» » » » » NASIB, Hanya TUHAN yang Tahu NIKITA VS RIZIEQ FPI cs hingga JNE, PKS & GERINDRA

NASIB, Hanya TUHAN yang Tahu NIKITA VS RIZIEQ FPI cs hingga JNE, PKS & GERINDRA

Penulis By on Minggu, 13 Desember 2020 | No comments

 


Migo Berita - Banjarmasin - NASIB, Hanya TUHAN yang Tahu NIKITA VS RIZIEQ. Iya memang, nasib seseorang tidak ada yang tahu, kecuali ditentukan oleh Usaha dan Kerja keras seseorang baik bertujuan Positif maupun Negatif, hingga hasil akhirnya ditentukan oleh Allah setelah manusia diberi fasilitas untuk menjadi manusia yang berakhlak dengan AKAL dan KENABIAN, jadi tinggal manusia itu sendiri menentukan, apakah ia kearah kebaikan dan kebenaran atau kearah yang berlawanan. Sebenarnya dengan sikap sabar yang ditampakkan oleh NIKITA walau disebut seorang "Yang Mengaku HABIB" yaitu Imam Besar FPI dengan sebutan secara "Tidak langsung" menyerang martabat seorang wanita, akhirnya TUHAN pun bertindak sesuai tindak-tanduk apa yang dilakukan kita didunia ini. 

AHOK yang KRISTEN dan berhasil Sabar menghadapi kasus yang sebenarnya diakuinya tidak pernah terbesit ada keinginan untuk menyerang apalagi MELECEHKAN agama ISLAM, akhirnya sudah keluar penjara dan sekarang malah menjadi orang penting di PERTAMINA, begitu juga NIKITA MIRZANI yang juga seorang Muslimah atau ISLAM dengan kesabarannya menghadapi ustadz MAHEER alias SONY HERANATA akhirnya si Maheer malah masuk penjara dengan kasus pelecehan kepada Habib Lutfi Bin Yahya, NIKITA juga dikabarkan Deny Siregar di Channel Youtube menjadi VIRAL hingga mendapatkan Endoors senilai ratusan juta rupiah. 

Tapi sungguh disayangkan, seorang yang tidak berani menghadapi kasus hukum dinegaranya dan akhirnya malah kurang lebih 3,5 tahun tinggal di Arab Saudi dan ketika balik ke Indonesia malah tidak mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan NKRI dan mengundang kerumunan massa hingga akhirnya ketika sudah dua kali dipanggil penyidik untuk diperiksa malah mangkir dan mengakibatkan korban sia-sia dari anak-anak muda yang masih awam politik di NKRI. Setelah polisi menaikkan status Rizieq menjadi Tersangka dan akan dilakukan penangkapan atau dijemput paksa, barulah Sang Imam Besar (Ngaku Besar) ini datang untuk dilakukan pemeriksaan dan langsung ditahan kepolisian.

NASIB itu kita yang menentukan atau sebenarnya tertulis dan tidak dapat dirubah atau sebenarnya kita bisa merubah nasib asal kita mau berusaha, biar pembaca sendiri yang mengambil kesimpulannya.

Langkah Berikutnya: Tahan Rizieq, Basmi FPI!

Pagi ini Rizieq Shihab sudah datang ke Polda Metro Jaya. Kita paham lah bahwa langkah Rizieq ini bukan karena dia taat hukum. Kalau dia taat hukum, maka setelah Rizieq sampai di tanah air waktu itu, dia pasti mau menjalankan protokol kesehatan karantina 14 hari. Dia juga tidak akan mau menerima tamu-tamu di rumahnya di Petamburan. Dia tidak akan bergabung di acara di Tebet, Cipayung maupun Megamendung. Dan pastinya dia tidak akan menggelar acara yang mengumpulkan ribuan massa di Petamburan. Ya kan? Sekarang aja pihak Rizieq bicara soal taat hukum dan prosedur. Karena sudah terdesak, terjepit dan tidak punya celah lagi buat kabur-kaburan. Maupun memutarbalikkan fakta dan menggelontorkan narasi yang mendiskreditkan Polri. Rizieq akhirnya menyerah. Mau tidak mau ya dites swab dan diperiksa pihak Polri.

Apakah semua sudah berakhir? Tentu belum. Publik sudah dan masih geram dengan kelakuan Rizieq Shihab dan FPI. Rekam jejak menunjukkan pihak Rizieq suka plin plan, suka menggelontorkan narasi bohong. Mengaku tidak pegang senjata tajam dan senjata api. Mengaku cinta damai. Tapi rekam jejaknya dengan gamblang membantah pernyataan itu. Seabrek berita, foto dan video sudah dihimpun oleh para netizen. Membuktikan bahwa omongan FPI itu bohong belaka.

Mewakili FPI, Munarman menyatakan bahwa adalah fitnah besar jika para laskar disebut membawa senjata tajam dan senjata api. Ini langsung mendapat bantahan dari Polri. "Jangan mengeluarkan berita-berita bohong, itu bisa dipidana nanti," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus. Polri sudah punya bukti kuat bahwa pelaku penyerangan terhadap aparat polisi di jalan tol Jakarta - Cikampek memang memiliki senjata api Sumber. Sementara bekas jelaga di tangan pelaku merupakan bukti kuat bahwa laskar FPI itu menembakkan senjata api Sumber.

Fadli Zon yang seakan jadi jubir khusus FPI menyebut bahwa FPI bukan organisasi teroris, dan Rizieq Shihab bukan gembong teroris Sumber. Yakin? Sementara, Staf Khusus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono mengingatkan soal tidak diperpanjangnya Surat Keterangan Terdaftar (SKT) FPI oleh Kemendagri. Yang disebabkan oleh dalam AD/ART FPI tidak mencantumkan Pancasila, malah bicara mengenai khilafah islamiyah Sumber. Kalau sudah bicara soal khilafah, ya apa bedanya dengan HTI yang sudah dilarang itu?

Langkah Berikutnya: Tahan Rizieq, Basmi FPI!

Bukti lain yang membantah pernyataan Fadli Zon di atas, tentu saja sudah didapatkan oleh para netizen. Yakni sebuah video kehadiran Munarman, jubir FPI itu, di dalam sebuah acara baiat (semacam sumpah setia) terhadap ISIS. Sekali lagi, ISIS. Di dalam video itu terlihat Munarman hadir dalam acara bertajuk "Tabligh Akbar Syariat Islam Solusi Terbaik Negeri Idaman Harapan Umat". Dipandu oleh salah satu ustaz yang hadir, sejumlah hadirin melakukan baiat kepada ISIS Sumber. Video lengkapnya ada di akhir tulisan ini. Apakah Munarman terlihat menolak atau keberatan atas adanya baiat tersebut? Enggak tuh. Dia diam saja, mengiyakan saja. Jadi gimana ini? FPI sudah sangat berhubungan dekat dengan ISIS? Masih yakin bukan organisasi teroris?

Semua informasi yang saya kutip di sini sifatnya terbuka buat publik. Ada yang langsung dari Polri, dan ada yang merupakan hasil pengungkapan oleh para netizen. Betul, para netizen ini sudah bersuara sangat keras soal Rizieq dan FPI. Aspirasi para netizen sangat jelas. Trending topic pasca kedatangan Rizieq di Polda Metro Jaya juga sangat tegas menyuarakan aspirasi publik. Ada 2 yang terekam di jagat Twitter, yakni “Berantas Virus Kadrun & Kovid” dan #RingkusRijikBasmiFPI, yang sudah menduduki nomor teratas trending topic Indonesia. “Penembakan aparat kepolisian terhadap 6 anggota FPI sudah sesuai SOP, karena pihak FPI lah yg ingin menyerang trlebih dahulu. Jangan memutarbalikkan fakta bahwa ada pembantaian, karena ada saksi di TKP dan BB (barang bukti) yg disita aparat!,” tulis akun @KOTAK_1ndonesia Sumber. “Ormas Radikal FPI memanfaatkn orang2 yg tak berpendidikn spt lulusan SD, anak jalanan, Preman utk dijadikn pasukan lalu mreka korbankan. Pemerintah hrs tegas! FPI=Teroris Lokal yg patut dibumihanguskn!,” tulis akun @dwisetiawanri link Twitter. Kedua cuitan ini sambil mengusung tagar #RingkusRijikBasmiFPI.

Ini semua suara publik, suara rakyat. Yang sudah sangat geram dengan kelakuan dan kebohongan Rizieq dan gerombolannya. Kemarin pun Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran juga sudah bicara soal adanya ormas di wilayah Jakarta yang merobek-robek kebhinnekaan. Yang melakukan ujaran kebencian, melakukan penghasutan dan menyebar berita bohong. Sudah berulang-ulang dan bertahun-tahun Sumber. Tanpa dikasih tahu pun publik juga tahu bahwa itu adalah FPI, yang dimotori oleh imam besarnya, Rizieq Shihab. Jadi apa lagi yang ditunggu. Rizieq sudah di Polda Metro Jaya. Sudah jadi tersangka. Langsung saja ditahan, jangan dilepas. Juga para pengikutnya yang perlu ditahan, langsung pula ikut ditahan. Kalau mengelak, langsung saja ditangkap. Dan tidak pake lama, FPI juga harus dibumihanguskan dari tanah air. Anggota yang masih bisa disadarkan mari dirangkul. Namun jika ada laskar yang sudah tercuci otaknya, yang menganggap aparat kepolisian adalah musuhnya, ya sudah tangkap dan penjarakan. Bubarkan!  

Sumber Utama : https://seword.com/politik/langkah-berikutnya-tahan-rizieq-basmi-fpi-it2tGIyxKW

Miris! Haikal-Bachtiar-Al Habsyi-Ali Jaber Politisasi Tewasnya 6 Laskar FPI!

Ada sekelompok orang bersenjata tajam dan bersenjata api, lalu memepet mobil yang berisi aparat kepolisian. Lalu menyerang aparat polisi. Apa bedanya dengan mereka yang menyerang kantor polisi di Surabaya, di Riau, dan di Jakarta? Sudah tahu itu polisi kenapa diserang? Kalau mereka tidak menyerang, tidak mungkin aparat polisi mengambil tindakan. Ya sama saja kalau di jalan ketemu polisi, memangnya kalau kita diam lalu ditembak gitu?

Bahkan dalam kondisi demo anarkis, pihak kepolisian tetap membatasi tindakan yang dilakukan, walaupun mereka dilempari batu sama peserta demo. Lain ceritanya kalau yang demo bawa senjata api dan menodongkan ke aparat kepolisian. Jadi ingat dengan kejadian aksi terorisme di Jalan Thamrin, Jakarta tahun 2016 kan? Pelaku menodongkan pistol siap tembak. Emang polisi pasrah saja gitu membiarkan diri ditembak mati konyol? Kan nggak logis. Wajar lah kalau aparat melawan.

Itu bagi kita sih. Toh kasusnya sedang dalam proses, agar pihak kepolisian dapat menyajikan bukti-bukti yang nyata, yang tak terbantahkan. Ya sudah, kalau masih nggak percaya, tunggu saja pemaparan bukti oleh pihak kepolisian. Namun, pihak FPI bukannya menunggu. Malah menggelontorkan berbagai narasi yang berusaha memojokkan Polri.

Nah, kalau ada pendukung dan simpatisan FPI yang lebih percaya FPI ketimbang Polri ya terserah. Mungkin nalarnya nggak nyampe, ditambah dengan sudah adanya kebencian terhadap pemerintah. Ya susah sih. Tapi yang mengecewakan justru ada beberapa orang yang disebut ustaz, tapi nalarnya juga malah dipakai untuk bernarasi. Memutarbalikkan fakta. Oleh sebab itu saya sebut sebagai upaya politisasi. Karena jauh dari fakta. Tidak mau menunggu fakta dan bukti yang valid. Langsung memutuskan sendiri. Berdasarkan apa coba? Selain karena adanya kepentingan. Kepentingannya ya membela FPI/Rizieq. Kalau sudah bicara kepentingan, ya kita sudah bicara politik.

Haikal Hassan ikut dalam prosesi pemakaman 6 laskar FPI pada Rabu lalu (9/12) di daerah Megamendung, Bogor. Saat itu lah Haikal mengatakan bahwa keenam laskar itu sudah di akhirat bersama Rasulullah (Nabi Muhammad SAW). "Jadi jangan takut. Reza bersama saya, kata Rasulullah. Sofyan bersama saya, kata Rasulullah. Lutfi bersama saya, kata Rasulullah. Faiz bersama saya, kata Rasulullah. Andi bersama saya, kata Rasulullah. Khadafi, saya bersaksi dia sering ngawal saya. Subhanallah, mereka sedang bersama Rasulullah SAW,” kata Haikal Sumber. Entah bagaimana Haikal tahu soal itu kan?

Bachtiar Nasir, menyatakan bahwa keenam laskar FPI itu adalah para syuhada. Roh mereka tidak pernah mampir di kuburan, melainkan langsung ke taman surga. “Semoga kita bisa menyusul mereka,” ujar Bachtiar Sumber. Kalau sudah pasti ke surga, bagus dong. Harusnya FPI berterima kasih pada aparat kepolisian bukan? Antara mau ngakak atau merasa miris, tahu ahhh…

Senada, Syekh Ali Jaber juga menyatakan hal serupa. Bahwa keenam laskar FPI itu adalah syudaha, pejuang di jalan Allah. Terus terang saya kecewa dengan pernyataan ini. Ok lah silakan kalau mau mendoakan. Namun, kebenaran apakah mereka yang tewas itu beneran syuhada atau tidak ada bedanya dengan begal yang kena timah panas dari polisi, kan sebaiknya menunggu dulu pembuktian dari Polri. Mendoakan para laskar ini cukuplah sampai minta dimaafkan dosa-dosanya. “Saya turut berduka cita kepada keluarga besar FPI khusus kepada guru tercinta Al Habib Rizieq Shihab dan lebih khususnya kepada keluarga saudara-saudara kami yang ditembak mati dan mudah-mudahan mereka diterima disisi Allah Ta’ala sebagai syuhada,”ujar Syekh Ali Jaber Sumber. Saya kecewa karena saya kira Syekh Ali Jaber lebih bernalar dan tidak pro-FPI. Padahal ketika terjadi penusukan terhadap dirinya, dia meminta masyarakat untuk mau mengikuti dan mempercayai proses penyelidikan oleh aparat kepolisian. Kok beda dengan sekarang?

Nah, yang paling terdengar aneh adalah narasi yang dibawa oleh Ahmad Al Habsyi. Dia menyamakan keenam laskar FPI itu dengan para Pahlawan Revolusi. Alasannya? “Sama-sama dihabisi sebelum subuh.” tulis dia di akun Instagramnya. "Selamat jalan wahai para pejuang revolusi akhlak,” tulis Al Habsyi lagi Sumber. Hedeeehhh, sama dengan pahlawan revolusi dari Hong Kong? Saya speechless!

Keempat tokoh publik ini menyandang gelar atau sebutan ustaz. Namun mereka mengajarkan banyak hal yang keliru, yang salah, dalam kehidupan berbangsa bernegara, maupun kehidupan sehari-hari. Mereka justru mengajarkan pada masyarakat untuk tidak percaya pada lembaga negara ini. Mereka juga mengajarkan untuk tidak memakai nalar. Untuk mengambil kesimpulan secara ceroboh, tanpa mikir. Untuk tidak menunggu proses penyelidikan dari aparat kepolisian, tidak menunggu bukti-bukti selanjutnya. Sementara bukti-bukti awal saja sudah menunjukkan bahwa laskar FPI itu memiliki senjata tajam dan senjata api. Dan ada bekas-bekas menembakkan senjata api di tangan mereka. Ini kan berdasarkan ilmu pengetahuan ya.

Lah kok para “ustaz” ini malah dengan sengaja mengambil kesimpulan sendiri. Membawakan narasi yang memutarbalikkan fakta. Mempolitisasi insiden ini. Kalau nanti terbukti bahwa keenam laskar itu bersalah karena menyerang polisi, terus para “ustaz” ini mau bilang apa? Mau tetap keukeuh menyebut mereka sebagai syuhada? Syuhada kok perbuatannya sama seperti penjahat? Ambyar kan? 

Miris! Haikal-Bachtiar-Al Habsyi-Ali Jaber Politisasi Tewasnya 6 Laskar FPI!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/miris-haikal-bachtiar-al-habsyi-ali-jaber-3tnL88JGWk

Riwayat FPI Menjelang Ke-Tamat-an!

Rizieq Shihab akhirnya menyerahkan diri pada Polisi. Dengan didampingi tim Pengacaranya, Rizieq Shihab muncul di kantor Polda Metro Jaya sekitar jam 9 pagi. Banyak orang bersorak gembira, seolah-olah penyerahan diri Rizieq Shihab sebuah kemenangan. Tapi yang namanya proses hukum, penahanan Rizieq Shihab ini baru tahap kedua dari lima tahap yang harus dilakukan untuk mengirim Rizieq Shiham mendekam di penjara.

Melihat sosok Rizieq Shihab yang cukup fenomenal, kemungkinan kasus pidananya diintervensi atau "diutak-atik" pihak tertentu sangat kecil. Pasalnya, khalayak ramai mulai dari rakyat jelata hingga seorang pengacara kondang seperti Henry Yosodiningrat membuka mata dan telinga lebar-lebar memperhatikan jalannya proses hukum pentolak FPI yang selama ini menjadi momok masyarakat. Jika ada keanehan sedikit saja pada keputusan atau tindakan yang dilakukan, maka media akan ramai memberitakan.

Penahanan Rizieq Shihab ini dilakukan karena salah satu pasal yang dituduhkan, yaitu Pasal 160 KUHP memiliki tuntutan diancam pidana penjara di atas 5 tahun, atau paling lama enam tahun. Namun, penahanan oleh kepolisian ini tak bisa berlangsung lama. Pihak kepolisian dituntut untuk segera menyelesaikan berkas perkara dan menyerahkannya kepada pihak Kejaksaan. Setelah berkas perkara dinyatakan P21, maka pihak kepolisian melakukan pemberkasan tahap 2, sekaligus dengan pelimpahan tahanan. Ini adalah tahap ketiga.

Pada tahap pemberkasan ini, pihak bohir Rizieq Shihab bisa saja melobi pihak Kejaksaan untuk mempersulit kepolisian agar berkas kasus pidana Rizieq Shihab tak dinyatakan sempurna atau istilahnya di-P19-kan, sehingga kepolisian harus melengkapi berkasnya sesuai dengan petujuk Kejaksaan. Namun, pada kasus Rizeq Shihab, kemungkinan Jaksa Penuntut Umum "terayu" oleh rayuan bohir FPI, sangat kecil. Terutama setelah terbongkarnya kasus Jaksa Pinangkit yang menggegerkan Indonesia. Nama Kejaksaan Agung akan benar-benar dipertaruhkan, jika terjadi kesalahan prosedur dalam proses hukum Riziew Shihab.

Kalau pada kasus-kasus pidana rakyat jelata melawan orang-orang berduit, tahap kedua dan ketiga ini sangat rentan. Jargon "hukum tumpul ke atas" atau jargon "Aparat membela yang bayar" berlaku pada kedua tahap ini.

Tahap keempat adalah saat Jaksa Penuntut Umum atau JPU mendaftarkan atau menyerahkan berkas ke Pengadilan Negeri. Jika tahap ini sudah dilakukan, maka perkara pidana Rizieq Shihab pun akan disidangkan. Dan disinilah pertarungan yang sebenarnya antara Negara yang diwakili oleh JPU dan tim Hukum Rizieq Shihab.

Segala macam dalih, bukti dan saksi akan dihadirkan di persidangan. Ini akan menjadi pertunjukan seru. Saya yakin, tim Hukum Rizieq Shihab akan menyeret-nyeret perkara-perkara lain yang sebenarnya tidak berhubungan dengan perkara untuk menjadi pertimbangan "keadilan". Mislanya saja, mereka akan menyeret kasus pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan para calon pemimpin daerah selama melakukan kampanye Pilkada kemaren. Walaupun sedianya, tim kuasa hukum Rizieq Shihab ini tahu persis bahwa setiap perkara atau kasus hukum itu berdiri sendiri-sendiri kecuali yang di-yurisprudensi-kan.

Jika pihak JPU tidak benar-benar bertarung pada tahap pembuktian di pengadilan, bisa jadi putusan hakim tidak sesuai dengan harapan rakyat Indonesia. Apalagi pada Pasal 160 KUHP, 6 tahun adalah hukuman penjara maksimal. Artinya Hakim bisa saja memutuskan hukuman 1 tahun penjara. Namun, kalau kita melihat dari kromonolgi awal, bagaimana Rizieq Shihab mempersulit dan bahkan menghalang-halangi proses penyidikan, sedianya Hakim bisa menghukum dia lebih berat dari cuma sekedar 1 tahun penjara.

Apalagi kalau misalnya persidangan dikumulatifkan untuk 12 perkada pidana yang menjerat Rizieq Shihab, jika masing-masing ancaman pidana setiap perkara adalah 1 tahun saja, minimal Rizieq Shihab akan mendekam di Penjara selama 10 tahun. Tapi saya pikir prosesnya tidak demikian. Perkara-perkara pidana Rizieq Shihab yang lain, rata-rata masih dalam tahap penyelidikan dan penyidikan.

Tahap terakhir atau tahap kelima adalah saat Hakim membuat keputusan atas perkara Rizieq Shihab.

Pada tahap kelima inipun, para bohir FPI bisa dan punya kesempatan untuk melobi Hakim agar memutuskan "tidak bersalah" atau keputusan lain yang membebaskan Rizieq Shihab. Namun sekali lagi, Rizieq Shihab adalah sosok yang berhasil membuat sosok mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, disidangkan begitu cepat dan diputuskan dihukum penjara tanpa melihat fakta, bukti dan saksi dengan cermat oleh pihak Hakim. Keputusan Hakim atas Ahok, sampai hari ini dipandang sebagai preseden terburuk bagi dunia hukum Indonesia. Dan hal ini bisa menjadi jaminan bahwa proses persidangan Rizieq Shihab, terutama putusan hakim akan dilakukan secara profesional, proposional dan politis.

Bagi rakyat Indonesia sendiri, terlepas dari seluruh proses hukum yang akan dijalani oleh pihak kepolisian, kejaksaan dan para Hakim, menyerahnya Rizieq Shihab pada aparat Negara adalah satu bukti bahwa Rizieq Shihab adalah seorang pelanggar hukum Indonesia. Bukti bahwa Rizieq Shihab bukan seorang suci yang tak pernah melakukan kesalahan dan kebal hukum. Pengikut FPI tak bisa lagi bersikap semena-mena atas hukum Indonesia.

Apa yang kita tunggu berikutnya adalah gebrakan polisi untuk mulai menyisir semua nama-nama dari pihak FPI yang juga sudah melakukan pelanggaran. Termasuk 4 anggota Laskar Khusus yang sekarang sedang dalam pelarian dan pengejaran.

Kita semua berharap pekerjaan besar kepolisian Indonesia kali ini benar-benar bisa menertibkan seluruh Pengikut FPI dan mengembalikan nalar mereka ke jalan yang benar. Jika itu berhasil dilakukan kepolisian, maka bisa dipastikan, riwayat FPI akan tamat di Indonesia. Jika penyisiran ini gagal di lakukan, dan FPI masih tetap dibiarkan berdiri walaupun tertatih-tatih, artinya Indonesia masih belum berhasil keluar dari kungkungan Islam radikal.

Sikat habis semuanya sekarang Wahai Polisi Republik Indonesia, agar kebhinnekaan kembali hidup dan berkembang di bumi Nusantara!!!

Riwayat FPI Menjelang Ke-Tamat-an!

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/riwayat-fpi-menjelang-ke-tamat-an-lJh17czxLf

Buta Hukum! Narasi “Sesat” Taat Hukum, padahal HRS Menyerahkan Diri dan Ditangkap

Jiper, ngeri ketangkap akhirnya Habib Rizieq Shihab memilih menyerahkan diri! Cakep, pilihan cerdas, ketimbang capek marathon! Ehhhmmm…tetapi begitulah, masih saja terdengar narasi sesat kedatangan HRS di Polda Metro Jaya pada Sabtu, 12 Desember siang tadi karena taat hukum?

"HRS tidak ada kamusnya takut, beliau pejuang amar ma'ruf nahi munkar. Kalau takut, masak datang tadi? Aneh-aneh saja. Jangankan diambil paksa, ditahan paksa saja beliau siap, insyaallah, karena beliau pejuang sejati," kata Wakil Sekretaris Umum FPI Aziz Yanuar kepada wartawan, Sabtu (12/12/2020). Dikutip dari: detik.com

"Beliau datang karena memang taat hukum dan selalu menghormati proses hukum meski diduga mendapat diskriminasi perlakuan hukum," kata dia. Dikutip dari: detik.com

Iya..iya..paham bangetlah, mana mau HRS mengaku dirinya cemen. Apa kata pengikutnya, dan apa kata dunia nanti.

Dikatakan oleh Wakil Sekretaris Umum FPI Aziz Yanuar bahwa ketidakhadiran HRS sebanyak 2 kali karena alasan kesehatan, dan masa pemulihan. Hahahah…penasaran banget sih, pemulihan dari apa? Lalu jika karena kesehatan, kok tidak pernah ada surat keterangan dari dokter sih? Yuks… kita berpikir dengan kepala yang lengkap ada otak, alias jangan kopong.

Salah besar jika HRS mengira tidak datang maka kasusnya tidak bisa dilanjutkan? Hahhha….disinilah pentingnya isi kepala supaya logika bisa jalan.

Begini, dengan atau tanpa kehadiran HRS proses penyidikan tetap berjalan. Khan ada saksi lain yang memungkinkan gelar perkara terus berjalan. Sesuai pasal 66 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Kapolri No. 12 Tahun 2009 dikatakan jika sudah ditemukan 2 bukti kuat, maka auto naik kelas para saksi bisa menjadi tersangka.

(1) Status sebagai tersangka hanya dapat ditetapkan oleh penyidik kepada seseorang setelah hasil penyidikan yang dilaksanakan memperoleh bukti permulaan yang cukup yaitu paling sedikit 2 (dua) jenis alat bukti.

(2) Untuk menentukan memperoleh bukti permulaan yang cukup yaitu paling sedikit 2 (dua) jenis alat bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan melalui gelar perkara.

Menolak lupa, HRS itu sudah 2 kali dipanggil pihak kepolisian. Boro-boro HRS datang, untuk menyerahkan surat panggilannya saja, kepolisian susahnya setengah modar! Alasannya ada 1001 jenisnya, dan semuanya hanya modal cuap para pengacara atau pun perwakilannya. Mikir deh, kok enak banget melecehkan aparat negara? Ingat, kepolisian itu wakil negara! Memangnya, HRS siapa? Presiden saja, pemimpin negeri ini harus patuh hukum! Mikir!

Itu sebabnya karena jelas ditemukan unsur pidana dalam kasus kerumunan Petamburan, maka beberapa saksi naik kelas menjadi tersangka, termasuk HRS dari total 6 tersangka.

"Penyidik Polda Metro Jaya akan melakukan penangkapan, saya ulangi terhadap para tersangka penyidik Polda Metro Jaya akan melakukan penangkapan," kata Fadil kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Kamis (10/12). Dikutip dari: cnnindonesia.com

"Penyidik sudah membuat surat pencekalan yang pertama kepada Muhammad Rizieq Shihab kepada Ditjen Imigrasi Kemenkumham dalam waktu 20 hari," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono. Dikutip dari: cnnindonesia.com

Hahaha…ngakak so hard kok sekarang klaim HRS taat hukum? Kalau taat hukum, kemarin ngapain ngabur di Tol Cikampek subuh-subuh beberapa waktu lalu? Padahal hari itu Senin, 7 Desember seharusnya jadawal panggilan kedua HRS. Tragis, “tumbal” 6 nyawa mubazir melayang karena ulah HRS. Apakah mau bilang karena tidak enak body lagi? Nggak enak body tapi kelayapan! Weleh…weleh…

Makanya, yang terjadi sekarang ini adalah HRS menyerahkan diri karena takut ditangkap! Sudah jelas selama ini HRS mempermainkan hukum, sama artinya juga mempermainkan negara.

Nggak bisa seenaknya mengatur jadwal pemanggilan tanpa bukti dan alasan yang kuat! Apalagi HRS tercatat pernah ngabur buron di tahun 2017.

"Jadi Rizieq itu, MRS itu, takut ditangkap, sehingga dia menyerah dan datang ke Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi wartawan, Sabtu (12/12). Dikutip dari: detik.com

"Polda Metro Jaya tidak melakukan pemanggilan, kita akan tangkap ya. Karena dia takut ditangkap, dia menyerah," ujar Yusri. Dikutip dari: detik.com

Paham yah, jangan blunder nanti pendukungnya mengira kok HRS sudah patuh mendatangi Polda Metro Jaya, tapi ditahan.

Heheheh…lha iyahlah…harus diluruskan disini kedatangan HRS hari Sabtu, 12 Desember karena takut diburu, alias takut ditangkap. Makanya HRS memilih menyerahkan diri, jadi bukan datang karena taat hukum. Kenapa, yah karena tidak ada panggilan berikutnya dari kepolisian setelah panggilan kedua Senin, 7 Desember lalu yang berujung bentrok di Tol. Paham?

Artinya, tanpa HRS menyerahkan diri pun tetap bakal ditangkap untuk proses hukum! Inilah yang terjadi atas nama hukum. Harus paham juga kenapa penyidik langsung memberikan surat penangkapan kepada HRS saat menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Sabtu 12 Desember.

"Sudah diberikan [surat penangkapan], resmi [ditangkap]," kata Yusri kepada wartawan, Sabtu (12/12). Dikutip dari: cnnindonesia.com

Apakah ada dasar hukumnya? So pasti! Ini sesuai dengan Pasal 1 angka 20 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang in

Lalu yang terjadi berikutnya adalah dalam 1x24 jam, polisi punya wewenang untuk membebaskan atau menahan orang yang ditangkap tersebut. Masa penahanan adalah 20 hari dan bisa diperpanjang.

Heheheh…kesimpulannya sederhana saja, jika taat hukum kemana saja selama ini suaranya? Jika taat hukum, nggak akan ada kejadian kerumunan Petamburan. Jika taat hukum juga nggak bakal kemarin umroh hingga 3 tahun lebih.

HRS silahkan ngoceh dengan 1001, atau 1002 juga boleh alasannya. Silahkan juga kalau masih nekat bermain narasi sesatkan pemujanya. Fakta berbicara selama ini ocehan HRS blunder, harusnya sih pemujanya mudeng kalau selama ini dikadalin. Kecuali yah kebangetan kopong. Uuppss…

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-5292735/polisi-sebut-hrs-ke-polda-metro-karena-takut-ditangkap-ini-respons-fpi?tag_from=wp_cb_mostPopular_list&_ga=2.200362541.2081275339.1607625781-1384570624.1607625781 https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201210154034-12-580579/kapolda-metro-jaya-soal-rizieq-tersangka-kami-akan-tangkap https://news.detik.com/berita/d-5292735/polisi-sebut-hrs-ke-polda-metro-karena-takut-ditangkap-ini-respons-fpi/2 https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201212160524-12-581320/rizieq-resmi-ditangkap-penahanan-ditentukan-24-jam-ke-depan

Ilustrasi: Imgur

Buta Hukum!  Narasi “Sesat” Taat Hukum, padahal HRS Menyerahkan Diri dan Ditangkap

Sumber Utama : https://seword.com/politik/buta-hukum-narasi-sesat-taat-hukum-padahal-YUT7kNaYfn

Sebelum FZ “Ngebacot”, Mahfud MD Sudah “Menamparnya” Duluan!

Pasca ditahannya Rizieq Shihab tadi malam, dapat diprediksi bahwa Fadli Zon akan membelanya. Lebih tepatnya, bahwa Fadli Zon akan “ngebacot” membelanya. Dan benar saja, tepat jam 12.53 dini hari, Fadli Zon mengeluarkan cuitannya di Twitter. “Kini bisa kita lihat dg terang benderang: siapa yg adil siapa yg dzalim; siapa yg beradab siapa yg biadab; siapa yg cinta damai siapa yg cari keributan; siapa yg arogan siapa yg rendah hati; siapa yg berjuang utk umat/rakyat n siapa yg khianat. Telah ada pembeda di antara kita,” tulis Fadli Zon link twitter.

Sebenarnya cuitan ini dengan gampang dikembalikan ke diri Fadli Zon sendiri. Karena dengan cuitan ini nampak sekali bahwa Fadli Zon sekarang sedang berusaha memancing di air keruh. Membangkitkan kemarahan para pengikut dan simpatisan Rizieq Shihab atas ditahannya Rizieq. Kalau mereka yang sudah tercuci otaknya itu kemudian terprovokasi? Dan mereka juga punya senjata tajam dan senjata api seperti yang dipakai 6 laskar FPI yang tewas di Cikampek? Lalu mereka nekat dan memutuskan untuk mengangkat senjata menyerang aparat kepolisian? Apa bedanya mereka dengan para teroris? Dan itu semua gara-gara Fadli Zon kan? Lihat saja poster provokatif yang beredar di media sosial di bawah ini. Militan, radikal dan tak ubahnya seperti pelaku teror.

Article

Article

Saya yakin jutaan rakyat di Indonesia ini sudah sangat geram dengan kelakuan Fadli Zon. Digaji rakyat, tapi hanya berpihak pada sekelompok orang yang nyatanya suka mengacau. Kepentingan siapa sih yang diwakili oleh Fadli Zon? FPI kan? Ya udah lah, minta gaji sana ke FPI, jangan makan gaji dari rakyat.

Nah, cuitan provokatif Fadli Zon ternyata sudah kena tampar duluan sama Mahfud MD, sebelum dicuitkan. Dalam beberapa hari selama seminggu ini Mahfud MD mengungkap banyak hal soal Rizieq Shihab dan bagaimana sikap pemerintah terhadap Rizieq. Pertama adalah sikap Presiden Jokowi sendiri. Ternyata ketika ada rencana kepulangan Rizieq, Presiden Jokowi sudah bersikap adil dan tidak menghalang-halangi.  ”…presiden bilang, sudah pokoknya kalau dia pulang hak-haknya harus dilindungi sebagai warga negara. Jangan dihalang-halangi, yang penting jaga ketertiban,” ujar Mahfud dalam sebuah video di Youtube pada Sabtu minggu lalu (5/12). Bahkan sebagai representasi pemerintah, Mahfud mempersilakan masyarakat yang ingin menyambut kedatangan Rizieq di bandara, asalkan tertib. “Memang ada kerusakan fasilitas karena banyak orang, tapi bukan perusakan," kata Mahfud.

Namun, masalah dimulai ketika Rizieq sejak malam pertama kepulangannya terus saja menggelar kegiatan di luar acara yang diberi izin dan dihadiri banyak orang. "Sudah diperingatkan, tetapi besoknya makin banyak dan makin panas karena Habib Rizieq tambah bersemangat. Lho, ini kan bahaya," ujar Mahfud. "Jadi, memang betul gubernur diingatkan dan gubernur mengatakan sudah berkoordinasi juga dengan Habib Rizieq. Tapi kok terus? Sampai akhirnya dia bicara soal lontong sate (: lont^). Bicara TNI kurang ajar, Polri .. apa itu, macam-macamlah. …besoknya kita putuskan ini harus dihentikan," lanjut Mahfud. Karena itulah kemudian Presiden Jokowi meminta aparat yang tidak bisa tegas segera diganti. Sumber

Nah, Fadli Zon, yang adil adalah Presiden Jokowi, sedang yang dzalim adalah orang yang tidak mentaati aturan protokol kesehatan selama pandemi. Yang beradab juga Presiden Jokowi, tapi yang dikasih hati itu yang justru “minta jantung”. Yang arogan? Siapa lagi kalau bukan yang bikin kerumunan massa di Petamburan.

Kemudian Mahfud di lain kesempatan juga mengungkap soal rencana pemerintah yang sempat hendak mengajak Rizieq rekonsiliasi setelah kepulangannya. Mahfud sempat mengajak tim hukum Rizieq (Sugito dan Ari) untuk bersilaturahmi di tempat netral. “…untuk berdialog dengan MRS (M. Rizieq Shihab), untuk menjaga negara, dan umat bersama-sama demi kebaikan rakyat dan umat," papar Mahfud. Namun, pada hari pertama kedatangannya, ternyata pidato Rizieq soal rekonsiliasi seakan nyari ribut, arogan dan akan mengkhianati kedamaian di tanah air. “…dia berpidato lantang, 'mau rekonsiliasi dengan syarat pemerintah membebaskan terpidana teroris, melepas tersangka tindak pidana dengan nama-nama tertentu'. Loh, belum silaturrahim sudah minta syarat tinggi. Maka saya tegaskan, pemerintah tak berencana rekonsiliasi dengan MRS," tegas Mahfud. Sumber.

Nah, sekali lagi terbukti bahwa Rizieq lah yang arogan, yang tidak berjuang untuk rakyat dan dzalim terhadap rakyat negeri ini. Teroris kok minta dilepaskan. Maksudnya Rizieq ini sebagai pembela teroris? Lah, jadi sama saja dong dengan pelaku teroris kan. Menangkap teroris merupakan sebuah perjuangan pemerintah dan lambang pengabdian terhadap rakyat. Sebuah pertanda bahwa pemerintah itu beradab, bersikap adil dan selalu menjaga rakyatnya. Kalau Rizieq minta teroris dibebaskan, maka Rizieq lah pengkhianat bangsa. Rizieq mendukung aksi terorisme yang merugikan bahwa menghilangkan nyawa rakyat. Kalau Fadli Zon lupa atau nggak tahu maksudnya pelaku teroris itu apa, coba baca dan lihat lagi berita tentang aksi terorisme di Sigi yang membunuh satu keluarga di sana. Ini nggak biadab dong, kalau menuruti keinginan Rizieq. Jadi apakah Fadli Zon pendukung teroris? Sekarang yang dzalim, biadab dan khianat itu siapa?

Sebelum FZ “Ngebacot”, Mahfud MD Sudah “Menamparnya” Duluan!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sebelum-fz-ngebact-mahfud-md-sudah-apQbhMftBD

Rating Aplikasi JNE Nyungsep, Sanggupkah Klarifikasi Bos JNE Menyelamatkan?

Di tengah banyaknya pilihan ekspedisi yang kualitasnya berimbang bahkan lebih baik dari JNE, blunder JNE tentu bisa membuat perusahaan tersebut terancam. Setelah trending topik di twitter, maka bos JNE langsung memberikan klarifikasi terkait blunder yang sudah dilakukan JNE.

Sanggupkah klarifikasi dari bos JNE tersebut memulihkan kekecewaan pelanggan? tentunya kita harus melihat dulu argumen dari perusahaan tersebut, karena pelanggan jasa ekspedisi mayoritas menengah ke atas yang biasanya punya usaha sendiri. Orang-orang tipe ini termasuk logis dan kritis dalam menyikapi masalah.

Tapi yang pasti dengan kejadian ini, masalah lain akan muncul, orang-orang yang kecewa dengan pelayanan JNE akhirnya buka suara. Karena sedang trending, tentu keluhan pelanggan ini efeknya jadi berkali-kali lipat.

Terbukti rating aplikasi JNE turun, dan berdasar pantauan penulis yang memberi rating rendah, selain karena kasus Haikal Hassan banyak juga orang-orang yang memendam kecewa dengan pelayanan JNE memanfaatkan situasi ini.

Tentu tidak fair jika penulis tidak menyimak dulu penjelasan JNE, karena itu mari kita lihat apa pembelaan bos JNE. Dilansir dari detik.com, bos JNE memberikan tiga (3) klarifikasi sebagai berikut :

JNE sebagai perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh anak bangsa, diawali dari pemahamannya sejak didirikan 30 tahun silam oleh Founding Father JNE, Bapak H. Soeprapto Soeparno. JNE mempunyai nilai-nilai spiritual seperti kebiasaan Memberi, Menyantuni dan Menyayangi kepada anak yatim, fakir miskin, tuna netra, janda tidak mampu dan kaum dhuafa lainnya.

Komentar penulis : to be fair, maka JNE seharusnya membuka lembaga mana saja yang jadi perantara dalam melakukan amal. Tentu saja banyak amal, tidak menaikan kualitas JNE sebagai jasa ekspedisi, karena keduanya tidak ada hubungan.

Maka sebaiknya JNE membuka data kemana saja JNE menyumbang amal, zakat dan lain-lain. Mengingat ada beberapa lembaga seperti ACT yang menyalurkan bantuan kepada kelompok terorisme. Kotak amal yang ada di supermarket-supermarket saja saat ini sedang didalami oleh densus 88, karena diduga dananya disumbangkan kepada kelompok terorisme. sumber.

JNE sebagai perusahaan pengiriman ekspres dan logistik bersifat netral merangkul semua golongan dan tidak memandang latar belakang agama, suku, ras, dan pandangan politik sebagaimana JNE memfasilitasi seluruh kegiatan untuk mendukung 50 ribu karyawan di seluruh nusantara yang juga dari berbagai latar belakang, suku, ras, serta agama.

Komentar penulis : dari kacamata netral maka tujuan dari JNE ini memang bagus, untuk kepentingan bisnis memang harus merangkul semua golongan. Kurang lebih sama dengan SBY yang merangkul semua pihak, termasuk kaum radikal.

Tapi tidak tahu kah JNE, kalau ini adalah sebuah ironi? ibarat menyapu dengan sapu kotor, maka bagaimana JNE bisa merangkul suatu kelompok, sementara kelompok yang lain malah mengharamkan kelompok yang hendak JNE rangkul. Misal Abdul Somad yang mengharamkan K-POP, bagaimana mungkin bisa JNE merangkul fans K-POP sementara fans K-POP diharamkan Abdul Somad?

Jika JNE mengaku bersifat netral, maka sebaiknya JNE merangkul tokoh-tokoh yang netral juga. Bagaimana JNE bisa netral jika mengundang ceramah ustad radikal seperti Haikal Hassan? Jangan-jangan nanti Felix Siaw dan Yahya Waloni JNE suruh ceramah juga, akhirnya yang kristiani karena sering dihina oleh Yahya Waloni tidak bisa dirangkul JNE.

Video-video yang kami post di social media kami dalam ucapan selamat ulang tahun yang ke 30. JNE menerima ucapan selamat ulang tahun dari pihak manapun dan merupakan sepenuhnya ucapan dari tokoh publik kepada perusahaan kami, sehingga tagline 'Bahagia Bersama' dapat bermakna mengantarkan kebahagiaan ke seluruh Indonesia dan memberikan manfaat terhadap bangsa mau pun negara.

komentar penulis : tidak ada yang salah dengan menerima ucapan dari siapapun. Tapi JNE kan bisa memilih ucapan dari siapa yang akan JNE blow up. Ingat, jika kesan pertama begitu menjijikan, selanjutnya matilah anda!!

Itulah sebabnya netizen tidak peduli lagi saat JNE mengupload video ucapan dari Ahok, karena kesan pertama yang mereka dapat adalah saat melihat Haikal Hassan. Makin habislah JNE saat ketauan bahwa Haikal diundang ceramah di pengajian rutin JNE.

