» » » » » » AWAS Berita HOAX : Virus Corona itu Di SMACKDOWN bukan di LOCKDOWN

AWAS Berita HOAX : Virus Corona itu Di SMACKDOWN bukan di LOCKDOWN

Penulis By on Senin, 27 Juli 2020 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin - AWAS Berita HOAX : Virus Corona itu Di SMACKDOWN bukan di LOCKDOWN.
Banyak berita-berita tidak bertanggung jawab hadir di jagad maya, ada yang berdasarkan Fakta ada yang hanya berdasarkan Hoax. Semoga kita semua termasuk Pembaca Migo Berita terhindar dari Berita-berita yang menyesatkan hingga terafiliasi berita hoax.. Amin.

Langkah Jokowi SMACKDOWN Corona, bukan LOCKDOWN


Jakarta – Ego sebagai manusia mendadak terusik terkait pendemi Corona yang menyebar hampir di dua pertiga negara di dunia. Covid-19 termasuk kategori virus canggih yang mudah tersebar pada benda/manusia yang sengaja atau tidak sengaja kita sentuh. Cara menekan penyebaran yang terpenting adalah meminimalisir interaksi sosial sesama manusia agar tidak bersentuhan. Manusia sebagai mahluk sosial dipaksa menjauh dari sesamanya demi keselamatan hidupnya, itu bukan persoalan sesederhana suami istri pisah ranjang.
Beberapa negara menyadari dahsyatnya penyebaran virus dengan melakukan Lockdown (isolasi area) demi memutus penyebaran ke daerah lain. Melarang penghuninya keluar dan orang lain masuk dalam area punya konsekuensi sosial ekonomi yang rumit. Pemerintah mesti menanggung urusan perut semua manusia yang dibatasi ruang geraknya. Bagaimana dengan Indonesia? Baca Juga:
Penyebaran virus di Indonesia sudah merata di 22 propinsi. Siapkah pemerintah memberi makan jutaan orang di 22 wilayah itu? Sebagai catatan, cadangan devisa kita hanya sebesar 17% dari APBN. Silahkan hitung sendiri jika itu harus dialokasikan untuk mengatasi Lockdown,  yang menurut hitungan penulis meyakini tidak cukup.
Beda Indonesia berbeda pula dengan Singapore, Malaysia, Italia atau Wuhan yang memutuskan Lockdown. Jumlah mulut yang harus dikasih makan tidak sebanyak di Indonesia. Belum lagi di Republik ini terkait ego privasi dibatasi aktifitas hidupnya. Dilarang ke Masjid, kumpul Tabligh Akbar, dilarang mudik hingga nongkrong di cafe. Menjadi masalah baru saat mereka berbondong-bondong protes menuduh pemerintah kafir.
Pertanyaan muncul: Apa langkah pemerintah menyikapi dilema wabah Covid-19 ini?
Yang sudah dilakukan pemerintah hingga detik ini antara lain menyiapkan fasilitas kesehatan secara maksimal. Dari impor peralatan sampai pembelian 5 juta obat. Dari menyiapkan Pulau Galang sebagai area isolasi hingga menyulap Wisma Atlet menjadi Covid-19 Center. Dari himbauan menahan diri rumah hingga memperbanyak konsumsi vitamin penambah stamina. Pemerintah tidak menyiapkan pasukan khusus penjaga perbatasan daerah tertentu atau melarang pegawai yang diliburkan pulang kampung. Pemerintah hanya menghimbau kesadaran kita untuk mengurangi aktifitas bertemu orang lain. Pemerintahan Jokowi sedang melakukan SLOWDOWN (memperlambat), bukan LOCKDOWN.
Baca Juga:
Memperlambat aktifitas menjadi upaya paling bijak mencegah kecepatan virus menyebar. Berbeda dengan skema Lockdown yang punya daya rusak yang dahsyat pada sisi ekonomi, meskipun itu skema yang terbukti jitu mengatasi Wuhan sebagai akar pendeminya. 270 juta penduduk Indonesia yang tersebar di ribuan pulau bukan perkara mudah mengisolasinya.
Kita tidak pernah tahu, virus itu sekarang sedang berada dimana. Bisa saja ada di sekeliling kita, atau hinggap di makanan yang kita konsumsi. Atau di pakaian, uang, pakaian yang kita kenakan. Hingga menurut prediksi para ahli dengan kebijakan Slowdown pada akhirnya 60% dari jumlah penduduk Indonesia harus rela terpapar virus. Tidak semua yang terpapar virus lantas sakit, tergantung daya imunitas masing-masing. 270 juta kali 60% sama dengan 162 juta. Jumlah tersebut jangan dibayangkan mati mendadak, kejang-kejang seperti dalam share video penyebar ketakutan. Mereka yang hanya terpapar dan punya daya imun masih bisa beraktifitas normal hingga batas waktu inkubasi virus 14 hari.
Dari 162 juta diprediksi “hanya” 10% yang kemudian harus dirawat. 90% lainnya mengkarantina diri di rumah. Dan endingnya dari 10% yang diobati, 3% nya diprediksi meninggal karena berbagai faktor, salah satunya usia dan penyakit bawaan. Maka akan didapat korban meninggal sejumlah 48.600.
Baca Juga:
Sebegitu banyaklah korban jiwa di negeri ini? Hitungan matematika akan berubah saat ada faktor intervensi muncul.
Jika kita mengikuti himbauan pemerintah untuk berdiam diri di rumah menunggu masa inkubasi virus 14 hari akan mati dengan sendirinya. Jika kita mau memperkuat daya tahan tubuh dengan extra asupan vitamin selama di rumah secara mandiri. Dan jika 48.600 orang “calon” korban meninggal itu tertangani dengan pengobatan extra dari pemerintah, maka tidak mustahil Indonesia berhasil melewati masa krisis wabah secara cepat dengan “hanya” menyisakan korban meninggal tak lebih dari 500 orang.
Korban jiwa mustahil dihindarkan, kita hanya bisa menekan. Namun Perekonomian pasca wabah tetap terjaga lalu kita bangkit lagi dengan pola hidup yang lebih baik. Dan wabah dunia ini menjadi pelajaran paling berharga dari sejarah hidup manusia. (ARN)
Langkah Jokowi SMACKDOWN Corona, bukan LOCKDOWN Langkah Jokowi SMACKDOWN Corona, bukan LOCKDOWN

Waspada! Tengku Zulkarnain dan Fenomena Dakwah dalam Selimut Rasisme

Lamongan, ARRAHMAHNEWS.COM Beberapa hari ini jagad medsos diramaikan oleh pemberitaan soal ceramah rasis salah satu Wasekjen MUI Ustadz Tengku Zulkarnaen, warganet menganggai isi ceramahnya ingin mengadu domba antara etnis Jawa dan Sumatera. Bahkan bukan sekali ini saja Tengku Zul melakukannya, lantas kenapa seorang tokoh agama seperti dia ingin membuat negara rusuh dan menyebabkan perpecahan sesama anak negeri?, Padahal Nabi Muhammad SAW dan para wali tidak mengajarkan cara dakwah seperti ini.
Salah satu pegiat medsos dan juga ustadz NU Abdullah Faizin menjelaskan tentang bagaimana selayaknya seorang pendakwah itu bisa memberikan kedamaian dan mempersatukan bangsa kita yang bersuku-suku ini, dan bahkan Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan damai dan penuh cinta.
Menurut Abdullah Faizin, Suku-suku Indonesia memiliki kelebihan yang berbeda tidak selayaknya dibenturkan dengan penghinaan satu sama lain apalagi saat dakwah. Berhati-hatilah Nabi telah memberikan prediksi dalam haditsnya sebagai berikut:
يكون في اخر الزمان اقوام افضل اعمالهم التلاوم بينهم يسمون الانتان ,عبدالله ابن مسعود
“Akan ada di akhir zaman suatu generasi yang menganggap bahwa ibadah yang paling istimewa adalah mencaci-maki, suka menjelekkan satu sama lain. Mereka itu disebut generasi busuk” (Abdullah Ibnu Mas’ud).
Antara dakwah dan rasisme itu bagaikan madu dan racun hati dan empedu air susu dan air Toba dalam tataran sikap aktor pemain film protagonis dan antagonis. Dua kutub yang berlawanan dan benturan seperti letusan gunung yang menghasilkan percikan api yang membakar Sabana tandus dan asap tebal yang membutakan ummat. Ini sangat berbahaya. Maka dua hal tersebut yakni dakwah dan rasisme ini harus dipisahkan seperti membelah leher domba domba kurban agar tidak mengembik serta berkoar koar di berbagai mimbar dan panggung dan beberapa panggung dakwah.
Kita melihat baru baru ini ada fenomena rasisme yang ditebarkan oleh sebagian pendakwah dengan gaya kocak dan provokasinya mencoba menghantam kebhinekaan bangsa ini dengan membenturkan karakter kedaerahan sehingga menimbulkan ketersinggungan sakit hati dan luka bakar yang serius yang sulit di obati di masa pandemi. Tak ada cerminan kesantunan dan keteduhan yang memberikan siraman embun sejuk rohani pada hati saat ummat dilanda ketegangan emosional dan dahaga petunjuk dan kerinduan terhadap Agama sebagai terapi.
Rasulullah tidak pernah mengajarkan serta membeda bedakan warna kulit dan menghilangkan distorsi rasisme kesukuan. Sebelum kita masuk pada eksistensi dakwah yang diajarkan oleh Baginda nabi. Maka kita perlu meresepi kutipan ayat Alquran sebagai berikut: Surat Al-Hujurat Ayat 13.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Ayat tersebut merupakan korelasi ketakwaan seseorang yang mampu memahami pandangan kesempurnaan dalam perbedaan. Bahwa perbedaan itu sunnatullah tidak boleh digugat apalagi dicederai dengan melakukan agitasi penghinaan karakter masing masing suku bangsa yang telah di ciptakan Allah. Dalam tataran mamfhum mukhalafah menjadi sesuatu yang tragis bahkan dipertanyakan rg seseorang yang menghadirkan perbedaan sebagai permusuhan bahkan penghujatan oleh siapapun di manapun dan kapanpun.
Seorang ustadz harus mencari dan belajar terus cara dakwah yang elegan mampu memahami semua fihak dengan hikmah dan nasehat yang baik menentramkan meneduhkan menyejukkan bukan membuat bara api permusuhan yang merusak cinta Islam dan membangun prahara kebencian. Ini menjadi degradasi nilai dakwah yang suci menjadi amanah penerus Nabi Muhammad dilemparkan ketebing dan dibenturkan dengan luapan mulut yang beroma provokasi yang menghasilkan cibiran ummat yang mendengarnya.
Semoga Allah memberikan hidayah dengan memberikan kebaikan lisan kita dalam menjaga hubungan bersama. Tulisan diatasi tidak lepas dari dasar rangkaian mutiara kalam Rabbi.
فَذَكِّرۡ اِنۡ نَّفَعَتِ الذِّكۡرٰىؕ
oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat,87. QS. Al-A’la. (ARN)
Waspada! Tengku Zulkarnain dan Fenomena Dakwah dalam Selimut Rasisme

Adu Domba Suku Jawa dan Sumatera, Ustadz Tengku Zulkarnaen Diserang Netizen

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM Sebuah cuplikan dari potongan ceramah Ustadz Tengku Zulkarnain menjadi sorotan publik. Ceramahnya dinilai rasis dan dapat memicu permusuhan antar etnik Jawa dan Sumatera.
Warganet dibuat geram oleh ceramah tengku Zul yang rasis tersebut, hingga menjadi trending topik di twitter dengan tagar #TengkuzulRasis. Bahkan salah satu akun twitter @EDDYSANTRI menantang adu keris dengan Tengku Zul, “Kepada Yth Sdr @ustadtengkuzul,  Untuk membuktikan bahwa Suku Jawa tidak seperti hinaan anda ini,  maka sy menantang anda untuk Bertikam Keris dalam 1 Sarung sampai salah satu diantara kita ada yg mati. Kapan wktu dan tempatnya, sebutkan sj!”.
Bismillahirrahmanirrahim, secara pribadi sebagai manusia asli Suku Jawa, hari ini insha Allah sy melaporkan Sdr @ustadtengkuzul ke Polisi terkait ucapan Rasisnya. Jika ada yg berani menuduh sy telah mengkriminalisasi Ulama, maka sy siap berhadapan dengan org tersebut pic.twitter.com/FJKuX3tiQ9
Dalam video yang beredar di media sosial, Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu membandingkan gaya orang Jawa dan Sumatera.
“Orang Sumatera itu bicara terang-terangan, datang nampak hidung, pulang nampak punggung. Kalau Jawa datang nampak hidung, pulang nampak hidung karena mundur dia pulangnya,” ucap Tengku Zul saat menyampaikan tausiah dalam acara Tabligh Akbar MAN 2 Model Medan.
Tengku Zul mengatakan, penceramah asal Sumatera tidak boleh disamakan dengan penceramah asal Jawa.
“Biar kami ustadz-ustadz Sumatera dengan gaya Sumatera. Jangan disuruh kami gaya Solo,” pinta Tengku Zul.
Tengku Zul menirukan gaya uztadz Sumatera menyampaikan dakwah. Ia juga menirukan gaya penceramah Solo.
“Ustadz Solo lain, ‘kita itu harus begini, kalau tidak begitu berbahaya’. Dia lahir dengan gaya Solo,” kata Tengku Zul menirukan gaya ustaz Solo.
“Aku dengan Medanku, tak senang kau kita selesaikan di luar,” kata Tengku Zulkarnain.
Berikut komentar para netizen:
Akun twitter @AtikaFaya “Ayok cak ning, kangmas mbakyu, dimas diajeng, raden mas raden ayu, dulur lanang dulur wedok, bantu rt nganti diwoco
‪@ustadtengkuzul  … Ben ora ngremehne bongso jowo, iso ngrasakne welas asihe wong jowo
Ojo lali tagare”
Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid dalam akun twitternya menilai ceramah Tengku Zulkarnain sangat provokatif dan bisa menyulut permusuhan etnis Jawa dan Sumatera.
“Saya yakin tak ada yg minta @ustadtengkuzul unt ceramah dg gaya suku tertentu, jgn krn tdk suka dg presiden, anda pidato & melontarkan kata2 diumum yg membangun kebencian & rasa benci pd org dg sentimen etnis, anda bs dituntut dg UU 40/2008 Ttg Penghapusan Diskriminasi Ras/etnis,” cetus Muannas Al Alaidid melalui akun Twitter-nya, Jumat (24/7/2020).
Pengacara yang pernah menjadi kuasa hukum Abu Bakar Baasyir itu mengatakan, ceramah Tengku Zulkarnain terindikasi melanggar UU Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan melanggar pasal 156 KUHP.
Pasal 156 berbunyi: Barang siapa di muka umum menyatakan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
“Indikasi pidana oleh @ustadtengkuzul tergambar dlm ceramah itu membangun rasa permusuhan antar etnis jawa & sumatra sbgmn UU No.40/2008 & Ps.156 KUHP,” kata Muannad.
Ia menyebut ceramah Tengku Zulkarnain bukan delik aduan, sehingga bisa langsung diproses oleh polisi.
Namun jika polisi tidak melakukan tindakan, maka harus ada yang inisiatif untuk melaporkan Tengku Zulkarnain ke polisi.
“Ini bkn delik aduan bisa diproses tnp laporan. Kt lihat perkembangan klo tdk, terpaksa hrs ada pihak yg inisiatif buat laporan,” tambah Muannas Alaidid. (ARN/PojokSatu)
Adu Domba Suku Jawa dan Sumatera, Ustadz Tengku Zulkarnaen Diserang Netizen

Yusuf Muhammad: Tengku Zulkarnaen Produsen Hoax?

Surabaya – Pegiat medsos Yusuf Muhammad dalam akun fanpage Facebooknya mengkritik Tengku Zulkarnaen yang juga menjabat sebagai Wasekjen MUI, soal pernyataannya yang kontroversial dan bahkan membahayakan bagi stabilitas negara, karena dia dianggap sebagai tokoh agama dan pejabat MUI pusat. Lantas kenapa orang seperti ini tetap dibiarkan membuat kegaduhan? Apakah polisi dan pemerintah mengabaikan ini semua hanya karena takut kepada seorang tukang fitnah yang bisa menghancurkan negeri ini?.
Berikut ulasan Yusuf Muhammad:
Sedih kalau melihat sekelas wakil sekretarir jendral dewan pimpinan MUI Pusat, namun justru gemar sebarkan fitnah dan hoax.
Setelah kemaren sempat membuat pernyataan keras soal ‘Tengkuzul baru mau bantu pemerintah kalau Jokowi wafat’, tagar #PecatTengkuzulDariMUI kemudian langsung trending di twitter.
Netizen ramai-ramai mengingatkan sekaligus mendesak MUI pusat agar segera memecat Tengkuzul, hal ini dikarenakan banyak rekam jejak digital hoax yang dilakukan olehnya yang kini menjabat sebagai wasekjen MUI pusat.
Saya jadi ingat, ada oknum ustadz bernama Supriyanto asal Banyuwangi yang memfitnah, bila terpilih kembali, maka Jokowi akan melegalkan zina di Indonesia melalalu Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (UU PKS).
Dan parahanya, fitnah yang dilakukan itu berada di dalam Masjid. Yang membuat saya gak habis pikir, ternyata ia mengaku melakukan kebohongan itu lantaran terinspirasi dari pernyataan Tengku Zulkarnen wasekjen MUI pusat.
Anehnya, meski sudah berkali-kali lakukan hoax hingga banyak korban yang tersesat, namun Tengkuzul masih bebas. Mungkinkah jubah dan sorban yang digunakan jadi jimatnya sehingga Tengkuzul kebal terhadap hukum di dunia?
Bahkan lembaga yang terhormat MUI, pun tak mampu berkutik sama sekali meski keberadaan Tengkuzul di MUI dianggap banyak kalangan masyarakat dan umat sebagai benalu.
Oh ya, terkait oknum ustad di Banyuwangi yang sebar hoax terinspirasi Tengkuzul bisa baca beritanya dilink ini:
Buat Tengkuzul, sudahlah tidak perlu lagi bikin statemen yang provokatif, apalagi bikin fitnah dan hoax. Anda sebagai wasekjen MUI pusat harusnya bisa lebih bijak dan hati-hati dalam berucap, karena ada embel-embel ulama di lembaga yang Anda tempati saat ini. (ARN)
Yusuf Muhammad: Tengku Zulkarnaen Produsen Hoax?  
Meme Tengkuzul

Ustad Tengku Kena Damprat Yenny Wahid

JAKARTA – Putri Gus Dur Yenny Wahid mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang begitu lembut hatinya dan pemaaf, serta adil dan bijaksana.
“Kenapa sekarang umatnya menjadi begitu pemarah? Perilaku siapa sesungguhnya yang kita contoh?,” tulis Yenny melalui akun twitternya @yennywahid, Kamis (23/08/2018).
Twit Yenny tersebut dikomentari oleh Tengku Dzulkarnain @ustadtengkuzul. Alih-alih menasehati, Dzulkarnain mengatakan, “mbak Yenny, nabi sabar pd urusan pribadi. kalau urusan agama dihina nabi kirim pasukan perang walau hanya 3000 melawan 30.000 (perang Mu’tah).”
“Lagian kalau menyangkut masalah hukum negara wajib dijalankan, kalau tidak rakyat akan main hukum rimba dan ini bahaya tidak boleh terjadi,” imbuhnya.
Yenny mengucapkan terima kasih kepada Dzulkarnain. Namun ia merasa harus meluruskan komentar Dzulkarnain tersebut.
“Perang Mu’tah terjadi krn utusan Nabi, Harits bin Umair dibunuh oleh penguasa Bashra, bukan karena masalah penghinaan agama. Membunuh utusan khusus pada zaman itu sama dengan deklarasi perang,” ungkap Yenny, Sabtu (25/08/2018).
“Kalau @UztadTengkyu ingin ambil contoh penghinaan agama, maka kasus Anusyirwan yang merobek2 surat Nabi lebih pas. Apakah Nabi mengirim pasukan untuk menyerangnya? Tidak. Nabi berdoa agar Anusyirwan dan keluarganya diazab Allah,” imbuh Yenny menyarankan. [ARN]

Urgensi Dakwah Islam Berwawasan Kebangsaan di Tengah Tantangan Gerakan Radikal

Jakarta – Menghadapi globalisasi zaman yang semakin merisaukan ini, dengan bertaburnya ustad-ustad online dan karbitan yang merongrong nasionalisme dan keberagaman Indoensia kita atas nama agama semakin berbahaya.
Untung saja tokoh-tokoh muda NU bersuara dan membela mati-matian seruan penipuan oleh kelompok radikal dan khilafah, salah satunya adalah Ahmad Muntaha AM, Sekretaris LBM NU Jatim dan salah seorang Narasumber TV9, yang akan akan mengadakan Training of Trainer (ToT) Dai Digital di PP Yanbu’ul Ulum Losari Brebes, 21-23 Februari 2020, ini adalah salah satu cara untuk menjelaskan kembali makna Kebangsaan kepada kaum milenial.
Ada beberapa hal yang patut dicermati pola-pola para perusuh bangsa yang ingin merusak negeri ini, antara lain:
Tantangan Pecah Bela Bangsa Pasca Kemerdekaan
Sejak kemerdekaan 17 Agustus 1945, sebagai sebuah bangsa Indonesia tidak pernah sepi dari tantangan. Baik dari luar seperti kedatangan NICA (The Netherlands Indies Civil Administration) Belanda yang membonceng tentara Inggris 15 September 1945 untuk menggagalkan kemerdekaan; maupun tantangan dari dalam yaitu para pengkhianat yang justru bersekongkol dengan penjajah untuk memecah belah persatuan anak bangsa. Untuk tantangan terakhir ini, Hadlratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari sampai merasa perlu untuk terang-terangan dalam Fatwa 24 September 1945:
“Hoekoemja orang jang memetjah persatoean kita sekarang ini wajib diboenoeh”. (Kedaulatan Rakyat, Alim Oelama Menentukan Hoekoem Perjoeangan, 20 November 1945).
Bahkan dalam kesempatan lain Kiai Hasyim menegaskan:
“Maka barang siapa memecah persatuan umat yang sudah bulat, pancunglah leher mereka dengan pedang siapapun orangnya”. (Saifuddin Zuhri, Berangkat dari Pesantren, [Jakarta, Gunung Agung: 1987], halaman 343).

Tantangan Propaganda Dalih-dalih Agama
Di waktu berikutnya, justru tantangan memecah belah bangsa dibalut dengan dalih-dalih agama. Lagi-lagi NU yang gigih menghadapi di garda terdepan, sebagaimana ditegaskan oleh KH Idham Chalid, Ketua I PBNU yang saat itu juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri merangkap Kepala Badan Keamanan:
“Tugas saya yang paling berat adalah menghadapi gerombolan yang membawa dalil-dalil agama Islam, yaitu Darul Islam Kartosuwiryo di Jawa Barat, Ibnu Hadjar di Kalimantan Selatan, Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan, dan Tengku Daud Beureueh di Aceh”. (https://historia.id/polit…/articles/kpk-melawan-di-tii-6mm4B)
Maka wajar bila dalam konteks sekarang kita temui perusuh negeri dengan dalih-dalih Islami terus bermunculan, macam Jamaah Anshorut Syariah (JAS), Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Khilafah (JAK) dan jaringan teroris lainnya. Demikian pula dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dibubarkan pada tahun 2017 yang lalu.
Namun perlu diingat, bahwa meski telah dibubarkan, jaringan radikal macam HTI tidak akan pernah benar-benar bubar dan mati. Mereka tetap beroperasi secara senyap dan diam-diam maupun terang-terangan, meski tidak begitu vulgar seperti sebelumnya.
Bukankah tokoh dan simpatisannya masih kita jumpai bebas melancarkan propagandanya di berbagai platform media sosial? Demikian pula dalam dunia off line?

Urgensi Dakwah Islam Berwawasan Kebangsaan
Nah, dalam kondisi seperti ini dakwah Islam berwawasan kebangsaan masih tetap dan selalu menemukan urgensi dan revansinya.
Tampaknya, PP Yanbu’ul Ulum Losari Brebes asuhan KH Abdul Halim Zawawi bersama Pusat Pendidikan Santri Bela Negara, berupaya secara serius mengokohkan dan mengembangkan dakwah Islam berwawasan kebangsaan itu dengan menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) Dai Digital pada Jumat-Ahad 21-23 Februari 2020.
Selain KH Abdul Halim Zawawi, hadir pula Gus Najih Ramadhan Sekjen Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al Syami); Habib Husein Ja’far sosok dai habib gaul yang terkenal sebagai Youtuber dan kreator konten; dan saya sendiri, Ahmad Muntaha AM, yang memang secara pribadi punya ketertarikan terhadap pengembangan Fikih Kebangsaan dan Islam yang ramah Nusantara.
T.o.T. Dai Digital merupakan langkah strategis bagi pengembangan dakwah Islam yang tidak menghadap-hadapkan dan membentur-benturkan agama dengan negara, namun justru menyelaraskan keduanya. Dakwah Islam yang membawa kerahmatan bagi bangsa, bukan dakwah yang membawa kehancuran. Dakwah Islam yang menyejukkan dan menentramkan, bukan dakwah yang membawa kegaduhan dan kerusuhan.
Dai Digital
T.o.T. Dai Digital di PP Yanbu’ul Ulum Losari Brebes sebagai titik awal yang dapat diduplikasi dan dikembangkan di Pesantren, Kampus, maupun lembaga dan komunitas lainnya. Wallahu a’lam. (ARN)

5 Strategi Licik Kelompok Radikal untuk Hancurkan Indonesia

Jakarta  Dalam riset yang diterbitkan bentuk buku berjudul Wajah Para Pembela Islam (2010), Setara Institute Jakarta menyebutkan bahwa berbagai kelompok Islam radikal telah menyusun strategi dan taktik yang lebih canggih dalam pergerakan mereka. Pernah dimuat Harian Bernas pada 5 Agustus 2016.
Ini bertujuan juga untuk menghancurkan kelompok Islam lainnya. Memahami strategi dan taktik kaum radikal ini sangat penting agar pemerintah, para ulama, organisasi,  serta masyarakat secara umum waspada akan gerakan mereka.
Strategi tersebut adalah: 

1. Aliansi Politik
Kelompok radikal membangun dukungan politik dengan politisi atau penguasa. Biasanya saat ada momen politik pemilu atau pilkada. Ada hubungan simbiosis mutulisme dalam aliansi ini.

2. Cari Dukungan dari Tokoh dan Ormas Islam Moderat
Dikarenakan jumlahnya sedikit, maka kelompok intoleransi tersebut membangun hubungan dengan tokoh agama atau ormas yang moderat. Mereka mengembangkan berbagai taktik, di antaranya adalah aktif melobi tokoh dan para habib serta berbagai ormas Islam untuk berjuang bersama-sama mereka.

3. Infiltrasi MUI
Sejak tahun 2005, kelompok radikal memandang memerlukan dukungan lembaga ulama yang memiliki otoritas tertinggi di Indonesia (MUI).  Taktik yang dipakai adalah masuk menjadi pengurus ke MUI dan mendesakkan agenda radikal mereka atas nama MUI.

4. Aksi Hukum dan Aksi Jalanan
Belakangan ini, kelompok Islam radikal mengembangkan strategi advokasi yang memadukan advokasi non-litigasi (di luar pengadilan) dengan advokasi litigasi (lewat pengadilan). Mereka tampaknya sadar bahwa tanpa sokongan produk hukum, perjuangan mereka akan sulit berhasil. Namun, mereka juga sadar bahwa untuk menghasilkan sebuah produk hukum yang pro agenda perjuangan mereka, diperlukan aksi-aksi jalanan agar bisa menekan aparat hukum dan pemerintah.

5. Jaringan Aksi Antar kota
Sudah sejak lama kelompok Islam radikal sudah mengembangkan strategi dengan membangun jaringan aksi. Mereka berusaha agar setiap aksinya didukung oleh kelompok lainnya. Tujuannya agar isu yang diperjuangkan menjadi lebih kuat gaungnya dan bisa menjadi agenda perjuangan bersama.
Mereka berpikir, dengan semakin bergaungnya aksi, dan makin banyaknya kelompok lain yang memperjuangkan, akan makin besar kemungkinannya untuk berhasil. Oleh karena itu, kelompok ini membangun taktik jaringan aksi antarkota.
Silakan dianalisis tulisan di atas, hubungkan saja dengan kejadian saat ini, apakah ada kesesuaian atau tidak. Fenomena kasus penistaan agama di Jakarta hanyalah salah satu tragedi politik kotor yang dimainkan oleh beberapa kelompok radikal untuk terus tetap bergema.
Gaungnya akan terus dipelihara dengan berbagai aksi untuk mendapatkan simpati dari kelompok masyarakat Islam lainnya. Tema penistaan agama, ancaman PKI, ancaman Syiah adalah isu yang “marketable” untuk meraih simpati masyarakat. (ARN)
5 Strategi Licik Kelompok Radikal untuk Hancurkan Indonesia Pesan Habib Ali Jufri

Dina Sulaiman “Semprot” Fahri Hamzah, Industri Radikalisme Itu Ada

Arrahmahnews.com, Jakarta – Pengamat politik Timur Tengah Dina Sulaeman dalam akun facebooknya membantah pernyataan Fahri Hamzah yang dimuat Republika Senin 28 Oktober 2019 dengan judul “Hentikan Industri Radikalisme”.
Dina menjelaskan bahwa Industri radikalisme itu ada saat ini di Indonesia jangan sampai masalah ini dikaburkan Cuma untuk kepentingan politik semata, berikut ulasan Dina terkait hal tersebut: Baca: Siasat Baru Arab Saudi, ISIS dan PKS
Industri Radikalisme? Memang Ada Kok!
Fahri Hamzah, eks-PKS (partai yang terindikasi kuat ideologi dasarnya Ikhwanul Muslimin) menulis artikel berjudul “Hentikan Industri Radikalisme”. Dua paragraf awal saya copas:
Sebutkan isu Radikalisme yang mencuat kembali. Isu ini telah terjebak menjadi industri. Cara pejabat menakut-nakuti bangsa ini dengan isu radikal yang dituduhkan kepada kelompok Islam ini sudah merusak banyak sekali modal sosial kita. Tidak mudah dikembalikan.
Kok bisa bangsa mayoritas Islam ditakut-takuti dengan ajaran Islam. Lalu kok kita semua percaya bahwa radikalisme ada di mana-mana dan mengancam negara kesatuan. Ajaib. Contoh dari satu dua ceramah dari ribuan ceramah setiap hari di seluruh Indonesia di-copy dan dijadikan alat bukti”.
Baca: Dahono Prasetyo: WASPADA! Lembaga Donasi Jadi Mesin ATM Kegiatan dan Gerakan Terorisme?
Dan selanjutnya, Fahri menuduh bahwa negara sedang memanfaatkan radikalisme untuk kepentingan politik belaka. Saya setuju, memang ada indikasi kuat bahwa sebagian kekuatan politik memanfaatkan isu radikalisme untuk memenangkan kontestasi politik. Untuk membantah tuduhan ini, silahkan para elit yang kemarin koar-koar antiradikalisme, buktikan bahwa Anda sekalian memang tulus ingin melindungi NKRI dari rongrongan kelompok takfiri-jihadi (dan para simpatisannya, termasuk juga politisi yang memanfaatkan mereka) dengan melakukan program deradikalisasi yang dilandasi pemikiran yang benar, terstruktur, dan tersistem. Jangan cuma beretorika di media yang berujung kegaduhan dan malah mengaburkan esensi utama dari persoalan ini. Kembalikan hak-hak kelompok minoritas, masa Anda kalah sama kelompok radikal yang beringas kepada minoritas?
Tapi, Fahri membuat kesalahan besar dalam tulisannya: ia menggiring publik untuk melupakan bahwa RADIKALISME MEMANG ADA! Bahwa radikalisme memang industri global yang melibatkan sangat banyak uang. Bahwa Ikhwanul Muslimin (yang merupakan jejaring transnasional) terlibat aktif dalam industri ini.
Dalam video ini, ada perempuan-perempuan ISIS di kamp Suriah, silahkan simak. Saya sudah cek ke teman saya yang tinggal di Suriah, dari dialeknya, mereka ini orang-orang asing (non-Suriah). Data dari Tempo yang meliput ke kamp penampungan ISIS di Al Hol, Suriah, ada 200 orang Indonesia. Muslim. Apa mereka mau jauh-jauh datang ke Suriah, hanya karena terpengaruh “satu dua ceramah” (istilahnya Fahri)?
Baca: TERBONGKAR! Taktik Busuk Ikhwanul Muslimin yang Ingin Suriahkan Indonesia
Bohong besar kalau dijawab iya. Selama 8 tahun perang Suriah, ustad-ustad maupun kader dakwah dari berbagai ormas, termasuk jaringan Ikhwanul Muslimin (IM), sangat aktif berceramah soal Suriah, di berbagai kota, berbagai masjid, di medsos. Rekam jejak digitalnya sangat banyak. Mahfudz Siddiq, politisi PKS, bahkan secara terbuka mendukung AS untuk serang Suriah, ini diberitakan media resmi; tapi kalau Anda google sekarang, anehnya, page not found melulu. Tidak aneh ada dukungan ini karena yang angkat senjata di Suriah memang orang IM (selain ada ISIS dan Al Qaida).
Di video ini, Anda bisa lihat, seperti apa contoh berpikir radikal itu.
“Kamu kafir, kami Islam, kami mau bikin khilafah!”
“Dalam perang, tawanan perempuan boleh diperbudak, jadi boleh disetubuhi. Ada kok di Quran!”
Banyak orang yang punya “frekuensi” sama dengan perempuan-perempuan ISIS itu, meski mungkin tidak jadi anggota ISIS. Orang IM dukung FSA, Jaish Al Islam, dll. HTI dan jejaring Al Qaida dukung Jabhah al Nusra.
Mereka ini jenis orang yang memahami Al Quran secara tekstualis, tanpa merujuk pada konteks dan tafsir. Pemikiran tekstualis merupakan fondasi dasar pemikiran radikalisme. Di tingkat ekstrim, mereka menyetujui kekerasan: orang kafir boleh dibunuh. Bom bunuh diri itu jihad. Syiah dan Ahmadiyah kafir dan tidak boleh hidup di Indonesia. China itu komunis, kafir, atheis.
Dan pemikiran ini sudah meruyak kemana-mana, please baca dong hasil berbagai survey soal radikalisme di masyarakat. Jangan pura-pura tidak tahu. Inilah pemikiran radikalisme yang dimaksud oleh banyak orang (termasuk saya) saat menyerukan “lawan radikalisme”. Tapi para radikalis yang sedang “bertakiyah” (pura-pura moderat) selalu saja memelintirnya dengan tuduhan “kalian memojokkan Islam!”
Nah, balik ke industri radikalisme. Di acara-acara ceramah soal Suriah itu, dikumpulkan dana. Selama 8 tahun berapa puluh atau ratus milyar yang sudah dialirkan ke milisi jihad (dan simpatisannya) di Suriah? Bachtiar Nasir misalnya, tercatat pernah kirim uang 100 ribu USD ke Suriah lalu terungkap ada kardus-kardus makanan berlogo organisasi donasinya BN ditemukan di gudang Jaish Al Islam di Aleppo.
ACT, yang saat mengumpulkan donasi Suriah menampilkan bendera FSA, hanya untuk satu isu saja (Ghouta), dalam beberapa hari dapat duit 11 M lebih. Padahal selama 8 tahun, ACT melakukan kampanye penggalangan dana Suriah dengan banyak “judul”.
Baca: Rekam Jejak Kejahatan IHH dan IHR Bantu Teroris Suriah
Lalu, keberadaan jihadis di Suriah-pun melibatkan industri minyak dan senjata raksasa. Delapan tahun perang, ISIS, Free Syrian Army, Jaish al Islam, atau Jabhah Al Nusra, memiliki senjata yang sama canggihnya dengan yang dimiliki negara. Tak heran tentara Suriah kelabakan, tidak sanggup melawan sendiri dan terpaksa minta bantuan militer Rusia dan Iran. Senjata secanggih dan selengkap itu, siapa yang kirim? Berapa banyak yang beredar?
Data tahun 2014 menyebut ISIS (di Irak dan Suriah) punya penghasilan 3 miliar dollar setahun. ISIS menguasai ladang-ladang minyak dan menjualnya ke pasar gelap. Mau tahu siapa yang beli? Tahun 2016, Wikileaks mempublikasikan 58.000 email yang mengungkap keterlibatan mantu Erdogan, Berat Albayrak, dalam membantu ISIS memasarkan minyak curian dari Suriah dan Irak.
Baca: Amerika Surga Senjata Bagi Teroris Suriah
Uang memang tidak ada ideologinya, sehingga tidak heran, bulan Oktober lalu, saat tentara Turki memerangi Kurdi Suriah, mereka dibantu oleh FSA, dan FSA ketahuan sengaja membebaskan sekitar 1000 tawanan ISIS.
Ini kita belum bicara soal industri yang terkait dengan media/propaganda. Misalnya, Kemenlu AS (via USAID) dan Menlu Inggris sudah terang-terangan mengaku mengeluarkan uang jutaan USD untuk sebuah kelompok [mengaku] relawan, tapi perannya adalah membuat film-film propaganda (White Helmets) yang disiarkan oleh jejaring media global.
Jadi Fahri, industri radikalisme itu memang ada, tapi tidak seperti yang Anda tulis. Yang dapat duitnya para kapitalis global. Di level bawah, adalah orang-orang biasa, Muslim (seperti di video ini), dan mereka jelas bukan hasil doktrin “satu dua ceramah” saja. (ARN)
Radikalisme

Sebar Narasi Adu Domba Ansor dan PDIP, Ustadz HTI Dilabrak Banser

Jakarta – Klaim tentang organisasi kemasyarakatan (ormas) Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) mengepung kantor PDI Perjuangan di beberapa daerah beredar massif di media sosial.
Klaim ini disebarkan akun Facebook Hussein Abu Usamah pada 28 Juni 2020. Akun Facebook Hussein Abu Usamah mengunggah foto para pria yang mengenakan seragam loreng Banser berdiri di depan kantor berlogo PDIP. Akun Facebook Hussein Abu Usamah kemudian mengklaim bahwa foto tersebut merupakan aksi Banser yang mengepung kantor PDIP.
Akun Facebook Husein Abu Usamah 
 
Baca Juga:
Irkham Fahmi al-Anjatani*,” tulis akun Facebook Hussein Abu Usamah. Konten yang disebarkan akun Facebook Hussein Abu Usamah 69 kali dibagikan dan mendapat 137 komentar warganet.
Setelah tim kita telusuri rekam jejak (Hussein Abu Usamah dan Irkham Fahmi al-Anjatani) ternyata keduanya sering melakukan nyinyir kepada NU dan pro kepada kelompok khilafah dan HTI. Bahkan tidak tanggung-tanggung tulisan dengan judul “Banser Mengepung Kantor PDIP” ternyata sebuah narasi busuk yang ditulis oleh Irkham Fahmi Al-Anjatani yang bersumber dari mimpi itu untuk membuat gaduh di NKRI, dan saat ini ini tulisan tersebut dihapus olehnya karena mendapat protes dari Banser dan bahkan di akun facebooknya ia upload video permintaan maafnya. Tapi anehnya akun Hussein Abu Usamah hingga saat ini tidak menghapus tulisan itu.
 <span data-mce-type="bookmark" style="display: inline-block; width: 0px; overflow: hidden; line-height: 0;" class="mce_SELRES_start"></span>
Berikut adalah tulisan Irkham Fahmi Al-Anjatani yang dihapus di akun facebooknya:
Ribuan anggota Banser mengepung kantor PDIP di beberapa daerah. Hal itu terjadi karena mereka geram terhadap PDIP yang berusaha mengubah Pancasila menjadi Ekasila dan Trisila. Mereka marah dengan Partai berlambang banteng moncong putih itu. Beberapa anggota PDIP disergap dan digebukin oleh Banser.
Baca Juga:
Dengan teriak-teriak “NKRI Harga Mati, Saya NKRI Saya Pancasila” pasukan berseragam loreng loreng mirip militer itu tanpa ampun menghajar orang-orang PDIP. Semua sudut kantor PDIP disisir habis guna mencari orang-orang yang bersembunyi di balik meja.
Selain itu pasukan Banser yang gagah berani itu juga membakar bendera dan berbagai aksesoris PDIP. Sebagian dari anggota PDIP lari tunggang langgang menyaksikan amukan pasukan garda terdepan penjaga NKRI tersebut. Mereka terbirit-birit ketakutan hingga tidak peduli lagi dengan motor-motornya yang ditinggal di parkiran.
Sebagaimana diketahui, beberapa anggota DPR RI sudah membeberkan tentang siapa yang menjadi aktor utama di balik RUU HIP. Mereka membenarkan bahwa dalangnya adalah PDIP. Tidak bisa dipungkiri, ternyata di dalam AD ART mereka pun tercantum kalimat bernuansa komunis, sebagaimana yang juga tertuang di dalam RUU HIP. Sebuah kalimat yang coba mereduksi Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila.
Inilah yang membuat umat Islam marah, termasuk Banser. Mereka mensinyalir bahwa RUU HIP yang diperjuangkan PDIP tersebut jelas-jelas berhaluan komunis dan coba mengubah Pancasila yang selama ini sudah menjadi landasan dalam bernegara.
Melihat kenyataan itu Ketum GP Ansor dan Banser berbicara lantang di hadapan ribuan pasukannya: “Saudara-saudara, ketahuilah, ‘Saya NKRI Saya Pancasila’. Sebagaimana yang dulu pernah saya sampaikan bersama Maruarar Sirait, bahwa saya menginstruksikan kepada kalian semua untuk menggebuk siapapun yang hendak mengganti Pancasila, karena ‘Saya NKRI Saya Pancasila’. Dan sekarang ini terbukti dengan jelas bahwa PDIP ingin mengganti Pancasila. Siap kah kalian menggebuk mereka?” teriak Ketum GP Ansor.
Baca Juga:
Ribuan anggota Banser pun menjawab “Siap. Saya NKRI Saya Pancasila. Dulu kami kejar HTI sekarang kami akan kejar juga PDIP dan antek-anteknya yang hendak mengubah Pancasila”.
Dengan diakhiri menyanyikan lagu ‘Ya Lal Wathon’, kemudian merekapun bergerak menuju sarang-sarang PDIP untuk menggebuk mereka.
Seperti itulah mimpi saya tadi malam. Benar-benar seperti asli saya melihat betapa gagah beraninya pasukan terdepan penjaga NKRI itu. Andai saja adzan shubuh tidak berkumandang, pasti mimpi itu akan lebih seru dan menegangkan.
Jangan tanyakan kenapa saya mimpi seperti itu, karena itu datang secara tiba-tiba. Mungkin karena saya sering mendengar teriakan mereka yang selalu mengaku sebagai pasukan terdepan penjaga Pancasila. Dan mimpi ku ini ternyata yang menjadi momen pembuktiannya.
Inilah salah satu cara busuk kelompok Khilafah ingin menghancurkan NKRI dengan cara adu domba antar kelompok dengan harapan mereka akan memetik buah dari hasil pertikaian ini. (ARN)
Sebar Narasi Adu Domba Ansor dan PDIP, Ustadz HTI Dilabrak Banser Sebar Narasi Adu Domba Banser dan PDIP

Melawan Sontoloyonya Kapitalisme

Jakarta – Mendengar kata Kapitalisme yang terbersit dibenak sebuah “monster” besar menakutkan yang menjadi sebab terjadinya kemiskinan, pengangguran, kolusi, korupsi dan bahaya laten lainnya. Skema penguasaan ekonomi, politik, kebudayaan dan sendi-sendi di sebuah negara menjadi musuh abadi rakyat, aktifis, organisasi hingga negara yang merasa menjadi korbannya. Kapitalisme yang awal lahirnya efek dari aktifitas perniagaan dan revolusi industri 1.0 abad ke 17, menemukan jodoh Kolonialisme.(Penjajahan) yang kemudian beranak pinak menjadi monopoli, kolusi, nepotisme hingga oligarki kekuasaan yang mendominasi sistem hidup matinya sebuah negara.
Kapitalisme dalam bahasa didefinisikan sebagai kata kerja aktif, sedangkan upaya anti Kapitalisme menjadi kata kerja juga tetapi bersifat pasif. Disebut aktif ketika sistem kapitalis itu bergerak masif dengan segala manifestasinya, tak terbendung upaya perlawan anti kapitalis yang masih berkerja secara sporadis, individual, temporary. Baca Juga:
Dalam teori peperangan ada istilah “penyusupan”. Bagaimana berkamuflase masuk ke dalam sistem musuh untuk melumpuhkan dari dalam.
Kapitalisme adalah sebuah sistem. Melawan kapitalis dengan menjadi “bagian” dari kapitalis adalah skema penyusupannya.
Bagaimana mungkin melawan Kapitalis berkedok investor disaat kita sendiri masih bergantung uluran tangan Investor. Kemandirian menjadi semu, upaya perlawanan terbentur tembok sistem. Hingga orasi anti kapitalis hanya bergema di ruang sendiri. Ibarat treadmill, kita tiap waktu berlari, bergerak, berkeringat tetapi tidak pernah kemana mana.
Revolusi industri 4.0 yang hadir beberapa tahun belakangan ini menjadi angin segar bagi para “penggila” anti Kapitalisme. Skema platform, perdagangan bebas berbasis online, marketplace menjadi ruang masuk menjadi “kapitalis kecil”.
Baca Juga:
UKM online inovatif berbasis individu mendapat ruang berinteraksi dan bertransaksi secara langsung. Keputusan harga, penetrasi pasar dan transaksi elektronik setidaknya sudah memutus mata rantai birokrasi yang dimonopoli kaum Borjuis kapitalis dan kaki tangannya.
Silahkan berimajinasi saat seorang petani bisa menjual hasil buminya langsung kepada konsumen hanya berbekal gadget/laptop. Atau seorang pengrajin souvernir tiba-tiba kebanjiran pesanan dari Eropa gegara rajin posting menawarkan produknya kemana saja dia mau. Tidak mustahil juga seorang mahasiswa sukses mengimpor mesin pertanian, pupuk dan bibit unggul berharga murah untuk dijual lagi ke kampung halamannya. Atau seorang sutradara film dan audio konten kreasinya di YouTube dibayar iklan 200 juta/bulan tanpa repot urus mafia media tayang di TV atau bioskop.
Testimoni kesuksesan pelaku bisnis plattform digital bertebaran di sekitar layar gadget. Mempersilahkan kita ambil ide dan sisi baiknya, daripada sibuk sumpah serapah memprovokasi kekecewaan pada keadaan dan mengkritik kebijakan penguasa yang sedang menutup saluran pendengarannya. Capek dan geram makin menumpuk sementara cita-cita, ambisi dan kebutuhan hidup tidak juga menemukan solusi.
Baca Juga:
Sudah saatnya Kapitalisme berbasis ekonomi dan kekuasaan dilawan dengan “Kapitalisme” berbasis Ideologi. Kapitalisme akan surut dengan sendirinya saat setiap orang menyadari bisa menciptakan kapital (modal) sendiri.
Apakah tulisan ini dipahami sebagai pendukung kapitalisme? Butuh intuisi dan kepekaan membacanya. Bukan berhitung berapa banyak jumlah kata Kapitalisme yang tertulis di sini.
Dan..
Tiba-tiba seseorang mengomentari tulisan ini dengan polosnya:
“Sampeyan ngimpi ya? Belum ada sejarahnya Kapitalisme kalah dilawan dengan ide si-simpel itu”
“Oke… Kalau belum ada sejarahnya, anggap saja kita ini sedang memulai menggores sejarah baru itu” jawabku sambil menggenggam kain merah putih. Semoga paham. (ARN)
Melawan Sontolonya Kapitalisme Karikatur Kapitalisme

Teheran: AS akan Menyesal Berani Teror Pesawat Iran

Iran, ARRAHMAHNEWS.COM Teheran berjanji akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk membuat Washington menyesali terror baru-baru ini terhadap pesawat penumpang Iran oleh dua jet tempur AS.
Berbicara dalam konferensi pers di Teheran pada Hari Senin (27/07), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, menyebut insiden Hari Kamis diruang udara Suriah itu sebagai tindakan “teroris dan permusuhan” yang sangat berbahaya serta bertentangan dengan semua hukum dan norma internasional, dengan menambahkan bahwa Republik Islam akan menanggapinya pada waktunya. BACA JUGA:
“Amerika mencoba segala macam premanisme,” kata Mousavi, mencatat bahwa insiden itu menunjukkan AS telah mulai menggunakan “pembajakan udara setelah pembajakan laut” ujarnya merujuk pada pelecehan Amerika terhadap kapal-kapal Iran di Teluk Persia.

“Kementerian Luar Negeri Iran, bersama dengan Staf Umum Angkatan Bersenjata, Kehakiman, dan Organisasi Penerbangan Sipil Iran, pasti akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membuat Amerika menyesali episode ini,” kata Mousavi.
Misi Republik Islam Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mulai mengambil beberapa tindakan, kata jurubicara itu. Setelah laporan akhir tentang insiden itu keluar, Teheran akan mulai mengambil langkah-langkah hukum dan diplomatik lainnya, termasuk mengajukan pengaduan dan mengejar masalah tersebut, tambahnya.
Insiden itu melibatkan jet-jet tempur AS yang terbang sangat dekat dengan Penerbangan 1152 Mahan Air setelah lepas landas dari Teheran dan sedang menuju ke Beirut.
BACA JUGA:
Otoritas penerbangan sipil Suriah menyatakan bahwa insiden terjadi didalam wilayah udaranya di atas wilayah al-Tanf.
Komando Pusat yang mengarahkan pasukan AS di Asia Barat mengkonfirmasi kemudian bahwa satu pesawat F-15 telah melakukan “inspeksi visual” terhadap pesawat Iran diatas pangkalan militer AS di al-Tanf.
Pilot pesawat itu terpaksa menurunkan ketinggian dengan cepat untuk menghindari tabrakan dengan pesawat tempur Amerika. Tindakan cepat dan berani yang ia lakukan mau tidak mau mengakibatkan cedera pada beberapa penumpang, yang kepala mereka terbentur langit-langit pesawat. Namun, penerbangan itu mendarat dengan selamat di ibukota Lebanon, dan semua penumpang meninggalkan pesawat. (ARN)
Teheran: AS akan Menyesal Berani Teror Pesawat Iran Mahan Air, Iran

VIRAL! Detik-detik Badai Topan Runtuhkan Tembok Perbatasan “Terkuat” Trump

Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COMDetik-detik runtuhnya tembok perbatasan AS-Meksiko kebanggaan Trump oleh serangan Badai Tropis Hanna pada Minggu (26/07).
Bulan lalu sebelum mengunjungi tembok sepanjang ratusan kilometer itu Trump sesumbar bahwa tembok yang dibangun atas perintahnya adalah yang terkuat di dunia.
BACA JUGA:
“Ini merupakan struktur tembok perbatasan yang paling kuat dan komprehensif di manapun di dunia,” klaim Trump pada 24 Juni lalu.

Baru saja satu bulan berselang pasca sesumbarnya, beberapa bagian dinding perbatasan yang memisahkan AS dan Meksiko itu runtuh diterjang angin kencang dan hujan lebat dari Badai Tropis Hanna.

https://videopress.com/v/ZW89Hk1r
Video yang diposting ke Twitter oleh jurnalis Yadith Valdez pada hari Minggu itu menunjukkan pekerja konstruksi berdiri dan menonton ketika hembusan keras angin meratakan struktur baja bangunan itu dengan tanah.
BACA JUGA:


Video itu segera menjadi sasaran cemoohan luas di media sosial dengan para kritikus menyamakan keruntuhan bagian tembok itu dengan kampanye pemilihan Presiden Donald Trump, yang telah menghabiskan lebih dari 11 miliar dolar untuk membangun tembok yang diperkirakan akan menelan biaya sekitar 21,6 miliar untuk diselesaikan secara keseluruhan. (ARN)
VIRAL! Detik-detik Badai Topan Runtuhkan Tembok Perbatasan “Terkuat” Trump Trump saat mengunjungi tembok perbatasan AS-Meksiko di Arizona

Hizbullah: Klaim Israel Tentang Bentrokan Perbatasan Fiktif

Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM Mengomentari perkembangan yang terjadi pada hari Senin, 27 Juli 2020, di Shebaa Farms yang diduduki oleh Israel dan berbatasan dengan Lebanon, gerakan perlawanan mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa semua klaim Israel tentang bentrokan perbatasan dengan pejuang Hizbullah adalah palsu dan bertujuan untuk meningkatkan moral pasukan Israel dengan mengarang kemenangan fiktif.
Pernyataan Hizbullah pada Senin malam datang setelah outlet media Israel dan Barat mengklaim bahwa pasukan Zionis telah menggagalkan upaya Hizbullah untuk menyusup ke dalam wilayah pendudukan melalui pertanian Shebaa di sepanjang perbatasan Lebanon Selatan. BACA JUGA:
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh gerakan perlawanan, Hizbullah menolak semua klaim Israel tentang upaya penyusupan ke wilayah yang diduduki, dengan mengatakan, “Segala sesuatu yang dilaporkan oleh media musuh tentang menggagalkan penyusupan dari tanah Lebanon ke wilayah yang diduduki adalah tidak benar.”
Hizbullah juga menambahkan bahwa klaim Tel Aviv tentang membunuh atau melukai sejumlah pejuang Hizbullah dalam serangan udara juga salah dan sama sekali tidak benar.
“Klaim Zionis Israel semuanya ditujukan untuk mengarang kemenangan palsu dan fiktif,” bunyi pernyataan Hizbullah, dan menambahkan, “Hingga saat ini, belum ada konflik atau bentrokan yang dimulai oleh [pasukan] perlawanan pada hari Senin kemarin”.
BACA JUGA:
Pernyataan itu mencatat bahwa semua penembakan datang hanya dari satu sisi, yaitu pengecut dan efek dari ketakutan.
Gerakan perlawanan menambahkan bahwa mereka memiliki hak untuk memberikan jawaban yang tepat atas pembunuhan Israel terhadap anggotanya Ali Kamel Mohsen, yang menjadi martir selama agresi terbaru Israel di Suriah.
“Jawaban atas kemartiran saudara [kita], Ali Kamel Mohsen, di sekitar bandara Damaskus belum diberikan. Penjajah Zionis masih harus menunggu jawaban itu dan hukuman mereka di tangan pasukan perlawanan,” kata Hizbullah. (ARN)
Sumber: Al-Manar.
Hizbullah: Klaim Israel Tentang Bentrokan Perbatasan Fiktif Pejuang Hizbullah
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/07/28/hizbullah-klaim-israel-tentang-bentrokan-perbatasan-fiktif/

Re-post by MigoBerita / Selasa/28072020/10.06Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya