Duta Damai Dunia Maya Perangi Penyebaran Paham Terorisme
DUTA Damai Dunia Maya yang dibentuk pada 2017 oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), bertujuan agar generasi muda tidak boleh diam dalam menyikapi berbagai dinamika yang terjadi di dunia maya (internet).
“APALAGI dunia maya makin disesaki paham-paham negatif, seperti berita hoax, juga radikalisme dan terorisme,” ungkap Koordinator Duta Damai Dunia Maya Kalsel M Alpiansyah, Selasa (21/5/2019).
Di Kalsel, bebernya, sebanyak 60 anak muda menjadi Duta Damai Dunia Maya yang bersinergi dengan Pusat Media Damai (PMD) BNPT untuk menyebarkan perdamaian di dunia maya. “Hari ini kami berkumpul untuk menyusun program kerja dan silaturrahmi sekaligus buka puasa bersama,” ujarnya.
Kepala Bidang Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) Kalsel Fathurrahman mengatakan, anak muda Kalsel yang tergabung dalam Duta Damai Dunia Maya akan menghasilkan produk-produk konkrit dalam pencegahan terorisme, baik di dunia maya maupun dunia nyata.
Mantan Ketua PWI Kalsel ini menilai dunia maya menjadi faktor penting penyebaran terorisme di tengah era komunikasi yang semakin canggih. “Yang paling banyak bermasalah sekarang adalah dunia maya. Kita semua tahu permasalahan di dunia maya, juga bagaimana gencarnya dunia maya mempengaruhi generasi muda sampai generasi tua, sehingga hal-hal yang seharusnya tidak terjadi, malah terjadi,” bebernya.
Diungkapkannya, fakta telah menunjukkan jalinan terorisme dan dunia maya telah menandai momentum lahirnya fenomena baru yang disebut terorisme di dunia maya (cyber terorism). “Dalam fenomena ini, kelompok teroris secara fasih dan cerdas memanfaatkan jaringan internet sebagai metode dan alat baru. baik dalam hal propaganda, indoktrinasi, maupun rekrutmen,” katanya.
Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2019/05/22/duta-damai-dunia-maya-perangi-penyebaran-paham-terorisme/
Bertemu Kapolda, Imam FPI Kalsel Tegaskan Tak Melarang People Power
IMAM Front Pembela Islam (FPI) Kalimantan Selatan Habib Zakaria Bahasyim menegaskan pertemuan dirinya dengan Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani didampingi anggota DPD RI, Habib Abdurrahman Bahasyim di kediaman salah satu tokoh Aliansi Muslim Banua (AMB) Sukhrowardi, Minggu (19/5/2019), hanya silaturahmi, tidak pernah menyinggung soal gerakan kedaulatan rakyat atau people power pada 22 Mei 2019 di Jakarta.
“JADI, dalam pertemuan itu murni hanya silaturahmi dan membahas masalah Banua, bukan membicarakan masalah nasional yang tengah hangat sekarang ini,” tegas Habib Zakaria Bahasyim saat dikontak jejakrekam.com, Senin (20/5/2019).
Ia menegaskan terkait dengan gerakan people power di Jakarta pada 22 Mei 2019 nanti, tidak pernah disinggung dalam pertemuan dengan Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani.
“Sebab, itu masalah nasional. Kami sendiri tidak pernah melarang dan menyuruh orang untuk berangkat. Kalau mau berangkat ke Jakarta, mereka menggungkan dana pribadi. Jadi, kami tak berhak melarang mereka. Jadi, saya tegaskan dalam masalah itu, bukan membicarakan masalah itu (aksi people power),” tegas calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI utusan Kalsel ini.
Habib Zakaria menegaskan FPI tidak pernah menutup siraturahmi, baik dengan TNI/Polri atau dengan siapapun demi kondusivitas Banua. Sebab, menurut dia, menyangkut keamanan nasional menjadi tanggungjawab pemerintah, termasuk TNI/Polri. Namun, Habib Zakaria berpendapat sebaiknya pemerintah bisa merangkul masyarakat.
“Jangan sebaliknya memukul atau dikriminalisasi, dan ini kalau terjadi, maka akan terjadi benturan,” cetus Habib Zakaria Bahasyim.
Pemuka agama Islam di Banjarmasin ini menegaskan dalam silaturahmi dengan orang nomor satu di Mapolda Kalsel, disampaikan banyak persoalan yang terjadi di Banua, seperti adanya tempat hiburan malam (THM) yang melanggar peraturan daerah (perda) dan jam tayang.
“Termasuk, membahas peredaran narkoba dan seks bebas yang semuanya tidak pantas itu terjadi di daerah yang agamis ini,” tegas Habib Zakaria Bahasyim.
Ia juga menjamin hingga 22 Mei 2019, untuk Kalsel aman dan tidak ada aksi apapun terkait gerakan kedaulatan rakyat atau semacamnya. “Kalau ada aksi massa itu terjadi di Jakarta. Saya tidak melarang dan menyuruh, kalau ada yang mau berangkat (ke Jakarta) silakan, sebab itu hak mereka,” cetusnya.
Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2019/05/20/bertemu-kapolda-imam-fpi-kalsel-tegaskan-tak-melarang-people-power/
Ditemui Kapolda Kalsel, Dua Tokoh FPI Tolak Gerakan Kedaulatan Rakyat
DUA tokoh Front Pembela Islam (FPI) Kalimantan Selatan Habib Zakaria Bahasyim dan Habib Abdurrahman Bahasyim dikunjungi Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani di kediamannya, Kelurahan Basirih, Banjarmasin, Minggu (19/5/2019).
KEDATANGAN jenderal bintang dua menyikapi tensi politik nasional yang kian memanas, seiring rencana aksi pengerahan massa untuk berdemonstrasi di KPU RI di Jakarta, pada Rabu (22/5/2019) nanti.
Habib Zakaria dan Habib Abdurrahman yang akrab disapa Habib Banua merupakan bakal calon DPD RI terpilih hasil Pemilu 2019. Sedangkan, Habib Zakaria Bahasyim merupakan Imam FPI Kalsel.
“Saya datang ke para tokoh agama untuk menjaga agar tolerasi dan kerukunan umat beragama di Kalsel selalu kondusif. Apalagi, saat ini memasuki bulan Ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah,” ucap Kapolda Kalsel.
Dengan bersilutrahmi dengan tokoh agama dan masyarakat, mantan Kapolda Jambi ini berharap tumbuh kepercayaan publik terhadap Polri dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtimbas). “Kami juga ingin mencari solusi dalam menyikapi permasalah yang ada di tengah masyarakat kita, usai Pemilu 2019 ini,” tandas Yazid.
Sementara itu, baik Habib Banua dan Habib Zakaria menilai pelaksanaan Pemilu 2019 telah berjalan sukes, jujur, adil, transparan dan demokratis. Kini tinggal menunggu penetapan secara resmi secara nasional oleh KPU RI pada 22 Mei nanti.
“Saya juga mengajak agar masyarakat tidak terpengaruh dengan berita provokatif yang bertujuan untuk memobilisasi massa ke Jakarta,” ucap Habib Banua diamin Habib Zakaria.
BACA JUGA : Sikapi People Power, Ulama se-Kalsel Serukan Umat Islam Hindari Tindakan Inkonstitusional
Baik Habib Banua dan Habib Zakaria juga mengimbau agar kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk menolak adanya people power atau aksi kedaulatan rakyat di Jakarta. “Jangan sampai hal semacam itu mengganggu situasi kamtibmas negeri ini,” cetus anggota DPD RI ini.
Ia pun memastikan FPI Kalsel tidak akan mengerahkan massa untuk ikut dalam aksi people power atau gerakan kedaulatan rakyat di Jakarta pada 22 Mei nanti. Habib Banua malah mengajak umat Islam untuk berdoa agar hasil Pemilu 2019 yang akan ditetapkan KPU RI bisa memberi manfaat terbaik bagi bangsa Indonesia.
Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2019/05/19/ditemui-kapolda-kalsel-dua-tokoh-fpi-tolak-gerakan-kedaulatan-rakyat/
MUI, NU dan Muhammadiyah Kalsel Tolak Keras Aksi People Power
PROTES atas dugaan kecurangan Pemilu 2019 menggulirkan isu people power. Aksi untuk mengerahkan massa menolak hasil Pilpres 2019 telah ditabuh Capres Prabowo Subianto bersama para pendukungnya. Menyikapi isu sensitif itu, para ulama, habaib, pimpinan pondok pesantren dan elemen masyarakat di Kalsel menggelar multaqo atau pertemuan di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin, Rabu (15/5/2019).
SAAT membacakan maklumat, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalsel Prof Dr Abdul Hafiz Anshari pun menegaskan apa yang berhubungan dengan Pemilu 2019, telah selesai baik pemilihan legislatif (pileg) maupun pemilihan presiden (pilpres).
“Atas nama ulama, tokoh agama, pimpinan pondok pesantren dan elemen masyarakat Kalsel kami mengimbau agar tidak perlu menimbulkan gejolak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegas Abdul Hafiz Anshari.
Mantan Ketua KPU RI ini mengatakan jika memang merasa tidak puas dengan hasil Pemilu 2019, salurkan kepada lembaga yang berwenang.
“Jadi, tidak perlu mengerahkan massa atau people power, yang justru akan menimbulkan hal yang lebih parah lagi. Lebih kacau lagi, kita akan menerima kerugian dari usaha tersebut,” tegas guru besar UIN Antasari Banjarmasin ini.
Untuk itu, Hafiz menyarankan agar semua pihak untuk mencari jalan yang lebih maslahat, bukan mencari jalan lain. “Ini demi kemaslahatan dan kejayaan bangsa dan negara,” cetusnya.
Senada itu, Pimpinan Ponpes Nurul Hijrah Kabupaten Tanah Laut, KH Muhammad Mukri Yunus secara tegas menolak pengerahan massa untuk mengepung KPU RI, Bawaslu RI serta lembaga negara lainnya dalam aksi people power.
“Atas nama pimpinan pondok pesantren se-Kalsel, kami menolak segala gerakan-gerakan yang inkonstitusional yang berkenaan dengan melawan hukum serta berkenaan dengan menggerakkan massa atau people power,” tutur Mukri Yunus.
Menurutnya, people power adalah gerakan untuk kepentingan sesaat dan kepentingan kelompok atau perorangan yang tidak bertanggungjawab terhadap masyarakat dan umatnya.
“Kami mengimbau dan menyerukan kepada seluruh masyarakat Negara Indonesia, Kalimantan Selatan secara umum, khususnya kaum muslim dan para santri untuk tidak terpancing dan tidak ikut-ikutan dengan kelompok-kelompok yang tadi kami sampaikan atau kelompok yang mengajak untuk melawan hukum,” kata Mukri.
Ia berharap dengan lewat perkataan orang bijak, menghilangkan kemudharatan harus lebih didahulukan daripada mendatangkan kemashlatan. “Apalagi di bulan Ramadhan ini, untuk bangsa, untuk semua pihak khususnya agamawan, marilah menjaga hawa nafsu,” tuturnya.
Menariknya, penolakan atas aksi people power juga datang dari tokoh seni, budayawan dan mahasiswa muslim Kalsel. Diwakili Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Kalsel dr Meldy Muzada Elpa mengatakan membayangkan people power seperti sesuatu yang mengerikan. “Ini jelas, saya tolak,” tegas Meldy.
Ia menambahkan, people power dapat memudarkan persatuan dan kesatuan dan memecah belah masyarakat. “Masyarakat Indonesia yang sudah dipersatukan dengan keanekaragaman budaya, agama, suku dan adat ini akan terpecah belah dengan adanya aksi people power,” cetusnya.
Meldy pun meminta masyarakat tetap tenang dan tak terbawa arus atau turut serta dalam aksi people power. “Kami mengingatkan masyarakat agar tidak tergiring aksi People Power dan fokus dengan aktivitas keseharian saja,” pungkasnya.
Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2019/05/15/mui-nu-dan-muhammadiyah-kalsel-tolak-keras-aksi-people-power/
Re-Post by MigoBerita / Rabu/22052019/15.38Wita/Bjm