Migo Berita - Banjarmasin - BLK Prov Kalsel Resmi Buka Pelatihan di masa New Normal. Ditandai dengan kehadiran Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bapak H.Siswansyah, SH.MH yang di dampingi Kasi Penyelenggara Diklat Ibu Dra, Mastur Manurung, MM dan Kepala Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Kalimantan Selatan Pak Suhirman yang bertajuk Pembukaan Pendidikan Pelatihan Bagi Pencari Kerja Berbasis Kompetensi Institusional APBN T.A 2020 Angkatan Pertama pada hari Selasa 25 Agustus 2020.
Ada 4 Kejuruan, yaitu Otomotif, Menjahit , Administrasi Perkantoran dan Multimedia, dimana secara simbolis menerima Kartu Siswa kelas Multimedia diwakili oleh Nalarini Ismira, sedangkan dari Otomotif diwakili oleh Akhmad Najib.
Untuk kelas Multimedia sendiri yang mendapatkan kesempatan ada 16 putra-putri terbaik KalSel, yaitu :
1.Ahmad Fauzi Rahman✅ call me Fauzi 2.Alfin Rahmat Putra✅ call me Alfin 3.Ahmad Shaufi✅ call me Shaufi 4.Ahmad Tantawi Jauhari✅ call me Awi 5.Muhamad Fauzi✅ Kiyau Ulun Muhamad atau Em Ha De 6.Dita Triana✅ call me Dita 7.Nalarini Ismira✅ call me Nala 8.Ryan Sabana Putra✅ call me Ryan 9.Ahmad Ridhani✅ call me Dhani 10.Siti Zulfa Laila✅ call me Zulfa 11.Milad Alzira Yenti✅ call me Yeyen 12.Chandra Adhi Saputra✅ call me Chandra 13.Muhammad Rizky Echrian noor ✅ call me Rizky 14.Muhammad Rama✅ call me Rama 15.Nurhaliza Azlina✅ call me Liza 16.Rahmah✅ call me Rahma
Kita dari Multimedia : Dari Kiri kekanan berdiri : Dani-Dita-Zulfa-Nala-Muhamad-Pak Kurmanto- Yeyen-Azlina-Rahma-Chandra-Shaufi Dari kiri kekanan duduk : Rama-Alfin-Rizky-Awi-Fauzi-Ryan
Dari Siswa/i Menjahit : 1. Halimah biasa di panggil Halimah atau H5H 2. Muhammad sya'rani biasa di panggil Rani 3. Hayatus Solehah biasa dipanggil Aya 4. Nor Inayah biasa dipanggil Inayah atau Nayah 5.Raudatun Ni'mah biasa dipanggil Raudah 6. Selvi Ahika Rohmania biasa dipanggil Selvi 7. Suriyanie dipanggil ani 8.Reftiani savia lauda biasa di pnggl LAUDA 9. Ida widayanti biasa di pnggl ida 10.Ulfa Hidayati Rahman biasa dipanggil ulfa 11. Halimah biasa dipanggil Halimah 12. Risma Widiyanti biasa d panggil Risma 13. Arie woulandari d panggil arie 14. Eka Megawaty biasa d panggil eka 15. Indri Eka Wulandari biasa di panggil indri 16. Fatimah biasa dipanggil Fatim
Kita dari Menjahit : Dari Kiri kekanan berdiri : Ulfa - arie - ani - fatimah - aya - indri - halimah/h5h - halimah - raudah - eka Dari kiri kekanan duduk : Selvi - hidayah - rani - risma - ida - lauda
Kita dari Siswa/i kelas otomotif 1.M.Haris 2.Muhammad Husin Qaderi 3.Akhmad Najib (NAJIB) 4.Hasfiani Hafiz 5.Nor halimah 6.Bahrudin 7.Muhlis 8.M.Arrieza(reza) 9.Ahmad Jubaidi (ubay) 10. Ahmad Syarifuddin( Udin) 11.Muhammad Nisfan Rahim 12.Ruslan Siddik 13. Arif 14. Muhammad Fauzan (Uzan) 15.Zebli 16.Muhammad Firdaus (Firda/Daus)
Kelas Otomotif
dari kiri ke kanan berdiri Ruslan, Zebli, Reza, Arif, Udin, Nazib, Nisfan, Halimah Dari kiri ke kanan duduk Usin, Haris, Muhlis, Daus, Hafiz, Fauzan.
Mereka bertekad berusaha giat untuk mendapatkan hasil maksimal dalam pelatihan.
Re-post by MigoBerita / Rabu/26082020/18.42Wita/Bjm
Migo Berita - Banjarmasin - Ada apa dengan PILKADA Kalsel dan Gas LPG 3kg selalu "Langka Berulang". PILKADA 2020 Indonesia hingga Kal-sel semakin dekat, pertarungan Calon semakin terlihat baik di kota/kabupaten hingga provinsi. Belum lagi masalah Gas 3kg yang selalu "Langka Berulang", seperti tidak ada solusi. Padahal menurut pengamat Ekonomi asal Banjarmasin Pak Muhamad, kita sebagai rakyat biasa aja mudah memahami ini ada "Permainan Oknum Nakal", maksudnya kita kan tahu by data siapa aja yang berusaha di sektor migas di Kalsel ini, kemudian bisa dibuka by data per kecamatan, kelurahan hingga rw dan rt daerah mana saja yang mendapatkan jatah gas 3kg dan berapa keperluannya setiap bulan by data. Lalu kenapa bisa langka ujarnya ?? ... Hem..biarlah para pembaca sendiri yang menilainya, Otonomi Daerah (Kekuasaan Daerah lebih dominan dari pusat) seharusnya bisa memberi kebijakan yang lebih mengena buat rakyat banua Kalimantan Selatan. Silahkan pembaca Migo Berita yang berfikir, ada apa ini.. Kumpulan beberapa artikel sudah disiapkan untuk dibaca hari ini, don't miss its...
Gas Melon Langka, YLK Usul Kuota LPG 3 Kilogram untuk Wilayah Kalsel Ditambah
KETUA Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Kalimantan Selatan,
Murjani, mendorong pemerintah agar melakukan penambahan kuota LPG
bersubsidi 3 kilogram untuk wilayah Kalsel. Permintaan ini mengingat
fenomena langkanya gas melon, khususnya di wilayah Kota Banjarmasin
belakangan waktu terakhir.
MENURUT Murjani, untuk melakukan penambahan kuota
ini Hiswana Migas dan Pertamina mesti menaruh perhatian khusus. Semisal,
mengecek ketersediaan kuota LPG 3 kilogram yang dimaksud.
“Kuota Kalsel tidak pernah bertambah dibandingkan provinsi lain. Ini
Hendaknya Hiswana Migas harus melobi pemerintah pusat dan juga pihak DPR
RI Komisi VII untuk penambahan kuota tersebut. Sebab ini menyangkut
APBN,juga pihak pertamina harus back up,” ujarnya.
Tak cuma itu, Murjani juga mendorong Pemprov Kalsel agar mendukung
penuh agenda penambahan kuota ini. Sebab, jika tak ditambah, ia
berasumsi masalah ini akan terus terulang.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Birhasani
mengatakan, kelangkaan ini terletak pada kebijakan Pertamina. Masalah
itu, urai Birhasani, terjadi lantaran cara penjualan LPG 3 kilo itu
secara terbuka, mestinya harus tertutup, sehingga banyak yang mampu
membeli LPG itu.
“LPG 3 kilogram bersubsidi itu hanya diperuntukan untuk orang yang
tidak mampu dan juga para pedagang mikro. Akibat penjualannya sistem
terbuka, siapapun bisa membeli, maka ini sistem distribusinya yang
salah,” bebernya.
Adapun Birhasani tidak mempermasalahkan persoalan kuota LPG yang
dinilai tidak merata. Sebab, pengaturan kuota untuk gas melon juga sudah
diatur, hanya diperuntukkan untuk warga miskin.
“LPG 3 kilogram itu hanya diperuntukkan untuk orang miskin dan
pengusaha mikro. Saya rasa untuk kuota tidak ada masalah kalau hanya
untuk itu. Tetapi akibat sistem distribusi terbuka, maka banyak para
ASN, restoran bahkan yang membelinya LPG,” kata Birhasani.
Dengan sistem distribusi terbuka ini, ia juga berasumsi maka akan
terjadi penyimpangan. Terutama di pangkalan yang menjual bebas, sehingga
masyarakat banyak membeli dan dijual lagi ke masyarakat.
Berebut Massa Nahdliyin di Banjarmasin, Apakah Ibnu Sina atau Haris Makkie yang Unggul?
DALAM tradisi Nahdlatul Ulama (NU) di Kalimantan Selatan,
ketua ormas Islam selalu berbasis pesantren dan kalangan ulama ini.
Namun, tradisi ini sepertinya telah bergeser.
ETNOGHRAPER Universitas Lambung Mangkurat (ULM)
Setia Budhi mengungkapkan saat ini justru tampuk pimpinan di dewan
tanfizdiyah NU Kalsel diisi kalangan birokrat dan aktivis LSM atau
parpol, khususnya dari PDI Perjuangan.
“Jadi, bagi saya, dalam membaca politik harus hati-hati klaim gerbong
NU Banua Anam akan segaris lurus dengan figur ketua,” ucap Setia Budhi
kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Senin (24/8/2020).
Dalam hipotesisnya, Setia Budhi menyebut bahwa Ketua NU Kalsel dalam
hal ini Abdul Haris Makkie tidak berbanding lurus dengan arah dukungan
basis warga Nahdliyin.
“Lalu, apakah PWNU Kalsel hasil Konferwil 2017, Abdul Haris Makkie
sebagai ketua wilayah dan sekretarisnya, Berry Nahdian Furqon untuk masa
khidmat 2018-2023 itu secara langsung akan mendapat dukungan warga NU?”
cecar doktor lulusan University Kebangsaan Malaysia ini.
Menurut Setia Budhi, tampaknya perlu kerja keras bagi Haris Makkie
yang akan berlaga di pemilihan Walikota Banjarmasin, maupun Berry
Nahdian Forqan yang akan bertarung di pemilihan Bupati Hulu Sungai
Tengah (HST) untuk menyakinan basis politiknya.
“Sebab, selama lima tahun ini, basis dukungan NU dan justru lebih
banyak nampak bersilarurrahim dengan petahana (Walikota Ibnu Sina).
Apalagi, Ibnu Sina masuk dalam jajaran penasihat ormas Islam ini,”
paparnya.
Nah, diakui Setia Budhi, jika awalnya Haris Makkie selaku Ketua PWNU
Kalsel diharapkan bisa menggarap sokongan warga NU se-Banua Anam, maka
ketika didorong maju ke Pilwali Banjarmasin, tentu basisdukungan akan
berbeda.
“Basis warga NU se-Banua Anam bisa saja akan terpecah, disebabkan
terhalangnya suara arus bawah yang mayoritas mengehendaki ketua NU itu
berkompetisi pada level provinsi,” tuturnya.
Terbukti, menurut Setia Budhi, PKB yang identik dengan suara Nahdlyin, justru hari ini ikut dalam koalisi mendukung petahana.
Dosen FISIP ULM ini menyebut hal ini buah nyata bahwa model
silaturrahim yang selama ini dibangun Ibnu Sina berjalan sangat efektif.
Apakah ada kaitan dengan Pilgub Kalsel dengan Pilwali Banjarmasin?
Bagi Setia Budhi, jika melihat figur yang main di Pilwali Banjarmasin,
tampaknya tidak ada kaitan atau pengaruh langsung.
“Sebab sampai hari ini, tidak nampak garis politik antara bakal calon
gubernur dengan bakal calon walikota yang bertanding,” ucap pengamat
politik senior ini.
Setia Budhi menganalogikan jika misalkan ada kaitan langsung antara
Golkar yang mengusung Paman Birin (Gubernur Sahbirin Noor), maka
seharunys Golkar mengusung Haji Yuni (H Yuni Nur Abdi Sulaiman) sebagai
Ketua DPD Golkar Kota Banjarmasin.
“Atau jika misalnya PKS mau mengamankan suara gubernur, maka
seharusnya mendukung sang petahana disebabkan secara kultural basis PKS
Kota Banjarmasin tetap solid bergandengan tangan dengan petahana,” urai
Setia Budhi.
Jika demikian, kata dia, secara hipotesis sang petahana masih lebih
unggul dalam “model politik bacaruk” seperti ini. Sebab partai politik
para pengusung tidak ada yang solid secara ideologis, bahkan soliditas
itu hanya ditakar dari aspek pragmatis.
Beredar, Mardani Berduet dengan Syaifullah? Pengamat Politik : Wakili Banua Anam-Pesisir
JELANG masa injury time, penentuan peta politik bursa calon
Gubernur-Wakil Gubernur Kalimantan Selatan masih mencair. Apalagi, kini
dikabarkan arus kuat untuk terciptanya poros ketiga kian mengemuka.
INFORMASI yang dihimpun jejakrekam.com
dari sumber di PPP menyebutkan saat ini, jajaran pengampu kebijakan
baik di DPP PPP dan DPP PDI Perjuangan tengah merumuskan siapa yang akan
dijagokan dalam Pilgub Kalsel 2020 mendatang.
Kabarnya, nama Ketua DPD PDI Perjuangan Kalsel yang juga mantan
Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming disebut-sebut masuk dalam satu
kandidat untuk diusung partai banteng.
Sementara dari kubu PPP, disebutkan nama anggota Komisi I DPR RI
Syaifullah Tamliha bakal disandingkan dengan Mardani H Maming. Koalisi
parpol nasionalis dan Islam ini, digadang-gadang bakal disokong Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ini dengan catatan, jika nama Mardani H Maming sebagai bakal calon
Gubernur Kalsel diduetkan dengan politisi kawakan PPP, Syaifullah
Tamliha sebagai bakal calon wakilnya.
Pengamat politik FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM)
Banjarmasin, Dr Fahrianoor pun mengakui kans untuk terbangun poros
ketiga sangat terbuka.
“Jadi, suguhan pilihan bagi rakyat lebih beragam di Pilgub Kalsel.
Tidak hanya kubu petahana, Gubernur Sahbirin Noor (Paman Birin) yang
bakal diduetkan dengan H Muhidin (eks Walikota Banjarmasin). Begitupula,
kubu lainnya, mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Prof Denny Indrayana
bersama mantan Wabup Tanah Bumbu, Difriadi Darjat. Tapi, ada pilihan
lain yang menarik,” tutur Fahrianoor kepada jejakrekam.com, Selasa (25/8/2020).
Menurut dia, mengemuka wacana untuk menduetkan Mardani H Maming-H
Syaifullah Tamliha, jika keduanya diperintahkan elite partai di Jakarta
untuk maju berlaga, tentu akan menambah dinamisasi politik di Kalsel.
“Tentu akan lebih bagus lagi. Sebab, publik bisa disodorkan kader dan
figur terbaik partai. Pilihan masyarakat Kalsel pun akan beragam. Ini
baik untuk pendidikan politik Banua,” cetus doktor komunikasi lulusan
Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung ini.
Fahri pun mengapresiasi jika dua parpol; PDIP dan PPP membangun
kongsi politik dengan mengusung Mardani H Maming alias MHM yang kini
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dan Syaifullah
Tamliha (ST) sebagai alternatif pilihan bagi masyarakat.
Menurut dia, jika hal itu terwujud, maka posisi petahana semakin
berat memenangkan Pilgub Kalsel. Sebab, kata dia, secara modal politik
kubu penantang Denny Indrayana-Difriadi dan Mardani-Syaitullah Tamliha
sama-sama mumpuni dan memiliki basis massa di akar rumput kuat.
Dia menyebut duet Mardani-Syaifullah pun memiliki keunggulan
dibandingkan pesaing, karena akan memadukan poros Banua Anam dan Banjar
Pesisir. Mardani adalah Bupati Tanah Bumbu termuda. Sedangkan,
Syaifullah Tamliha merupakan salah satu tokoh muda NU yang memiliki
basis massa pendukung di wilayah Banua Anam dan Kabupaten Banjar.
“Bandingkan dengan figur Denny-Difriandi mungkin hanya akrab di
wilayah pesisir Banua. Sementara, petahana H Sahbirin Noor belum
menentukan figur wakil yang mampu menggarap konstituen di Banua Anam,”
tuturnya.
Bahkan, Fahri pun tidak ragu mengunggulkan duet MHM dan ST, karena
selain merepresentasikan poros Banua Anam dan Banjar pesisir, juga
dikenal figur yang kenyang asam garam politik dan pemerintahan.
“Kapasitas dan kualitas masing-masing kandidat, pengalaman di politik
pemerintahan MHM dan ST menarik untuk diunggulkan,” tandasnya
Tujuh Bakal Calon Independen Penuhi Syarat Ikut Pilkada Kalsel 2020, HST Terbanyak
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Selatan telah
menetapkan sejumlah nama bakal pasangan calon independen dalam Pilkada
Kalsel 2020. Daftar nama ini dirampungkan para komisioner usai melakukan
tahapan verifikasi faktual belum lama tadi.
MENGACU data KPU, ada tujuh bapaslon yang berhak
mendaftar sebagai peserta pilkada pada 4-6 September 2020 ini. Mereka
dapat melenggang menjadi peserta pilkada lantaran syarat, khususnya
dukungan KTP warga sudah terpenuhi.
Komisioner KPU Provinsi Kalsel, Hatmiati Masy’ud, merinci bapaslon
yang berhak antara lain ada Aulia Oktafiandi-Mansyah Sabri, Akhmad
Tamzil-M. Ilham Effendhy, serta Fakih Jarjani-Abu Yazid Bustami dari
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Di Tanah Bumbu, ada bapaslon Mila Karmila-Zainal Arifin. Sementara,
di Kabupaten Kotabaru ada bapaslon Burhanudin-Bahrudin. Selain itu, ada
pula bapaslon Andin Sofyanoor-M. Syarif Busthomi dari Kabupaten Banjar.
Dan bapaslon Khairul Saleh-Habib Muhammad Ali Al Habsyi.
“Para bapaslon ini berhak mendaftarkan diri di KPUD peserta pilkada yang rencana di buka 4-6 september 2020 nanti,” imbuhnya.
Listiani Ajukan Pensiun Dini, Poros Ketiga Masih Terbuka di Pilkada Balangan
KESERIUSAN Hj Listiani untuk ikut berkompetisi dari perebutan
kursi Bupati-Wakil Bupati Balangan pada 9 Desember 2020, kian kuat. Ini
terbukti, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Balangan ini akan
segera mengajukan pensiun dini.
LISTIANI mengungkapkan pengajuan surat pensiun dini
sebagai aparatur sipil negara (ASN) serta melepas jabatan merupakan
bentuk komitmen dan memenuhi persyaratan kontestan pilkada.
“Insya Allah saya positif akan maju mencalonkan diri sebagai calon
Bupati Balangan,” ucap Listiani kepada awak media di Paringin, Selasa
(25/8/2020).
Rencananya, Listiani mengatakan dirinya akan mulai cuti pada
September 2020 mendatang. Sebab surat pengajuan pensiun telah disetujui
oleh Bupati Balangan, Ansharuddin.
Soal parpol yang akan mengusungnya maju menantang sang atasannya,
Listiani mengaku sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol.
Terutama yang belum resmi mengeluarkan mandat dukungan kepada bakal
calon lain.
“Kami sudah menjalin komunikasi erat dengan tiga parpol yakni PBB, Partai Gerindra dan PAN,” tegas Listiani.
Jika SK parpol pendukung sudah dikantongi, Listiani memastikan
pihaknya akan mendeklarasikan diri dan mempublikasikan kepada khalayak
ramai untuk menjadi peserta pilkada Balangan 2020.
“Soal siapa yang akan mendampingi saya, akan dideklarasikan nanti setelah mandat dukungan dari parpol pengusung,” katanya.
Terpisah, Bupati Balangan H Ansharuddin mengaku telah menyetujui permohonan pengajuan pensiun dini Listiani.
“Iya, sudah saya setujui dan tanda tangani, sekarang sudah masuk proses di Badan Kepegawaian Kabupaten Balangan,” bebernya.
Persoalan pensiun dan keinginan majunya Listiani untuk calon Bupati
Balangan ini jika terwujud, tentu akan mewarnai pesta demokrasi lima
tahunan di Bumi Sanggam.
Hingga kini, hanya dua pasang kandidat yang muncul sebagai calon
peserta pilkada. Yakni, dari kubu petahana Bupati Balangan H
Ansharuddin bersama M Nor Iswan dan Wakil Ketua DPRD Balangan dari PPP, H
Abdul Hadi bersama H Supiani.
Di lain pihak, bakal pasangan calon dari jalur perseorangan, H Riza
Jihadi yang merupakan mantan komisioner KPU Kalsel bersama M Arsyad oleh
KPU Balangan dinyatakan tidak lulus verifikasi faktual.
Tak Punya Kursi di DPRD Banjarmasin, PSI Gabung Kubu Petahana Ibnu Sina
SANG petahana Walikota Ibnu Sina yang menggandeng Kepala
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin Arifin Noor,
terus banjir dukungan untuk menatap suksesi 2020 mendatang.
IBNU Sina pun secara resmi menerima Surat Keputusan
(SK) dukungan DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI). SK itu pun
langsung diserahkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP PSI,
Giring Ganesha kepada Ibnu Sina di Jakarta, Selasa (25/8/2020).
Lantaran tidak memiliki kursi di DPRD Kota Banjarmasin hasil Pemilu
2019, dukungan PSI tersebut seakan tak berpengaruh terhadap sang
petahana yang saat ini punya modal 10 kursi untuk mempertahankan takhta.
Sepuluh kursi tersebut hasil dari dukungan Partai Demokrat dan Partai
Kebangkitan Bangsa yang masing-masing punya 5 kursi di DPRD Kota
Banjarmasin.
Adanya dukungan ini, Ibnu Sina juga mengucap terimakasih kepada Plt
ketua umum PSI Giring Ganesha Djumaryo, yang telah menyerahkan dukungan
kepadanya untuk maju dalam Pilwali Banjarmasin 2020 mendatang.
“Terimakasih kepada PSI yang telah ikut berkoalisi dan memberikan
dukungan kepada kami, ujar Ibnu Sina, usai terima SK yang diserahkan di
Jakarta.
Mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini juga berkomitmen siap melanjutkan
Banjarmasin Baiman (barasih wan nyaman) 2 bersama Kepala Dinas PUPR
Banjarmasin, Arifin Noor.
“Untuk membangun Kota Banjarmasin lebih baik lagi ke depan bisa tercatat dalam sejarah kebersamaan kita,” ucapnya.
“Jadi saya kira kerjasama kita ini bukan hanya terbentuk disini
tetapi bisa lebih berlanjut lagi, dan mudah-mudahan juga ada teman dari
PSI di DPRD kota Banjarmasin,” tandas Ibnu Sina.
Sekadar diketahui, selain duet ini ada dua paslon lagi yang maju di
Pilwali Banjarmasin 2020 lewat jalur parpol. Yakni Ananda dan Mushaffa
Zakir, Abdul Haris Makkie berpasangan dengan Ilham Noor.
Disusul satu pasangan dari jalur perseorangan, Khairul Saleh dengan Habib Muhammad Ali Alhabsyi.
Banyak Dikritik, Pengamat Justru Nilai Proyek Trotoar Kayutangi Sudah Ideal
KETUA Dewan Pengurus Provinsi Ikatan Tenaga Ahli Konsultan
Indonesia (Intakindo) Kalimantan Selatan Nanda Febryan Pratamajaya
menilai proyek trotoar kayutangi tidak akan memakan bahu jalan.
MENURUT Nanda, dalam konstruksi merupakan hal lumrah bila ada galian yang terkesan bakal memakan bahu jalan.
“Bahu jalan menyempit dianalogikan ruas jalan mengecil, padahal
tidak. Itu menurut saya hal biasa dalam konstruksi, itu dampak lalu
lintasnya yang sementara dirasakan,” jelasnya.
Planolog ini menilai desain proyek trotoar di Kayutangi itu hampir
mirip dengan yang ada di kawasan Ahmad Yani. Jadi menurutnya,
kemungkinan untuk memakan bahu jalan sangat kecil terjadi.
Nanda lantas menjelaskan bahwa pembangunan trotoar sebenarnya
merupakan amanah dari Undang-Undang. Yang mana pembangunan itu bersifat
wajib.
“Idealnya, dimana ada jalan disitu ada trotoar, karena pengguna jalan
ini bukan hanya pengendara bermotor tapi jalan kaki juga. Namun
disesuaikan dengan kapasitas jalannya,” tuturnya.
Trotoar Kayutangi Digarap, Warga Banjarmasin Minta Jangan Mempersempit Jalan
PEMKOT Banjarmasin terus berupaya meningkatkan citranya
dengan mempermak wajah kota. Satu demi satu pembangunan dilaksanakan,
mulai dari gedung sampai trotoar jalan.
TERAKHIR, di kawasan Jalan Brigjen H Hasan Basry,
Kayutangi kembali dibuat trotoar ramah pengguna jalan untuk penyandang
disabilitas. Di samping itu, Pemkot ingin agar pintu gerbang kota ini
lebih tertata.
Namun, hal tersebut rupanya tak sejalan dengan kalangan warga. Yannor
misalnya. Menurutnya, pembangunan trotoar di ibukota Kalsel ini hanya
akan kembali mempersempit ruas jalan.
“Banyak trotoar di bahu jalan raya yang seakan tidak berguna. Justru
hanya menyempitkan jalan saja. Ujung-ujungnya bikin macet,” ucap Yannor
saat berbincang dengan jejakrekam.com, Selasa (25/8/2020).
Ia lantas membandingkan dengan kawasan Yogyakarta. Menurut Yannor,
Banjarmasin harusnya meniru kawasan ramah pejalan kaki seperti di
Malioboro.
“Tapi kita tahu Jogja itu totalitas. Bahkan hanya sedikit ruang untuk
pengendara sepeda motor di kawasan Malioboro itu,” tambahnya.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota
Banjarmasin menyebut bahwa proyek tersebut sepenuhnya dipegang Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasin.
Proyek ini pun sebenarnya sudah direncanakan sekitar awal tahun 2020
lalu. Untuk mempermak kawasan Kayutangi dibutuhkan dana tak sedikit,
nominalnya mencapai angka Rp 10 miliar.
Dari pantauan jejakrekam.com,
proyek trotoar tersebut rupanya sudah mulai dijalankan. Bahkan beberapa
di antaranya terlihat telah rampung dan bisa dilalui oleh pejalan kaki.
Menengok Kondisi Taman Satwa Banjarmasin di Tengah Pandemi Covid-19
PANDEMI Covid-19 membuat kondisi Taman Satwa Banjarmasin kian
sepi. Kebun binatang satu-satunya yang ada di kota berjuluk Seribu
Sungai ini ditutup sejak April lalu untuk meminimalisasi penularan virus
Corona.
SAAT dikunjungi jejakrekam.com, pada Selasa
(25/8/2020), hanya terlihat para penjaga kebun binatang berkeliling,
memberi makan lewat jeruji pagar dan membawa jerami baru ke kandang
binatang.
Petugas kebun binatang Taman Satwa Banjarmasin, Alwan, mengaku prihatin dengan kondisi ini.
Kendati ditutup, namun Alwan mengatakan bahwa ada saja kadang-kadang
warga dari luar kota yang berkunjung ke kebun binatang Jahri Saleh. Dan
itu diperbolehkan oleh pihaknya untuk masuk.
“Kasian saja seperti kemarin itu ada dari Marabahan, ayah dan anaknya
datang. Jadi kami perbolehkan dengan tetap mengutamakan protokol
kesehatan. Dan itu pun jumlahnya tidak banyak,” ujarnya.
Di sini, sedikitnya ada 20 jenis binatang dengan beberapa zona. Di antaranya seperti aves, poultry, primata, reptil.
Alwan menyatakan, saat ini kondisi semua binatang yang ada di Taman
Satwa Banjarmasin dalam keadaan sehat. Tak ada yang sampai meninggal
akibat kelaparan.
“Meski sepi pengunjung dan pemasukan minim, tapi syukurnya ada
suntikan dana rutin dari Pemerintah Kota Banjarmasin,” ucap Alwan.
Perlu diketahui, Taman Satwa Banjarmasin yang berada di bawah Dinas
Ketahanan Pangan Pertaninan dan Perikanan (DKP3) pun kini rutin
melakukan penyemprotan disinfektan setiap bulannya.
Untuk penyemprotan, menggunakan hands sprayer yang berisikan cairan
disinfektan. Maklum, di tengah kondisi yang rawan M saat ini, perlu
adanya sterilisasi tempat-tempat benda mati.
Area yang menjadi sasaran penyemprotan tim DKP3 Banjarmasin yakni
lorong-lorong di samping kandang hewan, pagar pembatas yang tersentuh
tangan pengunjung, maupun pintu masuk dan keluar taman.
Pantau Protokol Covid-19 di Duta Mall, Dinkes Banjarmasin Soroti Keran Air
RENTAN jadi wahana bergerombol dan terbuka potensi penyebaran
virus Corona (Covid-19), Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melakukan
pemantauan penerapan protokol kesehatan di Duta Mall Banjarmasin pada
Selasa (25/8/2020).
KEPALA Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli
Riyadi mengatakan dengan pemantauan ini, dapat dipastikan pusat
perbelanjaan berada di tengah kota menjalankan protokol kesehatan
Covid-19 dengan benar.
“Dari pantauan di lapangan, mall sudah menerapkan standar pelayanan
untuk mencegah terjadinya paparan virus Corona,” ujar Machli Riyadi,
usai berkeliling Duta Mall.
Menurut dia, dari hasil pantauan, terbukti dari tempat cuci tangan
dapat ditemukan di berbagai sudut tempat. Selain itu, Duta Mall juga
menerapkan pendeteksi suhu tubuh guna mengecek pengunjung dengan
menggunakan thermal scanner.
Pada thermal scanner ini, petugas tidak lagi menodongkan alat ke
kepala pengunjung untuk di cek suhu tubuhnya. Namun, pengunjung cukup
menengok monitor yang telah disediakan untuk mengetahui suhu badan.
“Setiap pintu masuk mall sudah ada tempat cuci tangan. Alat
pendeteksi suhu tubuh menggunakan thermo scanner yang sudah canggih,”
ucap mantan Wakil Direktur RSUD Ulin Banjarmasin ini.
Namun, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
Banjarmasin ini tetap memberi catatan kecil terhadap pihak pengelola
Duta Mall.
Misalnya, kata Machli, adanya beberapa keran air yang telah patah.
Kondisi itu diminta Machli agar segera diperbaiki pihak manajemen atau
pengelola pusat perbelanjaan milik Govindo Group ini.
Terlepas dari hal itu, Machli pun menilai keasadaran warga mall baik
pengunjung maupun pegawai sudah sangat baik. Sebab, dari hasil
pengamatan, tidak ada pengunjung tak bermasker.
Operasi Pasar LPG 3 Kilogram Pertamina Tak Bisa Atasi Kelangkaan
KELANGKAAN gas LPG tabung 3 kilogram, makin lama. Ini setelah
di sejumlah pangkalan dan warung yang menjual eceran gas bersubsidi itu
tampak memasang pengumuman kosong.
WARGA Teluk Tiram, Banjarmasin, Saniyati
mengungkapkan saat ini, beberapa pangkalan dan warung yang biasanya
menjual gas melon mengalami kekosongan.
Harga isi uang pun kian melambung dalam kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 37 ribu per tabung.
“Harganya di luar ketentuan atau harga eceran tertinggi yang hanya Rp
17,5 ribu seperti dipatok pemerintah,” ucap Saniyati kepada jejakrekam.com, Rabu (26/8/2020).
Alasan pangkalan diakui Saniyati, kebanyakan LPG 3 kilogram ini belum
disuplai pihak agen atau distributor yang telah mengantongi izin dari
Pertamina.
“Hampir dua pekan ini, gas melon melambung tinggi. Akibat banyak
pangkalan yang kosong, harga di tingkat eceran pun sangat tinggi dan
beragam,” kata Saniyati.
Ironisnya, untuk membeli LPG 3 kilogram ke kelurahan lain, terkadang
tidak dilayani. Karena, setiap pembeli harus membawa kartu keluarga dan
bon yang dibagikan kelurahan melalui RT.
Kosongnya pasokan gas untuk masyarakat miskin itu juga dirasakan
pemilik warung di Jalan Martapura Lama, kawasan Gudang Hirang, Sungai
Lulut, Kabupaten Banjar.
Ia mengakui harga eceran bisa menembus angka Rp 37 ribu. “Sebelumnya,
harga sudah berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu,” ucap Aida, pemilik
warung di Jalan Martapura Lama.
Ia mengaku tidak bisa menjual gas melon ini dalam jumlah banyak. Sebab, pembelian untuk dijual lagi dibatasi.
“Kami beli dari pedagang lain seharga Rp 32 ribu per tabung. Jumlahnya pun dibatasi hanya tiga tabung,” kata Aida.
Menurut dia, gas melon memang langka dibanding gas untuk bahan bakar non bersubsidi yang cukup tersedia di pasaran.
“Kalau pun ada operasi pasar yang dilakukan Pertamina, kebanyakan
tidak mencapai kawasan pelosok. Ya, seperti kami sekarang,” kata Aida
lagi.
Beberapa pemilik kios di kawasan Jalan Dahlia Raya pun hanya bisa
menjual LPG ukuran lima kilogram. Rata-rata mereka ketika didatangi,
jawabnya kosong karena belum ada suplai dari pangkalan atau agen.
Tembus Rp 40 Ribu, Disperdagin Banjarmasin Nilai LPG 3 Kilogram Langka Dampak Penyalahgunaan
DALAM dua pekan terakhir, tabung gas LPG bersubsidi 3
kilogram di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan sangat langka
ditemui oleh warga.
INI dirasakan Mukti, salah satu pelaku usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Kota Seribu Sungai. Ia mengakui,
saat ini tabung gas elpiji sulit didapatkan, bahkan di agennya langsung.
“Hampir se-kota Banjarmasin sulit didapatkan. Nyari mulai dari pangkalan sampai ke agen,” kata Mukti saat berbincang dengan jejakrekam.com, di tokonya, Senin (24/8/2020).
Bukan hanya langka, Mukti juga mengakui bahwa tarif tabung gas
berwarna oranye itu sangat melambung tinggi hingga dua kali lipat.
Padahal, sebelumnya harganya hanya Rp17-20 ribu per tabung.
“Ada mendengar sampai 40 ribu rupiah satunya. Itu pun sangat langka didapatkan,” ujar pria berusia 26 tahun ini.
Informasi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kota
Banjarmasin melalui Pelaksana Tugas Kepala Bidang Bidang Penguatan
Perdagangan, Dahliana menyebut kondisi ini lantaran sering terjadi
penyalahgunaan tabung gas melon 3 kilogram tersebut.
Masih menurut Dahliana, warga berpenghasilan tetap yang justru
seringkali membeli gas LPG 3 kg, padahal gas melon tersebut hanya
diperuntukkan bagi para rumah tangga kurang mampu.
“Lagian gas 3 kilogram ini untuk masyarakat miskin, kadang itu
mungkin yang disalahgunakan. Itu salah peruntukannya karena maksud
pemerintah untuk subsisdi masyarakat miskin,” ujarnya.
Menanggapi soal harga yang melambung, Dahliana justru mengaku
terkejut dengan nominal mencapai Rp 40 ribu. Menurutnya, pihak
distributor yang diambil masyarakat ke pangkalan hanya dalam kisaran Rp
17.500.
Ia menduga, ada sejumlah oknum yang sengaja memanfaatkan kondisi saat
ini. Dalam hal ini, mungkin saja menurutnya pihak pengecer sengaja
melambungkan harga.
“Jadi sampai 40 ribu itu mungkin di pengecer. Mungkin yang nakal
dipengecernya. Kami ada dengar-dengar biasalah, tapi sampai mencapai 40
ribu belum ada mendengar,” ujarnya.
Jika hal tersebut terbukti benar, Dahliana mengancam bakal
melaporkannya kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan lantaran
memanfaatkan situasi di tengah kondisi kelangkaan.
Pihak Pemkot Banjarmasin pun mengaku tak bisa berbuat banyak.
Pasalnya, pemangku kebijakan di Kota Seribu Sungai ini hanya melakukan
pemantauan saja. Sedangkan pengawasan berada di ranah Pemprov Kalsel dan
pemerintah pusat.
“Kami memantau sampai ke pangkalan saja.Dan kita tidak punya
pengawas. Kalau ada apa-apa, harus koordinasi dengan Pemprov Kalsel
dulu,” pungkas Dahliana.
Migo Berita - Banjarmasin - Siapa Penantang Ibnu Sina jadi walikota Banjarmasin !!! Kita tahu bersama, incumbent / petahana Walikota Banjarmasin pak Ibnu Sina akan maju kembali menjadi Calon Walikota Banjarmasin. Lalu, adakah putra terbaik lagi yang bisa menghadapi Ibnu Sina dalam ajang 5 tahunan ini. Kalau sampai Pak Ibnu Sina berhasil lagi menjadi Walikota Banjarmasin, maka ini akan menjadi prestasi tersendiri bagi Pak Ibnu Sina dan para partai pengusung beliau. Karena seperti mistis, setiap 5 tahuhan berganti dan terjadi pemilihan walikota kembali, maka petahana yang kembali mencalonkan diri di kota Banjarmasin pasti KALAH. Nah..apakah di tahun 2020 ini, pak Ibnu Sina mempunyai hoki tersendiri bagi warga kota Banjarmasin, tentunya kita lihat nanti.
(Pic take From Icon Pak Ibnu Sina memakai sepeda ontel didepan balai kota Banjarmasin, mirip dengan Icon Pak Jokowi menaiki sepeda ontel)
Walikota Ibnu Sina Tegaskan Corona Bukan Penghalang Masyarakat untuk Beraktivitas
WALIKOTA Banjarmasin, Ibnu Sina, terus mendorong masyarakat
agar selalu produktif meski sedang dalam kondisi sulit Pandemi Virus
Corona. Menurut dia, Covid-19 bukanlah penghalang utama untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
HAL demikian ditegaskan Ibnu ketika menjadi
narasumber dalam Webinar Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD), Sabtu
(22/8/2020). Dia bilang Covid-19 bisa dihindari asal masyarakat taat dan
rajin menerapkan protokol kesehatan yang sudah diatur.
Melalui rumah dinas, hal lain juga disampaikannya dalam webinar yang
diikuti oleh Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Siti Wasilah itu. Misalnya
dengan dilaksanakannya seminar secara online yang bisa diikuti oleh
seluruh warga Kota Banjarmasin, pemerintah merasa terbantu untuk
membangkitkan kembali tiga aspek yang terdampak pandemi Covid-19, yaitu
aspek Kesehatan, ekonomi dan sosial.
“Pemerintah kota juga merasa punya teman dan punya energi baru,
energi positif yang bisa membangkitkan seluruh potensi yang ada di Kota
Banjarmasin untuk bersama-sama melawan penyebaran covid-19 yang ada di
Kota Banjarmasin, dan juga Kalimantan Selatan,” kata Ibnu.
Sementara itu, untuk mendukung pemerintah dalam mencegah
penyebarluasan Covid-19 di Banjarmasin, dalam kesempatan yang sama Siti
Wasilah menyampaikan bahwa TP PKK Kota Banjarmasin turut serta mendukung
dalam Gerakan Jahit Masker yang sudah dilaksanakan sejak bulan Maret
lalu.
“Untuk kita tetap terus beradaptasi dengan kebiasaan hidup baru di
dalam pandemi covid ini, disertai dengan upaya-upaya untuk mendukung
masyarakat kita yang tidak mampu terutama bantuan masker,” katanya.
Selain seminar, kegiatan tersebut juga dirangkai dengan pertemuan
rutin Pengurus PKK Kota, Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Banjarmasin.
Kumpulkan Ratusan Goweser di Balai Kota, Ibnu Sina Berdalih Olahraga Masih Diperkenankan
KEGIATAN peringatan hari lahir (Harlah) Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) ke-22 yang melibatkan Walikota Ibnu Sina di Siring Balai
Kota Banjarmasin, Jalan RE Martadinata, diikuti ratusan peserta, Minggu
(23/8/2020) pagi.
PADAHAL, ada imbauan Walikota Banjarmasin untuk
tidak menggelar kegiatan yang mengundang banyak orang. Belied
inidikuatkan dalam Peraturan Walikota (Perwali) Banjarmasin Nomor 60
Tahun 2020 soal protokol kesehatan.
Namun faktanya, dalam kegiatan yang dihadiri artis ibukota sekaligus
anggota DPR RI fraksi PKB Tommy Kurniawan, sedikitnya ada 200 orang yang
terlibat guna memeriahkan acara ini. Mulai dari gowes keliling ibukota
Kalimantan Selatan, hingga pembagian doorprize.
Walikota Ibnu Sina berdalih kegiatan ini merupakan olahraga. Yang
mana, menurutnya, dalam olahraga tidak ada larangan. Dengan catatan
menerapkan protokol kesehatan.
“Olahraga kan masih diperkenankan, tapi dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker,” ujar Ibnu
Sina.
Orang nomor satu di Kota Banjarmasin ini juga tak menampik bahwa pada
momentum 17 Agustus kemarin, warga diimbau untuk tidak menggelar
kegiatan yang bersifat mengundang banyak orang.
“Kalau yang kemarin itu memang kita ada imbauan, kalau pun yang
melaksanakan itu secara virtual saja. Makanya, ada lomba lagu perjuangan
secara online, kemarin juga ada lomba tujuhbelasan secara online juga,”
tutur mantan anggota DPRD Kalsel asal PKS ini.
Sementara itu, Tommy Kurniawan mengakui, tujuan kegiatan gowes yang
digelar PKB ini salah satu upaya kampanye kesehatan terhadap masyarakat.
Apalagi, di tengah pandemi saat ini, masyarakat dituntut untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan cara berolahraga.
“Kami ingin campaign (kampanye) masalah kesehatan di masa pandemi
ini. Dari PKB bersama walikota care terhadap perlindungan kesehatan.
Dimulai dari diri kita sendiri, dengan cara berolahraga,” ujar Tommy.
Dari pantauan jejakrekam.com di lapangan, semua peserta gowes diwajibkan memakai masker. Meski masih tampak beberapa yang hanya mengenakan masker di leher.
Terlebih lagi, areal yang sempit tidak sebanding dengan jumlah
peserta mencapai ratusan orang, membuat goweser hampir sulit menerapkan
jaga jarak atau physical distancing.
Gedung DPRD Banjarmasin Didemo karena Polemik Tatib, Sukhrowardi: Ulun Minta Maaf
PULUHAN orang yang mengatasnamakan kelompok Pembela Kesatuan
Tanah Air-Indonesia Bersatu (Pekat-IB) menggelar aksi di depan gedung
DPRD Kota Banjarmasin, pada Senin (24/8/2020) siang tadi.
DALAM unjuk rasa ini, massa menuntut Ketua Fraksi
Golkar DPRD Banjarmasin, Sukhrowardi, agar meminta maaf atas
pernyataannya yang dinilai sempat bikin gaduh, belum lama tadi, karena
terkesan menyamakan Alquran dan tata tertib (tatib) dewan.
Perwakilan Pekat-IB, Suriansyah, menyebut Alquran tidak bisa
disamakan dengan ‘makhluk’ seperti tata tertib dewan. Oleh karena itu,
ia menuntut Sukhro harus mengklarifkasi dan meminta maaf kepada publik
secara luas.
“Alquran itu kalamullah tentu tidak bisa disamakan dengan makhluk seperti tata tertib dewan,” tegas kepala Pekat IB Banjarmasin.
Setelah berorasi, perwakilan massa aksi beraudiensi dengan unsur
pimpinan dewan, yang didampingi Kapolresta dan Wakapolresta Banjarmasin
Kombes Pol Rachmat Hendriawan dan AKBP Sabana Atmodjo.
Di dalam ruang paripurna DPRD Kota Banjarmasin, perwakilan massa
mendengar klarifikasi langsung dari Sukhrowardi yang didampingi Habib
Zakaria Bahasyim.
Suriansyah mengakui bahwa pernyataan Sukhrowardi bermaksud bukan
untuk menciderai nilai-nilai Al-Qur’an akan tetapi penafsiran masyarakat
bisa saja berbeda.
“Kita tidak ingin masalah ini berlarut-larut, kita ingin Kalimantan
Selatan wabil khusus Kota Banjarmasin aman, damai dan sejahtera,”
ucapnya.
Adapun Sukhrowardi menjelaskan maksud dari pernyataan adalah sebagai
bentuk saling mengingatkan sesama wakil rakyat di parlemen, untuk
menjalankan tat tertib sebagai aturan main anggota DPRD Kota
Banjarmasin.
“Ulun minta maaf, minta halal dan Ridha atas pernyataan Ulun,” kata Sukhro.
Dia mengucapkan terima kasih kepada massa atas koreksi dan Tabayyun
saling mengingatkan atas kekeriluan yang ditimbulkan dari pernyataannya.
Anggota DPD Habib Zakaria Bahasyim menjelaskan bahwa memang anggota Dewan ada tata tertib yang harus dijalankan.
“Kita di DPD kalau tidak hadir enam kali berturut-turut tanpa kabar
akan dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK) karena melanggar tatib, BK lah
yang akan menentukan sanksi kepada anggota Dewan tersebut,” kata Habib
Zakaria Bahasyim.
Dia menghargai langkah Sukhrowardi yang meminta maaf dan
mengklarifikasi langsung di depan massa. Habib Zakaria Bahasyim berpesan
peristiwa ini menjadi hikmah dan pelajaran agar kejadian serupa tidak
akan terjadi di kemudian hari.
Sementara, usai mendengar permintaan maaf, Ketua Pekat IB Banjarmasin
Suriansyah mengaku bersyukur. Dia mengatakan kasus ini sudah selesai,
dan masyarakat sudah merasa tenang, karena Sukhrowardi tidak bermaksud
untuk menyamakan Al Qur’an dengan tata tertib dewan.
Sempat Bikin Gaduh, Sukhrowardi Luruskan Pernyataan Di Sidang Parpurna
KEGADUHAN sempat terjadi pada sidang paripurna DPRD Kota
Banjarmasin, Rabu (12/8/2020), saat Ketua Fraksi Golkar Sukhrowardi yang
menginterupsi jalannya sidang.
SUKHRO meminta wakil rakyat untuk benar-benar
mentaati tata tertib sebagai aturan main, seperti menjalankan perintah
Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Pernyataan ini praktis membuat gaduh
DPRD Kota Banjarmasin.
Sukhro mengklarifikasi pernyataan tersebut, tidak bermaksud untuk menyamakan kitab suci dengan tata tertib sidang.
“Saya tidak punya maksud untuk hal negatif, saya menyampaikan hal
tersebut apa adanya, bisa saja orang lain memahami berbeda, oleh karena
itu saya meminta maaf jika pernyataan saya keliru,” ucap Sukhro kepada jejakrekam.com , Kamis (13/8/2020).
Sukhro tidak bermaksud untuk menyamakan Alquran dan AD/ART dan tatib
sidang DPRD Kota Banjarmasin, Subtansi utama yang ingin disampaikannya
adalah ada aturan main yang harus dipegang dan digunakan dalam
menjalankan aktivitas kehidupan,termasuk dalam agenda paripurna.
Dia menyebut apa yang dilakukannya murni untuk menjalankan tugas
sebagai wakil rakyat, dan menginginkan rapat Paripurna sebaik-baiknya
demi kepentingan yang lebih besar, salah satunya adalah memperjuangkan
Banjarmasin bebas dari narkoba.
“Setelah hampir 1 tahun saya dapat amanah di dewan, saya bisa menarik
hipothesis dan memahami mengapa DPRD Kota Banjarmasin belum mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya seperti yang diamanatkan UU dan
diamanatkan rakyat,” ucap aktivis aliansi muslim banua ini.
Bukan tanpa alasan, Sukhro menilai sebagian dari anggota DPRD yang
belum memahami dan mentaati bagaimana mekanisme untuk menjalankan agenda
sakral seperti rapat paripurna.
“Bagaimana saya lihat AD/ART ataupun tatib sidang kadang kala
dikalahkan oleh adanya konflik kepentingan dan kesepakatan yang
sebenarnya tidaklah sesuai aturan tatib dan bahkan UU,” tegasnya.
Dia menegaskan kehadirannya di DPRD Kota Banjarmasin untuk
benar-benar berjuang mengembalikan fitrah dewan, untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya sesuai dengan amanat konstitusi.
“Saya ingin jadikan lembaga parlemen ini sebagai lembaga terhormat
bukan sebagai lembaga yang hanya mengiyakan dan manut saja dengan
kebijakan eksekutif,” tandasnya.
Serukan Gerakan Shalat Subuh Berjamaah di Kabupaten Banjar, Sukhrowardi : Ini Soal Kemanusiaan
PROVINSI Kalimantan Selatan hingga kini sudah mencatat hampir
3 ribu kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Kondisi itu yang membuat
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Banjarmasin Sukhrowardi mengaku
prihatin.
ANGKA tersebut diketahui didapat dari hasil tracking
Gugus Tugas Provinsi atau Kabupaten/Kota yang sangat masif. Selain itu,
masih banyaknya masyarakat yang belum disiplin protokol kesehatan juga
membuat rentan penularan virus corona.
Hal itu yang membuat Sukhrowardi tergugah terjun ke lapangan memberi
edukasi kepada masyarakat. Sebagai wakil rakyat, ia harus memastikan
masyarakat mampu disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dengan
baik saat ibadah shalat berjamaah.
Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin ini pun menyerukan masyarakat
untuk melakukan shalat berjamaah. Ia menyebut kegiatan tersebut dengan
‘gerakan shalat subuh berjamaah’.
Namun menariknya, Sukhro menyerukan kegiatan tersebut bukan hanya
dalam ruang lingkup Kota Banjarmasin, terkhusus Banjarmasin Utara yang
menjadi dapil pemenangannya. Ia menggelar shalat subuh berjamaah di
Langgar Darul Munir, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.
“Ini bukan lagi soal dapil atau ruang lingkup, tetapi ini soal
kemanusiaan. Jadi di mana pun jika kita ingin berbuat baik itu sah-sah
saja,” ucap Sukhro kepada jejakrekam.com, Jumat (26/6/2020).
Selain itu, diketahui bahwa rumah ibadah tersebut dibangun oleh
anggota DPR RI Desmond Junaidi Mahesa yang merupakan sahabat dekat
Sukhrowardi.
Sukhro juga membagikan sedikitnya 500 masker kepada para jamaah
Langgar Darul Munir yang menjalankan shalat subuh berjamaah. Ia
mengatakan langgar yang berada di Sungai Tabuk itu harus menjadi rumah
ibadah percontohan di Kabupaten Banjar.
“Kita harus pastikan bahwa masyarakat menerapkan protokol kesehatan
dengan baik, ya minimal pakai masker dan jaga jarak satu meter,”
ujarnya.
Ia berharap gerakan shalat subuh berjamaah yang bertepatan pada hari
Jumat kemarin itu bisa mendapat banyak berkah dan cepat menuntaskan
pandemi Corona.
Ketua KNPI Banjarmasin Ingatkan Jangan Memancing di Air Keruh
KETUA Fraksi Golkar DPRD Banjarmasin Sukhrowardi sempat bikin
gaduh di gedung dewan. Ini dipicu pernyataan yang dinilai kontroversial
ketika melakoni interupsi rapat paripurna DPRD Banjarmasin yang
terkesan mengabaikan tata tertib (tatib).
PADAHAL, tatib DPRD Banjarmasin merupakan pedoman
atau dasar bagi para wakil rakyat itu berkegiatan dalam keseharian baik
di rapat resmi maupun memperjuangkan aspirasi.
Sukhro berpendapat koleganya di dewan sepatutnya menjalankan tata
tertib selayaknya mengamalkan ajaran dari Alquran yang menjadi pegangan
seorang muslim.
Sontak pernyataan ini memantik gaduh di internal dewan. Sadar
kekeliruan, Sukhro mengklarifikasi dan meminta maaf atas pernyataannya.
Ketua DPD KNPI Kota Banjarmasin Muhammad Imam Satria Jati
berpandangan publik harus melihat secara utuh pernyataan dari
Sukhrowardi, bukan hanya sepenggal.
“kita harusnya melihat kenapa yang bersangkutan mengeluarkan
statement tersebut. Menurut saya, dalam sebuah persidangan merupakan
dinamika yang biasa jika ada perdebatan,” ucap Imam Satria Jati kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Jum’at (21/8/2020).
Ia menilai hal ini menjadi pelajaran semua pihak, agar berhati-hati
dalam mengeluarkan argumentasi, sebab bisa saja tafsiran orang lain
berbeda.
“Kami selaku kaum muda berharap jangan ada yang coba memancing di air
keruh, tidak perlu diperpanjang lagi apalagi mengarahkan massa turun ke
jalan,” ujar advokat muda ini.
Bukan tanpa alasan, Imam mengatakan pandemi Covid-19 yang belum
menunjukkan tanda-tanda melandai, masyarakat memerlukan solusi yang
membangun, agar tanah air terhindar dari ancaman resesi.
Imam mengajak masyarakat untuk mengawal pemerintah agar masyarakat bisa terhindar dari dampak Covid-19.
“Mari kita rumuskan bersama dengan pemerintah kota, dan DPRD untuk
menghindari ancaman resesi ekonomi, ataupun jika tidak bisa dihindari,
bagaimana jalan keluarnya,” tandas Imam.
Ketua KNPI Kota Banjarmasin Muhammad Iman Satria Jati
Ada Ratusan Korban Covid-19, Ternyata di Banjarmasin Baru Satu Ahli Waris Disantuni
PEMKOT Banjarmasin berupaya mengobati rasa pilu terhadap
sejumlah warganya. Pihak keluarga dari korban yang meninggal akibat
terpapar virus corona (Covid-19) diberikan santunan bersumber dari APBN.
NOMINALNYA, ahli waris dari korban Covid-19 yang
meninggal dikasih santunan sebanyak Rp 15 juta per orang. Bantuan ini
sendiri diketahui berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos) Republik
Indonesia.
Di Kota Banjarmasin, dari data terakhir Jumat (21/8/2020) hari ini,
tercatat ada sebanyak 149 orang yang meninggal dunia akibat virus yang
pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok tersebut.
Jika ditotal, artinya bantuan dari Kemensos RI kepada warga Banjarmasin ada sebanyak Rp 223.500.000 yang sudah digelontorkan.
Ternyata, hal tersebut tidak sesuai dengan yang diungkapkan Kepala
Dinas Sosial Kota Banjarmasin, Iwan Ristianto saat ditanya awak media
usai memberikan bantuan terhadap korban kebakarandi Kelayan A, Jumat
(21/8/2020).
Iwan mengakui, saat ini pihaknya baru memberikan santunan tersebut
kepada satu warga Banjarmasin. Yakni warga Pekapuran yang diketahui
merupakan korban pertama meninggal akibat keganasan dari Covid-19.
“Di Banjarmasin baru dicairkan kepada satu orang dan sudah ditransfer
ke rekening ahli warisnya sebesar Rp 15 juta. Kasus yang meninggal
pertama warga Pekapuran,” beber Iwan Ristianto.
Mengapa demikian? Menurut Iwan, minimnya warga Banjarmasin yang
memanfaatkan bantuan ini lantaran banyak berkas administrasi yang belum
dilengkapi dari para ahli waris.
Misalnya, tutur dia, dalam usulan yang diajukan, ahli waris tidak
menyertakan surat pernyataan dari Dinas Kesehatan (Dinkes), rumah sakit
dan puskesmas bahwa yang bersangkutan meninggal karena Covid-19.
“Banyak kami kembalikan berkasnya karena belum lengkap. Setelah kami
verifikasi, lalu diserahkan ke Dinsos Provinsi Kalsel. Kemudian baru
diajukan ke Kemensos di Jakarta,” tambahnya.
Iwan menegaskan pihaknya telah melakukan sosialisasi yang maksimal
kepada masyarakat terkait bantuan tersebut. Menurut dia, tak ada lagi
alasan ahli waris tidak mengetahui program bantuan ini.
“Sudah kami sampaikan secara berjenjang. Tim medis juga sudah banyak mengetahui,” pungkas Iwan.
Meski begitu, dari catatan Dinsos Banjarmasin sudah ada 25 ahli waris
yang masuk dalam usulan calon penerima bantuan. Berkas mereka pun
dikabarkan masih dalam proses pencairan santunan dari Kemensos.
Tunggu Sikap Politik PDIP, PPP Berhasrat Bikin Poros Baru di Pilgub Kalsel
MERASA tak dilibatkan koalisi besar yang dibangun Partai
Golkar untuk kembali mendapuk petahana, Gubernur Sahbirin Noor (Paman
Birin) di Pilgub Kalsel, ternyata Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
sudah punya sikap politik sendiri.
KETUA DPP PPP Syaifullah Tamliha mengakui posisi
partainya sangat dilematis antara mendukung petahana Paman Birin dengan
membentuk poros baru, khususnya dari kubu penantang incumbent.
“Sampai sekarang, rekomendasi untuk calon Gubernur Kalsel yang
diusung belum diterbitkan DPP PPP. Walau pun misalkan ada, tentu bisa
dicabut sebelum masa pendaftaran bakal calon dibuka resmi KPU Kalsel,”
ucap Syaifullah Tamliha kepada jejakrekam.com, Sabtu (22/8/2020).
Anggota Komisi I DPR RI ini menegaskan hingga kini, PPP masih
menunggu sikap politik dari PDI Perjuangan. Ini sesuai dengan arah
kebijakan partai Ka’bah untuk mengkawinkan figur calon pemimpin dari
kalangan nasionalis dan religius.
“Karena PPP tidak diajak Golkar untuk membentuk koalisi mengusung
Paman Birin, tentu ada pilihan merapat ke kubu Denny Indrayana. Tapi,
peluang untuk membentuk poros baru di Pilgub Kalsel masih terbuka,”
tegas mantan Sekretaris DPW PPP Kalsel ini.
Syaifullah menganalogikan dalam menentukan pilihan politik, semua
bisa berubah kapan saja. Apalagi, PPP menginginkan sosok yang tidak
monoton, nasionalis-nasionalis.
“Sebab, PPP menginginkan agar sosok calon pemimpin Kalsel itu harus
usungan parpol nasionalis-religius. Ini berdasar pengalaman dari Pilkada
Kalsel sebelumnya,” urainya.
Dalam clue politiknya, Syaifullah membeberkan arah politik PPP tentu
menginginkan sosok pemimpin Kalsel ke depan yang pro rakyat dan didukung
akar rumput.
“Catatan pentingnya, dalam proses pencalonannya tidak menggunakan oligarki politik,” cetusnya.
Karena tidak diajak Golkar membangun kongsi politik, Syaifullah
menegaskan PPP sudah tidak punya pilihan lain selain menunggu arah
politik PDI Perjuangan selaku parpol pemenang Pemilu 2019.
“Selama belum ada calon yang resmi mendaftar ke KPU, maka koalisi
parpol masih cair. Bahkan, saat injury time, bisa saja berubah. Politik
di Kalsel masih cair,” tegas Syaifullah.
Ia tak memungkiri PPP sempat menawarkan agar sosok Denny Indrayana,
mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM yang didukung Demokrat, bisa
menggandeng figur mantan anggota DPRD Kalsel Habib Ali Khaidir Alkaff.
Syaifullah merujuk pada pengalaman politik yang dialami koalisi
PPP-PKB pada Pilgub Kalsel 2005 silam, ketika duet Rudy Ariffin-HM
Rosehan Noor Bachri cukup kewalahan menandingi kepopuleran sosok Habib
Aboebakar Alhabsyi yang pendamping Ismet Ahmad.
“Berdasar fakta politik dalam Pemilu 2019, khususnya pemilihan
anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Kalsel, terbukti ada tiga
habib yang lolos ke Senayan Jakarta. Ini membuktikan arah angin atau
electoral politic masyarakat Banua masih kuat dengan simbol-simbol
habib,” tutur Syaifullah.
Sesuai harapan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bahwa sosok
pemimpin daerah adalah orang yang memiliki cukup modal pengetahuan dan
pengalaman di roda pemerintahan serta politik.
“Di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini, tentu gerak politik
incumbent juga tidak mudah. Mau sosialisasi ke mana? Pakai media sosial,
ternyata 31 persen wilayah Kalsel belum terjamah jaringan internet,”
beber Syaifullah.
Bahkan, wakil rakyat asal dapil Kalsel 1 ini mencontohkan di wilayah
Kabupaten Banjar justru ada blank spot, sehingga kemampuan masyarakat
untuk bermain di media sosial juga terbatas.
“Nah, atas dasar itu, kami menunggu sikap politik PDIP. Sebab,
nantinya, jelas KPU akan melakukan konfirmasi ke DPP partai
masing-masing mengenai surat resmi usungan. Inilah mengapa DPP partai
masing-masing yang menentukan peta politik di Banua,” tandas Syaifullah.
Sekadar mengingatkan, kursi raihan PDIP jika dikalkukasikan dengan
PPP cukup memenuhi syarat sebagai parpol pengusung. Hitungnya, 8 kursi
milik partai banteng digabung dengan 3 kursi raihan partai Ka’bah,
praktis ada 11 kursi atau 20 persen untuk membangun kongsi politik baru.
Ketua DPP PPP Syaifullah Tamliha saat bertemu anggota DPRD Kalsel dari PDIP, HM Rosehan NB di dalam jamuan santap malam.
Habib Zakaria Minta Publik Jangan Terbawa Emosi soal Pernyataan Sukhrowadi di Gedung Dewan
KETUA Fraksi Golkar DPRD Banjarmasin, Sukhrowardi, sempat
bikin gaduh di gedung dewan gara-gara pernyataan kontroversionalnya yang
terkesan menyamakan tata tertib (tatib) parlemen dengan Alquran, pada
rapat paripurna DPRD setempat, Rabu (12/8/2020) tadi.
KALA itu, Sukhro berpendapat terhadap koleganya di
dewan agar sepatutnya menjalankan tata tertib dewan, seperti layaknya
mengamalkan ajaran dari Alquran yang menjadi pegangan seorang Muslim.
Sontak saja pernyataan ini memantik gaduh internal parlemen karena
ada yang menganggap ucapan itu terkesan menyamakan kitab suci dengan
tatib. Sadar kekeliruan, Sukhro mengklarifikasi dan meminta maaf atas
pernyataannya.
Menanggapi polemik ini, Anggota DPD RI Perwakilan Kalsel, Habib
Zakaria Bahasyim, meminta agar publik maupun pihak terkait jangan
membawa emosi terhadap pernyataan Sukhro tersebut.
“Pak Sukhro itu hanya menyamakan persepsi. Dan itu harus dipahami
oleh masyarakat dan oleh anggota dewan itu sendiri,” ujar Habib Zakaria.
Ia juga menilai pernyataan tersebut tidak ada unsur pelecehan sama
sekali. Kecuali yang bersangkutan menyamakan derajat keduanya.
“Baru itu pelecehan dan bisa murtad. Tetapi kalau dia hanya
menyamakan dalam konteks sama sama harus ditaati, tidak ada masalah,”
kata Habib Zakaria.
Ia juga menilai dalam kasus ini hanya terjadi perbedaan memaknai bahasa yang harusnya tidak perlu dipermasalahkan lebih jauh.
Sebagai seorang anggota parlemen di Senayan, Habib Zakaria pun
memahami bahwa tatib dibuat agar anggota dewan bisa menjalankan tugasnya
dengan lurus, tidak menyalahi jalan serta hal itu harus ditaati para
wakil rakyat.
“Itu soal konteks (perbedaan) bahasa saja. Jadi tidak ada masalah,” tandasnya.
Tak Cukup Gerindra-PPP, Aditya Mufti Ariffin Incar Dukungan Parpol Pengusung Lain
BERMODAL 10 kursi parpol pengusung, Ketua DPW Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) Kalimantan Selatan HM Aditya Mufti Ariffin
pun melakoni gerilya politik untuk mendekati beberapa parpol lain.
PUTRA mantan Gubernur Kalsel Rudy Ariffin ini pun
telah memastikan tiket maju mencalon dalam pemilihan Walikota-Wakil
Walikota Banjarbaru 2020 mendatang, menggandeng mantan Sekdakot
Banjarbaru Syahriani Syahran.
Didukung dua parpol, Partai Gerindra dengan 6 kursi plus 4 kursi
milik PPP di DPRD Banjarbaru hasil Pemilu 2019 silam, kini Ovie-sapaan
akrab HM Aditya Mufti Ariffin telah membidik dukungan parpol lain.
“Untuk sementara yang fix adalah Gerindra dan PPP. Mudah-mudahan
tidak beberapa lama lagi, ada parpol lain yang bergabung dalam koalisi
parpol pengusung kami,” ucap Aditya Mufti Ariffin kepada jejakrekam.com, Rabu (19/8/2020).
Mantan anggota Komisi III DPR RI ini mengakui hingga kini semua
proses politik berlangsung lancar. Ia pun berharap doa dan dukungan dari
seluruh elemen warga, khususnya masyarakat Banjarbaru.
“Saat ini, komunikasi dengan parpol lain juga terbilang lancar.
Doakan saja, semoga banyak parpol yang bergabung di koalisi
Gerindra-PPP,” ucap Aditya.
Maju kembali berlaga, usai sebelumnya menyatakan mengundur diri
sebelum masa pendaftaran bakal calon walikota-wakil walikota dibuka KPU
Banjarbaru dengan alasan kemanusiaan, Aditya pun resmi diduetkan
Gerindra dengan Syahriani Syahran.
Syahriani sendiri merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Banjarbaru
dengan mengusung tagline Banjarbaru Juara bersama AS, Maju, Agamis dan
Sejahtera.
Menariknya, eks rekan duetnya, Ketua DPD Partai Golkar Banjarbaru AR
Iwansyah justru kini dipasangkan beringin dengan kader senior, Gusti
Iskandar Sukma Alamsyah untuk bertarung di Pilwali Banjarbaru 2020
mendatang.
Pasca wafatnya Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani, sang partnernya pun
tak tinggal diam. Wakil Walikota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan pun
mengajak mantan Penjabat Walikota Martinus yang juga eks Kepala
Kimpraswil Kalsel (PU) Kalsel diusung beberapa parpol.
Sementara itu, Syahriani bakal calon Wakil Walikota Banjarbaru yang
diusung Partai Gerindra dalam sambutannya mengatakan, sebelumnya
Gerindra mengusung patahana, tapi tiba tiba kenapa saya dan Ovi maju.
Sebelumnya, Syahriani menegaskan usai didukung Gerindra untuk
berpasangan dengan Aditya Mufti Ariffin, mengaku awalnya Gerindra
mendukung petahana, Walikota Nadjmi Adhani dengan segudang prestasinya.
“Karena beliau sudah tak ada (wafat), kami melihat justru Kota
Banjarbaru mundur. Untuk itu, saya terpanggil untuk memberanikan diri
maju mencalon di Pilwali Banjarbaru, karena juga diperintahkan partai,”
ucap Syahriani.
Dengan dicabutnya dukungan Gerindra untuk pasangan Nadjmi-Jaya,
Syahriani menegaskan dirinya bersama Aditya alias Ovie akan menjaga
amanah yang diberikan Partai Gerindra.
Ikuti Tes Swab Massal, 40 Warga Banjarmasin Dinyatakan Positif Corona
DUA pekan pasca menggelar tes swab masif di 26 Puskesmas yang
ada di Kota Banjarmasin, Dinas Kesehatan setempat memastikan kembali
ada penambahan kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di
ibukota Kalsel.
HAL itu lantaran, dari total 924 orang yang
mengikuti uji pengambilan sampel lendir, tercatat ada 40 warga
Banjarmasin yang terkonfirmasi positif Virus Corona.
“Dari 924 total sampel swab masif untuk Banjarmasin, yang dinyatakan
positif ada 40 orang atau 4,33%,” ungkap Kepala Dinkes Kota Banjarmasin,
Machli Riyadi kepada awak media, Senin (24/8/2020).
Dengan begitu, berdasar data Dinkes Provinsi Kalsel jumlah penderita
positif Covid-19 di Kota Banjarmasin ada 2.694 per Minggu (23/8/2020)
kemarin. Ada 2.036 sembuh dan 508 orang masih dirawat.
Di satu sisi, belakangan ini trend kasus Covid-19 di Kota Seribu
Sungai cenderung mendatar. Fakta ini tentu sangat menggembirakan.
Kendati demikian, Machli tetap mewanti-wanti warga agar tak terlena.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjarmasin ini
tak kembali mengingatkan tentang pentingnya protokol kesehatan.
“Jadi dengan demikian kita tetap meminta agar masyarakat itu selalu
taat dengan menggunakan masker kemana-mana jika keluar rumah harus
menggunakan masker dan tetap tidak berjabat tangan,” imbaunya.
Sekadar mengingatkan, sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Kalimantan Selatan berencana melaksanakan tes swab masif yang
ditargetkan sebanyak 10.000 spesimen di setiap Kabupaten/Kota.
Khusus di Kota Banjarmasin mendapat jatah dengan alokasi sebanyak
1.381 spesimen. Jumlah ini dipastikan paling banyak dari 12
Kabupaten/Kota lainnya.
Namun, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina menyatakan hanya
memprioritaskan sebanyak 443 orang saja. Dalam hal itu, kategori yang
masuk dalam prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin yakni
berstatus suspek dan juga probable.
Bertemu BPK RI Kalsel, LSM Kaki Siap Lakukan Fungsi Pengawasan
LEMBAGA Swadaya Masyarakat Komite Anti Korupsi Indonesia
(KAKI) Kalsel melakukan audensi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Kalsel.
SELAIN bersilaturahmi, kedatangan LSM KAKI yang
kerap melakukan aksi di KPK Jakarta ini, juga ingin menanyakan terkait
dengan sering bocornya Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) oleh BPK RI
Perwakilan Kalsel yang disalahgunakan oknum-oknum tertentu.
Mengutip pernyataan Kasubag Humas BPK RI Perwakilan Kalsel, Eko
Maulana, Ketua LSM KAKI, H Husaini mengatakan bahwa Laporan Hasil
Pemeriksaan tersebut memang terbuka untuk umum alias publik.
“LHP kami serahkan kepada DPR, baik itu provinsi atau kabupaten.
Kalau ada LHP bocor ke masyarakat dan digunakan untuk kepentingan
tertentu bukan menjadi ranah kami,” ucap Husaini mengutip pernyataan Eko
Maulana.
Oleh karena itu, BPK RI Perwakilan Kalsel pun memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada publik atau LSM untuk meminta Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) namun dengan syarat-syarat tertentu.
Bahkan, Kata Husaini, pihak BPK RI mempersilakan kepada public
ataupun LSM KAKI untuk memberikan laporan kepada pihaknya jika ada
kejanggalan terkait dengan proyek yang bersumber dari APBD dan BUMD.
“Tentu saja kami siap membantu dan memberikan laporan kepada BPK RI
Perwakilan Kalsel jika ada melihat kejanggalan dalam proyek yang
bersumber dari APBD dan BUMD,” pungkas H Husaini.
Dilalap Si Jago Merah, Lima Rumah di Kelayan A Ludes Terbakar
MUSIBAH kebakaran kembali terjadi di kawasan padat penduduk,
tepatnya di Kelayan A Gang 12 RT 22 RW 01 Kecamatan Banjarmasin Selatan,
pada Minggu (23/8/2020) sekitar pukul 18.50 Wita.
AKHMAD, salah satu warga di lokasi kejadian tak
menyangka akan terjadi musibah kebakaran. Pasalnya, beberapa hari lalu
juga telah terjadi kebakaran di wilayah Kelayan A yang menghanguskan
beberapa buah rumah.
Untungnya, berkat kerja keras dari petugas pemadam kebakaran yang
dibantu masyarakat dan relawan, kobaran api dapat dikuasai dalam waktu
sekitar 45 menit dan tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.
Hingga saat ini penyebab utama kebakaran masih proses penyidikan
pihak kepolisian Polsek Banjarmasin Selatan dan Polresta Banjarmasin.
Mereka langsung mengamankan tempat kejadian perkara TKP dengan memasang
garis polisi untuk kepentingan penyidikan, dan minta beberapa orang
warga atau saksi untuk dimintai keterangan.
Sementara itu, kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Banjarmasin HM.Hilmi membenarkan terjadi kebakaran di kawasan pada t
penduduk, tepatnya di Kelayan A Gang 12.
“Untuk penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan pihak
kepolisian. Ada lima buah rumah warga yang terbakar dengan taksiran
kerugian sekitar Rp 350 juta,” pungkasnya.
Wali Kota Banjarmasin yang Baru Dilantik Itu Ternyata Asli Orang Kalteng
Selasa, 23 Februari 2016 18:58
PROKAL.CO,SUKSES di kampung
orang lain, tentu sebuah kebanggaan tersendiri.Salah satunya seperti
diraih Ibnu Sina, Wali Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang baru
terpilih.
Banyak yang tidak mengetahui sosok Ibnu Sina yang baru saja dilantik
sebagai wali kota setelah ditetapkan sebagai pemenang pada Pilkada
serentak serentak Desember 2015 lalu, ternyata merupakan putra asli Kota
Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya (Mura), Kalimantan Tengah.
Perjalanan hidup Ibnu Sina menuju kursi nomor satu pemerintahan kota
Banjarmasin, tentu bukanlah proses yang singkat. Banyak rintangan dan
tantangan yang sudah dihadapinya, termasuk peran orang disekitarnya yang
selalu mendukung Ibnu Sina menjadi orang sukses.
Sejak kecil bakat kepemimpinan Ibnu Sina sudah terlihat. Dia memang
dikenal cerdas bahkan di bangku sekolah Ibnu Sina selalu tampil sebagai
juara kelas, ya begitulah kalau anak yang cerdas.
Ibnu Sina dilahirkan di Puruk Cahu 41 tahun yang lalu dari pasangan H
Panderi alias H Mali dan Hj Saprah. Ia dibesarkan di tengah keluarga
yang taat beragama, terutama orang tuanya H Mali dikenal taat dan tokoh
agama di Puruk Cahu.
"Sejak kecil memang sudah terlihat bakat kepemimpinan Ibnu Sina, itu
dilihat dari kedisiplinan orang tuanya mendidik dalam ketaatan
menjalankan agama," kata paman Ibnu Sina, Sirajul Rahman kepada Kalteng
Pos di Puruk Cahu, Selasa (23/2).
Sirajul Rahman yang juga anggota DPRD Mura ini menyampaikan,
sepengetahuannya, sejak sekolah dari SD sampai SMP di Puruk Cahu, Ibnu
Sina selalu mendapat rangking yang terbaik di sekolahnya.
"Karena memang saya amati sejak kecil Ibnu Sina tergolong anak yang cerdas," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Hijrah ke Banjarmasin, setelah Ibnu Sina lulus SMP di Puruk Cahu lalu
melanjutkan ke SMA di Banjarmasin, hingga sekarang sukses menjadi
Walikota Banjarmasin. (ren/nto)
Migo Berita - Banjarmasin - Siapa KAMI.. hemm... dan Siapa KITA... INDONESIA. Ternyata setelah ada ormas yang mengaku KAMI yang berseberangan dengan pemerintahan Jokowi sekarang ada yang mengaku ormas KITA yang mengaku sebagai pendukung pemerintahan Jokowi. Biar nggak gagal paham, ayo baca terus kumpulan artikel yang Migo Berita kumpulkan buat dibaca hingga tuntas. (pic by google image.)
Mungkin Ini Bisa Bungkam Mereka Yang Ingin Tegakkan Khilafah di Indonesia
Seorang
pengamat terorisme yang bernama Al-Chaidar mendapat informasi terkini
terkait kondisi para mantan ISIS asal Indonesia. Kondisi mereka sangat
memprihatinkan dan sedang berada di kamp pengungsian di Suriah.
Ini
adalah tanggapan mengenai pernyataan Danjen Kopassus Mayjen TNI I
Nyoman Cantiasa yang menyebut ada 686 anggota ISIS yang berasal dari
Indonesia sedang berada di Timur Tengah dalam kondisi terdesak. "Saat
ini mereka ditahan di kamp pengungsian Al Gol dan Ain Issa. Banyak di
antara mereka yang ingin pulang ke Indonesia karena mereka merasa
tertipu oleh ISIS. Kondisi mereka sangat menyedihkan," kata Al-Chaidar.
Beberapa
waktu lalu juga ada berita sejenis yang mengulas tentang kesedihan
mereka yang merasa tertipu oleh iming-iming yang terdengar sangat muluk.
Dan setibanya di sana, semuanya hanyalah kamuflase, tidak sesuai
harapan bahkan banyak yang syok dan ingin kembali ke Indonesia.
Banyak
dari mereka yang berharap bisa kembali ke Indonesia dan sudah bertaubat
karena salah memilih jalan bergabung dengan ISIS. Lucunya, tidak
sedikit dari mereka yang takut pulang ke Indonesia. Sebab, doktrin ISIS
mengajarkan bahwa jika mereka kembali pulang sama dengan murtad dari
agamanya (murtadin).
Dari
informasi yang didapat, ratusan simpatisan ISIS asal Indonesia yang
tertahan di kamp pengungsian tidak diizinkan kembali ke Indonesia.
Intinya Kondisi pengungsian sangat memprihatinkan.
Saya
teringat dengan sebuah berita pada Februari 2020 lalu, di mana
pemerintah sah menolak kepulangan 689 WNI eks ISIS ke tanah air. Tidak
jelas apakah mereka kelompok yang sama.
Tapi
yang jelas, mereka tidak perlu dipulangkan lagi. Mereka bisa dikatakan
telah berkhianat. Mereka telah memutuskan, punya otak untuk berpikir dan
membuat pilihan (kecuali anak-anak yang mungkin ikut karena dibawa
orang tua). Bahkan ada yang nekat membakar paspor. Artinya mereka bukan
lagi WNI. Mereka memilih untuk meninggalkan kewarganegaraan demi
iming-iming surga.
Membawa
pulang mereka sama saja bakal bikin masalah baru. Kita tidak tahu apa
yang mereka lakukan di sana. Bisa jadi mereka telah dicuci otaknya dan
siapa tahu ada maksud di balik ini semua. Deradikalisasi memakan waktu,
tenaga dan anggaran. Jauh lebih mudah biarkan mereka di sana sambil
membayangkan mimpi indah yang membuat mereka begitu naif dan bodoh untuk
meninggalkan negeri ini.
Mereka
ke sana atas dasar keinginan sendiri tanpa paksaan. Jadi stop narasi
seolah mereka ini korban yang ditipu dengan janji-janji surga. Kondisi
di sana memprihatinkan kek, itu urusan mereka. Jangan sampai ini
dijadikan alasan untuk memulangkan mereka. Pemerintah sudah benar tolak
kepulangan mereka. Jangan diganggu gugat lagi. Negara saat ini sedang
sibuk memerangi wabah corona, jangan ditambah lagi dengan pusingnya
memikirkan kondisi para simpatisan ISIS.
Mereka
merasa tertipu itu mungkin karena apa yang mereka lihat dan rasakan
tidak sesuai dengan gambaran di benak mereka. Tapi mereka ini di otaknya
memang rindu yang beginian, makanya mereka nekat tinggalkan Indonesia.
Mereka cuma kapok sesaat. Begitu ada yang menjanjikan sesuatu dan
ternyata sesuai dengan harapan mereka ya pasti mereka bakal jadi kutu
loncat lagi.
Mereka
ingin pulang ke Indonesia, mungkin karena memang tidak ada pilihan lain
lagi daripada hidup luntang lantung dan tidak ada kepastian masa depan
di tempat lain. Begitu ada kesempatan lagi untuk mewujudkan harapan
mereka ya pasti bakal diambil oleh para kutu loncat ini. Mau khilafah,
kan? Ya nikmati aja konsekuensinya.
Mungkin
para kadrun penggila khilafah bisa mempertimbangkan minggat dari
Indonesia dan ikuti jejak mereka. Bila perlu pemerintah fasilitasi
mereka untuk pergi dari sini, dan gabung dengan mereka biar mereka
rasakan sendiri gimana hidup dalam khilafah ala ISIS. Di sini seenak
jidat tegakkan khilafah, tapi mau gak minggat dari sini dan ikut jejak
686 tadi? Kalau mau, ini adalah berkah yang luar biasa buat kita semua.
Lumayan kadrun berkurang drastis. Tapi mereka takkan berani, palingan
sampai di sana langsung nangis terkencing-kencing dan merengek minta
pulang.
Itulah liciknya mereka, sekaligus pecundang tak bernyali.
Isu
PKI bangkit atau neo-komunis, menjadi jualan oknum atau pihak-pihak
yang punya niat kurang baik terhadap pemerintahan saat ini. Isu ini
mulai dimainkan kubu salah satu capres pada Pilpres 2014, lalu berlanjut
pada 2019. Namun semua "gatot" alias gagal total.
Masuk
akal, sebab PKI itu sudah lama mati, dan ditetapkan sebagai ormas
terlarang. Bahkan komunisme ditegaskan sebagai paham yang haram di
Indonesia. Lalu sejarah tentang PKI ditulis sedemikian rupa sehingga
mengesankan kepahlawanan Soeharto yang memegang kendali atas negara
pasca-G 30 S/PKI tersebut. Presiden RI kedua ini pun dikenang sebagai
tokoh sentral dalam penumpasan PKI.
Tidak
puas dengan penulisan sejarah yang oleh banyak pihak dinilai sebagai
"tidak fair" itu, kekejaman PKI pun diabadikan lewat film "Pengkhianatan
G 30 S/PKI". Banyak adegan dalam film itu yang dibuat untuk menggiring
opini masyarakat tentang mengerikannya PKI tersebut. Singkatnya ada
upaya untuk membuat masyarakat takut abadi terhadap PKI. Dan itu
bagus-bagus saja.
Maka
memori itu dicoba jual oleh salah satu kubu capres 2014 dan 2019 dengan
gemar meniup-niupkan isu PKI telah bangkit, dan kini sedang melakukan
konsolidasi. Untuk lebih mendramatisir, disebutkan pula bahwa jumlahnya
kini sudah ada jutaan orang di seluruh Tanah Air. Supaya lebih klop, isu
China atau Tiongkok pun dicampur-campur di sana. Namun semua itu bohong
alias tipu-tipu. Rakyat tidak ada yang terkecoh. Lha, buktinya, capres
penjual isu PKI selalu kalah telak dalam pilpres.
Meski
sudah banyak pihak yang mengakui bahwa isu PKI memang sengaja dibikin,
alias bohong belaka, namun isu tetap saja berusaha dijual oleh
pihak-pihak tertentu, bahkan sampai kini. Sempat adem setelah proses
Pilpres 2019 usai, isu itu kembali mengemuka ketika DPR mengajukan RUU
Haluan Ideologi Pancasila. Entah bagaimana sehingga ada tudingan bahwa
RUU HIP sebagai upaya mengenyahkan Pancasila, dan menghidupkan paham
komunis.
Merasa
punya amunisi baru, para pihak-pihak yang sejak dulu ingin mengganti
dan mengubah ideologi Pancasila menjadi sistem khilafah, memanfaatkan
polemik itu untuk melakukan aksi demo memprotes DPR. Kadrun, demikian
kelompok itu disebut, mendadak berubah "pancasilais", mengaku mencintai
Pancasila. Tapi narasi yang mereka gaungkan adalah makzulkan Jokowi.
Kaum ini memang sangat membenci Jokowi yang tidak memberikan peluang
bagi perusak ideologi negara.
Tapi
jangan pernah terkecoh dengan pengakuan "mendadak" mereka. Jangan
percaya barang sedetik pun kepada mereka soal Pancasila. Mereka tidak
pernah peduli dengan kebhinekaan dan keberagaman yang adalah takdir
bangsa dan negara ini. Bagi mereka, keberagaman, terutama keberagaman
agama itu sangat mengganggu jiwa mereka. Bahkan budaya Nusantara pun
mereka perangi. Padahal Pancasila sangat mengagungkan nilai-nilai luhur
yang diwariskan nenek moyang, termasuk ragam kebudayaan nasional yang
sangat indah memesona itu.
Tapi
sebagai golongan yang menghalalkan segala cara, perilaku mereka sudah
biasa bertolak belakang dengan ucapan. Mulut mengaku sebagai pembela
Pancasila, tetapi mendukung atau mendiamkan saja jika ada aksi-aksi
intoleran atau anarkis yang bertentangan dengan ajaran Pancasila itu
sendiri.
Isu
soal ideologi negara yang terancam, poin itu pula yang antara lain
diangkat oleh KAMI atau Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. Salah satu
pentolan KAMI, Gatot Nurmantyo, eks panglima TNI selalu rajin "jualan"
isu PKI bangkit. Alasan dia antara lain selepas masa Orde Baru, tidak
ada lagi pelajaran semacam Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di
sekolah-sekolah.
Sama
seperti pihak-pihak lain yang juga getol jualan isu PKI bangkit,
neo-komunis, dll., Gatot menduga bahwa di balik "kebangkitan" itu ada
upaya untuk mengganti Pancasila dengan ideologi lain, yakni komunis.
Bahkan dalam suatu kesempatan, Gatot bersumpah sebagai prajurit
saptamarga, tidak akan membiarkan ideologi negara itu diganti dengan
komunisme.
Gatot
kontan menjadi bahan cibiran, karena tetap latah menjual isu PKI
bangkit. Netizen di medsos bahkan menyindir dengan telak si Gatot. Kalau
PKI benar-benar bangkit atau bersalin rupa menjadi neo-komunis, apakah
selama menjadi Panglima TNI dia pernah menangkap seorang pun anggota
PKI itu?
Yang
pasti, jika PKI sudah bangkit dan kini memiliki jutaan anggota, proses
itu pasti tidak terjadi hanya dalam semalam. Dengan kata lain, fenomena
itu sudah menggeliat semenjak Gatot aktif sebagai panglima TNI. Tapi
yang kita ingat dari Gatot di saat hendak lengser, adalah kecamannya
soal soal pembelian alutsista (?) Sementara satu biji PKI pun tidak ada
dia tunjukkan siapa dan di mana.
Kalau
mau jujur, sejak dulu gerakan untuk mengganti Pancasila itu cukup marak
dan bahkan terang-terangan. Para simpatisan dan deklaratornya pun sudah
berani koar-koar akan menjadikan negeri ini berbasiskan ideologi
khilafah. Anehnya, mengapa yang dituding sebagai hendak mengganti
ideologi bangsa itu adalah komunisme, yang padahal sudah lama mati?
Sementara gerakan-gerakan khilafah yang sudah terang-terangan tidak
pernah disoal Gatot cs sebagai ancaman bagi ideologi negara?
Tantangan
kita kepada Gatot cs tetap sama: Kalau komunisme itu nyata sedang
bangkit dan mengancam ideologi negara, coba bawakan atau tunjukkan satu
orang saja anggota PKI atau neo-komunis.
Rendah
sekali harga diri orang, yang karena ambisi dan merasa punya peluang
menjadi penguasa di negeri ini, tega saja menghalalkan segala cara,
menipu rakyat dengan cara menyemburkan isu-isu bohong soal PKI bangkit,
neo-komunis, dsb.
Isu
PKI bangkit itu sudah jelas bohong, sementara neo-komunis itu disebut
sebagai PKI beragama. Benarkah? Ini yang harus diwaspadai.
Para Siswa Belajar Di Kuburan Demi Sinyal, Menkominfo Harus Di-Reshuffle!
Saat
ini Mendikbud lagi kena serangan soal kinerjanya. Saya paham, urusan
Mendikbud itu tak sendirian. Beliau itu harusnya bersinergi dan didukung
oleh Kementrian terkait. Salah satunya untuk kebutuhan pembelajaran
online yaitu siapa lagi? Menkominfo.
Tapi
Pak Menkominfo si Johny Plate itu memang flat cara berpikirnya,
pergerakannya juga flat aka datar dan datar. Tak ada dinamika atau
gebrakan untuk memajukan teknologi informasi. Nggak usah jauh-jauh deh,
tuh banyak anak sekolah nggak bisa belajar karena sinyal internet yang
tak meng-cover area mereka. Terpaksa ada sekelompok siswa yang
bela-belain belajar di kuburan demi sinyal. Miris banget, kan?
Ya,
malaikat nggak bakal bisa menolong Menkoinfo kita yang terlihat sangat
lambat dan pasif di tengah pesatnya kebutuhan pembelajaran online saat
ini. Menkominfo kita itu bekerja dalam senyap meniru Anies sehingga tak
terdengar juntrungnya.
Ujungnya
si Pak Nadiem yang jadi bulan-bulanan. Orang tua komplain atau mengeluh
soal kuota atau jaringan. Tapi Menkoinfo masih pasang reaksi datar, tak
ada upaya untuk membantu mendukung Mendikbud yang kewalahan dengan
pembelajaran online ini.
Percepatan pembangunan internet di Indonesia sangat lambat.
Contoh
nyata, dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang di Desa Pasuruan,
Banjarnegara mereka bukan ke sekolah tapi di kuburan atau pemakaman.
Mereka ngumpul di bawah pohon. Itu pilihan mereka. Awalnya takut tapi
tak ada pilihan.
Ini
kisah yang umum. Di Sulawesi Selatan ada 80 siswa belajar di makam
karena problem yang sama. Tanggapan Menkoinfo? Hm, seperti sinyal yang
tak kelihatan, begitulah responnya!
Mereka
mengakui sedikit takut, tapi demi mendapatkan sinyal di dataran tinggi
pilihannya hanya itu.. Belum lagi video yang diunggah media SCMP
membahas soal dedikasi guru di daerah Jawa Tengah untuk menyambangi para
siswanya karena ketiadaan sinyal. Gurunya mengunjungi rumah siswa dan
belajar tanpa sinyal.
Mengharukan
melihat semangat para siswa dan salut dengan dedikasi guru seperti ini.
Bagus sih teladan dan dedikasi serta bakti guru itu. Tapi ketika video
itu viral, anehnya Pemerintah khususnya Menkoinfo itu tak tanggap! Beda
dengan kisah anak muda di Malaysia yang belajar di atas pohon
mengerjakan ujian demi sinyal. Pemerintah setempat langsung merespon dan
anak itu dapat bantuan serta sinyal internet ditingkatkan.
Tapi untuk menteri yang satu ini, luar biasa senyap cara kerjanya! Menkominfo memang tanpa hati!
Presiden harusnya marah dengan hal ini! Kalau perlu marah besar!
Pendidikan
itu sangatlah penting dan utama. Dan kalau saya jadi Presiden Jokowi,
saya akan segera mencarikan pengganti yang tepat dan tanggap serta punya
visi teknologi untuk merespon situasi saat ini. Tak perlu menunggu
lama!
Kondisi
yang berbeda dengan keadaan sebelum pandemi saja sang Menkoinfo sangat
pasif dan trak jelas program serta kebijakannya. Kedua menteri
sebelumnnya sangat tidak mendukung program percepatan pembangunan
teknologi yang diusung oleh Presiden.
Jeleknya
karena orang partai dan konsekuensinya harus ditanggung oleh Presiden
dan rakyat banyak. Salah memilih orang untuk menangani bidang teknologi
informasi itu sangat beresiko besar. Salah menyerahkan tugas untuk
menangani urusan digital maka akibatnya fatal!
Presiden
Jokowi masih punya kesempatan memilih orang yang tepat untuk menebus
dosa Menkoinfo yang di awal terpilihnya lebih tertarik untuk mengurusi
soal masalah yang berhubungan dengan aurat.
Jadi
kisahnya nama kementeriannya itu dicatut oleh seseorang untuk bikin
akun di situs web porno. Menkominfo kita itu dengan polosnya mengaku
sudah berkomunikasi dengan Pornhub, situs porno kondang, meminta meraka
agar situsnya tidak bisa diakses melalui VPN.
Menkominfo
kita itu mengaku sudah berkomunikasi dengan Pornhub, situs porno,
meminta mereka agar situsnya tidak bisa diakses melalui VPN. Nah,
kelihatan tak paham juga si Menkoinfo. Ya nggak bisa cara begitu juga,
VPN itu juga banyak. Menyuruh tak bisa diakses via VPN sama saja
menyuruh menutup websitenya, yang nota bene bakal ditertawakan dunia
sejagat!
Percepatan
internet dan 5 G saja sudah sangat melambat ketika ditangani oleh
Menkoinfo ini. Nggak usah tinggi-tinggi deh, merespon kebutuhan para
siswa yang sangat butuh kuota dan sinyal itu sama sekali tak kepikiran.
Presiden
harus membuat keputusan secepatnya. Kalau beliau bilang bahwa di
periode kedua ini tanpa beban maka seharusnya tak perlu lagi tersandera
dengan titipan partai dong. Atau kalau mau, nego dengan partai asal dari
sang Menkoinfo agar membuat perubahan dalam waktu yang
seinstan-instannya. Kalau nggak ada perubahan, ya mbok sadar diri deh.
OK,
kelupaan, kasih kritik harus ada solusinya dong. Kriterianya harus yang
anak millenial dan punya wawasan teknologi yang maju serta
berpengalaman di media. Ya sudah jelas Mas Alif.
Krisis Singapore : Bisa apa mereka tanpa Indonesia?
Di
sebuah warkop bertemulah 2 sahabat Udin Samudin dan Rofiq Berung.
Mereka berdua asik membicarakan krisis ekonomi akibat pandemi Corona:
Fiq, Menurutmu negara kita ini secara ekonomi dijajah oleh siapa?
Oleh Amerika bos..
Betul, tapi belum tepat. Kira kira negara mana lagi yang sedang menjajah ekonomi kita?
Tiongkok juga bosqu.
Betul, lalu menurutmu Amerika dan China lebih besar mana penguasaan ekonominya ke kita?
Besar Amerika lah bos, kan sudah dari dulu. China baru 2 dekade ini intens investasi dan kasih utang ke kita.
Ya
betul juga sih, cuma penjajahan ekonomi tidak selalu diukur dari neraca
utang piutangnya. Ada negara yang secara yang secara diam diam menjajah
ekonomi kita. Negara itu investasi dan transaksi dengan kita tidak
banyak. Bahkan di bawah 2 negara besar itu. Tetapi dialah yang mengelola
asset manajemen negara kita.
Jepang ya Sam?
Bukan, Fiq, Jepang setara dengan Amerika sejajar dengan Tiongkok untuk neraca perdagangan dengan kita.
Negara mana itu bos?
Singapore!!
Lha kok bisa Singapore negara kecil menjajah perekonomian kita?
Dalam neraca perdagangan, ada yang lebih utama, yaitu kemana uang kita sebenarnya berada, bergerak tersedot kemana.
Maksudnya?
Begini
Fiq.. Rofiq, ibaratnya negara kita sebuah pasar ada penjual dan
pembeli, transaksi barang jasa hingga rugi laba. Keuntungan hasil jualan
para pedagang tidak lantas disimpan di Bank, brangkas atau ATM yang ada
di dalam pasar. Pedagangnya usai tutup lapak pasti bawa pulang
keuntungannya. Begitu juga pembeli yang datang tidak hanya warga
sekitar, ada yang dari luar kota membawa uang belanja dari luar daerah.
Maksudmu uang beredar di pasar tapi keuntungannya disimpan di luar pasar? Apa kaitannya dengan Singapore?
Begini deh, saya kasih daftar Perusahaan asal Singapore yang jualan barang dan jasanya di Indonesia :
Temasek (Telekomunikasi)
Petral (Migas)
UOB Bank (Perbankan)
Ada lagi perusahaan Agribisnis (Perkebunan) Singapore yang menguasai lahan di Indonesia :
Bumitama Agri memiliki lahan sekitar 171.763 ha yang tersebar di Kalimatan Tengah, Kalimantan Barat dan Riau.
First Resources memiliki perkebunan seluas 208.064
Golden Agri-Resources (Grup Sinar Mas) menguasai 483.075 ha di sebagian besar Sumatra
Indofood Agri Resources (grup Salim) memiliki luas lahan 299.497 hektar
Wilmar International memiliki 166.457 ha pengelolaan lahan di Indonesia.
Tambah lagi daftar perusahaan tambang batu bara yang kantornya di Singapore tapi lahannya di Indonesia :
Bayan Resources didirikan oleh taipan asal Singapura, Low Tuck Kwong yang menguasai 1/4 pertambangan batu bara di Kalimantan
Golden Energy and Resources Ltd berkantor pusat di Singapore namun punya pertambangan batu bara di 1/3 wilayah Sumatra
GEO Energy Resource juga berkantor di Singapore menguasai hampir separo pangsa pasar expor batu bara di Kalimantan.
Valid itu data? Jangan ada hoax di antara kita lho sob.
Kamu Googling aja kalau nggak percaya.
Jadi Singapore negara kecil tapi paling tajir berbisnis di Indonesia?
Begitulah
yang terjadi. Artinya hasil keuntungan mereka berbisnis di Indonesia
dikelola dan disimpan di Singapore. Itu hakikat penjajahan secara
ekonomi. Bahkan seorang ahli ekonomi dari Jepang pernah mengatakan
Perusahaan terbesar di dunia bukan Google, Microsoft, General Electric
ataupun Amazon, tetapi PT Republik Of Singapore yang luasnya hanya
setengah dari Kabupaten Gunungkidul.
Ya baru paham saya, meski belum sepenuhnya yakin.
Oke.
Gak papa. Satu lagi untuk tambahan. Telkomsel yang "tanpa sengaja"
membocorkan data rahasia DS sebenarnya sedang kecolongan. Saham 65%
SingTel di Telkomsel menjadi semangat meng-Kadrunkan operator Seluler
terbesar itu. Jadi ngapain belain perusahaan yang bukan milik kita lagi,
mendingan hancurkan sekalian lalu kita rebut beli lagi tata ulang dari
awal.
Jadi yang melakukan pembocoran data itu orang yang mau menghancurkan perusahaan dari dalam.
Bisa
iya bisa tidak. Sekarang giliran aku tanya. Seringkali baca berita OTT
KPK koruptor dengan barang bukti sejumlah uang dengan mata uang Dollar
Singapore. Artinya apa?
Banyak duit haram tersimpan di sana
Hehehe... Belum 5 menit sudah tambah pinter kamu
Baca berita malah sekarang Singapore lagi krisis moneter. Kabarnya sampai minus 40%. Gimana itu Sam?
80%
sumber devisa Singapore berasal dari jasa keuangan. Kalau ekonomi dunia
seret perputaran uang ikut melambat otomatis jasa keuangan tidak ada
penghasilan. Apalagi keputusan lockdown Singapore sama halnya menutup
lalu lintas orang untuk beraktifitas bisnis. Ibarat Bank teller dan
Customer servisnya tutup, dari mana jasa pelayanan menghasilkan untung?
Cuma mengandalkan transaksi digital paling nggak seberapa.
Iya, padahal duit orang-orang kita banyak disimpan di sana. Hilang sih nggak, cuma nongkrong aja nggak bisa di apa-apain?
Bagusnya sih tarik saja ke sini. Kali aja bisa buat biayain investasi politik apalagi sebentar lagi Pilkada.
Dibom Usai Periksa Tomy Soeharto, Kejagung Lalai Tak Asuransikan Gedungnya. Perlu Digugat?
Ketika
kita semua dilanda was-was akan ancaman resesi ekonomi, ketika kita
masih berkutat dengan wabah yang tak kunjung reda, berita pilu itu hadir
menyapa: Gedung Kejaksaan Agung terbakar.
Sejumlah
kejanggalan mengemuka di seputar kejadian itu. Terutama, bagaimana
mungkin api masih berkobar namun Pak Mahfud MD sudah buru-buru memberi
pernyataan di akun twitter pribadinya bahwa tak ada berkas perkara yang
terbakar.
Kita
tidak hendak membahas tentang kejanggalan demi kejanggalan akan
kejadian itu! Sebab, ada satu hal yang lebih krusial untuk kita bahas
meski terlihat sepele yakni risiko APBN bakal tersedot untuk merenovasi
gedung yang terbakar itu.
Kebakaran
atau pun dibakar, gedung-gedung pemerintahan adalah deretan aset yang
harusnya mendapat pengamanan tidak saja dari sisi material fisik
gedungnya namun juga kerugian finansial. Kerugian finansial di sini
adalah mengenai pembiayaan renovasi gedung tatkala uzur termakan usia,
apalagi akibat bencana.
Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa kali tercatat di tahun 2018 dan
2019 memberi pernyataan bahwa sejumlah kementerian akan diwajibkan
untuk mendaftarkan aset berupa gedung-gedung yang dimiliki untuk
diasuransikan. Wacana ini tentunya sebuah langkah bijak guna
mengantisipasi besarnya tanggungan yang akan dibebankan ke negara
apabila sesuatu hal buruk menimpa gedung-gedung dimaksud.
Anda sekalian bisa simak di sini pernyataan Menteri Keuangan tersebut:
Apa
hendak dikata, wacana itu belum rampung terlaksana, Kejaksaan Agung
sudah terbakar. Di sinilah kita patut melihat abainya Jaksa Agung dan
jajarannya dalam menjemput bola mengamankan aset.
Harusnya,
begitu ada wacana dari Kemenkeu yang sudah sedemikian cerdas merancang
langkah pengamanan terhadap aset-aset milik pemerintahan, semua lembaga
pemerintahan berlomba proaktif mendaftarkan diri ikut masuk dalam
program asuransi tersebut, tak terkecuali Kejagung.
Negara
kita adalah negara yang rawan bencana, mengasuransikan gedung
sepatutnya menjadi keharusan, walau belum ada payung hukum yang memadai
untuk memungkinkan itu terwujud. Namun, bicara hukum hanyalah bicara
langkah benar dan salah. Sementara untuk menjaga negeri, kita butuh juga
langkah baik dan buruk/jahat secara moral.
Dibandingkan
hukum, moral tidak butuh aturan tertulis dalam mewujudkan hal-hal baik
untuk kebaikan bersama. Mengasuransikan gedung adalah sebuah langkah
baik. Maka, tidak wajib butuh payung hukum sebab tujuan akhirnya demi
kebaikan kita bersama. Apalagi sudah ada wacana seperti itu dari pihak
kementerian keuangan.
Dari
sekian lembaga pemerintahan yang ada, Kejagung adalah lembaga dengan
urutan prioritas untuk diamankan dalam bentuk asuransi terhadap
aset-aset fisiknya. Hal itu karena pertimbangan bahwa lembaga ini
satu-satunya lembaga yang menentukan nasib seseorang bersalah atau tidak
di muka hukum. Bisa saja karena tidak terima nasibnya jadi apes akibat
tuntutan kejaksaan, seseorang lalu merancang kejahatan terhadap lembaga
ini.
Contohnya sudah ada yakni tatkala Tommy Soeharto usai diperiksa. Beritanya bisa disimak di bawah ini.
Sekarang,
tatkala gedung Kejagung sudah nyata mengalami kerugian tidak ringan
akibat terbakar, sudah tentu anggaran dari negara lagi yang bakal
disedot. Beda ceritanya apabila gedung ini sudah diasuransikan, keuangan
negara tak bakal ada yang akan tersedot, semua ditanggung asuransi.
Karena
negeri kita adalah negeri yang rawan bencana, juga karena Kejaksaan
adalah lembaga yang rawan dijahati, apalagi sudah ada kejadian di mana
Kejaksaan Agung pernah dibom, ironisnya ternyata sampai terjadinya
tragedi kemarin gedung milik Kejaksaan Agung belum juga diasuransikan.
Dengan
rangkaian fakta-fakta yang terungkap di atas, langkah Kejaksaan Agung
yang tidak mengasuransikan gedungnya selama ini patut dilihat sebagai
sebuah kelalaian yang fatal. Akan digelontorkannya anggaran dari APBN
untuk merenovasi gedung yang terbakar adalah kerugian yang bakal
ditanggung renteng kita semua akibat kelalaian ini.
Pertanyaannya
adalah apakah akibat kelalaian demikian pihak Kejaksaan Agung bisa kita
gugat? Ini mungkin pertanyaan yang terlihat konyol sebab dasar hukum
untuk melakukan itu tak ada. Namun, tak ada dasar hukumnya tak berarti
pihak Kejaksaan Agung jadi benar tindakannya yang lalai tak
mengasuransikan gedung dan aset-aset fisiknya selama ini.
Bagaimana
pun kita semua tanpa kecuali menanggung kerugian akibat lalainya.
Anggaran APBN pun bakal teralihkan sebagiannya ke sana. Tragisnya, itu
terjadi saat bangsa kita butuh dana besar guna hadapai dua ancaman
sekaligus: resesi ekonomi dan wabah Covid19 yang tak juga pergi-pergi.
Sialan, kan?
Merasa Harga Dirinya Diinjak-injak oleh Zul, Amien Rais Tidak Datang di Acara Ultah PAN
Amien Rais adalah PAN dan PAN adalah Amien Rais. Begitu pepatah dari luar Jawa mengatakan.
Hal ini tentu tidak lepas dari kiprahnya yang luar biasa di partai itu.
Pertama, PAN turut didirikan oleh Amien Rais.
Kemudian, ia pula yang menjadi ketua umum pertama partai berlambang matahari itu.
Amien Rais juga pernah menjadi Capres yang diusung oleh PAN. Berpasangan dengan Siswono Yudo Husodo pada Pilpres 2004 lalu.
Selanjutnya,
di periode pertama Zulkifli Hasan menjabat sebagai ketua umum, ia yang
menjadi Ketua Dewan Kehormatan partai tersebut.
Selain itu, Ketua Umum PAN terpilih biasanya yang direstui Amien.
Jadi,
dengan demikian, meskipun PAN didirikan bukan oleh Amien seorang, tapi
juga oleh sejumlah tokoh lainnya, seperti Goenawan Mohammad, Abdillah
Toha, Albert Hasibuan, Toety Heraty, Emil Salim, Zoemrotin, dll, tapi
seolah-olah yang ada dibenak masyarakat Amien-lah pendiri utama partai
itu.
Nah, karena dirinya dianggap penting dan dihormati di PAN inilah yang membuat Amien Rais tambah sombong.
Ia
merasa seolah lebih berkuasa di PAN daripada sang Ketum saat ini
Zulkifli Hasan. Sehingga ,kala itu muncul matahari kembar di partai
berlambang matahari itu. PAN seakan-akan punya dua pemimpin, yakni Amien
Rais dan Zulkifli Hasan.
Seperti
saat PAN memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pengusung Jokowi di
periode pertama, oleh Amien Rais, partai itu dibelokkan lagi menjadi
pendukung Prabowo.
Karena
menghargai besannya sendiri tersebut, dan do’i juga tidak mau ribut,
terpaksa Zul mengikuti kemauannya Amien. Hingga ia pun memutuskan
mendukung Prabowo lagi di Pilpres 2019 lalu.
Celakanya, dua kali PAN mendukung Prabowo, dua kali pula Capres yang diusungnya itu kalah.
Karena PAN telah membelot, maka Presiden Jokowi tidak lagi menjadikan kader partai yang berdiri pada 1998 itu sebagai menteri.
Zul kemudian berencana membawa kembali PAN ke gerbong pendukung pemerintah pasca kekalahan Prabowo tersebut.
Tapi
lagi-lagi terkendala oleh Amien Rais. Amien terus-terusan mempengaruhi
kader partai itu agar tetap menjadi oposisi sembari lanjut
menjelek-jelekkan Presiden Jokowi.
Hal
inilah yang kemudian membuat Zul benar-benar jijik bin muak dengan eks
Ketua MPR itu. Hingga ia secara frontal menantangnya.
Pertama,
yang dilakukan oleh Zul adalah mencopot Amien Rais dari jabatannya
sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN. Dan menggantikannya dengan mantan
Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEIN) di era pemerintahan Jokowi,
Soetrisno Bachir.
Nah, pasca dilengserkan ini status Amien sudah sama seperti kader PAN lainnya, alias non job. Hehehe
Kedudukannya saat ini di PAN, tidak lebih tinggi dari Faldo Maldini dulu, yang pernah menjabat sebagai Wasekjen PAN.
Kini giliran Amien Rais yang keki.
Siapa
sih yang bisa terima? Dia yang mendirikan partai, pernah jadi ketua
umumnya dan jadi ketua dewan kehormatan, eh tiba-tiba dilengserkan
begitu saja.
Di mana letak harga diri itu ferguso?
Merasa
harga dirinya diinjak-injak inilah yang membuat Amien sempat kepikiran
bikin partai baru. Yang mana partai baru itu awalnya disekapati bernama
PAN Reformasi.
Atau kuarng-lebih PAN tandingan-lah.
Tapi
sepertinya, wacana Amien membentuk partai baru itu kurang diminati oleh
kader PAN yang lain. Terbukti, sampai sekarang, wacana itu hanya
sekedar wacana. Gak ada progres yang berarti.
Bahkan,
nama PAN Reformasi itu masih diutak-atik, dengan harapan ada nama lain
yang lebih keren. Seperti Anis Matta yang mendirikan partai Gelora.
Partai barunya itu meskipun kadernya orang-orang PKS juga, tapi tetap
tidak menggunakan nama PKS Reformasi.
Selain itu, Wan Amien juga melakukan playing victim dengan mengaku-ngaku kalau dirinya telah dipecat oleh Wan Zul lantaran ia tidak setuju PAN mendukung Jokowi.
Tidak
pelak, karena apa yang disampaikan oleh ayahanda Mumtaz Rais itu tidak
benar alias hoax, ia pun disanggah rame-rame oleh kader PAN.
“Jangankan
mengeluarkan (memecat Amien Rais), berpikir ke sana saja sudah tidak
berani,” ujar salah seorang kader PAN, Eddy Soeparno.
Kemudian, ini yang terbaru. Amien Rais tidak hadiri di acara perayaan Ultah PAN.
Padahal menurut Zul, semua pihak diundang di acara tersebut.
Jelas
hal ini adalah sebuah ironi. Dia yang mendirikan dia pula yang tidak
hadir di hari kebahagiaan yang didirikan tersebut. Ibarat si Amien Rais
ini ibu rumah tangga yang melahirkan seorang anak. Dia yang turut
membesarkan si anak tersebut, namun ketika yang dibesarkan itu menikah,
ia absen untuk mendampinginya.
Sakitnya tuh di sini..........
Yang
bikin tambah kesal lagi, ia yang paling sering mengkritik Jokowi.
Bahkan sudah menyerang ranah pribadi orang nomor satu di Indonesia itu
karena begitu bencinya, Jokowi malah diberi panggung untuk menyampaikan
kata sambutan di acara Ultah PAN itu.
Bisa-bisa
Wan Amien gak enak makan dan susah tidur melihat Presiden Jokowi
diperlakukan secara hormat di partai yang ia dirikan tersebut.
Lantas, apa makna dari semua ini?
Betul kata Gus Dur bahwa Amien Rais adalah gelandangan politik.
Jerit Tangis Nasabah Jiwasraya, Kemana Nurani Penegak Hukum Kita?
Di
saat kondisi negara terpuruk akibat corona, diam-diam DPR dan
kementrian BUMN malah sepakat menggelontorkan 20 triliun untuk menambal
Jiwasraya. Padahal ada banyak bagian cerita di Jiwasraya yang sengaja
ditutupi seperti keterlibatan mantan pejabat lama hingga yang masih
aktif. Sementara dalam penegakan hukumnya, kasus ini tak lebih dari
permainan elit yang dibawa ke pengadilan. Sampai kapan pengadilan yang
isinya pepesan kosong diteruskan? Tak cukupkah membuat negara terpuruk
hingga nasabah menjerit?
Dari
banyak fakta persidangan diketahui kalau jaksa yang berkutat untuk
mendakwa para direksi lama yang kesannya hanya tumbal. Andaikata ini
bukan pidana korupsi tapi lebih ke kejahatan pasar modal, orang seperti
Bakrie pasti akan terseret. Pengadilan yang menghadirkan ratusan saksi
untuk menjerat 6 terdakwa dari ratusan pembobol Jiwasraya sesungguhnya
sangat menginjak nurani dan akal sehat kita. Padahal nasabah sudah
banyak yang jadi korban hingga meregang nyawa.
Seperti dilansir dari tempo.com,
Forum Nasabah Korban Jiwasraya Saving Plan menyebutkan tak sedikit
nasabah sakit dan akhirnya meninggal tanpa tahu kepastian pengembalian
uang yang telah disetor ke PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
"Sekitar
60 orang nasabah Jiwasraya meninggal, saking lamanya menunggu sampai
mereka mendahului kita," kata KS Ho, anggota Forum Nasabah Korban
Jiwasraya Saving Plan, dalam diskusi virtual, Kamis, 13 Agustus 2020.
"Ada
lagi cerita dari salah satu nasabah bernama Wijiningsih yang memasukkan
uang pensiun suaminya melalui JS Saving Plan akhirnya sangat terpukul
setelah tahu kasus gagal bayar di Jiwasraya sejak Oktober 2018 itu.
"Karena gagal bayar ini, suaminya (Wijiningsih) sampai stroke dan
meninggal," ujar Erni Maria, dalam kolom komentar diskusi tersebut.
Sementara
Erni Maria mengaku mendepositokan uangnya melalui BTN. Ia menilai
pemerintah telah mempermalukan Indonesia dengan menunda pembayaran hak
nasabah yang berinvestasi di Jiwasraya. "Apalagi ada WNA (warga negara
asing)," kata dia.
Selain
itu, ada nasabah lain bernama Gatot bercerita bahwa banyak nasabah yang
jatuh sakit dan butuh uangnya dikembalikan. Ada juga nasabah yang
sangat membutuhkan uang yang disetor ke Jiwasraya untuk
membayar kredit kepemilikan rumah.
Menurut
Gatot, setelah dua tahun kasus Jiwasraya bergulir, negara terkesan
memberi teladan yang buruk. "Negara bukan enggak punya uang, tapi enggak
punya niat (mengembalikan uang nasabah," katanya, nasabah yang
mendepositokan uangnya melalui BRI itu.
Sebenarnya
kasus ini sudah diamanahkan presiden pada kejaksaan untuk mengusut
tuntas. Tapi kita tahu sendiri mereka malah sibuk pada penyitaan aset
hingga kemarin ada berita gedungnya terbakar. Mungkin ini karma karena
bermain-main dengan kasus yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Kejaksaan
yang dari awal melokalosir kasus hingga membawa masalah jiwasraya ke
arah korupsi sejatinya ikut melindungi penjahat kakap. Siapa lagi kalau
bukan Bakrie dkk yang licin bak belut. Kejaksaan yang menerima laporan
dari Rini dan berdasarkan investigasi perusahaan USA, hingga kini belum
memanggil mereka semua sebagai saksi.
Jelas saja banyak dakwaan jaksa di pengadilan mentah karena pelapornya
saja tak didalami oleh mereka.
Dari
ratusan penjahat yang harusnya diadili, yang dijerat cuma 6 orang.
Itupun harus mengerahkan ratusan saksi. Benar-benar permainan licik yang
dimainkan penegak hukum kita. Dan setelah persidangan dan penyitaan
yang berlangsung, ujung-ujungnya negara harus kelair 20 triliun untuk
menambal jiwasraya. Lantas apa gunanya ada perisdangan hingga penyitaan
aset 18 T?
Kini
dengam terbakarnya salah satu gedung mereka dikabarkan media detik
bahwa pembangunan gedung baru menggunakan APBN. Sudah tak ada hasil
dalam bekerja, giliran susah ikut minta uang ke negara. Kalau jadi
presiden, lembaga satu ini sebaiknya dibubarkan saja. Berikan kewenangan
penyelidikan kasus pada kepolisian karena mereka juga divisi
penyelidikan sendiri dan lebih berguna ketimbang kejaksaan.
Akhirnya
kembali lagi pada nasib nasabah yang menjadi pertaruhan dalam skandal
Jiwasraya ini. Jokowi tak bisa membiarkan mereka berlarut dalam
kekecewaan dan ketidakpastian. Pengembalian hak mereka adalah lebih
utama ketimbang membangun gedung. Untuk itu negara (bisa lewat menkeu)
secepatnya menyusun skema pengembalian seperti halnya korban lapindo.
Biarlah di akhirat Bakrie yang akan menanggung semua dosa atas
kedzalimannya.
Formula E dan Kartu Pra Kerja Seperti Proyek Hura-hura di Tengah Duka Rakyat Jelata
Bagi
kami rakyat jelata, bijak untuk menggunakan uang adalah hal paling
penting. Kalau ada yang bilang kami kurang kerja keras untuk bisa
sukses, hati kecil kami sulit untuk menerima. Atau jika ada yang
memandang kami kurang bisa bekerja cerdas, itu pun bisa menyakiti hati
kami. Rakyat jelata seperti kami, jika tidak bekerja keras, maka akan
sulit bertahan hidup di tengah kejamnya zaman. Persaingan bertahan hidup
yang kadang menghilangkan empati manusia. Jika rakyat jelata tak
cerdas, maka kami akan sulit mencari celah untuk bisa bertahan hidup di
tengah hiruk pikuk manusia yang cenderung mementingkan perut sendiri.
Kami
rakyat jelata seperti dikorbankan segelintir elite di dunia pasar
kapitalisme. Rakyat jelata terkadang harus terima ketika poros pasar dan
negara bermain mata demi kejayaan keduanya. Saling sokong tak perduli
keringat poros rakyat jelata bercucuran karena jadi pijakan untuk meraih
puncak kejayaan dan kuasa. Celakanya, tak sedikit elite bermuka dua
yang berada di ke duanya. Pasar iya, pemerintahan iya. Habislah sudah
kita sebagai jelata jika tak kritis dan mengingat kembali bahwa manusia
itu berpotensi memiliki dua yang berbeda. Sisi iblis dan malaikat.
Main
proyek dan tender pengusaha rente sudah ada sejak dilu. Mengakar dan
sulit untuk dimusnahkan. Suap-menyuap untuk meloloskan proyek. Anggaran
siluman pun sudah menjadi rahasia umum. Lihatlah Ahok yang pernah ngmuk
ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Para
jelata yang kritis seperti kita kadang hanya bisa menangis. Menggerutu
pada pemuja tokoh politik yang masih percaya ada orang suci di muka bumi
ini. Orang yang tak pernah salah dalam berfikir dan bertindak. Apa lagi
ketika kita melihat upaya pembodohan para elite yang kerap mengancam
dengan sentiment SARA. Nama suci pun dibuat untuk berjualan dalam kuasa
dunia.
Lihatlah
di DKI Jakarta. Potensi uang ratusan triliun menghilang karena para
rakyat jelata percaya bahwa ada pemimpin seiman yang menolak reklamasi
demi keberpihakan pada dirinya. Lantas menghina orang tak seiman yang
mengusahakan ratusan triliun untuk program rakyat ditambah 1 juta
lapangan pekerjaan akan tercipta jika NJOP 15 persen yang diupayakannya
bisa diterima wakil rakyat yang terhormat. Parahnya, setelah orang yang
dulu menolak reklamasi ingin melakukan reklamasi, tetap aja masih ada
yang memuja dalam survey dengan alasan religius dan dekat dengan ulama.
Apakah mau disebut namanya? Anies.
Masih
di DKI Jakarta. Masalah yang menyentuh rakyat seperti tak jadi
prioritas. Namun uang komitmen fee formula E diglontorkan tanpa adanya
kejelasan bagaimana kisah selanjutnya. Padagal, anggaran bansos DKI
Jakarta pun harus ditanggung pemerintah pusat karena tak cukup dana.
Ah
sudahlah. Kalau mau membahas DKI Jakarta, kita akan miris karena
kualitas demokrasi yang buruk karena sentiment SARA. Adakah yang
memungkiri itu? Saya rasa tidak, karena aromanya pun masih terasa di
udara yang kita hirup di bumi Nusantara hingga detik ini.
Lalu
kita mencoba berharap pada pemerintah pusat di bawah pimpinan Jokowi.
Namun secara remang-remang kita pun seperti melihat banyak parasit di
sekelilingnya, dia seperti menjerit dan marah sekaligus untuk menggugah
hati nurani para pembantunya. Jokowi seperti tersudut di jurang bersama
sekawanan anjing liar yang sulit diatur. Hal tersebut menimbulkan
berbagai masalah di tengah pandemi yang membuyarkan fokus pengawasan
Jokowi untuk banyak hal tetapi tak bisa seleluasa seperti biasa di masa
normal.
Hal
mencolok yang membuat hati saya miris dan menangis adalah program kartu
pra kerja. Sejatinya, program tersebut bagus untuk upgrade skill.
Berpotensi membuat banyak orang semakin produktif dan inovatif. Tetapi
sialnya, dibalik niat suci itu, ada pemborosan yang membuat hati rakyat
tersakiti di tengah pandemi.
Konten
pelajaran berbayar di perusahaan startup yang bekerja sama dengan
pemerintah dianggap sama dengan konten yang bisa didapat gratis di
Youtube. Kalau sudah begitu, maka anggaran terlalu besar jika
dibandingakan dengan kualitas konten. Uang triliunan di tengah pandemi
berputar pada perusahaan yang besar. Meskipun seharusnya program seperti
itu bisa dibuat lebih berkualitas dan lebih murah bekali-kali lipat
penghematannya.
Sederhananya
begini. Dari pada nebeng ruang guru dan sejenisnya. Lebih baik
pemerintah membuat sendiri. Untuk membuat hasil menjadi berkualitas,
pasang tender dengan terbuka. Maka orang pintar di pelosok desa pun
mendapatkan peluang yang sama meskipun tidak menjabat menjadi stafsus
seperti bosnya ruang guru.
Soal
konten. Banyak orang pintar dan berkualitas kalah dengan akses dan
modal. Kalah karena tak punya waktu dan dukungan orang tua untuk
mengembangkan kemampuannya seperti Nadiem menteri kesehatan yang
mendirikan Gojek. Atau sebut saja, kalah modal dan waktu yang habis
untuk mencari sesuap nasi dalam bertahan hidup. Jadi lebih baik, supaya
bekualitas, konten pun bisa dibuat lomba. Maka begitu banyak pilihan
untuk mendapatkan yang terbaik. Baik itu dari konten maupun orang-orang
pintar dari rakyat jelata yang tulus mengabdi untuk negeri. Bukan hanya
mikirn tender dan proyek semata. Revolusi mental pun sudah ada di
dalamnya. Udah ah, itu aja…
Cak Anton
Ketika
beberapa tokoh berkumpul dan berdeklarasi dengan menyebut diri mereka
Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada awal Agustus lalu,
mungkin ada lah beberapa warga masyarakat yang terkejoet. Namanya juga
tiba-tiba ada sekelompok orang ngumpul terus masuk berita. Dikira ada
apa gitu kan. Namun, begitu tahu siapa-siapa saja orangnya, ya sudah.
Publik biasa-biasa saja menanggapinya. Soalnya dia lagi, dia lagi. Di
antaranya: Din Syamsuddin, Rocky Gerung, Refly Harun, dan Said Didu.
Berasa acara ILC dan Karni Ilyas pindah tempat ke kawasan Fatmawati,
lokasi deklarasi KAMI yang pertama hehehe…
Tanpa
basi basi, Ketua Umum Pernusa (Perjuangan Rakyat Nusantara), KP Norman
Hadinegoro blak-blakan menyatakan bahwa KAMI adalah tempat berkumpulnya
pengikut Orde Baru (Orba). Yang hendak mengamankan aset-aset keluarga
Cendana. "Keluarga cendana berkali-kali bikin partai tetapi kurang
penggemar walaupun uangnya tidak berseri tetap mensuplai gerakan-gerakan
anti Jokowi,” kata Norman Sumber.
Benarkah? Dalam deklarasi KAMI yang pertama, memang belum kelihatan
batang hidungnya. Hanya disebut bahwa akan banyak lagi tokoh yang siap
bergabung bersama KAMI. Belum disebut akan bikin acara lain dengan scope
lebih besar. Namun, menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI, baru
beredar selentingan bahwa akan ada acara KAMI yang lebih (maunya) heboh.
Benar
juga, sehari sesudah perayaan HUT Kemerdekaan RI, KAMI bikin acara di
Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Yang hadir ratusan orang. Termasuk
tokoh-tokoh dia lagi, dia lagi. Kali ini ditambah dengan, di antaranya:
Amien Rais, Gatot Nurmantyo, dan Titiek Soeharto. Kehadiran Titiek ini
seakan membenarkan dugaan yang dinyatakan oleh KP Norman Hadinegoro di
atas. Apalagi selang beberapa hari sebelumnya, Tommy Soeharto
“dilengserkan” di partainya sendiri, Partai Berkarya. Dan para kader
partai yang “melengserkan” Tommy ini kemudian merubah haluan partai
menjadi pro-Jokowi. Seperti kehilangan kendaraan, sehingga tampak sekali
bahwa KAMI ini jadi kendaraan baru? Bisa jadi. Sebuah acara rame-rame
sampai mengundang pihak media mestinya butuh modal kan? Mungkin ada juga
semacam fee buat lokasinya. Jadi acara semacam ini pasti ada yang
modalin. Daaaaan ternyataaaaa, nggak cuma soal venue, sewa tenda kursi,
undang media, dan konsumsi yang hadir lho. Tersebar berita bahwa para
peserta aksi yang bukan tokoh, yakni peserta dari masyarakat,
mendapatkan bayaran.
Tahu Peserta KAMI Dibayar, Ferdinand: Hingga Titiek Darah Penghabisan, Hehehe!
Dilansir sebuah media online, inisiatifnews.com,
ternyata peserta aksi deklarasi KAMI mengaku mendapatkan bayaran
sebesar Rp 200.000. Adalah Bu Aminah yang sempat mendapat pertanyaan
dari pihak media. Lucunya, Bu Aminah mengaku tidak tahu alasan dirinya
datang ke Tugu Proklamasi. Tapi kok sampai datang ke sana? Bu Aminah
mengaku hanya diundang karena dapat uang saja. “Tujuannya nggak tahu.
Saya hanya datang ke sini dapat uang Rp 200.000,
hanya transport dan snack aja tujuan saya ke sini,” kata Aminah kepada
wartawan. Bu Aminah yang mengaku sebagai warga Kramat Sentiong, Senen,
Jakarta Pusat itu datang ke acara deklarasi KAMI tersebut bersama dengan
teman-temannya Sumber.
Loh,
kok seperti mendengar lagu yang sama ya? Oh iya, tahun lalu di
pertengahan bulan September ada demo besar di depan gedung KPK. Awak
media cnnindonesia.com
mengungkap adanya pendemo yang dibayar uang dan makanan tanpa tahu isi
demo yang dia ikuti. Seorang perempuan mengaku diajak berdemo oleh
seseorang bernama Mbak Sri. Bayarannya uang Rp 50.000 dan makanan
ringan. Apakah dia tahu isi demo yang dia ikuti? "Enggak tahu apa-apa saya. Saya mah ikut meramaikan saja, diajak doang kan," ucapnya sembari tertawa malu Sumber.
Ya
kalau dalam sebuah acara formal, di mana yang diundang mendapat bayaran
atau istilahnya “uang lelah” wajar-wajar saja. Apalagi ini kan acaranya
bukan demo anarkis. Dimulai dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI. Anggap
saja deklarasi itu adalah bagian dari hak warga negara yang bebas untuk
menyampaikan pendapatnya. Walaupun ada yang membawa poster “memakzulkan
Jokowi” hehehe…. Tapi kalau kemudian yang dikasih bayaran ini nggak tahu
isi acaranya? Ya jadi blunder lagi hahaha…
Benar
kan kata saya, deklarasi KAMI akhirnya memang menarik perhatian publik.
Namun, semata-mata karena berbagai blundernya. Bukan karena isi
deklarasi mereka. Emang publik mau tahu isinya? Begitu tahu siapa saja
yang hadir, publik sudah langsung bisa menebak isinya. Blunder demi
blunder pun terbongkar. Dari soal kehadiran Dubes Palestina hingga
ambisi buat pilpres 2024 sampai kemungkinan jadi klaster baru Covid-19.
Dan sekarang nambah lagi. Peserta aksi ternyata dapat bayaran dan tidak tahu isi acaranya KAMI hehehe…
Menutup tulisan ini, saya ingin mengutip cuitan Ferdinand Hutahaean yang sangat telak “menembak” ke arah Cendana link.
“kan kubilang kemarin, dulu waktu sy dijalanan, bandar sering duduk
atau menyuruh orang untuk menghitung yg hadir, mencocokkan proposal dgn
realita di lapangan. Hingga Titiek darah penghabisan..!!”. Merdeka!!! Hehehe….. Sekian dulu dari kura-kura!
Cukup Logis Jika KPK Luluskan Permintaan ICW Dalam Kasus Gedung Kejagung
Kebakaran
besar gedung Kejagung mengundang kecurigaan ICW, situasi ini merupakan
konsekwensi logis karena pemerhati hukum tanah air sedang dibuat
skeptis. Meskipun Menkopolhukam, Machfud MD meminta masyarakat tidak
berspekulasi tentang penyebab kebaran tersebut, tak mudah kita mencegah
kepenasaran publik, apalagi sekarang sudah ditiupkan oleh LSM sekaliber
ICW.
Lalu
bagaimana instansi-instansi penegak hukum menjawab tantangan ICW, bahwa
KPK harus ikut turun tangan menyelidiki kasus kebakaran tersebut?
Idealnya permintaan tersebut diluluskan saja, karena jika KPK atau
polisi abai dengan desakan dari lembaga yang mewakili masyarakat,
resikonya akan menghadapi rasa skeptis yang semakin tebal.
Masyarakat
tidak mudah diyakinkan jika hanya pihak kepolisian yang diberi wewenang
melakukan penyelidikan, sementara objek yang diselidiki adalah aset
instansi penegak hukum lainnya, maka sebaiknya KPK pun diberi akses
melakukan penyelidikan yang sama, semata-mata guna memperlihatkan itikad
baik tentang aspek transparansi. Namun tentu saja di sini harus
diyakinkan soal kapabilitas penyelidik yang berasal dari KPK. Karena
kasusnya di luar kasus yang biasa ditangani KPK, maka mungkin KPK pun
perlu mengundang tenaga tambahan sebagai perpanjangan tangannya.
Jika
pemerintah atau pihak keamanan ingin mendapatkan rasa percaya dari
publik, tentu permintaan ICW ini tidak bisa dianggap sepele. Karena
isunya sudah digulirkan, dengan sendirinya masyarakat pun akan menilai
bagaimana respon dari pihak penegak hukum atas tuntutan tersebut.
Hal
yang perlu kita maklumi, kecurigaan ICW ini disebabkan kejadian yang
terlalu kebetulan, yakni antara kasus yang ditangani Kejagung, dengan
peristiwa nahas tersebut. Meskipun Jaksa Agung mengatakan bahwa
berkas-berkas perkara tidak disimpan di gedung yang terbakar, tentu
publik tidak akan mudah diyakinkan. Logikanya, di setiap ruang kerja
para pejabat, tentu di sana pula tersimpan berkas-berkas yang diakses
setiap hari.
Barangkali
kecurigaan ICW bermula dari keyakinan, bahwa kasus yang melibatkan
Jaksa Pinangki tidak hanya berhenti di sosok yang bersangkutan,
melainkan bisa merembet ke pejabat di atas atau di sebelahnya. Ketika
Pinangki telah diberikan status tersangka, tentu mengundang kekhawatiran
dari sosok lain yang baik langsung maupun tidak, terlibat dalam
persekongkolannya Pinangki.
Memang
demikianlah tindak kejahatan memerlukan upaya menutup dengan kejahatan
lainnya, dan jika peristiwa kebakaran ini menimbulkan dugaan terkait
penghilangan barang bukti, kita harus menganggapnya sebagai hal yang
logis. Baik Kemenkopolhukam maupun Kejaksaan, sekali lagi, tidak perlu
menganggap desakan ICW ini sebagai bersifat spekulatif, melainkan
sebagai sikap wajar yang menginginkan semua proses penyelidikan dibuka
selebar-lebarnya.
Ditambah
lagi, karena kejadiannya sudah kadung menjadi konsumsi publik, akses
masyarakat kepada informasi ini pun menjadi hal yang sama pentingnya.
Selain guna memberikan rasa keyakinan yang tinggi dari masyarakat,
penyelidikan yang melibatkan baik KPK maupun pihak independen, akan
menghadirkan respek dari masyarakat kepada para penegak hukum. Dalam hal
ini, dengan memberikan akses seperti itu, ada aspek kesungguhan dari
para penegak hukum untuk mengurangi skeptifisme masyarakat.
Selain
jaminan keterbukaan bagi publik, barangkali kita pun dihadapkan kepada
kemungkinan, bahwa hasil penyelidikan nanti berpotensi membenarkan
kecurigaan ICW. Selain memberikan akses yang transparan kepada publik,
perlu juga pemerintah memberikan jaminan, bahwa ketika kecurigaan ICW
itu terbukti benar, perjalanan kasusnya juga tetap harus dibuka dan
tanpa pengecualian, misalnya hanya ketika melibatkan oknum tertentu,
kasusnya dibuat transparan, sementara untuk level di atasnya dibuat
samar.
Barangkali
publik masih mengingat kasus-kasus yang melibatkan pejabat tinggi di
masa lalu, yang hingga saat inipun kasusnya masih menggantung.
Seandainya terbukti ada kesengajaan pada kebakaran gedung Kejagung,
pengalaman di masa lalu itu tak bisa lagi diulangi. Kepercayaan publik
saat ini terlanjur berada di titik sangat rendah, maka untuk
memulihkannya harus memberikan mereka rasa percaya yang tinggi. Caranya
tentu saja dengan memberikan akses sebesar-besarnya, terlepas resikonya
adalah mengungkap pelanggaran pidana oleh oknum pejabat tertentu.
Sebagaimana
diungkapkan oleh Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana, jika kecurigaannya
terbukti benar, si pelaku harus dijerat dengan pasal tentang obstruction
of justice. Dan sangat mungkin sang pelaku akan berhadapan dengan pasal
berlapis, karena selain pasal yang disebut pertama, diyakini sang
pelaku juga terlibat dalam kasus yang dihalanginya. Hanya saja, dalam
hal ini pihak penegak hukum pun perlu menyiapkan skenario, agar tidak
menimbulkan kemarahan publik sebagai dampak kekecewaan mereka atas upaya
pembakaran tersebut, seandainya terbukti ada kesengajaan.
2021 Ngebor di Blok Rokan, Jokowi Pebisnis Mebel Bikin Perusahaan Dunia Melotot
Siapa
yang menyangka seorang Joko Widodo yang merupakan anak dari pengusaha
mebel yang juga melanjutkan semangat usaha ayahnya sebagai bisnis mebel
internasional bisa menjadi orang yang menggebrak perusahaan perusahaan
energi di dunia ini?
Siapa
yang menyangka seorang anak tukang kayu yang kehidupan masa kecilnya
sudah pernah digusur dua kali bisa menjadi pemimpin bangsa ini dan
sangat cemerlang dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
poros terdepan dari perekonomian bangsa ini?
Jujur
saja dari awal ketika dia menjabat dan juga berkampanye saat pemilihan
Gubernur DKI Jakarta, saya memandangnya sebelah mata. Karena memang saya
belum mengenal orang ini dan yang saya tahu dia adalah walikota Solo
yang memajukan Solo dengan kebijakannya yang humanis.
Saya
tahunya ya begitu saja. Tapi beda Solo beda Jakarta tentunya. awalnya
saya berpikir bahwa kompleksitas mengatur Jakarta dengan kompleksitas
mengatur kota kecil bernama Surakarta tentu sangat berbeda. Berlatar
belakang pebisnis, kok mau urus Jakarta?
Mengurus
Jakarta tentu berbeda dengan mengurus Solo. Butuh pemimpin yang cerdas,
mampu memahami situasi bisa bekerja dalam tekanan, dan gerak cepat.
Awalnya saya tidak melihat presiden Joko Widodo pada saat menjadi
penantang Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli sebagai pemimpin yang cekatan.
Waktu
saya nonton debat pilgub DKI Jakarta apa mas saya melihat Jokowi ini
tidak ada potongan menjadi gubernur DKI Jakarta. Ya saya sih mau lihat
saja dari jauh dan saya kaget kalau dia bisa menang.
Bahkan
di dalam kemenangannya bersama dengan Basuki Tjahaya Purnama yang saat
itu di cap sebagai orang yang tidak baik. Sebenarnya isu SARA juga sudah
dilakukan kepada pasangan Jokowi dan Ahok saat Pilkada DKI Jakarta.
Tapi tidak separah apa yang dikerjakan oleh pendukung Anies Baswedan di
Pilkada 2017.
Namun
melihat 2 tahun Jakarta berubah dengan luar biasa oleh pasangan Jokowi
dan Ahok pemakaian mulai jatuh cinta dengan kota ini. Sempat ada
pemikiran untuk buka usaha di Jakarta setelah bertahun-tahun
meninggalkannya dari kuliah. Namun apa daya belum kesampaian sampai
sekarang.
Bikan
sulap apalagi sihir, dalam waktu 2 tahun Jakarta berubah drastis
sehingga meninggalkan rasa penasaran bagi seluruh rakyat Indonesia untuk
memilihnya sebagai presiden pada tahun 2014.
Dan
akhirnya dengan bermodalkan menjual rasa penasaran warga negara
Indonesia, Jokowi juga berhasil memenangkan kontes pilpres 2014 dengan
angka yang sangat tinggi berbeda ketimbang Prabowo yang sudah kampanye
selama bertahun-tahun lewat iklan.
Yang
benar kau merasa penasaran publik terjawab lewat kepemimpinannya di
tahun 2014 sampai 2019. Jokowi membangun infrastruktur dari Sabang
sampai Merauke dari pulau miangas sampai Pulau Rote.
Dan
lewat kinerja menteri menterinya pada saat itu Indonesia maju dengan
pesat masuk ke negara G30. Bukan G30 yang dibikin filmnya di zaman
Soeharto ya film PKI itu. Hahaha.
Dan
di periode pertamanya dia merebut Freeport, perusahaan Amerika yang
bercokol dan diberikan izin oleh menteri-menteri yang ada di era
Soeharto. Dia merebut mayoritas saham Freeport. Pembangunan bukan Jawa
sentris lagi namun Indonesia sentris.
Di
awal periode keduanya kelihatannya dia merasa kesulitan dan kewalahan
menghadapi menteri-menterinya yang kebanyakan bengong-bengong dan tidak
bisa bekerja itu. Namun saat ini saya melihat bahwa ada perubahan dan
progres yang dikerjakan oleh pemerintah Indonesia dalam membangun bangsa
ini.
Mungkin
menteri-menteri di awal merupakan menteri-menteri yang diberikan
kesempatan untuk menunjukkan kinerja nya meskipun datang dari partai
oposisi seperti Gerindra. Gak enak gua mau ngomong janji kontrak
politik. Hahaha.
Wacana
reshuffle pun sudah diungkit oleh presiden Joko Widodo saat dia marah
di hadapan menteri-menterinya karena tidak memiliki sense of crisis.
Sekarang
saya melihat ada sedikit kemajuan setidaknya dalam membangun dan
membentuk kepercayaan publik bahwa negara ini adalah milik rakyatnya
bukan milik korporat. Juga kebanggaan yang dibangun
perusahaan-perusahaan yang dibangun di Indonesia semakin lama semakin
naik.
Meski
tidak masuk lagi menjadi Top Global Fortune 500, Pertamina sebentar
lagi akan mengambil blok Rokan untuk kilang minyak baru mereka. Pada
tahun 2021, Pertamina akan mengebor di 44 tempat baru. dalam salah
satunya yang paling keren adalah blok Rokan dengan ketersediaan bahan
bakar mentah yang begitu banyak.
Sekarang
saya agak males sih sebenarnya untuk membicarakan tentang Ahok tapi mau
tidak mau dia harus dimasukkan ke dalam orang yang memikirkan akan hal
tersebut. Saya takutnya nanti saya dicap sebagai orang yang memuja-muja
Ahok. Tapi ya izinkan saya untuk mengatakan fakta saja ya.
Dan
keberadaan Ahok di Pertamina tidak mungkin lepas dari pengaruh presiden
Joko Widodo yang memposisikan Erick Thohir untuk memilih Ahok. jadi
kalau mau dikata, presiden Joko Widodo memiliki mata elang yang bisa
melihat dari jauh dan dari atas terhadap masa depan bangsa ini. nanti
kalau ini saya tidak bicara tentang Ahok namun bicara tentang kejeniusan
presiden Joko Widodo.
Bayangkan
saja dalam sektor ekonomi dia bisa mengubah mata uang sebagai
cinderamata. saat ini semua orang melirik uang rp75.000 yang dicetak
secara terbatas bukan untuk diri alat tukar namun untuk kenang-kenangan.
Sehingga
praktis uang negara jadi lebih banyak karena penerimaan uang yang
begitu banyak dari rakyat yang bisa menukar uang rp70.000 dengan
lembaran mata uang yang baru.
Jokowi
itu jenius dalam berbisnis. jadi Saya sih tidak menyangka bahwa seorang
pengusaha mebel bisa menjadi raksasa dan orang yang membuat guncang
perusahaan-perusahaan besar dunia.
Memang
secara penanganan covid 19 kita masih menunggu gebrakan presiden dalam
pengadaan vaksin dan juga pelaksanaan terapi plasma konvalesen yang bisa
dikerjakan selagi vaksin masih diteliti. Namun saya percaya Jokowi
mampu mengatasi hal ini. Buat salah satu komentator Disqus, jangan
bilang lagi kalau "mati aja pendukung Jokowi" ya.
Setelah
penulis membaca komentar dalam dua tulisan di atas, ada seorang pembaca
setia di Seword yang memberikan komentar berikut ini:
Dan
dalam tulisan ini, penulis akan membahas salah satu anggota grup WA
KAMI 9 yang ingin “terkenal” karena menyebarkan postingan "provokasi"
untuk melakukan demo tanggal 28-29 Agustus nanti.
Berikut adalah postingannya tersebut…
Dalam postingan grup WA KAMI 9 milik oposisi tersebut, terlihat ada seorang anggota dengan nama Cici Lina
membagikan postingan "provokasi" untuk melakukan aksi demo tanggal
28-29 Agutus nanti. Coba perhatikan kalimat-kalimat provokasi dalam
postingan tersebut…
Muhammad Nurdin (Sekjen Komite Aksi Mahasiswa Indonesia)
Bergabunglah dengan organisasimu ke nomor kontak 08211263094x
Setelah melihat postingan "provokasi" dalam grup WA KAMI 9 milik oposisi tersebut, muncul 3 pertanyaan…
Siapakah Cici Lina yang membagikan postingan provokasi tersebut?
Siapakah
Muhammad Nurdin yang merupakan Inisiator aksi/ Penanggung Jawab Aksi
sekaligus yang mengklaim dirinya sebagai Sekjen Komite Aksi Mahasiswa
Indonesia?
Nomor 08211263094x itu milik siapa?
Penasaran?
Yuk kita bongkar!
Akun Cici Lina
Penulis
lalu membuka akun Cici Lina yang membagikan postingan "provokasi" dalam
grup WA tersebut dan menemukan foto profilnya seperti ini:
Mungkin dia pikir dengan menggunakan foto cewek menggunakan cadar seperti itu maka kita tidak bisa melacaknya?
Bahluuuuul ente!
Kami
tidak peduli foto apa pun yang kalian pakai, karena kami hanya perlu
mengetahui nomor yang kalian pakai untuk membagikan postingan
"provokasi" aksi demo nanti. Itu sudah cukup bagi kami!
Saat membagikan postingan "provokasi" tersebut, Cici Lina menggunakan nomor HP 08129393249x
Setelah ditelusuri, nomor tersebut juga terkait dengan nama “Kiki Revan”
Terserah
deh mau pakai nama Cici Lina (atau “Kiki Revan”), yang jelas, nomor
tersebut terkait dengan iklan jual beli batu mulia berikut ini:
Dalam
iklan tersebut, jelas kelihatan alamat lengkap pemilik nomor HP
08129393249x yang terkait atas nama Cici Lina yang membagikan postingan
"provokasi" untuk melakukan demo pada tanggal 28-29 Agustus nanti.
Mungkin
Cici Lina (atau “Kiki Revan”) mau membantah bahwa itu bukan dirinya
karena penulis sensor nomornya dan alamatnya secara lengkap?
Silahkan saja, toh data aslinya sudah ada di tangan penulis dan sudah penulis sampaikan ke pihak terkait. Wkwkwkwk
Muhammad Nurdin dan Nomor 08211263094x
Dalam
postingan "provokasi" ajakan demo pada tanggal 28-29 Agustus yang
dibagikan oleh Cici Lina dalam grup WA KAMI 9 milik oposisi tersebut
terdapat nama Muhammad Nurdin dan Nomor HP 08211263094x.
Menurut
info di atas, Muhammad Nurdin ini adalah Inisiator aksi/ penanggung
jawab aksi sekaligus Sekjen Komite Aksi Mahasiswa) yang akan melakukan
aksi demo pada tanggal 28-29 Agustus nanti.
Lalu, apa hubungan antara Muhammad Nurdin ini dengan nomor HP 08211263094x yang terdapat dalam postingan tersebut?
Setelah ditelusuri, ternyata nomor HP tersebut terkait atas nama M. Usman Nurdin.
Hmmmm…
Muhammad
Nurdin adalah Inisiator aksi/ penanggung jawab aksi sekaligus Sekjen
Komite Aksi Mahasiswa) yang akan melakukan aksi demo pada tanggal 28-29
Agustus nanti.
Nomor 08211263094x terkait dengan nama M. Usman Nurdin…
Apakah ini artinya 08211263094x adalah milik Muhammad Nurdin?
Apakah Muhammad Nurdin adalah orang yang sama dan memiliki nama lengkap M. Usman Nurdin?
Biarlah
itu urusan pihak terkait untuk melakukan forensik data lebih lanjut,
penulis tidak akan membahasnya secara panjang lebar karena semua
informasi yang penulis sampaikan dalam tulisan ini sudah penulis
sampaikan ke pihak terkait dan penulis tidak akan mengganggu proses
penyelidikan mereka. Xixixixi
Oh iya, coba perhatikan tulisan dalam akun WA atas nama M. Usman Nurdin berikut ini:
Apa maksudnya M. Usman Nurdin membuat tulisan wajib berdarah dalam profil akun WA nya?
Mau membuat kerusuhan di Indonesia saat demo nanti???
Orang-orang
seperti Cici Lina (atau “Kiki Revan”) yang menyebarkan postingan
"provokasi" demo makzulkan Presiden Jokowi atau mati dan orang seperti
Muhammad Nurdin yang akan menjadi Inisiator aksi/ penanggung jawab aksi
sekaligus Sekjen Komite Aksi Mahasiswa) yang akan melakukan aksi demo
pada tanggal 28-29 Agustus nanti, sudah selayaknya untuk diproses secara
hukum!
Di tengah situasi pandemik virus Corona, malah mau ajak 5000 orang atau lebih untuk demo makzulkan Presiden Jokowi atau mati?
Orang-orang seperti itukah yang mau menyelamatkan Indonesia???
Wassalam,
Nafys Seword
Bagi yang ingin membaca tulisan penulis sebelumnya, silahkan mengikuti halaman fanpage facebook penulis di:
Mahfud MD Klaim Berkas Kejagung Aman, Buktikan Dong! Percepat Proses Hukum DjokTjan
Kejaksaan
agung mengklaim bahwa berkas-berkas pidana penting yang ada, tetap aman
meski seluruh gedung terbakar. Jaksa agung Sanitiar Burhanuddin
mengatakan bahwa bagian gedung yang terbakar adalah bagian pembinaan.
Di
dalamnya ada Biro kepegawaian, biro keuangan dan perencanaan dan biro
umum. Jaksa agung tersebut mengatakan bahwa berkas berkas kasus pidana
dan para tersangka ataupun tahanan selamat dan tidak ikutan terbakar.
Saya
sih awalnya mau percaya. Namun berikan saya keyakinan bahwa
berkas-berkas tersebut tidak hilang dengan cara mempercepat seluruh
proses hukum yang sudah direncanakan di depannya. Saya bersikukuh untuk
memaksa para penegak hukum untuk bergerak lebih cepat sebelum semuanya
hangus terbakar.
Bukannya
tidak mungkin bagian gedung arsip bisa ikutan terbakar. Ini sebelum ada
potensi itu sama saya berharap bahwa proses hukum terhadap orang-orang
yang bermasalah termasuk Joko Tjandra, jaksa Pinangki, dan kasus-kasus
lama era Soeharto dan SBY lainnya bisa segera dituntaskan.
Siapa
yang tahu kedepannya apakah anda upaya-upaya sabotase dari gedung jaksa
agung sehingga bagian dari berkas-berkas tersebut bisa terbakar? Jaksa
agung harus memberikan prioritas bagi kasus-kasus besar yang sampai
sekarang mengendap di gedung berkas tersebut.
Kalau
Mahfud MD mengatakan bahwa berkas aman dan tahanan juga aman, saya
minta pemerintah membuktikan bahwa berkas tersebut tetap ada dengan cara
memproses hukum orang-orang yang terkait. Mudah sekali bagi jaksa agung
untuk melakukannya kan?
Pertama-tama
jaksa agung bisa memberikan bukti bahwa berkas Djoko Tjandra dan jaksa
Pinangki masih ada dengan cara memproses mereka.
Per
saat ini saya melihat bahwa jaksa agung sepertinya sudah mulai
cemerlang menutupi kinerja KPK yang tidak bisa menangkap koruptor kelas
kakap. Saat ini mata semua tertuju kepada kejaksaan agung untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan hukum yang diduga dilanggar oleh
para tersangka.
Djoko
Tjandra ini Superman di era SBY karena selama memerintah, dia
enak-enakan ada di luar negeri Padahal statusnya adalah buronan. Tapi
setelah dia diciduk, jaksa Pinangki tidak lama kemudian gedung kejaksaan
agung terbakar. Saya nggak mau suuzon terlebih dahulu.
Tapi
bagi saya kebakaran di gedung kejaksaan agung di tengah-tengah polemik
yang yang ada saat ini penuh kejanggalan. Sebelumnya gedung kejaksaan
agung ini juga pernah dibom oleh teroris bertahun-tahun silam. 1979 dan
2003, adakah tahun di mana gedung tersebut pernah terbakar.
Kalau
berbicara tentang keamanan gedung, saya rasanya tidak percaya bahwa
kebakaran bisa sampai seluas itu. Mau saat libur panjang sekalipun kau
masih yakin bahwa sistem pengamanan gedung otomatis tidak pernah libur.
Katanya
ruangan yang terbakar bukan hanya yang disebutkan oleh jaksa yakni biro
pelatihan, namun juga katanya ada ruang penyadapan yang terbakar juga.
Apakah
benar bahwa dokumen-dokumen penyadapan tersebut juga hilang? Saya
mendukung bahwa penyimpanan data bukan hanya sekadar penyimpanan
offline, mainkan penyimpanan yang bisa diakses oleh orang-orang terkait
lewat cloud. Saya yakin mereka tahu kok tentang hal ini dan sebagian
mungkin sudah dikerjakan.
Sistem
ini seperti menyimpan data di internet sehingga ketika harddisk rusak
karena terbakar atau terkena cipratan air mereka masih bisa mendapatkan
backup-nya.
Jadi
bagi saya kalau bicara tentang arsip yang hilang memang agaknya
mustahil. Tapi sekali lagi tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut
bisa terjadi, amit-amit. Jadi saran saya, bisa dilakukan oleh
orang-orang khususnya dalam pemerintahan.
Intinya,
apapun yang menjadi alasannya, jika Mahfud MD dan jaksa agung
mengatakan bahwa berkas tidak hilang, silahkan dibuktikan. Pembuktiannya
sederhana yakni memproses dulu prioritasnya yakni Djoko Tjandra dan
jaksa Pinangki. Lebih cepat lebih baik.
Setelah
itu Kejagung bisa memproses pelanggaran-pelanggaran hukum lama yang
terjadi di era sebelum sebelumnya. Saya rasa hal ini cukup adil untuk
menjadi asas pembuktian terbalik atas klaim berkas tidak hilang, bukan?
Jangan tunggu hilang dulu baru dicari lagi nanti
Saya
berharap proses penegakan hukum di Indonesia bisa segera di reformasi
dan kalau perlu di revolusi agar lebih baik lagi dari sekarang. jangan
sampai negara ini kalah oleh para mafia yang bermain-main dan
berani-beraninya melanggar hukum.