#IndonesiaOPTIMIS VS #IndonesiaTERSERAH

Penulis By on Kamis, 21 Mei 2020 | No comments



Migo Berita - Banjarmasin - #IndonesiaOPTIMIS VS #IndonesiaTERSERAH kami tampilkan dalam judul Migo Berita kali ini, karena Tagar Indonesia Terserah "seakan" menyebarkan rasa Pesimis, tetapi dengan Tagar Indonesia Optimis, otomatis dengan Ikhtiar dan do'a dan tentunya dengan rahmat Allah SWT insyaAllah, Indonesia akan lebih baik melewati pandemi wabah Virus Corona Covid 19 ini.

Skandal Besar Trader Singapura, Akankah Menyeret Mafia Migas Indonesia ?

Lagi-lagi virus Corona ikut andil membongkar praktek bisnis kotor ala mafia migas kelas dunia. Kali ini skandal di Hin Leong, trader minyak terbesar di Singapura/Asia dengan 130 armada tankernya. Dari trader inilah ternyata (dulu ?) Pertamina/Petral kerap mengimpor minyak
Gegara harga minyak jatuh, bisnis model Hin Leong jadi terbalik, besar pasak dari tiang. Rugi besar sampai sekitar 800 juta dolar. Dan mereka berupaya menutupinya dengan tidak mencantumkannya dalam laporan keuangannya. Skandal akuntansi lagi
Seperti dipaparkan Nikkei Asian Review, Bos Hin Leong, Lim Oon Kuin (O.K. Lim) mengakui, “I had given instructions to the finance department to prepare the accounts without showing the losses and told them that I would be responsible if anything went wrong.” Nah !
Ulahnya ini bukan cuma bikin kolaps Hin Leong Trading, tapi juga mencoreng reputasi Singapura sebagai negara dagang terpercaya kelas dunia. Dan tentu saja publik ikut mempertanyakan auditornya Deloitte & Touche, apa-apan ini ? Padahal firma ini terbilang satu yang terbaik di dunia, auditor kelas butik katanya
Ketika ditanya oleh Reuters, jubir Deloitte & Touche di Singapura hanya merespon lewat email, katanya, “We stand behind the quality of our work. Our audit was performed with the highest standards of audit and compliance with the information made known to us at the time.” Tak ada komentar lebih lanjut, menjaga rahasia klien adalah kewajibannya, begitu pungkasnya. Jawaban klise

Yah, praktek kosmetik laporan keuangan dengan sedikit kasih bedak tipis-tipis sih memang dimaklumi. Bukan barang baru lah kerjaan seperti itu, bahkan oleh auditor kelas butik sekali pun. Tapi kalau bopengnya segede 800 juta dolar mau ditutupin pakai apa doong ??
Ibarat bangkai gajah busuk mau disimpan di dapur apartemen model studio. Ampun deh! Itu para tetangga yang super kepo pastilah udah lapor satpam untuk diperiksa ada apa gerangan ? Baunya kok menyengat sekali !
Hin Leong Trading akhirnya toh mendaftarkan diri ke pasal perlindungan kebangkrutan. Eng… ing… eng… otoritas mulai dong periksa-periksa, bongkar-bongkar laci. Banyak yang berdebar-debar kalau sudah begini
Bagi pemerintah Singapura sendiri, menurut Nikkei Asian Review, skandal ini adalah persoalan besar dan serius lantaran andalan negeri pulau kecil ini hanyalah reputasi, khususnya dalam dunia trading dan finansial. Dan skandal Hin Leong Trading telah merusak keduanya.
Reputasi yang dibangun sejak Lee Kuan Yew memisahkan negara pulau itu dari federasi Malaysia tahun 1965 untuk membangun Singapura sebagai republik independen
Modal sosialnya adalah integritas dan kejujuran finansial (probity) dalam pengadaan barang dan jasa supaya Singapura bisa jadi pusat keuangan perdagangan komoditi (financial and commodities trading capital) di kawasan Asia Tenggara
Untuk itu PM Lee Kuan Yew mengupayakan sedemikian rupa supaya Singapura bisa menonjol di antara negara tetangganya (Filipina, Indonesia, Thailand dan Myanmar) yang saat itu masih di bawah pemerintahan berciri diktator sekaligus korup
Sekarang saat PM Lee Hsien Loong (putra Lee Kuan Yew) sedang mempersiapkan transformasi kepemimpinan generasi keempat, justru terjadi skandal finansial dan trading yang sangat memalukan. Dan ini problem gawat bagi Singapura
Apa yang menyebabkan malapetaka seperti ini bisa terjadi ?
Tentu selain persoalan moral/ akhlak/ etika-bisnis, menurut Prof. Mak Yuen Teen, dari jurusan akuntansi NUS Business School ada persoalan organisasional. “As we see here, they could be huge but yet subject to little checks and balances.” Tidak adanya mekanisme kontrol dan penyeimbang dalam manajemen perusahaan
Tatkala pendiri Hin Leong Trading Group, O.K. Lim bermigrasi dari Fujian Tiongkok ke Singapura tahun 1963 dan memulai bisnis sederhananya sebagai dealer minyak bermodelkan ‘one-man-one-truck’. Perlahan O.K. Lim berhasil membangun kerajaan dagangnya, bukan cuma jual-beli minyak, tapi meluas ke pabrik pelumas, distribusi dan tanki timbun sampai ke penyewaan kapal. Singkat cerita, bisnisnya pun terus menggurita, Forbes pun mengestimasi kekayaan bersih (net-worth) O.K.Lim mencapai 1,3 milyar dolar
Namun problematika klasik dari para pendiri kerajaan bisnis Asia, ketika sudah jadi sangat besar mereka tidak bisa melepasnya kepada profesional untuk mengoperasikan bisnis dalam rambu-rambu ‘good corporate governance
Seperti kejatuhan Noble sebelumnya, Hong Leong Trading pun mirip, keduanya masih disetir langsung oleh sang pendiri. “In terms of similarities (between Hin Leong and Noble), it both goes down to dominant founders who continue to operate with little checks and balances as the business grows,” begitu pendapat dari Prof. Mak Yuen Teen dari NUS Business School
Seperti diketahui, dalam tiga tahun terakhir ini, Singapura telah melihat jatuhnya dua nama besar lain di industri trading ini, yaitu Noble Group dan Agritrade. Keduanya juga ditengarai bermain nakal yang mengakibatkan kerugian sampai amat sangat besar bahkan kolaps
Akibat pandemi Covid-19 telah membuat stagnasi gerak perekonomian. Harga jual minyak di level pedagang besar seperti Hin Leong pun ikut ambruk. Gerak ekonomi yang berhenti secara mendadak telah membuat timbunan minyak Hin Leong mandeg tak terjual. Kapal-kapal tankernya pun mangkrak. Perusahaan merugi besar. Dan malapetaka Hin Leong Trading pun terkuak ke publik
Neraca yang mencatat utang sekitar 4 milyar dolar tak terjamin oleh aset yang ‘cuma‘ 714 juta dolar. Masalah besar ! Saat Hin Leong mendaftarkan diri ke pasal perlindungan kebangkrutan maka gegerlah dunia persilatan
Para bankir pun kaget. Siapa saja mereka ? Kabarnya HSBC masih ada tagihan sekitar 600 juta dolar, DBS kena 290 juta dolar, OCBC 250 juta dolar, dan UOB 140 juta dolar
Otoritas Singapura pun turun tangan demi meminimalisir petaka akibat skandal ini. Tiga lembaga pemerintahan sekaligus, Enterprise Singapore, the Maritime and Port Authority of Singapore and the Monetary Authority of Singapore
Mereka mesti otak-atik otak (plus otot) untuk memitigasi dampak kolapsnya Hin Leong. Dikhawatirkan implikasinya meluas pada dunia trading Singapura yang merupakan ‘hub‘ dari hampir 80% korporasi terbesar dunia di sektor komoditi migas, baja, pertambangan dan agrikultur
Bagaimana tidak, tahun lalu saja, sektor perdagangan komoditas menyumbang 4,5% PDB Singapura (atau SGD 20,3 milyar) mempekerjakan sekitar 15 ribu karyawan
Semasa kejayaannya dulu, kabarnya Hin Leong Trading inilah yang jadi bohirnya Petral (perusahaan trading-nya Pertamina sebelum dibubarkan JokowiJokowi). Katanya bermodal dengkul Petral dapat fee dari Hin Leong Trading selama mengimpor (dagang) minyak via mereka
Juga gara-gara Petral dibubarkan oleh administrasi Jokowi, plus gonjang-ganjingnya harga minyak dunia sejak 2018 membuat Hin Leong Trading merugi terus. Lalu kalah pula dalam future-trading sampai 800 juta dolar. Ditimpa lagi dengan stagnasi gerak ekonomi yang membuat stok minyaknya menyusut sampai 50%, itu pun terpaksa dijual dengan diskon besar supaya ada aliran kas. Kabarnya Cuma dijual 30% dari harga beli, terjungkallah bisnis modelnya
Beban yang sangat berat memang. Dan itu, disamping soal akhlak, telah membuat Hin Leong Trading akhirnya terjerumus dalam kejahatan akuntansi (accounting fraud) yang telah disinggung di depan tadi
Dulu di awal tahun 2015, dalam laporan ekonominya, Okezone.com pernah mengatakan, bahwa hubungan Ari Sumarno (Saat menjabat Dirut Petral) dan Daniel Purba, wakilnya yang katanya cukup dikenal di kalangan mafia migas, semua solar impor dibeli dari Hin Leong Ltd
Daniel kabarnya adalah kolega Hin Leong yang menuntun Ari, melalui Petral, berbisnis dengan pemain minyak terbesar Singapura itu. Disebut juga bahwa, “…dalam menjalankan usahanya, Hin Leong tak mengharamkan pembelian solar selundupan dari Indonesia dengan harga murah, bahkan kerap menaikkan harga Mean of Plats Singapore (MOPS) sehingga merugikan Indonesia.” Duh !
Lantaran nama Petral terkait dengan kebangkrutan raksasa sekelas Hin Leong Trading, kita pun jadi bertanya-tanya, selama ini sudah berapa besar duit yang disikat para mafia migas lewat selundupan maupun importasi migas ?
Sekarang, tatkala berkas-berkas Hin Leong Trading jadi dibongkar-bongkar oleh otoritas, apakah catatan-catatan tentang aliran barang dan duit haram itu bakal terbongkar pula ?
Kita tunggu saja episode berikutnya.
Skandal Besar Trader Singapura, Akankah Menyeret Mafia Migas Indonesia ?
Sumber Berita : https://oneindonesiasatu.com/2020/05/21/skandal-besar-trader-singapura-akankah-menyeret-mafia-migas-indonesia/

Saya Tidak Mendukung Tagar Indonesia Terserah

Saat ini tagar Indonesia Terserah sedang bertebaran di mana-mana. Muaranya bersumber pada kekecewaan para tenaga medis. Sambil memakai APD, para tenaga medis ini menuliskan kalimat kekecewaan mereka, yang disertai tagar Indonesia Terserah pada secarik kertas. Ada juga yang menulis di bagian punggung APD yang sedang mereka kenakan. Mereka lalu mengambil foto diri dan membagikannya di media sosial. Viral jadinya.
Jika saya rinci, kekecewaan para tenaga medis ini disebabkan oleh dua hal yaitu:
Pertama. Kekecewaan para tenaga medis pada sejumlah kebijakan pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi covid-19. Mulai dari kekecewaan pada aturan pemerintah yang dianggap tidak tegas dan sering berubah-ubah, sampai ketidakpuasan pada fasilitas dan insentif yang mereka terima.
Kedua. Kekecewaan pada sikap masyarakat yang bandel dengan sengaja tak mau mengikuti anjuran pakai masker, stay at home, jaga jarak dan berbagai macam aturan dasar yang sudah disepakati bersama agar bisa secepatnya memutus mata rantai penyebaran virus covid 19 di Indonesia.
Kekecewaan ini jadi makin tak tertahankan saat para tenaga medis ini melihat ada begitu banyak rekan-rekan sejawatnya yang meninggal dunia gara-gara tertular virus covid 19 ini.
Belum lagi kerinduan mereka yang sudah berbulan-bulan tak bisa hidup normal dengan keluarganya sendiri. Memeluk anak-anaknya sendiripun tak bisa bebas seperti dulu. Tragis memang.
Jelas ada rasa kesal, cape, merasa tidak dihargai, putus asa, bahkan marah gara-gara menghadapi semua keadaan yang sudah saya ceritakan tadi di atas.
I feel you. Saya sangat bisa mengerti dan bisa ikut merasakan semua apa yang para tenaga medis ini rasakan. Sebab pada dasarnya keadaan tragis yang semacam itu bukan hanya dialami dan dirasakan oleh mereka saja. Semua terkena dampak yang sama berat dari virus corona ini sekalipun bentuknya berbeda-beda. Ujung-ujungnya tetap sama yaitu menghadapi hidup yang tidak normal, kesulitan bahkan kematian. Tak ada yang bisa luput dari semua keadaan ini khan???
Tapi dengan adanya saya bisa mengerti dan ikut merasakan, bukan berarti saya menyetujui tagar Indonesia Terserah yang sudah terlanjur tercipta gara-gara yang namanya kekecewaan tadi. Kenapa saya tidak mendukung tagar Indonesia Terserah??? Begini penjelasannya.
Untuk memudahkan penjelasan, saya akan memakai analogi orang tua dan anak. Posisi orang tua adalah para tenaga medis. Posisi anak adalah pemerintah dan masyarakat. Sekali lagi ini cuma analogi untuk memudahkan.
Sekarang mari kita memposisikan diri kita sebagai orang tua dari dua anak bernama pemerintah dan masyarakat.
Sebagai orang tua, harapan kita sejak anak kita ada dalam kandungan adalah agar kelak anak-anak kita bisa lahir dan tumbuh menjadi anak yang sehat, pintar, rajin, baik dan penurut.
Dalam kenyataannya, selalu ada saja problem dan keluhan yang didapat para orang tua tentang anak-anaknya. Mulai dari keluhan ringan sampai keluhan berat saat menghadapi kenakalan anak-anaknya.
Yang namanya anak memang ada bermacam-macam karakter dan sifatnya. Ada yang kadar nakalnya cuma sedikit. Dinasihatin dan ditegur sebentar langsung nurut. Ada juga anak yang kadar bandelnya tinggi ampun tobat. Mulai dari diberi nasihat baik-baik, diomelin, dimarahin, sampai diteriakin histeris tetap saja tak mau berubah. Bahkan ada anak yang dipukulpun tetap tidak mau berubah saking keras hatinya tu anak.
Pertanyaan saya sekarang adalah: sebandel-bandelnya anak kita, bolehkah kita sebagai orang tua kecewa berkepanjangan pada anak sampai akhirnya kita marah dan mengucapkan kata “terserah” pada anak-anak kita???
Tak cukup sampai di situ, kata “terserah” yang semula cuma terucap di bibir tadi, cepat atau lambat akan dilanjutkan menjadi sikap pembiaran tak mau tahu tentang anak-anak kita lagi. Iya apa iya???
Sekarang mari kita jawab dengan jujur. Akankah keadaan yang seperti ini bisa mendatangkan kebaikan baik bagi orang tua maupun bagi anak-anaknya??? Apakah anak-anak yang kita “sumpahin” dengan kata terserah tadi tiba-tiba bisa langsung berubah jadi baik???
Ingatlah selalu. Takkan ada satu kebaikanpun yang didapatkan dari pengucapan kata “terserah” yang biasanya diikuti dengan pembiaran tak mau tahu dan tak mau peduli lagi.
Itulah kenapa saya sangat tidak mendukung kekecewaan para tenaga medis yang dituangkan dalam bentuk tagar Indonesia Terserah. Takkan ada satu kebaikanpun yang didapat dari pelampiasan kekecewaan dengan cara yang seperti itu.
Tugas orang tua adalah membesarkan anak-anaknya dengan segenap hati apapun keadaan anak tersebut. Mau anak itu manis ataupun nakal, orang tua yang baik akan tetap mendidik, mendoakan dan membesarkan anak-anaknya dengan segenap hati, sekalipun hati orang tua terkadang menangis bahkan sakit hati menghadapi kelakuan anak-anaknya yang sering kali tidak sesuai harapan.
Begitu juga dengan para tenaga medis. Setiap kita membicarakan dunia medis, yang langsung terlintas dalam pikiran kita adalah dunia pelayanan, pengabdian bahkan pengorbanan tanpa pamrih, bagaikan orang tua yang tulus membesarkan anak-anaknya.
Lelah dan kecewa adalah hal yang sangat manusiawi. Tapi menyerah jangan!!! Dan dalam kata “terserah” yang sudah terlanjur viral dalam bentuk tagar Indonesia Terserah tadi, sangat jelas terkandung kemarahan yang diwujudkan dalam sikap pembiaran alias menyerah sak karep-karepmu.
Marilah kita fokus pada tugas dan tanggung jawab kita masing-masing. Jadilah orang tua yang baik. Jadilah tenaga medis yang baik. Titik tanpa koma.
Saat kita sudah berusaha jadi orang tua yang baik, tapi anak-anak kita tetap bandel belum mampu menjadi anak-anak yang baik, itu sudah di luar kendali kita sebagai orang tua. Keadaan anak-anak yang belum baik ini tak boleh dijadikan sebagai alasan bagi orang tua untuk mengucapkan kata “terserah” tak mau tau lagi pada anak-anaknya sendiri.
Begitu juga dengan para tenaga medis. Saat para tenaga medis sudah berusaha menjadi tenaga medis yang baik, tapi pemerintah dan masyarakat tidak mendukung sesuai yang mereka harapkan, itu sudah di luar kendali para tenaga medis itu sendiri. Keadaan pemerintah dan masyarakat yang belum sesuai harapan ini tak boleh dijadikan sebagai alasan bagi para tenaga medis untuk mengucapkan kata “terserah” tak mau tau lagi pada pemerintah dan masyarakat di negaranya sendiri.
Article
Tulisan ini menjadi awasan bagi diriku sendiri dalam kapasitasku sebagai seorang ibu dari dua anak yang kadang kelakuannya mengecewakan bahkan menyakitkan hatiku sebagai orang tua. Mulai detik ini saya akan berusaha untuk tidak mengucapkan kekecewaanku pada anak-anakku dengan kata “terserah” sak karep-karepmu.
Saya takkan pernah berhenti melayani dan mendoakan anak-anakku dengan setulus hati. Kenapa demikian??? Karena saya sangat menyayangi kedua buah hatiku. Saya takkan pernah berhenti mencintai anak-anakku apapun dan bagaimanapun keadaan mereka.
Begitu juga dengan para tenaga medis. Apapun kekurangan pemerintah dan kelemahan masyarakat, jangan pernah berhenti melayani dan mengabdi untuk negeri ini. Jangan pernah lelah mencintai negeri ini apapun keadaannya. Itulah sumpah kita pada Ibu Pertiwi. 
ArticleSumber Utama : https://seword.com/umum/saya-tidak-mendukung-tagar-indonesia-terserah-fUEKrnrpKk

Indonesia Masuk 10 Negara Terbaik Untuk Investasi Pasca Covid-19

Sebuah media asing CEO Magazine merilis sebuah studi mengenai negara terbaik untuk investasi.
Hampir tidak ada yang menyangka bahwa virus corona yang kasusnya terdeteksi pertama kali di Wuhan (meski beberapa menyebut Eropa lebih dulu diserang wabah ini meski belum tahu apa itu) akan membawa goncangan ekonomi dunia di tahun 2020. Hanya dalam waktu 4 bulan sejak merebak ke seluruh dunia, kasus positif sudah mencapai 3 jutaan, dan hingga kini masih belum menunjukkan gejala mereda.
Pandemi ini diprediksi akan memangkas pertumbuhan ekonomi global hingga 2 persen, sementara itu perdagangan global internasional juga diprediksi nyungsep hingga 32 persen, menurut Congressional Research Service.
Sebuah studi dari CEOWorld terhadap 80 negara telah dirilis, dan hasilnya adalah negara-negara terbaik untuk investasi pada tahun 2020. Studi ini merujuk pada lingkungan investasi dan bisnis, korupsi, tenaga kerja, perlindungan terhadap investor, infrastruktur, pajak, kualitas hidup dan kesiapan teknologi.
Posisi tertinggi ditempati oleh Singapura. Negara ini sudah dari dulu menjadi magnet bagi investor, dan menjadi pusat keuangan serta bisnis karena kemudahan izin investasi dan bisnis yang sangat luar biasa.
Posisi kedua ditempati oleh Inggris. Polandia secara mengejutkan menempati posisi ketiga dan Indonesia posisi keempat. Selanjutnya India, Australia, Filipina, Amerika Serikat, Malaysia dan Republik Ceko. Sedangkan Iran berada di posisi terbawah.
Lumayan buat Indonesia yang berada di posisi keempat. Ternyata memang benar, ada satu menteri (lupa siapa yang ngomong) yang mengatakan bahwa meski dunia dihantam pandemi corona, Indonesia masih seksi untuk dilirik investor.
Sebelumnya juga saya sudah tuliskan satu artikel di mana sebuah survei internasional berbasis di Singapura mengadakan riset soal penanganan wabah corona. Hasilnya Indonesia mendapatkan skor lumayan baik, bahkan jauh lebih baik dari negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Nilainya sama dengan Singapura.
Saya dari dulu selalu yakin Indonesia ini ibarat raksasa yang sedang tertidur, tapi tidak bisa bangun. Saat ini pun, cuma terbangun dengan mata terbuka setengah sehingga potensi maksimal negara ini belum terlihat jelas. Orangtua saya selalu heran, Indonesia itu kaya, jumlah penduduk besar, apa pun yang ditanam bisa tumbuh, barang tambang melimpah, tapi kok stagnan seperti itu.
Masalah klasik yang penyebabnya sudah kita ketahui dengan sangat baik. Korupsi dari atas hingga bawah. Suap dan uang pelicin yang membuat birokrasi menjadi panjang dan kusut. Investor banyak, tapi karena prosedur yang bertele-tele dan aturan yang tumpang tindih saling menimpa satu sama lain, mereka jadi malas.
Ibarat begini, pasangan suami istri mau bercinta, tapi sang istri pakai baju 100 lapis, celana 100 lapis, dan pakaian dalam pun 100 lapis. Suami yang awalnya kayak harimau kelaparan, berubah jadi harimau lemas. Bagusan tidur aja. Begitulah kira-kira. Negara lain simpel, baju celana satu lapis, selesai. Ini terlihat jelas dari kemudahan izin usaha dan investasi Indonesia yang masih lama dibandingkan dengan Singapura hanya hitungan hari atau minggu. Belum lagi kemudahan penggunaan lahan, insentif pajak dan preman sampah cari makan lewat pungli yang menjadi masalah di negara ini.
Saya jadi ingat dengan Omnibus Law yang tujuannya untuk memangkas birokrasi. Jokowi sudah tahu persis masalah di negara ini. Mungkin berawal dari kekesalan banyaknya perusahan yang hengkang dari Cina dan banyak yang masuk ke Vietnam. Indonesia tidak kebagian satu pun.
Rezeki bagus yang terbuang sia-sia karena banyaknya masalah serius di negara ini. Indonesia ibarat wanita seksi, tapi pada saat mau mendekati banyak bodyguard yang menjaga di depan. Harus dilobi satu per satu. Repot. Masih banyak wanita seksi lain di dunia ini. Sudah paham?
Apa pun itu, Omnibus Law harus segera disahkan. Bisa dibayangkan, berapa banyak investasi yang bakal masuk karena birokrasi menjadi lurus dan mulus? Berapa banyak pabrik yang akan dibangun? Baru-baru ini Donald Trump indikasikan beberapa pabrik akan relokasi ke Indonesia dari Cina.
Kita lihat bagaimana endingnya.
Banyak yang protes dengan Omnibus Law, salah satunya kaum buruh. Sudah tahu, kan, siapa yang menghambat kemajuan negara ini. Orang yang tak tahu bersyukur. UU ini bikin mereka kebakaran jenggot. Biar tahu rasa dan tak bisa seenak jidat.
Bagaimana menurut Anda?
https://www.theceomagazine.com/business/finance/countries-invest/?fbclid=IwAR2TsB1jpb-WZOuaFBmGS6XZP8ErX544t_nDZMafHVfxdyw4kQ3cbvg5JOc
Indonesia Masuk 10 Negara Terbaik Untuk Investasi Pasca Covid-19
Sumber Utama : https://seword.com/politik/indonesia-masuk-10-negara-terbaik-untuk-investasi-FxSEfltMOQ

Kapan 'Epidemi' Ini Berakhir? 

Kalau Mau Ya Sekarang Juga Bisa

Sejak issue "Corona" mengemuka di bulan Februari 2020, saya sama sekali tidak menjadi takut. Saya keluyuran ke berbagai negara dan berbagai kota untuk menjalankan tugas saya. Saya baru berhenti di sebuah tempat kalau jalur transportasi ditutup. Itu semua saya lakukan bukan karena saya sok berani, sembrono dan ngeyelan. Justru semenjak saya mengerti apa itu spiritualitas yang sesungguhnya, saya jadi sangat berhati-hati. Saya selalu hening sebelum mengambil keputusan, saya hanya jalani apa yang mendapatkan lampu hijau dari Diri Sejati yang bertahta di pusat hati. Saya juga tidak sembarang percaya pada berita apapun sebelum itu saya selami sendiri kebenarannya, meski itu dilabeli temuan sains dan dipromosikan media mainstream. Nyatanya, meski saya keluyuran dan saat masker belum diwajibkan pemerintah ya ke mana-mana tanpa masker, saat rapid test covid 19 hasilnya selalu negatif. Saya dua kali menjalani rapid test ini 2 x di bulan Mei 2020 di jaringan RS Siloam. Secara nyata badan saya memang segar bugar dan sangat fit. Saya juga selalu memantau murid-murid saya yang tersebar di banyak tempat. Sebagian mereka juga suka keluyuran. Hingga detik ini belum ada satupun yang teridentifikasi terkena virus yang lagi beken ini.
Apa pesan penting dari paparan di atas? 
Saya benar-benar tidak punya teman yang sungguh-sungguh terkena virus covid 19. Bagi saya virus ini benar-benar hanya sebuah cerita. Bagi yang selalu hening, sebetulnya gak ada bahaya yang menyeramkan. Coba Anda cermati sendiri, siapa teman atau saudara Anda yang benar-benar kena covid? Jangan-jangan Anda ya sama saja dengan saya, cuma dengar katanya, cuma tahu dari berita.
Yang kedua, imunitas kita yang paripurna karena kita jernih jiwanya dan bahagia, akan membuat kita sehat terbebas dari virus apapun.
Hari-hari ini banyak yang bertanya, "Kapan masalah " Corona" ini berakhir? " 
Yang bertanya ini bermacam-macam latarnya. Ada yang pengusaha terdampak, bisnisnya lesu dan harus merumahkan karyawan. Ada yang pekerja harian yang repot cari makan karena ekonomi setengah lumpuh. Banyak yang merasa tertekan dan ingin kehidupan pulih seperti semula

Begini saudara-saudari yang saya kasihi, issue ini berkepanjangan karena banyak kelompok penekan yang membuat kebijakan pemerintah muncul, merupakan bagian dari mereka yang menjadi perancang issue Corona dengan target politik ekonomi tertentu Dan lainnya adalah orang-orang yang sok ilmiah, tapi di kepalanya cuma berisi dongeng dan prasangka, dan mereka menjadi pion dari kelompok pertama. Sementara, soal penyelesaian issue ini sangat tergantung dari kebijakan pemerintah dan pusat. Dalam hal ini, Presiden Jokowi cuma salah satu aktor pengambil kebijakan. Banyak aktor lainnya. Bahkan ketika Presiden dengan kesadaran yang murni mau membuat issue ini selesai segera agar rakyat terbebas dari penderitaan akibat ekonomi yang mandeg, tak semudah itu dia bisa lakukan. Dia harus pertimbangkan dukungan dari orang-orang di sekelilingnya dan bagaimana manuver para oposan yang terus mencari celah untuk menjatuhkannya.
Baik, mari kita sama-sama berpikir tentang solusi. 
Pertama, mau tidak mau kita harus sepakat dulu sebetulnya yang kita takutkan ini virus apa dan tingkat bahayanya bagaimana. Sejak pertama saya sering terangkan di status saya, jika merujuk ke virus yang ada di Wuhan, itu tingkat bahayanya cuma di skala 1 dalam skala 1-10. Saya membenarkan apa yang dikatakan Menkes Terawan dan apa yang dipromosikan Presiden RI dulu. Lalu, saya juga pernah bilang di Indonesia tak ada Corona jika merujuk kepada virus yang ada di Wuhan. . Cuma saya belum bisa menjelaskan argumentasi saya dalam bahasa ilmiah karena saya bukan ilmuwan yang bergerak di riset virus. 
 Tapi pertimbangkan data pendukung, 
1) Bali yang banyak didatangi turis China ternyata jumlah yang terpapar dan meninggal sangat sedikit. 
2) Lembaga Biologi Molekuler Eijkman merilis bahwa tipe virus "Corona" di Indonesia berbeda dengan tiga tipe lain virus Corona yang telah dikelompokkan secara global, yaitu tipe S, G dan V.
Saya perlu sampaikan sebetulnya apa yang terjadi. 
Virus itu sebetulnya realitas yang misterius karena keberadaannya tak bisa dijangkau dengan panca indra secara langsung. Hanya bisa didekati lewat observasi mikroskopik itupun dengan upaya penyimpulan berdasar data indikasi. 
Dalam kacamata spiritual virus ini bisa muncul jika ada pengaruh dari energi destruktif dari dark force dengan segala jenisnya. Saya memperhatikan betul, selama issue pandemi ini muncul, kekuatan dark force sepanjang Pantai Selatan Jawa sangat intens bermain. 
Kekuatan mereka ini bisa mempengaruhi siapapun yang jauh dari keheningan, kepalanya penuh ketakutan karena kebanyakan percaya media mainstream maupun medsos. 
Mereka yang lemah bisa kena dan sakit dengan gejala yang mirip dengan Corona di Wuhan. 
Itu adalah proyeksi sakit psikosomatik.
Saya kemudian baru mengerti dari paparan Dr. Kaufman bahwa sebetulnya penentuan jenis virus apa yang menjangkiti para korban sebetulnya sangat tidak ilmiah. 
Banyak cocoklogi. Jadi cuma dilihat DNA/RNA inang untuk diketahui sequen genomnya, ketika dilihat mirip setidaknya 70% dianggap itu Corona. 
Nah, sebenarnya secara saintifikpun penetapan kesimpulan bahwa yang sedang mendera Indonesia adalah Corona masih sangat bisa diperdebatkan. Jika mau ketemu kebenaran, virusnya harus dimurnikan dulu, jangan periksa exosomnya, supaya ketahuan benar ini virus apa. 
Jadi yang dilihat bermutasi ini adalah exosom, keberadaan mikroskopik yang justru ada di tubuh untuk menjalankan fungsi imunitas terhadap virus.
Sungguh menggelikan bukan, satu negara dibuat goncang dan nyaris lumpuh oleh issue yang mengatasnamakan sains?
Tentang bahaya, mari kita lihat data. 
Kasus meninggal per 20 Mei 2020 adalah 1,242. Yang sembuh 4,575. Itu angka untuk durasi 2 bulan sejak issue ini menggelinding. Konon katanya obat Corona belum ada sehingga kita layak khawatir. Lah, yang sembuh 4,575 orang itu diapain? 
Minum jamu? Sembuh sendiri? Atau bagaimana? 
Jadi, karena angka yang sembuh banyak ya tak ada yang harus ditakutkan. 
Terlebih soal angka meninggal kita masih harus memfilter, berapa yang murni karena covid dan bukan karena sakit berat sebelumnya? 
Jadi, kesimpulannya virus ini apapun namanya gak bahaya amat. 
Gak kejadian tuh yang dinujumkan para ilmuwan dodol bahwa ada puluhan ribu, ratusan ribu atau jutaan orang Indonesia mati karena Corona.
Jika kita mau kembangkan antisipasi secara medis, maka pertama kita sendiri yang harus buat vaksin dan obatnya karena virus di sini beda dengan di China atau A'S. 
Jangan pakai vaksin dari Bill Gates, nggak nyambung. 
Cukup kita pakai software komputer dari dia. Untuk urusan ini kita harus mandiri. 
Langkah berikutnya, ya bisa terapkan terapi plasma kovalesen, karena itu pasti efektif. 
Tak peduli apa nama virusnya yang pasti kita sudah punya obat yang ada di dalam darah pasien yang sembuh.
Menimbang paparan di atas, maka Pemerintah RI perlu membuat kebijakan yang tepat. 
Kita harus selamatkan bangsa secara utuh, secara kesehatan aman, secara sosial, budaya dan ekonomi aman. Mei ini biar puas-puasin yang mau PSBB. 
Awal Juni 2020 harus keluar kebijakan untuk membuka kembali kegiatan sosial, budaya dan ekonomi. Kita lanjutkan membangun bangsa yang besar. 
Abaikan para penyinyir dan kaum paranoid.
Seiring dengan itu, buat kebijakan yang memastikan layanan kesehatan kita semakin efektif. 
Semua instrumen pelayanan kesehatan didayagunakan termasuk puskesmas. 
Yang terdeteksi postif (entah virus apa namanya) dan sakit parah (karena ada penyakit lain) rawat secara intensif di instalasi khusus. Yang terdeteksi postif tapi cuma sakit ringan ya biar berobat biasa, dirawat di rumah sembari rawat jalan. Jadi gak bakal ada drama kekurangan ruang perawatan dan tenaga medis.
Edukasi masyarakat agar hidup dengan pola yang sehat, berbahagia, punya imunitas yang kuat. Sarankan pake masker tapi gak usah diwajibkan. Biasa aja, buat kebijakan dengah dasar kesadaran tubuh kita ini istimewa, dirancang untuk kebal dari semua virus asal tidak dirusak sistemnya oleh diri sendiri.
Demikian tulisan ini saya buat dalam hening tapi sembari gemes menyaksikan bangsa ini begitu mudah dibodohi.
Bangunlah, Anda adalah pewaris genetika bangsa yang agung
  • SHD, Guru Meditasi dan Penulis Buku
Kapan 'Epidemi' Ini Berakhir? Kalau Mau Ya Sekarang Juga BisaSumber Utama : https://seword.com/umum/kapan-epidemi-ini-berakhir-kalau-mau-ya-pMOxRoqzK2

Habib Ojek

Setelah menemani Hasan menemui dokter untuk diperiksa dan diberi surat keterangan sakit yang akan diserahkan ke pihak sekolah karena absen hari ini, saya berencana balik ke kontrakan dan memesan grab bike. Tak lama kemudian muncul nama driver dan nopol motornya di layar ponsel. Seperti biasa, saya kirimkan SMS berisi alamat lengkap guna memudahkannya menjemput saya sebagai pemesan.
Helm berlogo itu diserahkan kepada saya. Saya menerima dan memasangkannya tanpa memperhatikan wajahnya.
Hasan mengambil tanganku dan mengusapkan hidungnya ke telapak tangan, menciumnya.
Siap?" tanyanya sesaat setelah saya duduk di sadel belakangnya. "Siap," sahutku.
Mesin sepeda motor mengerang lalu berjalan menjauhi Hasan yang berdiri di ujung gang. "Ini ustadz Labib ya?" tanyanya pelan setelah melintas beberapa menit. Pertanyaan tak terduga itu tentu membuatku sedikit kaget. Karena mungkin menyadari keterkejutan saya, dia lanjutkan, "Saya tinggal di Cililitan Kecil." Nama kampung itu menguak sedikit misteri di balik panggilan "ustadz". "Saya juga pernah tinggal di sana," timpalku saat berhenti di mulut pertigaan menunggu isyarat lampu hijau. "Di rumah itu ada perempuan dari cara jalannya seperti stroke ya?" 'Oh ya... Dia mertua saya." "Kok tau?" "Saya beberapa kali nganter dia ke RS." "Ya, dia rutin terapi."
Motor berjalan lambat menaiki fly over. Saya rada gemes. "Saya sering dengar nama Ustadz Labib. Baru tahu nama depannya Muhsin waktu saya nerima pesanan. Tapi saya ngga nyangka kalau ustadz berpenampilan seperti driver motor online." "Panggilan saya ustadz tapi bukan ustadz sesuai standar," ujarku ringan. "Saya kenal Yahya..."
Mulailah dia menyebutkan sederet nama orang-orang yang saya kenal.
Saya makin heran karena mereka yang disebut itu teman-teman saya saat pertama kali menetap di Ibukota dengan tujuan kuliah di UIN Ciputat. "Ana Asseggaf," celetuk pria berusia 49 itu tba-tiba. "Oya?" Begitu reaksi saya yang sejak 'sesat' tidak familiar dengan tema kemargaan. "Ana Fahmi Assegaf. Ustadz marga apa?" "Sama," jawabku singkat.
Selanjutnya sambil mengemudikan motor yang dari bunyi dan lajunya saya pastikan sudah lama tak mengunjungi bengkel itu dia nyerocos tentang biografinya dan jalan terjal hidup yang dilaluinya hingga menjadi driver profesional dalam perusahaan internasional, Grab.
"Gapapa kan, tadz, habib jadi sopir ojek?'
Pertanyaan sederhana yang meluncur dari hati yang bening ini spontan menciptakan gempa hati berkekuatan 7.1 SR. Beruntung, foto selfie yang kujepret saat motor melaju tak menangkap mata saya yang membasah. Habib berpenampilan gembel dengan jaket lusuh ini setidaknya membuktikan bahwa tak semua habib itu gila hormat, gemar panggung, suka kenyamanan, sok suci dan semacamnya. "Justru inilah kemuliaan," sambarku agak teriak.
Saat melintasi masjid megah beberapa ratus meter sebelum tempat tujuan, saya julurkan tangan agar kamera hape bisa membidik kami berdua. "Selfie ustadz?" tanyanya bercanda. "Ana mau abadikan," sahutku. "Nah... Setelah Alfamart itu rumah ana dalam gang di sampingnya,," ucapku memberikan petunjuk. "Ana minta maaf karena ban depan motor ana tipis. Jadi ga bisa jalan cepat," ujarnya setelah sampai depan pintu kontrakan.
"Ban tipis" adalah dua kata yang bila dijelajahi maknanya menyingkap situasi kompleks yang terlalu sulit untuk dipahami oleh Habib Fahmi dan orang-orang 'tak penting' lain semisalnya.
Setelah saling berterimakasih, dia mempersilakan saya berkunjung ke rumahnya. "Kalau ada waktu, fadhal (silakan) mampir, beb, ke rumah ana," katanya.
"Siap. Ana akan simpan nomern hape Beb Fahmi," sahutku. Kami berpisah tanpa jabat tangan. The End

Saya terharu dan bersyukur karena menemukan manifestasi kesayyidan sejati dalam Habib Fahmi Asseggaf, satu dari ribuan habib yang berdaki, berpeluh, berdebu, dan menyembunyikan atribut dalam kesederhanaan, kepolosan, kepasrahan, keceriaan binar qanaah, ikhtiar dan tawakal.
NOTE:
Habib (Arabic: حبيب‎, terjemahan. ḥabīb; pelafalan dalam bahasa Arab: ħabiːb ), terkadang ditulis sebagai Habeeb, adalah nama depan dari lelaki berbangsa Arab terkadang juga nama belakang, yang berarti "yang tercinta" atau "yang terhormat".1 Namun dalam terminolagi islam, Habib adalah keturunan Nabi Muhammad SAW,yang nashab keturunannya tidak terputus. Sebuah nama populer di dunia Muslim, terutama di daerah Timur Tengah dan Afrika. Di negara lain, seperti Yaman dan beberapa negara Asia Tenggara seperti Brunei, Singapura, Malaysia dan Indonesia, diasosiasikan sebagai gelar kehormatan bagi kerabat Nabi Muhammad dan juga salah satu nama sebutan bagi Nabi Muhammad - حبيب الله Habib Allah (Habibullah/ Habiballah). wiki
Habib Ojek
Sumber Utama :  https://seword.com/umum/habib-ojek-wSnZnCtljS

Perilaku Sembarangan, 

Kok Dibilang Bukan Orang Sembarangan?

Kasus seorang pria berjubah yang sedang berseteru dengan petugas, sedang menjadi pembicaraan masyarakat. Peristiwa itu sendiri berlangsung di check point PSBB Exit Tol Satelit Surabaya pada Rabu (20/5/2020).
Lumayanlah, jadi ada hiburan di masa jenuh seperti ini. Setiap saat cuma disuguhi berita dan gambar tentang covid-19, bosan dan muak. Ketika menonton video kiriman tentang acara dorong-dorongan petugas dengan seorang yang tampaknya sudah tua, mulut ini pun tak bisa ditahan untuk terpingkal-pingkal sendirian. Gila!
Belakangan kita tahu bahwa bliyow itu bernama Habib Umar Assegaf, seorang pemuka agama di Bangil, Jawa Timur. MUI Jatim sendiri menyebut bliyow itu sebagai "bukan orang sembarangan".
Viralnya video itu langsung menjadi pembicaraan khalayak. Sama seperti ketika video penganiayaan yang dialami Rizal, seorang bocah yang sedang berjualan makanan kecil untuk membantu keuangan ibunya. Peristiwa ini di Pangkep, Sulawesi Selatan.
Bocah ini mendapat simpati luas dari seluruh netizen. Kalaupun masih ada yang sok membela para pelaku, mental mereka sudah rusak. Tak lama setelah video mem-viral, sontak banyak pihak yang memberikan bantuan seperti uang, dijanjikan bea siswa, sepeda baru, dan sepeda motor, dll. Pokoknya, ada semacam blessing in disguise-lah.
Tetapi bukan itu tujuannya. Sebab sampai kapan pun, adegan penganiayaan itu akan terus membekas dalam ingatan kita. Dan sangat menyedihkan dan menyakitkan hati, ketika melihat seorang bocah bertubuh gemuk dan terkesan lamban bergerak, namun diperlakukan secara sadis oleh seorang pemuda, sambil disaksikan dan ditertawakan beberapa pemuda kawan si pelaku.
Semakin memilukan karena si Rizal itu katanya sedang berjualan jalangkote, sejenis makanan gorengan khas daerah Pangkep, Sulawesi Selatan. Si Rizal, melakukan itu sepulang sekolah, untuk membantu keuangan keluarga yang sedang sulit karena pandemi korona. Ayahnya yang berprofesi pengemudi ojek, sedang sepi penyewa. Ibunya sendiri pun baru melahirkan adik si Rizal. Maka Rizal berjualan untuk membantu keuangan mamanya beli popok buat adiknya.
Dan kini kita dikejutkan lagi oleh sebuah video beradegan kejar-kejaran sambil dorong-dorongan antara seorang anggota satpol PP dengan seorang pria berbusana gamis. Sang anggota satpol itu sedang menjalankan tugas bersama beberapa anggota kepolisian Jawa Timur untuk mengamankan kebijakan PSBB di kawasan itu.
Dan nyelononglah sebuah mobil sedan warna hitam bernomor polisi N 1 B. Mobil itu sendiri tampak bermerk CAMRY. Belakangan, ketahuan pula bahwa berdasarkan penelusuran, konon mobil dengan nomor polisi N 1 B itu semestinya jenis Vios berwarna metalik. Nama pemilik sih sama dengan yang sedang berseteru dengan anggota satpol itu: Umar Assegaf.
Artinya jika benar, ada dugaan permainan atau penipuan dalam soal flat kendaraan tersebut. Entah untuk tujuan apa. Ulah semacam ini jelas sangat mencoreng wibawa kepolisian sebagai pihak yang mengeluarkan nomor flat kendaraan. Semoga ini menjadi perhatian serius pihak berwenang.
Lalu yang menjadi pokok utama masalah ini adalah soal dugaan pelanggaran PSBB oleh Habib Umar Assegaf. Seperti terlihat di video, penumpang mobil itu ada seorang supir tak pakai masker. Selain itu, menurut polisi, jumlah penumpang mobil itu melebihi ketentuan. Jelaslah itu tergolong pelanggaran PSBB, dan wajar jika diperintahkan untuk putar balik.
Petugas yang diserahi tanggung jawab untuk menertibkan aturan, wajar dong untuk melakukan tindakan tegas. Sebab kalau nanti dianggap lalai dan tidak melakukan tugasnya dengan baik dan benar, dia akan terkena sanksi. Maka tiada jalan lain harus melaksanakan tugas. Maka orang atau oknum yang diduga melanggar tapi malah melakukan perlawanan, ini sangat disesalkan dan patut diganjar sesuai hukum yang berlaku. Itu pun bila tidak ingin jika hukum di negara ini dijadikan hanya mainan oleh segelintir oknum -- dalam hal ini mereka-mereka yang bertopengkan atribut agama.
Penyalahgunaan agama dan atributnya telah menjadi trending di masyarakat ini. Lihat saja Bahar Smith yang dengan seenaknya berteriak-teriak memaki dan menghina pemerintah sambil membawa-bawa agama dan nama Tuhan. Dia dihukum bukan karena itu, tetapi gara-gara menganiaya anak di bawah umur.
Artinya, anggapan bahwa selama kau memakai jubah agama kau bisa steril dari hukuman, menjadi suatu kebenaran. Maka tidak heran banyak orang yang seperti ini. Belum lama ini di Bogor, seorang pria muda yang juga beseteru dengan petugas PSBB, malah seperti orang kesurupan berteriak-teriak sambil mengatasnamakan Tuhan.
Dan kini kejadian di Surabaya ini pun menjadi kental aroma religiusnya. Tapi sekalipun demikian, hampir semua netizen menyalahkan dan mengecam Habib Umar Assegaf karena tidak menghormati dan menaati aturan pemerintah soal PSBB. Menjadi semakin jelas ketika di medsos ada yang menyebut bahwa orang ini dikenal sebagai sosok yang intoleran.
Namun di tengah hujatan netizen, ada pula yang membelanya. MUI Jawa Timur menyebut HUA itu sebagai "bukan orang sembarangan". Maksudnya apa ya. Sudah jelas oknum itu memperlihatkan sikap sembarangan: tidak patuh aturan, bahkan ada dugaan menyalahgunakan atau memalsukan data seputar kendaraan bermotor, kok kita ini diingatkan pula bahwa dia itu bukan sembarang orang?
Dunia ini memang sudah mau kiamat rupanya. Semua tampak terbolak-balik. Bandit bisa dielukan sebagai pemuka agama, sementara pemuka agama yang menyerukan kebaikan dan damai, dituding sesat. Pantas covid-19 sulit beranjak dari negeri ini, nyatanya banyak agamawan yang eror.
Perilaku Sembarangan, Kok Dibilang Bukan Orang Sembarangan?
Sumber Utama :  https://seword.com/umum/perilaku-sembarangan-kok-dibilang-bukan-orang-dTUs4l3RHQ

Surat Terbuka untuk Dokter yang 

Menulis Indonesia Terserah

 
Menyambung dari artikel sebelumnya, terkait oknum dokter yang berpose dengan kertas bertuliskan “Indonesia Terserah,” di artikel sebelumnya saya menyarankan agar para dokter menahan diri. 
Cara kalian berpose seperti itu tidak akan mengurangi masalah. 
Sebagai dokter yang pasti berpendidikan, mestinya lebih cerdas dari rakyat awam. 
Kampanye Indonesia Terserah itu tidak pantas dilakukan. 
Dan saya yakin banyak dokter yang tidak sependapat dengan foto tersebut. 
Jadi kalau memang sudah tidak kuat, capek dan sebagainya, silahkan alih profesi seperti dr tirta. 
Bisa jualan sepatu atau jualan air mata.
Saya paham kalau para dokter bersedih melihat teman serumah sakitnya meninggal dunia. 
Tak perlu karena covid, karena faktor apapun pasti sedih. Dokter itu sama-sama manusianya. 
Dan atas nama rekan seprofesi, mereka merasa senasib seperjuangan.
Tak hanya dokter. Ojek online juga begitu. Solid. Wartawan juga sama. 
Bahkan buruh juga punya solidaritas pada sesama buruh. Hal ini wajar saja. 
Tapi, kampanye Indonesia Terserah yang dilakukan oleh beberapa oknum dokter itu cukup memuakkan.
Mungkin kita perlu memahami dulu karakter masyarakat Indonesia.
Perlu diakui dan disadari, bahwa tidak semua warga kita menjadikan medis atau dokter sebagai satu-satunya pengobatan. Ada tabib, bekam, obat herbal sampai dukun. Banyak orang tidak mau ke rumah sakit. Dan secara kebetulan, banyak orang yang justru sembuh dengan obat-obatan herbal. 
Banyak juga yang sembuh dengan pijat, akupuntur atau bekam, padahal sebelumnya mereka sudah mengkonsumsi obat-obatan dokter.
Katakanlah ini kebetulan, tapi tetap saja angkanya cukup besar di Indonesia. 
Masih banyak orang yang lebih percaya jamu dibanding pil atau tablet.
Nah, kalau ini sudah disadari, maka sebaiknya para dokter di Indonesia tidak melakukan provokasi atau respon emosional kepada masyarakat. Karena warga kita tidak menjadikan dokter sebagai satu-satunya tempat pengobatan penyakit. Kalau para dokter terus mengkampanyekan Indonesia Terserah, bisa-bisa semakin banyak orang yang tak mau datang ke dokter.
Pertanyaannya, apakah kalian para dokter mau hal ini terjadi dan terus memburuk?
Saya paham kalian kecewa dan marah dengan orang-orang yang ngeyel saat PSBB. 
Tetap berkerumun dan sebagainya. Tapi kampanye Indonesia Terserah itu juga salah. 
Akui itu dulu.
Kemudian soal curhat atau kelelahan. Sejatinya setiap profesi punya resikonya masing-masing. Pemadam kebakaran, TNI Polri, Supir, Pramugari, Pilot, sampai penjaga taman safari pun punya resiko.
Dan yang namanya pekerjaan, biasanya memang melelahkan, sekalipun kita melakukannya dengan suka cita atau hobi. Capek, semua orang juga capek.
Maka tidak etis kalau ada narasi dari oknum dokter yang meminta masyarakat untuk mencoba memakai APD selama berjam-jam, kacamata google, masker N95, face shield dan sebagainya. Karena ini provokasi.
Kita menjalani hidup yang berbeda-beda. Tidak bisa kita minta supir mencoba profesi wartawan. Pasti bingung dan capek sebelum bekerja. TNI yang biasa terjun ke daerah, tidak bisa dipaksa jadi akuntan yang menginput angka-angka dan duduk manis sepanjang hari di ruangan ber AC. Beda, tiap profesi ada jalannya sendiri.
Duka kita berbeda. Masalah kita berbeda. 
Maka jangan membandingkan satu dengan yang lainnya.
Rakyat kecil di pasar itu sedang mencari nafkah. Mencari makan. Kalau mereka bisa menulis dan bermain sosmed, mereka akan tantang balik dan meminta kalian untuk merasakan getir nasibnya. Yang harus mendengar tangis anak-anak minta susu, sementara kita masih keliling mencari pinjaman atau menjual barang dagangan.
Apa kalian mau merasakan ditagih dan dibentak ibu kos karena lambat bayar? 
Kalau kalian mengeluh dan mau kami merasakan tidak minum dan makan selama berjam-jam, karena tak bisa membuka APD, itu karena kalian tidak tahu bahwa ada begitu banyak orang yang tidak bisa makan karena tak punya uang. Dan mereka bukan menjalaninya sebulan dua bulan, tapi bertahun-tahun seperti itu. Kalian tau apa soal penderitaan?
Mohon maaf kepada para dokter atau pihak terkait. Sekali lagi mohon maaf. 
Sudah lama saya diam dan memaklumi. Tapi kali ini nampaknya kalian juga perlu tahu.
Jadi marilah kita berjalan di jalan masing-masing, dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Soal pelanggaran PSBB biar aparat yang bertindak. 
Soal masjid yang masih ramai, biar ustad yang berfatwa. 
Setiap orang gotong royong bekerja dengan tugasnya masing-masing.
Memang, selalu ada yang ngeyel, selalu ada yang tidak taat aturan.
Tapi pilihan ada di tangan kita, apakah ingin memperkeruh suasana, 
atau memperbaiki sesuai kemampuan?
Surat Terbuka untuk Dokter yang Menulis Indonesia Terserah
Sumber Utama : https://seword.com/umum/surat-terbuka-untuk-dokter-yang-menulis-indonesia-MJJR9bFgpm

MUI Membela Umar Assegaf 

Dengan Alasan Yang Ngehe Banget!

MUI atau Majelis Ulama Indonesia, semakin kesini semakin tak menampakan sebuah organisasi masyarakat yang mampu mendidik akhlak masyarakat. Semakin hari MUI semakin memperlihatkan diri sebagai sebuah organisasi milik kadala gurun, bukan lagi organisasi milik umat Islam Indonesia.
Dulu, di masa Orde Baru, MUI adalah milik rezim Soeharto, karena memang Soehartolah yang membentuk MUI, dengan tujuan untuk mengurangi kekuatan pengaruh NU dan Muhammadyah. Soeharto sadar bahwa mayoritas rakyat Indonesia yang beragama Islam, hanya akan tunduk pada para ulama mereka. Jika NU dan Muhammadyah dibiarkan berdiri sendiri-sendiri dengan segala kekuatan pengaruhnya terhadap umat Islam di Indonesia, maka hal ini akan mengancam kekuasaan Soeharto sebagai Presiden Indonesia.
Oleh karena itu, demi menjaga kekuasaannya tersebut, Soeharto mendirikan MUI dan mengharuskan semua unsur Islam yang ada di Indonesia melebur di dalam tubuh MUI. Cerdiknya, bentuk badan hukum yang diberikan pada MUI adalah organisasi masyarakat atau ORMAS dan bukan lembaga atau badan hukum negara. Artinya sebagai sebuah ormas, MUI tidak bisa mencampuri urusan politik dalam nageri, karena bukan partai politik, dan ormas juga tidak bisa menarik dana masyarakat. Tapi kok MUI bisa menarik dana masyarakat dengan menjual sertifikat halal pada restaurant-restauran, perusahaan pengolahan makanan dan sejenisnya, yang oleh pemerintah Soeharto diwajibkan untuk memiliki logo tanda halal? Ya seperti itulah Soeharto memiara MUI.
Seiring dengan berjalannya waktu, pasca lengsernya Soeharto, MUI persis seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Pelindung mereka sudah tidak ada! MUI mulai merancang acing-acang supaya dirinya tetap tetap seperti waktu di jaman orba. Selama masa reformasi, MUI berusaha keras untuk menggalang ulama-ulama yang memiliki massa. Biar kalau disemprot pemerintah, para ulama itu bisa menyerukan massanya untuk menjadi ‘The Barking Dog’.
Dan posisi MUI semakin sulit ketika masa memasuki jaman Jokowi. Terlebih adanya wacana akan dicabutkan kewenangan MUI menerbitkan setifikat Halal dan dipindahkan ke Kementerian Agama. Makin uring-uringan saja MUI sekarang. Sekarang penerbitan sertifikat halal tidak lagi dimonopoli oleh MUI sendirian. Ada 3 pihak yang terlibat di dalamnya dan di dalam RUU Cipta kerja ada pasal yang mengurusi masalah penerbitan sertifikat halal ini.
Kasihan kan MUI sekarang? Apakah ini alasan dibalik keanehan sikap MUI yang lebih sering tidak lagi mendidik bangsa? MUI lebih sering terlihat membela tokoh-tokoh mereka yang melanggar peraturan negara.
Seperti pada kejadian yang dilakukan oleh Umar Assegaf. Dengan sigap MUI membela Umar yang pada videonya terlihat lengkap mengenakan atributnya sebagai seorang turunan arab. Saya jadi bertanya, “Apa semua orang bergamis itu adalah ulama?”
MUI Jawa Timur, Ainul Yaqin, menyatakan sangat menyayangkan tindakan aparat keamanan yang tidak bersikap persuasive terhadap Umar Assegaf. Alasannya karena orang yang dihadapinya itu, yakni Habib Umar, bukanlah orang sembarangan, dilihat dari cara berpakaian dan usianya.
"Habib Umar itu kan sepuh, aparat paham beliau menggunakan pakaian seperti itu, berarti bukan orang sembarangan," kata Ainul Yaqin.
MUI Jawa Timur juga mengatakan (baca : mengancam) bahwa aksi aparat tersebut bisa saja memicu konflik dan kemarahan yang lebih besar dari pendukung Habib Umar, lantaran tak terima atas perlakuan aparat tersebut.
Ngehe banget kan? Saya yakin, adegan yang muncul pada video itu tidak dari awal kejadian. Yang terlihat agresif dan menyerang duluan itu justru Umar Assegaf, dan bukan pihak aparat. Kita semua mendengar kok ada aparat yang mengatakan, “videokan biar viral!” artinya yang ngeyel itu Umar Assegaf setelah upaya persuasif dilakukan oleh aparat. Di dalam video itu juga terlihat jelas isi mobil Camry ada 4 orang, yang kalau menurut aturan PSBB hanya boleh diisi 50 persen dari kapasitas mobil atau 2 orang saja. Lalu persuasif seperti apa yang dimaksud pihak MUI?
Komentar MUI seperti itu, yang lebih menekankan status Umar Assegaf sebagai tokoh masyarakat ketibang pelanggaran yang dilakukan, adalah contoh buruk yang diperlihatkan pada rakyat Indonesia. Mentang-mentang tokoh masyarakat yang berpakaian gamis, lalu polisi harus tetap meloloskan dia melanggar aturan hanya agar tidak terlihat si tokoh ternyata sombong dan tidak menghormati aparat negara??
Shame on you MUI!!!
Kalau saya jadi pihak MUI, saya justru akan meminta maaf atas sikap “ulama” atau “tokoh” yang dihormati di MUI, tapi melakukan pelanggaran dan pembangkangan seperti yang dilakukan oleh Umar Assegaf. Atau ga usah berkomentar apalagi membela. Karena membela orang yang jelas-jelas salah sangat merugikan nama baik MUI sendiri.
Tapi ya itulah MUI sekarang… kita mau bisa apa? Memang sudah jamannya banyak orang jadi edan… 
MUI Membela Umar Assegaf Dengan Alasan Yang Ngehe Banget!
Sumber Utama : https://seword.com/umum/mui-membela-umar-assegaf-dengan-alasan-yang-ngehe-jbhez7TtPe

Viral Situs Portal Islam Ingin 

“Mengadu Domba” 

Pihak Militer Dengan Presiden Jokowi

Sebelum penulis bahas inti tulisan, penulis akan membahas sekilas tentang struktur tingkatan pangkat dalam tubuh TNI-AD dari atas ke bawah sebagai berikut:
Perwira Tinggi
Struktur ini adalah yang tertinggi dalam tubuh TNI yang terdiri dari Jenderal Besar, Letnan Jenderal, Mayor Jenderal dan Brigadir Jenderal
Perwira Menengah
Struktur ini terdiri dari Kolonel, Letnan Kolonel dan Mayor
Perwira Pertama
Dalam struktur ini, terdiri dari Kapten, Letnan Satu dan Letnan Dua
Bintara Tinggi
Struktur ini terdiri dari Pembantu Letnan Satu dan Pembantu Letnan Dua
Bintara
Struktur ini terdiri dari Sersan Mayor, Sersan Kepala, Sersan Satu dan Sersan Dua
Tamtama Kepala
Yang terdiri dari Kepala Kopral, Kopral Satu dan Kopral Dua
Tamtama
Yang terdiri dari Prajurit Kepala, Prajurit Satu dan Prajurit Dua. Sumber
Setelah mengetahui informasi di atas, kita bisa mengetahui jabatan terendah sampai tertinggi dalam struktur TNI-AD.
Sekarang kita mulai masuk ke dalam inti tulisan…
Kemarin siang, penulis dicolek oleh beberapa penulis Seword tentang berita di situs abal-abal berkedok Islam milik orang PKS (Portal Islam) bernama Abu Hasan Surhim alias Solihun seperti yang terlihat berikut ini:
Article
Dari judul dan foto covernya memperlihatkan Ruslan Buton yang mengenakan seragam militer membuat surat terbuka kepada Presiden Jokowi untuk mundur, bila tidak mundur kemungkinan akan terjadi revolusi.
Situs abal-abal berkedok Islam tersebut mau membuat framing jahat pihak militer tidak suka dengan Presiden Jokowi. Dengan kata lain, situs milik orang PKS tersebut ingin “mengadu domba” antara militer dengan Presiden Jokowi.
Jahat banget bukan orang PKS bernama Abu Hasan Surhim alias Solihun yang berada di balik situs PKS Piyungan yang berubah menjadi Portal Piyungan dan sekarang berkedok Islam menjadi situs Portal Islam?
Mungkin orang awam akan terpengaruh dengan framing jahat situs Portal Islam seolah militer tidak suka dengan Presiden Jokowi, padahal kita juga bingung siapa itu Ruslan Buton yang mengirim surat terbuka kepada Presiden Jokowi untuk mundur atau bila Presiden Jokowi tidak mau mundur maka akan terjadi revolusi?
Sebenarnya rakyat tidak perlu heran jika ada (mantan) oknum TNI yang tidak suka dengan Presiden Jokowi, toh waktu Pilpres kemarin banyak yang tidak mendukung Presiden Jokowi.
Lalu, siapa sebenarnya Ruslan Buton ini yang katanya cinta NKRI ini?
Pada September 2019 lalu, dia juga membuat pernyataan terbuka kepada Presiden Jokowi yang katanya tidak tegas menghadapi kelompok bintang Kejora…
Article
Article
Ternyata Ruslan Buton ini adalah mantan TNI dengan pangkat terakhir sebagai Kapten yang masuk dalam kategori Perwira Pertama di bawah Perwira Tinggi dan Perwira Menengah. Xixixixixi
Dan pada awal tahun 2020, para Serdadu yang pernah tergabung dalam Kesatuan TNI berkumpul untuk mendeklarasikan Yayasan yang menjadi organisasi para mantan tentara tersebut.
Organisasi ini diberi nama Yayasan Serdadu Eks Trimatra Nusantara. Yayasan ini adalah ide dari mantan tentara untuk melanjutkan perjuangan mereka membela Ibu Pertiwi. Deklarasi ini dilaksanakan di Kawasan Cikini, Jakarta, hari Sabtu, 25 Januari 2020.
Pendeklarasian yayasan tersebut dimulai dengan pembukaan serta pembacaan Akta Notaris, dan dilanjutkan dengan pengukuhan oleh Ketua Umum Yayasan Serdadu Eks Trimatra Nusantara, Ruslan Buton.
Acara tersebut juga dihadiri oleh pengurus dan anggota serdadu eks trimatra dari tiga kesatuan. Juga hadir Mayjend (Purn) Soenarko dan Sri Bintang Pamungkas dan wakil Pemprov DKI Jakarta. Sumber
Ternyata Ruslan Buton ini adalah mantan TNI yang sekarang menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Serdadu Eks Trimatra Nusantara.
Katanya Yayasan Serdadu Eks Trimatra Nusantara ini dibentuk dari ide para mantan tentara untuk melanjutkan perjuangan mereka membela Ibu Pertiwi, tetapi kenapa dihadiri Sri Bintang Pamungkas yang merupakan tersangka kasus makar pada tahun 2018 silam? Sumber
Article
Gimana logikanya pendeklarasian Yayasan Serdadu Eks Trimatra Nusantara yang katanya untuk membela ibu pertiwi tapi malah dihadiri seorang tersangka kasus makar???
Dan ternyata Ruslan Buton ini adalah salah satu “pendukung” Said Didu yang merupakan tokoh oposisi terhadap pemerintahan Indonesia yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi saat ini.
Article
Ruslan Buton, Ketua Umum Yayasan Serdadu Eks Trimatra Nusantara yang pendeklarasiannya dihadiri oleh Sri Bintang Pamungkas tersangka kasus makar, pendukung Said Didu, pernah membuat surat gugatan kepada pimpinan negara yang (katanya) tidak tegas terhadap kelompok bintang kejora tahun 2019 lalu.
Dan tahun 2020, Ruslan Buton kembali membuat pernyataan terbuka minta Presiden Jokowi mundur dan bila tidak mundur maka kemungkinan akan revolusi?
Maksudnya mau “mengancam” revolusi jikaPresiden Jokowi tidak mau mundur?
Lagi pula siapa Ruslan Buton yang merasa “hebat” lalu meminta Presiden Indonesia yang sah yaitu Presiden Jokowi untuk mundur???
Hanya seorang mantan oknum TNI dengan pangkat Kapten tapi minta Presiden Jokowi mundur dan “mengancam” revolusi?
Jadi sudah paham apa dan siapa sebenarnya Ruslan Buton, Ketua Umum Ketua Umum Yayasan Serdadu Eks Trimatra Nusantara yang pendeklarasiannya dihadiri oleh Sri Bintang Pamungkas tersangka kasus makar dan pendukung Said Didu ini.
Ssssssttttt...
Ruslan Buton ini pernah ditahan dan diperiksa secara intensif di Detasemen Polisi Militer (Denpom) XVI/1 Ternate karena terlibat kuat menganiaya La Gode yang merupakan seorang petani cengkeh yang dihukum karena menncuri singkong parut 5 kilogram seharga Rp20 ribu.
Pada 24 Oktober 2017 jam 04.30, La Gode dianiaya hingga tewas di Pos Satgas Ops Pamrahwan. Sekujur tubuh La Gode berlumur luka. Gigi atas dan bawah dicabuti hingga ompong. Kuku di jempol kaki kanan copot. Bagian bibir, mata, hingga pipi kanannya bengkak. Sumber
Article
Dan setelah kasus ini di bawa ke Pengadilan Militer Ambon, Kapten Inf. Ruslan divonis penjara 1 tahun 10 bulan dan hukuman tambahan dipecat dari TNI AD! Sumber
Article
Article
Dari pengakuan sejumlah saksi, termasuk istri La Gode dan sejumlah warga dihadirkan yang dihadirkan pada sidang yang berlangsung pada 2 dan 9 Mei 2018, diketahui bahwa penyiksaan terhadap La Gode dilakukan secara terencana dan bersama–sama oleh Ruslan Button dan para anggotanya. Persidangan juga mengungkap para terdakwa sudah menyiapkan alat–alat untuk menyiksa La Gode hingga tewas. Di antaranya berupa tang untuk mencabut gigi dan kuku, selang untuk mencambuk, serta barbel seberat 10 kilogram untuk dijatuhkan pada kaki La Gode.
Kesaksian lain mengungkapkan ada upaya dari para terdakwa untuk menghindar dari tanggung jawab usai menyiksa La Gode. Yaitu dengan menghilangkan barang bukti penyiksaan, termasuk menguburkan pakaian La Gode setelah dinyatakan tewas. Sumber
Saksi juga mengungkapkan, bahwa terdakwa sempat melarang keluarga merekam atau mengambil gambar dari luka–luka La Gode, saat hendak memandikan jenazah.
Article
Hmmm, ternyata ini “kelakuan” Ruslan Buton yang pernah dihukum 1 tahun 10 bulan dan hukuman tambahan dipecat dari TNI AD dan sekarang dia minta Presiden Jokowi mundur?
Silahkan rakyat Indonesia menilainya sendiri…
Dan tak lupa, penulis juga meningatkan rakyat Indonesia untuk tidak terpengaruh dengan framing jahat situs milik orang PKS berkedok Islam (Portal Islam) yang ingin “mengadu domba” antara militer dengan pemerintahan Presiden Jokowi.
Wassalam,
Nafys
Tulisan sebelumnya https://seword.com/umum/lagi-oknum-istri-tni-diproses-setelah-nyinyir-yOZBwEubYM
Bagi yang ingin membaca tulisan penulis sebelumnya, silahkan mengikuti halaman fanpage facebook penulis di https://www.facebook.com/NafysSeword/
Note:
Foto Covernya adalah penampakan Ruslan Buton, Sulis Tio yang nomornya terkait dengan alamat DPC PKS Piyungan dan Abu Hasan Surhim alias Solihun yang merupakan admin utama PKS Piyungan sekaligus pemilik akun twitter Mas Piyu ORI @mas__piyuuu yang memblokir penulis setelah kedoknya penulis bongkar dalam tulisan:
https://seword.com/media/viral-inikah-wajah-admin-pks-piyungan-portal-piyungan-dan-portal-islam-H1KooXjNf
https://seword.com/media/membongkar-hubungan-situs-pks-piyungan-portal-piyungan-dan-portal-islam-rJ-dU-0QM
Viral Situs Portal Islam Ingin “Mengadu Domba” Pihak Militer Dengan Presiden Jokowi
Sumber Utama :  https://seword.com/umum/viral-situs-portal-islam-ingin-mengadu-domba-76gh45hun2

Framing Jahat Artikel CNN Indonesia,

Seenaknya Tuding Jokowi! 

Orderan Siapa?

Sebuah artikel dari cnnindonesia.com, yang terbit pada hari ini (21 Mei 2020) sangat mengagetkan saya. Saya kerap memakai artikel cnnindonesia.com sebagai sumber tulisan, karena standar penulisannya bagus, dan isinya lebih lengkap daripada media lain. Tapi yang ini kok beda. 
Kalau artikel ini berada di kanal Kolom, maka saya akan mengerti bahwa hal itu merupakan opini semata, bukan berita. Atau misalnya di kanal Analisis, yang biasanya mengandung hasil analisa dan opini berbagai ahli/pengamat. Namun, artikel yang mengagetkan ini berada di kanal Berita Nasional. Jadi merupakan berita yang di-cover oleh cnnindonesia.com.
Judul artikelnya : “21 Mei, Soeharto Turun, Reformasi Dikorupsi 21 Tahun Kemudian” link. Isi artikel dibuka dengan fakta sejarah soal lengsernya Soeharto. Tepatnya pada tanggal 21 Mei 1998, 22 tahun yang lalu. Lho kok 22? Judul artikel ini kan 21 Tahun Kemudian
Awal artikel ini sudah cukup mencurigakan.
Kemudian disebutkan bahwa tuntutan mahasiswa di tahun 1998 itu, selain meminta Soeharto lengser, juga meminta penindakan tegas terhadap pelaku korupsi hingga minta kebebasan berpendapat di muka umum. “Setelah rezim Soeharto runtuh, berturut-turut terbit sejumlah undang-undang untuk mengakomodir berbagai tuntutan reformasi. Sebut saja UU tentang pemberantasan korupsi, UU kebebasan berpendapat, TNI, kebebasan pers dan seterusnya. Namun, semangat reformasi di berbagai bidang dinilai sudah tak berjalan sebagaimana mestinya. Hingga kemudian muncul slogan Reformasi Dikorupsi pada 2019 lalu atau 21 tahun setelah Soeharto lengser”, demikian ditulis cnnindonesia.com. Semacam intro terhadap isi artikel ini secara keseluruhan. 
Jadi artikel ini membahas kejadian di tahun 2019? Buat apa dibahas sekarang? 
Sementara di artikel itu saya tidak menemukan adanya trigger, misal pernyataan dari politisi atau oposisi atau siapa lah. Kok ujug-ujug artikel ini muncul di tahun 2020?
Selanjutnya, artikel ini menceritakan kronologi lengsernya Soeharto. 
Dengan menekankan pada adanya tuntutan mahasiswa, demo mahasiswa di Yogyakarta dan di Jakarta (Universitas Trisakti) yang memakan korban. Hingga ke penjarahan dan situasi ekonomi yang buruk di saat itu (inflasi tinggi dan banyak PHK). Sampai ke berhentinya Soeharto dari jabatan dan tidak setujunya para mahasiswa dengan pengangkatan BJ Habibie. “Sontak, ucapan syukur menggema di langit. Mahasiswa dari berbagai daerah sujud lalu berulang kali meneriakkan kata merdeka. Mereka merasa perjuangannya telah membuahkan hasil.”, tulis cnnindonesia, menekankan pada besarnya peran mahasiswa waktu itu.
Lalu artikel lanjut ke 21 tahun kemudian, pada 2019. Disebut bahwa mahasiswa kembali turun ke jalan, di berbagai daerah dengan slogan Reformasi Dikorupsi. “Tuntutan mereka cenderung sama, yaitu menolak pengesahan RUU KPK, RKUHP, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS), RUU Minerba serta kasus kriminalisasi aktivis dan isu kerusakan lingkungan”. Disebutkan sejumlah pihak merasa pemerintah dan DPR mengabaikan semangat reformasi dan hanya mengakomodir kepentingan segelintir orang. “Demonstrasi berlangsung berhari-hari pada Bulan September 2019 di berbagai daerah. Korban luka dan jiwa berjatuhan akibat bentrok dengan aparat. ”. Disebut juga bahwa demo mahasiswa ini berhasil menekan pemerintah dan DPR menunda pembahasan beberapa RUU. “Akan tetapi, RUU KPK tetap disahkan menjadi UU, sehingga kekecewaan tak bisa dibendung”.
Selanjutnya artikel menyebut tentang sejumlah RUU yang dikebut pembahasannya oleh DPR dan pemerintah pada 2020. Mislanya RUU Minerba, yang dikecam oleh para pegiat lingkungan karena dinilai menguntungkan pengusaha saja. “Tidak menutup kemungkinan RUU lain yang sempat ditunda kini dibahas kembali dalam rentang waktu yang cepat dan sembunyi-sembunyi agar tidak menuai penolakan dari aktivis dan mahasiswa. Semangat reformasi yang mengidamkan keterbukaan menjadi pertanyaan.”, tulis cnnindonesia.com sebagai penutup.
Bukankah demo mahasiswa di bulan September 2019 waktu itu berujung rusuh dan anarkis kan? Bahkan ada anak-anak yang mengaku sekolah di STM yang ikutan demo. Belakangan ada yang ditangkap karena ternyata pengangguran yang sudah lulus dari sekolah dan ikut demo dengan tujuan anarkis saja. Beberapa universitas secara resmi melarang mahasiswanya ikut demo karena dikhawatirkan rentan penyusup. Ini fakta, yang juga telah diungkap oleh pihak kepolisian. 
Mirisnya lagi di sebuah acara TV nasional juga terungkap bahwa para mahasiswa ini tidak paham isi RUU yang mereka demo. Yang kayak gini diperbandingkan dengan demo mahasiswa tahun 1998? Sudah bukan apple to apple, cuy!
Kenapa cnnindonesia hanya mengcover setengah-setengah, untuk sebuah artikel berita? 
Soal adanya penyusup di demo mahasiswa tidak disebut, soal demo berujung anarkis juga tidak disebut, apalagi soal berapa aparat yang terluka juga tidak disebut sama sekali. Soal tuntutan para mahasiswa ini kan sudah pernah dibahas oleh politikus PDIP Eva Kusuma Sundari, panjang lebar dan dilansir oleh cnnindonesia.com sendiri Sumber. Kenapa tidak disebutkan juga? Bahkan soal pernyataan Ketua DPR waktu itu, Bambang Soesatyo yang memaparkan adanya penyusup dalam demo mahasiswa, yang akhirnya merusak banyak fasilitas umum. Ini juga tidak disebut oleh cnnindonesia.com. Apalagi adanya analisa bahwa demo mahasiswa itu sebenarnya bertujuan menggagalkan pelantikan Presiden Jokowi di periode keduanya, ini juga tidak disebut. 
Ya harus dimasukkan juga dong, agar berimbang beritanya. Bahwa pihak mahasiswa membantah soal ini, ya disebut juga dong, agar fair.
Makanya, saya sebut bahwa artikel cnnindonesia.com ini merupakan sebuah framing jahat terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Mengingat kondisi media yang katanya juga ikutan seret gara-gara Corona, saya pun curiga. Saya pun mempertanyakan, ini orderan siapa? 
Karena nampak sekali framingnya dan tanpa mengcover kedua sisi sebagaimana etika jurnalisme. Kalau Seword kan jelas, media opini dan memihak. 
Framing Jahat Artikel CNN Indonesia, Seenaknya Tuding Jokowi! Orderan Siapa?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/framing-jahat-artikel-cnn-indonesia-seenaknya-PYnwZ5jTAo

Bongkar! Sri Bintang dan Mayjend Soenarko di Balik Ruslan Buton yang Minta Jokowi Mundur?

Hari ini bangsa kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Walau dalam himpitan ancaman wabah Covid-19, rupanya peringatan nasional ini dianggap strategis oleh seseorang yang bernama Ruslan Buton untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo.
Tak tanggung-tanggung, sebuah surat terbuka berani dia layangkan untuk kepala negara guna meminta supaya mundur dari jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia. Begini dia menulisakannya (saya membacakannya untuk Anda):
Kepada Yth. Saudara Ir H Joko Widodo.
Ass wr wb. Saya Ruslan Buton, mewakili suara seluruh Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Di tengah Pandemi Covid-19, saya melihat tata kelola berbangsa dan bernegara yang begitu sulit di cerna akal sehat untuk di fahami oleh siapapun. Kebijakan kebijakan saudara selalu melukai dan merugikan kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Yang lebih menghawatirkan lagi adalah ancaman lepasnya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kami cintai ini. Suka atau tidak suka, di era kepemimpinan saudaralah semua menjadi kacau balau alias amburadul dalam segala hal. Entah karena ketidakmampuan saudara, atau bisikan kelompok yang memiliki kepentingan yang tidak saudara fahami atau mungkin karena saudara telah tersandera oleh kepentingan elit politik.
Disini saya tidak akan memaparkan kebijakan kebijakan saudara yang lebih banyak merugikan rakyat, bangsa dan negara. Sebagai bentuk etika berkomunikasi saya terhadap saudara yang kebetulan menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Saudara Joko Widodo yang saya hormati. Semua sistem yang berlaku di Negeri ini bagaikan benang kusut yang sangat sulit untuk dirajut kembali. Oleh karenanya dengan bahasa yang sangat sederhana ini, saya memohon dengan hormat agar saudara dengan tulus dan ikhlas secara sadar untuk mengundurkan diri dari jabatan saudara sebagai Presiden Republik Indonesia.
Hal ini perlu di lakukan demi kepentingan bangsa untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum kedaulatan negara benar benar runtuh dan dikuasai asing terutama China Komunis.
Saya tau ini adalah pilihan sulit namun merupakan pilihan terbaik. Saudara seorang Negarawan yang pastinya ingin membangun negeri ini, namun harus jujur saya katakan bahwa saudara belum memiliki banyak kemampuan untuk membangun bangsa yang besar ini berdasarkan amanat UUD 1945. Sehingga terjadilah kebijakan kebijakan yang menjadi blunder politik yang sangat merugikan rakyat, bangsa dan negara.
Saudara Joko Widodo, sekali lagi saya sampaikan bahwa solusi terbaik menyelamatkan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia hanya ada satu. Saudara harus bersikap KSATRIA dan LEGOWO untuk mundur dari Tahta Kepresidenan.
Namun bila tidak, bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat, seluruh komponen bangsa dari berbagai suku, agama dan ras yang akan menjelma bagaikan Sunami dahsyat yang akan meluluhlantakan para penghianat bangsa, akan bermunculan harimau, singa dan srigala lapar untuk memburu dan memangsa para penghianat bangsa, sesuai amanat UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang mengatakan bahwa kedaulatan adalah di tangan Rakyat, dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar.
Saudara Joko Widodo, lengsernya Jenderal Besar Suharto, bisa menjadi sebuah acuan atau referensi untuk saudara lakukan. Sebagai seorang negarawan, beliau dengan LEGOWO menyatakan mundur dari tahta Kepresidenan demi menghindari pertumpahan darah sesama anak bangsa.
Dan saya berharap saudara juga bersikap demikian, sehingga saudara bisa menghindarkan potensi pertumpahan darah antar sesama anak bangsa.
Ketika pertiwi memanggil, maka kami akan menjadi garda terdepan untuk menyelamatkan NKRI.
Kendari, 18 Mei 2020
Ruslan Buton (Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara)
Menyimak isi suratnya tersebut, terlihat kekecewaannya kepada presiden. Lalu, dengan klaimnya yang sepihak, dia seolah mewakili seluruh komponen bangsa supaya Joko Widodo segera mundur demi selamatnya NKRI.
Yang menarik adalah alasan-alasan yang dia kemukakan adalah alasan-alasan klise yang sudah teramat sering dilontarkan kubu oposisi selama ini.
  1. Bahwa bangsa kita terancam dikuasai China Komunis.
  2. Bahwa bangsa kita terancam mengalami disintegrasi.
  3. Bahwa di era kepemimpinan Jokowilah bangsa kita mengalami masalah yang bagaikan benang kusut.
Benarkah alasan-alasannya ini? 
Pada tulisan yang akan datang, akan dibahas khusus menjawab 3 hal tersebut. 
Kesempatan kali ini, kita batasi dulu membahas tentang siapa Ruslan Buton ini. Dari hasil selancar di internet, Ruslan Buton ternyata merupakan pecatan TNI AD dengan pangkat terakhir kapten. Dia dipecat karena keterlibatannya dalam penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian terhadap La Gode, seseorang yang diduga sebagai maling singkong di Lede, Pulau Taliabu, Maluku Utara pada Oktober 2017.
Dia lalu bebas kira-kira tahun lalu. Sebab, pada 25 Januari 2020 yang lalu dia dan beberapa temannya mantan anggota TNI berhasil mendeklarasikan berdirinya sebuah Yayasan bernama Serdadu Eks Trimatra Nusantara atau yang disingkat Serdadu Ekstrim. Dia sendiri didapuk menjadi panglima para Serdadu ekstrim tersebut.
Yang menarik adalah kehadiran Sri Bintang Pamungkas dan Mayjen Soenarko pada saat deklarasi tersebut. Bahasan mengenai hal ini, penulis secara khusus mengupasnya di kanal youtube AJ Bertutur yang akan dibagi dalam beberapa sesi.
Bagi yang penasaran silakan menuju link youtube berikut https://www.youtube.com/watch?v=Si59lawY5yM.
Bongkar! Sri Bintang dan Mayjend Soenarko di Balik Ruslan Buton yang Minta Jokowi Mundur?
Sumber Utama :  https://seword.com/umum/bongkar-sri-bintang-dan-mayjend-soenarko-di-balik-8grBwBBsXy

Umar Assegaf Ngamuk Soal PSBB di Surabaya adalah Seorang yang Arogan dan Intoleran?

Beredar sebuah video yang memperlihatkan seseorang berbaju gamis mengamuk dihadapan petugas.


Video ini tercatat pertama kali diunggah oleh pemilik akun twitter bernama Lady_Zeebo, dimana tertulis pada caption, "Langgar PSBB Pemilik Majlis Roudhotus Salaf Bangil Pukul Petugas.. Salah, ditegur baik-baik tapi malah ngeyel dan memukul petugas Mohon pak @DivHumas_Polri ini sudah melanggar hukum dan harus ditangkap sebagai pembelajaran untuk yang lain"
Video yang punya 1.5K Retweets dan 2.5K Likes dan sudah ditonton hampir 93K orang ini kemudian di unggah ulang di facebook oleh akun yang bernama Mas Abimanyu dan kemudian kembali viral, atas video itu tercatat dirinya mendapat 1.1K Share https://www.facebook.com/mas.abimanyu.714/posts/278306856691217
Jangan segan-segan menangkap kadrun berpenampilan ngarab. Jangan takut gak kebagian kapling Surga Pak. Surga bukan milik mereka. Jangan sampai kita diperbudak Arab. Indonesia punya harga diri punya martabat. Jangan berhenti di materai Rp.6.000 Pak, kami sudah MUAK!
Nama lengkapnya Umar Abdullah Assegaf ketua Albayinat Bangil-Jatim, gak susah nyarinya. Plat Mobilnya N 1 B Toyota Camry.
Habib ini dikenal selain intoleran juga arogan, songong dan tidak berakhlak. Kalau kata pedagang di Bangil, tukang nutupin jalan raya, sak enake udele dewe. Ini info A1 langsung dari warga Bangil!
Sangat mengejutkan, menurut info dari warga Bangil, orang ini adalah orang yang intoleran dan juga arogan juga songong dan tidak berakhlak sebagai mana yang tertulis diatas? Kalau benar demikian maka saya tidak kaget.
Nama seorang Habib di Indonesia sudah banyak tercemar menjadi konotasi negatif karena mereka tidak berprilaku yang normal dan beradab dimana itu sering kali bertolak belakang dengan nama kehabibannya
Siapakah orang yang duluan mencoreng nama Habib?
Ada Habib Rizieq yang pertama, seseorang yang berani menantang Kepolisian dan Pemerintah berjuta-juta kali dengan pongah, tidak ada kata damai dalam kamusnya, hobbynya bikin masalah, gak ada masalah diada-adain. Uang yang gak salah apapun disebut uang PKI, itu adalah contoh dia gemar untuk mencari-cari masalah, namun sayang seribu sayang, kepongahannya itu berakhir gegara kasus chat mesum antara dirinya dengan Firza. Kali ini kasusnya berbeda, kalau terbukti itu benar dirinya, hancur sudah kebesaran gelarnya. Karena itu dia pergi ke Arab dan sampai sekarang belum pulang ke Indonesia.
Ada juga Habib lain, yang kedua adalah Habib Bahar. Seseorang yang berani berkata apapun, sekotor apapun itu dia bakal katakan. Hanya caci maki yang keluar dari mulutnya, tidak sama sekali mencerminkan sikap nabi padahal mereka konon penerusnya. Tidak berhenti sampai disitu, karena gelarnya tokoh pemuka agama, dia juga jadi berani semena-mena, tak jauh berbeda dengan yang pertama. Berani mengolok-olok Pemerintah hingga Presiden Jokowi. Sepak terjang orang ini akhirnya berakhir, karena dia diam-diam menculik 2 anak kecil kemudian menganiaya mereka, dihantam dengan lutut hingga patah dan berdarah, sangat brutal orang ini.
2 Contoh itu adalah contoh nyata gelar Habib di Indonesia, lihatlah karena bergelar habib, bagaimana atribut mereka itu? Kita ambil contoh Abdullah Assegaf yang viral baru-baru ini. Dia punya mobil mewah. Rizieq punya rubicon, Bahar punya Pajero. Mereka tampil bermewah-mewahan, padahal Nabi Muhammad hidupnya sederhana, bahkan ada cerita beliau mewakafkan semua hartanya sampai dia sendiri hidup biasa yang penting cukup. Tapi di Indonesia tidak lah demikian
Oleh karena itu memang benar seperti apa yang ditulis oleh Mas Abimanyu, Jangan segan-segan menangkap kadrun berpenampilan ngarab. Jangan takut gak kebagian kapling Surga Pak. Surga bukan milik mereka. Jangan sampai kita diperbudak Arab. Indonesia punya harga diri punya martabat. Jangan berhenti di materai Rp.6.000 Pak, kami sudah MUAK!
Jangan karena dia bergelar Habib, banyak yang gak berani menghukum karena takut amukan massa, padahal warga itu harus diluruskan sudut pandangnya, bahwa jangan pernah menghabibkan seorang kriminal, jangan pernah mengulamakan seorang pezinah, jangan pernah tertipu.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/umar-assegaf-ngamuk-soal-psbb-di-surabaya-adalah-8zTmdmAFFv

Gerindra Dan NasDem Sudah Nggak Sayang Sama Anies? Gawat Nih!

Sudah lah, orang yang tidak bisa kerja itu mau ditutupi pakai berlian atau pakai sampah, ya sama saja. Akan ketahuan juga akhirnya. Ketika pohon-pohon di Monas ditebangi dan tidak jelas juntrungannya, ini jadi borok bagi Anies. Ketika awal tahun 2020 dibuka dengan banjir besar di Jakarta, ini jadi borok buat Anies. Lah 2 tahun lebih memimpin Jakarta ngapain aja? Bahkan banjir-banjir ini masih berlangsung hingga sekarang, cuma tertutupi oleh soal Corona. Ketika Anies lebih sering konpers ketimbang mengunjungi warganya, ini pun jadi borok. Ya mungkin bagi Anies tidak perlu lagi mengambil hati warga Jakarta, wong pilkada sudah lewat. Dia juga tidak akan ikut pilkada lagi karena ambisinya kan mau jadi presiden. Dan ketika soal data dan dana buat bansos kacau balau, sampai disinggung oleh 3 menteri kabinet, waah semacam validasi bahwa Anies ini memang nggak becus kerjanya.
Kita ke hal lain, di beberapa survei elektabilitas, memang nama Anies masih ada. 
Namun makin lama makin nyungsep. Awalnya kalah sama Prabowo saja. 
Eh lama-lama, sama Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng yang nggak ikutan rame-rame soal nyapres di 2024, Anies pun kalah. Jadi partai politik pun bisa menilai kalau sosok Anies itu hanya laku di para pemujanya yang makin lama makin sedikit saja. 
Sementara di masyarakat luas? Sudah tidak bisa “dijual” lagi.
Sebenarnya soal perubahan sikap Gerindra terhadap Anies sih sudah terjadi sejak tahun lalu. 
Pasca bergabungnya Prabowo dengan pemerintahan Jokowi, diberitakan bahwa ada semacam instruksi pada para kader Gerindra untuk bersikap kritis terhadap Anies. 
Dengan kata lain, jungkir balik membela Anies itu sudah bukan jadi kewajiban bagi fraksi Gerindra di DPRD DKI Jakarta Sumber.
Makin ke sini, makin banyak saja blunder, kecerobohan dan ketidakbecusan yang dilakukan oleh Anies. Contohnya soal pembayaran commitment fee Formula E dengan nilai sekitar Rp 560 miliar. 
Ini dilakukan Anies pada bulan Desember 2019 dan Februari 2020. 
Betapa buruknya Anies mengelola APBD. Kata dia sendiri bahwa pihaknya sudah mengawasi soal wabah Corona sejak Januari. Lalu sejak Februari minta di-tes. Dia sendiri mengeluhkan kenapa tes harus dilakukan oleh pusat. Lah kok sempat-sempatnya di bulan Februari itu setor lagi buat Formula E? Dan sekarang DKI Jakarta mulai tekor kan? Sampai ada pemotongan/penghapusan gaji/tunjangan/THR para pegawai di bawah Anies. 
Sampai THR buat PPSU seperti pasukan oranye baru saja dicairkan gara-gara desakan DPRD.
DKI Jakarta butuh uang banyak buat Corona. Sampai-sampai Anies bikin program KSBB alias minta duit ke warga dan perusahaan swasta pada awal Mei lalu. Nggak tahu itu program gimana nasibnya? Banyak perusahaan justru sudah memotong gaji karyawan dan juga merumahkan karyawan mereka. Awalnya PSI yang sangat vokal mendesak Anies menarik balik duit rakyat Rp 560 miliar itu. 
PDIP juga punya sikap yang sama. Ternyata Gerindra juga ikutan. Wakil Ketua DPD Partai Gerindra, Syarief menyatakan setuju dengan desakan PSI Sumber. Dan yang baru saja diberitakan, NasDem juga sudah memberi pernyataan yang sama. "Saya dengan tegas meminta Pemrov DKI Jakarta untuk tarik balik Uang Komitmen Fee Formula E sebesar Rp 360 Miliar," ujar perwakilan fraksi NasDem DPRD DKI, Jupiter. Kas DKI sudah sangat merosot dan dalam kondisi sangat memprihatinkan, tambah Jupiter. "Tolong kembalikan uang rakyat, kasihan rakyat sekarang menjerit, menangis dan kelaparan," pungkasnya Sumber.
Waduh, padahal NasDem juga jadi harapan Anies sebagai pengusungnya di 2024 nanti. 
Gerindra sudah jelas sekali tidak lagi mendukung Anies secara membabi buta. 
Misal dari pernyataan Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, soal wacana pelonggaran PSBB pemerintah pusat, yang didukung oleh Gerindra. Yang sangat berbeda dengan wacana Anies, yang mau menunggu sampai angka penularan virus Corona di bawah angka 1. 
"Kita nggak tahu kurang angka 1 itu tuh menunggunya sampai kapan. 
Sementara di negara-negara lain dengan situasi seperti saat ini saya pikir pelonggaran PSBB itu sudah mulai bisa dikaji untuk dilonggarkan," ujar Dasco. "Jadi kalau kita nunggu di bawah angka 1, kita nggak tahu sampai berapa lama. Sementara DKI sendiri, jangankan menunggu di bawah angka 1, sekarang saja sudah kesulitan untuk mengatasi dampak dari COVID sendiri," lanjutnya Sumber. Waduhh, sama partai pengusung kok malah digitukan. Modyar lah!
Bisa jadi di 2024 nanti Prabowo akan maju nyapres lagi. Kemungkinannya sangat kecil bagi Prabowo untuk membawa Anies ikut, misal sebagai cawapres. Di 2019 saja Sandiaga yang dipilih.
Di 2019 juga terbukti, dengan adanya Anies di Jakarta juga tidak memberi kemenangan buat Prabowo. Malah ditengarai, gara-gara ketidakbecusan Anies lah Prabowo jadi kalah.
Dan Prabowo tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. NasDem?
Sebelumnya sudah ada kode keras sih bahwa NasDem nggak hanya melihat pada Anies, tapi juga para kepala daerah lain sebagai calon potensial buat 2024.
Lalu siapa lagi yang bisa mengusung Anies? PKS?
Mereka lagi sibuk dengan perpecahan dengan adanya Partai baru, Gelora. Demokrat?
Pastinya Demokrat akan mengusung AHY dong.
Anies pun menghadapi kenyataan pahit di depan matanya.
Gerindra Dan NasDem Sudah Nggak Sayang Sama Anies? Gawat Nih!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/gerindra-dan-nasdem-sudah-nggak-sayang-sama-anies-YGFQx4HpPj

Begini Cara Jokowi Skakmat JK : 

Telak Dan Elegan!

Jusuf Kalla (JK) pernah menjadi wakil Jokowi. Menjadi orang nomor duanya Jokowi dalam memimpin negara ini. Sekilas nampaknya JK adalah teman baik bagi Jokowi. Namun, nyatanya, justru seperti “musuh dalam selimut”. Sekarang, dalam kondisi wabah Corona, makin nampak saja bahwa JK berdiri di pihak oposan bagi Jokowi. Dan saya kira Presiden Jokowi sangat menyadari hal itu.
Sejak awal Corona masuk ke Indonesia, JK sudah jelas berada di seberang Jokowi. Banyak sekali terlontar kritik terhadap cara pemerintahan Jokowi menangani wabah Corona. Sebagai mantan wakil presiden bagi 2 Presiden RI, tentu JK sangat pede bahwa pernyataannya akan sangat didengar dan berarti bagi publik. Dari disebut oleh JK serba tanggung, sampai disebut lamban dan kurang tegas. Usulan-usulan yang dilontarkan JK pun berseberangan dengan kebijakan Jokowi. Seperti usulan mencetak uang hingga implementasi lockdown.
Tapi sejauh ini, tidak pernah sekali pun Jokowi “menyerah” pada JK. Dalam arti secara diketahui publik meminta nasehat atau pertimbangan pada JK soal penanganan Corona. Ucapan-ucapan JK pun tidak pernah disinggung oleh Jokowi. Mungkin karena ini, JK jadi makin “ganas” mengkritik Jokowi hehehe…
Bahkan JK sampai mengeluarkan pernyataan yang terkesan jadi sentimen anti-China. Pada Rabu (13/5), JK berkunjung ke kantor Lembaga Eijkman, yang bekerja sama dengan PMI, yang diketuai oleh JK. Ya, orang-orang dia juga. Di sana terbitlah pernyataan JK, "Indonesia harus punya kontribusi terhadap dunia dalam bidang sains untuk penanganan corona. Jangan seperti selama ini, apa-apa minta dari China” Sumber.
Lalu JK mengeluarkan lagi kritik terhadap info hoaks yang dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu, soal pelonggaran PSBB. Kan lucu ya, jelas-jelas sudah ditegaskan oleh Presiden Jokowi bahwa pemerntah tidak melonggarkan PSBB Sumber. Eh, JK malah sok mengkritik dan mewanti-wanti agar pemerintah jangan coba-coba melonggarkan PSBB Sumber. Maksudnya apa? Menyebarkan hoaks gitu?
JK juga mempermasalahkan pernyataan Jokowi soal berdamai dengan virus Corona. Padahal WHO pun beberapa waktu kemudian mengeluarkan pernyataan serupa. Ya, kita paham lah maksud dan logikanya. Virus itu sulit untuk dihilangkan. Jadi tinggal kita sebagai manusia yang berpikir dan bernalar ini yang menyesuaikan diri. Selama belum ada vaksin, ya kita ngikutin aja protokol kesehatan. Buat jaga diri sendiri kok. JK malah menanyakan hal yang koplak, kalau virusnya tidak mau berdamai bagaimana? Sumber. Ya, monggo silakan tanya ke virusnya sana. Capek dehhh….
Lalu bagaimana dengan reaksi Presiden Jokowi terhadap berbagai pernyataan dan kritikan aneh JK ini? Kita paham lah bahwa Jokowi bukan orang yang frontal. Langkah caturnya unik. Kalaupun menyasar ke satu orang, beliau tidak akan langsung menyebut namanya. Ya itu betul. Menyebut nama, sama dengan mengangkat orang itu ke permukaan. Sama dengan menyamakan level dengan orang itu. Padahal kan nggak level lah, hehehe…. Kedua, balasan dari seorang Jokowi bukan hanya balasan dalam omongan semata. Presiden Jokowi membalas kritikan dengan kerja nyata. Karena hasil kerja nyata itu sangat telak dalam membalas kritikan, terlebih tudingan-tudingan kosong dari barisan sakit hati.
Jadi apa balasan telak Jokowi terhadap JK? Hari ini, tanggal 20 Mei 2020, masih ingat hari apa? Adalah Hari Kebangkitan Nasional. Hari ini Presiden Jokowi meluncurkan produk-produk riset untuk percepatan penanganan Covid-19. "Saat ini dunia sedang beradu cepat dalam menangani wabah COVID-19 dan kita harus menjawabnya dengan inovasi dan karya-karya nyata yang konkret dan ini adalah momentum baru… Ini adalah momentum baru bagi kebangkitan bangsa, ini adalah momentum baru kebangkitan bidang sains dan teknologi kita dan khususnya di bidang kesehatan,” kata Presiden Jokowi dalam kata sambutannya Sumber. Apa kata JK sebelumnya? Jangan apa-apa minta dari China, kan? Siapa yang minta dari China? Yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi hari ini adalah produk karya anak bangsa Indonesia. Makjleb ya?
Ada 9 produk riset yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi. Dari PCR Test Kit Covid-19, Rapid Diagnostics Test IgG/IgM Covid-19, Emergency Ventilator #BPPT3S, Imunomodulator Herbal Asli Indonesia, Plasma Convalesence, Mobile Lab BSL-2, Sistem AI untuk deteksi Covid-19, Medical Assistant Robot Raisa dan Autonomous UVC Mobile Robot, hingga Powered Air Purifying Respirator Sumber.
Elegan kan caranya? Tapi menohok dan telak kan? Dan yang menikmati hasilnya adalah rakyat, terutama para pasien yang terinfeksi Covid-19. Kemudian juga menjadi penambah semangat bagi rakyat dan menjadi kebanggaan Indonesia di dunia internasional. Elegan dan bermartabat, serta mengangkat nama bangsa. JK mau bilang apa lagi?
Begini Cara Jokowi Skakmat JK : Telak Dan Elegan!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/begini-cara-jokowi-skakmat-jk-telak-dan-elegan-ln2C9DZqRr

Angka Covid 19 di Jakarta Naik Terus, Warga Kebanjiran, Anies Kena Karma?

Angka Covid 19 di Jakarta membeludak tak terbendung. Sekarang ini, banyak tempat di Jakarta menjadi zona merah alias red zone yang berbahaya. Sebentar saja di sana, potensi tertular sangat tinggi. Apalagi kemarin ditambah lagi dengan banjir kiriman karena Sungai Ciliwung yang tak kunjung dinormalisasi, meluap.
Sekarang ini, kita melihat bagaimana Jakarta dalam fase kritis. Dalam keadaan PSBB, warga kena banjir. Otomatis tempat-tempat pengungsian dinonaktifkan untuk sementara agar terhindar dari penularan Covid.
Para pendukung gubernur SARA pun pada akhirnya sekarang kesulitan. Banjir, stay at home. Apalagi di tengah wabah yang membunuh banyak orang di Jakarta ini, ada anggaran 3,2 T APBD yang tidak digunakan untuk menangkal Covid 19.
Para korban banjir ini terletak di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Mereka adalah daerah yang langsung dialirkan oleh sungai Ciliwung yang meliuk-liuk sebelum airnya terhempas ke laut di utara Jakarta. Ada sebuah lokasi di Jakarta Timur yang merupakan tempat kelok air Sungai Ciliwung.
Di zaman Ahok, beliau terkendala dengan payung hukum untuk menormalisasi sungai tersebut. Sungai yang menjadi sumber bencana jika airnya meluap, harus dibuat lebih tinggi. Harus dibangun turap-turap ketimbang hanya natural seperti tanah, yang akan selalu terkikis dan melebarkan aliran sungai itu. Debit air yang tinggi saat mendapatkan banjir kiriman, harus diatasi dengan berbagai cara.
Ahok putar otak, dan satu-satunya cara yang paling baik dilakukan pada saat itu adalah dengan menggunakan normalisasi. Beton-beton peninggi di sepanjang kali Ciliwung harus dibangun segera. Karena apa? Bukan hanya luapan sungai yang semakin besar setiap tahun, tapi juga karena penurunan dataran beberapa sentimeter setiap tahunnya. Ahok harus gerak cepat.
Tapi langkahnya dihalang-halangi oleh pendukung dari pemimpin zolim. Dia pun akhirnya harus kalah. Sudah kalah, dipenjara pula. Akhirnya, Jakarta pun kian tak terurus. Apalagi ditambah dengan pemimpin yang hanya bisa bicara tidak karuan di media, tanpa ada gerakan-gerakan kerja nyata yang ia jalankan.
PSI pun juga sudah terus marah-marah dan terus mengkritik si gubernur produk politisasi SARA itu. PSI yang merupakan kiamat bagi gubernur zolim, terus menerus menemukan hal-hal buruk yang berpotensi terjadi di DKI Jakarta. ABas seolah tidak perduli dengan banyaknya orang yang mati, dia lebih memikirkan uang-uang dan uang. Anggaran terus keluar dan dinikmati bersama-sama dengan orang-orang dalamnya.
Bahkan 3,2 T pun terbongkar tidak digunakan untuk menangani Covid 19. Beberapa hari silam, Jakarta diserbu banjir kiriman. Hujan yang ada di hulu, mengalir ke hilir, dan transit sebentar di Jakarta. Langsung belasan kelurahan terendam banjir. Warganya tidak bisa mengungsi karena PSBB.
Maka dengan demikian, para warga harus mengalami kengenesan yang hakiki dan tidak bisa berbuat banyak. Tapi dalam hal ini, kita justru melihat bahwa Tuhan itu ada. Dia sosok yang maha adil dan terus menyatakan keadilan. Setiap kezaliman, selalu dibayar tunai lewat hal-hal yang menyeimbangkan itu.
Pemimpin zalim di DKI sudah kebablasan dalam melakukan hal-hal yang tidak diridhoi oleh Tuhan kepada manusia. Manusia dianggap aset dan sumber dana lewat pajak-pajak yang mereka bayarkan. Setelah dapat uang banyak dari pajak, mereka pun langsung tidak pakai lama, dibuang begitu saja.
Anggaran yang sudah dikeluarkan, otomatis tidak bisa diapa-apakan lagi. Tapi yang pasti, sekarang semua mulai berbalik. Gubernur tak bisa kerja ini, mulai terkena musibah. Angka Covid 19 meningkat. Jakarta jadi juara satunya dalam penularan Covid 19. Mereka tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah Covid 19.
Ngoceh-ngoceh di balai kota, terus dilakukan tanpa adanya kerja nyata. Tanah Abang tetap ramai, malah banyak yang tidak pakai masker. Dalam kondisi seperti itu, pakai masker bisa pingsan, gak pakai masker bisa kena tular. Lantas, apakah PSBB dijalankan? Kalau di bacotnya sih katanya dijalankan, tapi realita dan faktanya, PSBB itu tidak ada.
Yang dibacotkan tidak sesuai realita. Gak heran Jakarta kena azab.
Begitulah gak heran.
Angka Covid 19 di Jakarta Naik Terus, Warga Kebanjiran, Anies Kena Karma?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/angka-covid-19-di-jakarta-naik-terus-warga-JTF6TMr47D

Bagi Bupati Tabanan, 

Covid Tidak Lagi Masalah Kepemimpinan,

Tetapi Juga Kemanusiaan


Menjadi pemimpin itu gampang, dan siapapun bisa melakukannya. Tetapi, keberhasilan pemimpin bukan karena dirinya terpilih, atau karena ada pendukung. Pemimpin itu dilihat dari kinerjanya, bukan dari jabatannya
Pandemi Covid membuka mata dalam banyak hal, termasuk membuka mata mana pemimpin yang memiliki hati untuk rakyat, dan mana yang tidak. Covid mengubah segalanya, ketika pemimpin tidak hanya dituntut jago memberikan komando, tetapi juga memberikan hatinya. Singkatnya, bukan hanya mata yang terbuka, tetapi mata hatinya juga harus terbuka dan tersentuh melihat dampak Covid-19 ini.
Menarik mengetahui bagaimana para pemimpin daerah bertanggungjawab terhadap warganya. Penulis sendiri tertarik dengan Bali, karena secara logika pastilah rentan mengingat banyaknya wisatawan asing di Bali.

Yup, Bali memang istimewa. Tidak hanya keindahan pulaunya yang luarbiasa, tetapi di saat pandemi Covid-19 bahkan Bali tampil memukau, menang melawan Covid.
Apakah itu terjadi dengan sendirinya?
Hahah….mana ada sesuatu yang terjadi tanpa sebab dan akibat.
Secara umum masyarakat Bali memang terkenal dengan ketaatannya beribadah, sehingga bisa dikatakan mereka terbiasa dengan disiplin. Penulis percaya, tidak sulit bagi masyarakat Bali untuk menerapkan disiplin. Mereka bahkan sudah terlahir dengan disiplin beribadah contoh nyatanya.
Tetapi, tetap nggak menjamin warga Bali lolos dari dampak pandemi. Fakta mewabahnya Covid-19 di Tabanan, Bali salah satu contohnya yang sangat berdampak terhadap aspek sosial, ekonomi dan kesehatan.
Menyebut nama Ni Puti Eka Wiryastuti Bupati Tabanan pasti asing di telinga kita. Bisa dimaklumi karena Indonesia ini luas sekali. Tetapi, inilah langkah sigap yang diambil Kabupaten Tabanan untuk menyelamatkan warganya, dengan menganggarkan Rp 100 miliar lebih. Anggaran yang diprioritaskan untuk empat bidang, dengan anggaran terbesar di bidang kesehatan dan jaringan pengamanan sosial.
Di lapangan pun Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tabanan Ida Bagus Wiratmaja membenarkan adanya anggaran khusus tersebut. "Kebutuhan anggaran dalam Bidang Kesehatan sekitar Rp23 miliar, Bidang Ekonomi sekira Rp3 miliar, Bidang Jaringan Pengamanan Sosial Rp78 miliar dan Bidang Penunjang Rp1 miliar.
Bersama jajarannya Ni Puti Eka memprioritaskan kesehatan masyarakat yang berjalan parallel dengan ketahanan ekonomi masyarakat dengan beberapa kebijakan, antara lain family farming, menjamin kelangsungan produksi pertanian dari hulu sampai hilir yaitu menjamin ketersediaan benih, pupuk, obat-obatan, sampai pendampingin oleh para penyuluh.
Adapun yang menarik dari kepemimpinan Ni Puti Eka adalah pengabdiannya yang melayani. Sebagai contoh dari manuvernya adalah:
Menjamin stok pangan langkahnya untuk memastikan warganya tidak kelaparan. Pertimbangannya adalah kelaparan dan kesehatan itu saling berhubungan. Jika warga kelaparan, maka berpengaruh terhadap kesehatan, dan kesehatan yang buruk akan berpengaruh terhadap ekonomi karena tidak bisa produktif di pertanian ataupun perkebunan. Hubungan yang kait mengait satu dengan lainnya.
Perputaran ekonomi Bupati Eka mendorong para petani di Tabanan untuk berproduksi bukan semata untuk dikonsumsi, tetapi juga sebagai sumber pendapatan. Sebagai contoh ini telah dilakukan di Desa Tegal Mengkep, dimana hasil tani dibeli oleh perusahaan daerah (Perusda) dan badan usaha milik desa (BUMDES), yang nantinya dijual kembali dengan layanan pesan antar secara gratis.
Mendorong budaya apotik hidup sebagai langkah membangun warga yang sehat. Membiasakan warganya untuk mengkonsumsi sayuran dan buahan, dan menularkan budaya makan sehat ini sebagai kebiasaan baik untuk semua.
Mempersiapkan rumah sakit darurat Covid-19 dengan anggaran Rp 9,9 miliar, ditambah juga alokasi insentif bagi tenaga medis, dan anggaran rumah singgah bagi tenaga medis.
Edukasi Covid dengan terus mengaungkan budaya hidup sehat dan bersih, serta berbagai kebijakan pemerintah. Termasuk juga memperhatikan limbah yang dihasilkan dari pandemi Covid-19 yang bisa jadi terabaikan.
Bupati Eka adalah satu dari sekian pemimpin daerah di negeri ini yang melayani warganya. Tetapi, menjadi menyentuh ketika seorang pemimpin rela merogoh kocek untuk warganya. Inilah totalitas kemanusiaan Ni Puti Eka Wiryastuti yang berkomitmen mendonasikan seluruh gajinya untuk menanggulangi Covid-19. Bukan hanya gaji, tetapi juga hasil pertanian miliknya untuk membantu rakyatnya yang telah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurutnya Covid sudah tidak lagi bicara soal kepemimpinan, tetapi sudah menjadi urusan kemanusiaan.
"Ini bukan lagi masalah kepemimpinan, tetapi ini masalah kemanusiaan. dalam kondisi pandemi seperti ini, kita harus sekalian menguatkan rasa empati kita. Silahkan gunakan seluruh gaji saya sebagai kepala daerah untuk kemaslahatan masyarakat khususnya di Tabanan" tegas Eka. Dikutip dari: liputan6.com
Wow…pelajaran berharga banget untuk banyak orang pastinya. Kita bisa belajar dari Tabanan yang bahu membahu bangkit melawan Covid-19. Totalitas pemimpinnya yang melayani bukan dengan komando, tetapi dengan hati.
Bupati Eka tidak hanya terbuka matanya melihat kesulitan warga, tetapi mata hatinya peka menolong tanpa pamrih.
Penulis pribadi selalu percaya, saat kita menanamkan kebaikan, maka akan berbuah kebaikan. Bupati Tabanan memulai dari dirinya, memerangi virus Covid-19 dengan ketulusannya melayani secara kemanusiaan, dan tidak menempatkan dirinya sebagai pemimpin.
Ni Puti Eka Wiryastuti memimpin atas dasar kemanusiaan, berbuat, dan memberkati orang banyak, paling tidak untuk warganya sendiri. Sejatinya inilah nilai seorang pemimpin, yang tidak hanya cakap memimpin, tetapi juga peka.
Artikel mpok lainnya bisa dinikmati di @mpokdesy
Sumber: https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4236010/menghadapi-pandemi-bupati-tabanan-fokus-produksi-pangan https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4222110/komitmen-bupati-tabanan-bali-donasikan-seluruh-gaji-untuk-penanganan-covid-19
Ilustrasi: Imgur
Bagi Bupati Tabanan, Covid Tidak Lagi Masalah Kepemimpinan, Tetapi Juga Kemanusiaan
Sumber Utama : https://seword.com/umum/bagi-bupati-tabanan-covid-tidak-lagi-masalah-86O2bnsWox

Ucapan Presiden: 

Selamat Hari Kenaikan Isa Almasih 

Sama Saja Dengan Kenaikan Yesus Kristus

Penulis berterima kasih untuk ucapan yang disampaikan Pak Presiden Jokowi yang mengucapkan “Selamat Kenaikan Isa Al Masih”. Sementara Kemenag RI memakai ucapan yang sedikit berbeda “Selamat Atas Kenaikan Yesus Kristus”. Mana yang tepat? Bagi penulis, sama saja.
Ucapan dari Presiden Jokowi grafisnya sangat bagus dan artistik, ada nuansa optimis dalam suasana cerah. kemenag RI tak mau kalah, menampilkan Yesus Kristus secara grafis atau komikal dengan cahaya, mencerminkan pengharapan. Keren banget dua-duanya!
Tapi ternyata di medsos ada keramaian dan kericuhan sedikit. Lucunya perdebatan sedikit sengit justru pecah di kalangan umat Kristiani yang terbagi dalam dua partai eh dua kubu. Ada kubu yang setuju seperti penulis dengan ucapan yang memakai sebutan atau nama Isa Al Masih.
Tak sedikit yang bersikap lebih tegas yaitu menolak dengan keras penyebutan nama Isa Al masih.
Alasan yang dikemukakan terlihat biblikal atau alkitabiah alias sepertinya masuk akal. Mereka memandang bahwa Isa bukanlah Yesus. Isa dianggap tidak sama atau tidak berhubungan dengan Yesus Kristus yang diimani umat Kristiani dalam Injil. Alasan lain yang nampaknya masuk akal adalah bahwa penyebutan nama ‘Isa Al Masih’ itu adalah nama yang ada dalam Al Quran yang memakai bahasa Arab.
Sebagai disclaimer, tujuan penulisan ini untuk merespon perihal penolakan dari umat Kristiani yang menolak terang-terangan nama ‘Isa Al Masih’.
Penulis mau menyajikan secara historis dengan referensi atau dasar yang kuat. Atau dengan kata lain penulis hendak merekonstruksi perkembangan penyebutan nama Isa yang tak lepas dari bahasa Aram dan Suriah. Suriah dulu pernah menjadi pusat perkembangan awal kekristenan. Ingat Antiokhia yaitu tempat atau kota murid Yesus pertama kali disebut Kristen? Nah, familiar kan?
Zaman Yesus hidup, bahasa yang dipakai adalah bahasa Aram atau Aramaic. Bahasa ini sebenarnya dikenal sebagai bahasa resmi pemerintahan kekaisaran dan upacara agama. Makanya Mel Gibson memakai bahasa ini dalam filmnya ‘The Passion of The Christ’ untuk mendekati ke aslinya.
Bahasa Aram ini adalah bahasa Semitik. Aram adalah bagian dari grup bahasa Semitik Barat Laut, yang juga termasuk bahasa Kanaan (seperti bahasa Ibrani). Bahasa Aram juga berhubungan dengan bahasa Arab, menjadi bagian dari rumpun bahasa Semitik Tengah; satu sumber yang kemungkinan besar untuk aksara Arab adalah aksara Aram Nabatea.
Lantas apa hubungannya? Nah, Yesus bahasa ibunya adalah Aram. Nama Yesus dalam bahasa Aram yang dipakai sehari-hari di Nazaret adalah Issho. Jadi ini nama panggilannya sehari-hari yang diambil dari nama dalam bahasa Ibrani, Yeshua. yang diambil dari nama pahlawan Israel di Perjanjian Lama yaitu Yosua.
Menariknya nama Isho ini diserap dalam bahasa Yunani. Nama Isho ini pun ditranslasikan menjadi Iesous. Jadi pemakaian nama Issho itu sudah sangat kuno. Bahkan ada sumber menyatakan bahwa pemakaian nama Isho dalam Alkitab Aramaic di akhir abad ke-2 sudah memakai nama Issho.
Lalu mazhab kekristenan zaman dulu terbagi dua, ada yang berkiblat ke Kristen Barat yang berpusat di Konstantinopel dan Kristen Timur berpusat di Antokhia. Kristen Timur tetap setia memakai nama ‘Issho’ dan para pengkhotbah memakainya dan ditranslasikan ke bahasa Arab.
Sidney Griffith menulis, “Dari sekian banyak penjelasan untuk bentuk nama Yesus seperti yang terlihat dalam Alquran, yang paling masuk akal dari sudut pandang penulis ini adalah bahwa itu mencerminkan ejaan pembicara bahasa Arab dari apa yang didengarnya dalam bahasa Arab. artikulasi bentuk umum Suriah Timur nama: Isho '. Sidney Griffith adalah professor dari Early Christian Studies at the Catholic University of America. Area keahliannya adalah Arabic Christianity, Syriac monasticism, medieval Christian-Muslim encounters and ecumenical and interfaith dialogue.
Profesor Kehormatan Missiologi di Universitas Utrecht, Jan A. B. Jongeneel menulis, “Al-Qur'an menyebut Yesus sebagai‘ Isa al-Masih. Ungkapan bahasa Arab ini tampaknya berasal dari bahasa Syria Nestorian, Isho Mshiha.
Penulis lebih condong ke pandangan ini. Jadi kesimpulannya:
Pertama, penyebutan nama Isa Al Masih itu tak salah dan malah bisa dibilang dengan menyerap dari bahasa Aramaic maka penyebutan itu lebih dekat ke aslinya. Jadi menyebut Isa Al Masih pun dalam doa sebagai orang Kristen itu bisa.
Kedua, dengan rekonstruksi secara historis penyebutan nama Isa Al Masih sebenarnya di satu sisi ada jembatan yang terjadi yaitu ternyata di Al Quran pun nama Yesus sebagai Isa Al Masih dipakai untuk mengacu kepada Yesus Kristus karena disebut sebagai Putera Maryam. Penyebutan masih itu jelas mengacu ke Mesias atau Kristus aka Juruselamat! Komplit kan?
Penulis membatasi sampai di sini saja. Jadi bagi yang menolak menyebut Isa Al Masih jangan pernah merasa rohaninya paling benar dan tinggi. Cek dulu secara historis, cuy! So, inilah keunikan bahasa yang adalah karunia Ilahi dan bisa memperkaya pemahaman dan menambah wawasan, Itu saja.
Griffith, S. H. (2013). The Bible in Arabic: The Scriptures of “the People of the Book” in the Language of Islam. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. p. 84 Fn. 64
Jongeneel, J. A. B. (1989). Jesus Christ in World History: His Presence and Representation in Cyclical and Linear Settings. Frankfurt: Peter Lang Internationaler Verlag der Wissenschaften. p. 128
https://callingchristians.com/2015/12/30/is-isa-a-fake-name-of-jesus-invented-by-islam/
Ucapan Presiden: Selamat Hari Kenaikan Isa Almasih Sama Saja Dengan Kenaikan Yesus Kristus
Sumber Utama : https://seword.com/umum/ucapan-presiden-selamat-hari-kenaikan-isa-almasih-sjaN79716W

Re-post by MigoBerita / Jum'at/22052020/09.55Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p