasan sekaligus membangkitkan semangat "bertempur" untuk demo besar nanti seperti demo waktu Pilgub DKI.
Lagi persiapan, eh, ada gempa Palu. Agak kacau juga strategi. Jokowi kesana dan mulailah mereka teriak, "Jokowi jangan pakai fasilitas Presiden..". Ini teriakan panik karena mereka yakin kehadiran Jokowi disana akan menaikkan elektabilitasnya. Dan benar saja, wajah Jokowi ada dimana-mana di stasiun televisi dan media sosial.
Isu penetapan status bencana sosial juga dimainkan tapi tidak ditanggapi. Lalu didoronglah Wakil Jokowi supaya dia yang menangani musibah Palu untuk mencegah Jokowi dapat perhatian media.
Tapi Jokowi tetap ke Palu. Akhirnya disiapkan juga rencana keberangkatan ke Palu untuk merebut perhatian publik, tapi dibatalkan karena toh sudah tidak efektif.
Akhirnya dijalankanlah strategi korban yang pertama..
Korban muncul dengan wajah lebam disaat Jokowi sedang sibuk di Palu.
Perangkat-perangkat provokasi pun disiapkan mulai flyer dukungan sampai acara demo besar yang nanti akan dipakai mendesak Jokowi dengan berbagai tuntutan. Korban akan dipersepsikan menjadi korban kebrutalan PKI dengan serangan 3 orang pemuda.
Polisi sebenarnya sudah membaca situasi ini sejak awal karena mata-mata mereka ada disana. Sebelum mereka menjatuhkan "bom", polisi sudah menyiapkan bukti-bukti pendukung yang akan melemahkan mereka.
Lalu pada hari H, bom pun dijatuhkan...
Wajah "korban" yang bengep pun diedarkan. Lalu dukungan dan caci maki yang nantinya akan diarahkan ke Jokowi mulai digerakkan melalui tokoh-tokoh koalisi. Harus massif, dengan airmata dan kemarahan, supaya membangkitkan emosi dan kebencian.
Pertemuan-pertemuan untuk memberikan dukungan dilakukan. Kata-kata PKI diluncurkan jadi ada alasan demo besar nanti adalah melawan PKI. Kemudian pimpinan besar disiapkan untuk melakukan konferensi pers.
Tidak lupa, stasiun televisi dengan acara paling ngetop di hari itu juga disiapkan untuk melakukan "breaking news". Semua sudah siap ditempatnya, tinggal menjatuhkan bomnya.
Ini adalah operasi intelijen bergaya militer, bukan sembarangan..
Tapi sayang, polisi sudah sigap. Mereka keluarkan bukti-bukti bahwa cerita korban adalah rekayasa. Paniklah mereka. Bom yang rencananya dijatuhkan ke massa, meledak di pantat mereka sendiri.
Akhirnya panik melanda. Harus diputuskan hubungan antara korban dengan penggagas acara. Maka korban diminta untuk konferensi dengan menyalahkan setan. Merekapun beramai-ramai cuci tangan dengan menempatkan diri sebagai "korban" juga dari penipuan.
Strategi "gagal maning gagal maning zonnn.." itu membuat kelompok lawan politik mundur sejenak. Kerusakan di pihak mereka, yang harus dilakukan sekarang adalah menambalnya supaya tidak tambah parah.
Jokowi belum berhasil dijatuhkan. Mereka harus kembali menyusun strategi ulang. Jokowi sudah jauh di depan, harus ada strategi ekstrim yang dilakukan jika tidak mereka akan kalah 5 tahun ke depan..
Info ini valid. Tidak ada sesuatu secara kebetulan. Semua harus dipersiapkan.
Jokowi Jokowi
Sumber Opini : https://www.dennysiregar.com/2018/10/jokowi-harus-dijatuhkan.html

