Migo Berita - Banjarmasin - Belajar dari Libya, Indonesia harus Bebas dari ideologi ala Teroris ISIS.
Kalimantan Selatan "Terhenyak", Kandangan sebagai salah satu Kabupaten dari provinsi Kalimantan Selatan ternyata "Terpapar" ideologi ala Teroris ISIS, tanpa rasa "Iba" mereka "Membunuh" salah satu Polisi yang bertugas disalah satu Mapolsek didaerah tersebut.
Oleh karenanya, kita sebagai masyarakat Banua Banjar harus terus waspada akan upaya "Provokasi" orang atau kelompok yang ternyata hanya membuat kegaduahan, keresahan di tengah masyarakat Banua Banjar yang selama ini selalu kondusif.
InsyaAllah Bersinergi Bersama kita bisa melawan TERORISME seperti ini..InsyaAllah.
MENGUNGKAP KEBENARAN
LIBYA ADALAH BUKTI KETERKAITAN ERAT "AMERIKA" DENGAN KAUM "RADIKALIS" . .
Tidak ada bukti yg bisa mempersalahkan Amerika atas kematian Khadafi,
karena Khadafi tewas ditangan kaum radikalis rakyatnya sendiri. Namun apa yg terjadi setelah Qadafi tewas? sebagian besar asset Libya dikuasai Amerika.
Belajar dari situasi Libya di negara kita saat ini, gonjang ganjing
peristiwa politik berawal dari ketegasan pemerintah Jokowi atas
bertahtanya Freeport di Papua selama bertahun-tahun. Amerika dan
Freeport terganggu dengan kebijakan pemerintah Jkw hingga mendanai aksi2
kaum radikalis merongrong pemerintahan negara ini.
Philipina
tidak pernah diganggu ISIS saat pemerintahnya pro ke Amerika. Sekarang
saat dipimpin Duterte yg tegas thd Amerika, negara ini mulai mengalami
serangan ISIS.
Radikalis adalah gerakan yg berbahaya. Jangan
sampai kita menyesali hal setelah kita juga ikut mengalami
kejadian-kejadian spt yg dialami di Syria dan Libya. . . Apa kesalahan Qaddafi hingga dunia terkesan merestui aksi kaum radikalis membunuh presidennya sendiri.? Berikut kondisi di Libya era Qaddafi:
1. Listrik gratis utk seluruh warga Libya
2. Tidak ada bunga jika rakyat pinjam uang di bank, semua bank adalah milik pemerintah.
3. Memiliki rumah adalah HAM
4. Setiap pengantin baru menerima 60,000 dinars (£34,470) dari pemerintah untuk membeli apartemen.
5. Pendidikan dan kesehatan gratis, sebelum Qaddafi berkuasa, tingkat melek huruf 25%, kini 83%.
6. Jika ada warga Libya yg mau bekerja sebagai petani, ia akan diberi tanah, rumah, peralatan, benih, dll, gratis.
7.Jika perawatan kesehatan di dalam negeri tdk memadai, pemerintah akan
memberi bantuan kpd mereka yang mau berobat ke luar negeri (diberi
bantuan dana £1585/bulan)
8. Jika warga Libya ingin membeli mobil, disubsidi 50%
9. Harga bensin £0.09 per liter (=1500 rupiah, cmiiw)
10. Libya tak punya utang luar negeri dan bahkan menyimpan dana £103 billion [tapi skrg dibekukan Barat]
11. Jika ada warga Libya belum dapat pekerjaan stlh lulus kuliah, dia akan diberi gaji UMR hingga dapat kerjaan.
12. Setiap warga Libya mendapat bagian dari penjualan minyak Libya, langsung dikirim ke rek mrk.
13. Seorang ibu yang melahirkan anak menerima tunjangan £3447 (58,7 juta rupiah).
14. 40roti hanrganya cuma t £0.10 (1700 rupiah)
15. 25 % warga Libya punya gelar sarjana
16. Gaddafi sedang membangun bendungan terbesar di dunia yang bisa mengairi seluruh kawasan padang pasir Libya.
Gaddafi menulis, "Mereka [Barat] ingin melakukan ke Libya apa yang
mereka lakukan ke Irak dan Iran. Mereka ingin mengambil kembali minyak
yang dinasionalisasi oleh negara-negara ini. Mereka ingin membangun
kembali pangkalan militer yang ditutup oleh revolusi dan untuk
menginstal rezim boneka yang akan menyerahkan kekayaan dan hasil kerja
bangsa tersebut untuk kepentingan korporasi imperialis.Yang lainnya
[jargon2/propaganda lainnya] adalah kebohongan dan penipuan."
DAN
SEBELUM LUPA: siapa yang dipakai Barat untuk menumbangkan Qaddafi? Tak
lain: mereka yang mengaku "MUJAHIDIN" (Al Qaida Libya) dengan jargon
"ingin mendirikan khilafah di Libya". Siapa ormas pendukung aksi
penggulingan ini di Indonesia? Google saja, cari ormas atau web yang
gencar menulis bahwa "Qaddafi thoghut" atau diktator sesat. Mereka ini
berjejaring secara internasional dan dipakai sewaktu-waktu oleh Imperium
untuk mengacaukan negara yang tidak disukainya.
Polda Kalsel Dalami Kasus Penyerangan ke Mako Polsek Daha Selatan
MARKAS Polsek Daha Selatan, Polres Hulu Sungai Selatan (HSS),
Senin (1/6/20), sekitar pukul 02.15 Wita dini hari, diserang oleh orang
tak dikenal. Akibatnya, seorang anggota polisi Brigadir Leonardo
Latupapua, yang kala itu bertugas melaksanakan piket, dilaporkan gugur
usai mengalami luka bacok serius. SEMENTARA,
pelaku yang sempat melakukan perlawanan saat akan diamankan, terpaksa
dilumpuhkan dengan timah panas, juga dilaporkan tewas setelah
mendapatkan perawatan.
Informasinya, kejadian berawal saat rekan
korban yang kala itu juga piket di ruang SPKT Polsek Daha Selatan,
Bripda Muhammd Azmi mendengar keributan di ruang SPKT, yang pada saat
itu posisi Azmi sedang berada di ruang unit Reskrim. BACA : Pengedar ‘Buaya Kuning’ Digaruk Tim Lukah Polsek Daha Selatan
Mendengar
itu, Bripda Muhammd Azmi kemudian mendatangi ke ruangan SPKT dan
langsung melihat keadaan rekannya Brigadir Leonardo sudah berlumuran
darah akibat luka bacok, pada lehar, tangan dan belakang, sebelum
akhirnya gugur dalam tugas karena kehabisan darah. Seketika
itu, Bripda Azmi pun langsung melaporkannya ke Kanit Intel Polres
setempat, yakni Brigadir Sahat guna meminta tolong dan bersama-sama
mendatangi ruang SPKT.
Melihat korbannya mendapat pertolongan,
orang tak dikenal yang kala itu menenteng senjata tajam (sajam) jenis
samurai, justru kembali mendatangi ruang SPKT, dan coba kembali
menyerang anggota polisi lainnya. BACA JUGA : Galang Dana, 9 Kabupaten/Kota di Kalsel Rawan Dimasuki Kelompok Teroris
Karena
dikejar, karuan anggota Polri itu lari ke ruang Intel dan Binmas Polsek
setempat, sekaligus mengunci ruangan, dan dari dalam langsung meminta
bantuan dengan menelepon Polres Hulu Sungai Selatan (HSS).
Melihat
rombongan anggota polisi lainnya berdatangan ke lokasi, orang tak
dikenal tersebut berbalik arah, melarikan diri dan bersembunyi ke
ruangan unit Reskrim. BACA JUGA : BNPT dan FKPT Kalsel Perkuat Pelibatan Masyarakat Cegah Terorisme
Namun,
hingga bantuan dari Polres HSS datang, pelaku tidak mau menyerah,
sehingga dilakukan tindakan. Pelaku sebelum menyerang masuk ke Mako
Polsek Daha Selatan, terlebih dahulu sempat membakar mobil patroli.
Kabid
Humas Polda Kalsel Kombes Pol M Rifa’i, membenarkan kejadian
penyerangan yang terjadi di Mako Polsek Daha Selatan, dan saat ini pihak
Polda Kalsel sudah menurunkan Tim Inafis untuk mengidentifikasi Tempat
Kejadian Perkara.
Dimakamkan Secara Militer, Brigadir Leonardo Dikenal Suka Bergaul
BRIGADIR Leoardo Latupapua tewas bersimbah darah usai
diserang orang tak dikenal saat piket di Markas Komando Polsek Daha
Selatan, Senin (1/6/2020) dini hari, sekitar pukul 02.15 Wita. PRIA penyerang
yang diduga terlibat jaringan teroris itu membacok Brigadir Leonardo di
ruangan SPKT Mapolsek Daha Selatan. Begitu mendengar keributan,
rekannya Bripda Azmi bersama Kanit Intelijen Polsek Daha Selatan
Brigadir Djoman Sahat Manik mendatangi rekannya.
Ternyata, orang
itu dengan membabi buta juga menyerang anggota Polsek Daha Selatan
lainnya dengan senjata tajam jenis samurai. Namun, berhasil lari ke
ruang Intel dan Binmas Polsek Daha Selatan, hingga dikunci dari dalam.
Dua
polisi ini kemudian meminta bantuan ke Polres Hulu Sungai Selatan (HSS)
di Kandangan. Hingga, pelaku bersembunyi di Ruang Unit Reskrim Polsek
Daha Selatan, hingga bantuan pun datang dari Polres HSS.
Akibat tak mau menyerah, polisi terpaksa melakukan tindakan tegas dengan menembak pelaku.
Camat
Daha Selatan Nafarin mengaku selama ini mengenal korban, Brigadir
Leonardo Latupapua merupakan sosok yang sangat mudah bergaul dengan
masyarakat. Brigadir Leonardo tercatat tinggal di Desa Tumbukan Bayu,
Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten HSS.
“Saya
sering mengobrol dengan almarhum. Untuk pelaku yang melakukan
penyerangan, saya belum berani memberi keterangan. Sebab, kasus ini
masih dalam proses penyelidikan pihak berwajib,” ucap Camat Daha
Selatan, Nafarin saat dikontak jejakrekam.com, Senin (1/6/2020) malam.
Dijelaskan
Nafarin, Brigadir Leonardo yang menjadi korban keganasan pelaku telah
dimakamkan secara militer di pemakaman umum Desa Sungai Pinang,
Kecamatan Daha Selatan, Senin (1/6/2020), sekitar pukul 15.30 Wita.
“Korban memiliki keluarga dan anak dua masih kecil kecil usia 7 tahun dan 4 tahun,” ucap Nafarin.
Dirinya
pun turut mendampingi Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta dalam
prosesi pemakaman secara militer untuk jenazah Brigadir Leonardo.
Bahkan, berdasar instruksi Kapolri Jenderal Idham Aziz, diusulkan
kenaikan pangkat luar biasa untuk Brigadir Leonardo.
“Kami tadi
mengunjungi rumah duka. Saya informasikan juga, Kapolda Kalsel siap
membantu biaya sekolah anak-anak korban yang masih kecil itu. Termasuk,
korban juga dinaikkan pangkatnya,” ucapnya.
Usai
kejadian penyerangan itu, pihak Polda Kalsel dan Polres HSS pun
langsung menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan
barang bukti. Sedangkan, pelaku yang terluka tembak langsung dievakuasi
ke RSUD Hasan Basry Kandangan.
Sebelum menyerang Mapolsek Daha
Selatan, pelaku juga terlebih dulu membakar mobil patroli polisi yang
terparkir di halaman kantor polisi itu.
Ada Surat Wasiat, Pengamat Intelijen Sebut Pelaku Penyerangan Mapolsek Daha Selatan Merupakan Jaringan ISIS
PENGAMAT intelijen, Surya Fermana menyebut pelaku penyerangan
Markas Polsek Daha Selatan di wilayah hukum Polres Hulu Sungai Selatan
pada Senin (1/6/2020), sekitar pukul 02.15 Wita, diduga kuat merupakan
jaringan dari ISIS. HAL ini berdasar
barang bukti yang didapat pihak Polda Kalimantan Selatan di tempat
kejadian perkara. Sebelum menewaskan anggota Polsek Daha Selatan yang
tengah lagi piket malam, Kepala SPKT III Brigadir Leonardo Latupapua,
pelaku juga membakar mobil patroli.
Hingga akhirnya, pelaku pun
meregang nyawa usai ditembak petugas gabungan bantuan dari Polres HSS.
Jenazah pelaku pun dievakuasi ke RSUD Hasan Basry di Kandangan.
Barang
bukti yang berhasil diamankan di lokasi kejadian adalah sebilah pedang
samurai berikut kompangnya, satu unit sepeda motor dan anak kunci.
Hingga, berbendera hitam identitas ISIS berbentuk syal, satu lembar KTP,
satu lembar surat wasiat hingga Alquran kecil.
Dalam
surat wasiatnya di atas kertas tulis buku sekolah, pelaku berinisial AR
ini mengutarakan isi hatinya. Ia juga menyebut pihak yang berseberangan
sebagai thogut dan harus diperangi.
“Dari modus penyerangan ini,
jelas ini merupakan bagian dari aksi teror jaringan ISIS. Apalagi,
pimpinan ISIS sudah menyerukan kepada anggota dan simpatisan untuk
melakukan teror di tengah pandemi Covid-19,” ucap Surya Fermana kepada jejakrekam.com, Senin (1/6/2020).
Ia
mengutarakan sebelum melakukan penyerangan, pelaku sudah lama mengamati
dan mengintai, hingga memetakan dan merencanakan secara matang aksinya.
“Berarti
pelaku itu sudah beberapa kali mengamati Mapolsek Daha Selatan. Ia tahu
betul, kapan penjagaan itu longgar, dan siapa yang berjaga. Apalagi, di
tengah wabah Covid-19 ini, fokus masyarakat telah terkonsentasi soal
ancaman kesehatan,” imbuh Surya.
Menurut
dia, sel ISIS itu masih hidup dan tumbuh subur di tengah masyarakat
Indonesia, tak terkecuali Kalimantan Selatan yang punya sejarah kuat
terhadap gerakan semacam ini.
“Inilah pentingnya membangun
kesadaran masyarakat khususnya di Kalsel, jangan menganggap enteng
apalagi menilai hal sebuah rekayasa dari kejadian ini. Selama kita
menganggap para teroris ini bukan musuh bersama, semakin subur mereka
hidup di tengah kita,” kata lulusan Fakultas Filsafat Universitas
Indonesia (UI) ini.
Menurut Surya, masyarakat harus menolak
keberadaan para teroris dan jangan permisif, apalagi sampai mengatakan
insiden penyerangan pelaku di Mapolsek Daha Selatan sebagai rekayasa
aparat atau mengaitkannya dengan teori konspirasi.
“Jaringan ISIS
itu masih hidup di Indonesia, termasuk di Kalsel. Kita harus waspada,
apalagi mereka sudah membentuk sel-sel. Satu sel hilang, maka sel
lainnya akan tumbuh. Berita penyerangan hingga gerakan aparat ini pun
mereka amati dengan seksama,” kata Surya.
Menurut
dia, semua pintu masuk jaringan teroris ISIS ini begitu mudah, karena
Kalsel merupakan wilayah terbuka. Bahkan, Surya mengungkapkan
jaringannya pun betebaran hingga ke provinsi tetangga, Kalteng.
“Inilah
mengapa saya katakan pentingnya menggugah kesadaran masyarakat kita
agar peduli dengan lingkungannya. Sikap masyarakat yang apatis apalagi
bersimpatik dengan mereka, justru akan menyuburkan gerakan radikal dan
teror semacam ini,” pungkasnya.
Tangkal Radikalisme, Banjarmasin Bentuk Forum Kewaspadaan Dini Setiap Kecamatan
DERADIKALISASI melalui aktualisasi nilai-nilai kebangsaan
menjadi topik diskusi menjelang bedug Maghrib yang dihelat organisasi
sayap PDI Perjuangan, Taruna Merah Putih (TMP) Kalimantan Selatan di
Antung Sari Resto, Jalan Sultan Adam, Banjarmasin, Jumat (25/5/2018). DISKUSI
ini makin menarik, ketika akar masalah terorisme dan radikalisme serta
mencari upaya dan solusi untuk memutus rantai gerakan ini dibahas
segenap aktivis pemuda, akademisi dan elemen masyarakat lainnya.
Ketua
TMP Kalsel, M Syaripuddin mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka
mencari benang merah problem radikalisme dan terorisme yang marak
terjadi akhir-akhir ini. “Apalagi, gerakan ini mulai menyasar kaula muda
untuk ditanamkan ideologi radikal yang bertentangan dengan Pancasila.
Kalimantan Selatan banyak gerakan yang harus diwaspadai, karena ada
kesenjangan ekonomi dan berpikir singkat untuk berjihad mendapatkan
tiket masuk surga,” kata Syaripuddin.
Anggota DPRD Tanah Bumbu ini
memang mengakui porsi dan beban kerja pemerintah harus ekstra untuk
menangkal gerakan-gerakan radikal.
Sementara itu, Wakil Walikota
Hermansyah menuturkan Pemkot Banjarmasin mendukung dan mengapresiasi apa
yang dilakukan TMP untuk mendiskusikan tentang terorisme dan
radikalisme yang marak terjadi belakangan ini di Indonesia.
“Pemuda
dan mahasiswa harus saling bersinergi untuk menangkal radikalisme dan
terorisme. Jangan sampai merugikan kalangan masyarakat khususnya di Kota
Banjarmasin,” ucap politisi PDIP ini.
Mantan anggota DPRD Kalsel
ini berpesan agar selalu menjaga kebhinnekaan dan kerukunan antar umat
beragama demi keutuhan NKRI agar bisa membendung gerakan-gerakan yang
mengancam kedaulatan bangsa Indonesia.
“Pemkot Banjarmasin sendiri
telah membentuk Forum Kewaspadaan Dini di setiap kecamatan demi
mendeteksi gerakan-gerakan yang berbahaya agar tidak merugikan
masyarakat,” tandasnya
Lembaga Keagamaan Wadah Menangkal Paham Radikalisme
FORUM Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalsel menggelar
sosialisasi penguatan aparatur dan masyarakat terhadap isu-isu
radikalisme di Sinar Hotel, Pelaihari, Tanah Laut, dengan narasumber
dari BIN, Noorhalis Majid, dan Ridhani Fidzi. PERWAKILAN
BIN menyatakan, radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara ekstrim atau
drastis. Dimana, indikator radikalisme dari sikap dan tingkah laku,
misalnya fanatisme yang sempit terhadap agama, fanatisme berlebihan terhadap suatu ideologi, tidak mau hormat kepada bendera merah putih, menolak menyanyikan lagu kebangsaan, tidak mengakui norma-norma universal yang berlaku, seperti hukum dan HAM,
mudah mengkafirkan kelompok yang tidak sejalan, menganggap toghut
pemerintah atau aparat, sikap intoleransi di lingkungan masyarakat,
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan rendah, serta keberadaan warga
simpatisan igaras dan keberadaan napiter atau exnapiter.
Noorhalis
Majid dalam pemaparannya mengatakan, radikalisme terbagi, yakni
radikalisme statis dan radikalisme destruktif. “Di Kalimantan sudah
mendapatkan nilai 55 potensi dari radikalisme itu sendiri,” ucapnya.
Sementara,
DR Ridhani Fidzi mengatakan, lembaga keagamaan, seperti masjid,
langgar, mushalla, majelis taklim, lembaga pendidikan Islam dan ormas
Islam, seperti NU dan Muhammadiyah dapat berperan sebagai tempat
berlangsung pengintegrasian nilai-nilai Islam dan iptek untuk
menciptakan ulama intelektual dan intelektual ulama.
Serta,
lanjutnya, sebagai tempat berlangsung pengintegrasian tiga jenis ilmu:
ilmu empiris (tajribi), rasional (burhani), dan illuminatif
(irfani/ladunni).
“Serta menjadi jendela Islam dalam membuka
wawasan kemodernan, dan keindonesiaan, tempat berlangsungnya kemampuan
dasar manusia, seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih,
mempertimbangkan segi moral/agama dalam melihat masalah, toleran,
menjadi warga yang baik, berminat luas pada kehidupan, memiliki
keterampilan khusus untuk bekerja, dan hidup dalam masyarakat global,”
tuturnya.
Diungkapkannya, ada lima gagasan/kepercayaan berbahaya,
yakni superioritas, ketidakadilan, kerentanan, ketidakpercayaan, dan
ketidakberdayaan.
Tentang
jihad, ia mengatakan, sebutan jihad sudah populer di kalangan umat
Islam, bahkan dalam beberapa ayat terdapat perintah untuk berjihad.
“Namun dalam memaknai kata jihad sering terdapat perbedaan indikasi dan
makna jihad ini. Hal ini semakin jelas dengan adanya tindakan kekerasan
yang dilakukan segelintir orang yang diakuinya sebagai jihad,” bebernya.
Diungkapkannya,
organisasi Islam seperti NU dan Muhammadiyah menjadikan NKRI sebagai
nation state dengan Pancasila dan demokrasinya adalah final.
Sementara masih ada ormas keagamaan lainnya yang menganggap NKRI secara
sistem politik merupakan sistem yang kafir, meski tidak harus diperangi,
tetapi didakwahi.
“Bahkan NII (Negara Islam Indonesia) dan
Jama’ah Islamiyyah (JI) menganggap NKRI bukan saja sistem yang kafir,
tapi harus diperangi, dimana pengusung dan pendukungnya halal darah dan
hartanya,” ucapnya.
Berbeda, lanjutnya, dengan Muhammadiyah yang
dalam Tanwirnya pada Juni 2012 di Bandung, yang menetapkan NKRI sebagai
final. Menurut Muhammadiyah, Indonesia yang berdasar Pancasila merupakan
negara perjanjian atau kesepakatan (Darul ‘Ahdi), negara kesaksian atau
pembuktian (Darus Syahadah), dan negara yang aman dan damai
(Darussalam).
Sementara, NU menerima NKRI berdasarkan keputusan
Muktamar NU tahun 1935 di Banjarmasin, bahwa kawasan Hindia Belanda
wajib dipertahankan secara agama dan juga Resolusi Jihad mempertahankan
republik yang dikeluarkan PBNU pada 22 Oktober 1945.
“Mengutip Gus
Dur: mendirikan negara Islam tidak wajib bagi kaum muslimin, tapi
mendirikan masyarakat yang berpegang pada ajaran Islam adalah sesuatu
yang wajib,” pungkasnya.
Galang Dana, 9 Kabupaten/Kota di Kalsel Rawan Dimasuki Kelompok Teroris
PROVINSI Kalimantan Selatan terbilang masih rawan untuk
dimasuki kelompok teroris. Terutama, dari jaringan Negara Islam
Indonesia (NII) atau Darul Islam, yang memasuki 9 daerah di Kalimantan
Selatan. Paling rawan justru berada di Kabupaten Tabalong. FAKTA
ini diungkap Kepala Unit 3 Subdit 4 Direktorat Intelkam Polda Kalsel,
Kompol I Wayan Suardiyasa dalam rapat koordinasi pencegahan terorisme
dan radikalisme se-Kalsel di Hotel Aria Barito Banjarmasin, Selasa
(9/7/2019).
“Dari data yang ada, 9 kabupaten dan kota di Kalsel
masih tergolong rawan radikalisme dan terorisme. Terutama, Kabupaten
Tabalong, karena salah satu pelaku teror yang tergabung dalam kelompok
Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan tewas di Poso, Sulawesi Tengah,
ternyata berasal dari kabupaten ini,” ucap I Wayan Suardiyasa.
Sementara,
beber dia, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dijadikan tempat
konsoliasi dan pencarian dana atau usaha dari para mantan narapidana
(napi) terorisme. “Selanjutnya, di Kabupaten Tapin direncanakan akan
dibangun cabang Ponpes Nguruki, Solo dengan pengajarnya didatangkan dari
alumni pesantren ini,” tutur I Wayan Suardiyasa. BACA : Polisi Amankan Satu Keluarga Terduga Teroris di Palangka Raya
Sementara,
menurut dia, di Banjarmasin ditemukan foto simpatisan ISIS depan Masjid
Sabilal Muhtadin, teror Duta Mall dan Polresta Banjarmasin, serta
sebaran mantan anggota NII dan penyebaran buku tadzikirah karya Ustadz
Abu Abu Baasyir.
“Begitupula, kerawanan juga terjadi di
Banjarbaru, karena tersebarnya mantan anggota NII dengan melakukan
penggalangan dana untuk dana operasionalnya. Termasuk, teror di Simpang
Empat Banjarbaru serta penyebaran buku aqidah karangan Ustadz Aman
Abdurrahman alias Oman Rochman alias Abu Sulaiman, pendiri Jamaah
Ansharut Daulah (JAD),” tutur Suardiyasa. BACA JUGA : Dua Terduga Teroris Masih DPO
Menurut
dia, di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) justru dijadikan tempat
konsolidasi serta penggalangan dana. Sedangkan, di Kotabaru, justru ada
keterlibatan dengan salah satu pelaku bom Bali 1, karena proses
perakitan bom justru dilakukan di kabupaten tersebut.
“Sedangkan,
daerah tetangganya, Kabupaten Tanah Bumbu dijadikan tempat transit dan
pelarian para pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Poso, pengiriman
logistik baik dana maupun barang serta sebaran mantan NII, alumni Ponpes
Nguruki yang merupakan teman satu angkatan pelaku teror asal Kabupaten
Tabalong. Ada pula para mantan napi teror dan kelompok radikal ini sudah
masuk ke wilayah Asam-Asam, Angsana dan Batulicin,” beber Suardiyasa.
Masih
menurut dia, penggalangan dana serta wadah berkumpul para militan
radikal ini juga memilih di Kabupaten Banjar. Dengan begitu, kata
Suardiyasa, Kalsel sebenarnya dijadikan tempat persembunyian dan jalur
transportasi dan persinggahan. BACA LAGI : Duta Damai Dunia Maya Perangi Penyebaran Paham Terorisme
Fakta
ini terungkap usai para pelaku teror yang ditangkap di Kaltim pada
Agustus 2018 dan di Kalteng, pada 10 Juni 2019 lalu, menyebutkan Kalsel
sebagai daerah transit dan penggalangan dana. “Saat ini, dalam kasus
terorisme di Kalteng telah dikembangkan, dan ditahan 34 orang yang
merupakan anggota JAD. Bahkan, di Tanah Bumbu dan Kotabaru telah berdiri
dan berkembang para militan yang berafiliasi dengan ISIS,” tuturnya.
Masi
di Tanah Bumbu, Suardiyasa mengungkapkan ada salah seorang mantan napi
teror dari Lapas Tangerang yang masih terlibat jaringan hacker Medan,
telah berhasil meretas situs hingga menghasilkan uang Rp 500 juta.
“Patut diwaspadai, saat ini tokoh NII menjadi pendakwah di
masjid-masjid. Mereka melakukan pengajian dengan mengharuskan para
jamaah untuk berbaiat,” tutur Suardiyasa. BACA LAGI : Ketua FSKN Sultan Khairul Saleh Ingatkan Indonesia Tak Boleh Kalah dengan Teroris
Ia
menerangkan bahkan pola semacam ini pernah ada di wilayah Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalsel serta di Kabupaten Banjar,
karena ditengarai ada satu tokoh Jamaah Islam (JI) yang berkomunikasi
intens dan klandestin dengan jaringannya di Kalteng.
Sedangkan,
menurut Suardiyasa, jalur masuk terorisme atau kelompok radikal di
Kalsel berbagai cara, di antaranya dengan masuk melalui paham yang
tumbuh di masyarakat, sekolah atau lembaga pendidikan, dakwah agama,
komunitas masyarakat serta melalui media sosial atau internet.
Sepakat untuk Bersama-sama Memerangi Terorisme dan Radikalisme
SELASA (9/7/2019) digelar rapat koordinasi pencegahan terorisme/radikalisme di Kalsel, di Hotel Aria Barito. RAPAT
ini dalam rangka cipta kondisi, kesiapsiagaan, dan keterlibatan
pemerintah daerah dalam menagntisipasi gangguan ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat, serta dalam rangka upaya diteksi dini dan
kewaspadaan dini.
Kepala Kesbangpol Kalsel Adi Santoso mengatakan,
elemen masyarakat di Kalsel harus ikut menutup ruang gerak terorisme
dan radikalisme, dengan satu pemahaman menjaga persatuan dan kesatuan.
“Dalam
rapat koordinasi ini kami mengundang beberapa elemen, seperti Forum
Kerukunan Umat Beragama, organisasi masyarakat, mahasiswa, pelajar,
forum kelurahan, forum kecamatan, serta Kesbangpol seluruh kabupaten dan
kota se-Kalsel, sebab mereka yang mengetahui secara langsung di
lingkungan masyarakatnya,” ujarnya.
Dalam
rapat koordinasi ini, peserta membubuhkan tanda tangan dalam pernyataan
sikap bersama, yang isinya menyadari bahwa radikalisme/ rerorisme
merupakan musuh bersama yang sangat membahayakan NKRI, dan Bersama-sama
tidak menganggap remeh ancaman radikalisme/terorisme, serta segera
mengambil langkah-langkah nyata mencegah lingkungan masyarakat
masing-masing tidak terpapar pengaruh sesat ideologi
radikalisme/terorisme.
Serta, tidak membuat pernyataan yang bisa menyebabkan makin membesarnya semangat radikalisme/terorisme.
Gubernur
Kalsel yang diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setdaprov
Kalsel Fathurahman sangat mengapresiasi rapat koordinasi ini. “Rapat
koordinasi ini tidak sebatas sebagai seremonial saja, tetapi bisa
dikomunikasikan langsung di tengah masyarakat untuk tetap menjaga
persatuan dan kesatuan dalam NKRI,” katanya.
BNPT dan FKPT Kalsel Perkuat Pelibatan Masyarakat Cegah Terorisme
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum
Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) menyelenggarakan diskusi terbatas
pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di
Swissbell Hotel Banjarmasin, Jumat (9/8/2019). Hadir perwakilan dari
Polda Kalsel, Korem 101/Antasari, Kesbangpol, Dinas Pendidikan,
organisasi kepemudaan. KASUBDIT
Pemberdayaan Masyarakat BNPT Andi Intang Dulung mengatakan, FKPT sudah
ada di Kalsel sejak tahun 2012. Berbagai kegiatan sudah dilakukan.
“Tinggal dievaluasi, apakah signifikan mampu mengurangi ancaman
radikalisme dan terorisme. Daerah ini sangat aman, namun bukan berarti
potensinya tidak ada. Karena itu, FKPT berfungsi mencegah dengan cara
berkoordinasi dengan semua pihak,” katanya.
Adi Santoso, Kepala
Kesbangpol Kalsel Adi Santoso menyampaikan soal koordinasi selama ini
yang terjalin antara Kesbangpol dengan FKPT Kalsel, bahwa selama ini
berjalan dengan baik. Kedepan diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi.
Kegiatan kedepan bisa disederhanakan, tidak perlu di hotel, sehingga
bisa melibatkan peserta lebih banyak lagi.
Mariatul
Asiah, sekeretaris FKPT Kalsel, mewakili FKPT, memaparkan kegiatan yang
sudah dilakukan sepanjang tahun 2018 dan 2019. Kegiatan dari berbagai
bidang, dipaparkan satu persatu, termasuk kegiatan yang bersumber dari
dana hibah Pemprov Kalsel.
Peserta yang lebih 30 orang,
mengapresiasi yang sudah dilakukan FKPT Kalsel. Kerjasama dan pelibatan
sudah sangat baik. Penting ditingkatkan dalam soal siber, karena anak
muda lebih banyak menggunakan media online. Pelibatan facebooker,
youtuber, dan lain-lain sudah menjadi suatu keharusan. Hanya dengan itu
bisa mencegah perkembangan isu ini di dunia maya.
Anggota Komisi I DPR RI Serukan Intelijen TNI-Polri Segera Bertindak
ANGGOTA Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha menyerukan agar
jajaran Polri dan TNI segera meningkatkan kewaspadaan kemungkinan adanya
simpatisan ISIS meniru aksi penyerangan yang terjadi di Mapolsek Daha
Selatan, Kalimantan Selatan, Senin (1/6/2020) dini hari. “MESKI sampai
saat ini, pihak kepolisian khususnya Polri maupun Polda Kalimantan
Selatan mengumumkan hasil penyidikan atas modus pelaku penyerangan
terhadap Mapolsek Daha Selatan, namun kewaspadaan harus dilakukan aparat
Polri dan TNI,” ucap Syaifullah Tamliha kepada jejakrekam.com, Senin (1/6/2020).
Menurut
dia, apa yang dilakukan pelaku yang diduga simpatisan ISIS di Mapolsek
Daha Selatan bisa ditiru gaya dan cara melalui media sosial (medsos).
“Inilah
mengapa sangat penting agar radikalisme di Kalimantan Selatan harus
segera ditumpas agar tidak menjalar ke masyarakat lainnya,” ucap wakil
rakyat asal Kalsel ini.
Ketua
DPP PPP ini mengatakan pelibatan tokoh ulama sangat penting di
Kalimantan Selatan, karena mayoritas penduduknya menganut agama Islam
sehingga pesan yang diberikan kepada masyarakat bisa dicerna secara
kaffah atau menyeluruh.
“Program deradikalisme hendaknya terus-menerus dilakukan, meskipun dalam suasana pandemi Covid-19,” ucap Syaifullah.
Anggota
DPR RI bidang pertahanan, intelijen negara dan luar negeri ini
mengatakan kewaspadaan TNI dan Polri mesti dilakukan. Sebab, menurut
Syaifullah, kedua institusi negara ini mendapat tugas sebagaimana hasil
revisi UU tentang Tindak Pidana Terorisme.
“Intelijen TNI dan
Polri harus cepat bertindak sebelum terjadinya aksi teror kembali, usai
kejadian di Mapolsek Daha Selatan ini,” cetusnya.
Syaifullah
juga menyerukan agar para ulama dan tokoh masyarakat Kalsel agar terus
membina warga Banua agar tidak terpapar paham radikalisme dan terorisme.
“Akan
sangat berbahaya bagi Kalsel jika pemahaman agama yang dicerna
masyarakat itu hanya sepotong-potong. Akhirnya, muncul kelompok radikal
yang mengarah ke tindakan teror yang jelas meresahkan dan merugikan
masyarakat,” tandasnya.
Coba Tuan menipu jama'ah umroh, membohongi konsumen rumah islami,
mengibuli para investor kebun pohon kurma atau berdusta atas nama arisan
dan pinjaman syariat, atau sebar HOAX maka tak banyak orang akan
menunjuk Tuan dengan jarinya seraya berkata: "Tuan telah menyalahi
islam!"
Coba Tuan mendukung Jokowi atau Ahok, maka dengan mudahnya Tuan akan dituding sebagai orang munafik atau kafir (av - 2020). Relevansi Ucapan Bung Karno "Selamat Hari Lahir Pancasila"
ITU KARENA....
Kerusuhan meluas di 25 negara bagian di
Amerika, begitu sekilas saya lihat beritanya. Mengerikan melihat
bagaimana negara sebesar dan se heterogen Amerika dicabik-cabik
kerusuhan. Tentu saja pemicu kerusuhan itu adalah isu rasial, tapi yang
tidak kalah menjadi penyebab adalah gelombang pengangguran, kebosanan
masal dan perasaan tak berdaya saat Pandemi Covid 19 yang menimbulkan
perasaan marah yang laten di bawah sadar masyarakatnya. Untung Indonesia
juga segera menyadari situasi semacam ini, kalau tidak, bukan tidak mungkin kerusuhan yang sama hanya tinggal menunggu pemicunya saja.
Namun demikian, ada hal yang menarik saya amati terkait kerusuhan di
Amerika ini.
Sekalipun tampak sekali ada gelombang kemarahan, kemuakan
terhadap Trump, terhadap aparat dan terhadap pemerintah Amerika, tapi
saya perhatikan tidak ada tuntutan untuk ganti sistem, robohkan rezim,
atau bahkan tuntutan untuk referendum, dan juga gelombang pemberontak
bersenjata berat yang membanjiri kota-kota dengan panji-panji kekerasan
tersistematis, menuntut demokrasi liberal dg jurnalis-jurnalis asing
yang menyiarkan segala berita absurd yang bahkan tak kuasa di
klarifikasi oleh intitusi paling valid sejagat seperti Kompas, Tempo dan
tentu saja Mafindo sebagaimana hal yang mungkin akan terjadi kalau
peristiwa yang sama terjadi di salah satu negara timur tengah, atau
hongkong dan Papua Indonesia misalnya.
Lama saya renungkan
sebabnya, hingga saya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa tidak adanya
tuntutan pemecah belah semacam itu adalah karena; " DI 25 NEGARA BAGIAN
ITU DAN SEKITARNYA KAN ENGGAK ADA KEDUTAAN BESAR AMERIKA" Khaerun Fajin Arif
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R
PKI KADRUN BERBUNGKUS PEMBELA ISLAM.
Lahir dgn nama Ahmad Aidit, Lalu setelah dewasa berganti nama menjadi Dipa Nusantara Aidit.( DN Aidit )
Siapa dia ? Benar, dia lah pemimpin senior PKI, seorang keturunan Arab dari seorang
Ayah yg bernama Abdullah Aidit. Lahir di Belitung 93 tahun yg lalu,
namun banyak menghabiskan masa kecilnya di Agam Sumatera Barat.
What Sumatera Barat ? Ya, wilayah dimana suara Jokowi kalah telak di pilpres kemarin.
Lalu apa kaitannya DN Aidit PKI dgn ocehan kadrun saat ini ?
Tentu sgt berkaitan ? Krn mrk menganggap bahwa orang orang PKI itu pasti non Muslim, Atheis, China & anti Arab. Nyatanya ? PKI itu sendiri adalah sempalan dari partai Sarekat Islam, tentu berbasiskan Islam pula.
Dan faktanya lagi, pendirinya sendiri adlh keturunan Arab, yg Ayahnya sendiri adalah pendiri organisasi Nurul Islam yg berafiliasi dengan ormas Muhamadiyah. Jadi, di manakah Atheis, Anti Arab maupun anti Islam nya ?
Dan tuduhanmu bahwa PKI bangkit lagi sdh bisa dimentahkan oleh adanya TAP MPR no 25 tahun 1966, yg berfungsi mengunci rapat aliran komunis bangkit lagi.
Apalagi tuduhan mu bahwa PKI itu anti Arab ? Bukankah pendiri PKI itu orang Arab juga ?
PKI sdh tdk relevan di era kemajuan digital saat ini. Lihatlah Korea Utara itulah contoh nyata gagalnya idiologis ini.
Sedangkan Tiongkok hanya sloganya saja yg komunis ? Namun pada prakteknya, liberalisasi malah getol diterapkan oleh mereka
So, baca dulu sejarah berdirinya partai terlarang ini, baru berkomentar tentang mereka
Toh syariat khilafah yg kalian perjuangkan itu juga sama2 produk gagalnya. Andai produk idiologis itu berhasil, tentu akan masih eksis hingga saat ini ? Namun nyatanya ?
Semua ambyar tak tersisa, gara gara penyalahgunaan jabatan & kekuasaan dgn mengatasnamakan Tuhan.
Jgn sekali2 Pembela org yg ngebet khilafah sbb disono Palestina mlh tumbuh subur PKI-nya ? Krna ternyata PKI pun tumbuh pesat di sana.
Hayo... *Kritis boleh, guoblookk jangan...!!!!* https://id.m.wikipedia.org/wiki/D.N._Aidit https://majalah.tempo.co/…/keluarga-besar-aiditsesudah-mala… https://kaltimkece.id/…/jejak-pki-di-kaltim-dipimpin-bangsa… Iwan Rasta Satu
PARA PENJUAL AGAMA
Apapun yang dilakukan pemerintah akan selalu salah di mata kadrun. Mereka memang kaum yang tidak tahu diri, tidak tahu malu dan tidak tahu terima kasih.
Padahal di kitab suci mereka Tuhan memerintahkan taatilah ulil amri (pemimpin) di antara kamu. Tapi demi ambisi politik mereka menganggap ayat itu tidak ada. Mereka hanya akan pake ayat untuk mendukung kepentingan mereka. Mereka bahkan korupsipun menggunakan kode ayat di kitab suci.
Saya bukan orang luar. Saya mantan kadrun yang sudah tobat bahkan murtad dari kemunafikan mereka. Mereka berpedoman : fitnah & hoax adalah sebagian dari iman. Sampaikanlah walaupun satu hoax.
Alhamdulillah sekarang saya sudah dapat hidayah. Tidak mau lagi jadi sampah peradaban. Muhammad Zazuli
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R
BERGERAK ATAU MATI
Kondisi new normal itu bukan lagi pilihan, tapi sudah menjadi keharusan..
Para pengusaha yang mempekerjakan ratusan ribu karyawan di Indonesia,
sudah mengibarkan bendera putih. Mereka bilang cuma bisa bertahan sampai
Juni, kalau tidak, mereka terpaksa harus PHK besar-besaran bahkan
mungkin harus menutup perusahaannya.
Dan kalau itu terjadi, maka dampak sosialnya akan dahsyat. Pengangguran
bisa membawa api kerusuhan dan bisa menggoyang kestabilan negara.
Situasi inilah yang ditunggu para politikus busuk yang "sok pro rakyat"
bahwa new normal adalah pembunuhan massal. Jika terjadi goncangan
ekonomi, mereka juga yang akan ngompor2i untuk demo besar dan tujuan
akhirnya menggoyang pemerintahan.
New normal adalah konsep
menjalankan kembali kehidupan yang normal dgn gaya baru, gaya yang
disesuaikan dgn keadaan. Yang biasanya kerja tanpa masker, harus pake
masker. Yang biasanya berdesak2an harus jaga jarak.
Tapi intinya tetap, yaitu kembali kerja. Karena kalau kita tidak bergerak, kita mati sendiri.
Pilihannya memang sama2 tidak enak, antara kesehatan atau kelaparan.
Memangnya Jokowi dgn senang mengambil keputusan itu ? Dia hanya
mengambil keputusan yang buruk dari situasi yang paling buruk..
Bangsa kita sudah berkali-kali dihadapkan pada situasi paling sulit
dalam perjalanannya. Tapi kita mampu beradaptasi, bertahan bahkan
menyeimbangkan diri lagi.
Dulu saja tahun 98, ekonomi kita
runtuh. Negara hampir jatuh. Tapi kita akhirnya mampu menyeimbangkan
lagi meski awalnya tertatih.
Percaya dirilah, bahwa kita
terlahir bukan sebagai bangsa cengeng. Yang terus sembunyi dan menangisi
diri, dengan rasa ketakutan yang amat sangat. Kita bangsa petarung,
yang mampu melewati badai seberapa besarnyapun ia mengurung.
Bergerak atau mati. Cuma itu pilihan yang ada, mau ambil yang mana ??
Denny Siregar
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/?hc_ref=ARTF-lJ9QaU8H3UlyH_fTFWLWEUBj6I8l0BqKx50gSc9vCPAQ9Fj-DBbFv2PzPOIrZk&fref=nf&__tn__=kC-R
KADROEN BERUK TERCYDUK
Entah apa yang merasukimu pak Tua ini.
Tapi miris juga rakyat seperti ini, gegara kepentingan politik oleh elit
oknum tertentu, akhirnya kakek2 seperti ini otaknya keracunan virus
hoax.
Parahnya, virus hoax itu disebarkan lewat media sosial dan
kemudian menginveksi netizen lainnya, terutama mereka yang punya
kebencian sama membabibuta terhadap Jokowi.
Tampang-tampang manusia seperti ini sudah banyak bertebaran di media
sosial. Mereka seperti gak ada kapoknya, mungkin karena keyakinannya
bahwa sebar hoax adalah jalan menuju jihad?
Mereka para kadroen
beruk ini rata2 tampang luarnya suka dibungkus pakai gamis dan sorban,
tapi kelakuannya mirip Iblis dan Setan.
Makhluk model kadroen
beruk memang tak perlu dikasihani, kalau bisa sisir di semua media
sosial dan diviralkan agar cepat dikarantina sama aparat kepolisian.
Ketahuilah, bahwa virus hox dan kebencian yang dilakukam kadroen beruk ini jauh lebih berbahaya daripada virus corona.
Oh ya, ditunggu komentar para kadroen beruk lainnya yang ingin ngatain "rezim sedang kriminalisasi ulama".
Dan balas dengan ucapan, "Ulama matamu suwek!"
Yusuf Muhammad
FB Andy Black Swan :Para
Pembenci akan selalu mencari kesalahan orang yang dibencinya, dan para
pecinta/pendukung akan selalu membela orang yg dicinta/didukungnya. Betul kata Alm. Soekarno, perang tebesar dan tersulit adalah perang melawan saudara sebangsa tanah air.
DUA PEMIMPIN YANG MENGINSPIRASI
Hari pertama masuk kerja setelah Idul Fitri kemarin, Presiden Jokowi
langsung turun ke lapangan. Ia hendak mengetahui apakah sarana sosial
kita sudah siap jika PSBB dibuka kembali. Jokowi mendatangi mall,
stasiun kereta, dan tempat layanan publik.
Kita tahu, meski
Covid19 belum bisa dipangkas seluruhnya, tapi hidup harus jalan terus.
Istilahnya kita memasuki suasana hidup normal yang baru --new normal.
Hal yang sama dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Kemarin
pria berambut putih ini sigap mengecek sekolah, terminal, perkantoran,
sampai ke masjid. Selain ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat,
Gubernur juga ingin memastikan virus tidak menyebar.
Ada dua hal
disini : kesehatan harus dijaga, tapi ekonomi tidak boleh loyo. Kedua
pemimpin itu ingin keduanya berjalan beriringan. Ekonomi bergerak,
kesehatan tetap nomor satu.
Mungkin begitulah mestinya sikap
seorang pemimpin. Ia tidak puas hanya ongkang-ongkang kaki menunggu
laporan dari bawahan. Ia perlu melihat langsung kondisi riil masyarakat.
ia harus terjun ikut menikmati denyut nafas rakyatnya.
Ada
pemimpin bergaya manajer. Ia mengkoordinasikan jajarannya untuk
menjalankan misi organisasi. Ada yang tipe bos, hanya mau terima laporan
bawahan lalu sibuk konfrensi pers. Ada yang tipe kosmetik, tangannya
gak mau kotor tetapi sibuk dengan pencitraan belaka.
Ada juga
pemimpin yang inspiratif : ia menggerakkan orang. Sebab dia sendiri
terjun langsung ke lapangan. Ia mengerti betul masalah yang terjadi.
Dan, karena itu ia bisa mengambil terobosan-terobosan.
Type
pemimpin inspiratif ini tidak segan untuk mengerjakan hal-hal remeh
tetapi bermakna dalam. Saat sedang bersepeda, bertemu genangan air rob
di Semarang yang bikin kemacetan, Ganjar langsung turun dari sepedanya.
Ia membantu melancarkan arus lalu lintas. Setelah itu ia menelepon
pejabat terkait, menanyakan penanganan rob yang bikin macet tersebut.
Walhasil, keesokan harinya rob sudah ditangani dengan baik. Jalanan tidak macet lagi.
Fadli Zon boleh nyinyir menyindir Ganjar yang katanya mengambil lahan
tukang parkir. Tapi, yang tidak diketahui Fadli, saat Ganjar turun ikut
mengatur lalu lintas, berapa banyak pejabat yang malu hatinya. Lalu
mereka cepat-cepat ikutan turun memastikan semuanya beres.
Fadli
menilai mengatur lalu lints hanya sekadar mengatur kendaraan. Tapi
Ganjar bertindak jauh dari jangkauan Fadli. yang dia lakukan adalah
memberi teguran kepada pejabat berwenang, memberi contoh sekaligus
inspirasi bahwa masalah kecil di lapangan harus cepat diselesaikan.
Dan sebagai pimpinan publik, ia punya kewajiban melayani rakyatnya sampai hal yang sekecil itu.
Demikian juga saat Ganjar berkeliling Jawa Tengah, mendatangi
asrama-asrama mahasiswa dari berbagai daerah sambil membawa sembako.
Saat Covid19 ini, para mahasiswa perantau itu mendapat uluran tangan
dari Gubernur Jateng.
Jangan dilihat sembakonya. Tapi lihatlah,
langkah itu mampu menggerakkan masyarakat Jateng untuk saling tolong dan
memperhatikan kebutuhan tetangganya. Didahului dengan langkah-langkah
kecil, Ganjar menyebarkan inspirasi ke masyarakat bagaimana seharusnya
bersikap dalam kondisi pendemi ini.
Bersamaan dengan itu, Ganjar
memperkenalkan program Jogo Tonggo, atau jaga tetangga. Sebab kitalah
yang paling mengetahui keadaan tetangga sebelah rumah kita. Bukan
pejabat yang di ujung sana. Gerakan itu sukses menjadi modal masyarakat
Jateng menghadapi pendemi ini.
Tidak seperti Jakarta atau Jawa
Barat. Propinsi Jateng tidak menerapkan PSBB. Paling hanya di beberapa
Kabupaten atau Kota saja.
Tapi Ganjar adalah Gubernur yang
paling sibuk keliling, menemui warganya, bahkan via zoom, untuk
memastikan virus tidak menyebar di wilayahnya. Ia mengedukasi,
mencontohkan, mendekati orang dari hati ke hati. Ia sekaligus menggerakkan.
Ketika kita siap-siap memasuki suasana new normal, pemimpin seperti
Ganjar dan Jokowi memilih terjun langsung ke lapangan. Mengecek suasana
kebathinan masyarakat. Mereka butuh informasi real, sebelumnya
memutuskan bagaimana sebaiknya aturan new normal nanti dijalankan.
Indonesia butuh pemimpin yang menginspirasi. Pemimpin yang bisa dijadikan tauladan.
"Iya mas, Pak Jokowi dan Mas Ganjar itu pemimpin yang mampu jadi
contoh. Fokus kerja dan menginspirasi. Bukan jenis pemimpin yang
kebanyakan ngomong tapi kerjanya nol persen," celetuk Kumkum.
"Itupun, kerjanya nol persen masih butuh dinormalisasi lagi," katanya seraya terkekeh... Eko Kunthadi
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/posts/3173032879427252?__tn__=K-R
Kebangkitan Orba atau PKI ?
Kalau baru-baru ini ramai isu PKI,
itu tandanya antek2 orba sedang bergereliya ingin kembali berkuasa.
Jangan heran, mereka banyak juga yang pakai topeng agama.
Jadi
jangan heran kalau ada yang tiba-tiba bakar bendera Palu arit secara
serentak. Lha wong mereka mbikin sendiri trus dibakar sendiri. Sampai
sekarang kita juga gak tahu markas PKI ada dimana. Kalau markas Orba
sudah jelas keberadaannya.
Yang
perlu diwaspadai itu bukan hantu yang bernama PKI, tapi sel-sel para
antek orba yang ingin berkuasa kembali merampok uang rakyat.
Sebagai bahan renungan, yang mendukung penguasa orba dan antek2nya saat ini pasti bangga melihat ‘prestasi’ junjungannya:
ULAMA ITU BERNAMA SYAFII MAARIF
Lelaki tua itu mendekati meja
petugas dan bertanya “Masih lama saya antrinya?”. Sembari berjalan
memeriksa lokasi chek up si pegawai menjawab “Masih pak, karena lagi
banyaknya pasien,”.
Mungkin itu percakapan biasa di sebuah rumah
sakit. Namun bayangkan jika sosok tua itu adalah Buya Ahmad Syafii
Maarif, ketua umum PP Muhammadiyah 1997-2005, dan rumah sakit yang
dimaksud adalah RS PKU Muhammadiyah, rumah sakit milik organisasi yang
dulu pernah dipimpin oleh Buya Syafii.
Buya pun kembali duduk di deretan bangku antri pasien. Sama seperti
kebanyakan pasien lainnya. Biasanya setiap jadwal chek-up rutin, Buya
mengantri seorang diri.
Sosok berusia 85 tahun itu tidak
menunjukkan wajah marah meski harus antri lama. Apalagi merasa harus
diperlakukan istimewa. Justru Buya tak pernah mau diperlakukan lebih dan
diprioritaskan.
Para pegawai RS PKU mungkin pernah ingin
memberi akses terlebih dahulu ke Buya Syafii, dan para pasien lain tentu
akan sangat memaklumi. Justru Buya-nya sendiri yang tidak mau
diistimewakan seperti ini. Berkebalikan dengan layaknya kebanyakan elit
dan para pejabat hari ini, senang dan minta untuk terus dilayani.
Bukan kali ini saja, sudah berulang kali di berbagai tempat, Buya
Syafii membuat banyak orang terkagum-kagum. Pernah ‘tercyduk’ makan di
angkringan, membeli sabun cucian di warung, berangkat ke acara seminar
dengan mengayuh sepeda, naik kereta umum ke Istana Negara, hingga momen
lain berbaur dengan rakyat jelata.
Semua itu menjadi biasa bagi
Buya. Namun sangat tidak biasa di tengah situasi bangsa yang kerap
kehilangan teladan dan kearifan. Para elit justru mempertontonkan
kemewahan dan keserakahan di tengah kesengsaraan rakyat. Minta dilayani
dan diperlakukan melangit, padahal konstribusinya untuk bangsa sungguh
tidak seberapa
Seperti beliaulah contoh seorang Ulama.
Kelembutan yang dibawakan beliau bagaikan mutiara di tengah tumpukan
sampah, dan kepada orang seperti beliaulah para pejabat negeri ini
seharusnya banyak belajar. Juga bagi sebagian orang yg mengaku
dirinya sebagai ulama, tapi berperilaku kasar suka menghina, menghasut,
memfitnah dan menebar berita2 bohong...
Salam hormat pak Buya Syafii Maarif.. Minal 'aidin walfa'izin. Ma'af lahir & bathin... Wassalam... !!!
"DIAM ADALAH TRIK JOKOWI MEMBUNUH LAWAN - LAWAN'NYA"
Mayoritas pendukung Bapak Jokowi pasti terkesima dengan judul seperti ini. Merasa terlalu yakin bahwa diamnya "Bapak Jokowi terhadap lawan-lawannya hanyalah trik membunuh". Salah satu contoh yang paling menonjol belakangan ini adalah diamnya Bapak Jokowi terhadap Abas. Beberapa pengamat/penulis bahkan berpendapat bahwa "riwayat politik Abas sudah tamat"
Semua mungkin...
Tapi perlu kita sadari bahwa soal Abas beda persoalan nya. Saya pun tahu mayoritas pendukung Bapak Jokowi menganut jalan berfikir seperti judul diatas.
Tapi yang menjadi konsentrasi saya bukan soal "Trik Jokowi", melainkan
soal "Konspirasi Politik Tingkat Tinggi" yang tidak banyak masyarakat
tahu. Boleh percaya, boleh tidak, posisi Bapak Jokowi saat ini tidak sedang baik-baik saja. Ini tidak sebatas persoalan Abas, ini soal kekuatan Oligarki yang ada dibelakangnya.
Dampak Kepemimpinan Abas memang sangat buruk bagi masyarakat umum, itu
pasti. Tapi para Mafia membutuhkan orang seperti Abas untuk memuluskan
segala bisnis kotor mereka dan hanya Abas yang mampu bahkan tega
melakukan itu, meskipun yang menjadi korbannya adalah rakyat sendiri. Seperti apapun cara kita beropini, waktu'lah yang akan membuktikan semuanya secara pasti.
Dan saya berani taruhan, siapapun yang bakal Nyapres di tahun 2024 nanti, bisa jadi rival terberatnya adalah Abas.
Misi saya untuk menguburkan Abas dari peredaran informasi ga akan
berpengaruh banyak, saya pun menyadari itu, namun intinya saya berusaha
dan tidak diam. Waktunya nanti, mata para pendukung Bapak Jokowi akan terbuka, bahwa Misi yang sedang saya jalankan ini benar...
"Bayangkan kamu sedang melihat seseorang terjatuh dari gedung tinggi.
Kamu mungkin berteriak sekencang-kencangnya. Tapi plisss... Tolong
percaya sama saya bahwa teriakanmu tidak akan membuat orang yang sedang
jatuh itu tertarik kembali keatas. Dia pasti terhempas kebumi, itu hukum
alam" !
Seperti ketika kamu percaya "Ahok sungguh-sungguh tidak
bersalah", namun fakta hari ini Ahok tetap SAH sebagai "orang bersalah".
Seperti ketika kamu percaya bahwa "Bung Karno telah dilengserkan saja
oleh Soeharto", namun fakta hari ini Soeharto tetap SAH sebagai
"penyelamat Negara"
Apa yang saya maksutkan dengan mengibaratkan kasus-kasus diatas ?
Maksut saya adalah: "Jangankan suaramu, bahkan jantungmu kau congkil
dan kau sobek-sobek, tetap saja apa yang telah didesain oleh kekuatan
Oligarki, itulah yang akan berlaku !
Bapak Jokowi terlalu tulus mengabdi kepada Bangsa dan rakyat, saya pun tahu...
Beliau berniat merombak secara total "Sistem dan Bisnis Politik
Pengelolaan Negara" yang sedang bejalan, yang dianggapnya salah. Hal itu
dilakukannya demi keadilan sosial dan kesejahteraan hidup seluruh
rakyat Indonesia. Tentu saja niat tersebut sungguh mulia. Tapi
saya harus jujur bahwa langkah Bapak Jokowi diakhir periode pertama
Kepemimpinannya hingga jalan periode kedua ini terlalu kasar sehingga
menciderai tubuh Oligarki yang juga telah turut menopang kepemimpinannya
diperiode pertama.
Oh andai pengelolaan Lahan HGU tidak diusik Jokowi... Andai permintaan JK untuk tetap mendampingi beliau di periode kedua itu dikabulkan... Andai sistem Impor Migas tidak diusik Jokowi... Saya yakin Negara ini jauh lebih "aman"
Mestinya periode saat ini jauh lebih kuat ketimbang periode sebelumnya. Mengapa..? Karena parlemen didominasi oleh koalisi Pemerintah ! Bahkan rival terberat Jokowi di 2014 dan 2019 yakni Prabowo telah menjadi bagian dari Kepemerintahan. Namun apa yang kita saksikan sejauh periode kedua ini berjalan ?
Meskipun saya tetap percaya pada kemampuan dan bijaksananya seorang
Jokowi, namun saya tidak bisa pungkiri bahwa periode kedua kepemimpinan
Jokowi sangat rentan dan rapuh. Bapak Jokowi nyaris hilang
semaraknya dimata masyarakat yang tidak memahami apa persoalan
sesungguhnya dibalik semua hiruk-pikuk dunia politik.
Tidak sesederhana yang kita bayangkan..... Bapak Jokowi tersandera diantara kepentingan Politik dan rasa cintanya terhadap rakyat.
Beliau begitu mencintai dan ingin sekali berbuat sebanyak-banyaknya
untuk kesejahteraan rakyat selama kesempatan dirinya menjabat sebagai
Presiden RI, namun dari sisi yang tersembunyi dirinya diserbu oleh
kepentingan.
Saya tahu ada campur tangan pihak internal Partai
Pengusung juga, padahal Partai pengusung tersebut bisa melambung dan
berjaya berkat nama Jokowi. Jadi sampai disini kita bisa memahami
kenapa diperiode pertama kepemimpinan Bapak Jokowi terasa lebih greget
ketimbang periode saat ini. Karena diperiode pertama ada kawan dan
ada lawan, sedangkan diperiode saat ini kawan ikut-ikutan jadi lawan.
Dan dia benar-benar tersandera !
Sedikit menelisik kebelakang....
Andaikata Jokowi berhasil dilengserkan diperiode yang lalu, apakah
pernah terlintas difikiran anda bahwa Prabowo'lah yang akan naik menjadi
Presiden RI menggantikan Jokowi ??? Kalo anda pernah berfikir seperti itu, maka saya ingin katakan bahwa anda keliru. Pemikiran tersebut terlalu lugu dan lucu.
Dan saya ingin anda tahu saat ini bahwa andaikata Jokowi berhasil
dilengserkan kala itu, maka yang berpotensi menjadi Presiden RI
menggantikan Jokowi adalah Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla. Itulah hukum pemindahan kekuasaan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Beruntung Bapak Jokowi mampu menyatu eratkan POLRI dan TNI secara emosional dalam waktu singkat, meskipun belum sempurna. Saya kira itulah konci keselamatan Negara saat itu dan Doa-doa kita juga.
Tubuh Oligarki memang berisi orang-orang Nasionalis, tapi mereka juga
punya bisnis. Dan siapa yang rela jika sistem usahanya diusik ? Bapak Jokowi perlu belajar "ilmu semut" Oligarki itu seperti "Semut rangrang" Dia akan menggigit dan menghambat anda agar tidak mendekati sarang/tempat segala aktifitas produksi dan reproduksi berlangsung.
Ketika anda ngotot menerobos hingga mencapai sarangnya kemudian mengobrak-abrik itu, apakah dia akan musnah ? TIDAK !!!
Besoknya anda akan melihat mereka telah merakit sarang lagi, dan bukan hanya satu. Itulah Oligarki. Anda hanya bisa membasminya menggunakan semut juga, yakni semut hitam/ada yang menyebutnya semut gila. Semut hitam ini saya ibaratkan "orang-orang kecil yang siap digigit bahkan siap mati"
Ketika anda melepaskan semut hitam diarea kekuasaan semut rangrang,
semut hitam tersebut akan langsung disergap dan digigit hingga mati.
Tapi beberapa detik kemudian jika anda perhatikan, semut rangrang itupun
mabuk kemudian mati.
Jadi langkah Bapak Jokowi menerobos dan
mengobrak-abrik itu baik. Niat tulusnya sungguh mulia yakni demi
menegak'kan keadilan sosial dan kesejahteraan hidup seluruh rakyat
Indonesia. Tapi apakah langkah itu akan efektif ??? Saya yakin tidak !!! Seperti semut rangrang mereka akan membangun sarang lagi, dan tidak hanya satu. Yang saya sesalkan adalah, mereka telah mebangun sarang-sarang baru dibelakang Abas...
Kembali ke apa yang telah saya ketengahkan diatas bahwa tubuh Oligarki
berisi orang-orang Nasionalis, tapi mereka juga punya bisnis dan tidak
rela bisnisnya diusik. Mereka tidak membutuhkan orang pintar dan
hebat untuk memimpin Bangsa ini, mereka hanya butuh sosok yang bisa
dikendalikan agar dapat memuluskan segala urusan bisnis mereka, tidak
peduli rakyat yang dikorbankan "yang penting usaha saya mancur",
begitulah prinsip mereka. Dan hanya Abas yang mampu dan tega melakukan itu.
Sampai disini paham sayang....?
Salam Waras Krisyanto Yen Oni
Sumber Utama : https://www.facebook.com/MengeksposKebenaran/posts/3167887943275079?__tn__=K-R
Re-post by MigoBerita / Selasa/02062020/11.29Wita/Bjm