Migo Berita - Banjarmasin - Amien Rais bilang "Gangguan Kejiwaan", ternyata Anaknya "Gangguan Jiwa", benarkah ??!! Agar tidak gagal paham,baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan.
Amien Rais Lagi Ngapain Ya, Setelah Aib Anaknya Terbongkar?
Saya sungguh tidak tahu kalau anak Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais mengalami masalah rumah tangga hingga sekarang resmi bercerai. Sudah lumayan lama kejadiannya, hanya saja baru sekarang hebohnya. Itu pun heboh karena kelakuan buruk Mumtaz Rais yang terbongkar dan diblowup media.
Nah, usut punya usut ternyata, ada tabiat buruk Mumtaz yang dibongkar oleh mantan istrinya yang juga putri Zulhas, Futri Zulya Savitri.
Anak Amien Rais ini disebut melakukan penganiayaan dan penyiksaan, hingga kerap mengonsumsi minuman keras. Hal ini terungkap dalam replik yang disampaikan pihak Futri Zulya dalam sidang cerai yang berlangsung beberapa waktu lalu. Dalam replik tersebut, disebutkan bahwa Ahmad Mumtaz memiliki kondisi kejiwaan yang tidak stabil.
"Masalah kejiwaan ini sangat amat mengganggu proses komunikasi yang baik antara penggugat dan tergugat sehingga seringkali masalah-masalah apapun berakibat kepada perselisihan yang terus-menerus serta tiada akhirnya,” demikian bunyi poin ketujuh replik tersebut.
Pihak Futri Zulya selaku penggugat menyebut, kondisi kejiwaan Ahmad Mumtaz yang tak stabil ini kerap kali memberi dampak negatif. Salah satunya adalah tindakan penganiayaan dan penyiksaan terhadap asisten rumah tangga mereka.
Saya sebenarnya tidak suka mengurus urusan rumah tangga orang lain. Tapi untuk kali ini, mari kita ingat-ingat kembali apa yang pernah dikatakan Amien Rais.
Dia pernah menyebut ada kecenderungan Presiden Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan, mengalami sindrom narsisistik megalomania, karena keduanya punya sikap merasa paling tahu serta mengaku diri sebagai satu-satunya penyelamat bangsa.
Amien Rais bahkan meminta mereka melakukan tes kejiwaan.
“Anda berdua ini harus berkaca dan tanya kepada psikolog yang obyektif, apakah kira-kira Anda berdua itu menderita narsisistik megalomania. Kalau iya, memohon ampunlah kepada Allah karena ini bisa membawa bahaya yang luar biasa,” kata Amien.
Nyatanya, anaknya sendiri disebut oleh mantan istrinya memiliki kondisi kejiwaan yang tidak stabil. Harusnya Amien Rais membawa anaknya untuk periksa kejiwaan karena mantan istrinya sendiri yang menyebut itu.
Selain itu dia juga menyampaikan bahwa Ahmad Mumtaz kerap mengonsumsi alkohol. Disebutkan dalam repliknya, hal ini membuat kondisi rumah tangga keduanya kerap kali berakhir dengan pertengakaran.
Dalam bukti-bukti yang disampaikan di persidangan, pihak Futri Zulya menyertakan barang bukti berupa pembelian minuman keras dari berbagai merek, mulai dari minuman keras merek Jose Cuervo Especial Silver Tequila, Baileys The Original Irish Cream, hingga Jack Daniels Tennese Honey Whisky.
“Mana ada seorang istri sanggup mengalami siksaan setiap hari, dan perbuatan-perbuatan negatif lainnya dari tergugat,” demikian bagian lain replik Futri Zulya.
Waduh, kalau sudah konsumsi minuman keras, tak ada obat lah. Merek di atas adalah minuman yang termasuk mahal. Anak Amien Rais suka minum minuman keras?
Coba kita ingat-ingat lagi saat pilpres lalu, Amien Rais seolah merasa sangat suci. Ini terlihat saat dia bicara soal Partai Tuhan dan Partai setan. Tentu saja Amien Rais secara tidak langsung mengklaim berada di gerbong partai Tuhan. Nyatanya anaknya? Memalukan sekali.
Seharusnya netizen rame-rame bombardir media sosial Amien Rais, untuk sekadar menanyakan komentarnya mengenai perilaku anaknya? Meskipun kemungkinan besar takkan dijawab karena setebal-tebalnya muka Amien Rais, pasti sangat malu dengan kejadian ini.
Anak dituduh suka menenggak minuman keras, memiliki kejiwaan yang tidak stabil, sampai digugat cerai istri. Sebagai seorang bapak, pasti ini sangat memalukan. Apalagi dalam politik, entah bagaimana Amien Rais sanggup berhadapan dengan Zulhas.
Makanya, jadi orang jangan suka nyinyir dengan cara menjelekkan orang lain dan membanggakan diri sendiri dengan sangat arogan. Akhirnya dia kena karma sendiri lewat kelakuan anaknya.
Di pilpres jualan agama, eh ternyata anaknya suka minum. Nyuruh Jokowi dan Luhut tes kejiwaan, eh ternyata anaknya dibilang memiliki kejiwaan yang tak stabil. Benar-benar sebuah pukulan telak menusuk jantung Amien Rais hingga tak sanggup berkata apa-apa selain menyembunyikan mukanya entah ke mana.
Bapak Amien Rasis yang terhormat, apakah bapak tidak malu dengan kelakuan anak bapak? Padahal bapak sangat terkenal sok bersih dan sok suci, juga paling pintar sendiri. Sekarang pasti dia diam membisu. Mungkin itulah karma.
Makanya sebelum sok benar ngata-ngatain presiden, urus dulu anak sendiri deh.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/amien-rais-lagi-ngapain-ya-setelah-aib-anaknya-LSuPXOp8o1
Ada Bau Busuk Di Balik Kuburan Bansos?
Bansos yang disalurkan tidak pada tempatnya adalah perbuatan salah. Bansos yang dikubur adalah perbuatan yang bisa dikatakan jauh dari kata tepat sasaran.
Beberapa hari lalu geger bansos dikubur di sebuah lapangan milik seorang warga. Pemilik lahan ini mengaku mendapatkan informasi dari seorang pekerja di JNE. Dia diberitahu bahwa ada penguburan sembako. Lahannya ini memang biasanya dipakai sebagai tempat parkir.
Dia menggali lokasi yang diduga ada bansos dipendam. Pada hari pertama, dia tidak berhasil. Lalu berbekal informasi dari salah satu rekannya yang juga pernah bekerja di gudang JNE cabang Depok, dia lakukan penggalian lagi menggunakan alat berat.
Dan akhirnya ditemukan sembako yang kondisinya sudah membusuk. Aromanya cukup menyengat.
Sembako yang ditemukan terdapat tulisan bantuan presiden yang dikoordinir Kemensos (Kementerian Sosial). Dari tulisan yang tertera, bantuan tersebut ditujukan untuk masyarakat luar Pulau Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, NTT dll.
Bansos ini katanya mencapai 1 ton, bahkan ada yang bilang satu kontainer. Dan ini nilainya kalau dirupiahkan sangatlah besar dan menyebabkan kerugian negara. Tentu saja, kalau ada penyelewengan atau ketidakberesan, bisa masuk ranah pidana.
JNE akhirnya mengakui kalau merekalah yang menimbun bansos tersebut. Alasannya, kondisinya sudah rusak sehingga tak mungkin disalurkan.
Tapi ada beberapa kejanggalan yang sangat tidak masuk akal.
Salah satunya adalah, kenapa harus capek-capek dikubur? Kalau pun memang rusak, harusnya dikomunikasikan dulu dengan pihak terkait. Apakah JNE memberitahukan kondisi bansos atau malah mengubur secara diam-diam? Biasanya bansos yang rusak, lebih gampang dibuang saja. Sangat aneh, kalau repot-repot gali lubang dan kuburkan bansos. Karena harus keluarkan biaya ekstra untuk bayar jasa penggali tanah.
Kejanggalan berikutnya adalah pengakuan dari penggali. Penguburan bansos ini terjadi tahun 2020.
Salah seorang yang diminta menggali tanah bernama Nanang Firmansyah. Saat itu, dia menggali lubang dengan lebar dua meter dan kedalaman 1,5 meter bersama rekannya yang bernama Rusdi.
Awalnya, Nanang diminta untuk menggali lubang dari rekannya yang bernama Dadung. JNE menghubungi Dadung untuk mencari tenaga menggali septic tank.
Lalu Nanang melakukan penggalian bersama rekannya yang bernama Rusdi. Mereka berdua melakukan penggalian secara manual menggunakan pacul, pengki, dan garpu selama dua hari.
Bukankah ini merupakan sebuah penipuan? Katanya buat septic tank, tapi sebenarnya untuk mengubur bansos. Tentu saja semakin membuktikan ada yang tidak beres dengan masalah ini.
Ditambah lagi pihak istana dan Kemensos juga tidak tahu menahu soal penguburan bansos ini. Selama ini ada dua skema penyaluran bantuan presiden, yaitu melalui Istana dan Kementerian Sosial. Dan kedua pihak ini tidak bekerja sama dengan JNE.
Nah, dengan kejanggalan tersebut, tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan. Kenapa dikubur?
Sejauh yang saya baca, banyak analisis yang disebutkan oleh publik. Salah satunya, apakah awalnya mau ditimbun dengan tujuan disembunyikan supaya bisa dijual lagi? Tapi menurut saya, ini ada yang tidak nyambung. Sembako dikubur di tanah sangat rentan mengalami kerusakan.
Lalu muncul lagi analisis selanjutnya, apakah bansos sengaja dikubur agar tidak tersalur, ujung-ujung nama pemerintah yang jadi jelek? Mungkin ini lebih bisa diterima meski masih tetap janggal.
Alasan rusak, jelas tidak nyambung. Biasanya kalau ada yang rusak, ya tinggal dibuang saja. Tidak perlu buang waktu dan tenaga gali lubang, yang malah mengundang kecurigaan karena terkesan ingin menyembunyikan sesuatu.
Bagaimanapun juga polisi harus usut tuntas hal ini. Ini kerugian yang cukup besar. Jika benar 1 ton, minimal kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Apalagi kalau memang ada unsur kesengajaan, maka tangkap pelaku dan dalangnya.
Dan tukang gali yang mengaku disuruh menggali untuk septic tank, mohon dilindungi karena mereka adalah saksi. Biasanya kalau ada skandal tak beres, pasti akan ada semacam perlakuan tak menyenangkan, atau bahkan intimidasi.
JNE juga harus diperiksa lebih dalam. Kemungkinan besar ada informasi yang belum disampaikan sepenuhnya. Alasan mereka masih kedengaan belum klop. Kalau sembako milik sendiri sih tidak masalah. Mau dikubur, atau dibakar atau dibuang ke luar angkasa pun tak masalah. Tapi ini bansos dari pemerintah.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ada-bau-busuk-di-balik-kuburan-bansos-M0QQOXcetF
Roy Suryo Injak-injak Harga Diri Polisi
Harga diri polisi diinjak-injak oleh Roy Suryo dengan cara tersebarnya video dia sambil menggunakan penyangga leher namun masih bisa tertawa ngakak seperti lehernya itu hanya salah tidur doang.
Polisi selama ini dibully dan dihancurkan dan sekaligus dicoreng mukanya oleh Roy Suryo dengan kepalsuan-kepalsuan yang ia munculkan selama proses penyelidikan berlangsung.
Saya kira apa yang menjadi video yang tersebar viral dari sebuah konvoi mobil antik Mercedes Benz yang dihadiri oleh Roy Suryo menjadi sebuah hal yang benar-benar memberikan dampak buruk bagi harga diri polisi yang sudah rendah.
Presisi yang diagung-agungkan ternyata hanya ngomong kosong seperti kosongnya kata-kata Anies Baswedan yang seolah-olah besar namun ternyata ngibul semua. Sangat disayangkan melihat aparat negara yang justru seharusnya menjadi sumber penegakan hukum malah digocek oleh Roy Suryo yang lehernya pakai penyangga itu.
Drama ala Roy Suryo ini adalah drama basi yang seringkali kita lihat di sinetron-sinetron sampah Indonesia. Bahkan polisi sempat mengatakan bahwa Roy Suryo ini orangnya kooperatif sehingga tidak perlu ditahan.
Padahal setahu saya di mana-mana penista agama khususnya dari kaum minoritas seperti Ferdinand Hutahaean dan Basuki Tjahaja Purnama langsung ditahan rasa keadilan pun diinjak-injak oleh Roy Suryo yang videonya tersebar viral sambil tertawa ngakak di dalam komunitas mobil antik tersebut.
Setahu saya orang yang menggunakan penyangga leher itu merupakan orang yang sakit dan lumpuh. Kalau mereka memakai penyangga leher betulan dan sakitnya beneran. Setahu saya orang yang menggunakan penyangga leher artinya tulang lehernya tidak kuat untuk menopang kepalanya.
Karena cedera yang mungkin terjadi oleh orang-orang tersebut yang menggunakan penyangga leher, maka tertawa sedikitpun seharusnya akan membuat Roy Suryo kesakitan. Apa mungkin karena penyakitnya Roy Surya berbeda yakni kepalanya terlalu berat sama kebencian, sehingga lehernya tidak bisa menyangganya dan butuh penyangga plastik?
Video itu benar-benar menjadi satu media yang jelas-jelas mempermalukan dan mencoreng wajah institusi kepolisian. Sampai sekarang Kapolri bapak Listyo Sigit Prabowo masih nggak ngapa-ngapain dan tidak merespon sedikitpun soal Roy Suryo.
Saya curiga institusi kepolisian ini kebanyakan micin dan lupa akan harga diri mereka yang seharusnya menegakkan keadilan. Malah seolah-olah kepolisian republik Indonesia memberikan karpet merah kepada Roy Suryo untuk mempermalukan kepolisian itu sendiri.
Jadi buat saya percuma sih Kapolri dari minoritas yang pada akhirnya hanya membuat kaum mayoritas besar kepala dan merasa bisa menekan Kapolri. Semoga saja dengan artikel ini kita bisa sama-sama melihat betapa institusi kepolisian Indonesia harus dibenahi dari dalam bahkan kalau perlu ganti saja kapolrinya.
Penegakan hukum di era bapak Listyo ini nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan bapak Tito Karnavian yang sekarang sudah jadi menteri Dalam negeri. Di era Tito Karnavian Amien Rais saja dihajar.
Tapi di era polisi sekarang orang-orang pembenci Jokowi justru dibiarkan bebas memaki presiden. Dan bahkan bebas menista agama seperti Roy Suryo. Ternyata setelah novel Baswedan masuk ke polisi justru kepolisian makin kacau.
Apakah karena di mana Novel berada di sana kekacauan berada juga? Saya berharap jangan sampai kepolisian hilang harga dirinya dan bahkan diinjak-injak oleh Roy Suryo yang merupakan sosok bermasalah dan benalu bagi bangsa ini.
Begitulah bikin malu.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/roy-suryo-injak-injak-harga-diri-polisi-Ltkdrfeeb6
Tulisan Pedas Dahono: ACT Bukalah Topengmu
Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Tulisan pedas pegiat medsos Dahono Prasetyo yang membongkar kedok busuk lembaga donasi Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Menurut Dahono ada ratusan lembaga donasi. Ada yang kredibel ada pula yang abel-abel (baca: abal-abal). Semuanya sama bermodal slogan dan kata-kata manis demi menarik simpati masyarakat yang ikhlas menyalurkan sebagian hartanya.
Status petinggi lembaga donasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) tidak dipungkiri menegaskan kekecewaan publik atas egoisnya manajemen lembaga sosial terbesar beromset ratusan milyar. Ahyudin dan Ibnu Khajar menjadi otak penyelewengan kepercayaan dana sumbangan, menerima status tersangka sudah diprediksi jauh hari.
BACA JUGA:
- Inilah Jalur Donasi Ngeri Aksi Cepat Tanggap ‘ACT’
- Selewengkan Dana Donasi, Polri Tetapkan Pendiri dan Presiden ACT Jadi Tersangka
Persoalan etika moral pelanggaran hukum butuh pembuktian di pengadilan. Tetapi penyematan status tersangka dengan bukti dan saksi menjadikan ACT “telanjang” di depan jamaahnya. Bagi yang tidak percaya Indonesia negara hukum, sah-sah saja menganggap pemerintah dzolim pada ACT, fitnah pada umat, atau Islamphobia. Sebagaimana mereka tidak percaya undang-undang buatan pemerintah yang dianggap thogut. Sementara mereka hidup, mengais nafkah, bercengkerama dan beranak pinak di negeri yang dibencinya.
Penyelewengan dana tetap sebuah pelanggaran hukum, kecuali dana asalnya dari kantong sendiri. Bagaimana mau ber-slogan kebaikan dan kemanusiaan ketika ACT sengaja “Ngerjain” kepedulian pengikutnya sendiri? Bagaimana pula mau memerangi kemiskinan kalau mereka hidup kaya raya dari menjual kemiskinan?.
BACA JUGA:
Bagaimana kalau kemudian kita balik, jika di persidangan Ahyudin dan Ibnu Khajar dinyatakan sah bersalah lalu dimiskinkan hartanya. Lalu kita buat donasi sumbangan dengan hastaq #saveahyudin #saveibnukhajar. Buat kalimat sedramatis mungkin “Lihatlah penderitaan mereka berdua yang teraniaya. Saudara kita seiman yang kurus kering dan terancam kelaparan. Salurkan donasi anda melalui rekening di bawah ini”.
Kita berdayakan penderitaan mereka sebagaimana mereka pernah memperdaya penderitaan umat sebelumnya. Sedikit naif tapi itulah yang mereka lakukan selama ini.
Ini jaman dimana lembaga donasi bisa menjadi support sistem logistik untuk kepentingan tertentu. Pupuk perlawanan pada kemapanan yang sudah disepakati bersama. ACT yang cerdas strategi penambahan, perkalian, pengurangan namun buruk soal pembagian kepada yang berhak. Inikah kerja profesional yang dimaksud?.
Dalih kerjasama bantuan kepada 1000 warteg yang disinyalir kreatifitas penipuan paling halus. Sumbangan ratusan milyar dari Boeing yang diselewengkan untuk gaji pegawai ACT itu kebohongan yang lumayan menjengkelkan. Kisruh potongan hasil sumbangan untuk Surau di Sydney itu manipulasi paling menyakitkan. Belum lagi deretan amburadul penyaluran lain yang tidak sempat terungkap.
BACA JUGA:
Geger ACT muncul GMC dengan petinggi yang itu-itu juga. ACT yang sudah dibobrokkan oleh pengurusnya sendiri, bermutasi menjadi nama anyar demi menggaet simpati baru meski tidak menjamin akan terlepas dari kebobrokan juga. Lalu apakah kemudian kita masih percaya lembaga donasi? Apapun keburukannya tetap harus percaya karena memberi itu karena niat, bukan sebab bujuk rayu slogan, spanduk, iklan yang bertebaran menagih kelebihan rejeki kita. Gitu kan?. (ARN)
Penulis: Dahono Prasetyo
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2022/07/29/tulisan-pedas-dahono-act-bukalah-topengmu/
Selamat Tinggal Amerika! Selamat Datang Tatanan Dunia Baru
Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Pertemuan tripartit para kepala dari tiga negara penjamin proses perdamaian Astana, yaitu Iran, Rusia dan Turki, di Teheran, sangat menunjukkan bobot politik aktor regional dan trans-regional sehubungan dengan arsitektur keamanan baru Asia Barat. Karena itu terjadi hanya beberapa hari setelah kunjungan pertama Presiden AS Joe Biden ke kawasan.
Surat kabar Israel Haaretz bahkan menulis dalam sebuah analisis yang diterbitkan pada 14 Juli bahwa “Pemimpin Tertinggi Iran Akan Menentukan apakah Perjalanan Biden di Timur Tengah Berhasil.”
BACA JUGA:
Meskipun Biden mengatakan kepada para pemimpin enam negara Dewan Kerjasama Teluk Persia (GCC) yaitu Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Kuwait, Oman dan Uni Emirat Arab, ditambah Yordania, Mesir, dan Irak pada pertemuan puncak di kota Laut Merah Arab Saudi, Jeddah, pada hari Sabtu minggu lalu, bahwa Amerika Serikat “tidak akan pergi” dari Timur Tengah dan membiarkan kekosongan itu diisi oleh Rusia, China atau Iran, hampir tidak ada seorangpun di kawasan yang menerima retorika seperti itu sebagai benar.
Negara-negara Arab di kawasan Teluk Persia dan aktor Asia Barat memantau dengan cermat perkembangan yang terjadi di Afghanistan dan Ukraina, di samping perilaku Amerika terhadap mereka.
Ini menjelaskan mengapa aktor regional telah menetapkan realisme tinggi dalam agenda mereka, dan negara-negara Arab tidak benar-benar ingin menaruh semua telur mereka di keranjang Washington yang lemah, dan malah mengikuti kebijakan détente dan kerjasama dengan Iran, dengan pada saat yang sama menjaga hubungan baik dengan Rusia dan China.
Jelas bahwa Teheran dan mitranya telah meraih pencapaian signifikan melawan Washington dari pertemuan puncak ketujuh pembicaraan damai Astana di Suriah, yang menjamu Vladimir Putin dari Rusia dan Recep Tayyip Erdogan dari Turki.
Suriah adalah contoh nyata dari kemenangan aliansi ini atas Amerika Serikat dan sekutu Baratnya. Dan prakarsa Rusia-Iran-Suriah sekarang menentukan jalan yang harus ditempuh oleh pemerintah Damaskus.
Konflik Suriah adalah salah satu model kerjasama yang paling sukses antara Iran dan Rusia dalam hal kebijakan luar negeri. Krisis besar di Suriah menciptakan persepsi di antara para pejabat Rusia bahwa Moskow harus mementingkan sudut pandang Teheran sehubungan dengan perhitungannya di Timur Tengah.
BACA JUGA:
- Hamas Serukan Pembentukan Koalisi Regional Lawan “NATO” Timur Tengah
- KTT Parlemen di Irak Pukulan bagi Inisiatif NATO Arab AS
Pecahnya krisis Suriah pada Maret 2011 awalnya mempersulit Teheran untuk membuat keputusan penting, tetapi Republik Islam bersiap setelah beberapa saat untuk meningkatkan nilai strategisnya di kawasan.
Rusia, pada bagiannya, pada awalnya mengambil sikap acuh tak acuh dan tidak responsif, dan di bawah pengaruh pandangan dan tekanan Barat bahkan mempertimbangkan penggulingan Presiden Bashar al-Assad untuk menyelamatkan Suriah.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menulis dalam bukunya “The Levant Morning” bahwa dirinya, sebagai mantan wakil menteri luar negeri untuk Urusan Arab dan Afrika, memulai negosiasi dengan otoritas Rusia mengenai keterlibatan mereka di Suriah, disaat hubungan antara Teheran dan Moskow agak mengendur.
Amir-Abdollahian melanjutkan dengan mengutip bahwa duta besar Rusia untuk Iran saat itu mengatakan bahwa pembicaraan tentang Suriah bertindak sebagai katalis untuk mempromosikan hubungan diplomatik bilateral antara Moskow dan Teheran, dan membuka babak baru untuk kerja sama timbal balik.
Diplomat top Iran itu lebih lanjut menyinggung komentar yang dibuat oleh seorang pejabat keamanan Rusia bahwa Moskow akhirnya menyimpulkan bahwa Iran yang telah sangat mendukung sekutu mereka di kawasan selama bertahun-tahun, tidak mengubah pendekatan bahkan dalam menghadapi kampanye besar (tekanan) AS, dan bahwa Iranlah dan sekutunya yang telah memainkan peran penting dalam pembangunan kawasan, dan pada akhirnya memperoleh hasil yang dapat diterima.
BACA JUGA:
- Putin Umumkan Awal Era Baru dalam Sejarah Dunia
- Ayatullah Khamenei ke Putin: NATO Tak Tahu Batas, Harus Dihentikan
“Dengan memeriksa perilaku Iran di Afghanistan, Irak, Lebanon dan Palestina, kami sampai pada kesimpulan bahwa Bashar Assad akan tetap menjabat, dan Teheran pada akhirnya mendapatkan jalannya sendiri,” kata pejabat Rusia itu.
Agenda utama proses Astana terletak pada “penyediaan dukungan dan perlindungan integritas teritorial Suriah,” “memerangi terorisme,” dan “penyediaan dukungan untuk pembentukan gencatan senjata.”
Selama beberapa minggu terakhir, spekulasi dan berita terpenting dalam hal ini adalah prospek operasi Turki melawan Kurdi di Suriah utara, beberapa spekulasi mengenai pengurangan kehadiran militer Rusia di Suriah dan peningkatan simultan dalam bobot poros perlawanan di sana, serta kekhawatiran intens rezim Israel tentang hal ini, dan ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hubungan Moskow-Tel Aviv. Bagaimanapun, sudah dapat diperkirakan bahwa Vladimir Putin akan mengadakan pertemuan penting dengan para pejabat senior Iran, terutama mengingat fakta bahwa aspek kerja sama militer kedua negara telah memicu kekhawatiran dan kemarahan di Gedung Putih.
Bahkan situs web The Washington Free Beacon yang berafiliasi dengan gerakan neo-konservatif AS mengumumkan bahwa Iran, Rusia, dan China akan mengadakan latihan militer trilateral di Amerika Latin pada pertengahan Agustus dengan nama “Perbatasan Penembak Jitu” dalam “ unjuk kekuatan” melawan Amerika Serikat.
Latihan tersebut akan diselenggarakan oleh Venezuela, tambah situs web tersebut, yang mengatakan bahwa tentara Iran, Rusia, dan China bertujuan untuk menuju ke Karibia dengan melakukan maneuver tersebut. Situs web itu menulis, “Latihan perang ini adalah salah satu tanda paling mencolok [pembentukan] koalisi rezim anti-AS Amerika Latin hingga saat ini….”
Menyikapi masalah jadwal Putin di Iran, ajudan presiden Federasi Rusia itu mengatakan negaranya sedang berusaha untuk meningkatkan tingkat hubungannya dengan Iran menjadi “kemitraan strategis.”
Sebelum Yuri Ushakov, Sergei Lavrov juga mengatakan bahwa pekerjaan sedang berlangsung pada kesepakatan besar yang telah diusulkan oleh presiden Republik Islam. Teheran dan Moskow sedang melihat area kepentingan bersama yang luas, yang merupakan pendorong untuk membuat kedua negara memasuki tingkat hubungan politik, ekonomi, dan keamanan yang luar biasa.
Iran dan Rusia berbagi perspektif yang sama mengenai sanksi yang telah dijatuhkan Amerika Serikat terhadap kedua negara, perjanjian nuklir Iran, revisionisme dalam tatanan saat ini, dan unilateralisme internasional.
Perspektif bersama ini membuka jalan bagi kerja sama kedua negara tersebut. [Kesamaan] bidang-bidang ini sangat penting dalam penilaian aparat kebijakan luar negeri Kremlin yang telah membuat Putin bertemu dengan presiden Iran pada tiga kesempatan di Moskow, Ashgabat, dan Teheran selama enam bulan terakhir.
BACA JUGA:
- Dubes Rusia: Pengalaman Iran Atasi Sanksi Berguna bagi Moskow
- Nasrallah Ungkap Tawaran Amerika yang Ditolak Hizbullah
Persetujuan Moskow atas keanggotaan Iran dalam Organisasi Kerjasama Shanghai, dan suara negatifnya terhadap resolusi anti-Iran di Dewan Gubernur Organisasi Energi Atom Internasional dapat ditafsirkan dan dianalisis dengan cara yang sama. Moskow bahkan menilai Iran sebagai negara yang cukup kompeten untuk bergabung dengan grup BRICS.
Oposisi terhadap perluasan NATO, yang memiliki beberapa keinginan untuk membangun kehadiran di kawasan Asia Tengah, dan juga bahaya kebangkitan Daesh di Afghanistan, sesuatu yang akan mengancam perbatasan Iran dan Rusia, adalah di antara area kesamaan lainnya antara Moskow dan Rusia hari ini, yang dapat membuka jalan bagi bidang kerja sama baru.
Selama sebulan terakhir, para pemimpin negara-negara Asia Tengah, termasuk Tajikistan, Kazakhstan, dan Turkmenistan, telah melakukan perjalanan ke Iran dan menandatangani banyak perjanjian bilateral hingga titik dimana bahkan telah meresmikan pabrik pembuatan UAV di Tajikistan.
Ini adalah indeks yang membuktikan bahwa Rusia menganggap Iran memiliki peran khusus dan sedang mengincar untuk berkubu dan memperkuat pijakan Iran di kawasan, untuk menghilangkan ancaman-ancaman tersebut diatas, sebagai bagian dari berkas Asia Tengah dan Kaukasus Selatan, yang oleh para ahli teori hubungan internasional ditekankan [dalam diskusi yang] menyangkut transisi dalam tatanan dunia dari Atlantik ke Pasifik. Dimana dari sudut pandang Moskow, kehadiran dan permainan peran Turki dan Azerbaijan, yang dapat mengubah Kaukasus menjadi pintu masuk NATO, merupakan sumber keprihatinan. (ARN)
Sumber: PressTV
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2022/07/23/selamat-tinggal-amerika-selamat-datang-tatanan-dunia-baru/
Gus Muhaimin Boleh Ngakak. Duet Prabowo-Cak Imin Ungguli Ganjar, Anies, AHY, hingga Andika
Adalah lembaga survei Media Survei Nasional (Median), seperti dikutip dari CNN Indonesia, yang melaporkan bahwa Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin unggul sebagai pasangan capres-cawapares 2024. Duet Prabowo-Cak Imin mengungguli sejumlah nama potensial lain seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, AHY hingga Andika Perkasa.
Median membuat empat skenario pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024. Keempat poros masing-masing, poros pertama adalah PDIP dengan capres Puan Maharani yang dipasangkan dengan beberapa nama antara lain Andika Perkasa, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, hingga Sandiaga Uno.
Poros kedua adalah Partai Golkar, PAN, PPP dengan Ganjar yang dipasangkan nama dari KIB. Poros ketiga Partai NasDem, PKS dengan pasangan Anies-AHY. Terakhir keempat Gerindra dan PKB tentunya dengan pasangan Prabowo-Cak Imin.
Hasilnya, duet Prabowo-Cak Imin unggul dengan perolehan 24,1 persen, disusul Ganjar-Erick dengan 19,5 persen, Anies-AHY memperoleh elektabilitas 18 persen, disusul Puan-Andika yang memperoleh 13,4 persen. Dalam skenario yang lain, Prabowo-Muhaimin juga unggul dengan perolehan 24,5 persen dari pasangan Puan-Ridwan Kamil 14,0 persen; dan pasangan Ganjar-Andika meraih 20 persen.
Hmm…
Tentu kabar gembira bagi Gus Muhaimin. Setelah absen berkali-kali dalam perhelatan pilpres, akhirnya kini namanya ikut masuk dalam hasil survei dan hebatnya lagi menjadi pemenang.
Tapi Gus Muhaimin tentu tidak boleh terlalu bergembira berlebihan. Gus Muhaimin tidak perlu terlalu jumawa. Realistis saja dulu.
Sebabnya, keunggulan Gus Muhaimin baru sebatas di hasil survei. Baru dari satu lembaga survei pula. Belum tentu lembaga-lembaga survei yang lain juga akan menemukan hasil seperti yang dilaporkan oleh Median ini.
Gus Muhaimin juga harus sadar bahwa posisinya yang berdampingan dengan Gerindra itu juga belum aman. Pengalaman Gerindra, bahkan berani mengusung Sandiaga Uno sebagai cawapres 2019 padahal nama tersebut sama sekali tidak pernah disebut-sebut sebelumnya. Jadi Gus Muhaimin harus waspada karena langkah Gerindra terkadang memang tidak terprediksi.
Belum lagi faktor PDIP yang sama sekali belum bergerak. Langkah PDIP ke depan berpotensi mengacak-acak peta kekuatan berbagai koalisi yang sementara ini seakan sudah terbentuk.
Lagian, Gus Muhaimin juga harus sadar bahwa keunggulan Gus Muhaimin itu karena bisa-bisanya lembaga survei saja. Hasil dari otak-atik yang dilakukan Median saja.
Tapi ya mau bagaimana lagi. Kalau hal yang demikian itu tidak dilakukan oleh lembaga survei, terus media mau memberitakan apa? Dan saya juga harus menulis apa??....
Sumber Utama : https://seword.com/politik/a-EEu2o6hctq
Ada Solusi Sederhana untuk Atasi Ribut-ribut di Pulau Komodo
Pulau Komodo itu bukan kebun binatang tapi wilayah konservasi. Ini pertama-tama yang mesti dipahami. Meski saya belum pernah menginjakkan kaki di salah satu wilayah NTT ini, secara pribadi saya setuju tiket dinaikkan tinggi-tinggi.
Bagi saya sama saja, berwisata ke pulau Komodo lewat youtube atau dengan datang ke sana secara fisik. Toh komodonya juga sama bentuknya. Malah lebih jelas komodonya lewat youtube. Bila langsung ke pulau komodo, kata sejumlah pelancong teman saya, ditunggu-tunggu sering lama nongolnya atau muncul tapi jaraknya jauh dari tempat kerumunan wisatawan itu. Kecewa kan, jadinya?
Tapi kenapa pelaku pariwisata terus ngamuk berjamaah? Ya, karena pemerintah belum memberikan alternatif sektor wisata lain, dan terkesan mendadak. Apalagi selama puluhan tahun, masyarakat kadung bergantung secara ekonomi. Tapi ya, itu tadi. Kalau tidak dibatasi mulai sekarang, komodo sebagai binatang langka yang amat spesifik itu bisa cepat punah karena terganggu habitatnya. Pemerintah memang harus tegas.
Solusinya tak begitu ribet sebetulnya. Sebelum resmi tiketnya naik, jauh-jauh hari sebelumya, pemda NTT dan Kabupaten Manggarai Barat seharusnya membangun dulu Menara Pandang yang relatif tinggi plus menyiapkan teropong canggih dengan menggunakan lensa jarak jauh.
Untuk naik ke gardu pandang itu, wisman dan wisnus tak dipungut biaya. Tapi kalau ingin mendekat, ya bayar Rp 3.750.000,-. Dengan demikian pelaku pariwisata tidak kehilangan nafkahnya karena wisatawan tetap datang ke pulau komodo. Hanya saja, ada dua pilihan, mau menikmati secara jarak jauh atau kepingin mendekat. Simpel kan.
Saya yakin pelaku pariwisata bisa memakluminya. Yang jelas wisatawan tetap dapat datang ke pulau Komodo. Solusi ini otomatis sudah membatasi jumlah pengunjungnya untuk tidak mendekat ke kawasan konservasi binatang langka ini.
Konservasi dan pariwisata itu selalu akan berbenturan. Konservasi adalah upaya melindungi flora dan fauna yang terancam punah. Melindungi dan menjaga ekosistem agar tetap indah, menarik, dan unik. Sedangkan pariwisata itu sebuah upaya untuk mendatangkan orang sebanyak-banyaknya. Selamanya, dua aktivitas ini tak bakal bisa ketemu.
Akibat pelaku pariwisata mogok beraktivitas, mulai awal bulan Agustus ini, pemda Manggarai Barat terpaksa cancut taliwondo supaya sektor pariwisata di sana tidak terganggu.
Salah satu upaya pemda setempat adalah antar jemput wisatawan dengan mobil plat merah. Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi menjamin tidak akan ada wisatawan yang terlantar. Wisatawan dijemput menggunakan kendaraan dinas maupun bus pemerintah di Bandara Internasional Komodo.
"Kita berusaha menjadi tuan rumah yang baik. Yang membuat orang betah untuk berkali-kali datang ke Labuan Bajo, untuk menikmati pesona di Labuan Bajo," kata Edistasius Endi. Selain mobil dinas, kapal milik sejumlah instansi pemerintah juga telah disiapkan untuk mengantar wisatawan mengunjungi sejumlah destinasi, sesuai jadwal.
Edistasius Endi berharap, pelaku pariwisata kembali beraktivitas seperti biasa sedangkan bagi mereka yang melakukan aksi mogok, dihormati sebagai hak asasi manusia namun harus menaati aturan yang ada.
Saya sendiri tetap berharap, solusi sederhana dengan mendirikan Menara Pandang yang tinggi plus menyiapkan teropong jarak jauh ini akan menjadi jalan tengahnya. Sebab, dalam jarak yang memang agak jauh, wisatawan tetap bisa menikmati kehidupan komodo, bahkan dengan gratis lagi. Tapi kalau belum puas, ya, konsekuesinya, merogoh kocek Rp 3.750.000,-.
Kalau solusi ini belum juga menjadi jalan tengah, maaf ya, pelaku pariwisatanya asal ngeyel, dan asal protes saja. Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/umum/ada-solusi-sederhana-untuk-atasi-ribut-ribut-di-XYrPJzXIHj
Bagaimana Sih Membedakan Kiai Dan Dukun?
Baru-baru ini viral perseteruan antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin. Jujur saja saya baru mengetahui dua sosok ini ketika keduanya berseteru dan viral. Membaca namanya Pesulap Merah, yang terbayang adalah sosok pesulap dengan gaya khas menggunakan warna merah. Ternyata benar Pesulap Merah menggunakan pakaian warna merah (walaupun dalam beberapa kesempatan tidak) dan rambutnya dicat merah.
Gus Samsudin, panggilan gus biasanya digunakan kepada seseorang yang dianggap berilmu. Arti dari gus sendiri katanya adalah abang atau kakak. Mantan Presiden kita juga dipanggil Gus, yaitu almarhum Gus Dur.
Menurut berita, Gus Samsudin ini mempunyai padepokan bernama Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar Jawa Timur. Gus Samsudin dalam konten Youtubenya sering memamerkan pengobatan yang diduga menggunakan trik-trik tertentu agar dianggap mempunyai ilmu gaib.
Gus Samsudin ini sepertinya sudah dianggap tokoh agama atau malah kiai. Apalagi mampu mengobati penyakit dengan cara non medis, dengan doa dan ilmu kebatinan.
Banyak masyarakat Indonesia yang masih percaya terhadap animisme, dinamisme dan sejenisnya. Masyarakat mudah percaya terhadap hal-hal yang tidak masuk akal dan dikaitkan dengan sesuatu yang gaib. Seperti air yang keluar dari makam tua dianggap air karomah. Padahal air PDAM yang bocor. Wkwkwk.
Banyak trik yang kita tidak tahu, jika dipraktekan seolah pelaku mempunyai ilmu gaib yang tinggi. Padahal hanya trik sulap saja.
Lalu bagaimana sih cara membedakan antara kiai dan dukun? Kiai dan dukun merupakan tokoh yang bertentangan dan ada di masyarakat Indonesia saat ini bahkan sejak dari dulu.
Keduanya memiliki persamaan. Misalnya sama-sama manusia. Ya ialah (jangan marah ya). Kedua, keduanya bisa sama-sama mempunyai hobi mancing. Ketiga, hobi menggunakan batu ali, keempat, hobi memanjangkan rambut, kelima hobi merokok dan sebagainya.
Jadi jika kita bertemu dengan orang dengan rambut panjang, merokok dan dijarinya melingkar batu ali dengan berbagai ukuran, dia belum tentu dukun. Bisa saja seorang ustadz atau kiai.
Sebenarnya saya ingin menuliskan jika ciri kiai itu mempunyai pondok pesantren. Tapi ternyata ada orang yang memiliki pondok pesantren tetapi perilakunya sesat. Seperti yang terjadi di Jawa Barat beberapa waktu lalu, pemilik pondok pesantren menghamili belasan santriwatinya. Gendeng memang.
Secara teori kiai adalah orang yang berilmu agama, pernah mondok di pesantren dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Satu hal yang pasti mereka berusaha untuk tidak riya. Ini yang sulit.
Masyarakat harus jeli membedakan kiai dan dukun. Jika perkataannya berisi kebencian, hasutan, menyalahkan pihak tertentu, tidak mengajarkan hukum agama, walaupun sering ceramah, lebih baik ditinggalkan. Karena malah menimbulkan perpecahan bukan pesatuan.
Seorang kia berusaha untuk menjadi manusia yang baik. Hal ini tercermin dari setiap perkatannya yang hati-hati, menyejukkan dan membawa kemaslahatan bagi orang sekitarnya.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/bagaimana-sih-membedakan-kiai-dan-dukun-7dempzqsdc
Duet AHY-Anies, Contoh Duet Gagal yang Mungkinkah Dipilih untuk Pilpres 2024?
Semakin menghangatnya suhu politik menatap Pilpres 2024 diramaikan dengan otak-atik nama-nama yang diprediksi akan bertarung dalam kontestasi pemilihan pemimpin negara yang dua tahun lagi akan ditinggalkan oleh Jokowi. Nah, di antara sekian nama yang beredar, ada sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Anies Baswedan yang masih kerap muncul di pemberitaan.
Ada yang coba berandai-andai bagaimana jika dua nama ini saja dipasangkan, yang mungkin bisa diusung oleh koalisi Partai Demokrat, PKS, dan Nasdem. Partai terakhir ini bisa disebut ngebet buat menaikkan pamor Anies agar menarik perhatian dan memungkinkan terjadi koalisi dengan partai lain, meski rasanya Demokrat juga nggak akan menerima begitu saja seandainya AHY cuma dijadikan Calon Wakil Presiden.
Akan tetapi, kalau mau jujur menilai lewat rekam jejak kinerja mereka selama lima tahunan ini, mungkin bisa disebut kalau duet AHY-Anies atau Anies-AHY sebagai duet dari dua politisi yang gagal.
Anies, rasanya se-Indonesia sudah tahu bagaimana kualitas kepemimpinannya di Jakarta, yang secara umum gagal membuat Jakarta lebih baik sejak ditinggal Jokowi, Ahok, dan Djarot. Kemunduran Jakarta bahkan semakin terasa lewat kegagalan berbagai proyek yang katanya dulu ditujukan agar membuat warganya bahagia dan kotanya maju.
Program penanganan banjir yang masih nyaris tak tersentuh, Formula E yang masih menyisakan kisah misteri soal commitment fee dan keheranan kita gara-gara terbangnya tribun atap penonton sirkuit, ambrolnya tembok pembatas tribun JIS, hingga kisah renovasi halte yang kabarnya memakan anggaran banyak tapi ambyar juga.
Sematan Bapak Politik Identitas yang dikenakan kepada Anies semakin memperberat kansnya untuk bisa tebar pesona supaya mendapat "tiket" pada 2024 nanti, meski bisa saja partai seperti PKS dan Nasdem akan nekat mengusungnya demi meraih simpati dan suara dari pendukung fanatik Anies.
Bagaimana dengan AHY? Ah, Mas AHY ini sejak keluar dari kesatuan untuk mencoba peruntungan menjadi Cagub DKI Jakarta pada 2017 lalu, posisi AHY memang terlihat mentereng sebagai Ketum Partai Demokrat. Namun, dengan kontroversi yang sempat muncul terkait naiknya putra SBY ini ditambah kinerjanya sebagai ketua partai yang masih kurang jelas, layak untuk dipertanyakan kredibilitas AHY jika hendak nekat ditawarkan (menawarkan diri) sebagai kandidat pada Pilpres 2024 nanti.
Mungkin lebih pas kalau AHY mencoba lagi peruntungan untuk Pilgub 2024, mau duet sama Anies ya boleh buat mengetes sekali lagi kewarasan berpolitik warga DKI Jakarta setelah melihat rekam jejak keduanya.
Cuma, katanya politik itu cair dan kerap menghadirkan banyak kejutan. Kondisi yang terbukti dengan munculnya nama Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno on last minutes di Pilpres 2019, diikuti masuknya Prabowo dan Sandiaga dalam koalisi pemerintahan sebagai menteri.
Jadi, ya siapa tahu masih ada yang nekat menduetkan AHY dan Anies, ya kita anggap saja sebagai dagelan politik terlucu sepanjang sejarah politik dan pemilihan langsung di negeri kita.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/duet-ahy-anies-contoh-duet-gagal-yang-mungkinkah-U51GJeo6Hx
Partai Gimik! PSI akan Daftar ke KPU Rabu Pon. Biar Apa????....
Mau cari apa?? Ngadi-ngadi???
Diberitakan [TEMPO.CO[(https://nasional.tempo.co/read/1617623/psi-daftar-peserta-pemilu-2024-pada-rabu-pon-wasekjen-hari-favorit-jokowi), Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Satia Chandra Wiguna, memastikan bahwa partainya tersebut akan mendaftar diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai peserta Pemilu 2024 pada Rabu, 10 Juli 2022 ini. Chandra pun mengatakan bahwa sesuai hitungan kalender Jawa, hari tersebut bertepatan sebagai hari Rabu Pon.
Pertimbangan partainya sengaja memilih hari Rabu Pon karena hari tersebut merupakan hari favorit Presiden Jokowi.
Seperti diketahui sepanjang menjadi presiden, Pak Jokowi memang beberapa kali mengumumkan hal penting bertepatan pada Rabu Pon menurut kalender Jawa itu. Hal tersebut tak lepas dari hari kelahirannya pada 21 Juni 1961. Presiden Jokowi tercatat mengumumkan perombakan kabinet pada Rabu Pon.
Tapi selain Rabu Pon Presiden Jokowi juga pernah mengumumkan perombakan kabinet pada Rabu Pahing.
**
Sah-sah saja bergimik. Toh anggap saja sebagai bagian dari perkenalan diri dan marketing. Tapi kalau bisa mbok yao yang lebih kreatif dikit lah!
Pak Jokowi memang sering bergimik. Blusukan, baju kemeja putih lengan disingsingkan, pembagian sepeda bagi yang menjawab pertanyaannya, memakai pakaian tertentu saat dala suasana tertentu, dan masih banyak lagi. Tapi apa yang dilakukan Pak Jokowi itu sangat jelas tujuannya. Sangat jelas pesan yang ingin disampaikan. Dan semua terlihat sangat terkonsep.
Tapi PSI?
Tidak ada kebaruan yang coba ditampilkannya. Tanpa terobosan. Gimik copy-paste saja. Contohnya ya soal Rabu Pon itu yang hanya meniru apa yang pernah dilakukan Pak Jokowi.
Lalu apa yang bisa diharapkan bila cara yang dipilih saat menangani partai politik adalah seperti itu? Apa nilai lebihnya??
Di awal kehadirannya PSI sempat menjadi harapan. Mengusung semangat kemudaan, PSI seperti menjadi pilihan baru di antara partai-partai tua.
Tapi semakin ke sini belum juga ada hal fenomenal yang mereka hasilkan. Ya, berharap yang fenomenal dari mereka tentu bukan suatu yang berlebihan. Karena biasanya hal fenomenal dilahirkan dari sifat kemudaan.
Namun hal tersebut terasa jauh panggang dari api. Kegaringannya tidak juga berkurang. Mencoba menarik simpati dan mencari suara hanya dari 'memusuhi' Anies Baswedan dan menempel pada Pak Jokowi.
Sementara di luar sana banyak isu yang seharusnya dimanfaatkan untuk menguatkan citra partainya. Sementara banyak peluang yang seharusnya dapat diangkat oleh PSI demi elektabilitasnya ke depan.
Dan…, agak menggelikan ketika menyambut musim baru pesta demokrasi, PSI malah hanya memulainya dengan: Rabu Pon!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/partai-eSbgurFDjl
Tolong Tinjau Ulang Aturan Seragam Sekolah Mas Menteri
Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turun tangan menelusuri kasus pemaksaan untuk memakai jilbab kepada seorang siswi di SMAN 1 Banguntapan, Bantul. Seperti dikabarkan oleh detik.com, siswi tersebut menjadi depresi karena pemaksaan oleh Guru BP di sekolahnya. Peristiwanya terjadi pada tanggal 19 Juli 2022 tetapi baru hangat dibahas pada akhir Juli 2022.
“Itu baru kita telusuri. Ini teman-teman baru bentuk tim untuk menelusuri hal tersebut. Ya yang jelas sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah itu adalah yang sebuah sekolah itu mencerminkan replika kebhinekaan. Jadi kalau memang anak belum secara kemauan memakai jilbab ya tidak boleh dipaksakan karena itu sekolah pemerintah, bukan sekolah basis agama,” kata Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardoyo, seperti dikutip dari detik.com.
Biarlah kasus ini ditelusuri dulu agar menjadi jelas permasalahan yang sebenarnya. Yang menarik bagi saya adalah peristiwa ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada bulan Januari 2021, seorang siswi non-muslim juga dipaksa untuk memakai jilbab di SMK Negeri 2 Padang. Kasus tersebut viral hingga kepala sekolahnya meminta maaf. Untuk menjawab masalah itu, keluarlah Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yakni menteri pendidikan, menteri dalam negeri dan menteri agama.
Dalam SKB itu disebutkan bahwa peserta didik, pendidik dan tenaga pendidikan di lingkungan sekolah berhak memilih menggunakan pakaian seragam dan atribut tanpa kekhasan agama tertentu atau dengan kekhasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada intinya, SKB tersebut menyatakan bahwa tidak boleh ada yang mewajibkan atau melarang penggunaan seragam dengan atribut agama tertentu.
Sebenarnya SKB itu baik sebagai awal selesainya permasalahan soal pemaksaan pemakaian seragam sekolah dengan atribut agama tertentu. Sayangnya SKB itu sudah dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA) karena adanya gugatan uji materi oleh Lembaga kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM).
Dasar gugatannya adalah SKB 3 menteri tersebut bertentangan dengan peraturan di atasnya. Peraturan yang dimaksud adalah pasal 31 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Peraturan lain yang dianggap ditentang oleh SKB 3 menteri adalah UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebutkan cita-cita pendidikan nasional itu adalah menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Saya heran bahwa aturan tentang seragam sekolah dihubungkan dengan sistem pendidikan nasional yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Apa hubungannya antara seragam dengan keimanan dan ketakwaan? Apakah kalau pakai seragam yang agamis lalu menjadi lebih beriman dan bertakwa? Apakah keimanan dan ketakwaan diukur melalui hal itu saja? Jawabannya pasti tidak.
Lebih mengherankan lagi MA mengabulkan gugatan uji materi itu dengan dasar yang diajukan penggugat. Pengabulan uji materi itu sangat tidak masuk akal tetapi karena MA sudah memutuskan maka SKB 3 menteri itu pun harus dicabut dan tidak boleh diberlakukan. Sebuah kekalahan untuk upaya melawan intoleransi di sekolah-sekolah negeri.
Dari sini nampak bahwa masalah pemaksaan memakai jilbab itu bukanlah soal sepele. Ada pandangan yang tidak tepat dibalik pelarangan tersebut. Penampilan agamis menjadi penilaian mutlak soal keimanan dan ketakwaan seseorang. Bukankah pandangan seperti ini sudah terbukti tidak tepat? Kasus-kasus pelecehan seksual akhir-akhir ini menjadi buktinya bahwa penampilan agamis tidak menunjukkan soal akhlak dan moral seseorang.
Karena itulah, pemerintah harus berani mengambil tindakan tegas. Kalau perlu peraturan tentang seragam sekolah ditinjau ulang agar tidak memberikan kesempatan upaya penyeragaman dalam satu agama. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014 bisa ditinjau ulang. Pilihan seragam celana panjang untuk siswa pria SD dan SMP bisa dihilangkan. Demikian pula pilihan untuk rok panjang bagi siswa putri SD, SMP dan SMA perlu ditimbang ulang.
Ayo Mas menteri pendidikan! Tindakan tegasmu kami tunggu. SKB 3 menteri itu adalah awal yang baik. Sekarang mungkin saatnya meninjau ulang peraturan tentang seragam sekolah yang memberi kesempatan untuk tindakan intoleran. Ayo perjuangkan!
Sumber Utama : https://seword.com/pendidikan/tolong-tinjau-ulang-aturan-seragam-sekolah-mas-liF42ep2Il
Citayam Fashion Week dan Bukti Bahwa Bangsa Ini Gampang Latah Sama yang Viral?
Sebagian dari penduduk bangsa kita tampaknya kena gejala latah terhadap segala sesuatu yang sedang ramai diperbincangkan di ruang publik, ditonton di televisi, atau sesuatu yang viral di media sosial. Akibat dari latah berjamaah itu, lantas muncul kegiatan serupa di berbagai tempat secara masif dalam waktu yang tak terlalu lama.
Dulu kita dihebohkan dengan goyangan khas seorang Caesar, berikut lagu Buka Sithik Jos, yang segera menjangkiti penduduk negeri ini, tak hanya buat para penonton setianya yang setiap hari mungkin ikutan "joget Caesar" tadi.
Kita pernah pula dibikin latah dengan game mencari Pokemon, yang meski dianggap kontroversial dan membahayakan, karena berburu makhluk virtual di dunia nyata, tapi sempat menjangkiti masyarakat kita selama beberapa waktu.
Ada pula latah bersifat politis, ketika isu penistaa agama yang ditudingkan ke Ahok, direspons dengan penolakan, hujatan, yel-yel yang tak pantas diucapkan, hingga aksi massa yang lantas menghasilkan "alumni Monaslimin" yang hingga kini sebagian alumninya masih terlihat bangga karena pernah "kuliah singkat" lalu dinyatakan sebagai alumni. Meski sumbangsih mereka bagi kemajuan dan kebaikan negeri ini nyàris nol besar.
Nah, yang masih belum hilang dari ruang dunia maya kita tentu saja terkait kegiatan "Citayam Fashion Week" yang di tempat aslinya tampaknya sudah sepi, tapi mungkin masih baru menggeliat di banyak daerah. Mendadak orang jadi suka nyebrang jalan di zebra cross, sambil lenggak-lenggok membayangkan diri sedang fashion show di atas catwalk tanpa mempedulikan sekitarnya.
Apakah semua aktivitas latah berjamaah ini negatif atau malah mengarah pada dosa? Huss...jauh amat mikirnya kayak panitia kiamat saja. Hahahaha...!
Tenang. Nggak semua "kelatahan" ini negatif kok, karena ada pula yang positif. Misalnya ketika ada seorang menyewa baliho lalu mengucapkan ulang tahun atau merayakan hari jadi pernikahan. Bagi saya, jika ada yang mengikuti ide kreatif semacam ini bagus juga kok, asalkan pakai duit sendiri dan bukan hasil korupsi bansos.
Meski begitu, ada pula jenis latah yang mengarah pada maut, seperti challenge malaikat maut yang sebaiknya tidak usah ditiru. Lha buat apa viral trus dapat uang hasil monetize, tapi manusianya modar? Maaf saya pakai kata "modar" karena mau menggambarkan betapa bodohnya pelaku challenge semacam itu.
Bagaimana menurut Anda soal fenomena latah semacam ini, yang muncul sebagai akibat yang tak bisa dihindari dari pesatnya penggunaan media sosial dan teknologi internet?
Sumber Utama : https://seword.com/umum/citayam-fashion-week-dan-bukti-bahwa-bangsa-ini-i1bnVCYgo9
Jika Bukan Irjen F. Sambo Yang Bikin Onar Kasus Penembakan Brigadir J, Lalu Siapa?
Adalah mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Susno Duaji yang menyatakan bahwa yang membuat kasus penembakan Brigadir J menjadi sangat ribut dan bikin onar bukan Irjan Ferdy Sambo walaupun peristiwa penembakan tersebut terjadi di rumah Irjen Ferdy Sambo. Munculnya banyak kejanggalan yang menyebabkan pihak keluarga Brigadir J meradang adalah karena hasil otopsi yang dilakukan oleh RS Polri dianggap penuh kebohongan. Susno Duaji meminta dokter forensik yang pertama melakukan otopsi atas jenazah Brigadir J diperiksa dan dinonaktifkan, karena menurutnya hasil otopsi menjadi tidak objektif karena adanya tekanan dari pihak lain. Padahal peran dokter forensik dalam pengungkapan kasus pidana yang menyebabkan kematian sangan penting untuk membongkar fakta yang terjadi.
Pihak keluarga dengan tegas menolak hasil autopsi yang telah dilakukan tim forensik RS Polri terhadap jasad Brigadir J. Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J meminta agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim independen untuk melakukan proses autopsi ulang terhadap Brigadir J. Tujuannya , agar prosesi autopsi tersebut dapat melibatkan pihak luar selain kepolisian dan mendapatkan hasil otopsi yang cukup kredibel. Sebab, pihaknya meragukan kredibilitas hasil autopsi yang pertama. Permintaan pihak keluarga Brigadir J pun dipenuhi oleh pihak Polri dan prosesi otopsi dilakukan di RSUD Sungai Bahar. Tim otopsi kedua terdiri dari tim khusus dan pihak lain seperti Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, dan Pusdokkes Polri, Puslabfor Polri, Komnas HAM, Kompolnas dan pihak keluarga yang diwakili oleh dua orang dokter.
Pakar ilmu kriminal atau kriminolog dari Universitas Indonesia, Profesor Andrianus Meliala, pada video call dengan Aiman Wicaksono di Kompas TV meragukan apakah benar bahwa otopsi yang pertama itu telah terrekam seluruhnya atau tidak? Karena menurutnya, apapun yang terekam dalam hasil otopsi, itu harus dibunyikan (disampaikan pada publik, red.) secara arif oleh dokternya sendiri (bukan oleh Kapolres), yang kemudian dikonstruksikan dengan penyidik. Aiman kemudian menambahkan bahwa apapun hasilnya kasus ini memang penuh kejanggalan. Profesor Andrianus Meliala menimpali dengan mengingatkan kita, minimal mengamini apa yang telah dikatakan oleh pihak kepolisian bahwa semua kejanggalan itu akan ditepis dan tidak ada yang ditutupi dengan bantuan Scientific Crime Investigation.
"Maka pesan saya adalah bahwa kita tunggu hasil dari digital forensik, kedokteran forensik, atau balistik forensik dan seterusnya, lalu diramu oleh para penyidik untuk memperkirakan apa yang sebetulnya terjadi tanpa harus tergantung pada cerita pertama dan ada kemungkinan hasilnya berbeda"
Kasus pembunuhan Brigadir J akan dicatat oleh sejarah kepolisian sebagai kasus yang membutuhkan dilakukannya berbagai macam uji forensik dalam prosesi otopsi untuk menemukan siapa pencabut nyawa Brigadir J yang sebenarnya. Semua uji atau tes forensik itu dilakukan dengan begitu lancar tanpa ada kesempatan untuk menengok berapa biaya yang harus dibayar dan biaya forensik itu dibebankan pada siapa?
Ketentuan pembiayaan forensik dijelaskan dalam UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Pasal 122
1. Untuk kepentingan penegakan hukum dapat dilakukan bedah mayat forensik. Bedah mayat forensik dilakukan oleh dokter ahli forensik, atau oleh dokter lain apabila tidak ada dokter ahli forensik dan perujukan ke tempat yang ada dokter ahli forensiknya tidak dimungkinkan.
2. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas tersedianya pelayanan bedah mayat forensik di wilayahnya.
Pasal 125
Biaya pemeriksaan kesehatan terhadap korban tindak pidana dan/atau pemeriksaan mayat untuk kepentingan hukum ditanggung oleh pemerintah melalui APBN dan APBD.
Berdasarkan pasal 125 UU No 36 Tahun 2009 Pemeriksaan mayat untuk kepentingan penegakan hukum (dibuktikan dengan penerbitan SpVR dari pihak kepolisian) baik pemeriksaan luar ataupun pemeriksaan dalam (autopsi) biaya ditanggung negara. mekanisme pembiayaan dapat diajukan melalui:
-
APBD bila menyangkut RSUD Kabupaten / Kota dan Propinsi
-
APBN bila menyangkut RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat/RS Vertikal Kemenkes)
Apabila setiap RSUD dan RSUP mengajukan anggaran penegakan hukum bersumber dari APBD dan APBN maka pelaksanaan penegakkan hukum akan lebih dimudahkan karena dukungan pembiayaan pada pelayanan kedokteran forensik dan Medikolegal. Dan rumah sakit telah melaksanakan ketentuan didalam UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
Kepolisian melalui anggaran kepolisian dalam norma tarif nya yang dilakukan penyesuaian setiap tahun, tentu akan berfungsi internal. Norma tarif yang berkaitan layanan dokter kepolisian termasuk didalamnya dokter spesialis forensik medikolegal akan hanya digunakan oleh jaringan RS Bhayangkara. Optimalisasi anggaran di RS Bhayankara terjadi karena RSUD dan RSUP telah memiliki anggaran penegakkan hukum melalui APBD dan APBN.
Jadi benar juga apa yang dikatakan mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Susno Duaji bahwa yang membuat kasus penembakan Brigadir J menjadi sangat ribut dan bikin onar adalah karena hasil otopsi yang dilakukan oleh RS Polri dianggap penuh kebohongan. Karena logikanya, jika dokter forensik yang pertama melakukan otopsi atas jenazah Brigadir J dengan benar dan tidak bisa ditekan oleh pihak manapun, tentunya selain pengungkapan kasus bisa dilakukan dengan cepat, biaya yang dikeluarkan oleh negara tidak banyak, pihak keluarga Brigadir J akan dapat menentukan langkah hukum dengan tepat, dan Brigadir J sendiri langsung mendapatkan haknya untuk dimakamkan secara terhormat dengan upara pemakaman kedinasan. Tapi karena dokter forensik pertama telah bekerja dengan tidak profesional, maka semua yang sedianya mudah menjadi begitu rumit dan mahal. Saya juga setuju dengan usulan Susno Duaji untuk memeriksa dan menonaktifkan dokter forensik yang melakukan otopsi pertama.
Semoga kasus ini cepat terungkap...
Sumber : Dr Galih Hendradita M
Sumber Utama : https://seword.com/umum/jika-bukan-irjen-f-sambo-yang-bikin-onar-kasus-pB2pfOhlUm
Tentakel Khilafah Sudah Sampai Di Sektor Pendidikan. Kemendagri Dan DPR Masih Tutup Mata?
Sebuah video di kanal CokroTV berjudul “Ngeri, Dampak Pemaksaan Jilbab” menarik perhatian saya. Menurut Nong Darol Mahmada, di Indonesia, sudah diterapkan berbagai perda berbau keagamaan, dalam hal ini agama mayoritas dengan pengecualian satu daerah di Papua. Dan total wilayah yang menerapkan perda semacam ini adalah 24 Provinsi.
Beberapa waktu kemudian, saya lagi-lagi menemukan berita pemaksaan jilbab di sekolah negeri lainnya, diantaranya di Jakarta dan Yogyakarta.
Kontan ini mengingatkan saya dengan perbuatan aneh DPR beberapa waktu lalu, yang diamini oleh Kemendagri, yaitu mengesahkan undang-undang daerah, dalam hal ini Undang-Undang Sumatera Barat yang memuat pasal syariah.
Terus terang saya heran, ini Kemendagri mengawasi daerah-daerahnya nggak sih? Memang setiap daerah sudah memiliki otonomi, meski begitu, tetap saja ketika membuat perda tidak boleh bertentangan dengan konstitusi, apalagi dasar negara yaitu Pancasila.
Belum lagi reaksi Bapak Tito yang malah mengamini penguatan otonomi daerah. Sekarang terlihat salah satu imbasnya seperti ini. Menurut otonomi daerah, SMA negeri itu berada di bawah peraturan gubernur, sedangkan SMP ke bawah diatur oleh walikota dan bupati terkait. Ironisnya, ketika ada kasus-kasus seperti pemaksaan jilbab, kalau ternyata memang diatur oleh daerahnya seperti di Sumatera Barat, maka Kementerian Pendidikan tidak bisa melakukan apa-apa, tapi ujung-ujungnya merekalah yang dipertanyakan setiap ada kejadian begini.
“Kenapa negara tidak hadir?” pertanyaan-pertanyaan semacam itu pasti keluar, padahal pelaku utama kenapa negara tidak bisa hadir justru adalah terlalu kuatnya otonomi daerah.
Kalaupun memang pelaku kasus-kasus pemaksaan seperti ini adalah oknum guru, memangnya berapa banyak sekolah terkait yang akan dengan mudah mengutamakan murid daripada si oknum? Yang ada biasanya mereka mengutamakan tutupi dulu, entah dengan kekeluargaan, atau justru berbalik menyalahkan murid, atau ya kasih jalan ke muridnya, pindah sekolah atau tetap disitu. Dengan kata lain, ya murid dinomorduakan.
Kalau sudah begini, mau berapa banyak murid yang harus mengalami depresi karena pemaksaan jilbab, dan ujungnya mereka yang harus pindah, padahal sekolah-sekolah negerilah yang semestinya secara menyeluruh harus diatur negara dan tidak boleh seenaknya sendiri keluar jalur?
Kasus-kasus pemaksaan jilbab yang semakin banyak terkuak ini hanyalah salah satu tentakel yang bermuara ke sebuah monster besar bernama khilafah.
Kembali ke perda-perda syariah dan otonomi daerah. Sekarang saya mau tanya, perda-perda berbau agama tertentu ini sudah sesuai kontitusi atau tidak? Masa Kemendagri tidak tahu keberadaan perda-perda ini? Kenapa nggak ada upaya menyuarakan hal ini agar membuka mata publik bahwa hal ini tidak seharusnya dibiarkan. Masyarakat daerah-daerah tersebut kebanyakan ya hanya ikuti saja perda daerahnya. Tapi kalau ada sosialisasi seperti itu, saya rasa bukan tidak mungkin akan timbul suara penolakan dari daerah-daerah seperti itu. Hal ini sudah pernah terbukti beberapa kali, contohnya ketika walikota Malang yang ingin menjadikan wilayahnya Halal City dan mendapat penolakan keras dari masyarakat sampai akhirnya rencana itu dibatalkan.
Melalui beberapa sumber yang saya telusuri, daerah-daerah ini awalnya menerapkan perda syariah berdasarkan alasan bahwa ini ‘kearifan lokal,’ jadi katanya nih, ini permintaan masyarakat. Hal ini lagi-lagi mengingatkan saya ke alasan DPR memberikan pasal syariah ke Sumatera Barat yang katanya mengusung falsafah ‘adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.’ Jadi, ceritanya DPR ini berkompromi memberikan undang-undang berisi pasal tersebut karena itu permintaan warga Sumatera Barat, yang penting diatas kertas, lagi-lagi katanya, tetap memuat nilai-nilai Pancasila.
Ini DPR sadar ngga sih sudah mengikuti logika terbalik orang-orang yang menyangka bahwa nilai-nilai Pancasila nggak ada dalam Kitabullah bersangkutan, jadi mereka merasa harus buat aturan sendiri? Padahal kalau pejabat-pejabat lokal daerah ini betulan baca dan paham itu Kitabullah, mereka nggak akan merasa perlu mengajukan undang-undang seperti itu, karena Pancasila sudah merangkum nilai-nilai universal kitab yang katanya mereka agungkan itu.
Saya mempertanyakan hal sama dengan wilayah-wilayah yang merasa perlu menerapkan perda-perda berbau syariah atau berbau agama apa pun. Pancasila secara keseluruhan sudah menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam agama yang ada di Indonesia, tapi kenapa masih merasa perlu menerapkan perda berdasar agama?
Kalau melihat jumlah mereka yang nyinyir terhadap pemerintah dan bikin perkara dengan mengatasnamakan agama, memang kelihatannya seolah dia lagi, dia lagi. Jadi kesannya jumlahnya masih sedikit. Tapi kalau melihat kenyataan bahwa 24 dari 37 provinsi Indonesia memiliki perda syariah, tidak menutup kemungkinan kedepannya akan ada lagi provinsi-provinsi yang ingin mencoba mengikuti jejak Sumatera Barat, dan mengajukan undang-undang daerah yang memuat pasal syariah dengan alasan ini permintaan masyarakat. Tidak menutup kemungkinan, lagi-lagi DPR menunjukkan kebodohan tingkat dewa dengan mengajukan undang-undang semacam ini sebagai inisiatif DPR dengan alasan mengikuti keinginan masyarakat daerah terkait, sementara Kemendagri cuma mengikuti pertunjukan kebodohan itu dengan malah mengamini penguatan otonomi daerah-daerah tersebut.
Memang kalangan ‘dia lagi, dia lagi’ ini sering terbongkar kebobrokannya, dengan contoh terbaru, dana ACT yang mengalir ke koperasi syariah 212, tapi hal-hal ini secara fundamental tidak akan berpengaruh kalau daerah-daerahnya saja sudah banyak yang menerapkan perda syariah, dan negara malah mempersilahkan masuk sehingga tidak ada perlawanan dari rakyat terhadap pelanggaran konstitusi yang sebenarnya sangat terang-benderang ini.
Netizen serta barisan penjaga negara ini memang terus bersuara tanpa lelah setiap kali ada pelanggaran dari kaum kadrun dan para oposan berkualitas rendah tapi bersikap seolah mereka ini berlian dengan kualitas tertinggi, tetapi kalau para pejabat yang memiliki kewenangan menjalankan negara ini tidak menjadikan Pancasila sebagai kompasnya dan malah membukakan pintu untuk paham-paham seperti ini, mau jadi apa negara ini?
Kembali ke video “Ngeri, Dampak Pemaksaan Jilbab”. Dilansir dari video tersebut, perilaku intoleransi sudah menjalar dari pendidikan level PAUD hingga perguruan tinggi. Kalau sudah begini, apa yang mau diharapkan dari generasi penerus bangsa ini yang diharapkan menjadi generasi emas kalau mereka sejak usia PAUD sudah ditanamkan perilaku-perilaku intoleran yang dapat menjadi bibit awal terorisme kalau terus dibiarkan berkembang? Jam belajar yang menuntut pelajar lebih banyak di sekolah daripada di rumah jelas dapat meningkatkan resiko mereka terpapar paham seperti ini.
Untuk DPR dan Kemendagri, sadarlah. Buat perundang-undangan yang melarang paham-paham intoleran, serta haruskan beberapa sektor kembali kepada kewenangan pemerintah, seperti pendidikan dan pemeliharaan lingkungan. Indonesia adalah negara kesatuan, bukan federasi. Jangan karena terlampau trauma dengan Orde Baru dengan kewenangan mutlaknya, malah akhirnya membuka pintu untuk perpecahan negara yang sudah disatukan oleh para pendiri negara ini.
Ironis memang, ketika dulu Orde Baru represif terhadap jilbab di sekolah, sekarang malah mulai banyak sekolah yang represif terhadap siswi yang tidak mengenakan jilbab. Teruntuk sekolah-sekolah terutama sekolah negeri, berhentilah ikut campur dalam pilihan agama siswa. Tugas kalian itu mendidik, bukan ikut campur masalah keyakinan pribadi para siswa yang dipercayakan kepada kalian.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/tentakel-khilafah-sudah-sampai-di-sektor-w1NwR1Zzha
Hmm, Waktu Diperiksa Polisi Roy Suryo Lemes, Eh Giliran Sama Bestienya Do'i Ketawa-ketiwi
Ada perbedaan mencolok dari Roy Suryo saat dia diperiksa polisi dan saat dia bersama teman-temannya komunitas pencinta Mercy tua.
Saat diperiksa polisi terlihat Roy Suryo lemas banget. Bahkan ia tidak sanggup lagi berdiri. Sehingga terpaksa dipakaikan kursi roda untuk berjalan.
Begitupun saat dirinya hendak masuk ke mobil, terpaksa dibopong oleh orang lain.
Namun bukannya mendapat simpati dari masyarakat, Roy malah diledek netizen. Tidak sedikit yang percaya kalau dia itu hanya pura-pura sakit saja. Karena saat hendak dilakukan pemeriksaan kelihatan sehat banget. Kok tiba-tiba naik kursi roda.
"Tak segarang di Medsos. (Giliran diperiksa polisi) nyalinya kek kerupuk kesiram air," ujar pemilik akun Twitter @Muhamma87797214
"Roy Suryo keluar pakai kursi roda usai diperiksa 12 jam sebagai tersangka. Ternyata tidak sekuat waktu bawa pulang perabot," lanjut pemilik akun Twitter @S4N_W1B1
Hahaha
Pun ada yang mengingatkan agar kursi roda yang dipakainya tersebut dijaga dengan baik. Takutnya ntar dibawa pulang oleh Om Roy. Karena jangankan kursi roda, kipas angin milik Kemenpora saja dia tilep.
Hanya saja drama Roy yang pakai kursi roda itu bisa dibilang cukup sukses. Karena meskipun dia dibully oleh banyak warga dunia maya tapi gak ditahan.
Roy pun masih bisa bobok bareng istrinya.
Nah, di pemerikasaan selanjutnya ia tampil beda yakni memakai penyangga leher (cervical collar). Tapi meskipun tidak pakai kursi roda lagi, kesan sakitnya tetap ia tampilkan dengan wajah dilemas-lemaskan.
Lantas, apa fungsi penyangga leher itu?
Seperti yang dilansir di laman rsud.temanggungkab.go.id sih, alat ini biasanya dipasang apabila terjadi trauma akibat kecelakaan, baik jatuh dari ketinggian, cedera saat olahraga atau jatuh karena tabrakan kendaraan.
Sedangkan Roy sendiri disebut mengidap beberapa penyakit berikut; darah tinggi, asam lambung dan diabetes.
Pertanyaannya, apa hubungannya sakit tersebut dengan pakai penyangga leher?
Diabetes malah dipakaikan penyangga leher. Benar-benar gak nyambung.
Tapi lagi-lagi Roy Suryo selamat. Pakai cervical collar itulah yang kemudian membuatnya tetap gak ditahan meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka penista agama.
Walaupun suka nyinyir ternyata Om Roy ini sakti juga.
Dan, ada yang perlu dijelaskan polisi di sini supaya tidak menimbulkan kecurigaan publik yakni sakit yang diderita oleh Roy itu apa sehingga memutuskan untuk tidak menahannya.
Kalau dia memang sakit, tampakkan dong ke publik buktinya, surat keterangan dari dokter atau bukti pemeriksaan laboratorium.
Karena seperti yang bisa dilihat di Twitter, banyak juga warga dunia maya yang gak percaya kalau si Roy itu sakit benaran. Ada yang meyakini ia hanya pura-pura sakit supaya bisa menghirup udara bebas.
Yang hal ini dikuatkan oleh penampakan Roy Suryo baru-baru ini. Ia terlihat tertawa lepas kayak orang sehat banget gitu saat mengikuti acara club mobil Mercy tua bersama rekan-rekannya.
Meskipun masih pakek penyangga leher, Roy juga kelihatan berdiri saat foto bersama bestienya.
Padahal baru beberapa hari yang lalu diperiksa yakni pada 28 Juli 2022 silam, kok cepat banget pulihnya. Hahaha
Terlihat di situ wajah Roy cerah. Kayak wajah orang baru gajian gitu. Berbanding terbalik dengan wajahnya beberapa hari yang lalu yang lemas tidak berdaya mirip ayam kena flu burung.
Pertanyannya, gak malu apa Pak Polisi sama kelakuan Roy tersebut?
Padahal dia itu menyandang status sebagai tersangka lho tapi melihat ketawanya yang lepas plus cekikikan gitu, seolah-olah Roy menganggap status tersangkanya gak ngaruh apa-apa terhadap kehidupannya.
Atau dengan kata lain orang ini hendak mengangkangi aparat penegak hukum.
Hanya saja dengan segala sandiwara yang ada, ada kabar baiknya juga sih. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan meskipun tidak ditahan, kasus Roy ini akan sampai ke Pengadilan.
Saat ini polisi sedang melengkapi berkas perkara. Nanti kalau sudah lengkap baru akan dikirim ke Kejaksaan untuk kemudian disidangkan.
Artinya apa? Peluang Roy untuk masuk penjara itu masih ada.
Dan sudah bisa dipastikan malam ini Roy tidak akan bisa tidur nyenyak. Pasalnya videonya ngakak kayak orang sehat itu sudah viral dimana-mana. Hehehe
Bahkan media daring dengan pembaca terbesar detik.com turut memviralkannya.
Semoga darah tingginya gak kambuh lagi.
Sebagai penutup, percayalah, sepandai-pandainya Roy Suryo bersandiwara pasti akan jadi Napi juga.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/hmm-waktu-diperiksa-polisi-roy-suryo-lemes-eh-QGkYUUccJK
Kenali Apa Beda ODGJ dan ODMK dalam Dunia Kesehatan Jiwa
Suara.com - Gangguan jiwa dan masalah jiwa dapat menyerang siapapun dan kapan saja. Beberapa Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) maupun Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) akan berjuang dengan kesehatan mental selama bertahun-tahun sementara yang lain mungkin selalu harus mengelola gejala atas kondisi mereka.
Ketahui beda ODGJ dan ODMK atau gangguan mental dan masalah mental pada ulasan yang dilansir dari berbagai sumber ini.
Tentang Gangguan Jiwa dan Masalah Kejiwaan
Sebelum dua isu utama tentang kesehatan jiwa (mental) ini dipahami dengan lebih baik, para ahli percaya bahwa istilah 'gangguan' lebih cocok daripada 'penyakit atau masalah'. Setelah psikolog dan ilmuwan menemukan bahwa penyakit mental adalah penyakit tubuh, mereka mulai menggunakan istilah penyakit mental secara lebih luas.
Baca Juga: Terlihat Sama, Sebenarnya Stres dan Depresi Itu Berbeda!
Perbedaan utama antara gangguan mental dan masalah mental adalah asal mula kondisinya. Untuk membedakan beda ODGJ dan ODMK secara sederhana sebagai berikut. Setiap orang umumnya akan mengalami hari-hari dimana merasa tidak sehat secara fisik, tetapi itu tidak berarti bahwa kesehatan Anda secara keseluruhan menurun atau memiliki penyakit serius.
Hal yang sama juga terkait dengan kesehatan mental. Anda mungkin mengalami hari-hari di mana merasa stres, atau sedih, tetapi itu tidak berarti bahwa Anda memiliki penyakit mental. Kita semua mengalami berbagai emosi.
Namun, jika Anda merasa selalu merasa stres atau tidak dapat mengingat hari bahagia, maka Anda mungkin mengalami masalah atau penyakit mental. Anda harus segera mencari bantuan medis profesional untuk diagnosis dan perawatan tepat.
Dalam hal mempelajari perbedaan antara penyakit mental dan gangguan mental, Anda harus berbicara dengan dokter atau profesional kesehatan mental Anda. Dalam artian Anda tidak dapat melakukan self-diagnosis.
Apa itu Masalah Mental?
Dilansir dari Mental Health Foundation, Sabtu (9/10/2021),
penyakit mental (mental illness), juga disebut masalah kesehatan mental
atau kondisi kesehatan mental, berkisar dari kekhawatiran yang kita
semua alami sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari hingga kondisi
jangka panjang yang serius.
Definisi medis penyakit adalah kesehatan yang buruk akibat penyakit tubuh atau pikiran. Sedangkan pengertian medis penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari suatu bagian, organ, atau sistem suatu organisme. Kondisi abnormal ini dapat disebabkan oleh infeksi, peradangan, faktor lingkungan, atau cacat genetik, yang ditandai dengan sekelompok gejala atau tanda.
Mayoritas orang dalam masalah mental (ODMK) dapat mengatasinya atau belajar untuk hidup bersamanya, terutama jika mereka mendapatkan bantuan sejak dini.
Bagaimana Mengobati Penyakit atau Masalah Mental?
Langkah pertama dalam mengobati penyakit mental
adalah berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental yang
berkualitas untuk mendiagnosis gejala. Mereka juga akan memberi cara
terbaik untuk mengobati gejala kejiwaan.
Seringkali ODMK memerlukan pengobatan dengan kombinasi obat resep dan terapi. Dokter harus dapat memberi rencana perawatan yang dipersonalisasi dan mendiskusikan apa yang perlu dilakukan.
Yang penting untuk diingat adalah bahwa kesehatan mental yang baik tidak selalu tentang perasaan bahagia dan percaya diri sepanjang waktu. Ini tentang hidup dengan penyakit mental Anda dan belajar bagaimana mengatasinya.
Menurut World Health Organization (WHO), satu dari empat orang di dunia akan terkena gangguan mental atau neurologis di beberapa titik sepanjang hidup mereka.
Definisi medis dari gangguan adalah gangguan
kesehatan fisik atau mental yang normal dari pikiran atau tubuh.
Gangguan ini juga disebut sebagai kekacauan dan dapat menyebabkan
kebingungan atau kekacauan. Misalnya, orang dengan gangguan makan atau
gangguan kepribadian dapat disebut memiliki gangguan mental. Namun, istilah tersebut tidak sesuai perkembangan kini. karena gangguan
mental hanya berkaitan dengan pikiran. Saat ini, studi tentang gangguan
mental adalah penyakit yang mempengaruhi otak, bukan hanya pikiran, dan
dapat mempengaruhi fungsi seseorang.
Ada hampir 300 penyakit mental yang tercantum dalam DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Buku ini digunakan oleh para profesional kesehatan mental untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis penyakit mental.
Kelompok utama gangguan mental adalah:
- Gangguan kecemasan Gangguan
- Makan (misalnya anoreksia atau bulimia)
- Gangguan mood (misalnya depresi atau bipolar)
- Gangguan kepribadian (misalnya gangguan kepribadian ambang)
- Gangguan psikotik (misalnya skizofrenia)
- Gangguan penyalahgunaan zat (misalnya kecanduan narkoba)
- Gangguan terkait trauma (misalnya gangguan stres pasca-trauma)
Bagaimana Menjaga Kesehatan Mental
Dilansir dari Soba New Jersey, Sabtu (9/10/2021), ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan mental untuk mencegah gangguan jiwa.
Beberapa orang mencoba dengan meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang mereka disukai membantu merawat kesehatan mental. Yang lain menemukan bahwa pekerjaan sukarela dan merawat orang lain membantu meningkatkan kesehatan mental mereka. Dan beberapa orang menemukan bahwa olahraga teratur membantu meningkatkan kesehatan mental dan fisik mereka.
Ketika berusaha menjaga kesehatan mental, Anda juga perlu menjaga kesehatan tubuh Anda, yang berarti makan dengan baik dan berolahraga, dan menjaga pikiran tetap aktif dan bebas.
Satu studi menemukan bahwa individu yang berolahraga
memiliki 43,2% lebih sedikit hari kesehatan mental yang buruk
dibandingkan dengan yang tidak berolahraga.
Beberapa penelitian juga menemukan bahwa melakukan hobi dan hal-hal yang disukai dapat membantu mengurangi perasaan depresi dan dapat membantu melindungi otak dari penyakit fisik seperti demensia dan masalah jantung.
Demikian penjelasan beda ODGJ dan ODMK dalam dunia kesehatan jiwa. Semoga dapat dipahami penjelasan di atas.
Sumber Utama : https://www.suara.com/health/2021/10/11/074844/kenali-apa-beda-odgj-dan-odmk-dalam-dunia-kesehatan-jiwa?page=all
Re-post by MigoBerita / Rabu/03082022/11.35Wita/Bjm