Jokowi Melawan Panah Fitnah Lawan

Demokrasi sejatinya adalah sebuah pesta.. Pesta dimana rakyat bisa memilih pasangan pemimpin yang mereka anggap mampu mengangkat harkat kehidupan dan mampu menjadi corong suara mereka. Karena itu sebagai "pesta", demokrasi haruslah berbentuk keceriaan dan kreativitas.
Tetapi sejak 2014, proses demokrasi di Indonesia sudah berubah fungsi menjadi demokrasi hitam. Demokrasi hitam adalah proses demokrasi yang penuh dengan kebencian, fitnah, hoaks dan persekusi massa. Demokrasi hitam di Indonesia mencapai puncaknya di tahun 2017, dimana terjadi tekanan aksi massa untuk mencapai tujuan kepentingan politik sekelompok orang.
Karena itulah Jokowi bertekad untuk mengembalikan proses demokrasi ke relnya. Ia menyelenggarakan Asian Games dengan konsep entertaining untuk mengembalikan kembali warna-warna demokrasi di negeri ini. Dan ia juga membranding dirinya dengan model komik supaya tumbuh keceriaan di sana.
Lihat, tahun 2014, Jokowi tergambarkan dalam bentuk komik Tintin karya Herge yang fenomenal.
Tetapi lawan politik Jokowi tidak bisa seperti dirinya....
Mereka masih berpikiran ala militer orde baru yang memainkan demokrasi dalam bentuk tekanan. Strategi-strategi mereka kotor dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Dalam pikiran mereka, tujuan akhir adalah kemenangan, karena itu segala cara dibenarkan.
Mereka memainkan isu-isu lama untuk menaikkan tingkat kebencian di publik. Mereka memainkan agama sebagai bagian dari konspirasi politik. Bahkan mereka memainkan uang sebagai pelumas atas semua yang mereka lakukan.
Inilah yang harus dilawan Jokowi, lawan terberatnya dalam Pilpres 2019 nanti. Dan serangan itu sudah mulai tampak dalam kasus Ratna Sarumpaet dimana opini akan digiring untuk menjatuhkan Jokowi karena ia dituding sebagai bagian dari PKI.
Lawan politik Jokowi tidak peduli dengan dampaknya. Mereka menunggangi banyak isu untuk membenturkan dua kelompok yang saling beradu. Mereka belajar dari kasus Ambon, kasus Poso, kasus Sampit untuk diterapkan dalam politik yang lebih luas. Harus ada benturan, biar mereka bisa muncul sebagai pahlawan. Mengembalikan dominasi militer kembali ke permukaan supaya tercipta rasa aman.
Mampukah Jokowi melawan demokrasi hitam yang diciptakan lawan sebagai senjata utama mereka untuk meraih kekuasaan?
Kita lihat saja. Jokowi bukan orang bodoh yang mudah terjebak umpan yang disodorkan lawan. Ia tipikal petarung yang diam sejenak untuk memikirkan sekian langkah ke depan. Dan ketika tiba saatnya menekan, ia menekan dengan cara yang efektif yang membuat lawannya terdiam dan terjebak dalam strategi yang mereka ciptakan sendiri.
Pertarungan ini menarik, seperti pertarungan antara si baik dan si jahat. Dan tentu kita ingin berpihak pada siapa pun yang menawarkan konsep baik dalam kehidupan.
Politik Jokowi Meninjau Lokasi Gempa di Palu
Sumber Opini : https://www.dennysiregar.com/2018/10/jokowi-melawan-panah-fitnah-lawan.html

Breaking News, Anies Baswedan Angkat Suara Soal Ongkos Ratna Sarumpaet Ke Cile

BERANINEWS.COM - Aktivis Ratna Sarumpaet diamankan oleh Polisi di Bandara Soekarno Hatta, Kamis 4 Oktober 2018, saat hendak berangkat ke Santiago, Cile, untuk menghadiri 'Women Playwrights International Conference 2018 (WPIC) Chile 2018 atau konferensi internasional perempuan penulis drama.
Ratna mengaku keberangkatan tersebut disponsori oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan angkat bicara terkait hal itu.
Saat diminta klarifikasi dan tanggapannya melalui pesan WhatsApp, Anies lantas mengirim scan 4 halaman dokumen informasi terkait hal tersebut.
"Ini informasi-nya," kata Anies kepada VIVA melalui pesan WhatsApp, Jakarta, Kamis malam, 4 Oktober 2018.
Dokumen itu di antaranya, surat permohonan dari Ratna Sarumpaet kepada Pemprov DKI Jakarta untuk menjadi sponsor atau memfasilitasi kehadirannya dalam undangan The 11 th Women Playwrights International Conference (WPIC) 2018 di Santiago, Cile.
Di dalam surat yang tertanggal 31 Januari 2018 itu ditujukan untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, di antaranya Ratna menjelaskan bahwa dirinya diundang dalam WPIC. Ia mengaku sebagai salah satu anggota senior di Kongres tersebut.
Lalu dokumen berikutnya yakni Letter of Invitation 'The 11 th Women Playwrights International Conference 2018' dan details of the Invitation untuk Ratna yang dikirim pada 17 Oktober 2017.
Dalam suratnya, panitia penyelenggara mengundang Ratna sebagai salah satu juru bicara dan ikut membagikan pengalamannya kepada para peserta serta mengikuti berbagai kegiatan lainnya.
Lalu halaman terakhir yakni ringkasan surat/disposisi.
Surat itu diterima Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan pada 19 Februari 2018. Kemudian surat tersebut pada 19 Februari 2018 didisposisikan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta dengan isi disposisi, difasilitasi dan didukung serta TL (tindak lanjut) sesuai ketentuan.
Untuk diketahui, aktivis Ratna Sarumpaet ditangkap di Bandara Soekarno Hatta, Kamis malam, 4 Oktober 2018.
Ratna diamankan saat hendak berangkat ke Santiago, Cile untuk menghadiri acara konferensi penulis teater wanita.
Saat dikonfirmasi, Ratna membenarkan rencana tersebut. Namun, ia mengaku keberangkatan ke Cile dibiayai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Saya ceritakan bahwa ini sebenarnya saya diberangkatkan Pemda DKI," kata Ratna dalam wawancara dengan tvOne, Kamis malam, 4 Oktober 2018.
Ratna mengatakan pada 2007, konferensi serupa pernah digelar Pemprov DKI ketika Sutiyoso menjabat Gubernur DKI.
"Karena kongres yang serupa pada 2007 pernah diselenggarakan DKI Jakarta ketika Pak Sutiyoso jadi gubernur. Jadi, itu salah satu alasan Pemda memberangkatkan saya," tutur Ratna.
Breaking News, Anies Baswedan Angkat Suara Soal Ongkos Ratna Sarumpaet Ke Cile
Sumber Berita : https://www.beraninews.com/2018/10/breaking-news-anies-baswedan-angkat.html

Hedline News , Polri Jerat Ratna Sarumpaet Dengan Pasal Berlapis, Ini Pasal Yang Dikenakan

BERANINEWS.COM - Penyidik Polda Metro Jaya menetapkan Ratna Sarumpaet sebagai tersangka hoax penganiayaan.
Ratna disangkakan dengan UU Peraturan Hukum Pidana dan UU ITE.
"UU Nomor 1 Tahun 1946 dan Pasal 28 ayat 2 UU ITE," kata Kasubdit Jatanras AKBP Jerry Siagian saat dimintai konfirmasi, Kamis (4/10/2018).
Ratna menjadi tersangka setelah polisi menerima laporan soal hoax penganiayaan.
Ratna memang mengakui kebohongannya setelah polisi membeberkan fakta-fakta dugaan isu penganiayaan.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto sebelumnya menyebut ada sejumlah laporan yang diterima Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri soal hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Setyo menyebut penyebar hoax bisa dijerat dengan Pasal 14 dan 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana atau UU ITE.
"Nanti kita tahu si A peran apa, si B peran apa, si C peran apa. Tentang ancaman hukumannya, kita bisa gunakan ancaman Pasal 14 dan 15 UU Nomor 1 Tahun 1946. Jabarannya, kalau dia buat keonaran atau membuat kegaduhan dengan menyebarkan berita hoax, ancamannya 10 tahun. Atau kita bisa gunakan juga dengan UU ITE kalau dia menyebarluaskan dengan teknologi," kata Setyo kepada wartawan di Amos Cozy Hotel, Jl Melawai, Jakarta Selatan, Kamis (4/10/18).
Hedline News , Polri Jerat Ratna Sarumpaet Dengan Pasal Berlapis, Ini Pasal Yang Dikenakan
Sumber Berita : https://www.beraninews.com/2018/10/semoga-gak-pikun-dipenjara-polri-jerat.html

Polri Gerak Cepat, Giliran Mbah Amien Rais Hari Ini Akan Diperiksa Terkait Kasus Ratna Sarumpaet

BERANINEWS.COM - Pasca aktivis Ratna Sarumpaet diciduk polisi, Kamis 4 Oktober 2018 malam, polisi menjadwalkan akan memeriksa politikus senior sekaligus Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.
Dijadwalkan Amien akan diperiksa di Polda Metro pada Jumat, hari ini, 5 Oktober 2018.
"Iya besok (hari ini) akan diperiksa, sekitar pukul 10.00," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi wartawan, Kamis 4 Oktober 2018.
Meski begitu Argo belum merinci lebih jauh. Dia tak bisa mengatakan pemeriksaan eks Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu.
Sebelumnya, Ratna sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Ia ditangkap di Bandara Soekarno Hatta, ketika hendak akan berangkat ke Santiago, Cile dalam rangka menghadiri konferensi internasional penulis teater.
Polisi gerak cepat dengan penangkapan Ratna disertai penggeledahan di kediamannya yang berlokasi di Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Polri Gerak Cepat, Giliran Mbah Amien Rais Hari Ini Akan Diperiksa Terkait Kasus Ratna Sarumpaet
Sumber Berita : https://www.beraninews.com/2018/10/polri-gerak-cepat-giliran-mbah-amien.html

Polda Metro Jaya Pertegas Alasan Tangkap Ratna Sarumpaet Lantaran Hendak " Melarikan Diri" Ke Cile

BERANINEWS.COM - Penyidik Polda Metro Jaya menetapkan Ratna Sarumpaet sebagai tersangka. Ratna sebelumnya dilaporkan ke polisi karena hoax berita penganiayaan.
"Sudah tersangka," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian saat dimintai konfirmasi, Kamis (4/10/2018).
Ratna Sarumpaet diamankan tim Jatanras Polda saat berada di Bandara Soekarno-Hatta. Saat dimintai konfirmasi terpisah, Ratna mengaku hendak terbang ke Chile.
Ya, sudah kita amankan nih, lagi di bandara, nih. Statusnya kemarin panggil saksi. Tapi, karena dia mau melarikan diri, ya kita naikkan jadi tersangka," ujar Jerry.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Argo Yuwono mengatakan Ratna Sarumpaet dilaporkan ke Polda Metro Jaya gara-gara hoax penganiayaan.
"Untuk kasus Bu Ratna, ada empat laporan polisi sementara di Polda Metro Jaya. Yang bersangkutan sebagai terlapor, nanti kita penyelidikan," ujar Argo.
Ratna Sarumpaet sudah mengakui berbohong mengenai penganiayaan.
Polri sebelumnya juga membeberkan temuan fakta yang menyanggah pernyataan-pernyataan pihak terkait Ratna soal penganiayaan.
Polda Metro Jaya Pertegas Alasan Tangkap Ratna Sarumpaet Lantaran Hendak " Melarikan Diri" Ke Cile
Sumber Berita : https://www.beraninews.com/2018/10/polda-metro-jaya-pertegas-alasan.html

Diduga Akan Kabur, Polisi Tangkap Ratna Sarumpaet di Soeta

JAKARTA – Ratna Sarumpaet ditangkap polisi di Bandara Soekarno-Hatta (Soeta), Cengkareng, Jakarta, pada Kamis (04/10) malam. Ratna ditangkap karena diduga ingin melarikan diri ke luar negeri.
Baca: Polisi Dalami Peran Fadli Zon dan Rachel Maryam dalam Kasus Hoaks Ratna
Polisi sudah membenarkan penangkapan Ratna ini. “Sudah diamankan,” kata sumber CNNIndonesia.com di kepolisian.
Sebelum penangkapan, polisi telah melakukan penggeledahan di rumah Ratna Sarumpaet.Rencananya Ratna akan dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa.
Baca: Ratna Sarumpaet: Saya Ratu Hoax Terbaik di Indonesia
Ratna sebelumnya menjadi sorotan karena menciptakan kabar bohong soal penganiayaan dirinya.
Hingga kini masih belum jelas kasus yang membuat Ratna Sarumpaet diamankan polisi. (ARN/CNN)
Ratna Sarumpaer Kabur Ratna Sarumpaer Kabur

Hinakan Profesi Dokter, Goenawan Mohamad Gugat Hanum Rais

JAKARTA – Goenawan Muhammad viralkan kicauan Hanum Rais sebut kapasitas sebagai dokter benarkan Ratna Sarumpaet korban pukulan. “Mana tanggungjawab profesionalmu?”
Ratna Sarumpaet memang sudah meminta maaf sekaligus mengakui bahwa dirinya sudah bohong soal kabar penganiayaan/ pemukulan lewat jumpa pers yang digelar Rabu 3 Oktober 2018 di Jakarta.
Namun jejak digital mereka yang pernah membenarkan Ratna Sarumpaet sebagai korban pemukulan atau penganiayaan malah makin viral, apalagi kalau kapasitas dia sebagai dokter.
Kicau Twitter Hanum Rais yang menyebut kapasitasnya sebagai dokter, meyakini Ratna Sarumpaet sebagai korban pemukulan ‘digugat’ oleh Goenawan Mohamad.
BacaDiduga Akan Kabur, Polisi Tangkap Ratna Sarumpaet di Soeta.
Goenawan Mohamad memviralkan kicau Twitter Hanum Rais yang menggunakan kapasitasnya sebagai dokter dan membenarkan Ratna Sarumpaet / RS sebagai korban penganiayaan digugat pertanggungjawabannya oleh kolumnis kondang yang biasa dipanggil GM tersebut.
Pantauan TribunStyle.com, jejak digital kicau Hanum Rais yang digugat GM tersebut berbunyi, “Saya juga dokter … saya melihat, meraba dan memeriksa luka Bu Ratna kemarin. Saya bisa membedakan mana gurat pascaoperasi & pasca dihujani tendangan, pukulan,” kicau Hanum Rais.
“Hinalah mereka yang menganggap sebagai berita bohong. Karena mereka takut, kebohongan yang mereka harapkan, sirna oleh kebenaran,” kicau Hanum lewat akun Twitter @hanumrais yang diviralkan Goenawan Mohamad lewat jejaring media sosial Facebook pada Kamis siang 4 Oktober 2018.
Nah, kata-kata “Saya juga dokter…” itu benar-benar digugat oleh GM pertanggungjawaban profesinya ketika ternyata Ratna Sarumpaet mengaku telah berbohong, meminta maaf dan menyesal sembari menyebut kabar penganiayaan/ pemukulan tersebut tak pernah ada.
BacaTim Sukses Bicara Satu Irama, Prabowo Ngeles Grasa-Grusu.
Apalagi, Hanum Rais menyebut mereka yang meragukan kabar RS dianiaya sebagai hina.
Persisnya lewat kalimat “Hinalah mereka yang menganggap sebagai berita bohong.”
Nah, kini GM lewat status Facabooknya menggugat pertanggungjawaban profesi Hanum Rais sebagai dokter.
Berikut ini kalimat ‘gugatan” GM pada Hanum Rais, seperti TribunStyle.com kutip dari status Facebook GM, Kamis 4 Oktober 2018:

DOKTER
Saya juga dokter”, kata Hanum binti Amien Rais. Dan dengan kalimat itu, ia menegaskan keahliannya — sesuai profesi — untuk membenarkan bahwa Ratna Sarumpaet telah disiksa; parasnya yang membawa bekas bukan karena operasi plastik.
Kemudian diketahui, dan diakui Ratna Sarumpaet sendiri, bahwa penyiksaan itu tak pernah terjadi. Ratna mengaku berbohong: sebenarnya ia menjalani operasi plastik.
Bagaimana kini dokter Hanum mempertanggungjawabkan kesimpulannya yang sama sekali salah?
Dia kemudian memberi kesan, ia telah diperdaya Ratna.
Tapi bukankah ia semula begitu yakin, bahwa keahliannya sebagai dokter bisa membuktikan Ratna disiksa?
Bahwa ia ternyata salah, menunjukkan bahwa ia dokter yang tak jujur, atau ia dokter yang tak memenuhi syarat profesional.
Pertanyaannya: mengapa ia begitu yakin hingga mempertaruhkan keahliannya?
Dugaan saya: ia antusias sekali menemukan satu senjata untuk memukul lawan politiknya. Begitu antusias hingga ia tak menggunakan prosedur profesinya dengan serius.
Begitulah: ketika pertimbangan politik menentukan semuanya, kebenaran ilmiah dianggap bukan nomor satu. PKI dulu bersemboyan, “Politik Sebagai Panglima”. Itu yang terjadi dengan kasus ini.
Menyedihkan sebenarnya. Kita kehilangan dorongan ke kebenaran.

Ratna Sarumpaet Bohong, Hanum Rais Ikut Pun Minta Maaf
Sehari sebelumnya, Hanum Rais telah meminta maaf sekaligus mengakui dirinya telah ceroboh dalam mengunggah kabar RS dianiaya tanpa chross check yang mencukupi.
“Memohon maaf adalah ajaran besar dalam Islam ketika kita berbuat keliru. Saya secara pribadi mohon maaf atas kecerobohan dlm mengunggah berita meski telah bertabayyun pada ibu Ratna S langsung, hinggapada akhirnya yang bersangkutan telah mengaku berbohong. #KebohonganRatna,” kicau Hanum pada Rabu 3 Oktober 2018.
Hingga tulisan ini diturunkan, belum ada tanggapan dari Hanum Rais atas kritik dari Goenawan Mohamad yang menggugat pertanggungjawab profesional Hanum Rais sebagai dokter.
Yang pasti, gugatan pertanggungjawaban profesi yang dilancarkan GM di Facebook banjir respon.
Pantauan TribunStyle.com, hingga Kamis petang 4 Oktober 2018 jam 19.00 WIB, status GM sudah dibanjiri 578 komentar dan 1.100 kali di-share. [ARN]
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/10/05/hinakan-profesi-dokter-goenawan-mohamad-gugat-hanum-rais/

Re-Post by MigoBerita / Jum'at/05102018/10.04Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya