Migo Berita - Banjarmasin - Jargon kemana pilihan politik PKS berlabuh maka kita harus jadi musuh politiknya, sepertinya bakal terlihat di pilihan politik Pilkada Walikota Banjarmasin Tahun ini. Ibnu Sina yang merupakan petahana dan masih menjadi kader PKS malah ditinggal partainya sendiri PKS yang ternyata lebih memilih Ananda jadi Walikota Banjarmasin, padahal biasanya isu Gender dimusim pilkada biasanya digaungkan dalam gelaran pesta demokrasi. Namun Ternyata Partai Keadilan Sejahtera atau PKS "Membuang" salah satu kader terbaiknya pak Ibnu Sina dan menyandingkan kadernya bersama Ananda dari GOLKAR.
Apa dan bagaimana, sesungguhnya perpolitikkan di Kota Banjarmasin ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ada baiknya terus menyimak kumpulan artikel yang telah di himpun Tim Migo Berita, Jangan Lupa membacanya hingga selesai ya, Jangan sampai nanti Gagal Paham karena belum habis membaca.
Ibnu Sina Optimis Memimpin Dua periode
“Saya menghargai siapapun yang mau mencalonkan diri jadi Wali Kota Banjarmasin Tahun
2020 mendatang, justru itu lebih baik karena banyak yang berminat di bidang politik”
======================
BANJARMASIN, K.Pos – Jelang kontestasi politik pemilihan kepala daerah (Pilkada) Tahun 2020
mendatang, ramai disebut sejumlah kandidat baru bermunculan dengan membawa keyakinan
diri masing-masing.
Sebagai incumbent yang akan ikut kembali pada pesta demokrasi tersebut, H Ibnu Sina yang
kini masih menjabat sebagai Wali Kota Banjarmasin, optimis dapat kembali memimpin daerah
itu untuk keduakalinya atau dua periode.
Untuk pendamping atau pasangannya dalam pencalonan tersebut, pihaknya tidak menyebut
secara pasti. Termasuk apakah akan tetap bersama H Hermansyah yang kini sebagai Wakil
Walikota Banjarmasin, atau mencari pendamping baru.
“Saya menghargai siapapun yang mau mencalonkan diri jadi Wali Kota Banjarmasin Tahun 2020
mendatang, justru itu lebih baik karena banyak yang berminat di bidang politik,” ujar H Ibnu
Sina, kepada wartawan, Rabu (12/6/2019) kemarin.
Dikatakannya, bila pada pemilihan kepala daerah mendatang, banyak calon akan ikut tentu
akan lebih baik.
Pihaknya juga enggan dan tidak ingin, jika pada Pilkada mendatang harus melawan kotak
kosong.
"Banyak calon lebih bagus lagi. Siapa pasangannya, kita lihat nanti kedepannya bagaimana saya
masih belum tahu. Mudah-mudahan tidak ada kotak kosong," ungkapnya.
Saat ini, yakin Ibnu Sina, sebelum habis masa jabatan Walikota Banjarmasin, dirinya ingin lebih
fokus dengan visi-misi yang sudah ada bersama dengan Wakil Walikota Banjarmasin, H
Hermanyah.
“Kami juga berkeinginan untuk menutaskan seluruh visi misi Baiman ini, kami merasa belum
beada dipuncak. Padahal ini sudah memasuki tahun yang ketiga,” tuturnya.
Pada tahun pertama tambahnya, saat baru menjabat baru dilaksanakan proses menata ke
dalam tubuh pemerintahan daerah itu. Kemudian di tahun kedua baru mulai melaksanakan
sejumlah program, dan di tahun ketiga ini, baru kelihatan pencapaian hasil atau fisik
pembangunan yang sedang berjalan.
Sementara untuk tahun keempat dan kelima, maka itu sudah memasuki masa persiapan maju
kembali bertanding pada pemilihan kepala daerah.
“Saya sepakat dengan Wakil Walikota Banjarmasin H Hermanyah, untuk fokus menyelesaikan
program Banjarmasin Baiman, dengan tiga program unggulan seperti pembenahan sungai,
wirausaha baru dan Smart City,” cecarnya.
“Terkait dengan pencalonan lagi maju atau tidak, saya tetap optimis,” tandasnya.
Penulis: fdl/asp
Penanggung jawab:SA Lingga
Sumber Utama : https://kalselpos.com/2019/06/13/ibnu-sina-optimis-memimpin-dua-periode/
Pilkada Kota Banjarmasin, Ketua Tim Sukses Adu Strategi
Banjarmasin, KP – Empat pasangan Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin sudah mendaftar untuk menjadi peserta dalam Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2020 di Kota Banjarmasin. Jika nantinya pada tanggal 23 September 2020 mereka ditetapkan sebagai pasangan calon, maka mereka pun siap bertarung untuk memperebutkan hati masyarakat agar mau memilih mereka pada tanggal 9 Desember 2020 mendatang.
Ada pun ke empat bakal calon ini pertama adalah sang petahana Ibnu Sina yang kembali maju berpasangan dengan Arifin Noor dan diusung beberapa Partai Politik (Parpol) seperti Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Selain itu Pilkada Tahun 2020 di Kota Banjarmasin menjadi menarik setelah kehadiran srikandi Hj Ananda yang berpasangan dengan Mushaffa Zakir Lc dengan diusung oleh koalisi Parpol besar, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Partai Garuda.
Kemudian ada birokrat handal Abdul Haris Makie yang berpasangan dengan Ilham Nor dan diusung oleh koalisi Parpol seperti Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Selain tiga calon usungan Parpol, Pilkada Tahun 2020 di Kota Banjarmasin juga diikuti satu calon perseorangan yakni Khairul Saleh dan Habib Ali Al Habsy. Tentu akan menambah sengit persaingan perebutan kursi nomor satu di ibukota Provinsi Kalsel.
Keempat Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin tadi tentu telah menyiapkan orang – orang pilihan yang dikenal dengan sebutan tim sukses. Peran tim sukses sendiri dalam menjalankan mesin politik tidak bisa dianggap remeh. Keberhasilan calon tidak lepas dari peran besar tim sukses dalam setiap tindakkan untuk merealisasikan rencana menjadi hasil yang diharapkan.
Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin sepertinya wajib memiliki dan mempercayakan orang-orang yang kreatif, proaktif, strategis, disiplin, dan optimistis di dalam sebuah tim sukses.
Lantas siapa saja orang yang dipercaya mengatur dan menjalankan mesin politik, untuk memastikan semua program berjalan dengan maksimal oleh masing – masing Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin.
Untuk koalisi Berbenah Bersama mempercayakan Ketua Tim Pemenangan kepada Hendra yang merupakan politisi muda PKS sekaligus Ketua DPD PKS Kota Banjarmasin. Mantan aktivis kampus ini mengaku koalisi berbenah bersama sudah mulai menggerakkan mesin politiknya secara maksimal.
“Kalau serangan udara kita sudah lakukan lebih dulu dibanding calon lainnya. Dengan tim kreatif yang kami miliki ide-ide kampanye segar dan berbobot sudah kami suguhkan kepada publik agar tertarik memilih Hj Ananda dan H Mushaffa Zakir Lc,” tegasnya.
Lalu untuk serangan darat pihaknya mengaku sudah mulai melakukan konsolidasi bersama partai pengusung dan para relawan. Bahkan pembentukan relawan akan dilakukan hingga ke ‘buncu-buncu’ agar pasangan dari kalangan millenial ini bisa mendapatkan suara yang sebanyak-banyaknya.
Sumber Utama : https://kalimantanpost.com/2020/09/pilkada-kota-banjarmasin-ketua-tim-sukses-adu-strategi
PDIP memilih dukung petahanan Ibnu Sina di Pilkada Banjarmasin
"Sebenarnya tidak tiba-tiba keputusan ini,"Para petinggi DPC PDIP Kota Banjarmasin nampak ikut mendampingi H Ibnu Sina dan H Arifin Noor mendaftar sebagai pasangan calon Wali kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin ke KPU kota, Jumat.
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPC PDIP Kota Banjarmasin Suyato membenarkan partainya ikut bergabung di koalisi pengusung petahanan Ibnu Sina dan Arifin Noor, yakni dengan PKB, Partai Demokrat dan PSI.
"Sebenarnya tidak tiba-tiba keputusan ini," ujarnya.
Dia menyatakan ini adalah keputusan DPP, sehingga pihaknya wajib patuh.
"Lebih lanjutnya bisa dijelaskan nanti ketua DPC," ujarnya.
Ketua DPC PDIP Kota Banjarmasin H Muhaimin Iskandar dan Sekretaris DPC PDIP Kota Banjarmasin Tugiatno nampak mendampingi pasangan calon mendaftar ke KPU bersama petinggi partai lainnya, karena kondisi masih pandemi COVID-19, hingga yang bisa masuk terbatas di dalam kantor KPU.
Keputusan PDIP masuk koalisi petahanan ini tidak terduga, karena PDIP sebenarnya memiliki kader yang kini juga sebagai Wakil Wali Kota Banjarmasin H Hermansyah.
Bahkan sebelumnya, PDIP menggadang-gadang Ketua DPC PDIP Kota Banjarmasin H Muhaimin yang mantan anggota DPRD Kalsel tersebut maju pada Pilkada 2020 ini.
Selain pasangan petahanan H Ibnu Sina dan H Arifin Noor yang merupakan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin, ada tiga pasang lagi calon wali kota dan wakil wali kota yang akan maju pada Pilkada Kota Banjarmasin tahun 2020 ini.
Tiga itu adalah
Terakhir adalah pasangan yang maju jalur perorangan, yakni, H Khairul Saleh dan Habib Muhammad Ali Alhabsy.
Akhirnya PKS Tinggalkan Ibnu Sina, Pilih Gabung Ananda-Mushaffa di Pilkada Banjarmasin
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Seperti diduga, suara Partai Keadlian Sejahtera (PKS) tak jatuh ke incumbent Ibnu Sina. PKS memilih mendukung kubu penantang Ananda-Musaffa Zakir, dan bergabung dalam koalisi besar bersama PAN dan Partai Golkar yang kemungkinan besar juga akan segera mengeluarkan rekomendasinya.
Rekomendasi PKS kepada pasangan Ananda-Musaffa, ditetapkan berdasarkan surat keputusan No 220/SKEP/DPP-PKS/2020 tentang penetapan calon wali kota dan wakil wali kota Banjarmasin. Dalam surat tersebut, ditegaskan bahwa PKS mendukung Ananda sebagai calon Wali Kota dan Musaffa Zakir yang merupakan kadernya, sebagai calon Wakil Wali Kota. Surat tersebut ditandatangani, oleh Presiden PKS Sohibul Iman dan Sekjen Mustafa Kamal.
Surat tersebut sudah diteken sejak 13 Agustus lalu. Sehingga dalam waktu dekat, diperkirakan surat rekomendasi ini akan segera sampai ke tangan Ananda-Musaffa.
Terkait surat tersebut, Ketua DPD PKS Banjarmasin Hendra, mengatakan masih belum menerima surat tersebut. Namun demikian, ada indikasi partainya akan condong mendukung Mushaffa yang mendampingi Ananda, alih-alih mendukung Ibnu Sina.
“Indikasinya seperti itu (condong ke Mushaffa). Walaupun belum resmi, tetapi sudah ada pembicaraan ke arah situ. Dari info (yang kita dapat) seperti itu,” kata Hendra usai Tasyakuran Harlah ke-22 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Banjarmasin, Sabtu (15/8/2020) sore.
“Sebelumnya ada dua infonya. Pertama pak Mushaffa Zakir dan tentunya pak Ibnu Sina. Sepertinya sudah mengarah ke Pak Mushaffa Zakir,” imbuh Hendra.
Ia sendiri tidak menampik, akan ada perpecahan di akar rumput PKS di Kota Seribu Sungai ini. Terutama, pada pribadi akar rumput. “Namun secara struktural partai, kita tetap komitmen untuk mendukung apa yang menjadi sebuah keputusan bersama,” tegas Hendra.
Namun begitu, hingga kini pihaknya masih menunggu perkembangan dari DPW PKS Kalimantan Selatan dan DPP PKS yang mengeluarkan surat tembusan. Nantinya, jika sudah ada SK, secara resmi PKS Banjarmasin akan mengumumkan siapa yang dijagokan PKS Banjarmasin di Pilwali Banjarmasin.
Jika pasangan Ananda-Mushaffa mendapat restu dari DPP PKS, Hendra menyebutnya itu sebagai sebuah konsekuensi. Mengingat, secara organisasi PKS bersifat presidensial dan akan menurunkan keputusannya hingga ke tingkat ranting.
Kendati begitu, Hendra memastikan bahwa Ibnu Sina tetap sebagai kader PKS. “Sehingga kalaupun itu (melanggar), maka kita akan mengacu ke AD-ART. Kalau memang harus dicek secara keorganisasian,” lugas Hendra.
Sebelumnya Hendra menyebutkan, Mushaffa sempat mendaftar di PKS sebagai bakal calon kepala daerah, bersama dengan Ananda dan tentunya Ibnu Sina sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, Hendra menambahkan secara keorganisasian, nama-nama ini diteruskan ke DPW PKS Kalsel dan tentunya ke DPP PKS.
4“Kita tinggal menunggu dari DPP, surat rekomendasinya ke mana (arahnya). Dan itu yang kita laksanakan,” pungkas Hendra. (Kanalkalimantan.com/fikri)
Sumber Utama : https://kanalkalimantan.com/akhirnya-pks-tinggalkan-ibnu-sina-pilih-gabung-ananda-mushaffa/
PKS Tak Dukung Ibnu-Arifin, Rekom PKS Diserahkan ke Ananda-Mushaffa di Pilwakot Banjarmasin
BêBASbaru.com, POLITIK – Seperti diduga, suara Partai Keadlian Sejahtera (PKS) tak jatuh ke incumbent Ibnu Sina. PKS memilih mendukung kubu penantang Ananda-Musaffa Zakir, dan bergabung dalam koalisi besar bersama PAN dan Partai Golkar yang kemungkinan besar juga akan segera mengeluarkan rekomendasinya. Rekomendasi PKS kepada pasangan Ananda-Musaffa, ditetapkan berdasarkan surat keputusan No 220/SKEP/DPP-PKS/2020 tentang penetapan calon wali kota dan wakil wali kota Banjarmasin. Dalam surat tersebut, ditegaskan bahwa PKS mendukung Ananda sebagai calon Wali Kota dan Musaffa Zakir yang merupakan kadernya, sebagai calon Wakil Wali Kota. Surat tersebut ditandatangani, oleh Presiden PKS Sohibul Iman dan Sekjen Mustafa Kamal. Surat tersebut sudah diteken sejak 13 Agustus lalu. Sehingga dalam waktu dekat, diperkirakan surat rekomendasi ini akan segera sampai ke tangan Ananda-Musaffa. Terkait surat tersebut, Ketua DPD PKS Banjarmasin Hendra, mengatakan masih belum menerima surat tersebut. Namun demikian, ada indikasi partainya akan condong mendukung Mushaffa yang mendampingi Ananda, alih-alih mendukung Ibnu Sina.“Indikasinya seperti itu (condong ke Mushaffa). Walaupun belum resmi, tetapi sudah ada pembicaraan ke arah situ. Dari info (yang kita dapat) seperti itu,” kata Hendra usai Tasyakuran Harlah ke-22 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Banjarmasin, Sabtu (15/8/2020) sore. “Sebelumnya ada dua infonya. Pertama pak Mushaffa Zakir dan tentunya pak Ibnu Sina. Sepertinya sudah mengarah ke Pak Mushaffa Zakir,” imbuh Hendra. Ia sendiri tidak menampik, akan ada perpecahan di akar rumput PKS di Kota Seribu Sungai ini. Terutama, pada pribadi akar rumput. “Namun secara struktural partai, kita tetap komitmen untuk mendukung apa yang menjadi sebuah keputusan bersama,” tegas Hendra. Namun begitu, hingga kini pihaknya masih menunggu perkembangan dari DPW PKS Kalimantan Selatan dan DPP PKS yang mengeluarkan surat tembusan. Nantinya, jika sudah ada SK, secara resmi PKS Banjarmasin akan mengumumkan siapa yang dijagokan PKS Banjarmasin di Pilwali Banjarmasin. Jika pasangan Ananda-Mushaffa mendapat restu dari DPP PKS, Hendra menyebutnya itu sebagai sebuah konsekuensi. Mengingat, secara organisasi PKS bersifat presidensial dan akan menurunkan keputusannya hingga ke tingkat ranting. Kendati begitu, Hendra memastikan bahwa Ibnu Sina tetap sebagai kader PKS. “Sehingga kalaupun itu (melanggar), maka kita akan mengacu ke AD-ART. Kalau memang harus dicek secara keorganisasian,” lugas Hendra. Sebelumnya Hendra menyebutkan, Mushaffa sempat mendaftar di PKS sebagai bakal calon kepala daerah, bersama dengan Ananda dan tentunya Ibnu Sina sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, Hendra menambahkan secara keorganisasian, nama-nama ini diteruskan ke DPW PKS Kalsel dan tentunya ke DPP PKS. 4“Kita tinggal menunggu dari DPP, surat rekomendasinya ke mana (arahnya). Dan itu yang kita laksanakan,” pungkas Hendra.
Sumber: Kanalkalimantan.com dan berbagai sumber (dengan judul: Akhirnya PKS Tinggalkan Ibnu Sina, Pilih Gabung Ananda-Mushaffa di Pilkada Banjarmasin)
Sumber Utama : https://bebasbaru.com/pks-tak-dukung-ibnu-arifin-rekom-pks-diserahkan-ke-ananda-mushaffa-di-pilwakot-banjarmasin/
Denny Siregar: PKS, HTI dan Agenda Khilafah di Pilpres 2019
JAKARTA – Gerakan #2019GantiPresiden semakin hari tidak mendapat respon positif di masyarakat karena telah disusupi oleh gerakan makar kepada NKRI. Tokoh medsos Denny Siregar menulis tentang “HTI, PKS & AGENDA KHILAFAH DI PILPRES”, berikut ulasannya:
Sejak perang Suriah tahun 2011, gerakan khilafah semakin membesar di Indonesia. Ideologi mengganti sistem negara saat ini dengan syariat Islam, terus mereka kumandangkan dimana-mana. Dan tanpa malu-malu lagi mereka membentangkan spanduk, berorasi, bahkan memaksakan pemikiran-pemikiran mereka di media sosial maupun ceramah-ceramah.
Salah satu ormas yang aktif “berjuang” supaya khilafah tegak di Indonesia adalah Hizbut Tahrir Indonesia. Hizbut Tahrir adalah organisasi terlarang yang sudah dibubarkan di banyak negara, termasuk negara-negara Timur Tengah. Kenapa? Karena mereka sejatinya selalu ingin melakukan makar di setiap negara jika ada kesempatan.
“HTI adalah gerakan revolusioner dan tidak menggunakan kekerasan, tetapi mendukung orang lain yang menggunakannya. Mereka anti demokrasi dan salah satu cabang terbesarnya ada di Indonesia..” begitu kata Sidney Jones pengamat terorisme dalam sebuah perbincangan.
Pembubaran HTI pada tahun 2017 lalu, jelas menyisakan dendam membara kepada Presiden Jokowi yang mereka anggap sebagai musuh utama. Tapi karena mereka tidak bisa bergerak leluasa sebab sudah dilarang, mereka menggunakan tangan orang lain untuk melakukannya.
Dan tangan itu ada di PKS..
Sebenarnya HTI dan PKS mempunyai ideologi yang sama, yaitu negara Islam. Hanya PKS malu-malu untuk terbuka, meski sudah condong mengarah kesana. Survey SMRC yang dilakukan bulan Mei 2017, mengungkapkan bahwa 34 persen simpatisan PKS setuju dengan adanya khilafah. Dan ini prosentase terbesar jika dibandingkan survey pada simpatisan partai lainnya..
Karena mempunyai kesamaan ideologi itulah, maka HTI mempunyai satu irisan yang sama dengan PKS. Dengan begitu, mudah bagi HTI untuk diterima masuk ke PKS dan mengembang-biakkan virusnya disana..
Pemilihan Presiden 2019, adalah salah satu cara HTI membalas dendamnya kepada Jokowi. Dan jika mereka menang, maka mereka akan semakin brutal memasukkan orang-orangnya ke semua sistem pemerintahan dan satu waktu mereka akan mengganti sistem itu dengan khilafah, yang sesuai ideologi mereka.
Itulah gerak panjang HTI yang sudah mereka susun dengan baik. Dan -sekali lagi- mereka tidak malu-malu untuk mengungkapkan itu di depan publik.
Video yang viral dimana Mardani Ali Sera, ketua DPP PKS, berpasangan dengan Ismail Yusanto, petinggi HTI, menunjukkan betapa HTI masih dengan bangga memproklamirkan ideologinya. “Ganti sistem..” Kata Ismail disamping Mardani yang berseru, “Ganti Presiden..”
HTI jelas tidak takut pada pemerintah Indonesia, yang dinilai tidak sekeras pemerintah Turki, misalnya, dalam menindak orang-orang HTI.
Di Turki tahun 2009, pemerintah sana menahan orang-orang Hizbut Tahrir, bukan hanya membubarkan ormasnya. Bahkan di Rusia, HT dikategorikan sebagai organisasi teroris. Di Malaysia saja, pemerintah sana pada tahun 2015 memfatwakan, bahwa HT adalah kelompok yang menyimpang dan siapapun yang mengikuti gerakan pro-khilafah akan menghadapi hukum.
Kenapa Jokowi tidak bisa keras dan tegas pada HTI ini?
Sulit. Karena jika Jokowi pakai tangan besi dalam menindak orang-orang HTI, maka isu “anti Islam” akan digoreng keras dan dijadikan rudal untuk menjatuhkannya. Lawan Jokowi sudah terlalu banyak, mulai mafia sampai politikus, sehingga ia kesulitan jika menghajar mereka pada saat bersamaan. Karena itulah Jokowi merapatkan barisan dengan kyai-kyai NU, dalam misi perang panjangnya.
Perang ini akan dimulai Jokowi jika ia sudah pasti menjabat satu periode lagi. Pada periode kedua itu, Jokowi akan “nothing to lose” sehingga mudah menangani mereka.
Itulah sebab, Jokowi harus didorong untuk memenangkan “perang” dalam Pilpres ini. Sesudah itu kita dorong ia untuk lebih keras terhadap keberadaan HTI dan ideologi khilafahnya. Kalau tidak, negara kita akan kacau terus karena menghadapi ideologi yang tidak akan mati selama jasad mereka masih ada dibadannya. Membela Jokowi adalah membela kebhinekaan dan kesatuan negara Republik Indonesia dari rongrongan pemuja khilafah. Seruput dulu kopinya?. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2018/08/04/denny-siregar-pks-hti-dan-agenda-khilafah-di-pilpres-2019/
Siasat politik rezim orde lama dan PKS menuju pilpres 2019
ARRAHMAHNEWS.COM JAKARTA – Suhu politik menuju pilpres 2019 mulai terasa, beberapa isu manis juga sedang digulirkan oleh partai politik, dari isu Soeharto hingga isu PKI.
Tokoh media sosial Denny Siregar
memberikan analaisa tentang “Siasat politik PKS bangkitkan orde lama dan
isu PKI menuju pilpres 2019”, berikut tulisannya:
Isu PKI sejak dulu selalu dimainkan oleh Soeharto. Dengan pasal-pasal karet yang sengaja dibuat, maka isu PKI ini sukses membungkam banyak suara. Bicara tentang PKI pada masa itu bisa hilang tak ketahuan dimana belantaranya.
Dan melalui ormas-ormas Islam, isu PKI dibangkitkan kembali hanya untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa Soeharto-lah pahlawan pemberantas PKI. Kita ditakut-takuti dengan isu itu dan bahkan seorang mantan Jenderal pernah mengatakan sudah ada 15 juta PKI di Indonesia ini.
Dan isu PKI paling cocok disandingkan
dengan isu anti China. Seperti kita tahu juga, masalah SARA dengan
menyudutkan etnis China adalah senjata utama rezim Soeharto untuk
mempertahankan kedudukannya.
Ingat tragedi 1998?
Kental sekali isu anti China di peristiwa itu, hanya untuk menunjukkan kepada masyarakat, “Benar kataku tho..”. Belum tragedi-tragedi lama bentrok antar etnis yang dipelihara, diredam dan dipakai lagi sebagai bagian dari sandiwara politik.
Dan ketika semua sudah siap, maka
-Tarrrraaa- muncullah Tommy Soeharto yang diangkat sebagai reinkarnasi
bapaknya. Terlalu gamblang benang merahnya. Tommy dipersiapkan sebagai
Capres 2019, karena memenuhi beberapa syarat, yaitu muda, ganteng, kaya
raya dan punya nama Soeharto di belakangnya.
Siapakah dibalik semua ini?
Banyak yang punya kepentingan. Terutama
ketika banyak juga yang ragu bahwa Prabowo bisa menang melawan Jokowi di
2019. PKS juga punya andil besar disini, karena sejak lama merekalah
selalu mendesak supaya Soeharto dijadikan pahlawan nasional. Pilpres
Indonesia kali ini akan berlangsung menarik, tapi juga keras. Untuk
memenangkan Pilpres 2019, maka yang harus dilakukan adalah menguasai
Jakarta dan Jawa Barat.
Jawa Barat? Kenapa begitu penting?
Nanti kita bahas di tulisan selanjutnya. Sekarang seruput kopi dulu, biar mata segar dan bisa melihat dengan jelas “gambar besar”nya. Oke oce? (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2017/03/13/denny-siregar-siasat-politik-rezim-orde-lama-dan-pks-menuju-pilpres-2019/
PKS Partai Ajaib Sedunia
ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Akun facebook Mohammad Zazuli memberikan sebuah gambaran menarik tentang sebuah partai politik yang semakin hari semakin tak jelas sikap politiknya, mereka semakin plin-plan dalam memutuskan sikap berpolitiknya. Berikut gambaran sederhana bagaimana kacaunya sikap PKS dalam berpolitik:
PKS adalah partai paling ajaib sedunia. Saat Megawati mau jadi presiden, mereka (meski belum resmi membentuk PKS) keluarkan fatwa haram pemimpin wanita. Kini mereka mendorong Bu Risma jadi cagub DKI dengan melupakan fatwa mereka soal haram pemimpin wanita.
Saat Ahok maju menjadi cawagub DKI 2012
mereka keluarkan fatwa haram pemimpin kafir tapi mereka dukung FX Hadi
Rudyatmo yang non muslim jadi wakil walikota Solo 2005.
Mereka sebut Jokowi mengingkari sumpah jabatan untuk memimpin Jakarta tapi mereka dorong Risma untuk mengingkari sumpah jabatannya memimpin Surabaya.
Mereka menganggap PDIP sebagai musuh
ideologis sejati saat Pilpres 2014 tapi kini mereka merapat mesra dengan
PDIP untuk menggusur Ahok.
Mereka memfitnah Jokowi sebagai keturunan kafir dan keturunan Cina tapi mereka lupa latar belakang Prabowo yang memang keturunan Cina dan keluarga non muslim.
Mereka selalu bawa-bawa agama yang mengajarkan hadist “fitnah lebih kejam daripada pembunuhan” tapi mereka masif melakukan fitnah melalui akun2 tuyul di FB, kampanye hitam, tabloid fitnah hingga survei dan quick count palsu.
Mereka selalu bawa-bawa agama yang mengajarkan bahwa mencuri itu dosa tapi terlibat skandal korupsi kuota import sapi sampai ketuanya masuk bui. (Baca juga: Analis : Bisnis Sapi PKS Menggurita)
Mereka selalu bawa-bawa agama yang mengajarkan bahwa orang munafik itu tempatnya di dasar neraka tapi kelakuan para politisinya bsa juga dibilang munafik.
Mereka selalu menyanjung-nyanjung Prabowo tapi lupa dengan masa lalunya sebagai Danjen Kopassus dan tim mawar Kopassus yang terlibat penculikan para aktivis 1997 (23 orang, 1 orang ditemukan meninggal, 9 orang dikembalikan, dan 13 lainnya masih hilang hingga hari ini, besar kemungkinan juga sudah dibunuh).
Mereka juga selalu menyanjung Erdogan
bagai Nabi dan membenci zionis Israel dan komunis Rusia tapi lupa bahwa
Erdogan bersahabat mesra dengan Israel dan “sowan dengan rendah hati”
pada Rusia.
Mereka mengecam aksi kudeta Turki tapi lupa kalo Turki juga pendukung aksi kudeta negara lain (melalui milisi FSA yang memberontak pemerintahan yang sah di Suriah). Pokoknya PKS adalah partai paling ajaib sedunia! (ARN)
Sumber: Akun Facebook Mohammad Zazuli
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2016/08/14/pks-partai-ajaib-sedunia/
Siasat Baru Arab Saudi, ISIS dan PKS
JAKARTA, SUARA RAKYAT, ARRAHMAHNEWS.COM – Arab Saudi diambang kebangkrutan ekonomi sebagai akibat kesalahan strategi politik dan perangnya di Yaman. Sementara itu pasukan bayarannya, yakni ISIS telah menderita kekalahan perangnya di berbagai negara seperti Suriah dan Irak. Keadaan ini kemudian memberi pengaruh besar terhadap kelompok-kelompok ekstrim dan eksklusif di Indonesia, yang mana biasanya mereka sangat vulgar dan arogan dalam aksi-aksi brutalnya di jalanan maupun cuapan-cuapan sarkasmenya di medsos, sekarang mereka sepertinya tengah bersembunyi dan mengubah siasat politik mereka dengan lebih moderat.
PKS misalnya, yang selama ini terdepan dalam menyuarakan kepentingan politik Arab Saudi sebagai markas ideologi Wahabi Takfiri, mulai menutupi wajah politik aslinya dengan menyelenggarakan berbagai acara hari besar Islam yang merupakan bagian dari tradisi NU dan Syiah, seperti acara Maulid Nabi Muhammad saw. yang selama ini mereka perolok-oloknya sebagai bentuk ritual yang bid’ah dan sesat.
Dahulu ulama-ulama besar dan kharismatik di negeri ini telah mengantisipasi akan adanya kekacauan pemikiran yang akan berdampak pada berguncangnya stabilitas keamanan dunia ini, dengan mendirikan organisasi massa Islam yakni Nahdlatul Ulama (NU) yang di lambang organisasinya telah diilustrasikan dengan sebuah dunia yang diikat oleh tali dan disinari oleh sembilan bintang. (Baca juga: HMI; Moral Politisi PKS Jorok, Bobrok dan Ngotot Berkuasa Demi Meraup Duit)
Maka benarlah dengan apa yang dikhawatirkan oleh para ulama besar kita terdahulu, dan segala langkah-langkah antisipatifnya dengan mendirikan NU hingga sampai detik ini tiada kekuatan manapun yang mampu menerobos pagar betis NU untuk menghancur leburkan Kebhinekaan Indonesia, dengan cara menebarkan fitnah dan pengkafiran-pengkafiran yang tiada habis-habisnya.
Kerukunan antar umat beragama di Indonesia tetap awet terjaga, tetapi mereka yang berusaha memecah belahnya malah hancur sendiri sebelum Rakyat Indonesia dengan keteguhan prinsipnya menggilas arogansi mereka dimana-mana. Akhirul kalam: Jayalah Negeriku Indonesia ! Merdeka !…(SHE).Saiful Huda Ems (SHE). Pemerhati masalah politik dan kehidupan umat beragama di Indonesia.
Akun Facebook: Saiful Huda Ems
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2016/01/12/siasat-baru-arab-saudi-isis-dan-pks/
HTI dan PKS Dua Mata Uang yang Sama
ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Sejak awal berdirinya Partai Kesejahteraan Sejahtera (PKS) yang semula Partai Keadilan (PK), saya sudah banyak mengetahui kalau Partai Politik ini membawa misi perjuangan Ikhwanul Muslimin yaitu sebuah organisasi keagamaan yang didirikan oleh Hasan Al Bana di Mesir untuk meneruskan misi perjuangan mazhab Wahabi yang diusung oleh Muhammad bin Abdul Wahab dari Saudi Arabia dan kemudian berkembang luas ke pelbagai negara yang memiliki hidden agenda revolusi tanpa melalui sistem Pemilu, yakni merubah secara total sistem Negara Demokrasi menjadi sistem Daulah Khilafah Islamiyah. Kehadiran PKS misi perjuangannya tidak ada beda dengan Hizbut Tahir Indonesia (HTI). Konklusinya, PKS dan HTI adalah mata rantai yang tidak dapat dipisahkan.Jika saya ilustrasikan PKS sebagai mata kanan dan HTI sebagai mata kirinya.
Jika Negara dalam rezim SBY melakukan pembiaran selama sepuluh tahun terhadap berdiri dan berkembangnya HTI ke tengah masyarakat Indonesia (mengenai SBY melakukan pembiaran selama 10 tahun telah diungkapkan oleh Jendral Polisi Tito Kariavan di depan Komisi III DPR 17 Juli 2017) , lantas dalam next time -nya, HTI dianggap sebagai ormas yang berbahaya yang mengancam keutuhan 4 Pilar Kebangsan (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI).
Sebagai studi kasus, Mesir sebagai negara Islam saja menolak gerakan dakwah model Ikhwanul Muslimin. Sejarah telah membuktikan betapa para aktivis Ikhwanull Muslimin berada dalam upaya penggulingan pemerintahan Mesir dengan cara melakukan penculikan tokoh-tokoh Mesir, pengeboman, dan penggalangan massa untuk melawan pemerintah. Akibatnya, organisasi ini ditekan habis-habisan oleh pemerintah Mesir, bahkan tokoh-tokohnya ditangkap dan dihukum mati.
Alasan krusial HTI sebagai ancaman 4 Pilar Kebangsaan karena cita-cita dari misi perjuangannya adalah mengadakan perubahan total tanpa melalui proses sistem Pemilu pada sistem azas bernegara dengan menggantikan sistem Daulah Khilafah Islamiyah, Makna dari perubahan total tanpa melalui proses Pemilu tiada lain HTI menolak konsep Negara Demokrasi.Sikap keyakinan politik HTI yang anti Demokrasi dan pro Daulah Khilafah Islamiyah di tengah Negara kebangsan yang multikultural, maka oleh pemerintah sebagai penyelenggara Negara dianggap perlu untuk segera dilakukan opsi darurat berupa penerbitan PERPPU Nomor 2 Tahun 2017 untuk membubarkan dan sekaligus mencabut izin ormas HTI.
Tapi memberangus HTI dengan membiarkan PKS. idealnya menurut saya sama saja juga bohong. Ilustrasinya sama saja mengobati penyakit Demam Berdarah tapi membiarkan jentik-jentik nyamuk Aedes Ageptyterus bertelur. Bagaimana mungkin memberangus HTI tapi membiarkan PKS tetap ada? Ini sama saja, memberangus kemaksiatan prostitusi tapi membiarkan lokalisasi prostitusi tetap survive.
Insiden anti NKRI oleh PKS pada 2013 misalnya PKS menolak Pancasila sebagai Azas Tunggal, peristiwa yang belum lama ini yang terjadi di Tasikmalaya pada HUT PKS ada parade menginjak bendera negara Merah Putih dan pemasangan bendera negara Merah-Putih yang sengaja dibalik menjadi putih-merah di depan kantor DPC PKS di Situbondo telah membuktikan betapa kehadiran PKS adalah wujud ancaman kepada 4 Pilar Kebangsan dan negara wajib untuk menindaklanjuti segera.
Sumber: Kompasiana
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2017/08/10/hti-dan-pks-dua-mata-uang-yang-sama/
PKS Layak Ditenggelamkan Seperti Ikhwanul Muslimin
JAKARTA – Masyarakat dituduh belum Islam Kaffah hanya gara-gara PKS kalah di Pilgub di Pulau Jawa. Saya miris membacanya, kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Jangan takut dan jangan gentar. Bersama kawan-kawan di Padepokan, secara tegas saya mengatakan bahwa PKS layak untuk ditenggelamkan, sama seperti saudara kembarnya Ikhwanul Muslimin.
Baca: HTI dan PKS Dua Mata Uang yang Sama
Ikhwanul Muslimin dan PKS adalah dua kakak beradik satu ideologi. Kelakuannya pun tidak jauh beda; sama-sama radikal, intoleran dan mau menang sendiri.
Kakaknya ikhwanul muslimin sudah dibubarkan dan dicap sebagai organisasi teroris di beberapa negara timur tengah, PKS pun diprediksi nasibnya tak jauh beda dengan kakak ideologinya.
Ikhwanul Muslimin di Mesir menuduh ulama Al-Azhar dan juga ulama lainnya yang tidak setuju dengan agenda politik mereka, disebut sebagai liberal dan sekuler.PKS juga melakukan hal yang sama. Kiai dan ulama yang tidak sejalan dengan mereka diberi sebutan liberal, sekuler, syiah, antek asing dan anti Islam.
Baca: Siasat Baru Arab Saudi, ISIS dan PKS
Untuk urusan caci maki, Kiai NU sangat kenyang dengan sebutan-sebutan itu. Bahkan dalam kasus Kiai Yahya yang melakukan diplomasi Rahmah (kasih sayang) di Israel, Kiai Yahya langsung dilabeli penghianat dan cecunguk oleh elit dan kader PKS. Inilah puncak klimaks murkanya warga Nahdliyin terhadap PKS.
PKS memang layak diguremkan, lihat saja pasca pilkada serentak 2018, PKS kalah Pilgub di Pulau Jawa, masyarakat langsung dituduh belum Islam Kaffah !
Tuduhan itu sangat menyakitkan, seakan tidak Islami seseorang jika tidak mendukung calon dari PKS. Sama seperti nasib Ridwan Kamil yang pernah didukung PKS dan terpilih jadi Walikota Bandung. Tapi setelah Ridwan Kamil tidak berada dalam kubu PKS, ia langsung dicitrakan tidak Islami bahkan lebih sadis lagi difitnah sebagai pengikut Syiah, LGBT dan Homo.
Beragam tuduhan ini menggambarkan sifat sombong dan keangkuhan. Seolah hanya PKS yang memegang kendali dan kebenaran atas nama Islam. Padahal PKS hanyalah partai politik dan bukan agama yang sama dan sebangun dengan partai politik lainnya.
Sejatinya, PKS itu cuma partai politik yang mendompleng nama Islam dan PKS cuma jadi wadah bagi sekumpulan politisi, pedagang dan aktivis yang bersemangat keagamaan tinggi (mabok agama) namun tidak menguasai ilmu lahir dan batin keislaman.
Baca: Kesaksian, Membongkar Kebusukan PKS di Dunia Pendidikan
Mereka belajarnya cuma dari pamflet, nyari di Google dan bukan dari kitab. Dan mereka cuma belajar dari penceramah, bukan dari ulama. Tapi kemudian merasa paling mengerti Islam.
Bagi mereka fitnah dan caci maki itu halal padahal Islam melarang perbuatan itu. Mereka juga sering melakukan propaganda hitam dengan menyebarkan kebohongan (hoax), dan mencaci maki dengan kata-kata kafir, atau menyingkirkan sesama umat Islam yang dianggap tidak sepaham dengan mereka.
Daripada nama Islam rusak oleh akal busuk PKS dan membuat orang tidak percaya tentang keluhuran Islam, maka sebelum terlambat, sebaiknya PKS memang layak untuk diguremkan alias ditenggelamkan. Karena sejatinya tingkah laku PKS itulah yang membawa nama buruk bagi Islam. (ARN/Dutaislam)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2018/07/01/pks-layak-ditenggelamkan-seperti-ikhwanul-muslimin/
15 Kesamaan Antara PKS dengan PKI
JAKARTA – Ternyata tingkat loyalitas dari para kader partai PKS sangat tinggi, dan mirip dengan kader PKI zaman dulu. Kesamaan antara PKS dan PKI amat sangat banyak sekali, inilah 15 kemiripan PKS dan PKI yang kami himpun:
- Baik PKI mapun PKS memilih bentuk sebagai Partai Kader. Meskipun pada tahun 1960-an, PKI mengkombinasikan antara Partai Kader dan Partai Massa. Demikian juga dengan PKS, setelah tahun 2010, mendeklarasikan diri sebagai partai terbuka. Meskipun demikian, motor pengerak tetap bertumpu pada kader. Alasannya serupa, partai kader yang bersifat eksklusif sulit untuk merangkul semua kelompok untuk memenangkan Pemilu.
- Pembinaan kader yang dilakukan PKI dan PKS menggunakan sistem sel. Membentuk kelompok kecil beranggota tidak lebih dari 7-10 orang dan dibina oleh seorang mentor. Istilah “dibina” dahulu dipergunakan juga oleh PKI. Sehingga jelas hubungan antara mentor (guru/murrobi) dan kader (murid). Setiap seminggu sekali, para mentor akan bertemu untuk melaporkan perkembangan binaan masing-masing dalam rapat bersama antar mentor. Usroh, sistem sel ini bersifat eksklusif. Jelas perjenjangan kadernya. Hubungan guru dan murid digunakannya oleh kalangan NU, dengan hubungan Kiai dan Santri. Tetapi hubungan ini tidak dilakukan dalam sistem sel. (baca: Denny Siregar: Siasat politik rezim orde lama dan PKS menuju pilpres 2019)
- Dalam pola yang seperti ini, sulit bagi murid untuk melawan guru. Karena pembinaan dilakukan bertahun-tahun lamanya. Guru atau Murrobi sebenarnya juga murid dari guru di atasnya. Bila ada yang menyerang guru atau kiai, maka para murid akan serentak membelanya.
- Para mentor atau guru akan menunjukan buku buku wajib yang harus dibaca oleh para kader. Mengikuti pengajian/liqo atau diskusi lapangan (istilah PKI) secara rutin. Pada saat yang bersamaan, akan keluar beberapa doktrin dasar. Seperti menjauhi kehidupan duniawi (PKS) atau kehidupan kaum borjuis (PKI).
- Baik PKI dan PKS mengenal “sumpah” atau “baiat” bagi anggotanya. Hal ini untuk mengikat dengan kesatuan komune atau jama’ah. Hampir semua kader dipahamkan jika mereka berbeda pendapat dengan qiyadah (pemimpin) dan mengkritiknya, hal itu bisa mencederai makna bai’at dan jamaah.
- Para kader dituntut untuk “melek buku”. Belajar terus menerus. Selain itu mereka diarahkan untuk mengikuti kursus-kursus ideologi maupun kursus keterampilan. Sekolah-sekolah formal dibangun sejak TK/SD. Bahkan PKI memiliki perguruan tinggi, namanya Akademi Ali Archam. Sekolah-sekolah PKI tidak terlampu jauh dengan pabrik atau wilayah perkebunan. Sedangkan PKS, sekolah berdekatan dengan Masjid dan banyak SDIT di daerah. (baca: Spanduk PKS Bawa Misi Ganti Demokrasi dengan Khilafah Islamiyah Bertebaran di Kota Depok)
- Literatur wajib yang dibaca oleh kader sudah dipandu. Seperti buku sejarah dan karya Hasan Al Banna, Sayyid Qutb, Abul A’la Al-Maududi dan Yusuf Qaradhawi. Begitupun dengan PKI, yang mewajibkan kader memahami pemikiran Karl Marx, Feurbach, Hegel, Lenin, dan Mao Tse Tung. Kisah perjuangan Hasan Al Banna tidak kalah heroik dengan kisah perjuangan Mao Tse Tung. Dan dapat membangkitkan semangat para kader. Bacaan wajib lebih bersifat agitatif dan menjadi doktrin. Seperti Matrialisme, Dialektika Historis (MDH), Manifesto Komunis atau Garis Masa (PKI). Sedangkan PKS, akan diperkenalkan dengan bacaan Tarbiyah Politik, Pajak Kehinaan atau Catatan Harian Dakwah. Mempertegas varian gerakan PKI mengajarkan doktrin Marxisme Lenisme, sedang PKS diperkenalkan IM varian Quthbiyah.
- Baik PKI dan PKS, tidak percaya pada media massa. Mereka menganggap media massa tidak lebih dari propaganda agen barat atau kaum kapitalis. Untuk menyeimbangkan itu, PKI dan PKS membuat media propaganda tersendiri (mis: Pyongyang.com). Dahulu, oplah koran seperti “bintang merah” yang dikeluarkan PKI mengalahkan oplah koran umum. Karena para kader wajib membacanya. Informasi yang benar hanya bersumber pada partai. Di luar itu hanya berisi fitnah atau propaganda hitam.
- Tidak ada hari bagi kader PKI dan PKS untuk melakukan dakwah (PKS) atau propaganda (PKI). Tugas ini, tugas semua kader di semua tingkatan. Istilah PKI, semua kader adalah agen agitprop (agitasi propaganda). Salah satu tujuan dakwah dan propaganda adalah pengorganisasian calon-calon kader baru. Berbeda dengan partai politik lain, yang baru melakukan kampanye saat menjelang Pemilu. PKI dan PKS, tugas dakwah atau propaganda dilakukan setiap hari, setiap saat. (baca: HTI dan PKS Dua Mata Uang yang Sama)
- Baik PKI maupun PKS, mengandalkan iuran dan infaq anggota. Kantor pusat PKI di jalan Kramat Raya Jakarta, sebagian besar dananya diperoleh dari sumbangan anggotanya. Semua pendapatan dari anggota dibukukan secara rapi.
- Ciri yang dapat dilihat juga antara PKI dan PKS, dalam penyebutan istilah. Misalnya, kata “kawan” disadur dari kosa kata “Camerade” yang biasa dipakai kaum komunis di Soviet. PKS mengunakan kata ikhwan dan ukhti; ana dan antum. Atau istilah “revolusi” menjadi “jihad”; istilah “martir” menjadi “mujahid”. Istilah “setan desa” menjadi “thaghut”.
- Kedua partai ini juga mengatur kehidupan anggota dan kadernya hingga pada tingkat rumah tangga. Dahulu ada istilah, nikah ala partai, maka kini PKS mengambil jodoh di lingkungan anggota sendiri. PKI lebih rigit mengatur kehidupan. Sampai ada pembatasan harta di semua anggota dan kadernya. Mereka dituntut hidup sederhana. Para pejabatnya hanya diizinkan untuk memiliki satu radio transistor saat itu. Kehidupan “sama rasa sama rata” itu kemudian diterapkan juga di PKS. Tuntutan hidup sederhana, saling berbagi dan tolong menolong sesama anggota dan kader (kecuali elite parpol boleh bermewah-mewahan).
- Doktrin kehidupan diantaranya: “10 pedoman Hidup” ajaran Hasan Al Banna (PKS). Sedangkan PKI menggunakan doktrin “Tiga boleh, Lima Jangan”. Lima Jangan model PKI mengambil dari norma Jawa: mo-limo.
- Baik PKI dan PKS sangat ketat mengajarkan doktrin kepada kadernya. Sikap dan kepatuhan para kader dipandu juga dengan “Tuntutan Kader Revolusioner” (PKI) atau “Enam Rukun Leadership” (PKS). Secara umum berisi sikap ta’at, percaya kepada pimpinan (tsiqoh), putusan garis massa atau syuro qiyadah, ijtihad, dan fiqhuddakwah.
- Secara struktur organisasi, PKI dan PKS
tidak bergantung kepada ketua umum atau presiden. Dahulu PKI mengunakan
struktur Comite Central dan Polit Biro; saat ini PKS menggunakan
Majelis Syuro dan Dewan Syariah. Sidang Comite Central lah yang menjadi
lembaga tertinggi di Partai. Demikian juga dengan PKS, yang menempatkan
Majelis Syuro di posisi tertinggi. Maka tidaklah heran ada “ronin” yang
ancang-ancang akan ngamuk kalau PKS dibubarkan. (ARN/DutaIslam) Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2018/06/18/15-kesamaan-antara-pks-dengan-pki/
Bahayakan Negara, Mantan Pengurus HTI Laporkan Ismail Yusanto ke Polda Metro
Bandung, ARRAHMAHNEWS.COM – Ismail Yusanto eks Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dilaporkan ke SPKT Polda Metro Jaya, Jumat 28 Agustus 2020 oleh Heriansyah mantan Ketua DPD HTI Bangka Belitung.
Menurut Heriansyah yang akrab disapa Ayik, Ismail Yusanto dilaporkan karena masih menyandang jabatan Juru Bicara HTI dan terus mempropagandakan khilafah ala HTI yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam keberlangsungan negara.
BACA JUGA:
- Jawaban Telak Dina Sulaeman kepada Bachtiar Nasir, Siapa Sih yang Anti-Demokrasi?
- Sebar Narasi Adu Domba Ansor dan PDIP, Ustadz HTI Dilabrak Banser
“Kami melaporkan Ismail Yusanto karena masih mengaku sebagai Jubir HTI, padahal organisasi ini sudah dibubarkan dan terlarang serta terus mempropagandakan khilafah ala HTI ke publik khususnya melalui media sosial”, kata Heriansyah yang sekarang merupakan pengurus Lembaga Dakwah NU Jawa Barat.
Selain Heriansyah, bertindak sebagai saksi pelapor Kang Yasin dan Makmun Rasyid serta Habib Muannas Alaidid sebagai kuasa hukum pelapor.
Menurut Habib Muannas Alaidid, Ismail Yusanto diduga melanggar UU No 16 Tahun 2017 tentang Ormas Pasal 82A Ayat (2) juncto Pasal 59 Ayat (4) Poin (b) & (c) dengan ancaman penjara seumur hidup atau 20 tahun penjara.
BACA JUGA:
- Ayik Heriansyah: Serangan HTI ke PDIP Tak Mewakili Umat Islam
- HTI Sudah Bubar, Anteknya Terus Tebar Propaganda Khilafah di Media
“Ismail Yusanto masih mengaku Jubir HTI yang sudah dibubarkan oleh Menkumham dan sudah dikuatkan oleh kasasi Mahkamah Agung, juga menyebarkan ideologi Khilafah ala HTI yang menurut putusan Pengadilan bertentangan dan melawan Pancasila, ancaman penjaranya bisa seumur hidup atau 20 tahun” kata Muannas yang juga Ketua Umum Cyber Indonesia.
Selain dengan UU No 16 Tahun 2017 tentang Ormas, Ismail Yusanto juga bisa dijerat dengan Pasal 28 Ayat (2) Juncto Pasal 45A Ayat (2) UU No 19 Tahun 2016 tentang ITE dan Pasal 169 KUHP. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2020/08/28/bahayakan-negara-mantan-pengurus-hti-laporkan-ismail-yusanto-ke-polda-metro/
Jangan Mau Ditipu Propaganda BBC Soal FIlm “Tangisan Anak Eks Teroris ISIS”
Jakarta – Akun facebook Girsang Manson e S menjelaskan bagaimana Film yang banyak beredar di media sosial ini buatan BBC yang kita tau adalah jaringan propaganda media barat.
Untuk yang sekedar melihat video ini dan kemudian merenungi apa yang dikatakan wanita ini; mungkin saja kita tersentuh kemudian dengan sukarela akan menyatakan: biarkan dia kembali ketengah-tengah kita karena dia saudara kita juga.Tidak ada yang salah dengan pendapat seperti itu, karena memang diajarkan di semua agama dan budaya kita di Indonesia “sangat terkenal” dengan “mudah memaafkan bahkan melupakan” kesalahan bahkan “kejahatan” yang dilakukan oleh manusia seberapa besarnya kesalahan mereka. Mantan narapidana aktor intelektual pembunuh pejabat hukum, mantan koruptor dan penjahat-penjahat lain dengan mudah dilupakan kesalahannya dan saat ini jadi sosialita bahkan bisa jadi pejabat publik lagi.
Baca Juga:
- VIDEO: Puluhan Paspor ISIS Disita, Termasuk Anak Kecil Asal Indonesia
- GEMPAR! Media Asing Wawancarai Anak ISIS Asal Indonesia yang Terlantar di Suriah
Tapi untuk yang “mau berpikir lebih jauh” kemudian “mencoba tau akar permasalahan dimulainya ISIS”, kemudian “menganalisa” setelah melihat “apa yang diperbuat oleh kombatan-kombatan yang tadinya asal Indonesia” untuk tindakan mereka “membunuh sesama dengan dalih agama, menyiksa sesama, menghujat semua pemerintahan seluruh dunia yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka”; bahkan “siap mati” membela keyakinan mereka; lalu pertanyaannya:
“Apakah dengan mudah mereka bisa merubah ideologi yang sudah tertanam di benak mereka?”. Perlu diingat dan silahkan dicari karena banyak sekali datanya di google:
- Siapa dan darimana inisiasi awal pembentukan ISIS dan Taliban? Banyak fakta kalau ini “buatan AS dan sekutu-sekutunya” dan tujuan mengamankan kepentingan barat serta tidak membiarkan negara lain menjadi kuat, apalagi bukan sekutunya.
- Kenapa banyak orang AS dan sekutunya juga jadi korban Taliban dan ISIS? Ini sudah dimitigasi diperhitungkan matang oleh AS saat membuat Taliban dan ISIS. “Ibarat pelihara hewan buas”, resiko dicakar, digigit bahkan pengasuh hewan tewas diterkam pasti sudah dimitigasi dan diketahui mereka..
- Kenapa film-film menyentuh hati diatas dibuat oleh BBC sebagai sekutu AS? Jelas karena AS dan sekutunya menghendaki “orang-orang ini pulang ke negara Indonesia dan membangun infrastruktur teroris” dengan “dukungan orang-orang sepemahaman dengan mereka yakni pendukung khilafah dari HTI dan sempalannya”.. AS tidak akan membiarkan negara lain kuat dan besar. Puluhan tahun sudah terbukti mereka selalu ikut campur untuk memperkeruh dan melemahkan negara-negara lain yang tidak bisa dijadikan sekutu.
- Mereka (tokoh dalam video ini) manusia dan harus dikasih kesempatan bertobat.. Betul, setuju… Kita kasih kesempatan bertobat dengan tidak menghukum mati mereka seperti mereka sudah menghukum mati orang-orang yang tidak sepemahaman dengan mereka. Tapi “memaafkan bukan berarti membiarkan mereka pulang ke Indonesia”…
- Kenapa tidak boleh pulang ke Indonesia? “Karena di Indonesia ada ratusan ribu sel tidur HTI dan pendukung khilafah” termasuk provokator model Felix Siaw yang dengan mudah akan membangkitkan semangat mereka seperti saat kejayaan ISIS. Merubah tampilan, operasi wajah, ganti baju dll mudah, tapi “merubah ideologi dan pemahaman tidak semudah membalik telapak tangan”.
Perhatikan dan analisa dengan baik wajah dan tampilan wanita ini serta ayahnya serta coba bayangkan apa yang ada di benak mereka “saat ISIS tengah dipuncak kejayaannya”.
Wanita ini “bukan anak kecil saat berangkat tahun 2015” Dia tau, mengerti dan paham apa yang terjadi di sekitarnya saat itu sebagai orang yang sudah dewasa pemikirannya.
Baca Juga:
Siapa yang tau (maaf, bukan suudzon tapi sekedar menganalisa):
“Apa benar dia dan ayahnya sedih dan takut saat melihat orang-orang dibunuh dengan dipenggal kepalanya di jalan jalan seperti cerita dia?”.
“Jangan-jangan” malah dia syukurin dan tepuk tangan karena merasa senang melihat penghianat agama (menurut keyakinannya) mendapat hukuman saat itu.
Agak “aneh” kalau memang dia tidak setuju dengan pembunuhan-pemahaman itu tapi tidak berusaha kabur dari ISIS, padahal banyak kasus pendukung ISIS yang kabur justru saat mereka masih jaya.
So….. kenapa bilang menyesal dan pengen pulang “hanya karena ISIS kalah perang”?.
Kalau ISIS berjaya “dapat dipastikan” si wanita ini dan ayahnya “tidak akan” menyatakan penyesalan dan keinginan mau pulang ke Indonesia.
Singkat kata, film ini adalah “Propaganda barat” untuk “mengembalikan teroris ISIS yang sudah jadi dan siap” agar “membangun sel dan kembali melakukan teror di Indonesia setelah mereka siap”.
Jaringan HTI dan sel-sel tidur di Indonesia “pasti” akan menyambut orang-orang ini kalau datang ke Indonesia. BNPT, POLRI termasuk Densus, TNI, BIN serta masyarakat akan “sulit” untuk mendeteksi kalau jumlah mereka sudah semakin banyak…
Finally.
“KATAKAN TIDAK UNTUK KEPULANGAN TERORIS-TERORIS ISIS KARENA PASTI AKAN MELAKUKAN HAL SERUPA DI INDONESIA”. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2020/02/06/jangan-mau-ditipu-propaganda-bbc-soal-film-tangisan-anak-eks-teroris-isis/
Bagaimana
menurutmu tentang HTI yang berubah nama menjadi "Himpunan Ahlusunah
untuk Masyarakat Indonesia" / HASMI, sedangkan programnya tetap sama dan
sasaran utamanya adalah kalangan pelajar & mahasiswa? Sumber Utama : https://id.quora.com/Bagaimana-menurutmu-tentang-HTI-yang-berubah-nama-menjadi-Himpunan-Ahlusunah-untuk-Masyarakat-Indonesia-HASMI-sedangkan-programnya-tetap-sama-dan-sasaran-utamanya-adalah-kalangan-pelajar-mahasiswa
Re-post by MigoBerita / Sabtu/12092020/17.36Wita/Bjm