» » ANTI "Somad" atau ANTI "Islam" hingga Zakir Naik

ANTI "Somad" atau ANTI "Islam" hingga Zakir Naik

Penulis By on Rabu, 18 Mei 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
ANTI "Somad" atau ANTI "Islam"

(1) Transformasi Abdul Somad : Kecerdasan Atau Keculasan?

Kalau melihat fenomena seseorang Abdul Somad Batubara yang dari bukan siapa-siapa kemudian menjadi seorang penting se-Indonesia, tentu kita bertanya, bagaimana proses transformasi seorang Somad terjadi? Trik apa yang sudah dia lakukan? Memontum apa yang sudah dia gunakan? Dan apa yang kemudian membuat dia sepenting ini?

Saya menemukan sebuah tulisan bagus yang ditulis oleh Dr Heidi Arbuckle-Gultom, seorang keturunan Indonesia yang lahir di Australia dan mendapatkan gelar PhDnya dari University of Melbourne pada tahun 2012; dan Rheinhard Redolf Sirait, seorang jurnalist yang menjadi anchor CNN Indonesia dan menjadi PhD Candidat di University of Western Australia, tentang transformasi seorang Abdul Somad Batubara menjadi seorang Ustad Abdul Somad. Jurnal tentang transformasi Abdul Somad ini terbit di situs newmandala.org pada tanggal 10 Juni 2019 dan ditulis dalam bahasa Inggris. Saya coba sadur dan terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Mari kita mulai....

Abdul Somad : Ustadz Jaman Now

Dalam kurun waktu dua tahun, Abdul Somad Batubara, atau Somad, telah melakukan transformasi luar biasa dari seorang dosen di kota kecil menjadi pengkhotbah digital paling berpengaruh di Indonesia. Acara dakwahnya dapat menarik puluhan ribu orang, dan dia adalah pengkhotbah digital dengan peringkat tertinggi di Indonesia, dengan lebih dari 9,6 juta pengikut Instagram.

Catatan : Itu tahun 2019. Hari ini tahun 2022, pengikut instagramnya mungkin sudah bertambah banyak karena Abdul Somad memiliki beberapa akun instagram. Sementara pengikut Abdul Somad di beberapa akun twitternya tak sebesar pengikut akun Instagramnya. Lanjut....

Menilik 4 tahun ke belakang, apa yang mendominasi liputan media tentang kegiatan Somad, bagaimanapun, adalah intrik mengenai kesetiaan politiknya. Intrik ini terlihat jelas pada Juli 2018. Nama Abdul Somad, melalui ijtima ulama, dilontarkan sebagai calon wakil presiden yang potensial untuk mndampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Saat itu yang pertama dilakukan Somad, secara terbuka, menolak dirinya didorong untuk terjun ke dunia politik, dengan dalih bahwa dia ingin fokus pada kegiatan dakwahnya. Namun di hari-hari terakhir kampanye pemilihan, Somad tiba-tiba menyatakan memberikan dukungan kepada Prabowo, yang menurut pengamat sangat penting dalam mendorong pemilih konservatif untuk memberikan suaranya ke Prabowo pada menit terakhir.

Pada saat hasil perhitungan suara memenangkan Jokowi, dukungan politik Somad terhadap Prabowo berbuntut panjang. Sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi negeri, Somad masih berstatus PNS, dan dituding melanggar netralitas yang disyaratkan kode etik pelayanan publik. Menghindari skandal statusnya sebagai PNS yang melanggar kode etik, tiba-tiba Somad menghilang dari pandangan publik. Somad menghentikan jadwal khotbahnya yang biasanya berkhotbah hingga empat lokasi per hari. Sejak video yang menayangkan Somad memdo'akan dan mendukung Prabowo menjadi viral, saluran YouTube-nya pun menjadi jarang mengunggah video-video ceramahnya. Untuk menyempurnakan ghostingnya, pada 8 Mei 2019 Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Kasim mengabarkan bahwa Somad telah mengambil cuti dari universitas untuk mengejar gelar PhD di Universitas Islam Omdurman di Sudan.

Terlepas dari kesetiaan politik Somad, kisah tentang bagaimana seorang dosen di kota kecil dapat memperoleh pengaruh populer yang hebat dalam waktu yang begitu singkat menceritakan dua tren yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Pertama, Islamisasi yang luar biasa dalam kehidupan publik Indonesia. Kedua, terjadinya disorientasi pengaruh teknologi media digital.

Tulisan Dr Heidi Arbuckle-Gultom dan Rheinhard Redolf Sirait ini mencoba memberikan pengenalan singkat tentang Abdul Somad dan eksplorasi awal tentang bagaimana Abdul Somad kemudian bisa menjadi sangat berpengaruh dan apa batas pengaruhnya. Kedua penulis artikel ini mengajak kita untuk dapat memahami dengan baik naiknya status Somad dari seorang dosen di kota kecil bisa menjadi selebritas dengan melihatnya melalui lensa budaya populer Indonesia :

a. momentum meledaknya permintaan 'pasar' atas pengkhotbah; dan b. penguasaan memanfaatkan atau mengangkat isu-isu kontroversi yang mampu panjatan sosialnya.

a. Momentum meledaknya permintaan 'pasar' atas pengkhotbah

Naiknya Abdul Somad menjadi terkenal adalah sebuah "kebetulan". Sebagai seorang dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Kasim, dia telah menerbitkan dan menerjemahkan sejumlah buku tentang Islam, dan dia sesekali menjadi pengkhotbah di kelompok studi Islam di Riau. Meskipun dia populer sebagai pengkhotbah di provinsi asalnya, Somad tidak aktif online selain dari blog pribadinya, yang memiliki jumlah follower sangat terbatas. Nasibnya berubah ketika video salah satu khotbahnya beredar luas di YouTube dan Facebook pada Mei 2017 (ingat cerita Afi yang tiba-tiba terkenal karena tulisannya tentang "Warisan"? Seperti itulah "kebetulan" yang diraih Somad). . Tak lama setelah video "kebetulan" pertamanya dirilis, Somad pun mendapatkan banyak tawaran dan jadwal khotbahnya yang padat. Somad langsung menyadari "isu" apa yang bisa mendatangkan "kebetulan-kebetulan" berikutnya dan mampu mengangkat popularitasnya. Pada tahun 2018 Somad berceramah dan membuat pernyataan yang menarik perhatian media internasional. Yaitu ketika Somad menyatakan atau mengklaim bahwa Muslim yang membeli kopi Starbucks akan masuk neraka karena dukungan perusahaan untuk komunitas LGBT. Tak pelak, popularitasnya langsung meroket dan sukses menjadi perbincangan nasional bahkan Internasional!!

Saat pemerintah mengeluarkan daftar 200 mubaligh yang direkomendasikan untuk memberikan khotbah di mesjid atau event-event tertentu, nama Ustad Abdul Somad tak ada di daftar tersebut. Disinilah pertanyaan itu muncul, "Kecerdasan atau keculasan kah ini?" ketika Somad berhasil mengubah keadaan, dimana nama Ustad Abdul Somad tidak menjadi mubaligh yang direkomendasikan oleh pemerintah, menjadi sebuah keadaan yang menguntungkan baginya, dengan membuat pernyataan atau klaim bahwa dia tidak ada dalam daftar karena jadwal khotbah dia sudah fully booked hingga 2020.

Somad telah memposisikan dirinya secara strategis di tengah ketatnya persaingan dan segmentasi yang terjadi di pasar Islam di Indonesia. Ketika banyak pengkhotbah sibuk menyerang sesama pengkhotbah dengan mempersempit perbedaan interpretasi fiqih (yurisprudensi) dan ritual Islam, Somad sibuk berfokus pada cara untuk menarik perhatian umat Islam secara luas. Dalam menyampaikan ceramahnya, Somad mengambil gaya "nebar pesona" dalam keluwesan dan kejenakaan bahasa dalam menafsirkan dan menganalogikan ajaran Islam. Daya tarik "tebar pesona" inilah yang memungkinkannya menangkap segmen pasar yang besar. Somad juga menjadi seorang yang fleksible yang dapat diterima sesuatu yang selama ini ditentang umat. Misalnya, ketika Somad bisa tampil bersama-sama dengan ulama-ulama Nahdlatul Ulama (NU) memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. "Ajaran" Somad juga bisa "fleksibel" dalam hal kemampuan seseorang untuk mempraktikkan Islam—misalnya , Somad tidak menganggap tato sebagai penghalang untuk sholat dan tidak memaksakan tumbuhnya janggut bagi pria. Dan kefleksibelan seperti ini membuat Somad meraup 'umat' dari semua kalangan.

Selain dari dua hal di atas, berbeda dari beberapa pengkhotbah "instan" populer di pasar, Somad mampu memamerkan kredibilitas keilmuannya akan Islam. Somad adalah lulusan dua universitas Islam bergengsi: Universitas Al-Azhar di Mesir dan Institut Dar al-Hadits al-Hasaniyyah di Maroko. Dia sering menyatakan dalam khotbahnya bahwa dia sengaja menempatkan gelar masternya (LC MA) di depan namanya untuk mengingatkan orang akan kredensialnya. Penggunaan bahasa Arab, teks-teks Islam dan pengetahuan sejarah Islam yang luar biasa oleh Somad adalah sesuatu yang dikatakan orang-orang adalah "magnet" yang menarik mereka untuk menjadi Somad's army (terjemahannya "massanya Somad").

Berapa banyak yang diperoleh Somad dari khotbahnya masih diperdebatkan. Netizen Gunawan Abu Syafiq II pernah mengklaim bahwa Somad memungut biaya hingga Rp60 juta per khotbah, tetapi Somad mengklaim bahwa dia tidak pernah membebankan harga tetap. Penghasilan digitalnya didukung oleh organisasi lokal di Riau bernama Tafaqquh. Saluran YouTube resminya Tafaqquh Video menerima Tombol Putar Perak dari YouTube pada Maret 2018 untuk mendapatkan 100.000 pelanggan, dan pada Februari 2019 menerima Tombol Putar Emas untuk mendapatkan satu juta pelanggan (total pelanggannya saat ini 1.449.026). Layanan analisis media sosial Social Blade menyatakan bahwa Tafaqquh Video saja menghasilkan antara US$41.000–$651.600 per tahun. Namun, menurut analis yang akrab dengan periklanan online di Indonesia, Tafaqquh Video kemungkinan menghasilkan sekitar US$75.000–$100.000 per tahun mengingat pembuat YouTube yang lebih besar mengandalkan pendapatan di luar iklan murni. Pada Mei 2019, saluran ini memperoleh rata-rata 4.800 pelanggan baru setiap hari.

Perusahaan milik Somad, PT Alfa Kreasitama, juga secara agresif "menjual" khotbah-khotbahnya secara online. Semua video khotbah Soman memiliki hak cipta atas semua konten digitalnya, dan menggugat channel youtube lain di luar channel youtube resmi Somad yang tertangkap telah atau mencoba "memonetisasi" video khotbahnya. Salah satu channels youtube yang sempat menjadi korban gugatan ini adalah "I'm Sintesa" yang menghosting video pendek dengan kutipan inspirasional dari Somad dan dilaporkan menghasilkan pendapatan yang serupa dengan Video Tafaqquh. Pada Februari 2019 channel "I'm Sintesa" pun menghilang dari peredaran karena alasan yang tidak diketahui.

(1) Transformasi Abdul Somad : Kecerdasan Atau Keculasan?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/1-transformasi-abdul-somad-kecerdasan-atau-mStWsJgq3i

(2) Transformasi Abdul Somad : Kecerdasan Atau Keculasan?

Menyambung tulisan pertama, di tulisan kedua ini, saya akan melanjutkan pembahasan tentang transformasi seorang Adbul Somad Batubara menjadi Ustad Abdul Somad yang ditulis dalam bahasa Inggris oleh Dr Heidi Arbuckle Gultom dan Rheinhard Sirait di situs newmandala.org yang terbit pada tahun 2019. Pada bagian pertama telah diuraikan poin pertama dari 2 poin yang telah mengubah seorang dosen di kota kecil menjadi seorang mubaligh elit dengan melihatnya melalui lensa budaya populer Indonesia :

a. momentum meledaknya permintaan 'pasar' atas pengkhotbah; dan b. penguasaan memanfaatkan atau mengangkat isu-isu kontroversi yang mampu panjatan sosialnya.

Lanjut….

b. penguasaan memanfaatkan atau mengangkat isu-isu kontroversi yang mampu panjatan sosialnya.

Jadi apa yang memberi Somad daya tarik yang begitu menguntungkan? Tidak bisa dipungkiri bahwa status selebritas Somad muncul atas berawal dari banyaknya tontonan religius yang dia berikan, dengan menyentuh isu-isu yang berkembang dengan menggunakan analogi-analogi jenaka, humor, dan pendekatan tanya jawab perihal kehidupan sehari-hari masyarakat, yang kemudian banyak diparodikan orang.

Somad berhasil mengembangkan persona sebagai seorang pengkhotbah kampung, yang mampu membuat banyak orang melihat dan menarik diri untuk merasa “sealiran” dengan Somad karena pandangan yang mendasar tentang “orang dari kampung”. Untuk persona ini, Somad selalu berpenampilan sederhana dan randah hati. Dia hanya mengenakan baju koko dan kopiah atau penutup kepala yang sederhana, serta menjauhi lambang-lambang Islam lainnya seperti jubbah, sorban, dan janggut. Somad sering bercanda dengan ‘umatnya’ bahwa penampilannya sebagai seorang pengkhotbah begitu “tidak meyakinkan” karena tampil layaknya pengkhotbah tradisional, bahkan ketika dia memulai ceramahnya, orang sering tidak percaya bahwa dia adalah seorang pengkhotbah.

Keterampilan Somad dalam membawakan ceramahnya membedakan dirinya dari pengkotbah-pengkhobat aliran modern. Somad menggunakan gaya ceramah yang dilengkapi dengan repertoar panggung, di mana ia menggunakan efek suara yang membuat suaranya terdengar sangat menggugah ketika melantunkan ayat-ayat suci Alquran, yang dipadukan padankan dengan pantun dan logat Melayu dan sesekali menyelipkan lirik lagu-lagu populer. Ketika Somad berbicara dengan logat Melayunya yang khas, dia memainkan suaranya dengan nada tinggi dan rendah yang berirama, mengingatkan kita pada tukang obat keliling jaman dahulu yang ada di dalam adat tradisional di Sumatera yang lihai dalam permainan kata dan menciptakan efek suara untuk meyakinkan orang supaya membeli dagangan obatnya.

Gaya khotbah Somad menggabungkan format Q&A, yang memungkinkan dia untuk mempersonalisasi khotbahnya melalui dialog dua arah yang lebih intim. Hal ini memungkinkan dia untuk menjawab serangkaian pertanyaan di mana dia dapat menunjukkan bahwa Islam memiliki jawaban untuk segala hal mulai dari topik yang beragam seperti hukum Islam dan warisan hingga menonton drakor (drama Korea). Pertanyaan peserta pengajiannya dikumpulkan pada selembar kertas yang memungkinkan Somad untuk fokus pada topik yang ingin didengar orang. Tidak jelas apakah pertanyaan penonton spontan atau settingan atau campuran keduanya. Yang pasti, semuanya ditampilkan seolah-olah sebuah spontanisa, pada pandangan pertama mereka tampak spontan, yang tanpa disadarimemperkuat dokrin Somad tentang ajaran Islam.

Ketika orang ditanya apa yang paling mereka sukai dari Somad, jawaban yang paling umum adalah karena dia lucu dan menghibur. Memang, humor dan idiom lokal adalah elemen kunci dari dramaturgi Somad. Somad menggunakan humor sebagai taktik untuk membangun otoritasnya, memecat lawan-lawannya, dan untuk menormalkan pandangan mayoritas Islam. Selama kampanye untuk menuntut mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama karena penistaan, khotbah Somad membantu menormalkan pandangan bahwa Muslim hanya boleh memilih Muslim lain. Dalam video khutbahnya di Riau, Somad berkata: “Jangan sampai ada kasus kafir lagi yang berpikir mereka bisa memimpin komunitas Muslim”. Dan ketika salah seorang pengikutnya bertanya kepadanya apakah hanya Muslim yang bisa dirasuki roh halus, Somad menjawab: “Ya, karena setan tidak akan pernah merasuki seorang kafir”. Kemudian ia menjelaskan: “Ahok adalah contoh orang kafir yang tidak pernah kesurupan setan. Seperti bus kota, karena keduanya setan, tidak boleh ada yang mengambil alih yang lain”. Ia merujuk pada pepatah Indonesia yang mengatakan bahwa bus kota Jakarta harus mengantri dan tidak saling mendahului (Sesama setan dilarang saling menggoda).

Somad juga menggunakan humor dan idiom untuk meredam topik sensitif seperti korupsi dan poligami. Pada Februari 2018, Somad mengatakan kepada hadirinnya bahwa Islam mengizinkan orang untuk melakukan “sogok syariah” (penyuapan syariah), termasuk membayar hak-hak Anda, bukan suap konvensional. Dengan suap syariah, Somad berpesan kepada hadirinnya bahwa tidak berdosa bagi yang membayar, hanya bagi yang menerima. Bisa ditebak, pernyataan Somad mendapat kecaman dari Indonesian Corruption Watch dan Ombudsman yang mengecam pernyataannya sebagai pendukung korupsi. Dalam kasus poligami, Somad tidak mendukung atau menentang praktik tersebut. Tapi dia membuat lelucon bahwa Islam adalah agama yang menyediakan pintu darurat seperti di pesawat terbang: Jika pesawat meledak Anda dapat menggunakan pintu darurat, tetapi dalam kebanyakan kasus Anda tidak akan pernah membuka pintu jika pesawat terbang dengan lancar.

Sumber Utama : https://seword.com/umum/2-transformasi-abdul-somad-kecerdasan-atau-wPZDAfw1C0

(3 Habis) Transformasi Abdul Somad : Kecerdasan atau Keculasan?

Panjang memang cerita tentang transformasi seorang dosen di kota kecil bernama Abdul Somad Batubara yang dalam kurun waktu dua tahun saja menjelma menjadi seorang selebriti yang sangat diperhitungkan. Setelah kita meneropong lewat lensa budaya populer Indonesia, tulisan bagian ke-3 ini akan menceritakan strategi politik Ustad Abdul Somad dalam menjaga popularitasnya di Indonesia.

Lanjuuut....

#SaveUAS

Hanya beberapa hari sebelum pemilihan presiden 2019, Somad membuat tagar sendiri: #SaveUAS. (UAS adalah panggilan akrabnya, kependekan dari Ustadz Abdul Somad). Ini sebagai tanggapan atas tuduhan yang muncul setelah dukungannya kepada Prabowo dan tuduhan bahwa perusahaannya mendapat untung besar dari khotbahnya, serta tuduhan bahwa ia memiliki tiga istri, dua di antaranya telah dia abaikan. Lucunya, dua tuduhan terkahir lebih gaduh dan lebih dipercaya dari tuduhan yang pertama. Membuat tagar #SAVEUAS yang dibuatnya sendiri hanyalah salah satu dari serangkaian kontroversi yang digunakan Somad untuk mengumpulkan empati dan dukungan atas apa yang dia gambarkan sebagai perlakuan tidak adil terhadapnya.

Dari akhir 2017, ketika popularitas Somad sedang meningkat, begitu pula kekecewaannya terhadap pemerintahan Jokowi. Organisasi-organisasi moderat yang bersimpati kepada pemerintah telah berusaha menstigmatisasinya sebagai seorang Islam radikal, atau bahkan anti-NKRI karena Somad dipandang membahayakan negara.

Salah satu keluhan pertama adalah tuduhan Yaqut Cholil Qoumas yang menuduh Somad terlibat dalam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), ormas yang jelas-jelas dilarang oleh pemerintah Jokowi pada Juli 2017. Tuduhan Yaqut ini didasarkan pada sebuah video yang beredar dan viral. Pada video tersebut tampak Somad menghadiri acara HTI pada tahun 2013, di mana ia secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Khilafah Islam sebagai solusi untuk marginalisasi Islam. Tentu saja Somad membantah tuduhan bahwa dia adalah anggota HTI, mengatakan bahwa dia menerima banyak undangan untuk berbicara di acara-acara organisasi Islam yang berbeda. Somad sebelumnya telah mengecewakan NU, dengan menyatakan atau menyebutkan mendukung “NU Garis Lurus”. Pernyataan Somad ini memunculkan pemahaman bahwa di dalam tubuh NU sudah terbelah dua, yaitu NU Garis Lurus dan NU yang tidak lurus.

Somad menjadi sasaran serangan balasan di berbagai pelosok Indonesia, bahkan di luar negeri. Pada Desember 2017, sekelompok sekitar 100 ormas yang disebut Komponen Rakyat Bali (KRB) mengepung hotel Somad di Bali dan memaksanya menyanyikan lagu Indonesia Raya dan bersumpah setia kepada NKRI. Setelah Bali, Somad menarik perhatian publik ketika dia dideportasi oleh pemerintah Hong Kong karena diduga menyalahgunakan visanya. Desas-desus yang beredar di kalangan oposisi Islam adalah bahwa deportasi Somad karena campur tangan pemerintah Indonesia dan NU. Para elite oposisi menggunakan momentum itu untuk mendiskreditkan pemerintah yang dianggap tidak responsif terhadap deportasi seorang ulama Indonesia. Sekjen NU, Helmy Faishal Zaini, menolak klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki otoritas seperti itu. Sekembalinya Somad dari Hong Kong, ia terbang langsung ke Aceh, di mana ia diterima oleh banyak pendukung setibanya di Banda Aceh.

Di antara semua keluhan Somad, yang tampaknya paling mengganggunya adalah tuduhan bahwa dia adalah seorang pengkhotbah radikal (radikal) atau ekstrim (ekstrim). Dia telah mengabdikan sebagian besar perjalanan khotbahnya untuk membantah klaim ini. Pendekatan Somad untuk menyusun kembali label-label ini biasanya lucu: dia mengatakan kepada pengikutnya bahwa mereka yang mengkritiknya adalah netizen dengan “kurang paket internet” sehingga mereka hanya pernah mendengar setengah dari apa yang dia katakan. Atau dia akan menangkis dengan plesetan: “Jangan terus-terusan bilang Ustadz Somad itu ekstrim, Ustadz Somad itu es krim: lembut dan manis”.

Somad juga memamerkan kedekatannya dengan aparatur negara, termasuk TNI dan Polri, melalui akun Instagramnya. Somad mengatakan bahwa umpan media sosialnya adalah jawaban terbuka untuk para pengkritiknya: “Jika saya radikal, mengapa para pemimpin polisi dan militer mengundang saya untuk memberikan khotbah?” Pada awal hingga pertengahan 2018, akun Instagram Somad terus mengunggah foto-foto dirinya berpose dengan orang-orang seperti Kapolri Tito Karnavian, Kepala Staf Angkatan Laut Adi Supandi, Kepala Staf Angkatan Darat Mulyono, Wakil Kapolri Syafruddin. Somad juga rutin tampil dan memposting foto-foto yang menyatakan cintanya pada Indonesia. Laman Instagram-nya, misalnya, memposting sederet foto yang memperlihatkan dirinya sedang menghormat bendera Indonesia di sebuah desa di Riau, Talang Mamak.

Menyusul insiden di Bali dan Hong Kong, Somad sendiri menyatakan bahwa akumulasi tuduhan terhadap dirinya hanya membuatnya semakin populer. Dia mengungkapkan hal ini dalam sebuah khotbah di parlemen Indonesia yang dia berikan pada Agustus 2018, di mana dia mengatakan: “setiap saya tidak bersalah bertubi-tubi saya dapat yang lebih besar” (setiap kali saya dituduh berulang kali, saya mendapatkan lebih banyak lagi.) Memang, pada awal 2018 Somad sudah menggunakan persepsi ketidakadilan terhadap dirinya untuk promosi diri. Pada 24 Februari 2018 Somad mengklaim bahwa akun Instagram-nya tidak dapat diakses. Selebriti Instagrammer seperti Ari Untung keluar untuk membela Somad, menyarankan bahwa itu adalah plot untuk sensor dia. Sementara yang lain menyarankan bahwa itu mungkin kesalahan manusia. Alasan adanya “human error” ini berhasil Somad tenggelamkan dengan cara memancing nama-nama besar Instagrammers yang membela Somad. Insiden itu akhirnya menjadi keuntungan Somad, karena dia mengumpulkan sekitar 100.000 pengikut Instagram baru setiap hari selama beberapa hari berturut-turut.

Dari Ustad menjadi Ulama

Sulit untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi selanjutnya untuk Somad. Saat ia bersembunyi di Sudan selama ketidakpastian pasca-pemilu, dugaannya melanggar kode etik pegawai negeri dengan mendukung Prabowo dapat dimaafkan atau dilupakan. Tak ayal, aspirasi Somad melampaui Pilpres 2019. Pada awal 2019 ia melakukan sejumlah ziarah ke ulama tertinggi, termasuk ulama terkemuka NU Habib Lutfi bin Yahya, yang memanggil Somad dengan gelar kehormatan syekh (syekh) Abdul Somad. Somad mungkin sedang berusaha untuk mengangkat status pengkhotbahnya dari ustad menjadi seorang ulama. Ini juga bisa menjelaskan mengapa dia diberitakan sedang mengejar gelar PhD—yang merupakan cita-cita Somad di masa lalu.

Meningkatkan kredibilitas ke-Islam-nya dapat membantunya dengan baik dalam jangka panjang, karena nasib banyak pengkhotbah digital selebriti akan berkurang tanpa dukungan politik yang diperlukan yang mereka nikmati hingga saat ini. Diaktifkan oleh media sosial, kecepatan dan skala kenaikan Somad ke status pengkhotbah selebriti belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, dan merupakan kesaksian Islamisasi mendalam kehidupan publik Indonesia. Seperti banyak pengkhotbah sebelumnya, pasar Islam Indonesia akan menjadi penentu utama, dan Somad perlu mempertahankan daya tariknya, sambil menyeimbangkan antara ortodoksi Islamnya dan kepentingan masyarakat Indonesia yang majemuk.

Catatan : Jika hari ini kita melihat bagaimana reaksi banyak pihak, termasuk tokoh-tokoh nasional seperti Yusril Izha Mahendra dan Refly Harus, yang membela Abdul Soman saat ditolak oleh pemerintah Singapura memasuki wilayah mereka, kita menjadi paham mengapa orang-orang, seperti kedua tokoh yang sama-sama memiliki keahlian dalam Hukum Tata Negara, tiba-tiba tanpa malu mengabaikan keilmuannya tentang hukum tata negara. Itu semua tidak lain dan tidak bukan karena semua orang sudah terpikat dan terpenjara oleh pesona persona seorang Ustad Abdul Somad.

Sumber Utama : https://seword.com/umum/3-habis-transformasi-abdul-somad-kecerdasan-4pyDHEml8C 

Singapura Blak-blakan! Abdul Somad Dicekal Gegara Ceramah Bom Bunuh Diri dan Benci Kafir

Abdul Somad dilarang masuk ke Singapura yang dipimpin oleh presiden yang beragama muslim yakni Halimah Yacob membuat kita sama-sama melihat bahwa orang ini memang memiliki masalah bukan hanya dari wajahnya namun agama dan pemahamannya yang salah.

Orang yang bernama Abdul Somad ini memiliki rekam jejak ceramah dan juga pandangan yang buruk terhadap agama lain. Bukan hanya pandangan yang buruk namun dia menyebarkan ajaran-ajaran yang mengkafirkan agama lain.

Sebenarnya tidak salah memiliki pandangan bahwa agama lain itu tidak lebih pintar daripada agamanya sendiri. Itu hak orang dalam berpikir dan kebebasan dalam menganut ajaran atau kepercayaan masing-masing.

Tapi kalau kepercayaan itu diangkat, dan disebarluaskan sampai viral sehingga membuat orang-orang lain melihat bahwa tindakan bom bunuh diri bukanlah hal yang dianggap salah melainkan jihad di Palestina

Hal ini tentunya juga bisa membuat orang menghina agama lain sampai menimbulkan konflik horizontal seperti yang dilakukan oleh front pembela Islam yang ada di bawah pimpinan Rizieq Shihab dan juga Bahar Smith dan lain-lain yang mendukung Anies Baswedan, itu adalah pandangan yang berbahaya dan berpotensi memecah belah.

Seharusnya Fadli Zon yang merupakan anggota DPR republik Indonesia tahun bahwa Abdul Somad ini bukan orang yang terhormat tapi orang yang terhina. Dia adalah orang yang hina karena dia menghina agama lain.

Dan menganggap agamanya sendiri paling baik bahkan tindakan bom bunuh diri bisa dianggap tindakan jihad. Politikus partai Gerindra yang ada di bawah pimpinan Prabowo Subianto ini memiliki pandangan bahwa Abdul Somad ini adalah ulama terhormat.

Terhormat dari mana? Dari Singapura aja dianggap yang terhormat. Sebenarnya tindakan pencegahan dari Abdul Somad untuk menghindari perpecahan di Singapura adalah tindakan yang biasa-biasa saja dan sering dilakukan oleh Singapura terhadap warga negara asing yang masuk ke dalamnya jika tidak memenuhi syarat.

Sayangnya Abdul Somad ini merasa diri sok penting dan menyebarkan viral video rekaman dia yang katanya seperti di penjara dan playing victim. Saya kira ini yang menjadi penyebab Abdul Somad semakin rendah harga dirinya karena dia tidak bisa bedakan antara deportasi dan pencekalan.

Lalu diangkat-angkat dan diviralkan oleh Fadli Zon seolah-olah pemerintah Indonesia ini bertanggung jawab. Bertanggung jawab untuk meminta keterangan kepada Singapura. Dan pada akhirnya Singapura pun memberi jawaban menohok dan benar-benar seperti bombardir kepercayaan Abdul Somad dan Fadli Zon dan Anies Baswedan.

Kaum radikalis yang merasa agamanya paling benar sendiri dan menganggap agama lain salah dan menyebar luaskannya ke masyarakat plural, saat ini harusnya sadar bahwa Singapura yang dipimpin oleh presiden muslim pun menolak orang yang bernama Abdul Somad yang dianggap sebagai ulama muslim.

Kita bicara soal kemanusiaan bukan agama saja. Semoga saja dari hal ini Abdul Somad bisa belajar bahwa dia ini bukan orang yang dianggap ramah oleh negara-negara lain. Suka mengkafirkan orang ini bisa saja berarti karena dia memiliki pandangan yang radikal dan sempit.

Lalu ceramah tentang bom bunuh diri juga membuat Abdul Somad ditolak oleh Singapura. Sebenarnya kalau mau bicara Singapura adalah negara yang mirip sama Indonesia. Negara yang tidak berbasis agama tertentu.

Tapi ketika agama disalahgunakan oleh mereka maka yang menjadi permasalahan adalah potensi pecah belah. Sehingga mau di negara yang mayoritas muslim pun seperti Indonesia maupun di Singapura yang dipimpin oleh presiden muslim, Abdul Somad tetaplah harus ditolak keberadaannya karena pengajaran yang berbahaya.

Kedekatannya dengan Felix Siauw sudah menjadi tanda kuat bahwa dia ini merupakan orang yang bersimpati dengan Hizbut tahrir Indonesia. Dan lebih jauh lagi seharusnya presiden Joko Widodo dan jajaran kementerian nya juga sudah harus bercermin bahwa sudah terlalu lama radikalisme dan intoleransi dibiarkan di muka bumi Indonesia ini.

Presiden Joko Widodo harus berbenah dalam menghancurkan potensi-potensi pecah belah apalagi ceramah-ceramah yang berbau provokasi. Kyai ma'ruf Amin juga harus bekerja dengan lebih giat lagi agar intoleransi dan radikalisme bisa dibumihanguskan sampai tuntas di Indonesia.

Karena sebagai wakil presiden, kyai ma'ruf Amin sudah pernah berjanji dengan Indonesia bahwa dia akan memerangi radikalisme di bumi Pertiwi. Penolakan Abdul Somad di banyak negara sudah menjadi indikator bahwa dia ini harus ditolak juga di Indonesia.

Ceramah radikal soal bom bunuh diri dan suka mengkafir-kafirkan orang, seperti Ahok yang dijadikan bahan siksaan oleh kaum Anies Baswedan, membuat Abdul Somad ditolak. Sekarang, setelah Abdul Somad dicekal Singapura, kita pastikan Anies, gubernur boneka AS juga ditolak oleh NKRI!

Singapura Blak-blakan! Abdul Somad Dicekal Gegara Ceramah Bom Bunuh Diri dan Benci Kafir

Sumber Utama : https://seword.com/politik/singapura-blak-blakan-abdul-somad-dicekal-gegara-wyOVPLq9uM

Yang Ditolak Singapura Ga Cuma UAS, Fadli Zon Pura-pura Ga Ngerti?

Hari ini saya baca berita Ustad Somad dideportasi dari Singapura. Lalu muncul juga video sang ustad yang diwawancara entah oleh siapa, yang pada intinya membenarkan, bahwa UAS dideportasi karena alasan yang tidak bisa dijelaskan oleh pihak imigrasi.

Dan seperti biasa, ceritanya jadi mengarah pada urusan politik. Meski cukup lucu juga melihat UAS emosi dan menganggap Singapore hanya negara kecil, yang kalau dikencingi satu Indonesia bisa tenggelam. Tapi di sisi lain, malah terlihat mencurigai, atau menyalah-nyalahkan pemerintah Indonesia yang mungkin membuat nama UAS masuk dalam daftar orang yang tak layak masuk negara lain. Kira-kira begitu istilah yang paling pas, kalau saya bilang teroris nanti takut salah.

Cerita ini menjadi kian rumit karena kemudian anggota DPR dari Gerindra, Fadli Zon, menganggap ini sebagai penghinaan terhadap ulama. hahaha

Entahlah. Entah Fadli Zon benar-benar tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu? Untuk sekedar membuat UAS tersanjung dan terhibur. Karena setahu saya, kewenangan untuk menerima atau menolak warga asing itu memang kewenangan imigrasi negara setempat.

Pihak imigrasi berhak memberikan penjelasan, ataupun tidak memberikan penjelasan, terkait keputusan yang sudah mereka ambil. Sekali lagi ini setahu saya, aturan ini sudah berlangsung cukup lama.

Saya pribadi pernah masuk ke Singapura. Saya dan beberapa orang teman datang dengan niat ingin jalan-jalan. Waktu itu masih jadi mahasiswa di Malaysia.

Teman-teman saya yang secara dokumen sudah lengkap, tak ada masalah, sempat juga ditahan imigrasi Singapura dan terancam dipulangkan. Cukup lama dia ditahan entah untuk alasan apa. Barang-barang di tasnya diminta untuk dikeluarkan dan diperiksa.

Sampai lah akhirnya saya ikut masuk dan mencari tahu ada apa. Dan mirip seperti cerita UAS, saya jadi kembali diperiksa. Beruntung visa saya statusnya mahasiswa, jadinya pihak imigrasi mengijinkan teman saya ini masuk ke Singapura untuk wisata.

Lalu apa masalah teman saya ini? ga ada. Andai saya ga punya visa mahasiswa, mungkin kami sama-sama ditolak masuk. Tapi karena statusnya mahasiswa di Malaysia, mungkin dianggap bisa meyakinkan pihak imigrasi kalau teman saya ini ga nyasar dan tau arah pulang. Sekali lagi itu mungkin, karena setelah dilepas pun mereka tidak menjelaskan.

Tapi ya begitulah imigrasi. Di Singapura, selalu ada orang yang ditolak masuk. Tidak hanya UAS. Alasannya apa? beragam. Yang tahu hanya Tuhan dan pihak imigrasi.

Di Malaysia apa lagi, lebih banyak orang yang ditolak masuk. Misal, tidak mampu menunjukkan sejumlah uang cash, itu juga bisa jadi alasan penolakan. Meskipun tidak semua orang diperiksa dan ditanyai uang cash. Hanya kepada muka tertentu saja, atau kepada orang yang terlihat lusuh, biasanya akan ditanya dan diperiksa.

Sempat juga teman saya yang sama-sama mahasiswa, punya visa student juga, tapi diperiksa keaslian visanya. Karena apa? ya ga tau. Suka-suka imigrasi saja. Tapi kalau terpaksa harus saya jawab, mungkin karena penampilannya terlihat seperti TKI atau pekerja.

Karena kalau pakaian rapi, ga neko-neko, terlihat meyakinkan punya uang, biasanya imigrasi ga perlu lirik atas bawah penuh curiga. Langsung stempel dan masuk.

Tapi ini semua adalah cerita pengalaman saya, yang saya tahu seperti itu. Bahwa ada banyak orang ditolak masuk ke sebuah negara, karena feeling pihak imigrasi mengatakan ada masalah.

Di luar itu, terkait kasus Ustad Somad, bisa jadi alasannya bukan soal penampilan atau pertanyaan tujuan yang tak mampu dijawab dengan benar. Bisa jadi memang ada alasan yang lebih fundamental, misalkan pihak Singapura menolak menerima UAS yang sebelum ini sempat menuai kontroversi terkait ceramah-ceramahnya.

Pada intinya, alasan Somad ditolak Singapura itu bisa sangat beragam. Dan mungkin kita tidak akan pernah tahu alasan yang sebenarnya. Karena sekali lagi, pihak imigrasi tidak punya kewajiban untuk menjelaskan kenapa menolak.

Jadi, dengan banyaknya potensi alasan penolakan ini, maka sebaiknya tidak perlu kita persempit karena alasan politik atau UAS yang masuk dalam daftar hitam Singapura. Tapi kalau kelompok 212 tetap menginginkan itu, bahkan ingin memboikot Singapura, ya silahkan saja. Toh memang mereka jarang ke Singapura, bahkan mungkin ga pernah punya paspor juga.

Yang Ditolak Singapura Ga Cuma UAS, Fadli Zon Pura-pura Ga Ngerti?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/yang-ditolak-singapura-ga-cuma-uas-fadli-zon-pura-pI89Qte9R5 

Somad Diusir dari Singapura, Ini Pelajaran Berharga yang Bisa Dipetik dari Ustad Seleb Itu

Singapura memang negara kecil. Sumber daya alamnya juga minim. Tapi negara ini bisa dibilang 'kecil-kecil cabe rawit'.

Pendapatan perkapitanya saja tertinggi di Asean.

Lantas, apa yang membuat Singapura menjadi negara maju tersebut?

Ada banyak faktor penyebab sih.

Salah satunya adalah SDM-nya yang unggul. Terutama di bidang industri.

Dan kedisiplinan warganya yang tidak bisa diragukan lagi.

Jangan coba-coba buang sampah sembarangan di sana, bisa didenda hingga 1.000 dollar Singapura.

Di samping bersih, negara ini juga aman. Mendapat peringkat kota ter-aman kedua di dunia setelah Kota Tokyo, Jepang.

Lalu, kenapa Singapura bisa mendapat predikat sebagai salah satu kota ter-aman di dunia?

Jawabannya hanya satu, karena pemerintahnya beserta aparat penegak hukum di sana menegakkan peraturan dengan tegas serta menyeleksi dengan ketat setiap warga negara asing yang hendak masuk ke sana.

Termasuk penceramah radikal, gak boleh masuk ke negara ini.

Sudah ada contoh kok penceramah kurang beradab yang ditolak masuk ke Singapura, yakni Abdul Somad.

Ustad seleb itu baru-baru ini hendak liburan ke Singapura.

Harap maklum, istri mudanya Fatimah az Zahra kan belum pernah ke Singapura.

Jadi kura-kura Somad mau membahagiakan belahan jiwanya tersebut dengan mengajaknya mengunjungi negara yang dijuluki The Lion City itu.

Eh, baru juga menginjakkan kaki di sana, langsung di suruh pulang.

Akhirnya gagal semua rencana untuk membahagiakan istri muda.

Gak kebayang bagaimana perasaan mantan istri Somad, Mellya Junarti pasca tahu eks suaminya itu diusir oleh petugas imigrasi Singapura. Pasti bahagia banget. Kwkwkwk

-o0o-

Hanya saja seperti peribahasa 'nasi sudah menjadi bubur', alias sesuatu yang sudah terlanjur terjadi tidak bisa dikembalikan lagi seperti semula.

Yang bisa dilakukan saat ini adalah memetik hikmah apa saja yang bisa diambil dari kejadian tidak mengenakkan yang menimpa Somad tersebut.

Dan setelah penulis melakukan perenungan yang mendalam sambil nongkrong di kamar mandi, berikut beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari kasus diusirnya pendukung Prabowo di Pilpres 2019 itu.

Pertama, jangan suka menghina orang lain kalau tidak mau terhina

Si Somad ini meskipun berprofesi sebagai pendakwah suka menghina lho. Kala itu ia pernah mengatakan artis Nurina Permata Putri atau yang lebih dikenal Rina Nose, jelek dan pesek.

Jelas pernyataan itu menyerang fisik makhluk ciptaan Tuhan.

Pertanyaannya, apakah Somad ganteng? Sampai berani mengatakan orang lain buruk.

Hanya pembaca Seword-lah yang paling tahu jawabannya.

Dan celakanya lagi, yang dia hina tidak hanya individu tertentu saja, tapi juga pemeluk agama lain.

Seperti tanpa bersalah Somad pernah mengatakan, di salib terdapat jin kafir (roh jahat).

Padahal kita tahu sendiri bahwa salib itu adalah simbol dalam agama Kristen.

Selanjutnya, ia juga pernah merendahkan pemeluk agama lain dengan mengatakan mereka kafir.

Tidak pelak, karena Singapura mayoritas penduduknya non Muslim, itu sama saja dengan Somad menghina warga negaranya.

Pertanyaannya, siapa sih yang ingin dikatakan kafir?

Sehingga sangat wajar kalau ia diusir dari negara tersebut.

Jadilah Somad kena karmanya. Ia yang awalnya menghina dan merendahkan Rina Nose serta simbol agama Kristen, sekrang giliran petugas imigrasi Singapura yang menghina serta merendahkannya.

Kedua, punya rekam jejak yang buruk dapat menyulitkan hidup

Si Somad ini ceramahnya ada di mana-mana. Dan bisa diakses oleh siapapun, lantaran bertebaran di YouTube. Itulah yang menjadi rekam jejaknya.

Nah, ceramah-ceramahnya itu berisi konten yang menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, mengesahkan bom bunuh diri (dalam konteks konflik Israel-Palestina) serta merendahkan kepercayaan orang lain.

Yang ajaran Somad ini tidak dapat diterima oleh pemerintah Singapura yang warganya multi-ras serta multi-agama.

Jadi bisa dibilang, apa yang dilakukan di masa lalu berpengaruh terhadap kondisi saat ini.

Di masa lalu Somad ceramah menjelekkan agama lain, di masa sekarang ia tidak boleh masuk negara yang mayoritas warganya non Muslim.

Dan ketiga, jangan suka enaknya saja

Pelajaran ketiga ini sebenarnya yang paling penting terkhusus untuk Somad, yakni jangan mau enaknya saja.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Bapak Bangsa negara itu Lee Kwan Yew serta masyarakat Singapura yang non Muslim dikatakannya kafir.

Eh setelah menghina kepercayaan pemimpinnya beserta penduduknya, seperti tanpa bersalah mau liburan ke negara sana.

Menikmati alamnya, pelayanan warga-nya serta produk-produk yang ada di sana mau, tapi ajaran agamanya di hina-hina oleh Somad.

Ini apalagi namanya kalau bukan gak tahu diri?

Seharusnya kalau sudah mengatakan orang lain (warga negara Singapura) kafir, harus konsisten dong dengan perkataan. Gak usah berkunjung ke sana.

Karena apa yang dilakukan oleh Somad tersebut ibarat seorang mahasiswa hijrah yang selalu memprovokasi kaum ukhti untuk menolak lamaran pria perokok.

Eh ketika ada Beasiswa Djarum, dia yang daftar duluan.

Mungkin dia kira perusahaan Djarum itu jualan pentol kali ya. Kwkwkwk

-o0o-

Sebagai penutup penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Singapura yang telah memberikan pelajaran berharga bagaimana caranya memperlakukan pengusung intoleran.

Somad Diusir dari Singapura, Ini Pelajaran Berharga yang Bisa Dipetik dari Ustad Seleb Itu

Sumber Utama : https://seword.com/umum/somad-diusir-dari-singapura-ini-pelajaran-7WYWBkaO8y

Pemerintah Indonesia Harus Malu dan Belajar Dari Singapura Soal UAS

UAS ditolak masuk ke Singapura karena intinya banyak ucapannya yang dianggap meresahkan oleh pihak Singapura. Di antaranya adalah soal ceramah bom bunuh diri, salib sebagai tempat tinggal jin kafir, dan menyebut non muslim sebagai kafir. Di Indonesia saja, pernyataannya ini sempat diprotes dan jadi perdebatan, hanya saja tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Tapi bagi pemerintah Singapura, ini tidak bisa ditoleransi. Maka dari itu, UAS ditolak. Kalau melihat kondisi demikian, bisa jadi dia diblacklist dan tidak lagi diperbolehkan masuk. Apalagi UAS tidak introspeksi diri, malah marah dan menyebut kurang ajar. Malah semakin membuat Singapura punya bukti bahwa UAS tidak boleh masuk ke sana.

Saya sempat merenungi pernyataan Singapura ini. Menurut saya, ini penjelasan yang paling to the point dan paling memuaskan yang pernah saya dengar. Tidak normatif, langsung ke pokok permasalahan dan tidak bertele-tele. Tidak seperti pemerintah di sini yang kadang terlalu takut untuk memberikan pernyataan frontal.

Saya pribadi juga gregetan soal UAS dan penceramah lainnya yang membuat pernyataan tendensius bahkan menjurus ke meresahkan. Saya terlalu sering menonton video ceramah-ceramah yang isinya meresahkan bahkan ada yang mengerikan. Itu yang kelihatan dari permukaan. Yang tidak kelihatan pasti lebih banyak lagi. Saya berpikir, kenapa pemerintah lembek menangani hal ini. Apakah takut, tak bernyali dan gentar?

Pemerintah harusnya malu dan belajar arti ketegasan dari pemerintah Singapura. Singapura multi ras dan agama, sehingga tidak bisa menerima praktik seperti itu. Indonesia jauh lebih multi ras dan agama, terdiri dari ratusan suku dan budaya, tapi kenapa tidak bisa meniru ketegasan dari Singapura ini?

Saya yakin penjelasan dari Singapura terkait ditolaknya UAS sekaligus jadi sindiran tajam buat pemerintah. Saya yakin pemerintah negara lain juga gregetan, kenapa penceramah yang bermasalah malah dibiarkan begitu saja di sini. Harusnya pemerintah sadar dan malu. UAS bukan cuma ditolak di Singapura, tapi juga Hong Kong, Timor Leste, Belanda, Swiss, Jerman dan Inggris. Negara lain anggap UAS tidak layak dan bermasalah, malah di sini dipuja-puji dan dibiarkan. Aneh gak tuh?

Kalau bicara soal wibawa, saya percaya wibawa Indonesia di mata dunia cukup rendah dalam hal ini. Semoga pemerintah Indonesia sadar dan jangan sembunyi terus dari masalah ini.

Netizen pun sadar kenapa Singapura sangat maju dalam segala aspek meskipun ukuran negaranya sebesar upil di peta. Tegas. Politik stabil. Akar masalah apa pun dibabat habis. Yang membuat masalah langsung disikat. Warga negara lain yang bermasalah langsung dicekal dan ditolak masuk. Mereka tak bisa toleransi sedikit pun soal ini. Singapura kalau berkonflik, tak punya daerah penyangga karena cuma satu pulau kecil doang. Mereka tak ingin kecolongan.

Makanya negaranya maju. Investor senang investasi di sana. Aman. Tidak banyak birokrasi berbelit-belit. Tidak ada masalah politisasi agama. Banyak perusahaan multinasional buka cabang di sana. Sampai sini paham gak?

Lucunya lagi, pemerintah Indonesia seolah buta akan hal ini dan tidak paham efek jangka panjang dari ceramah-ceramah yang meresahkan. Kalau tegas saja tidak bisa, apa yang bisa kita harapkan dari pemerintah? Politisasi agama kian marak. Radikalisme dan intoleransi juga kian sering terjadi.

Memangnya itu terjadi begitu saja? Ini ulah para penceramah agama yang menebar kebencian dan doktrin-doktrin berbahaya. Bahkan banyak yang dari kecil sudah didoktrin dengan narasi sesat dan jahat. Pemerintah tak mungkin tak tahu soal ini, hanya saja tidak ada tindakan konkrit. Takut dengan tekanan massa. Takut dengan cibiran dari yang kontra.

Pernyataan Singapura ini seolah mengajari Indonesia bagaimana cara membuat sebuah negara lebih maju dan aman dari konflik agama. Malu memang, tapi ini cara yang bagus biar pemerintah sadar dan tidak anggap remeh hal seperti ini. Publik sudah bosan dengan tindakan setengah-setengah dan pernyataan bertele-tele. Mana bukti konkritnya?

Di Singapura, orang seperti UAS dan yang sejenis, pasti langsung disikat. Di sini mereka bisa koar-koar seenaknya tanpa takut disenggol pemerintah. Kadang kita berpikir, alangkah lucunya negara ini. Mau menindak orang saja, harus melihat status dan gelarnya karena seolah takut dihujat. Bingung.

Satu lagi, tidak biasanya Singapura berikan penjelasan menohok. Bisa jadi Singapura sebel juga karena dimintai penjelasan oleh pemerintah RI yang mengirim nota diplomatik. Hak Singapura untuk tak beri penjelasan. Dalam hal ini, pemerintah seperti mencoreng muka sendiri. Minta penjelasan akhirnya kena skakmat.

Bagaimana menurut Anda?

Pemerintah Indonesia Harus Malu dan Belajar Dari Singapura Soal UAS

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pemerintah-indonesia-harus-malu-dan-belajar-dari-c4Nfux0zcs 

Masih Percaya Somad Akan membawa kalian Masuk Surga?

Baru-baru ini masyarakat Indonesia dikejutkan oleh sikap pemerintah Singapura yang mendeportasi seorang penceramah yang kadung terkenal di seantero dunia dan akhirat.

Bagaimana tidak? Bayangkan seorang So-mad adalah penceramah Yang beken, jadi cukup wajar jika orang yang mengidolakan So-mad merasa keberatan, tersinggung dan menilai sikap petugas imigrasi Singapura sangat berlebihan.

Dengan kata lain, mereka dianggap tidak memiliki sikap ber-peri keda'ian!

So-mad bukan lagi seorang penceramah, tapi juga seorang ulama pop yang lebih mirip dengan seorang seleb, bahkan dia melebihi selebritis-selebritis yang pernah ada, sekelas BTS yang dijuluki sebagai (king of the pop) K Pop mah lewat!

Bisa jadi hal inilah yang membuat So-mad membenci boyband asal Korea itu, karena menurut So-mad BTS itu mempunyai arti yang sangat tendensius bagi dirinya, mungkin So-mad mengartikan BTS adalah singkatan Bedebah Tampang Somad.

Mungkin ini juga yang mendorong So-mad berani mengeluarkan fatwa untuk mengharamkan muslimin Indonesia untuk menonton, baik drakor maupun konsernya BTS atau boyband yang berasal dari Korea.

Bahkan So-mad berani mengatakan, bahwa yang menonton Drakor atau mengidolakan boyband asal negeri "Soju" itu adalah bagian dari kafir, bukan main - bukan? https://hot.detik.com/celeb/d-4697835/ustaz-abdul-somad-sebut-penonton-drama-korea-bagian-dari-kafir

Bisa jadi So-mad berpikir, sehingga merasa kekhawatiran jika kaum monaslimin di Indonesia akan berjiwa mellow, dan jika itu terjadi akan merugikan pekerjaan So-mad sebagai penceramah yang acap kali menebarkan kebencian dalam setiap ceramahnya.

Mungkin alasan yang lainnya adalah, boyband asal Korea itu membuat So-mad merasa risih dengan kerupawanan personil boyband itu, semakin ditonton semakin membuat hatinya bimbang.

Yang pada akhirnya memunculkan pergulatan bathin dalam diri So-mad, hingga terbesit anggapan, apakah ini merupakan bentuk "ketidakAdilan" dari Tuhan terhadap dirinya? Hanya mertua istri muda So-mad yang maklum.

So-mad adalah figur penceramah yang menurut penilaian penulis terlalu kepedean.

Bayangkan dengan tampang yang ala kadarnya, dia berani menghina Rina Nose dengan mengatakan artis jelek, pesek dan buruk.

Ada benarnya kalau dipadankan dengan tampang So-mad, terlebih Rina Nose dianggap tidak mancung, sementara So-mad memiliki dua organ mancung yang tersembul diwajahnya, barangkali So-mad merasa hidungnya lebih mancung dari Rina Nose, dan mancung yang ke dua adalah muuul.. asu...dahlah! https://www.tagar.id/lima-ucapan-ustaz-abdul-somad-paling-menggegerkan

Yang lebih membuat kita memiliki alasan untuk tidak memilih So-mad sebagai panutan adalah, ketika dia secara gegabah, berani melecehkan simbol-simbol keyakinan yang disakralkan agama lain, sehingga membuat penulis sangat jijik dengan kelakuannya.

https://m.bisnis.com/amp/read/20190819/16/1138039/muhammadiyah-sebut-ustaz-abdul-somad-menghina-simbol-agama

Bahkan si So-mad sangat lancang, karena dengan beraninya dia mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah gagal menjadi Rahmatan Lil alamin, https://arrahmahnews.com/2018/01/10/netizen-kecam-klarifikasi-ustad-abdul-somad-lecehkan-dan-hina-nabi-muhammad/

Ketenaran telah menjadikan So-mad seperti pemabuk yang lupa diri, siapa dia sebenarnya.

Pujian yang ia terima telah menerbangkan angan-angannya, hingga ia merasa bahwa dirinya lebih tinggi dari Nabi.

Hal ini bisa kita saksikan ketika si So-mad berorasi di sebuah perhelatan muktamar HTI, sangat jelas bahwa selain mengatakan Nabi telah gagal, So-mad mengatakan bahwa apa yang dilakukan Nabi, dalam hal ini Rasulullah Muhammad Saw adalah hanya untuk dirinya sendiri. Naudzubillah tsumma naudzubillah! Aku berlindung dari So-mad yang terkutuk!🤲 https://youtu.be/oDqAbtqLW6E

Kembali ke awal tulisan ini di atas, mengenai pencekalan si So-mad memasuk negeri Jiran Singapura.

Usut punya usut ternyata pemerintah Singapura melalui situs resmi Kemendagri Singapura untuk Indonesia terjawab, perihal mengapa So-mad di "cekal" masuk negara Singapura, lantaran pemerintah Singapura menganggap sosok penyiar agama itu pro ekstremisme dan bom bunuh diri.

Mengutip situs resmi Kemendagri Singapura, Somad dianggap tidak bisa diterima oleh masyarakat Singapura yang cenderung multiras dan multiagama. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220517213204-106-797789/singapura-ungkap-alasan-deportasi-uas-khotbah-bom-bunuh-diri

Jadi bukan tanpa alasan apa yang dilakukan pemerintah Singapura mencegah tangkal si So-mad masuk ke negaranya, pendek kata hal ini dilakukan karena nama So-mad sudah masuk dalam "daftar hitam," dan terindikasi sangat membahayakan keamana sebuah negara.

Sebagai catatan, bukan kali ini saja hal ini dialami So-mad, karena sebelum peristiwa itu terjadi So-mad juga pernah dicekal memasuki negara lain. https://www.malangtimes.com/baca/79974/20220517/125900/ustaz-abdul-somad-kembali-dicekal-masuk-negara-lain-dulu-hongkong-kini-singapura

https://sumbar.suara.com/read/2022/03/15/174109/dituding-jaringan-isis-uas-pernah-dicekal-di-timor-leste-hingga-belanda

Akhirnya penulis jadi berpikir, bagaimana mungkin seorang da'i seperti So-mad bisa membawa umat masuk surga, kalau masuk negara lain aja ditolak?

Disinilah pentingnya menggunakan kewarasan!

Masih Percaya Somad Akan membawa kalian Masuk Surga?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/masih-percaya-somad-akan-membawa-kalian-masuk-IYpHmLRAbY

Jurus Tuduhan "Anti Islam" Mulai Keluar, padahal Lebih Pas Disebut "Anti Somad" Kan?

Virus kadrunisme, jika bisa dibilang begitu, tampaknya memang sudah masuk begitu dalam ke alam bawah sadar, pola pikir, yang lantas berwujud menjadi interaksi di dunia nyata maupun media sosial. Ciri-ciri dari orang yang terkena virus ini menurut pengamatan saya: mudah marah, insecure, tak yakin dengan keyakinan yang dianutnya, merasa paling benar, dan mudah sekali menuduh orang "anti Islam" dengan logika yang jauh dari kata waras.

Polanya semakin ke sini juga semakin terlihat, bahkan dengan pemicu suatu peristiwa atau berita yang sebenarnya mudah dipahami secara logika dan akal sehat. Namun, tentu saja biasa orang dengan gejala terkena virus kadrunista ini tak butuh penjelasan, klarifikasi, atau upaya apa pun buat memperjelas masalahnya. Wong orang benar saja bisa dibuat menjadi bersalah dengan menekan lembaga peradilan lewat aksi massa kok. Betul kan?


Fenomena ini muncul juga setelah berita dipulangkannya Abdul Somad oleh pihak imigrasi Singapura. Negara yang memang sangat berhati-hati tetapi sekaligus tegas dalam menangani orang atau kelompok yang ditengarai dapat membahayakan kestabilan politik di negaranya dengan aksi-aksi yang mengarah pada radikalisme dan terorisme.

Lucu memang, plus ada unsur tidak tahu diri. Bukannya instrospeksi diri karena dicap sebagai sosok yang dapat membahayakan lewat hasutan dan ceramah provokatifnya, eh Somad malah merasa dirinya benar lalu menuduh Singapura dengan hal-hal yang masih bermuatan negatif juga.

Padahal kan simpel saja sih, mad. Kalau ente beneran mau liburan, kan masih ada banyak pilihan. Tuh ada Dufan dan hiburan lain di kawasan Ancol, sekalian nonton Formula E juga boleh, tinggal minta jatah tiket dari gubernur seiman yang berkuasa, dijamin kemungkinan besar dikasih. Sekalian minta dilibatkan juga kalau ada acara semacam doa bersama bagi kelangsungan acara Formula E, siapa tahu bisa dapat tambahan uang saku, kan lumayan.

Kembali ke reaksi fans Somad

Kita nggak perlu heran kalau fans Abdul Somad dengan gejala seperti disebutkan tadi, akan bergerilnya juga membela pujaan hati mereka di media sosial. Tak peduli komentarnya apa, kalau ada yang nyolot ... sikat ... kalau perlu dibilang sebagai sosok anti Islam atau Islamphobia.

Ini dialami pula oleh teman saya saat berkomentar di berita Kompas TV yang dimuat lewat akun Instagram, soal Fadli Zon yang menanggapi berita ditolaknya Abdul Somad oleh pemerintah Singapura. Teman saya ini lantas berkomentar bahwa pengalaman si Somad adalah hal yang biasa, karena namanya bertamu itu wajar mau diterima atau ditolak, jadi nggak usah baper.

Eh, dibilang begitu ada yang nggak terima, lalu balas berkomentar:

Anda anti Islam ya?"

Komentar lain pun segera bermunculan, dengan mayoritas balik mengritisi netizen yang berkata "anti Islam" itu tadi, meski rasanya percuma juga meladeni orang yang terkena sindrom virus kadrunista macam itu, karena otaknya tidak mampu berpikir jernih, waras, dan berlogika sehat.

Teman saya itu pun lantas menjelaskan bahwa tak ada bagian komentarnya yang anti Islam, jadi memang betul bahwa si pembela Somad itu yang terlihat baper karena junjungannya ditolak masuk ke Singapura karena dianggap berbahaya.

Lagipula aneh juga sih. Netizen yang bapet itu kan bukan siapa-siapanya Somad. Dia juga nggak diajak atau nggak berada di rombongan yang ditolak masuk lalu dipulangkan itu. Sok ikut campur banget, pakai nuduh orang anti Islam segala. Hahaha...!

Mugkin dia memandang dirinya seperti Fadli Zon, sosok politisi yang tak banyak gunanya karena banyak statement yang diucapkannya tak menunjukkan kapasitas diri sebagai anggota parlemen dan (bekas) elit Partai Gerindra.


Namun, kalau dipikir-pikir, komentar teman saya memang benar kan. Ngapain baper, wong itu haknya Singapura kok. Lagipula negara yang menolak kehadiran manusia seperti Abdul Somad ini kan bukan hanya Singapura. Jadi santai saja sih, mad ...nggak usah baper. Pilihan wisata di negeri kita masih banyak, ada ratusan tempat. Atau selama ini memang ente hanya doyan wisata atau liburan ke luar negeri? Eh, jadi ketahuan dong seleranya liburan ala luar negeri. Apa nggak alergi datang ke negara yang dianggap kafir?

Btw ungkapan "anti Islam" dari netizen tadi kok rasanya nggak tepat ya. Lebih pas disebut "anti Somad" saja biar lebih fokus kalau nuduh, karena topiknya kan memang Abdul Somad, bukan agama yang dianut oleh Somad. Betul begitu kan?

Jurus Tuduhan "Anti Islam" Mulai Keluar, padahal Lebih Pas Disebut "Anti Somad" Kan?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/jurus-tuduhan-anti-islam-mulai-keluar-padahal-pIwEiRdcLQ 

Ngeri-ngeri Sedap! Buntut Pengusiran Somad, Perisai & PA 212 Tebar Ancaman ke Singapura

Diusirnya Abdul Somad dari Singapura ternyata berbuntut panjang.

Bahkan netizen terbelah menjadi dua karena hal ini.

Kelompok pertama kelompok yang pro terhadap pengusiran Somad tersebut. Lantaran menanggap pendakwah sekaligus mantan suami Mellya Juniarti itu memang layak untuk diusir.

Ia telah menjelek-jelekkan agama lain kok. Padahal warga negara Singapura banyak yang non Muslim.

Jadi wajar doang kalau diusir.

Ini ibarat kita dihina oleh orang lain. Kemudian orang yang telah menghina tersebut mau main rumah kita, numpang ngopi.

Daripada nanti khilaf ngasih dia kopi sianida seperti yang pernah dilakukan oleh Jessica Wongso terhadap Wayan Mirna Salihin, mending diusir saja.

Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok yang mati-matian membela Somad.

Bagi mereka Somad itu ibarat kertas putih yang tanpa noda. Sehingga jika sesuatu terjadi padanya maka pihak lain yang salah. Bukan UAS.

Lantas, siapa sajakah contoh kelompok kedua ini?

Salah satunya yang paling menonjol adalah Fadli Zon.

Kemudian ada juga eks Ketua Relawan Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandi (Pepes), Lisa Amarta.

Serta pasukan Kadrun yang aktivitasnya lebih banyak di dunia maya daripada bekerja.

Nah, kelompok kedua ini juga terkenal doyan banget demo.

Bahkan, ada kejadian konflik nun jauh di Xinjiang sana, antara etnis Uighur dengan pemerintah China, mereka masih demo.

Padahal bisa dibilang demo itu mubazir saja.

Karena meskipun waktu, tenaga, uang dan suara (akibat orasi terlalu kencang) telah banyak habis, belum tentu didengarkan oleh Xi Jinping.

Apalagi Kadrun yang kalau orasi suka belepotan, makin sulit-lah dipahami oleh Presiden China.

Jangankan itu, Xi Jinping paham saja apa yang disampaikan oleh umat Monaslimin tersebut, belum tentu dia mau turuti.

Karena emang mereka siapa Drun? Berani-beraninya mengintervensi negara lain.

Lagian juga, emang Presiden Xi kenal dengan Novel Bamukmin?

Tidak ferguso.

Di samping itu, pengusiran terhadap Somad yang dilakukan oleh petugas imigrasi Singapura ini juga sepertinya bakal dijadikan alasan untuk menggelar demo lagi.

Pasalnya, saat ini sudah beredar poster ajakan serta ancaman untuk menggeruduk Kedubes Singapura.

Adapun di poster itu bertuliskan,

"Undangan aksi. Singapura sudah melecehkan ulama kami Ustad Abul Somad. Usir Dubes Singapura bila 2x24 jam tidak minta maaf ke rakyat Indonesia".

Di situ juga tertara waktu dan tempat demo, yakni pada Jumat 20 Mei 2022, pukul 13.00 WIB s/d selesai. Bertempat di Kedubes Singapura, Jalan Rasuna Said Blok X-1, No.1-2, Kuningan, Jakarta Selatan.

Diketahui pihak yang ngajak demo ternyata LSM/Ormas yang bernama Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai).

Ngeri. Hehehe

Penulis pikir Sarekat Islam hanya ada satu yakni yang didirikan oleh Haji Samanhudi, yang awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI).

Ternyata ada juga sarekat islam versi terbaru yakni Perisai.

Setelah penulis melakukan penelusuran di Google, didapat informasi bahwa Perisai ini diketuai oleh Chandra Halim. Sedangkan Sekjennya dijabat oleh Hariono.

Sekretariatnya beralamatkan Jalan Taman Ami Hamzah, Menteng, Jakarta Pusat.

PP Perisai ini juga pernah mendukung Ketua KNPI Haris Pertama melaporkan Abu Janda ke polisi kala itu.

Pada 2021 lalu organisasi ini sempat menggelar demo di depan Kementerian PUPR terkait dugaan pengaturan proyek pembangunan perpipaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Semarang Barat.

Perisai mendesak agar agar Kementerian PUPR tidak main mata dalam setiap proyek yang dikerjakan. Karena mereka mengklaim punya bukti adanya dugaan kongkalikong pemenangan proyek SPAM Kementerian PUPR di Semarang Barat.

Jadi dari sini dapat diketahui kalau ternyata yang dilakukan oleh Perisai tidak hanya sesuai namanya, yakni mempertahankan ideologi syariat Islam saja. Tapi mereka juga turut mengambil lapak Indonesia Corruption Watch (ICW) yang selama ini memang bekerja sebagai pengamat korupsi.

Kembali ke rencana demo tadi, PA 212 juga memberikan ancaman lho.

Artinya tidak hanya Perisai seorang.

Saat ini pasukan Kadrun tersebut lagi menimbang-nimbang, apakah akan menggelar demo atau tidak.

Sementara, habib palsu yang juga aset berharga yang dimiliki PA 212, Novel Bamukmin mendesak agar Singapura meminta maaf.

Kalau tidak, putuskan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara itu.

"Singapura harus meminta maaf pada umat Islam Indonesia. Kalau tidak juga kami akan meminta pemerintah Indonesia segera putuskan hubungan diplomatik dan kepada rakyat Indonesia untuk memboikot produk Singapore serta untuk tidak pergi ke Singapore," ujarnya dengan nada mengancam.

Bahkan Novel pun mengatakan PA 212 bisa saja demo turun ke jalan untuk memberi peringatan kepada negara Singapura.

Ngeri-ngeri sedap dengan ancaman yang mereka tebarkan.

Hanya saja, jangan sampai Bossman Sontoloyo Mardigu Wowiek turut nimbung di kasus ini.

Karena kalau dia sudah turun gunung bisa berabe. Dia bisa saja mematikan aliran gasnya ke Singapura.

Maka yang terjadi, separuh negara itu akan gelap gulita. Alias mati lampu.

Ngeri-ngeri Sedap! Buntut Pengusiran Somad, Perisai & PA 212 Tebar Ancaman ke Singapura

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ngeri-ngeri-sedap-buntut-pengusiran-somad-XfHrR1251B

Giliran Sandiaga Uno Bela Somad, Cari Simpati?

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi informasi, terkait diusirnya Ustadz Abdul Somad yang akan berlibur oleh pihak Singapura.

Ia pun bersama tim berupaya untuk mencari tahu penyebabnya, yakni dengan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Singapura.

"Begitu saya mendapatkan berita ini, saya langsung mengumpulkan beberapa informasi serta mendapatkan kronologi dan saya konfirmasi ke pihak KBRI di Singapura. Pihak KBRI kini melakukan pengecekan dan dari laporan Pak Dubes ada beberapa informasi yang sedang didapatkan oleh Imigrasi Singapura", ujar Sandiaga Uno dikutip dari laman okezone.com.

Lebih lanjut, Sandiaga meminta agar tidak berprasangka terlebih dahulu dan memastikan informasi yang benar secara menyeluruh.

Ini disebabkan, Ustadz Abdul Somad merupakan ulama yang sangat dihormati, serta turut menjadi penggerak ekonomi kreatif yang juga kerap membantu mempromosikan destinasi wisata berbasis wisata religi.

"UAS ini kan ulama yang juga menjadi penggerak ekonomi kreatif, dan ikut membantu kami mempromosikan beberapa destinasi wisata berbasis wisata religi. Beliaulah ulama yang kami muliakan juga dan kami sangat hormati. Oleh karena itu, mari untuk tidak berprasangka dulu, kita dapatkan informasi secara menyeluruh,” katanya.

"Saya baru saja kembali dari sana dan jumlah wisatawan Singapura sekarang menduduki nomor dua tertinggi di Indonesia, dan dengan pembukaan Batam-Bintan ini. Harapannya kita juga akan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara itu, melalui Singapura," tambah Sandi.

Nggak usah lebay Maszeh, Abdul Somad cuma warga negara biasa yang ingin liburan ke Singapura. Apalagi kabarnya dia mau merayakan ulang tahunnya yang ke 45 di sana. Sebab berdasarkan informasi rekan-rekan penulis di seword.com, hasil penelusuran dari laman Wikipedia, Abdul Somad lahir pada tanggal 18 Mei 1977.

Ia ke Singapura nggak mewakili siapapun. Bukan sebagai pejabat negara, memenuhi undangan berdakwah, bukan delegasi golongan mana pun, apalagi sebagai representasi umat islam di Indonesia. Jadi biasa aja lah. Apalagi sampai menyebut bahwa Abdul Somad adalah ulama yang dihormati segala. Masih banyak ulama bener dan dihormati di negeri ini, yang nggak masuk daftar blacklist negara lain.

Kita semua sudah tahu apa alasan imigrasi Singapura menolak Abdul Somad dengan alasan Not to Land Notice. Karena banyak dakwahnya yang mendukung bom bunuh diri, serta menghina penganut agama lain, yang berpotensi memicu perpecahan dan konflik horizontal.

Lagipula dengan alasan itu, nggak cuma Abdul Somad yang ditolak masuk Singapura, bahkan ada seorang pendeta yang dikenal Radikal dan sering menghina penganut agama Islam juga ditolak masuk ke Singapura pada 2018 lalu.

Bahkan ribuan warga negara indonesia lainnya juga banyak yang ditolak masuk ke Singapura maupun negara lain dengan berbagai macam alasan. Bisa jadi negara kita juga melakukan hal yang sama, menolak ribuan WNA yang akan masuk ke negara kita karena alasan tertentu.

Hal ini wajar dan menjadi hak tuan rumah untuk menentukan tamu mana, siapa saja yang boleh masuk atau tidak ke wilayah tuan rumah. Jadi nggak perlu dibesar-besarkan, apalagi sampai meminta klarifikasi dari Singapura.

Gitu lho Maszeh.

Atau Sandiaga Uno sengaja mencari simpati pada pemuja dan pendukung Abdul Somad, supaya terlihat bahwa dia pro terhadap ulama tampan itu. Tujuannya ya cuma satu. Untuk meraup suara dan dukungan dari kelompok mereka. Kita semua juga tahu kalau Sandiaga Uno ngebet banget nyapres, meskipun sampai detik ini belum ada satupun partai ataupun koalisi partai yang mau mengusungnya.

Apalagi kita semua juga tahu kalau Sandiaga Uno memiliki kecenderungan menggandeng kelompok mereka yang memiliki ideologi pro khilafah. Bahkan di banyak acara Kementerian Pariwisata, ia bekerjasama dengan para seleb hijrah macam Arie Untung, Teuku Wisnu dan teman-teman sejenisnya.

Jadi sudah jelas ya maksud dan tujuan Sandiaga Uno membela Abdul Somad. Kita nggak bodoh kok untuk menebak kemana arahnya, apa maksudnya, apa tujuannya. Cuma pendukung dan pemuja Abdul Somad aja yang bego mau dibodohi, seolah-olah para politisi membela junjungannya. Padahal mereka cuma memanfaatkan momen ini sebagai ajang mendulang dukungan dan suara dari mereka yang jumlahnya nggak seberapa itu.

Setuju?

Giliran Sandiaga Uno Bela Somad, Cari Simpati?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/giliran-sandiaga-uno-bela-somad-cari-simpati-GbsaWIBaDZ

(Menjawab Kadrun) Kata Kafir Ada Dalam Ajaran Islam, Kenapa Tidak Suka Kata Tersebut?

Dalam menyebarkan pahamnya, kadrun memakai pendekatan doktrinasi. Karena itu jangan aneh kalau mereka sering mengulang-ulang pernyataan agar diyakini sebagai sebuah kebenaran.

Terbaru adalah mereka bingung dengan pemerintah Singapura karena menolak UAS dengan alasan UAS sering menyebut yang bukan muslim sebagai kafir.

Kenapa marah disebut kafir, itukan sebutan buat yang bukan muslim, yang ingkar terhadap nabi dan allah? Kita juga tidak marah dan malah bangga disebut "domba tersesat". Begitulah kurang lebih kalimat kadrun dalam perdebatan di media sosial.

Tapi coba kita renungkan lagi bersama-sama. Kalau kafir artinya adalah non muslim, kenapa harus setiap ceramah menyebut ini kafir dan itu kafir? Kan sudah jelas kalau kafir itu sebutan untuk non muslim, apakah umat muslim itu bodoh-bodoh sehingga untuk sesuatu yang simple seperti ini harus diingatkan berjuta-juta kali? Harus dijelaskan berjuta kali mana yang kafir?

Kalau non muslim adalah kafir, ya sudah biasa-biasa saja. Toh semua muslim di dunia sudah paham dan tahu kalau kata kafir ada dalam Quran dan merupakan sebutan buat non muslim. Maka pasti ada alasan logis kenapa kata sederhana yang pengertiannya sudah jelas tersebut, harus diulang-ulang oleh beberapa ustad dan kadrun-kadrun?

Islam itu agama sempurna yang mengatur segala hal, kenapa setiap ceramah yang dibahas selalu kofar kafir, padahal masih banyak ajaran Islam yang jauh lebih harus dipahami dan belum dimengerti banyak muslim? Kalau soal kafir kan sudah jelas itu sebutan untuk non muslim, kenapa harus diulang-ulang terus?

Hal ini berbeda dengan sebutan "domba tersesat" yang sebenarnya adalah orang kristen namun meninggalkan imannya demi kesenangan dunia. Jadi sebenarnya tidak apple to apple membandingkan kata "domba tersesat" dengan kata "kafir". Domba tersesat adalah sebutan untuk internal umat kristen yang terhilang, beda dengan kata "kafir" yang targetnya adalah di luar islam (non muslim).

Orang kristen juga mengenal kata "kafir" untuk orang yang tidak mengenal Tuhan yang benar (versi kristen). Tapi mereka tidak norak, sehingga kata tersebut cukup mereka pahami dan simpan dalam hati. Mereka paham siapa yang dimaksud "kafir" dalam agama kristen, namun tidak mengumbar-ngumbar hal tersebut ketika bertemu orang yang dimaksud.

Nah intinya, pasti ada tujuan dan maksud tertentu dari pengulangan kata-kata sederhana yang sudah jelas artinya ini. Inilah yang diwaspadai banyak orang, termasuk pemerintah Singapura. Yang pasti mustahil cuma untuk memgingatkan sesama muslim, karena muslim terlalu pintar untuk ingat kalau kafir adalah sebutan untuk non muslim.

Kata kafir sering diulang-ulang oleh barisan radikal untuk menimbulkan kelas-kelas sosial, memunculkan sekat-sekat dalam kehidupan bernegara. Eh mereka itu kafir loh, kalau bisa kita belanja jangan sama kafir untuk meningkatkan ekonomi umat.

Eh dia ini kafir loh, kalau bisa kita jangan idolain dia yang kafir. Eh dia kafir loh, haram bergaul dengan orang kafir.

Kalimat lanjutan yang muncul setelah kata kafir itulah yang diwaspadai Singapura dan bahkan banyak muslim moderat. Maka PBNU sampai menyarankan kata kafir diganti non-muslim jika dalam ranah publik.

Bagi kadrun pernyataan-pernyataan di atas mungkin biasa-biasa saja. Tapi bagi masyarakat modern yang hampir seluruh belahan dunia sedang memperjuangkan kesetaraan, kalimat-kalimat tersebut justru "haram".

Kalimat lanjutan yang muncul inilah yang juga membedakan dengan kata "domba tersesat". Treatment setelah kata "domba tersesat" biasanya adalah "doakan mereka", atau "bawa kembali mereka kembali ke pangkuan bapa".

Sebenarnya kalau kalimat lanjutan dari kata "kafir" adalah "kasihanilah mereka" atau minimal "mari kita doakan supaya mereka mendapat hidayah", maka penulis rasa tidak akan ada yang terlalu mempermasalahkan. Paling ujungnya jadi saling mendoakan (masuk agama masing-masing).

Tapi ketika kalimat yang muncul setelah kata kafir adalah seperti ucapan Khalid Bassalamah :

Kita tidak perlu malu kalau ada yang bilang Islam disebarkan lewat invasi. Kita memang mengislamkan salah satunya dengan perang, tapi kita sportif karena kafir diberi pilihan. Pertama masuk Islam, Kedua bayar jizyah, kalau masih tidak mau barulah perang.

Maka tidak aneh kalau banyak pihak yang mewaspadai ustad macam UAS yang dikit-dikit teriak kafir. Apalagi UAS sampai menghalalkan bom bunuh diri dengan alasan muslim ditindas kafir.

Sampai sini semoga paham ya, bukan memaksa umat muslim menghilangkan kata kafir di Quran. Justru semua mengakui adanya kata tersebut dalam Quran, dimana semua muslim bisa membacanya sendiri, tanpa perlu setiap ceramah hanya masalah itu saja yang dibahas.

(Menjawab Kadrun) Kata Kafir Ada Dalam Ajaran Islam, Kenapa Tidak Suka Kata Tersebut?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/menjawab-kadrun-kata-kafir-ada-dalam-ajaran-rYPj3RTJSb

Gak Ada Akhlak! Somad Jelekkan Singapura, Pendukungnya Ngelunjak Mau Atur-atur Negara

Setelah penulis perhatikan, wajar kalau Abdul Somad agak songong. Karena ia punya pendukung yang pikirannya pendek tapi kadar militansinya di atas rata-rata.

Artinya apa? Ketika nanti penceramah punya bini muda itu bermasalah, para pendukungnya inilah yang siap membelanya mati-matian.

Bahkan Rina Nose yang kala itu dihina oleh Somad tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa pasrah sembari mengatakan,

"Saya memang jelek, pesek, buruk dan tidak memiliki kelebihan apa-apa,"

Karena kalau dia bilang 'Somad gigi tonggos atau giginya lebih mancung dari hidung dan pikirannya', siap-siap saja Rina Nose kena serang habis-habisan oleh Kadrun.

Begitupun sesaat setelah dirinya diusir dari Singapura, Wan Somad masih bisa juga membusungkan dada dengan mengatakan, 'Singapura negara kecil. Kalau dikencingi oleh seluruh rakyat Indonesia, akan tenggelam. Dan dulu warga Singapura pernah tunggang-langgang diserang oleh Kerajaan Demak'.

Ini orang kok bukannya introspeksi diri malah menjelek-jelekkan Singapura.

Padahal sebelumnya mau liburan ke sana.

Gak cocok sebenarnya dia dilabeli ulama.

Dan si Somad ini sudah berkali-kali lho ditolak masuk ke negara lain.

Seperti Timor Leste pernah melarangnya masuk ke negara itu lantaran ia dianggap sebagai teroris.

Kemudian, Jerman juga menolak kehadirannya dengan alasan ceramah-ceramahnya mengajarkan intoleran serta pernyataan-pernyataannya cenderung provokatif.

Tidak hanya itu, kelompok masyarakat Indonesia di Berlin juga menolak kehadirannya.

Termasuk Hongkong, Belanda dan Inggris melakukan hal yang sama yakni menolak Somad dengan alasan kurang lebih sama seperti alasan negara Singapura yakni ceramahnya tidak mendidik tapi malah berpotensi menimbulkan perpecahan di masyarakat.

Jadi menurut hemat penulis, kalau Somad mau jalan-jalan mending ke Suriah, Afghanistan atau ke Yaman saja. Kayaknya bakal diterima dia di negara sana.

Karena ada kok 689 eks WNI yang berhasil masuk ke sana yang kini tersebar di Suriah dan Turki. Yang kesemuanya menjadi kombatan ISIS.

Pasca Somad ngomong Singapura bisa tenggelam dikencingi oleh seluruh warga Indonesia itu, kini giliran pendukungnya yang ngelunjak.

Diketahui kelompok pendukung Somad itu bernama Perisai (Pertahanan Ideologi Sarekat Islam).

Pada Jum'at, 20 Mei 2022 lalu, pasukan Kadrun tersebut menggelar demo di depan Kedubes Singapura.

Terlihat pada foto peserta demo yang beredar di dunia maya, mereka membawa poster-poster bertuliskan pesan bernada provokatif,

Seperti, 'Singapura lancang kepada ulama kami: UAS. Jika tidak minta maaf, putus hubungan diplomatik'. Dan 'Stop Islamophobia. Jangan hina UAS. Singapura harus minta maaf 2x24 jam. Jika tidak go to hell (pergi ke neraka)'.

Dari situ sudah terlihat kan kalau mereka merasa sebagai pemegang kunci surga. Masa Singapura disuruh pergi ke neraka kalau tidak minta maaf kepada Somad?

Bukankah yang jadi penentu manusia masuk surga atau neraka itu adalah Tuhan?

Kok mereka pula yang ngatur-ngatur orang dengan mengatakan, 'kalian masuk neraka saja, biar kami yang di surga'.

Kemudian yang tidak kalah menjadi perhatiannya, Kadrun ngatur-ngatur pemerintah itu.

Hanya karena Somad seorang, mereka mendesak agar pemerintah memutuskan hubungan diplomatik dengan Singapura.

Emang kalian siapa ferguso?

Jasa tidak ada sama sekali sama Presiden Jokowi karena di Pilpres 2019 lalu mendukung Prabowo, sekarang malah sok-sok'an mau ngatur orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Apalagi itu namanya kalau bukan tidak tahu diri.

Lagian juga, apa yang dilakukan oleh pemerintah Singapura mengusir Somad itu sudah tepat kok yakni dalam rangka melindungi masyarakatnya yang multi-ras serta multi-agama dari ancaman intoleransi dan radikalisme.

Dan sebagai negara otonom, Singapura bebas menentukan siapa saja WNA yang boleh dan tidak boleh masuk ke negaranya.

Somad itu bukan siapa-siapa ferguso. Bukan pula Imam Besar umat Islam dunia.

Di sini saja, di negeri plus 62 dia dipuja dan dipuji bak Barbie Kumalasari. Tapi di luar sana, ia dianggap sampah.

Jadi, sebagai saran gratis untuk pemuja penceramah yang pernah mengatakan di salib terdapat jin kafir itu, lebih baik gak usah deh terlalu memuja Somad berlebihan. Sampai-sampai mau ngusir Kedubes Singapura segala hanya karena dia.

Negara orang juga pengen hidupnya aman, nyaman, damai dan tentram.

Dan kalau intoleran berkembang di negara yang penduduknya majemuk seperti Singapura pasti akan terjadi konflik.

Di samping itu, Somad diusir dari Singapura seharusnya warga negara Indonesia bersyukur. Karena negara tetangga tersebut telah memberi pelajaran berharga kepada pemerintah kita agar selalu menyeleksi dengan ketat siapa yang layak dan tidak layak masuk ke NKRI.

Ingat! Negara kita pernah kecolongan ferguso, yang kala itu membiarkan orang Lebanon, Abdurrahman al Baghdadiy (aktivis Hizbut Tahrir) masuk ke Indonesia.

Terakhir, pemerintah sendiri yang repot lantaran harus menggulung HTI yang semakin berkembang dan membubarkannya.

Gak Ada Akhlak! Somad Jelekkan Singapura, Pendukungnya Ngelunjak Mau Atur-atur Negara

Sumber Utama : https://seword.com/umum/gak-ada-akhlak-somad-jelekkan-singapura-YVxXRv2zV6 

Apakah Ex Menteri SBY Ini Tidak Malu ‘Nyinyir” Presiden Jokowi Saat Ke Amerika?

Ada yang tahu siapa mantan Menteri SBY yang paling sering “nyinyir” terhadap Presiden Jokowi saat ini?

Salah satunya adalah Roy Suryo.

Entah berapa banyak “nyinyiran” Roy Suryo selama ini kepada pemerintahan Jokowi.

Kita masih ingat bagaimana Roy Suryo sengaja mengalihkan isu untuk menutupi kesuksesan MotoGP di Mandalika yang banyak dipuji oleh dunia internasional dengan mengangkat berita tentang pawang hujan dalam cuitannya di https://twitter.com/KRMTRoySuryo2/status/1505753574554279938

Article

Roy Suryo “sengaja” mengangkat isu tersebut untuk membuat narasi bahwa hanya di masa pemerintahan Presiden Jokowi yang memakai pawang hujan, padahal faktanya selama 10 tahun kepemimpinan SBY (Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat saat ini) juga pernah ada kegiatan yang melibatkan pawang hujan seperti yang terlihat dalam beberapa jejak digital berikut ini:

Article

Article

Article

Article

Article

Article

Roy Suryo tidak usah mencoba membuat narasi “jahat” seolah pemerintahan Presiden Jokowi percaya dengan hal-hal yang berbau mistis dan bertentangan dengan agama karena faktanya media asing internasional seperti Washington Post pernah mengulas jika SBY percaya dengan hal-hal yang berbau mistis (klenik) tersebut.

Article

Bahkan situs asing lainnya, Wikileaks menyatakan pada bulan September 2010, Presiden melewatkan pertemuan dengan wakil AS dan pemimpin ASEAN yang diselenggarakan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York karena mendapat kabar sihir merajalela di Istana selama dia pergi. Sumber

Pada tahun 2015, sebuah media nasional juga mengungkapkan jika beberapa orang saksi sempat melihat SBY menjalani semedi atau ritual khusus di Pertapaan Bancolono di Kawasan Lereng Gunung Lawu, di Kawasan Cemoro Sewu, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Hal ini terungkap ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan pemantauan kondisi Gunung Lawu saat itu.

"Eh ndi nggon sing sok nggo golek kaseketen? (Eh di mana tempat yang sering buat cari ilmu kesaktian)?" tanya Ganjar kepada warga dan beberapa pejabat dan perangkat desa serta anggota BPBD Karanganyar.

Sontak secara reflek Kapolsek Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar saat itu AKP Riyanto nyeletuk dan berkomentar.

"Nah itu pak. Itu namanya Pertapaan Bancolono. Pak SBY sering ke situ kalau malam. Ada dua bangunan yang satu masuk wilayah Jawa Tengah. Yang sana masuk wilayah Jawa Timur," ungkap Riyanto sambil mengajak Ganjar beserta rombongan bergeser ke pinggir jembatan yang jaraknya sekitar 50 meter dari tugu perbatasan Jatim dan Jateng itu. Sumber

Maksud hati ingin “nyinyir” Presiden Jokowi terkait pawang hujan yang dianggap berbau mistis, tetapi malah membuka “aib” SBY yang sudah terkenal di media nasional dan media asing sebagai orang yang percaya hal berbau mistis.

Selain membuat cuitan tentang pawang hujan, Roy Suryo juga membuat cuitan tentang Rp 2,5 triliun uang rakyat untuk acara MotoGP dalam cuitannya di https://twitter.com/KRMTRoySuryo2/status/1505493860528492546

Article

Roy Suryo kembali membuat narasi “jahat” seolah Presiden Jokowi banyak menghabiskan uang rakyat sebesar Rp 2,5 Triliun untuk acara MotoGP di Mandalika.

"Fixed. Marc Marquez tidak ikut di MotoGP Mandalika saat ini karena cedera kepala," kicau Roy Suryo seperti dikutip Suara.com.

"Jadi meski ada Fabio Quartararo dkk, rasanya trilyunan uang APBN yang keluar bagaikan masakan rebusan, bakaran, kukusan, tapi tanpa gorengan," tambah pakar telematika ini. Sumber

Sontak ‘nyinyiran” Roy Suryo ini dibalas oleh stafsus Menkeu, Yustinus Prastowo yang memberikan balasan menohok kepada Roy Suryo sampai akhirnya dikatakan bodoh oleh Roy Suryo. [Sumber](Sumber

Article

Article

Lagi pula, rakyat Indonesia bisa menikmati acara MotoGP Internasional di Mandalika dengan anggaran Rp 2,5 Triliun lalu rakyat dapat apa setelah SBY “menghabiskan” Rp 27 Triliun untuk meresmikan wisata Mandalika wahai Roy Suryo? Sumber

Article

Untuk menutupi kesuksesan pemerintahan Indonesia yang berhasil melakukan ekspor mobil ke luar negeri yang secara tidak langsung mendapatkan pemasukan negara yang dapat meningkatkan ekonomi Indonesia di tengah situasi pandemi saat ini, Roy Suryo malah “nyinyir” dengan mengangkat isu mobil esemka.

Article

Pada saat momen lebaran kemarin, di saat rakyat merayakan kemenangan setelah berpuasa selama 1 bulan penuh, Roy Suryo masih sempat “nyinyir” kepada Presiden Jokowi dan keluarga yang melakukan liburan ke Bali.

"Setelah bbrp hari Plesiran di Jogja, menginap di Gedung Agung, terbang dgn Pesawat Kepresidenan ke Bali, kini Vakansi bersama Anak-Cucu juga, tentu bermalam di Istana Tampaksiring" tambah Roy Suryo.

Roy Suryo lalu mengajukan pertanyaan, "Apakah Rakyat juga menikmati Kesenangan Liburan ini? AMBYAR," tulisnya. Sumber

Article

Roy Suryo mau membuat narasi “jahat” lagi bahwa Presiden Jokowi menggunakan pesawat Kepresiden untuk melakukan liburan bersama keluarga?

Lalu, dimanakah Roy Suryo saat SBY menghadiri panel tingkat tinggi tentang agenda pembangunan pasca-2015 dan kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat sekalian liburan bersama keluarganya dengan menggunakan Kepresidenan pada tahun 2013 silam? Sumber

Article

Apa urusannya anak SBY yaitu AHY dan Ibas ikut dalam kunjungan negara ke London menggunakan pesawat Kepresidenan? Sumber

Apakah Roy Suryo berani menjawabnya?

Article

Yang terbaru, Roy Suryo “nyinyir” lagi kepada Presiden Jokowi yang tidak menggunakan pesawat Kepresidenan saat melakukan kunjungan ke Amerika Serikat. Sumber

Faktanya, SBY juga pernah melakukan kunjungan ke Portugal, Amerika Serikat dan Jepang tidak menggunakan pesawat Kepresidenan! Sumber

Article

Rakyat juga harus diberitahu jika Presiden Jokowi sengaja menggunakan pesawat Garuda karena pesawat ini juga pernah dipakai untuk melakukan kunjungan kerja ke Italia, Scotlandia dan UEA pada tahun 2011 lalu. Jadi bukan pertama kalinya Presiden Jokowi menggunakan pesawat ini untuk melakukan kunjungan kenegaraan di luar negeri.

Rakyat pasti paham setelah melihat penjelasan kenapa Presiden Jokowi menggunakan pesawat Garuda saat berkunjung ke Amerika Serikat dari media nasional berikut ini:

Bukan hanya pesawat yang “dinyinyir” saat Presiden Jokowi ke Amerika oleh Roy Suryo. Dia juga ngoceh kapan Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Amerika dan Elon Musk.

"Sudah lebih dari 24 jam (1 hari) semenjak Berita Resmi terakhir diposting kemarin, Belum ada Kabar satupun Agenda yg dilakukan Hari ini ya? Sudah berhasil ketemu Presiden Joe Biden atau Pengusaha Elon Musk belum?" ujar Roy Suryo dikutip SeputarTangsel.Com. Sumber

Mungkin Roy Suryo berpikir jika berangkat dari Indonesia ke Amerika Serikat bisa ditempuh dalam waktu singkat seperti dia berangkat dari Jakarta ke Cikeas (Bogor) lalu bisa bertemu dengan SBY dan semua orang dalam waktu yang singkat padahal semuanya harus diatur sesuai jadwal kenegaraan.

Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Amerika Serikat selama 11-13 Mei 2022, melakukan berbagai rangkaian pertemuan KTT Khusus ASEAN-AS, bahkan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden Wakil Presiden Kamala Harris serta Elon Musk!

Setelah Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan Elon Musk, Roy Suryo mau “nyinyir” apa lagi setelah ini?

Article

Akhir kata, jangan salahkan rakyat jika suara Demokrat semakin hancur akibat ulah orang mereka sendiri seperti Roy Suryo yang selalu “nyinyir” pemerintahan Presiden Jokowi tetapi malah membuka “aib” SBY selama ini.

Partai Demokrat juga jangan “cuci tangan” dengan nyinyiran Roy Suryo selama ini dengan mengatakan itu cuitan pribadi tidak ada hubungan dengan partai Demokrat, toh selama ini mereka juga “mendiamkan” kelakuan Roy Suryo.

Akhir kata, makin kelihatan bukan bagaimana kualitas orang Demokrat selama ini?

Orang Indonesia tetapi tidak hafal lagu Indonesia Raya.

Sungguh memalukan!

Apakah Ex Menteri SBY Ini Tidak Malu ‘Nyinyir” Presiden Jokowi Saat Ke Amerika?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/apakah-ex-menteri-sby-ini-tidak-malu-nyinyir-q7QWDX4nDB  

4 Kontroversi Zakir Naik yang Sempat Bikin Geger Publik

Rendy Adrikni Sadikin | Chyntia Sami Bhayangkara

Suara.com - Penceramah asal India Zakir Naik kembali menjadi sorotan dunia. Ia diduga melakukan penyelewengan dana bantuan dari negara-negara Islam yang ditampung organisasinya untuk kepentingan pribadi.

Tuduhan itu pun menambah daftar panjang kontroversi yang pernah dilakukan oleh Zakir. Berikut Suara.com merangkum beberapa kontroversi Zakir Naik.

1. Selewengkan Dana Bantuan

Kontroversi terbaru Zakir Naik adalah terungkapnya fakta penyelewengan dana bantuan dari negara-negara Islam yang ditampung dalam organisasi Islamic Research Foundation (IRF) miliknya. Dana yang terkumpul mencapai RS 193 Crore atau setara Rp 397 miliar itu dicuci dengan dimasukkan ke deposito pribadi termasuk membeli 20 apartemen di Mumbai dan Pune.

Hal ini terungkap setelah salah satu staf Zakir Naik yakni Najmudin Sathak ditangkap pada Jumat (22/3/2019). Najmudin adalah orang utama yng membantu Zakir Naik dalam praktik pencucian uang itu.

“Najmudin Sathak ditangkap karena dia adalah sosok utama yang membantu Zakir Naik melakukan praktik pencucian uang tersebut. Selain itu, ada pula uang yang dipakai untuk memproduksi video berisi ujaran kebencian,” kata laporan resmi Enforcement Directorate India.

2. Diduga hasut anak muda untuk jadi teroris

Zakir Naik sudah menjadi buronan dari negara asalnya, India beberapa tahun lalu. Zakir Naik diduga telah melakukan pendanaan terhadap aksi terorisme.

Zakir Naik diduga kerap melakukan ceramah yang menghasut anak muda untuk melakukan aksi teror. Pihk kepolisian India pun menduga ada keterlibatan organisasi milik Zakir Naik dalam upaya meradikalisasi para pemuda.

Akibatnya, Otoritas Imigrasi Mumbai pun mencabut paspor Zakir Naik. Sejak saat ituZakir Naik berstatus sebagai burona dari negara asalnya yakni India.

3. Ceramah Perbandingan Agama Diduga Picu Keretakan

Zakir Naik seringkali melakukan ceramah perbandingan agama di berbagai negara. Ceramah yang disampaikan Zakir Naik ini mendapatkan banyak kritik lantaran dianggap dapat memicu keretakan persatuan antar umat beragama.

Atas dasar ini, sejumlah negara melakukan aksi penolakan terhadap Zakir Naik. Mulai dari negara Inggris, Malaysia, Bangladesh hingga negara asalnya sendiri India.

4. Berikan Pengaruh terhadap al-Qaeda

Zakir Naik kerap melakukan safari dakwah ke berbagai negara di dunia. Ceramah yang disampaikan oleh Zakir Naik disebut telah menginspirasi banyak aktivis al-Qaeda.

Bahkan, Zakir Naik pun dianggap telah menjadi sosok yang mempengaruhi penyerangan teror di Dhaka, Bangladesh pada 1 Juli 2016 yang menewaskan puluhan orang. Saluran televisi Peace TV milik Zakir Naik di Bangladesh pun dilarang tayang kembali. Sejumlah yayasan milik Zakir Naik digerebek dan disegel oleh pihak berwajib.

4 Kontroversi Zakir Naik yang Sempat Bikin Geger Publik 

Ulama India, Zakir Naik di Jakarta, Jumat (31/3). [suara.com/Oke Atmaja]

Sumber Utama : https://www.suara.com/news/2019/03/27/110559/4-kontroversi-zakir-naik-yang-sempat-bikin-geger-publik?page=all

Apa Kabar Uang Donasi Beli Pesawat Untuk UAS?

Sebenarnya saya masih bernafsu menulis tentang Munarman yang saat ini sedang meratapi nasib sialnya itu, tapi karena sudah banyak yang tulis tentang Munarman di Seword, jadi cukup dulu untuk sementara dari saya soal Munarman ini

Dengan demikian opini yang sama dari berbagai penulis Seword terkait berita penangkapan Munarman nan apes ini gak bertumpuk-tumpuk di Seword.

Nanti kalo ada ide lagi, baru saya sikat-sikatin lagi. Yang penting penulis yang pertama kali menulis tentang penangkapan Munarman di Seword adalah Argo Kafirun Calon Penghuni Neraka Jahanam. Dah gitu aja.

https://seword.com/umum/puji-tuhan-haleluya-alhamdulilah-munarman-rvJXJE9lS2

Sekarang saya ingin membahas tentang Abdul Somad yang juga telah saya doakan aetiap pagi, siang, dan malam, agar secepatnya nasibnya itu menyusul seperti Munarman.

Jadi begini. Mendulang di air keruh, itu adalah cara Abdul Somad sehingga dia bisa jadi Ustad kondang nan top markotop.

Mulai dari jualan narasi kafir, khilafah sana sini, sampai dengan narasi jin kafir gelantungan di kayu Salib yang dilontarkan dari cangkemme itu membuat manusia mulut busuk ini kerapkali mendapat panggung.

Kini ditengah duka peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402, onta radikal satu ini kembali mendulang di air keruh. Lho kok bisa? Silahkan baca dulu tulisan saya yang ini biar paham.

https://seword.com/umum/setelah-menista-salib-kini-menista-negara-NqIopVoWk4

Narasi sumbangan donasi untuk beli kapal selam baru itu dilontarkan Somad dengan segala cara untuk meracuni alam bawah sadar umat agar terperdaya segera ngasih sumbangan dan meraih kembali simpati umat yang sudah banyak meninggalkannya lantaran bini tua dicerain daun muda dinikahi.

Kini Abdul Somad lagi semangat-semangatnya menggalang dana. Siapa tau para onta yang hilang itu kembali ke cengkramannya lagi, fulus pun lancar lagi.

Donasi yang dinamainya 'Patungan Rakyat Indonesia untuk Pembelian Kapal Selam Pengganti Nanggala 402', itu adalah trik busuknya untuk meraih simpati.

Si onta radikal biadab penista Salib ini berupaya memposisikan dirinya sebagai pahlawan bangsa dengan berusaha meracuni alam bawah sadar masyarakat bahwa dia itu geraknya lebih cepat dari Presiden Jokowi untuk pembelian kapal selam baru menggantikan kapal selam Nanggala-402.

Dalam pengumpulan dana tersebut, tak lupa pula si penikmat daun muda ini bekerja sama dengan Masjid kadrun Jogokariyan di Jogja.

Abdul Somad tak lupa mencantumkan nomor rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) ********* dan nomor WhatsApp 0813******* untuk konfirm kalau udah ada yang kirim sumbangan. Kan lumayan itu.

Bagi saya ini gerakan pengibulan yang kedua untuk bisa menikmati hasil sumbangan orang. Lho kok yang kedua? Yang pertamanya apa dong?

Yang pertama itu di tahun 2018 yang lalu pernah ada juga penggalangan dana yang katanya diinisiasi oleh masyarakat Aceh guna membeli sebuah pesawat untuk Abdul Somad berdakwah ke seluruh penjuru negeri.

Alasannya karena selama ini kegiatan Abdul Somad itu seringkali termehong-mehong lantaran pesawat yang ditumpanginya sering tertunda yang membuat jadwal ceramahnya pun sering meleset. Hebat kan onta radikal satu ini, dibeliin pesawat lho.

Lalu dilakukanlah penggalangan dana kepada seribu umat lantaran merasa peduli untuk mendukung aktivitas si penista Salib yang biadab itu berdakwah ke seluruh penjuru negeri ngata-ngatain umat lain kafir dan dakwah soal dukungan pada pembentukan khilafah.

Kini para kadrun o'on yang merasa dikibulin pada resah dan gelisah, lalu rame rame ngungkit kembali nanyain soal perkembangan donasi yang saat itu sudah terkumpul Rp 30 juta sejak dilakukan penggalangan dana buat beliin Somad pesawat.

Pasalnya sudah dua tahun berlalu, tapi apa kabar dana itu? Duitnya diapain dan dikemanain? Wallahualam. Onta bilang segala sesuatu indah pada waktuya, tapi koq ini segala sesuatu endingnya selalu ga enak pada waktunya.

Ya itulah akibat dampak ketololan mereka mereka yang dengan gobloknya ngasih sumbangan buat beliin pesawat untuk si onta penista Salib itu tanpa memikirkan kalau misalkan pesawatnya terbeli, lalu Pilotnya siapa yang gaji? Gaji Pilot itu paling minim Rp 30 juta, boss.

Itu belum termasuk biaya bahan bakar pesawat, biaya maintainance pesawat, belum lagi ijin-ijin lainnya, seperti ijin terbang, ijin mendarat, ijin parkir pesawat, dan lain sebagainya, yang tentu saja butuh biaya gàk sedikit. Emangnya si mrongos Somad mau nombokin?

Kadang saya geleng-geleng kepala kok bisa-bisanya mau saja kena tipu. Sekarang baru ngamuk-ngamuk nanyain kemana rimbanya uang donasi mereka. Itulah dungu para kadrun. Kalo gak dungu, bukan kadrun namanya.

Somad pun keliyeng tujuh keliling kena sikat dari para kadrun yang mencak-mencak lantaran merasa tertipu. Alih-alih meraup simpati umat supaya dianggap lebih cepat dan lebih tanggap dari Presiden Jokowi soal penggalangan dana untuk beli kapal selam baru, yang ada justru diungkit lagi soal donasi dua tahun yang lalu yang katanya mau beli pesawat buat Ustad spesialis kafir ini.

Inilah realita hidup, kawan. Ada sebab ada akibat. Hidup di dunia ini kalau gak pandai menipu gak bisa kaya. Itu aja clue-nya. Makanya jangan mau dikibulin sama ustad tukang ngibul yang membodohi umat dengan mengkafir-kafirkan umat lain untuk kepentingan pribadinya.

Sebab gak ada yang lebih berbahaya bagi NKRI selain memiliki ustad yang rasis, intoleran, radikal, primitif, pun haus akan materi duniawi.

Jadi sudah benar itu para kadal gurun yang dulu rame rame ngasih sumbangan buat beli pesawat buat si mrongos ini, sekarang pada nagih dan nanyain pada kemana duit mereka. Emang enak?

Apa Kabar Uang Donasi Beli Pesawat Untuk UAS?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/apa-kabar-donasi-beli-pesawat-untuk-uas-IimAcawFUu

Kata Denny Siregar Nggak Boleh Tanyain Ustad Somad Soal Duit Kapal Selam: Nanti Lu Berdosa!

Warta Ekonomi, Jakarta -Pegiat media sosial Denny Siregar melontarkan pernyataan sindiran kepada Ustad Abdul Somad (UAS) terkait ajakan galang dana untuk membeli kapal selam, pasca karamnya kapal Nanggala 402.

Karena itu, bagi  pihak-pihak yang mempertanyakan soal dana pembelian kapal selam, sebaiknya tidak menanyakan hal tersebut karena nanti berdosa. Baca Juga: Dewi Tanjung Sentil Ustaz Abdul Somad yang Galang Dana: Jangan Jual Penderitaan Palestina Demi...

"Eh gimana kabarnya donasi buat beli kapal selam? "Husss.. gak boleh nanya! Nanti lu berdosa!!" cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Kamis (20/5/2021).

Diketahui, Ustad Somad sempat mengajak publik galang dana untuk Palestina dipandang miring oleh netizen. 

Beberapa netizen menagih duit panggalangan dana kapal selam yang sempat dilakukan Ustad Abdul Somad.

Ustadz Somad meminta agar warga Indonesia mau untuk menyisihkan sedikit untuk bersedekah membantu saudara muslim yang sedang berjuang di Palestina.

Diketahui, UAS mengajak warga negara Indonesia menyisihkan sedikit dana untuk bersedekah membantu saudara muslim yang sedang berjuang di Palestina. Ajakan tersebut diunggah UAS dalam akun Instagram pribadinya, Minggu (16/5/2021). Pada unggahan tersebut, UAS juga memberikan informasi perihal kronologi konflik di Palestina.

"Hingga hari raya Idul Fitri 1442 H ini masyarakat Palestina terus dihantui ketakutan dengan serangan-serangan dan konflik. Tidur mereka tidak nyenyak, suara-suara ledakan bom mengancam dan meneror ke bilik-bilik rumah," tulisnya.

Sambung dia, warga Palestina membutuhkan obat-obatan, makanan dan minuman, serta tempat tinggal.

Kontan saja, netizen pun langsung merespons dengan mengaitkan ajakan galang dana kali ini dengan penggalangan dana sebelumnya yakni untuk pembelian kapal selam, pasca-tenggelamnya kapal KRI Nanggala 402.

"Dana kapal selam sudah selesai?" tanya warganet.

Baca Juga: Serukan Galang Dana untuk Palestina, Halo Ustadz Somad, Duit Kapal Selama Ini Kemana Ya?

"Mad, duit buat kapal selam, ingat mad jangan belagak amnesia. Dana kapal selam sudah selesai?" ujar salah seorang warganet.

"Galang dana pembelian kapal selam kemarin dapat berapa dan dikemanain? attau udah dapat kapal selam made in Jombang itu?" komentar warganet lainnya.

Adapun mantan politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean, yang mempertanyakan perihal donasi Palestina. Ia mempertanyakan keresmian pengumpulan dana untuk Palestina dari para penggalang.

Selain itu, Ferdinand menuntut adanya transparansi seputar informasi tertentu terkait tujuan pengiriman dana dan sebagainya.

"Adakah satu saja dari para pengumpul donasi ke Palestina itu mempublikasikan secara resmi dananya dikirim kemana?" tulis Ferdinand.

Sebelumnya, UAS menjelaskan alasan umat Muslim perlu membantu bangsa Palestina. Hal ini ia sampaikan setelah dirinya bertanya kepada gurunya di Universitas Al Azhar yang bernama Syekh Muhammad Jibril terkait kebiadaban zionis Israel.Baca Juga: Please... Jangan Jual Penderitaan Rakyat Palestina, Please...

"Israel kenapa tidak dibinasakan sama Allah, kenapa tidak dimatikan Allah? Menangis Syekh Abdul Karim al-Maqdisi menceritakan ini kepada Syekh Abdul Sattar. Syekh Abdul Sattar menceritakan itu berlinang air mata," ujar UAS.

Bahkan Ustad Abdul Somad sendiri pun sampai tak kuasa menahan sedih dan berlinang air mata. Namun, ia tetap melanjutkan penjelasannya.

"Kalau Allah membinasakan Israel, lalu kau masuk surga pakai apa? Allah biarkan mereka hidup supaya kau berjihad di jalan Allah," ungkapnya.

Di akhir video, Ustad Abdul Somad mengingatkan umat Muslim untuk belajar setinggi mungkin agar bisa menolong warga Palestina.

"Belajar engkau serius sampai doktor, sampai profesor, lalu dengan uangmu, hartamu, dengan ilmumu kau akan menolong saudaramu," ungkapnya.

Editor: Vicky Fadil

Sumber Utama : https://wartaekonomi.co.id/read342128/kata-denny-siregar-nggak-boleh-tanyain-ustad-somad-soal-duit-kapal-selam-nanti-lu-berdosa?page=all

Donasi Kapal Selam, Diingatkan Gus Nadir, “Ditolak” TNI, Gimana Tanggung Jawab UAS?

Niat untuk menggalang donasi (untuk kebaikan) memang pada dasarnya baik. Namun, duit adalah duit. Banyak godaannya, terutama ketika jumlahnya banyak, mencapai jutaan bahkan miliaran. Tidak sembarangan. Karena harus ada pertanggungjawaban yang kredibel. Bahkan harus di-audit.

Beberapa bulan lalu saya sempat menulis tentang carut marut donasi yang diadakan oleh kadrun, terkait tewasnya 6 laskar FPI di Cikampek. Donasi diinisiasi sejak akhir tahun lalu. Angka terakhir yang diberitakan di media menyebut donasi itu mencapai Rp 1,7 miliar. Kemudian sekitar Rp 1,6 miliar-nya dibagikan rata pada keluarga ke-6 laskar FPI. Namun waktu itu tidak ada pertanggungjawaban yang jelas. Hanya angka bulat yang dibagikan lewat akun Twitter si penggalang donasi. Sementara beberapa netizen kadrun meminta adanya rekening koran dan laporan pertanggungjawaban yang sesuai prinsip akunting. Ribut lah mereka kan. Bahkan sempat terdengar selentingan bahwa jumlah donasi yang terkumpul sebenarnya mencapai Rp 3 miliar.

Saya tidak mengikuti lagi perkembangan donasi ini. Sekedar ngintip dikit aja, dan berharap kita bisa belajar dari kasus itu. Bahwa mengumpulkan donasi dengan “embel-embel” agama ternyata gampang. Hasilnya banyak. Namun jangan lupa buat amanah. Amanah dengan menggunakan berbagai sarana duniawi, macam pencatatan yang baik, auditor dan pelaporan yang baik. Nalar dipakai, agar bisa amanah.

Kemudian terjadilah tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402. Tragedi nasional ini memang menyentuh emosi kita. Hingga tercetuslah ide menggalang dana yang muncul dari anak-anak TPA (Taman Pendidikan Al Quran) di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Mungkin karena memang terbawa euforia kesedihan atas tragedi tersebut. Which is niatan ini sangat lah baik dan mulia. Ide tersebut kemudian disebarluaskan lewat medsos, langsung dengan informasi nomor rekening atas nama Masjid Jogokariyan. Lalu tambah viral dengan ikutnya akun resmi UAS (Ustad Abdul Somad) menyebarluaskan informasi donasi ini. Dengan di-endorse oleh UAS, tentunya makin banyak umat muslim yang ikut berdonasi. Sehingga kabarnya dalam sehari saja sudah terkumpul dana Rp 300 juta. Dan per tanggal 30 April lalu, dana yang terkumpul sudah mencapai Rp 1,2 miliar. Sumber Sumber

Ada tapinya. Ide dari anak-anak tersebut memang baik. Namun, harusnya dipelajari dulu dengan seksama sebelum dijalankan benar-benar. Saya duga, karena “terjebak” adanya euforia kedukaan yang mendalam, para orang dewasa di masjid itu tidak berpikir panjang. Langsung eksekusi, tanpa ada semacam kajian lengkap. Misalnya, bagaimana prosedur penyerahan hasil donasi kepada pemerintah? Apakah dimungkinkan oleh undang undang? Apakah warga sipil boleh membeli peralatan militer? Bagaimana alur dana itu bisa masuk ke anggaran kementrian terkait? Berapa harga sebuah kapal selam? Setahu saya harga kapal selam itu mencapai triliunan rupiah. Apakah ada potensi donasi mencapai dana tersebut? Kalau hasil donasi hanya misalnya 10% dari harga kapal selam, apakah bisa ditambahkan ke anggaran pembelian kapal selam?

Dilansir kompas.com, ternyata undang undang tidak mengakomodasi adanya pembelian alutsista (alat utama sistem senjata) oleh masyarakat. Walaupun niat baik ini diapresiasi oleh pihak TNI AL, namun mereka tidak bisa menerima dananya. Dijelaskan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispen AL) Laksamana Pertama Julius Widjojono, pembelian alutsista harus melalui prosedur yang ada. Ada alurnya, ada mekanismenya, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku Sumber.

Alangkah baiknya ketika pihak Masjid Jogokariyan dan UAS mengecek dulu ke TNI AL sebelum menginisiasi penggalangan donasi ini, betul? Sehingga uangnya tidak terkumpul dulu. Jangan tergesa-gesa. Dipelajari dulu. Tidak salah juga ketika sejak awal sudah diingatkan oleh Gus Nadir, tokoh NU, lewat akun Twitter-nya. “Itu yang mau patungan beli kapal selam, kami cuma mau mengingatkan laporan donasi KM50 yg gak jelas. Jadi, kalau mau patungan/donasi beli kapal selam silakan, tapi pertanggungjawabannya harus jelas. Gak elok kalau melihat kalian ribut lagi soal donasi setelah ini,” cuit akun @na_dirs link twitter. Tidak bermaksud rese tentunya. Sekedar mengingatkan dan mengungkap kekhawatiran. Karena sudah ada pengalaman keributan soal donasi ini, seperti yang saya paparkan di atas.

Nah, sekarang, ditambah lagi dengan fakta bahwa pihak TNI AL tidak bisa menerima uang donasi tersebut. Terus bagaimana nasib uang donasi tersebut? Seorang pengiat medsos dengan akun @yusuf_dumdum juga mempertanyakan bagaimana pertanggungjawaban donasi ini. “…Akadnya utk beli kapal selam, trus kapal selamnya gak jadi dibeli… Noted: Niat baik saja tidak cukup, karena seringkali niat baik justru dimanfaatkan oleh orang lain. Kamu harus cerdas!” cuit @yusuf_dumdum Sumber, sambil mengunggah screenshot berita bahwa penggalangan donasi oleh UAS.

Mestinya UAS sebagai tokoh publik lebih panjang mikirnya. Jangan hanya ikut-ikutan menyebarluaskan info tentang donasi, tanpa mengkaji lebih dahulu. Saya yakin, sebagian umat muslim yang terpengaruh, tergerak ikut menyumbang ya karena adanya endorsement dari UAS. Jadi UAS pun harus ikut mempertanggungjawabkan donasi tersebut.

Dilansir cnnindonesia.com, pihak Masjid Jogokariyan masih terus membuka penggalangan donasi sampai sebulan lagi. Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, M. Jazir mengaku akan melakukan survei ke PT PAL Indonesia di Surabaya. "Malam nanti janjian dengan PT PAL untuk menanyakan harga kapal selam, tipe, dan sebagainya," ujarnya. Pihak masjid juga berusaha mengontak Menteri BUMN Erick Thohir dalam rangka mencari cara menggunakan uang donasi itu membeli alutsista. Namun belum ada jawaban dari Erick Thohir. Selain itu, mereka juga mengurus izin penggalangan dana di Kementrian Sosial dan meminta OJK untuk mengawasi proses pengumpulan dana. "Kami juga minta akuntan publik untuk auditnya,” ujar Jazir. "Kita kan menggugah, sebetulnya pemerintah dalam hal-hal yang strategis tidak perlu utang luar negeri. Kalau bisa mendapat kepercayaan dan menggugah kepercayaan rakyat saya kira rakyat bergerak bisa," lanjutnya Sumber.

Lho kok ngomongin utang? Kajian sebelum melakukan donasi saja tidak dilakukan kok malah ngurusi utang pemerintah? Sekarang baru repot, setelah tahu bahwa TNI AL tidak bisa menerima dana itu. Saya harap proses audit dan perizinan akan dilakukan dan didapatkan ya, sesuai dengan niat di atas. Semoga amanah. Dan semoga akhirnya mendapatkan jalan menyalurkan donasi itu. Btw, masih banyak saudara sesama muslim yang membutuhkan bantuan selama pandemi masih ada. Kenapa nggak membantu itu dulu sebelum sok mau bantu pemerintah beli kapal selam. Biarlah pemerintah yang mikirin alutsista. Kita rakyat ini mikirin bantu sesama saja. UAS kok belum ada suaranya?

Donasi Kapal Selam, Diingatkan Gus Nadir, “Ditolak” TNI, Gimana Tanggung Jawab UAS?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/donasi-kapal-selam-diingatkan-gus-nadir-ditolak-7i7HOcl4lk

Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2022/05/18/inilah-alasan-singapura-tolak-uas-dikenal-ustadz-ekstremis-pemecah-belah/

Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/?s=zakir+naik 

Sumber Utama : http://hakunnay.blogspot.com/2017/03/dr-zakir-naik-ke-indonesia-saat.html

Sumber Utama : https://liputanislam.com/internasional/zakir-naik-disebut-sebagai-ancaman-keamanan-malaysia/ 

Sumber Utama : https://dunia.tempo.co/read/1075007/jejak-zakir-naik-buronan-india-di-indonesia

Sumber Utama : https://seword.com/umum/jokowi-dan-elon-musk-mesra-kok-roy-suryo-dan-YsrK3eCVKu 

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ketika-rocky-gerung-terjebak-dengan-satu-TI3ntMHalp

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ustad-intoleran-yang-super-duper-radikal-itu-ZkDPdtrfLL 

Sumber Utama : https://seword.com/umum/makan-malam-orang-ini-bikin-heboh-mujahid-212-SOlLJ4RPAR

Sumber Utama : https://seword.com/politik/drama-gorden-saling-serang-saling-cuci-muka-qaO4586O8v 

Sumber Utama : https://seword.com/humor/dari-kejadian-somad-ditolak-masuk-singapura-saya-eVfhCiMXhz

Sumber Utama : https://seword.com/travel/not-just-eat-trip-jogja-2022-1JJTN3Pf5o 

Sumber Utama : https://seword.com/umum/rizieq-nulis-buku-tentang-ahklak-nggak-salah-5R4dx7BiNZ

Sumber Utama : https://seword.com/politik/tanpa-pencitraan-jokowi-tunjukkan-kualitas-1EL3yhhMcD

Sumber Utama : https://seword.com/politik/langit-hancurkan-kesombongan-somad-pakai-negara-7iTUARWH9k  

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sadis-jokowi-pecundangi-rizal-ramli-dan-anies-RkU960JBA1

Sumber Utama : https://seword.com/umum/singapura-bakar-semak-belukar-congor-ular-beludak-kj6Lz6SzcO 

Sumber Utama : https://seword.com/politik/presiden-jokowi-berdoa-di-dalam-kabah-hIkQ23nQQv

Sumber Utama : https://seword.com/politik/maksud-hati-cari-simpati-uas-malah-membuka-OhGYNJNOOO 

Sumber Utama : https://seword.com/politik/dihujat-diboikot-diseret-ke-pbb-diserang-hacker-rtTjV46o6O

Sumber Utama : https://seword.com/umum/virus-ini-bikin-orang-berantem-bahkan-baper-F0Dt5AeIWz#google_vignette 

Sumber Utama : https://seword.com/politik/parah-uas-bermasalah-gubernur-riau-pun-kena-uLYOMQJvRt

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ngeri-ngeri-sedap-buntut-pengusiran-somad-XfHrR1251B 

Sumber Utama : https://seword.com/politik/lucu-parah-tak-bisa-liburan-uas-malah-ajak-orang-PPdnHC0boO

Sumber Utama : https://seword.com/humor/sedih-aku-tuu-jokowi-sibuk-lobi-elon-musk-lha-pM3gAvbBcu 

Sumber Utama : https://seword.com/umum/somat-jangan-kau-politisasi-umat-berhikmat-dan-pCY8e3rI5V

Sumber Utama : https://seword.com/umum/extremist-preacher-gelar-baru-untuk-somad-dari-t5loCVLBNO 

Sumber Utama : https://seword.com/politik/setuju-dengan-menko-pmk-jaga-mulut-agar-tak-ZZt1S06vjO

Sumber Utama : https://seword.com/politik/singapura-blak-blakan-abdul-somad-dicekal-gegara-wyOVPLq9uM  

Re-post by MigoBerita / Senin/23052022/11.06Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya