» » » Raja Salman Kerajaan Arab Saudi dikabarkan "Meninggal Dunia", Benarkah?!

Raja Salman Kerajaan Arab Saudi dikabarkan "Meninggal Dunia", Benarkah?!

Penulis By on Selasa, 21 Juli 2020 | No comments

Migo Berita - Banjarmasin - Raja Salman Kerajaan Arab Saudi dikabarkan "Meninggal Dunia", Benarkah?!
Kali ini Migo Berita mengabarkan tentang Berita yang lagi Viral di Timur Tengah, tentang isu atau kabar berita bahwa Raja Salman Kerajaan Arab Saudi Meninggal Dunia.
Kita tahu bersama bahwa berkat kebijakan Raja Salman dibawah komandan Mohammed Bin Salman (MBS) telah "Meluluh-lantakkan" Negara Termiskin di Timur Tengah yang juga mayoritas Islam yaitu Negara Yaman, namun negara tersebut (Yaman) hingga hari ini masih Berdiri Tegak ditengah wabah covid 19 virus corona yang melanda seluruh dunia, walau digempur habis-habisan oleh Kerajaan Arab Saudi pimpinan Raja Salman dibawah komando MBS.
Agar tercerahkan terus baca kumpulan artikel yang Migo Berita kumpulkan hingga selesai.
Selamat Menikmati...

Pendukung Putra Mahkota Saudi Serang Pangeran Bin Nayef

Arab Saudi, ARRAHMAHNEWS.COM –  Laporan Reuter pada Senin (20/07) menyebutkan bahwa ribuan tweet secara masif menuduh mantan putra mahkota Saudi, Mohammed bin Nayef, dan asistennya, Saad al-Jabri, dalam berbagai perkara korupsi.Reuters mengutip dua sumber Arab Saudi yang mengatakan bahwa kampanye yang dilakukan oleh aktivis pro-pemerintah di twitter tampaknya ditujukan untuk mempengaruhi opini publik dan memfitnah Pangeran Nayef sebelum dugaan korupsi terhadapnya diumumkan, bahkan sebelum MbS naik tahta menggantikan Raja Salman yang diisukan meninggal dunia.
Selain itu, laporan Reuter juga mengutip sumber lain yang mengatakan bahwa kampanye itu didukung oleh pemerintah, dan mereka yang dekat dengan Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.Reuters juga mengutip Khaled al-Jabri, putra Saad al-Jabri, yang mengatakan bahwa kampanye itu bertujuan untuk mengabaikan masalah penculikan Ibn al-Jabri dan putrinya.
Sebelumnya, surat kabar Kanada “Globe and Mail” melaporkan bahwa Riyadh memberikan tekanan pada Kanada untuk mengekstradisi perwira intelijen Saudi, Al-Jabri, yang mencari suaka di negara itu.
Pemerintah Saudi mengejar mantan perwira intelijen berusia 61 tahun itu, karena ia memiliki informasi sensitif dan mendalam tentang aset keuangan anggota keluarga yang berkuasa di kerajaan Saudi, menurut surat kabar itu.
Kampanye melawan Mohammed bin Nayef datang bersamaan dengan masuknya Raja Salman (84 tahun) ke rumah sakit, hingga kabar kematiannya membuat geger kawasan Timur Tengah bahkan merebaknya isu kudeta yang terjadi di istana. (ARN)
Sumber: Reuters dan FNA
Pendukung Putra Mahkota Saudi Serang Pangeran Bin Nayef
Pangeran Mohammed bin Nayef, Arab Saudi

Rumor Kematian Raja Salman karena Kudeta Menguat, MbS Diisukan Melarikan Diri ke UEA

Arab Saudi, ARRAHMAHNEWS.COM – Kabar dirawatnya Raja Salman di Rumah Sakit King Faisal menimbulkan tanda tanya besar, setelah sejumlah akun twitter whistleblower mengungkap tentang peristiwa besar yang ditutupi oleh kerajaan. 
Mujtahid (warbler terkenal dengan cuitan pedasnya di tiwtter, yang selalu mengabarkan badai krisis di keluarga kerajaan Saudi, mulai dari perebutan kekuasaan, tuduhan korupsi dan perampasan kekayaan para pangeran). Pada hari Senin (20/07/2020) dalam akun tiwtternya, ia mencuitkan sebuah kalimat penuh tanda tanya tentang keadaan yang sebenarnya di Arab Saudi, ia mengatakan “Tunggulah”.

Cuitan Mujtahid pun disambut dengan beberapa komentar yang mengarah pada kabar kematian Raja Salman, baik karena diracun, atau virus Corona dan berita kudeta oleh pangeran Mut’ib bin Abdullah Al Saud, anak-anak Pangeran Nayef dan anak-anak Saud Al-Faisal.
Akun @KingYozersif juga menjelaskan bahwa Pangeran Mut’ib bin Abdullah Al Saud mengepung istana Mohammed bin Salman, hingga kabar larinya Putra Mahkota ke Uni Emirat Arab.
King Yozersif juga mengklaim bahwa Trump mendukung kudeta Mohammed bin Salman karena sikap terakhirnya terhadap China dan Rusia.
Sementara, analis Timur Tengah menilai bahwa pengumuman oleh pengadilan kerajaan Saudi tentang penyakit Raja Salman tidak lain adalah “sandiwara” yang dimainkan oleh Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman untuk mempercepat proses pelantikannya sebagai Raja Arab Saudi sebelum pemilihan presiden di Amerika, karena khawatir Trump akan tersingkir dari White House.
Dalam konteks ini, pengacara internasional dan ahli hukum Dr. Mahmoud Refaat mengatakan bahwa kabar masuknya Raja Salman ke rumah sakit tampaknya mempercepat suksesi Mohammed bin Salman sebagai Raja Arab Saudi.
Rifaat dalam Twitternya yang dikutip oleh Watan menyatakan bahwa pemilihan presiden Amerika Serikat yang akan datang, jika John Biden berhasil meraih kemenangan, maka akan hampir mustahil bagi Mohammed bin Salman untuk menduduki takhta kerajaan Saudi. Pada saat yang sama, Rifaat juga menekankan bahwa naiknya MbS menajdi raja akan menjadi bencana dan akhir dari kerajaan Arab Saudi.
Sarjana dan penulis Maurits terkenal Mohamed Al-Mukhtar Al-Shanqeeti juga mengomentari berita Raja Salman dirawat di rumah sakit King Faisal, “Apakah keluarnya Raja Salman dari Istana Al-Yamamah dimulai sebelum kepergian Trump dari Gedung Putih?!”. (ARN)

Rumor Kematian Raja Salman Hebohkan Timur Tengah

Arab Saudi, ARRAHMAHNEWS.COM – Rumor kematian Raja Salman Arab Saudi hebohkan Timur Tengah, bahkan baru beberapa saat setelah rumor kematian Raja Salman beredar di dunia maya, para pengguna media sosial sudah dihebohkan dengan berbagai tagar yang segera menjadi trending topik. Di Irak, tagar #الملك_إلى_الجحيم (#Raja_Masuk_Neraka) segera menjadi trending topik pertama di twitter. Pengguna sosial rata-rata menyoroti apa yang telah menjadi kebijakan kerajaan Arab Saudi dibawah pemerintahannya. Selama dipimpin Raja Salman, Arab Saudi telah mengobarkan agresi brutal ke Yaman, diduga kuat mendanai teroris Suriah dan Irak, mengobarkan permusuhan terhadap Lebanon dan melakukan pendekatan terhadap Israel, dengan mengabaikan masalah Palestina.
    Meskipun kebijakan-kebijakan menghancurkan ini dipercaya diambil sepenuhnya oleh penguasa de-facto kerajaan yaitu Muhammad bin Salman, tapi netizen menyoroti bahwa bagaimanapun juga semua tindakan kontroversial ini terjadi dalam masa pemerintahan Raja Salman.
    Kantor berita resmi Arab Saudi SPA sebelumnya menyatakan bahwa pemindahan Raja Salman ke Rumah Sakit King Faisol untuk perawatan dan pemeriksaan medis terkait peradangan kandung empedu, tanpa rincian lebih lanjut.
    Akun berita “Ahd Al-Jadid” di Twitter sebelumnya juga mengomentari berita tentang pemindahan Raja Salman ke rumah sakit, ia menyatakan bahwa pemindahannya terjadi dalam situasi yang membingungkan dan penuh tanda tanya, serta menambahkan, “Tampaknya ada sesuatu yang dirahasiakan dan bahwa masalahnya lebih besar daripada tes pemeriksaan untuk kolesistitis”. (ARN)
    King Salman, Arab Saudi

    Yaman: Tragedi Kemanusiaan Besar akan Terjadi Jika Blokade Saudi Tak Segera Dibuka

    Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Yaman memperingatkan bahwa sebuah tragedi kemanusiaan besar akan terjadi jika kekejaman dalam blokade dan penahanan kapal bahan bakar oleh koalisi Saudi tetap tidak berubah selama beberapa hari. Kementerian melalui data yang terverifikasi mengungkap akan terjadinya situasi dan bencana berbahaya pada jam-jam pertama jika jumlah bahan bakar yang tersedia saat ini habis.
    Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Almasirah Net, “Kami di Kementerian Kesehatan meramalkan sebuah tragedi besar jika situasinya berlanjut hingga beberapa hari mendatang sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat internasional belum bergerak untuk melaksanakan tanggung jawab kemanusiaannya”. Pernyataan tersebut menekankan bahwa penahanan kapal turunan minyak sangat mempengaruhi sektor kesehatan, mengancam bencana kemanusiaan yang lebih parah daripada situasi saat ini.
    Dalam pernyataannya yang dikutip Al-Masirah pada Senin (20/07), Kementerian Kesehatan menuntut  Perserikatan Bangsa-Bangsa dan para pemimpin negara-negara agresi bertanggung jawab secara hukum dan secara kemanusiaan atas semua konsekuensi yang diakibatkan oleh kekerasan dalam blokade dan pencegahan pengiriman turunan minyak.
    Kementerian Kesehatan Yaman memperbarui seruan mereka kepada PBB, komunitas internasional, negara-negara Islam dan semua orang-orang merdeka di dunia untuk mengambil tindakan serius guna  mengangkat blokade dan kedatangan kapal minyak untuk mencapai pelabuhan Hodeidah. (ARN)
    Yaman: Tragedi Kemanusiaan Besar akan Terjadi Jika Blokade Saudi Tak Segera Dibuka
    Seorang bayi Yaman malnutrisi
    Re-post by MigoBerita / Rabu/22072020/06.42Wita/Bjm
    Baca Juga Artikel Terkait Lainnya