» » » » » Dukungan kepada Jokowi mengalir di KalSel, akankah Jokowi MENANG atau malah "KALAH" lagi seperti PILPRES 2014 di KalSel ??!!

Dukungan kepada Jokowi mengalir di KalSel, akankah Jokowi MENANG atau malah "KALAH" lagi seperti PILPRES 2014 di KalSel ??!!

Penulis By on Rabu, 08 Agustus 2018 | No comments

Gunakan Dana Pribadi, DPD PENA Kalsel Dukung Jokowi di Pilpres 2019

DEWAN Pimpinan Daerah Persatuan Pemuda Etnis Nusantara (DPD PENA) Kalsel menggelar deklarasi dukungan kepada Presiden RI Joko Widodo agar bisa menjabat kembali di periode kedua.
KETUA DPD Pena Kalsel, Muhammad Hafizh Ridha mengatakan adapun yang menjadi dasar deklarasi ini demi berkesinambungannya pembangunan nasional.  “Makanya Presiden RI Joko Widodo diberi kesempatan untuk memimpin kembali di periode mendatang,” jelasnya.
Hafizh menyebutkan, seperti sebuah organisasi ketika ada pergantian kepemimpinan maka akan selalu mengalami pergantian kebijakan. “Makanya, kita melihat pada masa kepemimpinan Joko Widodo ini sudah luar biasa dalam bidang infrastruktur,” ucapnya.
Wakil Ketua DPD KNPI Kalsel ini mengatakan, ketika pergantian kepemimpinan, ditakutkannya semua kebijakan yang dibangun Joko Widodo ini akan berubah. Sehingga untuk tetap direlnya DPD Pena terus mendukung Joko Widodo untuk kembali memimpin kedua kalinya. “Dukungan yang kami berikan sebagai sebuah lembaga, pertama yang perlu dicatat bahwa ini bentuk dukungan DPD Pena Kalsel,” ujarnya.


Alumni STIH Sultan Adam ini mengatakan ke depan pihaknya akan berkoordinasi dengan kawan-kawan yang ada di 13 Kabupaten/Kota dengan membangun posko pemenangan sebagai bentuk dukungan kepada Joko Widodo.
“Kami juga berkoordinasi kepada kawan-kawan kepemudaan untuk menggandeng, sehingga posko ini bukan hanya milik DPD Pena Kalsel, tetapi milik semua elemen pemuda, baik pelajar maupun mahasiswa,” katanya.
Sebagai generasi Milenial, Hafizh mengajak bersama-sama untuk ikut andil dalam Pemilu 2019 mendatang. Kemudian, terkait kegiatan deklarasi tersebut, diakuinya tanpa arahan dari pusat, apalagi anggaran yang digunakan merupakan dana pribadinya.
“Kami pribadi tidak terlalu jauh melihat kesana, hanya melihat prinsipnya harus sama-sama fair, bahwa siapapun yang didukung, prinsipnya jangan sampai kita menjadi terpecah belah,” harapnya.

Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2018/08/08/gunakan-dana-pribadi-dpd-pena-kalsel-dukung-jokowi-di-pilpres-2019/

Prabowo Menang Tipis Di Kalsel

Pewarta : Syamsuddin Hasan
Kita lebih memegangi penghitungan suara berdasarkan real count daripada sistem "quick count"yang keakuratannya kurang bisa dipercaya 100 persen,"
Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Hatta Rajasa menang tipis di Kalimantan Selatan dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014.
 
Image result for Ibnu Sina PKS
Hal itu diungkapkan anggota Tim Kampanye Daerah (Kamda) Prabowo - Hatta Provinsi Kalsel, Ibnu Sina, menjawab wartawan di Banjarmasin, setelah rapat paripurna DPRD tingkat provinsi tersebut, Kamis.
Ia menyatakan kemenangan Prabowo - Hatta di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel berdasarkan "real count" yang dilakukan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tingkat provinsi tersebut.
"Kita lebih memegangi penghitungan suara berdasarkan real count daripada sistem `quick count` (penghitungan cepat menggunakan sampel) yang keakuratannya kurang bisa dipercaya 100 persen," katanya.
Anggota DPRD Kalsel yang bakal memasuki periode ketiga itu mengungkapkan berdasarkan hasil real count, perolehan suara pada pilpres dan pilwapres 2014 untuk pasangan Prabowo - Hatta 50,3 persen dari sekitar 99 persen suara yang masuk.
"Kita berharap persentase hasil real count itu tidak berubah sampai penghitungan tingkat nasional. Karena itu pula, kami terus akan mengawal penghitungan suara tersebut," tandas Ketua DPW PKS Kalsel itu.
Ia menegaskan bahwa pengawalan suara itu merupakan tanggung jawab bersama koalisi `Merah Putih` atau partai politik (parpol) pendukung Prabowo - Hatta, bukan cuma PKS yang mendapat bagian untuk memobilisasi dan konsolidasi saksi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kalsel H Riswandi mengajak masing-masing pihak agar mematuhi peraturan perundang-undangan dalam penetapan pemenang pilpres dan pilwapres, jangan terpaku hasil quick count.
"Kita tunggu hasil penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dijadwalkan 22 Juli 2014. Kita patuhi bersama keputusan/penetapan KPU tersebut," ajak wakil rakyat yang menyandang gelar sarjana ilmu pemerintahan itu.
Pada kesempatan lain, Tim Pemenangan Jokowi - JK Provinsi Kalsel mengklaim kemenangan, baik secara nasional maupun untuk Bumi Perjuangan Pangeran Antasari yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut.
Namun, klaim kemenangan tersebut berdasarkan quick count, bukan pada real count, sebagaimana pengakuan Tasriq Usman, Wakil Ketua Tim Pemenangan Jokowi - JK Provinsi Kalsel.
Pilpres 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla./e
Editor: Asmuni Kadri
COPYRIGHT © ANTARA 2014 
 Prabowo Menang Tipis Di Kalsel
 
Rabu 23 Juli 2014, 07:41 WIB

Melihat Perbandingan Pilpres 2004, 2009 dan 2014

Jakarta -KPU sudah menetapkan hasil Pilpres 2014. Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (JK) dipastikan sebagai pemenang. Bagaimana hasil pemilu tahun ini bila dibandingkan dengan pemilihan langsung dua periode sebelumnya?
Sejak tahun 2004, Indonesia memiliki mekanisme baru dalam pemilihan presiden. Bila sebelumnya presiden ditentukan lewat suara wakil rakyat di DPR/MPR, maka tahun tersebut, RI-1 dan RI-2 ditentukan oleh suara rakyat langsung. Artinya, semua warga Indonesia berhak memilih pemimpinnya. Mereka yang datang dari berbagai kalangan ekonomi, profesi hingga daerah diperhitungkan suaranya.

Bagaimana hasilnya? Dalam Pilpres langsung pertama tersebut, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) menjadi pemenang. Mereka melewati dua tahapan pemilihan, sebelum akhirnya bisa mengalahkan lawan-lawannya.

Ada lima pasangan yang maju kala itu. Mereka adalah: Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati Soekarnoputri-Ahmad Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.
Di putaran pertama, SBY-JK unggul dengan 33,58 persen suara atau meraup 36.070.622. Tempat kedua adalah Megawati-Hasyim dengan perolehan suara 28.186.780 atau 26,24 persen. Karena tidak ada pasangan yang meraih suara lebih dari 50 persen pada putaran pertama, dua pasangan teratas kemudian bertarung di putaran kedua. Hasilnya SBY-JK menang telak dengan selisih cukup jauh yakni: 69.266.350 (60,62%) melawan 44.990.704 (39,38%).
Berselang lima tahun kemudian atau tahun 2009, SBY kembali maju sebagai calon presiden. Namun kali ini dia menggandeng pasangan berbeda, Boediono. Mantan wakilnya, Jusuf Kalla, berubah menjadi lawan karena maju bersama Wiranto. Satu lawan lagi yakni pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto.
Meski diikuti oleh tiga pasangan calon, Pilpres 2009 hanya berjalan satu putaran. Sebab, SBY-Boediono meraih suara signifikan dibandingkan dua pasangan lawannya. Kala itu, SBY-Boediono meraup suara 73.874.562 (60,80%), jauh meninggalkan lawannya Megawati-Prabowo yang meraih suara 32.548.105 (26,79%) dan JK-Wiranto 15.081.814 (12,41%).
Pilpres 2014 berlangsung dengan peserta yang lebih ramping. Hanya ada dua pasangan yang maju dalam pemilihan langsung, mereka adalah Joko Widodo-Jusuf Kalla melawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Hasilnya adalah: Jokowi-JK memperoleh 70.997.833 (53,15 persen). Sementara itu, pasangan nomor urut satu, Prabowo-Hatta, mendapat 62.576.444 (46,85 persen).
Melihat Perbandingan Pilpres 2004, 2009 dan 2014

Re-Post by MigoBerita / Kamis/09082018/11.10Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya