Migo Berita - Banjarmasin - AWAS Berita HOAX : Virus Corona itu Di SMACKDOWN bukan di LOCKDOWN.
Banyak berita-berita tidak bertanggung jawab hadir di jagad maya, ada yang berdasarkan Fakta ada yang hanya berdasarkan Hoax. Semoga kita semua termasuk Pembaca Migo Berita terhindar dari Berita-berita yang menyesatkan hingga terafiliasi berita hoax.. Amin.
Langkah Jokowi SMACKDOWN Corona, bukan LOCKDOWN
Jakarta – Ego sebagai manusia mendadak terusik terkait pendemi Corona yang menyebar hampir di dua pertiga negara di dunia. Covid-19
termasuk kategori virus canggih yang mudah tersebar pada benda/manusia
yang sengaja atau tidak sengaja kita sentuh. Cara menekan penyebaran
yang terpenting adalah meminimalisir interaksi sosial sesama manusia
agar tidak bersentuhan. Manusia sebagai mahluk sosial dipaksa menjauh
dari sesamanya demi keselamatan hidupnya, itu bukan persoalan
sesederhana suami istri pisah ranjang.
Beberapa negara menyadari dahsyatnya
penyebaran virus dengan melakukan Lockdown (isolasi area) demi memutus
penyebaran ke daerah lain. Melarang penghuninya keluar dan orang lain
masuk dalam area punya konsekuensi sosial ekonomi yang rumit. Pemerintah
mesti menanggung urusan perut semua manusia yang dibatasi ruang
geraknya. Bagaimana dengan Indonesia?
Baca Juga:- Indonesia Harus Belajar dari China dan Iran dalam Perang Lawan Covid-19
- Riyadh Darurat Covid-19, Indonesia Harus Tutup Akses ke dan dari Saudi
Penyebaran virus di Indonesia sudah merata di 22 propinsi. Siapkah pemerintah memberi makan jutaan orang di 22 wilayah itu? Sebagai catatan, cadangan devisa
kita hanya sebesar 17% dari APBN. Silahkan hitung sendiri jika itu
harus dialokasikan untuk mengatasi Lockdown, yang menurut hitungan
penulis meyakini tidak cukup.
Beda Indonesia berbeda pula dengan
Singapore, Malaysia, Italia atau Wuhan yang memutuskan Lockdown. Jumlah
mulut yang harus dikasih makan tidak sebanyak di Indonesia. Belum lagi
di Republik ini terkait ego privasi dibatasi aktifitas hidupnya.
Dilarang ke Masjid, kumpul Tabligh Akbar, dilarang mudik hingga
nongkrong di cafe. Menjadi masalah baru saat mereka berbondong-bondong
protes menuduh pemerintah kafir.
Pertanyaan muncul: Apa langkah pemerintah menyikapi dilema wabah Covid-19 ini?
Yang sudah dilakukan pemerintah hingga
detik ini antara lain menyiapkan fasilitas kesehatan secara maksimal.
Dari impor peralatan sampai pembelian 5 juta obat. Dari menyiapkan Pulau
Galang sebagai area isolasi hingga menyulap Wisma Atlet menjadi Covid-19
Center. Dari himbauan menahan diri rumah hingga memperbanyak konsumsi
vitamin penambah stamina. Pemerintah tidak menyiapkan pasukan khusus
penjaga perbatasan daerah tertentu atau melarang pegawai yang diliburkan
pulang kampung. Pemerintah hanya menghimbau kesadaran kita untuk
mengurangi aktifitas bertemu orang lain. Pemerintahan Jokowi sedang melakukan SLOWDOWN (memperlambat), bukan LOCKDOWN.
Baca Juga:- Pesan Cerdas Hadapi Corona Ala Komedian Puja Astawa “Mau Sembahyang Apa Disembahyangin”
- Ahmad Zainul Muttaqin Jawab Kampanye Sesat “Jangan Takut Corona Tapi Takutlah Kapada Allah”
Memperlambat aktifitas menjadi upaya
paling bijak mencegah kecepatan virus menyebar. Berbeda dengan skema
Lockdown yang punya daya rusak yang dahsyat pada sisi ekonomi, meskipun
itu skema yang terbukti jitu mengatasi Wuhan sebagai akar pendeminya.
270 juta penduduk Indonesia yang tersebar di ribuan pulau bukan perkara
mudah mengisolasinya.
Kita tidak pernah tahu, virus itu
sekarang sedang berada dimana. Bisa saja ada di sekeliling kita, atau
hinggap di makanan yang kita konsumsi. Atau di pakaian, uang, pakaian
yang kita kenakan. Hingga menurut prediksi para ahli dengan kebijakan
Slowdown pada akhirnya 60% dari jumlah penduduk Indonesia harus rela
terpapar virus. Tidak semua yang terpapar virus lantas sakit, tergantung
daya imunitas masing-masing. 270 juta kali 60% sama dengan 162 juta.
Jumlah tersebut jangan dibayangkan mati mendadak, kejang-kejang seperti
dalam share video penyebar ketakutan. Mereka yang hanya terpapar dan
punya daya imun masih bisa beraktifitas normal hingga batas waktu
inkubasi virus 14 hari.
Dari 162 juta diprediksi “hanya” 10%
yang kemudian harus dirawat. 90% lainnya mengkarantina diri di rumah.
Dan endingnya dari 10% yang diobati, 3% nya diprediksi meninggal karena
berbagai faktor, salah satunya usia dan penyakit bawaan. Maka akan
didapat korban meninggal sejumlah 48.600.
Baca Juga:
Sebegitu banyaklah korban jiwa di negeri ini? Hitungan matematika akan berubah saat ada faktor intervensi muncul.
Jika kita mengikuti himbauan pemerintah
untuk berdiam diri di rumah menunggu masa inkubasi virus 14 hari akan
mati dengan sendirinya. Jika kita mau memperkuat daya tahan tubuh dengan
extra asupan vitamin selama di rumah secara mandiri. Dan jika 48.600
orang “calon” korban meninggal itu tertangani dengan pengobatan extra
dari pemerintah, maka tidak mustahil Indonesia berhasil melewati masa
krisis wabah secara cepat dengan “hanya” menyisakan korban meninggal tak
lebih dari 500 orang.
Korban jiwa mustahil dihindarkan, kita
hanya bisa menekan. Namun Perekonomian pasca wabah tetap terjaga lalu
kita bangkit lagi dengan pola hidup yang lebih baik. Dan wabah dunia ini
menjadi pelajaran paling berharga dari sejarah hidup manusia. (ARN)
Waspada! Tengku Zulkarnain dan Fenomena Dakwah dalam Selimut Rasisme
Lamongan, ARRAHMAHNEWS.COM –
Beberapa hari ini jagad medsos diramaikan oleh pemberitaan soal ceramah
rasis salah satu Wasekjen MUI Ustadz Tengku Zulkarnaen, warganet
menganggai isi ceramahnya ingin mengadu domba antara etnis Jawa dan
Sumatera. Bahkan bukan sekali ini saja Tengku Zul
melakukannya, lantas kenapa seorang tokoh agama seperti dia ingin
membuat negara rusuh dan menyebabkan perpecahan sesama anak negeri?,
Padahal Nabi Muhammad SAW dan para wali tidak mengajarkan cara dakwah
seperti ini.
Salah satu pegiat medsos dan juga ustadz
NU Abdullah Faizin menjelaskan tentang bagaimana selayaknya seorang
pendakwah itu bisa memberikan kedamaian dan mempersatukan bangsa kita
yang bersuku-suku ini, dan bahkan Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan
damai dan penuh cinta.
Menurut Abdullah Faizin, Suku-suku
Indonesia memiliki kelebihan yang berbeda tidak selayaknya dibenturkan
dengan penghinaan satu sama lain apalagi saat dakwah. Berhati-hatilah
Nabi telah memberikan prediksi dalam haditsnya sebagai berikut:
يكون في اخر الزمان اقوام افضل اعمالهم التلاوم بينهم يسمون الانتان ,عبدالله ابن مسعود
“Akan ada di akhir zaman suatu
generasi yang menganggap bahwa ibadah yang paling istimewa adalah
mencaci-maki, suka menjelekkan satu sama lain. Mereka itu disebut
generasi busuk” (Abdullah Ibnu Mas’ud).
Antara dakwah dan rasisme itu bagaikan
madu dan racun hati dan empedu air susu dan air Toba dalam tataran sikap
aktor pemain film protagonis dan antagonis. Dua kutub yang berlawanan
dan benturan seperti letusan gunung yang menghasilkan percikan api yang
membakar Sabana tandus dan asap tebal yang membutakan ummat. Ini sangat
berbahaya. Maka dua hal tersebut yakni dakwah dan rasisme ini harus
dipisahkan seperti membelah leher domba domba kurban agar tidak
mengembik serta berkoar koar di berbagai mimbar dan panggung dan
beberapa panggung dakwah.
Kita melihat baru baru ini ada fenomena
rasisme yang ditebarkan oleh sebagian pendakwah dengan gaya kocak dan
provokasinya mencoba menghantam kebhinekaan bangsa ini dengan
membenturkan karakter kedaerahan sehingga menimbulkan ketersinggungan
sakit hati dan luka bakar yang serius yang sulit di obati di masa
pandemi. Tak ada cerminan kesantunan dan keteduhan yang memberikan
siraman embun sejuk rohani pada hati saat ummat dilanda ketegangan
emosional dan dahaga petunjuk dan kerinduan terhadap Agama sebagai
terapi.
Rasulullah tidak pernah mengajarkan
serta membeda bedakan warna kulit dan menghilangkan distorsi rasisme
kesukuan. Sebelum kita masuk pada eksistensi dakwah yang diajarkan oleh
Baginda nabi. Maka kita perlu meresepi kutipan ayat Alquran sebagai
berikut: Surat Al-Hujurat Ayat 13.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا
وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Ayat tersebut merupakan korelasi
ketakwaan seseorang yang mampu memahami pandangan kesempurnaan dalam
perbedaan. Bahwa perbedaan itu sunnatullah tidak boleh digugat apalagi
dicederai dengan melakukan agitasi penghinaan karakter masing masing
suku bangsa yang telah di ciptakan Allah. Dalam tataran mamfhum
mukhalafah menjadi sesuatu yang tragis bahkan dipertanyakan rg seseorang
yang menghadirkan perbedaan sebagai permusuhan bahkan penghujatan oleh
siapapun di manapun dan kapanpun.
Seorang ustadz harus mencari dan belajar
terus cara dakwah yang elegan mampu memahami semua fihak dengan hikmah
dan nasehat yang baik menentramkan meneduhkan menyejukkan bukan membuat
bara api permusuhan yang merusak cinta Islam dan membangun prahara
kebencian. Ini menjadi degradasi nilai dakwah yang suci menjadi amanah
penerus Nabi Muhammad dilemparkan ketebing dan dibenturkan dengan luapan
mulut yang beroma provokasi yang menghasilkan cibiran ummat yang
mendengarnya.
Semoga Allah memberikan hidayah dengan
memberikan kebaikan lisan kita dalam menjaga hubungan bersama. Tulisan
diatasi tidak lepas dari dasar rangkaian mutiara kalam Rabbi.
فَذَكِّرۡ اِنۡ نَّفَعَتِ الذِّكۡرٰىؕ
oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat,87. QS. Al-A’la. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/07/27/waspada-tengku-zulkarnain-dan-fenomena-dakwah-dalam-selimut-rasisme/
Adu Domba Suku Jawa dan Sumatera, Ustadz Tengku Zulkarnaen Diserang Netizen
Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM –
Sebuah cuplikan dari potongan ceramah Ustadz Tengku Zulkarnain menjadi
sorotan publik. Ceramahnya dinilai rasis dan dapat memicu permusuhan
antar etnik Jawa dan Sumatera.
Warganet dibuat geram oleh ceramah
tengku Zul yang rasis tersebut, hingga menjadi trending topik di twitter
dengan tagar #TengkuzulRasis. Bahkan salah satu akun twitter
@EDDYSANTRI menantang adu keris dengan Tengku Zul, “Kepada Yth Sdr
@ustadtengkuzul, Untuk membuktikan bahwa Suku Jawa tidak seperti hinaan
anda ini, maka sy menantang anda untuk Bertikam Keris dalam 1 Sarung
sampai salah satu diantara kita ada yg mati. Kapan wktu dan tempatnya,
sebutkan sj!”.Bismillahirrahmanirrahim, secara pribadi sebagai manusia asli Suku Jawa, hari ini insha Allah sy melaporkan Sdr @ustadtengkuzul ke Polisi terkait ucapan Rasisnya. Jika ada yg berani menuduh sy telah mengkriminalisasi Ulama, maka sy siap berhadapan dengan org tersebut pic.twitter.com/FJKuX3tiQ9
— Eddy Santry (@EDDYSANTRI) July 25, 2020Dalam video yang beredar di media sosial, Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu membandingkan gaya orang Jawa dan Sumatera.
“Orang Sumatera itu bicara
terang-terangan, datang nampak hidung, pulang nampak punggung. Kalau
Jawa datang nampak hidung, pulang nampak hidung karena mundur dia
pulangnya,” ucap Tengku Zul saat menyampaikan tausiah dalam acara
Tabligh Akbar MAN 2 Model Medan.
Tengku Zul mengatakan, penceramah asal Sumatera tidak boleh disamakan dengan penceramah asal Jawa.
“Biar kami ustadz-ustadz Sumatera dengan gaya Sumatera. Jangan disuruh kami gaya Solo,” pinta Tengku Zul.
Tengku Zul menirukan gaya uztadz Sumatera menyampaikan dakwah. Ia juga menirukan gaya penceramah Solo.
“Ustadz Solo lain, ‘kita itu harus
begini, kalau tidak begitu berbahaya’. Dia lahir dengan gaya Solo,” kata
Tengku Zul menirukan gaya ustaz Solo.
“Aku dengan Medanku, tak senang kau kita selesaikan di luar,” kata Tengku Zulkarnain.
Berikut komentar para netizen:
Akun twitter @AtikaFaya “Ayok cak ning, kangmas mbakyu, dimas diajeng, raden mas raden ayu, dulur lanang dulur wedok, bantu rt nganti diwoco
@ustadtengkuzul … Ben ora ngremehne bongso jowo, iso ngrasakne welas asihe wong jowo
Ojo lali tagare”
Ayok cak ning, kangmas mbakyu, dimas diajeng, raden mas raden ayu, dulur lanang dulur wedok, bantu rt nganti diwoco @ustadtengkuzul … Ben ora ngremehne bongso jowo, iso ngrasakne welas asihe wong jowoOjo lali tagare#TengkuzulRasis https://t.co/hGlE1PX6z5
— "NiNG" garis tengah (@AtikaFaya) July 25, 2020
Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas
Alaidid dalam akun twitternya menilai ceramah Tengku Zulkarnain sangat
provokatif dan bisa menyulut permusuhan etnis Jawa dan Sumatera.
“Saya yakin tak ada yg minta
@ustadtengkuzul unt ceramah dg gaya suku tertentu, jgn krn tdk suka dg
presiden, anda pidato & melontarkan kata2 diumum yg membangun
kebencian & rasa benci pd org dg sentimen etnis, anda bs dituntut dg
UU 40/2008 Ttg Penghapusan Diskriminasi Ras/etnis,” cetus Muannas Al
Alaidid melalui akun Twitter-nya, Jumat (24/7/2020).
Saya yakin takada yg minta @ustadtengkuzul unt ceramah dg gaya suku tertentu, jgn krn tdk suka dg presiden, anda pidato & melontarkan kata2 diumum yg membangun kebencian & rasa benci pd org dg sentimen etnis, anda bs dituntut dg UU 40/2008 Ttg Penghapusan Diskriminasi Ras/etnis https://t.co/WPBcZQwcsI— Muannas Alaidid (@muannas_alaidid) July 24, 2020
Pengacara yang pernah menjadi kuasa
hukum Abu Bakar Baasyir itu mengatakan, ceramah Tengku Zulkarnain
terindikasi melanggar UU Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis dan melanggar pasal 156 KUHP.
Pasal 156 berbunyi: Barang siapa di muka
umum menyatakan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu
atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah.
“Indikasi pidana oleh @ustadtengkuzul
tergambar dlm ceramah itu membangun rasa permusuhan antar etnis jawa
& sumatra sbgmn UU No.40/2008 & Ps.156 KUHP,” kata Muannad.
Ia menyebut ceramah Tengku Zulkarnain bukan delik aduan, sehingga bisa langsung diproses oleh polisi.
Namun jika polisi tidak melakukan tindakan, maka harus ada yang inisiatif untuk melaporkan Tengku Zulkarnain ke polisi.
“Ini bkn delik aduan bisa diproses tnp
laporan. Kt lihat perkembangan klo tdk, terpaksa hrs ada pihak yg
inisiatif buat laporan,” tambah Muannas Alaidid. (ARN/PojokSatu)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/07/25/adu-domba-suku-jawa-dan-sumatera-ustadz-tengku-zulkarnaen-diserang-netizen/
Yusuf Muhammad: Tengku Zulkarnaen Produsen Hoax?
Surabaya – Pegiat medsos Yusuf Muhammad dalam akun fanpage Facebooknya mengkritik Tengku Zulkarnaen
yang juga menjabat sebagai Wasekjen MUI, soal pernyataannya yang
kontroversial dan bahkan membahayakan bagi stabilitas negara, karena dia
dianggap sebagai tokoh agama dan pejabat MUI pusat. Lantas kenapa orang
seperti ini tetap dibiarkan membuat kegaduhan? Apakah polisi dan
pemerintah mengabaikan ini semua hanya karena takut kepada seorang
tukang fitnah yang bisa menghancurkan negeri ini?.
Berikut ulasan Yusuf Muhammad:
Sedih kalau melihat sekelas wakil sekretarir jendral dewan pimpinan MUI Pusat, namun justru gemar sebarkan fitnah dan hoax.
Setelah kemaren sempat membuat pernyataan keras soal ‘Tengkuzul baru mau bantu pemerintah kalau Jokowi wafat’, tagar #PecatTengkuzulDariMUI kemudian langsung trending di twitter.
Netizen ramai-ramai mengingatkan sekaligus mendesak MUI pusat agar segera memecat Tengkuzul, hal ini dikarenakan banyak rekam jejak digital hoax yang dilakukan olehnya yang kini menjabat sebagai wasekjen MUI pusat.
Saya jadi ingat, ada oknum ustadz
bernama Supriyanto asal Banyuwangi yang memfitnah, bila terpilih
kembali, maka Jokowi akan melegalkan zina di Indonesia melalalu
Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (UU PKS).
Dan parahanya, fitnah yang dilakukan itu
berada di dalam Masjid. Yang membuat saya gak habis pikir, ternyata ia
mengaku melakukan kebohongan itu lantaran terinspirasi dari pernyataan
Tengku Zulkarnen wasekjen MUI pusat.
Anehnya, meski sudah berkali-kali
lakukan hoax hingga banyak korban yang tersesat, namun Tengkuzul masih
bebas. Mungkinkah jubah dan sorban yang digunakan jadi jimatnya sehingga
Tengkuzul kebal terhadap hukum di dunia?
Bahkan lembaga yang terhormat MUI, pun
tak mampu berkutik sama sekali meski keberadaan Tengkuzul di MUI
dianggap banyak kalangan masyarakat dan umat sebagai benalu.
Oh ya, terkait oknum ustad di Banyuwangi yang sebar hoax terinspirasi Tengkuzul bisa baca beritanya dilink ini:
Buat Tengkuzul, sudahlah tidak perlu
lagi bikin statemen yang provokatif, apalagi bikin fitnah dan hoax. Anda
sebagai wasekjen MUI pusat harusnya bisa lebih bijak dan hati-hati
dalam berucap, karena ada embel-embel ulama di lembaga yang Anda tempati
saat ini. (ARN)
Ustad Tengku Kena Damprat Yenny Wahid
JAKARTA – Putri Gus Dur
Yenny Wahid mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang begitu
lembut hatinya dan pemaaf, serta adil dan bijaksana.
“Kenapa sekarang umatnya menjadi begitu
pemarah? Perilaku siapa sesungguhnya yang kita contoh?,” tulis Yenny
melalui akun twitternya @yennywahid, Kamis (23/08/2018).
Twit Yenny tersebut dikomentari oleh
Tengku Dzulkarnain @ustadtengkuzul. Alih-alih menasehati, Dzulkarnain
mengatakan, “mbak Yenny, nabi sabar pd urusan pribadi. kalau urusan
agama dihina nabi kirim pasukan perang walau hanya 3000 melawan 30.000
(perang Mu’tah).”
“Lagian kalau menyangkut masalah hukum
negara wajib dijalankan, kalau tidak rakyat akan main hukum rimba dan
ini bahaya tidak boleh terjadi,” imbuhnya.
Yenny mengucapkan terima kasih kepada Dzulkarnain. Namun ia merasa harus meluruskan komentar Dzulkarnain tersebut.
“Perang Mu’tah terjadi krn utusan Nabi,
Harits bin Umair dibunuh oleh penguasa Bashra, bukan karena masalah
penghinaan agama. Membunuh utusan khusus pada zaman itu sama dengan
deklarasi perang,” ungkap Yenny, Sabtu (25/08/2018).
“Kalau @UztadTengkyu ingin ambil contoh
penghinaan agama, maka kasus Anusyirwan yang merobek2 surat Nabi lebih
pas. Apakah Nabi mengirim pasukan untuk menyerangnya? Tidak. Nabi berdoa
agar Anusyirwan dan keluarganya diazab Allah,” imbuh Yenny menyarankan.
[ARN]
Urgensi Dakwah Islam Berwawasan Kebangsaan di Tengah Tantangan Gerakan Radikal
Jakarta – Menghadapi
globalisasi zaman yang semakin merisaukan ini, dengan bertaburnya
ustad-ustad online dan karbitan yang merongrong nasionalisme dan
keberagaman Indoensia kita atas nama agama semakin berbahaya.
Untung saja tokoh-tokoh muda NU bersuara
dan membela mati-matian seruan penipuan oleh kelompok radikal dan
khilafah, salah satunya adalah Ahmad Muntaha
AM, Sekretaris LBM NU Jatim dan salah seorang Narasumber TV9, yang akan
akan mengadakan Training of Trainer (ToT) Dai Digital di PP Yanbu’ul
Ulum Losari Brebes, 21-23 Februari 2020, ini adalah salah satu cara
untuk menjelaskan kembali makna Kebangsaan kepada kaum milenial.
Ada beberapa hal yang patut dicermati pola-pola para perusuh bangsa yang ingin merusak negeri ini, antara lain:
Tantangan Pecah Bela Bangsa Pasca Kemerdekaan
Sejak kemerdekaan 17 Agustus 1945,
sebagai sebuah bangsa Indonesia tidak pernah sepi dari tantangan. Baik
dari luar seperti kedatangan NICA (The Netherlands Indies Civil
Administration) Belanda yang membonceng tentara Inggris 15 September
1945 untuk menggagalkan kemerdekaan; maupun tantangan dari dalam yaitu
para pengkhianat yang justru bersekongkol dengan penjajah untuk memecah
belah persatuan anak bangsa. Untuk tantangan terakhir ini,
Hadlratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari sampai merasa perlu untuk
terang-terangan dalam Fatwa 24 September 1945:
“Hoekoemja orang jang memetjah
persatoean kita sekarang ini wajib diboenoeh”. (Kedaulatan Rakyat, Alim
Oelama Menentukan Hoekoem Perjoeangan, 20 November 1945).
Bahkan dalam kesempatan lain Kiai Hasyim menegaskan:
“Maka barang siapa memecah persatuan
umat yang sudah bulat, pancunglah leher mereka dengan pedang siapapun
orangnya”. (Saifuddin Zuhri, Berangkat dari Pesantren, [Jakarta, Gunung
Agung: 1987], halaman 343).
Tantangan Propaganda Dalih-dalih Agama
Di waktu berikutnya, justru tantangan
memecah belah bangsa dibalut dengan dalih-dalih agama. Lagi-lagi NU yang
gigih menghadapi di garda terdepan, sebagaimana ditegaskan oleh KH
Idham Chalid, Ketua I PBNU yang saat itu juga menjabat sebagai Wakil
Perdana Menteri merangkap Kepala Badan Keamanan:
“Tugas saya yang paling berat adalah
menghadapi gerombolan yang membawa dalil-dalil agama Islam, yaitu Darul
Islam Kartosuwiryo di Jawa Barat, Ibnu Hadjar di Kalimantan Selatan,
Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan, dan Tengku Daud Beureueh di Aceh”. (https://historia.id/polit…/articles/kpk-melawan-di-tii-6mm4B)
Maka wajar bila dalam konteks sekarang
kita temui perusuh negeri dengan dalih-dalih Islami terus bermunculan,
macam Jamaah Anshorut Syariah (JAS), Mujahidin Indonesia Timur (MIT),
Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Khilafah (JAK) dan
jaringan teroris lainnya. Demikian pula dengan Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI) yang telah dibubarkan pada tahun 2017 yang lalu.
Namun perlu diingat, bahwa meski telah
dibubarkan, jaringan radikal macam HTI tidak akan pernah benar-benar
bubar dan mati. Mereka tetap beroperasi secara senyap dan diam-diam
maupun terang-terangan, meski tidak begitu vulgar seperti sebelumnya.
Bukankah tokoh dan simpatisannya masih
kita jumpai bebas melancarkan propagandanya di berbagai platform media
sosial? Demikian pula dalam dunia off line?
Urgensi Dakwah Islam Berwawasan Kebangsaan
Nah, dalam kondisi seperti ini dakwah Islam berwawasan kebangsaan masih tetap dan selalu menemukan urgensi dan revansinya.
Tampaknya, PP Yanbu’ul Ulum Losari
Brebes asuhan KH Abdul Halim Zawawi bersama Pusat Pendidikan Santri Bela
Negara, berupaya secara serius mengokohkan dan mengembangkan dakwah
Islam berwawasan kebangsaan itu dengan menyelenggarakan Training of
Trainer (ToT) Dai Digital pada Jumat-Ahad 21-23 Februari 2020.
Selain KH Abdul Halim Zawawi, hadir pula
Gus Najih Ramadhan Sekjen Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al Syami);
Habib Husein Ja’far sosok dai habib gaul yang terkenal sebagai Youtuber
dan kreator konten; dan saya sendiri, Ahmad Muntaha AM, yang memang
secara pribadi punya ketertarikan terhadap pengembangan Fikih Kebangsaan
dan Islam yang ramah Nusantara.
T.o.T. Dai Digital merupakan langkah
strategis bagi pengembangan dakwah Islam yang tidak menghadap-hadapkan
dan membentur-benturkan agama dengan negara, namun justru menyelaraskan
keduanya. Dakwah Islam yang membawa kerahmatan bagi bangsa, bukan dakwah
yang membawa kehancuran. Dakwah Islam yang menyejukkan dan
menentramkan, bukan dakwah yang membawa kegaduhan dan kerusuhan.
T.o.T. Dai Digital di PP Yanbu’ul Ulum
Losari Brebes sebagai titik awal yang dapat diduplikasi dan dikembangkan
di Pesantren, Kampus, maupun lembaga dan komunitas lainnya. Wallahu
a’lam. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/02/18/urgensi-dakwah-islam-berwawasan-kebangsaan-di-tengah-tantangan-gerakan-radikal/
5 Strategi Licik Kelompok Radikal untuk Hancurkan Indonesia
Jakarta –
Dalam riset yang diterbitkan bentuk buku berjudul Wajah Para Pembela
Islam (2010), Setara Institute Jakarta menyebutkan bahwa berbagai
kelompok Islam radikal telah menyusun strategi dan taktik yang lebih
canggih dalam pergerakan mereka. Pernah dimuat Harian Bernas pada 5
Agustus 2016.
Ini bertujuan juga untuk menghancurkan
kelompok Islam lainnya. Memahami strategi dan taktik kaum radikal ini
sangat penting agar pemerintah, para ulama, organisasi, serta masyarakat secara umum waspada akan gerakan mereka.Strategi tersebut adalah:
1. Aliansi Politik
Kelompok radikal membangun dukungan politik dengan politisi atau penguasa. Biasanya saat ada momen politik pemilu atau pilkada. Ada hubungan simbiosis mutulisme dalam aliansi ini.
Kelompok radikal membangun dukungan politik dengan politisi atau penguasa. Biasanya saat ada momen politik pemilu atau pilkada. Ada hubungan simbiosis mutulisme dalam aliansi ini.
2. Cari Dukungan dari Tokoh dan Ormas Islam Moderat
Dikarenakan jumlahnya sedikit, maka kelompok intoleransi tersebut membangun hubungan dengan tokoh agama atau ormas yang moderat.
Mereka mengembangkan berbagai taktik, di antaranya adalah aktif melobi
tokoh dan para habib serta berbagai ormas Islam untuk berjuang
bersama-sama mereka.
3. Infiltrasi MUI
Sejak tahun 2005, kelompok radikal memandang memerlukan dukungan lembaga ulama yang memiliki otoritas tertinggi di Indonesia (MUI). Taktik yang dipakai adalah masuk menjadi pengurus ke MUI dan mendesakkan agenda radikal mereka atas nama MUI.
4. Aksi Hukum dan Aksi Jalanan
Belakangan ini, kelompok Islam radikal
mengembangkan strategi advokasi yang memadukan advokasi non-litigasi
(di luar pengadilan) dengan advokasi litigasi (lewat pengadilan). Mereka
tampaknya sadar bahwa tanpa sokongan produk hukum, perjuangan mereka
akan sulit berhasil. Namun, mereka juga sadar bahwa untuk menghasilkan
sebuah produk hukum yang pro agenda perjuangan mereka, diperlukan
aksi-aksi jalanan agar bisa menekan aparat hukum dan pemerintah.
5. Jaringan Aksi Antar kota
Sudah sejak lama kelompok Islam radikal sudah mengembangkan strategi
dengan membangun jaringan aksi. Mereka berusaha agar setiap aksinya
didukung oleh kelompok lainnya. Tujuannya agar isu yang diperjuangkan
menjadi lebih kuat gaungnya dan bisa menjadi agenda perjuangan bersama.
Mereka berpikir, dengan semakin
bergaungnya aksi, dan makin banyaknya kelompok lain yang memperjuangkan,
akan makin besar kemungkinannya untuk berhasil. Oleh karena itu,
kelompok ini membangun taktik jaringan aksi antarkota.
Silakan dianalisis tulisan di atas,
hubungkan saja dengan kejadian saat ini, apakah ada kesesuaian atau
tidak. Fenomena kasus penistaan agama di Jakarta hanyalah salah satu
tragedi politik kotor yang dimainkan oleh beberapa kelompok radikal untuk terus tetap bergema.
Gaungnya akan terus dipelihara dengan
berbagai aksi untuk mendapatkan simpati dari kelompok masyarakat Islam
lainnya. Tema penistaan agama, ancaman PKI, ancaman Syiah adalah isu yang “marketable” untuk meraih simpati masyarakat. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/06/07/5-strategi-licik-kelompok-radikal-untuk-hancurkan-indonesia/
Dina Sulaiman “Semprot” Fahri Hamzah, Industri Radikalisme Itu Ada
Arrahmahnews.com, Jakarta –
Pengamat politik Timur Tengah Dina Sulaeman dalam akun facebooknya
membantah pernyataan Fahri Hamzah yang dimuat Republika Senin 28 Oktober
2019 dengan judul “Hentikan Industri Radikalisme”.
Dina menjelaskan bahwa
Industri radikalisme itu ada saat ini di Indonesia jangan sampai masalah
ini dikaburkan Cuma untuk kepentingan politik semata, berikut ulasan
Dina terkait hal tersebut:
Baca: Siasat Baru Arab Saudi, ISIS dan PKS
Industri Radikalisme? Memang Ada Kok!
Fahri Hamzah, eks-PKS (partai
yang terindikasi kuat ideologi dasarnya Ikhwanul Muslimin) menulis
artikel berjudul “Hentikan Industri Radikalisme”. Dua paragraf awal saya
copas:
“Sebutkan isu Radikalisme
yang mencuat kembali. Isu ini telah terjebak menjadi industri. Cara
pejabat menakut-nakuti bangsa ini dengan isu radikal yang dituduhkan
kepada kelompok Islam ini sudah merusak banyak sekali modal sosial kita.
Tidak mudah dikembalikan.
Kok bisa bangsa mayoritas
Islam ditakut-takuti dengan ajaran Islam. Lalu kok kita semua percaya
bahwa radikalisme ada di mana-mana dan mengancam negara kesatuan. Ajaib.
Contoh dari satu dua ceramah dari ribuan ceramah setiap hari di seluruh
Indonesia di-copy dan dijadikan alat bukti”.
Baca: Dahono Prasetyo: WASPADA! Lembaga Donasi Jadi Mesin ATM Kegiatan dan Gerakan Terorisme?
Dan selanjutnya, Fahri
menuduh bahwa negara sedang memanfaatkan radikalisme untuk kepentingan
politik belaka. Saya setuju, memang ada indikasi kuat bahwa sebagian
kekuatan politik memanfaatkan isu radikalisme untuk memenangkan
kontestasi politik. Untuk membantah tuduhan ini, silahkan para elit yang
kemarin koar-koar antiradikalisme, buktikan bahwa Anda sekalian memang
tulus ingin melindungi NKRI dari rongrongan kelompok takfiri-jihadi (dan
para simpatisannya, termasuk juga politisi yang memanfaatkan mereka)
dengan melakukan program deradikalisasi yang dilandasi pemikiran yang
benar, terstruktur, dan tersistem. Jangan cuma beretorika di media yang
berujung kegaduhan dan malah mengaburkan esensi utama dari persoalan
ini. Kembalikan hak-hak kelompok minoritas, masa Anda kalah sama
kelompok radikal yang beringas kepada minoritas?
Tapi, Fahri membuat kesalahan
besar dalam tulisannya: ia menggiring publik untuk melupakan bahwa
RADIKALISME MEMANG ADA! Bahwa radikalisme memang industri global yang
melibatkan sangat banyak uang. Bahwa Ikhwanul Muslimin (yang merupakan
jejaring transnasional) terlibat aktif dalam industri ini.
Dalam video ini, ada
perempuan-perempuan ISIS di kamp Suriah, silahkan simak. Saya sudah cek
ke teman saya yang tinggal di Suriah, dari dialeknya, mereka ini
orang-orang asing (non-Suriah). Data dari Tempo yang meliput ke kamp
penampungan ISIS di Al Hol, Suriah, ada 200 orang Indonesia. Muslim. Apa
mereka mau jauh-jauh datang ke Suriah, hanya karena terpengaruh “satu
dua ceramah” (istilahnya Fahri)?
Baca: TERBONGKAR! Taktik Busuk Ikhwanul Muslimin yang Ingin Suriahkan Indonesia
Bohong besar kalau dijawab
iya. Selama 8 tahun perang Suriah, ustad-ustad maupun kader dakwah dari
berbagai ormas, termasuk jaringan Ikhwanul Muslimin (IM), sangat aktif
berceramah soal Suriah, di berbagai kota, berbagai masjid, di medsos.
Rekam jejak digitalnya sangat banyak. Mahfudz Siddiq, politisi PKS,
bahkan secara terbuka mendukung AS untuk serang Suriah, ini diberitakan
media resmi; tapi kalau Anda google sekarang, anehnya, page not found
melulu. Tidak aneh ada dukungan ini karena yang angkat senjata di Suriah
memang orang IM (selain ada ISIS dan Al Qaida).
Di video ini, Anda bisa lihat, seperti apa contoh berpikir radikal itu.
“Kamu kafir, kami Islam, kami mau bikin khilafah!”
“Dalam perang, tawanan perempuan boleh diperbudak, jadi boleh disetubuhi. Ada kok di Quran!”
Banyak orang yang punya
“frekuensi” sama dengan perempuan-perempuan ISIS itu, meski mungkin
tidak jadi anggota ISIS. Orang IM dukung FSA, Jaish Al Islam, dll. HTI
dan jejaring Al Qaida dukung Jabhah al Nusra.
Mereka ini jenis orang yang
memahami Al Quran secara tekstualis, tanpa merujuk pada konteks dan
tafsir. Pemikiran tekstualis merupakan fondasi dasar pemikiran
radikalisme. Di tingkat ekstrim, mereka menyetujui kekerasan: orang
kafir boleh dibunuh. Bom bunuh diri itu jihad. Syiah dan Ahmadiyah kafir
dan tidak boleh hidup di Indonesia. China itu komunis, kafir, atheis.
Dan pemikiran ini sudah
meruyak kemana-mana, please baca dong hasil berbagai survey soal
radikalisme di masyarakat. Jangan pura-pura tidak tahu. Inilah pemikiran
radikalisme yang dimaksud oleh banyak orang (termasuk saya) saat
menyerukan “lawan radikalisme”. Tapi para radikalis yang sedang
“bertakiyah” (pura-pura moderat) selalu saja memelintirnya dengan
tuduhan “kalian memojokkan Islam!”
Nah, balik ke industri
radikalisme. Di acara-acara ceramah soal Suriah itu, dikumpulkan dana.
Selama 8 tahun berapa puluh atau ratus milyar yang sudah dialirkan ke
milisi jihad (dan simpatisannya) di Suriah? Bachtiar Nasir misalnya,
tercatat pernah kirim uang 100 ribu USD ke Suriah lalu terungkap ada
kardus-kardus makanan berlogo organisasi donasinya BN ditemukan di
gudang Jaish Al Islam di Aleppo.
ACT, yang saat mengumpulkan
donasi Suriah menampilkan bendera FSA, hanya untuk satu isu saja
(Ghouta), dalam beberapa hari dapat duit 11 M lebih. Padahal selama 8
tahun, ACT melakukan kampanye penggalangan dana Suriah dengan banyak
“judul”.
Baca: Rekam Jejak Kejahatan IHH dan IHR Bantu Teroris Suriah
Lalu, keberadaan jihadis di
Suriah-pun melibatkan industri minyak dan senjata raksasa. Delapan tahun
perang, ISIS, Free Syrian Army, Jaish al Islam, atau Jabhah Al Nusra,
memiliki senjata yang sama canggihnya dengan yang dimiliki negara. Tak
heran tentara Suriah kelabakan, tidak sanggup melawan sendiri dan
terpaksa minta bantuan militer Rusia dan Iran. Senjata secanggih dan
selengkap itu, siapa yang kirim? Berapa banyak yang beredar?
Data tahun 2014 menyebut ISIS
(di Irak dan Suriah) punya penghasilan 3 miliar dollar setahun. ISIS
menguasai ladang-ladang minyak dan menjualnya ke pasar gelap. Mau tahu
siapa yang beli? Tahun 2016, Wikileaks mempublikasikan 58.000 email yang
mengungkap keterlibatan mantu Erdogan, Berat Albayrak, dalam membantu
ISIS memasarkan minyak curian dari Suriah dan Irak.
Baca: Amerika Surga Senjata Bagi Teroris Suriah
Uang memang tidak ada
ideologinya, sehingga tidak heran, bulan Oktober lalu, saat tentara
Turki memerangi Kurdi Suriah, mereka dibantu oleh FSA, dan FSA ketahuan
sengaja membebaskan sekitar 1000 tawanan ISIS.
Ini kita belum bicara soal
industri yang terkait dengan media/propaganda. Misalnya, Kemenlu AS (via
USAID) dan Menlu Inggris sudah terang-terangan mengaku mengeluarkan
uang jutaan USD untuk sebuah kelompok [mengaku] relawan, tapi perannya
adalah membuat film-film propaganda (White Helmets) yang disiarkan oleh
jejaring media global.
Jadi Fahri, industri
radikalisme itu memang ada, tapi tidak seperti yang Anda tulis. Yang
dapat duitnya para kapitalis global. Di level bawah, adalah orang-orang
biasa, Muslim (seperti di video ini), dan mereka jelas bukan hasil
doktrin “satu dua ceramah” saja. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2019/11/10/dina-sulaiman-semprot-fahri-hamzah-industri-radikalisme-itu-ada/
Sebar Narasi Adu Domba Ansor dan PDIP, Ustadz HTI Dilabrak Banser
Jakarta – Klaim tentang
organisasi kemasyarakatan (ormas) Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul
Ulama (Banser) mengepung kantor PDI Perjuangan di beberapa daerah
beredar massif di media sosial.
Klaim ini disebarkan akun Facebook Hussein Abu Usamah
pada 28 Juni 2020. Akun Facebook Hussein Abu Usamah mengunggah foto
para pria yang mengenakan seragam loreng Banser berdiri di depan kantor
berlogo PDIP. Akun Facebook Hussein Abu Usamah kemudian mengklaim bahwa foto tersebut merupakan aksi Banser yang mengepung kantor PDIP.
- HTI Sudah Bubar, Anteknya Terus Tebar Propaganda Khilafah di Media
- HTI ‘Bajak’ Islam dan Kalimat Tauhid Untuk Tipu Rakyat dan Adu Domba Umat
Irkham Fahmi al-Anjatani*,” tulis akun Facebook Hussein Abu Usamah. Konten yang disebarkan akun Facebook Hussein Abu Usamah 69 kali dibagikan dan mendapat 137 komentar warganet.
Setelah tim kita telusuri rekam jejak (Hussein Abu Usamah dan Irkham Fahmi al-Anjatani)
ternyata keduanya sering melakukan nyinyir kepada NU dan pro kepada
kelompok khilafah dan HTI. Bahkan tidak tanggung-tanggung tulisan dengan
judul “Banser Mengepung Kantor PDIP” ternyata sebuah
narasi busuk yang ditulis oleh Irkham Fahmi Al-Anjatani yang bersumber
dari mimpi itu untuk membuat gaduh di NKRI, dan saat ini ini tulisan
tersebut dihapus olehnya karena mendapat protes dari Banser dan bahkan
di akun facebooknya ia upload video permintaan maafnya. Tapi anehnya
akun Hussein Abu Usamah hingga saat ini tidak menghapus tulisan itu.
<span
data-mce-type="bookmark" style="display: inline-block; width: 0px;
overflow: hidden; line-height: 0;"
class="mce_SELRES_start"></span>
Berikut adalah tulisan Irkham Fahmi Al-Anjatani yang dihapus di akun facebooknya:
Ribuan anggota Banser mengepung
kantor PDIP di beberapa daerah. Hal itu terjadi karena mereka geram
terhadap PDIP yang berusaha mengubah Pancasila menjadi Ekasila dan
Trisila. Mereka marah dengan Partai berlambang banteng moncong putih
itu. Beberapa anggota PDIP disergap dan digebukin oleh Banser.
Baca Juga:- Ayik Heriansyah: Serangan HTI ke PDIP Tak Mewakili Umat Islam
- Saat “Jubir Medsos Ormas Terlarang HTI” Nyatakan Perang Melawan Muhammadiyah
Dengan teriak-teriak “NKRI Harga
Mati, Saya NKRI Saya Pancasila” pasukan berseragam loreng loreng mirip
militer itu tanpa ampun menghajar orang-orang PDIP. Semua sudut kantor
PDIP disisir habis guna mencari orang-orang yang bersembunyi di balik
meja.
Selain itu pasukan Banser yang gagah
berani itu juga membakar bendera dan berbagai aksesoris PDIP. Sebagian
dari anggota PDIP lari tunggang langgang menyaksikan amukan pasukan
garda terdepan penjaga NKRI tersebut. Mereka terbirit-birit ketakutan
hingga tidak peduli lagi dengan motor-motornya yang ditinggal di
parkiran.
Sebagaimana diketahui, beberapa
anggota DPR RI sudah membeberkan tentang siapa yang menjadi aktor utama
di balik RUU HIP. Mereka membenarkan bahwa dalangnya adalah PDIP. Tidak
bisa dipungkiri, ternyata di dalam AD ART mereka pun tercantum kalimat
bernuansa komunis, sebagaimana yang juga tertuang di dalam RUU HIP.
Sebuah kalimat yang coba mereduksi Pancasila menjadi Trisila dan
Ekasila.
Inilah yang membuat umat Islam
marah, termasuk Banser. Mereka mensinyalir bahwa RUU HIP yang
diperjuangkan PDIP tersebut jelas-jelas berhaluan komunis dan coba
mengubah Pancasila yang selama ini sudah menjadi landasan dalam
bernegara.
Melihat kenyataan itu Ketum GP Ansor
dan Banser berbicara lantang di hadapan ribuan pasukannya:
“Saudara-saudara, ketahuilah, ‘Saya NKRI Saya Pancasila’. Sebagaimana
yang dulu pernah saya sampaikan bersama Maruarar Sirait, bahwa saya
menginstruksikan kepada kalian semua untuk menggebuk siapapun yang
hendak mengganti Pancasila, karena ‘Saya NKRI Saya Pancasila’. Dan
sekarang ini terbukti dengan jelas bahwa PDIP ingin mengganti Pancasila.
Siap kah kalian menggebuk mereka?” teriak Ketum GP Ansor.
Baca Juga:- Teroris Suriah dan Kelompok Khilafah Sama Serukan Slogan “Demokrasi Kafir”
- Kelompol Radikal dan Khilafah Hancurkan Negara dengan Cara Serang Kyai-kyai NU
Ribuan anggota Banser pun menjawab
“Siap. Saya NKRI Saya Pancasila. Dulu kami kejar HTI sekarang kami akan
kejar juga PDIP dan antek-anteknya yang hendak mengubah Pancasila”.
Dengan diakhiri menyanyikan lagu ‘Ya Lal Wathon’, kemudian merekapun bergerak menuju sarang-sarang PDIP untuk menggebuk mereka.
Seperti itulah mimpi saya tadi
malam. Benar-benar seperti asli saya melihat betapa gagah beraninya
pasukan terdepan penjaga NKRI itu. Andai saja adzan shubuh tidak
berkumandang, pasti mimpi itu akan lebih seru dan menegangkan.
Jangan tanyakan kenapa saya mimpi
seperti itu, karena itu datang secara tiba-tiba. Mungkin karena saya
sering mendengar teriakan mereka yang selalu mengaku sebagai pasukan
terdepan penjaga Pancasila. Dan mimpi ku ini ternyata yang menjadi momen
pembuktiannya.
Inilah salah satu cara busuk kelompok
Khilafah ingin menghancurkan NKRI dengan cara adu domba antar kelompok
dengan harapan mereka akan memetik buah dari hasil pertikaian ini. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/06/29/sebar-narasi-adu-domba-ansor-dan-pdip-ustadz-hti-dilabrak-banser/
Melawan Sontoloyonya Kapitalisme
Jakarta – Mendengar
kata Kapitalisme yang terbersit dibenak sebuah “monster” besar
menakutkan yang menjadi sebab terjadinya kemiskinan, pengangguran,
kolusi, korupsi dan bahaya laten lainnya. Skema penguasaan ekonomi,
politik, kebudayaan dan sendi-sendi di sebuah negara menjadi musuh abadi
rakyat, aktifis, organisasi hingga negara yang merasa menjadi
korbannya. Kapitalisme yang awal lahirnya efek dari aktifitas perniagaan
dan revolusi industri 1.0 abad ke 17, menemukan jodoh
Kolonialisme.(Penjajahan) yang kemudian beranak pinak menjadi monopoli,
kolusi, nepotisme hingga oligarki kekuasaan yang mendominasi sistem
hidup matinya sebuah negara.
Kapitalisme dalam bahasa didefinisikan
sebagai kata kerja aktif, sedangkan upaya anti Kapitalisme menjadi kata
kerja juga tetapi bersifat pasif. Disebut aktif ketika sistem kapitalis
itu bergerak masif dengan segala manifestasinya, tak terbendung upaya
perlawan anti kapitalis yang masih berkerja secara sporadis, individual,
temporary.
Baca Juga:- Analis: AS Musuh Sejati Setiap Upaya Pembebasan Diri dari Jerat Kapitalisme
- Denny Siregar: Taktik Jokowi Hadapi Para Srigala Kapitalis
Dalam teori peperangan ada istilah
“penyusupan”. Bagaimana berkamuflase masuk ke dalam sistem musuh untuk
melumpuhkan dari dalam.
Kapitalisme adalah sebuah sistem. Melawan kapitalis dengan menjadi “bagian” dari kapitalis adalah skema penyusupannya.
Bagaimana mungkin melawan Kapitalis
berkedok investor disaat kita sendiri masih bergantung uluran tangan
Investor. Kemandirian menjadi semu, upaya perlawanan terbentur tembok
sistem. Hingga orasi anti kapitalis hanya bergema di ruang sendiri.
Ibarat treadmill, kita tiap waktu berlari, bergerak, berkeringat tetapi
tidak pernah kemana mana.
Revolusi industri 4.0 yang hadir
beberapa tahun belakangan ini menjadi angin segar bagi para “penggila”
anti Kapitalisme. Skema platform, perdagangan bebas berbasis online,
marketplace menjadi ruang masuk menjadi “kapitalis kecil”.
Baca Juga:- Dahono Prasetyo: Pasang Surut Nasib Papua Dijarah Amerika
- Dahono Prasetyo: Jangan Sampai HTI ‘Beli Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika’ Kita
UKM online inovatif berbasis individu
mendapat ruang berinteraksi dan bertransaksi secara langsung. Keputusan
harga, penetrasi pasar dan transaksi elektronik setidaknya sudah memutus
mata rantai birokrasi yang dimonopoli kaum Borjuis kapitalis dan kaki
tangannya.
Silahkan berimajinasi saat seorang
petani bisa menjual hasil buminya langsung kepada konsumen hanya
berbekal gadget/laptop. Atau seorang pengrajin souvernir tiba-tiba
kebanjiran pesanan dari Eropa gegara rajin posting menawarkan produknya
kemana saja dia mau. Tidak mustahil juga seorang mahasiswa sukses
mengimpor mesin pertanian, pupuk dan bibit unggul berharga murah untuk
dijual lagi ke kampung halamannya. Atau seorang sutradara film dan audio
konten kreasinya di YouTube dibayar iklan 200 juta/bulan tanpa repot
urus mafia media tayang di TV atau bioskop.
Testimoni kesuksesan pelaku bisnis
plattform digital bertebaran di sekitar layar gadget. Mempersilahkan
kita ambil ide dan sisi baiknya, daripada sibuk sumpah serapah
memprovokasi kekecewaan pada keadaan dan mengkritik kebijakan penguasa
yang sedang menutup saluran pendengarannya. Capek dan geram makin
menumpuk sementara cita-cita, ambisi dan kebutuhan hidup tidak juga
menemukan solusi.
Baca Juga:- Makkah-Ku Malang, Wahabi dan Kapitalisme Sudah Merenggut Kesucianmu
- Abdul Malik: 55 Tahun AS di Papua Kalah dengan 5 Tahun Cina di Morowali
Sudah saatnya Kapitalisme berbasis
ekonomi dan kekuasaan dilawan dengan “Kapitalisme” berbasis Ideologi.
Kapitalisme akan surut dengan sendirinya saat setiap orang menyadari
bisa menciptakan kapital (modal) sendiri.
Apakah tulisan ini dipahami sebagai
pendukung kapitalisme? Butuh intuisi dan kepekaan membacanya. Bukan
berhitung berapa banyak jumlah kata Kapitalisme yang tertulis di sini.
Dan..
Tiba-tiba seseorang mengomentari tulisan ini dengan polosnya:
“Sampeyan ngimpi ya? Belum ada sejarahnya Kapitalisme kalah dilawan dengan ide si-simpel itu”
“Oke… Kalau belum ada sejarahnya, anggap
saja kita ini sedang memulai menggores sejarah baru itu” jawabku sambil
menggenggam kain merah putih. Semoga paham. (ARN)
Teheran: AS akan Menyesal Berani Teror Pesawat Iran
Iran, ARRAHMAHNEWS.COM –
Teheran berjanji akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk membuat
Washington menyesali terror baru-baru ini terhadap pesawat penumpang
Iran oleh dua jet tempur AS.
Berbicara dalam konferensi pers di
Teheran pada Hari Senin (27/07), juru bicara Kementerian Luar Negeri
Iran, Abbas Mousavi, menyebut insiden Hari Kamis diruang udara Suriah
itu sebagai tindakan “teroris dan permusuhan” yang sangat berbahaya
serta bertentangan dengan semua hukum dan norma internasional, dengan
menambahkan bahwa Republik Islam akan menanggapinya pada waktunya.
BACA JUGA:- Cerita Horor Penumpang Pesawat Iran Saat Diganggu Jet Tempur AS
- Dubes Suriah: AS Pancing Pertahanan Udara Suriah Tembak Jatuh Pesawat Iran
“Amerika mencoba segala macam
premanisme,” kata Mousavi, mencatat bahwa insiden itu menunjukkan AS
telah mulai menggunakan “pembajakan udara setelah pembajakan laut”
ujarnya merujuk pada pelecehan Amerika terhadap kapal-kapal Iran di
Teluk Persia.
“Kementerian Luar Negeri Iran, bersama dengan Staf Umum Angkatan Bersenjata, Kehakiman, dan Organisasi Penerbangan Sipil Iran, pasti akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membuat Amerika menyesali episode ini,” kata Mousavi.
Misi Republik Islam Iran untuk
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mulai mengambil beberapa tindakan, kata
jurubicara itu. Setelah laporan akhir tentang insiden itu keluar,
Teheran akan mulai mengambil langkah-langkah hukum dan diplomatik
lainnya, termasuk mengajukan pengaduan dan mengejar masalah tersebut,
tambahnya.
Insiden itu melibatkan jet-jet tempur AS
yang terbang sangat dekat dengan Penerbangan 1152 Mahan Air setelah
lepas landas dari Teheran dan sedang menuju ke Beirut.
BACA JUGA:- AS Ganggu Pesawat Iran, PBB: Semua Negara Wajib Hormati Penerbangan Sipil
- Iran Bongkar Kebohongan CENTCOM Terkait Manuver Dua Jet Tempur AS
Otoritas penerbangan sipil Suriah menyatakan bahwa insiden terjadi didalam wilayah udaranya di atas wilayah al-Tanf.
Komando Pusat yang mengarahkan pasukan
AS di Asia Barat mengkonfirmasi kemudian bahwa satu pesawat F-15 telah
melakukan “inspeksi visual” terhadap pesawat Iran diatas pangkalan
militer AS di al-Tanf.
Pilot pesawat itu terpaksa menurunkan
ketinggian dengan cepat untuk menghindari tabrakan dengan pesawat tempur
Amerika. Tindakan cepat dan berani yang ia lakukan mau tidak mau
mengakibatkan cedera pada beberapa penumpang, yang kepala mereka
terbentur langit-langit pesawat. Namun, penerbangan itu mendarat dengan
selamat di ibukota Lebanon, dan semua penumpang meninggalkan pesawat.
(ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/07/28/teheran-as-akan-menyesal-berani-teror-pesawat-iran/
VIRAL! Detik-detik Badai Topan Runtuhkan Tembok Perbatasan “Terkuat” Trump
Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Detik-detik runtuhnya tembok perbatasan AS-Meksiko kebanggaan Trump oleh serangan Badai Tropis Hanna pada Minggu (26/07).
Bulan lalu sebelum mengunjungi tembok
sepanjang ratusan kilometer itu Trump sesumbar bahwa tembok yang
dibangun atas perintahnya adalah yang terkuat di dunia.
BACA JUGA:
- Meksiko Tegaskan Tak Sudi Biayai Tembok Perbatasan Trump
- Wali Kota New York Ancam Tuntut Trump Jika Ngotot Kerahkan Polisi Federal
“Ini merupakan struktur tembok perbatasan yang paling kuat dan komprehensif di manapun di dunia,” klaim Trump pada 24 Juni lalu.
Baru saja satu bulan berselang pasca sesumbarnya, beberapa bagian dinding perbatasan yang memisahkan AS dan Meksiko itu runtuh diterjang angin kencang dan hujan lebat dari Badai Tropis Hanna.
https://videopress.com/v/ZW89Hk1r
Video yang diposting ke Twitter oleh
jurnalis Yadith Valdez pada hari Minggu itu menunjukkan pekerja
konstruksi berdiri dan menonton ketika hembusan keras angin meratakan
struktur baja bangunan itu dengan tanah.
BACA JUGA:- Video Trump Cekcok Sengit dengan Reporter Fox News saat Wawancara Eksklusif
- Serangan Cyber CIA ke Iran Atas Perintah Rahasia Trump
Video itu segera menjadi sasaran cemoohan luas di media sosial dengan para kritikus menyamakan keruntuhan bagian tembok itu dengan kampanye pemilihan Presiden Donald Trump, yang telah menghabiskan lebih dari 11 miliar dolar untuk membangun tembok yang diperkirakan akan menelan biaya sekitar 21,6 miliar untuk diselesaikan secara keseluruhan. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/07/27/viral-detik-detik-badai-topan-runtuhkan-tembok-perbatasan-terkuat-trump/
Hizbullah: Klaim Israel Tentang Bentrokan Perbatasan Fiktif
Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM – Mengomentari
perkembangan yang terjadi pada hari Senin, 27 Juli 2020, di Shebaa
Farms yang diduduki oleh Israel dan berbatasan dengan Lebanon, gerakan
perlawanan mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa semua klaim
Israel tentang bentrokan perbatasan dengan pejuang Hizbullah adalah
palsu dan bertujuan untuk meningkatkan moral pasukan Israel dengan
mengarang kemenangan fiktif.
Pernyataan Hizbullah pada Senin malam
datang setelah outlet media Israel dan Barat mengklaim bahwa pasukan
Zionis telah menggagalkan upaya Hizbullah untuk menyusup ke dalam
wilayah pendudukan melalui pertanian Shebaa di sepanjang perbatasan
Lebanon Selatan.
BACA JUGA:- Mantan Kepala Mossad: Perjanjian Militer Cina-Iran Lonceng Keruntuhan Israel
- Para Pemukim Israel Bakar Masjid di Tepi Barat
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh
gerakan perlawanan, Hizbullah menolak semua klaim Israel tentang upaya
penyusupan ke wilayah yang diduduki, dengan mengatakan, “Segala sesuatu
yang dilaporkan oleh media musuh tentang menggagalkan penyusupan dari
tanah Lebanon ke wilayah yang diduduki adalah tidak benar.”
Hizbullah juga menambahkan bahwa klaim
Tel Aviv tentang membunuh atau melukai sejumlah pejuang Hizbullah dalam
serangan udara juga salah dan sama sekali tidak benar.
“Klaim Zionis Israel semuanya ditujukan
untuk mengarang kemenangan palsu dan fiktif,” bunyi pernyataan
Hizbullah, dan menambahkan, “Hingga saat ini, belum ada konflik atau
bentrokan yang dimulai oleh [pasukan] perlawanan pada hari Senin
kemarin”.
BACA JUGA:- Wasekjen Hizbullah: Biarkan Israel Menebak Pembalasan Apa yang Akan Mereka Terima
- Israel: Hizbullah Mampu Serang Anjungan Gas Alam Lepas Pantai Israel di Laut Mediterania
Pernyataan itu mencatat bahwa semua penembakan datang hanya dari satu sisi, yaitu pengecut dan efek dari ketakutan.
Gerakan perlawanan menambahkan bahwa
mereka memiliki hak untuk memberikan jawaban yang tepat atas pembunuhan
Israel terhadap anggotanya Ali Kamel Mohsen, yang menjadi martir selama
agresi terbaru Israel di Suriah.
“Jawaban atas kemartiran saudara [kita],
Ali Kamel Mohsen, di sekitar bandara Damaskus belum diberikan. Penjajah
Zionis masih harus menunggu jawaban itu dan hukuman mereka di tangan
pasukan perlawanan,” kata Hizbullah. (ARN)
Sumber: Al-Manar.Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/07/28/hizbullah-klaim-israel-tentang-bentrokan-perbatasan-fiktif/
Re-post by MigoBerita / Selasa/28072020/10.06Wita/Bjm