Migo Berita - Banjarmasin - "Velox et Exactus", Kontroversi KAMI & PA 212 'Anti Pemerintah' !!! Jangan bingung ketika membaca Judulnya, tapi bersegeralah untuk membaca hingga tuntas agar tidak gagal paham berbagai artikel yang Tim Migo Berita kumpulkan, khusus bagi Pembaca Migo Berita.
Penghargaan Untukmu. Dirgahayu Republik Indonesia
Sejak beberapa hari yang lalu, di WA grup saya banyak bermunculan sebuah video berisi lagu karya mantan Kepala Badan Intelijen Negara, A.M. Hendropriyono. Lagu tersebut bersliweran di WA saya jelas diperuntukkan bagi perayaan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 75 di 17 Agustus 2020 ini.
Saat saya klik mendengarkan lagunya, terdengarlah sebuah nyanyian gagah dari paduan suara yang diiringi alunan musik menghentak bertemakan patriotisme/nasionalisme. Setelah saya simak liriknya, lagu ini diciptakan untuk dipersembahkan bagi para putra putri Indonesia yang telah mengukir prestasi membanggakan yang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Sebagai mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono juga menciptakan lagu "Mars Intelijen". Dalam lagu itu, Pak Hendropriyono menyisipkan lirik "Velox et Exactus" yang merupakan semboyan seorang intelijen yang berarti "cepat dan akurat."
Gagah, macho dan heroik jadinya. Pak Hendropriyono memberi teladan nyata pada kita semua tentang cinta tanah air dan bangsa secara lengkap mulai dari tindakan nyata, semangat nyata serta karya nyata. Paket komplit cinta nusa bangsa diborong semuanya oleh Pak Hendropriyono. Diteladankan secara gamblang kepada kita seluruh rakyat Indonesia, terutama pada generasi muda penerus bangsa.
Kagum, salut dan hormat saya pada Pak Hendropriyono. NKRI sangat butuh sosok seperti Pak Hendropriyono.
Sekarang mari kita simak lirik lagu berirama Mars berjudul “Penghargaan Padamu” karya AM Hendropriyono.
Penghargaan untukmu hai putra bangsaku
Kau kibarkan bendera merah putih
Di angkasa prestasi yang membanggakanku
Bangkit dan segera maju Indonesia
Nyala semangat kamu menyinari kaum muda
Untuk bersama maju serentak
Nyata karya dirimu menyinari negeriku
Di depan bangsa-bangsa di dunia
Berikut ini video lagunya: klik di https://youtu.be/3KcDNdE3HP8
Ketika mendengarkan lagu ini, sederet wajah anak bangsa yang mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional dalam berbagai macam profesi tiba-tiba terlintas di benakku.
Pertama. Rich Brian
Adalah seorang pemuda Indonesia kelahiran Jakarta bernama Brian Imanuel Soemarno. Di usianya yang masih 19 tahun, Rich Brian yang berprofesi sebagai seorang seorang rapper, produser sekaligus penulis lagu ini sudah masuk dalam daftar "30 Under 30 Asia 2018" majalah Forbes di bidang hiburan dan olahraga.
Di usianya yang masih sangat muda, Brian berhasil menciptakan beberapa lagu, diantaranya berjudul "Dat $tick", "Who Dat Be", "Watch Out", "Chaos", "Glow Like That", dan "Crisis ft 21 Savage".
Tahun 2017, Brian masuk nominasi dan memenangkan penghargaan Breakthrough Artist of The Year pada Indonesian Choice Award. Brian juga pernah berkolaborasi dengan musisi dunia sekelas Skrillex, Zhu, bahkan diundang oleh Pharell Williams.
Kedua. Joey Alexander
Pianis asal Indonesia ini berhasil tampil di panggung utama acara penghargaan Grammy di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat. Joey yang kini berusia 16 tahun, tercatat menjadi musisi termuda yang masuk nominasi penghargaan Grammy untuk kategori Best Improvised Jazz Solo dan Best Jazz Instrumental Album pada tahun 2016.
Ketiga. Pierre Coffin
Siapa yang tak tahu Minions? Karakter kuning lucu yang filmnya booming di tahun 2010 dan 2013. Sampai saat ini kita bisa menemukan figur karakter ini dimanapun mulai dari boneka, tas, gantungan kunci dan lain lain.
Ternyata, arsitek dibalik kelahiran Minions adalah seorang pria berdarah Indonesia bernama Pierre Coffin yang adalah anak dari penulis ternama Indonesia, N.H Dini.
Kesuksesan Pierre bersama Minions ini membawanya bekerja sama dengan banyak selebriti Hollywood. Jika kalian tahu, pada film Minions banyak menggunakan campuran berbagai bahasa termasuk Indonesia yang menyelipkan kata "Terima Kasih".
Keempat. Griselda Sastrawinata
Griselda adalah perempuan Indonesia yang sukses menjadi animator. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah karakter hijau yang besar dengan telinga yang unik, Shrek. Griselda terlibat dalam penciptaan beberapa tokoh karakter dalam film Shrek ini.
Setelah sebelumnya bekerja untuk Dreamworks, Griselda saat ini sukses menjadi satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di Walt Disney Studios. Griseda juga dipercaya sebagai salah satu Visual Development Artist dalam film animasi Disney yang berjudul Moana.
Kelima. Chris Lesmana
Merek mobil ternama asal Jerman Volkswagen atau VW ternyata mempercayakan desain VW New Beetle, yang biasa dikenal dengan mobil kodok kepada salah satu anak muda Indonesia berbakat bernama Chris Lesmana.
Chris juga mendesain mobil VW Up! Yang akhirnya meraih penghargaan World Car of The Year pada tahun 2012 dan VW Golf.
Desain yang Chris ciptakan juga sudah terdaftar dalam lembaga paten Amerika Serikat pada tahun 2008. Saat ini, Chris menduduki posisi sebagai Desainer Senior di Volkswagen AG, Jerman.
Keenam. Pasangan Ganda Campuran Bulu Tangkis Indonesia Liliyana Natsir - Tontowi Ahmad dan Pasangan Ganda Putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon - Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Keempat atlet bulu tangkis ini adalah perwakilan dari banyak nama atlet bulu tangkis Indonesia yang sudah banyak mengumandangkan lagu Indonesia Raya ke seluruh penjuru dunia.
Dua pasangan ini hampir selalu menang di setiap pertandingan kelas dunia membuat mereka selalu jadi unggulan dan pernah menduduki peringkat 1 dunia.
Ketujuh. Muhammad Zohri
Masih bisa saya ingat dengan baik sosok Zohri yang sensasional setelah dirinya berhasil meraih medali emas di perlombaan lari jarak pendek di Finlandia.
Zohri disorot berkat sikap sederhananya yang saat itu merayakan sendiri kemenangannya, karena tidak ada satupun yang memperkirakan Zohri akan naik podium sebagai juara pertama.
Ada banyak segudang prestasi lainnya dari anak-anak muda Indonesia yang tak mampu saya sebutkan satu persatu di sini.
Mengacu pada lagu ciptaan AM. Hendropriyono di atas, saya pribadi sangat tersentuh pada dua kalimat yaitu “Bangkit dan segera maju Indonesia” dan “Nyata karya dirimu menyinari negeriku”.
“Bangkit” dan “karya nyata”.
Di tengah keterpurukan Indonesia akibat serangan virus corona yang menghantam di segala sektor kehidupan bangsa terutama sektor ekonomi dan kesehatan, sudah seharusnya kita semua seluruh rakyat Indonesia memberikan karya nyata yang mampu membangkitkan Indonesia sesegera mungkin.
Sekecil apapun peran kita, yang penting itu membangkitkan, bukan malah merusak bahkan menghancurkan.
Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan. Indonesia tidak butuh pengeluh dan biang gaduh. Ayo kita sudahi membakar dendam dan amarah. Saatnya kita membakar semangat. Indonesia bangkit. Merdekaaaa!!!
Sumber referensi:
Sumber Utama : https://seword.com/umum/penghargaan-untukmu-dirgahayu-republik-indonesia-3n25hXnJhz
Makjleb! Bobrok KAMI Dibongkar Rame-rame oleh Para Politisi Pendukung Jokowi
Setelah PA 212, sekarang muncul KAMI. Entah kedepannya kelompok gak jelas apa lagi yang akan muncul.
Mudah-mudahan gak muncul kelompok alien dari luar angkasa sana di muka bumi Indonesia tercinta ini.
Pertanyaannya, apa dan siapa orang-orang yang ada di dalam KAMI ini?
Kalau PA 212 kita semua tahu. Anggotanya terdiri dari laskar FPI.
Sedangkan KAMI ini kelompok yang baru muncul. Jadi banyak yang masih meraba-raba.
Karena sebelumnya sudah ada yang menamakan diri KAMMI, yakni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, yang notabene organisasi ekstra kampus yang konon katanya berafiliasi dengan PKS, atau sayap kampus tidak resmi partai dakwah itu.
Nah, sementara ,KAMI ini merupakan nama kelompok yang digagas oleh Din Syamsuddin dkk.
Yang membedakannya dengan KAMMI hurup M-nya itu. Ada yang double dan ada yang satu. Hehehe
Baru-baru ini, KAMI yang bukan mahasiswa ini menggelar deklarasi.
Tanpa peduli PSBB yang notabene kebijakan Anies, mereka tetap membuat keramaian dengan kumpul-kumpul di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat (18/8).
Lucunya Anies. Ia secara terang-terangan melarang kegiatan agustusan di DKI karena berpotensi menimbulkan kerumunan. Dan Satpol PP DKI akan bubarkan jika tetap menggelar kerumunan tersebut. Tapi ketika KAMI yang buat kerumunan yang berpotensi menularkan virus Covid-19, justru ia kasih lampu hijau.
Pertanyaannya, apakah KAMI ini merupakan Timses Anies di Pilpres 2024 mendatang yang curi start duluan, ataukah Anies memang gak berani sama mereka? Karena jasa mereka terhadap Wan Anies ini cukup besar lho. Ia bisa terpilih jadi gubernur tersebut juga berkat suara sebagian orang-orang yang ada di KAMI ini.
Pertanyaannya, siapa sajakah orang-orang yang ada di KAMI ini?
Wajah-wajah mereka cukup familiar. Artinya bukan orang baru. Di antaranya adalah Said Didu, Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo, Refly Harun, Rocky Gerung, Din Syamsuddin, Ichsanuddin Noorsy, Ahmad Yani, dll.
Jadi, kita semua sudah tahu bagaimana track record-nya. Nyaris pernah duduk di kursi pemerintahan semua. Dan saat mereka berada di pemerintahan, juga tidak ada prestasi yang berarti.
Seperti Said Didu, Refly Harun dan Ichsanuddin Noorsy pernah jadi komisaris BUMN. Gak terlihat tuh apa gebrakan mereka selama mengawasi perusahaan plat merah tersebut. Yang ada kena pecat.
Din Syamsuddin, saat menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, juga bisa dibilang gak ada hasil yang dia bawa pulang. Di antara nama-nama itu cuma Rocky Gerung doang yang belum berpengalaman ngurus negara. Jadi, kalau kumpulan orang-orang gagal kaya gini tapi ngongmongnya selamatkan Indonesia, bullshit itu dah. Mereka kerja aja gak bener, bagaimana mau menyelamatkan Indonesia?
Wajar bila kemudian, bobrok mereka dibongkar rame-rame oleh para politisi pendukung Jokowi.
Seperti politisi PKB, Abdul Kadir Karding mengatakan bahwa deklasi KAMI itu tidak lepas dari kekecewaan mereka atas kekalahan Capres yang diusung di Pilpres 2019 lalu, yakni Prabowo.
"Pendeklarasian KAMI dapat dimaknai sebagai koalisi orang-orang yang kalah dalam Pilpres. Karena kalau melihat daftar nama, sebagian besar adalah orang-orang yang kecewa ketika Pilpres terdahulu. Ini artinya lanjutan. Lanjutan karena jagoannya kalah," ujar Karding (18/8).
Sementara, politisi yang kalau ngomong memang suka blak-blakkan, Ruhut Sitompul mengingatkan anggota KAMI, belajarlah untuk mengamati kesalahan diri sendiri dulu sebelum mencari-cari kesalahan orang lain.
"Din tak ingin dicurigai tapi deklarasi KAMI maklumat menyelamatkan Indonesia. Belajarlah menunjuk hidung sendiri sebelum menunjuk hidung orang lain. Mau menyelamatkan modalnya nyinyir ngebacot mendungu-dungukan orang dan merasa manusia merdeka, suka-suka menghina sesama. MERDEKA!," ujar Ruhut.
Sementara PDIP, ini yang lebih pedas lagi, dengan mengatakan, jangankan mau menyelamatkan Indonesia, mengikuti protokol kesehatan saja mereka gak lakukan. Kwkwkwk
"Namanya saja Koalisi Aksi. Jadi di situ yang ada hanya aksi politik. Jangankan menyelamatkan Indonesia, menjaga disiplin deklarasi dengan mematuhi protokol Covid-19 saja tidak bisa. Bandingkan dengan upacara HUT Kemerdekaan RI oleh DPP PDI Perjuangan di Lapangan Banteng, yang sangat tertib dan berdisiplin," kata Ketua DPC PDIP Kota Tangerang Selatan, Wanto Sugito, (18/8).
Dan masih banyak lagi sentilan-sentilan, baik dari politisi maupun dari masyarakat terkait deklarasi KAMI yang juga berpotensi menjadi cluster penyebaran virus Corona itu. Jadi fiks ya. Apa yang disampaikan oleh ketiga politisi itu sangat masuk akal dan sudah bisa menggambarkan bagaimana KAMI yang sebenarnya.
https://www.merdeka.com/politik/politikus-pdip-sebut-kami-hanya-representasi-barisan-sakit-hati.html
Image : Liputan6.com
Sumber Utama : https://seword.com/umum/makjleb-bobrok-kami-dibongkar-rame-rame-oleh-fSeYTIOM6I
Pekik “Merdeka” Anies di Kampung Akuarium
Pekik merdeka baru lewat beberapa hari. Mungkin larut dalam euforia, Anies mengaplikasikan makna merdeka tersebut dengan peletakkan batu pertama menandai pembangunan Kampung Susun Akuarium, Jakarta Utara "Kita bersyukur, proses yang terasa panjang bagi yang menjalani. Sore hari ini jadi hari bersejarah, karena insyaallah babak baru kampung akuarium akan dimulai sore ini," ujar Anies di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (17/8/2020). Dikutip dari: detik.com Ehhmmm…menolak lupa sebenarnya bahwa di era Ahok, nama Kampung Akuarium pernah mencuat saat digusur Pemprov DKI karena warga disana tinggal secara illegal di atas lahan seluas 1 hektare. Dasarnya dikarenakan tidak sesuai peruntukan ruang kota sekaligus untuk revitalisasi cagar budaya.
Mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (RDTR dan PZ) Provinsi DKI, maka Kampung Akuarium masuk ke dalam zona merah atau zona pemerintah daerah dengan rincian kawasan pemugaran Kota Tua/Sunda Kelapa. Tetapi yang perlu diketahui bahwa sampai saat inipun belum ada perubahan Perda.
Ehhmmm…ada dua hal menarik disini jadinya, yaitu:
Melakukan peletakan batu pertama pembangunan Kampung Akuarium, berarti Anies melanggar Perda RDTR. Sekaligus Anies membiarkan atau melakukan pembenaran warga Kampung Akuarium melanggar hukum. Padahal sebagai kepala daerah harusnya Anies mendidik warganya menghormati hukum atau peraturan yang berlaku di negeri ini.
Melihat pembangunan Kampung Akuarium yang rencananya berupa rumah susun tidak lain hanyalah kepentingan Anies menepati janji politiknya. Mikir, untuk apa rumah susun sementara urusan janji rumah DP 0 persen saja belum beres.
Baik kita berusaha bijak karena menurut Anies, pembangunan rumah susun Kampung Akuarium atau istilah Anies Kampung Susun Akuarium dikarenakan Pemprov DKI Jakarta ingin menghadirkan rasa keadilan bagi setiap warganya. Salah satunya dengan memberikan hunian yang layak.
"PR kita di tempat ini sebetulnya sederhana, kalau diwujudkan dalam satu kalimat 'kita ingin menghadirkan rasa keadilan', kita ingin warga mempunyai hunian sehingga bisa tumbuh berkembang sebagai warga kota dan kota seperti jakarta punya tradisi panjang tentang perkampungan," katanya. Dikutip dari: detik.com
Sulit mengatakan adil karena tergantung menurut siapa. Mengingatkan kepada janji rumah DP 0 persen, apa kabarnya? Menurut penulis jika Pemprov ingin memberkan rasa adil dan label hunian layak, tempatkan saja mereka di sana. Kenapa harus menggeluarkan anggaran lagi, sekalipun konon bukan dari APBD?
Padahal ketika eranya Ahok berencana membangun tanggul proyek pembangunan pesisir Ibu Kota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) fase A di lokasi Kampung Akuarium. Itu sebabnya sebanyak 345 keluarga yang mendiami lahan seluas sekitar satu hektare dipaksa pindah, dan sebagian yang menggenggam sertifikat tanah direlokasi ke rumah susun.
Apa itu NCICD? National Capital Integrated Coastal Devlopment adalah proyek tanggul raksasa atau giant sea wall yang terletak di pinggiran pantai utara Jakarta dan sudah diwacanakan sejak Jokowi masih menjadi Gubernur DKI. Tujuan NCICD atau proyek tanggul raksasa adalah untuk menangani banjir, sekaligus juga untuk memperbaiki lingkungan di Jakarta.
Ini opini penulis yah, adil itu ketika tidak ada pihak yang dirugikan, dan lebih mantulnya lagi secara hukum. Jika melihat apa yang dilakukan Anies untuk warga Kampung Akuarium rasanya sih tidak lain untuk mencari simpati, tepatnya melunasi hutang politiknya. Kembali lagi, seharusnya Anies ingat bahwa mengurus Jakarta bukan untuk satu golongan saja, karena warga Jakarta ini cakupannya luas. Artinya, kebijakan dan langkah pemimpin di Jakarta dikatakan adil jika tidak merugikan khususnya untuk kepentingan bersama.
Membandingkan pembangunan Kampung Akuarium dengan NCICD atau proyek tanggul besar maka jelas NCICD lebih memberikan keadilan untuk warga Jakarta. Apakah Anies lupa, melupakan atau berusaha lupa bahwa banjir di Jakarta butuh solusi yang tidak bisa menunggu. Belajar dari “tenggelamnya” kota Jakarta di awal 2020 tidak seharusnya kawasan Kampung Akuarium didirikan bangunan. Selain secara hukum melanggar Perda, dan faktanya saat ini Jakarta membutuhkan NCICD yang manfaatnya bisa dirasakan “adil” untuk warga Jakarta, bukan hanya “adil” untuk kelompok tertentu saja. Ironis saja “demi” melunasi hutang politik, NCICD kalah prioritas dengan Kampung Susun Akuarium.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-5136980/peletakan-batu-pertama-kampung-susun-akuarium-anies-ini-babak-baru https://metro.tempo.co/read/1376840/biaya-kampung-susun-akuarium-rp-62-miliar-ini-sumber-dananya/full&view=ok https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/14/16035311/kampung-akuarium-yang-digusur-ahok-dulunya-sebuah-laboratorium?page=all
Ilustrasi: imgur
Sumber Utama : https://seword.com/umum/pekik-merdeka-anies-di-kampung-akuarium-mP6GDfDtrO
Runyamnya Jika Penegak Hukum Bermental Preman Pasar
Sadis, demikiankah potret oknum aparat kejaksaan, khususnya di Kabupaten Indragiri Hulu Riau? Tak kurang dari seorang Kepala Kejaksaan Negeri Inhu yang menjadi tersangka pemerasan terhadap 64 Kepala SMP di Kabupaten itu. Betapa menyesakkan dada rasanya, kasus ini menyisakan persepsi, para oknum itu mungkin menduga, dana BOS yang dikucurkan kepada setiap sekolah, merupakan rejeki nomplok yang sangat wajar mereka turut menikmatinya.
Kalau saja para oknum itu mencermati, urusan apa saja yang dialokasikan dari dana itu, atau minimal mereka punya kepekaan yang cukup, bukan pemerasan yang seharusnya mereka lakukan, melainkan memberi tambahan bantuan. Kenapa mereka seharusnya memberi tambahan atas kekurangan dana BOS? Karena bukannya lebih, dana itu bahkan membuat setiap Kepala Sekolah memeras otak, bagaimana mereka membagi rata dana itu untuk 14 pos pendanaan yang harus ditanggungnya.
Lebih menyedihkan lagi kalau kita pikirkan, di antara para oknum itu tentu saja memiliki anak yang mengenyam pendidikan di tingkat SMP yang menjadi korban pemerasannya. Entah bagaimana cara pikir mereka, seandainya proses belajar anak-anak mereka terganggu, gara-gara dana BOS yang menjadi sumber pembiayaan bagi proses belajar mereka, diperas oleh orangtuanya sendiri.
Dan puncak dari keprihatinan kita, ada pada status mereka sebagai para penegak hukum, yang seharusnya menjadi pilar dalam menaati semua aturan. Pertanyaannya, apakah tindak pemerasan yang disangkakan kepada mereka, termasuk kategori azas taat kepada aturan? Tentu saja tidak, justru sebaliknya, tindakan seperti itu lebih tepat disebut pelanggaran berat, karena demikianlah bunyi Undang-undangnya. Bahkan jika pelanggaran itu dilakukan oleh penegak hukum, maka ancamannya adalah jenis hukuman maksimal.
Masih hangat di benak publik, kasus dugaan gratifikasi pada beberapa oknum penegak hukum dalam kasus pelarian terpidana Cessie Bank Bali, Djoko Tjandra, kini kita kembali dikejutkan dengan kasus para penegak hukum lainnya. Sepertinya masih banyak kasus-kasus lain yang akan menyusul, yang akan terbuka kepada kita. Maka rasanya kondisi ini sudah masuk kategori darurat, dan memerlukan tindakan radikal.
Sebagaimana penulis mengusulkan solusi pada tulisan sebelumnya (baca artikel https://seword.com/p/Q9UMCfrviC), ibarat sebuah penyakit yang karena sudah menjalar ke seluruh tubuh, maka cara menanganinya pun harus extra ordinary, termasuk tindakan amputasi. Hal yang sama perlu juga dilakukan dalam bidang penegakan hukum.
Masih banyak aparat hukum di negara ini yang berkarakter bersih, jangan sampai gara-gara segelintir oknum, nama baik mereka turut tercemar. Mereka yang berperilaku bersih, kita yakini sangat geram dengan tindakan beberapa oknum di Inhu ini. Dan kita yakini pula, mereka merasa perlu diberlakukan tindakan darurat terhadap pelanggaran luar biasa.
Saat ini mencuat anggapan, bahwa penegak hukum yang serba tahu tentang hukum, justru memiliki keberanian yang lebih dibanding kalangan lainnya, dalam melakukan pelanggaran. Kenapa demikian? Karena mereka sangat paham tentang celah yang bisa dimanfaatkan untuk keluar dari jerat hukum.
Oleh karenanya, negara ini sangat mendesak untuk mempertimbangkan, betapa daruratnya misi penegakan hukum kita. Apatisme publik kepada hukum semakin lama semakin dalam, dan pengalaman yang menimpa daerah Inhu ini seharusnya menjadi momentum sebagai pintu masuk membersihkan para oknum penegak hukum, jangan sampai mereka menularkan tabiat tercela kepada generasi berikutnya.
Tuntutan untuk segera membersihkan para aparat ini kita nilai sangat penting, karena jika dilakukan pembiaran, dan hanya ketika terjadi kasus saja kita meributkannya, maka persepsi mereka terhadap mencuatnya setiap kasus, hanyalah sekedar basa-basi dan tindakan normatif. Kalimat tersebut kita maknai, seandainya seorang penegak hukum itu selamat dari jeratan hukum, meskipun dia telah melakukan tindak pidana, semata-mata karena keberuntungannya yang menyelamatkannya. Sementara ruh dari tegaknya hukum, adalah ketika setiap aparat yang bertanggungjawab di dalamnya, menjiwai hukum itu bukan sebatas tekstual, melainkan menjadi inspirasi bagi lingkungan dan masyarakatnya.
Coba saja kita bandingkan, jika seorang oknum penegak hukum melakukan tindak pidana, pendekatannya disamakan dengan para pelaku lainnya, akan sangat mudah mereka menyiasati kaidah yang menggiring kasusnya. Sejauh kita pahami, banyak kasus pidana yang berhasil diungkap, selalu menghadirkan perbedaan persepsi yang bahkan sangat tajam, sekalipun di antara para penegak hukum sendiri. Hal ini mengandung arti, hukum itu bisa dianggap relatif, tergantung kepada siapa yang menerjemahkannya.
Perlukah kita menggunakan kitab undang-undang tersendiri bagi para penegak hukum? Jawabannya tergantung pada itikad yang mulia, para konseptor Undang-undang, namun jika ancaman hukuman itu gagal menimbulkan efek jera, maka bisa diartikan gagal pula kita menegakkan hukum.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/runyamnya-jika-penegak-hukum-bermental-preman-sfycaw4TCC
Pasti Ngeles Lagi, Ada Spanduk Makzulkan Jokowi di Acara Deklarasi KAMI
Percayalah, kemungkinan besar mereka akan ngeles dan tidak mau bertanggung jawab soal ini.
Seperti yang sudah kalian ketahui, sejumlah tokoh hadir di Tugu Proklamasi untuk mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Di tengah-tengah kegiatan itu, muncul banner, poster dan stiker dengan narasi untuk memakzulkan Presiden Jokowi.
"Makzulkan Jokowi sekarang juga. Jokowi mundur atau mundurkan," tulis salah satu banner di area Deklarasi KAMI kemarin.
Bagaimana tanggapan pembaca? Pasti jijik dan geram bukan? Tidak tahu apakah ini spontanitas atau ada unsur kesengajaan. Yang jelas, ini sama saja dengan kelompok penjual agama itu, yang tiap kali demo selalu ada sisipan pesan agar Jokowi turun atau menutut Jokowi dilengserkan. Begitu ditanya, semua pura-pura g*blok dan lepas tangan. Pura-pura amnesia seolah kepalanya ditimpuk batu dengan keras.
Sekarang pun tetap saja ada narasi makzulkan Jokowi. KAMI pasti akan melakukan hal yang sama, merasa tidak tahu menahu soal ini. Palingan, mereka akan mengatakan itu adalah oknum di luar kelompok mereka, atau mengatakan itu bukan bagian dari kelompok mereka. Cara termudah untuk ngeles soal ini. Oleh karena itu jangan harap mereka bakal tanggung jawab soal ini. Tiap kali demo atau ada acara sejenis, selalu saja ujungnya makzulkan Jokowi. Sakit hati mereka sudah terlalu parah, mungkin tidak bisa diobati lagi, sehingga apa pun isunya, Jokowi harus turun atau dimakzulkan. Katanya gerakan moral, tapi spanduk provokatif ini tidak bisa ditertibkan.
Makin lama ini semakin memuakkan. Sungguh jahat sekali, di masa pandemi ini, negara sedang susah, pemerintah bekerja sangat keras berkali lipat untuk mengembalikan kestabilan negara ini, tapi di tempat lain, ada kelompok yang seolah sudah merasa sebagai pahlawan.
Entah kenapa rasanya narasi makzulkan Jokowi atau cabut mandat Jokowi bukanlah sebuah spontanitas atau iseng belaka. Ini ada isu yang pelan-pelan dikobarkan, dikipas terus sepanjang waktu supaya makin panas dan membara. Ini sudah terjadi berkali-kali dalam beberapa kesempatan, dalam hal yang tidak nyambung pula. Mana ada spontanitas dan ketidaksengajaan terjadi beberapa kali dalam skema berulang. Ini jelas ada yang menggerakan. Narasi ini tidak akan ada kalau tidak ada orang sakit hati. Mungkin menunggu hingga 2024 rasanya terlalu lama. Apalagi bagi yang sakit hati akut, sehari saja rasanya sudah sangat panjang. Apalagi harus diminta sabar hingga tahun 2024. Mereka menggunakan tameng demokrasi dan hak berpendapat untuk meredakan sakitnya hati mereka.
Dan satu lagi, ternyata ada Amien Rais dan anaknya Hanafi Rais yang terlihat berada di lokasi acara deklarasi KAMI. Jadi teringat dengan satu anaknya yang sempat bikin masalah di dalam pesawat gara-gara handphone. Amien Rais juga sempat meminta Jokowi resign jika memang tidak berkompeten. Kayak sendiri merasa berkompeten aja. Coba urus dulu akhlak anak sendiri, baru deh bicara soal pemberikan wejangan kepada presiden. Selain itu, banyak tokoh lainnya juga tampak di lokasi. Jadi komplit deh kelompok ini. Isinya kelompok itu lagi itu lagi. Kelompok yang satu visi, satu persamaan yaitu tukang nyinyir dan sedikit banyak berseberangan dengan pemerintah. Senasib sependeritaan akibat sakit hati dalam jangka waktu yang sangat lama. Silakan deh saling menghibur. Semoga bisa move on segera.
Dan satu lagi, memang mereka seolah tidak bisa dihentikan. Mereka seolah sangat bebas. Teriak-teriak seenaknya tanpa ditindak. Tapi bukan berarti yang waras itu diam saja. Rakyat tidak akan tinggal diam jika ada kelompok yang berupaya menciptakan kekacauan. Mereka tampaknya tidak tahu, yang waras mendukung pemerintah jumlahnya jauh lebih banyak. Yang cinta NKRI ini jauh lebih banyak. NKRI ini bukan tempat bagi orang-orang yang ingin mengacau tapi sok berhati mulia. Negara ini tidak butuh munafik. Bagaimana menurut Anda?
https://m.akurat.co/id-1200377-read-spanduk-poster-makzulkan-jokowi-bertebaran-di-deklarasi-kami
Sumber Utama : https://seword.com/politik/pasti-ngeles-lagi-ada-spanduk-makzulkan-jokowi-di-RSbrhe28ne
Ngakak! Dubes Palestina Kena Prank, Dikira 17-an, Ternyata Acara Politik!
Duta besar Palestina diundang Din Syamsuddin untuk datang ke deklarasi KAMI dengan kedok memperingati hari 17-an. Ngakak bro! Malu sama acara sendiri?
Sampai-sampai karena ribut hal ini, duta besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Alsun pada akhirnya memberikan klarifikasi karena menuai polemik di Twitter. Kalau nggak menuai polemik di Twitter Mungkin dia juga diam-diam saja. Pihak kedutaan besar Palestina di Indonesia pun lantas memberikan klarifikasi bahwa kehadiran dubes Zuhair ini sama sekali bukan untuk tujuan politik.
Dan dubes ini ternyata diundang Din Syamsuddin untuk datang ke deklarasi kami ini hanya via WhatsApp. Sebagai deklarator kami, Din Syamsuddin pun tidak mengatakan bahwa dia mengundang itu untuk menghadiri deklarasi KAMI namun acara 17 Agustus. Malu om?Dari klarifikasi yang dilakukan oleh pihak kedutaan besar dari Palestina untuk Indonesia, kita melihat bahwa duta besar Palestina ini sepertinya dikibuli oleh Din Syamsuddin. Ternyata Din Syamsuddin saja malu untuk mengakui bahwa dia sebagai penggagas KAMI.
Ya memang acara nggak jelas ini memang harus ditutup sedemikian rupa sehingga kelihatannya tidak ada yang salah sama sekali. dibungkus dengan acara 17 Agustus acara yang dilakukan setiap tahunnya pada tanggal 17 Agustus oleh negara Indonesia. Ketika diundang Din Syamsuddin dibasuh air tersebut mengira acara itu adalah terkait acara 17 Agustus dan dia mengatakan bahwa dubes Palestina sama sekali tidak punya niat untuk mencampuri urusan politik di Indonesia.
Dan Palestina tidak ada berniat sedikitpun untuk menentang pemerintah Republik Indonesia. ya mau nantang bagaimana juga? Wong Jokowi kan juga mendukung Palestina untuk beberapa kebijakan kebijakan negara tersebut. Malah lucu kalau menentang. Ditambah lagi pihak pemerintah Indonesia juga tetap konsisten dengan Palestina dengan tidak ikut campur dalam politik Palestina juga bukan? yang sering ikut campur politik Palestina kan kadrun tolol yang nggak bisa punya otak itu.
Di sisi lain duta besar juga sepertinya gampang saja dan mau saja dibohongi. Bagi saya dua-duanya salah sih. Pihak kedutaan besar juga kurang sensitif melihat situasi politik di negara ini. Seharusnya sebelum hadir, orang seperti duta besar ini mendapatkan informasi yang penting dulu sebelum menghadiri acara-acara tertentu.
Jangan sampai nanti kayak Prabowo yang datang ke acara ulang tahun negara Cina membawa ahy pada saat itu. Di sisi lain para pendukung Om Wowo mengeluarkan bahwa mereka anti Cina. Kan jadi kelihatan bodoh bukan? Nanti kan lucu kalau misalnya duta besar ini kelihatannya mirip Anies Baswedan yang disuruh oper obor Asian Games, malah dicium itu obor.
Intinya duta besar ini harus tahu bahwa dia menghadiri acara yang tidak salah bukan hanya sekadar WhatsApp gara-gara dekat saja dengan Din Syamsuddin yang gak jelas gitu. Maka untuk kedepannya saya berharap duta besar ini bisa memberikan edukasi kepada warganya dan warga Indonesia.
Kalau datang, ya Jangan asal-asalan datang hanya bermodalkan undangan WhatsApp dari teman baik. Ternyata sudah jadi kadrun temannya gimana?
Yang penting setidaknya setelah klarifikasi dari dubes, para kadrun bin atank itu bungkam karena selama ini mereka mengatakan bahwa Palestina adalah mendukung Din Syamsuddin dan para deklarator kami lainnya seperti Rocky Gerung dan lain-lain. Ya kadrun gagal ejakulasi deh. Hahaha.
Duh Pak dubes Palestina, anda sudah kena prank! itu bukan acara 17-an melainkan adalah deklarasi KAMI. Lagipula acara 17-an di tanggal 17 Agustus, bukan 18 Agustus. Sudah kena prank, malah kemungkinan terkena covid pula… Semoga pak dubes tetap sehat deh dan tidak stress karena ditipu.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ngakak-dubes-palestina-kena-prank-dikira-17-an-Mx2GkQVzFL
Membongkar Kedok Admin Grup WA Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Milik Oposisi
Kemarin sore, penulis sudah membuat cuitan di akun twitter milik penulis yang beralamat di https://twitter.com/nafysseword
Dalam cuitan tersebut, penulis bertanya apakah ada yang mau tahu siapa saja para admin dan nomor kontak mereka di balik grup WA KAMI milik oposisi tersebut?
Dan penulis juga membuat postingan pertanyaan jika ada yang setuju jika penulis membongkar siapa saja admin grup WA KAMI milik oposisi tersebut di https://web.facebook.com/pg/NafysSeword/posts/?ref=page_internal
Sekarang, mari kita bongkar jejak para admin tersebut secara perlahan namun pasti. Penulis tidak bisa menampilkan nomor mereka secara utuh karena itu melanggar UU, tetapi semua screen shot nomor mereka yang asli sudah ada di tangan penulis dan sudah penulis simpan di tempat yang aman! Grup WA Koalisi Penyelamat NKRI 9 dengan logo Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dibuat oleh orang yang memiliki nomor HP 08956122876xx pada tanggal 16 Agustus 2020 lalu.
Berikut adalah beberapa nama admin grup WA KAMI tersebut…
Ternyata admin grup WA KAMI milik oposisi tersebut berjumlah 12 orang. Dan dari info nama admin di atas, akhirnya kita ketahui bahwa grup WA tersebut dibuat oleh orang dengan nomor HP 08956122876xx bernama ~BAYBECK’S
Yuk, kita lihat lebih dalam beberapa orang admin grup WA tersebut…
Yah, ternyata ada si Fahira Idris…
Wah, ada si Ahmad Yani, (mantan) anggota DPR RI dari PPP yang pindah ke PBB tahun 2018 lalu tapi gagal jadi anggota dewan lagi! Wkwkwkw
Waduh, ada si Eggi Sudjana tokoh oposisi selama ini. Ah elu lagi elu lagi. Si Eggi Sudjana ini sudah dijadikan tersangka kasus makar tahun 2019 lalu. Sumber
Ya elah, ada Sri Bintang Pamungkas tokoh oposisi yang pernah tersangka kasus makar tahun 2018 lalu. Sumber.
Informasi tambahan jika anak Sri Bintang Pamungkas juga pernah ditangkap terkait kasus narkoba tahun 2019 lalu. Sumber
Opsss, ada juga adminnya dari Sumatera Barat yang bernama Jelita Donal. Lc. Meskipun nama awalnya Jelita tapi dia cowok lho. Tepatnya Caleg gagal dari PBB dalam Pileg 2019 lalu, Dapil Sumatera Barat II - Partai Bulan Bintang nomor urut 1…
Itulah sebagian kecil informasi para admin dibalik grup WA KAMI milik oposisi yang menamakan dirinya Koalisi Penyelamat NKRI 9.
Opsss, salah satu anggota grup WA tersebut menggunakan foto si Gatot Nurmantyo. Itu si Gatot Nurmantyo asli atau orang lain yang memakai fotonya?
Yang jelas Gatot Nurmantyo ini juga ikut menghadiri aksi KAMI tersebut.
Jadi ingat jika si Gatot Nurmantyo ini pernah ketahuan “asbun” saat koar-koar tentang PKI seperti yang terlihat dalam cuplikan video berikut ini:
Setelah melihat “bualan” Gatot Nurmantyo dalam video di atas, sudah kelihatan bagaimana kualitas si Gatot Nurmantyo ini.
Penulis juga sudah membuat tulisan tentang Gatot Nurmantyo ini bulan lalu yang bisa dibaca di https://seword.com/politik/jejak-digital-sby-gatot-nurmantyo-anies-baswedan-r2omPfaswi
Jadi sebenarnya grup WA KAMI itu kumpulan orang yang serius ingin menyelamatkan Indonesia atau kumpulan para oposisi yang terdiri dari caleg gagal, tersangka makar dan pasukan “sakit hati”???
Apakah rakyat Indonesia percaya mereka serius ingin menyelamatkan Indonesia?
Atau semua itu hanya kedok untuk melampiaskan nafsu politik mereka yang “sakit hati” di masa pemerintahan Presiden Jokowi saat ini?
Buktinya, sebagian besar para admin grup WA KAMI tersebut adalah kumpulan orang-orang oposisi yang memang tidak suka dengan pemerintahan Presiden Jokowi selama ini.
Simpel bukan?
Kepada ~BAYBECK’S pemilik nomor HP 08956122876xx yang merupakan pembuat grup WA KAMI (Koalisi Penyelamat NKRI 9), kepada para admin dan anggota grup WA tersebut, percuma deh kalian hapus grup WA tersebut, percuma kalian keluar semua dari grup tersebut, karena jejak digital kalian sudah ada di tangan penulis.
Meskipun penulis tidak menampilkan data lengkap nomor kalian dalam tulisan ini, tetapi data lengkap kalian sudah ada pada kami dan kami sudah mengetahui apa dan siapa kalian sebenarnya.
Tidak percaya?
Ya udah, penulis tampilkan beberapa contoh isi postingan dalam WA KAMI (Koalisi Penyelamat NKRI 9) di bawah ini…
Ada orang dengan nama ~ririramanda88 yang membagikan stiker imam besar FPI yang mengomentari pernyataan anggota grup lainnya.
Ternyata pemilik akun ~ririramanda88 itu adalah seorang oknum guru Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat. Skripsinya berjudul: "Studi Populasi Kerang Contradens-Contradens (Lea, 1838) Yang Terdapat di Danau Singkarak Kabupaten Solok. Dia kelahiran tahun 1988, IPK nya 3,35 (jauhhh di bawah gue), alamatnya di Lagan, Air Haji, Kec. Linggo Sari Baganti, Kab. Pessel dll
~Aldi Albatani mengatakan aksi deklarasi KAMI diganggu oleh antek2 komunis dan mengatakan Polisi laknat. Dan ternyata dia juga simpatian Rizieq Syihab yang sekarang masih kabur ke luar negeri! Wkwkwkw
Cie cie, si pembuat grup WA tersebut ~BAYBECK’S memposting tentang pernyataan si Gatot Nurmantyo dari situs abal-abal! Wkwkwkwk
Kesimpulan akhir…
Jadi, masihkah rakyat Indonesia percaya dengan para tokoh oposisi yang katanya ingin menyelamatkan Indonesia???
Wassalam,
Nafys Seword
Tulisan sebelumnya https://seword.com/umum/gak-kapok-oknum-dokter-hewan-ini-dulu-sudah-EiLSbgtDea
Bagi yang ingin membaca tulisan penulis sebelumnya, silahkan mengikuti halaman fanpage facebook penulis di:
https://www.facebook.com/NafysSeword/
https://catatannafys.blogspot.com/2019/08/kumpulan-tulisan-seword.html
Sumber Utama : https://seword.com/politik/membongkar-kedok-admin-grup-wa-koalisi-aksi-UGsVLiYSAy
Gak Kapok, (Oknum) Dokter Hewan Ini Dulu Sudah Ditangkap, Sekarang “Nyinyir” Lagi?
Ada yang masih ingat dengan kasus seorang (oknum) Dokter hewan di Sumatera Barat yang ditangkap terkait hoax dan makar tahun lalu?
Penulis juga sudah membuat tulisan tentang oknum Dokter hewan tersebut dalam tulisan https://seword.com/umum/oknum-dokter-hewan-pro-prabowo-diciduk-terkait-provokasi-dan-penghinaan-terhadap-presiden-fi0IiXLh0l
Pada saat itu, Dirkrimsus Polda Sumbar AKBP Juda Nusa Putra mengatakan pelaku ditangkap di Jalan Raya Tanjung Pati Km 7 Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat.
Dia mengatakan pelaku diduga menyebarkan konten-konten di akun Facebook-nya berbau SARA, ujaran kebencian, hoax, makar, dan mengajak referendum. Selain itu, konten penghinaan ditujukan kepada KPU, Bawaslu, Presiden, dan Kepolisian. "Konten tersebut menghina Presiden dan mengajak makar terhadap pemerintah. Kemudian menyebut Brimob dengan sebutan ras lainnya," ujar Juda.
Berikut adalah salah satu postingan makar yang dibuat oleh oknum Dokter hewan tersebut:
Dalam postingannya tersebut, dia menuliskan:
Saya tdk ingin makar tp jika kalian pikir NKRI itu hy hitungan jumlah pemilih di pulau Jawa saya py hak utk bergerak paling terdepan utk mewujudkan ini n jgn kalian anggap ini hy meme main-main mainan saja #kamitelahsedangbergerak Republik Andalas Raya Sumatera menuntut referendum jika Indonesia dipimpin oleh Presiden Joko Widodo yang zholim, otoriter, penipu dan semena mena pada ulama dan rakyat. BY: Barisan Pemuda Pulau Andalas.
Yang mirisnya, dia tidak menyesal atas perbuatannya, siap menghadapi persoalannya dan mengatakan hanya iseng??? "Tidak menyangka saja sudah viral begini. Ini hanya iseng saja karena diskusi di grup apa itu referendum," kata SY. Iseng?
Iseng mengatakan Presiden Jokowi zholim, ototriter, penipu dan semena-mena kepada Ulama dan rakyat? Iseng membuat postingan makar? Dimana “akal” ente??? Bagi yang ingin kepo-in akun facebooknya, silahkan klik di https://www.facebook.com/syah.rizal.dvm
Berikut adalah beberapa penampakan oknum dokter hewan tersebut:
Ini juga penampakannya setelah diciduk tahun lalu:
Dan beberapa hari lalu, oknum Dokter hewan tersebut kembali “nyinyir” tentang uang Rp 75 ribu yang baru dalam akun facebooknya yang lain seperti terlihat berikut ini:
Dia tertawa ketika mengetahui ada yang melaporkan postingannya tersebut. Bahkan dia merasa bangga dengan mengatakan dia adalah orang terkenal dan pernah ditangkap di masa pemerintahan Presiden Jokowi selama ini.
Ya iyalah dia ditangkap tahun karena diduga menyebarkan konten-konten berbau SARA, ujaran kebencian, hoax, makar, dan mengajak referendum di akun Facebook-nya. Selain itu, dia juga memuat konten penghinaan kepada KPU, Bawaslu, Presiden, dan Kepolisian seperti yang sudah penulis bahas di atas.
Sebenarnya, apa yang dilakukan olehnya itu untuk mengalihkan isu. Saat Menteri keuangan dan BI mengeluarkan uang baru pecahan Rp 75.000, dia dan kaumnya sengaja “nyinyir” agar masyarakat lebih fokus terhadap provokasi mereka.
Di Twitter, seorang pendukung khilafah yang sengaja nyinyir tentang uang baru tersebut, juga akunnya dikunci setelah cuitannya viral. Dan sekarang akunnya mendadak hilang! Wkwkwkwk
Faktanya, foto yang mereka nyinyir dalam uang baru tersebut yang katanya baju adat China itu bukan baju adat China, melainkan baju adat dari Kaltara. Sumber
Dan lucunya, sekarang postingannya sudah hilang dari akun facebooknya yang beralamat di https://web.facebook.com/syahrizal.drh
Mungkin ada yang kurang yakin jika oknum Dokter hewan yang dulu pernah ditangkap di Sumatera Barat terkait hoax dan makar adalah orang yang sama dengan orang yang nyinyir terhadap uang baru di atas meskipun dalam komentarnya dia sendiri ngaku pernah di tangkap.
Mari kita perhatikan dengan seksama foto kedua akun facebook tersebut.
Akun facebook yang ditangkap terkait kasus hoax dan makar tahun lalu beralamat di https://www.facebook.com/syah.rizal.dvm
Akun facebook yang nyinyir uang baru tersebut beralamat di https://web.facebook.com/syahrizal.drh
Ternyata dalam akun facebook keduanya terdapat foto yang sama yaitu foto di depan mobil dengan gaya yang berbeda! Wkwkwkw
Orang seperti ini kayaknya tidak kapok. Meskipun dia pernah ditangkap tahun lalu terkait postingan hoax dan makar, tahun ini dia kembali nyinyir terkait foto dalam uang baru. Meskipun postingan tersebut udah hilang tetapi jejak digitalnya masih ada di media sosial.
Kenapa postingannya tentang uang baru dihapus?
Apakah karena dia sudah tahu jika itu benar baju adat daerah di Indonesia? Lalu, apakah orang seperti ini bebas “nyinyir” lagi dan lagi???
Wassalam,
Nafys Seword
Tulisan sebelumnya https://seword.com/politik/inilah-persamaan-antara-rizieq-shihab-dengan-C3i5xLnsFh
Bagi yang ingin membaca tulisan penulis sebelumnya, silahkan mengikuti halaman fanpage facebook penulis di:
https://www.facebook.com/NafysSeword/
https://catatannafys.blogspot.com/2019/08/kumpulan-tulisan-seword.html
Sumber Utama : https://seword.com/umum/gak-kapok-oknum-dokter-hewan-ini-dulu-sudah-EiLSbgtDea
Kirain KAMI Garang, Ternyata Lebih Garang Emak-Emak
Sejak deklarasi 2 Agustus 2020 lalu, kesannya KAMI ini garang, tangguh dan menggedor kebekuan politik di negeri ini. Kesan kegarangan KAMI ini pun ditampakkan melalui orang-orang yang ikut mendeklarasikan KAMI. Katakana saja Din Syamsuddin, Gatot, Refli, Said Didu, Garong eh Gerung, dan lain sebagainya, yang tidak asing lagi di negeri ini. Mereka ini termasuk mantan orang-orang penting di negeri ini.
Maka tidak heran reaksi publik, terutama rakyat jelata seperti saya ini, cukup beragam. Media pun ikut meramekan sehingga kehadiran KAMI ini sepertinya akan menjadi gerakan moral masyarakat yang tidak puas atas pengelolaan negara oleh pemerintah saat ini. Yang pro-pemerintah tentu saja langsung bereaksi menghantam KAMI. Sementara yang kontra-pemerintah langsung gembira ria merasa ada dukungan terhadap mereka dan akan menyuarakan kerisauan hati mereka. Intinya, heboh dan gaduh semua.
Ditambah lagi menjelang deklarasi di tugu proklamasi pada 18 Agustus, KAMI mengancam bahwa gerakan mereka jangan dianggap main-main. Dibumbui lagi dengan tudingan adanya ancaman represif dari penguasa. Mereka juga mengklaim bahwa dukungan dari masyarakat mengalir begitu derasnya sampai-sampai mereka merasa mewakili rakyat untuk menyuarakan aspirasinya. Pokoknya drama menjelang deklarasi dibuat sedemikian rupa agar tampak menggemparkan.
Maklumat pun dibacakan. Dan zonk….. Garangnya hilang lenyap seiring berlalunya hari kemarin. Lebih garang emak-emak yang di mana saja ditakuti kaum lelaki. Tidak ada yang menggemparkan dalam isi maklumat KAMI. Tidak ada yang istimewa. Malah tampak bagai penjelasan tentang ormas abal-abal yang tidak jelas. Ini sungguh. Saya sudah baca isi dari maklumat KAMI di CNNIndonesia. Kalau Anda mau membaca, silakan klik link ini: 10 Maklumat KAMI Luruskan 'Kiblat' Negara.
Tapi tidak apa-apalah kita kritisi sedikit. Bukan karena penting sih, melainkan karena cenderung main klaim dan bisa jadi menyesatkan masyarakat.
“Gerakan moral rakyat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen yang berjuang bagi tegaknya kedaulatan negara, terciptanya kesejahteraan rakyat, dan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Ini apaan coba. Mereka mengatasnamakan rakyat Indonesia. Saya gak pernah tuh menitipkan aspirasi ke barisan sakit hati seperti mereka.
Sudah main klaim, masih merasa bisa menciptakan kesejahteraan rakyat dan terwujudnya keadilan. Dulu ke mana saja bambang? Sebagian besar mereka ini pernah berada dalam kekuasaan, punya kesempatan untuk menyejahterakan rakyat dan mewujudkan keadilan. Tetapi nyatanya waktu mereka berkuasa, kesejahteraan rakyat dan keadilan jauh lebih buruk dari pada sekarang. Kan vangke!
“KAMI berjuang dan bergerak untuk melakukan pengawasan sosial, kritik, koreksi, dan meluruskan kiblat negara dari segala bentuk penyimpangan dan penyelewengan.” Selama ini juga mereka ini sudah cuap-cuap di publik menghajar penguasa. Toh kita lihat bukan kritikan atau koreksi melainkan provokasi, agitasi dan propaganda yang keluar dari mulut mereka ini. Bukan konstruktif melainkan destruktif.
Satu hal yang mungkin mereka tidak paham bahwa meluruskan negara dari penyimpangan dan penyelewengan hanya mungkin dilakukan dengan menjadi penguasa atau menggugat di pengadilan. Masalahnya mereka bukanlah bagian dari salah satu partai politik mana pun di negara ini. Jadi tidak ada peluang untuk meluruskan kiblat negara. Kecuali mereka mau jadi tukang demo di jalanan atau lebih tepatnya jadi biang kerok demonstrasi.
Cuma itu saja yang perlu dikritisi. Isi maklumat lainnya tidak perlu dikritisi dan dikomentari karena sudah bersifat umum laiknya seperti yang ditemukan di LSM-LSM.
Justru di sinilah letak kejanggalan dari gerakan ini. Orang-orang KAMI adalah orang-orang yang sudah berpengalaman dalam politik, pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan yang besar. Tetapi kok mendeklarasikan berdirinya organisasi yang kelasnya LSM biasa saja. Malah menurut saya lebih cocok mereka ini mendirikan partai politik saja agar bisa menjadi agen perubahan signifikan di negara ini. Kalau hanya LSM, perubahan yang dibuat hanya kecil-kecil saja. Misalnya, membantu menggalang dana untuk biaya overstay Rizieq Shihab biar bisa pulang ke Indonesia.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/kirain-kami-garang-ternyata-lebih-garang-emak-PlMll6Dta3
Baru Aja Deklarasi KAMI, Din Syamsuddin Play Victim, Yang Tegar Dong
Beberapa waktu lalu muncul sebuah kelompok baru, yang dinamakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Dan hari ini, Syamsuddin dan sejumlah tokoh mendeklarasikan koalisi tersebut. Tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya, sebagian sudah pembaca kenal dengan baik, sebagian memang mirip barisan sakit hati, yang tampaknya masih belum bisa menerima kenyataan. Maunya rewel terus. Tapi tak apa, biarkan mereka membentuk kelompok apa pun. Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Refly Harus, Said Didu, Rocky Gerung dan tokoh lainnya.
Selain deklarasi, mereka juga menyampaikan poin-poin tuntutan KAMI. Ada 8 tuntutan di antaranya, mendesak penyelenggara negara, khususnya pemerintah, DPR, DPD, dan MPR untuk menegakkan penyelenggaraan dan pengelolaan negara sesuai dengan UUD 1945, menuntut pemerintah bersungguh-sungguh menanggulangi pandemi Covid-19, menuntut pemerintah bertanggung jawab mengatasi resesi ekonomi, menuntut pemerintah dan DPR memperbaiki praktik pembentukan hukum yang menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945, menuntut penyelenggaraan negara menghentikan sistem KKN, Menuntut penyelenggara negara tidak memberi peluang bangkitnya komunisme, menuntut pemerintah mengusut terhadap pihak yang berupaya mengubah Pancasila melalui jalur konstitusi, dan menuntut presiden bertanggung jawab sesuai sumpah dan janji jabatannya.
Delapan poin ini, menurut mereka, terkait keprihatinan terhadap kehidupan kebangsaan dalam aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, dan HAM.
Lagipula semua tuntutan yang isinya poin itu sudah dilasanakan atau sedang dijalankan pemerintah. Lalu salahnya pemerintah di mana? Lagu lama, makanan basi. Tidak usah bergaya pura-pura bikin kelompok gerakan moral segala. Menggelikan. Lihat lagi isi orang-orang di dalamnya. Kelompok orang yang dibuang, dikeluarkan dan sebagian tidak dipakai oleh pemerintah. Jadi ngapain bikin koalisi segala?
Selain itu, Din Syamsuddin berbicara adanya kemungkinan tekanan dan intimidasi terhadap pihaknya. Dia menilai tekanan itu untuk menggembosi gerakan KAMI. "Sangat mungkin ada yang tidak suka dengan kita, sangat mungkin ada gejala dan gelagat menghalangi kita, sangat mungkin ada tekanan dan intimidasi, dan berbagai bentuk rekayasa yang ingin menggembos gerakan kita," kata Din.
Din tidak memungkiri ada kubu yang tidak menyukai berdirinya KAMI. Din meminta pendukung KAMI tidak terprovokasi. "Kita tidak akan berhenti dan tidak mudah dihentikan, dan tidak kita boleh berhenti. Kita berada di titik yang tidak ada kembali, kita maju terus maka khusus hari-hari ini mungkin ada yang ingin mengacau, menghasut, maka jangan terhasut, terprovokasi," kata Din.
Pernyataan di atas jauh lebih menggelikan. Belum apa-apa udah play victim. Belum apa-apa langsung bilang ada yang ingin menggembosi. Baru juga koalisi kemarin sore, sudah merasa besar dan hebat. Siapa yang mau menggembosi koalisi angin sepoi-sepoi yang tidak dipedulikan? Tidak ada yang menggembosi pun, mereka akan kempisi dengan sendirinya. Tak ada yang mau capek-capek memikirkan koalisi ini. Mentang-mentang isinya orang-orang populer, bukan berarti bakal jadi kelompok besar. Populer karena sakit hati. Tidak perlu capek-capek menggembosi.
Belum memberikan manfaat nyata buat negara saja sudah berani membuat tudingan menggelikan. Ibarat buah masih mentah, tapi merasa ada yang akan memetik dan bikin layu. Gak nyambung. Itu pun kalau beneran bakal berikan manfaat nyata. Biasanya model begini hanya akan nyinyir saja tanpa berikan solusi pasti. Cuma jualan lagu lama dengan kemasan baru. Tokoh yang tidak laku di negara ini, tapi berusaha mengemas diri mereka dengan bungkusan baru. Maaf, rakyat sudah cerdas. Mereka ini kebanyakan orang yang sudah lama berkiprah tapi tanpa prestasi yang signifikan. Sebagian belum move on, sebagian kepingin berkuasa, sebagian sakit hati, sebagian cuma jualan nyinyiran. Apa manfaatnya mereka bagi bangsa ini?
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/baru-aja-deklarasi-kami-din-syamsuddin-play-czJj6UuTNX
Merdeka Dari Penjajah Asing, Tapi Terjarah Oleh Kakap di Jiwasraya
Kemarin genap 75 tahun Ibu pertiwi merasakan kebebasannya dalam bayang-bayang belenggu penguasaan negara lain. Indonesia semakin mandiri dalam mengolah kekayaan alam sendiri dan menjadi pemiliki mayoritas saham perusahaan asing. Sayangnya blunder di pemerintahan membuat pencapaian itu menjadi suram. Mulai dari membuat penjahat kakap di Jiwasraya melenggang bebas hingga membuat negara menomboki 20 triliunan!
Dalam salah satu persidangan yang menghadirkan saksi yang katanya ahli investasi bernama Irfan, akhirnya diketahui asal muasal meredupnya Jiwasraya. Sebelum Hendrisman Rahim menjabat, nyatanya Jiwasraya memiliki tunggakan 6,7 triliun. Hal tersebut juga dibuktikan oleh temuan BPK yang menyatakan kerugian Jiwasraya sejak 2006, tapi oleh Dirut waktu itu laporan keuangan sengaja dibuat untung dari kondisi sebenarnya yang minus. Sekarang ketua BPK malah ikut menutup keterlibatan Bakrie yang menjadi dalang utama runtuhnya Jiwasraya.
Kembali lagi pada posisi direksi saat itu yang tak memiliki pilihan lain saat permintaan zero coupon bond dan PMN ditolak pemerintah. Hendrisman Rahim dan lainnya berjuang memutar otak menyelamatkan Jiwasraya lewat produk JS saving plan dan pembelian saham small dan medium yang memiliki return tinggi. Usaha Hendrisman tidak sia-sia, rektrurisasi Jiwasraya diperkirakan selesai 2026 dan bunga akan diturunkan bertahap hingga menjadi normal.
Dan selama mereka ada, Jiwasraya tak pernah gagal bayar. Meski akhirnya godaan dari pemain saham melunturkan iman Hendrisman dkk dan menyeret sejumlah nama mulai Erick, Sandiaga, Rosan, Bakrie, Benny Tjokro, Moeldoko hingga Dato Sri Tahrir. Tapi yang terpenting Jiwasraya tak sampai kolaps. Uang negara tak akan keluar sedikitpun untuk menombok kerugian akibat belakangan diketahui dari tindakan tolol Hexana dalam mengumumkan gagal bayar.Sepertinya baik Asmawi maupun Hexana sebagai Dirut yang menggantikan Hendrisman tak terlalu paham persoalan asuransi. Asmawi diberitakan orang pertama yang melapor kekurangan cadangan Jiwasraya pada Rini saat itu. Ditambah dengan Hexana yang tak bisa membedakan antara kerugian dan potensi kerugian. Akhirnya menyebabkan Jiwasraya benar-benar buntung akibat pengumuman gagal bayarnya. Peran Rini yang teledor dalam penyelamatan Jiwasraya tahun 2017 diungkap sendiri oleh anggota BPK.
Seperti dilansir cnbcindonesia.com, anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qasasi menegaskan perusahaan Jiwasraya harus tetap ada. "Jiwasraya itu tidak boleh bangkrut, negara harus turun tangan membenahi," kata Achsanul. Ia menjelaskan, dari Pemeriksaan BPK di 2017 memang ada sejumlah investasi yang berpotensi bermasalah. "Waktu itu BPK minta agar diganti oleh saham-saham BUMN. Direksi saat itu mengganti saham-saham senilai Rp 6 triliun, tapi saya rasa itu belum cukup," tegas Achsanul. Menurut, Achsanul, aset Jiwasraya saat itu mencapai Rp 36 triliun. Dan, masih banyak aset produktif Jiwasraya lainnya. "Seperti di Citos Cilandak Town Square dan Senen. Itu bisa di KSO kan sehingga Jiwasraya bisa terima dana segar," katanya.
Alih-alih mengambil inisiatif melakukan penyelamatan Jiwasraya sesuai rekomendasi BPK, Rini malah melaporkan dugaan fraud Jiwasraya. Sama bodohnya dengan dua Dirut yang diangkatnya di 2018, Asmawi dan Hexana. Akhirnya kini di tangan Erick dan penegak hukum, bukan hanya Jiwasraya, tapi keuangan negara juga dibuat buntung. Akhirnya negara yang harus menomboki kerugian akibat ulah para begundal negara. Seperti dilansir bisnis.com, tak lagi sekadar opsi, akhirnya pemerintah menetapkan mekanisme restrukturisasi polis PT Asuransi Jiwasraya (Persero) akan dilakukan sebagai upaya penyehatan perusahaan asuransi pelat merah itu.
Restrukturisasi tersebut diwujudkan lewat penanaman modal negara atau PMN PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sebagai induk holding asuransi dan penjaminan. Rencananya, penyelamatan Jiwasraya akan dilakukan lewat pembentukan anak usaha di bawah Bahana, yakni Nusantara Life, perusahaan yang akan jadi penampung aset klaim jatuh tempo Jiwasraya. Hal tersebut tercantum dalam BUKU II Nota Keuangan Beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021. Pemerintah menetapkan bahwa Bahana (BPUI) akan memperoleh suntikan modal negara senilai Rp20 triliun tahun depan.
Kalau mau merdeka dari kasus ini, para penjahat utama dan terselubung harus diseret ke muka pengadilan semuanya. Mulai dari Bakrie penyebab buntungnya Jiwasraya, Asmawi, Rini, Hexana hingga nama-nama kakap yang disebutkan di atas. Karena mau tidak mau jujur kerugian Jiwasraya juga dikarenakan ulah tangan kotor mereka. Kalau penjahat pasar modal dan investasi menggarong uang Jiwasraya, penjahat korporasi yang masih melenggang justru membuat Jiwasraya jadi bangkrut dari kondisi pemulihan. Maka dalam suasana kemerdekaan ini, kita harap Jokowi bisa turun langsung menyelesaikan skandal ini. Seret semua pelaku utama dan kembalikan hak nasabah. Dan yang terpenting jangan sampai keluar uang negara seperserpun.
Referensi:
Sumber Utama : https://seword.com/umum/merdeka-dari-penjajah-asing-tapi-terjarah-oleh-6RQdXiyzMJ
Re-post by Migo Berita / Rabu/19082020/11.50Wita/Bjm