Jadi bisakah klarifikasi JNE ini menyelamatkan mereka. Menurut penulis akan sangat sulit, kecuali JNE melakukan tindakan luar biasa. Misal diskon 50% atau mengganti direktur dengan tokoh yang nasionalis. Begitulah Kura-Kura.

Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5292175/boikotjne-trending-di-twitter-ini-3-jawaban-lengkap-jne

Rating Aplikasi JNE Nyungsep, Sanggupkah Klarifikasi Bos JNE Menyelamatkan?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/rating-aplikasi-jne-nyungsep-sanggupkah-0kfdhHR7HZ 

Halu FPI yang Akhirnya Bikin Malu

Halusinasi (halu) tingkat tinggi para anggota FPI mulai bersemi saat aksi demo akbar di Monas pada Jumat, 2 Desember 2016. Aksi unjuk rasa besar-besaran itu menuntut Ahok yang ketika itu gubernur DKI, dituntut hukuman yang berat karena menista agama Islam.

Narasi yang dimainkan Rizieq Shihab dan FPI itu sukses mendatangkan ribuan umat Islam dari berbagai penjuru. Mereka kompak menyuarakan agar Ahok dihukum seberat-beratnya.

Suasana unjuk rasa yang kemudian dinamai 212 itu memang fenomenal, karena baru pertama kali terjadi di era reformasi. FPI sendiri mengklaim ada 6 juta orang hadir saat itu. Suatu klaim yang berlebihan, sebab kalau diamati, massa itu hanya berkisar ratusan ribu, tidak sampai satu juta.

Tapi klaim sebanyak enam juta, ditambah foto-foto dan video yang beredar di medsos, membuat kelompok itu merasa jumawa. Apalagi sebagian besar di antara mereka percaya begitu saja atas klaim-klaim sepihak yang digembar-gemborkan para pentolan ormas tersebut.

Sejak itulah rasa percaya diri ormas tersebut melambung tinggi. Terlebih pentolannya, Rizieq Shihab, yang dianggap sebagai tokoh sentral di balik aksi demo akbar itu, dipercaya sebagai bukan orang sembarangan. Statusnya yang disebut-sebagai sebagai keturunan nabi, pasti menjadi jaminan bagi pengikut untuk menuruti segala ajakannya, dalam hal ini turun ke jalan, demo atau reuni.

Bisa jadi, peristiwa 212 itu membuat Rizieq Shihab merasa bahwa mayoritas umat di Indonesia berada di belakangnya. Mungkin dia mengira bahwa massa yang hadir di Monas itu merupakan representasi umat Islam se-Indonesia. Seorang mualaf, mantan pendeta yang menjadi ustadz, Yahya Waloni, dalam ceramahnya sesumbar mengatakan bahwa secara de facto presiden Indonesia itu Rizieq Shihab.

Merasa yakin bahwa sebagian besar umat Islam berada di belakang mereka, bisa jadi menjadi penyebab ormas ini mulai berani terang-terangan kontra dengan pemerintah. Misalnya dengan mencoba menggiring opini masyarakat bahwa Pilpres 2019 itu curang. Rizieq Shihab, dari rumah tempat pelariannya di Arab Saudi, tanpa tedeng aling-aling mengatakan bahwa Jokowi itu presiden ilegal!

Kesannya mereka sudah merasa mendominasi negeri, dan memiliki peran yang bisa menentukan hitam-putihnya negeri ini. Kesuksesan mereka mendikte pengadilan atas kasus Ahok, yang sekaligus membuatnya mengundurkan dari kursi gubernur DKI, semakin membuat kelompok ini pongah, dan bisa saja beranggapan akan dapat melakukan hal yang sama terhadap Jokowi.

Maka tidak mengherankan apabila di setiap aksi demo, atau statemen, selalu terlontar narasi agar Jokowi lengser. Alasannya juga macam-macam, tergantung situasi. Ketika covid-19 merajalela, menurut mereka itu kesalahan seorang Jokowi, dan oleh sebab itu harus mengundurkan diri.

Aksi buruh dan mahasiswa menolak UU Omnibus Law, juga dimanfaatkan oleh FPI dan PA 212 dengan aksi demo sehari. Namun narasi yang menonjol dari mereka adalah supaya Jokowi mundur dari kepresidenan.

Harapan mereka supaya khalayak ramai mendukung tuntutan mereka sehingga terciptalah demo besar-besaran di seantero negeri untuk mendesak Jokowi mengundurkan diri. Namun sejauh itu, impian mereka belum berbalas. Masyarakat mungkin kecewa dengan kondisi negara yang sedang awut-awutan, karena pandemi yang berkepanjangan. Tetapi mayoritas pasti menggunakan nalar sehat, sebab kondisi ini bukanlah kesalahan pemerintah.

Seluruh dunia juga mengalami hal yang sama. Covid-19 melumpuhkan aktivitas, dan banyak sendi kehidupan masyarakat dunia yang terhenti. Perekonomian pun anjlok. Resesi menghajar berbagai negara. Namun ajaibnya, negeri kita masih bisa bertahan di tengah gempuran yang bertubi-tubi itu.

Padahal, pemerintah tidak hanya sibuk menghalau covid-19 sambil menjaga agar perekomian tidak meluncur ke jurang, namun juga repot menghadapi aksi-aksi demo dan manuver politik dari berbagai pihak yang tergiur melihat situasi negeri yang gonjang-ganjing.

Sejumlah oknum yang kecewa karena tidak mendapatkan jabatan di pemerintahan, kerajaan bisnisnya terancam, atau ingin mendapatkan kekuasaan yang telah lama diidamkan, memanfaatkan betul situasi yang tidak normal ini dengan berbagai statemen dan aksi-aksi kacangan.

Tapi semua mental, hingga akhirnya Rizieq Shihab didatangkan dari Arab Saudi. Semua pihak yang berkepentingan dengan comeback-nya Bang Thoyib, berharap bahwa seruan dan komando "imam besar" ini akan didengarkan oleh semua orang, dan membuat negeri ini benar-benar terguncang.

Harapan itu sempat melambung tinggi ketika bandara berhasil dilumpuhkan oleh simpatisan penjemput pada Selasa 10 November 2020 lalu. Semakin meyakinkan, karena pemerintah dan aparat bungkam.

Bahkan ketika Rizieq semau-maunya pergi ke sana kemari, tidak peduli dengan situasi "darurat pandemi" pemerintah dan aparat pun tetap mingkem. Merasa telah menjadi penguasa, kelompok ini makin menggila. Acara maulidan dan pernikahan putri Rizieq digelar dengan undangan ribuan.

Sungguh miris dan menyayat hati menyaksikan begitu teganya mereka menciptakan kerumunan besar. Sementara selama delapan bulan lebih masyarakat dan pemerintah berjibaku menghindari hal seperti ini. Tapi semua diam, bahkan BNPB yang adalah elemen pemerintah, membagikan 20 ribu masker untuk massa pelanggar aturan itu.

Dengan ini semua, pantas saja kawanan ini semakin besar kepala, dan membangkang seruan pemerintah yang mulai "sadar". Rizieq menolak dites swab, bahkan berkali-kali mangkir dari pemanggilan kepolisian.

Namun semua menjadi anti-klimaks dengan patuhnya Rizieq Shihab pada panggilan kepolisian. Mungkin takut dijemput paksa, Sabtu 12 Desember 2020, dia akhirnya datang sendiri ke Mabes Polri dengan hanya didampingi Munarman, yang juga bertindak sebagai pengacaranya.

Tiada gejolak di masyarakat, atau pengerahan massa seperti kebiasaan mereka selama ini. Ketegasan negara dan aparat yang mulai ditunjukkan, agaknya membuat kawanan ini mulai sadar bahwa pada dasarnya mereka bukan apa-apa. Diborgol dan dijebloskannya Sang Junjungan, semoga menyadarkan mereka bahwa pada dasarnya beliau itu bukanlah siapa-siapa.

Maka janganlah terlalu dalam berhalusinasi. Sebab halu yang kelewatan itu akhirnya hanya membuat malu.

Halu FPI yang Akhirnya Bikin Malu

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/halu-fpi-yang-bikin-malu-GFQUuVc2pv

Ada Yang Aneh Pada Penahanan Rizieq

Aneh gak sih? Rizieq Shihab (RS) datang sendiri ke Polda Metro Jaya tanpa ada penjemputan paksa atau penangkapan. Secara manusia satu ini sudah terkenal tidak mau dengan rela memenuhi panggilan kepolisian sejak 2017 kecuali sekali saja pada kasus mesum. Setelah dijadikan tersangka, dia bahkan melarikan diri ke luar negeri dengan berbagai alasan. Sampai-sampai mereka mengarang drama penembakan dan kemudian menjadikan alasan umrah sebagai alasan lari. Kala kemudian dia datang sendiri, itu jadi aneh saja.

Aneh gak sih? RS datang hanya ditemani kuasa hukum tanpa adanya massa pengikut. Sejak ditetapkan sebagai saksi dan dipanggil untuk pertama kalinya, pengikutnya sudah koar-koar akan menggeruduk Polda Metro Jaya. Bahkan mereka berusaha menghalangi petugas mengantarkan surat pemanggilan ke dua. Semua akses masuk ke rumah RS dan markas FPI dijaga ketat laskar FPI.

Pengalaman juga membuktikan bahwa tidak pernah RS pergi ke suatu tempat tanpa disertai massa pengikut. Bahkan ketika memenuhi panggilan kepolisian pada 2017 lalu, meski hanya sekali, datang dengan massa FPI dan ormas turunannya. Ketika demo setiap kali persidangan Ahok pun RS selalu bersama dengan pengikut. Menjadi aneh kenapa sekarang malah tidak disertai massa padahal masa saat-saat genting.

Aneh gak sih? RS tampak melempem sejak video pernyataan akan datang ke Polda Metro Jaya sampai penahanan tanpa ada perlawanan sedikit pun. RS yang dulu garang tiba-tiba tampil dengan kelembutan yang tidak biasa. Pengalaman membuktikan tidak pernah RS menyampaikan pernyataan semelempem itu. Dari Arab pun dia selalu berapi-api menyampaikan ceramah. Beberapa waktu lalu pun, ketika ada Maulidan, dia tampak sangat garang, berkobar-kobar dengan suara seraknya, malahan menatang seolah dialah penguasanya. Sangat tampak aneh bukan kemudian dia muncul dengan muka melempem dan mulut terkatup rapat?

Ketiga keanehan di atas menimbulkan tanda tanya besar: Aneh gak sih? Saya mencoba mencari alasan masuk akal kenapa kemudian tampak aneh begitu.

Pertama, soal datang sendiri. Mungkin memang benar dia takut ditangkap sebagaimana dinyatakan kepolisian. Alasan ini memang masuk akal saja. Tetapi menjadi tidak masuk akal kalau kita sandingkan dengan karakter RS selama ini yang tampak tidak takut kepada kepolisian. Dia sendiri menyatakan demikian loh.

Kedua, soal datang sendirian. Mungkin RS tidak mau menambah masalah dengan mengerahkan massa yang sanga berpotensi melanggar protokol kesehatan. Kalau dipaksakan, akan sangat mungkin menambah kasus baru atau masalah baru. Bisa jadi pula, mereka menghindari adanya korban baru dari anggota setelah sebelumnya enam anggota ditembak mati karena menyerang dan menghalangi petugas. Masuk akal sih!

Tetapi lagi-lagi, kalau dibandingkan dengan karakter FPI yang tidak pernah taat aturan dan keras kepala, alasan masuk akal di atas menjadi tidak masuk akal sama sekali. Menjadi tidak masuk akal bila orang keras kepala tiba-tiba menjadi taat saja tanpa ada perlawanan. Justru makin tampak aneh!

Ketiga, soal RS jadi melempem kek kerupuk masuk angin. Alasan masuk akalnya hanya berdasarkan ancaman penangkapan dan tembak mati enam anggota FPI yang menyerang petugas. Masuk akal dia takut berhadapan dengan ketegasan kepolisian. Tetapi menjadi tidak masuk akal alasan tersebut bila melihat karakter RS yang bukan penakut sekalipun diancam. Toh dia sudah pernah dipenjara, apa yang ditakutkan, sudah berpengalaman. Jadi sebenarnya menjadi makin aneh kalau seorang yang sudah terbiasa dengan kasus hukum bahkan penjara tiba-tiba melempem menghadapi kasus hukum dan penjara.

Ada kontradiksi di sini yang menimbulkan keanehan pada penahanan RS kali ini. Sungguh aneh!

Alasan apa pun yang masuk akal, akan tidak masuk akal kalau dihadapkan pada latar belakang dan karakter RS dan pengikutnya. Saling bertentangan sehingga tidak masuk akal.

Maka mau tidak mau, saya menduga demikian. Pertama, tidak ada dukungan baik bohir maupun logistik. Tidak adanya dukungan logistik untuk mengerahkan massa - entah logistik dari umat entah logistik dari bohir - memaksa RS harus datang sendirian. Seruan geruduk Polda Metro Jaya itu sudah menggema di beberapa daerah dari massa, tetapi tidak adanya logistik menghambat pergerakan mereka.

Tidak adanya dukungan bohir berupa jaminan keamanan dan keselamatan memaksa RS harus menghadapi sendiri kasus hukumnya. Berdasarkan pengalaman, RS bisa kabur ke Arab dengan santainya tanpa ada dugaan melarikan diri dan pulang juga dengan santainya adalah bukti bawah RS dijamin keamanan dan keselamatannya entah oleh siapa - apakah si chaplin, cendana, cikeas, kertanegara atau lainnya.

Apakah mungkin bohir berhenti mendukung dan tidak takut RS membongkar keberadaan mereka? Yang namanya bohir tidak akan jadi bohir kalau keberadaannya dengan gampang diketahui. Lagi pula, RS bukan orang bodoh mengakui dibohiri karena konsekuensinya akan jauh lebih besar dari pada dipenjara.

Kedua, kenyataannya RS memang penakut dan pengecut. Sebenarnya hal ini tampak sekali sih. Tetapi sangat berhubungan tadi dengan yang pertama mengenai dukungan bohir. Sepengecut dan sepecundang apa pun kamu akan mampu tampak bagai singa, kalau ada jaminan keselamatan dan keamanan. Kalau tidak ada yang dikhawatirkan, jangankan RS, anak kecil pun akan berani.

Dan menurut saya, keanehan akan menjadi keanehan selama tidak ada usaha ekstra dari kepolisian untuk mengorek siapa bohir atau alasan kenapa RS selama ini tampil gahar tetapi sekarang malah melempem.

Ada Yang Aneh Pada Penahanan Rizieq

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ada-yang-aneh-pada-penahanan-rizieq-gz8dLKsCJz

Ending Indah Ucapan Ahok, Rizieq Ditahan, Pendukungnya Nangis Mewek

Sementara GNPF MUI dipimpin oleh wakilnya Rizieq Shihab yang saudara saksi tunjuk sebagai saksi ahli agama. Jelas demo semua mendukung mau memenjarakan saya. Sampai beberapa kali sidang hingga hari ini, selama tiga jam sidang saya dengar dengan jelas memaksa memenjarakan saya, minta gantung saya, salibkan saya. Ini jelas memakai MUI, Saudara membiarkan Rizieq melakukan itu. Percayalah, sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan satu per satu dipermalukan. Terima kasih."

Masih ingat itu ucapan siapa?

Itu ucapan Ahok saat sidang di pengadilan soal kasus penodaan agama. Memang itu adalah konteks untuk membuktikan bahwa keberatan dengan banyaknya hal yang terjadi.

Dan jujur, perkataan ini sangat luar biasa dan agak sedikit mengerikan. Karena seiring berjalannya waktu, satu per satu benar-benar terkuak kebobrokannya. Satu per satu dipermalukan, bahkan diproses hukum karena hal lain.

Dan yang menjadi klimaks adalah Rizieq akhirnya ditahan setelah menjalani pemeriksaan hampir 13 jam lamanya dengan 84 pertanyaan. Dtaang pakai mobil Pajero, keluar dari gedung Polda Metro Jaya pakai rompi tahanan dengan mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian, masuk mobil tahanan berwarna abu-abu yang sudah terparkir di depan gedung.

Kabarnya dia ditahan hingga akhir tahun ini. Ditahan selama 20 hari pertama. Rizieq ditahan dengan keadaan tangannya terborgol. Ini dilakukan agar Rizieq tidak melarikan diri dan menghilangkan barang bukti.

Ini adalah ending yang cukup indah, meski bukan ending seluruhnya. Ini adalah awal yang cukup baik. Sejumlah pendukung Rizieq yang menunggu di lokasi tampak menangis karena dibawa oleh mobil tahanan.

"Takbir! Habib. Habib," kata mereka sambil terisak.

Ini adalah karma yang berbalik arah. Di saat Ahok resmi ditahan karena divonis dua tahun penjara, pendukungnya menangis terisak. Sekarang giliran pendukung Rizieq yang merasakan sakitnya melihat sang junjungan ditahan dengan tangan diborgol. Silakan nangis sepuasnya ya. Ada saatnya arogan karena berada di atas, ada saatnya nangis mewek karena tergilas di bawah. Begitulah kehidupan. Jadi orang jangan sombong dan merasa super hebat hingga berani melakukan apa pun yang melewati batas.

Seperti yang saya katakan, ini adalah ending yang bakal menjadi awal yang baik. Bukan ending keseluruhan. Ini masih belum menjadi solusi akhir pemberantasan radikalisme di negeri ini. Ini cuma ekor, masih belum menyentuh kepala besarnya.

Oh ya satu lagi, semoga Rizieq diberikan ketabahan serta kekuatan untuk menjalani nasibnya ini. Dia imam besar lho, dipuja sebagai sosok yang hebat. Jangan sampai kayak yang lain, ditahan, sakit lalu minta belas kasihan dan penangguhan penahanan. Ini adalah perjuangan, harus sampai akhir. Tak boleh menjadi pengecut.

Dengan demikian, Rizieq sudah terjepit tak bisa bergerak lagi. Para sponsor, bohir dan pihak yang punya hubungan dekat dengannya mungkin sedang terkena serangan jantung, mulai lomba cuci tangan sebelum masalah makin rumit. Posisi Rizieq sudah tidak menguntungkan. Bisa dikatakan Rizieq untuk sementara tidak ada gunanya lagi.

Bagaimana dengan pendukungnya? Peduli amat dengan mereka. Mau nangis kek, mau teriak histeris kek, itu urusan mereka. Sepertinya penderitaan mereka adalah kebahagiaan bagi mayoritas rakyat yang cinta NKRI.

Bagaimana dengan aksi protes? Biasanya mereka suka kerahkan massa untuk intimidasi. Tenang aja, pengerahan massa akan terbentur aturan di tengah pendemi. Intimidasi dengan show off massa seperti yang selama ini mereka lakukan, hanya akan memperberat Rizieq. Justru Rizieq ditahan gara-gara ini. Pendukungnya nekat bikin kerumunan lagi, malah blunder besar.

Dan jangan lupa, Kapolda yang baru ini ingin menciptakan image yang positif. Selama ini masyarakat banyak yang percaya kalau polisi takut dengan Rizieq dan kelompoknya. Mereka seolah dibiarkan tanpa penanganan tegas. Sekarang, paling tidak keyakinan tersebut sedang dipatahkan lewat penahanan Rizieq.

Sebenarnya ini sudah terprediksi dengah mudah. Justru drama ini akan lebih fresh dan unpredictable kalau Rizieq ikut nyanyi dan buka suara. Apalagi kalau benar ada orang di belakangnya. Ini bakal bikin banyak orang pusing tujuh keliling.

Akhir kata, bagi yang sangat membenci Rizieq, silakan bersenang-senang. Bagi yang sayang Rizieq, silakan nangis sepuasnya. Ini lumrah kok.

Bagaimana menurut Anda?

Ending Indah Ucapan Ahok, Rizieq Ditahan, Pendukungnya Nangis Mewek

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/ending-indah-ucapan-ahok-rizieq-ditahan-1gJqDDWdOE

Buat Bos JNE, Ngapain Foto Sama Al Habsyi Yang Pernah Ngatain Pemerintah 'Setan'

Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) adalah layanan jasa pengirimann yang berkibar pesat apalagi ditangani oleh presiden direkturnya saat ini, Pak Mohammad Feriadi. JNE adalah pionir di sektor pengiriman barang sejak 26 November 1990. Perusahaan yang pernah berjalan bersama TIIKI ini kini mengejar target yaitu predikat Billion Dollar Company.

M Feriadi adalah anak dari Soeprapto Soeparno yang notabene pendiri PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI). Setelah itu perusahaan milik ayahnya bermetamorfosa menjadi JNE. Di tahun 2015 Mohammad Feriadi resmi meneruskan tongkat kepemimpinan sang ayah setelah resmi diangkat menjadi presiden direktur JNE.

Penggemar moge itu ibaratnya membuat bisnisnya makin ngebut dan kencang dengan jaringannya yang sangat luas. Kiprahnya memimpin saat ini membuat JNE makin pede meraih sukses untuk menjadi raksasa bisnis layanan di negeri ini.

M Feriadi memiliki modal pendidikan yang munmpuni, kuliah di Okhlahoma University di Amerika Serikat (AS) untuk memburu gelar Master Business Administration (MBA) bidang Marketing dan akhirnya lulus tahun 1995.

Modal pendidikan dan pengalaman bisnis orang tuanya membuatnya mewarisi bisnis yang cemerlang dan JNE semakin berkibar besar di negeri ini. Karyawannya sampai 50 ribu lebih, JNE memberikan kontribusi yang besar untuk ekonomi di negeri ini.

Sayangnya, JNE tak menyadari selama ini mereka memiliki tradisi dengan mengundang ulama-ulama yang menentang Pemerintah secara terbuka. Seiring waktu bergulir, JNE semakin merangkul erat ulama-ulama radikal yang agresif merongrong Pemerintah bahkan ikut menjadi provokator bagi umat melalui medsos dan melalui ceramah-ceramah agamanya.

Lihat saja foto Presiden Direktur JNE yang foto bareng dengan Al Habsyi. Itu foto di tahu 2018. Artinya sudah sejak lama JNE membuat tradisi mengundang para ulama-ulama pro FPI dan 212. Begitupula dengan Haikal Hassan, reputasinya sudah terkenal malang melintang dalam jagat perpolitikan di negeri ini sebagai provokator agama dan politik.

Al Habsyi pernah menyebut Pemerintah sebagai ‘Setan’ dan Ahok sebagai ‘Iblis’. Padahal Al Habsyi sendiri nggak becus, dalam berumah tangga sangat tidak beres dan malah menjadi sorotan mertuanya. Tinggal di rumah mertua dengan penghasilan besar dan hidup mewah tapi gagal memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Parahnya, istrinya malah dimadu.

Nih, Djafar Bajamal, mertua Ahmad Al Habsyi secara blak-blakan membongkar borok busuk dari kelakuan menantunya itu. Djafar mengakui jika Al Habsyi selama delapan tahun menikah dengan Aminah, numpang tinggal di rumah mertua. Numpang hidup doang tanpa kontribusi yang berarti buat ortunya ah malah selingkuh pula. Bejat, kan? Samapi digugat cerai istrinya karena tak terima Al Habsyi selingkuh.

Nah, model ulama seperti ini ngapain diundang, bos JNE?

Masak nggak tahu kiprah dan sepak terjangnya di dunia maya? Sebagai bos dna pastinya punya staf yang cerdas, harusnya mengecek semua jejak digital para ulama yyang diundang karena akan berpengaruh pada branding mereka sendiri.

Apalagi bos JNE kuliahnya marketing, harusnya paham dong strategi branding yang tepat, mana yang bakal membuat brand perusahaananya maju atau strategi apayang membuat brand-nya ngyungsep. Apa karena faktor agama maka pasti auto halal dan auto sukses? Jika ini yang dianut sih, susah ngomong.

Persepsi pengguna layanan Anda pasti dipengaruhi oleh media. Ini yang diabaikan oleh bos JNE. Semakin banyak menampilkan ulama yang radikalis maka para pengguna akan mundur secara masif.

JNE malah menampilka eksisnya para ulama itu melalui video. Padahal kiprah para ulama itu dalam mendukung aksi 212 danFPI, bertebaran banyak di medsos. Malah bos JNE membiarkan manusia macam ini eksis mengisi ceramah-ceramah agama di JNE?

Ya kalau masih diundang mah kelewatan. Ditambah video ucapan ke JNE dari si Haikal Hasan, habis deh. Reputasi babe Haikal sebagai pembuat hoaks, fitnah dan nyinyir sudah terkenal di seantero jagat maya. Apalagi mengklaim mimpi ketemu Nabi sembari membela 6 laskar khusus FPI, mau menghapus jejak cuitan digital pun JNE pasti kesulitan.

Lalu ditambah bermitra dengan si Syekh Ali Jaber, mungkin dia mau jadi pengganti si Rizieq. Lihat saja dia turut menangisi matinya 6 laskar khusus FPI. Lalu dia ikut mengecam pula polisi dan membela anak buah Rizieq.

Kalau JNE mau mengejar target dengan predikat Billion Dollar Company tapi sembari merangkul ulama-ulama radikal seperti itu maka dijamin bakal nyungsep dan gagal untuk meraih target itu.

Sayang banget bos JNE kalau melakukan pembiaran karena sejatinya lebih banyak kaum yang waras yang berlangganan dan pengguna jasa layanan Anda, bos!

Sangat disesalkan.

Solusinya? Kalau mau bisnis Anda langgeng, jangan undang lagi ulama-ulama macam itu. Masih banyak kok ulama di negeri ini yang lebih sejuk dan santun dalam berceramah dan dalam bersikap dalam kesehariannya.

Sayang banget, bos JNE yang kuliah marketing di Amrik itu malah pakai strategi agamis dengan merangkul ulama-ulama macam Al Habsyi, Haikal ama Ali Jaber yang menggeber kebencian ke Pemerintah.

Bos, Anda berbisnisnya bukan di Arab tapi di NKRI. Jangan lupa itu, bos!

Buat Bos JNE, Ngapain Foto Sama Al Habsyi Yang Pernah Ngatain Pemerintah 'Setan'

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/buat-bos-jne-ngapain-foto-sama-al-habsyi-yang-CSJbcgxTDj

Rizieq Seperti Kodok Dalam Panci Air Mendidih

Cerita Rizieq memasuki babak baru.

Awalnya Rizieq datang ke Indonesia dengan kepercayaan yang tinggi. Percaya bahwa bohirnya sudah menjamin Rizieq tak akan diproses hukum. Rizieq aman untuk kembali ke Indonesia, guna membangun kekuatan demi persiapan 2024 nanti.

Rizieq sempat ketakutan dan nurut dengan instruksi bohirnya. Karena sebelumnya Rizieq mengumumkan secara terbuka kepulangannya, lengkap tanggal dan jamnya.

Tapi kemudian Rizieq ditegur. Karena pengumuman seperti itu dapat menimbulkan keramaian. Sementara Jabodetabek masih PSBB.

Solusinya setelah ditegur? main drama, mengaku batal pulang. Agar penyambutan di bandara tak begitu besar.

Namun logistik sudah terlanjur menyebar. Persiapan sudah matang. Bus sudah disewa. Tim konvoi dan seragam juga sudah siap memutihkan bandara. Jadi pengakuan batal pulang itu tak mampu meminimalisir kerumunan.

Sampai di sini, sebenarnya Rizieq masih termaafkan. Bagaimanapun dia sudah berusaha mengumumkan batal pulang. Kalau di lapangan ternyata massa sudah berkumpul, ya mau gimana lagi?

Tapi ‘maaf’ atau ‘pemakluman’ ini rupanya malah membuat Rizieq makin pongah. Makin asyik bikin keramaian. Yang semula dijadwalkan istirahat beberapa hari, malah hadir di banyak pengajian dan acara maulidan.

Melihat antusiasme masyarakat -yang sebenarnya disetting begitu, Rizieq makin percaya diri. Pernikahan yang semula tertutup dan hanya untuk keluarga besar, justru menerima anggota FPI dan umum.

Sampai di sini, pun masih ada pemakluman. Apalagi kekuatan politik sudah ikut memberikan sinyal aman. Wagub DKI ikut hadir di salah satu acara kerumunan tersebut. Ngakunya mewakili Anies.

Satgas Covid yang biasanya suka bubar-bubarin acara, malah kirim 50 ribu masker gratis ke acara nikahan anak Rizieq. Gratis. Satgas covid udah kayak panitia acara nikahan.

Lalu kapan Rizieq akhirnya kepleset? Ketika keceplosan dan menyinggung TNI. Saat itu ada anggota TNI yang ikut nyanyi buat Rizieq dan kemudian dapat hukuman.

Dasar Rizieq yang emang sumbu pendek, malah menyinggung dan membandingkan dengan Dato Sri Taher yang mendapat gelar kehormatan dan digotong oleh Brimob. Disebutnya cukong cina diarak dihormati.

Di titik ini, Pangdam Jaya merespon. Baliho Rizieq dihancurkan. TNI unjuk kekuatan melibas tanpa ampun baliho-baliho Rizieq. Laskar kocar-kacir malu karena tak mampu siaga. Bahkan meski dijaga pun, TNI tetap menurunkan baliho Rizieq tanpa ampun.

Kewenangan TNI memang hanya sampai pada penertiban. Bukan penangkapan atau pemanggilan proses hukum.

Sayangnya Rizieq tak sadar bahwa dirinya sudah salah langkah. Tetap jumawa dan pongah seolah dirinya clear dari kasus hukum. Sesuai jaminan kepulangannya.

Tekanan masyarakat menguat. Jika TNI sudah bergerak, kenapa Polisi diam saja? Maka Polisi ikut memproses Rizieq. Dimulai dengan memanggil Anies.

Sampai di titik ini, Rizieq juga belum sadar. Malah mengerahkan laskar untuk menjaga petamburan., menghalang-halangi polisi menyanpaikan surat panggilan.

Bahkan Polisi sempat diusir oleh para laskar itu. Dan jelas mencoreng harkat martabat Polri secara keseluruhan.

Rizieq yang pindah pindah tempat menghindari panggilan atau penangkapan, membawa laskar bersenjata, berpikir bahwa Polisi tak akan berani baku tembak. Dipikirnya isu HAM bisa dimainkan. Negara asing bisa ikut campur menekan.

Namun rupanya polisi yang bertugas memantau Rizieq sebelum hari penangkapan itu bereaksi keras. Mereka tak mau kabur setelah mendapat tembakan. Justru melawan dan menembak 6 orang laskar yang sok-soan itu. Mati.

Klarifikasi Munarman, cerita versi FPI yang menyudutkan Polri, makin membuat Polri geram. Dan di titik ini, Rizieq sudah seperti kodok yang berada di dalam panci air mendidih.

Awalnya enak. Hangat. Nyaman sekali dan merasa ingin berlama-lama menikmati air hangatnya. Tapi kini air sudah terlanjur panas dan kompor masih menyala. Rizieq tak bisa bangkit meloncat. Bohir yang menjaminnya pun sudah tak mampu ikut campur lagi.

Rizieq kemudian jadi tersangka dan akan ditangkap. Itu pernyataan terakhir Kapolda. Dan sampai di titik ini, ruang kompromi sudah tertutup rapat. Rizieq pasti dipenjara.

Rizieq yang pulang ke Indonesia dengan status clear dari hukum, ‘dimaafkan’ kasus-kasusnya, kini terjebak dengan kasus baru yang mestinya dapat dia hindari. Tapi karena terlalu nyaman disanjung, Rizieq sampai lupa kapan harus berhenti dan menahan diri.
Rizieq Seperti Kodok Dalam Panci Air Mendidih

Sumber Utama  : https://seword.com/politik/rizieq-seperti-kodok-dalam-panci-air-mendidih-sdLZSC1oO0

Dulu Suruh Ahok Ditahan Biar Nggak Kabur ... Eh, Kini Rizieq Ditahan Biar Nggak Kabur!

Selasa, 28 Februari 2017, laman Kompas memberitakan perkembangan soal persidangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dengan judul: Rizieq Minta Hakim Tahan Ahok karena Berpotensi Melarikan Diri. Kita tahu bahwa pada rangkaian persidangan dengan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok di Kepulauan Seribu tersebut … Rizieq menjadi salah satu figure kunci yang memberi kesaksian, dengan pernyataan yang tentu sangat memberatkan.

Ahok pun dalam salah satu kesempatan sidang menyatakan bahwa kelompok radikal yang dipimpin oleh Rizieq Shihab sejak awal memang bertujuan untuk memenjarakannya. Hadir pula dalam salah satu persidangan, seperti kita tahu bersama, Ma’ruf Amin yang kala itu mewakili kubu MUI, yang sama-sama memberi pernyataan yang memberatkan terhadap Ahok.

Entah apa salah Ahok kepada Pak Kyai Ma’ruf saat itu. Pertanyaan yang sampai saat ini belum saya temukan jawabannya. Namun yang jelas, sebagai penutup persidangan kita pasti setidaknya pernah membaca atau mendengar bahwa Ahok masih “nggak terima”, lalu dengan mantap berkata bahwa siapapun yang mendzalimi dirinya, satu persatu akan dipermalukan.

Tak sedikit pula orang yang lantas berharap agar orang-orang yang terlibat dalam kasus dugaan penistaan agama tersebut, mendapat balasan setimpal karena menggiring dengan paksa orang yang sebenarnya tidak bersalah, agar dinyatakan bersalah oleh pengadilan, lalu dipenjarakan.


Saya tak mau membahas lebih banyak tentang hal tersebut. Namun yang jelas, laman CNN Indonesia pada Minggu (13/12/2020) sekitar pukul 00:57 memberitakan perkembangan kasus Rizieq Shihab, yang pada Sabtu paginya (12/12/2020) tepat pada tanggal cantik “1212” menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya, diperiksa, lalu ditahan untuk sementara waktu guna menindaklanjuti perkara tersebut ke tingkat yang lebih mendalam dan serius.

Jika seorang Ahok, yang sekalipun dikhawatirkan akan melarikan diri (secara sepihak oleh Rizieq Shihab) … tetapi saya yakin seorang Ahok tidak akan pernah melarikan diri terkait proses hukum terkait dugaan penistaan agama itu.

Namun, berbeda dengan Rizeq yang sudah jelas punya riwayat pernah melarikan diri plus cenderung tidak mau bekerja sama terkait pemanggilan dari kepolisian … yang berarti jika aparat keamanan khawatir orang itu akan kembali lari, atau minimal sembunyi dengan penjagaan super ketat dari para laskarnya, sebenarnya sah-sah saja kekhawatiran itu disampaikan, karena sangat beralasan.

Itulah yang lantas membuat Rizieq ditahan untuk sementara waktu, yang oleh laman CNN Indonesia tadi dijadikan judul berita yang sangat jelas: Alasan Polisi Tahan Rizieq Shihab: Agar Tak Melarikan Diri. Tuduhan tak berdasar yang dahulu dialamatkan kepada Ahok, kini hampir 4 tahun berselang … siapa pernah menduga akan memantul mengenai dirinya sendiri?

Tak bisa disalahkan pula jika lantas ada banyak orang berharap bahwa dengan segala perbuatan yang pernah Rizieq perbuat, baik yang sudah lama dilakukan maupun yang terbilang masih baru saja diperbuat, sudah sepantasnya Rizieq dihukum jauh lebih berat daripada putusan pengadilan untuk Ahok, yang ada di kisaran 2 tahun penjara.

Mau berapa lama putusan hakim jika nantinya Rizieq digelandang ke penjara? Terserah pengadilan yang akan memutuskan nantinya. Namun, dari berbagai pemberitaan yang saya ikuti, rasanya hukuman minimal 5-7 tahun sudah menanti Rizieq ke depan, jika kasus Rizieq terus berlanjut ke persidangan. Terlalu ringan atau cukup setimpal dengan perbuatannya selama ini? Biar hakim saja yang memutuskan.


Saya pun membayangkan bahwa mungkin saat ini, di balik jeruji besi yang kembali mengitari dirinya, Rizieq bisa saja menyesali keputusannya pulang ke Indonesia. Sang bohir atau siapapun “sutradara kepulangan Rizieq” juga mungkin tak menduga bahwa kelanjutan kisah kepulangan Rizieq, eks pelarian selama 3,5 tahun ke Arab Saudi akan menjadi seperti ini.

Yaaaah … siapa suruh pulang ke Indonesia?

Yaaaah … siapa suruh berlagak, petentang-petenteng sejak mendarat ke Tanah Air?

Yaaaah … siapa suruh bikin masalah dengan beberapa kerumunan yang Ente hadiri?

Semua sudah terlanjur terjadi, Bib. T’rus fitnah yang Ente dulu pernah serukan terhadap Ahok, kini tinggal diterima saja dengan ikhlas, tawakal, dan penuh kesabaran … ketika Tuhan izinkan hal itu berbalik menimpa Ente.

Jangan kabur-kaburan lagi ya, enak-enakin saja di dalam sel sambil mengikuti persidangan yang ada, karena perintah Kapolda Metro Jaya sudah jelas: “Kalau Ente kabur, Ente akan langsung dikejar dan ditangkap!”

Begitulah kura-kura …


Sumber:

(1) https://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/28/11553771/rizieq.minta.hakim.tahan.ahok.karena.berpotensi.melarikan.diri

(2) https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201213005159-12-581401/alasan-polisi-tahan-rizieq-shihab-agar-tak-melarikan-diri

Dulu Suruh Ahok Ditahan Biar Nggak Kabur ... Eh, Kini Rizieq Ditahan Biar Nggak Kabur!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/dulu-suruh-ahok-ditahan-biar-nggak-kabur-eh-MXRyPv6vej

MRS, Ula Marani Gebug

Ula marani gebug itu pepatah Jawa yang artinya Ular menghampiri pentungan. Itulah yang terjadi pada diri Imam Besar Muhammad Rizieq Shihab (MRS).

Sudah banyak tulisan tentang MRS. Kini, saya menambaihi dengan sebuah. Ula marani gebug dari kata-katanya saja, kita dapat menerka artinya. Kalau pepatah bahasa Indonesia ada pepatah, lepas dari mulut harimau masuk ke mulut buaya. Singkatnya, menghampiri kesialan.

Betapa tidak, setelah 3,5 berada di tanah suci Mekkah Arab Saudi. Selama perjalanan umroh panjang, MRS terus merecoki perpolitikan Indonesia dengan berkoar-koar lewat video . Video itu didengarkan oleh para pemujanya.

MRS memrovokasi dan mengagitasi pengikutnya untuk “melawan” negara atau Pemerintahan Jokowi yang disebutnya Presiden ilegal. Tentu saja hal itu diamini oleh para pendukungnya dan tak lupa dipungkasi dengan seruan Takbir!

MRS berulang kali mengumumkan dirinya mau pulang. Tapi tak kunjung datang. Baru kali ketujuh, kepulangan MRS terbukti. Itu saja memilih hari baik, Hari Pahlawan, 10 November 2020. Padahal itu bukan pilihannya karena MRS harus meninggalkan Kerajaan Arab Saudi paling lambat 11 November. Kata Agus Maft Dubes RI di Arab Saudi MRS termasuk daftar orang yang dideportasi.

Untuk menutup malu, MRS dan pengikutnya menyatakan, siapa pun yang mengatakan kalau kepulangan itu karena deportasi, mereka akan menuntut secara hukum.

MRS sangat bungah, bahagia mendapat sambutan pendukungnya dari rute Bandara Soekarno-Hatta ke Petamburan. Kata Fadli Zon, MRS disambut oleh lautan manusia. Banyak sih, tapi lautan manusia yang melanggar protokol kesehatan yang mengutamakan menjaga jarak, menghindari kerumunan, eh malah membuat kerumunan dengan sangat sengaja.

Harapan MRS setelah nyepi di tanah suci, dia bakalan happy. Ternyata luput dia punya kalkulasi. Dia menggebrak dengan mau dialog dan rekonsiliasi dengan Pemerintah tapi syaratnya itu lho, yang sangat tidak seimbang. Untung di dia, rugi di Pemerintah. Eh, memangnya Pemerintah mau dialog dengan dia. Tahu kan apa saja syarat dialog/rekonsiliasi itu?

Kerumunan pendukung berlanjut di Megamendung, Petamburan, dan Tebet. Bahkan sudah bayar denda Rp 50 juta, dikit amat, sih

Ula marani gebug itulah yang dilakukan oleh MRS. Dia mengira, di Indonesia akan lebih enak dari di Arab Saudi. Kedatangannya disambut dengan desakan Henry Yosodiningrat kepada Polisi agar mengusut kembali laporan penghinaan/pencemaran nama baik yang dilakukan oleh MRS kepada Henry.

Ujaran kebencian/penghinaan dengan subur meluncur dari bibir nyinyir MRS. Menantangn Pemerintah, melecehkan wanita Amazon, Nyai Niki, dan seterusnya. Cari saja dalam video-video yang beredar dalam kurun 10 November- 14 November 2020.

Ula marani gebug, itulah yang dijalani oleh Rizieq. Kendati kerumunan pendukung MRS tidak dapat dielakan, hal itu membuat dua Kapolda dan dua Kapolres. Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat, Kapolres Jakarta Pusat, dan Kapolres Bogor. MRS makan korban. Tak hanya di lingkungan Polri, di lingkungan Pemprov pun terjadi pencopotan pejabat, antara lain Walikota Jakarta Pusat, yang dicopot tapi naik jabatan menjadi anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

Ula marani gebug itulah yang dilakukan MRS. Pengganti Polda Jaya adalah Irjen Fadil Imran, yang dulu membuka chat mesum MRS dan FH. Kojur, sial betul MRS. Fadil begitu tegas terhadap MRS dan pendukungnya.

Namun, Ula marani gebug tetap dilakukan oleh MRS. Merasa “ditantang” oleh MRS, TNI merespon dengan Panglima TNI meninjau pusat Komando Angkatan Darat, dan Kommando Angkatan Laut. Tak hanya itu, Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman menggebrak. Dudung memerintahkan menurunkan baliho MRS yang tak berizin. Pendukung MRS pun ciut nyali, tak berani melawan TNI.

Ula marani gebug MRS minta maaf kepada masyarakat dalam acara Reuni 212 yang digelar secara virtual. Kegarangan MRS berubah drastis menjadi manis. Lemah lembut

Ula marani gebug yang tak sengaja dilakukan oleh MRS membuat Polisi memanggil dan memeriksa pihak-pihak yang “terlibat” dalam munculnya kerumunan massa. Mereka diperiksa sebagai saksi. MRS dipanggil dua kali tapi tak dapat hadir.

Ula marani gebug yang tak sengaja dilakukan MRS memang terjadi. Minggu malam MRS dan rombongan mau mengikuti pengajian subuh di Karawang. Padahal Senin, MRS dijadwalkan diperiska sebagai saksi di Polda Metro Jaya

Ula marani gebug yang terpaksa ditempuh MRS makan tumbal. Enam laskar pengawal MRS tewas kena timah panas dari petugas. Voice notes menunjukkan betapa para laskar menikmati aksi ngerjain Polisi.

Ula marani gebug yang harus ditempuh MRS menimbulkan drama yang tragis. MRS dan lima orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka. Itulah yang membuat membuat MRS bertekuk lutut. Betul-betul MRS menghampiri pentungan yang siap menghajarnya namun tetap dalam koridor hukum.

Ula marani gebug Sabtu, 12 Desember 2020 hanya ditemani para pengacaranya – tak ada massa pendukung – MRS menyambangi Mapolda. MRS menerima Surat Penangkapan. Lalu MRS menjalani pemeriksaan maraton sebagai tersangka.

Ula marani gebug yang dijalani oleh MRS berakhir manakala MRS mengenakan rompi oranye berjalan menuju mobil untuk dibawa ke Rumah Tahanan Polda Metro Jaya.

Gebug atau pentungan selanjutnya akan tersaji di persidangan. Pengadilanlah yang akan memeriksa kasus MRS. Pentungan itu akan menjelma menjadi palu hakim. Hakim akan memutus perkara dan membacakan vonis kepada MRS dengan ketukan palu. Palu itu memang kecil tapi bila vonis telah dijatuhkan dia berubah menjadi godam yang besar

MRS tentu tidak menduga begitu cepatnya efuria kebungahan berlalu. Begitu singkat kegirangan itu berlangsung. Di tanah suci, dapat berlama-lama berleha-leha sambil memrovokasi. Eh, di Indonesia hanya sekejap, coba hitung dari 10 November 2020 rsampai 13 Desember 2020 berapa hari. Sangat ringkas, sebulan lebih tiga hari!

Karena Ula marani gebug pamor MRS pudar, maka rugilah Bandar. Kepala Bandar berputar-putar. Bandar mengumbar imajinasi liar bagaimana temukan jalan keluar agar kerugian tak makin besar.

Salam Indonesia Maju!

Sumber Foto: https://www.google.com/search?q=iimage+rizieq+shihab+ditahan&safe=strict&sxsrf=ALeKk01CD0GHPUCEQgSjqCElePXUpCGtCQ:1607841726604&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=5E2V173sS1uGLM%252CjX84u_6xHlVUIM%252C_&vet=1&usg=AI4_-kQE4AE0JmBBlLGAFw1MXScg_HcB4w&sa=X&ved=2ahUKEwiL-9-XrcrtAhWGlEsFHW3VBmEQ9QF6BAgKEAE#imgrc=5E2V173sS1uGLM

MRS, Ula Marani Gebug

Sumber Utama : https://seword.com/politik/mrs-ula-marani-gebug-onfiZcrVmn

Habib Bukan Ahlulbait

Ahlulbait dan Itrah dengan kesucian dan hak kepatuhan yang telah dietapkan oleh Nabi dalam banyak hadis jalur Ahlusunnah sebagai orang-orang suci yang wajib dihormati dan dipatuhi terduga direduksi dan dikaburkan oleh para kroni dinasti Abbasiyah.

Desakralisasi dan pengaburan tidak dilakukan dengan penafian posisi Ahlulbait (karena ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis Nabi tentang keutaman Ahlulbait terlalu banyak) namun dengan dialihkan ke dzuriyah keturunan Nabi SAW.

Tidak hanya itu, para penguasa dinasti Abbasiah berupaya memberikan gelar sayyid kepada seluruh Bani Hasyim sebagai justifikasi dan legitimasi teologis atas kekuasaannya.

Demi mencapai itu dikutiplah secara manipulatif sejumlah teks dari Al-Qur'an dan Sunnah demi menguatkan klaim kepemimpin setelah Nabi SAW. Siasat ini melengkapi pola represi dan intimidasi dalam mencengkramkan kekuasaannya rezim demi rezim. Fakta-fakta ini dilaporkan oleh para sejarawan klasik antara lain Abu Al-Faraj Al-Isfahani dalam Maqat Al-Thalibiyyin, hal. 239, dan Ibnu Imad Al-Hanbali dalam Syadzarat Al-Dzahab, hal. 366 juga para sejarawan modern seperti Syalabi (Chalabi) dalam Al-Tarikh Al-Islami wa Al-Hazharah Al-Islamiyah vol. 3 hal. 20, Amir dalam Ruh Al-Islam, hal. 306 dan Faruq Umar dalam Thabi'ah Al-Daulah Al-Abbasiyah, hal. 209.

Generalisasi dan ekspansi pengertian Ahlulbait yang ditegaskan kesucianya dalam ayat 33 dalam surah al-Ahzab (sesuai tafsir para ulama Sunni dan Syiah) yang kemudian diterapkan secara merata atas setiap keturunan Nabi telah mendesakralisasi fungsi kewalian yang terbatas tak ubahnya mencampur aduk beberapa emas dengan ribuan kuningan.

Pemberian hak istimewa dan perlakukan khusus kepada dzuriyah sebagai Ahlulbait serta doktrin kafaah dalam fikih Syafii yang mengharuskan syarifah (wanita dari dzuriyah) nikah dengan sayyid menjadi penguat klaim preferensi ini.

Beberapa anasir sayyid dan habib menjadikan posisi yang terhormat sebagai cara dan modal untuk menipu atau memprovokasi demi menyesatkan kelompok Muslim tak sealiran dan umat tak seagama serta memobilisasi umat demi mengambil kekuasaan. Kini setelah terbukti sejumlah habib menjelajahi banyak desa di seluruh wilayah Tanah Air, terutama Jawa Barat dan Kalimantan dan setelah beberapa tampil di panggung publik dengan pernyataan-pernyataan keras dan ujaran kebencian, penghormatan itu berubah menjadi hujatan rasial yang tak hanya ditujukan kepada oknum-oknum tersebut namun seluruh alawiyyin bahkan kepada seluruh keturunan Arab.

Rupanya karena terlanjur menikmati posisi sakral itu, sebagian dzuriyah yang nyata bukan Ahlulbait dan bukan Itrah menentang dan membenci Syiah yang secara tegas meyakini kesucian sebagai konsekuensi niscaya bagi Nabi sebagai penyampai wahyu suci dan Ahlulbait serta Itrahnya sebagai pengawal wahyu suci tersebut hingga akhir zaman.

Karena tiidak mensucikan siapapun selain Nabi, Sayyidah Fatimah dan para imam yang jumlahnya telah ditetapkan, yaitu 12 sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab referensial umat Islam, maka para pengikutnya tidak memperlakukan dzuriyah atau keturunannya sebagai suci seraya tetap menghormati mereka demi menghormati Nabi dan Ahlulbait tanpa mengecualikan mereka dari beban hukum dan norma agama sama sekali.

Karena itu tak perlu kaget melihat beberapa orang yang dikenal habib sangat aktif menyebarkan kebencian terhadap Syiah.

Namun bagi sebagian yang terbiasa dengan eksklusivisme tribal menerima aksioma kesetaraan merupakan hal baru. Karenanya,, bisa dimaklumi bila segelintir dzuriyah yang berpindah ke mazhab Syiah terlihat gelisah berusaha menganulir prinsip kesetaraan dan mempertahankan yang tersisa dari delusi preferensi yang dinikmati sebelumnya dengan mengais teks dan pernyataan irasional juga memberikan tanggapan serampangan beraroma sinisme personal demi menjustifikasi perilaku hidup feodalistik dan pola pergaulan eksklusif sambil menuduh semua non dzuriyah (akhwal dan masyayikh) yang mempertanyakan klaim superioritas ini sebagai hasad (dengki) dan bughdh (benci).

Setelah terjadi kegaduhan yang mengganggu dan ketertiban dan keamanan nasional belakangan ini yang mencuatkan kontroversi dan polarisasi seputar "habib", tiba saatnya generasi tercerahkan keturunan alawi yang sebagian dikenal habib yang merasa terusik oleh reaksi kontra petualangan politik satu atau beberapa habib, mengambil langkah cerdas dengan melakukan otokritik secara jujur dan melepas mindset preferensi tak manusiawi dan bertentangan prinsip keadilan demi mengintegrasikan diri sebagai salah satu elemen yang menjunjung tinggi kesetaraan dalam mozaik Indah, bangsa Indonesia.

"Jangan perlakukan selainmu dengan cara yang kamu sendiri menolak diperlakukan dengan cara seperti itu." (Hadis).

Sumber Utama : https://seword.com/umum/habib-bukan-ahlulbait-mR0imLCgHI

Mayjen Dudung Tersenyum, Singa Stop Mengaum

Front Pembela Islam (FPI) dan seluruh pendukung Habib Rizieq Shihab, punya musuh baru. Punya tokoh tambahan yang bisa diajak berseberangan.

Sebelumnya mereka sudah punya Pak BTP alias Ahok, Pak Jokowi dan Bu Mega, serta siapapun yang berseberangan dengan mereka, yang otomatis akan dicapnya sebagai PKI gaya baru, penista agama, atau sekedar pendukungnya.

Dia adalah Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman. Iya, betul. FPI dan sekelompoknya, sekarang begitu geram dengan Pak Jenderal yang satu ini.

Entah stempel apa yang mereka sematkan kepada Mayjen Dudung ini? Kalau sebutan wereng coklat ditujukan untuk korps kepolisian, sebutan apa yang akan mereka berikan pada beliau?

Entahlah.

Ya jelas mereka sedang geram segeram-geramnya. Marah semarah-marahnya. Ya jelas, sebab karena Pak Mayjen Dudunglah, keberadaan Rizieq Shihab sepulangnya dari Arab Saudi menjadi jauh lebih panas dibandingkan dengan suhu di padang pasir sana.

Habib Rizieq mulai merasakan apa yang namanya ketar-ketir.

Iya, karena pasukan di bawah komando Mayjen Dudunglah keberadaan dan "kemenang-menangan" FPI dan HRS diporak-porandakan. Ratusan, atau bahkan ribuan baliho tak berijin bergambar Rizieq Shihab di seantero DKI Jakarta diturunkan. Benar-benar dibersihkan.

Jelas, pemandangan di wilayah DKI Jakarta jadi lebih terang.

Agaknya mulai dari tindakan Mayjen Dudung inilah, marwah Habib Rizieq Shihab kembali ke asalnya. Kembali ke yang semestinya.

Karena seperti diketahui, selepas "dikerjain" oleh Mayjen Dudung, FPI dan HRS kembali ke selera asal. Kembali asal-asalan.

Mereka melakukan tindakan-tindakan aneh yang tak sejalan dengan standar kelayakan umum. Kembali melakukan perbuatan yang tidak sewajarnya bagi ukuran orang wajar.

Coba ingatlah, bagaimana baliho bergambar HRS dipuja sedemikian rupa? Kemudian, bagaimana seorang HRS, yang katanya adalah Imam Besar, tapi tidak transparan mengenai keadaan dirinya terkait dengan hasil tes Covid-19? Dan yang parah, adalah bagaimana beliyo akhirnya kabur dari rumah sakit tempatnya dirawat?

Itu belum seberapa. Yang terparah adalah perlawanan pengawalnya kepada pihak kepolisian yang pada akhirnya mengakibatkan 6 tewas dari pihaknya.

Meninggalnya 6 pengawal itu, ternyata tidak mendatangkan simpati dari khalayak luas masyarakat Indonesia. Biasa-biasa saja tanggapan dari masyarakat umum. Jelas ini sebuah pukulan super yang menghantam ulu hati sang Imam Besar.

HRS lemas. Menandakan bahwa keberadaannya secara nyata ternyata tidaklah seheboh yang digambarkan. Kebesarannya rapuh dan tipis seperti balon yang ditiup. Pesona HRS hanya setengah semu.

Pihak di atas, di belakang, dan disampingnya, yang biasanya siap sedia mendukung dan mengongkosinya, ternyata serempak berlepas tangan. Meninggalkannya dan pura-pura tidak tahu. Menghindar karena ogah terciprat getah buah dari perbuatannya. HRS alone.

HRS tidak bisa mengaum lagi.

Akhirnya, drama baru harus dibuat. Agar si IB tidak terlihat nista di hadapan para pendukung butanya. Agar diharapkan kemuliaannya tidak berkurang.

Setelah mengabaikan 2 panggilan sebelumnya, sebelum dijemput paksa, HRS akan mendatangi Polda Metro Jaya. Walau dengan alasan patuh pada proses hukum dan proaktif.

"Saya umumkan untuk seluruh anak bangsa. Insyaallah besok hari Sabtu tanggal 12 Desember 2020, di pagi hari, saya bersama pengacara akan datang ke Polda Metro Jaya. Insyaallah," kata Habib Rizieq dalam keterangan resmi yang disiarkan akun Youtube Front TV, Sabtu (12/12) dikutip dari jpnn.com.

Tapi apa kata polisi?

Dikutip dari Detik.com, Polda Metro Jaya memastikan bahwa tidak ada pemanggilan kepada Habib Rizieq Shihab hari Sabtu (12/12/2020) ini. Polda Metro Jaya menyebut kedatangan Habib Rizieq adalah untuk menyerahkan diri ke pihak kepolisian.

"Tidak ada pemanggilan untuk MRS hari ini. Dia menyerahkan diri," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus. "Dia takut, sehingga dia menyerah," lanjut Pak Yusri.

Eh, ternyata pada saat yang sama, Mayjen Dudung juga mengunjungi markas Polda Metro Jaya. Entah ini betul-betul kebetulan, ataukah kebetulan yang disengaja.

Tapi yang pasti, Pak Mayjen Dudung akan tersenyum saat di Polda Metro Jaya itu. Yakinlah se-yaqueen-yaqueen-nya!

Dan akhirnya, segenap seluruh anak bangsa menjadi tahu, bahwa ternyata HRS sang Imam Besar, datang menyerahkan diri pada polisi.

Owalah….., 🙈🙈🙈

Mayjen Dudung Tersenyum, Singa Stop Mengaum

Sumber Utama : https://seword.com/umum/mayjen-dudung-tersenyum-singa-stop-mengaum-cX9Fhub2fS

Ngarep Dibela, Malah Disentil Ganjar, JNE Sudah Diboikot Makin Mlorot!

Perayaan ulang tahun JNE ke-30 harusnya jadi momen yang tepat untuk makin menarik pelanggan. Apalagi di masa pandemi, ada peningkatan penjualan secara online. Pas kan. Usia perusahaan yang lama menjadi sebuah jaminan kepercayaan bagi pelanggannya. Tapi sayangnya perayaan ini berujung apes. Dimulai dengan diunggahnya video ucapan selamat dari Haikal Hasan di akun Twitter resmi JNE. Padahal di saat yang sama Haikal ini sedang bermasalah. Terkait kasus Rizieq Shihab/FPI dan bagaimana Haikal menyikapi tewasnya 6 laskar FPI dengan menyebut mereka itu sekarang bersama Rasulullah. Pernyataan Haikal sontak mendapatkan banyak hujatan dan kecaman. Bahkan Haikal disebut berdusta atas nama Nabi Muhammad oleh Gus Sahal Sumber.

Video Haikal yang diunggah akun JNE berlanjut ke ramai-ramai para netizen membongkar kegiatan internal JNE yang melibatkan Haikal Hasan, seperti pengajian bulanan. Lalu terungkap pula selain Haikal Hasan, beberapa ustaz yang terkait dengan JNE, seperti Al Habsyi, Abdul Somad, dan bahkan ada foto seseorang yang diduga sebagai petinggi JNE terlihat akrab dengan Rizieq Shihab. Sampai akhirnya para netizen melabeli JNE sebagai markas kadrun. Dan melahirkan tagar-tagar #BoikotJNE dan #JNEKadrun. Persoalan ini pun jadi ramai di media sosial. Lalu viral juga sebuah screenshot dari sebuah cabang JNE yang isinya memperbincangkan soal Banser. Mempertanyakan agama Banser itu apa, dan mempersoalkan kegiatan Banser membela gereja, serta ada kata-kata hinaan juga.

Article

Article

Article

Article

Article

Dari media sosial, para netizen melanjutkan protes/boikotnya ke aplikasi JNE. Yang saya tahu di Google Play Store ya, karena saya pemakai OS Android. Seperti dulu yang terjadi pada Bukalapak dan Tempo, rating JNE pun menurun. Saya lupa awalnya berapa ya, anggap saja 4. Kalau sekarang sih sudah jadi 1.9. Rating yang sangat jelek. JNE pun mendapat label yang jelek dari para netizen. Dari intoleran, rasis, radikal, bahkan provokatif.

Dari pihak JNE sendiri, unggahan video yang berisi ucapan selamat dari Haikal Hasan akhirnya dihapus. Kemudian pada hari Kamis (11/12) JNE mengunggah video ucapan dari beberapa tokoh lain seperti BTP/Ahok dan Ganjar Pranowo. Dan cuitan terakhir JNE berisi sebuah poster yang menyatakan ”JNE merangkul semua golongan dan tidak memihak pada agama, suku bangsa, ras dan pandangan politik tertentu”. Mungkin sebagai simbol permohonan maaf? Pastinya sebuah cara untuk menetralisir panasnya suhu di media sosial.

Namun, saya tidak menemukan sebuah pernyataan permohonan maaf yang gamblang ya. Entah menurut JNE yang mereka lakukan itu sudah benar dan tidak perlu minta maaf, walaupun dengan resiko pemboikotan. Entah memang strategi komunikasi publik mereka yang dirancang seperti itu.

Ketika saya kepo, menelusuri orang yang diduga petinggi JNE di foto atas yang berfoto akrab dengan Rizieq Shihab. Saya tidak menemukan data yang mendukung bahwa dia ini bekerja di JNE. Saya hanya menemukan cuitannya di Twitter yang berbunyi “Kami bersama JNE” link Twitter. Akun itu atas nama Hanny Kristianto. Dalam cuitan itu dia menaruh link akun instagram miliknya link instagram. Di dalam akun instagram itu saya menemukan dia ini memihak Rizieq, mendukung Anies dan akrab dengan Rachel Maryam. Menurut sebuah artikel online, Hanny Kristianto ini adalah adalah pendiri Ikhlaas Foundation, sebuah yayasan yang mendapat bantuan dari JNE Sumber. Saya tidak mencari tahu lebih jauh ya, karena memang bukan fokus tulisan ini. Intinya, jejak digital makin menguatkan ada asosiasi erat antara JNE dengan gerombolan kadrun pecinta Rizieq.

Kembali ke Ganjar. Tentu JNE berharap dengan adanya video ucapan selamat dari Ganjar itu akan memberikan efek positif. Apalagi nama Ganjar sedang berkibar di dunia politik dan secara umum. Sosok yang mewakili ketaatan terhadap dasar negara Pancasila dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Seperti halnya video ucapan dari Ahok. Namun apa yang terjadi?

Kita tahu bahwa Ganjar Pranowo sangat akrab dengan para netizen. Cuitan JNE yang mengunggah video Ganjar mendapat banyak komentar dari netizen, tapi tidak direspon oleh pihak JNE. Mungkin Ganjar yang terbiasa merespon cuitan netizen merasa bahwa sudah saatnya JNE memberikan respon. Tidak hanya mengunggah poster klarifikasi di atas tadi. Bahwa JNE merangkul semua golongan dst, dst. JNE juga harus memberikan respon ke para netizen, walaupun hanya satu atau dua orang. Artinya JNE mendengar apa kata netizen yang juga (eks) pelanggannya.

Sehingga Ganjar pun menulis cuitan yang, bagi saya ya, semacam teguran buat JNE. “Itu banyak yg kasih komentar. Silakan direspon,” tulis Ganjar, disertai dengan link cuitan JNE yang ada video Ganjar. Saya membaca cuitan Ganjar itu sebagai sebuah teguran buat JNE, agar merespon para netizen. Jangan diam saja.

Article

Article

Sepertinya JNE belum memberikan tanggapan sama sekali. Kok jadi terasa pongah ya? Mau mengunggah video Haikal Hasan, tapi tidak mau memberikan komentar membalas para netizen. Tidak perlu semua yang dibalas. Cukup 1 hingga 3 saja, sambil meminta maaf telah memberi rasa ketidaknyamanan terhadap para konsumen. Saran saya sih. Itu kan namanya komunikasi 2 arah. Atau memang JNE ini beneran sarang kadrun? Ya itu sih beda lagi, silakan saja tanggung resikonya.
Ngarep Dibela, Malah Disentil Ganjar, JNE Sudah Diboikot Makin Mlorot!

Angka 1212 Itu Pilihan Rizieq Shihab Sendiri. Sayang, Ada Angka Lain Di Luar Perhitungan!

Panggilan untuk Rizieq Shihab dari Kepolisian sebenarnya dijadwalkan tanggal 14 bulan 12. Tapi Rizieq Shihab akhirnya memutuskan untuk datang dua hari sebelumnya. Itu sebabnya kedatangan Rizieq Shihab di Polda Metro Jaya dikabarkan sebagai sikap "menyerahkan diri" dan bukan memenuhi panggilan.

Sepertinya, Rizieq Shihab juga seorang yang percaya pada angka keberuntungan. Dia memilih tanggal 12 bulan 12 untuk datang, walaupun akhirnya harus merelakan dirinya disebut "menyerahkan diri". Mungkin perhitungan Rizieq angka 1 dan 2 bisa membawa keberuntungan, seperti yang kita ketahui aksi gilang gemilang gerombolan Rizieq Shihab berlangsung di tanggal 2 bulan 12, yang kemudian dikenal dan terkenal dengan istilah 212. Merasa aksi di tanggal 2 bulan 12 itu sukses besar, gerombolan Rizieq Shihab ini sampai menyematkan sebutan alumni 212 pada siapapun yang datang dan hadir di aksi memenjarakan Gubernur Jakarta. Dan untuk memelihara angka keramat 212 ini, mereka pun tak tanggung-tanggung membentuk semacam kepengurusan, yang disebut Presidium Alumni 212 atau PA 212.

(gue baru baca sajaknya si Manuel... bawaan nulis jadinya mau berakhir 'ng' semua dan kayak lagi nulis sajak... jiancuuuk! wkwkwkw)

Pemilihan tanggal 12 bulan 12 yang digabungkan menjadi 1212, kalau diartikan bisa jadi "1 kali lagi 212 menang = 1 212 = 1212". Dengan harapan, di tanggal 12 bulan 12 itu proses pemeriksaan gagal total, artinya pihak polisii tak menemukan unsur pidana dari semua pasal yang dituduhkan. Walaupun polisi sudah mem-BAP Rizieq Shihab selama lebih dari 10 jam dengan 84 pertanyaan.

Sayang di sayang, harapan tinggal harapan. perhitungan tinggal perhitungan. Kenyataan pahit harus ditelan. Ternyata tanggal 12 bulan 12 menjadi hari apes Rizieq Shihab dan FPI. Rizieq Shihab keluar dari kantor polisi dengan sebuah penetapan sebagai Tersangka dan langsung harus masuk tahanan seketika itu juga. Pake baju oranye dan diikat pula tangannya.

Betapa memalukan! Perhitungan angka keberuntungan seorang Imam Besar seputaran angka 1 dan 2 salah total. Dalam hati Rizieq Shihab dan semua orang yang terlibat dalam mengotak atik angka 1 dan 2, pasti muncul pertanyaan besar. Apa faktor penggagal angka keramat mereka? Tiga tahun sudah angka 1 dan 2 berkibar dan selalu memberikan mereka kedigjayaan dan kemenangan. Walaupun mini market 212 yang mereka ciptakan juga sebenarnya gulung tikar. Padahal, mini market 212 ini sudah didukung oleh OK OCE, coba kurang apa lagi... tapi tetap saja gulung tikar.

Ternyata Rizieq Shihab dan sohib-sohibnya lupa, kalau di belakang angka 12 12 itu ada angka 2020!!

Secara urutan, angka 1212 memang ada di atas angka 2020, namun secara jumlah, 1212 lebih kecil dari angka 2020. Rizieq Shihab harus menambah berapa tuh biar jumlahnya lebih banyak dari angka 2020? Minimal harus nambah 1000. Dan secara penulisan tanggal, mau di depan atau di belakang, angka 2020 adalah penentu dari satu masa. 12 12 2020, adalah hari Sabtu kemaren. Bukan besok atau lusa. Angka 2020 adalah angka tahun yang menguasai hari dan bulan.

Ya, angka 2020 itulah yang menggilas angka 1212. Kalau orang memberi janji mau membayar utang, lalu dia bilang, "Entar ane bayar tanggal 12 bulan 12 yeeeh....", kita pasti bertanya, "Tahun berapa?" mau tidak mau, orang itu harus menjawab "Tahun... tahun... tahun 2020...". Dan angka 2020 juga disusun dengan 2 angka, yaitu 2 dan 0. Dan dua angka ini yang Rizieq Shihab lupakan.

Tapi... Angka 2020 ini milik siapa? Milik siapa lagi kalau bukan milik Presiden Indonesia, milik rakyat Indonesia. Karena kalau kita merujuk ke Presiden Jokowi, angka 2020 ini bisa memiliki arti sebagai berikut :

Angka 2 pertama : adalah periode ke 2

Angka 0 pertama : adalah tanpa beban

Angka 2 kedua : kali kedua berurusan dengan Rizieq Shihab

Angka 0 kedua : FPI akan disikat sampai tak tersisa

Kekuatan dari angka 2020, sebenarnya ada pada angka 2. Presiden Jokowi punya banyak keberuntungan dengan angka 2 di tahun 2020 ini. Penangkapan 2 menterinya yang ter-OTT karena kasus korupsi, adalah satu keberuntungan. Karena kalau 2 menteri yang korupsi itu tidak ditangkap sekarang, maka kerugian bangsa Indonesia akan lebih banyak lagi dari kerugian yang sudah ada. Kemudian, di akhir tahun 2020 pula, 2 anak Jokowi (anak dan menantu) memenangkan Pilkada. Masa depan mereka di panggung perpolitikan Indonesia terbuka lebar.

Sementara untuk angka 0, dengan memiliki angka 0, siapapun pihak atau orang yang macam-macam bertingkah di Indonesia, Jokowi siap mengkalikan mereka dengan angka 0. Artinya, sebesar apapun angka yang dimiliki lawan untuk macam-macam, Jokowi akan mengkalikan jumlah mereka dengan 0, maka hasilnya akan 0! kemenangan ada ditangan Jokowi...

Ngomong-ngomong... tulisan ini cuma iseng aja, bukan fengsui bukan terawangan... jadi jangan terlalu percaya yah.... ha ha ha

Angka 1212 Itu Pilihan Rizieq Shihab Sendiri. Sayang, Ada Angka Lain Di Luar Perhitungan!

Sumber Utama  : https://seword.com/umum/angka-1212-itu-pilihan-rizieq-shihab-sendiri-uTU84c8d5j

Haru, Saat PKS dan Gerindra Rebutan Jadi Penjamin HRS

Hikss…hikss…sungguh sangat terharu melihat kekompakan PKS dan Gerindra rebutan ingin menjadi penjamin HRS. Sedikit melankolis, ini mengingatkan saat Ahok “dipenjarakan” oleh kedua partai demi mendudukan Anies Baswedan di kursi DKI1. Duuh…salut, kalian itu kompaknya bikin gemes deh!

Yup, setelah resmi HRS ditahan ada 2 partai sejauh ini yang siap menjadi penjamin penangguhan penahanan HRS. Nama Habib Aboe Bakar Alhabsyi Sekjen PKS, yang juga anggota Komisi III DPR RI siap menjadi penjamin HRS.

"Penangguhan penahanan dapat dilakukan seorang tersangka atau terdakwa sebagaimana diatur dalam Pasal 31 KUHAP. Dan saya siap menjadi penjamin untuk penangguhan penahanan beliau," kata Aboe Bakar dalam keterangan tertulis, Minggu, 13 Desember 2020. Dikutip dari: detik.com

Dikatakannya terkait kasus kerumunan pandemi virus Corona (COVID-19), HRS adalah orang pertama yang ditahan, dan HRS menunjukkan sikap taat terhadap hukum.

Bisa jadi HRS ini adalah orang pertama yang ditahan lantaran protokol kesehatan. Ini menunjukkan bahwa beliau (Habib Rizieq) sangat menghormati proses hukum yang dilaksanakan oleh otoritas yang berwenang," terang Aboe Bakar.

Masih menurut Aboe Bakar, HRS layak penahanan ditangguhkan karena:

  1. Tidak akan mengulangi tindak pidana yang disangkakan
  2. Tidak menghilangkan barang bukti
  3. Tidak akan melarikan diri.

Wokeh…sekarang mari kita dengar suara Gerindra lewat Waketum Gerindra Habiburokhman, juga satu nada menyakini Habib Rizieq tak akan melarikan diri.

"Pak Kapolri yang baik, Ini di luar konteks substansi perkara kerumunan dan di luar konteks politik apapun. Saya yakin Habib Rizieq tidak akan melarikan diri dan saya bersedia menjamin penangguhan penahanan beliau," kata Habiburokhman melalui akun Twitter-nya, @habiburokhman, Minggu (13/12/2020). Dikutip dari: detik.com

Dikutip dari detik.com seperti juga PKS, maka Habiburokhman dari Gerindra mengatakan ada 3 alasan untuk dipertimbangkan penangguhan penahanan HRS, yaitu:

  1. Pascakerumunan saat penjemputan Habib Rizieq telah berulang kali mengingatkan pendukungnya untuk tidak berkerumun, reuni 212 dibatalkan dan pendukung diminta tak temani datang ke Polda Metro Jaya.

  2. Bisa diminta komitmen kepada Habib Rizieq dan lawyer-nya agar datang tiap kali ada panggilan pemeriksaan.

  3. Saya yakin hampir semua alat bukti sudah disita oleh penyidik, karena itu tidak mungkin Habib Rizieq bisa hilangkan alat bukti.

Hahahha….siap dan bungkus saja deh pernyataan dua partai yang setia kawan ini!

Terus terang ini mengingatkan Pilkada DKI 2017 ketika Ahok digulingkan bahu membahu oleh PKS, Gerindra, dan “dibantu” HRS demi memenangkan Anies Baswedan.

Jejak politik tidak bisa melupakan “duo sejoli” PKS dan Gerindra yang mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ketika itu untuk maju di Pilkada DKI 2017, padahal Anies bukan kader dari kedua partai. Kok bisa? Hahahha…bisalah…karena kepentingan “sang dalang”, karenanya Ahok harus ditendang dari peta politik. Bermodal kasus penistaan agama yang “dipaksakan”, Ahok disingkirkan lewat politik identitas bertema ayat dan mayat!

Bukan rahasia kalau HRS mempunyai pengikut yang suka banget dikibulin, dan dijanjikan 72 bidadari. Itu sebabnya, nggak susah saat itu untuk menjebloskan Ahok, karena cukup “ditakuti” dengan agama saja. Yup, terbukti JKT 58 memberikan suaranya untuk Anies, dan sukses menjadikan Jakarta hancur.

Mari kita ikut bernostalgia seperti PKS dan Gerindra bernostalgia saat ini. Apakah Ahok ketika itu diperlakukan adil? Jika mau jujur, ucapan yang diduga sebagai penistaan adalah “rekayasa” seorang yang bernama Buni Yani karena menggunggah video Ahok dalam kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu. Potongan video yang diunggah inilah cikal bakal “menjerumuskan” Ahok dalam kasus penistaan saat itu.

Maaf, desakan politik saat itu diluar akal sehat, hingga dirasa perlu oleh kelompok tertentu melahirkan PA 212! Sangking gokilnya, HRS ketika itu ditunjuk oleh MUI sebagai ahli agama? Wkwkwk….aslinya ngegilai, karena semua juga tahu HRS dan gerombolannya doyan kopar kapir, dan sangat membenci Ahok yang dianggap penuh dosa, berasal dari etnis China dan non-Muslim. Bahkan HRS bersama FPI sempat menghadirkan Gubernur DKI kw karena tidak menerima Ahok menggantikan Jokowi yang ketika itu maju di pilpres 2014.

Kebencian yang membutakan hukum kira-kira itu yang terjadi saat itu. Kepatuhan Ahok yang tidak pernah berkelit, dan datang sendiri pun tidak pernah diperhitungkan dimata hukum. Termasuk ketika itu Djarot Saiful Hidayat Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta siap menandatangani surat permohonan jaminan penangguhan penahanan atas Ahok, dan siap ikut dipenjara bersama Ahok, tetap tidak digubris.

"Saya tadi sudah menandatangani surat pernohonan jaminan penangguhan penahanan atas Pak Basuki," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta, Selasa (9/5/2017). Dikutip dari: suara.com

"Kalau sampai ada apa-apa, saya yang akan menjamin. Artinya jaminan itu berarti jaminan menyeluruh, termasuk kalau sampai terjadi apa apa jaminan termasuk saya menggantikan dipenjara. Ini jaminan seutuhnya," tegasnya. Dikutip dari: suara.com

Melihat kondisi saat ini, satu ucapan Ahok yang pernah dikatakannya “Tuhan tidak tidur” ketika dengan patuh dan demi cintanya kepada negeri ini, Ahok menerima hukum yang dipikulkan kepadanya. Yup, Ahok menyerahkan semua kepada rencana Tuhan, bukan kepada egonya. Dia percaya, pada waktunya Dia pemilik bumi ini akan mempermalukan semua yang menzoliminya.

"Percayalah, sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Mahakuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan satu per satu dipermalukan. Terima kasih," ujar Ahok

Membandingkan kepatuhan HRS dan Ahok terhadap hukum itu ngejomplang banget! Jejak digital tidak pernah mencatat Ahok lari dari tanggungjawab hukum, dan tidak pernah marathon. Beda dengan HRS yang bahkan pernah marathon 3 tahun lebih! Ditambah marathon lokal, Jakarta-Bogor-Jakarta dan Bogor lagi. Hahahah…

Paham yah untuk PKS dan Gerindra, naif mengatakan HRS begini dan begitu. Paham banget sebagai teman seperjuang dulu tentunya ingin membantu khan? Tetapi, kata orang pengalaman adalah guru yang terbaik. Nah disinilah persoalannya pengalaman menunjukkan HRS pernah kabur, dan ocehannya yang sulit dipegang plintir sana sini.

Jadi, supaya adil lebih baik hukum saja yang berbicara. Lagipula kita ini khan negara hukum, jadi kembalikan saja semua kepada hukum. Tidak usah ada aroma politik, atau agama. Spesial pake telor berbeda dengan Ahok, biarkan HRS mendapatkan keadilannya lewat hukum berjalan semestinya. Pas, dan cocok banget dengan revolusi akhlak yang digaungkannya. Heheh…

Tenangg….Ahok nggak bakal cemburu meski dulu nggak ada yang bela, karena Tuhan sudah membelanya sekarang. Ketahuan deh siapa yang tidak bernyali, dan pencundang sesungguhnya. Heheheh….

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-5293426/sekjen-pks-siap-jadi-penjamin-penangguhan-penahanan-habib-rizieq?tag_from=wp_beritautama&_ga=2.187894443.2081275339.1607625781-1384570624.1607625781 https://news.detik.com/berita/d-5293484/habiburokhman-siap-jamin-penangguhan-penahanan-habib-rizieq-ini-alasannya https://www.suara.com/news/2017/05/09/193304/jadi-penjamin-ahok-djarot-saya-siap-ikut-dipenjara https://megapolitan.kompas.com/read/2017/01/31/17011381/suara.ahok.bergetar.ketika.bantah.satu.per.satu.kesaksian.ketua.mui

Ilustrasi: Imgur

Haru, Saat PKS dan Gerindra Rebutan Jadi Penjamin HRS

Sumber Utama : https://seword.com/politik/haru-saat-pks-dan-gerindra-rebutan-jadi-penjamin-cZtYk5zdFE

Ban Mobil Nyai Nikita Dirobek OTK … Benarkah Terkait Senggolan Nyai terhadap FPI?

Seluruh Indonesia tahu soal perseteruan antara Nyai Nikita Mirzani dengan kelompok Ormas FPI, yang pentolan utamanya kini sedang diamankan alias ditahan, usai jalani pemeriksaan selama 10 jam terkait kasus kerumunan di Petamburan.

Semua bermula dari senggolan Nyai Nikita, yang diduga menyebut sosok Rizieq Shihab dengan sebutan “tukang obat”, meski Nikita tidak secara eksplisit menyebut nama. Namun, semua tahu bahwa unggahan status yang dipasang tak lama setelah Rizieq mendarat di Bandara Soetta tersebut mengarah ke mana.

Perseteruan menjadi ramai karena Soni “Maaher” Eranata, yang kini juga sedang mendekam di hotel prodeo alias ditahan oleh pihak yang berwajib, lantas dengan ucapan nyolot dan tanpa saringan mengatakan hal-hal yang sangat tidak pantas, yang ditujukan langsung kepada Nikita, dengan menyebut nama secara vulgar.

Pernyataan kasar yang bahkan disertai ancaman akan menggeruduk rumah Nikita dengan membawa 800 orang kawan-kawan selaskar Maaher, yang direspons Nikita dengan tak kalah berani, sambil menyebut dirinya sosok “wanita Amazon” yang siap menyambut kedatangan ratusan orang itu, bahkan siap untuk menggelar open house.


Selanjutnya, ketika Rizieq dinyatakan mangkir dari panggilan, bahkan banyak yang memberitakan kabur, dengan berseloroh Nikita juga menyindir dengan memasang unggahan sambil berkendara pakai “moge”, dengan caption yang mengarah pada ucapan hendak mencari Rizieq.

Sampai akhirnya Nikita juga mengunggah pada 12 Desember 2020, yang kita tahu menjadi hari bersejarah dengan Rizieq menyerahkan diri, diperiksa, lalu ditahan selama 20 hari guna keperluan proses hukum selanjutnya … Nikita memberi dukungan pada polisi dengan berkata:

Polisi hebat. Tidak ada satupun ORMAS yg boleh menempatkan diri diatas Negara. Nah bener kan apa kata saya. Negara ini di bangun atas dasar Pancasila.


Nah, dengan semua rangkaian kisah di atas, belum termasuk sindiran-sindiran lainnya karena Nyai Nikita mungkin marah dan muak dengan kelakuan Ormas FPI selama ini, mungkin sangat menusuk hati sehingga ada banyak anggota FPI yang geram dan marah kepada sosok wanita yang dikenal suka menampilkan lekak-lekuk tubuh seksinya itu.

Lalu terjadilah … Minggu siang sekitar pukul 12.45 di Sunda Kelapa, Nikita melaporkan kepada netizen soal ban mobil miliknya yang disobek secara sengaja, oleh orang tak dikenal (OTK), lewat akun IG "nikitamirzanimawardi_17, seperti berikut ini:

Kejadian nya Di sunda kelapa siang ini jam 12:45 Mobil saya ban nya Di sobek secara sengaja dan di mbl itu isi nya ke 3 anak2 saya Ada suster dan Supir saya. Kalian mencoba untuk menteror saya dengan cara seperti ini,untungnya Alhamdullilah Mobil oleng saat sudah keluar dari tol dan ke 3 anak saya baik - baik saja. Buat kalian yang melakukan Hal ini saya tidak Akan diam. Kalian sudah mencoba mengancam saya lewat SMS beberapa kali. Tapi Sekarang kalian mau mencoba mengintimidasi yang bisa mebahayakan saya dan seluruh anak saya dengan cara yang kampungan


Apakah sekadar kebetulan, misalkan orang sengaja cara gara-gara dengan memanfaatkan viralnya sosok Nyai Nikita atau memang ada keterkaitan dengan Ormas FPI, kita belum dapat menyimpulkan. Namun, dengan keterangan yang Nikita berikan, misalnya lewat kata-kata “Kalian sudah mencoba mengancam saya lewat SMS beberapa kali. Tapi Sekarang kalian mau mencoba mengintimidasi…” tak salah bila lantas ada dugaan bahwa semua peristiwa di atas ada kaitannya.

Jika sampai jawabannya YA … bahkan meskipun TIDAK … pelaku sedang salah memilih lawan untuk dibangkitkan amarahnya. Terlebih Nikita menyatakan bahwa tindakan mengarah ke teror tersebut tidak hanya ditujukan bagi dirinya, tetapi juga pada keluarganya (suster dan anaknya).

“Buat kalian yang melakukan Hal ini saya tidak Akan diam.”

Saya percaya perkataan ini serius. Nikita tentu takkan tinggal diam melihat keluarganya diancam, diteror, hingga dibahayakan nyawanya oleh perbuatan jahat tersebut. Kita doakan bersama semoga pengusutan terhadap kasus ini bisa segera menemui titik terang. Para netizen, silakan kerahkan mata dan setiap temuan … supaya jika ada rekaman terduga pelaku perobekan ban mobil Nyai Nikita … bisa segera terungkap ke publik, lalu aparat kepolisian dapat segera mengusutnya.

Ayo Nyai Nikita … gas pol terus … semoga lekas ketemu pelakunya!

Begitulah kura-kura….


Sumber: https://oto.detik.com/tips-and-tricks-mobil/d-5293485/ban-mobil-nikita-mirzani-robek-di-bagian-dinding-masih-boleh-ditambal

Ban Mobil Nyai Nikita Dirobek OTK … Benarkah Terkait Senggolan Nyai terhadap FPI?

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/ban-mobil-nyai-nikita-dirobek-otk-benarkah-mIUrqEAMoQ

Kesempatan Dialog Dibalas Rizieq dengan Nyolot, Pemerintah Tutup Pintu Saja untuk Rizieq!

Melalui Mahfud MD selaku Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, saya baru tahu bahwa pemerintah sebenarnya sudah memberi kesempatan kepada Rizieq untuk bermediasi, melakukan dialog, guna mencari win-win solution demi kepentingan bangsa dan negara.

Kenapa kok tidak saya sebut demi kepentingan Rizieq atau Ormas FPI? Karena kalau tujuannya demi kepentingan kelompok ini, yang sukses membuat eneg banyak orang di negeri ini, mendingan sama sekali tidak usah dibuat dialog atau upaya mediasi dalam bentuk apa pun.

Itu artinya, kalau Rizieq mampu bersikap sebagaimana warga negara yang baik, juga setiap anggota dan simpatisannya mampu bersikap wajar, tidak neko-neko, dan tidak melakukan perbuatan yang dapat ditindak secara hukum pidana … maka mereka tidak akan mengalami masalah apa-apa.

Jika mereka bersikap baik, kooperatif, dan bersedia mengikuti apa yang sudah ditentukan oleh aturan perundang-undangan berlaku, tidak menantang TNI atau tidak berupaya melukai anggota kepolisian, mungkin nyawa dari 6 anggota FPI tidak perlu melayang sia-sia, demi membela kepentingan junjungan mereka—meskipun kalau sudah urusan keyakinan, mungkin tindakan 6 orang itu tak bisa sepenuhnya disalahkan.


Sebelum dilanjutkan, saya akan kutipkan lebih dahulu perkataan Mahfud MD, seperti dilansir dari laman Kompas, yang merujuk pernyataan Mahfud MD lewat akun Twitter @mohmachfudmd pada Sabtu kemarin (12/12/2020), pada hari yang sama ketika Rizieq menyerahkan diri ke pihak yang berwajib:

Saya tegaskan pemerintah tak berencana rekonsiliasi dengan Muhammad Rizieq Shihab (MRS). Saya ngajak diatur silaturahmi di tempat netral, untuk berdialog dengan MRS untuk menjaga negara dan umat bersama-sama demi kebaikan rakyat dan umat. Hari pertama dia berpidato lantang, mau rekonsiliasi dengn syarat pemerintah membebaskan terpidana teroris, melepas tersangka tindak pidana dengan nama-nama tertenu. Lho, belum silaturahmi sudah minta syarat tinggi

Membaca pernyataan Mahfud MD ini, saya kok ikut-ikutan meradang ya. Orang itu sungguh tidak tahu diri, juga tidak menyadari bahwa dirinya dalam posisi membutuhkan uluran tangan pemerintah, yang kalau bersedia sedikit melunak, mungkin dapat membuat Rizieq aman, nyaman, dan bisa menikmati masa tuanya di Indonesia. Niat pemerintah baik, eh malah nyolot ... seperti pepatah "minta hati merogoh jantung", yang kalau keinginannya dituruti, justru akan semakin melunjak!

Namun, dengan pidato lantang khas seorang Rizieq Shihab, yang seolah-olah merasa bahwa dirinya punya posisi tawar yang kuat … sudah seharusnya pemerintah memang tidak perlu lagi membuka pintu untuk dialog, mediasi, apalagi rekonsiliasi dengan orang itu. Wong sudah tidak tahu diri kok, buat apa juga berusaha rekonsiliasi, nanti malah percuma!

Karena itu, Mahfud menegaskan pemerintah tidak akan berekonsiliasi dengan Rizieq.

Pernyataan yang sungguh tepat, tetapi saya masih sedikit khawatir kalau pernyataan itu ke depan akan kembali melunak, karena melihat masih ada deal-deal politik tertentu terkait Rizieq atau siapapun yang berada di belakang Big Imam sebagai sponsor utama dari aksi-aksinya selama ini.


Lebih baik Rizieq memang diperlakukan sebagai warga negara biasa, dimana hak-haknya memang bisa diperoleh sebagaimana warga negara lainnya, tetapi jika melakukan tindakan pidana, juga perlu diproses secara hukum, menurut aturan perundang-undangan yang berlaku di negeri ini.

Bagaimana jika pengikutnya atau siapapun yang merasa gak terima kalau Rizieq dibui, lantas berulah dengan mendatangi Polsek tertentu, sengaja bikin rebut, atau melakukan perlawanan di luar prosedur hukum yang sah? Ya silakan dicoba kalau mau berurusan dengan ketegasan aparat, yang kini tampaknya tak ada keraguan untuk berurusan dengan ormas atau kelompok yang berulah di negeri ini.

Presiden Joko Widodo juga sudah memberi kode, bahwa aparat dapat melakukan tindakan yang tegas dan terukur terkait situasi yang dapat membahayakan keamanan masyarakat, atau dapat mengusik ketenteraman dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Daaan … daripada membuka pintu rekonsiliasi dengan Rizieq dan kelompoknya, sungguh jauh lebih baik jika saat ini pemerintah berpikir keras dan lebih berfokus untuk mulai mengikis, dengan tujuan akhir menghilangkan segala pengaruh dari pemikiran radikalisme, yang sudah sekian waktu merasuk ke segala bidang kehidupan di negeri ini, supaya kelak generasi penerus bangsa tak lagi was-was untuk menjalani hidup di negeri sendiri. Pokoknya gas pol terus dan jangan kasih kendor, mumpung momentum sedang bagus!

Begitulah kura-kura….


Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2020/12/12/17100721/mahfud-md-pemerintah-tak-berencana-rekonsiliasi-dengan-rizieq-shihab

Kesempatan Dialog Dibalas Rizieq dengan Nyolot, Pemerintah Tutup Pintu Saja untuk Rizieq!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kesempatan-dialog-dibalas-rizieq-dengan-nyolot-8v7bkkQAkw

Harbolnas, Hari Diborgol Nasional

Ada yang asyik belanja, tapi ada satu orang terkenal yang diborgol dan disiarkan berulang-ulang tipi nasional.

Secara nasional, apa yang selanjutnya akan terjadi pada pimpinan FPI, Habib Rizieq Shihab, memang menjadi perhatian. Iya, setelah HRS diketahui menyerahkan diri pada Sabtu siang, 12/12/2020, tentu apa yang selanjutnya akan terjadi, menjadi pertanyaan banyak orang.

Dan terjawab, Polda Metro Jaya telah memutuskan untuk menahan Habib Rizieq Shihab , Minggu (13/12/2020) dini hari. Penahanan terhadap Imam Besar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu dilakukan di Rutan Direktorat Narkoba Polda, setelah sebelumnya diperiksa selama kurang lebih 13 jam.

Setelah pemeriksaan, mengenakan rompi tahanan berwarna orany sambil menunjukkan dua jempolnya saat digiring ke mobil tahanan Rizieq Shihab terlihat mengangkat kedua tangannya yang diikat dengan borgol plastik.

Blar….

Pihak sono jelas gempar. Lengkap dengan bumbu penyedap demi melebih-lebihkan. Agar bombastis dan menarik simpati.

Fadli Zon, seperti biasa dan seperti tidak punya bahan lain, menyerang pemerintah.

"Kini bisa kita lihat dg terang benderang: siapa yg adil siapa yg dzalim; siapa yg beradab siapa yg biadab; siapa yg cinta damai siapa yg cari keributan; siapa yg arogan siapa yg rendah hati; siapa yg berjuang utk umat/rakyat n siapa yg khianat. Telah ada pembeda di antara kita," cuitnya di akun Twitter, @fadlizon, Minggu (13/12/2020) dini hari sebagaimana dikutip SINDOnews(https://nasional.sindonews.com/read/266186/12/habib-rizieq-ditahan-fadli-zon-kini-terang-benderang-siapa-yang-zalim-1607811146).

Fahri Hamzah tak mau ketinggalan. Beliyo di antaranya memberi ucapan selamat jalan.

"Tuan, Setiap orang punya takdir, seriap orang punya jalan, ambillah jalanmu tuan...Aku pun punya jalan, dan aku bertanggungjawab dunia akhirat untuk melakoninya dengan baik, dengan penuh ikhlas dan gagah berani. Akan aku pertanggungjawabkan semua kata dan perbuatanku!"

"Tuan, Malam ini kita berpisah, tak sempat aku bertemu dan tak sempat kau mengucap salam...tapi dari jauh aku dengar semua harapan..bahwa kau akan kuat dan sabar melawan cobaan...Manusia punya rencana tapi rencana Allah adalah yang terbaik! Bismillah!," tulisnya di akun Twitter, dikutip dari SINDO news

Mantan partainya Fahri Hamzah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), juga memberikan pernyataannya. Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengajak untuk bersabar.

Sing waras ngalah. Jangan emosi. Semua kita hadapi seksama. Siapa yang berpegang pada kebenaran pasti akan menang,” katanya, dikutip dari Liputan6.com.

Tak mau ketinggalan, adalah mereka yang di akar rumput. Kemarahan berseliweran di media sosial. Rata-rata aneh-aneh. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:

Assalamu'alaikum Wr. Wb....Jumlah seluruh Polri di Indonesia itu berjumlah 600.000 sedangkan TNI 360.000...sedangkan Ummat Islam yg hadir dalam Reuni 212 kurang lebih 14 juta,. Dan Jumlah Ummat yg hadir menjemput IB di Bandara kurang Lebih 1 juta.. 14 Juta Ummat yg membela IB HRS melawan 960.000 Personil, diantara 960.000 personil ini Pasti bnyk yg Mencintai IB HRS, ketika perang terjadi pasti bnyk dari TNI POLRI yg gantung Baju yg gabung bersama para Mujahid. Seperti kejadian di POSO kemarin.. di Suriah jga ketika Tentara Suriah yg ikut bergabung bersama Para Mujahid Suriah dan Terbentuklah FSA (Free Suriah Army).. Jumlah Personil TNI POLRI di Indonesia brjumlah 960.000.. itu Seluruh Indonesia.. kalau di hitung jumlah TNI POLRI yg ada di Jakarta itu cuma kurang lebih 70 Ribu.. tdk seimbang untuk Melawan Ummat yg dtang membela IB HRS.. ALLAHU AKBAR

     **

KEPUTUSAN RAKYAT Ref.No:002/KR-IBHRS/Polda/XII/2020. URGENT !!!

UNDANGAN KE POLDA METRO JAYA

PERSIAPKAN DIRI KITA UMAT ISLAM DAN RAKYAT CINTA DAMAI Tikum: Polda Metro Jaya

MAKLUMAT BERSAMA ( untuk di viralkan sebagai undangan )

Dimohon kepada segenap RAKYAT INDONESIA terutama yg hadir (terlibat) saat penjemputan kedatangan IB-HRS di Bandara Soekarno-Hatta, saat acara di Mega Mendung, dan Petamburan,

Sebagai bentuk tanggung jawab moril, jangan hanya IB-HRS yg kena sanksinya, karena kita lah yg menyebabkan hingga terjadi kerumunan, tapi HRS yg DITAHAN dijadikan TERSANGKA...

Maka sekali lagi dengan penuh keikhlasan hati, MARI KITA bersama sama segera menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya,..

    **

KEADILAN HANYA MILIK PENGUASA YANG DZHOLIM Dengan Menimbang,,, Mengingat,,,, Memutuskan,,,, Menetapkan,,,, Bahwa Habibana di jatuhkan HUKUMAN 1.Denda 50 Juta, 2.Mati di tembak Syahid Enam orang 3.Penjara 5 th. Jenis Kasus = KERUMUNAN, Demikian KEPUTUSAN INI, TIDAK BOLEH ADA YANG MEMBANTAH,! TTD MPUD MD

   **

Bagaimana dengan contoh curhat dan kemarahan para pendukung HRS di atas?

Hadehh…., pantas saja kalau mereka ini mau dipimpin dan kemudian menjadikannya sebagai Imam Besar.

Katrok-nya unlimited!

Harbolnas, Hari Diborgol Nasional

Sumber Utama : https://seword.com/umum/harbolnas-hari-diborgol-nasional-SaGKEIWvGi

Rizieq Ditahan dan 3 Taktik Blitzkrieg

Rizieq akhirnya ditahan. Dengan kata lain, Rizieq masuk tahanan alias dipenjara. Hiruk pikuk kegaduhan semenjak Rizieq datang, mencapai klimaks pertama. Masih ada klimaks kedua dan ketiga dan keempat, ketika Rizieq disidang, divonis dan banding.

Dari satu bulan kekisruhan di seputar Rizieq hingga ia ditahan, publik mendapat tiga pesan taktik Blitzkrieg. Blitzkrieg (arti dari bahasa Jerman: serangan kilat) merupakan sebuah metode perang secara cepat yang diujungtombaki oleh infantri dengan kendaraan lapis baja, didukung oleh dukungan udara jarak dekat.

Pertama, symbol Rizieq jatuh seketika. Ketegasan aparat TNI-Polri dalam menghentikan sepak terjang Rizieq bukan main-main. Dimulai dari pernyataan dan ketegasan Pangdam Jaya dan disusul oleh Kapolda Metro Jaya bahwa negara tidak boleh kalah dengan preman langsung dibuktikan dengan cepat. Baliho Rizieq yang merupakan symbol kekuatan pemesatu Rizieq dan para pengikutnya, langsung diturunkan oleh aparat TNI.

Satpol PP yang sebetul diback-up oleh polisi ternyata kalah gertak dari laskar FPI. Satpol PP tidak sanggup menurunkan baliho Rizieq karena takut. Akhirnya tentara turun tangan. Seribuan baliho Rizieq di jantung ibu kota, langsung diturunkan. Simbol Riziq pun tersobek dan tercabik-cabik dengan kilat.

Rizieq-FPI ternyata tak berkutik berhadapan dengan TNI-Polri. Penurunan baliho Rizieq di Jakarta dan diikuti oleh daerah lain, langsung memukul psikologis para pengikut Rizieq. Tak ada perlawanan. Semua menganga. Simbol Rizieq pun turun menghujam bumi.

Tidak berhenti sampai di situ. Tindakan tegas dan terukur aparat yang menewaskan 6 laskar FPI yang menyerang polisi, memukul psikologis Rizieq dan FPI untuk kedua kalinya. Ini adalah serangan balik mematikan. Rizieq-FPI kocar-kacir. Terbukti, tak ada perlawanan balik FPI. Nyungsep. Narasi yang dibangun oleh Munarman soal FPI tidak bersenjata langsung ketakutan diperingati keras oleh polisi. Pernyataan laskar FPI tidak punya senjata akan dipidana. Polisi punya bukti.

Pengumuman bahwa Rizieq bersama lima orang orang lainnya sebagai tersangka terkait kerumunan, merupakan aksi blitzkrieg yang ketiga. Untuk ketiga kalinya aksi aparat memukul psikologis Rizieq. Rizieq sendiri lewat media, mengakui bahwa ia sangat terkejut dijadikan tersangka dengan cepat.

Polisi tidak berhenti sampai di situ. Rizieq langsung diultimatum menyerahkan diri atau ditangkap. Pernyataan berulang dari aparat kepolisian bahwa jika ada yang menghalang-halangi penangkapan Rizieq, maka akan disikat, membuat orang-orang yang sebelumnya berani menjadi tameng hidup pembela Rizieq menjadi ketakutan dan bersembunyi. Janji mati sahid, mulai tidak laku. Blitzkier

g berlanjut.

Simbol keruntuhan Rizieq menjadi tercabik-cabik ketika datang menyodorkan diri. Iapun diperiksa dengan 84 pertanyaan. Setelahnya diputuskan ditahan. Ia pun diborgol, dimasukan ke dalam mobil tahanan. Rompi tahanan yang dipakainya menjadi penegasan bahwa kehebatannya selama ini tak berarti di hadapan aparat penegak hukum. Ini jelas sangat memukul psikologis Rizieq, FPI dan para simpatisannya.

Kedua, Rizieq salah taktik. Taktik konvensional berhadapan dengan taktik Blitkrierg super digital 5G. Saat Rizieq masih di Arab, ia bisa dengan leluasa mengeluarkan aneka pernyataan. Selama 3,5 tahun di Arab, Rizieq membangun reputasi sebagai orang yang teraniaya. Di tanah air, para pengikut Rizieq tetap memujanya dan sangat menunggu kedatangannya kembali.

Saat Rizieq berhasil pulang, sebetulnya, ia sudah di atas angin. Terbukti ia berhasil memobilisasi para pengikutnya untuk menyambutnya di bandara. Di sana ia dielu-elukan dan menjadi orang hebat bak pahlawan. Ia dipuja sebagai seorang komandan yang baru pulang dari medan perang. Tetapi ia terlalu mabuk pujian karena sebenarnya kemenangannya itu hanya semu dan sangat keropos. Sialnya, Rizieq masih belum puas. Ia terus haus pujian. Iapun mengundang kerumunan massif di Petamburan dan di Megamendung di saat pandemik Covid-19 yang mematikan.

Mabuk pujian dan nalar untuk berpikir logis menjadi tumpul, mengakibatkan sinyal dari pemerintah untuk membuka dialog dengan Rizieq tidak dipertimbangkan dengan matang. Menurut pengakuan Menkopolhukam, Mahfud MD, sinyal rekonsiliasi sebetulnya sudah mulai dibuka oleh pemerintah. Namun Rizieq besar kepala. Ia mengajukan persyaratan tinggi yang tidak masuk akal. Ia baru mau berdialog jika pemerintah membebaskan semua tahanan teroris dan orang-orang tertentu yang di penjara terlebih dahulu. Ini jelas tak masuk akal.

Kepongahan Rizieq terus menjadi-jadi ketika ia dengan lantang mengecam TNI dengan kata ‘kurang ajar’ dan menyindir polisi yang ikut menjaga Nikita Mirzani sebagai penjaga lonte. Rekonsiliasi pun batal seketika. Taktik pemerintah langsung berbalik 180 derajat. Serangan Blitzkierg dilancarkan. Rizieq harus dihentikan segera.

Jelas taktik pulang ke tanah air, memprovokasi kerumunan agar terlihat luar biasa, mengecam TNI-Polri langsung menjadi boomerang. Tadinya Rizieq merasa gagah perkasa berdiri di atas negara. Ia lantang menentang negara. Padahal ia dan pengikutnya ibarat sekelompok kucing liar berhadapan dengan singa negara. Ia telah memancing kelompok singa yang sedang siap-siaga. Taktik Blitkrieg membuat Rizieq tak berkutik.

Awalnya kelompok singa, kurang tertarik meladeni kelompok kucing liar ini. Namun ketika sekelompok kucing mencoba mengeong terang-terangan di depan para singa, para singa tanpa ampun mencakar kelompok kucing sampai tak berkutik.

Ketiga, para penunggang terbelalak kilat. Sikap tegas dan terukur aparat mengejutkan para bohir di belakang Rizieq. Selama 6 tahun pemerintah Jokowi, aparat tidak pernah setegas ini. Bukan rahasia lagi, rizieq dan para pengikutnya besar kepala karena ada para bohir di belakangnya. Para bohir ini memanfaatkan Rizieq sebagai pion penyerang, penggertak dan perongrong pemerintahan saat ini.

Kini genderang aksi telah ditabuh oleh aparat. Rizieq dan pasukan pionnya mulai disikat. Ketika Rizieq disikat, maka berlakulah hukum di dunia persilatan. Sang bos diciduk, nyali para pengikut langsung ciut. Para bohir di belakangnya pun dan kehabisan akal.

Aparat sudah melangkah maju. Hukum kembali menjadi panglima. Tentu drama terus berlanjut. Akankah Rizieq dan para penunggang di belakangnya mampu menyusun kekuatan dan memaksa gencata senjata? Mari kita tunggu laga seru dan klimaks selanjutnya.

Rizieq Ditahan dan 3 Taktik Blitzkrieg

Sumber Utama : https://seword.com/umum/rizieq-ditahan-dan-3-taktik-blitzkrieg-W5kypcjqGS

3 Pentolan FPI Ikut Jejak Rizieq Serahkan Diri, Bravo Polri-TNI, Thanks Pak Jokowi

Solidnya Pemerintah dalam menangani kasus Rizieq akhirnya berbuah hasil yang besar. Efeknya indeks kebahagiaan netizen otomatis makin meningkat. Hari ini tanggal 13, angka sial bagi sebagian orang tapi jadi angka kebahagiaan buat netizen NKRI. Kembali hari ini ada kabar berita gembira.

3 pentolan FPI yang yang jadi tersangka dalam kasus kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat telah menyerahkan diri tanpa syarat ke Polda Metro Jaya. Polisi menyebut ketiganya menyerahkan diri pada dini hari tadi.

"Tadi pagi sekitar pukul 01.00 WIB, tiga orang dari kelima orang tersebut menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (13/12/2020).

Siapa ketiga pentolan itu?

Ketiganya adalah Haris Ubaidillah sebagai ketua panitia, Habib Idrus selaku kepala seksi dan Ali bin Alwi Alatas selaku sekretaris panitia. Ketiganya, sebut Yusri, didampingi oleh pengacara saat menyerahkan diri.

Rupanya ketiga pentolan itu setia kepada Rizieq plus dilanda ketakutan. Setia karena melihat Imam Jumbo dengan tulus hati menyerahkan dirinya sendiri tanpa meminta pengawalan PASPAMBIB alias pasukan pengaman Habib eh Bibib.

Ketakutan karena di satu sisi kalau sampai ditetapkan sebagai DPO maka nasibnya akan berakhir tragis. Jadi rupanya Imam Jumbo dan para pentolan itu belum siap bertemu bidadari.

Jadi rupanya mereka juga mungkin punya niat lain yaitu pengen mengukir kebersamaan 212 alias reuni indah bersama 212 di bui. Ini adalah niat yang mulia dan harus didukung para pembaca yang budiman dan budiwoman.

Terima kasih untuk Polri dan TNI yang telah bersinergi dan berkolaborasi untuk membuat ruang gerak para pentolan ini makin tersudut. Ultimatum yang bertubi dari Polri ditambah Pangdam Jaya membuat nyali para petinggi Petamburan ikut menciut.

Bravo para aparat Polri dan TNI yang makin solid.

Mabes Polri ikut mengambil alih dan mendukung proses kasus yang menimpa Rizieq. Dukungan Mabes Polri ini jelas menunjukkan ancaman dari Rizieq dan gerombolannya itu ditanggapi dengan serius oleh negara.

Terima kasih untuk Pak Presiden Jokowi yang akhirnya tampil lepas dan mulai tanpa beban ikut mendukung gerak dan aksi Polri dan TNI yang secara kompak menjadi pilar penjaga NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Kesolidan dan kesigapan Pemerintah inilah yang ditunggu publik. Mencermati kasus Rizieq yang beberapa tahun lalu berakhir mengambang, publik terus memantau dan mengawal aksi Polri dan TNI yang dengan sikap taktis dan strategis tak mau lagi mengulang kesalahan yang sama.

Ada rasa pesimis di awal mengingat kejadian yang sudah-sudah tetapi pada akhirnya rasa pesimis berangsur memudar. Polri dan TNI akhirnya berjibaku mulai dari penumbanhan baliho sebagai strategi perang urat syaraf. Lalu berujung pada proses penyidikan yang akhirnya menjerat secara serempak para petinggi Petamburna itu.

Aksi penembakan yang dilakukan para [olisi ke 6 laskar khusus menjadi titik balik mulai ambyarnya pasukan bibib di lapangan. Markas mereka yang di Petamburan biasanya dikawal dan dijaga ketat akhirnya sepi dan sunyi persis kayak kuburan.

Rupanya Bibinb dan para petinggi mencium bau kematian jikalau mereka terus kabur, melawan petugas dan memberontak. Ultimatum yang disampaikan oleh petinggi dari kepolisian membuat mereka ciut.

Adalah para pengacara Rizieq yang membongkar hal ini.

Pengacaranya mengatakan bahwa polisi sudah tahu persembunyian si Rizeq. Ini sinyal bahwa kepalanya si Rizieq sudah dipegang, lokasi sudah diketahui. Kalau tak mau menyerahkan diri dan kabur terus maka nasibnya bisa seperti si bosnya Al Qaeda.

Intelijen kepolisian Indonesia tak main-main. Dengan mem-pin lokasi Rizieq ditambah perintah pencekalan ke Imigrasi membuatnya makin terkunci. Merasa dirinya tuir juga dan tak bisa mengandalkan massanya yang kocar-kacir, Rizieq pasrah kepada Allah dan terutama kepada polisi.

Langkah penyerahan diri Rizieq ini di satu sisi membuatnya panjang usia alias masih bisa bernafas kendati dalam penjara. Daripada bernasib yang sama dengan 6 laskarnya yang sudah almarhum?

Langkah penyerahan diri ini menjadi teladan indah dan mulia karena Imam Jumbo DPO itu sudah memberikan contoh bagaimana sebagai status tersangka harus menyerahkan diri tanpa neko-neko, tanpa syarat dan tanpa pengawalan. Kemegahan diri Rizieq yang dulu dikawal ribuan pemujanya kini pupus.

Rizieq menyadari bahwa semua dukungan itu hanya ilusi. Makanya dia tak lagi membawa pasukannya yang bodoh itu. Ada kewarasan sedikit yang terlintas dalam alam pikiran Rizieq.

Dengan penyerahan diri para pentolan FPI ini maka reuni indah makin nyata. Dulu reuni mereka diliputi keramaian dan euphoria yang sangat gegap gempita. Kali ini di balik bilik sempit yang dingin mereka akan tepekur. Bersyukur nggak didor tapi masih diberi kesempatan dan nikmat hidup dari Tuhan.

Nah, yang sisanya lagi? Mending ikuti jejak Rizieq kalau mau umur panjang dan mau melihat Rizieq lagi!

Atau jangan-jangan dikabari Rizieq kalau dia dikasih makan malam enak sama polisi. Dari videonya kayak nasi kotak Padang dan buka nasbung kayak biasanya. Nikmat apalagi yang kau dustakan? Maka para pengikutnya langsung berhamburan menghampiri Polda Metro "I'm coming Bib.....".

3 Pentolan FPI Ikut Jejak Rizieq Serahkan Diri, Bravo Polri-TNI, Thanks Pak Jokowi

Sumber Utama : https://seword.com/politik/3-pentolan-fpi-ikut-jejak-rizieq-serahkan-diri-hDz0oRC4P4

Ternyata, Disamping Rizieq dan FPI-nya, JK Kekuatan Besar Jegal Ahok Jadi Gubernur DKI

Politik itu busuk yah pemirsah, bagimana tidak bisa dikatakan busuk pemirsah? Karena ternyata sekilas kita lihat para pemainnya baik-baik semua, ternyata memiliki deal-deal lain diluar panggung yang tidak bisa kita prediksi dan bisa terbungkus rapi tanpa diketahui publik.

Namun percayalah, ibarat kata pemirsah, sepandai-pandainya kita menutupi kotoran kucing? Maka suatu saat akan tercium juga bauknya pemirsah, apalagi yang harum? Akan cepat tercium dan yang bauk? Pelan tapi pasti akan tercium dan terbongkar juga itu barang pemirsah.

Dan kita sangat bersyukur dengan adanya orang-orang seperti Nikita Mirzani yang berani blak-blakan saat orang nomor satu FPI, rizieq akan pulang ke Indonesia setelah menamatkan tiga setengah tahun pelariannya di Arab Saudi setelah sukses menjungkalkan Ahok dan pasangannya Djarot Saiful Hidayat yang akan menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 yanga ternyata mendapatkan jegalan tidak hanya dari ormas FPI dengan rizieq sebagai dedengkotnya yang mengadakan demo berjilid-jilid dengan tuduhan ‘penistaan agama’, sehingga menjadi jalan mulus bagi Anies – Uno yang akhirnya memenangkan konstelasi Pilkada DKI yang begitu mencekam dengan politik identitas tersebut.

Sebagaimana kita ketahui, ketika akan pulang dan disambut dengan gerombolannya yang merasa paling punya negara ini, Nikita Mirzani, artis tanah air ini membuat cuitan dengan ‘tukang obat’ yang akhirnya menyulut sumbu pendek pemuja rizieq dan memancing reaksi berlebihan dari rizeq sendiri yang berceramah dengan seperti biasa, penuh kotoran dan ujaran kebencian terhadap Polisi dan TNI yang dia narasikan lembek dan dapat jatah dari orang yang menyebutkan sebagai ‘tukang obat’.

Lalu ada Lae kita, politikus mantan kader Demokrat, Ferdinand Hutahaen yang dapat memancing JK bersuara kepublik dengan kode pancingan ‘Chaplin’ di media sosialnya. Lae yang sangat begitu memilih pergi dari partai SBY itu usai menganggap tidak ada kesamaan Visi dan Misi dengan AHY anaknya SBY ini berhasil membuat publik dan bahkan pak JK alais Jusuf Kalla bingung dan merasa dirinya adalah yang dimaksud dengan kode ‘Chaplin’.

Kode keras Lae Ferdinand dengan cuitan “Hebat jg si Caplin, bawa duit sekoper ke Arab, bayar ini itu beres semua. Agenda politik 2022 menuju 2024 sdh dipanasi lebih awal. Tampaknya Presiden akan sgt disibukkan olh kegaduhan rekayasa caplin demi anak emasnya si asu pemilik bus edan.” Langsung menggoreskan di dada yang merasa sehingga bagaikan petir menggelegar, puterinya Jusuf Kalla tidak tenang hidupnya hingga melaporkan Lae kita ini ke Polisi.

Pun jubirnya JK, Husain Abdullah, meminta Ferdinand jantan dan mengungkapkan 'Chaplin' dalam kicuannya di Twitter itu. Karena dia tidak bisa menerka siapa sosok ‘Chaplin’ yang masih menjadi teka-teki sampai saat ini. Padahal itulah kiasan politik yang mampu memancing Jusuf Kalla bersuara mengapa dia berseberangan dengan Pak Jokowi dalam hal Pilgub DKI, padahal mereka adalah dua negarawan yang sedang memimpin negeri ini.

Tidak pernah terbersit mungkin dalam hati kita bahwa Jusuf Kalla adalah salah satu kekuatan besar lainnya disamping demo berjilid-jilid buatan rizieq dan ormas premannya, FPI yang mampu mengundang jutaan orang untuk reunian di Tugu Monas untuk menjatuhkan nama Ahok plus tidak memilihnya di Pilgub DKI.

Ahok pun harus mengalami kenyataan pahit karena ternyata Jusuf Kala adalah aktor dibalik kekalahannya di Pilgub DKI. Hal ini terlontar ketika Jusuf Kalla mengatakannya langsung di wawancara eksklusif bersama Pemimpin Redaksi Berita Satu, Claudius Boekan di kanal Youtube Berita Satu, Jumat (4/12/2020).

Di kanal Youtube itu, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK blak-blakan pernah tak sejalan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait pencalonan kepala daerah. Perbedaan pandangan itu terjadi saat gelaran pemilihan gubernur atau Pilgub DKI Jakarta beberapa tahun lalu.

Ketika itu, pria yang akrab disapa JK tersebut mengaku memberikan dukungan kepada Anies Baswedan saat mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta. Menurut JK, dirinya memiliki pandangan tersendiri kala itu. Ia menilai jika Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terpilih menjadi Gubernur DKI situasi Jakarta akan tidak kondusif dan berdampak pada kepemimpinan Presiden Jokowi.

“Saya kenal dengan Pak Anies dan mendukung dia jadi gubernur itu benar. Mohon maaf, kalau saat itu Ahok yang menang, akan terjadi keributan dan berdampak pada Presiden Jokowi,” kata JK saat diwawancara Claudius Boekan yang dikutip pada Senin (7/12/2020).

“Saya kenal dekat dengan Anies benar. Saya yang mendukung dia jadi calon gubernur, itu benar. Malam-malam 12 jam sebelum penutupan saya telepon Pak Prabowo dan Ketua PKS semua setuju,” kata Jusuf Kalla.

“Saya telepon dari New York. Karena ada bahayanya, kalau Ahok yang menang, ribut ini, dan bisa kena akibatnya ke Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo),” ucap Kalla.

Padahal setelah anies jadi gaberner DKI, apakah Jakarta menjadi lebih baik? Suasana makin kusam dan runyam, anggaran tidak transparan, demo bisa seakan-akan diizinkan, hingga diberikannya karpet merah bagi rizieq dan FPI-nya yang bebas berdemo di Tugu Monas.

Begitulah ternyata politik busuk. JK orang yang saya anggap baik di pelupuk mata, ternyata bermain dua kaki, terlihat mesra dengan Pak Jokowi, namun berseberangan dan mendukung anies ketimbang Ahok yang lebih memiliki pengalaman, kredibilitas, teruji integritasnya dan pemimpin karismatik dengan tidak ada tata kata, melainkan tata kota dan administrasi pemerintahan yang lebih baik. Komitmen menjaga anggaran dan tidak mau kompromi dengan DPR untuk korupsi dengan anggaran aneh-aneh.

Tapi, begitulah ternyata Jusuf Kalla adalah aktor dibelakang kalahnya Ahok dan Djarot dan lebih memilih menjadikan Anies sebagai gaberner DKI untuk jalan menjadi capres 2024. Namun begitulah, sekarang terkuak bahwa anies tidak becus dan Jusuf Kalla ‘dipaksa’ oleh ‘Chaplin’ untuk menguak kebenaran pahit dibalik kekalahan Ahok dan Djarot.

Ternyata, Disamping Rizieq dan FPI-nya, JK Kekuatan Besar Jegal Ahok Jadi Gubernur DKI

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ternyata-disamping-rizieq-dan-fpi-nya-jk-IbHlPwk0eb

Syaratnya Ngeri, Mahfud MD Cerita Alasan Pemerintah Tak Rekonsiliasi Dengan Rizieq

Begitu Rizieq dikabarkan akan pulang ke Indonesia, kita semua tahu, situasi politik Indonesia akan memanas. Akan ada banyak hal yang terjadi. Banyak yang yakin, Rizieq pulang bukan untuk istirahat dan santai di rumah. Ada misi politik yang harus dia kerjakan. Anggap saja menggalang kekuatan politik untuk mengangkat satu tokoh.

Saat Rizieq pulang, pemerintah sebenarnya ingin bertemu dengan Rizieq. Menko Polhukam Mahfud MD awalnya mengungkap rencana pemerintah bertemu dengan Rizieq. Mahfud mengatakan, saat Habib Rizieq hendak pulang ke Indonesia, memang ada niat pemerintah berdialog bersama Rizieq. Ini semata-mata dilakukan untuk menjaga suasana di Indonesia tetap aman dan kondusif.

"Penjelasan: sebenarnya, malam sebelum MRS (Muhammad Rizieq Shihab) mendarat tanggal 9/11/2020 jam 19.00 WIB, saya mengundang tim hukum MRS (Sugito dan Ari). Saya ngajak diatur silaturrahim di tempat netral, untuk berdialog dengan MRS, untuk menjaga negara, dan umat bersama-sama demi kebaikan rakyat dan umat," kata Mahfud dalam akun Twitter resminya. .

Tapi rencana tersebut akhirnya dibatalkan setelah mendengar pidato Rizieq yang memberi syarat rekonsiliasi. Dengan adanya pidato itu, Mahfud menegaskan pemerintah tidak memiliki rencana rekonsiliasi dengan Rizieq.

"Tapi apa jawabnya? Hari pertama dia berpidato lantang, 'mau rekonsiliasi dengan syarat pemerintah membebaskan terpidana teroris, melepas tersangka tindak pidana dengan nama-nama tertentu'. Loh, belum silaturrahim sudah minta syarat tinggi. Maka saya tegaskan, pemerintah tak berencana rekonsiliasi dengan MRS," katanya.

Saya coba cek di media lain. Kira-kira begini ucapan Rizieq yang siap rekonsiliasi.

Rizieq kembali menyerukan rekonsiliasi. Akan tetapi, mereka ingin para ulama, habaib hingga tokoh nasional dibebaskan.

"Bebaskan ustaz Abu Bakar Baasyir yang sudah sepuh, bebaskan Habib Bahar bin Smith, bebaskan doktor Syahganda Nainggolan, bebaskan Bapak Anton Permana, bebaskan Bapak Jumhur Hidayat. Bebaskan dulu ya, bebaskan mereka, bebaskan para buruh, bebaskan para mahasiswa, bebaskan para pendemo," kata Rizieq.

Hahaha, maklum lah, Rizieq sebelum itu kan merasa tinggi dan hebat. Bahkan ada pendukungnya yang menganggap Rizieq jauh lebih tinggi kedudukannya dari seorang presiden. Pemikiran ini menimbulkan kesombongan dan arogansi akut. Makanya jangan heran, Rizieq pada awal kepulangannya merasa unstoppable. Dia berpikir tak ada yang bisa menghentikannya.

Mengajak rekonsiliasi dengan syarat mengerikan seperti itu? Hanya orang tak waras yang setuju. Meminta pembebasan terpidana teroris adalah hal yang sangat keterlaluan.

Lebih keterlaluan lagi pihak-pihak yang seolah mendukung FPI dan Rizieq. Silakan pembaca menilai sendiri tujuan dari Rizieq yang meminta membebaskan teroris. Ormas berkedok agama tapi kelakuan mirip preman pengacau. Coba ingat lagi siapa saja politisi, pejabat serta tokoh penting yang berhubungan baik dan membela FPI. Sesungguhnya mereka adalah orang munafik. Kalau ingat-ingat ini, lama-lama kesel juga. Rizieq memang tidak layak diajak rekonsiliasi. Lebih layak dipenjara dan dihukum atas kasus-kasus lamanya yang belum tergarap. Bahkan, orang seperti ini tidak layak tinggal di negara ini.

Mau minta rekonsiliasi tapi Rizieq berikan syarat seenak jidat yang menguntungkan dirinya dan kelompoknya. Ibarat, enak di lu, gak enak di gue. Dikasih betis minta paha. Kalau dia bicara syarat seperti itu, mending tak usah didengarkan. Lantas, bisakah kita tarik kesimpulan, kalau dia minta pembebasan terpidana teroris, artinya jalan pikiran Rizieq sepaham dengan orang tersebut? Ngeri, kan?

Masa bodo dengan ocehan Rizieq dan komplotannya. Pemerintah jangan pernah dan tidak boleh sekali pun atau sedetik pun berpikir untuk rekonsiliasi atau negosiasi dengan ormas pengacau dan perusak NKRI. Ormas model begini harus dibasmi dan diberantas sampai ke akar-akarnya. Peduli amat dengan ancaman dan keinginan mereka. Sikat sampai tak tersisa. Mereka sudah keterlaluan selama ini. Sekarang saatnya sudah tiba. Momen pas. Masyarakat mendukung dan sudah gerah. Bahkan kalau mereka minta ampun, jangan dikasih ampun. Kalau dibiarkan terus, lama-lama berlagak kayak raja yang petantang petenteng.

Rizieq itu gak punya nyali. Digertak akan ditangkap paksa aja langsung datang ke Polda Metro Jaya. Kalau memang hebat, sembunyi dong sampai tertangkap. Teriak ajak pengikut siap berjuang hingga titik darah penghabisan. Dia sendiri aja, keluar keringat dikit aja, udah nyerah.

Bagaimana menurut Anda?

https://news.detik.com/berita/d-5292569/mahfud-md-ungkap-alasan-pemerintah-batal-rekonsiliasi-dengan-habib-rizieq

Syaratnya Ngeri, Mahfud MD Cerita Alasan Pemerintah Tak Rekonsiliasi Dengan Rizieq

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/syaratnya-ngeri-mahfud-md-cerita-alasan-W5stlIHa0F

Angka 1212 Itu Pilihan Rizieq Shihab Sendiri. Sayang, Ada Angka Lain Di Luar Perhitungan!

Panggilan untuk Rizieq Shihab dari Kepolisian sebenarnya dijadwalkan tanggal 14 bulan 12. Tapi Rizieq Shihab akhirnya memutuskan untuk datang dua hari sebelumnya. Itu sebabnya kedatangan Rizieq Shihab di Polda Metro Jaya dikabarkan sebagai sikap "menyerahkan diri" dan bukan memenuhi panggilan.

Sepertinya, Rizieq Shihab juga seorang yang percaya pada angka keberuntungan. Dia memilih tanggal 12 bulan 12 untuk datang, walaupun akhirnya harus merelakan dirinya disebut "menyerahkan diri". Mungkin perhitungan Rizieq angka 1 dan 2 bisa membawa keberuntungan, seperti yang kita ketahui aksi gilang gemilang gerombolan Rizieq Shihab berlangsung di tanggal 2 bulan 12, yang kemudian dikenal dan terkenal dengan istilah 212. Merasa aksi di tanggal 2 bulan 12 itu sukses besar, gerombolan Rizieq Shihab ini sampai menyematkan sebutan alumni 212 pada siapapun yang datang dan hadir di aksi memenjarakan Gubernur Jakarta. Dan untuk memelihara angka keramat 212 ini, mereka pun tak tanggung-tanggung membentuk semacam kepengurusan, yang disebut Presidium Alumni 212 atau PA 212.

(gue baru baca sajaknya si Manuel... bawaan nulis jadinya mau berakhir 'ng' semua dan kayak lagi nulis sajak... jiancuuuk! wkwkwkw)

Pemilihan tanggal 12 bulan 12 yang digabungkan menjadi 1212, kalau diartikan bisa jadi "1 kali lagi 212 menang = 1 212 = 1212". Dengan harapan, di tanggal 12 bulan 12 itu proses pemeriksaan gagal total, artinya pihak polisii tak menemukan unsur pidana dari semua pasal yang dituduhkan. Walaupun polisi sudah mem-BAP Rizieq Shihab selama lebih dari 10 jam dengan 84 pertanyaan.

Sayang di sayang, harapan tinggal harapan. perhitungan tinggal perhitungan. Kenyataan pahit harus ditelan. Ternyata tanggal 12 bulan 12 menjadi hari apes Rizieq Shihab dan FPI. Rizieq Shihab keluar dari kantor polisi dengan sebuah penetapan sebagai Tersangka dan langsung harus masuk tahanan seketika itu juga. Pake baju oranye dan diikat pula tangannya.

Betapa memalukan! Perhitungan angka keberuntungan seorang Imam Besar seputaran angka 1 dan 2 salah total. Dalam hati Rizieq Shihab dan semua orang yang terlibat dalam mengotak atik angka 1 dan 2, pasti muncul pertanyaan besar. Apa faktor penggagal angka keramat mereka? Tiga tahun sudah angka 1 dan 2 berkibar dan selalu memberikan mereka kedigjayaan dan kemenangan. Walaupun mini market 212 yang mereka ciptakan juga sebenarnya gulung tikar. Padahal, mini market 212 ini sudah didukung oleh OK OCE, coba kurang apa lagi... tapi tetap saja gulung tikar.

Ternyata Rizieq Shihab dan sohib-sohibnya lupa, kalau di belakang angka 12 12 itu ada angka 2020!!

Secara urutan, angka 1212 memang ada di atas angka 2020, namun secara jumlah, 1212 lebih kecil dari angka 2020. Rizieq Shihab harus menambah berapa tuh biar jumlahnya lebih banyak dari angka 2020? Minimal harus nambah 1000. Dan secara penulisan tanggal, mau di depan atau di belakang, angka 2020 adalah penentu dari satu masa. 12 12 2020, adalah hari Sabtu kemaren. Bukan besok atau lusa. Angka 2020 adalah angka tahun yang menguasai hari dan bulan.

Ya, angka 2020 itulah yang menggilas angka 1212. Kalau orang memberi janji mau membayar utang, lalu dia bilang, "Entar ane bayar tanggal 12 bulan 12 yeeeh....", kita pasti bertanya, "Tahun berapa?" mau tidak mau, orang itu harus menjawab "Tahun... tahun... tahun 2020...". Dan angka 2020 juga disusun dengan 2 angka, yaitu 2 dan 0. Dan dua angka ini yang Rizieq Shihab lupakan.

Tapi... Angka 2020 ini milik siapa? Milik siapa lagi kalau bukan milik Presiden Indonesia, milik rakyat Indonesia. Karena kalau kita merujuk ke Presiden Jokowi, angka 2020 ini bisa memiliki arti sebagai berikut :

Angka 2 pertama : adalah periode ke 2

Angka 0 pertama : adalah tanpa beban

Angka 2 kedua : kali kedua berurusan dengan Rizieq Shihab

Angka 0 kedua : FPI akan disikat sampai tak tersisa

Kekuatan dari angka 2020, sebenarnya ada pada angka 2. Presiden Jokowi punya banyak keberuntungan dengan angka 2 di tahun 2020 ini. Penangkapan 2 menterinya yang ter-OTT karena kasus korupsi, adalah satu keberuntungan. Karena kalau 2 menteri yang korupsi itu tidak ditangkap sekarang, maka kerugian bangsa Indonesia akan lebih banyak lagi dari kerugian yang sudah ada. Kemudian, di akhir tahun 2020 pula, 2 anak Jokowi (anak dan menantu) memenangkan Pilkada. Masa depan mereka di panggung perpolitikan Indonesia terbuka lebar.

Sementara untuk angka 0, dengan memiliki angka 0, siapapun pihak atau orang yang macam-macam bertingkah di Indonesia, Jokowi siap mengkalikan mereka dengan angka 0. Artinya, sebesar apapun angka yang dimiliki lawan untuk macam-macam, Jokowi akan mengkalikan jumlah mereka dengan 0, maka hasilnya akan 0! kemenangan ada ditangan Jokowi...

Ngomong-ngomong... tulisan ini cuma iseng aja, bukan fengsui bukan terawangan... jadi jangan terlalu percaya yah.... ha ha ha

Angka 1212 Itu Pilihan Rizieq Shihab Sendiri. Sayang, Ada Angka Lain Di Luar Perhitungan!

Sumber Utama :  https://seword.com/umum/angka-1212-itu-pilihan-rizieq-shihab-sendiri-uTU84c8d5j

Re-post by MigoBerita / Minggu/13122020/22.31Wita/Bjm 

 


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya