» » » » » » Gang Neraka di Alalak, KalSel Darurat Narkoba !

Gang Neraka di Alalak, KalSel Darurat Narkoba !

Penulis By on Minggu, 10 Juni 2018 | No comments

Kampung Neraka Pindah ke Alalak

Kalsel dinyatakan sebagai provinsi Darurat Narkoba. Beberapa kali pejabat tinggi di banua ini mulai dari Gubernur Kalsel, Kapolda, Kejaksaan Tingi, Kajari, BNN disaksikan pemuka agama dan praktisi hukum melakukan pemusnahan barang bukti yang diliput media beramai-ramai.
"Ini (berbagai jenis narkoba) yang membuat orang lengo," kata Sahbirin Noor, gubernur Kalsel, beberapa waktu lalu ketika memimpin pemusnahan barang bukti di halaman Polda Kalsel.
 
Lengo adalah istilah dalam bahasa Banjar untuk orang yang berperilaku seperti orang linglung, tidak memiliki kesadaran diri penuh karena pengaruh overdosis obat maupun meminum obat tak sesuai aturan dengan meramu segala macam obat (obat oplosan).
Dunia mengoplos obat dikenal berasal dari orang-orang keturunan Arab yang mempunyai koloni di Kampung Antasan Banjarmasin. Keterampilan ini diperoleh dari mereka yang berdagang obat di kawasan Pasar Baru. Mayoritas pedagang obat di sana adalah warga keturunan Arab.
Sebelum marak musim ekstasi, sabu dan zinet, jalan untuk fly (mabuk) generasi zaman old bisa melakukannya dengan menelan sekaligus beberapa merek obat tertentu. Lain lagi di era milineal dan zaman now, sabu dan zinet sangat merakyat dan dikonsumsi, diperdagangkan begitu mudah.
Jadilah sabu dan zinet kemana-mana menelusuri pelbagai pelosok kampung. Termasuk kampung Alalak Banjarmasin yang sebelumnya dikenal sebagai kampung yang penduduknya bersahaja, agamis dengan pekerjaan turun temurun bertani, menjadi tukang bangunan dan pekerja sektor informal di bidang perkayuan.
 
Entah dapat ilham dari mana, zinet meruyak dipakai oleh segala umur mulai dari anak muda, orang dewasa hingga yang berstatus kakek. Parahnya lagi, di satu SMP di Alalak beberapa siswanya sengaja membolos cuma untuk bisa bebas memakai zinet beramai-ramai di sekitar lingkungan sekolah.
Di antara kampung Alalak Tengah dan Selatan bahkan ada sebuah kawasan yang mendapat label seram "Gang Neraka". Sebutan itu karena bebasnya peredaran zinet di lingkungan yang masyarakatnya bekerja serabutan menjual tenaga mengangkat kayu.
 
Menanggapi fenomena ini, salah satu pemuka masyarakat Alalak, Guru Johan menyatakan memakai barang memabukkan adalah melanggar larangan Tuhan.
"Sesuatu yang memabukkan dan merusak pikiran itu haram," tegas pengajar agama di Pesantren Tarbiyatul Islamiyah di Alalak Tengah dan Madrasah di Alalak Utara.
Namun, Guru Johan menyatakan dirinya tak kuasa untuk menghentikan fenomena yang mewabah itu. "Itu kewajiban orangtua yang punya anak untuk memelihara keluarganya. Yang punya diri juga harus sadar bahwa itu (membuat diri mabuk) salah," ingatnya.
Kalau dulu Antasan adalah satu-satunya kampung di tengah kota yang identik dengan tindakan penyalahgunaan obat-obatan, kini rupanya "maobat" (pekerjaan memakaijenis terlarang, membuat diri mabuk) sudah sampai pula ke kampung pinggiran seperti Alalak.
"Kalau dulu cuma orang kampung Antasan yang kenal obat, sekarang merata Teluk Tiram, Basirih, Kelayan, Pekauman dan Alalak jadi sarang obat," kata Amat, warga Jalan Pahlawan. "Jangan heran ini mungkin tanda-tanda akhir zaman sudah semakin dekat, rasa malu sudah hilang."
Sumber Berita : http://kabarbanjarmasin.com/posting/kampung-neraka-pindah-ke-alalak.html

Re-Post by http://migoberita.blogspot.com/ Senin/11062018/11.09Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya